DISUSUN OLEH :
MALINDA FADLILAH
14201.09.17035
PROBOLINGGO
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Lumajang,
Mahasiswa
(.............................)
(..................................) (.....................................)
Kepala Ruangan
(...............................)
I. Anatomi Fisiologi
1. Otak
Otak terdiri dari otak besar yaitu disebut cerebrum, otak kecil disebut
cerebellum dan batang otak disebut brainstem.Beberapa karakteristik khas otak
orang anak yaitu mempunyai berat lebih kurang 2 % dari berat badan dan
mendapat sirkulasi darah sebanyak 20 % dari cardiac output dan membutuhkan
kalori sebesar 400 kkal setiap hari.
Otak mempunyai jaringan yang paling banyak menggunakan energi yang
didukung oleh metabolisme oksidasi glukosa.Kebutuhan oksigen dan glukosa otak
relatif konstan, hal ini disebabkan oleh 10 metabolisme otak yang merupakan
proses yang terus menerus tanpa periode istirahat yang berarti.Bila kadar oksigen
dan glukosa kurang dalam jaringan otak maka metabolisme menjadi terganggu
dan jaringan saraf akan mengalami kerusakan. Secara struktural,cerebrum terbagi
menjadi bagian korteks yang disebut korteks cerebri dan sub korteks yang disebut
struktural subkortikal.Korteks cerebri terdiri atas korteks sensorik yang berfungsi
untuk mengenal,interpretasi inpuls sensorik yang diterima sehingga individu
merasakan,menyadari adanya suatu sensasi rasa/indera tertentu.Korteks sensorik
juga menyimpan sangat banyak data memori sebagai hasil rangsang sensorik
selama manusia hidup.Korteks motorik berfungsi untuk memberi jawaban atas
rangsangan yang diterimanya.
Struktur Sub Kortikal :
a. Basal ganglia:melaksanakan fungsi motorik dengan merinci dan
mengkoordinasi gerakan dasar,gerakan halus atau gerakan trampil dan
sikap tubuh.
b. Talamus:merupakan pusat rangsang nyeri.
c. Hipotalamus:pusat tertinggi integrasi dan koordinasi sistem syaraf otonom
dan terlibat dalam pengolahan perilaku insting. Seperti
makan,minum,seks,dan motivasi.
d. Hipofise:bersama hipotalamus mengatur kegiatan sebagian besar kelenjar
endokrin dalam sintesa dan pelepasan hormon.
Cerebrum terdiri dari dua belahan yang disebut hemispherium cerebri dan
keduanya dipisahkan oleh fisura longitudinalis.Hemisperium cerebri terbagi
hemisper kanan dan kiri.Hemisper kanan dan kiri ini dihubungkan oleh bangunan
yang disebut corpus callosum.Hemisper cerebri dibagi menjadi lobus - lobus yang
diberi nama sesuai dengan tulang diatasnya,yaitu:
II. Definisi
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai
akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang
berlebihan, (Betz & Sowden, 2002). Kejang demam adalah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38ºC) yang disebabkan oleh
proses ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling
sering dijumpai pada anak terutama pada golongan anak berumur 6 bulan sampai 4
tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah mengalami
kejang demam (Ngastiyah, 2014). Jadi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh
yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral
yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.
Kejang Demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering ditemukan
pada anak, hal ini terutama pada rentang usia 4 bulan sampai 4 tahun. Kejang
demam merupakan gangguan transien pada anak-anak yang terjadi bersamaan
dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu gangguan neurologik yang paling
sering dijumpai pada masa kanak-kanak dan menyerang sekitar 4% anak. Pada
setiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda-beda, hal ini tergantung dari
tinggi serta rendahnya ambang kejang seorang anak. Anak dengan kejang rendah,
kejang dapat terjadi pada suhu 38ºC, tetapi pada anak dengan ambang kejang yang
tinggi kejang baru akan terjadi pada suhu 40ºC atau bahkan lebih (Sodikin, 2012).
Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38ºC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
(Widodo, 2011).
III. Etiologi
IV. Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah
menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan
dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran
yang sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium [K+ ] dan sangat sulit
dilalui oleh ion natrium [Na+ ] dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida [Cl+ ].
Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah,
sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan
konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial
membran yang disebut potensial membran dari neuron. Untuk menjaga
keseimbangan potensial membran di perlukan energi dan bantuan enzim Na-K ATP-
ase yang terdapat pada permukaan sel.
kebutuhan
oksigen
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan perjalanan patofisiologi dan manifestasi klinik yang muncul
maka diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan kejang
demam adalah:
a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit. Ditandai dengan :
Gelisah, Kejang, Kulit Kemerahan, Kulit terasa hangat, suhu di atas
normal
b. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan neorologis (gangguan
kejang) di tandai dengan Dispnea, penggunanan otot bantu napas,
takipnea.
c. Resiko cidera di buktikan dengan Terdapat ketidakamanna transportasi,
Perubahan orientasi afektif, Perubahan sensasi, Klien kejang,
Kolaborasi
i. kolaborasi pemberian
antipiretik, jika perlu
2 Pola Napas Pola napas membaik 1. Manajemen jalan napas
Tidak Efektif Dengan kriteri hasil : Observasi
berhubungan 1. Tidak ada dispnea a. Monitor pola napas
dengan 2. Tidak ada penggunaan otot (frekuensi, kedalaman,
neorologis bantu napas usaha napas)
gangguan kejang 3. Frekuensi napas normal b. Monitor bunyi napas
di tandai 4. Kedalaman napas membaik tambahan (mis. Gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi
kering)
Teraupetik
c. Posisikan semiflower
atau flower
d. Berikan minuman hangat
e. Lakukan fisioterapi dada
jika perlu
f. Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
g. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi
h. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspetoran,
mukolitik, jika perlu
3. Resiko cidera di Tingkat cidera menurun 1. Manajemen keselamatan
buktikan dengan Dengan kriteria hasil : lingkungan
1.Terdapat 1.Tidak ada kejadian cidera Observasi
ketidakamanna 2. Luka/lecet a. Identifikasi kebutuhan
transportasi 3. Tidak terjadi fraktur keselamatan (mis. Kondisi
2.Perubahan 4. Tekanan darah dalam batas fisik, fungsi kognitif, dan
orientasi afektif normal riwayat prilaku)
3.Perubahan b. Monitor status
sensasi keselamatan lingkungan
4.Klien kejang Teraupetik
c. Hilangkan bayaha
keselamatan lingkungan
(mis. Fisik, biologi, dan
kimia) jika
memungkinkan
d. Modifikasi lingkungan
untuk meminimalkan
bahaya dan resiko
Edukasi
e. Anjurkan individu,
kluarga dan kelompok
resiko tinggi bahaya
lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Betz Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC.
Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F.
Jakarta : EGC.
Arjatmo T.(2001). Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta : gaya baru
Hidayat A.A. 2009 Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika
Imaduddin K, Syarif I dan Rahmatini 2013 Jurnal Kesehatan Andalas: Gamabaran Elektrolit
dan Gula Darah Pasien Kejang Demam yang Dirawat Di Bangsal Anak
Judha M & Rahil H.N. 2011 Sistem Persarafan Dalam Asuhan Keperawatan.
Ngastiyah. 2014. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
PPNI. PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
DPP PPNI. PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan