Anda di halaman 1dari 7

Soal :

Buatlah rencana proses pengadaan Air Umpan Boiler (Boiler Feed Water), dari air
permukaan (air sungai), seperti pada gambar slide di bawah ini, mulai dari :

Proses penjernihan air sungai

Proses penghilangan ion2

(demineralizer atau ion exhanger)

Proses penambahan Inhibitor

Jelaskan gambar rancangan, cara kerjanya, dan fungsi tiap alat dan chemicaline yang dipakai

Sebagai bahan penunjang adalah slide kuliah Utilitas_3 tentang “Penyediaan Air Boiler”

Jawab :

Sistem Pengolahan Air Umpan Boiler adalah sistem yang terdiri dari beberapa
teknologi yang memenuhi kebutuhan pengolahan air umpan boiler. Mengolah air umpan boiler
sangat penting untuk boiler bertekanan tinggi dan rendah. Untuk itu dibutuhkan perawatan yang
benar dilaksanakan sebelum masalah terjadi seperti pengotoran, scaling, dan korosi yang sering
terjadi.
Sistem Pengolahan Air Umpan Boiler yang efisien dan dirancang dengan baik harus dapat :
 Mengolah air umpan boiler secara efisien dan menghilangkan kotoran berbahaya sebelum
memasuki boiler
 Kontrol kimia boiler internal
 Maksimalkan penggunaan kondensat uap
 Mengontrol korosi
 Hindari waktu henti pabrik dan kegagalan boiler
 Memperpanjang umur pemakaian boiler

Teknologi Sistem Pengolahan Air Umpan Boiler

Seperti disebutkan di atas, komponen yang tepat dari Sistem Pengolahan Air Umpan Boiler bergantung
pada kualitas air yang diambil sehubungan dengan kualitas makeup air yang diperlukan untuk boiler
spesifik (sesuai dengan rekomendasi pabrikan), tetapi secara umum, Teknologi Sistem Pengolahan Air
Umpan Boiler biasanya mencakup beberapa jenis :
 Filtrasi dan Ultrafiltrasi
 Pertukaran ion / Pelunakan, seperti Demineralisasi dan Water Softener
 Proses Membran seperti Reverse Osmosis
 Koagulasi / Pengendapan Kimia

Tergantung pada kotoran yang ada dalam air baku, kombinasi dari beberapa teknologi mungkin paling
sesuai dengan fasilitas dan sistem pengolahan anda, dan tergantung pada kebutuhan pabrik serta proses
di fabrikasi. Namun, jika instalasi membutuhkan sistem yang menyediakan sedikit lebih banyak
penyesuaian, mungkin ada beberapa fitur atau teknologi yang perlu ditambahkan.

Diagram pengolahan air sebagai berikut :

Untuk mendapatkan spesifikasi air sesuai dengan baku mutu yang ada maka dilakukan
pengolahan dengan beberapa tahap. Pengolahan yang dilakukan setelah pemompaan dari sungai
adalah penjernihan, penyaringan, desinfektasi, demineralisasi dan deaerasi.

1. Penjernihan (Clarification)
Bahan baku air diambil dari air sungai. Air sungai dialirkan dari daerah terbuka ke water intake
system yang terdiri dari screen dan pompa. Screen dipakai untuk memisahkan kotoran dan
benda-benda asing pada aliran suction pompa. Air yang tersaring oleh screen masuk ke
suction pompa dan dialirkan melalui pipa masuk ke unit pengolahan air. Air masuk ke dalam
bak sedimentasi untuk mengendapkan dan memisahkan lumpur yang mungkin terbawa,
yang dapat menyebabkan gangguan fouling di dalam proses penyediaan air bebas mineral.
Partikel yang besar dihilangkan dengan penyaringan, tetapi koloidal yang ada dilepas
melalui proses klarifikasi dalam penetralan dan penggumpalan (coagulation). Sebelum
dikeluarkan dilakukan injeksi larutan alum, soda kaustik dan kaporit. Jumlah aliran bahan
kimia yang masuk dikontrol secara otomatis sebanding dengan jumlah air yang masuk. Semua
air alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah pengotor. Kotoran ini dapat
digolongkan sebagai berikut:
a. Padatan yang terlarut
Zat-zat padat yang terlarut terdiri dari bermacam-macam komposisi mineral-mineral
seperti kalsium karbonat, magnesium karbonat, kalsium sulfat, magnesium sulfat, silika,
sodium klorida, sodium sulfat dan sejumlah kecil besi, mangan, florida, aluminium dan lain-
lain.
b. Gas-gas yang terlarut
Gas-gas yang terlarut biasanya adalah komponen dari udara walaupun biasanya jarang,
seperti hidrogen sulfida, metana, oksigen dan CO2.
c. Zat yang tersuspensi
Dapat berupa kekeruhan (turbidity) yang terjadi dari bahan organik, mikroorganik,
tanah liat dan endapan lumpur, warna yang disebabkan oleh pembusukan tumbuh-
tumbuhan dan lapisan endapan mineral seperti minyak.
Untuk menyempurnakan proses flokulasi dan penjernihan, digunakan bahan kimia koagulasi
yaitu :
 Larutan Alum (Aluminium Sulfat atau Al2(SO4)3)
Berupa tepung berwarna putih, dapat larut dalam air, stabil dalam udara, tidak mudah
terbakar, tidak dapat larut dalam alkohol dan dapat dengan cepat membentuk gumpalan.
Alum berfungsi untuk membentuk gumpalan dari partikel yang tersuspensi dalam air. Bila
alum dikontakkan dengan air maka akan terbentuk aluminiumhidroksida (Al(OH)3) dan
asam sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Gumpalan Al(OH)3 yang berupa koloid akan mengendap bersama kotoran lain yang
terikut ke dalam air dan H2SO4 yang akan mengakibatkan air bersifat asam. Pembentukan
flok terbaik pada pH 6,5 – 7,5. Jumlah alum yang diinjeksikan sebanyak 0,06 % dari air
umpan dengan konsentrasi 26 % volume.
 Soda kaustik (NaOH)
Soda kaustik berfungsi untuk menetralkan air akibat penambahan alum. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:

Jumlah soda abu yang diinjeksikan sebanyak 0,05% dari air umpan dengan konsentrasi
40% volume.

 Kaporit
Tujuan utama penambahan kaporit adalah untuk mematikan mikroorganisme dalam air.
Di samping itu juga untuk mencegah tumbuhnya lumut pada dinding Clarifier yang akan
mengganggu proses selanjutnya. Jumlah kaporit yang diinjeksikan sebanyak 1,2 % dari
umpan dengan konsentrasi 30 % volume.
2. Penyaringan (Filtration)
Air yang dipersiapkan sebagai bahan baku untuk proses pertukaran ion (ion exchanger)
harus disaring untuk mencegah fouling di penukar ion yang disebabkan oleh kotoran yang
terbawa. Sejumlah kotoran yang terbawa dikoagulasikan pada proses penjernihan. Bahan akan
dihilangkan termasuk bahan organik, warna dan bakteri. Selama operasi dari filter, kotoran
yang masih terbawa pada air setelah mengalami proses penjernihan akan terlepas oleh filter
dan terkumpul pada permukaan bed. Backwash filter secara otomatis terjadi bila hilang tekan
tinggi (high pressure drop) tercapai (sekitar 0,5 bar) atau waktu operasi (duration time)
tercapai. Larutan kaustik diinjeksikan melalui pipa dari sand filter untuk mengatur pH dari
produk air filter yang masuk ke tangki penyimpanan air filter. Untuk mencegah tumbuhnya
mikroorganisme yang ada dalam air filter dilakukan injeksi kaporit. Dari tangki air filter, air
didistribusikan ke menara pendingin, perumahan dan unit demineralisasi.
3. Demineralisasi
Fungsi dari demineralisasi adalah untuk membebaskan air dari unsur-unsur silika, sulfat, klorida
dan karbonat dengan menggunakan resin. Air yang telah mengalami proses ini disebut air
demin (deionized water). Sistem demineralisasi disiapkan untuk mengolah air filter dengan
penukar ion (ion exchanger) untuk menghilangkan padatan yang terlarut dalam air dan
menghasilkan air demin sebagai air umpan ketel (boiler feed water) untuk membangkitkan
steam. Untuk keperluan air umpan boiler, tidak cukup hanya air bersih sehingga masih perlu
diperlakukan lebih lanjut dengan cara penghilangan kandungan mineral yang berupa garam-
garam terlarut. Garam terlarut di dalam air berikatan dalam bentuk ion positif (cation) dan
negatif (anion). Ion-ion tersebut dihilangkan dengan cara pertukaran ion di alat penukar ion
(Ion Exchanger).
Mula-mula air bersih (Filtered Water) dialirkan ke Cation Exchanger yang diisi resin cation yang
akan mengikat cation dan melepaskan ion H+. Selanjutnya air mengalir ke Anion Exchanger
dimana anion dalam air bertukar dengan ion OH dari resin anion. Pada Anion Exchanger
dihasilkan H2O sehingga air demin selalu bersifat netral. Air keluar dari Anion Exchanger
hampir seluruh garam terlarutnya telah diikat. Air demin yang dihasilkan kemudian
disimpan di tangki penyimpanan (Demin Water Storage). Setiap periode tertentu, resin yang
dioperasikan untuk pelayanan akan mengalami kejenuhan dan tidak mampu mengikat
kation/anion secara optimal. Untuk itu perlu dilakukan penyegaran / pengaktifan kembali
dengan cara regenerasi. Regenerasi resin dilakukan dengan proses kebalikan dari operasi
service. Resin cation diregenerasi menggunakan larutan H2SO4 sedangkan resin anion
menggunakan larutan NaOH.
Reaksi yang terjadi di ion exchanger :
 Cation Exchanger

( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

Apabila resin sudah jenuh pencucian dilakukan dengan menggunakan larutan H2SO4 4 %. Reaksi
yang terjadi saat regenerasi adalah :

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

 Anion Exchanger
( ) ( ) ( ) ( ) ()

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ()

( ) ( ) ( ) ( ) ()

Apabila resin sudah jenuh dilakukan dengan pencucian menggunakan larutan NaOH 40 %. Reaksi
yang terjadi pada waktu regenerasi adalah :

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ( ) ( ) ( )
DAFTAR PUSTAKA

(Adang, P. 2001. Technical Training Proses Pembentukan Steam)

http://fisika-utility.blogspot.com/.

Anda mungkin juga menyukai