Pembersihan PDF
Pembersihan PDF
ANGKATAN LXXIII
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesi Apoteker
ANGKATAN LXXIII
ii
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 25 Juni 2012
iii
iv
Penulis
vi
vii
LAMPIRAN .................................................................................................... 74
viii
ix
Tabel 3.1 Tabel 3.1 ProdukSediaan Solid Produksi PT. SOHO Industri
Pharmasi ........................................................................................... 102
Tabel 3.2 Produk Sediaan Semi Solid Produksi PT. SOHO Industri
Pharmasi ........................................................................................... 103
Tabel 3.3 Produk Sediaan Likuid Produksi PT. SOHO Industri Pharmasi ......... 103
Tabel 3.4 Produk Toll Out PT. SOHO Industri Pharmasi .................................. 104
Tabel 3.5 Produk Toll In PT. SOHO Industri Pharmasi ..................................... 104
Tabel 3.6 Produk Lisensi PT. SOHO Industri Pharmasi .................................... 104
ANGKATAN LXXIII
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................... 2
LAMPIRAN ............................................................................................... 24
ii
iii
iv
1.2 Tujuan
Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk review prosedur pembersihan
Holding Tank yang terdapat di Non Solid Production Sub Departemen PT. SOHO
Industri Pharmasi.
Universitas Indonesia
2.2 Pembersihan
Pembersihan merupakan pengendalian yang terencana terhadap bahan
baku, proses produksi, peralatan, lingkungan produksi, dan personel. Pembersihan
bertujuan untuk menghindarkan pencemaran produk atau penurunan mutu obat
karena tercampur oleh bahan lain (adulteration) karena pencemaran silang adalah
salah satu penyebab utama yang mengakibatkan cacat mutu (quality deffect) dan
penarikan kembali selain itu merupakan risiko yang sangat besar terhadap pasien
apabila bahan pencemar berpotensi tinggi.
Pembersihan mesin dan peralatan merupakan rangkaian kegiatan
pembersihan mesin dan alat yang digunakan untuk proses produksi hingga mesin
dan alat bebas dari sisa bahan-bahan produksi, debu, lemak, protein, garam,
kalsium, laktosa, bakteri dan jamur, karat, cat yang terkelupas, serta kotoran lain
yang memungkinkan terjadinya kontaminasi. Pembersihan mesin dan alat
bertujuan agar peralatan yang digunakan dalam proses produksi terjaga
kebersihannya sehingga dapat digunakan secara optimal, kegiatan produksi dapat
berjalan dengan baik, dan kualitas produk tetap terjaga. Kebersihan mesin dan alat
sebelum digunakan untuk proses produksi, perlu dilakukan pengawasan,
terutama bagian yang kontak produk.
Dalam ruang produksi tidak diperbolehkan menggunakan mesin dan alat
yang terbuat dari bahan seperti kaca dan kayu. Hal ini dikarenakan bahan tersebut
dapat menyebabkan pencemaran bila rusak atau pecah. Mesin dan alat produksi
yang bersentuhan langsung dengan bahan, seperti pipa penghubung, pompa, dan
unit-unit alat proses sebaiknya terbuat dari stainless steel sehingga mudah
dibersihkan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2) Intermediate rinse
Intermediate rinse merupakan tahapan pembilasan NaOH 30% dengan
rinse water suhu 70-80ºC.
3) Acid
Proses ini bertujuan untuk menghilangkandeposit mineral, Fe, dan
bakteri yang bersifat basa dengan menggunakan HNO3 30% suhu 70-
80 ºC.
4) Acid rinse
Pembilasan acid dengan menggunakan air suhu 70-80 ºC.
5) Fresh water
Pembilasan terakhir dengan menggunakan purified water.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
tahan korosi (karat). Secara luas digunakan dalam industri kimia, obat, makanan
dan minuman, serta industri lainnya yang memerlukan ketahan korosi dan
hygienis. Stainless steel didapat dengan menambahkan unsur Chromium (Cr) pada
baja (minimum sejumlah 12%). Unsur Cr ini akan bereaksi dengan oksigen yang
ada di udara (atmosfir) dan membentuk lapisan Cr-oksida yang sangat tipis
dipermukaan logam. Lapisan tipis ini kedap dan kuat sehingga berfungsi sebagai
tembok yang melindungi permukaan logam dibawahnya, lapisan tersebut akan
mencegah proses korosi (karat) berkelanjutan. Lapisan Cr-oksida ini dapat
dikatakan bersifat permanen, karena jika lapisan tersebut rusak (misalnya akibat
goresan), maka akan segera terbentuk lapisan Cr-oksida yang baru.
Stainless steel terdapat 4 kelompok, yaitu austenitic, ferritic, martensitic,
dan duplex.
2.4.1.1 Austenitic
Austenitic memiliki kandungan Ni lebih dari 7% yang mengakibatkan
terbentuknya struktur austenit dan memberikan sifat ulet (ductile). Stainless Steel
304, 304L, 316, 316L termasuk ke dalam type ini. Stainless Steel austenitic
bersifat non magnetic. Kelompok ini paling banyak ditemukan dalam aplikasi
sehari-hari, seperti peralatan rumah tangga; tangki; pipa; dan lainnya.
2.4.1.2 Ferritic
Ferritic memiliki sifat yang mendekati baja umum (mild steel) tetapi
memiliki ketahanan korosi yang lebih baik. Kelompok ini terdapat dua tipe, yaitu
tipe Chromium 12% dan tipe Chromium 17%. Chromium 12% paling banyak
digunakan dalam aplikasi structural, sedangkan Chromium 17% umumnya
digunakan pada aplikasi peralatan rumah tangga; boiler; mesin cuci dan benda-
benda arsitektural.
2.4.1.3 Martensitic
Martensitic mengandung 11–13% Chromium. Tipe ini memiliki kekuatan
dan kekerasan yang tinggi dengan ketahanan korosi yang moderate. Aplikasi
terbanyak adalah untuk turbine blade dan pisau.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Berdasarkan tipe putaran, spray ball terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Perigon 360o
Sprayball tipe ini dapat berputar 360o dengan tujuan untuk dapat
memberikan pemerataan cairan pembersih untuk seluruh permukaan dalam
tangki.
b. Semi-sudut 180o
Sprayball tipe ini dapat berputar 180o. Dalam memaksimalkan pembersihan
total seluruh permukaan, sprayball dapat dipasangkan pada bagian atas dan
bawah tangki.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
mengakibatkan cacat mutu (quality deffect), penarikan kembali produk, dan dapat
menimbulkan risiko terhadap pasien apabila bahan pencemar berpotensi tinggi.
Prosedur tetap pembersihan mencakup tujuan, ruang lingkup, tanggung
jawab, definisi, referensi, lampiran, pedoman kerja, sejarah revisi, perhatian, masa
berlaku, dan rencana peninjauan kembali.
Prosedur tetap pembersihan peralatan harus memiliki nomor dokumen
yang jelas untuk mempermudah penelusuran dan pencarian dokumen. Selain itu,
setiap revisi atau perubahan yang dilakukan terhadap prosedur tetap juga harus
dicatat dengan jelas tanggal revisi dilakukan.
Pada bagian depan prosedur tetap terdapat “approval page” yang berisikan
persetujuan dari pihak-pihak terkait bahwa prosedur tetap dapat digunakan untuk
melaksanakan pembersihan serta persetujuan bahwa hasil pembersihan
menunjukkan peralatan bersih dan bebas dari kontaminasi. Pihak-pihak yang
wajib menandatangani approval page adalah supervisor produksi sebagai pembuat
prosedur tetap; kepala departemen produksi sebagai pemeriksa prosedur tetap; dan
disetujui oleh manager produksi.
Prosedur tetap pembersihan harus memiliki tujuan dan ruang lingkup yang
jelas. Selain itu juga harus memiliki tanggung jawab semua personel yang terlibat
dalam pelaksanaan pembersihan. Adapun tanggung jawab masing-masing
personel yang terlibat dalam pembersihan antara lain sebagai berikut.
a. Memastikan bahwa prosedur dilakukan dengan tepat dan benar
b. Memastikan bahwa data pembersihan dicatat secara akurat
c. Memastikan bahwa semua data ditandatangani dan diberi tanggal.
d. Untuk setiap lembar data sheet, diisi dengan menggunakan pena/pulpen.
e. Setelah setiap lembar data dilengkapi, diberi tanda tangan dan tanggal
dengan menggunakan pena tinta.
Pada prosedur tetap juga terdapat definisi, referensi, dan lampiran untuk
memperjelas prosedur tetap agar tidak terjadi kesalahan pada saat pelaksanaan
pembersihan. Lampiran dibuat dalam bentuk gambar dan diberikan keterangan
mengenai bagian-bagian dari peralatan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
dengan seal karet untuk mencegah kebocoran produk dan mencegah masuknya
udara sehingga dapat mencegah terjadinya kontaminasi selama penyimpanan.
Holding Tank juga dilengkapi dengan sprayball. Sprayball adalah bola yang dapat
berputar secara horizontal yang memiliki lubang-lubang kecil sehingga larutan
pembersih yang keluar tersebut dapat menjangkau seluruh bagian dalam tangki.
Sprayball ini praktis digunakan pada saat dilakukan pembersihan Holding Tank.
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
18
(mayor) maupun bagian luar yang tidak kontak langsung dengan larutan produk
likuid (minor).
Bagian dalam Holding Tank merupakan bagian utama yang paling penting
diperhatikan karena dapat menyebabkan kontaminasi larutan produk likuid
sebelumnya (mayor). Area kritis bagian dalam Holding Tank, meliputi pipa input
transfer, agitator, valve pada pipa pengosong tangki, dan sprayball.
a. Pipa input transfer
Pipa input transfer merupakan bagian perantara masuknya larutan produk
likuid ke dalam Holding Tank. Pipa input transfer ini memiliki lubang yang
menghadap langsung ke arah dinding Holding Tank. Desain seperti ini untuk
alasan mencegah atau meminimalkan timbulnya busa / buih pada saat transfer.
Namun disisi lain, desain pipa transfer tersebut dapat mempersulit pengamatan
kebersihan pipa input transfer hasil pembersihan.
b. Agitator
Agitator memiliki dua tingkat baling-baling yang terpasang horizontal,
dimana masing-masing tingkat memiliki dua baling-baling. Baling-baling agitator
yang terpasang horizontal ini memungkinkan larutan produk likuid menempel
pada area tersebut. Pembersihan baling-baling agitator tidak terlalu sulit karena
tidak terdapat celah ataupun lubang. Namun pengecekan kebersihan baling-baling
agitator sukar diamati terutama bagian dasar bawah baling-baling, baik pada
baling-baling tingkat atas maupun tingkat bawah. Pembersihan baling-baling
agitator dapat dimaksimalkan dengan cara menyemprotkan larutan pembersih ke
area tersebut dengan menggunakan jet pump.
c. Valve
Berbagai jenis ukuran Holding Tank memiliki tipe valve yang berbeda. Pada
Holding Tank ukuran kecil (120 L, 150 L, 400 L, 500 L, dan 700 L) serta Holding
Tank ukuran 1000 L memiliki valve tipe butterfly. Sedangkan Holding Tank 2500
L memiliki valve tipe diafragma. Perbedaan tipe valve tersebut dapat
mempengaruhi tingkat kesulitan pembersihan yang berbeda pula. Valve tipe
butterfly lebih mudah dibersihkan daripada valve tipe diafragma. Hal tersebut
dikarenakan valve tipe butterfly memiliki desain lebih sederhana dibandingkan
dengan valve tipe diafragma.
Universitas Indonesia
d. Sprayball
Sprayball juga perlu diperhatikan kebersihannya. Sprayball memiliki
lubang-lubang kecil sebagai tempat keluarnya larutan pembersih. Meskipun
sprayball tidak kontak langsung dengan larutan produk likuid, namun sprayball
berada pada bagian dalam Holding Tank sehingga larutan produk likuid dapat
masuk ke dalam melalui lubang-lubang sprayball pada saat agitator dijalankan.
Sprayball mudah dibersihkan dengan cara menjalankan putarannya dan
mengalirkan larutan pembersih. Sprayball bisa dilepas untuk dibersihkan.
Selain bagian dalam Holding Tank, bagian luar Holding Tank juga terdapat
area kritis, yaitu karet penutup tangki, kunci penutup tangki, motor agitator, dan
hose nipple pipa transfer. Pada area-area tersebut, terdapat celah yang dapat
menyebabkan debu / kotoran masuk ke dalam. Pembersihan dilakukan dengan
menggunakan lap khusus mesin (wypall). Namun bila pembersihan belum
maksimal, dapat dilakukan penyemprotan compress air ke area-area tersebut.
Analisis risiko Holding Tank dapat dilihat pada Lampiran 1.
Setelah membandingkan prosedur pembersihan yang telah ada dengan
peninjauan pelaksanaan pembersihan dan analisis risiko, maka perlu dilakukan
perubahan prosedur pembersihan Holding Tank. Alasan utama dilakukan
perubahan prosedur pembersihan adalah metode pembersihan yang telah ada tidak
dapat menghilangkan residu zat aktif, seperti ekstrak Curcuma, β-caroten, dan
beberapa ekstrak lainnya. Bahan aktif tersebut dapat meninggalkan residu yang
sulit dibersihkan berupa kerak berwarna kuning, akibat penyimpanan di dalam
Holding Tank dalam waktu cukup lama. Hal ini terlihat jelas pada saat
pengamatan yang dilakukan setelah pembersihan Holding Tank. Meskipun
prosedur pembersihan yang telah ada tidak dapat menghilangkan residu zat aktif
secara absolut, tetapi metode pembersihan tersebut telah terbukti mampu
menghilangkan residu zat aktif hingga batas yang dapat diterima. Namun
demikian, Non Solid and Extraction Production Sub Departement berusaha
mengembangkan metode pembersihan agar bahan aktif tersebut tidak
meninggalkan residu pada Holding Tank. Salah satu perubahan metode
pembersihan Holding Tank adalah pembersihan dilakukan dengan menggunakan
cleaning agent, yaitu NaOH 0,1M. Cleaning agent tersebut terpilih karena pada
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
Dari hasil review prosedur pembersihan Holding Tank di Non Solid
Production Sub Departemen PT. SOHO Industri Pharmasi, maka diperoleh
perubahan prosedur pembersihan. Perubahan tersebut, yaitu penggunaan cleaning
agent (NaOH 0,1M); serta peralatan jet pump dan compress air.
5.2 Saran
a. Perlu dilakukan standarisasi dan validasi prosedur tetap pembersihan
Holding Tank untuk menjamin agar prosedur tetap pembersihan Holding
Tank dapat mencegah terjadinya kontaminasi produk.
b. Perlu dilakukan pelatihan (training) mengenai cara pembersihan Holding
Tank kepada seluruh operator Non Solid Production Sub Departemen PT.
SOHO Industri Pharmasi agar pelaksanaan pembersihan Holding Tank
seragam oleh tiap operator.
22
Badan POM. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta.
Buckley, David. 2008. Risk Analysis ISPE Indonesia 2nd conference yang diakses
pada tanggal 25 agustus 2011.
Buckley, David. 2008. Using the ICH Risk Analysis tools ISPE Indonesia 2nd
conference yang diakses pada tanggal 27 agustus 2011.
GMP Center. 2011. Pedoman CPOB (GMP Pharma): Sanitasi & Higiene.
http://gmpcenter.wordpress.com/2011/03/12/pedoman-cpob-gmp-pharma-
sanitasi-higiene/ yang diakses pada tanggal 26 Agustus 2011
World Healt Organization. 2006. WHO Technical Report Series No. 937, Annex 4
yang diakses pada tanggal 26 Agustus 2011.
23
No. Nama Bagian Mesin Penggolongan Mesin dilihat dari Tingkat Kemudahan Risiko yang Jenis Risiko Solusi Tindakan
Pembersihan dan Pengecekannya Diprediksi yang Harus
Mudah Mudah Tidak Bisa / akan Terjadi Minor / Mayor Jangka Jangka Dilakukan
Dibersihkan, Dibersihkan, Sukar (Mayor = pasti Pendek Panjang Jika Tidak
tetapi Sukar tetapi Tidak Dibersihkan akan Ada Solusi
Dicek Bisa Dicek dan Tidak Bisa mengontaminasi
Kebersihannya Kebersihannya Dicek produk)
(Masih Bisa Kebersihannya
Dicek
Kebersihannya)
1. Pipa Transfer Input N.A. √ N.A. Bisa Mayor Lubang N.A. N.A.
menyebabkan tersebut harus
kontaminasi di semprot /
dari produk dialirkan
sebelumya melalui
yang lubang
menempel di dengan air
dalam pipa dan dibilas
purified
water hingga
bersih
No. Nama Bagian Mesin Penggolongan Mesin dilihat dari Tingkat Kemudahan Risiko yang Jenis Risiko Solusi Tindakan
Pembersihan dan Pengecekannya Diprediksi yang Harus
Mudah Mudah Tidak Bisa / akan Terjadi Minor / Mayor Jangka Jangka Dilakukan
Dibersihkan, Dibersihkan, Sukar (Mayor = pasti Pendek Panjang Jika Tidak
tetapi Sukar tetapi Tidak Dibersihkan akan Ada Solusi
Dicek Bisa Dicek dan Tidak Bisa mengontaminasi
Kebersihannya Kebersihannya Dicek produk)
(Masih Bisa Kebersihannya
Dicek
Kebersihannya)
2. Baling-baling agitator N.A. N.A. √ Bisa Mayor Area tersebut N.A. N.A.
menyebabkan disemprot
kontaminasi dengan air
dari produk dan purified
sebelumya water
yang tertinggal menggunakan
pada bagian jet pump
baling-baling. hingga bersih
No. Nama Bagian Mesin Penggolongan Mesin dilihat dari Tingkat Kemudahan Risiko yang Jenis Risiko Solusi Tindakan
Pembersihan dan Pengecekannya Diprediksi yang Harus
Mudah Mudah Tidak Bisa / akan Terjadi Minor / Mayor Jangka Jangka Dilakukan
Dibersihkan, Dibersihkan, Sukar (Mayor = pasti Pendek Panjang Jika Tidak
tetapi Sukar tetapi Tidak Dibersihkan akan Ada Solusi
Dicek Bisa Dicek dan Tidak Bisa mengontaminasi
Kebersihannya Kebersihannya Dicek produk)
(Masih Bisa Kebersihannya
Dicek
Kebersihannya)
3. Valve / kran √ N.A. N.A. Bisa Mayor Pengunci N.A. N.A.
menyebabkan dilepas
kontaminasi terlebih
dari produk dahulu,
sebelumya kemudian
yang disemprot
menempel di dengan air
dalam dan dibilas
lubang/celah purified
dan karet water hingga
pengunci bersih
menggunakan
jet pump
No. Nama Bagian Mesin Penggolongan Mesin dilihat dari Tingkat Kemudahan Risiko yang Jenis Risiko Solusi Tindakan
Pembersihan dan Pengecekannya Diprediksi yang Harus
Mudah Mudah Tidak Bisa / akan Terjadi Minor / Mayor Jangka Jangka Dilakukan
Dibersihkan, Dibersihkan, Sukar (Mayor = pasti Pendek Panjang Jika Tidak
tetapi Sukar tetapi Tidak Dibersihkan akan Ada Solusi
Dicek Bisa Dicek dan Tidak Bisa mengontaminasi
Kebersihannya Kebersihannya Dicek produk)
(Masih Bisa Kebersihannya
Dicek
Kebersihannya)
4. Sprayball N.A. √ N.A. Bisa Mayor Lubang Sebaiknya N.A.
menyebabkan tersebut harus dilepas
kontaminasi di semprot / karena tidak
dari produk dialirkan berfungsi
sebelumya, melalui dengan baik
karena terdapat lubang
lubang-lubang dengan air
kecil dan celah dan dibilas
yang purified
memungkinkan water hingga
produk dapat bersih
menempel dan
masuk ke
dalam.
Lampiran 2.
Prosedur Tetap Pembersihan Holding Tank
PEDOMAN KERJA
WORKING PROCEDURE
No. Dokumen :
No. Revisi :
Prosedur Pembersihan Holding
Tanggal Berlaku :
Tank 1000 L
Tanggal Peninjauan
(Cleaning Procedure of Holding :
Kembali
Tank 1000 Litres)
Menggantikan Dok. :
Halaman :
Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disahkan oleh:
Prepared By: Checked By: Approved By:
Non Solid & Extraction Non Solid & Extraction Quality Assurance Dept Head
Processing Section Head Production Sub Dept Head
1. TUJUAN
OBJECTIVE
1.1 Memberikan petunjuk pembersihan Holding Tank secara tepat dan benar.
1.2 Menjaga kondisi Holding Tank agar tetap terpelihara dan terhindar dari kerusakan.
1.3 Mencegah terjadinya kontaminasi produk.
2. RUANG LINGKUP
SCOPE
2.1 Pharmaceutical Production Department
3. TANGGUNG JAWAB
RESPONSIBILITY
3.1 Non Solid and Extraction Production Sub Department Head
3.2 Liquid Process Section Head
4. DEFINISI : N.A
DEFINITION
5. REFERENSI : N.A
REFERENCE
6. LAMPIRAN : N.A
ANNEXURE
7. PEDOMAN KERJA :
WORKING INSTRUCTION
Kran
Pengosongan
Tangki
Universitas Indonesia
Pipa
Transfe
Sprayball
Gambar 3. Sprayball
7.3.1 Tutup rapat pintu penutup tangki (bagian atas).
7.3.2 Pembersihan bagian Sprayball dengan air PAM
7.10.2.1 Buka (putar) saluran air PAM
7.10.2.2 Jalankan sprayball selama 5 menit. Setelah 5 menit, matikan
sprayball.
7.3.3 Pembilasan bagian Sprayball dengan purified water
7.10.3.1 Buka (putar) saluran purified water
7.10.3.2 Jalankan sprayball selama 5 menit. Setelah 5 menit, matikan
sprayball.
7.4 Pembersihan holding tank dengan agitator
Universitas Indonesia
Gambar 4. Agitator
7.4.1 Isi tangki dengan air PAM hingga baling-baling Agitator bagian
paling atas terendam. Jalankan agitator selama 5 menit. Setelah 5
menit, matikan agitator. Buka kran (valve) pengosongan tangki untuk
membuang air bekas pencucian sampai kosong. Tutup kran (valve)
pengosongan tangki.
7.4.2 Ulangi sekali lagi langkah 7.4.1 atau sampai air PAM yang diisikan
tidak berwarna.
7.4.3 Lakukan pembilasan. Isi tangki dengan purified water hingga baling-
baling Agitator bagian paling atas terendam. Jalankan agitator selama
5 menit. Setelah 5 menit, matikan agitator. Buka kran (valve)
pengosongan tangki untuk membuang air bekas pencucian sampai
kosong. Tutup kran (valve) pengosongan tangki.
7.5 Bila pada pembersihan masih terdapat noda yang sulit dibersihkan, maka lakukan
pembersihan dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 M dengan cara dilap
menggunakan mop.
7.6 Pembersihan Holding Tank Bagian Luar
7.6.1 Bersihkan bagian luar tangki dengan lap khusus mesin (kain Polymon)
yang telah dibasahi dengan air PAM. Apabila terdapat pengotoran dari
produk, dapat menggunakan cairan nobla.
7.6.2 Bersihkan bagian luar tangki dengan lap khusus mesin (kain Polymon)
yang telah dibasahi dengan purified water untuk pembersihan akhir.
7.6.3 Tempelkan label “BERSIH” pada permukaan luar tangki.
8. DISTRIBUSI
DISTRIBUTION
8.1 Corporate System Compliance Department Head:
Dokumen Asli
Salinan bercap ”Controlled Copy” berwarna biru
Didistribusikan kepada:
8.2 Pharmaceutical Production Dept Head
8.3 Liquid Process Section Head
Universitas Indonesia
9. PERHATIAN
CAUTION
9.1 Bila ada hal-hal yang tidak dimengerti mengenai Prosedur Sistem Mutu / Pedoman
Kerja ini, maka pelaksana yang bersangkutan wajib untuk meminta keterangan dari
atasan langsung sampai prosedur tersebut dimengerti dan dijalankan dengan baik.
9.2 Bila didapat atau diperlukan adanya perubahan, perbaikan atau pengurangan terhadap
Prosedur Sistem Mutu / Pedoman Kerja ini, maka untuk mendapatkan peningkatan
mutu, yang bersangkutan wajib dan dimohon untuk membuat usulan dengan mengisi
formulir Usulan Perubahan Dokumen (FPSM 4-02-00/01).
Universitas Indonesia
GAMBAR
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia