Beliau merupakan komandan TNI AD yang lahir pada tahun 19 Juni 1922 di
Purworejo.
Pembantaian terhadapnya disebabkan beliau sangat menentang keberadaan
faham komunis di tanah air.
Kemudian beliau diculik dari tempat tinggalnya lalu dibantai di Lubang Buaya.
2. Letnan Jenderal Anumerta Suprapto
Letnan Jenderal TNI Anumerta atau Mas Tirtodarmo Haryono (MT Haryono)
lahir di Surabaya, 20 Januari 1924.
Letjend yang mengerti 3 bahasa asing ini juga diculik pada saat hari kejadian.
Kemudian dibantai di Lubang Buaya.
Pahlawan Center ()
Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen, 23
Agustus 1922.
Beliaujuga diculik di rumahnya dan dibantai di Lubang Buaya.
Para penculik mengatakan Mayjen Sutoyo dipanggil oleh Presiden Republik
Indonesia pertama Ir. Soekarno, tapi ternyata itu bohong.
7. Kapten Pierre Tendean
Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean lahir 21 Februari 1939.
Meninggalnya masih sangat terlalu muda, yakni umur 26 tahun.
Beliau merupakan pahlawan revolusi satu-satunya yang tak berpangkat
jenderal namun memiliki keberanian yang membara.
Berkat keberaniannya, atasan beliau dapat lolos dengan mengakui diri
sebagai A.H. Nasution.
Kapten Pierre Tendean dibunuh lalu dibantai di Lubang Buaya.
Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Satsuit Tubun (KS Tubun) lahir di
Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928.
Beliau adalah satu-satunya perwira selain anggota TNI yang menjadi korban
pembantaian PKI.
Saat peristiwa berlangsung, beliau merupakan ajudan dari Johanes Leimena
yang saat itu merupakan menteri di kabinet Soekarno.
Pak Leimena ternyata adalah tetangga dari Jenderal A.H. Nasution yang
merupakan target PKI.
KS Tubun yang mendengar keributan pada saat PKI mengepung rumah A.H.
Nasution lalu melepas tembakannya.
Namun sayang, jumlah anggota PKI yang terlalu banyak membuat KS Tubun
pun gugur seketika setelah peluru menembuh tubuhnya.