Anda di halaman 1dari 71

RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 0

RENCANA STRATEGIS

DINAS PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
KABUPATEN KARAWANG
TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG


DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
Alamat Kantor : Jalan. A. Yani Nomor 10, Komplek Islamic
Center Masjid Al-Jihad Karawang.
e-mail: dpppa.kabkrw@gmail.com
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rencana strategis (Renstra) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak merupakan dokumen perencanaan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak untuk periode 5 (lima) tahun yang berisi tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif.
Proses penyusunan renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
meliputi: (1) Persiapan Penyusunan Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak; (2) Penyusunan rancangan Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak; (3) Penyusunan Rancangan Akhir Renstra Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak; dan (4) penetapan Renstra Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
Merujuk Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) diwajibkan untuk menyusun rencana pembangunan jangka menengah yang
disebut Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi
Satuan Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat
indikatif.
RPJM-D Kabupaten Karawang Karawang tahun 2016 – 2021 merupakan rencana
pembangunan berskala kabupaten yang juga merupakan tolak ukur penilaian kinerja
Kepala Daerah dan juga merupakan wahana untuk menyatukan pandangan dan derap
langkah seluruh lapisan masyarakat dan segenap komponen di Kabupaten Karawang
dalam melaksanakan prioritas pembangunan selama lima tahun kedepan.
Sebagai penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Karawang tahun 2016-2021 yang selanjutnya dioperasionalkan melalui
konsolidasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), disusun Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(DPPPA) Kabupaten Karawang ini disusun melalui proses analisa potensi, permasalahan
serta memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Hal ini diperoleh melalui proses
rapat-rapat internal dan rapat kerja daerah yang setiap tahun dilaksanakan sebagai forum
evaluasi dan perencanaan program tahunan.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 2

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang


sebagai salah satu OPD yang dibentuk pada tahun 2016 berdasarkan Peraturan daerah
no 14 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Karawang. Dikukuhkan pada tanggal 29 Desember 2016, dan pengukuhan sebagian
personel pada tanggal 29 Desember 2016, Operasional dimulai pada tanggal 3 Januari
2017.
Dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak mengakomodir kebijakan yang ada dalam RPJM-D serta ide dasar visi,
misi dan strategi yang tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak 2016-2021 berisi rencana pembangunan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini juga disusun
dengan mengacu kepada Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Barat 2013-2018 dan Renstra Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) Republik Indonesia, selanjutnya dijabarkan
dalam dokumen Rencana Kerja (Renja) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Karawang yang disusun setiap tahun mulai tahun 2016
sampai dengan 2021. Renstra DP3A Kabupaten Karawang ini merupakan lanjutan dari
Renstra BKBPP Tahun 2010-2015, dimana Renstra tersebut disusun disaat DP3A masih
merupakan Bidang pada BKBPP.
Dengan mengacu kepada hal-hal tersebut di atas, maka dalam Renstra DP3A
direncanakan pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang
membangun peran serta perempuan dan anak sebagai perwujudan perempuan dan anak
karawang yang mandiri, sehat dan sejahtera. Peningkatan kualitas kehidupan dan
peran perempuan dalam pembangunan sangat diperlukan, karena kualitas
kehidupan perempuan sampai sa at ini masih lebih rendah dibandingkan
dengan laki-laki, demikian juga dengan anak yang merupakan generasi
penerus bangsa kualitas dan perlindungannya masih perlu ditingkatkan.
Selain itu membangun komitmen bersama untuk mengatasi masalah
masalah yang dihadapi perempuan dalam menghapuskan kendala -kendala
yang menghalangi terwujudnya Kesetaraan dan keadilan gender dan banyaknya
kasus yang muncul ke permukaan dewasa ini, khususnya kasus-kasus KDRT, paedofil,
trafficking, pekerja anak dan penelantaran anak. Kasus tersebut semakin banyak seiring
semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang hak-hak perempuan dan anak
Terbentuknya Renstra ini akan menjadikan semua kegiatan terfokus, tepat
sasaran, dan terarahnya program pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak di Kabupaten Karawang. Dengan adanya Renstra ini diharapkan dapat
mempercepat terwujudnya visi Bupati Kabupaten Karawang yaitu “Karawang Yang
Mandiri, maju, Adil dan Makmur”.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 3

Tahapan penyusunan rancangan Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak Kabupaten/Kota dapat digambarkan dalam bagan alir sebagai berikut:

Gambar 1.1
Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten/Kota

Renstra-KL
Renstra-KL
Renstra-KL
dan
danRenstra
Renstra
danProvinsi
SKPD Renstra
Kabupaten/
Kabupaten/
Kota
Kota Perumusan
visi dan misi Rancangan Renstra-SKPD
SKPD
Perumusan Nota Dinas Pengantar Kepala
Strategi dan SKPD perihal penyampaian
kebijakan Rancangan Renstra-SKPD
kepada Bappeda

Perumusan
Tujuan Perumusan
Penelaahan Perumusan rencana kegiatan,
RTRW Isu-isu indikator kinerja,
strategis kelompok sasaran
berdasarkan dan pendanaan
Penelaahan indikatif
KLHS tusi
berdasarkan
rencana program Rancangan
Perumusan prioritas RPJMD Renstra-SKPD
sasaran
· Pendahuluan
Analisis · Gambaran pelayanan SKPD
Gambaran Perumusan
pelayanan indikator kinerja · isu-isu strategis berdasarkan
SKPD SKPD yang tugas pokok dan fungsi
mengacu pada · visi, misi, tujuan dan sasaran,
tujuan dan sasaran strategi dan kebijakan
RPJMD · rencana program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok
sasaran dan pendanaan indikatif
· indikator kinerja SKPD yang
SPM mengacu pada tujuan dan
sasaran RPJMD.

Pengolahan
data dan
informasi

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memiliki


kedudukan dan fungsi yang sangat strategis. Renstra tersebut menjadi pedoman dalam
penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak yang disusun setiap tahun selama kurun waktu lima tahun. Selain itu Renstra Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menjadi acuan dalam pengendalian
dan evaluasi pembangunan pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, baik evaluasi Renstra maupun evaluasi Renja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 4

Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Revisi Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan


dan Perlindungan Anak tahun 2016 - 2021 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Perempuan(Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 Tentang Pengesahan Ilo Convention No. 138
Concerning Minimum Age For Admission To Employment (Konvensi Ilo Mengenai
Usia Minimum Untuk Diperbolehkan Bekerja) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 56; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3835)
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3886);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 182
Mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan
Terburuk untuk Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 3;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3941);
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 208; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4026);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109), sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5606);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4419;
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 5

10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
11. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4635);
12. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
13. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Penghapusan Tindak Pidana
Pedagangan Orang (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635);
14. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4928);
15. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Mencegah,
Menindak dan Menghukum Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4990);
16. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Menentang
Penyelundupan Migran Melalui Darat, Laut dan Udara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 54);
17. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
18. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5080);
19. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak (Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332);
20. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 6

22. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama
Pemulihan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5606);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2008 tentang Tatacara dan Mekanisme
Pelayanan Terpadu bagi Saksi dan/atau korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4818);
25. Peraturan Presiden Nomor 69 tahun 2008 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan
Penanganan tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 162);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
30. Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539).
31. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 3);
32. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarustamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional;
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 7

33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 310);
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan di
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
35. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;
36. Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2012 tentang Pencegahan dan Penanganan
Korban Perdagangan Orang;
37. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak;
38. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Karawang;
39. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan;
40. Peraturan Bupati Nomor 99 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD)
Karawang Kabupaten Ramah Anak (KaKaRa).
41. Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan
Pemerintahan dari Bupati Karawang kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Karawang;
42. Peraturan Bupati Nomor 48 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak Kabupaten Karawang;

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak disingkat RENSTRA DP3A tahun 2016 - 2021 ini adalah untuk memberikan
kejelasan arah dan sasaran Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak
Kabupaten Karawang.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 8

Sejalan dengan maksud tersebut, maka tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang adalah:

1. Sebagai dokumen perencanaan kebijakan dan program strategis Dinas


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang Tahun
2016-2021.
2. Sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan penyusunan anggaran
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang
Tahun 2016-2021.

a. Sistematika Penulisan
Revisi Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak tahun 2016 - 2021 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Berisi tentang Latar Belakang penyusunan renstra, pengertian renstra
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam
penyelenggaraan pembangunan daerah serta keterkaitannya dengan
RPJMD Kabupaten Karawang.
1.2. Landasan Hukum.
Berisi tentang undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah
dan ketentuan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas
dan fungsi, kewenangan Dinas serta pedoman yang menjadi acuan dalam
penyusunan perencanaan dan penganggaran Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
1.3. Maksud dan Tujuan.
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan penyusunan renstra Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
1.4. Sistimatika penulisan
Berisi tentang pokok bahasan dalam penulisan renstra Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang
serta susunan garis besar isi dokumen.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 9

Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Memuat tentang dasar hukum pembentukan dan struktur organisasi Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
2.2. Sumber Daya
Memuat tentang Jumlah SDM dan Klarifikasi Pendidikan serta sarana yang
dimiliki Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

2.3. Kinerja Pelayanan


Berisi tentang capaian kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak berdasarkan sasaran/target periode sebelumnya,
menurut SPM dan indicator lainnya
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Berisi tentang hasil analisis terhadap Analisis Lingkungan Internal (ALI)
dan Analisis Lingkungan Eksternal ( ALE ) yang berimplikasi sebagai
tantangan dan peluang bagi pengembangan kegiatan dan Pelayanan
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada lima tahun
mendatang

Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi


3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi. Berisi tentang
permasalahan–permasalahan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kabupaten Karawang.

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Berisi tentang Visi, Misi serta program kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih.
3.3. Penentuan isu-isu strategis
Menjelaskan isu-isu strategis yang akan dihadapi berdasarkan gambaran
permasalahan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Karawang
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 10

Bab IV Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan


4.1. Visi dan Misi
Berisi rumusan visi dan misi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak tentang pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Karawang periode 2016-2021
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Berisi pernyataan rumusan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang.

4.3. Strategi dan Kebijakan


Berisi pernyataan rumusan strategi dan kebijakan Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak dalam lima tahun mendatang
Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,
dan Pendanaan Indikatif
Berisi uraian ringkas tentang program, kegiatan, indikator kinerja serta
kelompok sasaran dan pendanaan indikatif Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Karawang selama kurun waktu 2016 sampai
dengan 2021.
Bab VI Indikator Kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Berisi Indikator kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
yang mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Bab VII Penutup
Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Renstra Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 11

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
2.1.1 Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Karawang, dan Peraturan Bupati
Nomor 48 tahun 2016 Tentang Struktur organisasi, tugas dan fungsi Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang.
Adapun susunan organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak adalah sebagai berikut:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahkan ;
1) Sub Bagian Program dan Keuangan
2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Dan Keluarga,
membawahkan
1) Seksi Pemberdayaan Perempuan
2) Seksi Peningkatan Ketahanan Keluarga
d. Bidang Pengarusutamaan Gender Dan Kerjasama Kelembagaan,
membawahkan
1) Seksi Pengarustamaan Gender
2) Seksi Data, Informasi, Kerjasama Dan Kelembagaan
e. Bidang Perlindungan Perempuan Dan Anak, membawahkan
1) Seksi Perlindungan Perempuan
2) Seksi Perlindungan Anak
f. Kelompok Jabatan Fungsional
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 12

1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan,
mengendalikan serta mengarahkan penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Dinas


mempunyai fungsi :

a. penetapan kebijakan teknis Dinas dan/atau bahan kebijakan daerah dalam


hal penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
b. pengkoordinasian penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak;
d. pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.

2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Sekretaris mempunyai tugas pokok mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi


Dinas dalam hal pengelolaan administrasi perencanaan dan program,
keuangan serta kepegawaian dan umum di lingkungan Dinas serta
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi bidang-bidang.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Sekretaris


mempunyai fungsi :

a. pengkoordinasian penyusunan perencanaan, program dan anggaran di


lingkungan Dinas;
b. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumah tanggaan, kerjasama,
hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi;
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 13

c. pembinaan dan pengkoordinasian penataan kelembagaan dan


ketatalaksanaan di lingkup Dinas;
d. pengkoordinasikan penyusunan peraturan perundang-undangan di lingkup
Dinas;
e. pengelolaan barang/kekayaan milik daerah dan/atau negara;
f. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi bidang-bidang; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Kepala Dinas terkait dengan tugas
dan fungsinya.

3. Sub Bagian Program dan Keuangan


Sub Bagian Program dan Keuangan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam hal fasilitasi, koordinasi
dan/atau pengelolaan penyusunan program, perencanaan, pelaporan serta
administrasi keuangan Dinas.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok Sub Bagian Program dan Keuangan
mempunyai fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis/operasional Sub Bagian Program dan
Pelaporan;
b. pemberian dukungan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas dalam hal
penyusunan program, perencanaan, pelaporan serta administrasi
keuangan Dinas;
c. pembinaan pengelolaan dan penyusunan program, perencanaan,
pelaporan serta administrasi keuangan Dinas; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan pimpinan terkait dengan tugas
pokok dan fungsinya.

4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam pengelolaan administrasi
umum, aset serta kepegawaian Dinas.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
mempunyai fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis/operasional Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian;
b. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, kerjasama, hubungan
masyarakat, arsip serta dokumentasi; dan
c. pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan pimpinan terkait dengan tugas
pokok dan fungsinya.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 14

3. Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Dan Keluarga

Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Dan Keluarga


mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam
hal dalam hal fasilitasi, koordinasi, pengelolaan, pembinaan serta monitoring
dan evaluasi penyelenggaraan pemberdayaan perempuan dan peningkatan
ketahanan keluarga.

Dalam menyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud Bidang


Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Dan Keluarga mempunyai fungsi:

a. perumusan bahan kebijakan teknis Dinas dan/atau bahan kebijakan


daerah dalam hal pemberdayaan perempuan dan peningkatan ketahanan
keluarga;
b. pelaksanaan kebijakan teknis Dinas dan/atau kebijakan daerah dalam hal
pemberdayaan perempuan dan peningkatan ketahanan keluarga;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dalam hal pemberdayaan perempuan
dan peningkatan ketahanan keluarga;
d. pelaksanaan administrasi Dinas dalam hal pemberdayaan perempuan dan
peningkatan ketahanan keluarga; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan terkait dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Dan Keluarga,
membawahkan:
a. Seksi Pemberdayaan Perempuan
b. Seksi Peningkatan Ketahanan Keluarga

4 Bidang Pengarusutamaan Gender dan Kerjasama Kelembagaan.


Bidang Pengarusutamaan Gender dan Kerjasama Kelembagaan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam
hal fasilitasi, koordinasi, pengelolaan, pembinaan, monitoring dan evaluasi
terkait penyelenggaraan pengarusutamaan gender serta pengolahan data,
informasi, kerjasama dan kelembagaan pengarusutamaan gender.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Bidang


Pengarusutamaan Gender dan Kerjasama Kelembagaan mempunyai fungsi:

a. perumusan bahan kebijakan teknis Dinas dan/atau bahan kebijakan


daerah dalam hal kesetaraan dan keadilan gender, serta kerjasama dan
kelembagaan pengarusutamaan gender;
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 15

b. pelaksanaan kebijakan teknis Dinas dan/atau kebijakan daerah dalam hal


kesetaraan dan keadilan gender, serta kerjasama dan kelembagaan
pengarusutamaan gender;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dalam hal kesetaraan dan keadilan
gender serta kerjasama dan kelembagaan pengarusutamaan gender;
d. pelaksanaan administrasi Dinas dalam hal kesetaraan dan keadilan gender
serta kerjasama dan kelembagaan pengarusutamaan gender; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan terkait dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Bidang Pengarusutamaan Gender dan Kerjasama Kelembagaan,
membawahkan :
a. Seksi Pengarusutamaan Gender.
b. Seksi Data, Informasi, Kerjasama dan Kelembagaan.

5. Bidang Perlindungan Perempuan Dan Anak


Bidang Perlindungan Perempuan Dan Anak mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam hal fasilitasi, koordinasi,
pengelolaan, pembinaan, monitoring serta evaluasi penyelenggaraan
perlindungan perempuan, pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus
anak.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Bidang


Perlindungan Perempuan Dan Anak Dan Anak mempunyai fungsi :

a. perumusan bahan kebijakan teknis Dinas dan/atau bahan kebijakan


daerah dalam hal perlindungan perempuan, pemenuhan hak anak dan
perlindungan khusus anak;
b. pelaksanaan kebijakan teknis dinas dan/atau kebijakan daerah dalam hal
perlindungan perempuan, pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus
anak;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dalam hal perlindungan perempuan,
pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak;
d. pelaksanaan administrasi Dinas dalam hal perlindungan perempuan,
pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan terkait dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Bidang Perlindungan Perempuan Dan Anak, membawahkan
a. Seksi Perlindungan Perempuan
b. Seksi Perlindungan Anak
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 16

6. Kelompok jabatan Fungsional


Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Dinas secara profesional sesuai dengan kebutuhan. Kelompok
Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud diatas, dalam melaksanakan tugas
pokoknya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 17

Struktur organisasi organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak adalah sebagai berikut:
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 18

2.1.2 Uraian Tugas


Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Karawang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Karawang Nomor 48 Tahun 2016, dengan tugas dan fungsi menjalankan sebagian
tugas Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang di Bidang Pembangunan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.

Tugas Pokok :

Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan


pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah bidang pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah.

Fungsi :

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagai dimaksud, Dinas Pemberdayaan


Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis Dinas dan/atau bahan kebijakan daerah dalam


hal penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak;
d. pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 19

2.2 Sumber Daya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

2.2.1 Sumberdaya Manusia (Pegawai)


Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan di Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2017

Tingkat PNS Non PNS


No Jumlah
Pendidikan L P L P
1 SMP Sederajat
2 SMA Sederajat 3 7 4 2 16
3 D3 1 1 1 3
4 S1 5 3 2 2 12
5 S2 1 1 2
6 S3

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memiliki 33


pegawai. Jumlah pegawai PNS 21 orang dan jumlah pegawai non PNS 10 orang,
dengan operator SIGA 2 orang, petugas lapangan Motivator Ketahanan Keluarga
(Motekar) berjumlah 43 orang, dan pendamping lapangan PEKKA yaitu 1 orang.

Jumlah pegawai berdasarkan golongan di Dinas Pemberdayaan Perempuan


dan Perlindungan Anak
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2017

No Golongan L P Jumlah
1 Golongan II 2 1 3
2 Golongan III 6 8 14
3 Golongan IV 1 3 4
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 20

2.2.2 Sarana dan Prasarana (Asset)


Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak.
Tabel 2.3
Jumlah Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi
di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2017

Jenis Sarana dan Kondisi


No Jumlah
Prasarana Baik Rusak
1 Meja Kerja 1 biro √ 5

2 Meja Kerja ½ Biro √ 2

3 Air Conditioner (AC) 1 PK √ 3

4 Air Conditioner (AC) 2 PK √ 2

5 Dispenser √ 2

6 Tralis √ 1

7 TV 20 Inch √ 2

8 Laptop √ 3

9 Printer √ 7

10 Komputer PC √ 7

11 Perangkat SIMDA √ 1

12 Perangkat Finger Print √ 1


Pemasangan Pompa Air &
13 √ 1
Bak Penyimpanan

Sarana dan perlengkapan terdiri dari jenis barang yang bergerak dan tidak
bergerak, barang barang tersebut bersumber dari eks kantor Badan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) dan hasil pengadaan APBD
kabupaten seperti tertera dalam Daftar Inventaris Barang Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Kabupaten Karawang
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016, dengan tugas dan
fungsi menjalankan sebagian tugas Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang pada
urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 21

Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut Dinas Pemberdayaan Perempuan


dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang merumuskan kebijakan teknis Dinas
dan/atau bahan kebijakan daerah, fasilitasi, koordinasi, pengelolaan, pembinaan serta
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemberdayaan perempuan dan peningkatan
ketahanan keluarga, pengarusutamaan gender serta pengolahan data, informasi,
kerjasama dan kelembagaan pengarusutamaan gender, pemenuhan hak anak dan
perlindungan khusus anak.
Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang
memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan
kehidupan yang produktif yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM),.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks yang mengukur pembangunan
manusia dari tiga aspek dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan
standar hidup layak.
Tetapi IPM mengabaikan disparitas gender. Padahal kesenjangan gender masih
banyak terjadi. Hal ini tentu saja menyebabkan kualitas kesehatan dan pendidikan
laki-laki dan perempuan tidak sama. Oleh karena itu untuk melengkapi perhitungan
IPM dimasukan aspek pembangunan gender.
Istilah Gender digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan
laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan. Gender adalah pembedaan
peran, kedudukan, tanggung jawab, dan pembagian kerja antara laki-laki dan
perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-
laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan
masyarakat.
Gender tidak sama dengan kodrat. Kodrat adalah sesuatu yang ditetapkan oleh
Tuhan YME, sehingga manusia tidak mampu untuk merubah atau menolak. Sementara
itu, kodrat bersifat universal, misalnya melahirkan dan menyusui adalah kodrat bagi
perempuan.
Ketidakadilan gender merupakan kondisi tidak adil akibat dari sistem dan
struktur sosial, sehingga perempuan maupun laki-laki menjadi korban dari pada sistem
tersebut. Laki-laki dan perempuan berbeda hanya karena kodrat antara laki-laki dan
perempuan berbeda. Keadilan gender akan dapat terjadi jika tercipta suatu kondisi di
mana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang dan
harmonis.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 22

Adapun indikator kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak meliputi indikator yang berkaitan dengan aspek Gender yaitu Indeks
Pembengunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Kender (IDG), dan indikator
Cakupan penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, dengan
demikian maka kinerja pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
anak terdiri dari :
1. Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Indeks Pembangunan Gender (IPG) terdiri dari tiga komponen yaitu Angka
Harapan Hidup (AHH) Perempuan, Angka Melek Huruf Perempuan (AMH) dan
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Perempuan, Indeks tersebut menunjukkan nilai atau
kualitas hidup perempuan yang dapat dicapai. Melalui IPG dapat dilihat seberapa
besar kesenjangan yang ada antara IPM dan IPG yang akan menunjukkan
kesenjangan hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Sampai saat ini,
nilai IPG masih beberapa poin di bawah IPM.
2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
IDG menunjukkan kesenjangan pembangunan dalam sektor lapangan pekerjaan
dan pendapatan, dimana nilainya sampai saat ini masih menunjukkan ketimpangan
antara laki-laki dan perempuan, IDG terdiri dari persentase perempuan yang
bekerja di parlemen, perempuan yang bekerja sebagai tenaga kerja profesional,
jumlah perempuan dalam angkatan kerja serta sumbangan pendapatan perempuan
yang umumnya nilainya lebih rendah dibanding laki-laki.
3. Cakupan penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak dan
Menurunnya tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak
Pemilihan indikator ini berdasarkan pada kondisi nyata dimana kekerasan baik
secara fisik, psikologis maupun seksual, umumnya dialami perempuan dan anak-
anak. Kondisi ini akan sangat mempengaruhi kualitas hidup dan perkembangan
hidup perempuan dan anak-anak yang akan mengakibatkan gangguan pada
produktivitas perempuan dan anak-anak. Untuk mencapai pembangunan yang
optimal, demi menggapai nilai IPM dan IPG yang sepadan, maka kekerasan mutlak
harus dihilangkan.
Di era globalisasi ini telah membawa perubahan dalam semua aspek kehidupan.
Perempuan sebagai elemen penting dalam pembangunan harus mengambil peran,
tanpa meninggalkan sisi feminim nya. Keterlibatan perempuan di sektor publik tentu
merupakan sebuah kemajuan.
Dahulu R.A Kartini memperjuangkan perempuan setara dengan laki-laki pada
zaman itu yang ditekankan adalah perempuan memperoleh pendidikan setara dengan
laki-laki. Pendidikan perempuan merupakan hal penting untuk mengangkat derajat
bangsa, karena ibu-ibu yang berpendidikan akan membesarkan anaknya dengan lebih
baik.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 23

Sekarang perempuan telah berperan bukan saja di sektor pendidikan tetapi


telah masuk di sektor politik, ekonomi, hukum dan lainnya. Meskipun perempuan
memiliki keunggulan, namun eksistensi perempuan menghadapi tantangan terutama
tantangan dari dalam diri sendiri, perempuan merasa tidak berani dan tidak
memanfaatkan potensinya karena merasa harus berperan di sektor domestik dengan
berbagai alasan.
Kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat terjadi dimana saja baik
ditempat umum, di sekolah maupun dilingkungan keluarga, selain itu pelaku
kekerasan dapat dilakukan oleh siapa saja yaitu oleh orang tua, saudara laki-laki
ataupun perempuan serta orang lain tanpa membedakan latar belakang ekonomi,
pendidikan, pekerjaan atau lama perkawinan. Karena itu masalah kekerasan terhadap
perempuan dan anak tidak saja merupakan masalah keluarga, tapi juga merupakan
masalah nasional bahkan global.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berupaya melakukan
pencegahan melalui kegiatan sosialisasi dan advokasi untuk meningkatkan
pemahaman tentang hak-hak perempuan dan anak seerta melakukan penanganan
korban kekerasan.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 24

Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Tahun 2011-2015 terlihat pada Tabel 2.4 berikut ini.

Error! Reference source not found. 2.4


Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Tahun 2011-2015

Target Renstra Dinas Pemberdayaan


Tar Target Realisasi Capaian Rasio Capaian
Sat Perempuan dan Perlindungan Anak
NO Indikator Kinerja get Indikator pada Tahun ke- pada Tahun ke-
uan pada Tahun ke-
IKK Lainnya
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

1 Cakupan Perempuan dan Anak % 100% TAD 25% 80% 80% 100% TAD 100% 100% 100% 100% TAD 400.00 125 125 100
Korban Kekerasan yang
mendapat Penanganan
Pengaduan oleh Petugas terlatih
di dalam Unit Pelayanan Terpadu

2 Cakupan Perempuan dan Anak % 100% TAD 25% 80% 80% 100% TAD 100% 100% 100% 100% TAD 400 125 125 100
Korban Kekerasan yang
mendapatkan Layanan
Kesehatan oleh Tenaga
Kesehatan terlatih di Puskesmas
mampu Tatalaksana Kt P/A dan
PPT/PKT di RS

3 Cakupan Layanan Rehabilitasi % 75% TAD 50% 50% 50% 75% TAD 100% 100% 100% 100% TAD 200 200 200 133.3
Sosial yang diberikan oleh
Petugas Rehabilitasi social
Terlatih bagi perempuan dan
anak Korban kekerasan didalam
Unit Pelayanan terpadu
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 25

4 Cakupan Layanan Bimbingan % 75% TAD 50% 50% 50% 75% TAD 100% 100% 100% 100% TAD 200 200 200 133.3
Rohani yang diberikan oleh
Petugas Bimbingan Rohani
Terlatih Bagi perempuan dan
Anak Korban Kekerasan di dalam
Unit PelayananTerpadu

5 Cakupan Penegakan Hukum dari % 80% TAD 10% 50% 50% 80% TAD 100% 100% 100% 100% TAD 1000 200 200 125
Tingkat Penyidikan sampai
dengan putusan Pengadilan atas
kasus-kasus kekerasan terhadap
Perempuan dan anak

6 Cakupan Perempuan dan Anak % 50% TAD 25% 40% 40% 50% TAD 100% 100% 100% 100% TAD 400 250 250 200
Korban Kekerasan yang
mendapatkan Layanan Bantuan
Hukum

7 Cakupan Layanan Pemulangan % 50% TAD 25% 40% 40% 50% TAD 100% 100% 100% 100% TAD 400 250 250 200
Bagi Perempuan dan Anak
Korban kekerasan

8 Cakupan Layanan Reintegrasi Per 100% TAD 25% 75% 75% 100% TAD 100% 100% 100% 100% TAD -200 66.67 66.67 100
social bagi Perempuan dan Anak 1000
korban Kekerasan Pere
mpu
an
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 26

Tabel 2.5
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Tahun 2011-2015
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
No Program Tahun ke-
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1 Program keserasian kebijakan
peningkatan kualitas Anak dan TAD TAD
Perempuan 159,611,000 95,500,000 153,350,000 TAD TAD 151,590,500 94,950,000 151,250,000 TAD TAD 94.97 99.42 98.63
2 Program Penguatan Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan TAD TAD
Anak TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD
3 Program Peningkatan Kualitas
Hidup dan Perlindungan Perempuan TAD TAD
96,545,000 133,090,000 99,750,000 TAD TAD 92,600,000 127,265,000 94,750,000 TAD TAD 95.91 95.62 94.99
4 Program Peningkatan peran serta
dan kesetaraan jender dalam TAD TAD
pembangunan 685,140,463 186,900,000 142,715,000 TAD TAD 674,589,300 182,870,000 141,515,000 TAD TAD 98.46 97.84 99.16
5 Program pelayanan administrasi
TAD TAD
perkantoran 660,479,400 698,229,000 920,818,020 TAD TAD 623,028,080 639,563,534 885,106,683 TAD TAD 94.33 91.60 96.12
6 Program peningkatan sarana dan
TAD TAD
prasarana aparatur 720,310,800 828,188,000 853,760,000 TAD TAD 697,602,500 772,799,000 763,278,100 TAD TAD 96.85 93.31 89.40
7 Program peningkatan disiplin
TAD TAD
aparatur 149,365,000 69,560,000 136,075,000 TAD TAD 148,790,400 69,550,000 134,877,500 TAD TAD 99.62 99.99 99.12
8 Program peningkatan kapasitas
TAD TAD
sumber daya aparatur 22,870,000 43,570,000 154,550,000 TAD TAD 22,870,000 43,570,000 153,790,000 TAD TAD 100.00 100.00 99.51
9 Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan TAD
capaian kinerja dan keuangan TAD 28,675,000 204,860,000 22,380,000 TAD TAD 28,675,000 169,975,000 22,230,000 TAD TAD 100.00 82.97 99.33

Berdasarkan tabel 2.5 dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja program secara umum sudah baik, sudah berada diatas 90%.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 27

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pemberdayaan


Perempuan dan Perlindungan Anak
2.4.1 Tantangan
Tabel 2.6
Perbandingan Nilai IPM dan IDG
Kabupaten Karawang
Kabupaten Indeks Nilai
Karawang IPM 68.24
IPG 64.21

Melalui data Indeks Pembangunan Gender (IPG) dapat dilihat seberapa besar
kesenjangan yang ada antara IPM dan IPG yang akan menunjukkan kesenjangan hasil
pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Sampai saat ini, nilai IPG masih
beberapa poin di bawah IPM, hal tersebut merupakan tantangan yang harus di hadapi
oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Selain itu banyaknya kasus yang muncul ke permukaan dewasa ini, khususnya
kasus-kasus KDRT, pedofil, trafficking, pekerja anak dan penelantaran anak jumlah
kasus yang mencuat semakin banyak karena semakin lama semakin banyak
dilaporkan. Hal ini merupakan tantangan dalam pelayanan Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
Berbagai kasus yang cenderung meningkat, baik secara fakta di lapangan
maupun karena semakin meningkatnya kesadaran untuk “melapor”, memerlukan
penanganan yang terpadu, holistik antar berbagai pihak baik pemerintah maupun non
pemerintah dan masyarakat. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
harus dapat menjembatani atau melakukan fasilitasi koordinasi berbagai pihak agar
dapat saling berbagi peran, tugas, dan fungsi di masyarakat untuk mengatasi, minimal
untuk mengurangi kasus-kasus tersebut.
Disamping itu, pengembangan kelembagaan dimana satu bidang Pemberdayaan
Perempuan dan Pengendalian Anak menjadi Dinas tersendiri sehingga merupakan
tantangan lain yang menuntut adanya peningkatan penangnan. Penanganan berbagai
tantangan ini memerlukan upaya sinergis dan terpadu serta bukan merupakan tugas
yang mudah.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 28

2.4.2 Peluang
Di sisi lain, salah satu peluang penting yang merupakan kekuatan Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah sudah terjalinnya kerjasama
dengan berbagai lembaga lain yang terkait dengan penanganan pelayanan Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Karawang serta
dengan Pemerintah Provinsi jawa Barat.

Salah satu upaya internal penanganan untuk korban kasus-kasus KDRT, paedofil
trafficking, penelantaran anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kabupaten Karawang telah menyokong pembentukan P2TP2A (Pusat Pelayanan
Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak) dengan sekretariat di Jl. Ahmad Yani
No.10, Komplek Islamic Center, Karawang. Di lembaga ini ditempatkan petugas dari
berbagai bidang yang dibutuhkan untuk menangani para korban.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 29

BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi sebagai dasar untuk
menyusun program dan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi yang harus
dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, adalah
sebagai berikut :
a. Permasalahan terkait kesekretariatan:
1) Belum optimalnya kualitas Sumber Daya Manusia di DPPPA
2) Kurang memadainya sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan.
b. Permasalahan terkait kesetaraan dan keadilan gender:
1) Kurangnya pemahaman Organisasi Perangkat Daerah terhadap Perencanaan
dan Penganggaran Responsif Gender
2) Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap fungsi perempuan di lembaga
legislatif sehingga menyebabkan keterwakilan perempuan masih rendah
3) Kurangnya daya saing perempuan pada jabatan-jabatan yang bersifat
profesional, administrasi, teknis pada lembaga swasta atau pemerintah
4) Rendahnya sumbangan pendapatan perempuan dalam keluarga
5) Belum optimalnya koordinasi Pokja Pengarusuutamaan Gender dan Focal poin
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
c. Permasalahan terkait perlindungan hak perempuan:
1) Masih tingginya jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan
2) Masih terdapat kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang terhadap perempuan
3) Masih rendahnya kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan
kepada lembaga layanan (Pusat Pelayanan terpadu Pemberdayaan Perempuan
dan Anak)
4) Kurangnya lembaga layanan perlindungan perempuan di wilayah
kecamatan/desa
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 30

d. Permasalahan terkait perlindungan anak:


1) Masih tingginya jumlah korban kekerasan terhadap anak
2) Belum maksimalnya perlindungan khusus terhadap anak
e. Permasalahan terkait tumbuh kembang anak:
1) Masih kurangnya ruang bermain ramah anak yang sesuai standar.
2) Belum optimalnya partisapasi gugus tugas KLA dalam membangun
kabupaten/kota layak anak.
3) Masih kurangnya keberadaan puskesmas ramah anak di kabupaten Karawang.
f. Permasalahan terkait partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak masih belum meratanya pemahaman dan partisipasi
masyarakat dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah
Terpilih
Visi Pembangunan Kabupaten Karawang Tahun 2016 - 2021 sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor : 8 / 2016 tanggal
15 Agustus 2016 dengan Visinya “ KARAWANG YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN
MAKMUR ”.

Visi diatas mengandung arti yang secara filosofis sebagai berikut;


1. Mandiri
Berarti suatu sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, inovatif, adaftif
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mapu mengoptimalkan
potensi daerah dan menggali sumber-sumber pendapatan daerah dengan tetap
berpegang kepada budaya dan kaerifan lokal
2. Maju
Berarti Sumber Daya Manusia Kabupaten Karawang telah mencapai kualitas yang
tinggi dengan tingkat kemakmuran yang juga tinggi disertai dengan sistem dan
kelembagaan politik dan hukum yang mantap
3. Adil
Berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar
individu, gender, maupun wilayah
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 31

4. Makmur
Berarti kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Karawang dapat terpenuhi
sehingga memberikan makna dan arti penting bagi daerah-daerah lain.

Visi Pembangunan Kabupaten Karawang meliputi perkotaan dan perdesaan


sebagai pusat dan lokasi kegiatan sosial ekonomi dari wilayah tersebut. Dari segi
pemerintahan, visi pembangunan daerah merupakan usaha untuk mengembangkan
dan memperkuat pemerintahan daerah untuk makin mantapnya otonomi daerah yang
nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab. Pembangunan daerah di Kabupaten
Karawang memiliki dua aspek yaitu: bertujuan memacu pertumbuhan ekonomi dan
sosial di daerah yang relatif terbelakang, dan untuk lebih memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan daerah dalam melaksanakan pembangunan melalui
kemampuan menyusun perencanaan sendiri dan pelaksanaan program serta kegiatan
secara efektif.
Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong effektifitas dan
effisiensi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, ditetapkan penjabarannya melalui
Misi berikut:

1. Mewujudkan aparatur pemerintah daerah yang bersih dan


berwibawa;
Melalui implementasi prinsip-prinsip kepemerintahan yang bersih (profesional,
bertanggung jawab, efisien dan efektif, bersih, bebas KKN, dan dapat
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat) dan kepemerintahan
yang baik yaitu; keterbukaan dan transparansi, akuntabilitas, efektif dan
efisien, menjunjung tinggi supremasi hukum, demokrasi, responsif, dan
membuka partisipasi masyarakat) serta reformasi birokrasi melalui penataan
kelembagaan dan ketatalaksanaan; peningkatan kualitas sumber daya manusia
aparatur agar memiliki kinerja yang optimal dengan disertai upaya perbaikan
tingkat kesejahteraan PNS; peningkatan kualitas pelayanan publik, baik
pelayanan dasar maupun pelayanan lainnya; dan pengembangan sistem
pengawasan dan pemeriksaan yang efektif, serta peningkatan akuntabilitas
kinerja birokrasi pemerintah.
2. Mewujudkan Kabupaten Karawang yang berdaya saing;
Melalui upaya menciptakan sumber daya manusia sehat, cerdas dan berkualitas
serta tenaga kerja yang terampil, meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 32

iptek, membangun infrastruktur dan sistem transportasi yang mendukung


pembangunan daerah, memperkuat perekonomian domestik berbasis
keunggulan lokal menuju keunggulan kompetitif dengan membangun
keterkaitan sistem produksi dan distribusi, penciptaan iklim kondusif bagi
kegiatan usaha (membuka peluang investasi dibidang industri pariwisata,
industri perikanan, agro industri, industri jasa angkutan, industri jasa
pergudangan dan industri perkapalan), membangun dan memperkuat sarana
dan prasarana pendidikan, kesehatan, pengendalian kependudukan, keluarga
berencana, pembangunan keluarga serta pemberdayaan perempuan dan
sinkronisasi dan sinergitas regulasi pusat dan daerah serta menetapkan
regulasi daerah yang mempunyai azas manfaat bagi masyarakat luas.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berdasarkan hukum;
Melalui upaya pendidikan politik (masyarakat, parpol, ormas) dalam rangka
meningkatkan kedewasaan perilaku berdemokrasi, memperkuat kerukunan
umat beragama untuk mewujudkan stabilitas lokal sebagai kontribusi
terciptanya stabilitas nasional dan menegakkan produk hukum daerah secara
adil, konsekuen, tidak diskriminatif dan mengedepankan kepentingan
masyarakat serta melalui upaya optimalisasi peran dan fungsi POL PP dan
revitalisasi LINMAS , agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat.
4. Mewujudkan Kabupaten Karawang yang asri dan lestari;
Melalui upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dalam
membangun desa dan menata kota dengan menjaga fungsi, daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup melalui antisipasi program dan kegiatan
alternative yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan
hidup.
5. Membangun Kabupaten Karawang melalui penguatan desa;
Melalui implementasi Tri Matra Pembangunan Desa yang terdiri atas penguatan
daya dan ekspansi kapabilitas masyarakat desa, optimalisasi sumberdaya desa
untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, kedaulatan pangan masyarakat desa
serta partisipasi masyarakat desa sebagai kerja budaya.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 33

Sedangkan Program Prioritas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun
2016-2021 adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan


2. Pemantapan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Pemerintah Desa dan
Pembangunan Desa.
3. Peningkatan Peran Kepemudaan dan olah raga, penegndalian penduduk,
keluarga berencana, serta pemberdayaan perempuan.
4. Penurunan angka pengangguran dan perlindungan ketenagakerjaan,
peningkatan ekonomi masyarakat termasuk peningkatan kesejahteraan petani,
nelayan dan peran serta swasta melalui kebijakan investasi dan CSR
5. Peningkatan kualitas infrastruktur dan penataan kota.
6. Peningkatan upaya pengelolaan lingkungan hidup, sanitasi, pengurangan resiko
bencana dan pengelolaan sumber daya air
7. Peningkatan pelayanan kepada PMKS dan pengembangan kehidupan beragama
yang harmonis.
8. Pelestarian nilai-nilai sejarah, kearipan dan potensi lokal dalam mendukung
pengembangan destinasi wisata.

Berdasarkan Visi Kabupeten Karawang “KARAWANG YANG MANDIRI, MAJU,


ADIL DAN MAKMUR” dan misi serta tujuannya yang dikaitkan dengan tugas pokok
dan fungsi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, maka Program
Kegiatan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak termasuk pada
misi kedua yakni Mewujudkan Kabupaten Karawang yang berdaya saing
dengan program prioritasnya adalah Peningkatan Peran Kepemudaan dan olah
raga, pengendalian penduduk, keluarga berencana, serta pemberdayaan
perempuan.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 34

Peran Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten


Karawang diarahkan untuk mendukung pencapaian visi dan misi Kabupaten
Karawang pada urusan kependudukan khususnya Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak. Seiring dengan upaya tersebut dan berpijak pada kedudukan,
tugas pokok dan fungsinya serta isu strategis yang dihadapi dalam urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam kurun waktu 5 tahun yaitu
2016-2021 dan mengacu kepada Visi RPJMD Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021

Analisis permasalahan, faktor pendorong dan faktor penghambat dalam


pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tercantum pada tabel
3.1 berikut ini.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 35

Tabel 3.1
Faktor Pendorong Dan Faktor Penghambat Dalam Pencapaian Visi Dan Misi Kepala
Daerah Dan Wakil Kepala Daerah
Permasalahan Faktor
Pelayanan Dinas
Misi, Tujuan dan
No Pemberdayaan
Sasaran RPJMD Penghambat Pendorong
Perempuan dan
Perlindungan Anak
1 Misi: · Tingginya kasus · Terbatasnya · Adanya
Mewujudkan kekerasan terhadap personil yang komitmen
Kabupaten perempuan, terlihat dari melayani kepala daerah
Karawang yang jumlah kasus kekerasan penanganan untuk
Berdaya Saing terhadap perempuan dan kasus meningkatkan
2 Tujuan: jumlah kasus KDRT. kekerasan Perlindungan
Mewujudkan · Perempuan banyak terhadap Perempuan
peningkatan menjadi obyek perempuan dan Anak
kualitas hidup pornografi, menjadikan dan anak · Adanya
masyarakat perempuan sangat kerjasama
Sasaran: rentan terhadap yang baik
Meningkatnya kekerasan. antara
perlindungan · Rendahnya perlindungan pemerintah
terhadap terhadap tenaga kerja daerah dan
perempuan dan dan buruh migran instansi terkait
anak perempuan, ditunjukkan melalui
dengan terjadinya kasus- lembaga
kasus perlakuan buruk P2TP2A
terhadap buruh migran. · Adanya
· Belum optimalnya peran komitmen
kelembagaan kepala daerah
perlindungan hak untuk
perempuan. mengembangk
· Rendahnya Perlindungan an Kota Layak
terhadap anak Anak
berhadapan dengan
hukum (ABH).
· Munculnya berbagai
tindak kekerasan
terhadap anak
· Belum optimalnya
pemenuhan hak-hak
anak seperti akte
kelahiran, PAUD, hidup
sehat, sekolah ramah
anak, Puskesmas ramah
anak, dan pengasuhan
yang aman.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 36

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi


3.3.1 Telaahan Renstra K/L
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA)
merupakan bagian dari Kabinet Kerja periode 2015–2019 yang melaksanakan tugas
dan fungsi sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keputusan
Presiden Nomor 121/P/2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan
Menteri Kabinet Kerja tahun 2015-2019.
Penyusunan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program Kemen
PPPA berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2015–2019 (Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015) yang merupakan
penjabaran dari Visi, Misi, dan Agenda (Nawa Cita) Presiden/Wakil Presiden Republik
Indonesia.
Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 tersebut, visi pembangunan nasional tahun
2015-2019 adalah:

“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN


BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG”.

Berdasarkan visi nasional di atas, sesuai dengan tugas dan fungsi Kemen PPPA
mendukung pencapaian unsur visi Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian yaitu
terciptanya kondisi sebagai berikut:

1. Kesetaraan Gender
Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi perempuan dan laki-laki untuk
memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan.
Kesetaraan gender dapat dicapai dengan mengurangi kesenjangan antara
penduduk perempuan dan laki-laki dalam mengakses dan mengontrol sumber
daya, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan,
serta mendapatkan manfaat dari kebijakan dan program pembangunan.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 37

2. Keadilan Gender
Keadilan Gender adalah suatu kondisi yang adil antara laki-laki dan perempuan
dalam menjalankan peran dan fungsinya. Keadilan gender tercipta apabila tidak
terjadi diskriminasi atau ketidakadilan meliputi: (1) sterotype artinya pemberian
citra baku atau label/cap kepada seseorang atau kelompok yang didasarkan pada
suatu anggapan yang salah atau sesat); (2) kekerasan (violence) artinya tindak
kekerasan, baik fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh salah satu jenis
kelamin atau sebuah institusi keluarga, masyarakat atau negara terhadap jenis
kelamin lainnya; (3) beban ganda (double burden), artinya beban pekerjaan yang
diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya;
(4) marjinalisasi artinya suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin
yang mengakibatkan kemiskinan; dan (5) subordinasi artinya suatu penilaian atau
anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah
dari yang lain.
3. Perlindungan Perempuan
Perlindungan perempuan menurut Kemen PPPA adalah segala upaya yang
ditujukan untuk melindungi perempuan dan memberikan rasa aman dalam
pemenuhan hak-haknya dengan memberikan perhatian yang konsisten dan
sistematis yang ditujukan untuk mencapai kesetaraan gender.
4. Pemenuhan Hak Anak
Pemenuhan hak anak adalah segala kegiatan untuk menghormati, melindungi dan
memenuhi hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi,
penelantaran dan perlakuan salah lainnya. Hak anak yang harus dipenuhi
mencakup sebanyak 31 hak-hak anak yang sesuai dengan hasil Konvensi Hak-hak
Anak (Convention On The Rights of The Child).
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 38

Pencapaian visi pembangunan nasional tahun 2015-2019 dilaksanakan melalui 7


Misi Pembangunan Nasional, yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Sembilan Agenda Prioritas (NAWA CITA) Presiden/Wakil Presiden Republik


Indonesia untuk menunjukkan prioritas dalam perubahan menuju Indonesia yang
berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam
kebudayaan meliputi:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 39

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga


bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Kemen PPPA sesuai dengan tugas dan fungsinya mendukung pelaksanaan misi ke-4
pembangunan nasional dalam RPJMN tahun 2015-2019 yaitu Mewujudkan kualitas
hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, dan Nawacita ke-5
yaitu Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.

Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama


Tujuan Kemen PPPA untuk mendukung upaya pencapaian Visi dan Misi Kemen
PPPA adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan
Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ke-1 adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya capaian indeks pembangunan gender
Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama (IKU): Indeks
Pembangunan Gender (IPG)
b. Meningkatnya capaian indeks pemberdayaan gender
Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama: Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG)
2. Meningkatkan kualitas perlindungan hak perempuan.
Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
a. Berkurangnya kasus kekerasan terhadap perempuan termasuk TPPO.
1) Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama: Pravelensi
kekerasan terhadap perempuan termasuk TPPO; dan rasio kekerasan
terhadap perempuan termasuk TPPO.
2) Perbandingan antara jumlah kekerasan terhadap perempuan dengan jumlah
perempuan di atas 18 tahun.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 40

b. Meningkatnya kualitas penanganan kasus kekerasan terhadap


perempuan termasuk TPPO
Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama: persentase
kabupaten/kota yang memberikan layanan komprehensif sesuai standar kepada
seluruh (100%) perempuan korban kekerasan.
c. Meningkatnya kualitas calon tenaga kerja perempuan Indonesia.
Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama:
Persentase calon tenaga kerja perempuan yang memperoleh pelatihan
ketrampilan yang bersertifikat
d. Meningkatnya perlindungan lansia, penyandang disabilitas, korban
bencana, konflik dalam situasi darurat dan kondisi khusus bagi
perempuan.
Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama:
Persentase perlindungan lansia, penyandang disabilitas, korban bencana, konflik
dalam situasi darurat dan kondisi khusus bagi perempuan dan anak yang
ditangani.

3. Meningkatkan kualitas pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak


Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya kabupaten/kota yang mampu memenuhi hak anak.
Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama:
1) Persentase kabupaten/kota Layak Anak
2) Persentase K/L, Provinsi, dan Kabupaten/Kota yang memiliki
program/kegiatan responsif hak anak
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 41

4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan


publik di Kementerian PPPA
Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan anggaran di Kementerian PP-
PA.
Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama:
1) Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian PPPA.
2) Status opini BPK terhadap laporan keuangan Kementerian PP-PA.
b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik di Kementerian PPPA
Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama: Persentase layanan
pengaduan masyarakat terkait PP dan PA yang direspon dan ditindaklanjuti
tepat waktu

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan sinergitas antar lembaga


masyarakat dalam peningkatanpemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak
Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ke-6 ini adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya partisipasi dan sinergitas lembaga profesi dan dunia
usaha, media, dan organisasi agama dan kemasyarakatan serta
akademisi dan lembaga risetdalam pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak
Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama: Persentase
Partisipasi Lembaga Masyarakat.

Analisis permasalahan, faktor pendorong dan faktor penghambat dalam


pencapaian sasaran Renstra Kementerian/Lembaga tercantum pada tabel 3.2 berikut
ini.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 42

Tabel 3.2
Permasalahan Pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Karawang
berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Permasalahan Pelayanan Sebagai Faktor


Sasaran Jangka
Dinas Pemberdayaan
No Menengah
Perempuan dan Penghambat Pendorong
Renstra K/L
Perlindungan Anak
1 a. Meningkatnya · Nilai IPG masih beberapa · Pelaksanaan · Adanya
capaian indeks poin di bawah IPM. Perencanaan dan komitmen kepala
pembangunan · Kurangnya koordinasi OPD penganggaran daerah untuk
gender dalam menyediakan data responsif gender meningkatkan
terpilah belum optimal. Pemberdayaan
b. Meningkatnya · Rendahnya partisipasi · Terbatasnya Perempuan
capaian indeks perempuan diberbagai anggaran program
pemberdayaan sektor pembangunan untuk mendukung
gender PUG dan
Perencanaan dan
penganggaran
responsif gender
2 a. Berkurangnya · Tingginya kasus kekerasan · Terbatasnya · Adanya
kasus kekerasan terhadap perempuan, personil yang kerjasama yang
terhadap terlihat dari jumlah kasus melayani baik antara
perempuan kekerasan terhadap penanganan kasus pemerintah
termasuk TPPO perempuan dan jumlah kekerasan terhadap daerah dan
kasus KDRT. perempuan dan instansi terkait
· Perempuan banyak menjadi anak melalui lembaga
obyek pornografi, P2TP2A
menjadikan perempuan
sangat rentan terhadap
kekerasan.
b. Meningkatnya · Rendahnya perlindungan
kualitas terhadap tenaga kerja dan
penanganan kasus buruh migran perempuan,
kekerasan ditunjukkan dengan
terhadap terjadinya kasus-kasus
perempuan perlakuan buruk terhadap
termasuk TPPO buruh migran.
· Belum optimalnya peran
kelembagaan perlindungan
hak perempuan.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 43

Permasalahan Pelayanan Sebagai Faktor


Sasaran Jangka
Dinas Pemberdayaan
No Menengah
Perempuan dan Penghambat Pendorong
Renstra K/L
Perlindungan Anak

3 a. Meningkatnya · Rendahnya Perlindungan · Terbatasnya · Adanya


implementasi terhadap anak berhadapan personil yang komitmen kepala
kabupaten/kota dengan hukum (ABH). melayani daerah untuk
layak anak di penanganan kasus mengembangkan
Indonesia. kekerasan terhadap Kota Layak Anak
perempuan dan
b. Meningkatnya · Munculnya berbagai tindak anak
kualitas kekerasan terhadap anak
implementasi
kebijakan terkait
perlindungan
khusus kepada
anak
c. Meningkatnya · Belum optimalnya pemenuhan
kualitas sistem hak-hak anak seperti akte
layanan kelahiran, PAUD, hidup sehat,
perlindungan sekolah ramah anak,
khusus kepada Puskesmas ramah anak, dan
anak pengasuhan yang aman.
4 Meningkatnya · Kurangnya partisipasi · Pengetahuan dan · Adanya beberapa
partisipasi dan masyarakat dalam kepedulian organisasi
sinergitas lembaga Pemberdayaan perempuan dan organisasi masyarakat dan
profesi dan dunia perlindungan anak masyarakat dan LSM yang
usaha, media, dan LSM dalam bergerak di
organisasi agama Pemberdayaan bidang
dan kemasyarakatan perempuan dan Pemberdayaan
serta akademisi dan perlindungan anak perempuan dan
lembaga riset dalam masih kurang perlindungan
pemberdayaan anak
perempuan dan
perlindungan anak
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 44

3.3.2 Telaahan Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak


dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Renstra Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa
Barat yang terkait dengan pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan daerah,
dengan sasaran Meningkatnya indeks pembangunan gender dan indeks
pemberdayaan gender.
2. Meningkatkan perlindungan terhadap hak perempuan, dengan sasaran:
Meningkatnya penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan.
3. Meningkatnya perlindungan dan pemenuhan hak anak, dengan sasaran:
terimplementasikannya kabupaten/kota layak anak dan perlindungan khusus anak.
Analisis permasalahan, faktor pendorong dan faktor penghambat dalam
pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur tercantum pada tabel 3.3
berikut ini.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 45

Tabel 3.3
Permasalahan Pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Karawang
berdasarkan Sasaran Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat
beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya

Sasaran Jangka Sebagai Faktor


Menengah
Permasalahan Pelayanan
Renstra Dinas
Dinas Pemberdayaan
No Pemberdayaan
Perempuan dan Penghambat Pendorong
Perempuan dan
Perlindungan Anak
Perlindungan
Anak Provinsi
1 Meningkatnya · IPG meningkat namun · Pelaksanaan · Adanya
indeks relatif rendah Perencanaan dan komitmen
pembangunan dibandingkan kondisi ideal penganggaran kepala daerah
sebesar 100. responsif gender untuk
gender dan indeks
· IDG relatif rendah belum optimal. meningkatkan
pemberdayaan dibandingkan kondisi ideal · Terbatasnya Pemberdayaan
gender dan daerah lain. anggaran Perempuan
program untuk
mendukung PUG
dan Perencanaan
dan
penganggaran
responsif gender.
2 Meningkatnya · Tingginya kasus kekerasan · Terbatasnya · Adanya
penanganan kasus terhadap perempuan, personil yang kerjasama
kekerasan terlihat dari jumlah kasus melayani yang baik
kekerasan terhadap
terhadap penanganan antara
perempuan dan jumlah
perempuan kasus KDRT. kasus kekerasan pemerintah
· Perempuan banyak terhadap daerah dan
menjadi obyek pornografi, perempuan dan instansi terkait
menjadikan perempuan anak melalui
sangat rentan terhadap lembaga
kekerasan. P2TP2A
· Belum optimalnya peran
kelembagaan
perlindungan hak
perempuan.
· Rendahnya perlindungan
terhadap tenaga kerja dan
buruh migran perempuan,
ditunjukkan dengan
terjadinya kasus-kasus
perlakuan buruk terhadap
buruh migran.
· Rendahnya Perlindungan
terhadap anak
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 46

Sasaran Jangka Sebagai Faktor


Menengah
Permasalahan Pelayanan
Renstra Dinas
Dinas Pemberdayaan
No Pemberdayaan
Perempuan dan Penghambat Pendorong
Perempuan dan
Perlindungan Anak
Perlindungan
Anak Provinsi
berhadapan dengan
hukum (ABH).
· Munculnya berbagai
tindak kekerasan terhadap
anak
3 Terimplementasika · Belum optimalnya · Terbatasnya · Adanya
nnya pemenuhan hak-hak anak personil yang komitmen
kabupaten/kota seperti akte kelahiran, melayani kepala daerah
layak anak dan PAUD, hidup sehat, penanganan untuk
perlindungan sekolah ramah anak, kasus kekerasan mengembangk
khusus anak Puskesmas ramah anak, terhadap an Kota Layak
dan pengasuhan yang perempuan dan Anak
aman. anak

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Dalam RTRW tidak diatur mengenai Rencana struktur tata ruang,
Struktur tata ruang saat ini, Rencana pola ruang, Pola ruang saat ini, dan
Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah yang berkaitan dengan
tugas dan fungsi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Dalam kurun waktu lima tahun kedepan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak tidak melaksanakan kegiatan pembangunan fisik dalam skala
besar yang dapat berpengaruh terhadap pola dan fungsi ruang

3.4.2 Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tidak berimplikasi terhadap
lingkungan. Aspek kajian lingkungan hidup, pembangunan Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan pembangunan yang tidak
menyentuh aspek lingkungan hidup secara langsung, terkecuali jika hasil
pembangunan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 47

notabene subyek/obyeknya adalah perempuan dan juga anak, akan


menghasilkan manusia yang peduli akan lingkungannya.

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Berdasarkan berbagai permasalahan, hasil Rakor dengan SKPD terkait, monev


lapangan dan kajian kasus yang dilaporkan serta potensi dan kondisi yang ada,
terdapat banyak isu strategis dalam pembangunan bidang Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan anak diantaranya :

1) Masih kurangnya kesetaraan gender dalam pembangunan dan berbagai


kebijakan

2) Masih Kurangnya Kualitas perempuan terlihat dari sumbangan pendapatan


perempuan dan keterwakilan perempuan di legislatif yang masih rendah

3) Kurangnya kuantitas dan kualitas kelembagaan dalam perlindungan terhadap


perempuan dan anak.

4) Belum optimalnya pencapaian kota layak anak baru mencapai tingkat


Pratama.

5) Belum optimalnya Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pelayanan Internal dan


Eksternal.

Program pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dapat


dilaksanakan dengan baik, jika ada kelembagaan yang menanganinya, baik di tingkat
pemerintah pusat maupun daerah, Karena program-program pembangunan
pemberdayaan perempuan dan anak merupakan program lintas bidang, maka
diperlukan koordinasi, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi,
termasuk dalam pemenuhan komitmen internasional (seperti Convention on the
Elimination of All Forms of Discriminations Against Women, Beijing Platform for Action,
Convention on the Rights of the Children , dan World Fit for Children). Komitmen
tersebut pada dasarnya mendorong semua negara agar mengintegrasikan persamaan
hak dan penghapusan diskriminasi pada semua peraturan perundang-undangan,
program dan kegiatan serta melaksanakan penegakan hukum terhadap
pelanggarannya.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 48

BAB IV
TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
Tujuan dan sasaran jangka menengah yang akan dicapai oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak diuraikan sebagai berikut
1. Meningkatkan Kesetaraan Gender
Sasaran yang dicapai dari tujuan pertama adalah:
· Meningkatnya Implementasi pengarusutamaan Gender
2. Meningkatkan Kualitas Hidup Perempuan dalam di berbagai bidang pembangunan.
Sasaran yang dicapai dari tujuan kedua adalah:
· Meningkatnya Kualitas Perempuan
3. Meningkatkan kualitas Perlindungan Terhadap Perempuan Dan Anak
Sasaran yang dicapai dari tujuan ketiga adalah:
· Optimalnya pencegahan dan penanganan terhadap Perempuan Dan Anak
korban kekerasan dan termasuk TPPO
4. Meningkatkan pemenuhan Hak Anak bagi seluruh anak
Sasaran yang dicapai dari tujuan keempat adalah:
· Meningkatnya capaian kota layak anak
5. Meningkatkan Layanan Manajemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
Sasaran yang dicapai dari tujuan kelima adalah:
· Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pelayanan Internal dan
Eksternal
Secara rinci tujuan, sasaran, indikator sasaran dan target kinerja sasaran
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak disajikan pada Tabel 4.1
berikut ini.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 49

Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan DPPPA Tahun 2016-2021
Kondisi
Target Kinerja Sasaran Target
Awal
Isu Strategis Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan Akhir
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Renstra
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Masih kurangnya Meningkatkan Meningkatnya
kesetaraan gender dalam Kesetaraan Gender Implementasi Indeks Pembangunan
Indeks 73.48 73.52 73.56 73.6 73.64 73.68 73.68
pembangunan dan pengarusutamaan Gender (IPG)
berbagai kebijakan Gender
Indeks Pemberdayaan
Indeks 64.71 65.21 65.71 66.21 66.71 67.21 67.21
Gender (IDG)

T ingkat capaian
Skor/T ing
Anugerah Parahita - - Pratama Pratama Madya Madya Madya
kat
Ekapraya (APE)

Masih Kurangnya Kualitas Meningkatkan Kualitas Meningkatnya Kualitas Persentase sumbangan


perempuan terlihat dari Hidup Perempuan Perempuan pendapatan perempuan
sumbangan pendapatan % 28.48 28.98 29.48 29.98 30.48 30.98 30.98
dalam di berbagai
perempuan dan keterwakilan
perempuan di legislatif yang bidang pembangunan
masih rendah

% 20.50 21.00 21.50 22.00 22.50 23.00 23.00


Persentase keterlibatan
perempuan di lembaga
legislatif
Kurangnya kuantitas dan Meningkatkan kualitas Optimalnya Persentase perempuan
kualitas kelembagaan Perlindungan T erhadap pencegahan dan dan anak korban
Persen 100 100 100 100 100 100 100
dalam perlindungan Perempuan Dan Anak penanganan terhadap kekerasan dan T PPO
terhadap perempuan dan Perempuan Dan A nak yang terlayani sesuai
anak dengan
korban kekerasan dan Rasio standar korban per1000
Perempuan
termasuk TPPO kekerasan dan T PPO perempua 0.08 0.07 0.07 0.07 0.07 0.06 0.06
n
Rasio Anak korban
kekerasan

per1000
0.12 0.12 0.11 0.11 0.10 0.10 0.10
anak

Belum optimalnya Meningkatkan pemenuhan Meningkatnya capaian T ingkat capaian kota


pencapaian kota layak Hak Anak bagi seluruh kota layak anak layak anak
anak baru mencapai anak
tingkat Pratama

Skor/T ing
- Pratama Madya Madya Nindya Nindya Nindya
kat

Meningkatkan Meningkatkan Layanan Meningkatkan Rata-rata nilai SKP Nilai 87.5 88 88.5 88.9 88.95 90.5 90.5
Kompetensi Sumber Daya Manajemen Kompetensi Sumber
Manusia, Pelayanan Pemberdayaan Daya Manusia, Nilai Akuntabilitas Skor B C C CC B B B
Internal dan Eksternal Perempuan dan Pelayanan Internal
Perlindungan A nak dan Eksternal

Persentase tingkat
Persen 97.99 90.00 91.00 92.00 93.00 94.00 94.00
serapan anggaran
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 50

4.2 Strategi dan Kebijakan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak
4.2.1 Strategi
Strategi yang digunakan dalam rangka pencapaian sasaran adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan pendampingan teknis dalam penyusunan program, kegiatan dan
anggaran yang responsif gender melalui Perencanaan dan Penganggaran
yang Responsif Gender (PPRG);
2. Memperkuat sistem penyediaan, pemutakhiran, dan pemanfaatan data pilah
gender.
3. Meningkatkan pemahaman dan komitmen pemerintah daerah, masyarakat,
dunia usaha dan media massa tentang pentingnya pengintegrasian
perspektif gender dalam pembangunan di berbagai bidang.
4. Peningkatan kapasitas perempuan dalam kehidupan politik dan sosial
budaya;
5. Meningkatnya kualitas hidup perempuan melalui pemberian pelatihan
keterampilan dan bantuan alat.
6. Meningkatkan pemahaman dan kerjasama antara pemerintah, aparat
penegak hukum, masyarakat dalam pencegahan tindak kekerasan terhadap
perempuan termasuk TPPO;
7. Meningkatkan kualitas lembaga layanan termasuk SDM yang melayani
perempuan korban kekerasan, yang mencakup layanan pengaduan,
rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, penegakan dan bantuan hukum,
serta pemulangan dan reintegrasi sosial;
8. Meningkatkan advokasi kepada pemerintah, masyarakat, tentang
pentingnya perlindungan khusus anak dari tindak kekerasan, eksploitasi,
penelantaran dan perlakuan salah lainnya;
9. Memperkuat jejaring kelembagaan pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
dalam pelaksanaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi perlindungan
khusus anak.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 51

10. Meningkatkan kapasitas dan kuantitas lembaga penyedia layanan


pemenuhan hak anak;
11. Memperkuat lembaga/jejaring pemenuhan hak anak di daerah untuk
peningkatan efektifitas dan efisiensi pemenuhan hak anak;
12. Meningkatkan Kualitas Manajemen Sumber Daya Manusia.

4.2.2 Kebijakan
Kebijakan yang diambil dalam rangka pelaksanaan strategi adalah
sebagai berikut:
1. Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan;
2. Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender
(PPRG) di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
3. Peningkatan Keterlibatan Perempuan dalam Bidang Pembangunan
Ekonomi, dan Politik;
4. Peningkatan Pendapatan perempuan;
5. Peningkatan Koordinasi dan Mendorong Upaya-upaya Perlindungan dan
pencegahan terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk
Tindak Pidana Perdagangan Orang;
6. Penguatan lembaga penyedia layanan perlindungan korban kekerasan dan
perdagangan orang;
7. Pemenuhan sarana dan prasarana penunjang Kabupaten/Kota Layak Anak;
8. Pemenuhan hak anak dengan fokus pada percepatan pencapaian
Kabupaten/Kota Layak Anak, dengan penyediaan berbagai regulasi,
kebijakan, pembentukan dan pembinaan kelembagaan.
9. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur, Pelayanan Administrasi serta
Sarana dan Prasarana;
10. Peningkatan kualitas kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 52

Keterkaitan antara strategi dan kebijakan dengan Tujuan, Sasaran Dinas


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut
ini.

Tabel 4.2
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan DPPPA
Tahun 2016-2021
No Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
1 Meningkatkan Meningkatnya · Melakukan pendampingan teknis · Peningkatan Peran
Kesetaraan Implementasi dalam penyusunan program, kegiatan Serta dan Kesetaraan
Gender pengarusutamaan dan anggaran yang responsif gender Gender dalam
melalui Perencanaan dan Pembangunan
Gender
Penganggaran yang Responsif Gender
(PPRG)
· Memperkuat sistem penyediaan, · Penyusunan
pemutakhiran, dan pemanfaatan data Perencanaan dan
pilah gender Penganggaran yang
Responsif Gender
(PPRG) di Dinas
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak.
2 Meningkatkan Meningkatnya · Peningkatan kapasitas perempuan · Peningkatan
Kualitas Hidup Kualitas dalam kehidupan politik dan sosial Keterlibatan
Perempuan Perempuan budaya Perempuan dalam
Bidang Pembangunan
dalam di
Ekonomi, dan Politik
berbagai
· Meningkatnya kualitas hidup · Peningkatan
bidang perempuan melalui pemberian Pendapatan
pembangunan pelatihan keterampilan dan bantuan perempuan
alat.
3 Meningkatkan Optimalnya · Meningkatkan pemahaman dan · Peningkatan
kualitas pencegahan dan kerjasama antara pemerintah, aparat Koordinasi dan
Perlindungan penanganan penegak hukum, masyarakat dalam Mendorong Upaya-
pencegahan tindak kekerasan upaya Perlindungan
Terhadap terhadap
terhadap perempuan termasuk TPPO dan pencegahan
Perempuan Perempuan Dan
terjadinya kekerasan
Dan Anak Anak korban terhadap perempuan
kekerasan dan dan anak termasuk
termasuk TPPO Tindak Pidana
Perdagangan Orang
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 53

No Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan


· Meningkatkan kualitas lembaga · Penguatan lembaga
layanan termasuk SDM yang melayani penyedia layanan
perempuan korban kekerasan, yang perlindungan korban
mencakup layanan pengaduan, kekerasan dan
rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi perdagangan orang
sosial, penegakan dan bantuan
hukum, serta pemulangan dan
reintegrasi sosial
· Meningkatkan advokasi kepada
pemerintah, masyarakat, tentang
pentingnya perlindungan khusus anak
dari tindak kekerasan, eksploitasi,
penelantaran dan perlakuan salah
lainnya
· Memperkuat jejaring kelembagaan
pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha dalam pelaksanaan,
pengawasan, pemantauan, dan
evaluasi perlindungan khusus anak
4 Meningkatkan Meningkatnya · Meningkatkan kapasitas dan kuantitas · Pemenuhan sarana
pemenuhan capaian kota lembaga penyedia layanan dan prasarana
Hak Anak bagi layak anak pemenuhan hak anak penunjang
Kabupaten/Kota
seluruh anak
Layak Anak
· Memperkuat lembaga/jejaring · Pemenuhan hak anak
pemenuhan hak anak di daerah untuk dengan fokus pada
peningkatan efektifitas dan efisiensi percepatan
pemenuhan hak anak pencapaian
Kabupaten/Kota
Layak Anak, dengan
penyediaan berbagai
regulasi, kebijakan,
pembentukan dan
pembinaan
kelembagaan
5 Meningkatkan Meningkatkan · Meningkatkan Kualitas Manajemen · Peningkatan Kualitas
Layanan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sumber Daya
Manajemen Sumber Daya Aparatur, Pelayanan
Pemberdayaan Administrasi serta
Manusia,
Perempuan Sarana dan Prasarana
dan Pelayanan
· Peningkatan kualitas
Perlindungan Internal dan
kinerja Dinas
Anak Eksternal Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 54

BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan pendanaan


Indikatif SKPD merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD, rencana program prioritas beserta indicator keluaran program dan pagu SKPD
sebagaimana tercantum dalam RPJMD, selanjutnya dijabarkan dalam rencana kegiatan
untuk setiap program tersebut.

Terdapat 4 (empat) program utama yang menjadi kewenangan DPPPA Kabupaten


Karawang adalah sebagai berikut :

1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

2. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

3. Program Peningkatan Kualitas Hidup Dan Perlindungan Perempuan

4. Program Peningkatan Peran Serta Dan Kesetaraan Jender Dalam Pembangunan

5. Program Perlindungan Anak dan Perempuan

Adapun Program dan Kegiatan pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak adalah sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik

3) Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Dan Perlengkapan Perkantoran

4) Penyediaan Alat Tulis Kantor

5) Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan

6) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik Penerangan Bangunan Kantor

7) Penyediaan Peralatan Dan Perlengkapan Kantor

8) Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

9) Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-Undangan


RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 55

10) Penyediaan Makanan Dan Minuman

11) Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah

12) Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Dalam Daerah

13) Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

1) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

2) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas Operasional

3) Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

1) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengapannya

2) Pengadaan Pakaian Hari-hari Tertentu

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur


1) Peningkatan Kapasitas Pegawai
2) Pengembangan Sumber Daya Aparatur

5. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah


1) Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah

6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan


Keuangan

1) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

2) Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

3) Pengelolaan Data dan Sinergitas Program

4) Pengelolaan, Pengolahan dan Informasi Data


RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 56

7. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

1) Kegiatan Advokasi dan Fasilitasi PUG Bagi Perempuan

2) Pemetaan Potensi Organisasi dan Lembaga Masyarakat

3) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak

8. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan


1) Pengembangan dan Pemberdayaan PEKKA
2) Kegiatan Kota Layak Anak
9. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
1) Fasilitasi Upaya Perlindungan Perempuan terhadap Tindak Kekerasan
2) Sosialisasi dan Advokasi Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan
3) Fasilitasi Motivator Ketahanan Keluarga (MOTEKAR)
10. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesejahteraan Gender
1) Penunjang Kegiatan Terpadu P2WKSS
2) Pengembangan Dan Pemberdayaan Kelompok Perempuan-Perempuan Indonesia
Mandiri (PRIMA)
3) Fasilitasi Kegiatan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI)
4) Fasilitasi KegiatanGabungan Organisasi Wanita (GOW)
5) Fasilitasi Kegiatan Peningkatan Urusan Peranan Wanita
6) Fasilitasi Kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
7) Kegiatan Pengarusutamaan Gender
8) Kegiatan Pameran Hasil Karya Perempuan dibidang Pembangunan
9) Pelaksanaan Implementasi PUG
10) Advokasi Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender
11. Program Perlindungan Anak dan Perempuan
1) Fasilitas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 57

Tabel 5.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
Kabupaten Tahun ....-....

(PAKAI EXCELL)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja


Target Dinas
Indikator
Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Akhir Pemberdayaan
Kinerja
Indikator Program Kondisi Renstra Perempuan
Tujuan Sasaran Program dan Kegiatan Satuan dan
Sasaran (outcome) Awal
Perlindungan
dan Kegiatan
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Anak
(output)
Penanggung-
jawab
Meningkatkan Meningkatnya IPG Program Penguatan Bidang
kesetaraan capaian indeks Kelembagaan Pemberdayaan
gender dalam pembangunan Pengarusutamaan Perempuan
pembangunan gender Gender
Meningkatnya IDG
capaian indeks
pemberdayaan
gender
Kegiatan:
1. Advokasi dan Jumlah orang 60 60 100.000. 60 100.000. 60 100.000. 60 100.000. 60 500.000. 300
fasilitasi PUG bagi Peserta Rakor 000 000 000 000 000
perempuan PUG

Tujuan 1 Sasaran 2 Program .......


Kegiatan......
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 58

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja


Target Dinas
Indikator
Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Akhir Pemberdayaan
Kinerja
Indikator Program Kondisi Renstra Perempuan
Tujuan Sasaran Program dan Kegiatan Satuan dan
Sasaran (outcome) Awal
Perlindungan
dan Kegiatan
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Anak
(output)
Penanggung-
jawab
Dst ....
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 59

Bab VI
Indikator Kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Yang Mengacu Pada Tujuan
Dan Sasaran RPJMD

Bagian penting dalam proses penyusunan Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan


dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang adalah ketersediaan indikator kinerja yang
berguna untuk mengukur capaian target kinerja pembangunan daerah. Indikator kinerja
adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif maupun
kualitatif. Keberadaan indikator sangat penting baik dalam evaluasi kinerja program-
program pembangunan daerah. Indikator kinerja menjadi kunci dalam pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi kinerja, yaitu sebagai ukuran untuk menilai ketercapaian kinerja
pembangunan daerah. Dalam perencanaan pembangunan daerah, indikator menjadi ukuran
keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, serta program dan kegiatan
yang telah dirumuskan dalam dokumen perencanaan.
Indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator
kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam lima tahun mendatang sebagai
komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Target indikator
kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang yang
mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Karawang ini akan diukur dalam
evaluasi kinerja pembangunan. Pencapaian kinerja indikator yang termuat juga akan
menjadi bahan dalam pelaporan kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak selama lima tahun, sehingga perlu dipedomani oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang.
Indikator kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang
mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD secara rinci dapat dikemukakan pada Tabel 6.1
berikut ini.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 60

Tabel 6.1
Indikator Kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Karawang yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran Revisi RPJMD
Tahun 2016-2021

Kondis
Target Capaian Setiap Tahun Target
i Awal
NO Indikator Satuan Akhir
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun RPJMD
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
1 Persentase
layanan terhadap
perempuan dan % 100 100 100 100 100 100 100
anak korban
kekerasan

2 Indeks
Pembangunan Indeks 73.48 73.52 73.56 73.6 73.64 73.68 73.68
Gender (IPG)

3 Indeks
Pemberdayaan Indeks 64.71 65.21 65.71 66.21 66.71 67.21 67.21
Gender (IDG)
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 61

BAB VII
PENUTUP

7.1 Pedoman Transisi


Masa berlaku Revisi Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang Tahun 2016 – 2021 adalah
selama lima tahun. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan serta mengisi
kekosongan dokumen perencanaan pada masa transisi, maka Revisi Renstra Tahun
2016–2021 dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Renja DPPPA
tahun 2018, dengan tetap berpedoman pada RPJPD Kabupaten Karawang Tahun
2005 - 2025.

7.2 Kaidah Pelaksanaan


Beberapa kaidah pelaksanaan Revisi Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Karawang tahun 2016
- 2021 yang perlu diatur sebagai berikut:
1. Sekretariat dan bidang-bidang pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak agar mendukung pencapaian target-target Renstra dan
melaksanakan program dan kegiatan yang tercantum Renstra dengan sebaik-
baiknya.
2. Diharapkan seluruh aparatur di Sekretariat dan bidang-bidang pada Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat menjalin koordinasi dan
kerjasama yang baik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
Renstra ini dapat tercapai.
3. Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak akan dijabarkan
dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak yang merupakan dokumen perencanaan tahunan dalam kurun waktu lima
tahun. Untuk menjaga konsistensi dan keselarasan kebijakan, program dan
kegiatan, maka Penyusunan Renja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak wajib berpedoman pada Renstra Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
RENSTRA DPPPA TAHUN 2016-2021 | 62

4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan


pemerintahan dan pembangunan serta memastikan pencapaian target-target
Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, maka perlu
dilakukan pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan, pelaksanaan dan hasil
program dan kegiatan Renstra secara berkala.
5. Apabila terjadi perubahan kebijakan pembangunan di tingkat nasional dan atau
daerah, maka dapat dilakukan perubahan Renstra Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak sesuai dengan kaidah dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN


PERLINDUNGAN ANAK
KABUPATEN KARAWANG

Drs. H. ABDUL AZIZ, M.Si


NIP. 19610316 198603 1 008
Tabel 2.4

Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Tahun 2011-2015

Target Target Renstra Perangkat Daerah Realisasi Capaian Rasio Capaian


Target
NO Indikator Kinerja Satuan Indikator
IKK 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Lainnya
1 % 100% TAD 400,00 125 125 100
Cakupan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan yang mendapat Penanganan
Pengaduan oleh Petugas terlatih di dalam
Unit Pelayanan Terpadu TAD 25% 80% 80% 100% TAD 100% 100% 100% 100%
2 % 100% 25% 80% 80% 100% TAD 400 125 125 100
Cakupan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan yang mendapatkan Layanan
Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan terlatih di
Puskesmas mampu Tatalaksana Kt P/A dan
PPT/PKT di RS TAD TAD 100% 100% 100% 100%
3 % 75% 50% 50% 50% 75% TAD 200 200 200 133,3
Cakupan Layanan Rehabilitasi Sosial yang
diberikan oleh Petugas Rehabilitasi social
Terlatih bagi perempuan dan anak Korban
kekerasan didalam Unit Pelayanan terpadu TAD TAD 100% 100% 100% 100%
4 % 75% 50% 50% 50% 75% TAD 200 200 200 133,3
Cakupan Layanan Bimbingan Rohani yang
diberikan oleh Petugas Bimbingan Rohani
Terlatih Bagi perempuan dan Anak Korban
Kekerasan di dalam Unit PelayananTerpadu TAD TAD 100% 100% 100% 100%
5 % 80% 10% 50% 50% 80% TAD 1000 200 200 125
Cakupan Penegakan Hukum dari Tingkat
Penyidikan sampai dengan putusan
Pengadilan atas kasus-kasus kekerasan
terhadap Perempuan dan anak TAD TAD 100% 100% 100% 100%
6 Cakupan Perempuan dan Anak Korban % 50% 25% 40% 40% 50% TAD 400 250 250 200
Kekerasan yang mendapatkan Layanan
Bantuan Hukum TAD TAD 100% 100% 100% 100%
7 % 50% 25% 40% 40% 50% TAD 400 250 250 200
Cakupan Layanan Pemulangan Bagi
Perempuan dan Anak Korban kekerasan TAD TAD 100% 100% 100% 100%
8 Per 1000 100% 25% 75% 75% 100% TAD -200 66,67 66,67 100
Cakupan Layanan Reintegrasi social bagi Perempuan
Perempuan dan Anak korban Kekerasan TAD TAD 100% 100% 100% 100%
Tabel 2.5
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Tahun 2011-2015

Rasio antara Realisasi dan Anggaran


Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
No Program Tahun ke-
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1 Program keserasian kebijakan
peningkatan kualitas Anak dan TAD TAD
Perempuan 159.611.000 95.500.000 153.350.000 TAD TAD 151.590.500 94.950.000 151.250.000 TAD TAD 94,97 99,42 98,63
2 Program Penguatan Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan Anak TAD TAD
TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD TAD
3 Program Peningkatan Kualitas Hidup
dan Perlindungan Perempuan TAD TAD
96.545.000 133.090.000 99.750.000 TAD TAD 92.600.000 127.265.000 94.750.000 TAD TAD 95,91 95,62 94,99
4 Program Peningkatan peran serta
dan kesetaraan jender dalam TAD TAD
pembangunan 685.140.463 186.900.000 142.715.000 TAD TAD 674.589.300 182.870.000 141.515.000 TAD TAD 98,46 97,84 99,16 #####
5 Program pelayanan administrasi
TAD TAD 660.479.400 698.229.000 920.818.020 TAD TAD 623.028.080 639.563.534 885.106.683 TAD TAD 94,33 91,60 96,12 ###
perkantoran
6 Program peningkatan sarana dan
TAD TAD 720.310.800 828.188.000 853.760.000 TAD TAD 697.602.500 772.799.000 763.278.100 TAD TAD 96,85 93,31 89,40
prasarana aparatur
7 Program peningkatan disiplin
TAD TAD 149.365.000 69.560.000 136.075.000 TAD TAD 148.790.400 69.550.000 134.877.500 TAD TAD 99,62 99,99 99,12
aparatur
8 Program peningkatan kapasitas
TAD TAD 22.870.000 43.570.000 154.550.000 TAD TAD 22.870.000 43.570.000 153.790.000 TAD TAD 100,00 100,00 99,51
sumber daya aparatur
9 Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan TAD
capaian kinerja dan keuangan TAD 28.675.000 204.860.000 22.380.000 TAD TAD 28.675.000 169.975.000 22.230.000 TAD TAD 100,00 82,97 99,33
MATRIK KERJA SINTESA KEWENANGAN, PERMASALAHAN DAN ISU PERANGKAT DAERAH KABUPATEN/KOTA

(Menjadi Narasi di Bab III


Sub Bab 3.1)

Undang-Undang Teknis sesuai Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah


Kewenangan Sesuai UU Tugas Pokok dan Fungsi Permasalahan yang
Bidang/Sub Indikator Kinerja yang
23 Tahun 2014 tentang Perangkat Daerah Sesuai Sintesa Kewenangan Rumus Indikator Dihadapi Perangkat
Urusan Terkait
Pemerintahan Daerah Perbup Tupoksi UU 23 Tahun 2004 UU Nomor 21 Tahun UU 13 Tahun 2003 UU 6/2012 Buruh UU 24 Tahun 2007 UU 7/2012 Situasi UU 35 Tahun 2014 Uu Nomor 7 Tahun 1984 Daerah
Inpres 9 Tahun 2000 Permendagri 67/2011
PKDRT 2007 (Traficking) (Naker) Migran Bencana Konflik (UUPA) (Pengesahan Cedaw

Kualitas Hidup Pelembagaan PUG pada perumusan bahan kebijakan teknis Ruang lingkup Pemerintah daerah Pelembagaan PUG pada Persentase PD yang Jumlah PD yang Kurangnya pemahaman PD
Perempuan lembaga pemerintah tingkat Dinas dan/atau bahan kebijakan pengarusutamaan gender berkewajiban menyusun lembaga pemerintah tingkat melaksanakan PPRG melaksanakan PPRG dibagi terhadap PPRG
Daerah kabupaten/kota. meliputi seluruh kebijakan, program, dan Daerah kabupaten/kota. Jumlah PD kali 100
daerah dalam hal pemberdayaan
perencanaan, penyusunan, kegiatan pembangunan
perempuan dan peningkatan pelaksanaan, pemantauan, responsif gender yang
ketahanan keluarga dan evaluasi kebijakan dan dituangkan dalam Rencana
program pembangunan Pembangunan Jangka
nasional. Menengah Daerah atau
RPJMD, Rencana Strategis
SKPD, dan Rencana Kerja
SKPD.
Membentuk dan/atau Penyusunan kebijakan, Penyusunan kebijakan,
menunjuk mekanisme program, dan kegiatan program, dan kegiatan
internal/unit pembangunan responsif pembangunan responsif
kerja/penanggung jawab gender dilakukan melalui gender dilakukan melalui
guna kelancaran analisis gender. analisis gender.
pelaksanaan
pengarusutamaan gender di
lingkungannya
Pemberdayaan perempuan pelaksanaan kebijakan teknis dinas Pemberdayaan perempuan Jumlah perempuan di Kurangnya pemahaman
bidang politik, hukum, sosial dan / atau kebijakan daerah dalam bidang politik, hukum, sosial lembaga legislatif (DPRD) masyarakat terhadap fungsi
dan ekonomi pada organisasi hal pemberdayaan perempuan dan dan ekonomi pada organisasi Persentase perempuan di dibagi Jumlah Anggota perempuan di lembaga
kemasyarakatan tingkat peningkatan ketahanan keluarga kemasyarakatan tingkat lembaga legislatif legislatif sehingga
Legislatif (DPRD) dikali
Daerah Kabupaten/Kota Daerah Kabupaten 100 menyebabkan keterwakilan
perempuan masih rendah
Jumlah Perempuan sebagai Kurangnya daya saing
Persentase Perempuan sebagai tenaga Manager, perempuan pada jabatan-
tenaga Manager, Profesional, Profesional, Administrasi, jabatan yang bersifat
Administrasi, Teknisi Teknisi dibagi Jumlah profesional, administrasi,
Pekerja/Pegawai teknis pada lembaga swasta
Perempuan dikali 100 atau pemerintah
Jumlah Sumbangan Rendahnya sumbangan
Persentase Sumbangan pendapatan perempuan pendapatan perempuan
pendapatan perempuan dalam dalam keluarga dibagi total dalam keluarga
keluarga pendapatan dikali 100

Jumlah lansia perempuan -


yang mendapatkan
Persentase lansia perempuan
layanan program
yang mendapatkan layanan
pemberdayaan perempuan
program pemberdayaan
dibagi Jumlah lansia
perempuan
perempuan dikali 100

-
Jumlah perempuan
penyandang disabilitas
Persentase perempuan
perempuan yang
penyandang disabilitas
mendapatkan layanan
perempuan yang mendapatkan
pemberdayaan perempuan
layanan pemberdayaan
dibagi Jumlah perempuan
perempuan
penyandang disabilitas
dikali 100
Pembentukan kelembagaan Penguatan dan Persentase kelembagaan PUG
Penguatan dan Jumlah kelembagaan PUG
pelaksanaan evaluasi dan PUG pengembangan lembaga yang aktif
pengembangan lembaga (Pokja PUG dan Focal Poin
penyedia layanan
penyedia layanan pelaporan dalam hal PD) yang aktif dibagi Belum optimalnya
pemberdayaan perempuan
pemberdayaan perempuan pemberdayaan perempuan dan Jumlah kelembagaan PUG koordinasi Pokja PUG dan
tingkat Daerah Kabupaten
tingkat Daerah peningkatan ketahanan keluarga (Pokja PUG dan Focal Poin Focal poin Perangkat
Kabupaten/kota PD) dikali 100
daerah

pelaksanaan administrasi Dinas


dalam hal pemberdayaan
perempuan dan peningkatan
ketahanan keluarga

pelaksanaan tugas lain yang


diberikan pimpinan terkait dengan
tugas pokok dan fungsinya

Perlindungan Pencegahan kekerasan penyusunan bahan kebijakan membuat kebijakan, Perlindungan tenaga kerja Perlindungan tenaga kerja pemerintah daerah menjadi Pencegahan Konflik Menetapkan perlindungan Pencegahan kekerasan Rasio kekerasan terhadap Jumlah perempuan korban Masih tingginya jumlah
Perempuan terhadap perempuan yang teknis Dinas dan/atau bahan program, kegiatan, dan dari pekerjaan terburuk yang bekerja di luar negeri penanggung jawab dalam hukum terhadap hak terhadap perempuan perempuan kekerasan dibagi Jumlah kasus kekerasan terhadap
melibatkan para pihak lingkup kebijakan daerah dalam hal mengalokasikan anggaran penyelenggaraan perempuan atas dasar penduduk perempuan perempuam
Daerah Kabupaten/kota penyelenggaraan perlindungan untuk melaksanakan penanggulangan bencana. persamaan dengan kaum dikali 1000
perempuan pencegahan dan Pasal 6 Tanggung jawab laki-laki, dan untuk
Rasio perempuan korban Jumlah perempuan korban Masih terdapat kasus TPPO
penanganan masalah Pemerintah dalam menjamin perlindungan bagi
perdagangan orang TPPO dibagi Jumlah terhadap perempuan
perdagangan orang. penyelenggaraan kaum perempuan yang aktif
penanggulangan bencana terhadap setiap perilaku penduduk perempuank
diskriminatif, melalui dikali 1000
pengadilan nasional yang Persentase perempuan yang -
Jumlah perempuan yang
kompeten dan badan-badan mendapatkan perlindungan
mendapatkan perlindungan
pemerintah lainnya; pada situasi bencana
pada situasi bencana
dibagi jumlah perempuan
yang menjadi korban
bencana dikali 100
Persentase perempuan yang -
Jumlah perempuan yang
mendapatkan perlindungan
mendapatkan perlindungan
pada situasi konflik
pada situasi konflik dibagi
Jumlah perempuan yang
menjadi korban konflik
dikali 100
pemerintah lainnya;

Persentase buruh migran Jumlah buruh migran -


perempuan bermasalah yang perempuan bermasalah
memperoleh pelayanan yang memperoleh
pelayanan dibagi jumlah
buruh migran dikali 100
Penyediaan layanan bagi pelaksanaan evaluasi dan penyediaan aparat, tenaga pencegahan dan Penyediaan layanan bagi Persentase perempuan korban Masih rendahnya kasus
perempuan korban kekerasan pelaporan dalam hal kesehatan, pekerja sosial, penanganan tindak pidana perempuan korban kekerasan kekerasan yang dilayani sesuai Jumlah perempuan korban kekerasan terhadap
yang memerlukan koordinasi penyelenggaraan perlindungan dan pembimbing rohani; perdagangan orang. standar kekerasan yang dilayani
perempuan yang
tingkat Daerah perempuan sesuai standar dibagi
jumlah perempuan korban dilaporkan kepada
kabupaten/kota.
kekerasan dikali 100 lembaga layanan (P2TP2A)

penyediaan ruang Persentase kasus TPPO yang Jumlah kasus TPPO yang
pelayanan khusus di kantor telah diputuskan oleh telah diputuskan oleh
kepolisian pengadilan (inkracht) pengadilan (inkracht)
dibagi jumlah kasus TPPO
dikali 100
memberikan perlindungan Perentase korban TPPO yang
Jumlah korban TPPO yang
bagi pendamping, saksi, mendapatkan pelayanan di
mendapatkan pelayanan di
keluarga, dan teman lembaga layanan sesuai
lembaga layanan sesuai
korban. standar
standar dibagi jumlah
korban TPPO dikali 100
Penguatan dan pelaksanaan kebijakan teknis Dinas pembuatan dan membentuk gugus tugas Penguatan dan Persentase lembaga layanan Jumlah lembaga layanan Kurangnya lembaga
pengembangan lembaga dan/atau kebijakan daerah dalam pengembangan sistem dan yang beranggotakan wakil- pengembangan lembaga perlindungan perempuan perlindungan perempuan layanan perlindungan
penyedia layanan hal penyelenggaraan mekanisme kerja sama wakil dari pemerintah penyedia layanan (Pusat Pelayanan Terpadu) (Pusat Pelayanan Terpadu) perempuan di wilayah
perlindungan perempuan perlindungan perempuan program pelayanan yang daerah, penegak hukum, perlindungan perempuan yang aktif yang aktif dibagi jumlah kecamatan/desa
tingkat daerah melibatkan pihak yang organisasi masyarakat, lembaga layanan
Kabupaten/kota mudah diakses oleh lembaga swadaya perlindungan perempuan
korban; dan d. memberikan masyarakat, organisasi dikali 100
perlindungan bagi profesi, dan
pendamping, saksi, peneliti/akademisi.
keluarga, dan teman
korban.

pelaksanaan administrasi Dinas


dalam hal perlindungan perempuan

pelaksanaan tugas lain yang


diberikan pimpinan terkait dengan
tugas pokok dan fungsinya
Sistem Data Gender Pengumpulan, pengolahan, penyusunan bahan kebijakan Pengumpulan, pengolahan, Persentase PD yang memiliki Jumlah PD yang memiliki Masih kurangnya perangkat
dan Anak analisis dan penyajian data teknis Dinas dan/atau bahan analisis dan penyajian data sistem data gender dan anak sistem data gender dan daerah yang memiliki
gender dan anak dalam kebijakan daerah dalam hal gender dan anak dalam anak dibagi Jumlah PD ketersediaan data terpilah
kelembagaan data ditingkat data, informasi, kerjasama dan kelembagaan data dikali 100
daerah kabupaten/kota kelembagaan pengarusutamaan
gender
pelaksanaan kebijakan teknis Dinas
dan/atau kebijakan daerah dalam
hal data, informasi, kerjasama
dan pelembagaan pengarusutamaan
gender
pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan dalam hal data,
informasi, kerjasama dan
pelembagaan pengarusutamaan
gender
pelaksanaan administrasi Dinas
dalam hal data, informasi,
kerjasama dan pelembagaan
pengarusutamaan gender
pelaksanaan tugas lain yang
diberikan pimpinan terkait dengan
tugas pokok dan fungsinya

Pemenuhan Hak Anak Pelembagaan PHA pada penyusunan bahan kebijakan membangun kabupaten/kota Pelembagaan PHA pada Tingkat capaian Kota Layak Tingkat capaian Kota Belum optimalnya
(PHA) lembaga pemerintah, non teknis Dinas dan/atau bahan layak Anak lembaga pemerintah, non Anak Layak Anak partisapasi gugus tugas
pemerintah, dan dunia usaha kebijakan daerah dalam hal pemerintah, dan dunia usaha KLA dalam membangun
tingkat daerah pemenuhan hak anak dan dan membangun Persentase Forum Anak yang Jumlah Forum Anak yang kabupaten/kota layak anak
kabupaten/kota perlindungan khusus anak kabupaten/kota layak Anak terbentuk (kab/kota, terbentuk (kab/kota,
Kecamatan dan Kelurahan) Kecamatan dan Kelurahan)
dibagi Jumlah Forum Anak
yang seharusnya dibentuk
dikali 100

Persentase ketersediaan Jumlah kebijakan afirmatif


kebijakan afirmatif peningkatan peningkatan akte kelahiran
akte kelahiran yang tersedia dibagi
jumlah kebijakan afirmatif
peningkatan akte kelahiran
yang seharusnya ada dikali
100

pelaksanaan kebijakan teknis Dinas memberikan dukungan memberikan dukungan Persentase Ruang Bermain Jumlah Ruang Bermain Masih kurangnya ruang
dan/atau kebijakan daerah dalam sarana, prasarana, dan sarana, prasarana, dan Ramah Anak (RBRA) sesuai Ramah Anak (RBRA) bermain ramah anak yang
hal pemenuhan hak anak ketersediaan sumber daya ketersediaan sumber daya standar sesuai standar dibagi sesuai standar
dan perlindungan khusus anak manusia dalam manusia dalam Jumlah Ruang Bermain
penyelenggaraan penyelenggaraan Ramah Anak (RBRA) dikali
Perlindungan Anak Perlindungan Anak 100

-
pelaksanaan evaluasi dan menyediakan fasilitas dan menyediakan fasilitas dan Persentase lembaga layanan Jumlah lembaga layanan Masih kurangnya
pelaporan dalam hal menyelenggarakan upaya menyelenggarakan upaya kesehatan (Puskesmas dan kesehatan (Puskesmas dan keberadaan puskesmas
pemenuhan hak anak dan kesehatan yang komprehensif kesehatan yang komprehensif Rumah Sakit) Ramah Anak Rumah Sakit) Ramah Anak ramah anak di kabupaten
perlindungan khusus anak bagi Anak agar setiap Anak bagi Anak agar setiap Anak sesuai standar sesuai standar dibagi Karawang
memperoleh derajat memperoleh derajat jumlah lembaga layanan
kesehatan yang optimal sejak kesehatan yang optimal sejak kesehatan (Puskesmas dan
dalam kandungan. dalam kandungan. Rumah Sakit) Ramah
Anak) dikali 100
Persentase lembaga layanan Jumlah lembaga layanan Masih kurangnya
kesehatan (Puskesmas dan kesehatan (Puskesmas dan keberadaan puskesmas
Rumah Sakit) Ramah Anak Rumah Sakit) Ramah Anak ramah anak di kabupaten
sesuai standar sesuai standar dibagi Karawang
jumlah lembaga layanan
kesehatan (Puskesmas dan
Rumah Sakit) Ramah
Anak) dikali 100
pelaksanaan administrasi dinas mengusahakan agar Anak mengusahakan agar Anak
dalam hal pemenuhan hak anak yang lahir terhindar dari yang lahir terhindar dari
dan perlindungan khusus anak penyakit yang mengancam penyakit yang mengancam
kelangsungan hidup dan/atau kelangsungan hidup dan/atau
menimbulkan kecacatan menimbulkan kecacatan

melindungi Anak dari upaya melindungi Anak dari upaya


transplantasi organ tubuhnya transplantasi organ tubuhnya
untuk pihak lain untuk pihak lain

pelaksanaan tugas lain yang menyelenggarakan menyelenggarakan


diberikan pimpinan terkait dengan pendidikan dasar minimal 9 pendidikan dasar minimal 9
tugas pokok dan fungsinya (sembilan) tahun untuk (sembilan) tahun untuk
semua Anak.” semua Anak.”
memberikan kesempatan memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada yang seluas-luasnya kepada
Anak untuk memperoleh Anak untuk memperoleh
pendidikan pendidikan
Penguatan dan
pengembangan lembaga
penyedia layanan peningkatan
kualitas hidup anak tingkat
daerah kabupaten/kota

-
Perlindungan Khusus Pencegahan kekerasan penyusunan bahan kebijakan Perlindungan anak yang Perlindungan anak-anak dari Pencegahan kekerasan Persentase anak korban Jumlah anak korban Masih tingginya jumlah
Anak terhadap anak yang teknis Dinas dan/atau bahan terpaksa bekerja. daerah terjadinya konflik terhadap anak yang kekerasan kekerasan dibagi Jumlah korban kekerasan terhadap
melibatkan para pihak lingkup kebijakan daerah dalam hal melibatkan para pihak anak dikali 100 anak
daerah kabupaten/kota pemenuhan hak anak dan
perlindungan khusus anak
Penyediaan layanan bagi anak kesempatan dan aksesibilitas Penyediaan layanan bagi Persentase anak yang Jumlah anak yang
yang memerlukan untuk memperoleh anak yang memerlukan berhadapan dengan hukum; berhadapan dengan
perlindungan khusus yang pendidikan inklusif dan/atau perlindungan khusus hukum dibagi jumlah anak
memerlukan koordinasi pendidikan khusus dikali 100
tingkat daerah kabupaten kota

memberikan biaya pendidikan memberikan biaya pendidikan Persentase pekerja anak Jumlah pekerja anak dibagi
dan/atau bantuan cuma- dan/atau bantuan cuma- jumlah anak dikali 100
cuma atau pelayanan khusus cuma atau pelayanan khusus
bagi Anak dari Keluarga bagi Anak dari Keluarga
kurang mampu, Anak kurang mampu, Anak
Terlantar, dan Anak yang Terlantar, dan Anak yang
bertempat tinggal di daerah bertempat tinggal di daerah
terpencil terpencil
pelaksanaan kebijakan teknis Dinas perlindungan dari tindak perlindungan dari tindak Persentase anak korban Jumlah anak korban Belum maksimalnya
dan/atau kebijakan daerah dalam Kekerasan fisik, psikis, Kekerasan fisik, psikis, kekerasan yang mendapatkan kekerasan yang perlindungan khusus
hal pemenuhan hak anak kejahatan seksual, dan kejahatan seksual, dan layanan sesuai standar mendapatkan layanan terhadap anak
dan perlindungan khusus anak kejahatan lainnya yang kejahatan lainnya yang sesuai standar dibagi
dilakukan oleh pendidik, dilakukan oleh pendidik, Jumlah anak dikali 100
pelaksanaan evaluasi dan tenaga kependidikan, sesama
menyelenggarakan tenaga kependidikan, sesama
menyelenggarakan
pelaporan dalam hal pemeliharaan, perawatan, pemeliharaan, perawatan,
pemenuhan hak anak dan dan rehabilitasi sosial Anak dan rehabilitasi sosial Anak
perlindungan khusus anak terlantar, baik di dalam terlantar, baik di dalam
lembaga maupun di luar lembaga maupun di luar
lembaga lembaga
pelaksanaan administrasi dinas menetapkan tempat menetapkan tempat
dalam hal pemenuhan hak anak penampungan, pemeliharaan, penampungan, pemeliharaan,
dan perlindungan khusus anak dan perawatan Anak dan perawatan Anak
Terlantar yang bersangkutan Terlantar yang bersangkutan

Penguatan dan pelaksanaan tugas lain yang memberikan Perlindungan Penguatan dan Persentase Lembaga penyedia Jumlah Lembaga penyedia
pengembangan lembaga diberikan pimpinan terkait dengan Khusus kepada Anak. pengembangan lembaga layanan bagi anak yang layanan bagi anak yang
penyedia layanan bagi anak tugas pokok dan fungsinya penyedia layanan bagi anak memerlukan perlindungan memerlukan perlindungan
yang memerlukan yang memerlukan khusus yang sesuai dengan khusus yang sesuai
perlindungan khusus tingkat perlindungan khusus standar. dengan standar dibagi
daerah kabupaten/kota Jumlah Lembaga penyedia
layanan bagi anak dikali
100

-
MATRIK KERJA TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR SASARAN, STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Kondisi
Target Kinerja Sasaran
Awal Target Akhir
Isu Strategis Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan Strategi Kebijakan Program
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Renstra
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Masih kurangnya Meningkatkan Kesetaraan Meningkatnya Melakukan Peningkatan Peran Program Penguatan
kesetaraan gender dalam Gender Implementasi Indeks Pembangunan pendampingan teknis Serta dan Kelembagaan
Indeks 73,48 73,52 73,56 73,6 73,64 73,68 73,68
pembangunan dan pengarusutamaan Gender (IPG) dalam penyusunan Kesetaraan Gender Pengarusutamaan
berbagai kebijakan Gender program, kegiatan dan dalam Gender dan Anak;
anggaran yang responsif Program Peningkatan
Indeks Pemberdayaan Pembangunan;
Indeks 64,71 65,21 65,71 66,21 66,71 67,21 67,21 gender melalui Peran Serta dan
Gender (IDG) Penyusunan
Perencanaan dan Kesejahteraan Gender
Perencanaan dan
Penganggaran yang dalam Pembangunan
Responsif Gender Penganggaran yang
(PPRG); Memperkuat Responsif Gender
Tingkat capaian Anugerah Skor/Tingk sistem penyediaan, (PPRG) di perangkat
- - Pratama Pratama Madya Madya Madya
Parahita Ekapraya (APE) at pemutakhiran, dan daerah.
pemanfaatan data pilah
gender

Masih Kurangnya Kualitas Meningkatkan Kualitas Meningkatnya Kualitas Peningkatan kapasitas Peningkatan Program Peningkatan
perempuan terlihat dari Hidup Perempuan dalam Perempuan Persentase sumbangan perempuan dalam Keterlibatan Kualitas Hidup dan
sumbangan pendapatan % 28,48 28,98 29,48 29,98 30,48 30,98 30,98
di berbagai bidang pendapatan perempuan kehidupan politik dan Perempuan dalam Perlindungan
perempuan dan keterwakilan sosial budaya; Perempuan;
perempuan di legislatif yang pembangunan Bidang
Meningkatnya kualitas
masih rendah Pembangunan
hidup perempuan
Persentase keterlibatan Ekonomi, dan
melalui pemberian
perempuan di lembaga % 20,50 21,00 21,50 22,00 22,50 23,00 23,00 Politik; Peningkatan
pelatihan keterampilan
legislatif
dan bantuan alat.
Pendapatan
perempuan.
Kurangnya kuantitas dan Meningkatkan kualitas Optimalnya pencegahan Persentase perempuan Meningkatkan Peningkatan Program Perlindungan
kualitas kelembagaan Perlindungan Terhadap dan penanganan dan anak korban pemahaman dan Koordinasi dan Anak dan Perempuan
dalam perlindungan Perempuan Dan Anak terhadap Perempuan kekerasan dan TPPO yang Persen 100 100 100 100 100 100 100 kerjasama antara Mendorong Upaya-
terhadap perempuan dan Dan Anak korban terlayani sesuai dengan pemerintah, aparat upaya Perlindungan
standar penegak hukum,
anak kekerasan dan dan pencegahan
Rasio Perempuan korban per1000 masyarakat dalam
termasuk TPPO terjadinya kekerasan
kekerasan dan TPPO perempua 0,08 0,07 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 pencegahan tindak
terhadap perempuan
n kekerasan terhadap
perempuan termasuk dan anak termasuk
Rasio Anak korban
TPPO; Meningkatkan Tindak Pidana
kekerasan
kualitas lembaga Perdagangan Orang;
layanan termasuk SDM Penguatan lembaga
yang melayani penyedia layanan
perempuan korban perlindungan korban
kekerasan, yang kekerasan dan
mencakup layanan perdagangan orang.
pengaduan, rehabilitasi
kesehatan, rehabilitasi
sosial, penegakan dan
bantuan hukum, serta
pemulangan dan
reintegrasi sosial;
Meningkatkan advokasi
kepada pemerintah,
masyarakat, tentang
per1000
0,12 0,12 0,11 0,11 0,10 0,10 0,10 pentingnya perlindungan
anak khusus anak dari tindak
kekerasan, eksploitasi,
penelantaran dan
perlakuan salah lainnya;
Memperkuat jejaring
kelembagaan
pemerintah, masyarakat
dan dunia usaha dalam
pelaksanaan,
pengawasan,
pemantauan, dan
evaluasi perlindungan
khusus anak.
pemerintah, masyarakat
dan dunia usaha dalam
pelaksanaan,
pengawasan,
pemantauan, dan
evaluasi perlindungan
khusus anak.

Belum optimalnya Meningkatkan pemenuhan Meningkatnya capaian Tingkat capaian kota layak Meningkatkan kapasitas Pemenuhan sarana Program Keserasian
pencapaian kota layak anak Hak Anak bagi seluruh anak kota layak anak anak dan kuantitas lembaga dan prasarana Kebijakan Peningkatan
baru mencapai tingkat penyedia layanan penunjang Kualitas Anak dan
Pratama pemenuhan hak anak; Kabupaten/Kota Layak Perempuan
Memperkuat Anak; Pemenuhan hak
lembaga/jejaring anak dengan fokus
pemenuhan hak anak di pada percepatan
Skor/Tingk daerah untuk pencapaian
- Pratama Madya Madya Nindya Nindya Nindya peningkatan efektifitas Kabupaten/Kota Layak
at
dan efisiensi pemenuhan Anak, dengan
hak anak penyediaan berbagai
regulasi, kebijakan,
pembentukan dan
pembinaan
kelembagaan.

Belum Optimalnya Meningkatkan Layanan Meningkatkan Rata-rata nilai SKP Nilai 87,5 88 88,5 88,9 88,95 90,5 90,5 Meningkatkan Kualitas Peningkatan Kualitas Program Pelayanan
Kompetensi Sumber Daya Manajemen Kompetensi Sumber Manajemen Sumber Sumber Daya administrasi
Nilai Akuntabilitas Skor B C C CC B B B Perkantoran; Program
Manusia, Pelayanan Pemberdayaan Daya Manusia, Daya Manusia Aparatur, Pelayanan
Internal dan Eksternal Perempuan dan Pelayanan Internal dan Administrasi serta Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Perlindungan Anak Eksternal Sarana dan
Aparatur; Program
Prasarana;
Peningktan Disiplin
Peningkatan kualitas
Aparatur; Program
kinerja Dinas Peningkatan Kapasitas
Pemberdayaan Sumber Daya
Persentase tingkat
Persen 97,99 90,00 91,00 92,00 93,00 94,00 94,00 Perempuan dan Aparatur; Program
serapan anggaran
Perlindungan Anak Pengembangan
Peningkatan Sistem
Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan.
Tabel 6.1
Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota

Kondisi
Target Capaian Setiap Tahun Target
Awal
NO Indikator Satuan Akhir
Tahun ke-Tahun ke-Tahun ke-Tahun ke-Tahun ke-Tahun ke-
RPJMD
0 1 2 3 4 5
Persentase layanan
terhadap perempuan dan % 100 100 100 100 100 100 100
1 anak korban kekerasan

Anda mungkin juga menyukai