Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

Hubungan Penyakit Periodontal dengan


Kehamilan
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya

Disusun oleh:
Syerly Ayuningtyas
21904101018

Dosen Pembimbing:
drg. Metaria Susan H.,Sp.Perio

LABORATORIUM KESEHATAN GIGI DAN MULUT


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan pada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya kami
dapat menyelesaikan referat ini yang berjudul “Hubungan Penyakit Periodontal dan Kehamilan”.
Referat ini kami susun dengan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
sampaikan banyak terima kasih kepada drg. Metaria Susan H.,Sp.Perio selaku dosen pembimbing
klinik Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut dan teman-teman yang telah berkontribusi secara
maksimal dalam penyusunan referat ini.
Kami menyadari bahwa referat ini tidak sempurna dan memiliki kekurangan, maka dengan
rendah hati penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan referat ini. Harapan kami, semoga referat ini dapat memberikan tambahan ilmu
khusunya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak.

Bangkalan, 2 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Penyakit Periodontal.......................................................................................3
2.2 Etiologi Penyakit Periodontal.......................................................................................3
2.3 Klasifikasi Penyakit Periodontal..................................................................................4
2.4 Mekanisme Terjadinya Penyakit Periodontal...............................................................6
2.5 Perubahan dalam Mulut Selama Kehamilan................................................................8
2.6 Mekanisme Kerusakan Jaringan Periodontal pada Masa Kehamilan..........................10
2.7 Pengaruh Penyakit Periodontal pada Masa Kehamilan................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15

ii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Stage of Gingivitis..............................................................................................5

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Generalized Marginal and Papillary Gingivitis.............................................5
Gambar 2.2 Gambaran klinis penyakit periodontal dan perkembangan dari
tahap-tahap penyakit periodontal........................................................................6
Gambar 2.3 Gambaran klinis periodontitis (Adult periodontitis/AP)................................6
Gambar 2.4 Skema perubahan hormonal mempengaruhi jaringan periodontal.................9
Gambar 2.5 Skema pengaruh penyakit periodontal terhadap kehamilan...........................13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit periodontal merupakan salah satu kelainan infeksius kronis yang biasa
terjadi pada manusia, dengan prevalensi antara 10% dan 60% populasi dewasa.1,2 Banyak
penelitian telah menganalisi hubungan penyakit periodontal dan peningkatan risiko
penyakit sistemik, seperti atherosclerosis, myocardial infarction, stroke, diabetes mellitus,
dan adverse pregnancy outcomes (komplikasi kehamilan). 3-6 Komplikasi kehamilan yang
telah dihubungkan dengan penyakit periodontal, meliputi kelahiran prematur, berat lahir
rendah, keguguran, dan preeklampsia. Preeklampsia dan kelahiran prematur adalah
penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal dan prenatal.7
Etiologi spesifik dan patogenesa komplikasi kehamilan ini masih belum jelas.
Penyakit periodontal sebagai faktor risiko indipenden untuk komplikasi kehamilan akan
menjadi masalah penting bagi kesehatan masyarakat, dan hal ini sebenarnya masih dapat
dicegah dan diobati. Peningkatan kesehatan periodontal sebelum atau selama kehamilan
bias mencegah atau menurunkan kejadian komplikasi kehamilan dan selanjutnya akan
menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal.
Penyakit periodontal, infeksi bakteri persisten yang menyebabkan paparan
substansi bakteri dan mediator inflamasi inang secara kronis dan sistemik sehingga
mampu menginisiasi dan mempromosi penyakit sistemik.8,9 Mekanisme yang mendasari
proses destruksi ini melibatkan kerusakan jaringan secara langsung akibat dari produk
bakteri, dan secara tidak langsung melalui induksi bakteri terhadap respon imun dan
inflamasi inang. Meskipun masih terjadi kontroversi tentang peran penyakit periodontal
sebagai kontributor independen terhadap komplikasi kehamilan, namun fakta ini semakin
mendorong penelitian-penelitian untuk membuktikan dan menganalisis peran penyakit
periodontal terhadap komplikasi kehamilan. Oleh karena itu kajian ini bertujuan untuk
mengkaji berbagai pustaka, dan menganalisis mekanisme biologis yang menghubungkan
penyakit periodontal dan komplikasi kehamilan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit periodontal?
2. Apa saja etiologi dari penyakit periodontal?
3. Apa klasifikasi penyakit periodontal?
4. Bagaimana mekanisme terjadinya penyakit periodontal?
5. Bagaimana perubahan dalam mulut selama kehamilan?
6. Bagaimana mekanisme kerusakan jaringan periodontal pada masa kehamilan?
7. Bagaimana pengaruh penyakit periodontal pada masa kehamilan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi penyakit periodontal
2. Mengetahui etiologi dari penyakit periodontal
3. Mengetahui klasifikasi penyakit periodontal
4. Mengatahui mekanisme terjadinya penyakit periodontal
5. Mengetauhui perubahan dalam mulut selama kehamilan
6. Mengetahui mekanisme kerusakan jaringan periodontal pada masa kehamilan
7. Mengetahui pengaruh penyakit periodontal pada masa kehamilan

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang
hubungan kehamilan dengan penyakit periodontal.
2. Manfaat Praktis
Penulisan ini dapat menjadi bahan rujukan bagi dokter klinisi dalam menangani pasien
dengan penyakit periodontal selama masa kehamilan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Penyakit Periodontal


Penyakit periodontal adalah suatu inflamasi kronis pada jaringan pendukung gigi
(periodontium). Penyakit periodontal dapat hanya mengenai gingiva (gingivitis) atau dapat
menyerang struktur yang lebih dalam (periodontitis). Gambaran klinis yang membedakan
antara gingivitis dan periodontitis adalah ada tidaknya kerusakan jaringan periodontal
destruktif umumnya dihubungkan dengan keberadaan dan atau meningkatnya jumlah bakteri
patogen spesifik seperti Phorphyromonas gingivalis (P.g), prevotella intermedia (P.i),
bacteriodes forsytus (Bi) dan actinobacillus actinomycetemcomitans (A.a)

2.2 Etiologi Penyakit Periodontal


A. Faktor Primer
Penyebab primer dari penyakit periodontal adalah iritasi bakteri. Menurut teori non-spesifik
murni bakteri mulut terkolonisasi pada leher gingiva untuk membentuk plak pada keadaan
tidak ada kebersihan mulut yang efektif. Semua bakteri plak dianggap mempunyai beberapa
faktor virulensi yang menyebabkan inflamasi gingival dan kerusakan periodontal keadaan ini
menunjukkan bahwa plak akan menimbulkan penyakit tanpa tergantung komposisinya.
Namun demikian, sejumlah plak biasanya tidak mengganggu kesehatan gingiva dan
periodontal dan beberapa pasien bahkan mempunyai jumlah plak yang cukup besar yang
sudah berlangsung lama tanpa mengalami periodontitis yang merusak walaupun mereka
mengalami gingivitis.5
B. Faktor Sekunder
Faktor sekunder dapat lokal atau sistemik. Beberapa faktor lokal pada lingkungan gingiva
merupakan predisposisi dari akumulasi deposit plak dan menghalangi pembersihan plak.
Faktor ini disebut sebagai faktor retensi plak.5
C. Faktor Lokal
1. Restorasi yang keliru
2. Kavitas karies
3. Tumpukan sisa makanan
4. Geligi tiruan sebagian yang desainnya tidak baik
5. Pesawat ortodonti
3
6. Susunan gigi geligi yang tidak teratur
7. Kurangnya seal bibir atau kebiasaan bernapas melalui mulut
8. Merokok tembakau
9. Groove perkembangan pada enamel servikal atau permukaan akar

2.3 Klasifikasi Penyakit Periodontal


A. Gingivitis
Karena plak berakumulasi dalam jumlah sangat besar di regio interdental yang terlindungi,
inflamasi gingiva cenderung dimulai pada daerah papilla interdental dan menyebar dari
daerah ini ke sekitar leher gigi.5
Histopatologi dari gingivitis kronis dijabarkan dalam beberapa tahapan: lesi awal timbul 2-4
hari diikuti gingivitis tahap awal, dalam waktu 2-3 minggu akan menjadi gingivitis yang
cukup parah.5
1. Lesi awal
Perubahan terlihat pertama kali di sekitar pembuluh darah gingiva yang kecil
disebelah apikal dari epitelium jungtional. Pembuluh ini mulai bocor dan kolagen
perivaskuler mulai menghilang, digantikan dengan beberapa sel inflamasi, sel plasma
dan limfosit terutama limfosit T cairan jaringan dan protein serum.
2. Gingivitis tahap awal
Bila deposit plak masih tetap ada, perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut
disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingiva dan migrasi Polymorphonuclear
Neutrophils (PMN). Perubahan yang terjadi baik pada epithelium jungsional maupun
pada epithelium krevikular merupakan tanda dari pemisahan sel dan beberapa
proliferasi dari sel basal.
3. Gingivitis tahap lanjut
Dalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis yang lebih parah. Perubahan
mikroskopik terlihat terus berlanjut, pada tahap ini sel-sel plasma terlihat
mendominasi. Limfosit masih tetap ada dan jumlah makrofag meningkat. Pada tahap
ini sel mast juga dapat ditemukan. Gingiva sekarang berwarna merah, bengkak, dan
mudah berdarah.

4
Tabel 2.1 Stage of Gingivitis

Gambar 2.1 Generalized Marginal and Papillary Gingivitis


B. Periodontitis
Periodontitis adalah inflamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan migrasi epitel
jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang dan resorpsi tulang alveolar. Pada
pemeriksaan klinis terdapat peningkatan kedalaman probing, perdarahan saat probing
(ditempat aktifnya penyakit) yang dilakukan dengan perlahan dan perubahan kontur
fisiologis. Dapat juga ditemukan kemerahan, pembengkakan gingiva dan biasanya tidak ada
rasa sakit.
Periodontitis terbagi menjadi 3 tahap, yaitu early periodontitis, moderate periodontitis, dan
advanced periodontitis.8

5
a. Early periodontitis. Mulai terlepasnya gingiva dari permukaan gigi Perdarahan,
pembengkakan dan inflamasi mulai terlihat Napas berbau, rasa tidak enak dalam
mulut Hilangnya sedikit perlekatan tulang Terbentuk poket sedalam 3-4 mm antara
gigi dan gingiva pada satu daerah atau lebih.
b. Moderate periodontitis. Abses pada gingiva mulai terbentuk Gigi terlihat lebih
panjang akibat gingiva yang mulai mengalami resesi Gigi depan mulai bergeser dan
terbentuk diastema Napas berbau, rasa tidak enak dalam mulut Poket antara gigi dan
gingiva kira-kira sedalam 4-6 mm.
c. Advanced periodontitis. Gigi goyang bahkan tanggal Napas berbau, rasa tidak enak
dalam mulut yang menetap Akar gigi terbuka dan sensitif terhadap panas dan dingin
Poket antara gigi dan gingiva telah mencapai kedalaman 6 mm.

Gambar 2.2 Gambaran klinis penyakit periodontal dan perkembangan dari tahap-
tahap penyakit periodontal

Gambar 2.3 Gambaran klinis periodontitis ( Adult Periodontitis / AP )

2.4 Mekanisme Terjadinya Penyakit Periodontal


Penyakit periodontal merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan oleh bakteri,
inflamasi periodontal dapat berkembang menjadi penyakit yang destruktif yang menyebabkan
kerusakan jaringan periodontal.9 Untuk dapat menimbulkan kerusakan, bakteri harus :
1) Berkolonisasi pada sulkus gingiva dengan menyerang pertahanan hospes,
2) Merusak barier krevikular epithelial, atau,

6
3) Memproduksi substansi yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan baik secara langsung
maupun tidak langsung.10
Beberapa patogen periodontal diperkirakan mempunyai mekanisme poten untuk
menyerang atau merusak pertahanan hospes termasuk : kerusakan langsung dari PMN dan
makrofag. Mekanisme poten tersebut berupa leukotoksin yang diproduksi oleh beberapa
strain Actinobacillus actinomycetencomitans yang dapat merusak PMN dan makrofag;
Mengurangi kemotaksis PMN. Sejumlah spesies bakteri dari genus Bacteroides dan
Capnocytophaga serta Actinobacillus actinomycetemcomitans dapat mengurangi kemotaksis
PMN dan mengurangi fagositosis serta penghancuran intrasel; Degradasi imunoglobulin.
Spesies Bacteroides dan Capnocytophaga yang mempunyai pigmentasi hitam dapat
memproduksi protease yang dapat mendegradasi IgA dan IgG; Degradasi fibrin. Beberapa
spesies Bacteroides berpigmen hitam mempunyai aktivitas fibrinolitik yang dapat mengurangi
terjebaknya bakteri oleh fibrin untuk fagositosis permukaan; Selain menyerang mekanisme
pertahanan tubuh non-spesifik, sejumlah bakteri patogen gram-negatif dan Spirochaeta yang
terdapat pada subgingiva juga menyerang mekanisme pertahanan tubuh yang spesifik, seperti
limfosit bakteri menyerang dengan jalan merubah fungsi limfosit dan memproduksi
imunosupresi.10
Merusak daerah krevikular adalah cara bakteri selanjutnya untuk menginfeksi hospes.
Hal ini dapat dilakukan oleh beberapa bakteri pada flora subgingiva baik secara langsung
maupun tidak langsung. Faktor-faktor langsung yang toksik bagi epitelium disekresi oleh
Bacteroides gingivalis, B.intermedius, spesies Capnocytophaga dan Actinobacillus
actinomycetencomitans. Keadaan yang ditimbulkan akibat toksik ini akan meningkatkan
permeabilitas krevikular epitelium terhadap produk bakteri dan kemungkinan juga terhadap
bakteri itu sendiri.10
Kerusakan jaringan oleh bakteri dapat dilakukan dengan cara menghasilkan enzim
yang dapat merusak jaringan periodontal. Enzim proteolitik yang dihasilkan oleh bakteri yang
berhubungan dengan penyakit periodontal antara lain adalah kolagenase yang dihasilkan oleh
spesies Bacteroides, Actinobacillus actinomycetencomitans dan spirochaeta. Enzim elastase
dihasilkan oleh Spirochaeta, tripsin oleh Bacteroides gingivalis, aminopeptida oleh
Bacteroides dan spesies Capnocytophaga.10
Ada berbagai metabolit bakteri dan produk toksik yang dapat merusak jaringan dan
merangsang terjadinya inflamasi. Mereka termasuk ammonia, amin toksin, indole, asam

7
organik, hidrogen sulfida, metimerkaptan, dan dimetil disulfida. Salah satunya adalah
lipopolisakarida endotoksin (LPS) yang dikandung dinding sel bakteri gram-negatif dan
dikeluarkan ketika bakteri mati. Ekstrak dari bakteri gram-negatif yang diisolasi dari poket
periodontal dapat menyebabkan aktivasi sel B-poliklonal, yang ikut berperan pada patologi
periodontal dengan cara merangsang limfosit untuk membentuk antibodi yang tidak
berhubungan dengan agen pengaktif. 10
Pada semua tahap periodontitis bakteri dapat ditemukan pada permukaan akar dan
terdapat bebas di dalam poket. Dari daerah ini bakteri akan masuk ke jaringan melalui
epitelium poket yang mengalami ulserasi. Spesies Actinomyces dapat sedikit berpenetrasi ke
sementum dan produk-produk bakteri seperti LPS dapat mengkontaminasi sementum.
Meskipun demikian, derajat penetrasi dari produk-produk ini ke dalam sementum umumnya
superfisial. Banyak bakteri gram-negatif yang mempunyai kemampuan untuk melekat pada
bakteri gram-positif dan sel apitel. Kemampuan ini merupakan faktor penting pada
pembentukan kolonisasi subgingiva dan juga memungkinkan bakteri berkoloni pada sel
permukaan epitelium poket

2.5 Perubahan dalam Mulut Selama Kehamilan


Pada masa kehamilan, terjadi perubahan hormonal yang ditandai dengan
meningkatnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Siklus peningkatan produksi hormon
estrogen dan progesteron seringkali mengubah komposis mikrobiota biofi lm, biologis
jaringan gingiva dan pembuluh darah. Secara umum, hasilnya adalah respon peradangan
berlebihan dengan tanda-tanda klinis dan gejala yang dapat terlihat pada gingiva.
Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone pada masa kehamilan diyakini
dapat mempengaruhi kesehatan gingiva.10,11,12 Perubahan yang terjadi pada gingiva tampak
berlebihan walaupun jumlah plak sebagai faktor iritan lokal tidak terlalu banyak. Selain itu,
progesteron bersama-sama dengan estrogen dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah
sehingga sering terjadi pembesaran pada gingiva ibu hamil. Perubahan paling menonjol
selama masa kehamilan yang berkaitan dengan jaringan periodontal adalah adanya gingivitis
kehamilan dan epulis gravidarum. 12,13,14
Gingivitis kehamilan terjadi sebagai hasil dari peningkatan kadar hormon
progesterone dan estrogen. Hormon progesteron dan estrogen dapat merangsang
pembentukan prostaglandin pada gingiva ibu hamil. Perubahan hormonal juga dapat menekan

8
limfosit T dan mempengaruhi peningkatan P.intermedia (Gambar 2.4). Gingivitis kehamilan
merupakan manifestasi oral yang paling sering terjadi selama masa kehamilan. Gingivitis
kehamilan mempunyai gambaran klinis berupa marginal gingiva dan papila interdental yang
berwarna merah terang sampai merah kebiruan, permukaannya licin dan mengkilap,
berkurangnya kekenyalan dan mudah berdarah. Perubahan yang jelas terlihat pada bulan
kedua kehamilan, dan mencapai puncaknya pada bulan kedelapan, serta akan berkurang
setelah melahirkan.

Gambar 2.4 Skema perubahan hormonal mempengaruhi jaringan periodontal


Selain gingivitis kehamilan, salah satu bentuk perubahan yang terjadi pada gingiva
selama masa kehamilan adalah epulis gravidarum atau disebut juga granuloma pyogenic.11
Epulis gravidarum merupakan kelainan gingiva yang jarang terjadi pada masa kehamilan,
dengan prevalensi hanya 0,2 sampai 5%. Epulis gravidarum merupakan lesi yang tumbuh
dengan cepat dan jinak, dan biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan. Epulis
gravidarum biasanya ditandai dengan lesi berwarna merah cerah dan banyak vaskularisasi

9
yang kadang memiliki flek putih di permukaannya, biasanya bertangkai dan dapat mencapai
diameter 2 cm, serta tidak menimbulkan rasa sakit sehingga tidak menimbulkan keluhan
berarti selain karena ukurannya.11,14 Meskipun dapat timbul pada setiap lokasi di gingiva,
epulis gravidarum kebanyakan timbul di papila interdental, dan umumnya lebih sering di
daerah labial pada rahang atas. Gigi yang berdekatan dengan epulis dapat bergeser dan
menjadi lebih mudah goyang, meskipun kerusakan tulang jarang terjadi di sekitar gigi yang
berdekatan dengan epulis.11,15

2.6 Mekanisme Kerusakan Jaringan Periodontal pada Masa Kehamilan


Interaksi antara bakteri dan hormon dapat menimbulkan perubahan pada komposisi
plak dan berperan penting pada proses peradangan gingiva. Konsentrasi bakteri subgingiva
berubah menjadi bakteri anaerob dan jumlahnya meningkat selama masa kehamilan.13
Bakteri yang meningkat drastis selama masa kehamilan adalah P.intermedia. Peningkatan ini
erat kaitannya dengan tingginya kadar estrogen dan progesteron di dalam tubuh. Selain itu
terdapat penurunan sel limfosit-T yang matang yang merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan perubahan respon jaringan terhadap plak.8,14
Selain peningkatan jumlah P. intermedia, kadar progesteron yang meningkat selama
masa kehamilan juga dapat memicu terjadinya peradangan gingiva dengan menghambat
produksi interleukin-6 (IL-6). Interleukin-6 berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit B,
limfosit T dan mengaktifkan sel makrofag dan sel NK, dimana sel-sel tersebut berperan
menyerang dan memfagositosis bakteri yang masuk ke sirkulasi darah, sehingga dengan
dihambatnya produksi IL-6 mengakibatkan gingiva rentan terhadap peradangan. Progesteron
juga merangsang produksi prostaglandin (PGE2) dimana PGE2 merupakan mediator yang
poten dalam respon infl amasi. Prostaglandin sendiri berperan sebagai imunosupresan,
sehingga mengakibatkan peradangan gingiva semakin meningkat.8,9,13,15,16

2.7 Pengaruh Penyakit Periodontal Pada Masa Kehamilan


Penyakit periodontal merupakan suatu bentuk peradangan pada jaringan penyangga
gigi yang disebabkan oleh bakteri, terutama bakteri Gram negatif, anaerob, dan mikroaerofi
lik. Untuk dapat menimbulkan kerusakan, bakteri harus berkolonisasi pada sulkus gingiva
dengan menyerang pertahanan host, merusak barier epitel krevikular, atau memproduksi
substansi yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.

10
Walaupun faktor-faktor lain dapat mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal,
penyebab utama penyakit periodontal tetaplah mikroorganisme yang berkoloni di permukaan
gigi, yaitu plak bakteri dan produk-produk yang dihasilkannya. Beberapa faktor lokal yang
bersama-sama dengan plak bakteri dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal.
Selain itu, kelainan sistemik pun dapat mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal. Salah
satu faktor sistemik yang dapat mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal adalah
kehamilan.3
Bakteri-bakteri seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans, Phorpyromonas
gingivalis, Tannerella forsythensis, dan Treponema denticola merupakan kelompok bakteri
yang sering ditemukan dengan jumlah yang tinggi pada periodontitis. Sedangkan kelompok
bakteri dari genus Actinimyces lebih sering ditemukan pada kondisi periodontal yang sehat.
Fusobacterium nucleatum adalah bakteri yang dihubungkan dengan kelahiran yang prematur.
Kenyataannya, Fusobacterium nucleatum lebih erat kaitannya dengan penyakit periodontal
dibandingkan dengan infeksi genital, maka dapat diasumsikan bahwa kondisi kelahiran yang
merugikan seperti kelahiran prematur lebih disebabkan oleh karena proses inflamasi yang
melalui plasenta yang berasal dari rongga mulut.2,12,13,16
Menurut penelitian yang dilakukan di University of North Carolina, ibu hamil dengan
tingkat keparahan periodontitis sedang sampai berat memiliki risiko untuk melahirkan
sebelum waktunya 7 kali lebih tinggi dibanding ibu hamil dengan keadaan jaringan
periodontal yang sehat. Pada penelitian yang dilakukan terhadap 850 ibu hamil sebelum dan
sesudah melahirkan, disimpulkan bahwa penyakit periodontal berperan terhadap terjadinya
kelahiran prematur.17,18
Ada empat bakteri yang berhubungan langsung antara pematangan plak dan
periodontitis, yaitu Bakteriodes forshythus, Porphyromonas gingivalis, Actinobacillus
actinomycetemcomitans, Treponema denticola, yang ditemukan lebih banyak jumlahnya pada
wanita yang melahirkan bayi premature dibandingkan dengan wanita yang melahirkan tepat
waktu. Bakteri-bakteri tersebut mampu menghasilkan lipopolisakarida, protein, sitokin, dan
memicu peradangan melalui peredaran darah. Bakteri patogen periodontal merangsang
produksi prostaglandin dan komponen peradangan yang dapat menyebabkan dilatasi serviks
dan kontraksi uterus. Proses perpindahan bakteri yang dapat memicu terjadinya kelahiran
prematur dapat dimulai dari adanya bakterimia. Bakterimia seringkali terjadi pada orang
dengan kondisi periodontal yang tidak sehat, yaitu adanya perdarahan pada gingiva baik

11
secara spontan maupun pada saat menyikat gigi. Perdarahan pada gingiva dapat memicu
terjadinya bakterimia dan selanjutnya peradangan akan melalui sistem peredaran darah masuk
melalui plasenta.9,12,16,
Bakteri dapat menyebabkan infeksi, dan lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri
akan menyebar ke dalam rongga rahim. Bakteri dan produknya akan berinteraksi pada
membran, memicu produksi prostaglandin atau secara langsung menyebabkan kontraksi otot
rahim dan dilatasi serviks sehingga bakteri yang masuk lebih banyak dan terus berlanjut
proses kerusakannya. Peradangan pada jaringan periodontal dapat mempengaruhi kehamilan
melalui bakteri Gram negatif anaerob dan produknya seperti lipopolisakarida yang dapat
merangsang pelepasan modulator imun seperti PGE2 dan TNFα yang dibutuhkan pada waktu
kelahiran normal. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya kelahiran sebelum waktunya karena
sistem dalam tubuh mengira sudah waktu melahirkan oleh karena adanya pelepasan PGE2
dan TNFα. Selain itu, bakteri Gram negatif juga dapat mengakibatkan gangguan pengaturan
sitokin dan hormon yang mengatur kehamilan. Padahal dalam keadaan normal, hormone saat
kehamilan dan aktivitas sitokin memegang peranan penting dalam pematangan leher rahim,
pengaturan kontraksi rahim, dan pengiriman nutrisi ke janin. Akibatnya, hal tersebut bisa
memicu robeknya membran plasenta sebelum waktunya sehingga berakibat pada kelahiran
premature (Gambar 2.5).12,16,
Berbagai penelitian yang dilakukan menemukan bahwa infeksi jaringan periodontal
berperan sebagai faktor risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Dalam hal ini
perpindahan produk bakteri yaitu lipopolisakarida dan sitokin lebih berpengaruh daripada
perpindahan bakteri itu sendiri. Penelitian Case-Control yang dilakukan Ardakani dkk (2013)
juga menyimpulkan bahwa penyakit periodontal pada ibu hamil merupakan faktor risiko
terhadap bayi dengan berat lahir rendah. Namun, menurut systematic review yang dilakukan
Vett ore dkk, walaupun banyak penelitian yang menemukan hubungan yang positif antara
penyakit periodontal dengan adverse events pada ibu hamil seperti kelahiran prematur
ataupun BBLR, hampir semua penelitian tidak memperhitungkan adanya faktor lain yang
mempengaruhi kondisi kehamilan itu sendiri, seperti stres, kondisi sistemik, dan trauma
semasa kehamilan, sehingga mungkin saja adanya faktor lain diluar kondisi mulut yang buruk
dari ibu hamil yang mempengaruhi. Penelitian yang dilakukan Bassani dkk serta Farrel dkk
dengan mengontrol faktor risiko lainnya seperti kondisi sistemik ibu hamil menemukan tidak
ada hubungan yang kuat antara penyakit periodontal dengan kondisi kehamilan. 8,9,12,14

12
Gambar 2.5 Skema pengaruh penyakit periodontal terhadap kehamilan

BAB III
PENUTUP
13
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kehamilan
dengan penyakit periodontal. Hubungan antara kehamilan dan penyakit periodontal
merupakan hubungan dua arah dimana masing-masing saling mempengaruhi. Faktor utama
yang mempengaruhi adalah plak bakteri yang didukung oleh perubahan hormonal pada masa
kehamilan.
3.2 Saran
1. Bagi Penulis
Mampu mengetahui hubungan penyakit periodontal dan kehamilan.
2. Bagi Akademisi
Dokter diharapkan mampu memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat mengenai
hubungan penyakit periodontal dan kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

14
1. Albandar JM, Rams TE. Global epidemiology of periodontal diseases: An overview.
Periodontol 2000 2002;29:7-10.
2. Offenbacher S, Lieff S, Boggess KA, Murtha AP, Madianos PN, Champagne CM, et al.
Maternal periodontitis and prematurity. Part I: Obstetric outcome of prematurity and
growth restriction. Ann Periodontol 2001;6:164-74.
3. Chopra R, Patil SR, Mathur S. Comparison of cardiovascular disease risk in two main
forms of periodontitis. Dent Res J (Isfahan) 2012;9:74-9.
4. Garcia RI, Henshaw MM, Krall EA. Relationship between periodontal disease and
systemic health. Periodontol 2000 2001;25:21-36.
5. Champagne CM, Madianos PN, Lieff S, Murtha AP, Beck JD, Offenbacher S. Periodontal
medicine: Emerging concepts in pregnancy outcomes. J IntAcadPeriodontol 2000;2:9-13.
6. Paquette DW. The periodontal infection-systemic disease link: A review of the truth or
myth. J Int Acad Periodontol 2002;4:101-9.
7. Shennan AH. Recent developments in obstetrics. BMJ 2003;327:604-18.
8. Davis Scott. Sign and symptomps of periodontal disease. 2006. NW Medical Guide and
KREM. Available from: http://ww2.krem.com/Global/story.asp?S=3707242. Accesed
November 28, 2010
9. Mealey BL, Perry RK. Periodontal medicine : Impact of periodontal infection on systemic
health. In: Carranza's clinical periodontology 10th ed. Philadelphia: W.B Saunder
Company. 2006: 312-29
10. Manson J.D., Eley B.M., Periodontics, Fifth Edition, Edinburgh London New York etc:
Wright. An imprint of Elsevier Ltd . 2004 : 55 – 81
11. Pirie M, Cooke I, Linden G, Irwin C. Review dental manifestation of dental pregnancy. J
Royal College of Obstetricians And Gynaecologist 2007; (9): 21-6.
12. Effendy A, Rahardjo A. Dental health during pregnancy. Proceedings of the 15th Scientifi
c Meeting & Refreshner Course in Dentistry, 14-17 Oktober 2009. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia; 2009. p. 27-31.
13. Rintoko B. Kebersihan gigi dan mulut mempengaruhi adanya gingivitis pada ibu hamil.
Dalam: Aritonang I, Manurung NL, Nurasniwati S. Hubungan umur kehamilan ibu
dengan keadaan gingivitis di Desa Patumbak I dan II Kecamatan Patumbak Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2012. 2012. Diambil dari htt p://uda. ac.id/jurnal/fi les/JURNAL
%20dosen%20luar%20-fi k2. pdf. Diakses tanggal 22 Oktober 2014.

15
14. Carranza FA. Glickman’s clinical periodontology. 11th ed. Philadelpia: WB Saunders;
2012. p. 144-148. Off enbacher S, Lief S, Bogges K. Maternal periodontics and maturity
part I: obstetric outcome of premature and growth restriction. Dalam: Huck O,
Tenenbaum H, Davideau J-L. Relationship between periodontal disease and preterm birth:
Recent epidemiological
15. Ovadia R, Zirdok R, Diaz-Romero RM. Relationship between pregnancy and periodontal
disease. Facta Universitatis Series Medicine and Biology 2007; 14(1): 10-14. Diambil dari
http://facta.junis.ni.ac.rs/mab/mab200701/mab200701-03.pdf. Diakses tanggal 22
Oktober 2014.
16. Contreras A, Herrera JA, Soto JE, Arce RM, Jaramillo A, Botero JE. Periodontitis is
associated with preeclampsia in pregnant women. J Periodontol 2006;77(2):182-188
17. Shub A, Wong C, Jennings B, Swain JR, Newnham JP. Maternal periodontal disease and
perinatal mortality. Australian & New Zealand Journal of Obstetrics & Gynaecology
2009;49(2):130-136
18. Off enbacher, et al. Periodontitis: a potential risk factor for spontaneous preterm birth.
Dalam: Ovadia R, Zirdok R, Diaz-Romero RM. Relationship between pregnancy and
periodontal disease. Facta Universitatis Series Medicine and Biology 2007; 14(1):10-14.
Diambil dari htt p://facta. junis.ni.ac.rs/mab/mab200701/mab200701-03.pdf. Diakses
tanggal 22 Oktober 2014.

16

Anda mungkin juga menyukai