Anda di halaman 1dari 19

TEORI MODEL KONSEP KEPERAWATAN MENURUT

“VIRGINIA HENDERSON”

Disusun Oleh :
FAISAL ARIF
NIM: 1902041
KELAS : AJ 19 C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi ....................................................................................................................... i


Kata Pengantar............................................................................................................. ii

BAB  I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................... 1
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3


2.1 Teori Keperawatan Virginia Henderson................................................................... 4
2.3 Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson ............................................... 5
2.3 Model Keperawatan Virginia Henderson................................................................. 5
2.4 Hubungan Antara Model Keperawatan Dengan Paradigma Keperawatan............... 7
2.5 Konsep Utama Teori Virginia Henderson................................................................ 8
2.6 Tujuan Keperawatan Menurut Virginia Henderson................................................. 10
2.7 Hubungan Perawat-Pasien-Dokter............................................................................ 10
2.8 Aplikasi Teori Henderson Dalam Proses Keperawatan............................................ 11
2.9 Kekuatan Dan Kelemahan Dari Teori Henderson.................................................... 13

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 15


3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 15
3.2 Saran......................................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 16

i
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia yang
telah diberikan kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “
Teori Model Konsep Keperawatan menurut Virginia Henderson “. Makalah ini merupakan tugas
untuk memenuhi mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :


1. Keluarga yang selalu mendukung dalam hal moril dan meteril.
2. Ibu Dameria Br. Ginting, S. Kep, N.S,M.Kep selaku dosen mata kuliah falsafah dan teori
keperawatan yang tidak bosan membimbing saya sehingga makalah saya ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. Untuk teman – teman Kelas AJ 19C Jurusan Keperawatan INKESSU MEDAN, dukungan
dan semangat kalian sangat berpengaruh bagi saya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan namun demikian
penulis berharap semoga Makalah ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kalangan
perawat khususnya, Mahasiswa Institut Kesehatan Sumatera Utara Jurusan Keperawatan.

Diharapkan juga Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai
Pendidikan Tinggi Keperawatan dan Pengaruhnya bagi Mahasiswa dan dapat bermanfaat serta
menambah Ilmu Pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 24 Januari 2020


Penulis

FAISAL ARIF
NIM : 1902041

ii
BAB  I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat
sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan,
pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri
jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan”(Harmer dan Henderson,
1955; Henderson, 1996). Proses keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan
tujuannya adalah kebebasan. Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas
kebutuhan dasar semua orang dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien
berikut ini : fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama
perawat dan klien bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai
tujuannya, tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson 1955 bekerja secara bebas
dengan pekerja pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan Alligood, 2006), membantu klien
mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut Henderson
yaitu perawat membantu klien melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson,
1966.
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model
konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji
individu baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan,
penyembuhan serta agar meninggal dengan damai. Pemahaman konsep tersebut dengan
didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya diantaranya :  pertama, manusia
akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam
rentang kehidupan; kedua, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan
mengalami ketergantungan sejak  lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat
dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan kesehatan; ketiga, dalam  melaksanakan
aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya
terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak
dapat melakukan aktivitas.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Teori keperawatan Virginia Henderson?
2. Definisi keperawatan menurut Virginia Henderson?
3. Bagaimana model keperawatan menurut Virginia Henderson?
4. Apa hubungan antara model keperawatan dengan paradigma keperawatan?
5. Apa saja konsep utama teori Virginia Henderson?
6. Apa tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson?
7. Bagaimana hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson?
8. Bagaimana aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan?
9. Bagaimana kekuatan dan kelemahan dari teori Henderson?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah Agar mahasiswa mampu
menghubungkan antara konsep / ilmu dengan segala pemikiran dan tingkah lakunya
dalam merancang atau menyusun suatu rencana asuhan keperawatan yang
dibutuhkan oleh pasien dan keluarga sesuai kasus secara teori dengan benar

1.3.2 Tujuan Khusus


- Mahasiswa nmampu menjelaskan konsep dasar teori dan model keperawatan
virginia Henderson.
- Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip umum teori dan model konsep
keperawatan dari virginia Henderson
- Mahasiswa mampu merancang / menyusun rencana asuhan keperawatan yang
dibutuhkan oleh pasien dan keluarga sesuai kasus – kasus yang disajikan
menggunakan pendekatan teori model keperawatan Virginia Henderson 
 
 

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Keperawatan Virginia Henderson


Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan
keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu personel
militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah
Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar
B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi
asosiet riset di Yale University School of Nursing. Ia menerima gelar Honorary
Doctoral dari Catholic University of America, Pace University, University of Rochester,
University of Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di publikasikan
antara lain The Nature of Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960),
dan The Principles and Practice of Nursing (1939).

 Biografi Virginia Henderson
1. Ahli teori keperawatan modern (Dalam Currentnursing.com).
2. Ibu dari ahli keperawatan modern (Dalam Currentnursing.com).
3. Lahir di Kansas City, Missouri pada 1897 (Dalam Currentnursing.com).
4. Meninggal: Maret 19, 1996 (Dalam Currentnursing.com).
5. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington,
D.C. dan lulus pada 1921 (Dalam Currentnursing.com).
6. Meraih gelar B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun
1926 (Dalam Currentnursing.com).
7. Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale UniversitySchool of
Nursing (Dalam Currentnursing.com).

3
8. Ia menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic University of America, Pace
University, University of Rochester, University of Western Ontario, dan Yale
University (Dalam com).Currentnursing.
9. Bukunya yang di publikasikan antara lain The Nature of Nursing (1960), Basic
Principles of Nursing Care (1960), dan The Principles and Practice of
Nursing (1939) (Dalam Currentnursing.com).
10. Di tahun 1960-an, ia membuat model konseptual ketika profesi keperawatan mulai
mencari identitas (Dalam Currentnursing.com).

2.2 Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson


Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi keperawatan).
Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Ia
menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan
fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan Henderson dengan seorang ahli
fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah
definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat
adalah membantu  individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya
melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu
atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu
saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Di
samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal
dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat
adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin.
Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi,
perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
 
2.3 Model Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang telah memberi pengaruh besar
pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model konseptualnya
pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri.
Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam layanan

4
kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai 1950-an,
perawat lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang
pertama yang mencari fungsi unik dalam keperawatan. Pada saat ia menulis pada 1960-an
ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal
tersebut mencakup:
 Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
 Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata
 Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak
mungkin dilakukan pada masa itu
 Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di
Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan.
Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan, perubahan sosial
tidak diragukan lagi memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan ide-
idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmu perilaku memiliki
pengaruh besar pada pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an.
Oleh karena itu inisiatifnya diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek
psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan
model konseptual oleh International Council of Nurses (ICN).
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian
dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan definisinya sendiri
tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi empat belas jenis tugas
yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi
empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan
bahwa :
 Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus dipenuhi
 Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak mungkin
Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut,
diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan bahwa
asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai
contoh adalah : Rumah sakit umum, Rumah sakit jiwa, Institusi untuk penderita cacat
mental, Rumah perawatan, Keperawatan distrik, dan Perawatan di rumah

5
Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumah sakit umum.
Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia
menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan
yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
 Urutan aktifitas yang harus dilakukan
 Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
 Perubahan-perubahan yang harus dibuat
Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai berikut :
 Fungsi unik dari keperawatan
 Upaya pasien ke arah kemandirian
 Asuhan keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar
 Perencanaan asuhan yang akan diberikan
Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat
menyadari fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi
mulai menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya.
Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai era baru
tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba melakukan
semuanya bagi pasien. Penggunaan kerangka kerja berdasarkan kebutuhan untuk
membimbing pemberian asuhan dan terutama penekanan pada kebutuhan untuk
merencanakan asuhan merupakan prinsip yang sama pentingnya, karena menandai
mulainya perawat berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya.
Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh tindakan terapeutik
dari dokter.
 
2.4 Hubungan Antara Model Keperawatan Dengan Paradigma Keperawatan
1. Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu kesatuan.
Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia
harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.
2. Lingkungan

6
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi yang
memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
3. Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan kemandirian.
Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu
(sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah
kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga
dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.

4. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau
sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah
untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin.
Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya
melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui
oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson
menjelaskannya lebih lanjut.

2.5 Konsep Utama Teori Virginia Henderson


1. Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian.
Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan
komponen penanganan perawatan. Ke 14  kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
 Bernapas secara normal
 Makan dan minum dengan cukup.
 Membuang kotoran tubuh.
 Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
 Tidur dan istirahat.
 Memilih pakaian yang sesuai.

7
 Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan.
 Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
 Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
 Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut,
atau pendapat.
 Beribadah sesuai dengan keyakinan.
 Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
 Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
 Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Ke empat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat di klarifikasikan menjadi 4
kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual.
Kebutuhan dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis, poin  10
dan  14 termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin  11 termasuk kebutuhan spiritual,
dan poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Menurut Henderson, keempat belas kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus asuhan
keperawatan dipengaruhi oleh :
 Usia
 Kondisi emosional (mood dan temperamen)
 Latar belakang sosial dan budaya
 Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan ketidakmampuan
sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif; status mental.

2. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat maupun
sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsiindependence di dalam
penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk
menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.

8
3. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan.
Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi
sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau
mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang
cukup.

4. Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:
 Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut.
 Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
 Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
 Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
 Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
 Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.

2.6 Tujuan Keperawatan Menurut Virginia  Henderson


Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson
adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan
membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana
pasien merupakan mahluk sempurna yang di pandang sebagai komponen bio, psiko,
cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar. (Aplikasi model
konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat adalah
menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau
memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien. Faktor
menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien
dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu

9
mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan
pengetahuan.
 
2.7 Hubungan Perawat-Pasien-Dokter
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson (dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga
tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri :
 Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pannganti (substitute) didalam
memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemauan pasien yang
berkurang. Disini perawat berfungsi untuk melengkapi.
 Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan
sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien untuk mendapatkan kembali
kemandiriannya. Kemandirian ini bersifat relative, sebab tidak ada satupun manusia yang tidak
bergantung kepada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung
demi mewujudkan kesehatan pasien.
 Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan
bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Hanya saja, kebuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis
dan factor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status social atau budaya, serta
kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa
perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan dokter memberi perintah kepada
perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam
melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan
yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehinnga
dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.

10
2.8 Aplikasi Teori Henderson Dalam Proses Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Terdapat suatu masalah dalam proses perawatan. Penilaian nyata terhadap proses perawatan
tergantung pada pemahaman seseorang, interpretasi, perpaduan, dan penggunaannya.
Walaupun definisi dan penjelasan Henderson mengenai keperawatan tidak secara langsung
sesuai dengan langkah – langkah dalam proses perawatan, tetapi terdapat hubungan antara
kedua hal tersebut. Menurut Henderson, perawat harus memiliki pengetahuan mengenai apa
yang disebut normal dalam kesehatan dan adanya penyakit. Berdasarkan pengetahuan ilmiah
ini, perawat dapat mengambil kesimpulan dari data-data yang ada. Henderson menyatakan,
bahwa, keperawatan dibutuhkan oleh individu yang dipengaruhi oleh usia, latar belakang
budaya, keseimbangan emosional,dan kapasitas fisik, serta intelektualnya. Semua ini akan
dipertimbangkan dalam mengevaluasi hasil perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.

2. Diagnosa Keperawatan
Analisa data didasarkan pada faktor-faktor di atas, kemudian hasil analisa tersebut
dipergunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan.Henderson tidak secara spesifik
membahas mengenai diagnosa keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah yang akan membuat
diagnosa, dan perawat melakukan tindakan-tindakan atas dasar diagnosa tersebut. Diagnosa
Keperawatan berhubungan dengan bagaimana mengidentifikasi kemampuan individu untuk
menentukan kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan yang turut memperhitungkan
kemampuan, keinginan, dan pemgetahuan. Berdasarkan pada data-data yang tersedia, dan
analisa terhadap data tersebut, perawat dapat mengidentifikasi secara actual berbagai masalah,
seperti pernafasan yang tidak normal. Sebagai tambahannya, juga masalah-masalah potensial
lainnya dapat teridentifikasi.

3. Perencanaan (intervensi) keperawatan


Setelah diagnosa keperawatan dibuat, maka selanjutnya perawat akan menyusun rencana
perawatan. Berdasarkan rencana perawatan ini, Henderson menyatakan: dengan rencana
perawatan ini, maka perawatan yang efektif dapat direncanakan lebih baik. Suatu rencana yang
tertulis akan mendorong munculnya ide-ide tentang kebutuhan individu, kecuali jika terdapat

11
aturan-aturan lain yang harus dilakukan oleh individu tersebut secara rutin.Tidak terlaksananya
perencanaan dapat dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya. Selanjutnya suatu rencana
perawatan membutuhkan modifikasi secara berkesinambungan yang didasarkan pada
kebutuhan individu. Henderson menyarankan penulisan rencana perawatan dapat diikuti
dengan kebutuhan perawatan secara bertahap. Dia menekankan bahwa perawatan harus selalu
disusun sesuai dengan kebutuhan individu, dan rencana terapi dari dokter. Henderson
menggaris-bawahi tahap-tahap perencanaan sebagai jalan untuk membuat rencana bagi
pemenuhan kebutuhan individu. Perencanaan yang selalu diperbaharui harus didasarkan pada
kebutuhan individu tersebut, lebih dispesifikan, dan dapat diimplementasikan, serta
disesuaikan dengan adanya terapi medis. Perencanaan perawatan yang ditulis, intinya adalah
hasil dari identifikasi kebutuhan perawatan dari individu. Walaupun Henderson tidak
menggunakan istilah-istilah seperti saat ini, tetapi intinya adalah sama.

4. Implementasi keperawatan
Implementasi sesuai dengan perencanaan keperawatan yang dibuat. Bagi Henderson,
implementasi keperawatan harus tertuju pada bantuan terhadap kebutuhan pasien sesuai
dengan kebutuhan 14 komponen tersebut di atas. Sebagai contoh: dalam membantu individu
terhadap kebutuhan istirahat dan tidur, perawat akan mencoba untuk lebih mengetahui metoda-
metoda dalam membujuk pasien untuk beristirahat dan tidur sebelum diberikan obat-obatan.
Henderson  juga menyatakan, bahwa fungsi utama dari perawat ini tentu saja harus dilakukan
untuk mendukung rencana terapi medis, sehingga perawat perlu melakukan tidakan-tindakan
yang disarankan medis dalam perawatan. Aspek implementasi penting lainnya dalam
pembahasan Henderson adalah hubungan antara perawat dan pasien . Perawat harus menjadi
pihak luar yang memahami kebutuhan pasien dan memberikan ukuran-ukuran bagi pemenuhan
ukuran tersebut . Henderson juga berbicara mengenai kualitas dari keperawatan, perawat yang
berkompeten akan menggunakan proses interpersonal dan prediksi-prediksi selama
memberikan perawatan .

5. Evaluasi

12
Henderson mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada kecepatan atau
derajatnya dalam mendorong kegiatan pasien secara independent kembali seperti hari-hari
normal . Hal ini disebutkan dalam definisi dan fungsi yang unik dari perawat. Untuk tujuan
evaluasi, perubahan pada level fungsi kebutuhan individu juga harus diamati dan
diperhitungkan . Sebuah data perbandingan mengenai kemampuan fungsional individu
dilakukan sebelum dan sesudah proses perawatan . Semua perubahan akan dicatat untuk
dievalusi .
 
2.9 Kekuatan Dan Kelemahan Dari Teori Henderson
1. Kekuatan
 Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh besar pada keperawatan
sebagai profesi yang mendunia. Henderson adalah orang pertama yang mencari fungsi
unik dari profesi perawat.
 Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karir
keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak semata.
 Henderson mendefinisikan profesi keperawatan: bahwa profesi keperawatan adalah
profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung pada instruksi dokter.
 Asumsi Henderson mempunyai validitas karena mempunyai keserasian dengan riset
ilmuan dibidang yang lain seperti konsep Maslow.
 
2. Kelemahan
 Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada penyembuhan
fisik semata atau pada upaya memandirikan pasien.
 Teori kurang pragmatis.

13
BAB  III
PENUTUP
 
3.1 Kesimpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya
tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar, tidak
rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik
keperawatan oleh sebagian besar perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan
digunakan di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang untuk
memandu kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk
publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh. Jika saran dapat dibuat untuk
meningkatkan konsep keperawatan Henderson, itu adalah penggabungan teori. Karyanya
harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar gelar akademis
tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan untuk
mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien.

14
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori
keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori keperawatan
menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan
mahasiswa mampu memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat
untuk menjalankan praktik keperawatan. 
 
 

DAFTAR  PUSTAKA

Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran ECG.
  Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokterran ECG.
  Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan Profesional
di Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta :
Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik
keperawatan. New York:Macmillan.

15
https://novitakusumaa.wordpress.com/2014/12/02/teori-model-konsep-
keperawatan-virginia-henderson/
(Currentnursing.com).

16

Anda mungkin juga menyukai