Anda di halaman 1dari 2

APOTEK ( Ayo Pahami Obat secara TEpat dengan Konseling)

Latar Belakang

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Menkes RI, 2019).
Dalam peraturan menteri kesehatan tahun 74 tahun 2016 tentang standar
pelayanan kefarmasian di puskesmas, Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan
yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan
masalah Obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien
dan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan
adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug
oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented)
dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan
yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang
dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Sedangkan
pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan informasi
obat (PIO), konseling, visite pasien (khusus puskesmas rawat inap), monitoring efek
samping obat (MESO) , pemantauan terapi obat (PTO) dan evaluasi penggunaan obat
(EPO).
Konseling merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan rawat
inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan
pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain
tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek
samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat. Salah satu
kriteria pasien yang perlu diberikan konseling adalah pasien geriatri/lansia.
Pasien geriatri/lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas. Pasien lansia lebih beresiko terhadap kejadian efek samping obat
(Adverse Drugs Event) karena penuaan menyebabkan perubahan fisiologis yang
membuat tubuh lebih sensitif terhadap efek obat. Perubahan ini mempengaruhi baik
farmakokinetik maupun farmakodinamik (Brazeau S, 2001).
Pasein geriatri/ lansia mempunyai ciri-ciri: memiliki beberapa penyakit
kronis/menahun, gejala penyakit tidak khas, fungsi organ menurun, tingkat kemandirian
berkurang, sering disertai masalah nutrisi, karena alasan tersebut perawatan pasien
geriatri berbeda dengan pasien yang lain.
Menurut Hastuti, dkk, 2014 menyebutkan bahwa konseling dapat meningkatkan
kepatuhan dan kesembuhan pada pasien geriatri/lansia dibanding pasien yang hanya
mendapatkan pemberian informasi obat. Ketidakpatuhan penggunaan obat akan
mengakibatkan penurunan efek terapi obat. Hal ini akan mengakibatkan pasien
kehilangan manfaat terapi dan mengakibatkan kondisi yang lebih buruk

Manfaat Konseling obat

memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien/keluarga


pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan
Obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat.

Anda mungkin juga menyukai