CBR AKD-dikonversi PDF
CBR AKD-dikonversi PDF
Kelas :C
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-NYA kami dapat menyelesaikan makalah Tugas Critical Book Report untuk
mata kuliah Akuntansi Keuangan Daerah.
Disini kami juga ingin berterima kasih kepada ibu dosen mata kuliah
Akuntansi Keuangan Daerah yaitu Ibu Tapi Rumondang Sari Siregar., SE., M. Acc
yang telah memberikan bimbingan serta arahan kepada kami sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Demikianlah makalah ini kami perbuat, jika terdapat kesalahan dalam makalah
ini, kami berharap anda dapat memakluminya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 54
B. Saran ......................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, kita dituntut untuk lebih banyak memahami tentang
perkembangan dunia. Bukan hanya lewat lewat internet, tetapi juga melalui buku.
Namun, seringkali kita merasa bingung dalam memilih jenis buku yang akan kita
gunakan sebagai bahan tambahan atau referensi dalam pelajaran. Oleh karena itu,
disini CBR diperlukan sebagai bahan pembanding untuk beberapa jenis buku agar kita
dapat memilih buku sesuai dengan kebutuhan dan kemauan kita. CBR juga muncul
untuk memaparkan kelebihan dan kekurangan yang pada pada setiap buku.
Kali ini kami akan mengkritisi buku Akuntansi keuangan Daerah. Sebelumnya
kita harus mengetahuu apa itu Akuntansi Keuangan Daerah. Akuntansi keuangan
daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan
transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah-pemda (kabupaten, kota,
atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan
ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda (kabupaten, kota
atau provinsi). Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang memerlukan informasi yang
dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), badan pengawas keuangan, investor, kreditur, dan
donatur, analisis ekonomi dan pemerhati pemda, rakyat, pemda lain dan pemerintah
pusat, yang seluruhnya berada dalam lingkungan akuntansi keuangan daerah. Yang
dimaksud dengan pengidentifikasian adalah pengidentifikasian transaksi ekonomi,
agar dapat membedakan transaksi yang bersifat ekonomi dan yang tidak. Pada
dasarnya , transaksi ekonomi adalah aktivitas yang berhubungan dengan uang. Proses
selanjutnya adalah pengukuran transaksi ekonomi, yaitu dengan menggunakan satuan
uang. Jadi seluruh transaksi dalam akuntansi harus dinyatakan dalam satuan uang.
Proses berikutnya adalah pencatatan transaksi ekonomi, yaitu pengolahan data
transaksi ekonomi tersebut melalui penambahan dan atau pengurangan sumber daya
yang ada. Pelaporan transaksi ekonomi akan menghasilkan laporan keuangan yang
merupakan hasil akhir proses akuntansi.
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat
A. Identitas Buku
Pengertian Akuntansi
Ada beberapa defenisi dan pengertian akuntansi yang bersal dari beberapa
lembaga yang dilihat dar beberapa lembaga yang dilihat dari beberapa sudut pandang
yang berbeda. Menurut American Accounting Assosiation seperti yang dikutip Abdul
Halim dan Muhammad syam Kusufi, Akuntansi adalah suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi
(keuangan) dari suatu organsisasi/entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam
rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan. Defenisi
akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu:
1. Single entry. Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem
tata buku tunggal. Dalam single entry pencatatan transaksi ekonomi dilakukan
dengan mecatatnya satu kali.
2. Double entry. Sistem pencatatan double entry disebut juga tata buku
berpasangan. Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan
dicatat dua kali, dalam artian, bahwa setiap transaksi minimal akan
mempengaruhi dua perkiraan, satu disisi sebelah kanan.
3. Triple entry. Sistem pencatatan triple entry pada dasarnya adalah sistem
pencatatan yang menggunakan double entry ditambah dengan pencatatan pada
buku anggaran.
Siklus Akuntansi
Asumsi Dasar
1. Akuntansi berbasi kas. Akuntansi berbasis kas adalah basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara
kas yang diterima atau dibayarkan.
2. Akuntansi berbasis kas menuju akrual. Akuntansi berbasis kas menuju akrual
merupakan proses transisi. Dengan basis ini, pendapatan, belanja dan
pembiayaan dicatat berdasarkan basis kas, sedangkan asset, utang dan ekuitas
dana dicatat berdasarkan basis akrual.
3. Akuntansi berbasi akrual. Akuntansi berbasis akrual adalah basis akuntansi
yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi
dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas dan setara kas diterima
atau dibayar.
Laporan keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah
dilakukan. Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang
dinyatakan dalam PP No. 71 Tahun 2010 tentang Stndar Akuntansi Pemerintahan.
Laporan keuanagn dihasilkan dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang kemudian dijadikan dasar dalam membuat laporan keuangan pemerintah
provinsi/kabupaten/kota. Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan, baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan :
Definisi Pendapatan
Pendapatan menurut PSAK nomor 23 adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal. Pendapatan menurut PP nomor 71 tahun 2010 tentang standar
akuntansi pemerintahan dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Pendapatan LRA. Pendapatan LRA menurut psap nomor 2 paragraf 7
adalah semua penerimaan rekening kas umum negara atau daerah yang
menambah saldo anggaran lebih dalam suatu periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah yang tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah. akuntansi pendapatan menurut psap nomor 2
paragraf 24,25,27 28, 29 dan 30 dilaksanakan berdasarkan asas bruto yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah netonya.
Klasifikasi Pendapatan
Pengakuan Pendapatan
2. Sudah direalisasikan atau dapat direalisasikan yaitu ketika kas atau hak
tagih (piutang) dapat ditentukan atas penyerahan barang atau jasa tersebut.
Pengakuan Pendapatan LRA
Pengakuan LO
c. PAD tanpa penetapan. PAD yang masuk dalam kategori ini ini
antara lain penerimaan jasa giro, pendapatan bunga deposito,
komisi, potongan dan selisih nilai tukar Rupiah, pendapatan dari
pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum.
Pengukuran Pendapatan
Pendapatan dapat diukur dalam hal nilai dari produk atau jasa yang
dipertukarkan dalam transaksi wajar. nilai ini merupakan nilai kas bersih atau nilai
sekarang yang didiskontokan atau nilai uang yang diterima atau yang akan diterima
dalam pertukaran dengan produk atau jasa yang ditransfer perusahaan kepada
pelanggannya. Menggunakan konsep tersebut, maka pengurang apapun dalam
harga tetap, baik berupa diskon ataupun piutang tak tertagih, harus dikurangi ketika
menghitung pendapatan. Selain itu untuk transaksi non kas, nilai pertukaran
ditetapkan setara dengan nilai pasar wajar dari barang yang diberikan atau yang
diterima, yang lebih jelas untuk dihitung.
Pengukapan Pendapatan
Definisi Belanja
Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Pengukuran
dan penilaian Belanja :
1. Belanja diukur berdasarkan jumlah pengeluaran kas yang keluar dari Rekening
Kas Umum Daerah dan atau Rekening Bendahara Pengeluaran berdasarkan
azas bruto.
2. Belanja dinilai sebesar nilai tercatat dan disajikan pada LRA berdasarkan
belanja langsung dan tidak langsung.
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran, atau konsumsi
aset, atau timbulnya kewajiban. Beban pada LO diklasifikasikan menurut klasifikasi
ekonomi (jenis beban), misalnya : beban operasi- LO (beban pegawai, beban barang
dan jasa, beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban penyusutan dan amortisasi,
beban bantuan sosial, beban penyisihan piutang, dll).
1. Timbulnya kewajiban, yaitu saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke
pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah (misal : tagihan
rekening telepon dan rekening listrik).
2. Terjadinya konsumsi aset, yaitu saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang
tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam
kegiatan operasional pemerintah (misal : pengadaan barang/jasa).
3. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi potensi jasa, yaitu saat
penurunan nilai asset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan
/berlalunya waktu (misal : penyusutan atau amortisasi).
1. Metode pendekatan Beban, dimana setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai beban jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud
untuk digunakan atau konsumsi segera mungkin
2. Metode pendekatan Aset, dimana setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai persediaan jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud
untuk digunakan dalam satu periode anggaran atau untuk sifatnya berjaga
jaga.
1. Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan.
2. Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode
pelaporan dan disajikan pada laporan operasional sesuai dengan klasifikasi
ekonomi (line item).
Definisi Pembiayaan
Klasifikasi Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening
Kas Umum Negara/Daerah. Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat (diakui sebagai) dalam Pembiayaan
Neto.
Pengukuran Pembiayaan
Pencatatan akuntansi untuk pembiayaan dilakukan dua kali karena transaksi ini
akan dilaporkan di Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Operasional (LO).
Dalam akuntansi keuangan pemda, pembiayaan dibagi menjadi dua, yakni penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan memiliki saldo
normal “Kredit”. Artinya, jika terjadi transaksi yang menambah penerimaan
pembiayaan, maka akan dicatat di sisi “Kredit”. Sebaliknya jika terjadi transaksi yang
mengurangi penerimaan pembiayaan, maka akan dicatat di sisi “Debit
Dalam PSAP No. 5 Paragraf 4 dijelaskan bahwa persediaan adalah asset lancer
dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual
dan/ atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Klasifikasi Persediaan :
Pengakuan Persediaan
1. Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
2. Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya
berpindah.
Pengukuran Persediaan
Pengungkapan Persediaan
Definisi Investasi
Bentuk Investasi
PSAP No. 6 Paragraf 8 menyebut terdapat beberapa jenis investasi yang dapat
dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi
dapat berupa pembelian surat utang baik jangka pendek maupun jangka panjang
(obligasi), serta instrumen ekuitas (saham).
Klasifikasi Investasi
1. Investasi Jangka Pendek. Menurut PASP No. 6 Paragraf 10, investasi jangka
pendek harus memenuhi karkteristik, seperti dapat segera
diperjualbelikan/dicairkan; investasi tersebut ditujukan dalam rangka
manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila
timbul kebutuhan kas; dan berisiko rendah.
2. Investasi Jangka Panjang. PSAP No. 6 Paragraf 13-19 secara gamblang
menjelaskan investasi jangka panjang. Investasi jangka panjang dibagi menurut
sifat penanaman investasinya, yaitu permanen dan nonpermanen. Investasi
permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki
secara berkelanjutan sedangkan investasi nonpermanen adalah investasi jangka
panjang yang dimaksudkan untuk dimili secara tidak berkelanjutan.
Pengakuan Investasi
Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan
perubahan piutang menjadi investasi menurut PSAP No. 6 Paragraf 20 dan 21 dapat
diakui sebagai investasi apabila memenuhi kriteria berikut.
Pengukuran Investasi
PSAP No. 6 Paragraf 23-35 dikatakan untuk beberpa jenis investasi, terdapat
pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian, nilai
pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan, untuk investasi
yangtidak memiliki pasaraktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau
nilai wajar lainnya.
Menurut PSAP No. 6 Paragraf 39 dan 40, hasil investasi yang diperoleh dari
investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi, dan
dividen tunai diakui pada saat diperoleh dan dicatat sebagai pendapatan. Hasil
investasi berupa dividen tunai yang diperoleh daripenyertaan modal pemerintah yang
pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai pendapatan hasil investasi.
Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas, bagian laba berupa dividen tunai
yang diperoleh pemerintah diacatat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi
nilai investasi pemerintah. Dividen dalam bentuk saham yang diterima tidak akan
menambah nilai investasi pemerintah.
Pengungkapan Investasi
Saldo normal rekening buku besar investasi adalah saldo debit. Artinya
rekening iniakan bertambah apabila ada transaksi yang mendebitnya, sebaliknya akan
berkurang bila ada transaksi yang mengkreditnya.
Laporan Operasional
b. Investasi Permanen
1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Berikut jurnal atas transaksi penyertaan modal pemerintah
daerah
Laporan Operasional
Aset tetap menurut PSAP No. 7 Paragraf 4 merupakan aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau
dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan Oleh
masyarakat umum. Salah satu kriteria dari aset yang dapat dikategorikan sebagai aset
tetap adalah nilainya yang besar. Aset tetap yang nilai per unitnya kecil dapat langsung
dikelompokkan sebagai persediaan. Termasuk dalam aset tetap pemerintah adalah:
1. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan, namun dimanfaatkan oleh
entitas lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan
kontraktor.
2. Hak atas tanah. Tidak termasuk dalam definisi aset tetap adalah aset yang
dikuasai untuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah, seperti bahan (materials)
dan perlengkapan (supplies).
Dalam PSAP No. 7 Paragraf 15-19 jelas dikatakan kalau aset tetap diakui pada
saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan
andal. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut.
Dalam PSAP No. 7 Paragraf 20 aset tetap dinilai dengan biaya perolehan.
Apabila penilaian aset tetap menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka
nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Biaya perolehan
sebelumnya sudah dijelaskan di Paragraf 4 sebagai jumlah kas atau setara kas yang
telah dan yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah dan
yang masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau
konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dipergunakan.
Pada PSAP No. 7 Paragraf 22, 28 dan 29 dijelaskan bahwa biaya perolehan
aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga
kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan
pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya
yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut. Biaya perolehan
suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan
setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut
ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan.
Pencatatan aset dimulai dengan adanya bukti transaksi yang berupa Berita
acara penerimaan barang, dan atau berita acara serah terima barang, dan atau berita
acara penyelesaian pekerjaan. Berdasarkan bukti tersebut, PPK-SKPD membuat bukti
memorial. Bukti memorial tersebut dapat dikembangkan dalam format yang sesuai
dengan kebutuhan yang sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai:
Dana Cadangan
1. Fungsi terkait
a. Pengguna anggaran
b. Bendahara pengeluaran
c. Pejabat penatapusahaan keuangan SKPD
d. Bendahara umum daerah.
2. Dokumen yang digunakan
a. Peraturan daerh tentang dana cadangan
b. Surat perintah dana langsung
c. Dokumen perintah pencairan dari dana
d. Nota kredit
e. Dokumen lainnya
Aset Lainnya
1. Aset tak berwujjud yang artinya aset non keuangan yang dapat diidentifiksi
dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan tujuan
lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual
2. Pengakuan aset tak berwujud yang artinya akuntansi pemerintahan berbasis
akrual pada pemerintah daerah untuk dapat diakui sebagai aset tak berwujud
harus dapat dibuktikan bahwa aktivitas/kegiatan tersebut telah terpenuhi.
3. Pengukuran aset tak berwujud artinya penerapan standar akuntansi
pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah daerah,aset ini diukur dengan
harga perolehan yaitu harga yang harus diabayar entitas untuk memperoleh
suatu aset tak berwujud hingga untuk digunakan .
4. Penyaji dan pengungkapan aset tak berwujud yang artinya tenntang penerapan
standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah daderah,aset
tak berwujud ini disajikan dalam neraca sebagai bagian dari aset lainnya.
Gambaran jumlah yang dapat diterima dari penjualan asset pemerintah secara
angsuran kepada pengawas pemerintah contohnya tagihan penjualan angsuran antara
lain punjualan rumah dinas dan penjualan kendaraan dinas
Perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk
melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan asset dan
hak usaha yang dimiliki. Masa kerja ini yaitu jangka waktu dimana pemerintah daerah
dan mitra kerja sama masih terikat dengan perjanjian kerjavsama / kemitraan.
1. pengakuan kas yang dibatasi penggunaannya diakui pada saat disisihkan atau
ditempatkan pada suatu rekening tertentu yang dimaksud untuk membiayai
suatu kegiatan yang memerlukan dana relative besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran
2. pengukuran kas yang dibatasi penggunaannya dicatat sebesar nilai nominal kas
yang disisihkan aatau ditempatkan pada suatu rekeninng tertentu yang
dimaksudkan untuk membiayai suatu kegiatan yang memerlukan dana relative
besar yang tidak dapat dipenuhi dalam 1 tahun anggaran
3. penyaji dan pengungkapan kas yang dibatasi penggunaannya disajikan didalam
kelompok asset lainnya dan diungkap secara memadai didalam CaLK.
Asset lain-lain
1. Defenisi. Asset tetap yang dimaksud untuk dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah direklasifikasi kedalam asset lain-lain
2. Pengakuan. diakui pada saat dihentikan dari penggunaan aktif pemerinta dan
direklasifikasikan kedalam asset lain-lain.
3. Pengukuran. Asset tetap yang dimaksud untuk dihentikan dari penggunaan
pemerintah direklasifikasi kedalam asset tetap.
4. Penyajian dan pengungkapan diungkapkan secara memadai didalam calk.hal-
hal yang perlu diungkapkan antara lain adalah factor – factor yang
menyebabkan dilakukannya penghentian penggunaan,jenis asset tetap yang
diihentikan penggunaannya dan informasi lainnya yang relevan
Defenisi Kewajiban
Kewajiban menurut PSAP No.9 adalah utang yang timbul dari peristiwa masa
lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah. Pada paragraf 7 dan 8 PSAP No 9 dijelaskan bahwa dalam konteks
pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pendanaan
pinjaman dari masyarakat,lembaga keuangan,entitas pemerintahan lain atau lembaga
internasional. Kewajiban pemerintah dapat juga terjadi karena perikatan dengan
pegawai yang bekerja pada pemerintah,kewajiban kepada masyarakat luas,yaitu
kewajiban tunjangan,kompensasi,ganti rugi,kelebihan setoran pajak dari wajib
pajak,alokasi/relokasi pendapatanke entitas lainnya atau kewajiban dengan pemberi
jasa lainnya.
Klasifikasi Kewajiban
1. Utang bunga
2. Bagian lancar utang jangka panjang
3. Utang beban
4. Utang jangka pendek lainnya
Pengakuan Kewajiban
PP No.71 tahun 2010 tentang Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan,Paragraf 87 menyatakan bahwa kewajiban diakui pada saat dana
pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul. Pada Paragraf 22 PSAP No.9
kewajiban dapat timbul dari :
Pengukuran Kewajiban
Prosedur Kewajiban
Pencatatan akuntansi untuk kewajiban terdiri dari dua kali pencatatan yaitu
untuk keperluan penyusunan Neraca dan atau Laporan Operasional basis akrual) dan
penyusunan LRA(basis kas). Pencatatan untuk kewajiban diawali pada saat
penerimaan kas dari pinjaman pihak ketiga. Pencatatan untuk keperlua penyusunan
LRA adalah kas bertambah di sisi debit dan penerimaan pembiayaan bertambah di
sebelah kredit. Pencatatan untuk keperluan penyusunan neraca adalah kas bertamabh
di sisi debit dan kewajiban bertambah di sebelah kredit.
1. Pencatatan Kewajiban Jangka Pendek
a) Fungsi-Fungsi Terkait
(1) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(2) Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(3) Bendahara Pengeluaran/Pembantu Bendahara Pengeluaran
(4) Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD
(5) Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah
b) Dokumen Yang Digunakan
(1) Surat Perintah Membayar (SPM)
(2) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
(3) Bukti Transfer/Penyetoran atas PFK
(4) Laporan Posisi Utang Jangka Panjang
(5) Buku Besar
(6) Buku Besar Pembantu
c) Pencatatan Akuntansi
(1) Kewajiban kepada Pihak Ketiga
Kewajiban kepada pihak ketiga dapat timbul karena terdapat manfaat
yang telah diterima oleh pemerintah daerah namun belum dibayar oleh
pemerintah daereah. Contohnya, pada tanggal 5 Mei 2011, pihak ketiga
telah melakukan pemeliharaan gedung kantor. Tagihan yang muncul
sebesar Rp 5.000.000 dan akan dilunasi pemerintah daerah pada
tanggal 15 Mei 2011
Jurnal saat pemeliharaan gedung kantor telah selesai di SKPD
adalah :
Laporan Operasional
Laporan Operasional
SILPA Rp 11.000.000
Pengungkapan Kewajiban
Ruang Lingkup
Definisi
Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi
kembali, dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:
Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain kas yang tidak berulang yang
terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi
kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun kas dan akun aset bersangkutan.
1. yang menambah saldo kas terkait perolehan aset selain kas yaitu pengadaan
aset tetap yang di-mark-up dan setelah dilakukan pemeriksaan kelebihan nilai
aset tersebut harus dikembalikan, dikoreksi dengan menambah saldo kas dan
mengurangi akun terkait dalam pos aset tetap.
2. yang mengurangi saldo kas terkait perolehan aset selain kas yaitu pengadaan
aset tetap tahun lalu belum dilaporkan, dikoreksi dengan menambah akun
terkait dalam pos aset tetap dan mengurangi saldo kas.
Koreksi kesalahan atas beban yang tidak berulang, sehingga mengakibatkan
pengurangan beban, yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
mempengaruhi posisi kas dan tidak mempengaruhi secara material posisi aset selain
kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan
dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain-LO. Dalam hal mengakibatkan
penambahan beban dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas.
1. yang menambah saldo kas yaitu pengembalian beban pegawai tahun lalu
karena salah penghitungan jumlah gaji, dikoreksi dengan menambah saldo kas
dan menambah pendapatan lain-lain-LO.
2. yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat transaksi beban pegawai tahun lalu
yang belum dilaporkan, dikoreksi dengan mengurangi akun beban lain lain-LO
dan mengurangi saldo kas.
1. yang menambah saldo kas yaitu penyetoran bagian laba perusahaan 3negara
yang belum masuk ke kas Negara dikoreksi dengan menambah akun kas dan
menambah akun Saldo Anggaran Lebih.
2. yang mengurangi saldo kas yaitu pengembalian pendapatan dana alokasi
umum karena kelebihan transfer oleh Pemerintah Pusat, dikoreksi oleh: (1)
pemerintah yang menerima transfer dengan mengurangi akun Saldo Anggaran
Lebih dan mengurangi saldo kas. (2) pemerintah pusat dengan menambah akun
saldo kas dan menambah Saldo Anggaran Lebih.
1. yang menambah saldo kas yaitu penyetoran bagian laba perusahaan negara
yang belum masuk ke kas negara dikoreksi dengan menambah akun kas dan
menambah akun ekuitas.
2. yang mengurangi saldo kas yaitu pengembalian pendapatan dana alokasi
umum karena kelebihan transfer oleh Pemerintah Pusat dikoreksi oleh: (1)
pemerintah yang menerima transfer dengan mengurangi akun Ekuitas dan
mengurangi saldo kas. (2) pemerintah pusat dengan menambah akun saldo
kas dan menambah Ekuitas.
1. yang menambah saldo kas yaitu kelebihan pembayaran suatu angsuran utang
jangka panjang sehingga terdapat pengembalian pengeluaran angsuran,
dikoreksi dengan menambah saldo kas dan menambah akun Saldo Anggaran
Lebih.
2. yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat pembayaran suatu angsuran utang
tahun lalu yang belum dicatat, dikoreksi dengan mengurangi saldo kas dan
mengurangi akun Saldo Anggaran Lebih.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang atas pencatatan kewajiban yang terjadi
pada periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas,
apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun kas dan akun kewajiban bersangkutan .
Apabila suatu misi atau tupoksi suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh
peraturan, maka suatu operasi, kegiatan, program, proyek, atau kantor terkait pada
tugas pokok tersebut dihentikan. Informasi penting dalam operasi yang tidak
dilanjutkan, misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan,
tanggal efektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban tahun berjalan
sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial atau dampak
pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian apabila ada—
harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Tanggal Efektif
Pertama, menyiapkan kertas kerja konsolidasi yang meliputi pengisian Neraca saldo
SKPD dan PPKD, lalu membuat jurnal eliminasi dan membuat neraca saldo
pemerintah daerah. Setelah kertas kerja konsolidasi telah disiapkan, tahap selanjutnya
yaitu menyusun laporan keuangan konsolidasi yang dimulai dari :
1. Menyusun LRA, membuat jurnal penutup LRA dan neraca saldo setelah
penutupan LRA,
2. Menyusun LO, membuat jurnal penutup LO dan neraca saldo setelah
penutupan LO,
3. Menyusun Neraca, membuat jurnal penutup akhir dan neraca saldo akhir,
4. Menyusun laporan perubahan SAL,
5. Menyusun laporan perubahan Ekuitas,
6. Menyusun Catatan Atas Laporan Keuangan,
7. Menyusun Catatan Atas Laporan Keuangan.
Pendahuluan
A. Kelebihan Buku
B. Kelemahan Buku
1. Pada buku ini tidak ada materi atau bab khusus yang membahas tentang
penyusunan APBD suatu pemerintah sehingga dirasa kurang lengkap karena
penyusunan APBD merupakan salah satu point penting dalam materi akuntansi
keuangan daerah ini
2. Dalam akhir setiap bab atau sub bab yang ada dalam buku ini tidak terdapat
ringkasan materi yang dijelaskan oleh penulis.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prof. Erlina, SE., M. Si., Ak., CA; Omar Sakti Rambe, SE., Ak., CA; Drs. Rasdianto,
M.Si., Ak., CA. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Jakarta. 2016. Salemba
Empat
https://www.wikipedia.org/
http://wahyoenoegroho.blogspot.com/2013/04/akuntansi-keuangan-daerah.html