Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan siklus hidup, sifat pathogen (patogenitas), dan tindakan preventif
dari Anoplocephala perfoliata terhadap hewan kuda yang terjadi di Indonesia. Penyakit kolik pada kuda dapat
terjadi akibat salah satu jenis cacing pita dari genus Anoplocephala. Faktor kunci dalam sindrom kolik usus telah
dikaitkan dengan gutdismotility yang disebabkan oleh ganglionitis mienterik dan submukosa. Invasi A.
perfoliata dapat menyebabkan kematian inang dengan melubangi ceacum tanpa gejala sebelumnya.
Sebagian besar kuda tidak menunjukkan gejala invasi spesifik, dan bahkan dengan invasi cacing pita yang
intens, tidak ada gejala klinis spesifik yang ditunjukkan. Pada kuda pacuan, gejala mungkin termasuk kondisi
fisik yang lebih buruk seperti kelelahan. Invasi semacam ini membuat peternak kurang waspada, yang
mempercayai hasil negatif dari tes parasitologis dan karenanya memilih untuk tidak menggunakan obat
cacing.
Kata kunci: tuliskan kata kunci (3-5 kata)
Kuda dikenal sebagai inang definitif dari Anoplocephala perfoliata terdapat pada
berbagai kelas endoparasit seperti nematoda dan usus halus dan usus besar kuda dan kedelai,
cestoda (Uhlinger 1990). Species dari cestoda yang tersebar di seluruh dunia dan merupakan cacing
sering dicurigai sebagai penyebab penyakit klinis pada pita yang paling sering ditemukan pada kuda. A.
usus adalah Anoplocephala perfoliata (Gasser RB et al. perfoliata pada jumlah sedikit, umumnya tidak
2005). A. perfoliata berukuran cukup kecil, biasanya menyebabkan penyakit. Namun, infestasi cacing ini
2.5-5 cm dan terkadang sampai 8 cm. Bagian scolex pada jumlah yang besar dapat menyebabkan
nya berbentuk bulat dan memiliki 4 sucker. Species berbagai penyakit. Cacing pita menginfeksi kuda
lain dari famili ini antara lain Anoplocephala magna pada tahap usia apapun. Kuda tidak memiliki
dan Paranoplocephala mamillana. Penyakit pada kuda imunitas terhadap cacing pita (Taylor et al. 2013).
yang disebabkan oleh infeksi species cacing ini dikenal Telur dari A. perfoliata dimakan oleh tungau
sebagai anoplocephalosis (Nilsson et al. 1995). Kuda oribatidae yang hidup bebas di rerumputan. Telur
terinfeksi oleh cacing ini saat merumput dan secara tersebut dalam tubuh tungau akan berkembang
tidak sengaja menelan tungau oribatid yang terinfeksi menjadi stadium infektif Cysticercoid dalam waktu
cysticercoids. Invasi A. perfoliata dapat menyebabkan 2-4 bulan sesudah infeksi. Hospes definitive (kuda)
kematian pada inangnya melalui perforasi sekum. terinfeksi cacing ini karena memakan rerumputan
Invasi dari A. perfoliata terkadang muncul tanpa ada yang di dalamnya terdapat tungau yang membawa
symptom yang terlihat sebelumnya. Hal ini stadium infektif cacing tersebut. Selanjutnya, cacing
menjelaskan berbahayanya invasi dari A. perfoliata ini akan berkembang menjadi cacing pita dalam
yang terjadi (Veronesi et al. 2009). Nomenklatur: waktu 6-10 minggu. Lesio yang ditemui pada
Filum : Plathyhelminthes saluran pencernaan kuda disebabkan oleh sucker
Kelas : Cestoda yang menempel, sehingga dapat menyebabkan kolik
Ordo : Anoplocephalidea (Elsheika dan Khan 2011).
Famili : Anoplocephalidae
Genus : Anoplocephala
Spesies : A. perfoliata, A. magna, Paranoplocephala
mamillana
2 | Kejadian Anoplocephalosis pada Kuda di Indonesia
Patogenesis Tindakan Preventif
Data Kelompok
1. Muhammad Fajrul Falah (B04170027)
2. Giovanni Christie (B04170028)
3. Muhammad Israfii Vernanda (B04170030)
4. Veni RVS (B04170032)