DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu bekerja dalam
lingkungan sosial yang beragam dengan benar.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi bekerja dalam
lingkungan sosial yang beragam ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada
akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Komunikasi dengan Pelanggan dan Kolega dari Latar Belakang yang Beragam
2. Menangani Kesalahpahaman Antar Budaya
BAB II
KOMUNIKASI DENGAN PELANGGAN DAN KOLEGA DARI LATAR
BELAKANG YANG BERAGAM
Pilihan seksual
Tabel 1. Dasar Perbedaaan Budaya
Secara umum jenis komunikasi terdiri dari komunikasi lisan dan non lisan.
1) Komunikasi lisan
Komunikasi verba yang disampaikan melalui kata-kata yang diucapkan
seperti pidato, presentasi, diskusi dan dialog tatap muka. Dalam
komunikasi lisan ini pengirim informasi berbagi pemikirannya dalam
bentuk kata-kata. Nada pembicara dan kualitas kata yang digunakan
memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi lisan.
Dalam penyampaiannya pembicara harus menggunakan suara yang
keras atau nada yang lebih tinggi dan isi atau konten informasi yang
jelas agar penerima informasi dapat dengan jelas memahami apa yang
ingin disampaikan oleh pengirim informasi sehingga tidak
menimbulkan kesalahpahaman.
Bertemu dan memberi salam Membantu masalah pelanggan
Memberi petunjuk Menjelaskan barang dan pelayanan
Memberi instruksi Menangani pengaduan
Menjawab pertanyaan Meminta maaf
Melayani pelanggan Berinteraksi dengan kolega/tamu
Tabel 2. Penggunaan Komunikasi Lisan
b. Tehnik Komunikasi
Dalam membangun sebuah percakapan setiap individu dituntut untuk mampu
berbicara memperhatikan aspek berikut:
Percaya diri
(siap untuk berbicara dan menguasai topik)
Tepat sasaran
(siapa, dimana, situasi)
Singkat dan mudah dimengerti
(pesan, bahasa, volume suara)
Menarik
(intonasi, pandangan mata, mimik muka)
Tidak membosankan
(tanggap akan respon pendengar)
Tabel 4. Tehnik Komunikasi
Seperti setiap bahasa, bahasa isyarat berbeda dari satu negara ke negara
lain. Beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris Raya dan
Prancis memiliki pedoman bahasa isyarat mereka sendiri.
3) Kamus bahasa
Saat ini terdapat banyak pilihan kamus beragam bahasa mulai dari
kamus saku yang sederhana sampai kamus lengkap untuk keperluan
lebih komplek. Juga terdapat kamus khusus percakapan yang disajikan
lebih atraktif untuk dipraktekkan secara mudah bagi semua golongan
usia.
c. Organisasi
1) Layanan penerjemah
Saat ini mudah ditemukan layanan penerjemah baik yang telah
tersertifikasi maupun tersumpah dalam beragam bahasa internasional
untuk memenuhi kebutuhan baik formal dan informal.
2) Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan bahasa menjadi salah satu pilihan dalam
memperoleh layanan penerjemah maupun solusi hambatan berbahasa
asing, khususnya bahasa internasional.
3) Organisasi budaya lokal
Bagi bahasa daerah saat ini juga terdapat organisasi budaya lokal yang
dapat membantu baik penerjemahan, percakapan maupun adat istiadat,
seperti DAD (Dewan Adat Dayak) di Kalimantan Tengah, Dewan Adat
Papua, Dewan Adat Gayo, dan lainnya.
4) Kantor pemerintahan daerah / pusat
Bidang pemerintahan yang menangani budaya dan bahasa adalah Dinas
Pariwisata, mulai dari kantor pemerintahan kota, kabupaten, provinsi
hingga nasional.
5) Kantor diplomatik / konsulat
BAB III
MENANGANI KESALAHANPAHAMAN ANTAR BUDAYA
Jenis dialek yang perlu diperhatikan dalam konteks kebudayaan adalah dialek
sosial. Dialek ini bisa saja disebabkan karena adanya perbedaan gender
(pria-wanita), umur, dan status sosial (bangsawan-non bangsawan, kaya-
mimskin, termasuk latar belakang pendidikan dan ekonomi). Contoh dalam
bahasa Jawa, karena penuturnya terbagi dalam stratifikasi sosial yang
bertingkat-tingkat, maka bahasa Jawa dalam pemakaiannya terbagi menjadi
Kromo Inggil, Kromo, Kromo Madyo, dan Ngoko. Termasuk juga dalam
bahasa Sasak dan Bali, terdapat bahasa halus dan bahasa ”kasar”. Variasi
bahasa, baik dalam bentuk perbedaan dialek regional ataupun dialek sosial,
harus benar-benar diperhatikan dalam berkomunikasi.
Berikut beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mengajukan masalah pada
ketua tim/penyelia sebagai tindak lanjut:
a. Meminta ijin tamu atau kolega dengan permasalahan yang ada untuk
menyampaikannya kepada atasan demi penanganan lebih lanjut
b. Memastikan atasan adalah orang paling tepat untuk menyelesaikan masalah
c. Meminta ijin atasan untuk bertemu dan berbicara
d. Menceritakan kronologis kejadian dari sebuah permasalahan
e. Menggarisbawahi pokok masalah untuk fokus penanganan
f. Melibatkan diri untuk mendampingi penanganan masalah hingga tuntas
sebagai pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
3. Peraturan Pemerintah Reublik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
4. Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor
181/LATTAS/XII/2013 Tentang Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis
Kompetensi
5. Konvensi ILO No. 111 Mengenai Diskriminasi Dalam hal Pekerjaan dan Jabatan
6. Undang-Undang No. 3 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
B. Buku Referensi
1. Kementerian Tenaga Kerja RI, Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis
Kompetensi, Jakarta, 2013
2. Gabriel Cherem, Eastern Michigan University, 1977, The Profesional
Guide, Kathleen Lingle Pond VNR, 1993
3. Hymes, D.H. Linguistic method in ethnography: Its development in the United
States. In P. Garvin (Ed.), Method and theory in linguistics. The Hague: Mouton.
1970
D. Referensi Lainnya
1. Browsing Internet, www.ilo.org/jakarta/WCMS_203599/lang--en/index.htm,
diunduh pada tanggal 1 Agustus 2018 pukul 15.07 WIB.
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan