Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

ANGKA ANGKUT

Oleh:
Ulin Nihayah (140332605961)
Wahyu Kristiana (140332605562)
Yuniar Avia M. (140332601010)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
September 2016
A. JUDUL PERCOBAAN
Angka Angkut

B. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan angka angkut kation dan anion dengan cara Hittorf
C. DASAR TEORI
Bagian arus yang diangkut oleh kation yang bergerak ke katoda dan oleh anion
yang bergerak ke anoda disebut angka angkut. Banyaknya bagian arus yang diangkut oleh
anion dan kation tidak sama. Ion yang bergerak lebih cepat akan mengangkut jumlah
listrik yang lebih banyak melalui larutan dalam satuan waktu tertentu atau ion tersebut
mengangkut bagian arus yang lebih banyak.

Untuk suatu elektrolit, jika ua dan uc masing-masing adalah mobilitas anion dan
kation, maka angka angkut kation dan anion dirumuskan:

nc = uc / (uc + ua) dan na = ua / (uc + ua)

dimana, nc : angka angkut kation

                na : angka angkut anion

            uc : mobilitas kation

             ua : mobilitas anion

Dengan demikian diperoleh persamaan : (nc + na) = 1.

Ada beberapa cara untuk menentukan angka angkut anion dan angka angkut
kation, antara lain dengan cara batas bergerak dan cara Hittorf. Pada percobaan berikut
akan dilakukan penentuan angka angkut cara Hittorf.

Pada cara Hittorf digunakan sel elektrolisis yang dibagi menjadi tiga bagian dengan
menggunakan penyekat berpori. Tiga bagian tersebut adalah ruang anoda, ruang katoda
dan ruang penghubung. Pada proses elektrolisis jumlah ekivalen kation yang terbentuk di
anoda sama dengan jumlah ekivalen atom yang terbentuk di katoda, tetapi konsentrasi
kation di sekitar elektroda tidaklah tepat sama.

Sebagai contoh, elektrolisis larutan CuSO4, jika x ekivalen ion Cu2+ dilepaskan di
anoda, akan terjadi peningkatan jumlah ion Cu2+ x ekivalen di sekitar anoda, bila tidak
terjadi migrasi ion Cu2+ ke katoda. Karena terjadi migrasi Cu2+ dalam ruang anoda, maka
hanya terjadi peningkatan jumlah ion Cu2+ sebesar z ekivalen yang lebih kecil dari x.
Besarnya x dapat diketahui dengan cara penimbangan anoda atau penentuan
jumlah muatan listrik yang digunakan dalam elektrolisis, sedangkan besarnya z dapat
diketahui dengan cara titrasi larutan di sekitar anoda sebelum dan sesudah elektrolisis.
Besarnya angka angkut ion Cu2+ dihitung dengan menggunakan rumus:

nc = (x – z)/x

Keterangan:

z : peningkatan jumlah ekivalen ion Cu2+ di ruang anoda.

x : ekivalen dari Cu yang berasal dari oksidasi anoda.

nc : angka angkut kation

D. ALAT DAN BAHAN

Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

· Sumber arus DC

· Stop watch

· Buret

· Corong

· Pipet takar 5 dan 10 ml

· Erlenmeyer 100 ml

· Beaker glass 400 ml

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

· Elektroda Cu

· Larutan CuSO4 0,1 M

· Larutan Na2S2O3 0,1 M

· Larutan KI 0,1 M (baru)

· Indikator amilum (baru)


E. RANGKAIAN ALAT

Rangkaian alat elektrolisis untuk menentukan angka angkut cara Hittorf dalam percobaan,
ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

F. PROSEDUR KERJA

Perhitungan awal katode Cu

Elektrode Cu

 Dibersihkan elektroda Cu dengan kertas gosok


 Dicuci dengan aquades dan alcohol
 Ditunggu sampai kering
 Ditimbang electrode Cu dengan ketelitian 0,001 gram

Hasil
Elektrolisis

Cara Hittorf

 Diisikan larutan CuSO4 kedalam wadah untuk elektrolisis


 Dirangkai alat elektrolisis dan diantara ruang anoda dan katoda terdapat penyekat
berpori
 Ditentukan volume larutan dalam ruangan anoda (diukur tinggi, lebar, dan panjang)
 Dialirkan listrik selama 30 menit (dicatat kuat arus tiap 1 menit)
 Ditutup ruang anoda dan katoda dengan penyekat berpori ketika waktu menunjukkan
30 menit
 Diambil 5 mL larutan diruang anoda dengan pipet takar sebanyak 3 kali
 Di letakkan dalam labu Erlenmeyer

Hasil

Titrasi Larutan diruang anoda

Larutan ruang
Anoda
 Diambil Erlenmeyer yang berisi 5 mL larutan diruang anoda
 Diftambahkan larutan KI 0,1 M 15 mL
 Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 M (sampai warnba coklat agak pudar)
 Ditambahkan indicator amilum
 Dititrasi lagi sampai warna biru amilum hilang
 Ditentukan konsentrasi larutan CuSO4 yang belum dielektrolisis dengan cara titrasi
diatas

Hasil

Perhitungan Elektrode setelah elektrolisi

Elektrode Cu
 Dicuci dengan aquades dan alcohol
 Ditunggu sampai kering
 Ditimbang electrode Cu dengan ketelitian 0,001 gram

Hasil
G. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Data hasil pengamatan


1. Berat anoda awal = 11,093 g
2. Berat anoda akhir = 11,015 g
3. Volume CuSO4 sebelum elektrolisis = 10,00 mL
4. Volume Na2SO4 0,1 M (rata-rata) = 7,55 mL
5. Volume CuSO4 setelah elektrolisis = 5,00 mL
6. Volume Na2SO4 0,1 M (rata-rata) = 3,80 mL
7. Volume larutan dalam ruanganoda = 48,10 cm3= 0,0481 dm3=0,0481 L
8. Kuatarus rata-rata = 0.132 A
Kuat arus setiap menitnya :
Menit ke- Skala yang ditunjukkan Kuat Arus (A)
1 125,0 0,125
2 125,0 0,125
3 125,0 0,125
4 125,0 0,125
5 125,0 0,125
6 127,5 0,1275
7 130,0 0,130
8 130,0 0,130
9 130,0 0,130
10 130,0 0,130
11 130,0 0,130
12 130,0 0,130
13 130,0 0,130
14 132,5 0,1325
15 132,5 0,1325
16 135,0 0,135
17 135,0 0,135
18 135,0 0,135
19 135,0 0,135
20 135,0 0,135
21 135,0 0,135
22 135,0 0,135
23 135,0 0,135
24 135,0 0,135
25 135,0 0,135
26 137,5 0,1375
27 137,5 0,1375
28 140,0 0,140
29 140,0 0,140
30 140,0 0,140
9. Lama elektrolisis = 1800 detik
Pembahasan
Besarnya angka angkut kation ditentukan dengan cara menghitung jumlah ekuivalen atau
moldari ion Cu2+ yang diangkut dari ruang anoda ke katoda, sedangkan angka angkut anion
dihitung dengan cara mengurangkan angka angkut kation terhadap angka angkut (1- nc).
a. Menentukan angka angkut kation
1. Massa total Cu2+ = massa sebelum elektrolisis – massa setelah elektrolisis
= 11,093 g – 11,015 g
= 0,078 g
2. Dihitung jumlah mol ion Cu2+ yang dibentuk di anoda, digunakan sebagai x, ada 2
cara yaitu:
massatotal Cu
Mol Cu2+ (sebagai x) =
massa molar Cu
0,078 g
=
65,37 g /mol
= 0.0012 mol Cu2+

i×t
Mol Cu2+(sebagai x) =
2F
0,132 A ×1800 s
= 2× 96500
= 0.0012 mol Cu2+
3. Dihitung peningkatan jumlah mol ion Cu2+di ruang anoda. Harga ini diperolah dari
mengurangi konsentrasi setelah elektrolisis dengan konsentrasi sebelum elektrolisis
kemudian dikalikan dengan volume dirung anoda (sebagai z).
 Konsentrasi Cu2+sebelum elektrolisis
MCuSO4 × VCuSO4 = M NaSO4× VNaSO4
MCuSO4× 10,00 mL = 0,1 M × 7,55 mL
0,1 M ×7,75 mL
MCuSO4 =
10,00 mL
MCuSO4 = 0, 0755 M
 Konsentrasi Cu2+setelah elektrolisis
MCuSO4 × V CuSO4 = M NaSO4× V NaSO4
MCuSO4× 5,00 mL = 0,1 M × 3,80 mL
0,1 M ×3,80 mL
MCuSO4 =
5,00 mL
MCuSO4 = 0, 0756 M
 Konsentrasi total ion Cu2+ = 0, 0756 M−¿0, 0755 M
= 0,0005 M
 Mol ion Cu2+ di anoda (z)=Konsentrasi total ion Cu2+× volume di anoda
= 0,0005 M × 0,0481 L
= 2,405 × 10-5mol
4. Dihitung angka angkut kation (nc) dan anion (na).
(x−z )
 nc= x
(0.0012 mol−0.00002405 mol)
nc=
0.0012 mol
nc = 0,9799

 na= (1- nc)


na = (1-0,9799)
na = 0,0201

H. KESIMPULAN
 Penentuan angka angkut kation dengan cara Hottorf pada percobaan ini sebesar
0,9799
 Penentuan angka angkut anion dengan cara Hottorf pada percobaan ini sebesar
0,0201
DAFTAR PUSTAKA

Setiartini, Yeni. 2014. Penentuan Bilangan Angkut dalam Elektrolit.(online)


https://www.scribd.com/doc/226849382/LAPORAN-PRAKTIKUM-KIMIA-
FISIKA-II-bilangan-angkut diakses pada tanggal 14 September 2016

Sumari, dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Malang : FMIPA UM
Lampiran
Jawaban Pertanyaan:
1. Reaksi elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda Cu

Katoda : Cu2+(aq) + 2e¯ → Cu(s)


Anoda : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e¯
Cu(s) → Cu(s)

2. Reaksi yang terjadi pada titrasi larutan CuSO4 pada percobaan

Cu2+(aq) + 2I-(aq) → CuI(s) + 1/2I2(aq)

I2(aq) + 2S2O32-(aq) → 2I-(aq) + S4O62-(aq)

1/2I2(aq) + S2O3-(aq) → I-(aq) + 1/2S4O62-(aq)


Lampiran

Penimbangan Titrasi penentuan Proses elektrolisis


elektroda Cu konsentrasi CuSO4
sebelum elktrolisis

Hasil titrasi larutan di Penimbangan


anoda elektroda Cu setelah
elktrolisis

Anda mungkin juga menyukai