Anda di halaman 1dari 4

Skenario 4.

1 infertility (male khususnya)

1.
1.oligospermia

Oligospermia adalah suatu kondisi dimana sel sperma berkurang atau sedikit yang
dikeluarkan dalam air mani ketika orgasme yaitu kurang dari 15jt/ml. Jumlah normal
15-120jt/ml
2. infertilitas

Infertilitas adalah gangguan sistem reproduksi yang menyebabkan kegagalan untuk


mencapai kehamilan klinis setelah 12 bulan atau lebih berhubungan intim secara
teratur tanpa menggunakan kontrasepsi. (WHO)
3. cypermethrin

Cypermethrin adalah piretroid sintetis yang digunakan untuk mengendalikan


ektoparasit yang menyerang ternak, domba, unggas, dan beberapa hewan
pendamping. Ada investigasi yang sedang berlangsung dalam penggunaan senyawa
untuk mengendalikan infestasi kutu laut pada ikan budidaya. ) – Food and Agriculture
Organization
4. thiaclopride

Thiacloprid adalah insektisida dari golongan neonicotinoid. Neonicotinoid merupakan


insektisida kelas baru yang merupakan sintetis dari turunan nikotin. Mekanisme
kerjanya mirip dengan neonicotinoid lain dan melibatkan gangguan sistem saraf
serangga dengan merangsang reseptor nicotinic acetylcholine.
6.
6. Acetamiprid

Acetamiprid adalah senyawa organik dengan rumus kimia C10H11ClN4.Senyawa ini


merupakan insektisida yang diperkenalkan untuk mengendalikan hama, tetapi juga
untuk penggunaan domestik untuk mengendalikan kutu pada kucing dan
anjing. Acetamiprid digunakan untuk menghasilkan berbagai tanaman, tanaman dan
bunga. (U.S. Environmental Protection Agency 2018)
7. emmacetin benzoate

Emamectin benzoate adalah insektisida antibiotik semi-sintetis yang memiliki


efisiensi tinggi baru yang disintesis dari produk fermentasi abamektin B1. Emamektin
benzoat memiliki perubahan struktural membawa perubahan dalam spektrum
pencegahan. Dibandingkan dengan bahan aktif lain seperti abamektin, aktivitas
insektisida emamektin benzoat terhadap hama meningkat 3 kali lipat, bahan aktif ini
memiliki efek yang baik, dan tidak membahayakan serangga yang menguntungkan
dalam proses pengendalian hama, yang bermanfaat untuk pencegahan dan
pengendalian hama yang komprehensif. Selain itu, ia memperluas spektrum
insektisida dan mengurangi toksisitas pada manusia dan hewan.
8. FSH
Folikel stimulating hormon. Hormon perangsang folikel adalah hormon yang
dikeluarkan oleh gonadotrop. FSH berfungsi untuk memacu pertumbuhan dan
kematangan folikel atau sel telur dalam ovarium dan juga berpengaruh pada
peningkatan hormon estrogen pada wanita. Pada pria, FSH mengatur dan memelihara
proses pembentukan sperma
9. LH

Luteinizing hormon adalah suatu glikoprotein hormon hipofisis anterior yang


merupakan gonadotropin (28.000 dalton)'dan bekeria dengan follicle-stimulating
hormon untuk merangsang ovulasi serta sekresi dari androgen dan progesteron.
Hormon ini juga memulai dan mempertahanlan fase kedua (sekretori) esterus mamalia
dan siklus menstruasi. Pada perempuan hormon ini berhubungan dengan
pembentukan korpus luteum dan pada laki-laki merangsang perkembangan dan
aktivitas fungsional sel-sel leydig testis

10. Testosteron.

Testosteron adalah hormon seks laki-laki (androgen) yang terpenting, yaitu suatu
hormon steroid yang terbentuk dari kholesterol, dan disekresikan oleh sel sel
interstitisial leydig di dalam testis

10.Ultrasonografi skrotum

Utrasonografi skrotum (transkrotal) adalah pemeriksaan skrotum dengan teknik


pencitraan gelombang ultrasonik. Ini digunakan dalam evaluasi nyeri testis , dan dapat
membantu mengidentifikasi massa padat.
11. Uji ANOVA

Anova adalah sebuah analisis statistik yang menguji perbedaan rerata antar grup.
Grup disini bisa berarti kelompok atau jenis perlakuan. Anova ditemukan dan
diperkenalkan oleh seorang ahli statistik bernama Ronald Fisher.Anova merupakan
singkatan dari Analysis of variance.
12. Uji t

Uji T (Test T) adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah
mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat
perbedaan yang signifikan (Sugiyono, 2010)

RM

1. Mengapa pestisida dapat merusak system reproduksi seseorang ?

2. Apa penyebab infertilitas pada pria?


3. Bagaimana mekanisme pestisida sebagai bahan kimia pengganggu endokrin?

4. Apa penyebab terjadinya oligospermia?

5. Mengapa pestisida bisa menyebabkan infertilitas pada pria (penurunan konsentrasi sperma dan
testosteron seiring dengan peningkatan serum FSH dan LH) ?

6. Bagaimana pestisida bisa menyebabkan perubahan struktur DNA?

Pestisida mampu menghasilkan radikal bebas, yaitu ROS yang mampu mengganggu
aktifitas sel melalui proses menghambat beberapa enzim atau reseptor. Agen ROS
inilah yang bertanggung jawab atas kerusakan DNA .Paparan pestisida secara ters
menerus dapat meningkatkan produksi ROS. Pada normalnya, radikal bebas
dinetralisasi menggunakan antioxidant. Akan tetapi, karena paparan pestisida yang
meningkat terus menerus akan terjadi ketidak seimbangan antara radikal bebas dan
antioxidant yang berujung pada oxidative stress. Komponen komponen sel akan
diserang oleh ROS mengakibatkan oxidative stress yang berujung pada pemecahan
asam nukleat, protein, dan lipid. ROS menyebabkan kerusakan pada DNA, hal ini
dimulai dari activase pol (ADP-ribose) enzim yang menyebabkan pemisahan dan
NAD+ dan karena ini juga berujung pada menurunnya fungsi sel. Kerusakan DNA
juga dapat menyebabkan modifikasi dari berbagai basis DNA. Radikal bebas
menyerang gula penyusun DNA termasuk kehilangan pada asam nukleat. Paparan
dari pestisida juga mampu menyebabkan DNA lesi yang menghasilkan pemblokiran
dari proses replikasi dan transkripsi DNA. Apabila lesi ini tidak diperbaiki dengan
segera maka hal ini akan menyebabkan mutase dari DNA.

OPs juga menunjukan efek genotoksisitas DNA(merupakan kemampuan


bahan kimia untuk merusak informasi genetik di dalam sel sehingga mengakibatkan
mutasi sel) pada saat sel hidup, kemudian saat replikasi sel dan berakhir pada
mutagenitas dan karsinogenitas. Genotoksisitas dihasilkan karena reaksi OPs dengan
DNA, sehingga DNA rusak, berupa penyimpangan kromosom. OPs juga menunjukan
efek karsinogenitas meliputi perubahan sel normal menjadi sel neoplastik dan
berkembang lebih lanjut menjadi tumor (Hodgson, 2004).

Organofosfat merupakan senyawa toksikyang mempunyai kemampuan


membentuk radikal bebas pada sistem biologi (Nur, et al., 2010).Reaksi radikalbebas
dengan komponen sel baik komponen struktural (molekul penyusun membran)
maupunkomponen fungsional yaitu enzim dan DNA,dapat merusak sel melalui
oksidasi lipidtidakjenuh dan protein sel (Zakaria,1996dalam Mardawati, et al.,
2011).Kerusakan lebih lanjut pada organsel adalahkerusakan DNA dan membran sel.
Radikal bebas adalah sekelompok spesieskimia baik berupa atom maupun
molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya. Radikal
bebas juga merupakan suatu kelompok spesieskimia dengan reaksi jangka pendek
yang memiliki satu atau lebih elektron bebas, sehingga sangat reaktif, mempunyai
spesifitas kimia yang rendah sehinggadapat bereaksi dengan berbagai molekul lain,
seperti protein, lemak, karbohidrat, dan DNA (Droge, 2007).
Radikal bebas diartikan sebagai molekul yang relatiftidak stabil, mempunyai satu atau lebih
electron yang tidak berpasangan padaorbit luarnya,bersifat reaktif dalam mencari pasangan
elektronnya. Radikal bebas dalam tubuh akan segera bereaksi dengan molekul lain,
sehingga terjadi reaksi berantai yang disebut peroksidasi lipid dan menghasilkan
radikal bebas baru,sehinggajumlahradikal bebas terus bertambah (Marinajati, et al.,
2012).
Radikal bebas bersifat tidak stabil,sehingga tidak dapat mempertahankan bentuk
aslinya dalam waktu lama karenasegera akan berikatan dengan molekul lain
disekitarnya. Radikal bebas akan menyerang molekul stabil yang terdekat dan
mengambil elektronnya.Molekul yang terambil elektronnya ini akan menjadi radikal
bebas baru, sehingga akan memulai suatu reaksi berantai, yang pada akhirnya akan
menyebabkan kerusakan sel (Droge, 2007).

Peningkatan jumlah radikal bebas atau oksidan menyebabkan timbulnya suatu


keadaanyang disebut stres oksidatif. Stres oksidatif adalah suatu keadaan ketidakseimbangan
antara radikal bebas dan antioksidan dimana jumlah radikal bebas lebih besar dari
antioksidan. Peningkatan stres oksidatif berdampak negatif pada beberapa komponen
penyusun membransel,yaitu kerusakan pada membran lipid membentuk malondialdehida
(MDA), kerusakan protein,karbohidrat, dan DNA (Kevin, et al.,2006)

Radikal bebas memiliki dua sifat yaitu memiliki reaktivitas yang tinggi karena memiliki
kecenderungan menarik elektron dan dapat mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal.
Sifat kecenderungan untuk menarik elektron merupakan sifat radikal bebas yang mirip
dengan oksidan sehingga disebut juga penerima elektron. Namun tidak setiap oksidan adalah
radikal bebas. Reaksi rantai (chain reaction) terbentuk karena kedua sifat radikal bebas diatas
yang apabila menjumpai molekul lain akan membentuk radikal baru lagi. Radikal hidroksil
merupakan senyawa yang paling berbahaya karena memiliki reaktivitas yang sangat tinggi
(Halliwell dan Gutteridge,2007).
Awal dari kerusakan-kerusakan sel terjadi apabila radikal bebas sempat bertemu dengan
enzim atau asam lemak tak jenuh yang disertai dengan penurunan mekanisme pertahanan
tubuh. Kerusakan tersebut dapat berupa kerusakan deoxyribonucleic acid pada inti sel,
kerusakan membran sel, kerusakan protein,

Anda mungkin juga menyukai