1.
1.oligospermia
Oligospermia adalah suatu kondisi dimana sel sperma berkurang atau sedikit yang
dikeluarkan dalam air mani ketika orgasme yaitu kurang dari 15jt/ml. Jumlah normal
15-120jt/ml
2. infertilitas
10. Testosteron.
Testosteron adalah hormon seks laki-laki (androgen) yang terpenting, yaitu suatu
hormon steroid yang terbentuk dari kholesterol, dan disekresikan oleh sel sel
interstitisial leydig di dalam testis
10.Ultrasonografi skrotum
Anova adalah sebuah analisis statistik yang menguji perbedaan rerata antar grup.
Grup disini bisa berarti kelompok atau jenis perlakuan. Anova ditemukan dan
diperkenalkan oleh seorang ahli statistik bernama Ronald Fisher.Anova merupakan
singkatan dari Analysis of variance.
12. Uji t
Uji T (Test T) adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah
mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat
perbedaan yang signifikan (Sugiyono, 2010)
RM
5. Mengapa pestisida bisa menyebabkan infertilitas pada pria (penurunan konsentrasi sperma dan
testosteron seiring dengan peningkatan serum FSH dan LH) ?
Pestisida mampu menghasilkan radikal bebas, yaitu ROS yang mampu mengganggu
aktifitas sel melalui proses menghambat beberapa enzim atau reseptor. Agen ROS
inilah yang bertanggung jawab atas kerusakan DNA .Paparan pestisida secara ters
menerus dapat meningkatkan produksi ROS. Pada normalnya, radikal bebas
dinetralisasi menggunakan antioxidant. Akan tetapi, karena paparan pestisida yang
meningkat terus menerus akan terjadi ketidak seimbangan antara radikal bebas dan
antioxidant yang berujung pada oxidative stress. Komponen komponen sel akan
diserang oleh ROS mengakibatkan oxidative stress yang berujung pada pemecahan
asam nukleat, protein, dan lipid. ROS menyebabkan kerusakan pada DNA, hal ini
dimulai dari activase pol (ADP-ribose) enzim yang menyebabkan pemisahan dan
NAD+ dan karena ini juga berujung pada menurunnya fungsi sel. Kerusakan DNA
juga dapat menyebabkan modifikasi dari berbagai basis DNA. Radikal bebas
menyerang gula penyusun DNA termasuk kehilangan pada asam nukleat. Paparan
dari pestisida juga mampu menyebabkan DNA lesi yang menghasilkan pemblokiran
dari proses replikasi dan transkripsi DNA. Apabila lesi ini tidak diperbaiki dengan
segera maka hal ini akan menyebabkan mutase dari DNA.
Radikal bebas memiliki dua sifat yaitu memiliki reaktivitas yang tinggi karena memiliki
kecenderungan menarik elektron dan dapat mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal.
Sifat kecenderungan untuk menarik elektron merupakan sifat radikal bebas yang mirip
dengan oksidan sehingga disebut juga penerima elektron. Namun tidak setiap oksidan adalah
radikal bebas. Reaksi rantai (chain reaction) terbentuk karena kedua sifat radikal bebas diatas
yang apabila menjumpai molekul lain akan membentuk radikal baru lagi. Radikal hidroksil
merupakan senyawa yang paling berbahaya karena memiliki reaktivitas yang sangat tinggi
(Halliwell dan Gutteridge,2007).
Awal dari kerusakan-kerusakan sel terjadi apabila radikal bebas sempat bertemu dengan
enzim atau asam lemak tak jenuh yang disertai dengan penurunan mekanisme pertahanan
tubuh. Kerusakan tersebut dapat berupa kerusakan deoxyribonucleic acid pada inti sel,
kerusakan membran sel, kerusakan protein,