Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

JUDUL TUGAS

MACAM – MACAM METODE ANALISA


( STRATEGI MANAJEMEN PEMASARAN )

DOSEN : INDRAWATI, M.M., PH.D.

Kelompok 3 (MM Eksekutif 37) :

Maherdika Erlambang (NIM2401182099)

Mohamad Ropik (NIM2401182109)

Ilham Majid Rabbani (NIM2401182068 )

Rosmida (NIM2401182113)

1. SWOT

Adalah perangkat analisis untuk perencanaan strategis yang sering digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Perangkat ini digunakan ketika kita ingin menghubungkan antara sasaran organisasi


dan strategi menjadi rencana aksi yang harus dieksekusi oleh pegawai. Perangkat ini
umumnya digunakan pada tingkatan manajerial.

SWOT atau TOWS membantu kita untuk menemukan strategi yang akan kita pilih agar
tujuan kita dapat tercapai. Perbedaan SWOT dan TOWS hanya pada penekanannya
saja, jika SWOT ditekankan pada faktor internal, maka TOWS lebih ditekankan pada
faktor eksternal. Tujuan akhir dari analisis ini adalah memberikan alternatif stratejik
terhadap 4 (empat) hal:
a. Bagaimana menggunakan kekuatan untuk mengambil keuntungan terhadap
peluang?
b. Bagaimana mengambil keuntungan dengan kekuatan yang dimiliki untuk
menghindari ancaman?
c. Bagaimana mengambil keuntungan dari peluang yang ada untuk mengatasi
kelemahan?
d. Bagaimana mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman?
TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

TABEL MATRIX Internal


SWOT STRENGTHS WEAKNESSES

“Strategi (SO)” “Startegi (WO)”


Mendayagunakan Mengatasi kelemahan
OPPORTUNITIES kekuatan dengan cara dengan cara
memanfaatkan peluang. memanfaatkan peluang
yang ada.
External

“Strategi (ST)” “Strategi (WT)”


Mengatasi ancaman Menghindari ancaman
THREATS
dengan menggunakan sekaligus melindungi
kekuatan yang dimiliki. kelemahan.

2. FISHBONE

Biasa disebut juga Cause–and–Effect Diagram, Ishikawa Diagram. Perangkat ini


digunakan ketika  ingin mencari kemungkinan penyebab dari sebuah masalah.
Artinya adalah kita sudah mengetahui masalah namun belum mengetahui
penyebabnya. Fishbone haruslah diawali dengan problem statement. 

Untuk mencari penyebab dari masing-masing kategori, gunakan pertanyaan mengapa?


(why?)
TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

Contoh:

Problem Statement (Effect): Tingkat Penjualan tahun 2016 terhadap tahun 2015


menurun 5%

Causes: Manusia

 Why? Pegawai marketing yang baru tidak mencapai target penjualan

Why? Pegawai marketing yang baru belum memahami product knowledge

3. RCPS (Root Cause Problem Solving)

Biasa disebut juga diagram pohon atau 5 Whys. Perangkat ini digunakan ketika ingin
mengetahui akar masalah dari sebuah masalah.

RCPS lebih mencari penyebab masalah berdasarkan data-data atau fakta, bukan
berdasarkan asumsi/perkiraan. Untuk mencari penyebab masalah dilakukan dengan
pertanyaan mengapa? (why?) sampai dengan 5 (lima) kali. Perangkat ini
sangat efektif digunakan untuk mengatasi permasalahan sederhana dan sedang,
namun harus berhati-hati jika masalah yang diatasi cukup kompleks. RCPS
akan sangat efektif bila melibatkan orang-orang yang sangat akrab
(familiar) dengan detil permasalahan. Sangat disarankan untuk melibatkan orang-
orang yang berpengalaman terhadap proses yang akan diperiksa atau orang lapangan
tempat masalah tersebut terjadi. Perangkat ini umumnya digunakan pada tingkatan
supervisori.

Apabila masala h yang
akan
diperiksa cukup
TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

kompleks, dapat digunakan penggabungan teknik Fishbone dan RCPS (5 Whys).


Dengan penggabungan teknik ini diharapkan masalah berulang tidak akan terjadi lagi.

4. PARETO

Analisis Pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan keputusan yang digunakan
untuk pemilihan sejumlah tugas yang menghasilkan efek keseluruhan yang signifikan.
Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20, sebuah gagasan bahwa : dengan
melakukan 20% dari pekerjaan, dapat menghasilkan 80% dari manfaat melakukan
seluruh pekerjaan. Atau dalam hal peningkatan kualitas, mayoritas besar masalah
(80%) diproduksi oleh beberapa penyebab utama (20%).

Pada akhir 1940-an guru manajemen kualitas Joseph M. Juran menyatakan prinsip dan
diberi nama Pareto, diambil dari nama ekonom Italia Vilfredo Pareto, yang mengamati
bahwa 80% dari pendapatan di Italia, 20% nya berasal dari populasi. Pareto kemudian
dilakukan survei pada sejumlah negara lain dan ditemukan untuk mengejutkan bahwa
suatu distribusi yang serupa diterapkan.

Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal:


 80% dari keluhan pelanggan, 20% nya timbul dari produk atau jasa.
 80% dari keterlambatan pada jadwal timbul dari 20% kemungkinan penyebab
penundaan.
 20% dari penjualan menghasilkan 80% pendapatan perusahaan.
 20% dari cacat sistem menyebabkan 80% masalah.

Prinsip Pareto memiliki banyak aplikasi dalam kontrol kualitas. Ini adalah dasar bagi
diagram Pareto, salah satu alat utama yang digunakan dalam kontrol kualitas total dan
Six Sigma.

5. CSF (Critical Success Factor)

adalah beberapa area kunci dimana sesuatu hal harus dengan benar dilakukan agar
bisnis dapat berkembang dan goal dari manajer tercapai. Maksud dari goal disini adalah
tujuan (end). Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objektif secara lebih jelas
untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang
dibutuhkan.Peranan CSF dalam perencanaan strategis adalah Sebagai penghubung
TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

antara strategi bisnis organisasi dengan strategi SI-nya, memfokuskan proses


perencanaan strategis SI pada area yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi SI
dan mengevaluasi strategi SI.

Metode Critical Success Factors antara lain:

1. Identifikasi misi perusahaan dan strategic goals-nya


2. Untuk setiap strategic goal, dicari kandidat CSF dengan cara menerapkan
pertanyaan: “Wilayah bisnis apa yang esensial untuk mencapai tujuan?”
3. Evaluasi tiap kandidat CSF
4. Identifikasi bagaimana CSF dimonitor dan diukur
5. Komunikasikan CSF kepada setiap elemen penting perusahaan
6. Keep monitoring and reevaluating CSF

6. SDLC (System Development Life Cycle)

adalah Model ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak


yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada
seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan.Model ini disusun
bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu sebelum yang
lainnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala
besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk
pengembangan sistem yang besar.

Tahapan-tahapan (SDLC):

1. Fase Analisis Sistem


Dalam tahapan ini dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan
sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pemakai informasi. Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan
prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.
Penyediaan sumber daya baru dan penyediaan dana untuk pengembangan sistem.
Rencana kerja yang matang juga disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan
lainnya. 

2. Fase Perancangan Sistem Secara Umum


 Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai.
Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan
TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan


terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
 Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan
laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan.
Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat
sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai
dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.

3. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem


 Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk
keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini
nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek system
dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
 Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase
perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua
altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat
dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir.
Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi
untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.

4. Fase Perancangan Sistem Secara Detail


 Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail.
Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu
dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh
pemakai dan didokumentasikan.
 Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk
mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan
secara online atau batch.Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah
data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel
operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.
 Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali
yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan
error ditentukan.
 Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan
ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-
masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini
dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang,
membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-
tugas implementasi lainnya.

5. Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan


 Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
 Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem
baru.
 Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:
1. Rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and
Evaluation Review Technique (PERT) Chart.
2. Penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalah laporan
yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem,
seperti :
a. Pengembangan perangkat lunak
TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

b. Persiapan lokasi peletakkan system


c. Instalasi peralatan yang digunakan
d. Pengujian Sistem

7. RAD (Rapid Application Development)

RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD


menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan
kebutuhan user dan perancangan sistem informasi selain itu RAD menekankan siklus
perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan
konstruksi berbasis komponen.

Tahapan-tahapan model RAD :


1. Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi seperti: informasi mengendalikan proses
bisnis, di mana informasi digunakan, siapa yang memprosenya, dan informasi apa
yang dimunculkan.
2. Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi
waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus
dilatih secara penuh..
3. Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai
komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai
lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
4. Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan
aliran informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan
diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali
objek data tertentu
5. Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik
(atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek
didefinisikan.

8. EUD (End-User Development)

Pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user


sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya
tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada
TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private” sistem informasi. Integrasi


dengan sistem yang lain menjadi sulit.

Tahapan-tahapan EUD :
1. Inisasi (initiation)
Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mengenal teknologi
informasi.
2. Penularan (contagion)
Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang
menggunakan teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu
mempertimbangkan untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
3. Kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan
teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan
penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
4. Pematangan (mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak
hanya mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa
biaya (cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi
informasi
yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing.

9. Metode Balanced Scorecard

sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara ekstensif
dalam bisnis dan industri, pemerintah, dan organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk
kegiatan usaha untuk menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan
komunikasi internal dan eksternal, dan memantau kinerja organisasi terhadap strategis
tujuan.

Balanced Scorecard adalah sebuah sistem manajemen (bukan hanya suatu sistem
pengukuran) yang memungkinkan organisasi untuk menjelaskan visi dan strategi
mereka dan menerjemahkannya ke dalam tindakan. Menyediakan umpan balik di
sekitar kedua proses bisnis internal dan eksternal hasil dalam rangka untuk terus
meningkatkan kinerja dan hasil strategis.

Metode balanced scorecard memberikan kerangka komprehensif untuk menjabarkan


visi ke dalam sasaran-sasaran strategi.

Metode balanced scorecard ( Kaplan dan Norton ,1992 ) menggunakan empat


perspektif : keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan
pertumbuhan.

1. Financial perspective, memberikan sasaran keuangan yang perlu dicapai oleh


organisasi dalam mewujudkan visinya.
2. Customer perspective, memberikan gambaran segmen pasar yang dituju dan
TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

pelanggan beserta tuntutan kebutuhan yang dilayani oleh organisasi dalam


upaya untuk mencapai sasaran keuangan tertentu.
3. Internal and Proses Business Perspective, memberikan gambaran proses yang
harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai sasaran
keuangan tertentu.
4. Learning and Growth perspective, merupakan pemacu untuk membangun
kompetensi personel, pra sarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja
yang diperlukan untuk mewujudkan sasaran keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal.

Link antar 4 perspektif :

10. Value Chain Analysis

Value chain analysis adalah semacam pisau analisa yang bisa kita gunakan untuk
membedah sebuah proses bisnis.Dengan value chain, kita bisa melakukan identifikasi
mengenai proses kunci apa yang penting, dan proses mana yang sekedar pendukung.
antai nilai (value chain) Porter dapat dijadikan langkah awal dalam memodelkan bisnis
dengan mendefinisikan area fungsional utama dan area fungsional pendukung. Gambar
dibawah menunjukan rantai nilai Porter yang terdiri dari  aktivitas utama (primary
activities) dan aktivitas pendukung (support activities) (Porter 1985).
TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

Aktivitas utama (primary activities) pada rantai nilai ini adalah sebagai berikut:
a. Inbound  logistic:  aktivitas  yang  dilakukan  berhubungan  dengan  penerimaan,
penyimpanan, dan penyebaran.
b. Operations: aktivitas yang mentransformasikan masukan jadi keluaran
c. Outbound logistic : aktivitas yang berhubungan dengan menyebarkan produk/jasa
kepada pelanggan.
d. Marketing dan sales : kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran dan
penjualan, diantaranya penelitian pasar dan promosi.
e. Service : kegiatan yang berhubungan dengan penyedia layanan untuk
meningkatkan pemeliharaan produk  seperti  instalasi,  pelatihan,  perbaikan, 
suplai  bahan,  dan perawatan.

Aktivitas pendukung  (support  activities)  adalah  kegiatan  yang  mendukung  aktivitas


utama, tidak terlibat langsung dalam produksi, namun memiliki potensi meningkatkan
efesiensi dan efektifitas. Kegiatan pendukung yang digambarkan Porter adalah sebagai
berikut :
a. Firm Infrastructure : terdiri atas sistem dan fungsi pendukung, diantaranya
finance, planning, quality control, dan general senior management.
b. Human  Resources Management  : berhubungan dengan aktivitas rekruitment,
pengembangan, pelatihan, memotivasi, serta pemberian penghargaan kepada
tenaga kerja.
c. Technology Development : aktivitas   yang   terkait  
produk,  proses  perbaikan, perancangan  peralatan, pengembangan  perangkat
lunak komputer, sistem telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, dan
pengembangan dukungan sistem berbasis komputer.
TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

d. Procurement : kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana sumber daya


diperoleh diantaranya fungsi pembelian input yang digunakan dalam value chain
organisasi.

11. Five Forces Model

Five Forces Model atau yang lebih dikenal dengan Porter Five Forces adalah suatu metode
untuk menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau lingkungan persaingan
yang dipublikasikan oleh Michael E Porter, seorang profesor dari Harvard Business School
pada tahun 1979.

Menurut Five Forces Model ada lima hal yang dapat menentukan tingkat persaingan dan
daya tarik pasar dalam suatu industri. Daya tarik dalam konteks ini mengacu pada
profitabilitas industri secara keseluruhan. Menurut Five Forces Model, sebuah industri
disebut “tidak menarik” bila kombinasi dari five forces menurunkan profitabilitas secara
keseluruhan. Sebuah industri disebut menarik bila kombinasinya menunjukkan profitabilitas
yang menjanjikan. Tiga dari lima Five Forces merujuk pada persaingan dari sumber
eksternal. Sisanya adalah ancaman internal.

Five Forces Model


TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

12. PEST (Politic, Economic, Social, Technology)

analisis PEST adalah analisis terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi
bidang politik, ekonomi, sosialdan teknologi. PEST digunakanuntuk menilai pasar dari suatu
unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisis PEST adalah kerangkauntuk menilai sebuah
situasi, dan  menilai  strategi  atau  posisi,  arah  perusahaan,  rencana  pemasaran  atau 
ide. Dimana analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan.

a. Faktor Politik
Faktor  politik  meliputi  kebijakan  pemerintah,  masalah-masalah hukum, serta
mencakupaturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana perusahaan
melakukan kegiatan. Contoh : kebijakan tentang pajak, peraturan ketenaga kerjaan,
peraturan perdagangan, stabilitas politik dan peraturan daerah.
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi meliputisemua faktor yang mempengaruhi daya pembelian dari
pelanggandan mempengaruhiiklim dari bisnis suatu perusahaan. Contoh : pertumbuhan
ekonomi, tingkat suku bunga, standar nilai tukar, tingkat inflasi, hargaharg produk dan
jasa.
c. Faktor Sosial
Faktor sosial meliputisemua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari
pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada. Contoh :
tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan
sosial, kondisi lingkungan kerja, keselamatan dan kesejahteraan sosial.
d. Faktor Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi
tantangan bisnis dan mendukungefisiensi proses bisnis. Contoh : aktivitas penelitian
dan pengembangan teknologi, automatisasi, kecepatan transfer teknologi, tingkat
kadarluasa teknologi.
TUGAS 1 – TOOLS ANALYSIS

Anda mungkin juga menyukai