Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

“SUMPAH PEMUDA”

Disusun Oleh :

1. Indri Hari Julianti


2. Diana Nur Umami

MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) NEGERI 12 BOYOLALI

FEBRUARI 2019
LATAR BELAKANG ADANYA SUMPAH PEMUDA

Sumpah Pemuda adalah salah satu kejadian penting dalam pergerakan untuk
kemerdekaan Indonesia. Sumpah atau ikrar sejumlah pemuda inilah yang menjadi
penyemangat bangsa demi cita-cita berdirinya negara Indonesia. Para pemuda di masa itu
sadar bahwa pergerakan organisasi yang bersifat kedaerahan tidak pernah memberikan hasil
berarti untuk kemerdekaan Indonesia karena pergerakan seperti itu sangat mudah dipatahkan
oleh penjajah Belanda.

Oleh sebab itulah organisasi-organisasi pemuda ini sepakat untuk melebur menjadi satu
dan membuat pergerakan secara serentak untuk melawan penjajah. Dari kesepakatan inilah
para pemuda ini sepakat untuk mengadakan kongres pemuda. Kongres ini bertujuan untuk
menyatukan organisasi-organisasi yang pada saat itu terpecah belah. Kongres pemuda
diadakan sebanyak dua kali, yakni Kongres Pemuda 1 yang berlangsung pada tanggal 30
April – 2 Mei 1926. Sedangkan Kongres Pemuda Kedua diadakan pada tanggal 27 dan 28
Oktober 1928.

Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda Kedua yang diadakan selama dua hari
lamanya, tepatnya di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres ini diadakan oleh
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Anggota PPPI terdiri dari pelajar-pelajar dari
seluruh wilayah Indonesia. Ada sejumlah perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan di
Indonesia yang menghadiri kongres ini, yakni Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong
Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond dan Jong Ambon. Ada juga pengamat dari
perwakilan etnis Tionghoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang
dan Tjoi Djien Kwie.

Kongres yang diadakan di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta ini bukanlah
pertemuan yang pertama yang diadakan oleh para pemuda. Pertemuan pertama justru
diadakan pada tahun 1926. Hasil dari pertemuan ini keluar pada tanggal 20 Februari 1927. Di
tahun berikutnya, tepatnya di bulan Mei 1928, pertemuan para pemuda ini kembali diadakan
dan dilanjutkan lagi dengan pertemuan di tanggal 12 Agustus 1928 yang dihadiri oleh seluruh
barisan organisasi pemuda Indonesia. Dari pertemuan tanggal 12 Agustus 1928 inilah yang
memutuskan untuk mengadakan kongres di bulan Oktober 1928. Perihal susunan kepanitiaan
diambil dari masing-masing perwakilan organisasi kepemudaan.

1
Keputusan inilah yang mengobarkan semangat para pejuang tanah air untuk
memperjuangkan terbentuknya tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa persatuan,
Bahasa Indonesia.Pada perkumpulan-perkumpulan yang membahas kemerdekaan Indonesia
berikutnya, Sumpah Pemuda selalu dijadikan asas bersama. Selain itu, Sumpah Pemuda juga
selalu disiarkan di semua surat kabar berbahasa Indonesia dan selalu dibacakan sebagai
pembuka rapat perkumpulan-perkumpulan.

2
ORGANISASI YANG TERLIBAT DALAM SUMPAH PEMUDA

Sebagai ibukota Indonesia, Jakarta atau dulu dikenal dengan nama Batavia menjadi
pusat kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya. Tak heran peranan kuat Indonesia di
dalam tatanan negara membuat mereka yang berasal dari daerah berbondong-bondong datang
ke Jakarta untuk menempuh pendidikan. Secara tidak sadar, terjadilah cultural exchange atau
pertukaran kebudayaan antara suku-suku bangsa tersebut di kota yang satu ini.
Adalah STOVIA atau School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen, menjadi sekolah
pendidikan dokter-dokter Indonesia satu-satunya yang menampung pemuda-pemudi dari
berbagai daerah. Lambat laun, para pemuda pelajar daerah itu membutuhkan wadah dalam
bentuk organisasi atau perkumpulan modern yang memiliki asas dan tujuan serta progrm
kerja yang jelas. Organisasi-organisasi daerah ini menjadi cikal-bakal lahirnya Sumpah
Pemuda, yang menyatakan bahwa Indonesia satu Tanah Air, bangsa dan bahasa.
Dalam perhimpunan tersebutlah mereka mulai belajar organisasi. Saat rapat pun mereka
mulai belajar menguraikan serta mengutarakan argumentasi dan buah pikiran secara teratur
dan tertib. Hanya saja organisasi tersebut masih berdasarkan dan berorientasikan daerah,
provinsi dan suku, sehingga belum meliputi seluruh Tanah Air Indonesia. Adapun organisasi-
organisasi pemuda yang berasas kedaerahan ialah sebagai berikut
1. Jong Java
Arti dari Jong Java ialah Jawa Muda atau Pemuda Jawa. Organisasi ini
dibentuk pada tanggal 12 Juni 1918 di Surakarta menggantikan nama organisasi
sebelumnya yakni Trikoro Darmo. Cita-cita Jong Java adalah membina persatuan dan
persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda pelajar “Jawa-Raya”. Adapun yang
dimaksud Jawa-Raya ialah pemuda-pemuda dari daerah Jawa, Sunda, Madura, Bali,
dan Lombok. Perubahan nama dari Trikoro Darmo menjadi Jong Java antara lain
untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan organisasi tersebut.
Seperti disebutkan di atas, pemuda yang diterima masuk di organisasi Jong
Java ialah mereka yang hanya berasal dari Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.
Organisasi ini berusaha memajukan anggota-anggotanya serta menimbulkan rasa cinta
terhadap bahasa dan kebudayaan sendiri. Di bidang kebudayaan, aktivitas yang
ditonjolkan organisasi ini menggaungkan kesenian seni suara, gamelan dan tari-tarian.
Kelompok ini secara tegas tidak melakukan kegiatan dan propaganda politik. Tokoh
di balik berdirinya organisasi pemuda ini antara lain Wongsonegoro, Kuncoro,
Mawardi, Sarwono dan beberapa pemuda lainnya.

3
2. Jong Sumatranen Bond
Pada tanggal 2 Desember 1917, di Batavia resmi berdiri organisasi pemuda
bernama Jong Sumatranen Bond. Anggotanya tak lain pemuda pelajar yang berasal
dari Pulau Sumatera. Jong Sumatranen Bond memiliki arti perserikatan atau
perhimpunan pemuda-pemuda Sumatera. Seiring bertambahnya anggota, organiasai
ini memiliki cabang di beberapa kota selain Jakarta, sebut saja Bogor, Bandung,
Padang dan Bukittinggi, sedangkan pengurus besar Jong Sumatranen Bond berpusat
di Batavia. Tokoh-tokoh Jong Sumatranen Bond yang terkenal antara lain Mohammad
Hatta, Mohammad Yamin, M. Tansil Babder Johan, Assaat, Abu Hanifah dan lainnya.
3. Sekar Rukun
Berbeda dari organisasi pemuda lainnya yang kerap membubuhkan nama
‘jong’, kumpulan pemuda asal Pasundan atau Parahiyangan (Jawa Barat) memilih
nama Sekar Rukun sebagai identitas kelompoknya. Organisasi ini memilih untuk
berdiri sendiri, tidak bergabung dengan Jong Java. Sekar Rukun berusaha agar
anggota-anggotanya mecintai bahasa dan kebudayaan, dan melakukan kegiatan
terutama di bidang sosial budaya dan kesenian.
4. Jong Minahasa
Organisasi ini bukan berasal dari Sumatera Barat, namun menjadi
perkumpulan pemuda asal Minahasa, salah satu kabupaten di Sulawesi Utara. Jong
Minahasa resmi berdiri pada tahun 1918 dan memuliki tujuan menggalang dan
mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemudi Minahasa. Jong Minahasa
berfokus pada kegiatan di bidang kesenian, olahraga, dan sosial-budaya. G.R Pantouw
merupakan tokoh Jong Minahasa yang paling dikenal dan berpengaruh di antara
anggota-anggota lainnya.
5. Jong Celebes
Jong Celebes yang berarti kumpulan organisasi dari Pulau Sulawesi memiliki
anggota yang ruang lingkupnya jauh lebih besar dibandingkan Jong Minahasa.
Anggotanya merupakan himpunan dari pemuda-pemudi dari berbagai suku, baik itu
dari suku Minahasa, suku Sangir, suku Bolang Mongondrow, suku Gorontalo. Jika
Jong Minahasa masih bersifat lokal, Jong Celebes sudah bersifat regional dan luas
jangkauan wilayahnya. Sama seperti organisasi-organiasasi lainnya, Jong Celebe
berfokus pada kegiatan yang mampu memajukan bidang sosial dan budaya.
6. Jong Bataks Bond

4
Pemuda dan pemudi dari daerah Batak (Sumatera Utara) juga tidak mau kalah
dan tidak mau ketinggalan dari organisasi lainnya. Mereka mendirikan organisasi
dengan nama Jong Bataks Bond, yang artinya pemuda-pemudi Batak. Maksud dan
tujuan didirikan organisasi ini adalah untuk membinda persatuan dan mempererat tali
persaudaraan di kalangan pemuda dari Tanah Batak. Sama halnya dengan Jong Java,
organisasi ini enggan mencampuri urusan politik dan hanya bergelut di bidang
kebudayaan.
7. Jong Ambon
Selain pemuda dari berbagai Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi, pemuda
Ambon yang tinggal di Batavia juga ikut mendirikan organisasi bernama Jong
Ambon. Kegiatan organisasi ini melibatkan hal-hal yang berkaitan dengan olah raga,
seni musik dan seni suara. Johannes Leimena merupakan tokoh yang dikenal dan
cukup berpengaruh terhadap berdirinya organisasi yang satu ini.
8. Pemuda Kaum Betawi
Pemuda Kaum Betawi jugai tak ingin ketinggalan barisan menjadi bagian dari
organisasi pemuda. Anggotanya terdiri dari pemuda-pemuda penduduk asli Jakarta
yang bergerak di bidang sosial budaya. Organisasi ini diirikan pada 1927, atau satu
tahun sebelum Sumpah Pemuda digalakkan. Pendirinya adalah Mohammad Tabrani.
9. Jong Timoreesch Verbond
Organisasi ini beranggotakan pemuda-pemudi yang berasal dari daerah Timor
(Nusa Tenggara Timur). Jong Timoreesch Verbond bertujuan mempersatukan dan
mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda pelajar yang berasal dari
Karesidenan Timor.

5
KONGRES ATAU RAPAT DALAM SUMPAH PEMUDA

Kongres Pemuda 1
Kongres Pemuda yang pertama ini diadakan pada tanggal 30 April hingga 2 Mei
1928. Kongres ini dihadiri oleh perwakilan-perwakilan dari Jong Java, Jong Islamieten Bond,
Jong Sumatra Bond Jong Ambon, Sekar Rukun Jong Batak dan para Pemuda Theosofie.
Kongres pertama ini mengedepankan tema pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda
yang kemudian berdiri dalam satu payung untuk mencapai Indonesia merdeka.
Sejumlah tokoh yang menjadi pembicara dalam kongres ini adalah Sumarto, M.
Tabrani, Muh. Yamin, Bahder Johan dan Pinontoan. Meski terbentuk kesepakatan untuk
menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia, badan untuk mewadahi semua
organisasi pemuda saat itu masih gagal terbentuk. Hal ini terjadi karena adanya
kesalahpahaman serta beda pendapat antara anggota kongres.
Setelah Kongres Pemuda 1 ini, masih diadakan sejumlah pertemuan lainnya untuk
membahas mengenai wadah tunggal organisasi pemuda dari seluruh Indonesia. Keputusan
penting hasil dari Kongres Pemuda 1 ini adalah:

 Semua perkumpulan pemuda harus bersatu dalam organisasi yang bernama Pemuda
Indonesia.
 Perlu segera diadakannya Kongres Pemuda kedua.
Kongres Pemuda 2
Ada tiga rapat yang dihadiri oleh para pemuda di Kongres Pemuda Kedua ini. Rapat
pertama bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang
Lapangan Banteng), hari Sabtu, 27 Oktober 1928. Rapat dibuka oleh Ketua PPPI, Soegondo
Djojopoespito.
Dalam sambutannya, Soegondo mengatakan bahwa ia sangat mengharapkan kongres
ini bisa memperkuat semangat persatuan yang ada di dalam hati para pemuda peserta
kongres, dan seluruh Indonesia nantinya. Ia melanjutkan dengan menjelaskan lima factor
yang bisa membuat persatuan Indonesia menjadi lebih kuat, yakni sejarah, Bahasa, hukum
adat, pendidikan dan kemauan yang kuat.
Rapat kedua bertempat di Gedung Oost-Java Bioscoop di tanggal 28 Oktober 1928.
Rapat kedua ini banyak membahas seputar pendidikan. Di hari kedua ini yang jadi pembicara
adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Kedua pembicara ini memiliki

6
pendapat bahwa anak-anak harus mendapat pendidikan kebangsaan. Selain itu mereka juga
mengetengahkan pentingnya keseimbangan antara pendidikan sekolah dan di rumah.
Rapat ketiga, sekaligus menutup kongres mengambil tempat di gedung Indonesische
Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Di sini Sunario yang menjadi pembicara
memberikan penjelasan akan pentingnya nasionalisme dan demokrasi mengiringi gerakan
kepanduan. Ramelan yang ikut menjadi pembicara di rapat ketiga ini mengatakan bahwa
gerakan kepanduan tidak boleh dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan
yang ditanamkan sejak dini pada anak-anak bisa mendidik mereka untuk menjadi disiplin dan
mandiri. Kedua hal tersebut sangatlah dibutuhkan dalam perjuangan menuju kemerdekaan.

7
ISI SUMPAH PEMUDA

Yang unik adalah istilah Sumpah Pemuda tidak muncul pada hasil kongres di tanggal 27 dan
28 Oktober 1928 tersebut. Istilah ini justru muncul setelah kongres itu selesai. Ini dia bunyi
dari Sumpah Pemuda yang tercatat di prasasti dinding Museum Sumpah Pemuda:

Pertama : Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mengakoe Bertoempah darah Jang Satoe,
Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu,
Tanah Indonesia).
Kedua : Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia. (Kami Putran dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa
Indonesia).
Ketiga : Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa
Indonesia. (Kami Putran dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa
Indonesia)

8
MAKNA DAN ARTI PENTING SUMPAH PEMUDA

Arti sumpah pemuda yaitu para putra dan putri indonesia bersumpah dalam tiga hal
yang merupakan dasar daripersatuan dan nasionalisme indonesia, seluruh rakyat bersumpah
bahwa bertumpah darah satu indonesia, berbangsa satu indonesia dan menjunjung bahasa
persatuan bahasa indonesia.

- Pentingnya sumpah pemuda bagi pergerakan kemerdekaan indonesia


Dengan adanya sumpah pemuda tersebut maka perjuangan menuju kemerdekaan bisa
menjadi lebih bersatu sehingga semakin kuat. Dengan adanya persatuan tersebut maka
perjuangan menuju kemerdekaan indonesia bisa menjadi lebih cepat dan
mudah,sehingga indonesia bisa berhasil meraih kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945 yang proklamasinya dibacakan oleh Soekarno dan Hatta.
- Makna sumpah pemuda bagi generasi muda
Pembangunan dan pengisian kemerdekaan indonesia bisa berjalan dengan baik
apabila seluruhrakyat bersatu. Hal ini digamarkan dengan prinsip “Bhineka Tunggal
Ika” yang artinya “berbeda-beda namun tetap satu juga” yang dicengkeram kuat di
kaki garuda pancasila. Dengan adanya sumpah pemuda maka generasi muda masa
kini tahu bahwa kita adalah satu tanah air indonesia, satu bangsa indonesia, dan
menjunjung tinggi bahasa persatuan indonesia.
- Makna sumpah pemuda bagi pelajar
Parapelajar indonesia diberikan penekanan dengan adanya sumpahpemuda agarturut
aktif dalam menjaga persatuan dan kesatuan indonesia.

Anda mungkin juga menyukai