Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar belakang

seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni
lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga
dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti
kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media
lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan
imaji tertentu kepada media yang digunakan.
Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya dilakukan dengan memulaskan
berbagai warna, dengan kedalaman warna "pigmen" dalam pelarut (atau medium) dan gen
pengikat (lem) untuk pengencer air, gen pegikat berupa minyak linen untuk cat minyak
dengan pengencer terpenthin, pada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau
dinding. Ini dilakukan oleh seorang pelukis; dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis,
definisi ini digunakan terutama jika ia merupakan pencipta suatu karya lukisan.
Manusia telah melukis selama 6 kali lebih lama berbanding penggunaan tulisan. Sebagai
contoh lukisan-lukisan yang berada di gua-gua tempat tinggal manusia prasejarah.
Kata lukisan berarti lukisan gambar seterusnya dalam artikel ini.
Lebih khusus lagi, artikel ini tentang lukisan pada permukaan untuk alasan seni.

B.    Rumusan masalah

dalam pembuatan makalah ini penulis ingin memaparkan berbagai macam permasalahan
mengenai seni lukis, dan permasalahan itu diantananya adalah sejarah umum seni lukis,
sejarah seni lukis di indonesia, dan aliran-aliran yang terdapat dalam seni lukis.

C.    Tujuan 

tujuan yang ingin di capai oleh penulis dalam pembuatan makalah ini adalah :
a.    Mengetahui pengertian dan sejaran seni rupa futurisme
b.    Mengenal tokoh – tokok
c.    Mengetahui karya – karya seni rupa futurisme
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN FUTURISME

Futurisme berasal dari bahasa Prancis, futur atau bahasa inggris future yang
keduanya berarti “masa depan” adalah aliran seni yang avant-garde, atau sebelum masanya,
terutama pada tahun 1909 Masehi.
Futurisme merupakan suatu paham dari beberapa orang atau sekelompok orang yang percaya
atau yakin akan adanya masa mendatang yang lebih baik, dalam arti lebih modern, lebih
konkrit, bahkan diyakini bahwa manusia akan mampu menguasai jagad raya dengan
tehnologi yang dimilikinya nanti.
Gerakan Futurisme diproklamirkan pada tahun 1909 oleh seorang penulis dan penyair Italia,
Filippo Tommaso Marinetti. Futurisme adalah sebuah gerakan seni murni Italia dan sebuah
pergerakan kebudayaan pertama dalam abad ke-20 yang diperkenalkan secara langsung
kepada masyarakat luas. Bermula dari konsep dalam pergerakan sastra, kemudian merasuk ke
dalam bidang kesenian seperti: seni lukis, seni patung, seni musik, desain dan arsitektur.
Futurisme ini muncul dari situasi yang ditimbulkan akibat Perang Dunia I, dengan tujuan
meninggalkan kenangan pahit, nostalgia, pesimistis,kemudian melepaskan materi-materi,
elemen-elemen, dan nilai-nilai lama. Nilai-nilai dari kaum Futuris, dimaksudkan untuk
mengiringi dan mengimbangi pergeseran kebudayaan, kekuatan dinamis pasar yang luas, era
permesinan, dan komunikasi global yang menurut argumentasi mereka tengah merubah alam
realitas dari kebudayaan dunia. Maka khayalan-khayalan kaum Futuris memakai pola-pola
geometris untuk mewakili arah gerak dan makna dari pergerakan itu sendiri. Para seniman
dan desainer Futurisme biasanya memanfaatkan hari-hari petang untuk berkumpul,
menuliskan manifesto, puisi dan musik. Sifat agresif dan perilaku yang individualis dari
kaum Futuris ini lambat laun dimanfaatkan untuk menyebarkan paham Fasisme. Salah
seorang Futuris mempublikasikannya dalam surat kabar Perancis, “le Figaro” bertanggal 20
Februari 1909, dengan membuat pencampuran atau perpaduan yang tidak mudah di dalam
memenuhi kepentingan nasionalisme Italia, kemiliteran dan kepercayaan baru terhadap mesin
yang selanjutnya dijelmakan dalam produk mobil dan pesawat terbang. Sebelum Perang
Dunia ke II, pergerakan para Futuris Italia yaitu mengantisipasi kemungkinan terjadinya
kendala-kendala desain dalam kehidupan sehari-hari, melalui penyerapan dan penggambaran
kualitas mekanisasi dan kecepatan, seperti yang telah dibahas oleh Banham dalam bukunya:
“Theory and Design in The First Machine Age”. Era ini telah mengispirasikan pelukis
Futuris, penyair dan arsitek, diantaranya: Filippo Tommaso Marinetti, Giacomo Balla, Gino
Severini, Fornunato Depero, Carra, dan Antonio Sant’Elia untuk menciptakan sebuah karya
yang mencerminkan dunia mereka. Itu semua merupakan semangat baru yang mereka
junjung tinggi dalam sebuah kelompok yang membawanya kepada politik Fasis, ketika
ketergantungan akan keterlibatan emosi dengan gaya hidup kemodernan dan kebaruan di
lingkungan masyarakat. Falsafah yang dipakai oleh kaum Futuris hampir sebagian besar
diambil dari latar belakang sejarah kemunculan Modernisme. Sebab kita mengetahui, bahwa
Futurisme ini merupakan gerakan awal lahirnya Modernisme. Di samping itu, dengan
terjadinya Revolusi Industri berpengaruh pula pada Futurisme ini. The Machine Aesthetics
atau estetika mesin muncul mempengaruhi ciri-ciri penyusunan tipografi baik pada poster,
sampul buku, dan aneka bentuk grafis lain.
II. SEJARAH

Aliran Fiturisme sebenarnya sudah ada atau lahir sejak abad 19 tepatnya pada tahun
1876 di Mesir dan mulai muncul di daerah negara Eropa .Aliran seni ini mulai muncul pada
abad ke 20 lebih tepatnya pada tahun 1909 dan Aliran ini muncul di daerah Eropa tepatnya di
daerah Italia sebagai salah satu aliran seni lukis modern di Eropa . Aliran ini dipelopori oleh
seorang sastrawan Filippo Marinetti yang terinspirasi karena perubahan dalam kehidupan
yang begitu dinamis dan cepat. Pada abad ke 20 terjadi banyak revolusi atau perubahan dalam
kehidupan manusia karena mulai munculnya ilmu pengetahuan dan teknologi baru dan
perkembangan teknologi sebelumnya yang sangat pesat, dimana teknologi ini sangat
mempengaruhi kehidupan manusia karena teknologi dan ilmu pengetahuan ini digunakan
untuk membantu manusia menjalankan kegiatannya sehari – hari. Hal ini juga mempengaruhi
dalam bidang seni juga, yang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Lalu para
seniman yang merasa kurang puas dengan idiom – idiom lama atau tradisional dari seni , dan
mereka berusaha mencari idiom - idiom baru dalam seni agar dapat mengikuti perubahan
dan perkembangan kehidupan manusia.
Pada tanggal 20 Februari 1909, salah satu sastrawan Italia yaitu Filipo Tommaso Marinetti
mempublikasikan pernyataan awal tentang Futurisme di media massa “Figaro” di Paris. Isi
pernyataan tersebut adalah bahwa akan lahirnya “seni masa depan” (le futurisme) dan akan
berakhirnya seni masa lalu (le passeisme )
Pada tanggal 11 Februari 1910 , “Futurisme dalam Seni Lukis ” telah dipublikasikan dan
dibacakan kepada khalayak pada tanggal 3 Maret 1910, hal ini menandakan bahwa masa lalu
telah berlalu kehidupan masa kini telah berubah secara drastis karena adanya ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Pempublikasian kepada khalayak tentang “Futurisme
dalam Seni Lukis” dilakukan pada tanggal 3 Maret 1910 karena jika pada tanggal 20 Februari
1909 , Fillipo Marinetti sedang mempublikasikan tentang pernyataan tentang akan lahirnya
seni masa depan (le futurisme). Sedangkan pada tanggal 11 Februari 1910 manifesto
“Futurisme dalam Seni Lukis ” sedang ditandatangani oleh Umberto Boccioni, Carlo Carra,
Luigi Russolo, Giocumo Balla dan Gino Severini lalu baru selesai dan dibacakan di depan
umum pada tanggal 3 Maret 1910
Futurisme sampai ke Indonesia tidak diketahui kapan pastinya aliran tersebut masuk dan
mulai berkembang ke Indonesia karena persebarannya pada abad ke 20 dari Italia mengikuti
dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia. Jadi seiring dengan
masuknya teknologi dan ilmu pengetahuan ke Indonesia maka masuk pula aliran futurisme.
Di lain sisi juga aliran futurisme ini adalah aliran pengembangan dari aliran kubisme
sehingga futurisme masuk ke Indonesia juga diperkirakan mengikuti masuknya kubisme ke
Indonesia.

III. PERKEMBANGAN FUTURISME


Dalam perkembangannya aspek gerakan Futurisme terbagi atas dua bagian yaitu

1. Gerakan Absolut

Garis – garis dinamis yang menunjukkan suatu objek dapat dipecah – pecah menurut
tendensi tertentu , dimana tendensi terhadap gerakan dapat diwujudkan dengan bentuk
– bentuk abstrak yang dinamis
2. Gerakan Relatif

Gerakan yang sebenarnya terjadi pada suatu objek . Seekor kuda yang bergerak nila
digambarkan bukanlah kuda dalam keadaan istirahat tetapi kuda dalam keadaan
bergerak, misalnya harus diberi dua puluh buah kaki

IV. CIRI CIRI FUTURISME

1. Karya seni menangkap unsur gerak dan kecepatan


2. Memanfaatkan prinsip aneka tampak atau ( multiple viewpoints )
3. Menggunakan tipografi sebagai unsur ekspresi dalam desain
4. Memperhatikan tentang kedinamisan , kedisiplinan, dan gaya untuk mengekspresikan
kecepatan dan kesamaan waktu.
5. Konsep ruang dan waktu melebur atau tidak ada
6. Memiliki tema dinamisme universal
7. Keadaan objek yang bergerak digambarkan secara berlebihan
8. Bertolak pada sensasi optik, teknologi dan kehebatan eksistensi mesin – mesin.
9. Membentuk gambar sintesa yang menunjukan fase – fase yang berjajar
10. Lukisan adalah rumusan artistik yang harus merekam kompleksnya realitas.
11. memperlihatkan bentuk-bentuk realitas yang berbeda, yang dekat dan yang jauh,
benda-benda yang terlihat dan terasa, saling menembus, dan digambarkan dalam
waktu yang sama
12. Penyatuan karakter dari elemen-elemen yang berbeda-beda dalam sebuah acuan, dan
penyusunannya karyanya sebagai suatu kesatuan.
13. Memiliki ide-ide seperti ketertutupan, ketidaksabaran, ekstrim dalam hubungan
langsung dengan nilai-nilai futurisme
14. Karakteristiknya juga meliputi garis-garis yang tidak rata yang mengkomunikasikan
energy dari gerakannya.
15. Pandangan karya yang mementingkan masa depan.

V. PENGARUH FUTURISME DALAM KEHIDUPAN MANUSIA


Dalam bidang kesenian seperti: seni lukis, seni patung, seni musik, desain dan
arsitektur. Dalam dunia arsitektur Futurisme biasa berpangaruh pada bagian-bagian dari
bangunan seperti pintu masuk, lantai, bentuk bangunan, ornamen, dsb.
Futurisme juga berpengaruh pada perkembangan tipografi. Selain itu futurisme yang
memanfaatkan tipografi banyak dipakai dalam mengungkapkan perasaan dalam berpuisi.
Dengan tujuan meninggalkan kenangan pahit, nostalgia, pesimistis, kemudian melepaskan
materi-materi, elemen-elemen, dan nilai-nilai lama. Nilai-nilai dari kaum Futuris,
dimaksudkan untuk mengiringi dan mengimbangi pergeseran kebudayaan, kekuatan dinamis
pasar yang luas, era permesinan, dan komunikasi global yang menurut argumentasi mereka
Futurism juga banyak mempengaruhi aliran seni pada abad ke 20 seperti Art Deco,
Konstructifisme, Dadaisme, dan Surealism
Futurisme merupakan gerakan awal lahirnya Modern. Dengan terjadinya Revolusi Industri
berpengaruh pula pada Futurisme ini. The Machine Aesthetics atau estetika mesin muncul
mempengaruhi ciri-ciri penyusunan tipografi baik pada poster, sampul buku, dan aneka
bentuk grafis lain.
VI. KEMUNDURAN FUTURISME

Karena terjadinya pergolakkan perang dunia I dan terjadi pengalihan kekuasaan


kepemerintahan oleh Benito Mussolini di Itali, maka berakhirlah masa keemasan dari Aliran
Seni Futurisme ini. Selama perkembangannya mulai dari tahun 1876 abad ke 19 hingga akhir
abad ke 20, para seniman aliran Futurisme menampakkan bahwa seniman dan aktifitasnya
tidak dapat dilepaskan dari pikiran dan konteks sosial yang mempengaruhinya. Dan mereka
menampakkan juga bahwa pembaharuan tidak hanya terjadi di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi saja namun juga terjadi pada di bidang Seni Rupa.

VII. TOKOH-TOKOH FURURISME


Adapun tokoh- tokoh dari seni rupa futurism adalah sebagai berikut :
1.      Umberto
2.      Boccioni
3.      Carlo Cara
4.      Severini
5.      Gioccomo Ballad
6.      Ruigi Russalo

VII. CONTOH – CONTOH SENI FUTURISME

       
BAB III
PENUTUP

I.   Kesimpulan

B.      Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya dilakukan dengan memulaskan
berbagai warna, dengan kedalaman warna "pigmen" dalam pelarut (atau medium) dan gen
pengikat (lem) untuk pengencer air, gen pegikat berupa minyak linen untuk cat minyak
dengan pengencer terpenthin, pada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau
dinding. Ini dilakukan oleh seorang pelukis; dengan kedalaman warna dan cita rasa
pelukis, definisi ini digunakan terutama jika ia merupakan pencipta suatu karya lukisan.
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama,
seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga
dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti
kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media
lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa
memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
Adapun saran-saran dari penyusun adalah sebagai berikut:
1.      Marilah kita mempelajari seni agar menjadi sumber gagasan masyarakat untuk
menghasilkan karya seni dan budaya yang lebih beragam.
2.      Marilah kita menjadikan seni kontemporer (seni yang berkembang seiring dengan
kemajuan zaman) dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memajukan karya seni di
Indonesia .
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_lukis
http://id.wikipedia.org/wiki/Lukisan
http://id.wikipedia.org/wiki/Fauvisme

Anda mungkin juga menyukai