RISDAYANTI
PO.71.4.201.16.1.075
i
SKRIPSI
RISDAYANTI
PO.71.4.201.16.1.075
ii
Skripsi
“Studi Literatur Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2”
Disusun oleh :
RISDAYANTI
PO. 71.4.201.16.1.075
Pada tanggal :
.............................................
Menyetujui,
Muh. Ardi, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp, Kep, MB Hj. Saenab Dasong, SKM. M.Kep
NIP. 197906052005011004 NIP. 195606151980092001
Makassar, 2020
Ketua Jurusan Keperawatan
DAFTAR TABEL.........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................vi
BAB I..............................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................1
BAB II .............................................................................................................
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
produksi insulin dan fungsi hormon insulin tidak berjalan dengan seharusnya.
Tingginya kadar gula darah dalam jangka waktu yang lama dapat merusak
di dunia (dengan usia yang di standarisasi) telah meningkat dari 4,7% sampai
8,5% pada populasi orang dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan fakktor
penderita diabetes melitus sejumlah 425 juta jiwa di dunia. Pasifik Barat
berada pada Wilayah dengan prevalensi terbesar sekitar 159 juta dan di ikuti
oleh China yaitu 114 juta, sedangkan Indonesia berada pada peringkat ke 6
dengan jumlah penderita sebanyak 10,3 juta jiwa . Pada tahun 2019 penderita
diperkirakan akan meningkat pada tahun 2045 menjadi 700 juta jiwa dengan
1
peningkatan 51%. Pasifik Barat berada pada wilayah tertinggi penderita
diabetes melitus dengan jumlah 163 juta jiwa dan Afrika Wilayah terendah
pada penduduk umur ≥15 tahun, pada tahun 2013 dan tahun 2018
perkemihan 2015 pada penduduk umur ≥15 tahun pada 2018 menunjukkan
sebanyak 6.106 kasus terdiri dari laki-laki 1,568, perempuan 4.530 dan kasus
akibat diabetes melitus sepanjang tahun 2016 yaitu 198 jiwa diantaranya laki-
laki 74, perempuan 124. Sedangkan pada tahun 2017 terjadi penurunan
jumlah kasus diabetes melitus yaitu sebanyak 4.406 jiwa kasus baru dan
mengatur pola makan yang sehat agar tidak terjadi peningkatan kadar gula
darah. Kadar gula darah adalah jumlah atau konsentrasi glukosa yang terdapat
dalam darah. kadar gula darah yang disebabkan oleh beberapa faktor
pola makan sehari-hari tidak baik karena masih makan makanan instan
jadwal dan jenis yang didapatkan seseorang. Pengaturan pola makan yang
tidak tepat seperti yang dianjurkan 3J (jadwal, jumlah dan jenis) dapat
dilakukan oleh Susanti (2017) yang berjudul “ Hubungan Pola Makan dengan
darah pola makan baik 218 dan pola makan tidak baik 241.
literature tentang hubungan pola makan dengan kadar gula darah pada
3
A. Rumusan Masalah
penelitian mengenai hubunga pola makan dengan kadar gula darah pada
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari studi literatur ini yaitu untuk menelaah literatur, artikel
atau dokumen terkait hubungan pola makan dengan kadar gula darah pada
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
bidang kesehatan.
2. Manfaat Praktis
berkaitan dengan pola makan dengan kadar gula darah pada penderita
diabetes.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
secara bahasa, diabetes melitus adalah curahan cairan dari tubuh yang
banyak mengandung gula, yang dimaksud dalam hal ini adalah air
(Tholib, 2016).
progresif (lama dan bertambah parah) yang ditandai dengan kadar glukosa
7
8
diabetes melitus.
terjadi di usia muda maupun tua, baik pria, maupun wanita. Namun,
hingga remaja.
8
9
3) Kekurangan nutrisi.
keturunan tapi faktor autoimun. Pada diabetes melitus tipe ini, sel
Melitus)
terkadang juga terjadi pada remaja. Penyebab dari diabetes melitus tipe 2
adalah insulin tidak dapat direspon dengan baik oleh sel-sel tubuh. Sel-
sel tubuh tidak mau menerima glukosa yang dibawa insulin yang disebut
9
10
besar pasien diabetes melitus tipe 2 memiliki berat badan diatas normal.
2017).
(Tandra, 2017).
10
11
hamil (Trimester kedua atau ketiga). Oleh karena itu terjadi peningkatan
3. Faktor Resiko
a. Faktor Keturunan
diabetes Apabila orang tua dan saudara kandung juga mengidap diabetes
11
12
Pola makan yang tidak sehat menjadi salah satu faktor penyebab
kita temui, kita perlu menjaga diri dari makanan yang terlalu banyak
mengandung gula dan makanan yang indeks glikemik yang tinggi. Selain
itu, makanan yang mengandung lemak tinggi dan kolesterol tinggi juga
dapat memicu diabetes. Makanan jenis ini dapat memicu kegemukan atau
c. Obesitas
d. Usia
diabetes, terutama usia diatas 40 tahun, serta mereka yang kurang gerak
12
13
semakin tinggi kejadian diabetes pada anak dan remaja (Tandra, 2017).
e. Jenis kelamin
Pria dan wanita memiliki resiko yang sama besar terkena diabetes
hingga usia dewasa awal. setelah usia 30 tahun, wanita memiliki resiko
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Wanita yang terkena diabetes
f. infeksi
Pada diabetes melitus tipe 1 biasanya terjadi pada anak, sering kali
(Tandra, 2017).
13
14
h. Stres
diabetes. Namun, yang pasti adalah stress yang hebat, seperti infeksi berat,
aktif. Akibatnya, gula darah pun akan meningkat. Diabetes ini kadang
(Tandra, 2017).
antara lain:
a. Poliuria
banyak, yaitu lebih sering dari pada biasanya. Poliuria terjadi jika kadar
gula darah melebihi nilai ambang ginjal (>180 mg/dl), maka gula akan
keluar bersama urin. Untuk menjaga agar urin yang keluar (yang
mengandung gula itu) tidak terlalu pekat, tubuh akan menarik air
14
15
yang banyak dan kencing pun menjadi sering. Dalam keadaan normal,
urin akan keluar sekitar 1,5 liter per hari, tetapi penderita diabetes
melitus yang tidak terkontrol dapat memproduksi lima kali jumlah itu.
Ia akan lebih sering buang air kecil, terlebih pada malam hari sehingga
bisa mengggangu tidur. Baru tidur sebentar, harus bangun karena ingin
buang air kecil. Hal tersebut yang membuat para penderita tak jarang
b. Polidipsia
keluar tubuh akan menimbulkan rasa haus sehingga orang ingin selalu
minum terutama yang dingin, manis, segar, dan banyak. Tidak jarang,
manis tentu saja hal tersebut akan sangat merugikan karena membuat
kadar gula semakin tinggi. Namun hal itu biasanya dilakukan oleh
melitus.
15
16
c. Polifagia
orang merasa kurang tenaga. Selain itu, sel juga menjadi miskin gula
sehingga otak juga berfikir bahwa kurang energi itu karena kurang
tidak bisa mendapatkan energi yang cukup dari gula karena kekurangan
insulin, tubuh akan bergegas mengolah lemak dan protein yang ada
berlangsung cukup lama, maka orang akan tampak kurus dan berat
badanya akan turun karena massa lemak dan protein yang tersimpan
500 gram glukosa dalam urine per 24 jam (setara dengan 2000 kalori
per hari hilang dari tubuh). Hal ini tentu saja akan banyak mengurang
berat badan
16
17
e. Patofisiologi
glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak.
Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke
supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus
masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Didalam sel, zat makanan
terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil
17
18
insulin akan ditangkap oleh reseptor insulin yang ada pada permukaan sel
otot, kemudian membuka pintu masuk sel sehingga glukosa dapat masuk
sel untuk kemudian dibakar menjadi energy atau tenaga. Akibatnya kadar
insulin ada dan reseptor juga ada, tapi karena ada kelainan didalam sel itu
sendiri pintu masuk sel tetap tidak dapat terbuka tetap tertutup hingga
glukosa tetap berada diluar sel, hingga kadar glukosa dalam darah
yang ada sebelumnya. Komplikasi ini terdiri atas komplikasi akut dan
komplikasi kronis:
a. Komplikasi Akut
18
19
1) Hipoglikemia
oleh terapi insulin yang tidak adekuat (Tomky, 2005 dalam Santi,
b. Diabetes Ketoasidosis
karbohidrat, protein, dan lemak. Ada tiga gambaran klinik yang penting
asidosis.
20
21
1) Komplikasi Makrovaskuler
2) Komplikasi Mikrovaskuler
e. Retinopati diabetikum
1) Nefropati diabetik
21
22
2) Neuropati diabetikum
(Depkes RI 2009).
diartikan sebagai karakteristik dari kegiatan yang berulang kali makan atau
(Sulistyoningsih, 2011).
a. Jenis makan
22
23
makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buahan yang
Indonesia yang dimakan oleh setiap orang seperti beras, jagung, sagu,
b. Frekuensi makan
meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan
(Depkes, 2013).
c. Jumlah makan
a. Faktor ekonomi
23
24
b. Faktor pendidikan
c. Lingkungan
2011).
d. Kebiasaan makan
makan dalam jumlah tiga kali makan dengan frekuensi dan jenis
ini dapat melepaskan glukosa darah secara bertahap setelah makan agar
Saat ini karbohidrat sederhana seperti nasi putih, mie, kentang dan
putih. Hal ini dapat membuat resiko terkena obesitas dan diabetes
sehat, seperti makanan cepat saji atau makanan yang memiliki kalori,
Kebiasaan makan nasi bagi orang Asia biasa menjadi salah satu
25
26
cukup baik, tetapi akan menjadi tidak baik jika telah dipanaskan
Kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa
26
27
atau kalori. Konsentrasi gula darah atau glukosa serum, diatur dengan ketat
yang sempit sepanjang hari (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah
makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum
pada saat setelah makan gula darah akan meningkat (Sugianto, 2016).
Kadar gula darah setelah puasa selama 8-12 jam. Kadar gula darah
Gula darah postprandial sama saja dengan gula darah puasa, hanya saja
setelah puasa 2 jam sebelum tes pasien dianjurkan untuk makan dulu
sebagai berikut.
27
28
28
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Kriteria Literatur
Kriteria Inklusi:
e. Memuat karya ilmiah dari penulis yang minimal berasal dari dua institusi
yang berbeda.
Kriteria Eksklusi:
Kriteria eksklusi literatur dalam penelitian ini adalah Artikel literatur review
36
37
ilmiah, juga dapat ditelusuri pada buku terkait dengan pola maklan dengan
disimpulkan.
D. Kerangka Pikir
Manajemen DM
Pola makan
mempunyai 3 Pola Makan
komponen, yaitu:
1. Jenis makan
Kadar Gula Darah
2. Frekuensi
makan
3. Jumlah
makan
E. Alur Penelitian
Menganalisa tiap jurnal terkait, judul, tujuan, metode, dan hasil penelitian
Kesimpulan
38
39
BAB IV
A. Hasil
Studi literatur ini melalui penelusuran hasil publikasi ilmiah baik jurnal
2020 dengan menggunakan database Google Scholar. Pada data base Google
ilmiah meliputi jurnal dan naskah publikasi ilmiah yang sesuai dengan
variabel hubungan pola makan dengan kadar gula darah pada penderita
yang cukup baik (38%), dan masih terdapat responden dengan pola makan
kurang baik (35%), serta pengaturan pola makan yang baik (28%). Oleh
karena itu, penderita DM perlu menjaga pengaturan pola makan dalam rangka
pengendalian kadar gula darah sehingga kadar gula darahnya tetap terkontrol.
39
40
Penelitian yang dilakukan oleh Maharani Farah Dhifa Dg. Masikki (2018),
dan sebanyak 3 responden (16,7%) kadar gula darah tinggi. Pola makan
kadar gula darah normal dan sebanyak 20 responden (80%) kadar gula darah
tinggi.
besar responden berumur >45 tahun dengan jumlah 48 responden (64%) dan
umur <45 tahun dengan jumlah 27 responden (36,0%). pola makan pada
pasien diabetes melitus tipe II yaitu responden pola makan baik sebanyak 29
(61,3%).
insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Lakukan chek up (kontrol) secara
teratur juga untuk orang normal atau Non-DM, terutama untuk umur diatas 40
lakukan check up setiap 1, 2, 3 bulan atau lebih sering lagi. Perlunya ada
darah.
40
41
Indirawaty, Nur Wulan Majid (2017), mengatakan bahwa kadar gula darah
terkontrol lebih banyak (86,2%) pada penderita diabetes mellitus dengan pola
(2017), mengatakn bahwa pola makan sehat dengan kadar gula darah normal
yang memiliki pola makan tidak sehat dengan kadar gula darah normal
pengolahan data recall diperoleh bahwa sebesar 50,0% termasuk baik dan
50% termasuk tidak baik (kurang dan lebih). Adapun pasien dengan kadar
gula darah yang tidak terkontrol paling besar 95,7% pada konsumsi makanan
dengan beban glikemik yang tidak baik, jadi pada analisis uji fisher’s exact
test dapat diketahui bahwa beban glikemik indeks makanan pasien memiliki
melakukan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan pada penderita
41
Tabel 4.1 Sintesis Grid
SINTESIS GRID
Peneliti
Desain
No (Tahun) Tujuan Penelitian Responden Pengumpulan Data Hasil Penelitian
Penelitian
dan Judul
1 Susanti, Difran Penelitian ini Desain Besar sampel Pengumpulan data
Nobel Bistara bertujuan untuk penelitian ini sebanyak 40 dilakukan di bulan Berdasarkan penelitian
(2017), Hubungan mengidentifikasi adalah responden dengan Oktober sampai yang dilakukan terhadap
korelasional. kriteria inklusi November 2017. 40 responden, didapatkan
Pola Makan hubungan pola
dengan berupa pasien Karakteristik demografi kategori jenis kelamin
Dengan Kadar makan dengan memakai teknik yang terdaftar di pasien dikumpulan
Gula Darah Pada kadar gula darah penderita diabetes
purposive Puskesmas meliputi umur, jenis
Penderita pada penderita sampling. Tembok Dukuh kelamin, pendidikan, mellitus. Responden paling
Diabetes Melitus Diabetes mellitus Surabaya, pasien pekerjaan, penghasilan banyak berjenis kelamin
Di Puskesmas di Puskesmas penderita diabetes per bulan, berat badan, perempuan 24 orang
Tembok Dukuh Tembok Dukuh mellitus, dan pola makan pada (60%) daripada yang
pasien bersedia penderita diabetes berjenis kelamin laki-laki
Surabaya. Surabaya.
untuk menjadi mellitus, kadar gula sebanyak 16 orang (40%).
responden darah pada penderita
Dari 40 responden yang
penelitian. diabetes mellitus,
frekuensi hubungan pola terbanyak pada rentang
makan dengan kadar gula umur 46-55 tahun
darah pada penderita sebanyak 15 orang (38%),
diabetes mellitus. Data sedangkan yang paling
yang diperoleh dengan sedikit pada rentang umur
menggunakan lembar >65 tahun sebanyak 3
36
37
2 Maharani Farah Untuk Penelitian ini Subjek yang Penelitian dilaksanakan Berdasarkan penelitian
Dhifa Dg. menganalisis merupakan berjumlah 43 di Poliklinik Penyakit yang dilakukan terhadap
37
38
Masikki (2018) hubungan antara penelitian orang diperoleh Dalam RSUD Madani 43 responden, sebagian
Pola Makan Dan pola makan dan kuantitatif dengan teknik Provinsi Sulawesi besar usia responden 46-55
Aktivitas Fisik aktivitas fisik pendekatan pengambilan Tengah pada tanggal 23 tahun sebanyak 20
Dengan Kadar dengan kadar gula analitik dengan sampel secara Januari sampai 8 responden (46,5%).
Gula Darah darah pasien menggunakan accidental Februari 2018.Variabel Pendidikan yang paling
Pasien Diabetes diabetes mellitus desain Cross sampling. bebas adalah pola makan banyak adalah Pendidikan
Mellitus Tipe II tipe II di Poliklinik Sectional. dan aktivitas fisik dan Menengah (SMA, SMK
Di Poliklinik Penyakit Dalam variabel terikat adalah dan MTSn) sebanyak 20
Penyakit Dalam RSUD Madani kadar gula darah pasien responden (46,5%),
RSUD Madani Provinsi Sulawesi diabetes mellitus. Subjek Pekerjaan yang paling
Provinsi Sulawesi Tengah. yang berjumlah 43 orang banyak adalah bekerja
Tengah diperoleh dengan teknik sebanyak 33 responden
pengambilan sampel (76,7%). Sedangkan dari
secara accidental 43 responden, pola makan
sampling. Teknik baik sebanyak 18
pengumpulan data responden, dimana
melalui wawancara dan sebanyak 15 responden
kuesioner. Analisis yang (83,3%) kadar gula darah
digunakan adalah analisis normal dan sebanyak 3
univariat dan bivariat responden (16,7%) kadar
menggunakan uji chi- gula darah tinggi. Pola
square. makan kurang baik
sebanyak 25 responden,
dimana sebanyak 5
responden (20%) kadar
gula darah normal dan
sebanyak 20 responden
38
39
42
43
7 Andi Mardhiyah Untuk mengetahui Desain Populasi Instrumen penelitian Hasil penelitian ini
Idris, Nurhaedar hubungan pola penelitian yang penelitian, yaitu yang dibutuhkan adalah diketahui bahwa 69,6%
Jafar, Rahayu makan dengan digunakan rata-rata jumlah kuesioner tentang pasien DM tipe 2
Indriasari (2016) kadar gula darah adalah survei pasien yang identitas dan mempunyai jarak waktu
Pola Makan pasien DM tipe 2 di analitik dengan berkunjung karakteristik responden, makan sesuai dengan yang
Dengan Kadar wilayah kerja pendekatan studi perbulan di formulir food recall 3x24 dianjurkan, yaitu 2,5-3,5
Gula Darah Puskesmas Batua cross-sectional. Puskesmas Batua jam, saat pemeriksaan jam. Namun, terdapat
Pasien DM Tipe 2 Raya Kota Raya Kota gula darah, food picture, 71,9% yang memiliki
Di di wilayah Makassar. Makassar yaitu program SPSS, kadar gula darah tidak
kerja Puskesmas sebanyak 67 nutrisurvey, tabel terkontrol, dari hasil uji
Batua Raya Kota orang. glikemik indeks, dan alat fisher’s exact test juga
Makassar. Pengambilan tulis menulis. Data yang menunjukkan jarak antar
sampel dilakukan dikumpulkan meliputi waktu makan tidak
dengan data primer dan data berhubungan secara nyata
menggunakan sekunder. Data primer dengan kontrol kadar gula
purposive meliputi identitas dan darah. Hasil penelitian ini
sampling dengan karakteristik responden menunjukkan pasien
jumlah sampel 46 (umur, jenis kelamin, dengan jumlah beban
orang. pekerjaan, pendidikan, glikemik baik sama
dll), data food recall dengan jumlah beban
3x24 jam, dan data hasil glikemik tidak baik, yaitu
pemeriksaan gula darah masing-masing 50%.
kapiler pasien. Namun, pada jumlah
Sedangkan data sekunder beban glikemik tidak baik
diperoleh dari data daftar menunjukkan kelompok
nama pasien penderita kadar gula darah pasien
DM tipe 2 yang tidak terkontrol yang
44
45
45
B. Pembahasan
bisa menggunakan secara efektif dan bisa juga dikarenakan tidak ada reseptor
gula. Oleh karena itu, penderita DM perlu menjaga pengaturan pola makan
dalam rangka pengendalian kadar gula darah sehingga kadar gula darahnya
tetap terkontrol.
Pola makan adalah suatu cara tertentu dalam mengatur jumlah dan jenis
yang baik harus dipahami oleh para penderita DM dalam pengaturan pola
yang biasanya adalah 6 kali makan per hari yang dibagi menjadi 3 kali makan
berumur 46-55 (38%), karena semakin tinggi umur semakin tinggi juga
36
37
kandungan gula darah yang tidak terkontrol. Kadar gula darah akan
pengaturan pola makan dalam rangka pengendalian kadar gula darah sehingga
kadar gula darahnya tetap terkontrol (Susanti, Difran Nobel Bistara 2017).
responden (16,7%) kadar gula darah tinggi. Pola makan kurang baik sebanyak
dan sebanyak 20 responden (80%) kadar gula darah tinggi (Maharani Farah
Penyakit Dalam Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado dengan pola
makan tidak baik dan Sebagian besar responden dengan penyakit diabetes
melitus tipe II kadar gula darahnya tinggi. Sehingga bila seseorang dengan
pola makan tidak baik dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh
nilai p 0.016 < 0.05 yang bermakna ada perbedaan kadar gula darah penderita
diabetes mellitus dengan pola makan baik dan tidak baik. Dengan nilai
37
38
median kadar gula darah pola makan baik 218 dan pola makan tidak baik 241,
< 0.05 yang bermakna ada hubungan kadar gula darah penderita diabetes
mellitus dengan pola makan (Ridha Wahyuni, Amir Ma’ruf, Edy Mulyono,
2019).
bermakna antara pola makan dengan kadar gula darah karena rerata pendeita
baik dalam pemilihan makan yang tepat seperti lebih banyak mengkonsumsi
sayur dan buah dibanding karbohidrat, keteraturan jadwal makan dan jumlah
yang telah ditentukan, meskipun pada kenyataannya juga masih ada sebagian
sehat yang sudah dianjurkan agar kadar gula darahnya normal, dengan
Sehingga Dari hasil uji Chi Square di dapatkan ρ value 0,001 yang artinya
ada hubungan antara pola makan dengan kadar gula darah penderita diabetes
Firmansyah (2017).
38
39
gula darah. Berdasarkan hasil uji fisher’s exact test menunjukkan adanya
39
BAB V
A. Simpulan
Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2,
dapat disimpulkan bahwa Sebagian besar literatur ilmiah berupa jurnal dan
studi literatur tentang hubungan pola makan dengan kadar gula darah pada
B. Saran
36
37
DAFTAR PUSTAKA
38