Anda di halaman 1dari 4

Jurnalistik: Teknik Menulis Naskah Berita

Seperti Jurnalis Andal

Jenjang karir sebagai jurnalis dimulai dengan posisi sebagai reporter yang
bertugas meliput peristiwa di lapangan, mengumpulkan data dan fakta, serta
menulis naskah berita. Jenjang karir selanjutnya adalah redaktur yang bertugas
mengedit dan menyempurnakan naskah berita sesuai dengan penulisan bahasa
jurnalistik yang baik dan benar. Selanjutnya adalah redaktur pelaksana yang
bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja redaksi sehari-hari. Jenjang karir
yang terakhir yaitu sebagai pemimpin redaksi yang bertangung jawab terhadap
isi redaksi penerbitan dan kualitas produk penerbitan.

Berita adalah peristiwa atau isi pernyataan manuasia yang aktual dan menarik
perhatian orang banyak, yang disajikan melalui media massa periodik. Untuk
dapat dipublikasikan di media massa, sebuah berita harus memenuhi nilai berita
yaitu cepat, nyata, penting, dan menarik. Berdasarkan jenisnya berita dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu berita langsung (straight news), berita ringan (soft
news), dan berita kisah (feature). Setiap berita harus mengungkap unsur 5 W +
1 H yaitu What, Who, Why, Where, When, dan How. Suatu berita memiliki
struktur berita yang terdiri dari judul berita (head), teras berita (lead), dan isi
berita (body).

Dalam menulis naskah berita harus menggunakan bahasa jurnalistik. Bahasa


jurnalistik harus sesuai dengan prinsip ringkas, padat, sederhana, lugas, dan
menarik. Enam prinsip tadi juga bisa diringkas menjadi tiga prinsip, yaitu hemat
kata, tepat makna, dan menarik.
Proses pembuatan berita dimulai dari rapat redaksi, yaitu rapat untuk
menentukan tema-tema yang akan ditulis dalam penerbitan mendatang dan
pembagian tugas reportase. Setelah rapat redaksi, reporter yang ditunjuk akan
turun ke lapangan untuk meliput peristiwa, mengumpulkan data dan fakta, dan
menulis berita. Naskah berita yang telah dibuat oleh reporter selanjutnya akan
di edit dan disempurnakan oleh redaktur. Setelah itu tahap selanjutnya adalah
setting dan layout. Setelah proses setting dan layout selesai, naskah akan
dibawa ke percetakan untuk dicetak sesuai oplah yang ditetapkan.

Dalam proses pembuatan berita, ada tahap wawancara. Berdasarkan modelnya,


wawancara dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan bertatap muka
langsung dengan narasumber atau wawancara tidak langsung melalui telepon,
sms, chatting atau email.

Berdasarkan jenisnya, wawancara terdiri dari wawncara berita (news page


interview), wawancara pribadi (personal interview), wawancara eksklusif
(exclusive interview), wawancara sambil lalu (casual interview), wawancara
jalanan (man in the street interview), wawancara tertulis, dan wawancara cegat
pintu (doorstop interview). Teknik wawancara meliputi persiapan, pelaksanaan,
dan pasca wawancara.

Pola penulisan naskah berita di media cetak dibagi menjadi enam, yaitu pola
beraturan, piramida tegak, piramida terbalik, pararel, kronologis, dan struktur
bebas. Sedangkan teknik penulisan berita di media cetak terdiri dari teras berita
(lead), 5 W + 1 H, mengutip perkataan, menentukan akhir, dan evaluasi.
Sedangkan dalam pola penulisan naskah berita radio, dikenal prinsip ABC
(Accuracy, Balance, dan Clarity). Selain itu juga ada beberapa prinsip lain yaitu
ELF (Easy Listening Formula) yaitu susunan kalimat yang jika diucapkan enak
didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama, KISS (Keep It
Simple and Short) yaitu menggunakan kalimat- kalimat pendek dan tidak rumit,
WTYT (Write The Way You Talk) yaitu tuliskan sebagaimana diucapkan. dan satu
kalimat satu napas, yaitu upayakan tidak ada anak kalimat. Delapan teknik yang
perlu dikuasai dalam menulis berita radio adalah spoken words, sign posting,
stay away from quotes, avoid abbreviation, subtle repetition, present tense,
penulisan angka, penulisan mata uang.

Sementara itu dalam penulisan naskah berita televisi terdapat beberapa format,
yaitu format reader, format voice over, format sound on tape, format voice over-
sound on tape, format package, dan format vox pop.

Pada jurnalistik online ada prinsip dasar yang harus dipatuhi yaitu Brevity,
Adaptability, Scannability, Interactivity, Community and Conversation. Beberapa
teknik penulisan berita online yaitu anatomi berita, pemilihan judul, alinea
pendek, jarak antar alinea, tidak ada indent, align left, highlight, mengelola
gambar atau video, penentuan huruf dan bullet atau numbering.

Profesi jurnalis juga memiliki aturan dasar yang ditetapkan dewan pers untuk
menjadi landasan kerja dan perilaku wartawan Indonesia. Aturan ini dinamakan
kode etik jurnalistik. Terdapat 11 pasal dalam kode etik jurnalistik, yaitu:
1. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang
akurat, beirmbang dan tidak beritikad buruk.
2. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam
melaksanakan tugas jurnalistik.
3. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara
berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta
menerapkan asas praduga tak bersalah.
4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan
cabul.
5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas
korban kejahatan susila, dan tidak menyebutkan identitas anak yang
menjadi pelaku kejahatan.
6. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak
menerima suap.
7. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber
yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya,
menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the
record sesuai dengan kesepakatan.
8. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan
prasangka atu diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan
suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak
merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat
jasmani.
9. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan
pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
10.Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita
yang keliru dan tidak akurat, disertai dengan permintaan maaf kepada
pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
11.Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara
proporsional.

Anda mungkin juga menyukai