Anda di halaman 1dari 30

i

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN
PRAKTIKUM KERJA LAPANG (MAGANG)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PROVINSI SULAWESI BARAT

Oleh

NUR MUH. ARIEF

PO.71.4.221.16.1.031
Disetujui untuk diseminarkan

Dosen Pembimbing

Pembimbing Akademis Pembimbing Lapangan

Juherah, SKM,.M.Kes Nurliah, SKM


NIP: 19631231 198603 2 011 NIP: 19780707 20092 2 003

Makassar, 25 Februari 2020

Diketahui,

Ketua Prodi SarjanaTerapan

Hidayat, SKM.,M.Kes.
NIP: 19621221 198303 1 004
ii

BIODATA PENYUSULAN
iii

KATA PENGANTAR
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................i

BIODATA PENYUSULAN.......................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................iv

DAFTAR TABEL....................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR...............................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................viii

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................1

A. Tujuan..........................................................................................4

B. Waktu...........................................................................................4

C. Lokasi..........................................................................................4

BAB 2 HASIL..........................................................................................5

A. Gambaran Umum Instansi..........................................................5

B. Gambaran Program Kerja Sanitasi.............................................7

C. Pengolahan Limbah Cair (Domestik)..........................................8

D. Pengolahan Sampah.................................................................10

BAB 3 PEMBAHASAN..........................................................................12

A. Pengolahan Limbah Cair (Domestik)........................................12

B. Pengolahan Sampah.................................................................13

C. Kendala Pengolahan Sanitasi RSUD Prov. Sulbar...................15

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................19


v

A. Kesimpulan................................................................................19

B. Saran.........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................21

LAMPIRAN - LAMPIRAN......................................................................22
vi

DAFTAR TABEL
vii

DAFTAR GAMBAR
viii

DAFTAR LAMPIRAN
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation)

adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia

yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang

merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan

hidup manusia. Dalam lingkup rumah sakit sanitasi berarti upaya

pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologik

dirumah sakit yang menimbulkan atau mungkin dapat

mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas,

penderita, pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar rumah

sakit. Dari pengertian di atas maka sanitasi rumah sakit merupakan

upaya dan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan

kesehatan di rumah sakit dalam memberikan layanan dan asuhan

pasien yang sebaik-baiknya, karena tujuan dari sanitasi rumah sakit

tersebut adalah menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit agar

tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang

serta tidak mencemari lingkungan.

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang di

dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien

dan pengunjung) dan kegiatan pelayanan kesehatan, ternyata di

samping dapat menghasilkan dampak positif berupa produk


2

pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien, juga dapat

menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada

manusia seperti pencemaran lingkungan, sumber penularan

penyakit dan menghambat proses penyembuhan dan pemulihan

penderita. Untuk itu sanitasi rumah sakit diarahkan untuk

mengawasi faktor-faktor tersebut agar tidak membahayakan.

Dengan demikian, sesuai dengan pengertian sanitasi, lingkup

sanitasi rumah sakit menjadi luas mencakup upaya-upaya yang

bersifat fisik seperti pembangunan sarana pengolahan air limbah,

penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan, masker, fasilitas

pembuangan sampah, serta upaya non fisik seperti pemeriksaan,

pengawasan, penyuluhan, dan pelatihan.

Provinsi Sulawesi Barat adalah Provinsi ke 33 yang merupakan

pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan yang terbentuk

berdasarkan Undang – undang nomor 26 tahun 2004 pada tanggal

5 Oktober 2004. Secara geografis, provinsi ini terletak di posisi

silang segitia emas Sulawesi Selalatan, Kalimantan Timur, dan

Sulawesi Tengah, serta berlangsung menghadap rute berlayar

Nasional dan Internasional selat Makassar. Luas wilayah darat

16.097, 18 km2, Luas perairan 5.080,35 km2.

Kondisi kesehatan masyarakat di Provinsi Sulawesi Barat

sampai saat ini masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari

angka kematian Ibu dan anak yang masih tinggi di Indonesia dan
3

merupakan daerah endemik malaria dan filariasis. Letak Geografis

Provinsi Sulawesi Barat juga rawan dan berpotensi mengalami

bencana alam.

Dalam rangka mengejar ketinggalan pembangunan, khususnya

dibidang kesehatan, berbagai upaya kebijakan telah ditempuh

untuk meningkatkan akselerasi pembangunan kesehatan.

Sehubungan dengan terbatasnya jumlah Rumah Sakit berikut

ketersediaan tempat tidur di wilayah Provinsi di Sulawesi Barat

(Hanya 160 TT untuk 1.000.000 penduduk), tingginya angka

rujukan ke Rumah Sakit di luar Provinsi Barat (pasien dirujuk ke

Makassar Sulawesi Selatan dengan menempuh waktu 8 jam

perjalanan darat), dan rujukan ke RS di Provinsi Sulawesi Tengah,

juga peningkatan permintaan masyarakat akan pelayanan

kesehatan di RS, baik jumlah, tindakan medis serta tuntutan

terhadap RS yang bermutu, serta potensi sumber daya alam yang

beraneka ragam sehingga kegiatan dalam bidang ekspolari

meningkatkan sehingga memerlukan sarana pelayan kesehatan.

Melihat kondisi di atas, maka pada tahun 2006 pemerintah

provinsi Sulawesi Barat telah membangun Rumah Sakit dengan

kapasitas dan jenis pelayanan yang diharap akan setingkat kelas B.

Rumah sakit ini diharapkan menjadi Pusat Pelayanan

Kesehatan Masyarakat lanjutan dan sebagai Pusat rujukan di


4

Kawasan Sulawesi Barat dan sekitarnya, dengan melihat geografis

dan demografis.

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran umum manajemen pemeliharaan

sanitasi lingkungan Instansi Praktek Kerja Lapang (Magang) di

RSUD Provinsi Sulawesi Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Sistem Monitoring Pembuangan

Limbah Domestik dan Limbah B3 di RSUD Provinsi

Sulbar.

b. Untuk mengidentifikasi kendala dalam pengolahan

sanitasi RSUD Prov Sulbar.

B. Waktu

1. Tahap persiapan yang meliputi Disposisi (mengatur, menyusun

dan menempatkan) lokasi Praktik Kerja Lapang (Magang) pada

bulan Desember 2019 sampai dengan bulan Januari 2020.

2. Tahap pelaksanaan yang meliputi kegiatan Praktik Kerja

Lapang (Magang) yang berlangsung pada bulan Februari –

Maret 2020.

C. Lokasi

Praktik Kerja Lapang (Magang) ini dilakukan di RSUD Provinsi

Sulawesi Barat.
5

BAB 2

HASIL

A. Gambaran Umum Instansi

Rumah sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat merupakan

Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat yang

dibangun pada tahun 2005 beralamat di JL. R.E Marthadinata,

Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju. Rumah Sakit Umum

Daerah Sulawesi Barat mulai beroperasi pada bulan Mei Tahun

2009 sesuai SK Gubernur Sulawesi Barat nomor 04 Tahun 2009,

dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 50 Unit. Rumah Sakit

Umum Daerah Provinsi Barat dibangun secara bertahap melalui

Dana APBD dan Dana APBN.

Pada tahun 2016, pembangunan rumah sakit yang bersumber

dari dana pinjaman pusat Investasi Pemerintah di mulai dengan

mengacu kepada syarat dan ketentuan yang telah disepakati oeleh

pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Barat dengan Investasi

Pemerintah. Pembangunan direncanakan selama 18 bulan dan

ditargetkan selesai pada tahun 2017. Rumah sakit baru ini nantinya

akan dijadikan sebagai pusat rujukan bagian utara di Provinsi

Sulawesi Barat.

Pembangunan Rumah Sakit baru ini merupakan tuas

pemotivasi tersendiri bagi jajaran pimpinan dan staf RSUD Provinsi

Sulawesi Barat. Pada tanggal 29 november tahun 2017 RSUD


6

Provinsi Sulbar dinyatakan lulus tingkat perdana akreditasi 4 pokja

versi KARS 2012. Diharapkan dengan terbangunnya Rumah Sakit

yang baru ini, beserta status akreditasi Rumah Sakit nanti nya akan

semakin meningkatkan motivasi kerja para pemberi pelayanan

dalam pemberian layanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor : 25 Tahun 2017,

RSUD Provinsi Sulawesi Barat mempunyai tugas

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, melalui upaya

pelayanan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative

serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi daerah dan tugas

pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut

Rumah Sakit Daerah mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pelayanan medik;

b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik;

c. Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan;

d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bidang

kesehatan;

e. Penyelenggaraan pengelolaan sumber daya rumah sakit;

f. Penyelenggaraan pelayanan rujukan;

g. Penyelenggaraan administrasi umum dan administrasi

keuangan.
7

Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat dipimpin

oleh seorang Direktur dan dibantu oleh seorang Kepala Bagian

Tata Usaha dan 3 bidang yaitu : Bidang Perencanaan dan

Pengembangan, Bidang Pelayanan, Bidang Keperawatan, serta

beberapa kelompok jabatan fungsional, antara lain ; fungsional

Dokter, Bidan, Perawat dll.

B. Gambaran Program Kerja Sanitasi

Dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan mutu yang

setinggi – tingginya dan sebaik – baiknya yang diabadikan bagi

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. RSUD Provinsi

Sulawesi Barat menerapkan budaya kerja Disiplin (Datang tepat

waktu, Isi daftar hadir, Selesaikan tugas, Izin bila perlu, Pulang

pada waktunya, Lembur bila perlu, Ikuti perintah atasan, kerja yang

tulus).

Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan dimana di

dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien

dan pengunjung)  dan   kegiatan  pelayanan   kehatan, selain 

dapat menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan

kesehatan yang baik  terhadap pasien dan memberikan

keuntungan retribusi bagi pemerintah dan lembaga pelayanan itu

sendiri, rumah sakit juga dapat menimbulkan dampak negatif

berupa pengaruh buruk kepada manusia, seperti sampah dan

limbah rumah sakit yang dapat menyebabkan pencemaran


8

lingkungan, sumber penularan penyakit dan menghambat proses

penyembuhan serta pemulihan penderita.

Program kerja rutin yang dilaksanakan pada RSUD Provinsi

Sulawesi Barat, yakni;

1. Monitoring kualitas limbah cair RSUD Provinsi Sulawesi

Barat.

2. Monitoring harian pembuangan Limbah Medis (Limbah B3)

dan Non Medis (Domestik) RSUD Provinsi Sulawesi Barat.

Sampah dan limbah rumah sakit sangat layak diduga banyak

mengandung bahaya atau resiko karena dapat bersifat racun,

infeksius dan juga radioaktif (Suwarso, 1996).

sanitasi rumah sakit merupakan upaya dan bagian yang tidak

terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam

memberikan layanan dan asuhan pasien yang sebaik-baiknya.

Karena tujuan dari sanitasi rumah sakit tersebut adalah

menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit agar tetap bersih,

nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak

mencemari lingkungan.

C. Pengolahan Limbah Cair (Domestik)

Dari hasil monitoring kualitas limbah cair RSUD Provinsi

Sulawesi Barat menunjukkan bahwa konsentrasi senyawa

pencemar sangat bervariasi. Hal ini mungkin disebabkan karena


9

sumber air limbah juga bervariasi sehingga faktor waktu dan

metode pengambilan sangat mempengaruhi besarnya kosentrasi.

Secara lengkap karakteristik Air limbah RSUD Provinsi Sulawesi

Barat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Karakteristik Air Limbah RSUD Provinsi Sulawesi Barat.

INLET OUTLET BAKU


NO PARAMETER SATUAN
MUTU
(TS 1) (T 2)

FISIKA

1 pH - 7-8 7-8 6-9

2 TSS mg/L 100 30 30

KIMIA ORGANIK

3 BOD mg/L 54,2 15 30

4 COD mg/L 84 40 100

5 MINYAK & LEMAK** mg/L 3 <2,0 5

6 NH3-N mg/L 41,3 26,2 10

7 MBAS mg/L 0,059 0,060 -

MIKROBIOLOGI

Jumlah/100
8 Total Coliform** >2400 1100 3000
mL

Dari tabel tersebut terlihat bahwa air limbah rumah sakit jika

tidak diolah sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan. Selain

pencemaran secara kimiawi, air limbah rumah sakit juga berpotensi

untuk mencemari lingkungan secara bakteriologis.


10

D. Pengolahan Sampah

Tolak ukur yang menjadi acuan dalam pedoman sanitasi RS

tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun adalah

PP Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan limbah B3.

Kegiatan PKL (Magang) yang dilakukan di RSUD Prov.Subar

adalah Monitoring harian pembuangan limbah. Hasil Rata – Rata

Monitoring Pengolahan Sampah sebagai berikut :

Tabel 1.2 Karakteristik Pengolahan Sampah

No Karakteristik Limbah Berat (Kg a/ L)


1 Limbah Padat Infeksius 15 – 20 kg / hari
2 Limbah Tajam Infeksius 5 kg / 3 hari
3 Limbah Cair infeksius 20 L / Bulan

Sampah padat dan cair yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

pelayanan RSUD Prov.Sulbar dimulai dari proses pengumpulan,

pemisahan, pengankutan, penampungan dan pemusnahan.

Sampah akan diambil oleh cleaning service pada tiap-tiap ruangan

dengan memishkan sampah antara sampah non infeksius

menggunakan plastik hitam dan sampah infeksius menggunakan

kantong plastik warna kuning. Khususnya untuk spoit/jarum, lancet

dan benda tajam lainnya menggunakan safety box yang telah

disediakan pihak sanitarian RSUD Prov Sulbar.

Pengangkutan limbah non medis padat ke TPS dilakukan tiga

(3) kali dalam sehari yaitu pukul 06.30 – 07.30 Wita, pukul 13.00-

14.00 dan pukul 16.30-17.30 Wita. Setelah dipisahkan dan diambil


11

dari masing-masing ruangan sampah ditampung pada tempat yang

merupakan lanjutan dari proses pengelolaan sampah yaitu tempat

pembuangan sampah sementara (TPS) yang dimiliki oleh RS.

Tempat penampungan sampah sementara dibedakan juga sesuai

dengan jenis sampah yang akan dibuang, yaitu TPS untuk sampah

infeksius, non infeksius. Sampah jenis infeksius akan dimusnahkan

bekerjasama dengan pihak III (PT. Mitra Hijau) sebagai

pengangkutan kemudian dimusnahkan, sedangkan untuk sampah

non infeksius akan diangkut oleh pihak Dinas Kebersihan Prov

Sulbar setiap hari.


12

BAB 3

PEMBAHASAN

A. Pengolahan Limbah Cair (Domestik)

Air limbah adalah seluruh air buangan yang berasal dari hasil

proses kegiatan sarana pelayanan kesehatan yang meliputi : air limbah

domestik (air buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian

pakaian). Di dalam proses pengolahan air limbah khususnya yang

mengandung polutan senyawa organik, teknologi yang digunakan di

RSUD Provinsi Sulawesi Barat dengan menggunakan aktifitas mikro –

organisme untuk menguraikan senyawa polutan organik tersebut. Proses

pengolahan air limbah dengan aktifitas mikro – organisme disebut

“Proses Biologi / Biotech (IPAL)”.

Proses pengolahan air limbah secara biologis tersebut dapat

dilakukan pada kondisi aerobik (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa

udara) atau kombinasi anaerobik dan aerobik. Proses yang digunakan

pada Instansi PKL (Magang) yakni RSUD Provinsi Sulawesi Barat ialah

proses pengolahan air limbah secara kombinasi antara aerobik dan

anaerobik.

Alur pengolahan IPAL di RSUD Provinsi Sulbar sebagai berikut:

Limbah Domestik yang berasal dari sumber RS di salurkan melalui

sistem pembuangan air limbah (Inlet) yang menuju ke bak reservoir (bak

pengendapan) yang berfungsi memisahkan limbah cair dengan limbah

padat serta pemisahan kadar lemak pada air limbah sebelum dialirkan ke

bak ekualisasi (bak kontrol). Di bak kontrol (Ekualisasi) secara umum

berfungsi sebagai menyamakan debit air yang akan masuk ke


13

pengolahan limbah secara biologis “Biotech”. Setelah melalui tahap

reservoir dan ekualisasi maka limbah domestik akan di olah dengan micro

– organisme “Biotech” secara aerobik dan anerobik. Biotech yang

digunakan memiliki kapasitas (3 m3 / hari, ukuran R = 1350 x T = 1500 x

P = 2300 x 1 tangki) dengan total 4 tangki yang dimiliki pihak RSUD

Provinsi Sulbar, jadi total kapasitas limbah cair yang dapat diolah pada

alat Biotech tersebut sebanyak 9200 L / hari, setelah melalui proses

secara mikro – organisme maka limbah yang telah diolah tersebut dapat

di buang secara langsung ke lingkungan.

Untuk monitoring kualitas karakteristik Air Limbah RSUD Prov

Sulbar seperti parameter TSS, BOD, COD, Minyak & Lemak, NH3-N,

MBAS, Total Coliform dilakukan pemeriksaan bekerjasama dengan Dinas

Pengelolaan Lingkungan Hidup UPT Laboratorium Lingkungan Hidup

(UPTD Laboratorium DLHD Prov. Sulbar) secara triwulan. Sedangkan

monitoring kualitas limbah untuk parameter pH dilaksanakan pemeriksaan

rutin secara perhari oleh petugas sanitasi RSUD Prov Sulbar.

B. Pengolahan Sampah

Pengelolaan dan pemantauan limbah padat di RSUD Prov

Sulbar telah dilakukan sesuai dengan pedoman sanitasi RS. Untuk

Operasional pengelolaan dan pemantauan limbah padat telah

disusun dalam standar operasional prosedur (SOP) yang menjadi

acuan dalam realisasinya.

Dalam pelaksanaanya pengelolaan limbah padat RSUD

Prov.Sulbar telah sesuai dengan persyaratan limbah infeksius dan


14

limbah non infeksius dan pemusnahan limbah infeksius berkerja

sama dengan PT. Mitra Hijau untuk dilakukan pemusnahan.

Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk

mengelola Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) berupa proses

penyimpanan, penggunaan, penanganan dan pembuangan limbah

B3 untuk mencegah dan mengendalikan dampak lingkungan yang

akan muncul sebagai konsekuensi atas penggunaan bahan

tersebut.

Berikut penanganan Limbah B3 yang ditetapkan

berdasarkan Standar Operasional Operasional Prosedur (SOP)

yang menjadi acuan dalam realisasinya.

1. Petugas pengumpul Limbah B3 wajib memakai sarung

tangan, masker dan sepatu khusus setiap akan memulai

melakukan tugas.

2. Limbah B3 diletakkan di tempat yang disediakan dengan

tanda (Khusus)

3. Limbah B3 diangkut menggunakan trolly khusus lalu

dikumpulkan di tempat penyimpanan sementara.

4. Pengumpulan yang dilakukan mengikuti rute yang sudah

ditentukan.

5. Pengangkutan limbah B3 dilakukan 3 – 4 kali dalam

sebulan oleh petugas.


15

Untuk peanganan Limbah padat Non Medis yang ditetapkan

berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi

acuan dalam realisasnya.

1. Unit – unit penghasil limbah non medis padat melakukan

pembuangan limbah non medis padat di tempat yang

telah disediakan yaitu pada kontainer yang telah dilapisi

plastik hitam.

2. Petugas cleaning service melakukan pengambilan limbah

non medis padat dari masing – masing unit penghasil

limbah non medis padat dengan cara kantong plastiknya

diikat dengan kuat dan diangkut dengan menggunakan

troly tertutup khusus limbah non medis.

3. Pengangkutan limbah non medis padat ke TPS dilakukan

tiga (3) kali dalam sehari yaitu pukul 06.30 – 07.30 Wita,

pukul 13.00 – 14.00 dan pukul 16.30 – 17.30 Wita.

4. Petugas melakukan penimbangan limbah non medis

padat sebelum dimasukkan di TPS.

5. Pengangkutan limbah non medis padat ke TPA dilakukan

oleh pihak rekanan.

C. Kendala Pengolahan Sanitasi RSUD Prov. Sulbar

1. Pengolahan Limbah Cair (Domestik)

Kendala yang didapatkan pada pengolahan limbah cair (Domestik)

bagi pihak sanitasi RSUD Provinsi Sulbar, ditinjau dari banyaknya

pengunjung yang hadir mencapai 120 orang/hari untuk pasien rawat


16

jalan ditambah dengan ketenagaan pegawai RSUD Prov Sulbar

sebanyak 300 orang, serta kapasitas tempat tidur yang disiapkan

sebanyak 228 TT. Jadi total pengunjung dan ketenagaan mencapai

600 orang/hari diluar dari pasien rawat inap. Maka sistem IPAL

(Instalasi Pengolahan Air Limbah) kewalahan dalam mengatasi

jumlah Air limbah cair (Domestik) yang mengalami kelebihan

kapasitas limbah cair yang diolah dalam sehari. Dengan ini Sistem

IPAL yang dimiliki RSUD Provinsi Sulbar dikatakan tidak memenuhi

syarat dengan keluhan kelebihan limbah cair yang diolah per-hari.

Dari pihak stakeholder (Pemangku kepentingan) telah

mengupayakan agar pengolahan IPAL tersebut dapat memenuhi

syarat ketentuan Permenkes no 7 tahun 2019 tentang kesehatan

linkungan rumah sakit dengan isi sebagai berikut harus memenuhi

ketentuan RS (Rumah Sakit) memiliki Unit Pengolahan Limbah Cair

(IPAL) dengan teknologi yang tepat dan desain kapasitas olah limbah

cair yang sesuai dengan volume limbah cair yang dihasilkan. Maka

dengan itu pihak RSUD Provinsi Sulawesi Barat mengupayakan akan

merenovasi IPAL dengan menambah kapasitas volume serta proses

pengolahan yang lebih baik lagi supaya air limbah dapat diolah

dengan sebaik mungkin sebelum dibuang ke badan lingkungan.

2. Pengelohaan Sampah

Berdasrkan Peraturan Pemerintah No. 74 mengenai


Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Pada saat
ini Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Provinsi Sulawesi
Barat telah melakukan kegiatan Penyimpanan Sementara
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
17

Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat telah


merealisasikan Keputusan Kepala Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan No. KEP. 04/ BAPEDAL / 09/ 1995 tentang
tata cara persyaratan penimbunan hasil pengolahan,
persyaratan lokasi bekas pengolahan, dan lokasi berkas
penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun.
Secara umum Limbah B3 yang di hasilkan oleh Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat Jumlahnya semakin Hari
semakin Bertambah karena Pasien yang berkunjung dan
berobat ke Rumah sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat
Semakin Meningkat.
Ada Pun Limbah Bahan Berbaya atau Infeksius yang
dihasilkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi
Barat Adalah :
1. Spoit ( Jarum Suntik )

2. Ampul

3. Botol

4. Limbah cair

5. Limbah medis padat

Dalam pemilahan sampai penyimpanan di TPS secara


prosedur telah dilaksanakan dengan baik, namun kendala
terhadap pengangkutan dan pemusnahan baik sampah medis
dan non medis. Tekhusus Sampah medis yang tercatat dalam
neraca limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dimiliki
RSUD Prov.Sulbar tahun 2020 mencapai total 486,55 Kg pada
bulan Januari tahun 2020.
Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) RSUD
Prov.Sulbar di bulan Februari 2020 mengalami kendala akibat
tumpukan sampah medis yang di hasilkan kemungkinan
18

mengakibatkan akan menjadi sumber penyakit baru. Sampah


hasil olahan RS yang bekerjasama dengan pihak ke III (PT.
Mitra Hijau Asia) akan dilakukan pengangkutan dan
pemusnahan setelah 100 hari pengumpulan di TPS.
Dalam PP RI No. 101 Tahun 2014 tentang Pengolahan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Melakukan
penyimpanan limbah B3 paling lama 90 hari sejak limbah B3
dihasilkan sebesar 50 kg per hari atau lebih, sedangkan ditinjau
dari limbah yang dihasilkan dari RSUD Prov.Sulbar bisa
melebihi 50 kg per hari. Ini mengakibatkan limbah yang ada di
TPS kemungkinan dapat memunculkan risiko penyakit baru.
Limbah padat diantaranya terdiri dari limbah bekas
makanan, botol bekas, dll yang bersifat non infeksius yang
berada di TPS mengalami kendala terhadap terlambatnya
pengangkutan ke TPA diakibatkan Dinas Kebersihan
Lingkungan hanya melaksanakan pengangkutan 1x sehari pada
malam hari sehingga sampah padat di TPS seringkali penuh
dan menghasilkan lindih yang berakibat memunculkan bau
busuk yang menyengat.
19

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengelolaan dan pemantauan kualitas Limbah Cair di RSUD

Prov.Sulbar secara keseluruhan telah dijalankan dengan baik.

Kandungan zat – zat berbahaya seperti Parameter Fisik yaitu

pH dan TSS, Parameter Kimia Organik yaitu BOD, COD, NH3-

N, Minyak & Lemak,dan MBAS, Parameter Mikrobiologi yaitu

Total Coliform masih berada dibawah amabang batas.

2. Pengelolaan dan pemantauan limbah padat di RUSD

Prov.Sulbar telah berjalan dengan baik. Pemusnahan limbah

padat medis dilaksanakan oleh PT. Mitra Hijau Asia.

Permasalahan justru dari pihak dinas kebersihan yang sering

terlambat melakukan pengangkutan sampah sehingga sampah

sering bertumpukan di TPS RSUD Prov.Sulbar

B. Saran

1. Instalasi Pengolahan Air Limbah di RSUD Prov.Sulbar

diharapkan secepatnya dilakukan renovasi (penambahan

kapasitas olahan per hari) disamping kenyamanan estetika

serta penyehatan tanah pada kawasan rumah sakit dapat

terpenuhi.
20

2. Melakukan pengawasan yang lebih baik lagi pada dinas

kebersihan agar kenyamanan RSUD Prov.Sulbar dapat

dirasakan baik pengunjung serta pegawai rumah sakit.


21

DAFTAR PUSTAKA
22

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai