Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

WORKSHOP PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING DAN


WASTING SERTA PENGUATAN JEJARING RUJUKAN BAGI TENAGA
KESEHATAN RSUD dr. SALIM ALKATIRI NAMROLE, FKTP DAN
KADER POSYANDU
TAHUN 2023

I. Pendahuluan
A. Dasar Hukum
1. Undang-undang no 36 Tahun 2009
2. Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 20212 Tentang ASI Eksklusif
3. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan gizi yang mentitikberatkan pada
penyelamatan 1000 HPK
4. Perpres Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan
Stunting
5. PERPRES No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024

B. Latar Belakang
Stunting merupakan persoalan yang ada, nyata dan
berlangsung lama dan diperlukan upaya-upaya yang terintegrasi,
hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 mencatat
menyebut bahwa angka stunting balita Indonesia pada 2022 adalah
21,6 persen, menurun dari 24,4 persen pada 2021. Sedangkan
prevalensi balita stunting di Maluku mencapai 26,1% pada 2022.
Angka ini menempatkan provinsi tersebut berada di peringkat ke-13
nasional. Provinsi Maluku memangkas angka balita stunting sebesar
2,6 poin dari tahun sebelumnya. Pada SSGI 2021, prevalensi
balita stunting di provinsi ini mencapai 28,7%. Berdasarkan
wilayahnya, terdapat 6 kabupaten di atas rata-rata prevalensi
balita stunting Maluku. Kabupaten Buru Selatan merupakan wilayah
dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Maluku pada SSGI
2022, yakni mencapai 41,6%. Angka ini naik 2,5 poin dari 2021 yang
sebesar 39,1% (SSGI, Tahun 2022).
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama,
sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni
tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar
usianya. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas
manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya
saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya
terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja,
melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana
tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di
sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Wasting merupakan gabungan antara gizi kurang dan gizi
buruk serta salah satu predictor terjadinya stunting, sehingga perlu
upaya pencegahan wasting sebelum terjadinya stunting.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022
menyebutkan bahwa angka balita wasting Indonesia pada 2022
adalah 7,7%, meningkat dari 7,1 persen pada 2021. Di Provinsi
Maluku prevalensi balita wasted mencapai 26,1 %. Sedangkan
Prevalensi balita wasted di kabupaten Buru Selatan menduduki
peringkat ke-3 dengan jumlah 14,8%. (SSGI, 2022). Wasting adalah
kondisi kekurangan gizi yang disebabkan tidak terpenuhinya
asupan nutrisi atau adanya penyakit pada anak. Kondisi ini bisa
menyebabkan berat badan anak berkurang drastis atau berada di
bawah angka normal. Seringkali masalah-masalah non kesehatan
menjadi akar dari masalah stunting dan wasting, baik itu masalah
ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya
pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan.
Karena itu, kesehatan membutuhkan peran semua sektor dalam
tatanan masyarakat.
Upaya pencegahan dan penurunan stunting dan wasting perlu
dilakukan secara komprehensif serta melibatkan berbagai pihak,
mulai dari tahap perencanaan hingga tahap pemantauan dan
evaluasinya. Upaya percepatan pencegahan stunting dan wasting
dilakukan melalui dua jenis intervensi, yaitu upaya untuk mencegah
dan mengurangi gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik)
dan upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak
langsung (intervensi gizi sensitive). Intervensi gizi spesifik umumnya
dilakukan di sektor kesehatan, namun hanya berkontribusi 30%,
sedangkan 70% nya merupakan kontribusi intervensi gizi sensitif
yang melibatkan berbagai sektor seperti ketahanan pangan,
ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan,
pendidikan, sosial, dan sebagainya. Upaya intervensi gizi spesifik
untuk balita pendek difokuskan pada kelompok 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK), yaitu Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23
bulan, karena penanggulangan balita pendek yang paling efektif
dilakukan pada 1.000 HPK.
Penurunan prevalensi stunting dan wasting merupakan salah 1
diantara 5 program nasional yang telah ditetapkan di Rumah sakit.
Pelaksanaan program nasional oleh rumah sakit diharapkan mampu
meningkatkan akselerasi pencapaian target RPJMN bidang
kesehatan sehingga upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat terwujud. Rumah Sakit melakukan edukasi,
pendampingan intervensi dan pengelolaan gizi serta penguatan
jejaring rujukan kepada rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP di
wilayahnya serta rujukan masalah gizi. Hal tersebut yang
melatarbelakangi Workshop Pencegahan dan Penanganan Stunting
dan Wasting serta penguatan jejaring rujukan bagi tenaga kesehatan
RSUD dr. Salim Alkatiri Namrole, FKTP dan kader posyandu.
II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting dan
wasting di Kabupaten Buru Selatan

b. Tujuan khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang stunting dan wasting
2. Memperkuat fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus
stunting dan wasting
3. Menjadikan rumah sakit sebagai pendamping klinis dan
manajemen
4. Mengembangkan kedudukan rumah sakit untuk pemantauan
dan evaluasi
5. Membangun komitmen bersama para jejaring RSUD dr. Salim
Alkatiri dalam hal ini Puskesmas sekabupaten Buru Selatan
dalam penanganan kasus yang membutuhkan rujukan dan
intervensi lebih lanjut.
III. Cara Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk workshop, adapun proses
pelaksanaan kegiatan sbb:
a. Metode pelaksaan Kegiatan
Kegiatan Workshop stunting dan wasting dilaksanakan dengan
metode ceramah dan Tanya jawab
b. Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan Workshop stunting dan wasting adalah :
1. Persiapan
Melakukan kordinasi dengan dinas terkait tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan, kemudian menghubungi unit terkait dan
narasumber serta Mempersiapkan sarana dan prasrana yang
yang akan digunakan.
2. Pelaksanaan
Workshop bagi Petugas RS, Petugas FKTP dan jejaring serta
kader dilakukan di Aula Kantor Bupati Buru Selatan
3. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan dengan metode diskusi dan Tanya jawab.
IV. Sasaran :
Sasaran Workshop stunting dan wasting adalah Petugas RSUD
dr.Salim Alkatiri, dan Petugas Puskesmas 3 Puskesmas terdekat
(Puskesmas Namrole, Puskesmas Oki Baru dan Puskesmas Wamsisi)
serta Kader kesehatan.

V. Tempat dan waktu kegiatan


Kegiatan ini dilakasanakan pada tanggaL 7 November 2023 Di Aula
Kantor Bupati Buru Selatan.

VI. Dana
Sumber dana dari kegiatan ini bersumber dari Dana Akreditasi dr.
Salim Alkatiri Namrole tahun 2023.

VII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


a. Pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan
b. Pelaporan dibuat setelah kegatan selesai sesuai format yang ada
VIII. Penutup
Hasil akhir yang diharapakan dari pelaksanaan kegiatan ini
adalah dapat berperan secara signifikan menurunkan prevalensi
stunting dan wasting di kabupaten Buru Selatan melalui peningkatan
ilmu dan skill bagi para petugas kesehatan baik dari fasilitas
kesehatan tingkat pertama sampai ke Pusat Rujukan di Kabupaten.

Namrole, 23 Oktober 2023


Mengetahui Ketua Panitia
Direktur

Drs. Ibrahim Banda, MM Dr Anitha M. Mairuhu, Sp.A., M.Ked.klin


NIP.196505071988031026 NIP.198808182019032007
JADWAL PELAKSANAAN WORKSHOP PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
STUNTING DAN WASTING SERTA PENGUATAN JEJARING RUJUKAN BAGI
TENAGA KESEHATAN RSUD dr. SALIM ALKATIRI NAMROLE, FKTP DAN
KADER POSYANDU
TAHUN 2023
Waktu (WIT) Kegiatan Pembicara Moderator/PJ
09.00-09.30 Registrasi Peserta - Panitia
09.00-10.00 Pembukaan Direktur RSUD dr.Salim Panitia
Alkatiri
10.00-10.30 Pendatangan Berita Acara dan Direktur Panitia
MOU dengan Petugas FKTP Petugas FKTP dan
RS dan Jejaring Jejaring RS
10.30-11.30 Sosialisasi dan pendampingan Dr Anitha M. Mairuhu, Moderator
klinis stunting dan wasting Sp.A., M.Ked.klin
11.30-12.30 Sosialisasi dan pendampingan Dr Zella A. Angela, Sp.OG Moderator
klinis stunting dan wasting
12.30-13.30 Tanya jawab Moderator Moderator
13.30-14.00 Penutupan Panitia

Namrole, Oktober 2023


Ketua Panitia

dr. Anitha M. Mairuhu, Sp.A., M.Ked.klin


NIP.198808182019032007
PANITIA WORKSHOP PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING DAN
WASTING SERTA PENGUATAN JEJARING RUJUKAN BAGI TENAGA
KESEHATAN RSUD dr. SALIM ALKATIRI NAMROLE, FKTP DAN KADER
POSYANDU
TAHUN 2023

Ketua : Dr Anitha M. Mairuhu, Sp.A., M.Ked.klin

Sekretaris : Beby R. Noya, SST

Bendahara : Puji Rahayu, Amd.Keb

Seksi Acara :

1. Santi Letetuni, Amd.Keb


2. Yunita Melinda Waas, SKM
3. Marlin Putirulan, A.Md.Keb

Seksi Perlengkapan :

1. Irma Manilet, S.Gz


2. Apriani Uweng, Amd.Gz

Seksi Dokumentasi :

1. Sadia Ely, Amd.Gz


2. Yohanis Marcelinus Sabaleku, S.Farm

Seksi Konsumsi

1. Masna Ely, A.Md.Kep


2. Juwita Toatubun, S.Kep., Ns

Namrole, Oktober 2023


Ketua Panitia

Dr Anitha M. Mairuhu, Sp.A., M.Ked.klin


NIP.1988081820190320
KERANGKA ACUAN

WORKSHOP PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING DAN


WASTING SERTA PENGUATAN JEJARING RUJUKAN BAGI TENAGA
KESEHATAN RSUD dr. SALIM ALKATIRI NAMROLE, FKTP DAN
KADER POSYANDU
TAHUN 2023

OLEH :

TIM STUNTING DAN WASTING

Anda mungkin juga menyukai