Anda di halaman 1dari 48

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP

KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA


SISWA SMPN 26 MAKASSAR
TAHUN 2020

PROPOSAL

Oleh
……………….
…………..

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
YASASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (YPUP)
MAKASSAR
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul :Hubungan Kelincahan Dan Keseimbangan Terhadap


Kemampuan Menggiring Bola Pada Siswa SMPN 26 Makassar
tahun 2020.
Nama : …….

Nim : …….

Prodi : PENJASKESREK

Jenjang : S-1

Yang telah kami periksa, perbaiki dan menyetujui untuk dapat diajukan Seminar

Usulan.

Makassar … Oktober 2019

Menyetujui
Dosen Pembimbing.

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr.Andi Hasriadi Hasyim. M.Pd Andi Sharul Jahrir, S.Pd. M.Pd


NIDN : 04250218607 NIDN : 0905099801

Mengetahui
Ketua Program Studi Penjaskesrek

Dr.Andi Hasriadi Hasyim. M.Pd.


NIDN : 04250118607
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan

aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir

kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan

moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih

melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang

direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan

makna mutu pendidikan yang dikaitkan dengan aspek kemampuan

kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-

aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill.

Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan

memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang

komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah

memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan


kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk membela desa, daerah dan

negara. Sepak bola yang sudah memasyarakat itu merupakan

gambaran persepakbolaan di Indonesia khususnya negara maju pada

umumnya. Sepakbola merupakan permainan tim, oleh karena itu

kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepakbola yang

harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan

kemenangan. Kemenangan dalam permainan sepakbola hanya akan

diraih dengan melalui kerjasama dari tim tersebut. Seorang pemain

sepakbola dalam bertahan maupun menyerang kadang-kadang

menghadapi pemain yang memiliki kuat dan lincah, ataupun harus

lari dengan kecepatan maksimal ataupun berakselerasi menghindari

lawan, berhenti mendadak untuk menguasai bola dengan tiba-tiba.

Seorang pemain sepakbola dalam mengatasi hal seperti itu haruslah

dibina dan dilatih sejak awal.

Kondisi fisik pemain sepakbola menjadi objek utama untuk

dibina dan dikembangkan oleh pelatih sepakbola selain teknik,

taktik, mental dan kematangan bertanding. Kondisi fisik yang prima

serta siap untuk menghadapi pertandingan merupakan unsur yang

penting dalam permainan sepakbola. Kondisi fisik yang prima serta

penguasan teknik yang baik dapat memberikan sumbangan yang

cukup menentukan untuk memiliki kecakapan bermain sepakbola.

Dalam proses latihan unsur-unsur kondisi fisik menempati posisi


terdepan untuk dilatih, sebelum melanjutkan ke latihan teknik,

taktik, mental dan kematangan bertanding dalam pencapaian

prestasi. Lebih lanjut Suharno (1985: 24), menyatakan bahwa

pembinaan fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding

merupakan sasaran latihan secara keseluruhan, dimana aspek yang

satu tidak dapat ditinggalkan dalam program latihan yang

berkesinambungan sepanjang tahun.

Hal yang menunjukan bahwa semua cabang olahraga

khususnya sepakbola dapat ditingkatkan pada usia muda untuk

pencapaian prestasi tertinggi. Peningkatan kondisi fisik pada

olahraga sepakbola dapat dibangun mulai usia 14 tahun.

Seseorang pemain sepak bola harus memiliki dan menguasai

teknik bermain yang baik terutama teknik dengan bola, yang

diperlukan saat untuk menyerang, bertahan dan menguasai bola .

Salah satu teknik yang diperlukan dalam sepakbola adalah teknik

menggiring bola (dribbling). Yang perlu dilatih dengan baik,

disamping untuk menghindari dan melakukan gerak tipu untuk

mengecoh lawan saat menguasai bola perlu memiliki kelentukan

dan reaksi untuk melakukan gerakan mengecoh, mengontrol,

menghindari sergapan lawan dan mengoperkan bola sesuai dengan

yang diinginkan pemain. Kecepatan, keseimbangan, kelentukan,

kelincahan, reaksi, endurance sangat dibutuhkan oleh seseorang


pemain sepak bola dalam menghadapi situasi dan kondisi tertentu.

Bagi seorang pemain sepakbola situasi yang berbeda-beda selalu

dihadapi dalam setiap pertandingan, seorang pemain sepak bola

menghendaki gerakan yang indah dan cepat sering dilakukan unsur

kecepatan, kelincahan dan keseimbangan yang sangat ditentukan

untuk gerakan tersebut akan menunjang efektifitas gerakan

menggiring bola.

Teknik dalam permainan sepak bola meliputi dua macam

teknik yaitu : teknik dengan bola dan tanpa bola. Teknik dasar

bermain sepakbola yang harus dikuasai meliputi menendang bola,

menghentikan bola, mengontrol bola , gerak tipu, tackling ,

lemparan kedalam dan teknik menjaga gawang. Mengontrol bola

diantaranya adalah menjaga dan melindungi bola dengan kaki untuk

terus dibawa kedepan disebut juga menggiring (dribbling).

Menggiring bola tidak hanya membawa bola menyusuri

tanah dan lurus ke depan melainkan menghadapi lawan yang

jaraknya cukup dekat dan rapat. Hal ini menuntut seorang pemain

harus memiliki kemampuan menggiring bola dengan baik. Dribling

berguna untuk melewati lawan, mencari kesempatan memberi

umpan kepada kawan dan untuk menahan bola tetap ada dalam

penguasaan . Dribling memerlukan ketrampilan yang baik dan

dukungan dari unsur-unsur kondisi fisik yang baik pula seperti


keseimbangan dan kelincahan dapat memberikan kemampuan gerak

lebih cepat. Berdasarkan observasi terhadap Siswa SMP Neg 26

Makassar banyak pemain yang kurang baik dalam menggiring bola,

mereka cenderung monoton dalam menggiring bola, kurang

terampil dalam melewati lawan. Terlihat pada saat bermain sepak

bola banyak pemain yang kesulitan dalam melewati lawan hal ini

diduga karena kurangnya keseimbangan dan kelincahan yang

dimiliki oleh setiap pemain.

Kelincahan pada umumnya di definisikan sebagai kemampuan mengubah

arah secara efektif dan cepat, sambil berlari hampir dalam keadaan penuh.

Kelincahan terjadi karena gerakan tenaga yang ekplosif. M. Sajoto (2009 : 90)

mendefinisikan kelincahan sebagai kemampuan untuk mengubah arah dalam posisi di

arena tertentu. Kelincahan biasanya dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan

cepat, mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antara pemain dan

kemampuan berkelit dari pemain di lapangan. Kemampuan bergerak mengubah arah

dan posisi tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang

relatif singkat dan cepat.

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-

organ syaraf otot (M. Sajoto, 1995:9). Keseimbangan adalah kemampuan

mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada

kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada

telinga dan reseptor pada otot.


Dari pendapat di atas menunjukkan unsur teknik menggring bola sangat

diperlukan dalam permainan sepakbola. Sedangkan kemampuan menggiring bola

juga merupakan unsur terpenting dalam permainan sepakbola, namun juga memiliki

banyak unsur koordinasi mata-kaki dan kelincahan. Dengan pertimbangan hal di atas

maka peneliti merasa perlu membuktikan dengan mengadakan penelitian yang

berjudul: “Hubungan Antara Kelincahan dan keseimbangan Terhadap Kemampuan

Menggiring Bola Pada Siswa SMP Negeri 26 Makassar.”

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian di atas yang dikemukakan dalam latar belakang

masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sehubungan dengan

“Hubungan Antara Kelincahan Dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan

Menggiring Bola Dalam permainan sepak bola.

1. Seberapa besar hubungan antara kelincahan dengan keterampilan menggiring

bola pada Siswa SMP Neg 26 Makassar.?

2. Seberapa besar hubungan antara keseimbangan dengan keterampilan

menggiring bola pada Siswa SMP Neg 26 Makassar.?

3. Seberapa besar hubungan antara kelincahan dan keseimbangan dengan

keterampilan menggiring bola pada Siswa SMP Neg 26 Makassar.?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui :


1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kelincahan dengan keterampilan

menggiring bola Siswa SMP Neg 26 Makassar.

2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan keseimbangan dengan

keterampilan menggiring bola pada Siswa SMP Neg 26 Makassar.

3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kelincahan dan keseimbangan

dengan keterampilan menggiring bola pada Siswa SMP Neg 26 Makassar.

B. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

a. Bagi Sekolah, Guru Pendidikan Jasmani, dan Pelatih Ekstrakurikuler Dapat

dipakai sebagai bahan kajian dalam pengembangan dan meningkatkan

keterampilan sepakbola khususnya dalam menggiring bola.

b. Bagi Siswa

Sebagai penambah ilmu dan wawasan dalam bidang teknik dasar sepakbola.

c. Bagi Masyarakat Umum

Menjadi paham bahwa penting dalam melakukan latihan menggiring bola.

2. Secara Praktis

a. Bagi Sekolah, Guru Pendidikan Jasmani, dan Pelatih Ekstrakurikuler

Sebagai bahan perbandingan terhadap faktor-faktor yang berkaitan dengan

peningkatan kemampuan menggiring bola.

b. Bagi Siswa

Meningkatkan ketrampilan sepakbola khususnya kelincahan dan

keseimbangan dalam menggiring bola.


c. Bagi Masyarakat Umum Dapat mengerti dan mengenal bagaimana cara

untuk melatih menggiring bola.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Permainan Sepakbola.

Sepakbola adalah permainan yang menantang secara fisik

dan mental. Pemain harus melakukan gerakan yang terampil di

bawah kondisi permainan yang waktunya terbatas, fisik dan mental


yang lelah dan sambil menghadapi lawan. Pemain harus mampu

berlari beberapa mil dalam suatu pertandingan, hampir menyamai

kecepatan sprinter dan menanggapi berbagai perubahan situasi

permainan dengan cepat. Dan, pemain harus memahami taktik

permainan individu, kelompok dan beregu. Kemampuan pemain

untuk memenuhi semua tantangan ini menentukan penampilan

pemain di lapangan sepakbola. Cipta (2012: 23) Sepakbola adalah

suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola kian

kemari untuk diperebutkan di antara pemain-pemain yang

mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan

mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola. Di

dalam permainan sepakbola, setiap pemain diperbolehkan

menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan.

Hanya penjaga gawang atau kiper yang diperbolehkan memainkan

bola dengan kaki dan tangan.

Sepakbola merupakan permainan beregu yang masing-

masing regu terdiri atas sebelas pemain. Biasanya permainan

sepakbola dimainkan dalam dua babak (2x45 menit) dengan waktu

istirahat (10 menit) di antara dua babak Mencetak gol ke gawang

merupakan sasaran dari setiap kesebelasan. Suatu kesebelasan

dinyatakan sebagai pemenang apabila kesebelasan tersebut dapat

memasukkan bola ke gawang lebih banyak dan kemasukan bola


lebih sedikit jika dibandingkan dengan lawannya. Sepakbola

merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang

masingmasing regu terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang

lazim disebut kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan

berusaha memasukan bola sebanyakbanyaknya kedalam gawang

lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak

kemasukan ( Sarumpaet, 1992: 5). Agar peraturan-peraturan

permainan ditaati oleh pemain pada saat permainan atau

pertandingan berlangsung maka ada wasit dan hakim garis yang

memimpin atau mengawasi pertandingan tersebut. Setiap

pelanggaran yang dilakukan oleh pemain ada sangsinya

(hukumnya), oleh karena itu kedua kesebelasan diharapkan bermain

sebaik mungkin serta memelihara sportifitas ( Sarumpaet.1992: 5).

Sepakbola mempunyai tujuan yang sangat sederhana, yaitu

berusaha memasukan bola ke gawang lawan dan berusaha

mempertahankan gawangnya agar tidak kemasukan bola dari lawan.

Apabila unsur unsur yang menunjang dalam mencapai tujuan

permainan maka tujuan tersebut akan dapat dengan mudah tercapai.

a. Teknik Dasar Permainan Sepakbola

Teknik dasar merupakan salah satu fundasi bagi seseorang

pemain untuk dapat bermain sepakbola. Menurut Sarumpaet (1992:

17) bahwa teknik dasar adalah semua kegiatan yang mendasari


sehingga dengan modal sedemikian itu sudah dapat bermain

sepakbola. Untuk meningkatkan mutu permainan kearah prestasi

maka masalah teknik dasar merupakan persyaratan yang

menentukan.

Dengan demikian seorang pemain sepakbola yang tidak

menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola

tidaklah mungkin akan menjadi pemain yang baik dan terkemuka.

Semua pemain sepakbola harus menguasai teknik dasar dan

keterampilan bermain sepakbola karena orang akan menilai sampai

dimana teknik dan keterampilan para pemain. Oleh karena itu tanpa

menguasai dasar-dasar teknik dan keterampilan sepakbola dengan

baik untuk selanjutnya tidak akan dapat melakukan prinsip-prinsip

bermain sepakbola, tidak dapat melakukan pola-pola permainan

atau pengembangan taktik modern dan tidak akan dapat pula

membaca permainan. Menurut Sukatamsi (1984: 34) bahwa teknik

dasar bermain sepakbola terdiri dari:.

1) Teknik dengan bola, diantaranya adalah:

a) Menendang bola
Gambar 1. Teknik dasar menendang bola
(Sucipto, dkk, 2000:17)
Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola

yang paling banyak digunakan dalam permainan sepakbola. Maka

teknik dasar menendang bola merupakan dasar dalam permainan

sepakbola. Seorang pemain sepakbola yang tidak mengusai teknik

menendang bola dengan sempurna tidak mungkin menjadi pemain

yang baik (Sukatamsi, 2001: 2.38).Kesebelasan sepakbola yang

baik dan tangguh adalah suatu kesebelasan sepakbola yang semua

pemainnya menguasai teknik dasar menendang bola dengan baik,

cepat, cermat dan tepat pada sasaran, sasaran pada teman maupun

sasaran dalam membuat gol kegawang lawan.

Cepat disini diartikan pemain harus menguasai semua

gerakan-gerakan. bagian-bagian dan teknik dasar bermain

sepakbola dan terampil memainkan bola dalam segala situasi dan

posisi di setiap permainan, tidak melakukan gerakan-gerakan yang

tidak perlu, kecuali memperlambat gerakan juga akan membuang

waktu dan tenaga.

Menurut Sukatamsi (2001: 2.38 - 2.39) Tepat diartikan

pemain sepakbola memiliki keterampilan menendang bola,

tendangan operan kepada teman yang bergerak untuk mendapatkan

posisi luang mudah menerima bola dan tanpa mendapatkan

rintangan dan lawan maupun tendangan ke sasaran tempat luang ke


mulut gawang lawan, tanpa mendapatkan rintangan dan penjaga

gawang. Cermat diartikan juga dengan seksama, teliti dalam

memberikan bola kepada teman dengan mempergunakan jalan yang

sependek-pendeknya dan mudah diterima teman. Cermat juga dapat

berarti kesanggupan seseorang pemain mengontrol bola pada

tempat yang sempit, dan kesanggupan mengontrol bola hanya

dengan satu sentuhan dengan cepat memainkan bola seperti yang

dikehendaki Guna menunjang hasil tendangan yang baik, maka

perlu menguasai prinsip-prinsip teknik menendang bola.Fungsi dan

kegunaan dari tendangan :

1) Untuk memberikan operan kepada teman,

2) Memberikan umpan untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan,

untuk membuat gol kemenangan,

3) Untuk membersihkan atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang)

langsung ke depan, tendangan ini biasanya dilakukan oleh pemain belakang

untuk mematahkan serangan lawan,

4) Untuk melakukan bermacam-macam tendangan khusus seperti tendangan

bebas,tendangan sudut, tendangan gawang, tendangan penalty (Sukatamsi,

2001 2.41).

b) Menyundul Bola
Gambar 2. Teknik Dasar Menyundul Bola
(Sucipto, dkk, 2000:25)
Menurut Sukatamsi (2002:336), menyudul bola adalah meneruskan bola

dengan mempergunakan dahi yaitu daerah kepala di atas kening di bawah rambut. Ini

sesuai dengan yang dikatakan oleh Sucipto,dkk,(2000:32) bahwa menyundul adalah

memainkan bola dengan kepala.

Prinsip-prinsip teknik menyundul bola :

1) Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola,

2) Otot-otot leher dikuatkan,dikeraskan dan difleksasi dagu ditarik merapat

pada leher,

3) Untuk menyundul bola digunakan dahi yaitu daerah kepala di atas kedua

kening di bawah rambut kepala,

4) badan ditarik ke belakang melengkung pada daerah pinggang, kemudian

dengan gerakan seluruh tubuh yaitu kekuatan otot perut, kekuatan dorongan

panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan diayunkan

dan dihentakkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola,

5) Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka dan tidak boleh dipejamkan,

dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola

diarahkan dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera lari

mencari posisi (Sukatamsi, 2001: 31).


c) Menghentikan bola.

Gambar 3. Teknik Dasar Menghentikan Bola


(Sucipto, dkk, 2000:22)

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan

sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola.Tujuan

menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk di dalamnya untuk

mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk

passing (Sucipto, dkk, 2000: 22). Dilihat dan perkenaan bagian badan yang pada

umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha dan dada. Bagian

kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki

bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki.

d) Menggiring Bola.

Gambar 4. Teknik Dasar Menggiring Bola


(Sucipto, dkk, 2000:18)
Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar yang cukup memiliki

peranan penting dalam permainan sepak bola, tidak heran jika para pengamat

sepakbola khususnya mengatakan bahwa mahirnya seorang pemain dapat dilihat pada

bagaimana seorang pemain tersebut menggiring bola. Untuk meningkatkan

ketrampilan menggiring bola, teknik harus dilatih, seperti : kelincahan, keseimbangan

dan sebaginya. Kini banyak para pelatih mengabaikan atau menganggap tidak penting

hal itu. Ada dua unsur kondisi fisik yang cukup besar peranannya dalam menggiring

bola, yaitu kelincahan, dan keseimbangan yang menurut Bompa, Tudor O. (1983:

249) dikatakan sebagai komponen biomotor. Kelincahan hubungannya dengan

kecepatan mengubah arah untuk menghindari rintangan.

Hal itu dikatakan oleh Arpad (1972 : 145) bahwa menggiring bola adalah

mengulirkan bola terus menerus di tanah sambil lari. Menurut Charles (1980 :235)

menggiring bola adalah kemampuan seseorang pemain penyerang menguasai bola

untuk melewati lawan, dikatakan pula oleh Soedjono (1985 : 143)menggiring bola

adalah membawa bola dengan kaki untuk melewati lawan.

2) Teknik Badan (Teknik Tanpa Bola)

Yang dimaksud dengan teknik badan adalah cara pemain menguasai gerak

tubuhnya dalam permainan, dalam hal ini menyangkut cara lari, cara melompat, dan

gerak tipu badan. Cara berlari dalam permainan sepakbola mempunyai teknik

tersendiri, yaitu lari dengan langkah-langkah pendek dan cepat. Lari dengan bagian

depan telapak kaki memungkinkan hal itu.

Dengan cara lari yang demikian langkah-langkah kaki akan lebih ringan,
perubahan arah lebih mudah dilakukan, dan gerakan eksplosif hanya dapat dilakukan

jika pemain siap dengan berat badan bertumpu pada telapak kaki bagian depan

tersebut. Lari dengan seluruh telapak kaki berpijak di tanah (flat), akan menyulitkan

langkah pendek dan cepat, merubah arah atau untuk berhenti secara tiba-tiba. Akan

lebih sulit lagi untuk melakukan gerakan eksplosif seperti yang dituntut dalam

permainan sepakbola.

Cara melompat dalam sepakbola terutama bertujuan untuk menyundul bola.

Dalam perebutan bola, pemain perlu melompat lebih tinggi dari lawannya dan juga

melakukan timing yang pas dalam melakukan lompatan agar dapat lebih dahulu

menyundul bola daripada lawan. Selain iu juga diperhatikan cara mendarat setelah

melompat. Mendarat sebaiknya sebaiknya sedapat mungkin dilakukan dengan satu

kaki, tujuanya agar begitu mendarat pemain dapat segera melakukan gerakan

selanjutnya tanpa membuang masa.

Gerak tipu badan dapat dilakukan pemain dalam usaha untuk melewati lawan,

pemain dapat melakukan gerakan-gerakan yang tidak terduga dengan tubuhnya, baik

dengan gerakan, badan, bahkan terkadang dengan gerakan kepala. Gerakan tipuan ini

merupakan gerakan berhenti secara tiba-tiba pun termasuk gerak tipu badan. Prinsip

dari gerak tipu badan adalah semakin tidak terduga gerakan tersebut semakin baik.

2. Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu komponen fisik yang banyak dipergunakan

dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan

mengubah arah secara efektif dan cepat, sambil berlari hampir dalam keadaan penuh.
Kelincahan terjadi karena gerakan tenaga yang ekplosif. Besarnya tenaga ditentukan

oleh kekuatan dari kontraksi serabut otot

. Sedangkan menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984 : 8),

kelincahan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh

tanpa gangguan pada keseimbangan. Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-

ulang seperti halnya lari bolak-balik memerlukan kontraksi secara bergantian pada

kelompok otot tertentu.

Gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan kecepatan dan

pemacuan momentum secara bergantian. Rumus momentum adalah massa dikalikan

kecepatan. Massa tubuh seorang atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat

ditingkatkan melalui pada rogram latihan dan pengembangan otot. Diantara atlet yang

beratnya sama (massa sama), atlet yang memiliki otot yang lebih kuat dalam

kelincahan akan lebih unggul (Baley, James A.,1986 : 199).

Dari beberapa pendapat tersebut tentang kelincahan dapat ditarik pengertian

bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah atau posisi

tubuh secara cepat dan efektif di arena tertentu tanpa kehilangan keseimbangan.

Seseorang dapat meningkatkan kelincahan dengan meningkatkan kekuatan otot-

ototnya. Kelincahan biasanya dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat,

mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antara pemain dan kemampuan

berkelit dari pemain di lapangan. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi

tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relatif singkat

dan cepat. Kelincahan yang dilakukan oleh atlet atau pemain sepakbola saat berlatih
maupun bertanding tergantung pula oleh kemampuan mengkoordinasikan system

gerak tubuh dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi

Suharno HP (1985: 33) mengatakan kelincahan adalah kemampuan dari

seseorang untuk berubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan situasi yang

dihadapi dan dikehendaki. Nossek Jossef (1982 : 93) lebih lanjut menyebutkan bahwa

kelincahan diidentitaskan dengan kemampuan mengkoordinasikan dari

gerakangerakan, kemampuan keluwesan gerak, kemampuan memanuver sistem

motorik atau deksteritas. Harsono (1988 : 172) berpendapat kelincahan merupakan

kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan tepat pada waktu sedang

bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.

Dari batasan di atas menunjukkan kesamaan konseptual sehingga dapat

diambil suatu pengertian untuk menjelaskan pengertian ini. Adapun yang

dimaksudkan dengan kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak mengubah arah

dan posisi dengan cepat dan tepat sehingga memberikan kemungkinan seseorang

untuk melakukan gerakan ke arah yang berlawanan dan mengatasi situasi yang

dihadapi lebih cepat dan lebih efisien. Kegunaan kelincahan sangat penting terutama

olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan, khususnya sepakbola. Suharno HP

(1985 :33) mengatakan kegunaan kelincahan adalah untuk menkoordinasikan

gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik-teknik

tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi

terhadap lawan dan lingkungan.

a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut Dangsina

Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984 : 8-9) adalah :

1) Tipe tubuh

Seperti telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa gerakan-gerakan

kelincahan menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara

bergantian. Dimana momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan.

Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan

mesoektomorfi lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf .

2) Usia

Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki

pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak

meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan

meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu

menurun kembali.

3) Jenis kelamin

Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari pada anak wanita

sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih

mencolok.

4) Berat badan

Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi kelincahan.

5) Kelelahan
Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunnya koordinasi

dan keseimbangan. Sehubungan dengan hal itu penting untuk memelihara daya

tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul.

b. Latihan Kelincahan

Adapun macam-macam bentuk latihan kelincahan yaitu :

1) Lari bolak-balik (Shuttle Run).

Atlet lari bolak balik secepatnya dari titik yang satu ke titik yang lain

sebanyak kira-kira 10 kali. Setiap kali sampai pada suatu titik dia harus berusaha

untuk secepatnya membalikkan badan untuk lari menuju titik yang lain. Yang perlu

diperhatikan bahwa :

a) jarak antara kedua titik jangan terlalu jauh, misalnya 10 m atau lebih, maka

ada kemungkinan bahwa setelah lari beberapa kali bolak balik dia tidak

mampu lagi untuk melanjutkan larinya., dan atau membalikkan badannya

dengan cepat disebabkan karena faktor keletihan. Dan kalau kelelahan

mempengaruhi kecepatan larinya, maka latihan tersebut sudah tidak sahih

(valid) lagi untukdigunakan sebagai latihan kelincahan.

b) Jumlah ulangan lari bolak balik jangan terlalu banyak sehingga menyebabkan

atlet lelah. Kalau ulangan larinya terlalu banyak maka menyebabkan seperti

diatas. Faktor kelelahan akan mempengaruhi apa yang sebetulnya ingin

dilatih yaitu kelincahan ( Harsono, 1988 :172).

c) Lari zig-zag (zig-zag run).


Latihan hampir sama dengan lari bolak-balik, kecuali atlet lari melintasi

beberapa titik, misalnya 10 titik ( Harsono, 1988 :172)

Squart trust dan modifikasinya

Atlet berdiri tegak, jongkok, tangan di lantai , lempar kaki ke belakang

sehingga tubuh lurus dalam posisi push up, dengan kedua tangan bersandar

dilantai. Lemparan kedua kaki kedepan di antara kedua lengan, luruskan

seluruh tubuh menghadap ke atas, satu tangan lepas dari lantai dan segera

balikkan badan sehingga berada dalam posisi push up kembali, kembali

berdiri tegak. Seluruh rangkaian gera dilakukan secepat mungkin ( Harsono,

1988 :173).

d) Lari Rintangan

e) Di suatu ruangan atau lapangan ditempatkan beberapa rintangan. Tugas atlet

adalah untuk secepatnya melalui rintangan tersebut. Baik dengan cara

melompatinya, memanjat atau menerobos ( Harsono, 1988 :173).

2) Latihan kelincahan dapat juga dilakukan dengan latihan yang bersifat anaerobic

seperti :

a) Dot drill

Dilantai atau dilapangan dibuat 4 titik yang membentuk persegi berjarak

masing-masing 24 inci ( kira-kira 60 cm, dan titik ditengah-tengah persegi).

Atlet bersiap dengan kedua kaki pada 2 titik, dan pada aba-aba “ya” atlet

melompat-lompat ke titik-titik yang lain secepatnya dalam waktu 30 detik


atau lebih. Lompatannya adalah maju, mundur, kesamping, berbalik dan

sebagainya. Dengan demikian kelincahan kaki terlatih.

b) Tree Corner drill

Ada 3 titik yang membentuk huruf L berjarak kira-kira 4 m. Atlet secepatnya

berlari melingkari ketiga titik dalam waktu yang telah ditentukan. Latihan ini

mirip dengan latihan boomerang run yang titiknya adalah 5 buah.

c) Down the-line drill

Di lapangan ada beberapa garis yang berjarak masing-masing kira- kiira

sampai 4-5 m. atlet lari menuju garis tersebut dan setiap tiba disuatu garis dia

harus mengubah cara larinya dengan mundur, maju atau menyamping sesuai

dengan instruksi pelatih. ( Harsono, 1988 : 173). Dari contoh di atas kita lihat

bahwa bermacam-macam latihan kelincahan dapat diciptakan. Imajinasi

pelatih adalah penting untuk menciptakan latihan-latihan yang sesuai dengan

gerakan-gerakan yang dilakukan dalam cabang olahraganya.

2. Keseimbangan.

Menurut Scheunemann (2014: 29) Keseimbangan (ballance) adalah kemampuan

untuk menilai faktor-faktor di dalam dan luar diri pemain sehingga membuat pemain

mampu mengendalikan gerak tubuh atau posisi tubuhnya tanpa kehilangan

keseimbangan. Diperkuat oleh Widiastuti (2015 : 161) yang menyatakan keseimbangan

adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri

(static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance).


Menurut Nurhasan (2007: 180) keseimbangan diartikan sebagai kemampuan

seseorang dalam mengontrol alat-alat tubuhnya yang bersifat neuro-muscular.

Keseimbangan dapat dilihat dalam kegiatan berjalan, berdiri, dan berbagai jenis cabang

olahraga. Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain: visual, telinga (rumah siput).

Keseimbangan dapat didefinisikan sebagai kemampuan motorik untuk menjaga

kestabilan tubuh dalam berbagai gerakan, baik dalam keadaan dinamis maupun dalam

keadaan statis. Keseimbangan statik maupun keseimbangan dinamik merupakan

komponen kesegaran jasmani yang sering dilakukan oleh anak-anak maupun dewasa.

Setiap orang sangat memerlukan keseimbangan yang dapat mempertahankan stabilitas

posisi tubuh dalam kondisi statis maupun dalam kondisi dinamis. Keseimbangan sangat

penting dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.

Keseimbangan terdiri dari dua kelompok, yaitu keseimbangan statis dan

keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis yaitu kecakapan untuk mempertahankan

keseimbangan badan dalam posisi diam, sedang keseimbangan dinamis yaitu

kecakapan untuk menjaga keseimbangan badan dalam posisi bergerak Diperkuat oleh

Ismaryanti (2006: 48) terdapat dua macam keseimbangan yaitu keseimbangan statis

dan dinamis.

Selanjutnya, komponen-komponen keseimbangan menurut Kahle and Tevald

(2014: 68) berperan penting dalam kualitas keseimbangan seseorang yang bermanfaat

bagi kehidupan sehari-hari. Adapun manfaatnya sebagai berikut:

a) mencegah cidera,
b) meningkatkan ketangkasan gerak,

c) efesiensi dan efektivitas gerak,

d) mempermudah melatih teknik gerakan.

Keseimbangan seseorang tidak luput dari beberapa aspek yang dapat menentukan

keseimbangan seseorang diantaranya:

a) berat badan,

b) lebar bidang tumpu,

c) tinggi rendahnya titik berat badan, stabil-labilnya bidang tumpu,

d) gaya yang bekerja pada badan,

e) koordinasi susunan saraf dan alat indra.

Kemampuan mempertahankan keseimbangan sangat kompleks yang

dipengaruhi oleh interaksi neuromuskuler, proprioseptif, vestibular, dan sistem

visual. Kemampuan keseimbangan akan menurun dengan berjalanya usia sehingga

orang yang berada pada usia lanjut akan rentang jatuh dan cidera. Kemampuan

keseimbangan juga dipengaruhi oleh kekuatan otot yang memilki peran penting untuk

mempengaruhi keseimbangan, selain kekuatan otot kaki kekuatan otot perut, batang

ekstremitas juga memiki fungsi untuk menjaga keseimbangan menurut Kahle and

Teveld (2014: 68).

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa keseimbangan adalah

kemampuan mempertahankan tubuh baik pada saat berdiri (statis) atau pun pada saat

bergerak (dinamis). Mengembangkan kemampuan keseimbangan tubuh dapat melalui

aktivitas olahraga baik berupa olahraga senam, jalan sehat, lari pagi atau bersepeda.
Berbagai olahraga lainya seperti sepakbola, bola basket, bulu tangkis, futsal, renang, tenis

meja, dan tenis lapangan juga dapat melatih keseimbangan.

3. Ketrampilan Menggiring Bola.

Ketrampilan menuirut Lutan, Rusli (1988: 94), adalah ketrampilan dipandang

sebagai satu perbuatan atau tugas yang merupakan indikator dari tingkat kemahiran

seseorang dalam melaksanakan suatu tugas. Teknik dasar bermain sepakbola adalah

semua cara pelaksanaan gerakangerakan yang diperlukan untuk bermain sepakbola,

terlepas sama sekali dari permainannya. Artinya memerintah badan sendiri dan

memerintah bola dengan kakinya, dengan tungkainya, dengan kepalanya, dengan

badannya, kecuali dengan lengannya. Jadi setiap pemain harus dapat memerintah

bola, bukan bola memerintah pemain. Kualitas teknik dasar pemain lepas dari fak tor-

faktor taktik dan fisik akan menentukan tingkat permainan suatu kesebelasan

sepakbola. Makin baik tingkat ketrampilan teknik pemain dalam memainkan dan

menguasai bola makin cepat dan cermat kerjasama kolektif akan tercapai. Dengan

demikian kesebelasan akan lebih lama menguasai bola atau menguasai permainan,

akan tetapi mendapatkan keuntungan secara fisik, moril dan taktik. Oleh karena itu

sering pemain pertamatama atau permulaan harus menguasai macam-macam teknik

dasar bermain yang merupakan faktor untuk bermain. Melihat kenyataan yang

sebenarnya maka ketrampilan teknik dasar perlu dilakukan dengan latihan-latihan

yang berulang-ulang sehingga akhirnya merupakan gerakan yang otomatis. Jadi

seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai ketrampilan teknik dasar bermain

tidaklah mungkin akan menjadi pemain yang baik dan terkemuka. Adapun teknik
dasar yang sering digunakan dalam permainan sepakbola diantaranya adalah teknik

dasar menggiring bola.

Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar yang cukup memiliki

peranan penting dalam permainan sepak bola, tidak heran jika para pengamat sepak

bola khususnya mengatakan bahwa mahirnya seorang pamain dapat dilihat pada

bagaimana seorang pemain tersebut menggiring bola. Untuk meningkatkan

ketrampilan menggiring bola, teknik harus dilatih, seperti : kekuatan, kecepatan,

kelentukan, kelincahan dan sebaginya. Kini banyak para pelatih mengabaikan atau

menganggap tidak penting hal itu. Ada dua unsur kondisi fisik yang cukup besar

peranannya dalam menggiring bola, yaitu kelincahan, dan keseimbangan yang

menurut Bompa, Tudor O. (1983: 249) dikatakan sebagai komponen biomotor.

Kecepatan hubungannya dengan cepat tidaknya seorang pemain membawa bola

kearah depan, sedangkan kelentukan hubungannya dengan bagaimana keluwesan

seorang pemain mengolah bola dengan kakinya dan bagaimana keluwesan dalam

melalui rintangan, serta kelincahan hubungannya dengan kecepatan mengubah arah

untuk menghindari rintangan. Dribbling dapat diartikan sebagai suatu teknik

menggiring bola. Hal itu dikatakan oleh Csanadi Arpad (1972 : 145) bahwa

menggiring bola adalah mengulirkan bola terus menerus di tanah sambil lari. Menurut

Hughes Charles (1980 : 235) menggiring bola adalah kemampuan seseorang pemain

penyerang menguasai bola untuk melewati lawan, dikatakan pula oleh Soedjono

(1985 : 143) menggiring bola adalah membawa bola dengan kaki untuk melewati

lawan.
Dari batasan yang diberikan oleh para ahli di atas tidak menunjukkan adanya

perbedaan pengertian, sehingga dapat diambil suatu pengertian bahwa dribbling atau

menggiring bola adalah suatu kemampuan menguasai bola dengan kaki oleh pemain

sambil lari untuk melewati lawan ataui membuka daerah pertahanan lawan. Kegunaan

kemampuan menggiring bola sangat besar untuk membantu penyerangan untuk

menembus pertahanan lawan. Dribbling berguna untuk mengontrol bola dan

menguasainya sampai seorang rekan satu tim bebas dan memberikannya dalam posisi

yang lebih baik. Sedang menurut Engkos Kosasih (1985:56) tujuan menggiring bola

adalah :

1) Melewati lawan

2) Menerobos benteng pertahanan lawan

3) Mempermudah rekan kesebelasan atau diri sendiri untuk membuat serangan atau

mengukur strategi

4) Menguasai permainan Berorientasi dari tujuan menggiring bola, maka dapat

dibedakan beberapa cara menggiring bola :

a) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam

b) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar

c) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas atau punggung kaki

Dari ketiga cara menggiring bola tersebut, penulis memilih menggiring bola

menggunakan kura-kura bagian dalam dan kura-kura kaki bagian luar dalam

penelitian. Hal ini dikarenakan untuk melakukan teknik menggiring bola berputar ke

arah kiri digunakan kura-kura kaki sebelah dalam kaki kanan, sedangkan untuk
melakukan teknik menggiring ke arah kanan digunakan kura-kura kaki sebelah luar

kaki kanan (Sukatamsi 1988 : 161). Adapun cara menggiring bola menurut Sukatamsi

(1988 : 159) dengan kura-kura kaki bagian dalam adalah sebagai berikut :

1) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola

dengan kura-kura kaki sebelah kanan.

2) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti taknik

menendang, akan tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong

bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Dengan

demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut oleh lawan.

3) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit ditekuk, dan pada

waktu kaki menyentuh bola, mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi

lapangan.

Dengan menggunakan kura-kura kaki bagian dalam berarti posisi dari bola

selalu berada dalam penguasaan pemain. Hal ini akan menyebabkan lawan menemui

kesukaran untuk merampas bola. Selain itu pemain yang menggiring bola tersebut

dengan mudah merubah arah andaikan pemain lawan berusaha merebut bola. Jadi hal

seperti ini dapat diartikan jika pemain yang menggiring bola selalu diikuti atau bola

selalu berada diantara kedua kaki dengan lain perkataan bola selalu dapat dilindungi.

Disamping itu kalau menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam

pemain dapat merubah-rubah kecepatan sewaktu menggiring bola (A. Sarumpaet,

1992 : 25).
Gambar 5
Perkenaan bola pada teknik menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam
(Sukatamsi, Teknik Dasar Bermain Sepakbola, 1988 : 159)

Sedang menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar

menurut Sukatamsi (1988 : 161) adalah :

1) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola

dengan kura-kura kaki bagian luar.

2) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau

kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola selalu dekat dengan kaki

3) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit ditekuk, dan pada

waktu kaki menyentuh bola, mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi

lapangan

Menggiring bola dengan menggunakan kura-kura kaki bagian luar memberi

kesempatan pada pemain untuk merubah-rubah arah serta dapat menghindari lawan

yang berusaha merampas bola. Merubah arah dan membelok ke kiri maupun ke kanan

berarti menghindarkan bola dari lawan karena dengan cara demikian tubuh pemain

yang sedang menggiring bola dapat menutup atau membatasi lawan dengan bola (A.

Sarumpaet, 1992 : 25).


Gambar 6.
Perkenaan bola pada teknik menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar
(Sukatamsi, Teknik Dasar Bermain Sepakbola, 1988 : 162)

Menggiring bola atau dribbling tidak hanya dilatih dengan satu kaki saja,

melainkan dengan kedua-duanya kiri dan kanan. Hal itu dilatihkan sepanjang latihan

dan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan penguasaan bola yang baik dan

secara bergantian akan memberikan tambahan keseimbangan antara kaki kiri dan

kanan.

Dalam pelaksanaan menggiring bola zig-zag melewati pancang atau lawan

dapat dilakukan dengan menggunakan kedua kaki bergantian, kaki kanan saja, atau

menggunakan kaki kiri saja. Adapun cara pelaksanaannya menurut Sukatamsi (1988 :

169) adalah sebagai berikut :

1) Menggirng bola zig-zag melewati tiang pancang dengan menggunakan kaki

kanan dan kiri bergantian, bola didorong dengan kura-kura kaki bagian dalam,

waktu melampaui di sebelah kanan tiang pancang digunakan kura-kura kaki

bagian dalam sedangkan pada waktu melampaui sebelah kiri tiang pancang

digunakan kura-kura kaki bagian dalam kaki kiri.


2) Menggiring bola zig-zag melampaui tiang pancang dengan menggunakan kaki

sebelah kanan saja yaitu dengan cara : waktu melampaui sebelah kanan tiang

pancang digunakan kura-kura kaki bagian dalam dan waktu melampaui sebelah

kiri tiang pancang digunakan kura-kura kaki sebelah luar.

3) Menggiring bola zig-zag melampaui tiang pancang dengan manggunakan kaki

sebelah kiri saja yaitu dengan cara : pada waktu melampaui di sebelah kanan

tiang pancang digunakan kura-kura kaki bagian luar dan waktu melampaui

sebelah kiri tiang pancang digunakan kaki bagian dalam.

Menurut A Sarumpaet, (1992 : 24) untuk dapat menggiring bola dengan baik

perlu diketahui prinsip-prinsip menggiring bola diantaranya adalah :

1) Bola harus dikuasai sepenuhnya berarti tidak dapat dirampas lawan.

2) Dapat menggunakan seluruh bagian kaki sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Dapat mengawasi situasi pemain pada waktu menggiring bola.

Bola merupakan bagian yang penting dalam setiap permainan. Setiap pemain

atau tim berusaha untuk dapat menguasai bola, karena hanya dengan menguasai bola

gol dapat terjadi. Setelah bola dapat dikuasai, pemain atau tim akan berusaha supaya

bola tidak mudah hilang atau direbut oleh lawan. Oleh karena itu pemain harus

dituntut untuk memiliki penguasaan bola. Sedangkan untuk memiliki kesempatan

memasuki daerah lawan dan kesempatan memasukkan bola dibutuhkan kecepatan

dalam menggiring bola. Dari pendapat di atas kita menarik kesimpulan bahwa dalam

melakukan dribble atau menggiring bola seorang pemain harus dapat mengubah-ubah

arah dan dapat menghindari lawan dengan cepat serta harus dapat menggunakan
seluruh bagian kakinya sesuai dengan yang ingin dicapai. Untuk dapat melakukan

semua itu sangat dibutuhkan unsur fisik berupa kelincahan.

A. Hakikat Ekstrakurikuler

Selain melakukan kegiatan pembelajaran dalam jam pelajaran sekolah,

sekolah sebagai lembaga formal memiliki kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini bisa

dilakukan di dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan

ekstrakurikuler diadakan untuk menambah kegiatan dan pengetahuan siswa di luar

jam pelajaran tatap muka, dengan kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat

mengarahkan siswa untuk melakukan hal-hal positip yang bermanfaat bagi dirinya.

Kegiatan ini biasa juga digunakan sebagai sarana atau wadah bagi para siswa yang

aktif dalam berorgaisasi atau memiliki keahlian dibidang olahraga, musik maupun

kegiatan lainnya. Kegiatan ekstrakurikuler juga diatur dalam undang-undang NO 62

TAHUN 2014 yang berisi tentng kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.

Menurut Soerjono (2010:9) berpendapat bahwa kegiatan ekstrakurikuler

adalah kegiatan diluar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di

luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai

hubungan antara mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi

pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam

waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai.

Terdapat beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMP

Neg. 26 Makassar yaitu ekstrakurikuler olahraga antara lain: sepakbola, bolabasket,


dan bolavoli. Disamping ekstrakurikuler olahraga terdapat ekstrakurikuler pramuka,

musik, dan masih banyak lagi kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah.

B. Penelitian Yang Relevan.

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang

dikemukakan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Wahyu 2015, “ Tingkat keterampilan dasar sepakbola siswa peserta

ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 4 Makassar. Dari penelitian tersebut

didapatkan hasil penelitian bahwa keterampilan dasar sepakbola siswa peserta

ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 4 Makassar tahun ajaran 2015/2016

terdapat 7 (35%) siswa dalam kategori baik, 7 (35%) siswa dalam kategori cukup,

dan 4 (20%) siswa dalam kategori kurang, 2 (10%) siswa dalam kategori kurang

sekali.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan

dasar sepakbola siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 4 Makassar

tahun ajaran 2015/2016 yakni dengan nilai rata-rata 200,01 termasuk dalam kategori

cukup.

B. Kerangka Berpikir

Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer di era

kemajuan teknologi ini, orang berbondong-bondong datang ke

stadion untuk melihat tim favorit atau pemain idolanya beraksi,

meliak liuk ditengah lapangan rumput hijau. Ada kepuasan


tersendiri melihat idola berlari menggiring bola dengan kelincahan

dan keseimbangan yang luar biasa melewati lawan dan menciptakan

gol indah.Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di

atas dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut :

1. Hubungan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan

sepakbola.

Kelincahan merupakan gerak dasar yang harus dimiliki oleh pemain sepakbola,

kelincahan diperluakan untuk menggiring bola, kontrol, heading, manufer cepat,

dan merubah arah gerakan dengan sigap dan cepat. Jika pemain sepakbola

memiliki kelincahan yang baik maka akan nampak manufer menggiring bolanya

pun akan lebih baik.

2. Hubungan kecepatan keseimbangan terhadap ketermpilan menggiring bola

pada permainan sepakbola.

Keseimbangan merupakan daya tahan tubuh dimana tubuh dapat menahan atau

menpang berat badan pada titik dan saat kondisi tertentu. Artinya dalam

permainan sepakbola permainan yang cepat, tepat dan stabil pemain harus

memiliki keseimbangan yang baik. Ketika pemain menerima bola kemana bola

ini akan dibawa, bayak pilihan yang harus cepat diputuskan untuk mempercepat

permainan dan mencetak gol.

C. Hipotesis Penelitian

Menurut soedjono (1985 : 219) hipotesis adalah asumsi atau

dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu
yang sering dituntut melakukan pengecekannya. Sedangkan

menurut Kerlinger (1973 : 3) hipotesis adalah pernyataan yang

bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel.

Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan

permasalahan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai

berikut :

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan keterampilan

menggiring bola pada Siswa SMPN 26 Makassar.

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan anatara kelincahan dengan keterampilan

menggiring bola pada Siswa SMPN 26 Makassar.

H2 : Ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan keterampilan

menggiring bola pada Siswa SMPN 26 Makassar.

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan anatara keseimbangan dengan keterampilan

menggiring bola pada Siswa SMPN 26 Makassar.

H3: Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dan keseimbangan dengan

keterampilan menggiring bola pada Siswa SMPN 26 Makassar.

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan anatara kelincahan dan keseimbangan

dengan keterampilan menggiring bola pada pemain UKM sepakbola Universitas

Lampung 2016.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarakan kajian permasalahan yang akan diteliti dan

tujuan yang akan dicapai, Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah

metode deskriptif korelasional Menurut Riduwan (2005 : 207) metode

deskriptif korelasional yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan

atau menggambarkan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung

pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan

sesudahnya.Menurut Riduwan (2005:141) analisis korelasi ganda

untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel

bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel

terikat (Y).Metode penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan

bahwa asumsi dan hipotesis diajukan oleh peneliti benar-benar terbukti

dan dipertanggung jawabkan sesuai dengan data yang ada.

B. Lokasi Penelitian

Merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut akan

dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi yang

dipilih adalah di SMP Negeri 26 Makassar.

C. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah suatu cara yang dilakukan ole seseorang secarasi

stematis untuk membuktikan secara ilmiah guna memberikan jawaban terhadap suatu

permasalahan yang di temukan oleh suatu penelitian.yang ara dn tujuannya

mengungkapkan fakta atau kebenaran yang di sesuaikan dengan apa yang ditemukan

dalam penelitian untuk mencapai tujuan yang di harapkan dalam penelitian ini.
Penelitian menurut Klinger (2009) yang di kutip dari Sukardi (2016 : 4) iala

proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis,terkontrol,empiris dan

mendasarkan pad teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Beberapa karakteristik

penelitian yang sengaja di tekankan oleh Klinger agar kegiatan penelitian memang

berbeda dengan kegitan ang menyangkut dengan tugas wartawan yang biasanya

meliputi dan melaporkan berita atau dasar fakta. Pekerjan mereka belum di katakan

penelitian,karena tidak di lengkapi karakteistik lain yang mendukung agar-agar dapat

di katakana hasil penelitian,yaitu karakteristik mendasar pada teori yang ada dan

relevan dan di lakukan secara intensif dan di control dalam pelaksanaannya.

D. Variable Penelitian
Variable penelitian ini ada dua penelitian yang terikat,yaitu variable terikat

dan variable bebas,kedua variable akan di ientifikasi kedalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut :

1. Variabel bebas yaitu : Kelincahan (X1) dan Keseimbangan (X2)

2. Variable terikat yaitu : Keterampilan menggiring bola (Y)

E. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

X1

R Y
X2
Gambar 3. Desain penelitian
(Sumber: Riduwan, 2011)
Keterangan :
X1 = Kelincahan
X2 = Keseimbangan
Y = Keterampilan menggiring bola.
F. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak menjadi salah penafsiran pada penelitian ini maka berikut akan di

kemukan definisi operasional mengenai variable yang dapat di gunakan dalam

penelitian ini :

1. Kelincahan

Kelincahan merupakan kemampuan mengubah arah secara efektif dan

cepat,sambil berlari hampir dalam keadaan penuh. Kelincahan terjadi karena gerakan

tenaga yang ekplosif. Besarnya tenaga ditentukan oleh kekuatan dari kontraksi

serabut otot. Kecepatan otot tergantung dari kekuatan dan kontraksi serabut otot.

Sajoto (1995 : 90) mendefinisikan kelincahan sebagai kemampuan untuk mengubah

arah dalam posisi di arena tertentu.

2. Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ

syaraf ototnya, selama melakukan gerakan-gerakan yang cepat, dengan perubahan

letak titik bobot badan yang cepat pula baik dalam keadaan statis maupun dalam

gerak dinamis (Sajoto, 1988:58).

3. Menggiring

Menggiring bola adalah menggulirkan bola terus menerus

ditanah sambil berlari ( Arpard, 1972:145), dalam definisi lain


diutarakan bahwa menggiring bola merupakan car membawa bola

dengan kaki untuk melewati lawan (Soejono, 1985:143)

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018:57) memberikan definisi sebagaia berikut : Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai

kualitas dan kuantitas serta karakteristik tertentu yamg ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka populasi dari penelitian ini adalah

seluruh siswa SMP Neg 26 Makassar

2. Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi

sumber data yang sebenarnya dalam satu penelitian. Pengertian tentang sampel

didasari oleh pandangan Suharsimi Arikunto (2015:117) bahwa :” Sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Alasan dari penggunaan sampel adalah

keterbatasan waktu, tenaga dan banyak populasi. Karena jumlah populasi dalam

penelitian ini relatif banyak, maka peneliti membatasi dengan melakukan pemelihan

secara acak dengan mempergunakan teknik “Simple Radom Sampling” dengan cara

undian, dengan demikian sampel yang digunakan adalah murid putra sebanyak 30

orang murid

H. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilakukan untuk memporoleh data empiris sebagai bahan


untuk menguji kebenaran hipotesis. Data yang dikumpulkan dalam peneliti ini

meliputi tes koordinasi mata-kaki, kelincahan dan kemampuan menggiring bola pada

permainan sepak bola.

I. Tes Kelincahan Lari (Zigzag Run)

Tujuan : untuk mengukur kelincahan lari seseorang.

Petugas : testee berdiri pada garis start. setelah aba-aba “ya” testee berlari

secepatnya mengintari skoon yang sudah diatur letaknya sedemikian rupa dan

berhenti/finish dekat tempat start semula.

Pelaksanaan : garis start sepanjang 1,83 meter. Rintangan pertama di depan garis

start sejauh 3,66 meter. Rintangan kedua di depan rintangan pertama 1,83 meter.

rintangan ketiga dan ke empat masing-masing sejauh 1,83 meter.

Penilaian : Hasil yang dicatat adalah waktu yang terbaik selama melakukan

tes dari 2 (dua ) kali pelaksanan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut :


1,83.met
4 er 5

1,83.met 2
6 er 3
2
1,83.met
2 7
er
2
1 2
Gambar 13. Pelaksanaan Dodging Run Test
Sumber :(Ismaryanti, 2008:53). Dalam (Saputra,2016:40)
2. Tes Keseimbangan

Tujuan :Untuk mengukur keseimbangan tubuh

Alat :Tempat yang permukaannya datar, Balance One, Alat tulis dan

formulietes

Pelaksanaan : Pertama-tama. Alat tes harus On. Tombol On/Off berada dibelakang.

kemudian Alat pijakan keseimbangan disatukan dengan alatnya. Setelah itu berdiri

diatas alat pijakan dengan satu kaki saja antara kaki yang satu dengan kaki yang lain

tidak boleh bersentuhan atau dikasih jarak keduanya.lalu tangan direntangkan dan

mata dipejamkan.Alat akan menghitung jika sudah ada tanda mulai brupa bunyi.

Sebelumnya alat akan menghitung mundur dari 5. baru akan menghitung.Satuan alat

ini adalah detik.Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik. Standart hasil tes ini

adalah 10 detik.

Penilaian :Waktu yang ditempuh oleh teste dalam mempertahankan keseimbangan

Gambar 5. Balance One


3. Tes Menggiring Bola Pada Permainan Sepakbola

Tujuan : Untuk mengukur keterampilan menggiring bola dengan kaki dengan cepat
disertai perubahan arah.

Pelaksanaan tes :Pada aba-aba “siap” testee berdiri dibelakang garis start dengan

bola dalam penguasaan kakinya. Pada aba-aba “ya” bersamaan dengan itu stopwatch

dijalankan, testee mulai menggiring bola ke arah kiri melewati rintangan pertama

menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah sampai melewati garis finish.

Bila salah arah menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan

anggota badan selai kaki di tempat kesalahan terjadi selama itu pula stopwatch tetap

dijalankan. Bola digiring oleh kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian atau paling

tidak salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.

Penilaian :Waktu yang ditempuh oleh testee dari mulai aba-aba “ya” sampai

melewati garis finish. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik. Untuk lebih jelasnya

lihat gambar berikut:.

Star

3,27 M 3,27 M 3,27 M


Gambar 13. Tes Menggiring Bola
Sumber (Ismaryanti, 2008:53).
I. Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi carl

pearson dan korelasi ganda. Sehubungan penelitian ini adalah

penelitian populasi, maka tidak diperlukan uji prasyarat.atau Uji

Normalitas

J. Hipotesis Statistik
1. H0 : .x1. y = 0

H1 : .x1. y ≠ 0

2. H0 : .x2. y = 0

H1 : .x2. y ≠ 0

3. H0 : R.x1.2. y = 0

H1 : R.x1.2. y ≠ 0

Keterangan:

Ho : H nol

Hi : H alternative

P : rho/pi

Dalam Sugiyono (2008: 226) Kuatnya hubungan antar

variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi

positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1,

sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua

variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1,

maka hubungan tersebut sempurna. Jika didapat r = -1 maka

terdapat korelasi negatif sempurna, artinya setiap peningkatan pada

variabel tertentu maka terjadi penurunan pada variabel lainnya.

Sebaliknya jika didapat r = 1, maka diperoleh korelasi positif

sempurna. Artinya ada hubungan yang positif antara variabel, dan

kuat atau tidaknya hubungan ditunjukkan oleh besarnya nilai


koefisien korelasi. Dan koefisien korelasi adalah 0 maka tidak

terdapat hubungan.

DAFTAR PUSTAKA

Laksono, Wahyu. 2015. “Tingkat Keterampilan Dasar Sepakbola Siswa Peserta


Ekstra Kurikuler Sepakbola Di SMP Negeri 4 Sentolo”. Skripsi. (tidak
diterbitkan).Yogyakarta. FIK UNY

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik Pengatar Teori dan Metode.
Jakarta: P2LPTK Dirjen Dikti Depdikbud

Moeloek, Dangsina dan Arjadino Tjokro. 1984. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta

Nurhasan. 1985. Penilaian Pembelajaran Penjaskes. Jakarta: Universitas


Terbuka.Penerbitan dan Percetakan UNS.

Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dikti
P2LPTK

Sarumpaet A.dkk .1992. Permainan Besar,Padang. Departemen Pendidikan dan


Akademika Presindo.

Singarimbun, Masri dan Efendi Sofian. 1989. Metode Penelitian Kuantitatif.


Bandung.Karya Andhika Utama

Soekatamsi. 1984. Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Solo :Tiga Serangkai

---------------. 1988. Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Surabaya :Tiga Serangkai.

---------------. 2001. Permainan Besar I Sepak Bola, Jakarta : Universitas Terbuka

---------------. 2002. Permainan Besar I Sepak Bola, Jakarta : Universitas Terbuka

Sucipto, dkk. 2000. Olahraga Pilihan; Sepak bola. Jakarta. Dirjen Diknasmen.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung.


Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian, Bandung. Alfabeta.

Suharjana. 2012. Pendidikan Kebugaran Jasmani. Pedoman Kuliah. Yogyakarta.

Suharno .1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta. IKIP Yogyakarta.

Httpp//www.geogleScholar.com

Anda mungkin juga menyukai