Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 9

- Nabila Putri Adinda


- Nafi’un Bighoirihi
- Nadia Aisyah
- Nadia Mariana

Kelas IX.6

MASA ORDE BARU (1966 – 1998)


Pemerintahan Orde Baru

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di


Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era
pemerintahan Soekarno.

Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu
tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi
yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan
miskin juga semakin melebar.

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun
sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun
1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan [[1998].

Melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), Soeharto mulai berkuasa


danmemperkenalkan sistem politik barunya yang disebut dengan Demokrasi Pancasila.
Pemerintahan yang sering disebut dengan orde baru ini, secara formil berlandaskan
padaPancasila, UUD 1945, dan Tap MPRS. Orde baru berencana merubah kehidupan
sosial dan politik dengan landasan ideal Pancasila dan UUD 1945. Jadi secara tidak
langsung, Sukarno dan Soeharto sama-sama berpedoman pada UUD 1945.
Rancangan Pembangunan Lima Tahun(Pelita) adalah salah satu program besarnya
untuk mewujudkan itu. Tahapan yang dijalani orde baru adalah merumuskan dan
menjadikan Pancasila sebagai ideologi Negara, sehingga pancasila membudaya di
masyarakat. Ideologi pancasila bersumber pada cara pandang integralistik yang
mengutamakan gagasan tentang Negara yang bersifat persatuan. Sehingga pancasila
diformalkan menjadi satu-satunya asas bagi organisasi kekuatan politik dan organisasi
keagamaan-kemasyarakatan lainnya. Dan kesetiaan kepada ideologi-ideologi selain
pancasila disamakan dengan tindakan subversi. Di era ini, kekuatan politik bergeser
pada militer, teknokrasi dan birokrasi. Gagasan dan ide membutuhkan langkah praktis
untuk menyeimbangkan dan keseimbangan. Dan ini tidak terjadi pada masa demokrasi
pancasila. Ia hanya menjadi sebatas konsep besar yang tidak diterapkan dengan utuh.
Buktinya masih banyak penyelewengan yangironisnya berkedok demokrasi di dalam
pemerintah. Bisa diuraikan, masa-masa ini adalah dimana Negara dan rakyat
berhadap-hadapan dan pemerintah sangat mendominasi. Selama rezim orde baru
berkuasa, demokrasi pancasila yang dicanangkan dalam pengertian normatif dan
empirik tidak pernah sejalan. Ia hanya menjadi slogan kosong. Ia tidak lebih baik dari
dua model demokrasi sebelumnya karena penerapannya yang jauh dari kenyataan
berlawanan dengan tujuan demokrasi sendiri. Orde Baru justru menghambat dan
membelenggu kebebasan rakyat. Ia tidak sejalan dengan esensi dan substansi
demokrasi. Kekuasaan menjadi sentralistis pada kepemimpinan Soeharto. Demokrasi
baginya hanyalah alat untuk mengkristalisasikan kekuasaannya. Soeharto kembali
menghadirkan ‘demokrasi terpimpin kostitusional’ model barudengan melandaskan
ideologi pancasila sebagai dasar dan falsafah demokrasi.Selama tiga dasawarsa,
pemerintahannya menjadi rezim yang sangat kuat. Pemilihan Umum tidak lagi menjadi
sentral demokratisasi di Negara. Meski telah diadakan selama enam kali dimasa
Soeharto, Pemilu sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai demokratis. Masih terjadi
dominasi satu partai yang sebenarnya dikontrol dan dikelola oleh Soeharto yang
kekuasaannya didukung penuh oleh militer. Tidak ubahnya yang terjadi adalah
‘demokrasi’ yang membunuh demokrasi.

Lahirnya Orde Baru

1) Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965


2) Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%
3) Adanya TRITURA
4) Turunnya wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno
5) Dikeluarkannya SUPERSEMAR

Di masa orde baru,presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan


(presidensiil) tapi masa jabatannya tidak jelas (sekali masa jabatan dan sesudahnya
dapat dipilih kembali tanpa kejelasan sampai berapa kali. Legislatif terdiri dari fraksi
partai, fraksi golongan non-partai, fraksi ABRI yang memiliki dua fungsi yaitu selain
sebagai alat negara juga memiliki fungsi politik-representatif. Masih terdapat DPA yang
bertugas memberi pertimbangan kepada presiden tapi presiden tidak wajib mengikuti
pertimbangan tersebut. Kekuasaan tertinggi berada di tangan MPR.

Pelaksanaan Orde Baru

1) Kekuasaan dipegang penuh oleh Presiden


2) Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan.
3) Perkembangannya, kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengan
masa Demokrasi Terpimpin.
4) Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskan untuk
menganut sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika,tetapi itupun tidak
diperhatikan atau diabaikan.

Lembaran Kelam Orde Baru

1) Diskriminasi non-pribumi ditambah adanya penganiayaan


2) Pengadilan dan penghukuman oknum-oknum G30S/PKI yang tidak relevan
3) Terjadinya tragedi-tragedi dan kerusuhan berdarah di tahun 1998
4) Separatisme mulai berkembang di Papua dan Aceh
5) Budaya bapakisme sangat berkembang

Kekurangan dan Kelebihan Sistem Pemerintahan Orde Baru

- Kekurangan Orde Baru


1) Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
2) Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan
daerah sebagian besar disedot ke pusat.
3) Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi
4) Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
5) Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan,antara lain dengan
program “penembaakan misterius.”
6) Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan Negara
7) Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun
pertamanya
8) Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata
bagi si kaya dan si miskin)
9) Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang
dibreidel
- Kelebihan Orde Baru
1) Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70
dan pada 1996 telah mencapai AS$1.565
2) Sukses transmigrasi
3) Sukses KB
4) Sukses memerangi butahuruf
5) Sukses swasembada pangan
6) Pengangguran minimum
7) Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
8) Sukses Gerakan Wajib Belajar
9) Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
10)Sukses keamanan dalam negeri
11)Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
12)Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri

Kebijakan dan Tindakan Soeharto dalam Memimpin Negara di Masa Orde Baru
Politik

Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia dan
secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang
ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.

Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan


Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19
September 1966mengumumkan bahwa Indonesia “bermaksud untuk melanjutkan
kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB”, dan
menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah
Indonesia diterima pertama kalinya.
Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan
utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur Administratif yang didominasi
militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak
berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer,
khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan Aspirasi rakyat
sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari
PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan
jurang pembangunan antara pusat dan daerah.

Eksploitasi sumber daya

Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian


sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan
dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Warga Tionghoa

Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga
keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya
berada di bawah warga pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-
hak Asasi mereka. Kesenian Barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan
pemakaian Bahasa Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh
komunitas china indonesia terutama dari komunitas pengobatan china tradisional
karena pelarangan sama sekali akan berdampak pada resep obat yang mereka buat
yang hanya bisa di tulis dengan bahasa mandarin. Mereka pergi hingga ke Makhamah
Agung dan akhirnya Jaksa Agung indonesia waktu itu memberi izin dengan catatan
bahwa china indonesia bejanji tidak menghimpun kekuatan untukmemberontak dan
menggulingkan pemerintahan Indonesia. Untuk keberhasilan ini kita mesti memberi
penghormatan bagi Ikatan Naturopatis Indonesia ( I.N.I ) yang anggota dan pengurus
nya pada waktu itu memperjuangkan hal ini demi masyarakat china indonesia dan
kesehatan rakyat indonesia. Hingga china indonesia mempunyai sedikit kebebasan
dalam menggunakan bahasa Mandarin.

Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit adalah


Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Harian ini
dikelola dan diawasi oleh militer indonesia dalam hal ini adalah ABRI meski beberapa
orang china indonesia bekerja juga di sana. Agama tradisional Tionghoa dilarang.
Akibatnya agama Konghucu kehilangan pengakuan pemerintah.

Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika
itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan
menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal, kenyataan berkata bahwa
kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak belakang
dengan apa yang diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan
perdagangan dilakukan. Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis.
Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan
keselamatan dirinya.

Perpecahan Bangsa

Di masa Orde Baru pemerintah sangat mengutamakan persatuan bangsa


Indonesia. Setiap hari media massa seperti radio dan televisi mendengungkan slogan
“persatuan dan kesatuan bangsa”.Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah
adalah meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya
seperti Jawa, Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama keKalimantan, Sulawesi, Timor
Timur, dan Irian Jaya. Namun dampak negatif yang tidak diperhitungkan dari program
ini adalah terjadinya marjinalisasi terhadap penduduk setempat dan kecemburuan
terhadap penduduk pendatang yang banyak mendapatkan bantuan pemerintah. Muncul
tuduhan bahwa program transmigrasi sama dengan jawanisasi yang disertai sentimen
anti-Jawa di berbagai daerah, meskipun tidak semua transmigran itu orang Jawa.

Berakhirnya Masa Orde Baru

Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk
lebih jelaslihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir
dan hargaminyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh,
inflasi meningkattajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang
awalnya dipimpin paramahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah
gejolak kemarahan massa yangmeluas, Soeharto mengundurkan diri pada 21
Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknyauntuk masa bakti ketujuh. Soeharto
kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga
Indonesia.

Lembaran Kelam Orde Baru

1) Diskriminasi non-pribumi ditambah adanya penganiayaan


2) Pengadilan dan penghukuman oknum-oknum G30S/PKI yang tidak relevan
3) Terjadinya tragedi-tragedi dan kerusuhan berdarah di tahun 1998
4) Separatisme mulai berkembang di Papua dan Aceh
5) Budaya bapakisme sangat berkembang

Runtuhnya Orde Baru

1) Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter
tahun 1997. KKN semakin merajalela, sementara kemiskinan rakyat terus
meningkat. Terjadinya ketimpangan sosial yang sangat mencolok menyebabkan
munculnya kerusuhan sosial. Muncul demonstrasi besar-besaran yang
digerakkan oleh mahasiswa dengan tuntutan utama kaum demonstran adalah
perbaikan ekonomi dan reformasi total.
2) Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dan
menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini
menandai berakhirnya kekuasaan Orde Baru dan dimulainya Orde Reformasi.

Aktivitas Kelompok

1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-6 orang!


2. Bersama kelompokmu, carilah informasi mengenai perkembangan bangsa
Indonesia pada masa Orde Baru!
3. Kamu dapat mencari informasi dari materi yang telah kamu pelajari, buku-
buku bacaan, majalah, surat kabar, internet atau sumber lainnya.
4. Berdasarkan informasi yang kamu peroleh, buat tulisan tentang
perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru dalam 1-2
halaman!
5. Presentasikan hasil kerja kelompokmu didepan kelas!
SOAL

1. Pada  masa Orde Baru, prakteknya budaya demokrasi Pancasila mengalami


penyimpangan. Hal ini disebabkan ....
a. berkembangnya budaya kritis
b. kuatnya pengawasan masyarakat
c. berkembangnya budaya KKN
d. berkembangnya budaya membangun

2. Masa Orde Baru terjadi pada tahun ….


a. 1996 – 1998
b. 1966 – 1989
c. 1966 – 1998
d. 1966 – 1999

3. Salah satu isi dari Tiga Tuntutan Rakyat (TRITURA) adalah ….


a. Bubarkan menteri
b. Bubarkan kabinet
c. Bubarkan PKI
d. Bubarkan MPR

4. Presiden Soekarno memberikan tanggung jawab setelah peristiwa G-30 SPKI


didepan MPRS dalam pidato yang berjudul ….
a. Penemuan kembai revolusi kita
b. Indonesia menggugat
c. Nawaksara
d. Tahun penemuan kembali

5. Prinsip kerja dari cabinet amper adalah ….


a. Eka dharma
b. Dwi dharma
c. Tri dharma
d. Catur dharma
6. Untuk menenangkan rakyat Presiden Soekarno mengadakan perubahan cabinet
dwikora menjadi ….
a. Cabinet Tritura
b. Cabinet 100 Menteri
c. Cabinet Indonesia Kerja
d. Cabinet Indonesia Adil dan Makmur

7. Salah satu tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah orde baru dalam mengekang
kebebasan pers adalah ….
a. Pemberedalan media
b. Penangkapan terhadap wartawan
c. Pembubaran aliansi jurnalis
d. Mempersulit pendirian televisi swasta

8. Sidang MPRS menetapkan Letjen Soeharto sebagai pejabat Presiden yaitu pada
tanggal ….
a. 12 Agustus 1966
b. 12 Maret 1967
c. 12 Juni 1966
d. 12 September 1966

9. Ketetapan MPRS No XII/1966 Tentang ….


a. Kebijakan politik luar negeri bebas aktif
b. Supersemar
c. Perdagangan Luar Negeri
d. Stabilitas Politik

10. Yang mendapat sebutan sebagai pahlawan ampera adalah ….


a. Andi aziz
b. Arif Raman Hakim
c. Karto Suwiryo
d. Ibnu Hajar

11. Pada tanggal 28 September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota ….


a. PBB
b. ASEAN
c. Politik Luar Negeri
d. Serikat

12. Usaha meningkatkan produksi pangan pada khususnya dan pertanian pada
umumnya dengan cara peraneka ragaman jenis usaha tani dinamakan ….
a. Ekstensifikasi
b. Reboisasi
c. Rehabilitasi
d. Diversifikasi

13. Sebutkan 3 partai politik setelah penyederhanaan di masa orde baru ….


a. PPP , PDI , Golkar
b. Perti , Parmusi, NU
c. PNI, Partai Khatolik, Partai Murbah
d. IPKI, Parkindo, PSII

14. Adam malik ditunjuk sebagai ketua umum majelis PBB pada siding tahun ….
a. 1973
b. 1974
c. 1975
d. 1976

15. Salah satu tokoh yang menandatangani deklarasi Bangkok yang berasal dari
Indonesia adalah ….
a. Turn Abdul Razak
b. Narcisco Ramos
c. Thanat Khoman
d. Adam Malik

16. Pada tanggal berapa PKI dan ormas-ormasnya di bubarkan ….


a. 12 April 1996
b. 12 Maret 1966
c. 21 April 1998
d. 21 Maret 1999

17. Dibawah ini yang merupakan tokoh pencetus naskah SUPERSEMAR adalah ….
a. Moh Hatta
b. Ahmad Yani
c. Ir. Soekarno
d. Brigjen Soeharto

18. Bersihkan cabinet dwikora dari unsur PKI, termasuk isi dari ….
a. Operasi mandala
b. TRITURA
c. TRIDHARMA
d. TRIKORA

19. Dalam rangka memberikan kesempatan belajar yang lebih luas pemerintah orde
baru melaksanakan program-program sebagai berikut, kecuali ….
a. Program wajib belajar yang dimulai pada tanggal 12 Mei 1984
b. Program Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA)
c. Program Jaminan Kesehatan
d. Program Pemberantasan Buta Huruf

20. Pola kebijakan pemerintah orde baru mengenai kebijakan pembangunan jangka
pendek disebut dengan ….
a. Pembangunan berjangka
b. PELITA
c. Pembangunan materil
d. REPELITA

Anda mungkin juga menyukai