Anda di halaman 1dari 9

STUDI GETARAN EKSPERIMENTAL

ENGINE SILINDER TUNGGAL MOTOR YAMAHA MT-11

Rizky Arman

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta


Jl. Gajah Mada No.19, Olo Nanggalo Padang-25143
Telp. (0751) 54257 Fax (0751) 51341
e-mail: rizky_arman@yahoo.com

Abstract

To analyze behavior of dynamic system in vibration testing is observed from its


response about stimulus working on it. The specific relation of stimulus-response is known as
frequency response or transfer function that related on their location and direction. Frequency
Response Function (FRF) of a structure where stimulus force subjected is measured by
tranducer. Accelerometer, a type of vibration sensor (tranducer) is utilized in this experimental
setup. Different gain of mass acceleration conducted by stimulus force on cylinder engine, will
impact to proportional frequency gain. It is important to determine the natural frequency of a
system according to known the dynamic behavior. Voltage signals from accelerometer then
converted to frequency in time domain which also convert analog to digital signal by Multi
Signal Analyzer (MSA) before analyzed to get shape of coherences, peak of amplitude or just a
noise signal in various rpm of engine.

Keyword: vibration testing, frequency response function (FRF), MSA, dynamic behavior.

1. Pendahuluan dampak dari semua itu adalah timbulnya


Dalam analisis geteran secara getaran.
eksperimental maka perilaku dinamik sistem Secara umum untuk dapat terjadinya
getaran diamati dari respon sistem tersebut getaran pada sistem diperlukan minimum dua
terhadap stimulus yang bekerja padanya. hal, yaitu massa dan elastisitas sistem. Untuk
Dalam hal ini hubungan antara stimulus pada itu perlu analisa dengan membuat model
suatu lokasi tertentu dan arah yang tertentu matematika.
berhubungan secara spesifik dengan respon Pada laporan ini dilakukan pengujian
pada lokasi dan arah tertentu pula. Hubungan getaran pada blok mesin motor Yamaha MT-
antara stimulus dengan respon dinamai 11, dimana pada blok mesin tersebut dipasang
sebagai fungsi respon frekuensi atau lebih beberapa sensor untuk nantinya akan
dikenal sebagai transfer. ditentukan hasil keluaran profil getaran yang
Dalam pengukuran fungsi transfer (FRF didapat berupa sinyal yang terbaca pada layar
: Fungsi Respon Frekuensi) stimulus pada komputer.
struktur diberikan dalam bentuk gaya eksitasi Secara umum getaran dapat
sedangkan pengukuran respon getaran digolongkan menjadi dua kelompok yaitu,
tergantung jenis sensor (transducer) yang getaran bebas dan getaran paksa. Getaran
digunakan. bebas terjadi karena gaya yang ada pada
Setiap bagian komponen yang bergerak sistem itu sendiri dan sistem itu bergetar pada
akan menimbulkan gesekan. Pada asumsi pada frekuensi pribadinya. Sedangkan getaran
awal gesekan tergantung pada bahan paksa terjadi
(material), kecepatan geseran, luas permukaan karena adanya gaya dari luar yang bekerja
dan temperatur. Besar gesekan akan naik bila pada sistem tersebut. Jika gaya luar tersebut
tekanan bertambah karena deformasi dan berosilasi maka sistem akan dipaksa bergetar
turun jika kecepatan dan temperatur naik. mengikuti frekwensi gaya luar tersebut. Jika
Selanjutnya frekuensi pribadi sama besarnya dengan

Jurnal Teknos-2k, Vol.8, No. 1, Januari 2008 22


frekuensi pribadi sistem, maka akan terjadi dilakukan dengan mengukur gaya yang
resonansi. bekerja pada titik acuan tersebut baik secara
vertikal maupun horizontal. Berikut ini dapat
2. Teori dilihat medel piston dan dinding silinder yang
Pada getaran yang tereksitasi seperti berinteraksi seperti pada gambar 1-3.
yang dilakukan pada pengujian ini, maka Dindung
persamaan gerak sistemnya adalah: silinder
piston Tamparan pada dinding
silinder
k k
kx c x' m m

c c

Connecting
M rod [ Sistem getaran pada dinding silinder ]

F(t)

.. .
m x  c x  kx  Feq sin  t
crank

…….…...(1)
Gambar 1. Model piston dan dinding silinder
dimana besar amplitudo: yang saling bergesekan

F kx
X …………(2) mx'’
k  m   c 
2 2 2 M

sudut fasa:
c Gambar 2. Sistem yang bergetar pada bidang
  tan 1 horizontal
k  m 2
……….……...(3)
kx
maka:
mx'’

M
Xk 1
 ..…..(4)
F   
2
   
2

1      2  
   n      n  mg

Gambar 3. Sistem yang bergetar pada bidang


Untuk sistem yang tidak ada peredam maka vertikal
sudut fasanya,  = 0, sedangkan responnya
3. Metodologi
mengikuti fasa gaya eksitasi. Sinyal getaran adalah suatu besaran
Getaran yang timbul pada dinding listrik yang dihasilkan dari suatu pengukuran
silinder diakibatkan oleh tamparan (slap) oleh getaran. Melalui suatu instrumen getaran
piston yang bergerak naik-turun akibat maka akan dapat diperoleh sinyal getaran dari
putaran pros engkol. Pengujian getaran yang bagian yang bergetar yang merupakan
dilakukan pada engine motor ini adalah untuk presentasi fisik dari informasi getaran. Sinyal
mengetahui frekuensi pribadi sistem secara getaran yang terukur biasanya berupa
keseluruhan berdasarkan titik acuan amplitudo atau level getaran, dan bila
pengambilan data pengujian. Hal ini sinyalnya deterministik maka perioda sinyal

Jurnal Teknos-2k, Vol.8, No. 1, Januari 2008 23


bisa diukur. Jadi, dalam hal ini pemantauan khusus dari sinyal itu sendiri, sehingga kita
getaran dilakukan dalam getaran tersebut akan dapat membentuk kembali sinyal secara
(tidak dalam getaran mekanik), kemudian sempurna. Untuk mengembangkan teorema
dikonversikan dalam besaran listrik (misal : pencuplikan diperlukan cara yang tepat untuk
tegangan listrik) agar pemantauan ataupun merepresentasikan pencuplikan sinyal waktu
manipulasi sinyal seperti perbesaran, kontinu pada interval tertentu, yaitu dengan
penyaringan, pengolahan dan lainnya bisa perkalian antara rentetan impuls periodik p(t)
dilakukan lebih mudah. dengan dengan sinyal waktu kontinu x(t) yang
Agar sinyal dapat diolah dengan akan dicuplik.
teknik serta peralatan yang tersedia, maka
perlu dinyatakan dalam suatu bentuk atau
model yang benar. Pernyataan atau model
matematik adalah penting untuk memulai x(t)

analisis atau pengolahan suatu sinyal. Suatu


0 t
sinyal sangat sering dinyatakan dalam bentuk T p(t)
gambar atau grafik, yang melukiskan
bagaimana suatu informasi didalam sinyal
tersebut berubah terhadap informasi lainnya. 0 t

Hal ini yang terjadi pada pengukuran T


x(0)
x(t)

frekuensi respon. Dari bentuk sinyal seperti xp(t)

sinyal kontinu atau sinyal diskrit, dalam


0 t
praktek hampir tidak pernah digunakan sinyal
kontinu dalam pengolahan dan analisis sinyal.
Umumnya hanya akan dimanfaatkan sejumlah Gambar 4. Pencuplikan rentetan impuls.
data terbatas yang diperoleh dari sinyal
kontinu. Sinyal atau informasi yang diperoleh
dari sinyal kontinu dikenal sebagai sinyal
diskrit 3.2. Pemrosesan Waktu Diskrit Dari Sinyal
Pada pengolahan sinyal dengan Waktu Kontinu
komputer, digunakan bukan sinyal kontinu Pada beberapa aplikasi, sangat
maupun diskrit, tetapi sinyal digital yang menguntungkan memproses waktu sinyal
diperoleh dari proses kuantifikasi (digitasi) kontinu dengan mengubahnya dulu ke sinyal
terhadap sinyal kontinu dengan menggunakan waktu diskrit dan setelah diproses dalam
suatu perangkat yang dikenal sebagai analog- waktu diskrit kemudian dikembalikan lagi ke
to-digital converter (A/D converter) atau lebih sinyal waktu kontinu. Melalui proses
dikenal ADC. Terhadap sinyal yang tidak pencuplikan periodik dengan frekuensi
dikendaki (noise), maka dalam pengolahan pencuplikan tetap dan kondisi yang sesuai
sinyal dikenal signal to noise ratio (SNR). dengan teorema pencuplikan, sinyal waktu
Makin kecil nilai SNR, makin sukar informasi kontinu xc(t) diubah menjadi urutan nilai
diambil atau dipisahkan dari noise. cuplikan sesaat xc(nT), sehingga urutan waktu
diskrit xd(n) berkait dengan xc(t) dengan
3.1. Teorema Pencuplikan persamaan:
Secara umum dengan tidak adanya
kondisi atau informasi tambahan, tidak
diharapkan suatu sinyal dapat ditentukan xd [n]  xc (nT ) ……..…..……..(5)
secara unik oleh suatu deretan pencuplikan
dengan jarak yang sama. Namun jika suatu
sinyal dibatasi pitanya, atau jika transformasi xd[n] yd[n]
Konversi ke Sistem Konversi ke
Fouriernya sama dengan nol diluar pita xc(t)
waktu diskrit waktu diskrit waktu kontinu
yc(t)

frekuensi tertentu, dan jika cuplikan-


cuplikannya dibuat sedekat mungkin berkaitan
dengan frekuensi yang paling tinggi yang ada
pada sinyal tersebut, maka cuplikannya akan Gambar 5. Pemrosesan waktu diskrit dari
menampilkan bentuk yang menjadi ciri sinyal waktu kontinu.

Jurnal Teknos-2k, Vol.8, No. 1, Januari 2008 24


Transformasi dari xc(t) menjadi xd[n] lebih tinggi atau lebih rendah daripada
merupakan sistem pertama pada gambar 7, frekuensi pita yang dilewatkan tersebut.
disebut dengan konversi waktu-kontinu-ke- Filter pemilih frekuensi ideal adalah
waktu-diskrit atau C/D. Operasi kebalikannya filter yang pasti melewatkan eksponensial
merupakan sistem ketiga pada gambar 7, yang kompleks pada suatu pengaturan frekuensi
menyatakan konversi-waktu-diskrit-ke-waktu- tanpa distorsi dan menolak seluruh sinyal
kontinu atau D/C. Operasi D/c menghasilkan pada frekuensi lainnya. Sebagai contoh, suatu
interpolasi antara nilai cuplikan yang terdapat filter lowpass ideal waktu kontinu dengan
pada masukannya. Operasi D/C akan frekuensi cutoff ωc adalah sistem LTI yang
menghasilkan suatu sinyal kontinu yc(t) yang melewatkan eksponensial kompleks ejωt untuk
berkait dengan sinyal waktu diskrit yd[n] harga ω dalam daerah - ωc ≤ω≤ ωc dan
sebagai: menolak sinyal-sinyal pada frekuensi lain.
Artinya tanggapan ferkuensi dari filter adalah

yd[n] = yc(nT) ……
……………(6) 1,  c

H ( j )  
Pada sistem seperti computer digital dan 0,  c
sistem digital dimana sinyal waktu diskrit
direpresentasikan dalam bentuk digital, H(jw)

peralatan yang biasa digunakan sebagai


1
konversi D/C biasanya disebut konverter
analog-ke-digital (ADC), dan peralatan untuk
-wc 0 wc
konversi C/D disebut converter digital-ke- Stopband Passband Stopband
analog (DAC) seperti yang telah disebutkan
diatas.
Gambar 6. Tanggapan frekuensi dari
3.3. Pemfilteran (Filtering) filterlowpass ideal
Pengubahan amplitudo relatif dari
komponen-komponen frekuensi dalam sinyal
atau mungkin penghapusan beberapa 3.4. Setup Pengujian
komponen frekuensi secara keseluruhan pada Alur pengujian dimulai dengan
berbagai aplikasi, merupakan pemfilteran penempatan sensor accelerometers pada
(filtering). Sementara pemilihan frekuensi tempat yang ingin ditentukan getaran yang
tidak hanya merupakan masalah dalam akan diukur. Dalam pengujian ini
aplikasi, perannya yang lebih luas telah accelerometers di tempatkan di dinding
sampai pada pengaturan batasan-batasan yang silinder, katup masuk dan katup buang, pada
telah diterima secara luas yang bagian atas piston dan key-phasor yang
menggambarkan karekteristik dari filter ditempatkan pada poros pengerak poros
pemilih frekuensi. engkol.
Beberapa tipe dasar dari filter Motor yang digunakan unut pengerak
digunakan secara luas dan telah diberikan poros engkol adalah sebuah motor AC.
nama berdasarkan pada fungsinya. Sebagai Setelah mengatur putaran motor, selanjutnya
contoh, filter lowpass merupakan filter yang sensor-sensor yang telah dipasang akan
melewatkan frekuensi-frekuensi rendah, artiya meneruskan sinyal kepada masing-masing alat
frekuensi-frekuensi sekitar ω = 0 dan charge amplifier, input chanel yang kemudian
meredam atau menolak frekuensi-frekuensi diterima dan diolah oleh MSA (Multi Signal
tinggi. Filter highpass merupakan filter yang Analyzer) dan selanjutnya diproses dengan
melewatkan frekuensi-frekuensi tinggi dan program computer HP 3566A/67A.
meredam atau menolak frekuensi rendah, dan Keluarannya (output) berupa sinyal dengan
filter bandpass merupakan filter yang domain frekuensi atau waktu. Secara umum
melewatkan pita frekuensi-frekuensi dan setup dan alur proses yang terjadi pada MSA
meredam atau menolak kedua frekuensi yang dapat dilihat pada diagram gambar 7 dan 8.

Jurnal Teknos-2k, Vol.8, No. 1, Januari 2008 25


View
Input
Display
tersebut bisa berupa data : amplitudo,
frekuensi dan phasa yang disajikan dalam
FFT A/D bentuk spektrum frekuensi dan spectrum
Converter
phasa. Data lainnya yang melibatkan dua
Sample/
A/D C Ranging
sinyal adalah berupa : fungsi transfer, fungsi
Hold
koherensi, phasa dan lainnya.
Filtered Input
Display
Penganalisa spektrum MSA
Measurement
menggunakan konsep pengolahan data secara
Digital Filter Window FFT Averaging digital. Proses konversi sinyal dari domain
waktu ke dalam domain frekuensi
Display
menggunakan metoda Transformasi Fourier
Convention
Display
Sampling
to Display,
Coordinates
Measurement
Display
Cepat (FFT), dan data hasil konversi bisa
and Unit
dimanipulasi secara matematik sehingga
misalnya data bisa disajikan dalam skala
Gambar 7. Alur proses pengukuran pada linear ataupun dalam skala logaritmik.
HP3566A/67A Multi Signal Analyzer (MSA). Proses konversi berlangsung relatif
cepat (dalam order milisecond) dan
penganalisa spektrum ini bisa dihubungkan
dengan komputer dengan GPIB (General
purpose Interface Bus), sehingga proses
pengukuran dan pengolahan data bisa
dikontrol oleh komputer. Dengan kemampuan
yang disebutkan diatas, maka MSA cocok
untuk digunakan dalam analisis getaran
maupun diagnosis kerusakan pada elemen
rotasi.
Penganalisa spektrum MSA selalu
dilengkapi dengan low-pass-filter untuk
mencegah terjadinya kesalahan aliasing
(tumpang tindih atau pelipatan frekuensi)
pada hasil konversi data domain waktu
menjadi data domain frekuensi. Setelah itu
dilakukan proses pencuplikan dan konversi
sinyal analog menjadi sinyal digital yang
keduanya dalam domain waktu.
Sinyal pencuplikan yang merupakan
sederetan fungsi impuls dapat dinyatakan
dalam deret Fourier sebagai berikut


Gambar 8. Setup MSA S (t )   Dn e 2 jnfst …...….…..(7)
n 

4. Pembahasan
h sin(nf s )
Dn  ………..(8)
4.1. Akuisisi Data Dengan MSA tnf s
Dalam pengukuran fungsi transfer
maupun pengukuran spektrum frekuensi, fs  1 / t …………..(9)
peranan penganalisa spektrum (Spectrum
Analyzer: Multi Signal Analyser) sangat
penting karena proses transformasi sinyal
getaran dari domain waktu ke domain fs adalah frekuensi pencuplikan. Fungsi hasil
frekuensi dilakukan oleh instrument ini. Data pencuplikan, fx(t) adalah
yang diperoleh dari penganalisa spektrum

Jurnal Teknos-2k, Vol.8, No. 1, Januari 2008 26


f (t )h 
sin(nf s ) j 2nfst (1). Spektrum Linear : Merupakan data dasar
f x (t ) 
t

n   nf s
e .(10) dalam pengukuran spektrum frekuensi.
Spektrum linear adalah hasil transformasi data
domain waktu (setelah dikalikan dengan
Bila hτ = A adalah konstan dan lebar fungsi fungsi jendela) dengan menggunakan konsep
impuls τ menuju nol, maka FFT. Data spektrum linear memiliki
komponen; data real, data imajiner dan phasa.
sin( nf s ) (2). Spektrum Daya : Data ini diturunkan dari
lim  1 …….(11)
 0 nf s spektrum linear yakni mengalikan dengan
pasangan konjugatnya dan selanjutnya
dihitung harga RMS-nya. Spektrum daya
sehingga diperoleh
hanya memiliki besar real saja.
(3). Fungsi Respon Frekuensi (FRF) : Data ini
f (t ) A
f x (t ) 
t
 e j 2f st ……..(12) menyatakan hubungan antara besaran stimulus
yang dimasukkan pada kanal 1 dengan
besaran respon yang dimasukkan pada kanal
Transformasi Fourier dari persamaan diatas, 2. Secara fisik fungsi ini menunjukkan
maka diperoleh hubungan antara gaya eksitasi getaran dengan

 
A respon getarannya yang dipengaruhi oleh
f (t ) e j 2f st e  j 2ft dt ..(13)
t 
Fx ( f )  perilaku dinamik struktur yang bersangkutan.
(4). Koherensi : Data ini dapat digunakan
untuk menyatakan keandalan data hasil
 pengukuran fungsi transfer. Data dalam
A
Fx ( f )    f (t )e  j 2 ( f nfs )t dt ...(14) domain frekuensi ini amplitudonya tanpa
t  satuan dan dinormalkan antara 0 sampai
dengan 1. Pada MSA, harga koherensi hanya
A
 F ( f  nf s ) ……...…..(15)
dapat diperoleh melalui proses perata-rataan
Fx ( f ) 
t yang jumlah perataannya lebih besar dari pada
Arti fisik dari persamaan diatas satu.
adalah hasil transformasi Fourier yang berupa (5). Spektrum Silang : Data ini menyatakan
Fx(f) yang dalam domain frekuensi, dan pusat spektrum daya silang antara sinyal pada kanal
frekuensinya tergeser sebesar n.fs. Agar tidak yang satu dengan sinyal pada kanal yang
terjadi aliasing, maka secara teoritik frekuensi lainnya. Secara fisik data ini menunjukkan
pencuplikan fs besarnya adalah korelasi antara dua sinyal yang diukur pada
tempat yang berlainan. Spektrum ini
memiliki: komponen real, imajiner dan phasa.
f s  2 f max ……………(16)
Dari grafik FRF hasil pengujian
didapati hanya 4 puncak yang diduga sebagai
Aliasing terjadi bila fs<2fmax. frekuensi pribadi pada rentang (span) 400 Hz,
sedangkan secara teoritik ada 5 frekuensi
pribadi. Kurva FRF ini didapat dengan
4.2. Fungsi Transfer Dan Koherensi prosedur sebagai berikut:
Pada MSA terdapat berbagai modus (1). Sinyal stimulus yang digunakan adalah
analisis diantaranya adalah modus analisis Continuous Random dengan pertimbangan
FFT. Dalam modus ini dengan bantuan FFT untuk waktu pengukuran yang relatif cepat,
data dalam domain waktu ditransformasikan mengurangi pengaruh non-linearitas serta
dalam domain frekuensi. Data dasar dalam rasio sinyal masukan terhadap sinyal
domain frekuensi sebagai spektrum linier penggangu (noise) yang cukup baik.
dapat diproses lebih lanjut misalnya untuk (2). Untuk mencegah kebocoran spektrum dari
menentukan spektrum daya, fungsi respon sinyal stimulus yang digunakan, maka dipilih
frekuensi (FRF), fungsi koherensi dan jendela hanning. Pemakain jendela ini
lainnya. mengakibatkan sinyal masukan dalam domain
Dalam modus analisis FFT ini, data waktu mengalami pengecilan pada bagian
yang tersedia diantaranya adalah: awal dan akhir sedemikian rupa sehingga

Jurnal Teknos-2k, Vol.8, No. 1, Januari 2008 27


sinyal masukan ini kelihatan periodik
sehingga mengahasilkan data yang
kecermatan frekuensinya lebih baik dari
jendela lainnya.
(3). Untuk memperbaiki keakuratan parameter
statistik sinyal yang teratur sehingga didapat
bentuk kurva yang lebih bersih, maka
digunakan perataan (averaging) dengan jenis
perataan stable (menjumlahkan secara
aritmetik sinyal masukan dan kemudian
membaginya sesuai dengan jumlah perataan
yang dipilih).Dalam hal ini grafik komponen
real dan imajiner memberikan informasi
sebagai berikut:
a. Penggambaran komponen real fungsi
transfer memperlihatkan bagian positif
dan bagian negatif. Perpotongan antara
grafik komponen real dengan absis
(sumbu frekuensi) merupakan frekuensi
yang harga realnya sama dengan nol.
b. Penggambaran komponen imajiner (a)
menunjukkan adanya amplitudo
maksimum pada frekuensi dimana harga
realnya sama dengan nol.
c. Frekuensi yang memenuhi syarat
seperti dala butir (a) dan (b), merupakan
frekuensi pribadi sistem tersebut
Cara lain untuk menentukan frekuensi
pribadi adalah dengan melihat grafik
koherensi terhadap grafik respon frekuensi.
Fungsi koherensi tidak bersatuan dan
harganya antara 0 dan1. Fungsi koherensi 0
berarti tidak ada hubungan antara sinyal
masukan dengan sinyal keluaran, sedangkan
bila harganya 1 berarti sinyal masukan
berhubungan dengan sinyal keluaran,
sehingga jika puncak-puncak pada grafik
respon frekuensi sama dengan atau mendekati
1 maka bisa kita anggap pada nilai pada
puncak tersebut merupakan frekuensi pribadi..
Bila koherensinya berharga antara 0 dan 1
berarti pada sinyal keluaran terdapat sinyal
pengganggu (noise).
Disamping itu dari grafik fasa (b)
terhadap respon frekuensi (bode diagram),
juga dapat dilihat bahwa pada puncak-puncak
yang merupakan bentuk kurva yang bernilai
90 derajat atau kelipatannya pada grafik fasa,
maka bisa kita asumsikan nilai puncak-puncak
tersebut merupakan frekuensi pribadi.
Hasil pengukuran dan data sinyal
dapat dilihat pada gambar 9 berikut:

Jurnal Teknos-2k, Vol.8, No. 1, Januari 2008 28


Disamping itu terbatasnya waktu
pengujian dimana diperlukan waktu setting
alat yang cukup lama, sehingga untuk
pengukuran dengan berbagai variasi sinyal
stimulus dan jendela yang digunakan menjadi
terbatas hanya pada satu variasi untuk masing-
masing pengujian.
Untuk kecermatan pengukuran maka
perlu perhitungan awal (manual) terlebih
dahulu agar didapatkan acuan span frekuensi
pengukuran, sehingga spektrum pengukuran
(c) yang diharapkan dapat lebih baik.
Gambar 9. Grafik hasil pengukuran untuk 6. Daftar Pustaka
amplitude,noise dan koherensi pada (a) 300
rpm, (b) 200 rpm, (c) 100 rpm pada posisi 1. McConnell M., 1995, Vibration
accelerometer vertikal dan horizontal. Testing Theory and Practice, John
Wiley & Sons.Inc.
5. Kesimpulan 2. Oppenheim A.V. dan Willsky A.S.,
Dari pegujian yang telah dilakukan, ada 1997, Sinyak & Sistem Jilid 1 & 2,
beberapa puncak frekuensi yang tidak telihat/ Penerbit Erlangga.
terbaca. Hal ini dapat disebabkan oleh 3. Bagiasma K. dan Soemantri S., 1990,
beberapa hal, antara lain: kemungkinan Penganalisa Sinyal Dinamik dan
pemasangan sensor yang kurang tepat atau Akuisisi Data, Lab PAU ITB.
pemilihan sinyal stimulus dan jendela yang 4. Candy J.V., 1988, Signal Processing
digunakan kurang sesuai untuk pegujian yang The Modern Approach, McGraw-Hill.
dilakukan. Dimana untuk sinyal stimulus 5. Lim J.S. and Oppenheim A.V., 1988,
continuous random dengan jendela hanning Advanced Topics in Signal Processing,
yang digunakan mempunyai beberapa Prentice Hall.
kelemahan antara lain amplitudo yang kurang 6. Gabel R.A. dan Robert R.A., 1988,
akurat. Sinyal Dan Sistem Linear, Penerbit
Secara umum disimpulkan: Erlangga.
 Dengan pengukuran sinyal getaran 7. Kreyzig E., 1988, Advanced
secara eksperimental maka diperoleh Engineering Mathematics, John Wiley
spektrum getaran (seperti: magnitude, & Sons.
real, imaginer, koherensi, phase, inst. 8. Thomson W.T.,1993, Theory Of
time dan lainnya) dalam domain Vibration With Applications, Prentice
frekuensi yang merupakan informasi Hall.
penting dalam menganalisis getaran 9. Rao S.S., 1995, Mechanical Vibration,
struktur. Dari kurva getaran tersebut Addison Wesley.
dapat ditentukan karakteristik dinamik 10. Strum R.D. and Kirk D.E., 1994,
struktur seperti frekuensi pribadi, modus Contemporary Linear Systems Using
getar, rasio percepatan dan gaya dari Matlab, PWS.
struktur tersebut. 11. Gaul L. and Wagner M., Beam
 Untuk menghindari kebocoran sinyal Response Derived From A 3-D Habrid
saat dilakukan transformasi ke domain Boundary Integral Method In
frekuensi maka diperlukan pemakaian Elastodynamics, Mechanical System
fungsi jendela (window) yang sesuai and Signal Processing (1997) 11(2),
dengan source sinyal pengeksitasinya. 257-268.
 Untuk meminimalkan pengaruh luar 12. Tawfiq I., Vinh T. and Chouychai T.,
terhadap sinyal (noise) maka dilakukan A New Approach To Impact Testing
averaging pada penentuan koherensinya. Instrumentation Using An Electronic
Semakin besar harga averaging semakin baik Slave Hammer, Mechanical System
bentuk sinyal yang diharapkan.

Jurnal Teknos-2k, Vol.8, No. 1, Januari 2008 29


and Signal Processing (1997) 11(2), 14. ______, Bahan Kuliah Kursus Singkat
269-285. Getaran Pemesinan, Lab. Dinamika
13. Arman R., 2003, Laporan Praktikum PAU ITB.
Pengujian FRF Beam Aluminium 15. ______, Seri Matlab Programming,
Dengan Tumpuan Jepit-Jepit, Tidak di Comlabs ITB.
publikasi.

Jurnal Teknos-2k, Vol.8, No. 1, Januari 2008 30

Anda mungkin juga menyukai