Anda di halaman 1dari 299

Manajemen

Keuangan I
-~-------

Manajemen Keuangan 1
MANAJEMEN KEUANGAN 1
Oleh : Miswanto
Eko Widodo

Design & Lay Out : QX Graphic Design

Diterbitkan pertama kali oleh Gunadarma


® Hak Cipta dilindungi undang-undang
Jakarta 1998
Daftar lsi

DAFfARISI
DAFfAR GAMBAR
DAFfAR TABEL

BAB 1 MANAJER KEUANGAN DAN LINGKUNGAN BISNIS 1


PENDAHULUAN 1
PERAN DAN KEPUTUSAN MANAJEMEN KEUANGAN 2
TUmAN MANAJEMEN KEUANGAN 3
MASALAH AGENCY 3
TANGGUNG JAWAB CHIEF FINANCIAL OFFICER 4
LINGKUNGAN BENTUK PERUSAHAAN 4
LINGKUNGAN PERPAJAKAN 7
LINGKUNGAN KEUANGAN 11
RINGKASAN 14
SOAL LATIHAN 14

BAB 2 NILAI WAKTU UANG 19


PENDAHULUAN 19
BUNGASEDERHANA 19
BUNGA BERBUNGA 21
BUNGA BERBUNGA LEBIH DARI SEKALI DALAM SETAHUN 26
RINGKASAN 31
SOALLATIHAN 32
BAB 3 PENILAIAN SURAT-SURAT BERHARGA JANGKA
PANJANG 37
PERBEDAAN KONSEP NILAI 37
PENILAIAN OBLIGASI 38
PENILAIAN SAHAM 41
PENENTUAN RATE OF RETURN ATAU YIEW 46
RINGKASAN 48
SOAL LATIHAN 49

BAB 4 RISIKO DAN RETURN 53


KONSEP RETURN DAN RISIKO 53
SIKAP INVESTOR TERHADAP RISIKO 58
INVESTAS! PORTOFOLIO 59
RISIKO SISTIMATIS DAN TIDAK SISTIMATIS 65
CAPITAL ASSETS PRICING MODEL 66
ARBITRAGE PRICING MODEL 72
MARKET MODEL 72
RINGKASAN 74
SOAL LATIHAN 77

BAB 5 ANALISIS RASIO KEUANGAN 80


PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN 80
RASIO LIKUIDITAS 83
RASIO LEVERAGE 86
RASIO AKTIVITAS 89
RASIO PROFITABILITAS 93
PENGGUNAAN ANALISIS TREND 96
RINGKASAN 100
SOAL LATIHAN 100
BAB 6 ANALISIS DANA, ANALISIS ALIRAN KAS, DAN
PERENCANAAN KEUANGAN 111
ANALISIS ALIRAN DANA 111
LAPORAN ALIRAN KAS 116
ANGGARAN KAS 120
PERAMALAN LAPORAN KEUANGAN 123
RINGKASAN 126
SOAL LATIHAN 126

BAB 7 MANAJEMEN MODAL KERJA 132


PENDAHULUAN 132
MASALAH DALAM MANAJEMEN MODAL KERJA 133
KEBUAKAN DALAM PEMBELANJAAN MODAL KERJA 136
MARGIN OF SAFElY 140
RINGKASAN 140
SOAL LATIHAN 141

BAB 8 MANAJEMEN KAS DAN SEKURITAS JANGKA PENDEK 146


MOTIVASI MEMEGANG KAS 146
MANAJEMENKASYANGEASlliN 146
INVESTAS! PADA SEKURITAS 150
MODEL-MODEL SALDO KAS 150
RINGKASAN 159
SOAL LATIHAN 159

BAB 9 MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN SEDIAAN 164


KEBUAKAN PENGUMPULAN PIUTANG DAN KEBUAKAN KREDIT 164
MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN SEDIAAN 171
PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN JUST-IN-TIME 179
TQM DAN MANAJEMEN PEMBELIAN-SEDIAAN:
BENTUK HUBUNGAN BARU DENGAN PEMASOK 182
RINGKASAN 184
SOAL LATIHAN 185
BAB 10 PEMBELANJAAN JANGKA PENDEK 192
PEMBELANJAAN SPONTAN 192
PEMBELANJAAN EKSTERNAL 195
PENJUALAN PIUTANG 198
RINGKASAN 198
SOAL LATIHAN 199

BAB 11 METODE PENILAIAN PENGANGGARAN MODAL 203


PENTINGNYA PENGANGGARAN MODAL 203
TAHAP-TAHAP PENGANGGARAN MODAL 204
METODE-METODE KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL 204
KETERBATASAN DANA 219
RINGKASAN 221
SOALLATIHAN 221

BAB 12 ANALISIS ALIRAN KAS PROYEK 227


IDENTIFIKASI ALIRAN KAS RELEVAN 227
ALIRAN KAS INKREMENTAL 228
KLASIFIKASI ALIRAN KAS 229
CONTOH PEMBELIAN AKTIVA BARU 231
ANALISIS PENGGANTIAN 233
ISTIMASI ALIRAN YANG BIAS 235
MANAGERIAL OPTION 235
PENGEVALUASIAN PROYEK-PROYEK YANG BERUSIA
TIDAKSAMA 236
NILAI PEMBATALAN 239
PENYESUAIAN KARENA INFLASI 239
RINGKASAN 240
SOAL LATIHAN 240

BAB 13 RISIKO DALAM PENGANGGARAN MODAL 245


MACAM-MACAM RISIKO PROYEK 245
RISIKO BERDIRI SENDIRI 247
RISIKO KORPORASI 252
RISIKO PASAR 253
PENGGABUNGAN RISIKO DAN STRUKTUR MODAL KE
DALAM KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL 256
RINGKASAN 260
SOAL LATlliAN 260

DAFfAR PUSTAKA 260


LAMPIRAN-LAMPIRAN 269

I. TABEL I FVIF DARI RPl,- PADA PERIODE N 270


------------------~----------------------------------
11. TABEL II PVIF DARI RPl,- PADA PERIODE N 272
III TABEL III FVIFA DARI RPl,- PADA PERIODE N 274
IV TABEL IV PVIFA DARI RPl,- PADA PERIODE N 276
V TABEL V DISTRIBUSI NORMAL Z 278
VI JA WABAN SOAL PILIHAN BERGANDA 279
Daftar Gambar

GAMBAR 1-1 FUNGSI KEUANGAN DALAM BAGAN ORGANISASI 5


GAMBAR 1-2 ALIRAN DANA DAN MEKANISME PASAR KEUANGAN 12
GAMBAR4-l HUBUNGAN RISIKO SISTEMATIS DAN RISIKO TIDAK
SISTEMATIS PADA PORTOFOLIO 65
GAMBAR4-2 HUBUNGAN ANTARA EXCESS RETURN PADA SUATU SAHAM
DAN EXCESS RETURN PADA PASAR PORTOFOLIO 67
GAMBAR4-3 CONTOH CHARACTERISTIC UNE DENGAN BETA BERBEDA 68
GAMBAR4-4 SECURITY MARKET UNE (SML) 69
GAMBAR4-5 PENGGAMBARAN BETA 73
GAMBAR 7-1 AKTIVA LANCAR PADA TIGA ALTERNATIF KEBUAKAN
MODALKERJA 134
GAMBAR 7-2 MODAL KERJA PERMANEN DAN TEMPORER 135
GAMBAR 7-3 KEBUAKAN PEMBELANJAAN HEDGING 137
GAMBAR 7-4 KEBUAKAN PEMBELANJAAN KONSERVA TIP 138
GAMBAR 7-5 KEBUAKAN PEMBELANJAAN AGRESIF 139
GAMBAR8-1 MODEL SEDIAAN DITERAPKAN TERHADAP
MANAJEMEN KAS 151
GAMBAR8-2 KONSEP MODEL MILLER-ORR 154
GAMBAR8-3 KONSEP MODEL STONE 157
GAMBAR9-1 KLASIFIKASI SEDIAAN DENGAN NILAI SEDIAAN 173
GAMBAR9-2 CONTOH KUANTITAS PEMESANAN YANG PASTI,
PERMINTAAN TETAP, DAN TIDAK ADA SAFETY STOCK 176
GAMBAR9-3 ECONOMIC ORDER QUANTITY 177
GAMBAR9-4 REORDER POINT 178
GAMBAR9-5 REORDER POINT DENGAN SAFETY STOCK 179
GAMBAR9-6 PANDANGAN TRADISIONAL TENTANG KUALITAS 183
GAMBAR ll-1 NPV PADA BERBAGAI KEMUNGKINAN DISCOUNT RATE 209
GAMBAR 11-2 PROYEK E MEMILIKI IRR LEBIH TINGGI, TETAPI PADA
DISCOUNT RATE KURANG DARI 20% MEMILIKI NPV LEBIH
RENDAH 213
GAMBAR ll-3 IRR GANDA PADA PROYEK C 214
GAMBAR 13-1 HUBUNGAN ANTARA KETIGA MACAM RISIKO 246
GAMBAR 13-2 ANALISIS SENSffiVITAS 247
GAMBAR 13-3 KONSEPCERTAINTYEQUJVALENT 256
GAMBAR 13-4 PERUBAHAN RISIKO YANG TERJADI SEPANJANG WAKTU IV 259
Daftar Tabel

TABEL 1-1 T ARIF PENGHASILAN 7


TABEL 1-2 PENGELOMPOKKAN HARTA, METODE, DAN TARIF PENYUSUTAN 9
TABEL 1-3 PENGELOMPOKKAN HARTA, METODE, DAN TARIF AMORTISASI 10
TABEL 1-4 PERCEPATAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 10
TABEL2-1 CONTOH PERHITUNGAN NILAI UANG SEKARANG 27
TABEL 2-2 CONTOH PERHITUNGAN NILAI UANG PADA MASA MENDATANG 28
TABEL4-1 DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRET SAHAM BIASA PT X 56
TABEL4-2 DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRET SAHAM BIASA PT Y 56
TABEL4-3 RANGKUMAN PERHITUNGAN RISIKO INVESTASI 58
TABEL4-4 KARAKTERISTIK PORTOFOLIO SAHAM X DAN SAHAM Y 61
TABEL4-5 DEVIASI STANDAR PORTOFOLIO DUA SEKURITAS 64
TABEL4-6 DATA VARIABEL-VARIABEL SEBELUM DAN SESUDAH
PERUBAHAN 71
TABEL5-1 LAPORAN RUGI LABA PT "ABC" 82
TABEL5-2 NERACA PT "ABC" 82
TABEL 5-3 DATA PROFIT MARGIN 1990-1996 97
TABEL 5-4 PERHITUNGAN PERSAMAAN REGRESI LINEAR 97
TABEL5-5 ANALISIS COMMON SIZE PADA LAPORAN RUGI LABA PT "ABC" 99
TABEL6-1 PERUBAHAN NERACA PT "ABC" 112
TABEL 6-2 LAPORANSUMBERDANPENGGUNAANDANA
PT "ABC" 31/12/95-9 114
TABEL 6-3 LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
PT "ABC" 31/12/95-96 (SETELAH DISESUAIKAN) 115
TABEL 6-4 LAPORAN ALIRAN KAS: METODE LANGSUNG VS METODE
TIDAK LANGSUNG 118
TABEL6-5 PERHITUNGAN UNTUK PERSIAPAN MEMBUAT LAPORAN
ALIRAN KAS METODE LANGSUNG PT "ABC" TAHUN 1996 119
TABEL6-6 SKEDUL PROYEKSI PENJUALAN DAN PENGUMPULAN
PIUTANG BULAN JANUARI- JUNI 1997 122

TABEL 6-7 SKEDUL PROYEKSI PENGELUARAN KAS UNTUK BULAN


JANUARI- JUNI 1997 122

TABEL6-8 SKEDUL PROYEKSI ALIRAN KAS NETO DAN SALDO KAS


BULAN JANUARI- JUNI 1997 123
TABEL6-9 ISTIMASI LAPORAN RUGI LABA ENAM BULAN PERTAMA 1997 124
TABEL6-10 NERACA DEPARTEMEN STORE PADA 31/12/1996 124
TABEL6-11 PERAMALAN NERACA PER 30 JUNI 1997 125
TABEL 7-1 PEMBELANJAAN JANGKA PENDEK VS JANGKA PANJANG 139
TABEL8-1 PENGHITUNGAN BIAYA KESEMPATAN, BIAYA TRANSAKSI,
DAN BIAYA MEMEGANG KAS TOTAL 153
TABEL 8-2 ALIRAN KAS BERSIH 157
TABEL 8-3 HUBUNGAN ANTARA ALIRAN KAS BERSIH DAN SALDO KAS 158
TABEL9-1 CONTOHKEBDAKANPELONGGARANSTANDARKREDIT 170
TABEL 9-2 PROFITABILITAS VS RETURN YANG DIHARAPKAN
DALAM PENGEVALUASIAN PERUBAHAN KEBIJAKAN KREDIT 171
TABEL 11-1 ALIRAN KAS PROYEK N, 0, DAN P 206
TABEL 11-2 CARA MENGHITUNG PAYBACK PERIOD 206
TABEL 11-3 CARA MENGHITUNG DISCOUNTED PAYBACK PERIOD 207
TABEL 11-4 ALIRAN KAS PERUSAHAAN "NEMIRA" 210
TABEL 11-5 CONTOH MASALAH MUTUALLY EXCLUSIVE PROJECTS 212
TABEL 11-6 MULTIPLE IRR 223
TABEL 11-7 CONTOH MASALAH PROYEK MUTUALLY EXCLUSIVE 215
TABEL 11-8 ALIRAN KAS PADA PROYEK DENGAN SKALA DAN
UKURAN BERBEDA 216
TABEL 11-9 KAS MASUK PROYEK L DANS 217
TABEL 11-10 PROYEK-PROYEK DALAM KETERBATASAN DANA 220
TABEL 11-11 PRESENT VALUE DAN PI PADA LIMA PROYEK 220
TABEL 12-1 ALIRAN KAS DENGAN ATAU TANPA PROYEK 228
TABEL 12-2 ALIRAN KAS SETELAH MESIN BARU 231
TABEL 12-3 ISTIMASI ALIRAN KAS INKREMENTAL 231
TABEL 12-4 ALIRAN KAS MULA-MULA PADA PENGGANTIAN MESIN 233
TABEL 12-5 ALIRAN KAS OPERAS!, TAHUN TERAKHIR, DAN NETO TOTAL
PADA PENGGANTIAN MESIN 234
TABEL 12-6 ALIRAN KAS YANG DIHARAPKAN PROYEK A DAN B 237
TABEL 12-7 ALIRAN KAS PADA DUA KALI INVESTASI PADA PROYEK B 237
TABEL 13-1 PERUBAHAN NPV KARENA ADA PERUBAHAN PADA
V ARIABEL INPUT 248
TABEL 13-2 ANALISIS SKENARIO 249
TABEL 13-3 ILUSTRASI POHON KEPUTUSAN 250
TABEL 13-4 PV PADA KEENAM CABANG 251
TABEL 13-5 ANALISIS ALIRAN KAS PASTI PROYEK A 257
TABEL 13-6 ILUSTRASI NILAI ALIRAN KAS YANG PASTI 260
Prakata

Penulis mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan nikmat
yang telah dilimpahkanNya, sehingga buku Manajemen KeuanganJilid I ini dapat diselesaikan.
Buku ini merupakah salah satu dari serangkaian seri diktat kuliah yang diterbitkan oleh
Penerbit Gunadarma, yang mengambil jurusan Ekonomi pada Universitas Gunadarma. Ide
penulisan buku ini adalah berawal dari penulis saat mulai mengajar matakuliah Manajemen
Keuangan. Saat itu, penulis mendapat keluhan dari mahasiswa bahwa belajar manajemen
keuangan adalah sulit. Dengan adanya keluhan tersebut, penulis tergugah untuk menyajikan
buku teks Manajemen Keuangan dalam bahasa Indonesia yang sekiranya mudah dibaca,
dipahami, dan dapat membantu praktik manajemen keuangan di dunia bisnis.
Buku manajemen keuangan yang kami susun mempunyai keunikan. Buku ini disusun
dengan berdasarkan pada empat prinsip dasar yang digunakan dalam membuat suatu karya
tulis ilmiah, yaitu: unity, support, coherence, dan sentence skill. Dengan empat prinsip dasar
tersebut, penulisan buku ini dibuat dengan menggunakan kalimat yang pendek-pendek,
bahasa yang sederhana, dilengkapi contoh-contoh kasus, paragraf-paragraf yang ringkas,
sehingga buku ini diharapkan mudah dibaca, dipahami, dan mudah disimak alur
pembahasannya. Pada setiap akhir bab, penulis menyajikan soallatihan yang terdiri dari tiga
macam: 1) tes korekasi betul-salah, 2) soal pilihan berganda, dan 3) soal uraian. Khusus untuk
soal pilihan berganda disediakan kunci jawaban yang dapat dilihat dalam lampiran buku ini.
Penulis berharap para pembaca buku ini bisa menggunakan soal latihan tersebut untuk
membantu mempermudah di dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep yang telah
diuraikan sebelumnya.
Pada masa sekarang dan masa mendatang, perubahan terus berlanjut terjadi di berbagai
bidang -- struktur politik, so sial, ekonomi, dan juga keuangan. Keunikan yang lain dari buku
ini adalah buku ini memperkenalkan kepada pembaca bahwa perubahan pada keuangan telah
banyak terjadi. Berubah tidak hanya pada praktik keuangan, tetapi juga dalam teoritikal dan
dasar-dasar penilaian. Oleh karena itu, penulis berharap buku ini mempunyai nilai lebih bagi
pembaca.
Maksud dari Manajemen Keuangan adalah untuk memberikan pemahaman bagaimana
dana diperoleh oleh perusahaan dan bagaimana dana tersebut dialokasikan. Semua tujuan
keputusan keuangan adalah untuk penciptaan nilai (creation value). Melalui buku ini,
penulis dapat mencarikan ilustrasi-ilustrasi bagaimana keputusan-keputusan tersebut
dilaksanakan.
Buku Manajemen Keuangan yang kami tulis disusun dalam dua jilid (I dan II). Apabila
pembaca sudah membaca buku Manajemen Keuangan Jilid I, penulis sarankan untuk
meneruskan membaca buku Manajemen Keuangan II yang segera akan terbit setelah
terbitnya buku ini, agar pembaca lebih dapat memahami manajemen keuangan secara
menyeluruh. lsi materi buku ini, penulis sesuaikan dengan kurikulum nasional yang berlaku
di Indonesia saat ini, untuk jenjang pendidikan S 1 atau D3 program studi akuntansi dan
manajemen. Biasanya, matakuliah Manajemen Keuangan diberikan selama dua semester.
Manajemen Keuangan Jilid I dirancang untuk semester I dan Manajemen Keuangan Jilid II
dirancang untuk semester I. Walapun kami rancang untuk mahasiswa, buku dapat digunakan
oleh siapa saja, termasuk para praktisi, yang ingin mempelajari dan mendalami manajemen
keuangan.
Manajemen Keuangan Jilid I terdiri dari 13 (tiga belas) bah. Masing-masing bah berisi:
telaah teoritikal, contoh kasus, ringkasan bahasan, dan diakhiri dengan soallatihan. Bah I
membahas manejemen keuangan dan lingkungan bisnis. Dalam bah ini pembaca dapat
mengetahui: peran manajemen keuangan, tiga macam keputusan manajemen keuangan,
tujuan perusahaan, tanggungjawab manajer keuangan, dan pentingnya mengenali lingkungan
bisnis. Bah II membahas nilai waktu uang. Bah ini memberikan landasan untuk mempelajari
bab-bab berikutnya. Melalui bah ini, pembaca dapat mengetahui: makna nilai waktu uang,
bunga berbunga, nilai mendatang, dan nilai sekarang. Bah ill membahas penilaian surat-surat
berharga jangka panjang. Melalui bah ini, pembaca dapat mengetahui: perbedaan konsep
nilai, penilaian obligasi, penilaian saham, dan penentuan yield. Bah IV membahas risiko dan
return. Dalam bah ini, pembaca dapat mengetahui: konsep return dan risiko, sikap investor
terhadap risiko, investasi portofolio, risiko sistematis dan tidak sistimatis, capital asset
pricing model, arbitrage pricing model, dan market model. Bah V membahas analisis rasio
keuangan. Melalui bah ini, pembaca dapat mengetahui: penggunaan analisis rasio keuangan,
rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan penggunaan analisis
trend. Bah VI membahas analisis dana, analisis aliran kas, dan perencanaan keuangan.
Melalui bah ini, pembaca dapat mengetahui: analisis aliran dana, laporan aliran kas, anggaran
kas, dan peramalan laporan keuangan.
Bah VII membahas manajemen modal kerja. Bah ini memberikan landasan untuk
mempelajari manajemen kas dan sekuritas jangka pendek, manajemen piutang dagang dan
sediaan, dan pembelanjaan jangka pendek. Melalui bah ini, pembaca dapat mengetahui:
masalah dalam manajemen modal kerja, kebijakan dalam pembelanjaan modal kerja, dan
margin ofsafety. Bah VIII membahas manajemen kas dan sekuritas jangka pendek. Melalui
bah ini, pembaca dapat mengetahui: motivasi memegang kas, manajemen kas yang efisien,
investasi pada sekuritas jangka pendek, dan model-model saldo kas. Bah IX membahas
manajemen piutang dagang dan sediaan. Melalui bah ini, pembaca dapat mengetahui:
kebijakan piutang dan kebijakan kredit, manajemen dan pengendalian sediaan, pengendalian
sediaan dengan just in time, dan hubungan total quality management (TQM) dengan
manajemen pembelian-sediaan. Bah X membahas pembelanjaanjangka pendek. Melalui bah
ini, pembaca dapat mengetahui: pembelanjaan spontan, pembelanjaan eksternal, dan penjualan
piutang. Bah XI membahas metode penilaian penganggaran modal. Melalui bah ini, pembaca
dapat mengetahui: pentingnya penganggaran modal, tahap-tahap penganggaran modal,
metode-metode keputusan penganggaran modal, dan masalah keterbatasan dana. Bab XII
membahas analisis aliran kas proyek. Melalui bab ini, pembaca dapat mengetahui: identiflkasi
aliran kas relevan, aliran kas inkremental, klasifikasi aliran kas, contoh pembelian aktiva
baru, analisis penggantian, cash flow estimation bias, managerial option, pengevaluasian
proyek-proyek yang berusia tidak sama, nilai pembatalan, penyesuaian karena inflasi.
Terkahir, bab XIII membahas risiko dalam penganggaran modal. Melalui bab terakhir ini,
pembaca dapat mengetahui: macam-macam risiko proyek, risiko berdiri sendiri, risiko
korporasi, risiko pasar, dan penggabungan risiko dan struktur modal ke dalam keputusan
penganggaran modal.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada Penerbit Gunadarma yang telah menerbitkan
buku ini dan rekan-rekan dosen, pengajar yang telah memberikan banyak masukan kepada
penulis. Penulis sampaikan terimakasihjuga kepada Bapak Prof. Dr. Bambang Riyanto dan
Bapak Dr. Suad Husnan yang telah membimbing penulis dalam mempelajari teori keuangan
sewaktu masih kuliah di S 1 dan S2 UGM Yogyakarta. Pada kesempatan ini juga penulis
sampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Sunder Sundriyo, MBA dan Sdr. Dwi Purwanto,
SE yang telah membantu diterbitkannya buku ini.
Dengan terbitnya buku ini, penulis berharap buku ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, baik paramahasiswa, pendidik, dan praktisi. Meskipun sudah diusahakan semaksimal
mungkin, toh buku ini tidak terhindar dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik, agar pada edisi berikutnya menjadi lebih baik.

Miswanto
Eko Widodo
Bab 1Manajer Keuangan dan Lingkungan Bisnis

Setelah mempelajari Bah I, Saudara diharapkan mampu:


1. Menjelaskan mengapa peran manajer keuangan saat ini begitu penting, tidak hanya
untuk perusahaan, tetapi untuk perekonomian secara keseluruhan.
2. Menjabarkan tiga macam keputusan manajemen keuangan.
3. Mengidentifikasi tujuan perusahaan dan memahami mengapa memaksimumkan
kesejahteraan para pemegang saham lebih baik daripada tujuan-tujuan yang lain.
4. Memahami tanggung jawab manajer keuangan dan perbedaan antara treasurer dengan
controller.
5. Menjabarkan tentang pentingnya mengenali lingkungan bisnis yang terdiri dari:
bentuk-bentuk perusahaan, perpajakan, dan lingkungan keuangan.

PENDAHULUAN
Manajer keuangan memainkan peran yang dinamis dalam pengembangan perusahaan
modem. Faktor-faktor ekstemal selalu terus mempengaruhi manajer keuangan. Faktor
tersebut di antaranya adalah: persaingan antarperusahaan, perubahan teknologi, perubahan
inflasi dan tingkat bunga, ketidakpastian ekonomi dunia, fluktuasi exchange rate, perubahan
hukum pajak, dan etika harus menjadi perhatian manajemen keuangan. Dalam tahun 1990-an
dan menjelang A bad XXI, keuangan memainkan peran yang sangat strategis dalam perusahaan.
Chief financial officer (CFO) atau manajer keuangan harus menjadi pemain tim (team
player) dalam keseluruhan usaha perusahaan untuk menciptakan nilai (value creation). Cara
lama untuk melakuan sesuatu yang sederhana tidak baik atau tidak cocok untuk digunakan
dalam memasuki dunia persaingan saat sekarang dan yang akan datang, karena cara lama
tersebut segera menjadi usang. Oleh karena itu, agar perusahaan tetap survive, manajer
keuangan harus mempunyai fleksibilitas untuk adaptasi terhadap perubahan lingkungan
ekstemal.
Apabila Saudara menjadi manajer keuangan, kemampuan adaptasi untuk berubah,
menaikkan dana, investasi dalam aktiva, dan mengelola dengan baik akan berpengaruh
terhadap keberhasilan perusahaan Saudara. Lebih lanjut, apabila dana dialokasikan dengan
salah, pertumbuhan ekonomi menjadi lamban. Dalam ekonomi, pengalokasian sumber day a
secara efisien adalah vital untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi. Pengalokasian
sumber daya secara efisien adalahjuga menjamin individu-individu memperoleh kepuasan
pada tingkat tertinggi dari apa yang dinginkan sebagai manusia.

PERAN DAN KEPUTUSAN MANAJEMEN KEUANGAN


Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengkaitkan pemerolehan (acquisition),
pembelanjaanlpembiayaan (financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara
menyeluruh dari suatu perusahaan. Oleh karena itu, manajer keuangan memainkan peranan
penting dalam perekonomian saat ini, yaitu:
1. Manajer keuangan bertanggungjawab terhadap tiga macam keputusan pokok manajemen
keuangan: perolehan, pembiayaan, dan pengelolaan aktiva secara efisien.
2. Apabila sumber-sumber ekonomi dialokasikan secara efisien, pertumbuhan ekonomi
akan terdorong, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Manajer keuangan menghadapi tantangan untuk mengelola aktiva secara efisien dalam
suatu lingkungan yang berubah. Perubahan-perubahan ini meliputi:
a. Persaingan yang tinggi di antara perusahan-perusahaan, secara lokal maupun
global.
b. Perekonomian dunia yang tidak menentu.
c. Perubahan teknologi yang cepat.
d. Tingkat inflasi dan tingkat bunga yang berfluktuasi.

Manajemen keuangan mempunyai tiga macam keputusan utama, yaitu: keputusan


investasi, keputusan pembiayaan, dan keputusan manajemen aktiva (Home and Wachowicz,
1995). Berikut ini diuraikan ketiga macam keputusan tersebut:
1. Keputusan investasi
Keputusan investasi adalah yang paling penting dari ketigamacam keputusan. Keputusan
tersebut mulai dengan penentuanjumlah total aktiva riil yang dibutuhkan untuk dimiliki
oleh perusahaan. Aktiva riil macam apa yang diperlukan oleh perusahaan? Aktiva riil
diperlukan oleh perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua macam: aktiva lancar
dan aktiva tetap. Aktiva lancar terdiri kas, piutang, dan sediaan. Aktiva tetap terdiri
mesin, peralatan, gedung, dan tanah.

2. Keputusan pembelanjaan (pembiayaan)


Keputusan ini menyangkut dana yang dibutuhkan akibat adanya keputusan investasi.
Keputusan ini adalah keputusan bagaimana mendapatkan dana yang akan digunakan
untuk memperoleh aktiva riil yang diperlukan. Keputusan pembelanjaan merupakan
keputusan untuk mengadakan aktiva keuangan yang terdiri dari dari utang dan modal
ekuitas (sendiri). Dalam neraca, aktiva keuangan umumnya dijumpai di sisi kanan atau
bawah. Perusahaan harus memutuskan menggunakan utang dan atau modal ekuitas
(sendiri) untuk membiayai atau membayar aktiva-aktiva yang diperlukan. Dari segi
jangka waktunya, utang ada dua mac am: utang Iancar dan utang jangka panjang. Modal
ekuitas terdiri dari: saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan. -'

2
3. Keputusan manajemen aktiva:
Setelah aktiva diperoleh dan dibelanjai dengan tepat, aktiva-aktiva harus selalu dikelola
dengan efisien. Manajer keuangan dibebani juga tanggung jawab operasi terhadap
aktiva-aktiva yang ada. Dalam menjalankan tanggungjawab tersebut, manajer keuangan
lebih memperhatikan manajemen aktiva lancar daripada aktiva tetap. Seperti yang
sudah dijelaskan di atas bahwa manajemen aktiva lancar meliputi manajemen kas,
piutang, dan sediaan (inventori).

TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN


Agar manajemen keuangan efisien, perusahaan seharusnya mempunyai suatu tujuan atau
sasaran utama. Dilihat dari perkembangannya, tujuan perusahaan ada beberapa macam,
yaitu:
1. Tujuan tradisional yaitu memaksimumkan laba. Tujuan tersebut sudah tidak memadai
lagi, karena (Hampton, 1995):
a. Memaksimumkan laba atau memaksimumkan earnings per share tidak
mempertimbangkan nilai waktu uang danjangka waktu return pada masa yang akan
datang.
b. Risiko return pada masa yang akan datang tidak dipertimbangkan.
c. Kebijakan dividen tidak dipertimbangkan.

2. Memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham yaitu dilakukan dengan cara


memaksimurnkan harga pasar saham perusahaan. Tujuan tersebut merupakan tujuan
yang tepat, karena:
a. Harga pasar mencerminkan evaluasi pasar terhadap prestasi perusahaan saat itu dan
masa yang akan datang.
b. Tujuan memaksimurnkan harga pasar memperhitungkan kapan return diterima
oleh para pemilik, jangka waktu terjadinya. risiko return tersebut, dan kebijakan
dividen.

3. Memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham tidak membebaskan pemsahaan dari


pertanggungjawaban sosial, karena:
a. Kesejahteraan pemegang saham dan kehidupan perusahaan sangat tergantung pada
pertanggungjawaban sosial pemsahaan.
b. Perusahaan dapat dipandang memproduksi baik barang pribadi maupun barang
sosial yang akan menguntungkan pemegang saham.

MASALAH AGENCY
Masalah agency dapat timbul dalam pemsahaan apabila pemilik tidak sekaligus sebagai
manajer. Dalam perusahaan perseroan terbatas (PT) yang besar, terdapat banyak pemilik
(pemegang saham) yang terpisah dari manajemen. Oleh karena itu, terjadi situasi-situasi
sebagai berikut (Brigham and Gapenski, 1993):

3
1. Wewenang didelegasikan kepada manajemen, yang bertindak sebagai agen pemilik.
2. Principals (para pemilik) berharap bahwa agen mereka akan mengoperasikan perusahaan
untuk kepentingan para pemilik.
.
Masalah agency meliputi konflik potensial antara kepentingan para pemilik dengan
agen-agen mereka yaitu manajemen perusahaan. Masalah agency yang terjadi dalam
perusahaan harus dicegah atau dikurangi, karena masalah tersebut dapat mengganggu
perusahaan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Cara yang dapat ditempuh
untuk mengurangi masalah agency adalah melakukan pemantauan manajemen dan penawaran
insentifyang memadai bagi manajer.

TANGGUNG JAWAB CHIEF FINANCIAL OFFICER


Seorang chief financial officer (CFO) atau wakil direktur bidang keuangan umumnya
bertanggungjawab terhadap fungsi keuangan perusahaan. Dalam perusahaan besar, fungsi
keuangan dapat dibagi menjadi dua bagian yang dikepalai oleh seorang treasurer dan oleh
seorang controller (Brealey, Myers, and Marcus, 1995).
1. Controller biasanya berhubungan dengan fungsi akuntansi baik untuk kepentingan
intern berupa penganggaran dan forecasting maupun untuk tujuan pelaporan eksteren
kepada investor, kreditur, dan pemerintah.
2. Treasurer lebih berhubungan dengan fungsi investasi, pembiayaan (financing), dan
manajemen aktiva.
3. Perbedaan antara treasurer dan controller tidak selalu jelas, dalam perusahaan kecil
mungkin keduanya sama atau menjadi satu.
Dalam perusahaan manufaktur, umumnya kedudukan CFO setingkat dengan wakil
direktur bidang operasi dan wakil direktur bidang pemasaran. Gambar 1-1 adalah hagan
organisasi yang menunjukkan kedudukan CFO, controller, dan treasurer dalam perusahaan
manufaktur.

LINGKUNGAN BISNIS: BENTUK PERUSAHAAN


Manajemen keuangan dapat bekerja dengan baik harus mengenali lingkungan bisnis yang
ada. Agar manajer keuangan dapat berperan lebih baik harus familiar terhadap lingkungan
bisnis di mana perusahaan beroperasi. Di samping itu, dengan mengenali lingkungan bisnis
yang adamanajemenkeuangan dapatmengetahui peluang dan hambatan di dalammenjalankan
usaha untuk memaksimurnkan nilai perusahaan. Lingkungan bisnis yang akan dibahas di sini
adalah mengenai: bentuk-bentuk perusahaan, pajak, dan lingkungan keuangan.
Dalam lingkungan bisnis, ada tiga bentuk organisasi bisnis, yaitu: 1) perusahaan
perseorangan, 2) partnership, dan 3) perseroaan terbatas. Ketiga bentuk perusahaan tersebut
akan diuraikan sebagai berikut (Brealey, Myers, and Marcus, 1995).

4
Gambar 1-1: Gambar Fungsi Keuangan dalam Bagan Organisasi

l Dewan Komisaris J

Presiden
(Chief Executive officer)

L~---.-~
I I
• Wakil Presiden Operasi _
Wakil Presiden Keuangan
(Ch.tefp·manct·a1 Offitcer)
Walcil Presiden
Pemasaran

l I
Treasurer Controller

1. Penganggaran Modal 1. Akuntasi Biaya


2. Manajemen Kas 2. Manajemen Biaya
3. Menjalin Hubungan dengan 3. Pemrosesan Data
Bank
4. General Ledger
4. Manajemen Kredit
5. Pembagian Dividen 5. Pelaporan ke Pemerintah
6. Perencanaan dan Analisis 6. Pengendalian Internal
Keuangan 7. Penyiapan Laporan KeuangaTJ
7. Menjalin Hubungan dengan 8. Penyiapan Anggaran
Investor
9. Penyiapan Pelamaran
8. Manajemen Pension
9. Manajemen Risiko
10. Perencanaan dan Analisis
Pajak

5
----------

1. Perusahaan Persorangan
Perusahaan perseorangan adalah suatu organisasi yang dimiliki oleh seseorang. Bisnis ini
dimiliki dan dijalankan oleh satu orang yang menerima semua keuntungan dan menjamin
semua utang-utang perusahaan. Keuntungan-keuntungan perusahaan perseorangan: 1) lebih
sederhana, 2) lebih mudah dibentuk, dan 3) memerlukan dana yang relatif sedikit dibandingkan
bentuk yang lain.
Di samping ada kelebihan, bentuk perusahaan perseorangan memiliki ke-
lemahan-kelemahan, yaitu: 1) semua kewajiban perusahaan adalah menjadi kewajiban
pemilik sepenuhnya, dengan kata lain pemilik mempunyai kewajiban yang tidak terbatas, 2)
penambahan modal lebih sulit dibandingkan perseroan, dan 3) transfer (pemindahan)
kepemilikan lebih sulit daripada perseroan.

2. Perusahaan Partnership
Kemitraan (partnership) adalah perusahaan yang dimiliki oleh dua orang atau lebih. Bentuk
partnership adalah merupakan bentuk pengembangan dari perusahaan perseorangan. Part-
nership umumnya merupakan suatu perusahaan untuk profesi-profesijasa, misalnya akuntan
publik dan pengacara. Secara umum, ada dua jenis partnership yaitu general partnership dan
limited partnership. Merupakan general partnership, apabila semua mitra (partner)
mempunyai kewajiban yang tidak terbatas terhadap utang perusahaan. Merupakan limited
partnership, apabila satu atau lebih mitra mempunyai kewajiban yang terbatas terhadap
utang perusahaan.
Keuntungan atau kelebihan dari bentuk perusahaan kemitraan adalah lebih mudah untuk
menambah modal daripada perusahaan perseorangan, lebih sederhana bentuk organisasinya
daripada perusahaan perseroan, dan pengelolaannya juga lebih mudah daripada perusahaan
perseroan. Di samping kelebihan, bentuk perusahaan kemitraan memiliki ke-
lemahan-kelemahan, yaitu: semua mitra dalam suatu general partnership mempunyai
kewajiban yang tidak terbatas.
3. Perusahaan Perseroan Terbatas (Corporation)
Suatu perseroan terbatas (PT) adalah suatu badan hukum terpisah dari para pemiliknya.
Karateristik umum dari PT adalah modal pemilik diujudkan dalam bentuk saham. Saham
adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa orang atau lembaga yang memiliki saham
yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan adalah yang memiliki perusahaan tersebut.
Secara umum bentuk PT ada dua macam: PT tertutup dan PT terbuka. PT tertutup adalah
PT yang saham-sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan terbatas, yang biasanya adalah
kalangan kerabat atau famili. PT terbuka adalah PT yang saham-sahamnya sebagian atau
seluruhnya dapat dimiliki oleh masyarakat melalui pasar modal.
Kelebihan atau keuntungan-keuntungan perusahaan berbentuk PT adalah: 1) kewajiban
pemilik terbatas hanya sebesar investasinya, 2) pemilikan lebih mudah ditransfer melalui
pembelian dan penjualan saham, 3) umur PT tidak dibatasi oleh umur pemiliknya, dan 4)
kemampuan menambah modallebih tinggi dibandingkan bentuk usaha yang lain.

6
Di samping kelebihan, bentukperusahaan PT memiliki kelemahan-kelemahan, yaitu: 1)
laba perusahaan dapat dikenakan pajak berganda -- terdiri: pajak penghasilan terhadap laba
PT dan pajak penghasilan terhadap dividen yang didistribusikan kepada para pemegang
saham, sebagai pajak penghasilan perseorangan, dan 2) PT. lebih sulit dibentuk dan
memerlukan biaya pembentukan yang lebih mahal daripada bentuk perusahaan yang lain,
dan 3) bentuk PT lebih kompleks sehingga pengelolaannya lebih rumit dan lebih kompleks
daripada bentuk perusahaan yang lain.

LINGKUNGAN PERPAJAKAN
Hukum perpajakan yang diterapkan dalam suatu negara berpengaruh terhadap manajer
keuangan dalam mengambil keputusan. Hukum pajak yang akan diuraikan di sini adalah
hal-hal yang terkait dengan: 1) pajak penghasilan, 2) depresiasi, 3) amortisasi dan deplesi,
dan 4) pembiayaan dengan utang dan penghasilan deviden. Di bawah ini akan diuraikan
keempat hal tersebut di atas.

1. Pajak Penghasilan
Lingkungan perpajakan mempunyai pengaruh besar terhadap perusahaan.
Pajak penghasilan badan usaha di Indonesia didasarkan suatu struktur bertingkat.
1. Penghasilan kena pajak suatu badan usaha adalah pendapatan dikurangi semua biaya
yang boleh dan diakui oleh UU Perpajakan.
2. Tingkat pajak adalah sebesar persentase tertentu dari penghasilan kena pajak yang harus
dibayar dalam bentuk pajak.
3. Tingkat pajakmarjinal adalah tingkat pajak yang dikenakan terhadap tingkat penghasilan
pajak tertentu, misalnya tambahan penghasilan di atas jumlah tertentu.
4. Berdasarkan pasal UU 10 tahun 1994 (UU PPh 1995 Pasal 17 ), besarnya tarif yang
berlaku di Indonesia dapat dilihat pada Tabel I~ I.

Tabell-1 Tarif Pajak Penghasilan


-- -
Penghasilan Kena Pajak Tarip

Lebih kecil atau sama dengan Rp 25.000.000 10%


Kelebihan diatas Rp 25.000.000 s.d Rp 50.000.000 15%
Kelebihan di atas Rp 50.000.000 30%

7
2. Depresiasi (Penyusutan)
Depresiasi (penyusutan) adalah alokasi kos aktiva tetap berujud sebagai biaya dalam
periode-periode yang menerima manfaatnya, secara rasional dan sistematis. Depresiasi
bersifat mengurangi penghasilan kena pajak.
Dalam penghitungan biaya depresiasi, ada beberapa metode, yaitu: 1) garis lurus
(straight line), 2) saldo menurun (double declining balance), dan 3) modified accelerated
cost recovery system (MACRS). Metode dresiasi garis lurus mengalokasikan biayadepresiasi
dari tahun ke tahun yang besarnya sama. Sebagai contoh, harga perolehan mesin sebesar
Rp20 juta. Mesin tersebut mempunyai umur ekonomis 5 (lima) tahun. Umur ekonomis
menunjukkan mas a waktu yag secara ekonomi mesin tersebut dapat digunakan untuk kegiata
operasi perusahaan. Dengan data tersebut biaya depresiasi per tahun sama dengan Rp4 juta,
yang diperoleh dari Rp20 juta dibagi lima.
Metode yang kedua adalah double declining balance. Pembebanan biaya depresiasi
tahunan adalah sebagai persentase tetap dari nilai buku neto. Biaya depresiasi tersebut dapat
dituliskan dalam sebuah rumus sebagai berikut: 2/n x NBV. NBV adalah nilai buku neto dan
n dalah umur ekonomis aktiva. Dengan menggunakan contoh di atas, biaya depresiasi:

tahun pertama 2/5 x Rp20 juta =Rp8 juta


tahun kedua 2/5 x (Rp20 juta - Rp8 juta) =Rp4,8 juta
tahun ketiga 2/5 x (Rp20 juta - Rp8 juta - Rp4,8 juta) =Rp2,88 juta
dan seterusnya.

Metode MACRS adalah metode depresiasi dipercepat. Dalam penentuan biaya depresiasi,
aktiva atau properti dikelompok-kelompokkan. Formulasi setiap kelompok aktiva atau
properti berbeda antara yang satu dengan yang lain. Metode depresiasi MACRS berlaku di
Amerika Serikat dan tidak berlaku di Indonesia.
Dalam akuntansi, biaya depresiasi diakui sebagai biaya sehinggamengurangi penghasilan
kena pajak. Bersama dengan biaya-biaya yang lain, biaya depresiasi digunakan untuk
mengurangi basil penjualan, sehingga akhirnya dapat dihasilkan laba setelah pajak (dengan
asumsi penjualan lebih besar dari biaya-biaya). Walaupun dikategorikan biaya, biaya
depresiasi adalah biaya yang tidak mengeluarkan kas. Oleh karena itu, laba setelah pajak
tidak mencerminkan aliran kas.
Uraian di atas kita mengenal metode-metode depresisasi. Meskipun kita mengenal
beberapa macam metode depresiasi tetapi hanya metode-metode tertentu saja yang diijinkan
oleh UU Perpajakan. Menurut Undang-Undang PajakPenghasilan, penyusutan atau depresiasi
merupakan konsep alokasi harga perolehan harta tetap berujud, dan amortisasi merupakan
konsep alokasi harga perolehan harta tetap tidak bewujud dan harga perolehan harta sumber
alam. Jadi, dalam UU PPh pengertian amortisasi mencakup juga pengertian deplesi seperti
yang dikenal dalam dunia akuntansi keuangan (Mardiasmo, 1995).
Metode penyusutan (depresiasi) yang dipergunakan di Indonesia adalah metode garis
lurus dan double declining balance (saldo menurun). Wajib pajak diperkenankan untuk

8
memilih salah satu metode untuk melakukan penyusutan. Tabel 1-2 menggambarkan
pengelompokkan harta berujud, metode. serta tarif penyusutan berdasarkan UU PPh.

Tabell-2. Pengelompokkan Harta, Metode, dan Tarif Penyusutan

Tarif penyusutan dan amortisasi


berdasarkan metode
Kelompok harta Masa manfaat
menjadi Garis lurus Saldo menurun
I Bukan bangunan
atau harta tidak berujud:

Kelompok I 4 tahun 25% 50%


Kelompok II 8 tahun 12.5% 25%
Kelompok III 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok IV 20 tahun 5% 10%

II
Bangunan:
Perman en 20 tahun 5%
Tidak permanen 10 tahun 10%

3. Arnortisasi dan Deplesi


Amortisasi aktiva tetap tidak berujud adalah alokasi kos (biaya) aktiva tidak berujud sebagai
biaya dalam periode-periode yang menerima manfaatnya, secara rasional, dan sistematis.
Deplesi bersifat mengurangi penghasilan kena pajak.
Deplesi (amortisasi) adalah alokasi kos aktiva sumber alam sebagai biaya dalam
periode-periode yang menerima manfaatnya. secara rasional dan sistematis. Deplesi bersifat
mengurangi penghasilan kena pajak.
1. Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan (kecuali hak penambangan rninyak
dan gas bumi) dan hak pengusahaan hutan dideplesi dengan menggunakan metode
satuan produksi (output production) dengan tarip maksimum 20%.
2. Pengeluaran untuk memperoleh hak penarnbangan minyak dan gas bumi dideplesi
dengan menggunakan metode satuan produksi dan tanpa tarip batasan.

Metode amortisasi (deplesi) yang dipergunakan di Indonesia adalah metode garis lurus
dan double declining balance (saldo menurun). Wajib pajak diperkenankan untuk memilih
salah satu metode untuk melakukan penyusutan. Tabell-3 menggambarkan pengelornpokan
harta berujud, metode, serta tarif amortisasi berdasarkan UU PPh.

9
Tabell-3. Pengelompokan Harta, Metode, dan Tarif Amortisasi

Kelompok Barta Masa Manfaat Tarif Amortisasi


tidak Berwujud Menjadi Garis Lurus Garis Lurus

Kelompok I 4 tahun 50% 25%


Kelompok II 8tahun 25% 12,5%
Kelompok III 16tahun 12,5% 6,25%
Kelompok IV 20tahun 10% 5%

--

Fasilitas percepatan depresiasi dan amortisasi diberikan kepada Wajib Pajak yang
melakukan penanaman modal barn atau perluasan penanaman modal di bidang atau daerah
tertentu yang memenuhi syarat Pasal1 PP No. 34 Tahun 1994. Tabel1-4 menggambarkan
percepatan depresiasi (penyusutan) dan amortisasi yang diberikan kepada Wajib Pajak
tersebut.

Tabell-4. Percepatan Penyusutan dan Amortisasi


Tarif Penyusutan dan Amortisasi
Kelompok Harta Masa Manfaat Berdasarkan Metode
tidak Berwujud Menjadi
Garis Lurus Saldo rnenurun

I Bukan bangunan atau


harta tidak berwujud:

Kelompok I 2tahun 25% 50%


Kelompokii 4 tahun 12,5% 25%
Kelompok III 8 tahun 6,25% 12,5%
KelompokiV 10 tahun 5% 10%

II Bangunan:
Permanen 10 tahun 10%
Tidak permanen 5 tahun 20%

4. Pembiayaan dengan Utang dan Penghasilan Dividen


Selain dengan ekuitas, aktiva suatu perusahaan dapat dibelanjai dengan utang. Pembiayaan
dengan utang memberikan pengurangan (penghematan) pajak, sedangkan pembiayaan

10
dengan saham biasa atau saham preferen tidak memberikan penghematan pajak.. Dalam
laporan rugi laba, biaya bunga dan dividen diperlakukan sebagai berikut:
1. Biaya bunga mengurangi penghasilan kena pajak sehingga mengurangi pajak.
2. Di vi den untuk saham biasa dan saham preferen dibayarkan dari laba setelah pajak, yang
tidak akan mengurangi penghasilan kena pajak sehingga tidak mengurangi pajak.

Penghasilan dividen yang diterima perusahaan dari investasi dalam bentuk saham, dapat
dikenakan pajak oleh UU PPh. Jika perusahaan mengalami kerugian dapat dikompensasikan
terhadap penghasilan kena pajak, selama jangka waktu kerugiaan 5 tahun atau lebih dengan
maksimal8 tahun berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No.9581KMK.04/1983, terhitung
mulai tahun pertama sesudah kerugian diderita.

L/NGKUNGAN KEUANGAN
Secara umum organisasi bisnis memasuki lingkungan keuangan. Lingkungan keuangan
terdiri dari sejumlah lembaga keuangan dan pasar yang melayani perusahaan bisnis, individu,
dan pemerintah. Dengan adanya lembaga-lembaga keuangan dan pasar-pasar keuangan,
memungk.inkan perusahan-perusahaan untuk menambah modal. Tujuan pasar keuangan
adalah untuk mengalokasikan tabungan kepada para pemak.ai akhir secara efisien. Berikut
ini adalah hal-hal yang harus kita ketahui, karena mempunyai keterkaitan dengan pasar
keuangan (Home and Wachowicz, 1995).
1. Pasar-pasar keuangan menghubungkan tabungan rumah tangga, dunia usaha, dan
pemerintah kepada investor, atau siapa saja yang akan melak.ukan investasi dalam aktiva
riil, yang besarnya dana untukinvestasi tersebut melebihi dari tabungan yang dimilikinya.
2. Aktiva riil (real assets) adalah barang-barang seperti gedung, peralatan, dan persediaan.
· 3. Aktiva keuangan (financial assets) diciptakan ketika suatu organisasi ekonomi
memutuskan untuk melakukan investasi dalam akti va riil tapi tidak mempunyai tabungan
yang cukup, sehingga berusaha untuk melakukan pinjaman atau mengeluarkan surat-surat
berharga seperti obligasi.
4. Surat-surat berharga keuangan (financial securities) adalah kertas yang mewakili suatu
aktiva bagi pemegangnya atau suatu utang bagi yang mengeluarkannya.
5. Dana dapat dialirkan dari para penabung kepada para investor melalui para pialang
keuangan (financial brokers) dan lembaga-lembaga keuangan perantara (financial
intermediaris).
Financial Brokers bertindak sebagai perantara antara pihak yang membutuhkan dana
dengan pihak yang mempunyai dana. Broker semata-mata berfungsi sebagai perantara
dan tidak melakukan peminjaman secara langsung. Broker dapat bertindak sebagai
inrestment bankers yaitu sebagai perantara yang terlibat dalam penjualan saham dan
obligasi. Brokers dapat bertindak sebagai mortgage bankers yaitu sebagai perantara
dalam perolehan, dan penempatan mortgages.
Financial intermediaris adalah lembaga-lembaga keuangan yang menerima uang dari
para penabung dan menggunakan dana tersebut untuk memberi pinjaman dan juga untuk

11
melakukan investasi atas namanya sendiri. Contoh Financial intermediaris adalab bank
komersial, perusabaan asuransi, dana pension, dan lembaga keuangan lainnya.

Gambar 1-2 menunjukkan aliran dana dalam ekonomi dan mekanisme pasar keuangan
yang menyalurkan tabungan ke investor. Dalam gambartersebut, garis kontinyu menunjukkan
arab aliran uang langsung (aliran sekuritas berlawanan dengan arab garis ini). Garis terputus
menunjukkan arab aliran sekuritas milik perantara keuangan menuju sektor penabung.

Gambar 1·2 Aliran Dana dan Mekanisme Pasar Keuangan


Sektor Invertasi
... Bisnis
Pemerintah
Rumah Tangga
~

Broker Keuangan
Invesment Bankers I-- Perantara Keuangan
Mortgage Bankers
Bank Komersial
Lembaga Tabungan
Perusabaan Asuransi
Dana Pension
Perusahaan Keuangan
Mutual Funds
Pasar Sekunder
'"-
Pertukara Sekuritas
Pasar I Bursa Paralel r-
I
I
I
Sektor Tabungan
I
Rumab Tangga 1- I
Bisnis I
Pemerintah
f---------
Garis kontinyu menunjukkan arah aliran uang dan garis terputus menunjukkan arah sekuritas yang dimiliki
perantara keuangan mengalir pada sektor tabungan.

12
Di dalam lingkungan pasar keuangan, manajer keuangan harus mengenal pasar uang dan
pasar modal, return dan risiko pada pasar keuangan, dan inflasi. Berikut ini adalah uraian
ringkas tentang pasar uang dan pasar modal, return dan risiko pada pasar keuangan, dan
inflasi.

1. Pasar Uang dan Pasar Modal


Pasar-pasar keuangan dapat dibagi menjadi dua yaitu pasar uang dan pasar modal. Pasar
uang berhubungan dengan pembelian dan penjualan surat-surat obligasi perusahaan swasta
dan surat-surat berharga yang dikeluarkan pemerintah berjangka pendek. Sebagai contoh,
sekuritas berjangka pendek adalah commercial paper, bankers' acceptance, dan line of
credit. Pasar modal berhubungan dengan pembelian dan penjualan surat-surat ekuitas dan
utang yang mempunyai jangka waktu relatif lama (panjang). Sekuritas yang termasuk
berjangka panjang adalah saham preferen, saham biasa, dan obligasi.
Dalam pasar uang dan pasar modal terdapat pasar perdana (primary market) dan pasar
sekunder. Pasar perdana adalah pasar untuk pegedaran pertama, artinya: surat-surat berharga
baru dijual dan dibeli untuk pertama kali oleh masyarakat. Pasar sekunder adalah pasar
surat-surat berharga yang sudah ada di pasar sebelumnya (bukan pertama kali).

2. Return dan Risiko pada Pasar Keuangan


Pasar-pasar keuangan mengalokasikan dana berdasarkan pada harga (yang diekspresikan
dengan return yang diharapkan) dan risiko. Perbedaan dalam risiko kegagalan (default risk),
marketability, maturity, dan taxbility mempengaruhi return yang diharapkan dari suatu surat
berharga (sekuritas). Perbedaan yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut:
1. Risiko kegagalan adalah risiko l)ahwa peminjam tidak akan membayar bunga dan atau
pokok pinjaman. Semakin tinggi risiko kegagalan memerlukan semakin tinggi return
surat berharga tersebut untuk menarik para investor.
2. Marketability atau likuiditas adalah kemampuan untuk merubah surat berharga menjadi
kas, dapat berupa kemampuan untuk menjual suatu surat berharga dalam jumlah yang
berarti dalamjangka pendek (segera) di pasar sekunder tanpa dengan konsesi harga yang
berarti. Marketability meliputi baik tingkat harga yang dapat direalisasi maupun lama
waktu yang diperlukan untuk menjual surat berharga. Semakin rendah marketability
suatu surat berharga, semakin tinggi return yang diperlukan untuk menarik para
investor.
3. Jangka waktu jatuh tempo (maturity) suatu surat berharga mempengaruhi retum atau
yield surat berharga. Umumnya semakin lamajangka waktu jatuh tempo, semakin tinggi
risiko terjadinya fluktuasi harga pasar, sehingga semakin tinggi return yang diperlukan
untuk menarik para investor.
4. Taxibility, keberadaan pajak penghasilan terhadap penghasilan dari surat berharga
mempengaruhi return suatu surat berharga. Pembebasan pajak terhadap surat-surat
berharga akan lebih menarik para investor.

13
3. INFLASI
Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara menyeluruh. Harapan terhadap tingkat inflasi
mempunyai pengaruh berarti terhadap return suatu surat berharga (sekuritas). Inflasi adalah
suatu kenaikkan tingkat harga rata-rata barang dan jasa. Semakin tinggi inflasi yang
diharapkan, semakin tinggi nilai nominal return suatu surat berharga.

RINGKASAN
Dalam menghadapi perubahan lingkungan ekstemal yang mengarah adanya globalisasi
ekonomi, peran manajer keuangan saat ini dan saat yang akan datang sangat penting, yaitu
sebagai tim pemain dalam usaha perusahaan secara menyeluruh untuk menciptakan nilai. Di
lihat dari fungsi keputusan, manajer keuangan mempunyai peran dalam tiga pokok keputusan:
pemerolehan aktiva, pembelanjaan atau pembiayaan, dan pengelolaan aktiva. Dalam
menjalankan perannya, manajer keuangan harus menyesuaikan dengan tujuan perusahaan.
Tujuan perusahaan memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham lebih baik daripada
tujuan-tujuan yang lain.
Agar manajer keuangan dapat menjalankan perannya dengan baik, ia harus mengenali
lingkungan bisnis yang ada di mana perusahaan beroperasi. Lingkungan bisnis yang penting
diketahui adalah: bentuk-bentuk perusahaan, lingkungan pajak, dan lingkungan keuangan.
Dilihat dari karaktristiknya, bentuk perusahaan perseroan terbatas lebih baik dari bentuk
yang lain (perseorangan dan kemitraan). Oleh karenaitu, manajer keuangan dapat menjalankan
perannya lebih baik pada bentuk perusahaan perseroan terbatas.
Manajer keuangan perlu mengetahui lingkungan pajak. Dengan mengetahui dan
memahaminya, manajer keuangan dapat mengetahui peluang dan hambatan yang ditimbulkan
oleh sistem perpajakan yang diberlakukan dalam suatu negara. Di samping itu, lingkungan
keuangan juga harus dipahami dengan baik oleh manajer keuangan. Apabila perusahaam
membutuhkan dana dapat mencari dana yang tersedia di pasar keuangan dengan biaya yang
minimal. Sebaliknya, apabila perusahaan mempunyai dana lebih atau menganggur, dana
tersebut dapat diinvestasikan di lembaga keuangan yang ada di pasar keuangan.

SOAL LATIHAN
Soal Koreksi Betui-Salah
B S 1. Manajer sekarang ini memiliki lebih sedikit tanggung jawab daripada para
pendahulu mereka pada awal abad ke 21.
B S 2. Perubahan teknologi yang begitu cepat dan adanyaketidakpastian perekonomian
di berbagai belahan dunia merupakan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi
pekerjaan manajer keuangan.
B S 3. Chief financial officer (CPO) atau manajer keuangan harus menjadi pemain
tim (team player) dalam keseluruhan usaha perusahaan untuk menciptakan
nilai (value creation).
B S 4. Pengambilan keputusan tentang total aktiva yang diperlukan oleh perusahaan
merupakan langkah kunci dalam keputusan investasi.

14
- - - -~~~~~~-~-------

B S 5. Sasaran yang akan dituju perusahaan seharusnya adalah untuk memaksimalkan


pendapatan per lembar saham.
B S 6. Pada perusahaan yang besar, para pemilik perusahaan biasanyajugamerupakan
para manajer puncaknya.
B S 7. Manajemen perusahaan, yang bertindak sebagai wakil (agen) pemilik, membuat
semua keputusan sesuai dengan kepentingan si pernilik.
B S 8. Memaksimumkan harga saham perusahaan adalah sama dengan memak-
simumkan kesejahteraan para pemilik perusahaan.
B S 9. Pelaksanaan tanggung jawab sosial biasanya ada konflik dengan tujuan
memaksimumkan kesejateraan perusahaan.
B S 10. Harga saham perusahaan adalah sebagai baromateryang menunjukkan seberapa
baik manajemen menjalankan kepercayaan dari para pemilik perusahaan.
B S 11. Perusahaan perseroan adalah seperti "orang resmillegal" yang dapat dituntut.
B S 12. Surat berharga merupakan selembar kertas yang menggambarkan utang para
pemegang surat tersebut serta menggambarkan aktiva keuangan pihak yang
mengeluarkannya.
B S 13. Peranan pasar finansial adalah untuk rnembawa penyirnpan dan pemakai dana
secara bersama kepada biaya dan kesulitan terkecil.
B S 14. The "new issues market" adalah menunjukkan surat berharga yang pertamakali
ditawarkan untuk dijual, dan kernudian disebut dengan pasar sekunder.
B S 15. Inflasi dapat mernpengaruhi tingkat bunga
B S 16. Harapan terhadap tingkat inflasi tidak mempengaruhi return suatu surat
berharga.
B S 17. Default risk rnerupakan risiko yang ditanggung oleh kreditur bahwa debitur
tidak mengembalikan bunga dan atau pokok pinjaman.
Soal Pilihan Berganda
1. Kekayaan pemegang saham dalam suatu perusahaan adalah sebesar:
a. jumlah karyawan dalam perusahaan.
b. nilai buku aktiva dikurangi nilai buku titang perusahaan.
c. jumlah gaji dan upah yang dibayarkan kepada karyawan perusahaan.
d. harga pasar per lembar saham perusahaan.
2. Tujuan jangka panjang manajemen keuangan adalah:
a. memaksimumkan laba bersih per lembar saham.
b. memaksimumkan nilai saham biasa perusahaan.
c. memaksimumkan return on investment.
d. memaksimumkan nilai buku aktiva perusahaan.
3. Manajer keuangan terutama berkepentingan dengan:
a. mendapatkan dana dengan cara yang paling menguntungkan.
b. pembuatan laporan keuangan.

15
c. menggunakan dana secara efisien dalam kegiatan perusahaan.
d. a dan c.
4. Harga pasar per lembar saham biasa ditentukan oleh:
a. presiden direktur perusahaan.
b. daftar harga saham biasa perusahaan di pasar saham.
c. dewan direktur perusahaan.
d. individu-individu yang membeli dan menjual saham biasa perusahaan.
5. Bagian penting dalam manajemen keuangan perusahaan adalah:
a. jumlah dan jenis barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
b. minimisasi jumlah pajak yang dibayar perusahaan.
c. penciptaan nilai untuk para pemegang saham.
d. laba yang dihasilkan perusahaan.
6. Berikut ini adalahjenis-jenis keputusan utama dalam manajemen keuangan, kecuali:
a. keputusan pembiayaan.
b. keputusan penentuan harga.
c. keputusan investasi.
d. keputusan manajemen aktiva.
7. Keputusan investasi dalam manajemen keuangan adalah:
a. keputusan untuk menentukan jenis dan jumlah aktiva yang diperlukan oleh
perusahaan.
b. keputusan mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan dana untuk memperoleh
aktiva dan pembayarannya.
c. keputusan mengenai penentuan harga jual yang tepat agar mendapatkan aliran kas
masuk yang memadai.
d. keputusan mengenai bagaimana mengelola aktiva secara efisien.
8. Keputusan manajemen aktiva dalam manajemen keuangan adalah:
a. keputusan untuk menentukan jenis dan jumlah aktiva yang diperlukan oleh
perusahaan.
b. keputusan mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan dana untuk memperoleh
aktiva dan pembayarannya.
c. keputusan mengenai penentuan harga jual yang tepat agar mendapatkan aliran kas
masuk yang memadai.
d. keputusan mengenai bagaimana mengelola aktiva secara efisien.
9. Keputusan pembiayaan dalam manajemen keuangan adalah:
a. keputusan untuk menentukan jenis dan jumlah aktiva yang diperlukan oleh
perusahaan.
b. keputusan mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan dana untuk memperoleh
aktiva dan pembayarannya.

16
c. keputusan mengenai penentuan harga jual yang tepat agar mendapatkan aliran kas
masuk yang memadai.
d. keputusan mengenai bagaimana mengelola aktiva secara efisien.
10. Agency problem dapat muncul dalam perusahaan, karena:
a. terdapat pemegang saham biasa mayoritas.
b. pemilik perusahaan tidak sekaligus sebagai manajer perusahaan.
c. harga saham biasa terlalu tinggi dibandingkan dengan nilai buku perusahaan.
d. perusahaan tidak mempunyai goodwill.
11. Keuntungan bentuk perusahaan perseorangan adalah:
a. lebih dapat dipercaya oleh kreditur karena umumnya mempunyai likuiditas yang
tinggi.
b. lebih mudah menambah modal.
c. memerlukan dana yang relatif sedikit dibandingkan bentuk yang lain.
d. pemiliknya mempunyai kewajiban yang terbatas.
12. Kelemahan bentuk perusahaan perseorangan adalah:
a. lebih sulit dibentuk daripada bentuk usaha lain.
b. lebih sulit untuk menambah modal dibandingkan PT.
c. mempunyai struktur organisasi yang terlalu sederhana.
d. lebih mudah melakukan transfer pemilikan daripada PT.
13. Keuntungan perseroan terbatas adalah:
a. laba perusahaan dapat dikenakan pajak berganda.
b. pemilikan lebih mudah ditransfer melalui pembelian dan penjualan saham.
c. lebih mudah dibentuk karena tersedia pasar sekuritas.
d. manajer tidak mungkin menjadi pemilik.
14. Keuntungan perseroan terbatas adalah:
a. laba perusahaan dapat dikenakan pajak berganda.
b. lebih sulit melakukan transfer pemilikan.
c. lebih mudah dibentuk karena tersedia pasar sekuritas.
d. umur PT tidak dibatasi oleh umur pemiliknya.
15. Keuntungan perseroan terbatas adalah:
a. laba perusahaan dapat dikenakan pajak berganda.
b. lebih sulit melakukan transfer pemilikan.
c. umur PT dibatasi oleh umur pemiliknya.
d. kemampuan menambah modallebih tinggi dibandingkan bentuk usaha yang lain.
16. Kelemahan perseroan terbatas adalah:
a. laba perusahaan dapat dikenakan pajak berganda.
b. pemilikan lebih mudah ditransfer melalui pembelian dan penjualan saham.

17
c. umur PT tidak dibatasi oleh umur pemiliknya.
d. kemampuan menambah modallebih tinggi dibandingkan bentuk usaha yang lain.
17. Bentuk usaha yang memberikan kewajiban terbatas adalah:
a. persekutuan.
b. perusahaan perseorangan.
c. perseroan terbatas.
d. partnership.
18. Maksud pasar keuangan adalah untuk:
a. menaikkan harga saham
b. menurunkan tingkat bunga obligasi
c. mengalokasikan tabungan secara efisien
d. mengendalikan inflasi.
19. Berikut ini adalah contoh aktiva riil, kecuali:
a. gedung.
b. tanah.
c. mesin.
d. obligasi.
20. Faktor-faktor berikutini mempengaruhi return yang diinginkan dari suatu surat berharga,
kecuali:
a. risiko kegagalan.
b. marketability surat berharga.
c. Jangka waktujatuh tempo.
d. tingkat pajak bumi dan bangunan.

18
Bab 2 Nilai Waktu Uang

Setelah mempelajari bah II, Saudara diharapkan mampu:


1. Memahami makna nilai waktu uang (time value of money).
2. Menjabarkan bagaimana tingkat bunga dapat digunakan untuk menyesuaikan nilai
aliran kas pada single point.
3. Menghitung nilai yang akan datang (future value) darijumlah investasi saat ini, nilai
yang akan datang dari serangkaian aliran kas yang sama (annuity), dan nilai yang akan
datang dari berbagai macam serangkaian aliran kas.
4. Menghitung nilai sekarang (present value) pada aliran kas tunggal pada saat yang akan
datang, nilai sekarang dari serangkaian yang sama dari aliran kas pada saat yang akan
datang, dan nilai sekarang dari serangkaian variasi aliran kas pada saat yang akan datang.
5. Memahami hubungan antara nilai sekarang dan yang akan datang.
6. Menggunakan tabel interestfactordanmemahami bagaimana tabel tersebutmenyediakan
kemudahan untuk menghitung nilai sekarang dan nilai yang akan datang.
7. Menggunakan tabel untuk mendapatkan interest factor atau tingkat pertumbuhan jika
periode waktu dan nilai sekarang dan yang akan datang telah diketahui.

PENDAHULUAN
Karena perbedaan waktu, uang yang bernilai nominal sama akan mempunyai nilai riil yang
berbeda. Misalnya, seseorang memiliki uang Rp 10 juta pada saat sekarang, nilai riilnya akan
berbeda dengan memiliki uang Rp10 juta pada saat yang akan datang. Arti nilai riil uang
tersebut berkaitan dengan kemampuan uang untuk memperoleh atau ditukar dengan barang
atau jasa. Semakin banyak barang atau jasa yang didapatkan dengan menggunakan uang
menunjukkan nilai uang semakin tinggi. Penyebab penting yang membuat nilai riil uang
berbeda, adalah karena ada bunga sebagai basil pendapatan jika menabung uang di bank.
Keterkaitan tingkat bunga dalam penilaian uang sangat erat, maka dalam menjelaskan teori
nilai waktu uang di sini akan dijelaskan tentang model-model pemberian tingkat bunga.

BUNGA SEDERHANA
Sebagai landasan untuk mempelajari nilai waktu uang, kita sebaiknya mengetahui lebih dulu
bunga sederhana, walaupun bunga sederhana itu sendiri tidak lagi dipergunakan dalam
praktik, misalnya di lembagakeuangan. Bunga adalah uang yang dibayar atau dihasilkan dari

19
penggunaan uang. Bunga sederhana (simple interest) adalah bunga yang dibayarkan
(dihasilkan) hanya dari jumlah uang mula-mula atau pokok pinjaman yang dipinjamkan atau
dipinjam.

SI = Simple interest dalam rupiah


P0 = Pokok atau jumlah uang yang dipinjam atau dipinjamkan pada periode
waktu
= Tingkat bunga per periode waktu
n = Jumlah periode waktu

Contoh:
Apabila Saudara menyimpan uang sebesar Rp 100.000 ke bank dengan tingkat bunga 18% per
tahun untuk jangka waktu 5 tahun, maka besarnya bunga yang diperoleh sebesar:

RplOO.OOO (18%)(5)= Rp90.000

Nilai yang Akan Datang


Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau
suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga
tertentu.

FV= nilai uang yang akan datang

Apabila kita gunakan contoh tersebut di atas, nilai mendatang untukjangka waktu lima
tahun adalah:
FV5= RplOO.OOO + RplOO.OOO (18%) (5)
FV 5= RplOO.OOO + Rp90.000= Rp190.000

Nilai Sekarang
Nilai sekarang (present value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang atau satu seri
pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.

20
Present value untuk bunga sederhana adalah:

FVn= P0 + P 0 (i)(n)
PV0=P0=FV/[1 +(i)(n)]

PV= nilai uang sekarang

Apabila kita gunakan contoh terse but di atas, nilai sekarang untuk jangka waktu lima
tahun adalah:

PV0= Rp190.000/[1 +(18%)(5)]


PV0= RpiOO.OOO

BUNGA BERBUNGA
Compound interest (bunga berbunga) adalah bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari bunga
yang dihasilkan sebelumnya, sama seperti pokok yang dipinjam atau dipinjamkan. Untuk
menjelaskan bung a berbunga dalam kaitannya penentuan nilai mendatang dan nilai sekarang
dari suatu penerimaan atau pembayaran, maka penerimaan atau pembayaran perlu dibedakan
menjadi dua, yaitu jumlah tunggal (single amount) dan annuitas (annuity) (Brealey, Myers,
and Marcus, 1995).

1. Jumlah tunggal (single amount)


Berikut ini adalah cara penghitungan nilai mendatang (future value) dan nilai sekarang
(present value) untuk penerimaan atau pembayaran bersifat tunggal.

a. Nilai mendatang ifuture compound value)


Rumus untuk mencari nilai mendatang adalah:

FVn=P 0 (1 + i)"

atau

21
FVIF.1,0 artinya future value interest factor pada i % untuk jumlah periode waktu n.

Sebagai contoh, apabila seseorang menyimpan uang Rp100.000 di bank yang memberi
bunga berbunga 18% per tahun, berapa besar uang simpanannya pada akhir tahun
tertentu?

Jumlah uang pada akhir:


Tahun 1= FV 1= Rp100.000 (1,18)= Rp118.000
Tahun 2= FV2= Rp100.000 (1,18)(1,18)= Rp139.240
Tahun 3= FV3= Rp100.000 (1,18)(1,18)(1,18)= Rp164.303

Jumlah uang pada akhir tahun ketiga dapat dicari dengan cara:
FV 3= RplOO.OOO (1,18) 3
FV3= RplOO.OOO x 1,64303= Rp164.303
b. Nilai sekarang fpresent (discounted) value]
Discount (capitalization) rate adalah tingkat bunga yang digunakan untuk mengubah
nilai uang yang akan datang menjadi nilai uang sekarang.

Rumus untuk mencari nilai mendatang adalah:

Dari rumus itu, dapat diturunkan rumus untuk mencari nilai sekarang, yaitu:

atau:
1
PV =FV . [ - - -
o o (1 + i)n
PV =FV (PVIF. )
n n ·~

1
PVIF. = - --
1,0
0 +on
PVIF.1,0 artinya present value interest factor pada i% untuk jumlah periode waktu n.

22
Contoh:
Apabila seseorang akan menerima uang Rp164.303 pada akhir 3 tahun yang akan datang,
berapa besaruang nilai sekarang uang tersebut jika menggunakan tingkat bunga 18% per
tahun?

Nilai sekarang (bunga berbunga):


1
PV0 = Rp 164 . 303 . [ ]
(1+0,18) 3
PV0= Rp 164.303 x 0,609
PV0=Rp100.000

2. Annuitas (annuities)
Annuitas adalah satu seri pembayaran-pembayaran atau penerimaan-penerimaan yang
besarnya sama yang terjadi selama periode-periode waktu tertentu. Menurut kapan terjadinya
pembayaran atau penerimaan, annuitas dapat dibedakan menjadi dua: ordinary annuity dan
annuity due (Home and Wachowicz, 1995).

a. Ordinary Annuity
Ordinary annuity adalah pembayaran-pembayaran atau penerimaan-penerimaan terjadi
pada akhir setiap periode. Dalam ordinary annuity, kita dapat menghitung nilai
mendatang annuitas, nilai sekarang annuitas, dan perpetuity.

(1) Future Value Annuities (FVA) untuk ordinary annuities


Rumus untuk mencari nilai mendatang annuitas ifuture value annuities -- FVA)
untuk ordinary adalah:

FVA n = R (1 + i)N-1 + R (l+i)n- 2 + ... + R (1 + i)1 + R (1 + i)0

FVAn= R [FVIFi.n-1 + FVIFi,n-2 + ... + FVIF;,t + FIVF;,o

Rumus tersebut apabila disederhanakan menjadi:

FVA
D
=R [ i
t= 0
(1 + pn-1] = R. (1 + i)n -1

l

R adalah besarnya penerimaan atau pembayaran.

23
FVIFA.1,0 artinyafuture value interest factor suatu annuitas pada i% untukjumlah
periode waktu n.
Sebagai contoh, Nursada setiap akhir tahun menyimpan uang di bank sebesar
Rp200.000 dengan bunga berbunga sebesar 9% per tahun selama 5 tahun. Nilai
uang simpanan Nursada di bank pada akhir tahun kelima adalah:

FV A 5 = Rp200.000 x FVIFA 9%,s


=Rp200.000 X 5,985
=Rp1.197.000
(2) Nilai sekarang annuitas (present Value Annuities-- PVA) untuk ordinary

Rumus untuk mencari nilai sekarang annuitas ordinary adalah:


1
1----
PV AD= R [ i
t=1
1 . ] = R . __
(1 + i)'
(1_+_i)_o-

PVA
"
= (1 +R i)l + (1 +R i)2 +(1-+R-i)3+ ... +(1-+R-i)4-
PVAn + R [PIVIF1•1 + PVIF1•2 + ... + PVIF,)

atau ekuivalen:

PVA n= R (PVIFA.t,n )

PVIFA 1,0 artinya present value interest factor suatu annuitas pada i% untukjumlah
periode waktu n.

Sebagai contoh, Legowo menyewakan rumahnya selama 5 tahun dengan pendapatan


sewa Rp500.000 per tahun, yang diterima pada setiap akhir tahun. Jika tingkat
inflasi per tahun sebesar 9% maka nilai uang pedapatan sewa pada awal tahun
pertama adalah:

PVA5 = Rp500.000 (PVIFAi,)


=
RpSOO.OOO X 3,890
= Rpl.945.000

(3) Perpetuity
Perpetuity pada ·ordinary annuity adalah suatu ordinary annuity yang
pembayaran-pembayaran atau penerimaan-penerimaannya terjadi untuk
selarna-larnanya.
Rumus untuk mencari nilai sekarang annuitas perpetuity ordinary adalah:
1
1-
(1 + i)=
PVA= =R.

1
1--
0 1-0
PVA= = =R.

Sehingga menjadi:

Sebagai contoh, Nugroho akan menerima uang Rp400.000 pada setiap akhir tahun
untuk selamanya, jika tingkat bunga yang berlaku adalah 8%, maka nilai uang
sekarang yang akan diterima Nugroho untuk selamanya adalah:

PVA== Rp400.000/8%
=Rp5.000.000
b. Annuity Due
Annuity due adalah pembayaran-pembayaran atau penerimaan-penerimaan terjadi pada
awal setiap periode. Dalam annuity due, kita dapat menghitung nilai mendatang annuitas
dan nilai sekarang annuitas.

(1) Future value Annuities (FVA) untuk annuities due

Rumus nilai mendatang annuitas yang bersifat due adalah:


(l+i)"-1
FVADII = R . [ . . (1 + i) J
l

FVADn=R (FVIFA1,n) (1 + i)

R adalah besarnya penerimaan atau pembayaran.

FVIFA1,n artinyafuture value interest factor suatu annuitas pada i% untukjumlah


periode waktu n.

(2) Present Value Annuities (FV A) untuk annuities due


Rumus mencari nilai sekarang annuitas yang bersifat due adalah:

25
1
1-----
(1 + i)n-1
PFADn=R. [ 1 + - - - - - ]

PV AD"= R (PVIFAi.n-l + 1)

Kemudian rumus tersebut dapat dimodifikasi menjadi:

PVADn= R (PVIFA.1,0)(i + 1)

PVIFAi.n-l artinyapresent value interest factor suatu annuitas pada i% untukjumlah


periode waktu n-1.

3. Aliran campuran (mixed flows)


Aliran campuran terjadi apabila pembayaran-pembayaran atau penerimaan-penerimaan
yang jumlah uangnya berbeda. Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai
aliran kas campuran, kita dapatmelihat contoh berikut ini. Seseorang menyewakan rumahnya
selama 5 tahun. Pendapatan sewa Rp500.000 per tahun, yang diterima selama dua tahun
pertama. Pendapatan sewa Rp600.000 per tahun, yang diterima selama tahun ketiga dan
keempat. Pendapatan sewa RplOO.OOO akan diterima pada tahun kelima. Pen-
dapatan-pendapatan tersebut diterima setiap akhir tahun. Jika tingkat bunga per tahun
sebesar 5% maka nilai uang pedapatan sewa pada awal tahun pertama (nilai sekarang) adalah:

Pv
0
= (1500.000
+ 0,05) 1
+
500.000
(1 + 0,05)2
+
600.000
(1 + 0,05)3
+
600.000
(1 + 0,05)4
100.000
+----
(1 + 0,05)5

Nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan tersebut adalah:

PVO = Rp476.000 + 453.500 + 518.400 + 493.800 + 78.400 = Rp 2.020.100

BUNGA BERBUNGA LEBIH DAR/ SEKALI DALAM SETAHUN


Berkaitan dengan adanya bunga berbunga lebih dari sekali dalam setahun, hal-hal yang perlu
diketahui adalah (Home and Wachowicz, 1995):
1. Nominal (stated) interest rate yaitu tingkat bunga yang dinyatakan untuk setahun, yang
tidak disesuaikan dengan frekuensi pembungaan bunga (compounding).
2. Jika bunga dibungakan lebih dari sekali dalam setahun, tingkat bunga efektif (effective
interest rate) akan lebih tinggi daripada nominal rate.
3. Single amount atau annuitas

26
Dalam uraian berikut ini bagaimana mencari nilai mendatang dan nilai sekarang dari
bunga berbunga lebih dari sekali dalam setahun untukjumlah tunggal. annuitas, dan tingkat
bung a tahunan efektif dalam kondisi jumlah tunggal dan annuitas.

1. Jumlah tunggal
Dalam penerimaan atau pembayaran betjumlah tunggal, kita dapat menghitung nilai mendatang
dan nilai sekarang dalam kondisi bunga berbunga dibayarakan lebih dari sekali dalam
setahun.
a. Future (compound) value dengan pembungaan bunga lebih dari sekali dalam
setahun untuk single amount.

Rumus untuk mencari nilai mendatang untuk jumlah tunggal adalah:


FVn= PV o [1 + (ilm)]mn

n = jumlah tahun
m = frekuensi pembayaran atau penerimaan dalam setahun.

Sebagai contoh, apabila uang Rp 1.000 ditabung di bank selama 2 tahun (n) dengan bunga
12% per tahun dengan berbagai m kali pembungaan dalam setahun, maka nilai uang
yang akan datang pada akhir tahun kedua seperti yang terlihat pada Tabel 2-1.

Tabel 2~ 1 Contoh Perhitungan Nilai Uang Sekarang

Pemhayaran Periode Tingkat hunga per FVIF ilm'n.m


hunga dalam waktu periode pem- = PVo FV2
setahun (m) pemhungaan bungaan (ilm) FVIF ilm.2.m

1 kali !2 bulan 12% (1,12) :J Rpl.OOO Rp1.254


2 kali 6 bulan 6% (1,06)22 1.000 1.262
3 kali 4 bulan 4% (1,04)23 1.000 1.265
4 kali 3 bulan 3% (1,03) :A 1.000 1.267
6 kali 2 bulan 2% ( 1,02) 2.6 1.000 1.268
12 kali 1 bulan 1% (1,01)212 1.000 1.281

27
- - - - - - -

b. Present (discounted) value dengan pembungaan bunga lebih dari sekali dalam setahun
untuk single amount.

Rumus untuk mencari nilai sekarang pada jumlah tunggal adalah:

PV0= FV/[1 + (i/m)]mn

Sebagai contoh, apabila uang Rp 1.000 akan diterima pada 2 tahun (n) dan tingkat bunga
12% per tahun dengan berbagai m kali pembungaan dalam setahun, maka nilai uang
sekarang (awal tahun pertama) adalah seperti yang telihat pada Tabel2-2.

Tabel2-2 Contoh Perhitungan Nilai Uang yang Akan Datang

Pembayaran Peri ode Tingkat bunga PVIFum,nm FV2 FV 0


~unga dalam waktu perperiode =
setahun (m) pembungaan pembungaan PVIF 1/m,2 m
(i/ m)

21
1 kali 12 bulan 12% 1/(1 '12) ' Rp1.000 Rp797,2
22
2 Kali 6 bulan 6% 1/( 1,06) ' 1.000 792,1
23
3 kali 4 bulan 4% 1/(1 ,04) ' 1.000 790,3
24
4 kali 3 bulan 3% 1/(1 ,03) ' 1.000 789,4
26
6 kali 2 bulan 2% 1/(1 ,02) ' 1,000 788,4
2 12
12 kali 1 bulan 1% 11(1 ,01) ' 1.000 787,6

2. Annuitas (Annuities)
Annuitas dibedakan menjadi dua, ordinary annuity dan annuity due. Cara penghitungan nilai
mendatang dan nilai sekarang pada kedua jenis annuitas adalah berbeda.
a. Ordinary annuity
Ordinary annuity adalah pembayaran-pembayaran atau penerimaan-penerimaan terjadi
pada akhir setiap periode. Berikut ini cara penghitungan nilai mendatang dan nilai
sekarang apabila bunga berbunga dibayar lebih dari sekali dalam satu tahun dan
pembungaan bunga dilakukan terus menerus (continuous compounding).

28
(1) Nilm mendatang anr.uitas ifuture value annuities-- FVA) dengali pembungaan
bunga lebih dari sekali dalam setahun untuk ordiTiar) am:uities dihitung dengan
menggunakan rumus:

FVAn= R{[(l + i/m)mn- 1]/(i/m)}


FVA"= R (FVIFA,1m,m)

R adalah besarnya penerimaan atau pembayaran.

FVIFA,1m,mn artinyafuture value interest facto! suatu annuitas pada ilm% untuk
jumlah periode waktu mn.

t2/ Nilai sekarang annuitas (present value annuities- FVA) dengan pembungaan.
bunga lebih dari sekali dalam setahun untuk ordinary annuities dihitung dengan
menggunakan rumus:

PVAn= R{ 1 - [11(1 + ilm)m"J /(ilm) J


PV An= R (PVIFA,1m,mn)

PVIFAiim,mr. artinya present value interc:st factor suatu annuitas pada i%/m untuk
jumlah periode waktu mn.

(3} Continuous compounding yang terjadi apabilc: p~mbungaan bunga dilakukan terns
menerus dihitung dengan menggunal<:.aE rmr.us:

FVn= PV 0 [1 + (1/m)]mn
karen a:
m=oo
1 + (1/oo)-"= em

maka:
FVn::: PV 0 [1 + (1/oo)]-"
FVr.= PVr· (e)m

atau:
PV0= FVJ (e)m

Sebagai contoh. nilai akan datang uang Rp5.000.000 yang ditabung selama 10
tahun dengan bunga berbunga secara terns menerns pada tingkat bunga 20% adalah:

29
FVn = PV0 (e)m
FVn = Rp5.000.000 (2,71828) 0•20·10
= Rp5.000.000 X 7,389
= Rp36.945.000

Sebaliknya uang yang diterima pada ak:hir tahun kesepuluh sebesar Rp36.945.000
dengan pembungaan bunga secara terus menerus pada tingkat bunga 20%, nilai
sekarang uang tersebut adalah:

PV0 = FVJ (e)m


= Rp36.945.000/(2.71828) 0•20 10
= Rp36.945.00/7,389
= Rp5.000.000

b. Annuity due
Annuity due adalah pembayaran-pembayaran atau penerimaan-penerimaan terJadi pada
setiap awal periode.

(1) Future value annuity due (FVAD) dengan pembungaan bunga lebih dari sekali
dalam setahun untuk annuity due dihitung dengan menggunakan rumus:

FVADn= R{ [(I + i/m)mn- 1]/(i/m)} (1 + i/m)

FVADn= R (FVIFA,,m,mn) (1 + i/m)

R adalah besarnya penerimaan atau pembayaran.

FVIFAi/m,mn artinyafuture value interest factor suatu annuitas pada i/m% untuk
jumlah periode waktu mn.

(2) Present value annuities (PV A) dengan pembungaan bunga lebih dari sekali dalam
setahun untuk ordinary annuities dihitung dengan menggunakan rumus:

PVADn= R{ 1 - [11(1 + i/m)mn- 1] /(i/m)} + R


PVAn= R (PVIFAi,m,mn- 1 + 1)

PVIFA11m,mn artinya present value interest factor suatu annuitas pada i/m% untuk
jumlah periode waktu mn.

30
3. Tingkat Bunga Tahunan Efektif
Tingkat bunga tahunan efektif atau effective annual interest rate [annual percentage rate
(APR)] adalah tingkat bunga sesungguhnya yang dihasilkan setelah penyesuaian tingkat
bunga nominal terhadap frekuensi pembungaan bunga yang digunakan dan jumlah hari yang
diasumsikan dalam setahun, seperti jumlah periode pembungaan bung a per tahun. Tingkat
bung a tahunan efektif adalah tingkat bung a dari pembungaan bunga tahunan yang memberikan
tingkat bunga yang sama seperti tingkat bunga nominaljika dihitung pembungaan bunga m
kali per tahun.

n= 1 tahun
m= berapa kali pembungaan bunga dilakukan per tahun.

Persamaan untuk mencari tingkat bunga tahunan efektif adalah:

1 +effective annual interest rate= [1 + (ilm)Jm.J


effective annual interest rate= [1 + (ilm)]m- 1

Sebagai contoh, apabila terdapat bank yang memberikan bunga nominal12% per tahun
dengan pembungaan bunga setiap 4 bulan (3 kali dalam setahun), maka effective interest
ratenya adalah:

APR = [1 + (ilm)]m- 1
= [1 + (12%/3)13 - 1
= (1 + 0,04) 3 - 1
=1,124864- 1
= 0,124864= 12,49%

RINGKASAN
Dengan adanya nilai waktu uang, uang yang diterima hari ini memberikan peluang kepada
kita untuk mendapatkan bunga dari uang tersebut. Tingkat bunga dapat digunakan untuk
menyesuaikan nilai yang lalu atau aliran uang yang akan datang. Tingkat biaya atau
pendapatan bunga pada uang yang dipinjam atau dipinjamkan dapat berupa bungan sederhana
atau bunga majemuk. Dalam lingkungan keuangan, bung a sederhana tidak lagi dipergunakan,
tetapi apresiasi bunga sederhana membantu untuk pemahaman konsep-konsep umum dari
bunga majemuk (bunga berbunga).
Bunga majemuk (bunga berbunga) adalah bunga yang didapatkan dari bunga yang
didapatkan sebelumnya, yang sama halnya dengan pendapatan bunga dari pokok pinjaman.

31
Dengan bunga majemuk tersebut, uang yang telah ditabung dapat dicari nilai uang pada
periode yang akan datang. Sementara itu, nilai sekarang (present value) adalah nilai sekarang
(hari ini) dari sejumlah yang diterima di masa yang akan datang.
Apabila ada annuitas, pencarian nilai yang akan datang atau nilai sekarang akan lebih
mudah. Annuitas adalah serangkaian pembayaran atau penerimaan yang sama terjadi selama
sejumlah periode tertentu. Apabila bunga majemuk dibayar setahun sekali, rumus bunga
majemuk dapat dimodifikasi jika bunga dibayar lebih dari satu tahun. Dengan bunga
majemuk dimodifikasi, penghitungan nilai yang akan datang atau nilai sekarang bunga yang
dibayar atau diterima juga dilakukan modifikasi juga.

SOAL LA TIHAN

Tes Koreksi Betui-Salah


B S 1. Pencarian nilai sekarang pacta dasarnya hanya merupakan pembalikan bunga
berbunga dari dari nilai yang akan diterima di masa datang.
B S 2. Faktor nilai tingkat bunga saat ini (PVIF) berbanding terbalik dengan faktor
nilai tingkat bunga masa datang (PVIF).
B S 3. Jika tingkat diskon turun, nilai sekarang dari jumlah tertentu di masa datang
juga turon.
B S 4. Nilai sekarang dari tingkat faktor satu rupiah yang ada sekarang adalah 0.
B S 5. Deposito di Bank A memberi bunga berbunga 6 persen per tahun. Deposito
pada Bank B memberikan bunga berbunga 6 persen per setengah tahun. Dalam
satu tahun, bank B membayar bunga lebih besar daripada bank A.
B S 6. Semua barang lain sama, saya lebih suka memiliki Rp 1.000 sekarang dari pada
menerima Rp 1.000 dalam 10 tahun yang akan datang.
B S 7. Untuk suatu nilai tingkat bunga nominal tertentu. semakin banyak periode
kelipatan, semakin tidak efektif tingkat bunga tahunannya.
B S 8. Jika uang memiliki nilai waktu, kemudian nilai masa datang akan selalu lebih
besar dari nilai semula yang diinvestasikan.
B S 9. Ordinary annuity adalah pembayaran-pembayaran atau penerimaan-penerimaan
terjadi pada akhir setiap periode.
B S 10. Continuous compounding terjadi apabila pembungaan bunga dilakukan terus
menerus.
Soal Pilihan Berganda
1. Berapa besar nilai yang akan datang dari investasi mula-mula sebesar Rp2.000.000
untuk 30 tahun yang akan datang dengan metode bunga berbunga sebesar 10% per
tahun?
a. Rp328.282.000
b. Rp164.500.000
c. Rp40.171.000
d. Rp34.898.000

32
2. Berapa be&ar nilai yang akan datang dari investasi mula-mula sebesar Rpl.OOO.OOO
untuk 8 tahun yang akan datang dengan metode bunga berbunga secara terns menerus
sebesar 8% per tahun?
a. Rp 1.896.480
b. Rp64.500.000
c. Rp20.171.000
d. Rp 14.898.000
3. Jika pada 2 tahun yang akan datang Saudara akan menerima Rp3.000.000 dan tiba-tiba
tingkat bunga menaik, maka nilai sekarang jumlah uang yang akan diterima pada akhir
tahun ketiga yang akan datang akan ..... .
a. naik.
b. turun.
c. tetap.
d. tidak dapat ditentukan.
4. Jika pada 3 tahun yang akan datang Saudara akan menerima Rp2.000.000 dan tiba-tiba
tingkat bung a menurun, maka nilai sekarangjumlah uang yang akan diterima pada akhir
tahun ketiga yang akan datang akan ......
a. naik.
b. turun.
c. tetap.
d. tidak dapat ditentukan.
5. . U ntuk meningkatkan suatu nilai sekarang tertentu, tingkat bung a seharusnya disesuaikan
dengan ......
a. menurunkan tingkat bunga.
b. menaikkan tingkat bunga.
c. pertama menaikkan kemudian menurunkan tingkat bunga.
d. menjaga kestabilan tingkat bunga.
6. Untuk menurunkan ~uatu nilai sekarang tertentu. tingkat bunga seharusnya disesuaikan
dengan ......
a. menurunkan tingkat bunga.
b. menaikkan tingkat bunga
c. pertama menaikkan kemudian menurunkan tingkat bunga.
d menjaga kestabilan tingkat bung<!.
7. Diketahui: tingkat bunga per tahun 20% dan nila yang akan datang akhir tahun ketiga
sebesar Rp1.728.000,-. Berapajumlah uang yang harus ditabung?
a. Rpl.OOO.OOO,-
b. Rpl .230.000.-
c. Rp 1.320.000,-
d. Rpl.500.000.-

33
8. Seseorang akan meminjam uang ke orang lain dengan berjanji akan mengembalikan
pinjamannya pada lima tahun yang akan datang dengan membayar bung a 10% per tahun.
Jika peminjam diberi pinjaman saat sekarang sebesar Rp6.209.200,- Berapa jumlah
yang harus dibayar oleh peminjam pada lima tahun yang akan datang?
a. Rpl5.000.000.-
b. Rp14.000.000,-
c. Rp12.000.000,-
d. Rpl0.000.000,-
9. Sejak mulai tahun ke-0, berturut-turut selama tiga tahun perusahaan menabung uang di
bank sebesar Rp 1juta. Tingkat bunga yang berlaku sebesar 20% dan pembayaran bunga
dilakukan setiap akhir tahun. Berapajumlah uang yang akan diterima perusahaan pada
akhir tahun ketiga?
a. Rp3.640.000,-
b. Rp3.460.000,-
c. Rp3.650.000,-
d. Rp3.560.000,-
10. Seseorang menabung uang di bank dengan bunga 10% per tahun. Bunga dibayar setiap
enam bulan. Jumlah uang akan diterima oleh orang tersebut pada akhir tahun kedua
sebesar Rpl.215.500,- Berapajumlah uang yang harus ditabung?
a. Rp1.500.000,-
b. Rp1.250.000,-
c. Rp1.100.000,-
d. Rpl.OOO.OOO,-

Soal Uraian
1. Berikut ini latihan-latihan untuk nilai mendatang (future value):
a) Berapa nilai pada akhir tahun ke-3 dari tabungan awal sebesar Rp200.000 dengan
tingkat bunga majemuk tahunan 50%, 10%, atau 5%?
b) Berapa nilai pada akhir tahun ke-5 dari tabungan awal Rp700.000 dan disertai
tabungan setiap akhir tahun selama 5 tahun Rp 100.000, dan dengan tingkat bunga
majemuk 10% dan 5%.
c) Berapa nilai pada akhir tahun ke-6 dari tabungan awal Rp500.000 dan disertai
tabungan setiap akhir tahun selama 5 tahun Rp 1OO.OOO,jika tingkat bunga majemuk
tahunan 10% dan 5%.
d) Berapa nilai pada akhir tahun ke-3 dari tabungan awal sebesar Rp200.000 dengan
bunga majemuk tahunan 50%, 10%, atau 5% (asumsi bunga dibayar dalam
triwulanan)?
e) Kenapajawaban Saudara pada butir d berbeda dengan butir a?

34
2. Berikut ini adalah soallatihan mengenai nilai sekarang:
a) Rp200.000 diterima pada akhir tahun ke-3, berapa nilainya sekarang jika discount
rate 50%, 10%, atau 1%?
b) Berapakahjumlah seluruh nilai sekarang dari Rp500.000 yang akan diterima setiap
akhir tahun selama 3 tahun mendatang, jika discount rate 4% atau 25%.
c) Rp200.000 diterima pada akhir tahun ke-1, Rp500.000 pada akhir tahun ke-2 dan
Rpl.OOO.OOO pada akhir tahun ke-3. Berapa jumlah seluruh nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan ini,jika discount rate 4% atau 25%?
d) Rpl.OOO.OOO diterima pada akhirtahun ke-1, Rp500.000padaakhirtahunke-2, dan
RplOO.OOO pada akhir tahun ke-3. Berapa jumlah seluruh nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan ini jika discount rate 4% atau 25%?
3. Seseorang mendepositokan uang warisan sebesar Rp125.000.000. Bunga deposito per
tahun 15%. Pendapatan bunga deposito yang diterimanya setiap tahun langsung
ditabungkan ke bank dengan bunga majemuk tahunan sebesar 12%. Sampai dengan
akhir tahun kelima belas, be~apa nilai uang yang akan diterima dari tabungan tersebut
sampai dengan akhir tahun kelima belas.

4. Saudara memerlukan Rp60.000.000 pada akhir tahun ke-10. Untuk mengumpulkan


sejurnlah itu, telah Saudara putuskan untuk menyisihkan sejumlah uang tiap akhir tahun
selama 10 tahun dan menabungnya pada bank. Bank memberikan bunga berbunga
tahunan 8% untuk deposito jangka panjang. Berapa ban yak Saudara harus menyisihkan
tiap tahun untuk ditabung?

5. Sarna dengan masalah pada soal nomor #4, untuk mengumpulkan jumlah uang yang
dibutuhkan, Saudara putuskan untuk menyisihkan sejumlah uang pada setiap awal tahun
selama 10 tahun dan menabungnya di bank. Bank memberikan bunga berbunga tahunan
8% untuk deposito jangka panjang. Berapa banyak Saudara harus menyisihkan uang
setiap tahun untuk ditabung?

6. TuanSunandaringinmeminjamuangsebanyakRp15.000.000untuk3tahun. Sekelompok
individu setuju untuk memberinya pinjaman tersebut asalkan ia sanggup membayar
Rp18.000.000 pada akhir tahun ke-3. Berapa persen tingkat bunga tahunan yang
dihitung dalam hal ini?

7. Saudara ditawari beberapa surat berharga yang akanjatuh tempo setelah 4 tahun. Tiap
akhir tahunnya Saudara akan menerima Rp3.000.000. Harga surat berharga itu sekarang
adalah Rpl2.500.000. Kira-kira berapa persen bunga yang Saudara terima setiap
tahunnya?

8. Penjualan Perusahaan Garmen sebesar Rp600 juta yang diperkirakan akan naik dengan
kenaikan bunga berbunga (majemuk) 20% selama 6 tahun. Berapa penjualan tiap akhir
tahun selama 6 tahun mendatang tersebut?

35
9. Perusahaan "Adil & Makmur" sedang mempertimbangkan untuk membeli mesin bekas
yang diharapkan akan memberikan aliran kas (dalam ribuan rupiah) sebagai berikut:

Tahun ke Aliran kas Tahun ke Aliran kas

1 1.200 6 1.400
2 2.000 7 1.400
3 2.400 8 1.400
4 1.900 9 1.4005

Jika discount rate 14%, berapa nilai sekarang dari seri aliran kas ini?
10. Apabila Saudara akan menerima Rp2 juta pada akhir tahun ke-1 0, dan tingkat opportu-
nity Saudara adalah 10%, berapa nilai sekarang dari jumlah tersebut dengan bunga
berbunga tahunan? Jika triwulanan? Jika terns menerus (berkelanjutan)?

11. Perusahaan Jaya Makmur sedang mempertimbangkan untuk melakukan investasi di


Irian J aya. Mereka mengajukan tawaran kepada pemerintah untuk ikut serta membangun
suatu pertambangan, yang keuntungannya baru dapat direalisir dari akhir tahun ke-5.
Pacta saat itu, pertambangan tersebut diperkirakan akan memberikan hasil Rp5 milyar
tunai kepada perusahaan terse but. Selain dari penawaran yang tersebut mula-mula, tidak
akan ada lagi aliran kas, karena pemerintah akan mengganti semua biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan. Jika perusahaan itu menghendaki tingkat return 20%, berapa penawaran
maksimum yang harus diajukannya untuk ikut serta jika: bunga berbunganya (a)
tahunan, (b) tengah tahunan, (c) triwulanan atau (d) terns berkelanjutan?

12. Berikut ini aliran kas yang akan dianalisis:

Akhir tahun (dalam ribuan Rp)


Jenis Aliran Kas
l 2 3 4 5

w 200 200 200 300 300


X 700 - - - -
y - - - - 1.300
z 300 - 500 - 300

a. Hitunglah nilai yang akan datang (terminal) dari setiap aliran kas di akhir tahun
kelima dengan tingkat bunga tahunan 10%
b. Hitung1ah nilai sekarang dari setiap aliran kas jika tingkat diskon 14%.

36
Bab 3 Penilaian Surat-Surat Berhadiah Jangka Panjang

Setelah mempelajari Bab III, Saudara diharapkan mampu:


1. Menjelaskan perbedaan dalam berbagai macam pengungkapan nilai.
2. Mernaharni bagairnana obligasi, saham preferen, saharn biasa dinilai.
3. Menghitung yield dari macarn-macam tipe sekuritas (surat berharga).
4. Menguraikan bagaimana harga obligasi berfluktuasi sampai dengan peri ode jatuh tempo
dan perubahan dalam return yang disyaratkan pasar.

Dalam bab sebelumnya, kita telah mendiskusikan nilai waktu uang dan menggali bunga
majemuk. Kita sekarang dapat menerapkan konsep-konsep terse but untuk menentukan nilai
sekuritas (surat berharga) yang berbeda. Sekuritas yang akan dilakukan penilaian adalah·
obligasi, saham preferen, dan saharn biasa. Ketigajenis sekuritas tersebut sering dinarnakan
instrumen keuangan jangka panjang. Kita telah mengetahui bahwa semua keputusan
perusahaan adalah semua saling terk:u dengan penilaian. Oleh karena itu, kita harus
memahami bagaimana investor menilai instrumen keuangan (obligasi, saharn preferen, dar.
saham biasa) perusahaan.

PERBEDAAN KONSEP NILAI


Konsep-konsep penilaian surat-surat berharga sangat penting dalam manajemen keuangan.
Dengan demikian, man~er harus mengetahui bagaimana penilaian kekayaan perusahaan
yang diperlukan. Kemudian manajer juga harus mengetahui bagaimana investor menilai
surat-surat berharga perusahaan. Dengan demikian, manajer harus mengetahui bagaimana
altematif-altematiftindakan yang mempengaruhi nilai saham dan obligasi suatu perusahaan.
Nilai obligasi dan nilai saham berkaitan dengan nilai perusahaan yang mengeluarkan surat
berharga tersebut. Semakin tinggi nilai sekuritas akan semakin meningkatkan nilai perusahaar
yang mengeluarkan sekuritas tersebut.

Nilai Likuidasi dan Gain-Concern


Terdapat perbedaan dalam mengartikan nilai perusahaan dan nilai surat berharga. Pertama,
perbandingan nilai likuidasi dengan nilai going-concern perusahaan. Nilai likuidasi adalah

37
jumlah uang yang dapat direalisasi dari penjualan suatu aktiva, sekelompok aktiva, atau
seluruh aktiva perusahaan, jika penjualan tersebut terpisah dari kegiatan perusahaan. Nilai
going-concern adalah nilaijual perusahaan sebagai suatu kegiatan usaha yang terus-menerus
menghasilkan aliran kas positif.

Nilai Buku dan Nilai Pasar


Perbedaan yang kedua adalah antara nilai buku dengan nilai pasar. Terdapat dua macam
pengertian nilai buku, yaitu: 1) nilai buku aktiva adalah nilai akuntansi suatu aktiva, yaitu
harga perolehan aktiva dikurangi denganjumlah akumulasi depresiasinya dan 2) nilai buku
perusahaan adalah nilai ekuitas saham biasa yaitu total aktiva dikurangi dengan seluruh utang
dan saham preferen seperti yang terdaftar dalam neraca.
Nilai pasar mempunyai dua macam pengertian, yaitu: 1) nilai pasar aktiva adalah harga
pasar aktiva,jika diperdagangkan dan 2) nilai pasar perusahaan adalah nilai yang lebih tinggi
antara nilai likuidasi dengan nilai going-concern perusahaan.

Nilai Pasar dan Nilai Intrinsik


Perbedaan yang ketiga adalah antara nilai pasar dengan nilai intrinsik surat berharga. Nilai
pasar surat berharga yang diperdagangkan secara aktif di pasar adalah harga pasar terakhir
yang dilaporkan dari pasar saham tersebut diperdagangkan. Nilai intrinsik surat berharga
adalah nilai ekonominya, yaitu harga yang seharusnya didasarkan pad a fakta-fakta yang ada,
seperti aktiva, profitabilitas perusahaan, dan faktor-faktor mengenai prospek perusahaan
pada masa yang akan datang. Jika pasarnya efisien dan informasi selalu tersedia, harga pasar
suatu surat berharga seharusnya berfluktuasi di sekitar nilai intrinsiknya.

PEN/LA/AN OBL/GASI
Obligasi adalah sekuritas yang menunjukkan utang perusahaan yang mengeluarkan obligasi
tersebut. Apabila perusahaan mengeluarkan obligasi dan ada yang membelinya, berarti
perusahaan memiliki utang kepada pembeli (pemegang) obligasi tersebut dan pembeli
obligasi memberikan pinjaman kepada perusahaan terse but. Dari segi jangka waktu, obligasi
termasuk utangjangka panjang, yaitu utang yangjangka waktu pengembaliannya lebih dari
satu tahun. Obligasi mempunyai nilai nominal (face value). Nilai nominal adalah nilai yang
tertera pada kertas obligasi tersebut sampai dengan saat jatuh tempo (maturity). Nilai
nominal dikenaljuga sebagai nilai pari atauprincipal (Horne and Wachowicz, 1995).
Pendekatan nilai untuk penilaian sekuritas jangka panjang adalah dengan menghitung
nilai intrinsik suatu surat berharga, yaitu dengan menggunakan nilai sekarang dari aliran-aliran
kas masa yang akan datang. Penilaian obligasi meliputi penghitungan nilai sekarang
(kapitalisasi) aliran kas yang dijanjikan oleh obligasi yang bersangkutan. Berikut ini adalah
penilaian jenis-jenis obligasi: 1) perpetual bond, 2) non-zero coupon bond, dan 3) zero
coupon bond (Horne and Wachowicz, 1995). Agar Saudara dapat memperoleh gambaran
yang lebih jelas bagaimana penilaian pada masing-masing jenis obligasi ikutilah uraian
berikut ini.

38
1. Perpetual bond
Suatu perpetual bond adalah surat utang yang membayar sejumlah bunga tetap dalamjangka
waktu tidak terbatas. Nilai suatu perpetual bond adalah nilai sekarang (kapitalisasi) dari
aliran pembayaran-pembayaran bunga.

Y = I(PYIFAkct,J

Y adalah nilai suatu pe1petual bond, I adalah bunga tahunan yang dibayar setiap akhir tahun,
PYIF A adalah present value ofinterestfactor annuity pada Rp 1, kct adalah rate ofreturn yang
disyaratkan investor, dan _ adalah periode waktu yang tidak terbatas.

Apabila dijabarkan persamaan tersebut menjadi:

I I I I MV
V=----+ + - - - - + ..... + +----+
(l+Kc/ (1+KY (l+K)' (l+K,l (l+K)"

Karena bersifat perpetual, maka rumus tersebut dapat disederhanakan. Selain dengan cara
penyederhanaan seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 2, penyerderhanaan rumus juga
dapat ditempuh dengan cara berikut ini.
MY adalah maturity value yang nilainya sebesar nilai nominal. Dengan n =_, maka MYI
{( 1+ K)"} bernilai mendekati nol dan dengan demikian rum us terse but dapat diabaikan.
Apabila Y dikalikan ( 1+kct) diperoleh persamaan sebagai berikut:

V(l+K,)=I+ I +--I--+ ..... +--I__


G (1 +Kl (1 +KY (1 +K)"

Persamaan yang ketiga berikut ini adalah persamaan kedua dikurang persamaan pertama.

I
V ( 1 + Kct) - Y =I +---
(1 + K)"

Karen a n = oo, II { (1 +Kct)"} bernilai mendekati nol, maka rumus tersebut dapat diabaikan.
Oleh karena itu. persamaan ketiga dapat disederhanakan menjadi berikut ini:

Y(l+Kct)- Y ==I sehingga menjadi: Y.Kct ==I

Untuk menentukan Y dapat diperoleh rumus Y yang sederhana. yaitu:

39
V= nilai sekarang obligasi
I= pembayaran bunga tetap
kct= rate of return yang diinginkan investor

Sebagai contoh, suatu obligasi yang memberikan bunga Rp90.000 setiap akhir tahun untuk
selamanya dan tingkat return yang diinginkan oleh kreditur adalah 14%. Nilai obligasi itu
adalah:

V= Rp90.000/14%= Rp642.857

2. Non-zero coupon bond


Non-zero coupun bond adalah obligasi denganjangka waktu terbatas. Nilai non-zero coupon
adalah nilai sekarang (kapitalisasi) aliran bunga dan nilai jatuh tempo.

V = I(PVIFAkct) + MV(PVIFkct,n)

n= jumlah tahun sampai dengan saat jatuh tempo


MV= nilaijatuh tempo obligasi (maturity value)

Sebagai contoh, suatu obligasi memiliki nilai nominal (face value) dan nilai jatuh tempo
sebesar Rp10.000 per lembar. Tingkat kupon (bunga) sebesar 10% per tahun. Obligasi
memilikijangka waktu terbatas, yaitu 5 tahun. Tingkat return yang diinginkan oleh kreditur
adalah 14%. Nilai sekarang obligasi itu adalah:

V = l.OOO(PVIFA 14%.s) + MV(PVIF 14%. 5)

V = 1.000 (3,433) + 10.000 (0,519) = Rp8.623,-

3. Zero coupon bond


Zero coupon bond adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga secara
periodik tetapi dijual pada suatu tingkat bung a implisit dalam nilai nominal obligasi. Return
dari zero coupon bond adalah kenaikkan nilai obligasi. Zero coupon bond dinilai sebesar nilai
sekarang dari pembayaran pokok pinjaman pada saatjatuh tempo dengan menggunakan rate
of return yang diminta investor.

V =MV (PVIFkct,n)

40
Sebagai contoh, suatu obligasi yang tidak memberikan bunga, memiliki waktu jatuh tempo
pada 5 tahun kemudian. Tingkat return yang diinginkan oleh kreditur adalah 14%. Nilai
jatuh tempo obligasi sebesar RplO.OOO,-. Nilai sekarang obligasi tersebut adalah:

V = 10.000 (PVIF 14,u)

V = 10.000 (0,519) = Rp5.190,-

4. Bunga setiap enam bulan


Penilaian obligasi di atas adalah menggunakan tingkat bunga tahunan. Apabila obligasi
membayar bunga setiap 6 bulan, persamaan penilaian dimodifikasi sebagai berikut:

V = V2 (PVIFAkd/ 2• 2") + MV(PVIFkd/2• 2")

kd = tingkat bunga nominal tahunan yang diinginkan


I/2 = pembayaran bunga 6 bulanan
2n = jumlah peri ode 6 bulanan sampai dengan saat jatuh tempo

Sebagai contoh, suatu obligasi dengan nilai nominal Rp10.000,- membayar bunga setiap
enam bulan. Tingkat bunga per tahun sebesar 10% dan tingkat return yang diharapkan
sebesar 14% per tahun. Obligasi tersebut memiliki waktu jatuh tempo pada lima tahun yang
akan datang. Nilai sekarang obligasi tersebut adalah:

V = 500 (PVIFA7'7, 10) + MV(PVIF7'k. 10)


V = 500 (7,024) + 10.000 (0,508) = Rp8.592,-

Jika diasumsikan faktor lain sama, nilai sekarang obligasi yang membayar bunga setiap enam
bulan lebih besar daripada nilai sekarang obligasi yang membayar bunga setiap tahun.

PEN/LA/AN SAHAM
Sekuritas saham dijumpai pada perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Sekuritas
saham adalah sekuritas yang menunjukkan modal ekuitas perusahaan. Apabila perusahaan
mengeluarkan saham dan ada yang membeli, berarti pembeli (pemegang) saham adalah
pemilik perusahaan yang tingkat kepemilikannya sebesar nilai saham tersebut. Semakin
banyak saham suatu perusahaan yang dimiliki oleh seseorang berarti semakin banyak
proporsi kepemilikannya terhadap perusahaan tersebut.
Terdapat dua macam saham, yaitu saham preferen dan saham biasa. Cara penilaian
saham preferen dan saham biasa adalah berbeda. Kedua jenis saham memberikan dividen

41
kepada pemegang saham. Dividen adalah kas atau bentuk lain dari kas yang diberikan kepada
pemegang saham, sehubungan adanya keuntungan yang diperoleh perusahaan. Saham
preferen memiliki spesisfikasi berupa pemberian dividen yang tetap kepada pemegang
sahamnya, yang biasa dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominalnya. Saham
biasa tidak memberikan dividen yang tetap, besarnya dividen sangat dipengaruhi oleh
kebijakan perusahaan dalam pengelolaan dividen. Agar Saudara dapat memperoleh gambaran
yang lebih jelas bagaimana menilai sekuritas saham preferen dan saham biasa ikutilah uraian
berikut ini.

Penilaian Saham Preferen


Nilai saham preferen menunjukkan nilai sekarang saham preferen. Penilaian saham preferen,
dengan pembayaran dividen tetap secara terns menerus, sama dengan penghitungan suatu
perpetuity (Brigham and Gapenski, 1993).

V = D/k
p p

DP = dividen nominal tahunan per lembar saham preferen


kP = tingkat discount yang sesuai untuk saham preferen

Rumus tersebut didasari oleh teori nilai waktu uang. Cara menurunkan rumus yang
sederhana tersebut sama dengan cara menurunkan rumus pada perpertual bond.
Sebagai contoh, sebuah dividen saham preferen per tahun sebesar Rp1.500,-. Saham
preferen tersebut bersifat perpetuity. Tingkat discount yang diinginkan oleh investor adalah
14%. Nilai sekarang saham preferen adalah:

V = 1.500/0,14 = Rp10.714,28

Penilaian Saham Biasa


Penilaian saham biasa meliputi kapitalisasi aliran penghasilan (dividen) saham biasa, tetapi
tidak ada satupun metode penilaian saham biasa yang dapat diterima umum. Terdapat
kesepakatan yang berkembang bahwa saham biasa seharusnya dianalisis sebagai bagian dari
portofolio bukan sebagai bagian yang tersendiri. Nilai satu lembar saham biasa dipandang
sebagai nilai sekarang dari semua pembayaran dividen kas yang diterima untuk selamanya.
1. Penilaian saham biasa yang akan dipegang untuk selamanya adalah (Brigham and
Gapenski, 1993):

V = D/(1 + k/ +D/(1 + ki + ... + D_l(l + k.)-

D = dividen kas

42
ke = rate of return (capitalization rate) yang diinginkan oleh investor
00
D,
V=L t =I

2. Jika suatu saham biasa tidak dipegang untuk selamanya, nilai saham biasa adalah sebesar
nilai sekarang harga jual saham biasa dan dividen pada masa yang akan datang. Jika
saham biasa dipegang hanya selama 2 tahun maka penghitungan nilai saham biasa
sebagai berikut:

v = (1 +D1k ) I + D2
(1 + ke)2
p2
+ -----=-:---,-
(1 + ke )2
e

3. Apabila tidak ada pembagian dividen, suatu saham biasa akan mempunyai nilai karena
para investor masih mengharapkan perusahaan akhimya akan membayar dividen.

Model Pertumbuhan
Investor saham biasa berharap agar dividen yang akan diterima di masa mendatang terus
meningkat. Peningkatan tersebut disebut pertumbuhan dividen saham. Pertumbuhan dapat
bersifat konstan atau berubah-ubah. Dalam model pertumbuhan (growth model), saham
biasa yang pertumbuhannya berbeda, cara penilaiannya berbeda dengan cara penilaian
saham yang mempunyai pertumbuhan konstan. Model tingkat pertumbuhan yang konstan
terus menerus (constant or perpetual growth rate model) mengasumsikan bahwa dividen
tumbuh pada suatu tingkat yang konstan (g).

D (1 +g)~
+ _:...,--:--:----
0
(1 + k.)~

D0 = nilai sekarang dividen


g = tingkat pertumbuhan saham biasa
( 1 + g)" = compound growth factor

Berkaitan dengan rum us penilaian saham biasanya dengan tingkat pertumbuhan konstan
tersebut kita harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Nilai masa yang diharapkan (D") dari suatu dividen saat ini (D 0) pada beberapa periode
waktu masa yang akan datang (n) adalah D0 dikalikan dengan compound growth factor.

2. Jika diasumsikan ke lebih besar daripada g, persamaan di atas dapat dikurangi dengan apa
yang disebut Gordon Dividend Valuation Model, menjadi (Marsh, 1995):

43
V= D I /(k-g)
e

Cara menurunkan rumus yang sederhana tersebut hampir sama dengan cara menurunkan
rumus pada perpenual bond. Hanya ada perbedaan sedikit yaitu terletak pada adanya
pertumbuhan dividen pada saham biasa yang sifatnya konstan.
Sebagai contoh, dividen saham biasa pada tahun pertama sebesar Rp1.600,-. Saham
tersebut bersifatperpetuity. Tingkat return yang diharapkan oleh investor adalah 14%
dan tingkat pertumbuhan saham tersebut sebesar 7%. Nilai sekarang saham biasa
tersebut adalah:

V = 1.600/(0,14- 0,07) =Rp22.857,1


Jika saham biasa tersebut tidak ada tingkat pertumbuhan, nilai sekarang saham biasa
sebesar:

V = 1.600/0,14 =Rp11.428,6

3. Penyusunan kembali persamaan di atas diperoleh rate of return yang diinginkan oleh
investor (k.), yaitu sebagai berikut:

4. Constant growth model memungkinkan perubahan dari penilaian dividen menjadi


penilaian berdasarkan suatu earnings multiplier. Jika perusahaan secara tahunan
menahan suatu proporsi konstan laba bersihnya (b), dividend payout rationya menjadi
konstan (dividen per lembar dibagi dengan laba bersih per lembar saham biasa).

(1- b)= D/E 1


(1 -b)E 1=D 1

Jika E 1 adalah laba bersih per lembar saham biasa dalam periode 1, perpetual growth
model ditulis kembali menjadi:
v = (1- b) EI
(k.- g)
( 1 - b)= dividend payout ratio

Penghitungan earnings multiplier (VIE 1) yang memberikan pengkalian tertinggi earn-


ing yang diharapkan yang diinginkan oleh investor, dibayar untuk saham yang
bersangkutan:

44
Untuk saham yang tidak mengalami pertumbuhan dapat dinilai dengan model
pertumbuhan konstan dengan menggunakan tingkat pertumbuhan dividen yang
diharapkan (g)= 0.

V=Dik
I e

Tingkat Pertumbuhan tidak Konstan


Rum us penilaian saham biasa yang dijelaskan di atas adalah untuk tingkat pertumbuhan yang
konstan. Dalam kenyataan yang ada, tingkat pertumbuhan dividen dapat saja bersifat
bertahap, atau tidak konstan. Tahap-tahap pertumbuhan terjadi jika terdapat beberapa tahap
pertumbuhan suatu saham biasa dengan tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda. Misalnya,
jika dividen per lembar yang diharapkan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan 10% selama
5 tahun pertama dan kemudian tingkat pertumbuhannya 6%, maka persamaannya untuk
mencari nilai saham biasa menjadi:


v-, =I
D 0 (1, 10)'
(1 + k,Y
f.
+ ,= 6
D5 (1, 06)! - 5
(1 + k/

~ D 0 (1, lOY 1 D6
v = t~l (1 + k/ + ( (1 + k_>S ] ( (k, - 0,06) ]

Jika dividen saat ini D 0 , adalah Rp200 per lembar dan rate of return yang diinginkan adalah
14%, maka nilai saham biasa (V) dapat dihitung sebagai berikut:

Tahap 1: Nilai sekarang dividen yang diterima dalam 5 tahun pertama

Akhir
Tahun Dividen PVIF14%t Nilai Sekarang Dividen

1 1
1 200(1 '1 ) =220 (1/1,14) =0,877 193
~
2 186
2 200(1. I) =242 (l/1,14f=0.769
3 3
200(1 .1 ) =266
3
(111 ,14) =0,675 180
4 4 173
4 200(1 . I) =293 (111,14) =0,592
5 5 167
5 200(1 . I) =322 (1/1, 14) =0,519
5
200(11)
L -,14)
t = 1
- (I
889

45
------------ -- - -

Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa nilai sekarang dividen-dividen yang diterima dalam
lima tahun adalah sebesar Rp899,-

Tahap 2: Nilai sekarang komponen pertumbuhan konstan

Dividen pada akhir tahun ke enam = Rp200 (1,1 )6 = Rp322 ( 1,06) = Rp341

Nilai saham pada akhir tahun ke lima adalah:

D6 __ _ _ _ R_:_p_3_4_1_ _
= Rp 462,3
(k,- g) (0,14- 0,06)

Nilai sekarang dari Rp 462,3 = Rp462,3 x PVIF 14%. 5


= Rp462,3 X 0,519
= Rp2.213

Dari kedua tahap perhitungan tersebut, kita dapat menentukan nilai sekarang saham
biasa.

Nilai sekarang saham biasa adalah:


V= Rp899 + Rp2.213
V=Rp3.112

V= ±
t=
1
Rp200 (1,10)' + [
(1,14Y
1
(1,14)5
][ Rp341
(1,14- 0,06)
]

V= Rp899 + Rp2.213= Rp3.112

Jadi, nilai sekarang saham biasa tersebut adalah Rp3.112,-

PENENTUAN RATE OF RETURN ATAU YIELD


Rate of return atau yield dapat ditentukan dengan mengganti nilai intrinsik (V) dalam
persamaan penilaian dengan harga pasar surat berharga (P0 ). Rate of return yang diinginkan
pasar untuk suatu obligasi, sering disebut yield to maturity (YTM). YMT adalah rate of
return yang diharapkan pada suatu obligasi yang dibeli pada harga pasarnya saat ini dan
dipegang terus sampai dengan jatuh tempo. Cara menghitung yield to maturity sebagai
berikut (Horne and Wachowicz, 1995):
1. Yield to maturity (kd) dapat ditemukan dengan mengadaptasi persamaan penilaian
obligasi yang mempunyai umur terbatas.

46
n
I MV
PO=L ------- + -------
t =I (1 =k)t (1 = k)n
P0 = harga pasar sekarang obligasi

Substitusikan nilai I (pembayaran bunga tahunan), MV (nilaijatuh tempo obligasi), P 0


(harga pasar sekarang obligasi), dan n Gumlah periode yang tersisa sampai denganjatuh
tempo). Dengan metode trial-and-error dapat ditentukan yield to maturity (kd).

2. Cara lain penghitungan secara kasar yield to maturity (YTM) adalah:

Taksiran YTM = average annual return= average annual income : average price

I+ [ (MV- P 0 ) In]
= --------~----
(MV + P 0 )/2

Contoh:
YTM untuk obligasi dengan nilai nominal Rp 1.000, harga pasar sekarang Rp761 ,jangka
waktu yang tersisa sampai dengan jatuh tempo adalah 12 tahun, dan tingkat bunga
nominal8% (bunga nominal dibayar per tahun) adalah:
. Rp80 + [ (Rpl.OOO- Rp761)/12]
TaksLran YTM = (Rpl.OOO + Rpl6 l)/2 = 11,35%
Sejumlah observasi harus dilakukan berhubungan perilaku harga obligasi. Jika pasar
meminta rate of return atau yield to maturity (kct) lebih besar daripada tingkat bunga
nominal, harga obligasi akan lebih kecil daripada nilai nominalnya. Apabila obligasi
terse but dijual, maka dalam keadaan discount. Jika pasar meminta rate of return atau
yield to maturity (kct) lebih kecil daripada tingkat bunga nominal, harga obligasi akan
lebih besar daripada nilai nominalnya. Apabila obligasi tersebut dijual, maka dalam
keadaan premium. Jika pasar meminta rate of return atau yield to maturity (kd) sama
dengan tingkat bunga nominal, harga obligasi akan sama dengan nilai nominalnya.
Apabila obligasi dijual, maka dalam keadaan pari.
Tingkat bung a dan harga obligasi mempunyai arah yang berlawanan. Jika tingkat bunga
naik sehingga rate of return yang diminta pasar naik, harga obligasi akan turun. Jika
tingkat bunga turun sehingga rate ofreturn yang diminta pasar turun, harga obligasi akan
naik. Fluktuasi perubahan harga obligasi disebakan oleh fluktuasi tingkat bunga yang
disebut interest rate (yield) risk. Umumnya obligasi yang mempunyai umur panjang,
mempunyai fluktuasi harga yang lebih besar berhubungan dengan perubahan kd.
Berikutnya semakin rendah tingkat bunga nominal obligasi, semakin sensitif perubahan
harga obligasi terhadap perubahan yield (kd) atau rate of return yang diminta pasar.

47
3. Yield dari saham preferen (k) p
dapat dicari dengan melakukan substitusi harga pasar
sekarang (P0) terhadap nilai intrinsik (V) dalam penilaian saham preferen.

V=Dik
p p
P=Dik
0 p p

K=DIP
p p 0

Contoh:
Diasumsikan saham preferen PT. ABC dengan dividen 12%, nilai nominal Rpl.OOO,
mempunyai harga pasar sekarang Rp900. Harga pasar sekarang saham preferen PT.
ABC mencerminkan yield sebesar:

kp = (12% X Rpl.OOO)/Rp900= 13,33%

4. Yield dari saham biasa (ke) dapat ditemukan dengan rumus:

V = D/(ke- g)
P = D/(ke- g)

Dl/P0 =dividend yield yang diharapkan


g = tingkat pertumbuhan modal diharapkan (capital gains yield).

Jadi, (total) yield= dividend yield+ capital gains yield.


Contoh:
Berapa besar yield saham biasa untuk saham biasa yang mempunyai harga pasar
sekarang Rp5.000 yang diharapkan mempunyai pertumbuhan dividen 10% per tahun
dan dividen yang diharapkan pada tahun yang akan datang sebesar Rp750.

(Total) yield= dividend yield+ capital gains yield


k~= Rp750!Rp5.000 + 10%= 15% + 10%= 25%

RINGKASAN
Konsep nilai mencakup nilai likuidasi, nilai going-concern, nilai buku, nilai pasar, dan nilai
intrinsik. Pendekatan penilaian dalam bah ini menghitung nilai intrinsik sekuritas - nilai
sekarang dari aliran kas yang akan datang. Penilaian obligasi mencakup discounting aliran
kas yang dijanjikan obligasi. Penilaian saham preferen sama dengan penilaian obligasi,
karena dividen saham preferen sifatnya tetap seperti halnya bunga dalam obligasi. Penilaian

48
saham biasa juga mencakup kapitalisasi dari aliran (stream) pendapatan sekuritas, tetapi
tidak ada satu met ode penilaian saham biasa yang digunakan secara umum. Oleh karena itu,
penilaian sekuritas saham biasa paling sulit dari yang lain. Tingkat pertumbuhan dividen
yang tetap mencari nilai saham biasa lebih mudah daripada mencari nilai saham biasa yang
tingkat pertumbuhannya tidak tetap.
Rate of return atau yield dapat ditentukan dengan mengganti nilai intrinsik (V) dalam
persamaan penilaian dengan harga pasar surat berharga (P0 ) dan untuk menentukan rate of
return yang diminta oleh pasar. Sebagai contoh, rate of return yang diinginkan pasar untuk
suatu obligasi, sering disebut yield to maturity (YTM). YMT adalah rate of return yang
diharapkan pada suatu obligasi yang dibeli pada harga pasarnya saat ini dan dipegang terns
sampai dengan jatuh tempo.

SOAL LATIHAN

Tes Koreksi Betul-Salah


B s 1. Nilai likuidasi suatu perusahaan didasarkan atas aliran kas masa mendatang.
B s 2. Nilai buku suatu perusahaan sama dengan perkiraan saham bias a pada neracanya.
B s 3. Nilai buku suatu perusahaan dan nilai pasar suatu perusahaan pada umumnya
identik.
B s 4. Dalam menilai suatu surat berharga, kita cuma perlu mengetahui seberapa
besar aliran kas di masa datang.
B s 5. Surat berharga dan obligasi adalah memiliki jangka waktu yang sama.
B s 6. Besarnya harga jual suatu surat obligasi mungkin lebih tinggi a tau lebih rendah
daripada nilai yang tertulis pada surat tersebut, yakniface value.
B s 7. Saham biasa yang tidak membayar dividen harganya lebih rendah dari saham
biasa yang membayar dividen.
B s 8. Lebih ban yak ketidakpastian pada pendapatan diwaktu mendatang saham biasa
daripada pendapatan saham preferen dan obligasi.
B s 9. Pada saat tingkat bunga naik, harga pasar suatu surat obligasi juga naik.
B s 10. Hasil yang diperoleh pada saham biasa berasal dari dua sumber, yaitu dari
dividen dan dari basil capital gains.

Soal Pilihan Berganda


1. Apabila terjadi nilai intrinsik suatu saham lebih tinggi daripada nilai pasarnya, keadaan
ini disebabkan ..... .
a. pasar menilai terlalu tinggi saham yang bersangkutan.
b. pasar menilai terlalu rendah saham yang bersangkutan.
c. saham yang bersangkutan mempunyai risiko yang rendah.
d. saham yang bersangkutan menawarkan dividend payout ratio yang tinggi.

49
2. Apabila terjadi nilai intrinsik suatu saham lebih rendah daripada nilai pasarnya, keadaan
ini disebabkan ......
a. pasar menilai terlalu tinggi saham yang bersangkutan.
b. pasar menilai terlalu rendah saham yang bersangkutan.
c. sabam yang bersangkutan mempunyai risiko yang rendab.
d. sabam yang bersangkutan menawarkan dividend payout ratio yang tinggi.
3. Apabila tingkat bunga yang diminta pasar lebih tinggi daripada tingkat bunga obligasi,
maka:
a. harga jual obligasi lebih tinggi daripada nilai nominal obligasi.
b. harga jual obligasi lebih rendab daripada nilai nominal obligasi.
c. harga jual obligasi sama dengan nilai nominal obligasi.
d. obligasi dijual pada keadaan premium.
4. Apabila tingkat bunga yang diminta pasar lebih rendab daripada tingkat bunga obligasi,
maka:
a. harga jual obligasi lebih tinggi daripada nilai nominal obligasi.
b. harga jual obligasi lebih rendab daripada nilai nominal obligasi.
c. harga jual obligasi sama dengan nilai nominal obligasi.
d. obligasi dijual pada keadaan discount.
5. Apabila tingkat bunga yang diminta pasar sama dengan tingkat bunga obligasi, maka:
a. harga jual obligasi lebih tinggi daripada nilai nominal obligasi.
b. harga jual obligasi lebih rendab daripada nilai nominal obligasi.
c. harga jual obligasi sama dengan nilai nominal obligasi.
d. obligasi dijual pada keadaan discount.
6. Jika investor terpaksa menjual suatu obligasi sebelum jatuh tempo dan tingkat bunga
selalu menaik sejak pembelian obligasi tersebut, maka:
a. nilai jual obligasi akan turun.
b. nilai jual obligasi akan naik sampai dengan nilai nominal.
c. nilai jual obligasi akan naik sampai dengan di atas nilai nominal.
d. nilai jual obligasi sama dengan nilai nominal.
7. Antara tingkat bunga pasar dengan harga jual obligasi .....
a. bergerak dengan arab yang sama.
b. bergerak dengan arab yang berlawanan.
c. kadang-kadang bergerak dengan arab yang berlawanan.
d. tidak mempunyai hubungan sama sekali.
8. PT "CRKD" mengeluarkan surat obligasi 7 tabun yang lalu. Bunga obligasi per tabun
10% dan dibayar dalam setiap akhirtabun. Nilai nominal RplO.OOO,-. Obligasi tersebut
memiliki jatuh tempo 15 tahun. Jika harga obligasi tersebut saat ini sebesar Rp8 .144,50,
berapa tingkat return yang diharapkan pemegang obligasi tersebut?

50
a. 10%
b. 12%
c. 13%
d. 14%
9. PT "Kumala" menerbitkan obligasi yang membayar bung a tahunan 7% dan akan jatuh
tempo 4 tahun yang akan datang. Bunga dibayar setiap enam bulan. Nilai nominal
Rp10.000,- Jika tingkat return yang diharapkan 14%, berapa harga obligasi tersebut?
a. Rp8.690,67
b. Rp7.960,60
c. Rp6. 778,90
d. Rp6.123,45
10. Harga suatu saham sebesar Rp33,33,- dan tingkat pertumbuhan 10% per tahun. Jika
tingkat return yang disyaratkan sebesar 16%, berapa dividen yang dibayarkan pada akhir
tahun pertama?
a. Rp2,53
b. Rp2,13
c. Rp1,82
d. Rp1,55

Soal Uraian
1. PT. Amelia mempunyai obligasi yang beredar dengan nilai nominal Rp5.000.000,
tingkat bunga nominal 8% yang dibayar tahunan, dan umur 5 tahun.
a. Jika rate of return yang diinginkan pasar sebesar 16%, berapa nilai obligasi pada
awal tahun pertama (nilai sekarang)?
b. Berapa harga pasar obligasi tersebut pada awal tahun pertama jika rate of return
yang diinginkan pasar turun menjadi 10%?
c. Berapa harga pasar obligasi tersebut pada awal tahun ketiga jika rate of return yang
diinginkan pasar awal tahun turun menjadi 6% mulai akhir tahun pertama dan
bertahan sampai jatuh tempo?
2. PT. Amelia saat ini membayar dividen kas Rp1.500 per lembar saham biasanya. PT.
Amelia berharap untuk menaikkan dividen sebesar 10% per tahun pada 4 tahun pertama,
dan 12% pada 3 tahun berikutnya, dan kemudian tumbuh dengan tingkat 8% untuk
selamanya. Apabila investor meminta rate of return 15%, berapa nilai saham bias aPT.
Amelia pada awal tahun pertama?

3. Satu lembar obligasi PT. ABC dengan nilai nominal Rp2.000.000, bunga nominal 9%
dan umur yang tersisa 10 tahun, mempunyai harga pasar saat ini sebesar Rp 1.800.000.
Berapa taksiran rate of return dari obligasi tersebut jika dipegang sampai saat jatuh
tempo (approximate yield to maturity)?

51
---------------- --

4. Sebuah perusahaan elektrik mengeluarkan obligasi 10% untuk tiga tahun dengan nilai
tertera (face value) Rp 10.000 per lembarnya. Bunga dibayar tabu nan. Obligasi tersebut
dikuasai secara tersendiri oleh sebuah perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi tersebut
berkeinginan untuk menjual obligasi tersebut dan sedang berunding dengan pihak
ketiga. Diperkirakan bahwa dalam kondisi pasar sekarang, obligasi tersebut harus dapat
memberikan return 15% (yield to maturity). Dengan harga berapa perusahaan asuransi
harus menjual obligasi per lembar?

5. Berapa harga per Iembar obligasi dalam soal nomor 4,jika pembayaran bunganya ten gab
tahunan?

6. Perusahaan Semen mengeluarkan saham preferen dengan dividen 8% dan nilai tertera
(face value) Rp20.000 per lembar. Sekarang tingkat return (yield) yang diinginkan
sebesar 10%. Berapa harga pasar per lembar? Jika tingkat bunga secara umum naik,
sehingga return yang dikehendaki naik menjadi 12%, berapa harga pasar saham per
lembar?

7. Saham dari perusahaan tambak udang sekarang dijual dengan harga Rp15.000 per
lembar dan diharapkan dapat memberikan dividen Rpl.OOO pada akhir tahun. Jika
Saudara membeli saham tersebut sekarang dan kemudian dijual seharga Rp23.000
setelah menerima dividen tersebut, berapa tingkat return yang Saudara peroleh.

8. Perusahaan PT Setia Kawan sekarang membayar dividen Rp500 per lembar saham, dan
dividen ini diharapkan tumbuh dengan kenaikan tahunan 15% untuk tiga tahun pertama.
Tiga tahun berikutnya kenaikannya adalah 10%, dan setelah itu 5% untuk seterusnya.
Berapa nilai saham tersebut jika tingkat return yang dikehendaki 18%?

9. Perusahaan Kapuas Timber Grup akan membayar Rp 1.600 dividen untuk setiap lembar
sahamnya pada tahun depan. Setelah ini, pendapatan dan dividen diharapkan akan naik
8% setiap tahun untuk seterusnya. Para investor sekarang menghendaki tingkat return
sebesar 13%. Perusahaan sedang mencarijalan keluar dengan beberapa strategi bisnis
dan ingin mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap harga pasar saharnnya. Strategi
tersebut adalah:
a) Tetap dengan strategi yang sekarang berjalan.
b) Perluasan usaha perkayuan dan penjua1an akan menaikkan tingkat pertumbuhan
dividen yang diharapkan menjadi 11%, tetapi di lain pihakjuga risiko perusahaan
akan naik, akibatnya tingkat return yang dikehendaki oleh investor naik menjadi
10%.
c) Integrasi dengan pengecer akan menaikkan pertumbuhan dividen menjadi 10% dan
tingkat return yang dikehendaki menjadi 14%.
Ditinjau dari harga pasar saham, strategi mana yang paling baik?

52
Bab 4 Risiko Dan Return

Setelah mempelajari Bab IV, Saudara diharapkan dapat:


1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan risiko atau variabilitas return sekuritas dan
mengapa deviasi standar digunakan untuk mengukur risiko.
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan "risk-averse"
3. Memahami konsep risiko dan return.
4. Memahami sikap investor terhadap risiko dan bagaimana investor melakukan investasi
pada portofolio.
5. Membedakan berbedaan antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
6. Memahami tentang model-model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan
return.

Dalam teori manajemen keuangan dijelaskan bahwa terdapat trade-off antara risiko dan
return (Marsh, 1995). Apabila risiko suatu investasi tinggi, para pemodal akan mengambil
investasi tersebut dengan mengharapkan return yang juga tinggi. Banyak para manajer
berkeinginan mengetahui risiko untuk dipertimbangkan dalam menilai dan mengambil
keputusan investasi. Di samping itu, manajer harus dapat menilai dan memahami trade-off
antara risiko dan return, karena trade-offtersebut membentuk landasan untukmemaksimumkan
kesejahteraan pemegang saham. Dalam bab ini, kita akan menfokuskan pada diskusi risiko
dan return pada saham biasa pada investor individual. Hasil diskusi dapat diperluas pada
aktiva yang lain dan kelas-kelas investor.

KONSEP RETURN DAN RIS/KO

Return
Return adalah keuntungan atau aliran kas neto yang diperoleh dari suatu investasi. Dalam
manajemen keuangan selain risiko dikenal istilah ketidakpastian. Kembalian atau keuntungan
(return) dari suatu investasi selama beberapa peri ode adalah perubahan harga pasar ditambah
dengan kas yang diterima karena hak pemilikan, dibagi dengan harga pasar awal investasi.
Hak kepemilikan obligasi adalah berupa bunga (kupon) dan saham adalah berupa dividen.

53
------

Penghitungan return untuk saham adalah:

R = 0 1 + (P1-P1_1)
pt-1

R = return sesungguhnya (yang diharapkan) ketika t menunjukkan periode


waktu tertentu pada masa lalu (yang akan datang).
= dividen kas pada akhir periode waktu t (akhir periode)
= harga saham pada periode waktu t (akhir periode)
P,_J = harga saham pada periode waktu t-1 (awal periode).
(P,- P,) menunjukkan capital gain apabila P, lebih dari P1_1 _
(P1 - P1_1) menunjukkan capita/loss apabila P, lebih kecil P1_1

Risiko
Perusahaan seharusnya mengenali apakah return yang diharapkan dapat dicapai atau tidak,
yang berarti perusahaan harus mengenali elemen risiko dalam proses pengambilan keputusan.
Risiko dapat didefinisikan sebagai variabilitas return dari apa yang diharapkan Horne and
Wachowicz, 1995, p. 91). Dengan kata lain risiko adalah sebagai kemungkinan bahwa return
sesungguhnya dari suatu investasi akan tidak sesuai dari return yang diharapkan. Ketidakpastian
adalah kemungkinan terjadinya suatu keadaan hanya dapat diketahui secara subyektif.
Dalam bidang keuangan istilah risiko dan ketidakpastian digunakan saling berganti. Melalui
uraian berikut ini, kita akan mengetahui bagaimana cara risiko digolongkan dan diukur.

1. Penggolongan Risiko
Risiko dapat digolongkan dalam empat golongan:
a. Risiko perekonomian umum, yaitu risiko yang timbul karena pengaruh keadaan
perekonomian umum, misalnya, kebijakan fiskal dan moneter, resesi, dan sebagainya.
b. Risiko inflasi dan disinflasi. Risiko inflasi adalah risiko yang timbul karena
terjadinya kenaikkan harga-harga yang tidak diharapkan. Risiko disinflasi adalah
risiko yang timbul karena terjadinya kelambatan kenaikan harga-harga padahal
diharapkan terjadi kenaikan harga-harga.
c. Risiko perusahaan dan masalah khusus adalah risiko yang meliputi risiko bisnis,
risiko keuangan, dan risiko masalah khusus. Risiko bisnis adalah risiko yang timbul
karena perusahaan menggunakan biaya tetap operasi sebagai akibat dari perusahaan
melakukan keputusan investasi. Risiko keuangan adalah risiko yang timbul jika
perusahaan menggunakan sumber-sumber pembelanjaan yang mempunyai beban
tetap, yaitu utang, sewaguna, dan saham preferen. Risiko masalah khusus, yaitu
risiko yang timbul karena jenis sekuritas yang diedarkan perusahaan. Saham biasa

54
lebih berisiko bagi investor daripada obligasi karena pemegang obligasi mempunyai
hak hukum dan hak klaim yang lebih tinggi daripada pemegang saham biasa.
d. Risiko intemasional, yaitu risiko yang timbul karena perusahaan memproduksi dan
memasarkan barang atau jasa secara intemasional atau menghadapi persaingan dari
perusahaan-perusahaan multinasional.

2. Pengukuran Risiko
Risiko menunjukkan variabilitas return dari yang diharapkan sehingga semakin tinggi
variabilitas return maka semakin tinggi risiko surat berharga yang bersangkutan. Pengukuran
risiko dilakukan dengan menggunakan alat-alat ukur risiko yaitu return yang diharapkan,
deviasi standar return yang diharapkan, dan koefisien variasi.
Untuk mengantisipasi ketidakpastian atau risiko dapat digunakan suatu distribusi
probabilitas. Suatu distribusi probabilitas adalah suatu daftar semua kemungkinan nilai
beserta masing-masing probabilitas terjadinya. Terdapat dua jenis distribusi probabilitas
yaitu distribusi probabilitas diskret dan distribusi probabilitas kontinyu. Untuk surat
berharga yang berisiko, tingkat return sesungguhnya da,pat dipandang sebagai suatu variabel
random dalam suatu distribusi probabilitas.

Cara menentukan nilai return yang diharapkan adalah dengan menghitung rata-rata
tertimbang dari return-return yang mungkin terjadi (Hampton, 1995).
n
R= L (Ri)(Pi)
l=n
R= return yang diharapkan
R,= return untuk kemungkinan ke i
P,= probabilitas terjadinya return ke i
n= jumlah kemungkinan

Seperti pengukuran risiko dalam statistik, pengukurankonvensional terhadap variabilitas


suatu return adalah dipergunakan deviasi standar (cr) dan koefisien korelasi. Deviasi standar
adalah akar dari variance, yang rumusnya sebagai berikut:

a=~;-R)(P)
Semakin besar deviasi standar maka semakin besar risiko (ketidakpastian) return
sesungguhnya.

55
Sebagai contoh, apabila return diharapkan dari saham biasa PT. X dan PT. Y merupakan
suatu distribusi probabilitas diskret, penghitungan return yang diharapkan dan deviasi
standar saham biasa PT X dapat dilihat pada Tabel4-1 dan saham biasa PT Y dapat dilihat
pada Tabel4-2.

Tabe14-l Distribusi Probabilitas Diskret Saham Biasa PT. X:


Return yang Prob.
Kea«Jaan mungkin Ri.Pi (Ri - Ri.(Pi)
Kejadian
Perekonomian terjadi (RJ
I (P~

Boom 50% 0,25 0,50.0,25=0, 125 (0,50-0,35f 0,25=0,005625


Normal 35% 0,50 0,35.0,50=0, 175 (0,35-0,35t 0,50=0
Resesi 20% 0,25 0,20.0,25=0.050 (0,20-0,35t 0,25=0,005625

:I:= 1,00 :I: =0,35 = R cr ~ :I: ==o,01125


cr =0,1061

Return yang diharapkan satu saham biasa PT. X= R = 0,35 = 35%


Deviasi standar return yang diharapkan saham biasa PT.X =a= 0,1061= 10,61%

Return yang diharapkan satu saham biasa PT. Y= R= 0,15= 15%


Deviasi standar return yang diharapkan saham biasa PT. Y= a= 0,0707= 7,07%

Tabel4-2 Distribusi Probabilitas Diskret Saham Biasa PT. Y:


i
Return yang Prob.
Keadaan 2
(Ri - R) • (Pi)
mungkin Kejadian Ri.Pi
Perekonomian
terjadi (Ri) (Pi)

2
Boom 25% 0,25 0,25.0,25=0,0625 (0,25-0, 15) 0,25=0,0025
2
Normal 15% 0,50 0, 15.0,50=0,075 {0,15-0,15) 0,50=0
2
Resesi 5% 0,25 0,05.0,25=0,0125 {0,05-0,15) 0,25=0,0025

:I:= 1,00 .l:=o,15=R cr 3 =L=o 0 005


' '
a= 0,0707

56
Apabila probabilitas return yang diharapkan merupakan distribusi probabilitas diskret
suatu variabel random, misalnya return, dapat diambil hanya nilai-nilai tertentu dalam suatu
interval (misalnya, return 15% probabilitasnya 50%, return 5% probabilitasnya 25%)
sehingga tidak memungkinkan menghitung deviasi standar untuk menentukan probabilitas
dari terjadinya basil-basil tertentu. Misalnya, kita akan menghitung probabilitas return yang
diharapkan saham bias a PT. Y lebih kecil dari 15% dapat menggunakan distribusi probabilitas
diskret tersebut di atas, yaitu sebesar 50% + 25%= 75%. Kita akan mengalarni kesulitan
apabila ingin menentukan probabilitas return diharapkan lebih kecil dari 11%. Kesulitan ini
teljadi karena variabel random (return diharapkan) dapat diambil hanya dari suatu interval.
Untuk mengatasi kesulitan ini, distribusi probabilitas kontinyu lebih cocok untuk digunakan
karena suatu variabel random dapat diambil pada setiap nilai dalam interval. Untuk return
saham biasa, distribusi kontinyu lebih realistis karena setiap kemungkinan return dapat
diambil dalam interval. Dengan asumsi distribusi bersifat normal, kita dapat menghitung
probabilitas dengan menghitung nilai Z. Melalui nilai Z, kita dapat mengetahui seberapa
jauh penyimpangan suatu nilai dari return yang diharapkan (rata-rata return) (Brigham and
Gapenski, 1993).
Sebagai contoh, diketahui return yang diharapkan dari saham biasa PT. Y adalah 15%
dengen deviasi standar sebesar 7,07%. Probabilitas return lebih kecil dari 11% (R*), dihitung
sebagai berikut:

Z =(R* - R)/cr
Z= (11% -15%)/7,07% = -0,56577

Dengan melihat pada Lampiran: Tabel V, Z negatif menunjukkan sisi kiri kurva normal.
Berdasarkan Tabel V tersebut, Z =-0,56577 berarti bahwa daerah sisi kiri kurva normal dari
ujung kiri adalah 0,291. Dengan demikian, probalitas return diharapkan lebih kecil dari 11%
adalah 29,1 %. Dengan menyatakan perbedaan-perbedaan antara nilai yang diharapkan
dengan deviasi standar, dapat ditentukan probabilitas return sesungguhnya lebih besar atau
lebih kecil daripada suatu jumlah tertentu.
Selain deviasi standar, pengukuran risiko di sini dapat menggunakan koefisien variasi.
Koefisien korelasi adalah suatu ukuran risiko relatif. Deviasi standar dapat menyesatkan
dalam memperbandingkan risiko atau ketidakpastian di an tara altematif-altematif investasi
yang berbeda ukurannya. Koefisien variasi dapat mengatasi masalah ini. Koefisien variasi
(KV) adalah suatu ukuran risiko "per unit return yang diharapkan".

KV=!!_
R

57
- --------~--- - - -

Sebagai contoh, dengan menggunakan data return diharapkan dan deviasi standar saham
biasa PT. X dan PT. Y, kita dapat mencari koefisien variasi saham biasa PT X dan PT Y dan
perhitungannya dapat dilihat pada Tabel4-3.

Tabel 4-3 Rangkuman Perhitungan Risiko lnvestasi

Investasi pada saham biasa Investasi pada saham biasa


AlatUkur
PT. X PT.Y

Return diharapkan = R 35% 15%


Deviasi Standar = 0 10,61% 7,07%
Koefisien Variasi = o/R 0, 106110,3= 30,31% 0,0707/0,15 = 47,13%

Dari data perhitungan di atas, apakah kita dapat mengevaluasi dan menyimpulkan bahwa
saham biasa PT. X 1ebih berisiko daripada saham biasa PT. Y (1 0,61%) karena deviasi standar
saham biasa PT. X (7,07%) 1ebih besar daripada PT. Y? Jawabannya adalah tidak dapat.
Deviasi standarmemang dapatdigunakan untuk.mengukurrisiko, akan tetapi perlu diperhatikan
bahwa ukuran relatif nilai diharapkan dari investasi pada saham biasa PT. Y mempunyai
variasi yang lebih besar karena penghitungan koefisien variasi menunjukkan bahwakoefisien
variasi saham biasa PT. Y (47,13%) lebih besar daripada saham biasa PT. X (30,31 %).
Semakin tinggi koefisien variasi suatu investasi maka semakin tinggi pula risiko relatif
investasi tersebut.

SIKAP INVESTOR TERHADAP RIS/KO


Sikap investor terhadap risiko suatu jenis investasi tergantung pada sifat investor yang
bersangkutan. Sifat investor dalam mengadapi risiko sangat bervariasi. Walaupun demikian,
sifat investor dapat dikelompokkan. Melalui sifatnya, investor dapat dikelompokkan dalam
tigajenis investor, yaitu (Horne and Wachowicz, 1995):
1. A verse risk investor, yaitu investor yang tidak menyukai risiko dan meminta kenaikkan
return yang lebih tinggi daripada kenaikkan risikonya.
2. Indifference risk investor, yaitu investor yang meminta kenaikkan return yang sama
dengan kenaikkan risiko.
3. Prefference risk investor, yaitu invetor yang menyukai risiko dan dapat menerima
kenaikkan return yang lebih rendah daripada kenaikkan risikonya.

58
- -----------------------------------

INVESTASI PORTOFOL/0
Investor biasanya tidak menanamkan dananya hanya pada satu jenis investasi tetapi
mengalokasikan dananya untuk lebih dari satu jenis investasi (diversiftkasi investasi).
Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko. Investor yang melakukan diversiftkasi investasi
berarti investor tersebut melakukan investasi dalarn portofolio. J adi, portofolio adalah suatu
kombinasi dua atau lebih investasi.
Investor melakukan investasi portofolio mengharapkan return portofolio. Return yang
diharapkan dari suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari semua return yang diharapkan
dari sekuritas-sekuritas dalarn portofolio (Rao, 1995). Olehkarenaitu, return yang diharapkan
dari suatu portofolio dapat dirumuskan sebagai berikut:

cr =\[I;R,-R)(P)
j=l

Ai= proporsi total dana yang ditanamkan dalam sekuritas j.


R=
J
return yang diharapkan untuk sekuritas j.

Bersamaan dengan adanya return portofolio, investasi portofolio juga dihadapkan pada
risiko portofolio. Risiko portofolio dapat diukur dengan deviasi standar portofolio. Cara
mencari deviasi standar portofolio adalah tidak menggunakan rata-rata tertimbang deviasi
standarmasing-masing sekuritas dalarn portofolio. Apabilamenggunakan berarti mengabaikan
korelasi di antara sekuritas-sekuritas dalarn portofolio. Dalarn kenyataan yang ada, korelasi
di antara sekuritas-sekuritas dalarn portofolio mempengaruhi besarnya deviasi standar
portofolio. Cara mencari deviasi standar portofolio adalah menggunakan rumus sebagai
berikut:

m = total jumlah sekuritas yang berbeda dalarn portofolio.


Ai = proporsi total dana yang ditanamkan dalam sekuritas j.
Ak = proporsi total dana yang ditanamkan dalarn sekuritas k.
cr i.k = covariance di antara kemungkinan-kemungkinan return untuk pasangan
sekuritas j dan sekuritas k.
LL = penjumlahan setiap pertemuan baris dan kolom semua elemen dalarn matrik (m
xm).

Berikut ini adalah contoh untuk penghitungan deviasi standar pada empat sekuritas.
Deviasi standar empat sekuritas merupakan akar dari penjumlahan rnatrik berikut ini (4 baris
dan 4 kolom):

59
AIAI0'1,1 AIA20'1,2 AIAPI,3 AIA40'1,4
A2A 1a2,1 A3AzO'z,z AzA3a2,3 AzA4a3.4
A3AI0'3,1 A3Aza3.z A3A4a3,4 A3A4a3.4
A4A1a4,1 A4A2a4.z A4A3Aa4,3 A4Aa4,4

Untuk mengetabui risiko portofolio dengan menggunakan deviasi standar portofolio,


kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Deviasi standar portofolio memerlukan penghitungan covariance diantara return-return


untuk setiap pasangan kombinasi sekuritas-sekuritas yang mungkin, dalam portofolio,
sehingga dapat terjadi berbagai variasi pasangan sekuritas dengan masing-masing
korelasi dan covariancenya yang memungkinkan terjadinya pengurangan risiko tanpa
mengurangi return potensial.
2. Covariance adalab suatu ukuran statistik mengenai tingkat hubungan linear antara dua
variabel random. Covariance selalu positif sehingga bergerak dengan arab yang sama.
Covariance mempunyai sifat mirip dengan korelasi tetapi tidak berkisar dari -1 sampai
dengan +1.

O'j,k = O'rO'k
ri.k'

ri.k = koefisien korelasi return sekuritas j dengan return sekuritas k.


0'.J = deviasi standar return sekuritas j.
O'k = deviasi standar return sekuritas k.

2. Koefisien korelasi adalab suatu ukuran statistikmengenai tingkat hubungan linear antara
dua variabel random. Koefisien korelasi berkisar dari -1 sampai dengan +1.
a. Koefisien korelasi positif menunjukkan babwa return darijenis sekuritas umumnya
bergerak dengan arab yang sama.
b. Koefisien korelasi negatif menunj1lkkan babwa return darijenis sekuritas umumnya
bergerak dengan arab yang berlawanan.
c. Semakin mendekati +1 suatu koefisien korelasi berarti semakin kuat hubungan di
antara dua jenis sekuritas dengan arah yang sama.
d. Semakin mendekati -1 suatu koefisien korelasi berarti semakin kuat hubungan di
antara dua jenis sekuritas dengan arab yang berlawanan.
e. Semakin mendekati 0 suatu koefisien korelasi berarti semakin lemab hubungan di
antara dua jenis sekuritas.
f. Koefisien korelasi sebesar nol menunjukkan babwa di antara dua jenis sekuritas
tidak terdapat hubungan sama sekali.

Agardapat diperoleh gambaran bagaimana pengaruh pengaruh tingkatkoefisienkorelasi


terhadap devisasi standar portofolio, lihatlab contoh kasus berikut ini. Seorang investor

60
- - ----------------------------

menanamkan dananya ke dalam dua jenis saham biasa yaitu saham biasa PT. X dan saham
biasa PT. Y. Karakteristik portofolio untuk saham X dan saham Y dapat dilibat pada Tabel
4-4.

Tabel 4-4 Karakteristik Portofolio Saham X dan Saham Y

Karakteristik SahamX SahamY

Proporsi portofolio (A) 40% 60%


Return yang diharapkan (R) 20% 15%
Deviasi std, return yang diharapkan (o) 12% 8%

Berdasarkan data pada tabel di atas, kita dapat mencari return portofolio.
Return portofolio(R)
p
= (40%)(20%) + (60%)(15%)

=8%+9%= 17%

Deviasi standar portofolio 2 (dua) sekuritas adalah:

Karena portofolio terdiri dua sekuritas maka deviasi standar portofolio merupakan akar
dari penjumlahan matrik dengan dua baris dan dua kolom, sebagai berikut:

AtAtot,t AtA2ot.21
I A2Ato2.t ~A2o2.2

Karena oj.t=rj.k' or ok, makadeviasi standar portofolio merupakan akardari penjumlahan


matrik dengan 2 baris dan dua kolom, yaitu sebagai berikut:

A!All,l<JIOI AtAlt,2°t 0 2 I
I A2Atr2.to2ot A2~r2.2°2°2

<JP=[AI.At.(rt,t• 0 t· 0 t)+A2.A2(r2,2'02.0)+A2.At(r2,t'<J2.ot)+At.~(Rt,2'ot.o2]o.s
crp=[At.At.(rt.t'crt.cr2)+A2.A2.(r2.t'o2.ot))]o.s

61
Koefisien korelasi kedua sekuritas akan mempengaruhi deviasi standar portofolio,
yang berarti mempengaruhi risiko porfolio. Oleh karena itu, dalam mencari deviasi standar,
kita harus mengetahui terlebih dahulu data koefisien korelasi antarsekuritas-sekuritas dalam
portofolio. Koefisien korelasi antarsekuritas itu sendiri adalah sama dengan satu. Data yang
ada pada Tabel 4-4 dapat diidentifikasi ulang sebagai berikut:

AI =40% A 2=60%
a! = 12% 0'2=8%
rt.I =+1 rz.z= +l

Perhitungan deviasi standar berikut ini adalah menunjukkan perhitungan deviasi standar
portofolio dengan adanya beberapa kemungkinan koefisien korelasi antarkedua sekuritas
tersebut di atas.
1. Apabila koefisien korelasi kedua sekuritas= + 1, maka besarnya deviasi standar adalah:

Karena r2•1= r2•1= + 1, maka:


0'p=[40%.40%.(1.12%.12%)+60%.60%.(1.8%.8%)+2(60.%.40%.(1.8%.12%))] 05
0'p =[0.002304+0,00204+0,004608] 0•5=[0,009216] 0 •5=0,096=9,6%

Karena korelasi bersifat positif sempuma, basil penghitungan yang sama akan diperoleh ·
hanya dengan menghitung rata-rata tertimbang deviasi standar masing-masing sekuritas,
sebagai berikut:

O'P (korelasi + 1) = A 1.0'1 + A 2.0'2


= 40%.12% + 60%.8%
= 0,048 + 0,48= 0,96= 9,6%

Apabila korelasi return dua sekuritas mempunyai hubungan positif sempuma (+ 1)


berarti tidak terdapat manfaat diversifikasi yang diraih sehingga tidak terjadi pengurangan
devisasi standard portofolio. Dengan demikian jika korelasi bersifat positif sempuma
maka portofolio tidak menimbulkan pengurangan risiko investasi bagi investor.

2. Apabila koefisien korelasi kedua sekuritas= +0,75, maka besamya deviasi standar
adalah:

Karena r2•1= r2•1= +0,75, maka:


0'p =[40%.40%.(1.12%.12% )+60%.60.(1.8%.8% )+2(60%.40%.(0, 75.8%.12% ))] 0 •5
0'p =[0,002304+0,002304+0,002304]0 •5=[0,006912] 0 •5=0,07 589=7,59%

62
----~~~~~~~~~~~~~-

3. Apabila koefisien korelasi kedua ,;ekuritas= +0,50, maka besarnya deviasi standar
adalah:

Karena r 2•1= r2•1= +0,50, maka


(J
p
=[40%.40%.(1.12%.12%)+60%+60%.(1.8%.8%)+2(60%.40%.(0.50.8%.12%))]0,5
05 05
(J =[0,002304+0,002304+0,001152] • =[0,006912] • =0,083138=8,31%
p

4. Apabila koefisien korelasi kedua sekuritas= +0,25, maka besarnya deviasi standar
adalah:

Karena r2•1= r2.1= +0,25, maka:


05
(J =[40%.40%.(1.12%.12% )+60%.60%.(1.8%.8% )+2(60%.40%.(0,25.8%.12% ))] •
p

(J
p
=[0,002304+0,002304+0]0 •5=[0,00576] 0.5=0,07589=7,59%

5. Apabila koefisien korelasi kedua sekuritas= 0, maka besarnya deviasi standar adalah:

Karena r 2•1= r2•1= 0, maka:


<Jp=[40%.40%.(1.12%.12% )+60%.60%.(1.8%.8% )+2(60%.40%.(0.8%.12% ))] 0 ·5
05
(J =[0,002304+0,002304+0] · =[0,004608]0,8=0,06788=6,78%
p

6. Apabila koefisien korelasi kedua sekuritas= -0,25, maka besarnya deviasi standar
adalah:

Karena r 2•1= r2•1= -0,25, maka:


crp =(40%.40%.(1.12%.12%)=60%.60%.(1.8%.8%)+(2[60%.40%.(-0,25.8%.12%))]0•5

7. Apabila koefisien korelasi kedua sekuritas= -0,50, maka besarnya deviasi standar
ada1ah:

Karena r2•1= r2•1= -0,50, maka:


crp=[0,002304+0,002304-0,001152]0,5=[0,003456]0,5=0,05878=5,88%

8. Apabila koefisien korelasi kedua sekuritas= -0,75, maka besarnya deviasi standar
adalah:

Karena r2 •1= r2 •1= -0,75, maka:


crp =[ 40%.40%.(1.12%.12% )+60%.(1.8%.8% )+2(60%.40%.(-0,50.8%.12% ))] 0 •5
(J
p
=[0,002304+0,002304-0,003456] 0·5=[0,00 1152] 05 =0,003394=3,39%

63
- ------

9. Apabila koefisien korelasi kedua sekuritas= -1, maka besarnya deviasi standar adalah:

Karena r 2•1= r 2•1= -1, maka:


crp=[40%.40%.(1.12%.12% )+60%+60%.(1.8%.8% )+2(60%.40%.(-0,50.8%.12% ))] 0•5
crp=[0,002304+0,004608] 0•5=0°·5=0

Karena return dari kedua jenis sekuritas bergerak secara berlawanan sempurna satu
dengan yang lain sehingga ketika salah satunya naik maka yang lain turun. Keadaan ini
menghasilkan deviasi standar portofolio adalah 0. Tentu saja, keadaan ini yang terbaik
karena dengan deviasi standar portofolio sebesar 0 (tidak ada risiko) tetap menghasilkan
return yang diharapkan sebesar 17%.

Hasil-hasil perhitungan deviasi standar portofolio pada beberapa kemungkinan korfisien


korelasi antara dua sekuritas tersebut di atas dapat dirangkum seperti yang terlihat pada
Tabel4-5.
Tabel 4-5 Deviasi Standar Portofolio Dua Sekuritas
(dengan proporsi 40% pada saham PT. X dan 60% pada saham PT. Y)
pada Berbagai Tingkat Korelasi

Koefisien Korelasi Return Deviasi Standrard


Saham X dan Y (r1..2) Portofolio (Rp ) Portofolio ( op)

+1,00 17% 9,60%


+0,75 17% 8,98%
+0,50 17% 8,31%
+0,25 17% 7,59%
0 17% 6,79%
-0,25 17% 5,88%
-0,50 17% 4,80%
-0,75 17% 3,39%
-1,00 17% 0

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jika koefisien korelasi return kedua
sekuritas lebih kecil dari +1, maka terjadi pengurangan risiko (crp < 9,60%). Hal penting
dalam tabel di atas adalah deviasi standar portofolio lebih kecil dari rata-rata tertimbang
deviasi standar sekuritas-sekuritas secara individu dan diversifikasi portofolio akan

64
mengakibatkan pengurangan total risik(' portofolio apabila koefisien korelasi portofolio
lebih kecil dari +1.
Penjelasan dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jika return sekuritas-sekuritas mempunyai koefisien korelasi positif, tidak ada
pengurangan risiko dalam pembentukan portofolio. Jika koefisien korelasi return kedua
sekuritas, deviasi standar portofolio selalu sama dengan rata-rata tertimbang deviasi
standar sekuritas-sekuritas secara individu.
2. Jika koefisien korelasi return kedua sekuritas lebih kecil dari +1, diversifikasi dapat
mengurangi risiko portofolio, kecuali jika seluruh dana portofolio diinvestasikan hanya
pada satu aktiva.
3. Pengurangan risiko secara maksimal dapat dicapaijika koefisien korelasi return kedua
sekuritas adalah -1 (korelasi negatif sempuma).
4. Return kebanyakan sekuritas mempunyai korelasi positif walaupun bukan positif
sempurna, karena kebanyakan sekuritas bergerak pada tingkat yang lebih besar atau
lebih kecil, sesuai dengan perubahan keadaan perekonomian secara umum.

RISIKO SISTEMA TIS DAN TIDAK SISTEMA TIS


Pada pembicaraan sebelumnya, risiko digolongkan dalam empat golongan: 1) risiko
perekonomian umum, 2) risiko inflasi dan disinflasi, 3) risiko perusahaan dan masalah
khusus, dan 4) risiko internasional. Dalam pembicaraan berikut ini adalah berkaitan dengan
masalah risiko yang terjadi pada portofolio. Apabila dikaitkan dengan penggolongan di atas,
makarisiko portofolio erat sekali dengan risiko yang ditimbulkan oleh kondisi perekonomian
pada umumnya.
Risiko portofolio total terdiri dari dua komponen yaitu risiko sistematis (systematic risk
atau market risk atau nondivesifiable risk) dan risiko tidak sitematis (unsystemtic risk atau
company-specific risk atau diversifiable risk) (Hampton, 1995). Hubungan antara kedua
jenis risiko tersebut dapat dilihat pada Gambar 4-1.

Gambar 4-1 Hubungan Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis pada Portofolio

.g
]
t:
&. Risiko Tidak Sistematis

j --- -----~-------------------
Risiko Total j
i
"'-~ Risiko Sistematis
·:;
~
~--~--------------~-------------
Jumlah Sekuritas Dalam Portfolio

65
Risiko Sistematis
Risiko sistematis (unavoidable risk) mempengaruhi semua sekuritas walaupun dalam tingkat
yang berbeda. Risiko sistematis adalah risiko yang terjadi karena pengaruh pasar secara
keseluruhan misalnya perubahan keadaan perekonomian secara umum, pengaruh kebijakan
fiskal dan moneter, inflasi, dan perubahan siatuasi pasar minyak. Risiko sistematis adalah
bagian dari total risiko sekuritas-sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi
portofolio, walaupun telah dilakukan diversifikasi portofolio secara optimal sehingga
disebut juga risiko pasar yang diukur dengan beta (j3).

Risiko Tidak Sistematis


Risiko tidak sistematis adalah risiko yang unik terdapat pada suatu perusahaan atau industri
tertentu. Risiko tidak sistematis meliputi faktor-faktor spesifik pada suatu perusahaan
misalnya pemogokan, ketinggalan teknologi, pengembangan produk barn, dan
kegiatan-kegiatan lain yang unik pada suatu perusahaan. Risiko tidak sistematis adalah
bagian dari total risiko sekuritas-sekuritas yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi
portofolio, disebut juga diversifiable risk.
Karena risiko tidak sistematis harus diatasi dengan melakukan diversifikasi, investor
tidak dapat mengharapkan adanya keuntungan tak disengaja dari menanggung risiko yang
dapat dihindari ini, sedangkan dalam risiko sistematis, investor dapat mengharapkan
keuntungan tak disengaja dari keadaan perekonomian yang membaik.
Untuk menentukan risiko sistimatis dan risiko tidak sistimatis dari suatu sekuritas atau
portofolio, ada beberapa pendekatan. Pendekatan-pendekatan tersebut yang akan diuraikan
berikut ini adalah capital asset pricing model (CAPM), arbitrage pricing model (APT), dan
market model.

CAPITAL ASSETS PRICING MODEL


Capital-asset pricing model (CAPM) menggambarkan hubungan antara risiko dengan
return. Seperti model-model yang lain yang melakukan penyederhanaan masalah dari dunia
nyata, CAPM menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut (Husnan, 1994):
1. Tidak ada biaya transaksi.
2. Investor bisa melakukan investasi sekecil apapun pada setiap jenis sekuritas.
3. Tidak ada pajak penghasilan pada para investor.
4. Investortidak dapat mempengaruhi harga saham dengan tindakan membeli atau menjual
saham.
5. Investor akan bertindak semata-mata atas pertimbangan nilai yang diharapkan dan
deviasi standar rate of return portofolio.
6. Investor bisa melakukan short sales.
7. Terdapat riskless lending dan borrowing rate, sehingga pemodal bisa menyimpan dan
meminjam dengan tingkat bunga yang sama.
8. Investor mempunyai pengharapan yang homogen.

66
9. Semua aktiva diperjualbelikan.

Beta dalam CAPM adalah suatu ukuran dari risiko sistematis suatu sekuritas, yang dapat
ditentukan dengan menggambarkan suatu garis karakteristik (characteristic line).
Gambar 4-2 Hubungan antara Excess Returns pada Suatu Saham
dan Excess Returns pada Pasar Portofolio
Excess Return
Pada Saham
+
Charactemtic Line " ~ebih Dekat Spread,
~ • ~ 'Lebih Tinggi Korelasi

• •••• •• ••
• ••• •
• • .___ Beta =slope
•" Excess Return
____________________ _.~~~~----------------------
+ Pada Portfolio Pasar


Dari Gambar 4-2 kita dapat melihat garis karakteristik. Garis karakteristik menggambarkan
hubungan antara excess expected return (kelebihan return di atas risk-free rate) suatu
sekuritas dengan market's excess expected returns. Hubungan yang diharapkan berdasarkan
data masa Ialu sehingga garis regresi yang digambarkan merupakan hubungan historis.
Slope garis karakteristik disebut beta, yang merupakan indeks risiko sistematis. Beta
mengukur sensitivitas return suatu sekuritas terhadap perubahan return portofolio pasar.
Beta suatu portofolio adalah rata-rata-tertimbang beta-beta sekuritas secara individu dalam
portofolio. Portofolio pasar mempunyai beta sama dengan satu. Suatu sekuritas yang
mempunyai beta sama dengan satu (slope = 1), berarti bahwa excess return sekuritas
tersebut bervariasi secara proporsional dengan excess return porfolio pasar atau dengan
kata lain sekuritas tersebut mempunyai risiko sistematis yang sama dengan portofolio
pasar sebagai keseluruhan.
Suatu sekuritas yang mempunyai beta lebih besar dari satu (slope >1), berarti bahwa
excess return sekuritas tersebut bervariasi lebih proporsional dari excess return porfolio
pasar atau dengan kata lain sekuritas tersebut mempunyai risiko sistematis yang lebih besar
daripada portofolio pasar sebagai keseluruhan. Sekuritas semacam ini disebut investasi yang
agresif (Horne and Wachowicz, 1995). ·

67
Suatu sekuritas yang mempunyai beta lebih kecil dari satu (slope< 1), berarti bahwa
excess return sekuritas tersebut bervariasi kurang proporsional dari excess return porfolio
pasar atau dengan kata lain sekuritas tersebut mempunyai risiko sistematis yang lebih kecil
daripada portofolio pasar sebagai keseluruhan. Sekuritas semacam ini disebut investasi yang
defensif (Home and Wachowicz, 1995). Pada Gambar 4-3 dapat dilihat garis karakteristik
(characteristic line) dengan beta yang berbeda.

Gambar 4-3 Contoh Characteristic Line dengan beta Berbeda


Excess Return
+
Pada Saham
I Beta Lebih dari 1,0 (Agresit)

I Beta=l,O
I
I
I Beta kurang Dari 1,0
I (Difensit)
I
--------"'=""~---------..:....+ Excess Return
Pada Porfolio Pasar

Hubungan antara rate of return yang diminta dengan risiko sistematis (diukur dengan
beta) suatu sekuritas disebutsecurity market line (SML) (lihatGambar4-4). SML menunjukkan
hubungan linier positif an tara risiko dengan return yang diinginkan oleh investor. Semakin
besar beta suatu sekuritas, maka semakin besar risiko sistematisnya, dan semakin besar
return yang diinginkan oleh investor (Elton and Gruber, 1995, p. 152).
Rate ofreturn yang diminta investor adalah tingkat be bas risiko (risk free rate) ditambah
suatu risk premium untuk risiko sistematis yang proporsional terhadap beta.
Rate of return yang diminta untuk suatu sekuritas adalah sama dengan return yang
diminta oleh pasar untuk suatu investasi yang risikonya lebih rendah ditambah suatu risk
premium. Risk premium mempunyai fungsi sebagai premium untuk risiko pasar dan
premium untuk risiko sistematis suatu sekuritas, sedangkan beta adalah suatu indeks yang
menyajikan risiko sistematis suatu sekuritas secara individu. Risk premium yang diminta
untuk suatu sekuritas tertentu di pasar adalah expected market retf:.lrn dikurangi dengan
risk-free rate.

68
Gambar 4-4 Security Market Line (SML)

Security marketing line

Premium Risiko

I
_______ L _______ _
I
I
I Tinggkat Bunga
I Bebas Risiko
I
1.0
Risiko Sistematis (Beta)

Risk premium adalah:


(Rm - i)R
f-'1

i = risk-free rate
Rm = tingkat return yang diminta untuk pasar
~ = koefisien beta untuk sekuritas j
J

Rate of return yang diminta (disyaratkan) untuk sekuritas j adalah:

R1 = i + (Rm - ){31

i = risk-free rate
Rm = tingkat return yang diminta untuk pasar portofolio
bJ = koefisien beta untuk sekuritas j.

Contoh berikut ini untuk memberikan gambaran bagaimana pengaruh beta saham biasa
PT "ABC" terhadap return yang diharapkan terhadap saham tersebut. Return diharapkan
dari suatu treasury stock (risk-free rate) adalah 8%, return diharapkan portofolio pasar adalah
12%. Rate of return yang diharapkan saham biasa pada beberapa kemungkinan beta saham
adalah sebagai berikut:

69
l. Jika beta saham biasa PT. ABC adalah 1,4 maka:

RJ = 8% + (12%- 8%)1,4=13,6%

Jika beta> 1, return yang diminta investor lebih besar daripada return diharapkan dari
portofolio pasar karena risiko sistematisnya relatif tinggi.

2. Jika beta saham biasa PT. ABC adalah 1 maka

RJ = 8% + (12%- 8%)1 = 12%

Jika beta = 1, return yang diminta investor sama dengan return diharapkan dari
portofolio pasar.

3. Jika beta saham biasa PT. ABC adalah 0,60 maka:

RJ = 8% + (12%- 8%)0,60 = 10,4

Jika beta< 1, return yang diminta investor lebih rendah daripada return diharapkan dari
portofolio pasar karena risiko sistematisnya relatif rendah.

Semakin tinggi beta suatu sekuritas membuat semakin tinggi risiko sistematis sehingga
semakin tinggi pula return yang diminta oleh investor untuk sekuritas yang bersangkutan.
Dalam keseimbangan pasar, suatu sekuritas diharapkan memberikan suatu return diharapkan
yang setaraf dengan risiko sistematisnya. Dengan CAPM memungkinkan untuk menaksir
nilai sekuritas-sekuritas dengan memberikan suatu discount rate yang dapat digunakan
dalam suatu model penilaian dividen. Jika suatu saham bias a mempunyai tingkat pertumbuhan
dividen yang terus menerus konstan, maka rumusnya (Home and Wachowicz, 1995):

V=_!l_
(ke-g)

V adalah nilai sekuritas, D 1 adalah deviden pada waktu t, ke adalah rate of return yang
disyaratkan investor terhadap saham biasa, dan g adalah tingkat pertumbuhan dividen.
Jika saham biasa PT. ABC memberikan dividen diharapkan sebesar Rp300 per lembar
pada periode 1 dengan tingkat pertumbuhan dividen tahunan sebesar 8% dan rate of return
yang diinginkan investor terhadap saham biasa PT. ABC sebesar 13,6% (lihat perhitungan
di atas), maka nilai saham biasa PT. ABC adalah:

V= Rp JOO = Rp 5.375,14
(13,6%- 8%)

70
Nilai sebesar Rp5 .357, 14 adalah hargakeseimbangan saham biasa PT.ABC berdasarkan
pada harapan investor terhadap perusahaan, pasar secara keseluruhan dan return yang
tersedia.
Karena sesuatu hal (misalnya ada inflasi), tingkat bunga be bas risiko, tingkat return yang
diminta pasar, beta sekuritas, dan tingkat pertumbuhan dividen dapat berubah. Perubahan
tersebut akan mengubah tingkat return yang disyaratkan investor terhadap saham biasa dan
nilai sekarang saham biasa tersebut. Apabila terjadi inflasi dalam perekonomian menurun
dan tingkat pertumbuhan relatif stabil, akan mengakibatkan tingkat bunga menurun, tuntutan
investor terhadap risiko berkurang, selanjutnya tingkat pertumbuhan di vi den juga menurun.
Perubahan-perubahan karena ada inflasi dapat dilihat pacta Tabel 4-6.

Tabel4-6 Data Variabel-Variabel Sebelum dan Sesudah Perubahan

Variabal Sebelum Perubahan Setelah Perubahan

Risk- free rate (i) 8% 6%


Tingkat return yang diminta pasar (Rm) 12% 10%
Beta sekuritas (~ / 1,4 1,20
Tingkat pertumbuhan dividen (g) 8% 7%

Setelah terjadi perubahan, berdasarkan risiko sistemtis, maka besarnya return yang
diinginkan oleh investor terhadap saham biasa PT. ABC adalah:

R1 = 6% = (10%- 6%)1,20 = 10,8

Dengan menggunakan RJ sebagai ke, maka nilai saham biasa PT. ABC yang baru adalah:

Rp300
V= =Rp7.894,74
(10,8%- 7%)

Karena terjadinya perubahan-perubahan di atas maka harga keseimbangan saham biasa PT.
ABC menjadi Rp7.894,74.

Kombinasi CAPM dengan Model M&M


Robert Hamada mengkombinasikan Capital Assets Pricing Model (CAPM) dengan model
Modigliani-Miller (M&M) setelah pajak, yang akhirnya dapat menunjukkan bahwa risiko
bisnis dan risiko finansial mempengaruhi biaya ekuitas (cost ofequity) pada perusahaan yang
mempunyai leverage finansial (Brigham and Gapenski, 1993, p. 405).

71
k5 L= TB Bebas Risiko + Premium Rb + Premium Rf

TB adalah tingkat bung a, RB adalah risiko bisnis, RF adalah risiko finansial, k,L adalah biaya
ekuitas, bu adalah koefisien beta perusahaanjika tidak menggunakan leverage finansial, k~ 1
adalah risiko pasar, kRF adalah tingkat bunga bebas risiko, T adalah pajak, D adalah jumlah
utang, danS adalah jumlah ekuitas. Berdasarkan persamaan rum us k,L, jika premium risiko
bisnis dan finansial meningkat akan mengakibatkan biaya ekuitas meningkat.

ARBITRAGE PRICING THEORY


Arbitrage Pricing Theory (APT) menggunakan konsep hukum satu harga (the law of one
price). Harga suatu aktiva tergantung pada lebih dari satu faktor. Di samping itu, apabila
aktiva yang berkarakteristik sama dijual dengan harga yang berbeda, akan terdapat
kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga murah dan
pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga memperoleh laba
tanpa risiko. Dengan adanya arbitrage akan menjamin harga ekulibrium berdasar pada
risiko dan return.
Dengan menggunakan model dua faktor, required rate of return sekuritas dapat
dijelaskan sebagai berikut (Horne and Wachowicz, 1995, p. 111):

RJ adalah required rate of return sahamj, A0 adalah rate ofreturn yang diharapkan saham
j apabila bJ 1 dan bJ 2 samadengannol, \danA:: merupakanpremirisikoatasF 1 danF2 (Fadalah
faktor), dan b 1J dan b2J menunjukkan kepekaan tingkat return sahamj terhadap nilai F 1 dan
F 2 • Faktor-faktor tersebut mungkin saja berupa harga minyak, tingkat bunga, inflasL dan
sebagainya (Husnan, 1994).
Apabila seorang investormembentuk portofolio yang didiversifikasi dengan baik, risiko
residual akan mendekati nol dan hanya risiko sistematislah yang relevan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko sistematis dalam persamaan di atas adalah bJ 1 dan b12 • Karena investor
tersebut berkepentingan dengan required rate of return dan risiko, maka ia hanya akan
berkepentingan terhadap return yang diharapkan pada portofolio, b 1 portofolio, dan b2
portofolio. Berdasarkan hukum satu harga dua atau lebih portofolio yang mempunyai risiko
sama harus memberikan tingkat return yang diharapkan yang sama pula.

MARKET MODEL
Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan hanya satu faktor disebut single market model.
Dengan menggunakan data time series, beta saham (~) J
dapat dihitung melalui hubungan
fungsional (regresi linear) antara rate of return saham sebagai variabel dependent dan rate

72
- - ----------------------------------

ofreturn portofolio pasar (indeks pasar) sebagai variabel independent. Hubungan fungsional
tersebut dikenal sebagai model indeks tunggal atau market model. Rumus model indeks
tunggal sebagai berikut (Elton and Gruber, 1995):

R=a+ARM+e
1 l tJI l

R, adalah rate ofreturn saham i, ~. adalah bagian rate ofreturn saham i yang tidakdipengaruhi
oleh perubahan pasar, ~. adalah beta, sebagai parameter yang mengukur perubahan yang
diharapkan pada R, kalau terjadi perubahan pada RM, RM adalah rate of return indeks pasar,
dan e I variabel random.
Dengan data historis return of return saham individual dan rate of return indeks pasar
dapat dicari koefisien ~.dan koefisien ~,· Persamaan market model tersebut merupakan
persamaan regresi linear sederhana. Beberapa program statistik dapat digunakan untuk
menghitung persamaan model indeks tunggal. Hasil perhitungan tersebut jika di-plot-kan
dalam suatu gambar akan nampak seperti dalam Gambar 4-5.

Gambar 4-5 Penggambaran Beta

R I

I
I
- - - - - - - _j ~I
a I

~----------------------------------------- RM

Beta menunjukkan kemiringan (slope) garis regresi tersebut, dan _ menunjukkan


intersep dengan sumbu R,t" Semakin besar ~. semakin curam kemiringan garis terse but, dan
sebaliknya. Penyebaran titik-titik pengamatan di sekitar garis regresi tersebut menunjukkan
risiko unik (sisa) sekuritas yang diamati. Semakin menyebar titik-titik tersebut, semakin
besar risiko unik (sisa)nya.

73
R/NGKASAN
Ada trade-off an tara risiko dan return pacta sekuritas. Apabila risiko suatu sekuritas semakin
tinggi, investor akan mengharapkan return yang semakin tinggi dari sekuritas tersebut.
Penilaian dan pemahaman trade-off antara risiko dan return membentuk landasan untuk
memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham.
Ada beberapa konsep penting untuk mendefinisikan risiko. Risiko menunjukkan
variabilitas return dari yang diharapkan. Ukuran konvensional variabilitas dari nilai yang
diharapkan adalah deviasi standar dan koefisien korelasi. Deviasi standar lebih besar,
ketidakpastian dari return yang seharusnya akan lebih tinggi. Koefisien korelasi adalah suatu
ukuran relatif risiko. Deviasi standar tidak dapat menujukkan dengan baik untuk
membandingkan risiko apabila ada masalah pacta ukuran dan skala. Kelemahan deviasi
standar dapat diatasi dengan menggunakan koefisien korelasi.
Total risiko portofolio terdiri dari dua komponen yaitu risiko sistematis (systematic risk
atau market risk atau nondivesifiable risk) dan risiko tidak sistematis (unsystemtic risk atau
company-specific risk atau diversifiable risk). Capital-asset pricing model (CAPM)
menggambarkan hubungan antara risiko dan return. Dalam CAPM, garis karakteristik
menggambarkan hubungan antara excess expected return (kelebihan return di atas risk-free
rate) suatu sekuritas dengan market's excess expected returns. Slope garis karakteristik
disebut beta, yang merupakan indeks risiko sistematis. Beta mengukur sensitivitas return
suatu sekuritas terhadap perubahan return portofolio pasar.
Arbitrage Pricing Theory (APT) menggunakan konsep hukum satu harga (the law ofone
price). Harga suatu aktiva tergantung pacta lebih dari satu faktor. Di samping itu, apabila
aktiva yang berkarakteristik sama dijual dengan harga yang berbeda, akan terdapat kesempatan
untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga murah dan pacta saat yang
sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga memperoleh laba tanpa risiko.
Dengan adanya arbitrage akan menjamin harga ekulibrium berdasar pacta risiko dan return.
Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan hanya satu faktor disebut single market model.

SOAL LATIHAN

Tes Koreksi Betui~Salah


B S 1. Salah satu syarat suatu pasar modal yang efisien adalah biaya pembelian dan
penjualan surat berharga tidak berarti atau relatif kecil.
B S 2. Hasil pacta saham biasa merupakan kombinasi dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham ditambah apresiasi harga sahamnya.
B S 3. Penggabungan surat berharga yang terkait positif secara sempurna membantu
mengurangi risiko portofolio.
B S 4. Return yang diharapkan pacta satu surat berharga bebas risiko adalah nol.
B S 5. Saudara dapat mengurangi risiko yang sistematik dengan menambahkan lebih
banyak saham pacta portofolio Saudara.

74
- - - - ----~~~-----

B s 6. Risiko sistematis adalah risiko yang terjadi karena pengaruh pasar secara
keseluruhan misalnya perubahan keadaan perekonomian secara umum, pengaruh
kebijakan fiskal dan moneter, inflasi, dan perubahan siatuasi pasar minyak.
B s 7. Koefisien korelasi antarsekuritas itu sendiri adalah sama dengan satu.
B s 8. Tingkat return atas suatu surat berharga yang dibeli setahun yang lalu sebesar
Rp50.000, yang membayarkan dividen Rp 2.000, untuk tahun tersebut, dan kini
dijual Rp55.000 adalah 14%.
B s 9. Garis pasar surat berharga (SML) menjelaskan antara return surat berharga
yang diharapkan dan risiko sistematik.
B s 10. Beta merupakan satu alat ukur indeks risiko yang sistematik.

Soal Pilihan Berganda


1. Diketahui data pada suatu proyek seperti yang terlihat dalam tabel berikut:

Kondisi ekonomi Probabilitas Rate of return

Resesi berat 0,05 -3%


Resesi sedang 0,20 6%
Normal 0,50 11%
Berlimpah sedang 0,20 14%
Berlimpah berat 0,05 19%

Rate of return yang diharapkan sebesar:


a. 11,3%
b. 10,3%
c. I 1,6%
d. 10,6%
2. Dengan data yang sama dengan soal nomor 1, deviasi standar rate of return yang
diharapkan sebesar:
a. 5,59%
b. 4,59%
c. 4,39%
d. 3,39%

75
- - - - -~~-----

3. Diketahui data pada dua proyek sebagai berikut:

Probabilitas Rate of return


ProyekX ProyekY

0,10 6% 14%
0,20 8% 12%
0,40 10% 10%
0,20 12% 8%
0,10 14% 6%

Covariance antara X dan Y sebesar


a. -5,5
b. -4,5
c. -4,9
d. -4,8
4. Dengan data yang sama dengan soal nomor 3, koefisien antara variabe1
X dan Y sebesar:
a. 1
b. 0,5
c. -0,6
d. -1
5. Diketahui tingkat bunga bebas resiko 9%, rate of return yang diminta portofolio pasar
13%, dan koefisien beta saham A sebesar 0,5. Berapa rate of return yang diminta saham
A sebesar:
a. 15%
b. 11%
c. 10,5%
d. 11,5%
6. Jika soal pada nomor 5, koefisien beta A berubah menjadi 1,5, berapa rate ofreturn yang
diminta saham A sebesar:
a. 15%
b. 11%
c. 10,5%
d. 11,5%
7. Bagian dari total risiko sekuritas-sekuritas yang dapat dihilangkan dengan di versifikasi
portofolio, disebut:

76
-----------------

a. unavoidable risk
b. voidable risk
c. unsystematic risk
d. jawaban a, b, dan c
8. Bagian dari total risiko sekuritas-sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan
diversifikasi portofolio, disebut:
a. unavoidable risk
b. systematic risk
c. unsystematic risk
d. jawaban a, b, dan c
9. Diketahui data pada suatu proyek seperti yang terlihat dalam tabel berikut:

Kondisi ekonomi Probabilitas Rate of return

Resesi sedang 0,25 14%


Normal 0,25 12%
Berlimpah sedang 0,25 10%

Berapa deviasi standar proyek tersebut


a. 1,5%
b. 1,4%
c. 1,3
d. 1,2
10. Dengan menggunakan data pada soal nomor 9, berapa koefisien variasi proyek
a. 0,14
b. 0,13
c. 0,12
d. 0,11

Soal Uraian
1. Data berikut ini untuk menaksir return selama satu tahun dari investasi dalam saham
biasa PT. ABC:

Kemungkinan kejadian 0,05 0,25 0,40 0,25 0,05


Kemungkinan return - 15% 5% 25% 35% 45%

n
a. Berapa besar nilai return yang diharapkan dan deviasi standarnya?
b. Diasumsikan bahwa parameter-parameter yang dihasi,kan dari perhitungan a) dari
distribusi probabiltas normal.
(1) Berapa probabilitas return kurang dari 0%?
(2) Berapa probabilitas return kurang dari 15%?
(3) Berapa probabilitas return kurang dari 25%?
(4) Berapa probabilitas return kurang dari 40%?
2. Prasojo melakukan investasi dalam saham bias a PT. A dan saham biasa PT. B mempunyai
rate of return yang diharapkan dan deviasi standar sebagai berikut:

Saham biasa PT. A Saham biasa PT. B

Return diharapkan 12% 10%


Deviasi standar 8% 6%

Koefisien kore1asi kedua saham biasa adalah -0,30. Portofolio terdiri dari 60%
diinvestasikan dalam saham biasa PT. A dan 40% dalam saham biasa PT. B. Hitung
return dan deviasi standar portofolio.
3. PT. ABC mempunyai beta 1,25 dan saat ini membayar dividen Rp4.000 per lembar
saham biasa yang diharapkan tumbuh 10% per tahun untuk masa yang akan datang.
return portofolio pasar yang diharapkan sebesar 15% dan risk-free rate sebesar 8%.
a. Berapa rate of return yang diminta dan harga pasar untuk saham tersebut menurut
CAPM?
b. Berapa besar rate of return yang diminta dan harga pasar saham biasa tersebutjika
beta PT. ABC sebesar 1,00?
c. Berapa besar rate of return yang diminta dan harga pasar sabam biasa tersebut jika
beta PT. ABC sebesar 0,75?
d. Berdasarkan perhitungan pada butirpertanyaan a., b., dan c., kesimpulan-kesimpulan
apa yang dapat diperoleh?
4. Data berikutini untuk informasi dalam mempertimbangkan investasi pada surat berharga:

Kemungkinan kejadian 0,10 0,20 0,30 0,30 0,10

Kemungkinan return -10% 0% 10% 20% 30%

a. Berapa besar nilai return yang diharapkan dan deviasi standarnya?


b. Dengan menggunakan distribusi normal berapa kemungkinan return sebesar 0 (nol)
atau kurang.

78
- ------------------

5. Sahan~ bias aD, E, dan F mempunyai :,:arakteristik return diharapkan, deviasi standar dan
korelasi sebagai berikut:

Saham Biasa Rj O'j rjk

A 0,08 0,02 an tara A dan B 0,40


B 0,15 0,15 antara A dan C 0,60
c 0,12 0,08 antara B dan C 0,80

Berapa nilai return yang diharapkan dan deviasi standar portofolio. Proporsi ketiga
saham tersebut adalah 20% saham A, 30% saham B, dan 50% saham C.
6. Asumsinya bahwa pendekatan model capital assets pricing model adalah cocok
Hitunglah rate of return disyaratkan pada setiap saham dengan tingkat bunga bebas
risiko 0,07, return diharapkan pada pasar porfolio sebesar 0, 13, dan beta masing-masing
saham sebagai berikut:

Saham A B c D E

Beta 1,15 1,2 0,8 2,0 1,5


..

79
Bab5 Ana/isis Rasio Keuangan

Setelah mempelajari Bab V, Saudara diharapkan dapat:


1. Memahami tujuan pelaporan keuangan.
2. Menjelaskan mengapa analisis laporan keuangan penting untuk perusahaan untuk pihak
luar.
3. Mampu menghitung dan menggunakan rasio-rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan
profitabilitas untuk melakukan analisis keadaan keuangan suatu perusahaan.
4. Menggunakan analisis trend untuk menghasilkan tambahan wawasan mengenai kinerja
suatu perusahaan.

Mengapa perusahaan memberikan informasi keuangan? Jawaban atas pertanyaan tersebut


terkait dengan adanya stakeholder perusahaan. Perusahaan publik mempunyai berbagai
macam stakeholder (pihak yang berkepentingan), seperti: pemegang saham, pemegang
obligasi, banker, pemberi pinjaman, pemasok, karyawan, dan manajemen. Semua stake-
holder perlu untuk memonitor seberapa baik kepentingannya dapat dilayani. Mereka
mendapatkan laporan keuangan periodik perusahaan untuk memberikan informasi dasar
profitabilitas perusahaan.
Dalam bab ini kita akan melihat bagaimana Saudara dapat menggunakan laporan
keuangan untuk menganalisis kinerja secara keseluruhan dari suatu perusahaan dan menilai
bagaimana ·kondisi keuangan saat ini dan yang akan datang. Saudara diharapkan dapat
memahami kebijakan para pesaing atau kondisi keuangan customer. Di samping itu, Saudara
juga dapat memeriksa apakah kinerja keuangan suatu perusahaan sesuai dengan kriteria
standar dan jika tidak, dimensi-dimensi yang mana yang harus dilakukan perbaikan (im-
provement).

PENGGUNAAN ANAL/SIS RAS/0 KEUANGAN


Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang
bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor, dan pihakmanajemen dari perusahaan
itu sendiri. Dalam upaya untuk pembuatan keputusan yang rasional, pihak kreditur, investor

80
dan manajemen seharusnya menggunak m suatu alat yang mampu menganalisis laporan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan _,·ang bersangkutan, untuk mengetahui keadaan dan
perkembangan keuangan perusahaan terst but. Apabila dikaitkan dengan tujuan pihak-pihak
yang berkepentingan yang ingin men~ etahui perkembangan perusahaan dan kondisi
keuangannya saat itu, penggunaan analisis rasio merupakan pilihan yang terbaik, karena
penggunaan analisis rasio akan membantu stakeholder, yaitu dalam hal: 1) memberikan dasar
dalam meramalkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang, 2) memberikan
petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan, dan 3) memudahkan
dalam mengintepretasikan laporan keuangan.
Penggunaan analisis rasio untuk melakukan interpretasi dan menganalisis laporan
keuangan akan menggunakan ukuran-ukuran tertentu yang disebut rasio. Rasio merupakan
suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukkan hubungan di antara angka-angka
tertentu. Dalam analisis rasio keuangan angka-angka yang dianalisis berasal dari data
keuangan. Agar rasio-rasio itu mempunyai arti, maka rasio yang dihitung harus dari
variabel-variabel yang mampu memberikan arti. Jadi, analisis rasio mampu menjelaskan
hubungan antara variabel-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk
menilai suatu kondisi keuangan dan dapat dipakai sebagai dasar perbandingan dari waktu ke
waktu. Bentuk rasio keuangan sangat banyak sekali sebab rasio dapat dibuat sesuai dengan
kebutuhan analis.
Analisis rasio keuangan pada dasarnya terdiri atas dua macam perbandingan, yaitu:
1. Dengan cara membandingkan rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan
rasio-rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio
industri) dalam waktu yang sama.
2. Dengan cara membandingkan rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio-rasio dari
waktu-waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama. Cara ini akan memberikan
informasi perubahanrasio dari waktu ke waktu sehingga bisa diketahui perkembangannya
dan dapat untuk proyeksi pada masa yang akan datang.

Jika dilakukan analisis terhadap satu macam rasio saja tidak akan banyak artinya karena
analis tidak akan tabu banyak tentang arti laporan keuangan yang dianalisis dan tidak
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan-perubahan yang terjadi.
Adapun kelompok-kelompok rasio yang digunakan dalam analisis laporan keuangan
disesuaikan dengan kepentingan pihak kreditur, investor, dan manajemen. Secara umum
pengelompokkan rasio adalah berdasarkan: 1) rasio leverage, 2) rasio aktivitas, dan 3) rasio
profitabilitas. Di samping itu, ada pengelompokkan rasio dengan cara yang lain, yaitu
pengelompokkan: 1) rasio-rasio neraca, 2) rasio-rasio laporan rugi laba, dan 3) rasio-rasio
antar laporan (kombinasi antara rasio neraca dan laporan rugi laba) (Hampton, 1995).
Untuk menjelaskan rasio-rasio akan lebih baik jika diambil contoh langsung pada
laporan keuangan suatu perusahaan yang nantinya untuk dihitung besarnya masing-masing
rasio. Untuk contoh, PT "ABC" mempunyai laporan rugi laba dan neraca tahun 1995 - 19%
seperti yang terlihat pada Tabel 5-1 dan Tabel 5-2.

81
Tabel5-1 Laporan Rugi Laba PT "ABC" (dalamjutaan rupiah)

Akhirtahun

1996 1995

Penjualan Rp 3.405 Rp 3.100


Harga pokok barang dijual 2.041 1.900
Laba kotor 1.364 1.200
Biaya pemasaran, administrasi dan umum ~ _18.Q
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 552 420
Biaya bunga __3_1 ___12
Laba sebelum pajak 521 381
Pajak ____l2J _ill
Laba setelah pajak (EAT) 328 240
Deviden saham preferen ___lQ ___lQ
' Laba untuk saham biasa 318 230
Alokasi laba ditahan ___221 200
Dividen 27 30

-
Tabel5-2 Neraca PT "ABC" (dalamjutaan rupiah)
Aktiva 1996 1995 Utang dan Modal pemilik 1996 1995
Aktiva lancar Utang lancar
Kas dan surat berharga 260 120 Utang dagang 109 301
Piutang dagang 596 522 Utang bank 136 166
Sediaan 471 587 Utang akrual 176 148
Lain -lain 61 52 Total utang lancar 421 615
Total 1,388 1,281 Utang jk panjang dan lain-
lain 120 61
Aktiva tetap Total Utang
Gedung, tanah, dan
perlengkapan 498 398 Saham preferen 541 676
Dikurangi akumulasi Saham biasa dan 10 10
depresiasi (152) (105) capital again 87 80
Lain -lain 139 136 Laba ditahan 1235 944
Total 485 429 Total modal pemilik 1.332 1.034

Total utang dan modal


Total aktiva 1.873 1.710 pemilik 1.873 1.710

82
RAS/0 L/KU/0/TAS
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang
hams segera dipenuhi. Dengan kata lain, likuiditas adalah menunjukkan tingkat kemampuan
perusahaan untuk membayar utang-utangjangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myers, and
Marcus, 1995). Dua faktor yang digunakan dalam rasio-rasio likuiditas untuk mengukur
likuiditas perusahaan adalah aktiva lancar dan utang lancar. Apabila perusahaan dinilai
memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan
itu dapat disebut likuid. Sebaliknya, jika perusahaan dalam keadaan tidak mampu memenuhi
kewajibanjangka pendeknya maka dikatakan ilikuid. Analis laporan keuangan hendaknya
menghindari penggunaan pedoman kasar dalam menilai perusahaan karena akan memberikan
basil yang tidak tepat. Hasilnya akan lebih baik apabila rasio keuangan perusahaan
diperbandingan dengan rasio industri atau dengan mengadakan analisis rasio historis dari
perusahaan yang bersangkutan dalam beberapa periode. Dengan cara demikian, baru dapat
diperoleh penilaian atau pendapat yang lebih realistis.
Suatu keadaan ilikuid pada suatu perusahaan, bagi krediturnya berarti merupakan suatu
awal kerugian yang dideritanya. Keadaan tersebut mengisyaratkan tidak terbayarnya sebagian
atau semua piutang jangka pendek beserta bunganya pada perusahaan tersebut. Para calon
kreditur perusahaan mungkin akan terpengaruh oleh keadaan perusahaan yang tidak likuid
tersebut. Keraguan terhadap kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam
jangka pendek akan mengakibatkan perusahaan dapat kehilangan hubungan baik dengan
mereka.
Bagi pihak manajemen, rasio likuiditas dapat menunjukkan efisiensi modal kerja yang
ada, apakah terlalu besar atau terlalu kecil jumlah modal kerja yang dimiliki. Melalui rasio
likuiditas, para pemilik modal dan kreditur jangka panjang setidak-tidaknyaingin mengetahui
bagaimna prospek perkembangan perusahaan dalam jangka pendek.

1. Current Ratio
Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar. Current ratio sering
disebut pula working capital ratio. Current ratio pada PT "ABC" tahun 1996 sebagai berikut:

. Aktiva lancar
Current ratw = U = 1.388 : 421 =3,30
. tang 1ancar

Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang


harus segera dipenuhi. Aktiva lancar umumnya terdiri atas: kas, surat berharga, piutang
dagang, dan sediaan. Utang lancar terdiri atas: utang dagang, utang wesel jangka pendek,
utangjangka panjang yang sudah saatnyajatuh tempo pada tahun yang bersangkutan, utang
gaji, utang bunga dan utang-utang lain yang jatuh tempo pada tahun yang bersangkutan.

83
Current ratio merupakan ukuran yang paling umum terhadap kesanggupan perusahaan
membayar utangnya dalam jangka pendek, sebab rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh
tagihan dari para kreditur jangka pendek mampu ditutup oleh aktiva yang secara cepat dapat
berubah menjadi kas segera (dalamjangka pendek). Oleh karena itu, walaupun perusahaan
memiliki current ratio yang tinggi be1um tentu menjamin akan dapat terbayarnya utang yang
sudah saatnyajatuh tempo, karena adanyakomposisi aktiva lancaryang tidak menguntungkan.
Misalnya, adanya piutang yang terlalu besar sehingga sulit untuk ditagih, atau juga adanya
tingkat sediaan yang terlalu besar menyebabkan tingkat perputaran sediaan yang rendah, dan
pada akhirnya investasi yang berlebihan dalam sediaan dan relatif lama tersebut akan
mengganggu likuiditas perusahaan. Ukuran secara kasar, current ratio yang kurang dari
200% adalah tidak baik, tetapi ukuran tersebut bukanlah pedoman mutlak.

2. Cash Ratio (Ratio of Immediate Solvency)


Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga, hal inilah yang
menyebabkan analis laporan keuangan perlu melihat cash ratio.

Kas + Surat Berharga


Cash Ratio= - - - - - - - -
Utang Lancar

Cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayarutangjangka pendek


dengan kas yang ada dan surat berharga yang dapat segera diuangkan. Tidak terdapat standar
likuiditas untuk cash ratio sehingga penilainnya tergantung pada kebijakan manajemen.
Cash ratio pada PT "ABC" tahun 1996 adalah sebagai berikut:

260
Cash ratio = =0,62
421

3. Quick Ratio (Acid Test Ratio)


Rasio lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar daripada
cu"ent ratio dalam mengukur likuiditas perusahaan adalah quick ratio. Jika dalam current
ratio digunakan semua elemen aktiva lancar tetapi untuk quick ratio hanya menggunakan
beberapa elemen aktiva lancar yaitu: kas, piutang dan surat berharga. Sediaan dikeluarkan
dari aktiva lancar. Oleh karena itu, quick ratio adalah rasio utang 1ancar setelah dikurangi
sediaan kemudian dibagi dengan utang lancar.

Aktiva Lancar - Sediaan


Quick R a t i o = - - - - - - - - -
Utang Lancar

84
-------------------

Untuk perusahaan PT "ABC" tahun 1996:

Quzc . = 260 + 596


. k ratw =2 ,03
421

Dalam menghitung quick ratio ini, elemen sediaan tidak diperhitungkan karena sediaan
dianggap sebagai elemen ak:tiva lancar yang mempunyai tingkat likuiditas yang rendah dan
kemungkinan harga barang mengalami perubahan. Aktiva lancar yang lain: kas, surat
berharga, dan piutang dianggap mempunyai likuiditas yang lebih tinggi dibanding sediaan.
Secara umum tingkat quick ratio yang kurang dari 100% dianggap kurang baik likuiditas dari
perusahaan yang bersangkutan. Biasanya yang menjadi pusat perhatian para kreditur adalah
tingkat quick ratio perusahaan yang bersangkutan. Mereka menghendak:i perusahaan tersebut
mampu menyediak:an alat-alat likuid yang memadai, untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.

4. Net Working Capital To Total Assets Ratio


Aktiva lancar adalah ak:tiva yang oleh perusahaan diharapkan dapat berubah menjadi kas
dalam jangka pendek, sedangkan utang lancar adalah semua kewajiban perusahaan yang
dalam jangka pendek harus dipenuhi. Perbedaan antara ak:tiva Iancar dan utang Iancar disebut
net working capital. Net working capital merupak:an ukuran kasar sumher kas yang potensial
dari perusahaan. Rasio ini menunjukkan likuiditas dari aktiva total perusahaan dan bagaimana
posisi dari modal kerja.
Pihak manajemen juga berkepentingan atas beberapa dan bagaimana proporsi modal
kerja bersih (neto) dibanding dengan aktiva total yang dimiliki, dan kemudian digunakan
untuk penentuan kebijak:an investasi dan dana yang diperoleh.

. . Ak:tiva Lancar - Utang Lancar


Net workmg capztal to total assets= Ak:. al
tlva tot

Untuk perusahaan PT "ABC" tahun 1996:

=1.388 - 421 = 0 52
1.873 '

5. Inte-::val Measure (Defensive Interval Ratio)


Ak:tiva lancaryang ada tidak: semuanya digunakan untuk membayar utangjangka pendek saja
tetapi juga digunakan untuk membiayai kegiatan pokok perusahaan. Quick assets yang
terdiri kas, piutang, dan surat berharga juga disebut defensive assets dalam rasio ini. Interval
measure atau defensive interval menghubungkan antara defensive assets dengan tak:siran
rata-rata pengeluaran kas untuk operasi dalam setiap harinya. Interval measure informasi
jangka waktu perusahaan untuk mampu melak:sanak:an kegiatan operasinya dengan

85
menggunakan quick assets yang ada. Interval measure memberikan informasi kepada para
kreditur untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menutup minimum biaya rutin
yang dibutuhkan dalam kegiatan operasinya yang utama.

Kas + Surat Berharga + Piutang


Interva1Measure = -=--=--=.,.....------~---=-----"
Takstran rata-rata pengeluaran
untuk biaya operasi setiap hari

Untuk perusahaan PT "ABC" tahun 1996:

= 260 + 596 = 109,5 hari


(2041 + 812)/365

RAS/0 LEVERAGE
Rasio-rasio leverage digunakan untuk mengukur besarnya dana untuk penanaman modal
oleh para pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari para
kreditur perusahaan (Brealey, Myers, and Marcus, 1995). Para kreditur biasanya melihat
jumlah modal pemilik- yang merupakan investasi oleh pihak pemilik- guna mengetahui
batas keamanan pemberian kredit kepada perusahaan yang bersangkutan. Para investor atau
pemilik perusahaan akan mendapatkan manfaat penggunaan modal asing atau utang karena
mendapatkan tambahan dana tanpa harus kehilangan kendali terhadap perusahaan.
Pada keadaan perusahaan akan mendapatkan laba, atau tingkat rentabilitas ekonomi
lebih besar daripada tingkat bunga modal asing akan lebih menguntungkan bagi pemilik
untuk menggunakan modal asing, karena akan menambah keuntungan bagi pemilik, atau
menaikkan rentabilitas modal pemilik. Pada situasi perekonomian yang membaik, perusahaan
yang mempunyai tingkat leverage tinggi akan mendapatkan keuntungan yang tinggi, tetapi
dalam perekonomian yang memburuk akan mempunyairisiko kerugian yang besar. Rasio-rasio
leverage dihitung dengan dua cara. Pertama, risiko utang diukur dari sudut laporan rugi laba
perusahaan, yaitu seberapa banyak beban tetap yang dapat terdiri atas pokok pinjaman
ditambah bunga mampu ditutup oleh laba operasi. Kedua, data neraca diamati dan digunakan
untuk dapat diketahui jumlah dan proporsi pinjaman yang digunakan oleh perusahaan.

1. Total Debt to Total Capital Assets Ratio (Debt Ratio)


Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan.
Dari rasio ini, kitadapat mengetahui beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin
utang, atau berapa bagian dari semua kebutuhan dana yang telah digunakan perusahaan yang
dibelanjai dengan modal asing atau utang.
Biasanya, para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah
rasio utang dari perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat "keamanan" yang

86
didapat kreditur pada waktu likuidasi. Para pemilik perusahaan lebih menyukai mempunyai
rasio utang yang tinggi, karena akan memperbesar keuntungan yang akan diperoleh dan tanpa
harus kehilangan kendali perusahaan. Akan tetapi, rasio utang yang tinggi berarti para
pemilik terlalu berani melakukan spekulasi dan modal pemilik yang digunakan relatif
terbatas jumlahnya. Sebenarnya, keadaan seperti itu akan sangat merugikan perusahaan dan
pemilik. Apabila situasi ekonomi memburuk akanmengakibatkan perusahaan akan mengalami
kerugian yang besar.

Total Utang
Debt Ratio=
Total Aktiva

Untuk perusahaan PT "ABC" tahun 1996:

541
= 1.873 =0,289

2. Total Debt to Equity Ratio


Rasio ini membandingkan total utang dengan total modal pemilik (ekuitas ). Rasio digunakan
untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari modal pemilik yang digunakan untuk
menjamin utang. Semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur,
karena jaminan modal pemilik terhadap utang semakin kecil. Rasio di atas 100% sangat
berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar daripada modal pemilik, walaupun
terdapat kemungkinan terbayamya utang dengan menggunakan laba operasi perusahaan
yang ada.

Total Utang
Debt To Equity Ratio=-----
Modal Pemilik

Untuk perusahaan PT "ABC" tahun 1996:


=541/1.332 =0,406
3. Long Term Debt To Equity Ratio
Rasio ini membandingkan antara utang jangka panjang dan modal pemilik. Rasio ini
menunjukkan berapa bagian modal pemilik yang menjadi jaminan utang jangka panjang.
Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk
menutup utang jangka panjang. Semakin rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur
jangka panjang.

7' Utang Jangka Panjang


L ong _,_ erm Debt =- - - - - - - -
Modal Pemilik
To Equity Ratio

87
- - -----

Untuk perusahaan PT "ABC" tahun 1996:


= 120/1332 =0,090
4. Tangible Assets Debt Coverage
Rasio ini membandingkan antara aktiva berujud (setelah dikurangi utang lancar) dan utang
jangka panjang. Jadi rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka panjang setelah melunasi utang jangka pendek dengan mengesampingkan aktiva
tidak berujud yang dimiliki.

'bl A
'7'
.1 angl e ssets = Aktiva- Aktiva tidak Berujud- Utang Lancar -
Utang Jangka panjang
Debt Coverage

Untuk perusahaan "ABC" tahun 1996:

= 1.873- 0-421 =2,684


541

5. Times Interest Earned (Interest Coverage)


Times Interest Earned ratio membandingkan antara 1aba sebe1um bunga dan pajak dan utang
jangka panjang. Rasio ini menunjukkan seberapajauh laba sebelum bunga dan pajak (laba
opcrasi) dapat berkurang untuk membayar bunga utang jangka panjang. Jika perusahaan
tidak mampu membayar be ban bunga tahunan akan mengakibatkan kesulitan keuangan yang
serius, sehingga mereka akan mengira kemungkinan terjadi kebangkrutan pada perusahaan
tersebut. Semakin tinggi rasio ini makin baik bagi para kereditur maupun pihak manajemen,
karena akan semakin terjamin pembayaran bunga tetap bagi kreditur, atau semakin besar sisa
laba yang akan digunakan untuk kebutuhan yang lain.

'7'' E d Laba Sebelum Bunga Dan Pajak


.1 lmes 1nterest arne = ---------=-----=---
Bunga Utang

Untuk perusahaan PT "ABC" tahun 1996:


=552/31 = 17,8
6. Debt Service Coverage
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dengan
memasukkan unsurpembayaran pokok atau cicilan pokok pinjaman. Yang dimaksud dengan
beban tetap dalam rasio ini adalah bunga utang jangka panjang beserta cicilan pokok
pinjaman dan biaya sewa jika ada. J adi rasio ini menunjukkan kemampuan laba operasi untuk
membayar beban tetap setiap tahunnya.

88
. C Laba Sebelum Bunga Dan Pajak
D eb t Servzce overage = --------='-----~
Bunga Utang Jangka Panjang +
Biaya sewa + Angsuran Pokok
Pinjaman (1- Tarip Pajak)

7. Earning Variability
Jumlah beban utang yang besar akan menjadi masalah besar jika terdapat ketidakpastian
(risiko) pada laba di masa yang akan datang. Oleh karena itu, kreditur perlu melihat
variabilitas laba perusahaan selama jangka waktu tertentu. Ukuran variabilitas ini tidak dapat
diterima begitu saja karena variasi yang terjadi dapat positif dan negatif, serta tidak dapat
dilakukan hanya dengan perhitungan yang sederhana saja. Sebagai altematif adalah dengan
melihat perubahan relatif laba dari tahun ke tahun dengan rata-rata tingkat laba. Semakin
tinggi variabilitas laba perusahaan menunjukkan bahwa semakin tinggi ketidakpastian
diperolehnya laba pada perusahaan tersebut.

Standar Deviasi (EBIT1 1 - EBIT)


Earnings Variability = Rata-rata E~IT

EBIT =Laba sebelum bunga dan pajak


RAS/0 AKTIVITAS
Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapajauh efektivitas
penggunaan dana yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan (Home and Wachowicz,
1995). Pihak manajemen dan investor sangat berkepentingan terhadap penggunaan rasio
aktivitas ini untuk mengetahui basil operasi yang telah dilakukan dan bagaimana posisi
keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, manajer dan investor dapat
melakukan evaluasi atau penilaian terhadap: semua kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
periode waktu tertentu dan perkembangan perusahaan dalam periode waktu tersebut. Pihak
kreditur pun berkepentingan untuk mengetahui efektivitas dan pengelolaan dana oleh
perusahaan yang diberinya kredit.

1. Total Operating Assets Turnover


Total operating assets turnover atau perputaran aktiva yang bekerja adalah rasio yang
membandingkan antara penjualan bersih dan seluruh aktiva yang digunakan dalam suatu
periode.

89
------~~~~~-

. Penjualan bersih
Total operatmg assets turnover= - - - " ' - - - - -
Total aktiva

Untuk perusahaan "ABC" tahun 1996:


=3.405/1.873 = 1,818
Rasio ini menunjukkan kemampuan perputaran dana yang tertanam dalam suatu
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, kemampuan dari modal yang
ditanamkan untuk menghasilkan penjualan dalam periode tertentu. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan bahwa semakin efisien dana yang tertanam di perusahaan. Total aktiva yang
sebagai pembagi penjualan bersih tersebut dapat berupa total aktiva rata-rata.
Rasio ini mempunyai kelemahan, yaitu: rasio ini hanya menunjukkan bubungan penjualan
.atau pengbasilan dengan aktiva yang digunakan dan tidak memberikan gambaran tentang
laba yang diperoleb. Kelemahan lain adalah bahwa penjualan yang digunakan adalah basil
dari satu periode saja dan tingkat penjualan itu sendiri mungkin dipengaruhi faktor-faktor
yang tidak dapat dikendalikan perusahaan. Di sisi lain, aktiva adalah basil akumulasi
kekayaan dalam beberapa periode, sehinggaantara penjualan dan aktiva tidak adakeseragaman.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, dalam penggunaan rasio ini hendaknya
sering dibubungkan dengan profit margin sehingga akan dapat memberikan informasi yang
pasti tentang keefektifan kegiatan perusahaan.

2. Receivables Turnover
Receivables turnover atau perputaran piutang adalah rasio yang membandingkan antara
penjualan kredit bersih dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini
digunakan untuk menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar
dalam periode tertentu. Periode terikatnya dana dalam piutang atau periode perputaran
piutang tergantung pada syarat pembayaran yang diberikan. Semakin lama atau semakin
lunak syarat pembayaran piutang akan semakin lama modal yang terikat dalam piutang
·. sebingga makin tinggi biaya modalnya.

. Penjualan kredit bersih


Perputaran pmtang = - - = - - - - - - - - -
Piutang dagang rata-rata*J

Untuk perusahaan PT "ABC" tahun 1996:

3.405**) = 6,09
=(596+522)/2

90
'1 dapat berupa piutang ak:hir periode. Apabila hanya diketahui neraca pada satu periode,
maka kita dalam menghitung perputaran piutang tidak menggunakan piutang rata-rata,
melainkan menggunakan piutang ak:hir periode.
**1 Asumsi: semua penjualan adalah penjualan kredit.

3. Average CoUection Period


Average collection period (rata-rata periode pengumpulan piutang) digunakan untuk
menghitung waktu atau hari rata-rata dana tertanam dalam piutang. Cara menghitungnya
adalah membagijumlah hari dalam setahun (1 tahun = 360 hari), dengan tingkat perputaran
piutang. Semakin sedikit hari yang diperlukan untuk mengumpulkan kembali piutang akan
semakin efisien dana yang tertanam dalam piutang.

360 hari
Average Collection Period = .
Perputaran piUtang dagang

360 hari x Piutang dagang rata-rata


=
Penjualan kredit bersih

Untuk PT "ABC" tahun 1996:

=360 X (596+522)/2 =59 hari


3.405

4. Perputaran Sediaan
Perputaran sediaan (inventory) membandingkan antara harga pokok barang dijual dan
sediaan rata-rata atau sediaan ak:hir periode. Perputaran sediaan menunjukkan kemampuan
perputaran modal yang tertanam dalam sediaan dalam suatu periode tertentu dan juga
menunjukkan likuiditas sediaan. Semakin rendah tingkat perputaran sediaan menunjukkan
semakin tidak efisien modal yang tertanam dalam sediaan dan juga menunjukkan adanya
tendensi sediaan yang berlebihan. Untuk perusahaan dagang perputaran sediaan dihitung
dengan cara:

Penjualan bersih
P erpu t aran Sedi aan = ----~-------
Rata-rata sediaan pada harga jual
Barang Dagangan

atau,
Harga pokok barang dijual
Perputaran Sediaan =
Rata-rata sediaan pada harga pokok barang dijual
Barang Dagangan

91
Pada perusahaan manufaktur memiliki 3 macam sediaan yaitu sediaan bahan baku,
sediaan barang dalam proses, dan sediaan barangjadi. Tingkat perputaran padaketiga macam
sediaan dihitung dengan cara sebagai berikut:

. Biaya Bahan Baku yang Digunakan


P erpu taran Sed taan =-~------=----=-=---
Bahan Baku Rata-rata Sediaan Bahan Baku

Harga Pokok Produksi


P erputaran Se di aan =----~--------
BDP*) Rata-rata Sediaan Barang Dalam Proses

. Harga Pokok Barang Dijual


P erputaran Sed taan =---=--------"::..._..;::____
Rata-rata Sediaan Barang Jadi **)
B arang Jadi
Perputaran sediaan barang jadi pada perusahaan "ABC" tahun 1996:

2.041
= (471+587)/2
=3,86
*) BDP = barang dalam proses.
**) dapat berupa sediaan akhir periode.
5. Average Day's Inventory
Average day's inventory (hari rata-rata sediaan atau hari rata-rata barang disimpan)
menu~jukkan hari rata-rata dana tertanam dalam sediaan. Semakin cepat atau semakin
sedikit hari rata-rata sediaan akan semakin menguntungkan karena dana yang tertanam dalam
sediaan makin efisien dan biaya modalnya makin rendah.

, Sediaan Rata-rata x 365 hari


A verage Day s 1nventory =- - - - - - - - - -
Harga Pokok Barang Dijual

Sediaan Awal + Sediaan Akhir


1nventory R ata-rata =- - - - - - - - - - -
2

. 365 hari
hariAverage Day's Inventory (ADI) = .
Perputaran Sedtaan

ADI pada perusahaan PT "ABC" tahun 1996 adalah: 365/3,86 = 95 hari

92
6. Net Working Capital Turnover
Networking capital turnover(perputaran modal kerja neto) adalah rasio yang membandingkan
antara penjualan bersih dan modal kerja bersih (neto). Rasio ini digunakan untuk mengetahui
tingkat perputaran modal kerja bersih dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat
perputaran modal kerja bersih menunjukkan semakin efisiennya modal yang tertanam dalam
modal kerja bersih.

Penjualan Bersih
Net Working Capital Turnover=----'--------
Rata-rata Modal Kerja Bersih

Pada perusahaan PT "ABC" tahun 1996 adalah:

3.405__ = 4,17
= _ _;;..;.___;_,;;_
(967 + 666)/2

7. Fixed Assets Turnover


Fixed assets turnover (perputaran aktiva tetap) adalah rasio yang membandingkan antara
tingkat penjualan bersih dan aktiva tetap bersih. Rasio ini dapat menunjukkan apakah
perusahaan mampu memanfaatkan kapasitas yang dimilikinya. Semakin tinggi perputaran
aktiva tetap menunjukkan semakin tinggi efisiensi penggunaan kapasitas yang ada. Informasi
ini dapat digunakan untuk mempertimbangkan adanya investasi baru.

. Penjualan Bersih
Fzxed Assets Turnover=---=------
Aktiva Tetap Bersih

Pada perusahaan "ABC" tahun 1996 adalah = 3.405/485 = 7

RAS/0 PROF/TABIUTAS
Pihak manajeman dan investor sangat berkepentingan terhadap rasio-rasio profitabilitas.
Rasio-rasio profitabilitas menunjukkan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan
dan keputusan yang telah diambil (Brealey, Myers, and Marcus, 1995). Pihak kreditur pun
perlu untuk mengetahui apa yang telah dicapai perusahaan yang akan diberi kredit. Oleh
karean itu, melalui rasio-rasio ini, kreditur dapat melakukan penilaian dan proyeksi terhadap
perkembangan perusahaan yang akan diberi kredit pada waktu yang akan datang.

1. Gross Profit Margin


Gross profit margin merupakan perbandingan antara laba kotor dan penjualan bersih. Rasio
ini menunjukkan berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor. Semakin tinggi
rasio ini semakin menguntungkan perusahaan. Sebaliknya, jika gross profit margin rendah
berarti proporsi biaya produksinya tinggi dan proporsi labakotomyarendah. Keadaan sepetti
ini kurang menguntungkan karena biaya yang lain belum tertutup.

93
Laba Kotor
Gross Profit Margin =-------
Penjualan Bersih

Pada perusahaan PT "ABC" tahun 1996 adalah =1364/3405 =0,4


Laba Kotor = Penjualan bersih - Harga pokok barang dijual

2. Operating Income Ratio (Operating Profit Margin)


Rasio ini sering cukup disebut profit margin. Rasio ini membandingkan antara laba sebelum
bunga dan pajak (laba operasi) dan penjualan bersih. Rasio ini menunjukkan berapa bagian
penjualan neto yang merupakan laba usaha. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin
keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan.

. l . Laba Sebelum Bunga Dan Pajak


0 peratmg ncome Ratzo = - - - - - - - - - - - ' - -
Penjualan Bersih

Pada perusahaan PT "ABC" tahun 1996 adalah =552/3405 =0,16


3. Operating Ratio
Operating ratio (rasio operasi) merupakan rasio yang membandingkan antara semua biaya
operasi (harga pokok penjualan + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umum) dan
penjualan bersih. Rasio operasi digunakan untuk menunjukkan berapa bagian dari penjualan
yang merupakan biaya operasi. Jika rasio ini semakin besar berarti proporsi biaya operasi
semakin besar, keadaan ini sangat tidak menguntungkan.

. . Biaya Operasi
Operatmg Ratzo = -----=:._--"---
Penjualan Bersih

Pada perusahaan PT "ABC" tahun 1996 adalah =2.853/3.405 =0,84


4. Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dan
penjualan bersih untuk menunjukkan berapa bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba
setelah bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio ini, semakin menguntungkan karena laba
bersih perusahaan makin besar.

Laba Setelah Bunga Dan Pajak


Net Profit Margin = p . 1 B .h
enJua an erst

Pada PT "ABC" tahun 1996 adalah = 328/3.405 =0,09632 atau 9,63%

94
5. Earning Power Of Total Investment (Rate Of Return Of Total Operating Assets)
Earning power of investment atau rentabilitas ekonomi adalah rasio yang membandingkan
an tara laba sebelum bunga dan pajak, dan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan
laba tersebut. Rasia ini menunjukkan tingkat pengembalian dari semua investasi yang telah
ditanamkan sebelum dikurangi bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
semakin efisien modal atau dana yang ditanamkan.

Laba Sebelum Bunga dan Pajak


Earning Power of Investment=------------
Jumlah aktiva yang bekerja
(Rentabilitas Ekonomi)

Pada PT "ABC" tahun 1996 adalah =552/1.873 = 0,2947 atau 29,47%


Atau dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Rentabilitas Ekonomi = Operating Profit Margin x Operating Assets Turnover.
= 0,1621 x 1,818 = 0,2947 atau 29,47%

6. Net Earning Power Ratio (Return on Investment)


Net earning power ratio adalah rasio yang membandingkan laba setelah bunga dan pajak
dengan jumlah aktiva yang bekerja. Rasia ini menunjukkan kemampuan dari dana yang
ditanamkan untuk menghasilkan laba bersih. Pihak investor sangat berkepentingan dengan
rasio ini karena ia ingin mengetahui berapa keuntungan yang menjadi bagiannya. Semapn
tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien dana yang ditanamkan.

. p R r· Laba Setelah Bunga Dan Pajak


=--------"'------"'--
N et E arnzng orwer a zo
Jumlah aktiva yang bekerja

Pada PT "ABC" tahun 1996 adalah = 328/1.873 = 17,51%


Atau dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

Return on investment = Net Profit Margin x Operating Assets Turnover


Return on investment = 0,0963 x 1,818 = 17,51%

7. Rate of Return for the Owners (Rentabilitas Modal Pemilik)


Rate of return for the owners atau return on equity adalah rasio yang membandingkan antara
laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) danjumlah modal pemilik. Rasia ini menunjukkan
kemampuan modal pemilik yang ditanamkan oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan
laba bersih yang menjadi bagian para pemilik. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi
keuntungan para investor karena semakin efisien modal yang ditanamkannya dalam perusahaan
yang bersangkutan. Dengan demikian, rasio ini sangat mendapat perhatian para investor.

95

------
·"R fc h Laba Setelah Bunga Dan Pajak
Rate OJ etum or t e 0 wners =--------=------
Modal Pemilik

Pada perusahaan "ABC" tahun 1996 adalah =328/1.332 =24,63%

PENGGUNAAN ANAL/SIS TREND


Analisis rasio keuangan yang akan digunakan adalah dengan cara membandingkan rasio-rasio
dari waktu-waktu tertentu denganrasio-rasio dari waktu-waktu sebelumnya untuk perusahaan
yang sama. Analisis trend digunakan untuk mengadakan perbandingan rasio dari waktu ke
waktu yang akan memberikan informasi perubahan rasio tertentu dari waktu ke waktu untuk
diketahui perkembangannya. Analisis trend merupakan salah satu dari metode dekomposisi
yang menggunakan anggapan bahwa biasanya apa yang pada waktu lalu menurun maka pada
waktu mendatang juga cenderung menurun, apa yang di waktu lalu menaik pada waktu
mendatang akan menaik dan apa yang dulunya mendatar pada waktu mendatang akan
mendatar pula.
Dalam berbagai literatur Statistika, terdapat berbagai macam trend. Dalam tulisan ini,
kita akan menggunakan beberapa jenis trend yang penggunaannya sesuai dengan data rasio
yang ada. Jadi, penilaian terhadap jenis trend mana yang akan digunakan terutama
didasarkan pada percobaan atau penggambaran permulaan guna melihat keserasian garis
trend dengan deret berkalanya, yang dapat menggunakan ker:tas berskala hitung, n'lisalnya,
apabila data rasio tertentu digambarkan pada kertas berskala hitung cenderung berbentuk
parabola maka trend parabolik yang paling sesuai digunakan. Adapun jenis trend yang dapat
digunakan adalah:
1. trend linear dengan metode kuadrat terkecil.
2. trend parabolik.
3. trend eksponensial.
1. Trend Linear Dengan Metode Kuadrat Terkecil
Trend linear sesungguhnya mempunyai berbagai metode, tetapi metode kuadrat terkecil yang
banyak digunakan dan praktis. Metode tersebut juga merupakan metode yang memuaskan
untuk dapat menggambarkan garis trend jika dispersi bersifat independen dan merupakan
selisih random serta tersebar secara kurang lebih normal sekitar nilai-nilai trendnya.
Kriteria-kriteria yang dapat dipakai dalam penggunaan trenillinear adalah:
1. Jika penggambaran data asli dalam kertas berskala hitung cenderung mempunyai pola
linear.
2. Bila selisih pertama nilai-nilai Y' cenderung kontan.
Bentuk persamaan trend linear: Y' = a + bx
Mencari nilai a dan b dengan metode kuadrat terkecil sebagai berikut:

a= I,Y danb= I,XY


n WX2

96
- - ---------------------------------

Agar dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai analisis trend jenis linear, di sini
akan diberi contoh. Pada Tabel5-3 diketahui data time series profit margin suatu perusahaan
dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1996. Dengan analisi trend linear, kita dapat membuat
persamaan regresi dengan metode kuadrat terkecil.
Cara mencari persamaan regresi profit margin dapat dilihat pada Tabel 5-4.

Tabel S-3 Data Profit Margin 1990- 1996

Tahun Profu Margin (%)

1990 10
1991 12
1992 15
1993 16
1994 18
1995 20
1996 22

Tabel S-4 Perhitungan Persamaan Regester Linear

Tahun % Profit Margin (Y) X XY x2

1990 10 -3 -30 9
1991 12 -2 -24 4
1992 15 -I - 15 1
1993 16 0 0 0
1994 18 1 18 1
1995 20 2 40 4
1996 22 3 66 9
113 0 55 28

97
113 55
a=--= 16,14 dan b= - - = 1,96
7 28

Persamaannya adalah = Y'=16,14 + 1,9 X

Dari persamaan ini, kita dapat memperkirakan profit margin pada tahun 1997, yaitu:
Y'=16,14 + 1,9 (4) = 23,74%
Jadi, profit margin tahun 1997 pada perusahaan tersebut diperkirakan sebesar 23,74%.
2. Trend Parabolik (Kuadratik)
Kriteria yang dapat dipakai dalam penggunaan trendparabolik adalah: apabila penggambaran
data asli dalam kertas berskala hitung cenderung berbentuk atau berpola parabol atau garis
lengkung.
Bentuk persamaan trend parabolik: Y'= a+ bx + cx 2• Cara mencari nilai-nilai persamaan
parabolik sebagai berikut:

I.Y = na+ ci.X2


I.XY=bi.X2
I.X2Y = ai_X 2 + ci,X4

3. Trend Exsponensial
Beberapa kriteria yang dapat dipakai dalam penggunaan trend eksponensial adalah:
a. Apabila penggambaran data asli pada kertas berskala hitung mempunyai pola yang tidak
linear dan juga tidak parabol maka trend eksponensial dapat digunakan, jika
b. Jika selisih pertama dari nilai-nilai logaritma data asli cenderung konstan.
c. Jika logaritma data asli digambarkan pada kertas berskala hitung cenderung berpola
linear.
Bentuk persamaan trend eksponensial : Y' = abx
Cara mencari nilai-nilai persamaan eksponensial:

log Y' = log a + x.log b

I. log Y I.x . logY


log a = n dan log b = I.X 2

Di samping ketiga jenis trend terse but di atas, dalam analisis tend, kita mengenal analisis
common size dan indeks (Horne and W achowicz, 1995). Kedua alat analisis tersebut adalah
menganalisis trend dari rasio-rasio keuangan dari waktu ke waktu, sehingga dapat memberikan
tambahan wawasan tentang kondisi atau kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis
common-size mencakup penghitungan item-item neraca dan laporan rugi laba sebagai

98
- ----------------------------------

persentase dari aktiva total dan penjualan. Analisis indeks memerlukan laporan keuangan
tertentu sebagai tahun dasar yang setiap item-itemnya diberi nilai 100%.
Sebagai contoh, Tabel 5-5 menunjukkan analisis common size laporan rugi laba tahun
1996 pada PT ''ABC".

Tabel5-5 Analisis Common Size pada Laporan Rugi Laba PT "ABC"


(dalam jutaan rupiah)

Akhir tahun 1996


Dim Common
Rupiah Size(%)

Penjualan Rp 3.405 100


Harga pokok barang dijual 2.041 60,0
Laba kotor 1,364 40,0
Biaya pemasaran, administrasi dan umum 812 23.8
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 552 16,2
Biaya bunga .ll. Q.2

Laba sebelum pajak 521 15,3


Pajak 193 u
Laba setelah pajak (EAT) 328 9,6
Deviden saham preferen 10 Q..J
Laba untuk saham biasa 318 9,3
Alokasi laba ditahan 291 .u
Dividen 27 0,8

Dalam analisis indeks, item-item pada laporan keuangan peri ode yang lain dibandingkan
dengan item-item laporan keuangan yang digunakan sebagai tahun dasar. Item-item pada
tahun dasar dinyatakan sebesar 100% dan item-item laporan keuangan yang bukan pada
tahun dasar dinyatakan dalam persentase dari item-item pada tahun dasar. Sebagai contoh,
tahun 1995 adalah sebagai tahun dasar. Pada PT "ABC", penjualan tahun 1995 yang sebesar
Rp3.100 juta mempunyai indeks 100%. Penjualan tahun 1996 yang sebesar Rp3.405 juta
mempunyai nilai indeks sebesar: 3.405/3.100 x 100%::: 109,8%.

99
- - - - - - - - - - - - - - - - - - -

RINGKASAN
Stakeholder perusahaan mempunyai kepentingan untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaannya. Melalui laporan keuangan: neraca dan laporan rugi laba yang secara
periodik, stakeholder mendapatkan informasi dasar tentang kondisi atau kinerja perusahaan.
Neraca menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu dan menunjukkan
aktiva-aktiva, utang dan kekayaan neto perusahaan. Laporan rugi laba menunjukkan catatan
(record) aktivitas operasi perusahaan pada periode tertentu, biasanya per tahun.
Dengan laporan keuangan, stakeholderbelum cukup untuk mendapat informasi mengenai
kondisi keuangan suatu perusahaan. Stakeholder masih membutuhkan informasi lain, yaitu:
analisis rasio-rasio keuangan suatu perusahaan. Rasio-rasio keuangan dapat digunakan
untuk mengecekkesehatan keuangan perusahaan. Rasio menghubungkan duadatakeuangan:
satu data keuangan dibagi dengan data keuangan yang lain. Analisis rasio keuangan
mencakup dua pembandingan: trend comparisons dan industry comparisons. Trend com-
parisons membandingkan rasio-rasio pada beberapa periode untuk melihat kondisi keuangan
membaik atau memburuk. Apabila dapat diketahui bahwakondisinya memburuk, perusahaan
dapat mempersiapkan atau merencanakan perbaikan lebih lanjut. lndustri comparisons
membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan perusahaan-perusahaan yang sama
atau dalam industri yang sama.
Rasio finansial dapat dibagi dalam lima kategori: 1) likuiditas, 2) utang atau leverage,
3) aktivitas, dan 4) rasio profitabilitas. Rasio likuiditas menunjukankemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek. Rasio utang atau leverage digunakan
untukmenilai dependensi perusahaan pada pembelanjaan utang. Rasio aktivitas menunjukkan
bagaimana tingkatefisiensi perusahaanmenggunakan aktiva. Rasiopro:fitabilitas menunjukkan
bagaimana tingkat efektivitas operasi keseluruhan perusahaan dan profitabilitas perusahaan.
Di samping rasio-rasio tersebut, ada analisis lain yang diperlukan, yaitu analisis trend
common-size dan indeks.

SOAL LA TIHAN

Tes Koreksi Betul-Salah


B S 1. Laporan rugi laba berisi penjelasan singkat tentang kekayaan, utang, dan modal
pemilik dari suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu.
B S 2. Current ratio tidak pemah lebih besar dari pada quick ratio.
B S 3. Kekayaan (asset) dicatat sesuai dengan naiknya likuiditas pada neraca.
B S 4. Masalah yang terkait dengan neraca yang didasarkan atas biaya historis adalah
bahwa dalam satu periode inflasi suatu perusahaan dengan aktiva tetap lama,
akan menunjukkan return on investment yang lebih besar dari investasi aktiva
tetap baru pada perusahaan yang sama.
B S 5. Periode rata-rata pengumpulan piutang yang pendek meyakinkan kita bahwa
piutang tengah dikelola secara efisien.
B S 6. Siklus operasi suatu perusahaan sama dengan perputaran sediaan dalam hari
(lTD) plus perputaran piutang dalam hari (RTD).

100
B S 7. Semua perusahaan seharusnya memiliki paling tidak 1,5 pada current ratio-nya.
B S 8. Modal dari para pemegang saham pada neraca menggambarkan apakah
perusahaan bermanfaat atau benilai bagi si pemegang saham.
B S 9. Perputaran sediaan yang tinggi lebih penting bagi perusahaan susu dari pada
bagi toko perhiasan.
B S 10. Analisis neraca common-size membandingkan kemampuan perusahaan dengan
indeks harga konsumen.

Soal Pilihan Berganda


1. Net profit margin sebesar 5%, kekayaan sebesar Rp8 juta, dan ROI sebesar 8%, tentukan
besamya perputaran aktiva total.
a. 1,6
b. 2,05
c. 2,50
d. 4,00
2. Return on total assets 8% dari Rp300 juta dan net profit margin sebesar 5%. Berapa
besamya penjualan?
a. Rp3.750 juta
b. Rp480 juta
c. Rp300 juta
d. Rp 1.500 juta
3. Di bawah ini adalah pemyataan yang tidak dapat menaikkan current ratio:
a. Pinjam uang jangka pendek untuk membelanjai penambahan aktiva tetap.
b. Pinjam uang jangka panjang untuk membelanjai sediaan.
c. Menjual saham biasa untuk mengurangi utang lancar.
d. Menjual aktiva tetap untuk mengurangi utang lancar.
4. Gross profit margin tidak berubah, tetapi net profit margin turun pada saat yang sama.
Hal ini terjadi jika
a. Harga pokok barang dijual relatif bertambah dari penjualan.
b. Penjualan relatif bertambah dari biaya.
c. Tingkat pajak penghasilan pertambah.
d. Dividen menurun.
5. Penjualan perusahaan "2R" pada tahun terakhir sebesar Rp265 juta, dengan penjualan
tunai sebesar Rp25 juta. Jika rata-rata periode pengumpulan adalah 36 hari, berapa
besamya piutang terakhir? (Dengan asumsi 1 tahun = 365 hari)
a. Rp26, 1 juta
b. Rp23.7 juta
c. Rp7,4 juta
d. Rp18,7 juta

101
6. Sebuah perusahaan dapat memperbaiki (menurunkan) debt-to-total assets dengan
tindakan sebagai berikut:
a. Pinjam lebih banyak.
b. Mengubah utang jangka pendek menjadi utang jangka panjang.
c. Mengubah utang jangka panjang menjadi utang jangka pendek.
d. Menjual saham biasa.
7. Yang mana berikut ini merupakan penyataan yang benar.
a. Perputaran piutang rendah adalah yang diinginkan.
b. Debt-to-equity ratio lebih rendah, risiko perusahaan lebih rendah.
c. Net profit margin bertambah dengan tidak mengubah penjualan atau kekayaan
menjukkan ROI yang rendah.
d. Tingkat pajak perusahaan yang semakin tinggi, tingkat interest coverage ratio yang
semakin rendah pula.
8. Penjualan tahun 1991 (tahun dasar) sebesar Rp800 juta dan pada akhir tahun rasio
perputaran total kekayaan sebesar 1,6. Berikut ini mana yang merupakan penyataan
benar.
a. Nilai indek total kekayaan tahun 1996 sebesar 210 dengan asumsi kekayaan pada
akhir tahun tersebut sebesar Rpl.050 juta.
b. Gross profit margin dan net profit margin adalah contoh dari rasio neraca.
c. Jika total utang tahun 1996 sebesar Rp420 juta dan debt-to-equity ratio tahun 1996
akan sebesar 84%.
d. Analisis indek melengkapi analisis common-size dengan cara membandingkan
dengan rasio-rasio pada industri.
9. Rasia debt-to-total assets sebesar 0,4. Besarnya rasio debt-to-equity?
a. 0,333
b. 0,2
c. 0,667
d. 0,6.
10. Berikut ini adalah jenis aktiva lancar yang jika aktiva tersebut meningkat berakibat
menurunkan quick ratio.
a. kas.
b. piutang dagang.
c. persediaan.
d. utang lancar.
Soal Uraian
1. Data dari bermacam-macam perusahaan di dalam industri yang sejenis dan dengan
ukuran yang sama adalah sebagai berikut:

102
Perusahaan A B c D E F

Penjualan (dalam jutaan) 10 20 8 5 12 17


Aktiva total (dalam jutaan) 8 10 6 2,5 4 8
Laba bersih (dalamjutaan) 0,8 2,1 0,9 0,7 1,8 1,2

Tentukan asset tum over, net profit margin, dan net earning power.

2. Sebuah perusahaan kayu lapis mempunyai neraca dan laporan rugi laba tahun 1996
(dalamjutaan) sebagai berikut:

Neraca Akhir 1996

Kas 1.400
Piutang 1.300
Sediaan (Rp I. 800 untuk tahun 1995) 2.100
Aktiva lancar 4.800
Aktiva tetap 3.320
Total aktiva 8.120
Utang dagang 320
Akrua1 1.260
Pinjaman jangka pendek 1.100
Kewajiban 1ancar 2.680
Pinjaman jangka panjang 2.000
Kekayaan bersih 3.440
Total kewajiban dan kekayaan bersih 8.120

103
Laporan rugi laba 1995

Penjualan bersih (semua kredit) Rp 12.680


Harga poko barang dijual * 8.930
Labakotor 3.750
Biaya penjualan, umum dan administrasi 2.230
Biaya bunga 460
Laba sebelum pajak 1.060
Pajak 490
Laba setelah pajak Rp 570

* Termasuk depresiasi Rp 480


Berdasarkan data terse but di atas, hi tung: (a) current ratio; (b) acid test ratio; (c) rata-rata
wak:tu penagihan; (d) rasio perputaran sediaan (e) rasio utang terhadap kekayaan bersih:
(f) rasio utangjangka panjang terhadap total kapitalisasi; (g) gross profit margin; (h) net
·profit margin; dan (i) rentabilitas modal pemilik (sendiri).
3. Beberapa rasio dari Perusahaan Multi Gumelar adalah sebagai berikut:

1994 1995 1996

Current ratio 4,2 2,6 1,8


Quick ratio 2,1 1,0 0,6
Utang terhadap total aktiva 23% 33% 47%
Perputaran sediaan 8,7x 5,4x 3,5x
Rata - rata waktli penagihan 33 36 49
Perputaran aktiva tetap 11,6x 10,6x 12,3x
Perputaran total aktiva 3,2x 2,6x 1,9x
Profit margin penjualan 3,8% 2,5% 1,4%
Hasil total aktiva 12,1% 6,5% 2,8%
Hasil kekayaan bersih 15,7% 9,7% 5,4%

104
a) Mengapa return on investment (ROI) turon?
b) Apakah kenaikan utang diakibatkan karena membesarnya kewajiban lancar atau
utang jangka panjang? Jelaskan!
4. Berikut ini informasi mengenai Perusahaan Makmur Sentosa:

Neraca 31 Desember 1996 (dalamjutaan rupiah)

Kas dan surat - surat berharga Rp 500 Utang dagang Rp 400


Piutang ? Pinjaman bank ?
Sediaan ? Akrual 200
--
Aktiva lancar ? Utang lancar
Aktiva lancar ? Utang jangka panjang 2.650

Saham biasa dan


Aktiva tetap bersih ? laba ditahan 3.750
Total utang dan
--
Total aktiva ? modal pemilik ?

Laporan rugi laba tahun 1996 (dalam jutaan rupiah )

Penjualan kredit Rp 8.000


Harga pokok barang yang dijual ?
Laba kotor ?
Biaya administrasi dan penjualan ?
Biaya bunga 400
Laba sebelum pajak ?
Pajak (tingkat 44%) ?
Laba setelah pajak ?

~05
Infonnasi lain ( dalam jutaan rupiah )

Current ratio 3 banding 1


Depresiasi Rp500
Net profit margin 7%
Total utang/kekayaan bersih 1 banding1
Rata-rata waktu penagihan (pengumpulan piutang) 45 hari
Rasio perputaran sediaan 3 banding 1

Dengan anggapan penjualan dan produksi stabil selama tahun yang bersangkutan dan
satu tahun 360 hari. Lengkapi neraca dan rugi laba Perusahaan Makmur Sentosa
tersebut.
5. Suatu perusahaan dengan total penjualan tahunan (semua kredit) Rp500 juta dan gross
profit margin 20%. Aktiva lancar Rp80 juta, kewajiban lancar Rp60 juta, sediaan Rp30
juta dan kas Rp 10 juta.
a) Beraparata-rata sediaan yang harus dimilikijikamanajemen menghendaki perputaran
sediaan 4 kali.
b) Berapa hari piutang harus dapat ditagih jika manajemen menghendaki rata-rata
Rp50 juta yang ditanamkan dalam piutang? (Dianggap satu tahun 360 hari).
6. Sebuah perusahaan departement store mempunyai penjualan Rp700 juta, rasio perputaran
aktiva 6 dan laba bersih Rpl2.000,000.
a) Berapa return on assets atau earning power perusahaan?
b) Perusahaan sedang mempertimbangkan memasang beberapa mesin kas register
penjualan pada beberapa tempat di toko. Mesin ini diharapkan akan meningkatkan
efisiensi di dalam pengendalian sediaan, mengurangi kesalahan kerja dan
meningkatkan pencatatan laporan dari sistem yang berlaku. Peralatan yang barn ini
akan meningkatkan investasi aktiva sebanyak 20% dan diharapkan akan menaikkan
net profit margin 2% sampai 3%. Diperkirakan tidak terdapat perubahan penjualan.
Apa pengaruh dari peralatan baru tersebut terhadap rasio return on assets atau
earning power?
7. Utangjangka panjang dalam sebuah perusahaan BUMN nampak sebagai berikut (dalam
jutaan rupiah):

106
-- -----------

9 114 % hipotik tahun 2005 Rp 2.500


12 3/8 % hipotik kedua tahun 1998 1.500
10 1/4% debenture tahun 2001 (obligasi) 1.000
14 1/2% subordinated debenture tahun 2008 (obligasi) 1.000
Rp6.000

Jika rata-rata laba sebelum bunga dan pajak adalah Rp 1.500 juta dan semua utang adalah
utang jangka panjang, berapa interest coverage seluruhnya?
8. Perusahaan PT Murni Sekali mempunyai neraca untuk empat tahun terakhir sebagai
berikut (dalamjutaan rupiah):

19X3 19X4 19X5 19X6

Kas Rp 214 Rp 93 Rp 42 Rp 38
Piutang 1.213 1.569 1.846 2.562
Sediaan 2.102 2.893 3.678 4.261
Aktiva tetap bersih 2.219 2.346 2.388 2.692
Total aktiva Rp 214 5.748 6.901 7.954 9.553

19X3 19X4 19X5 19X6

Utang dagang Rp 1.131 Rp 1.578 Rp 1.848 Rp 2.968


Utang wesel 500 650 750 750
Akrual 656 861 1.289 1.743
Utang jangka panjang 500 800 800 800
Saham biasa 200 200 200 200
Laba ditahan
Total utang dan 2.761 2.812 3.067 3.092
.
kekayaan bersih 5.748 6.901 7.954 9.553

Dengan analisis indeks, apa masalah utama kondisi keuangan perusahaan?

107
- - - - - - - - - - - - - -

9. Neraca Perusahaan Jaya Giri per 31 Desember 19X6 (dalamjutaan rupiah)

Aktiva Utang dan modal pemilik

Kas Rp 2.000 Utang bank Rp 4.000


I
Piutang 5.000 Utang dagang 3.000
Sediaan 7.000 Akrual gaji dan pajak 2.000
Aktiva tetap bersih 15.000 Utang jangka panjang 12.000
Kelebihan dari nilai Saham preferen 4.000
buku atas aktiva Saham biasa 2.000
yang diperoleh 2.000 Laba ditahan 4.000
Total utang dan
Total aktiva Rp 31.000 modal pemilik Rp 31.000

Laporan rugi laba dan laba ditahan Perusahaan Jaya Giri tahun 19X6 (dalam jutaan
rupiah)

Penjualan bersih :
Kredit Rp 16.000
Tunai 4.000
Total Rp 20.000
Biaya dan pengeluaran - pengeluaran :
Harga pokok barang dijual Rp 12.000
Biaya penjualan, administrasi dan umum 2.200
Depresiasi 1.400
Biaya bunga utang jangka panjang 1.200 16.800
Laba bersih sebelum pajak Rp 3.200
Pajak pendapatan 1.200
Laba bersih setelah pajak Rp 2.000
Dikurangi : Dividen saham preferen 240
Laba bersih untuk saham biasa Rp 1.760
Ditambah: Laba ditahan per 1/1/X6 2.600
Sub total Rp 4360
Dikurangi : Dividen untuk saham biasa 360
Laba ditahan per 31/12/X6 Rp 4.000

08
a) Isilah kolom 19x6 pacta data berikut:

Perusahaan Jaya Giri

Ratio 19X4 19X5 19X6 Industri

]. Current ratio 250% 200% 225%


2. Acid - test ratio 100% 90% 110%
3. Perputaran piutang 5,0x 4,5x 6,0x
4. Perputaran sediaan 4,0x 3,0x 4,0x
5. Utang jangka panjang/
total kapita1isasi 35% 40% 33%
6. Gross profit margin 39% 41% 40%
7. Net profit margin I7% 15% 15%
8. Return on equity 15% 20% 20%
9. Return on investment I5% I2% I2%
I 0. Perputaran aktiva total 0,9x 0,8x I,Ox
11. Interest coverage ratio 5,5x 4,5x 5,0x

b) Evaluasi posisi perusahaan dari tabel terse but di atas dengan mengutip tingkat rasio
dan trend sebagai buktinya.
10. PT. Amarta mempunyai aktiva lancar Rp90.000.000 dan utang lancar Rp60.000.000.
Apa pengaruh transaksi-transaksi berikut ini terhadap current ratio?
a. Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp20.000.000 secara tunai.
b. Perusahaan meminjam uang Rp25.000.000 dengan termin 3 bulan untuk membeli
bahan baku secara tunai.
c. Pengedaran saham biasa tambahan dengan harga jual Rp40.000.000 yang
diinvestasikan untuk perluasan pabrik.
d. Perusahaan membayar utang dagang Rp I 0.000.000 secara tunai.

11. Dengan menggunakan informasi berikut ini, buatlah neraca PT. "ABC" pacta 31
desember I9x6.

109
Rasia utang jangka panjang terhadap modal pemilik 0,4: 1
Acid - test ratio I ,2 : 1
Gross profit margin 40%

Perputaran sediaan 12 kali


Periode pengumpulan piutang rata - rata 20 hari
Perputaran total aktiva 3 kali
Utang lancar Rp 10.000.000
Saham biasa ( harga jual =nilai nominal ) Rp 30.000.000
Laba ditahan Rp 20.000.000

-· Diasumsikan setahun terdiri dari 360 hari dan semua penjualan secara kredit.

110
Bab 6Ana/isis Dana, Ana/isis A/iran Kas, Dan
Perencanaan Keuangan

Setelah mempelajari Bab VI. Saudara diharapkan dapat:


l. Memahami perbedaan antara aliran dana (laporan sumber dan penggunaan dana) dan
laporan aliran kas, serta memahami manfaat kedua laporan tersebut.
2. Mendefinisikan "dana" dan mengetahui sumber-sumber dana dan penggunaannya.
3. Menjabarkan maksud dan isi laporan aliran kas, membuat penyesuaian dan menganalisis
hasil-hasil.
4. Mempersiapkan anggaran kas dari peramalan penjualan, penerimaan kas, dan pengeluaran
kas, dan mengetahui mengapa anggaran harus fleksibel.
5. Membuat peramalan neraca dan laporan rugi laba.

ANAL/SIS ALIRAN DANA


Analisis aliran dana, disebut juga laporan sumber dan penggunaan dana (aliran dana)
memberikan informasi mengenai penggunaan dana dan bagaimana penggunaan-penggunaan
tersebut dibiayai. Laporan sumber dan penggunaan dana atau laporan perubahan posisi
keuangan adalah suatu ringkasan perubahan posisi keuangan perusahaan dari satu peri ode ke
periode lain. "Dana" didefinisikan sebagai investasi dan klaim terhadap investasi, yang
meliputi transaksi-transaksi nonkas.
Penyusunan laporan sumber dan penggunaan membutuhkan informasi. Informasi dasar
yang diperlukan untuk menyusun laporan aliran dana adalah neraca-neraca perusahaan,
karena:
I. neraca-neraca perusahaan dapat menunj'Jkkan "sediaan" dana pada suatu periode
tertentu.
2. perubahan-perubahan po~-pos neraca di antara dua periode waktu merupakan
aliran-aliran dana perusahaan.
3. jumlah perubahan-perubahan pos-pos neraca menunjukkan perubahan dana bersih.
yang mewakili semua perubahan yang sesungguhnya terjadi di an tara dua peri ode.

111
Setelah menentukan perubahan dana bersih, analis keuangan melakukan klasifikasi
terhadap perubahan sumber dan penggunaan dana (Horne and Wachowicz, 1995).
1. Sumber dana adalah:
a. Pengurangan akti va.
b. Penambahan kewajiban, baik kewajiban kepada para kreditur yaitu utang maupun
kewajiban kepada para investor yaitu ekuitas.
2. Penggunaan dana adalah:
a. Penambahan aktiva.
b. Pengurangan kewajiban, baik kewajiban kepada para kreditur yaitu utang maupun
kewajiban kepada para investor yaitu ekuitas.
Agar mudah dalam memahami sumber dan pengunaan dana lihat matrik di bawah ini. Tanda
(+) menunjukkan sumber dana dan tanda (-) penggunaan dana.

Aktiva Kewajiban

+
Sumber

Penggunaan +

Untuk menjelaskan analisis aliran dana dan aliran kas kita gunaan contoh PT ABC yang
mempunyai neraca per 31112 tahun 1996 dan tahun 1995 (lihat Tabel6-2 di Bab VI), dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada antara dua periode tersebut.

Tabe16-1 Neraca PT ABC


(dalamjutaan rupiah)

Aktiva 1996 1995 Tanda Perubahan


perubahan Somber Penggunaan
Aktiva lancar
Kas dan surat berharga 260 120 + 140
Piutang dagang 596 522 + 74
Sediaan 471 587 - 116
Lain -lain 61 52 + 9
,
Total 1.873

112
Aktiva tetap
Gedung, tanah dan 498 398
perlengkapan
Dikurangi akumulasi
depresiasi (152) (105)
Aktiva tetap neto 346 293 + 53
Lain- lain 139 136 + 3
Total 485 429

Total aktiva 1.873 1.710

Utang dan modal pemiJik 1996 1995

Utang lancar
Utang dagang 109 301 - 192
Utang bank 136 166 - 30
Utang akrual gaji 176 148 + 28
Total utang lancar 421 615
Utang jk panjang dan
lain- lain 120 61 + 59
Total utang 541 676

Saham preferen 10 10
Saham biasa dan
Capital again 87 80 + 7
Laba ditahan 1.235 944 + 291
Total modal pemilik 1.332 1.034

Total utang dan modal perni1ik 1.873 1.710 501 501

Setelah diketahui perubahan pada elemen-elemen neraca dan indentifikasi perubahan


tersebut apakah sumber atau penggunaan dana, ~ita dapat menyusun laporan sumber dan
penggunaan dana (lihat Tabel6-2)

113
Tabel6-2 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana PT ABC 31112/95- 31/12/96

Somber Penggunaan

Bertambah, laba ditahan Rp 291 Bertambah, aktiva tetap neto Rp 53


Berkurang, sediaan 116 Bertambah piutang dagang 74
Bertambah, utang akrual gaji 28 Bertambah, akti lancar lain-lain 9
Bertambah, utang jk panjang 59 Bertambah, akt tetap lain-lain 3
Bertambah, saham biasa 7 Berkurang, utang dagang 192
Berkurang, utang bank 30
Bertambab, kas dan SB 140

Jumlah Rp 501 Jumlah Rp 501

Penyesuaian-Penyesuaian
Penyesuaian-penyesuaian tertentu akan memberikan gambaran yang lebih lengkap
mengenai aliran dana. Penyesuaian yang dilakukan berasal dari laporan rugi-laba perusahaan.
1. Pengakuan laba dan dividen.
Penggantian informasi perubahan laba ditahan bersih dengan informasi laba bersih
sebagai suatu sumber dana dan dividen kas sebagai suatu penggunaan dana.
2. Pengakuan depresiasi dan perubahan aktiva tetap bruto.
Penggantian informasi perubahan aktiva tetap bersih dengan informasi mengenai
perubahan aktiva tetap bruto dan depresiasi. Penambahan depresiasi sebagai suatu
sumber dana dan sekaligus menunjukkan penambahan aktiva tetap bruto sebagai suatu
penggunaan dana atau pengurangan-pengurangan aktiva tetap sebagai sumber.
Penambahan (pengurangan) aktiva tetap bruto = penambahan (pengurangan) aktiva
tetap neto + depresiasi.

Berikut ini perhitungan penyesuaian-penyesuaian untuk membuat laporan sumber dan


penggunaan dana PT ABC tahun 1996. Di samping neraca, penyesuaian ini membutuhkan
informasi laporan rugi laba PT ABC yang dapat dilihat pada Bah V Tabel 5-1.

Laba setelah pajak Rp 328


Penggunaan : Kas dividen saham preferen (10)
Penggunaan: Kas dividen saham biasa (27)

Sumber : Laba di tahan ( dalam jutaan ) Rp 291

114
Dengan data dari laporan rug1 laba, kita dap:..tt menc&l biay a depresiasi dan tambahan
aktiva tetap tahun 1996. Biaya depresia~i tahun 1996 scbesar :'.elisih akumulasi depresiasi
aktiva tetap tahun 1996 dengan tahun 1995, yaitu: 152- 105 == 47. Tambahan aktiva tetap
tahun 1996 -.ebesar <;elisih akti va tetap tahun 1996 dengan tahun 1995, yaitu: 498- 398 =100.
Dengan diketahui biaya dcpresia~i dan tambahan aktiva tetap. kita dapat mencari tambahan
akti\ Ll tetap neto.

Tambahan aktiva tetap Rp 100


Sumber : Biaya depresiasi 47
Penggunaan: Tambahan aktiva tetap neto (jutaan) 53

Berikut ini laporan sumber dan penggunaan dana di PT ABC dengan memperhatikan
pengakuan laba. dividen. biaya depresiasi. dan perubahan aktiva tetap bruto.

Tabel6-3 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana PT ABC 31/12/95- 31112/96


(Da1am Jutaan Rupiah)

Somber Penggunaan

Dana disediakan oleh operasi Dividen saham preferen Rp 10


Laba setelah pajak Rp 328 Deviden saham biasa 27
Biaya depresiasi 47 Bertambah,aktiva tetap 100
Berkurang, sediaan 116 Bertambah, piutang dagang 74
Bertambah, utang akrual gaji 28 Bertambah, akt lancar lain-lain 9
Bertambah, utang jk panjang 59 Bertambah akt tetap lain-lain 3
Bertambah, saham biasa 7 Berkurang, utang dagang 192
Berkurang, utang bank 30
Bertambah, kas dan SB 140

Jumlah Rp 585 Jumlah Rp585

Analisis laporan sumber dan penggunaan dana bermanfaat dalam evaluasi rencana
ekspansi pada masa lalu dan yang akan datang dan pengaruhnya terhadap likuiditas
perusahaan. Adapun manfaat-manfaat anal isis laporan sumber dan penggunaan dana adalah
sebagai berikut:

115
1. Analisis laporan sumber dan penggunaan dana membantu manajer keuangan untuk
melacak ketidakseimbangan dalam penggunaan dana sehingga tindakan-tindakan yang
diperlukan dapat segera dilakukan.
2. Analisis laporan sumber dan penggunaan dana membantu evaluasi pembelanjaan
perusahaan pada masa lalu dan menunjukkan sifat dan jenis pembelanjaan pada masa
yang akan datang.

Laporan sumber dan penggunaan dana dapat diganti dengan laporan aliran kas untuk
keperluan pelaporan keuangan perusahaan tahunan. Kelebihan atau keunggulan dari laporan
.aliran kas memberikan informasi mengenai transaksi -transaksi non kas yang tidak ada dalam
laporan yang lain.

LAPORAN ALIRAN KAS


Laporan aliran kas adalah pengganti laporan sumber dan penggunaan dana sesuai dengan
keperluan pelaporan keuangan tahunan, yang melaporkan aliran kas masuk dan aliran kas
keluar suatu perusahaan selama suatu periode waktu tertentu.

Perubahan Kas Dalam Tiga Golongan Kegiatan


Perubahan kas atau yang ekuivalen dengan kas digolongkan melalui tiga golongan kegiatan,
yaitu kegiatan operasi, investasi, dan pembelanjaan (Horne and Wachowicz, 1995).
1. Aliran kas yang berasal dari kegiatan operasi adalah aliran kas dari transaksi-transaksi
yang termasuk dalam penentuan laba bersih.
a. Aliran kas masuk dari kegiatan operasi, misalnya:
penjualan barang dan jasa secara tunai.
pendapatan bunga dari piutang kepada debitur.

b. Aliran kas keluar dari kegiatan operasi, misalnya:


pembayaran kepada pemasok untuk pengadaan sediaan.
pembayaran bunga utang kepada kreditur.
pembayaran kepada para karyawan untuk jasa yang telah diterima perusahaan.
pembayaran pajak kepada pemerintah.

2. Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi adalah aliran kas dari transaksi pembelian
dan penjualan sekuritas utang, sekuritas ekuitas, dan aktiva tetap.
a. Aliran kas masuk dari kegiatan investasi:
penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap.
penjualan investasi jangka panjang dalam bentuk obligasi atau sekuritas
ekuitas perusahaan lain.
b. Aliran kas keluar dari kegiatan investasi:
pembayaran pembelian aktiva tetap.
pembayaran pembelian investasi jangka panjang dalam bentuk obligasi atau
sekuritas ekuitas perusahaan lain.

116
3. Aliran kas yang berasal dari kegiatan pembelanjaan adalah aliran kas dari t:ransaksi utang
dan ekuitas yang rneliputi perolehan modal dari pemilik dan pemberian return untuk
investasi rnereka, dan peminjarnan uang dari krediturdan pembayaran untuk penyelesaian
utang kepada mereka.
a. Aliran kas rnasuk dari kegiatan pembelanjaan:
penerimaan kas dari pengadaan utang
penerirnaan kas dan penjualan sekuritas ekuitas yang diterbitkan perusahaan.
b. Aliran kas keluar dari kegiatan pembelanjaan:
pembayaran kembali pokok utang.
pembelian kembali sekuritas ekuitas yang diterbitkan perusahaan, dari para
pemegang saham.
pembayaran dividen kas kepada para pemegang saham.

Metode Laporan Aliran Kas


Laporan aliran kas dibuat dengan menggunakan metode langsung atau metode tidak
langsung. Financial Accounting Standards Board (FASB) rnendorong penggunaan metode
langsung karena lebih rnudah untuk dipaharni. Namun dernikian, banyak perusahan yang
lebih menyukai untuk menggunakan metode tidak langsung karena lebih mudah dibuat.
Sebenarnya, perbedaan utarna antara rnetode langsung dan tidak langsung adalah pada
pelaporan kegiatan operasi. Metode langsung melaporkan kegiatan operasi secara lebih rinci
daripada metode tidak langsung (Home and Wachowicz, 1995).
Untuk lebih mudah dalam memaharni cara pembuatan laporan aliran kas, berikut ini kita
gunakan data pada perusahaan ABC, seperti yang tersebut pada Bab V. Berdasarkan hasil
perhitungan perubahan elemen-elemen antar dua neraca (31112/1995 - 31112/1996 dan
laporan sumber dan penggunaan dana, kita dapat menyusun laporan aliran kas. Tabel 6-4
menunjukkan laporan aliran kas: metode langsung dan metode tidak langsung pada PT
"ABC" tahun 1996. Dalam penyusunan laporan aliran kas metode langsung untuk kegiatan
operasi mernbutuhkan perhitungan-perhitungan persiapan. Tabel 6-5 menunjukkan
perhitungan untuk persiapan membuat laporan aliran kas kegiatan operasi metode langsung
pada PT "ABC" tahun 1996.

Manfaat Laporan Aliran Kas


Dalarn hubungannya dengan laporan dan pengungkapan keuangan yang lain, laporan aliran kas
memberikan suatu garnbaran rinci mengenai transaksi investasi, pembelanjaan, dan operasi
yang melibatkan kas. Garnbaran mengenai manfaat laporan aliran kas sebagai berikut:
1. Laporan aliran kas rnencerrninkan kemarnpuan perusahaan dalam menghasilkan aliran
kas rnasuk bersih dari kegiatan operasi untuk membayar kegiatan pembelanjaan yaitu
utang, bunga, dan dividen.
2. Laporan aliran kas mernbantu untuk menaksir kebutuhan perusahaan terhadap
pembelanjaan dari luar.

117
Tabel 6-4 Laporan Aliran Kas: Metode Langsung vs. Metode Tidak Langsung

Metode langsung Laporan Aliran Kas MetodeTidak Langsung Laporan Aliran


PT ABC Tahun 1996 Kas PT ABC Tahun 1996

Aliran kas dari kegiatan operasi : Aliran kas dari kegiatan operasi :
Kas diterima dan custamera 3,331 Laba setelah pajak 328
Kas dibayar ke pemasok dan karyawanb (2.863 Depres1asi 47
Biaya bunga (31) Kas yg digunakan altiva lancar dan utang
Biaya pajak penghasilanc .Ll2J.2 lancar yg terkmt dengan kegiatan operasi :
Kas yang d1gunakan oleh kegiatan operasi 244 Bertambah piutang dagang (74)
Berkurang sediaan 116
Aliran kas dari kegiatan investasi : Bertambah akt lancar lam-lain (9)
Bertambah aktiva tetap (100) Berkurang utang dagang (192)
Bertambah aktiva tetap lain-lam ru Bertambah utang akrual gaJi 28
Kas yang d1gunakan oleh kegiatan operasi (103) Kas yang tersedia oleh kegiatan operasi 244

Aliran kas dari kegiatan pembelanjaan : Aliran kas dari kegiatan investasi :
Berkurang, utang bankJangka pendek (30) Bertambah akuva tetap (100)
Bertambah, utang jangka panJang 59 Bertambah aktiva tetap lain-lam ru
Bertambah, saham biasa 7 Kas yg digunakan oleh keg1atan operasi (103)
Dividen saham preferen (10)
Deviden saham biasa J11j
Kas yg digunakan oleh keg~atan pembelanjaan (I )

Bertambah kas dan surat berharga 140 Aliran kas dari kegiatan pembelanjaan :
Kas 31/12-1995 120 Berkurang, utang bank jangka pendek (30)
Kas 31112-1996 260 Bertambah, utangJangka panJang 59
Bertambah, saham biasa 7
Di vi den saham preferen (10)
Dividen saham biasa l..lli
Kas yang digunakan oleh kegiatan
pembelanjaan (I)

Schedule pelengknp : Reskonsilisasi EAT pada Bertambah kas dan surat berharga
kas tersedia oleh kegiatan operasi : 31/12- 1995
Laba setelah pajak 328 kas 31112-1996
Depresiasi 47
Kas yang digunakan aktiva lancar dan utang
lancar yang ierkait dengan kegiatan operasi

118
Berkurang sediaan 116
Bertambah akt lancar lain-;ain (9) Disclosure Aliran kas pelengkap
Berkurang utang dagang (192) Biaya bunga 31
Bertambah utang akrual gaJi 28 Biaya pajak 193
Kas yang tersedia oleh kegiatan operasi 244

abc Lihat Tabel 6-5 perhitungan untuk persiapan membuat laporan aliran kas

Tabel 6-5 Perhitungan untuk Persiapan Membuat Laporan Alran Kas


Metode Langsung PT ABC Tahun 1996

Penjualan Rp 3.405
Bertambah, piutang (74)
Kas diterima dari customer 3.31

Harga pokok penjualan (setelah dikurangi biaya depresiasi) (1.194)


Berkurang, sediaan 116
Bertambah, akt, lancar lain-lain (9)
Berkurang, utang dagang (192)
Bertambah, utang akrual gaji 28
Biaya pemasaran dan administrasi umu (812)
Kas dibayar ke pemasok dan karyawan (2.863)

Pajak dibayar (193)

• b c Lihat Tabel6-41aporan ali ran kas 31/12/1996

3. Laporan aliran kas membantu untuk menjelaskan perbedaan antara laba bersih dan
aliran kas masuk bersih dari kegiatan operasi.
4. Laporan aliran kas membantu untuk mengidentifikasi pengaruh transaksi pembelanjaan
dan transaksi investasi kas maupun non kas.
5. Transaksi non kas tidak terdapat dalam laporan aliran kas dan diungkapkan dalam
catatan kaki. Transaksi non kas ini mungkin akan mempengaruhi aliran kas pacta masa
yang akan datang.

119
ANGGARAN /CAS
Selain dilakukan pelaporan aliran kas, perusahaan harus membuat anggaran kas yang meliputi
proyeksi penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan selama periode waktu tertentu.
Anggaran kas sebagai suatu alat analisis memberikan dua manfaat yang sangat penting.
Pertama, anggaran kas menunjukkan waktu dan jumlah kebutuhan kas yang diharapkan pada
masa yang akan datang sehingga memungkinkan dilakukan perencanaan pembelanjaan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua, anggaran kas membantu melakukan pengendalian
terhadap kas dan likuiditas perusahaan (Brigham and Gapenski, 1993 ).
Dari segi dimensi waktu, anggaran kas dapat dibedakan menjadi dua: anggaran kas
jangka panjang (jangka dua tahun atau lebih) dan jangka pendek (jangka 1 tahun). Dalam
buku ini, anggaran kas yang akan dibahas adalah anggaran kas jangka pendek. Dalam
anggaran kas jangka pendek, metode yang paling ban yak digunakan adalah metode anggaran
kas bulanan. Anggaran kas dibuat untuk interval jangka waktu lebih pendek atau lebih lama
tergantung pada volatilitas dan prediksibilitas aliran kas.
Penyusunan anggaran kas dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Peramalan penjualan.
Kunci keakuratan anggaran kas terletak pada akurasi prediksi penjualan. Baik analisis
internal maupun eksternal akan membantu peramalan penjualan.
2. Proyeksi penerimaan kas. Proyeksi penerimaan dalam anggaran kas didasarkan pada:
a. Proyeksi penjualan.
b. Perencanaan penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap.
c. Perencanaan penerimaan kas dari penambahan uatang.
3. Proyeksi pengeluaran kas. Proyeksi pengeluaran kas dalam anggaran kas didasarkan
pada:
a. Proyeksi penjualan dan biaya operasi. Proyeksi penjualan akan mempengaruhi
perencanan produksi. Perencanaan produksi akan mempengaruhi pengeluaran kas
untuk pembelian, pembayaran gaji dan upah, serta biaya operasi yang lain.
b. Perencanaan pengeluaran kas untuk perolehan aktiva tetap.
c. Perencanaan pengeluaran kas untuk pembayaran bunga dan pokok utang, pajak, dan
dividen kas.
4. Dalam pembuatan anggaran kas, seluruh skedul (jadual) penerimaan dan pengeluaran
kas digabungkan untuk memdapatkan informasi aliran kas masuk bersih untuk setiap
bulan.

5. Karen a terdapat kemungkinan terjadi penyimpangan aliran sesungguhnya dari aliran kas
yang diharapkan, perlu dipertimbangkan kemungkinan aliran kas yang akan terjadi:
a. Penghitungan suatu distribusi probabilitas aliran kas merupakan informasi yang
berguna.
b. Prosedur ini menambah fleksibiltas dan memungkinkan manajemen untuk membuat
perencanaan yang lebih baik dalam menghadapi kontijensi.

120
Agar lebih jelas dalam memahami bagaimana menyusun anggaran kas, berikut ini
contoh penyusunan anggaran kas di suatu department store. Toko tersebut akan menyiapkan
anggaran kas untuk enam bulan pertama tahun 1997. Data yang tersedia untuk digunakan
dalam penyusunan anggaran kas sebagai berikut:
1. Semua harga dan biaya tetap konstan.
2. Penjualan terdiri: 75% penjualan kredit dan 25% penjualan tunai.
3. Pengumpulan piutang dari penjualan kredit: 60% terjadi sebulan berikutnya, 30% terjadi
dua bulan berikutnya, dan 10% terjadi tiga bulan berikutnya, terhitung dari saat
terjadinya penjualan kredit.
4. Penjualan sesungguhnya dan istimasi penjualan adalah:

Oktober 1996 Rp 300.000 Maret 1997 Rp 200.000


Nopember 1996 350.000 Aprill997 300.000
Desember 1996 400.000 Mei 1997 250.000
J anuari 1997 150.000 Juni 1997 200.000
Februari 1997 200.000 Juli 1997 300.000

5. Pembayaran pembelian barang dagangan dilaksanakan setiap bulan sebesar 80% dari
penjualan bulan berikutnya.
6. Istimasi biaya gaji dan salaries:

J anuari 1997 Rp 50.000 Rp 30.000 April


Februari 40.000 40.000 Mei
Maret 35.000 50.000 Juni 1997

7. Biaya sewa setiap bulan Rp2.000,-


8. Bunga dibayar pada bulan Maret dan Juni dalam jumlah yang sama yaitu sebesar
Rp7.500,-
9. Pajak tahun 1997 dibayar dulu pada bulan April sebesar Rp50.000,-
10. Pembayaran investasi modal pada bulan Juni sebesar Rp30.000,-
11. Toko tersebut mempunyai sal do kas pada tanggal 31112/1996 sebesar Rp 100.000,- dan
sal do tersebut dijadikan sal do kas minimum. Apabila saldo kas yang akan terjadi kurang
dari minimum, perusahaan akan pinjam dana dengan kelipatan Rp5.000,- (mengabaikan
bunga pinjaman).

Dengan data yang sudah ada, kita dapat menyusun: 1) skedul proyeksi penjualan dan
pengumpulan piutang (lihat Tabel6-6), 2) skedul proyeksi pengeluaran kas (lihat Tabel6-7),
dan 3) skedul proyeksi aliran kas neto departement store tersebut (lihat Tabel6-8).

121
Tabel 6-6 Skedul Proyeksi Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Bulan Januari- Juni 1997 (dalam ribuan rupiah)

Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

A: Penjualan :
Penj. Kredit, 75% 262,5 300,0 112,5 150,0 150,0 225,0 187,5 150,0
Penj. tunai, 25% 87,5 100,0 37,5 50,0 50,0 75.0 62.5 50,0

Penj. Total 100% 350,0 400,0 150,0 200.0 200,0 300,0 250,0 200,0

B: Pengumpulan kas :
Penj tunai, bulan ini 37,5 50.0 50,0 75,0 62,5 50,0
60% dari pnj sebulan
sebelumnya 180,0 67,5 90,0 90,0 135,0 112,5
30% dari penj dua
bulan sebelumnya 78,75 90,0 33,75 45,0 45,0 67,5
10% Dari penjualan
tiga bulan sebelumya 22,5 26,25 30,0 11,25 15,0 15,0

Penerimaan kas total 318,75 233,75 203,75 221,25 257,5 245,0

Tabel 6-7 Skedul Proyeksi Pengeluaran Kas


Untuk Bulan Januari- Juni 1997 (dalam ribuan rupiah)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun


Pembayaran kas untuk :
Pembelian 160,0 160,0 240,0 200,0 160,0 240,0
Upah dan salaries 30,0 40,0 50,0 50,0 40,0 35,0
Sewa 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Bunga 7,5 7,5
Pajak 50,0
Investasi modal 30,0

Pengeluaran kas total 192,0 202,0 299,5 302,0 202,0 314,5

122
=--_---=-=-=~-===---==================

Tabe16-8 Skedul untuk Proyeksi Aliran Kas Neto dan


Saldo Ka1. untuk Bulan Januari- Juni 1997 (dalam ribuan rupiah)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun


Saldo kas awal tanpa
tambahan pinjaman 100,00 226,75 258,50 162,75 82,00 137,50
Penerimaan kas total 318,75 233,75 203,75 221,25 257,50 245,00
Pengeluaran kas total 192,00 202,00 299,50 302,00 202,00 314,55

Aliran kas neto 126,75 31,75 (95,75) (80,75) 55,50 (69,50)

Saldo akhir tanpa


tambahan pinjaman 226,75 258,50 162,75 82,00 137,50 68,00
Pinjaman yang dibutuhkan utk
menjaga saldo kas minimum
Rp 100.000 0,00 0,00 0,00 20,0* 20,0) 35,0*

Saldo kas akhir dengan


tambahan pinjaman 226,75 258,50 162,75 102,00 117,50 103,00

PERAMALAN LAPORAN KEUANGAN


Perama1an laporan-laporan keuangan sang at berguna dalam perencanaan keuangan. Peramalan
laporan keuangan paling tidak terdiri dari proyeksi neraca dan laporan rugi-laba. Peramalan
1aporan rugi-1aba adalah suatu ringkasan pendapatan dan biaya yang diharapkan selama
periode waktu tertentu, yang berakhir dengan penentuan laba atau rugi bersih untuk periode
itu (Brigham and Gapenski, 1993).
Peramalan neraca berisi proyeksi aktiva, utang, dan ekuitas. Jika anggaran kas tidak
tersedia, rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk me1akukan estimasi rekening-rekening
tertentu, seperti piutang dagang dan sediaan. Aktiva bersih, utang, dan ekuitas pemegang
saham dapat diistimasi dengan melakukan penambahan atau pengurangan rekening-rekening
yang diproyeksikan. Peramalan laporan keuangan memungkinkan untuk mempelajari nilai
dan hubungan neraca dan laporan rugi-laba masa yang akan datang.
Berikut ini informasi tambahan pada departement store yang digunakan untuk memberi
contoh bagaimana cara menyusun rencana keuangan. Persediaan barang dagangan pacta 311
1211996 sebesar Rp200.000,- (toko menjaga persediaan pengaman). Biaya depresiasi aktiva
tetap per tahun sebesar Rp250.000,- dan tingkat pajak 50%. Dengan informasi tambahan, kita
dapat mengistimasi laporan rugi laba toko tersebut untuk enam bulan pertama tahun 1997.
seperti yang terlihat pada Tabel6-9.

123
Tabel6-9 Istimasi Laporan Rugi Laba Enam Bulan Pertama 1997
(Dalam Jutaan Rupiah)

Asumsi atau sumber informasi :

Penjualan neto Rpl.300,0 -> Berdasarkan anggaran penjualan


Harga pokok penjualan 1.040,0 -> Peramalan sebesar 80% dari
Labakotor 260,0 penjualan neto

Biaya operasi
Sewa 12,0 -> Rp 2.000 setiap bulan
Bunga 15,0 -> Rp 7.500 per triwulan
Depresiasi 12,5 -> Rp 25.000 per tahun
Upah dan salaries 245,0 284,5 -> Jadual istimasi bulan Januari s/d
Juni
Laba (rugi) sebelum pajak (24,5)

Tambahan informasi berupa neraca departement store pada 31/12/1996, seperti yang terlihat
pada Tabe1 6-10, dapat digunakan untuk melengkapi informasi yang diperlukan untuk
menyusun peramalan neraca toko tersebut pada 30 Juni 1997. Tabel6-11 menunjukkan basil
ramalan Neraca per 30 Juni 1997 (dalam ribuan rupiah).

Tabel6-10 Neraca Departement Store pada 31/12/1996

Aktiva Utang dan Modal Sendiri

Kas Rp 100.000 Utang dagang Rp 130.000


Piutang dagang 427.500 Obiligasi 500.000
Sediaan 200.000 Saham biasa dan
Aktiva tetap neto 250.000 laba ditahan 347.500
Rp 977.500 Rp 977.500

124
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Hasil peramalan neraca pada toko tersebut pada tanggal 30 Juni 1997 dapat dilihat pada
Tabel6-11.

Tabel6-11 Peramalan Neraca per 30 Juni 1997 (dalam ribuan)

Aktiva Aktual Berubah Peramalan


31/12/96 31106/97
Kas Rp 100.0 +3,0 Rp 103,0 a
Piutang 427,5 -180,0 247,5b
Sediaan 200,0 +120,0 320,0c
Pajak dibayar dimuka 0 +50.0 50.0d
Aktiva lancar 777.5 -7,0 720,5
Aktiva tetap neto 250.0 17,5 267,5e

Aktiva total Rp 977,5 +10,5 Rp 988,0

Utang dan Modal Pemilik


Utang bank 00 +35,0 35,0 f
Utang dagang 130.0 Q..Q 130.0 g
Utang lancar total 130,0 +35,5 165,0
Obligasi 500,0 0,0 500,0h
Saham biasa dan 347,5 -24,5 323,0i
laba di tahan Rp 977,5 +10,5 Rp 988,0
Utang dan modal pemilik total

Asumsi-asumsi:
Berdasar anggaran kas
100% dari penjualan kredit bulan Juni, 40% dari penjualan kredit bulan Mei, dan 10%
dari penjualan kredit bulan April.
Sediaan (31112/1996) + ramalam pembelian- ramalan harga pokok penjualan.
Per anggaran kas
Pengeluaran modal Rp30.000 and depresiasi Rp 12.500
Saldo sebelumnya + tambahan finansial yang dibutuhkan
g
Diasumsikan tetap sama sepert pada 31112/1996
Diasumsikan tetap sama seperti pada 3111211996
Laba ditahan 3111211996- Rp24.500 (merupakan kerugian pada laporan rugi-laba)

125
RINGKASAN
Analisis aliran dana memberikan informasi mengenai penggunaan dana dan bagaimana
penggunaan-penggunaan tersebut dibiayai. Laporan sumber dan penggunaan dana atau
laporan perubahan posisi keuangan adalah suatu ringkasan perubahan posisi keuangan
perusahaan dari satu periode ke periode lain.
Laporan aliran kas adalah pengganti laporan sumber dan penggunaan dana sesuai
dengan keperluan pelaporan keuangan tahunan, yang melaporkan aliran kas masuk dan aliran
kas keluar suatu perusahaan selama suatu periode waktu tertentu. Perubahan kas atau yang
ekuivalen dengan kas digolongkan dalam tiga golongan kegiatan, yaitu kegiatan operasi,
investasi, dan pembelanjaan. Metode laporan aliran kas ada dua macam: metode langsung
dan metode tidak langsung.
Selain dilakukan pelaporan aliran kas, perusahaan harus membuat anggaran kas dan
proyeksi laporan keuangan. Anggaran kas meliputi proyeksi penerimaan kas dan pengeluaran
kas perusahaan selama periode waktu tertentu. Proyeksi laporan keuangan yang sangat
berguna dalam perencanaan keuangan yang paling tidak terdiri dari proyeksi neraca dan
laporan rugi laba.

SOAL LATIHAN

Tes Koreksi Betul-Salah


B s 1. "Dana" (seperti dalam '"aliran dana'') selalu diartikan dengan uang tunai dan
ekuivalen-ekuivalen yang mendekati uang tunai/kas.
B s 2. Aliran laporan dana (yang menunjukkan sumber dan kegunaan dana) tidak lagi
bermanfaat bagi manajer keuangan.
B s 3. Jumlah perubahan-perubahan pos-pos neraca menunjukkan perubahan dana
bersih yang mewakili semua perubahan yang sesungguhnya terjadi di antara
dua periode.
B s 4. Perusahaan dengan laba yang mengalami kenaikan per tahun, sesuai dengan
definisi, merupakan perusahaan yang sukses.
B s 5. Kenaikan suatu aktiva merupakan sumber dana.
B s 6. Depresiasi merupakan suatu penggunaan dana.
B s 7. Laporan aliran kas dibagi menjadi tiga kategori yang diperlukan, yakm,
aktivitas operasi, investasi, dan pembelanjaan.
B s 8. Neraca peramalan dapat diperkirakan atas dasar rasio perbandingan keuangan
masa lalu perusahaan.
B s 9. Kekurangan yang paling utama dari laporan aliran kas adalah bahwa laporan
tersebut tidak mempertimbangkan transaksi bukan kas.
B s 10. Semakin cepat tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan, kebutuhan
pembelanjaan ekstemal adalah semakin besar.

126
Soal Pilihan Berganda
1. Aliran kas masuk dari kegiatan operasi dapat berasal dari:
a. pelunasan bunga utang kepada kreditur.
b. penjualan barang dan jasa secara tunai.
c. pemenuhan kewajiban kepada pemasok untuk pengadaan sediaan.
d. penerimaan kas dari pengadaan utang bank.
2. Aliran kas keluar dari kegiatan investasi:
a. pembayaran pembelian aktiva tetap.
b. pembayaran kembali pokok utang.
c. pembelian kembali sekuritas ekuitas yang diterbitkan perusahaan, dari para pemegang
saham.
d. pembayaran dividen kas kepada para pemegang saham.
3. Aliran kas masuk dari kegiatan pembelanjaan:
a. pendapatan bunga dari piutang kepada debitur.
b. penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap.
c. penjualan investasi jangka panjang dalam bentuk obligasi atau sekuritas ekuitas
perusahaan lain, secara tunai.
d. penerimaan kas dari penjualan sekuritas ekuitas yang diterbitkan perusahaan.
4. Berikut ini adalah perubahan neraca:
Piutang dagang berkurang Rp5.005.000,-
Kas berkurang Rp7.000.000,-
Utang wesel berkurang Rp12.012.000,-
Sediaan bertambah Rp9.850.000,-
Utang dagang bertambah RplO.OOl.OOO.-
Aktiva tetap neto berkurang Rp8.950.000,-
y ang termasuk penggunaan dana adalah:
a. piutang dagang berkurang Rp5.005.000,-
b. kas berkurang Rp7.000.000,-
c. utang wesel berkurang Rp12.012.000,-
d. sediaan bertambah Rp9.850.000,-
5. Yang termasuk penggunaan dana adalah:
a. kas berkurang
b. aktiva tetap bertambah
c. semua utang bertambah
d. taxes refund
6. Berikut ini yang dimasukkan dalam anggaran kas adalah:
a. beban depresiasi
b. goodwill

127
c. dividen
d. amortisasi hak paten
7. Berikut ini yang tidak termasuk aliran kas keluar adalah:
a. pajak
b. pembayaran bunga
c. dividen
d. depresiasi
8. Penghitungan sumber dan penggunaan dana adalah bagian dari:
a. teknik peramalan
b. analisis rasio
c. analisis aliran dana
d. perhitungan untuk menyiapkan neraca.
9. Berikut ini yang termasuk penggunaan dana adalah:
a. piutang dagang berkurang
b. kas berkurang
c. utang dagang bertambah
d. kas bertambah
10. Dalatn penyusunan anggaran keseluruhan suatu perusahaan, berikut ini adalah merupakan
pernyataan yang benar.
a. anggaran kas lebih dulu disusun dibanding dengan anggaran penjualan
b. anggaran atau istimasi laporan keuangan dibuat lebih dulu dibanding dengan
anggaran kas
c. anggaran atau istimasi laporan keuangan dibuat lebih dulu dibanding dengan
anggaran penjualan
d. anggaran atau istimasi laporan keuangan dibuat paling akhir dibanding dengan
anggaran-anggaran perusahaan yang lain.
Soal Uraian
1. Perusahaan Pengalengan lkan melaporkan perubahan-perubahan berikut dari akhir
tahun yang lalu. Golongkanlah pos-pos tersebut apakah merupakan sumber dana atau
penggunaan dana.

Pos Pos

Kas - Rp 200 Utang dagang Rp 600


, Piutang 1.400 Akrual - akrual -200
Sediaan - 600 Utang jangka panjang -400
Aktiva tetap kotor 1.800 Keuntungan bersih 1..200
Depresiasi 2.000 Dividen - dividwn 800

128
2. Neraca perbandingan per 31 Desember dari Perusahaan Roti Sari Manis (dalamjutaan)

Aktiva 1994 1995 Kewajiban dan


Kekayaan bersih 1994 1995

Kas Rp 10 Rp 6 Utang promes/wesel Rp 40 Rp 0


Piutang 30 44 Utang dagang 10 16
Sediaan 24 30 Upah akrual 4 4
Aktiva tetap bersih 100 110 Utang pajak akrual I
6· 0
Aktiva lain -lain .!§ _lQ Utang jangka panjang ' 0 30
Total aktiva R12 180 R12 200 Saham biasa 40 52
Laba ditahan 80 M
Total utang dan
"' Kekayaan bersih R12 180 R12 200

L~poran rugi laba dan laba ditahan dari Perusahaan Roti Sari Manis untuk tahun 1995
yang berakhir pada 31 Desember (dalamjutaan).

Penjualan bersih Rp 100


Biaya- biaya
Harga barang dijual Rp 50
Biaya penjualan, biaya umum dan administrasi 10
Depresiasi 10
Bunga 2 _n
Laba sebelum pajak RP 28
Dikurangi : Pajak 14
Laba bersih Rp 14
Ditambah: Laba ditahan 31 - 12 -94 80
Sub total Rp 94
Dikurangi: Dividen 6
Laba ditahan per 31 - 12 - 95 &. 88

a) Susunlah suatu laporan sumber dan penggunaan dana untuk tahun 1995 bagi
perusahaan Roti Sari Manis
b) Susunlah suatu laporan aliran kas metode tidak langsung untuk tahun 1995 bagi
perusahaan Roti Sari Manis.

129
3. Laporan keuangan untuk perusahaan Perusahaan Kosmetik Sari Anggun adalah sebagai
berikut:

Neraca Perusahaan Kosmetik Sari Anggun


per 31 Desember (dalam jutaan)

1995 1996 1995 1996


Kas Rp 4 Rp 5 Utang dagang Rp 8 RplO
Piutang 7 10 Utang promes 5 5
Sediaan 12 15 Utang akruak 3 2
Total aktiva lancar Rp 23 Rp 30 Upah akrual 3 2
Aktiva tetap bersih Rp 23 Rp 40 Total utang lancar Rp 18 Rp20
Utang jangka panjang 20 20
Saham biasa 10 10
Laba ditahan 15 20

Total Rp 63 Rp 70 Total Rp 63 Rp70

Laporan Rugi Laba


Perusahaan Kosmetik Sari Anggun
Tahun 1996 (dalamjutaan)

Penjualan Rp 100
Harga pokok penjualan Rp 50
Biaya penjualan, umum dan administrasi 15
Depresiasi 3
Bunga 2 70
Laba bersih sebelum pajak Rp 30
Pajak u
Laba bersih Rp U

a) Susunlah laporan sumber dan penggunaan dana untuk perusahaan Kosmetik.


b) Susunlah laporan aliran kas untuk tahun 1996 menggunakan metode tidak langsung

4. Susunlah anggaran kas di Perusahaan Arum Manis. Di Perusahaan Arum Manis terjadi
penerimaan dan pengeluaran kas bulan Mei, Juni, dan Juli 1996. Perusahaan berharap
saldo kas minimum Rp2 juta. Tentukan apakah pinjam atau tidak selama periode
tersebut dan jika pinjam berapa ban yak. Pacta bulan April mempunyai saldo Rp2 juta.
Berikut ini data penjualan (dalam ribuan rupiah):

130
Bulan Penjualan Bulan Ramal an
Aktual Penjualan

Januari 5.000 Mei 7.000

Februaei 5.000 Juni 8.000

Maret 6.000 Juli 10.000

April 6.000 Agustus 10.000

Data lain tersedia sebagai berikut:


a. Piutang dagang: 50% penjualan tunai dan 50% penjualan kredit.
b. Peri ode pengumpulan piutang 50% pada satu bulan berikutnya dan 50% pada dua
bulan berikutnya.
c. Harga pokok penjualan barang yang diproduksi: 70% dari penjualan dan 90% biaya
tersebut dibayar bulan berikutnya.
d. Biaya penjualan, administrasi dan umum: Rp 1 juta per bulan ditambah 10% dari
penjualan. Semua biaya dibayar pada bulan kejadian.
e. Pembayaran bunga: Pembayaran bunga setiap enam bulan, nilai obligasi Rp 15 juta,
tingkat kupon 12% dibayar Juli. Pembayaran sinking fund Rp5 juta dilaksanakan
pada bulan yang sama.
f. Pembayaran dividen Rpl juta pada bulan Juli.
g. Pembayaran pajak pendapatan RplOO.OOO pada bulan Juli.
h. Pengeluaran modal Rp4 juta untuk investasi di peralatan dan perlengkapan pada
bulan Juni.

Berdasarkan data yang ada, Saudara diminta menyusun: 1) skedul proyeksi penjualan
dan pengumpulan piutang, 2) skedul pengeluaran-pengeluaran kas, 3) skedul proyeksi
pengeluaran kas total, dan 4) skedul proyeksi aliran kas neto Perusahaan Arum Manis.

131
Bab 7Manajemen Modal Kerja

Setelah mempelajari Bab VII, Saudara diharapkan dapat:


1. Menjelaskan pengertian modal kerja.
2. Memahami dua persoalaan keputusan yang mendasar dalam manajemen modal kerja
dan melibatkan trade-off dalam pengambilan keputusan.
3. Menjabarkan hubungan antara profitabilitas, likuiditas, dan risiko dalam manajemen
modal kerja.
4. Memahami kebijakan pembelanjaan hedging, konservatif, dan agresif.
5. Memahami margin of safety.

PENDAHULUAN
Terdapat dua macam pengertian modal kerja, yaitu modal kerja neto dan modal kerja bruto.
Modal kerja neto adalah perbedaan (selisih) antara aktiva lancar dengan utang lancar. Modal
kerja bruto adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar, misalnya: kas, investasi jangka
pendek seperti piutang dagang, dan sediaan (Hampton, 1995).

Pentingnya Manajemen Modal Kerja


Manajemen modal kerja adalah pengaturan total dan jumlah masing-masing komponen
modal kerja dan pembelanjaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar. Manajemen
modal kerja penting karena beberapa alasan. Pertama, sebagian waktu manajer keuangan
banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah modal kerja. Misalnya, jumlah
modal kerjadapat sebesar separuh dari total aktiva perusahaaan manufaktur. Agarperusahaan
beroperasi secara efisien, sediaan harus dikelola secara hati -hati, khususnya jika perusahaan
dalam masa pertumbuhan yang cepat. Untuk perusahaan kecil, utang lancar merupakan
sumber utama pembelanjaan ekstem. Kedua, Keputusan-keputusan modal kerja dapat
berpengaruh secli!a berarti terhadap risiko, return, dan harga saham perusahaan.

Profitabilitas dan Risiko


Manajemen modal kerja yang sehat memperhatikan dua masalah keputusan yang mendasar
pada perusahaan. Pertama, masalah penentuanjumlah optimal investasi dalam aktiva lancar.
Kedua, masalah penentuan kombinasi yang tepat antara pembelanjaan dengan utang jangka
pendek dan jangka panjang untuk mendukung investasi dalam modal kerja.

132
Keputusan-keputusan tersebut dipengaruhi oleh trade-off antara profitabilitas dan
risiko. dan masalah likuiditas. Berkaitan dalam penentuan modal kerja, per-
timbangan-pertimbangan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah (Horne and
Wachowicz, 1995):
1. Semakin tinggi jumlah aktiva lancar berarti semakin tinggi likuiditas perusahaan, karena
semakin banyak aktiva Ian car yang dapat digunakan untuk memenuhi kewajibanjangka
pendek.
2. Semakin tinggi jumlah aktiva lancar berarti semakin sedikit risiko yang dihadapi
perusahaan, karena jumlah aktiva lancaryang relatiftinggi mengurangi risiko kekurangan
sediaan dan kehilangan kesempatan penjualan.
3. Semakin tinggijumlah aktiva lancar berarti &em akin mengurangi profitabilitas perusahaan,
karena semakin banyak modal yang tertanam berarti biaya modal yang tertanam dalam
aktiva lancar semakin besar.
4. Semakin rendah jumlah aktiva lancar berarti semakin rendah likuiditas perusahaan,
karena semakin sedikit jumlah aktiva lancar yang dapat digunakan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek.
5. Semakin rendah jumlah aktiva lancar berarti semakin tinggi risiko yang dihadapi
perusahaan, karena jumlah aktiva lancar yang relatif rendah menimbulkan risiko
kekurangan sediaan dan kehilangan kesempatan penjualan.
6. Semakin rendah jumlah akti va lancar berarti semakin meningkat profitabilitas perusahaan,
karena semakin sedikit modal yang tertanam berarti biaya modal yang tertanam dalam
aktiva lancar semakin kecil.

MASALAH DALAM MANAJEMEN MODAL KERJA


Dalam penentuan jumlah atau tingkat aktiva lancar. manajemen harus mempertimbangkan
trade-off an tara profitabilitas dan risiko. Trade-off antara profitabilitas dan risiko terjadi
karena:
a. Jika perusahaan menginginkan profitabilitas yang tinggi, perusahaan harus memelihara
jumlah aktiva lancar rata-rata yang relatif rendah, yang mengakibatkan risiko tinggi
terhadap terjadinya kekurangan sediaan atau kehilangan kesempatan penjualan, dan
sebaliknya.
b. Jika perusahaan menginginkan risiko yang rendah terhadap kekurangan sediaan dan
kehilangan kesempatan penjualan, perusahaan akan memelihara tingkat aktiva lancar
rata-rata yang relatif tinggi, yang mengakibatkan profitabilitas yang rendah.

Dalam man~emen modal kerja, manajemen dapat menentukan alternatif-alternatif


jumlah atau tingkat aktiva lancar. Pada tingkat output tertentu, misalnya, ada tiga alternatif
kebijakan tingkat aktiva lancar. Kebijakan I, jumlah atau tingkat aktiva lancar relatifbesar.
Kebijakan II, jumlah aktiva Iancar relatif sedang. Kebijakan III, jumlah aktiva lancar relatif
rendah. Ketiga alternatif kebijakan dapat dilihat pada Gambar 7-1.

133
Gambar 7-1 Tingkat Aktiva Lancar pada Tiga Altematif Kebijakan Modal Kerja

II
Ill

Aktiva Lancar
I

0 50.(Xl0 100.000
Output (unit)

Kebijakan I merupakan pendekatan konservatif. Dalam alternatif terse but, penentuan


tingkat aktiva lancar cenderung mempunyai aktiva lancar rata-rata yang tinggi sehingga
memiliki likuiditas yang tinggi dan risiko kekurangan sediaan atau kehilangan kesempatan
penjualan yang rendah. tetapi mengakibatkan profitabilitas yang rendah. Kebijakan III
merupakan pendekatan agresif. Dalam altematiftersebut, tingkat aktiva lancarrata-rata yang
cenderung rendah sehingga mempunyai profitabilitas yang tinggi. tetapi mengakibatkan
likuiditas yang rendah dan risiko kekurangan sediaan atau kehilangan kesempatan penjualan
yang tinggi. Kebijakan II merupakan altematif yang tidak konservatif dan tidak agresif.
Dengan kata lain. altematiftersebut merupakan pendekatan yang bersifat mode rat. Berkaitan
dengan tingkat Iikuiditas. profitabilitas, dan risiko pada masing-masing altematif dapat
disimpulkan seperti dalllm berikut ini.

Tinggi Rendah
Likuiditas Kebijakan I Kebijakan II Kebijakanill
Profitabilitas Kebijakan III Kebijakan II Kebijakan I
Risiko Kebijakan III Kebijakan II KebijakanJ

Akhimya, jumlah atau tingkat aktiva lancar (kas, sekuritas, piutang, dan sediaan) yang
optimal akan ditentukan oleh sikap (attitude) manajemen pada trade-(~ffantara profitabilitas
dan risiko. Dalam uraian berikutnya, kita akan membicarakan secara lebih spesifik jumlah
aktiva lancar yang optimal. dengan mempertimbangkan profitabilitas dan risiko.

Klasifikasi Modal Kerja menurut Waktu


Modal kerja dapat diklasifikasikan dalam dua cara yang berbeda yaitu menurut komponen
atau waktu. Pertama, modal kerja diklasifikasikan menurut komponen-komponen modal

134
kerja yaitu: kas, investasi jangka pendek, piutang dagang, dan sediaan, dan sebagainya.
Kedua, modal kerja diklasifikasikan dengan dasar waktu, terdiri atas (Brigham and Gapenski,
1993):
1. Modal kerja permanen
Modal kerja permanen adalah jumlah aktiva lancar yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan minimum jangka panjang. Dana yang diperlukan untuk membiayai adalah
jangka panjang, meskipun kontradiksi dengan aktiva yang dinamakan lancar (aktiva
lancar). Apabila perusahaan diperkirakan mengalami pertumbuhan, tingkat modal kerja
permanen yang dibutuhkan akan meningkat dari waktu ke waktu, caranya sama dengan
peningkatan pada aktiva tetap, yaitu akan meningkat dari waktu ke waktu.
2. Modal kerja temporer adalah jumlah aktiva lancar yang bervariasi sesuai dengan
kebutuhan musiman. Kita dapat mempertimbangkan pembiayaan jumlah aktiva lancar
dari sumber yang sifatnya dapat temporer.

Gambar 7-2 mengilustrasikan tingkat atau jumlah modal kerja permanen dan temporer,
apabila diperkirakan di masamendatang perusahaan diharapkan terus tumbuh dan berkembang.

Gambar 7-2 Modal Kerja Permanan dan Temporer

Aktiva Lancar Permanen

Waktu

Dalam penentuan cara modal kerja dibelanjai, perusahaan harus mempertimbangkan


trade-off an tara profitabilitas dan risiko. Pembelanjaan dari sumber-sumber utang lancar,
ada yang dikategorikan pembelanjaan spontan. Pembelanjaan spontan adalah pembelanjaan
yang berasal dari utang dagang, dan utang-utang yang lain, yang timbul dari kegiatan operasi
sehari-hari perusahan. Dengan adanya kegiatan operasi dari hari ke hari, pembelanjaan
tersebut pasti akan terjadi dengan sendirinya. Manajeman harus lebih banyak memperhatikan
pada masalah pembelanjaan residual. Pembelanjaan residual adalah pembelanjaan untuk
investasi dalam aktiva lancar setelah dikurangi dengan pembelanjaan spontan.

135
KEBIJAKAN DALAM PEMBELANJAAN MODAL KERJA
Pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan kebijakan kombinasi pembelanjaan jangka
pendek dan jangka panjang untuk membelanjai investasi dalam aktiva lancar adalah risiko
dan biaya pembelanjaan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah:
1. Semakin pendek umur utang berarti semakin tinggi risikonya karena harus segera
membayar bunga dan pokok pinjaman.
2. Biaya pembelanjaan adalah biaya bunga pembelanjaan. Total biaya bung a pembelanjaan
ditentukan oleh tingkat bunga danjangka waktu pembelanjaan. Semakin tinggi tingkat
bunga dan semakin lama umur utang berarti semakin tinggi biaya pembelanjaan.

Untuk membiayai investasi aktiva lancar, kita harus denganjelas mengetahui perbedaan
pembelanjaan jangka panjang dan jangka pendek. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
karakteristik-karakteristiknya. Adapun karakteristik pembelanjaan jangka pendek adalah:
1. Pembelanjaan jangka pendek mempunyai umuryang relatif pendek sehinggamempunyai
risiko yang tinggi karena harus segera membayar bunga dan pokok pinjaman.
2. Pembelanjaan jangka pendek biasanya meminta tingkat bung a yang relatif rendah dan
tentunya dalamjangka waktu yang pendek, sehingga total biaya pembelanjaannya relatif
lebih rendah.

Sedangkan karakteristik pembelanjaan jangka panjang adalah:


1. Pembelanjaan jangka panjang mempunyai umuryang relatif panjang sehinggamempunyai
risiko yang lebih rendah karena pembayaran pokok pinjaman dilakukan dalam tenggang
waktu yang relatif panjang.
2. Pembelanjaan jangka panjang biasanya meminta tingkat bunga yang relatif tinggi dan
tentunya dalam jangka waktu yang panjang, sehingga total biaya pembelanjaannya
relatif lebih tinggi.

Dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik tersebut, kita melihat ada trade-off


antara risiko dengan biaya pembelanjaan dalam penentuan kombinasi pembelanjaan jangka
pendek dan jangka panjang, yaitu:
1. Jika menggunakan pembelanjaan jangka pendek mengakibatkan risiko tinggi tetapi
biaya pembelanjaan yang rendah.
2. Jika menggunakan pembelanjaan jangka panjang mengakibatkan risiko rendah tetapi
biaya pembelanjaan yang tinggi.

Berkaitan dengan penggunaan pembelanjaan jangka pendek atau jangka panjang,


terdapat tiga jenis kebijakan pembelanjaan yaitu: 1) kebijakan pembelanjaan hedging, 2)
kebijakan konservatif, dan 3) kebijakan pembelanjaan agresif (Horne and Wachowicz,
1995). Ketiga kebijakan akan diuraikan berikut ini.

136
Kebijakan Pembelanjaan Hedging
Kebijakan pembelanjaan hedging adalah suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan
pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan relatif sama dengan umur investasi
dalam aktiva (lihat Gambar 7-3). Aktiva yang mempunyai umur pendek dibelanjai dengan
pembelanjaan yang mempunyai umur pendek sedangkan aktiva yang mempunyai umur
panjang dibelanjai dengan pembelanjaan yang mempunyai umur panjang. Penerapan
kebijakan pembelanjaan hedging terhadap komponen-komponen aktiva adalah:
1. aktiva tetap dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
2. aktiva lancar permanen dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
3. aktiva lancar musiman dibelanjai dengan pembelanjaanjangka pendek.

Gambar 7-3 Kebijakan Pembelanjaan Hedging

Aktiva Tetap

Waktu

"Jumlah setelah dikurang1 dengan pembelanJaan spontan dari utang dagang dan akrual.
··untuk menambahkan pada pembelanJaan spontan (utang dagang dan akrual).

Kebijakan Pembelanjaan Konservatif


Kebijakan pembelanjaan konservatif adalah suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan
pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan relatif lebih lama dari umur sebagian
investasi dalam aktiva agar terdapat suatu margin of safety dalam menjaga likuiditas
perusahaan (lihat Gam bar 7-4). Dalam kebijakan konservatif terdapat sebagian aktiva yang
mempunyai umur pendek dibelanjai dengan pembelanjaan yang mempunyai umur panjang
dan tentunya aktiva yang mempunyai umur panjang dibelanjai dengan pembelanjaan yang
mempunyai umur panjang. Penerapan kebijakan pembelanjaan konservatif terhadap
komponen-komponen aktiva adalah:
1. aktiva tetap dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
2. aktiva lancar permanen dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
3. terdapat sebagian aktiva lancar musiman dibelanjai dengan pembelanjaan jangka
panjang dan sebagian aktiva lancar musiman yang lain dibelanjai dengan pembelanjaan
jangka pendek.

137
4. tujuan pembelanjaan sebagian aktiva lancar musiman dengan pembelanjaan jangka
panjang adalah agar terdapat margin ofsafety likuiditas perusahaan karena aktiva lancar
musiman yang umumya pendek dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang yang
jatuh temponya lebih lama.
5. penggunaan pembelanjaan jangka panjang untuk membelanjai aktiva jangka pendek
mengakibatkan berkurangnya risiko terjadinya illikuiditas tetapi mengakibatkan
menaiknya biaya pembelanjaan.

Gambar 7-4 Kebijakan Pembelanjaan Konservatif

Pembelanjaan Jangka Pendek**

PembelanJaan Jangka PanJang

Aktiva Tetap
I
Waktu

"Jumlah setelah dikurangi dengan pembelanjaan spontan dari utang dagang dan akrual.
··untuk menambahkan pada pembelanjaan spontan (utang dagang dan akrual).

Kebijakan Pembelanjaan Agresif


Kebijakan pembelanjaan agresif adalah suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan
pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan relatif lebih pendek dari umur sebagian
investasi dalam aktiva untuk menekan biaya pembelanjaan. Dalam kebijakan agresif
terdapat sebagian aktiva yang mempunyai umur panjang dibelanjai dengan pembelanjaan
yang mempunyai umurpendek dan tentunya aktiva yang mempunyai umurpanjang dibelanjai
dengan pembelanjaan yang mempunyai umur panjang (lihat Gambar 7-5). Penerapan
kebijakan pembelanjaan agresif terhadap komponen-komponen aktiva adalah:
1. aktiva tetap dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
2. aktiva lancar musiman dibelanjai dengan pembelanjaan jangka pendek.
3. terdapat sebagian aktiva lancar permanen dibelanjai dengan pembelanjaan jangka
pendek dan sebagian aktiva lancar permanen yang lain dibelanjai dengan pembelanjaan
jangka panjang.

138
4. tujuan pembelanjaan sebagian aktiva lancar permanen dengan pembelanjaan jangka
pendek adalah untuk menekan biaya pembelanjaan karena aktiva lancar permanen yang
umumya relatif panjang dibelanjai dengan pembelanjaan jangka pendek yang jatuh
temponya lebih cepat.
5. penggunaan pembelanjaan jangka pendek untuk membelanjai aktiva jangka panjang
mengakibatkan berkurangnya biaya pembelanjaan tetapi akan meningkatkan risiko
terjadinya illikuiditas.

Gambar 7-5 Kebijakan Pembelanjaan Agresif

I
Pembelanjaan Jangka Panjang

Aktiva Tetap I

Waktu

'Jumlah setelah dikurangi de'rigari pembelanjaan spontan dan utang dagang dan akrual.
··untuk menambahkan pada pembelanJaan spontan (utang dagang dan akrual).

Kit a dapat menggali keterkaitan pembelanj aan jangka pendek versus jangka panjang dan
dihubungkan dengan trade-off an tara risiko dan profitabalitas. Keterkaitan dan hubungan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 7-1.

Tabel 7-1 Pembelanjaan Jangka Pendek versus Jangka Panjang

Maturity Jangka Waktu Pembelanjaan


Aktiva Jangka Pendek Jangka Panjang

J angka Pendek Risiko - Profitabilitas Risiko - Profitabilitas


(Temporer) Mode rat Rendah

Jangka Panjang Risiko - Profitabilitas Risiko - Profitabilitas


(Permanen) . Tinggi Mode rat
..

139
Pada Tabel 7-1 dapat dilihat bahwa aktiva temporer apabila dibelanjai dengan
pembelanjaan jangka pendek memiliki risiko - profitabilitas moderat. Aktiva temporer
dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang memiliki risiko - profitabilitas rendah.
Aktiva permanen (jangka panjang) apabila dibelanjai dengan pembelanjaan jangka pendek
memiliki risiko- profitabilitas tinggi. Aktiva permanen apabila dibelanjai dengan pembelanjaan
jangka panjang memiliki risiko - profitabilitas moderat.

MARGIN OF SAFETY
Struktur utang dan masalah penentuan tingkat aktiva lancar mempunyai hubungan yang erat
sehingga perlu dipertimbangkan bersama-sama. Berkaitan dengan margin of safety,
pertimbangan-pertimbangan yang perlu dilakukan adalah:
1. Apabila aliran kas pada masa yang akan datang dapat diketahui dengan pasti, tidak perlu
memiliki tingkat aktiva lancar yang besar karena tidak diperlukan suatu margin ofsafety
(cadangan aktiva lancar) untuk menghadapi fluktuasi karena ketidakpastian.
2. Apabila aliran kas tidak pasti diperlukan suatu margin of safety dengan cara: 1)
menambah tingkat aktiva lancar (menempuh kebijakan konservatif) dan 2)
memperpanjangjadwaljatuh tempo pembayaran pembelanjaan (menempuh kebijakan
pembelanjaan konservatif).
3. Setiap pembentukan margin ofsafety akan mengurangi profitabilitas karena tingkat aktiva
lancar yang tinggi dan penggunaan pembelanjaan yang lebih lama akan menaikkan biaya.
4. Suatu perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk melakukan peminjaman dalam
waktu yang cepat dapat mengurangi kebutuhan terhadap margin of safety sehingga
mungkin dapat mengurangi biaya.

RINGKASAN
Terdapat dua macam pengertian modal kerja, yaitu modal kerja neto dan modal kerja bruto.
Modal kerja dapat diklasifikasikan dalam dua cara yang berbeda, yaitu menurut komponen
atau waktu. Pertama, modal kerja diklasifikasikan menurut komponen-komponen modal
kerja yaitu kas, investasi jangka pendek, piutang dagang, dan sediaan, dan sebagainya.
Kedua, modal kerja diklasifikasikan dengan dasar waktu, terdiri atas: modal kerja permanen
dan modal kerja temporer. Manajemen modal kerja adalah pengaturan total dan jumlah
masing-masing komponen modal kerjadan pembelanjaan yang dibutuhkan untukmendukung
aktiva lancar. Manajemen modal kerja penting karena beberapa alasan.
Terdapat dua masalah kunci dalam penentuan tingkat aktiva lancar yang optimal yaitu
masalah likuiditas dan trade-offs an tara profitabilitas dan risiko. Penentuan jumlah aktiva
lancar yang optimal adalah mencari keseimbangan antara likuiditas yang memadai yang
diinginkan perusahaan dan laba maksimum yang diinginkan perusahaan.
Terdapat tigajenis kebijakan pembelanjaan yaitu: 1) kebijakan pembelanjaan hedging,
2) kebijakan konservatif, dan 3) kebijakan pembelanjaan agresif. Dalam keterkaitanya antara
pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang dan hubungan dengan trade-off antara
risiko dan profitabilitas diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Aktiva temporer apabila

140
dibelanjai dengan pembelanjaan jangka pendek memiliki risiko - profitabilitas moderat.
Apabila aktiva temporer dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang memiliki risiko -
profitabilitas rendah. Aktiva permanen (jangka panjang) apabila dibelanjai dengan
pembelanjaanjangka pendek memiliki risiko- profitabilitas tinggi. Aktiva permanen apabila
dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang memiliki risiko - profitabilitas moderat.

SOAL LA TIHAN

Tes Koreksi Betul-Salah


B s 1. Kebijakan pembelanjaan agresif mempunyai risiko lebih besar dibandingkan
dengan kebijakan pembelanjaan hedging.
B s 2. Tingkat optimal modal kerja adalah tingkat yang memberikan rasio perbandingan
3:1 dari aktiva lancar dengan liabilitas (tanggung jawab).
B s 3. Utang lancar (seperti kredit perdagangan dari pemasok) merupakan satu
sumber pendanaan yang penting bagi banyak perusahaan kecil.
B s 4. Pendekatan "hedging" terhadap keuangan melibatkan penyesuaian batas akhir
waktu utang dengan kebutuhan keuangan tertentu.
B s 5. Umumnya, utang jangka panjang memerlukan biaya lebih sedikit dari pada
utang jangka pendek.
B s 6. Pengurangan aktiva lancar akan menurunkan profitabilitas sebagaimana yang
diukur oleh ROI.
B s 7. Dalam penggarapan manajemen permodalan, kita tahu bahwa profitabilitas
bervariasi secara terbalik dengan likuiditas.
B s 8. Umumnya, margin of safety yang lebih besar akan diberikan oleh aktiva lancar
yang lebih besar dan utang lancar yang lebih kecil.
B s 9. Kebijakan modal kerja agresif memiliki likuiditas kecil. risiko yang lebih
tinggi, serta potensial profitabilitas yang lebih tinggi.
B s 10. Modal kerja permanen mencakup aktiva tetap.

Soal Pilihan Berganda


1. Yang dimaksud dengan kebijakan pembelanjaan konservatif adalah:
a. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif lebih lama dari umur sebagian investasi dalam aktiva
agar terdapat suatu margin of safety dalam menjaga likuiditas perusahaan.
b. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif sama dengan umur ekuitas.
c. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif lebih pendek dari umur sebagian investasi dalam aktiva
untuk menekan biaya pembelanjaan.
d. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif sama dengan umur investasi dalam aktiva.

141
2. Yang dimaksud dengan kebijakan pembelanjaan hedging adalah:
a. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif lebih lama dari umur sebagian investasi dalam aktiva
agar terdapat suatu margin of safety dalam menjaga likuiditas perusahaan.
b. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif sama dengan umur ekuitas.
c. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif lebih pendek dari umur sebagian investasi dalam aktiva
untuk menekan biaya pembelanjaan.
d. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif sama dengan umur investasi dalam aktiva.
3. Yang dimaksud dengan kebijakan pembelanjaan agresif adalah:
a. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif lebih lama dari umur sebagian investasi dalam aktiva
agar terdapat suatu margin of safety dalam menjaga likuiditas perusahaan.
b. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif sama dengan umur ekuitas.
c. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif lebih pendek dari umur sebagian investasi dalam aktiva
untuk menekan biaya pembelanjaan.
d. suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai
umur pembelanjaan relatif sama dengan umur investasi dalam aktiva.
4. Penerapankebijakan pembelanjaan agresifterhadap komponen-komponen aktiva adalah:
a. aktiva tetap dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
b. aktiva lancar musiman dibelanjai dengan pembelanjaan jangka pendek.
c. aktiva lancar permanen dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
d. penggunaan pembelanjaanjangka pendekuntuk membelanjai aktivajangka panjang.
5. Penerapan kebijakan pembelanjaan konservatif terhadap komponen-komponen aktiva
adalah:
a. aktiva tetap dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
b. terdapat sebagian aktiva lancar musiman dibelanjai dengan pembelanjaan jangka
panjang dan sebagian aktiva lancar musiman yang lain dibelanjai dengan
pembelanjaan jangka pendek.
c. aktiva lancar permanen dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
d. penggunaan pembelanjaanjangka pendek untukmembelanjai aktivajangka panjang.
6. Penerapan kebijakan pembelanjaan hedging terhadap komponen-komponen aktiva
adalah:
a. aktiva tetap dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.

142
b. terdapat sebagian aktiva lancar musiman dibelanjai dengan pembelanjaan jangka
panjang dan sebagian aktiva lancar musiman yang lain dibelanjai dengan
pembelanjaan jangka pendek.
c. aktiva lancar musiman dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
d. penggunaan pembelanjaanjangka pendek untukmembelanjai aktivajangkapanjang.
7. Apabila aliran kas tidak pasti diperlukan suatu margin of safety dengan cara:
a. menempuh kebijakan agresif.
b. menempuh kebijakan pembelanjaan konservatif.
c. menempuh kebijakan ofensif.
d. menempuh kebijakan pembelanjaan hedging.
8. Modal kerja (working capital) adalah sama dengan:
a. aktiva total.
b. aktiva tetap.
c. aktiva lancar.
d. aktiva lancar dikurangi utang lancar.
9. Modal kerja neto adalah sama dengan:
a. aktiva total.
b. aktiva tetap.
c. aktiva lancar.
d. aktiva lancar dikurangi utang lancar.
10. Dalam keputusan tingkat aktiva lancar yang tepat untuk perusahaan, manajemen
dihadapkan dengan:
a. trade-off antara profitabilitas dan risiko.
b. trade-off antara likuiditas dan risiko.
c. trade-off an tara modal dan utang.
d. trade-off an tara utang jangka pendek vs. utang jangka panjang.
Soal Uraian
1. PT NIKITA neraca per 31 Desember 1996 (dalamjutaan rupiah) sebagai berikut:
Dengan diketahui keuntungan neto tahun 1996 sebesar Rp28 juta, carilah:

Aktiva Utang dan modal pemilik


Kas Rp 30 Utang dagang Rp 35
Piutang dagang 50 Utang bank 10
Sediaan 30 Akrual ~
Aktiva lancar Rp 110 Utang lancar Rp 50
Aktiva tetap neto 150 Utang jk panjang 80
Modal pemilik 130
Aktiva total Rp 260 Utang dan modal Rp 260

143
a. modal kerja dan modal kerja neto.
b. persentase aktiva aktiva yang diinvestasikan dalam modal kerja.
c. return on investment.

2. Proyeksi investasi Perusahaan Eka & Co, selama 3 tahun berturut-turut termuat pada
tabel di bawah ini. Ada kecenderungan bahwa jumlah utang dagang dan beban-beban
yang harus dibayar (accruals) mencapai sepertiga dari aktiva lancar. Pembiayaan
perusahaan saat ini terdiri dari Rp60 juta dalam bentuk kekayaan pemegang saham dan
sisanya dalam bentuk utang-utangjangka panjang. Laba yang ditahan mencapai Rpl ,5
juta per triwulan.

Aktiva tetap Aktiva lancar


Tanggal
(jutaan Rp) (jutaan Rp)

3/31/X6 (sekarang 60 21
6/30!X6 61 30
9/30/X6 62 25
12/31/X6 63 21
3/31/X7 64 22
6/30/X7 65 31
9/30/X7 66 26
12/31/X7 67 22
3/31/XS 68 23
6/30/XS 69 32
9/10/XS 70 27
12/31/XS 71 23

a) Buatlah grafik yang menggambarkan perkembangan total aktiva (dikurangijumlah


pembelanjaan spontan dengan utang dagang dan accruals) dan aktiva tetap dari
waktu ke waktu.
b) Buatlah rencana pembiayaan, dengan mengasumsikan bahwa Saudara akan
melakukan hedging.

3. Penjualan PT Andini adalah sebesar Rp300 juta dengan tingkat keuntungan 10%
sebelum bunga dan pajak-pajak. Untuk mencapai volume ini perusahaan menanamkan
modal sebesar Rp120 juta dalam bentuk aktiva tetap dan pada saat ini jumlah aktiva
lancar perusahaan adalah sebesar Rp60 juta.

144
a) Hitunglah besar perputaran aktiva perusahaan (assets turnover) dan tingkat basil
aktiva sebelum pajak.
b) Hitunglah tingkat basil dari aktiva pada berbagai tingkat aktiva lancar. Mulai
dengan RplO juta kemudian meningkat dengan kelipatan Rpl5 juta, terus sampai
RplOO juta.
c) Asumsi apakah yang melandasi penjualan pada pertanyaan b? Evaluasilab pentingnya
asumsi ini sejalan dengan kebijaksanaan untuk memilib tingkat aktiva lancar yang
akan memaksimumkan basil dari penanaman sebagaimana telah dibitung pada
pertanyaan b.
4. Jika Saudara adalah manajer keuangan di perusahaan XYZ. Saudara mempunyai tiga
alternatif tingkat modal kerja. Saudara mengistimasikan bahwa penjualan akan menurun
dengan aktiva lancar yang lebib rendah. XYZ mempunyai Rp35 juta aktiva tetap.
Altematif modal kerja dan istimasi yang dihasilkan sebagai berikut:

Alternatif Modal kerja Ramalan penjualan Keuntungan neto


(dim jutaan) (dim jutaan) (dim jutaan)

A Rp 40 Rp 133 Rp 16,0
B 35 129 15,5
c 30 125 15,0

a. Menurut Saudara, alternatif mana yang paling konservatif dan yang paling agresif?
b. Hitunglah return on investment (ROI) untuk setiap altematif. Altematif mana yang
paling potensial mendapatkan keuntungan.
c. Altematif mana yang Saudara pilih? Mengapa?
5. Perusahaan Sbangrilla mempunyai aktiva total Rp3,5 juta, aktiva Iancar sebesar Rp0,5 .
juta. Penjualan tahunan sebesar Rp 10 juta dan before-tax net profit margin (perusahaan
saat ini tidak ada beban bunga) adalah sebesar 12%. Berikan perbaikan terhadap
ketakutan cash insolvency dan kebijakan kredit yang paling baik, jika perusahaan
mempertimbangkan memperbesar aktiva lancar untuk mengatasi masalah yang sedang
dibadapi. Ada dua altematif yang dipertimbangkan: mengganti aktiva lancar yang
semula Rp0,2 juta menjadi Rp0,5 juta atau menjadi Rp0,8 juta. Aktiva tetap tidak
berubah.
Tentukan perputaran aktiva total, before-tax return on investment, before-tax net profit
margin pada ketiga alternatif aktiva lancar.

145
Bab 8 Manajemen Kas Dan Sekuritas Jangka Pendek

Setelah membaca Bah VIII, Saudara diharapkan dapat:


1. Memahami motif-motifuntuk memegang kas.
2. Memahami tujuan manajemen kas yang efisien.
3. Menjabarkan metode-metode untuk mempercepat pengumpulan piutang dagang dan
metode-metode untuk pengendalian pengeluaran.
4. Mengidentifikasi empat variabel kunci yang seharusnya dipertimbangkan sebelum
pembelian sekuritas yang marketable.
5. Menjabarkan tiga segmen portofolio sekuritas yang marketable.
6. Mengetahui beberapa model yang dapat digunakan manajemen untuk menentukan
target saldo kasnya.

MOT/VAS/ MEMEGANG KAS


John Maynard Keynes menyatakan terdapat tiga motif seseorang memegang kas. Pendapat
ini dapat digunakan untuk menjelaskan motif perusahaan dalam melakukan manajemen kas
dan sekuritas jangka pendek, dan penentuan saldo kas. Motif-motif tersebut adalah (Horne
and Wachowicz, 1995):
i
1. Motif transaksi: kas diperlukan untuk memenuhi pembayaran-pembayaran yang timbul
dari kegiatan bisnis sehari-hari perusahaan, misalnya, pembelian, pembayaran gaji dan
upah, serta pembayaran pajak.
2. Motif berjaga-jaga: kas diperlukan perusahaan untuk berjaga-jaga apabila terjadi
1
kebutuhan pembayaran kas yang tidak terduga.
3. Motif spekulasi: kas diperlukan perusahaan untuk melakukan transaksi spekulatif agar
mendapatkan keuntungan jika terdapat peluang-peluang jangka pendek, misalnya,
pembelian dan penjualan sekuritas jangka pendek dengan tujuan mendapatkan keuntungan
dari kenaikkan harga sekuritas jangka pendek, atau dari pembelian bahan baku ketika
terjadi penurunan harga bahan baku secara tiba-tiba.

MANAJEMEN KAS YANG EFISIEN


Manajemen kas meliputi pengumpulan dan pengeluaran kas secara efisien dan investasi kas
dalam sekuritas jangka pendek. Fungsi manajemen kas adalah melakukan pengaturan kas
melalui proses perencanaan dan penganggaran kas. Manajemen kas yang efisien terletak pada:

146
1. Penyediaan jumlah kas yang aman.
2. Pengadaan kas dengan cepat.
3. Investasi kas dalam investasi jangka pendek untuk menghasilkan penghasilan yang
layak.

Proses dalam pengumpulan dan pengeluaran kas menawarkan kesempatan untuk


menambah saldo kas yang tersedia. Investasi kas yang menganggur ke dalam sekuritas
jangka pendek dapatmeningkatkan pemanfaatan kas. Gagasan umum dalam pengelolaan kas
adalah perusahaan akan mendapatkan manfaat dengan mempercepat pengumpulan kas dan
dengan memperlambat pengeluaran kas. Berikut ini akan diuraikan bagaimana cara
mempercepat pengumpulan kas dan cara memperlambat pengeluaran kas.

Cara-Cara Mempercepat Pengumpulan Kas


Terdapat sejumlah cara untuk mempercepat pengumpulan kas, yaitu: 1) pengurangan waktu
penagihan piutang dan 2) pengurangan waktu pengumpulan kas. Pengurangan waktu
penagihan piutang, atau dengan kata lain, waktu yang diperlukan untuk prosedurpernfakturan
(penagihan) diusahaan secepat mungkin. Pengurangan waktu tersebut dilakukan dengan
cara:
1. Perusahaan melakukan penagihan sedini mungkin, biasanya dengan menyertakan faktur
penjualan dalam pengiriman barang.
2. Penggunaanpreauthorized debituntukmenghilangkan proses penagihan. Preauthorized
debit adalah transfer dana dari rekening bank pembayar pada tanggal tertentu kepada
rekening bank penerima. Transfer dana ini dilakukan oleh penerima dengan otorisasi
sebelumnya oleh pembayar. Dalam preauthorized debit, pelanggan menandatangani
suatu persetujuan dengan perusahaan, yang mengijinkan perusahaan untuk secara
men debit (mengurangi saldo) rekening bank pelanggan pada tanggal tertentu dan
memindahkan dana dari bank pelanggan ke bank perusahaan.
Dalam mempercepat pengumpulan kas, kita perlu mengetahui: 1) waktu pengumpulan , 2)
lock box system, dan 3) bank konsentrasi.
1. Waktu Pengumpulan
Waktu pengumpulan (collection float) merupakan total waktu di antara pengiriman cek oleh
pelanggan dan tersedianya kas dari pelanggan yang dapat diterima oleh perusahaan. Terdapat
beberapa komponen collection float, yaitu (Horne and Wachowicz, 1995):
1. mail float adalah waktu sehelai cek dalam pengiriman.
2. processing float adalah waktu yang diperlukan untuk memproses sehelai cek secara
internal dalam perusahaan.
3. Availability float adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan clearing sehelai cek
dalam sistem perbankan.
4. Deposit float adalah jumlah waktu processing float dan availability float.

W aktu pengumpulan =mail float +processing float + availability float, atau


Waktu pengumpulan = mail float + deposit float
147
2. Lock Box System
Lock box system merupakan alat yang paling penting untuk mempercepat pengumpulan cek.
Lock box adalah sebuah kotak pos yang diselenggarkan oleh sebuah bank perusahaan, yang
digunakan sebagai pos penerimaan pengiriman cek dari para pelanggan. Dalam suatu lock
box system, sebuah bank lokal menyediakan sebuah kotak pos yang menerima pengiriman
cek dari para pelanggan, mendepositokan cek-cek tersebut ke rekening bank perusahaan dan
mengirimkan laporan pembayaran dari pelanggan yang telah diterima kepada perusahaan.
Letak geografis para pelanggan menentukan pemilihan lokasi lock box-lock box perusahaan.
Keuntungan utama lock box system adalah penghilangan pemrosesan cek secara internal
oleh perusahaan sehingga cek dapat didepositokan ke suatu bank dengan lebih cepat dan
saldo kas dapat bertambah dengan lebih cepat. Dengan demikian lock box system
menghilangkan processing float. Kekurangan lock box system adalah bertambahnya biaya
untuk pembuatan lock box system. Evaluasi terhadap rencana penggunaan lock box system
adalah pertimbangan terhadap manfaat dari pengumpulan kas yang lebih cepat dibandingkan
dengan biaya untuk membuat lock box system.

3. Bank Konsentrasi
Kelebihan dana di atas saldo minimum yang diinginkan bank perusahaan (compensating
balance) dapat dikirimkan ke bank konsentrasi, yang merupakan bank yang digunakan
perusahaan untuk melakukan pengeluaran kas. Compensating balance (saldo kompensasi)
adalah saldo rekening perusahaan yang harus selalu ada di bank yang tidak mendapatkan
bunga, agar bank bersedia memberikan jasa bank atau saluran kredit bagi perusahaan.
Konsentrasi kas adalah pernindahan kas dari lock box di berbagai bank ke pusat pengumpulan
kas perusahaan yang berada dalam sebuah bank konsentrasi.
Konsentrasi kas dari berbagai bank lokal ke dalam sebuah bank konsentrasi (concentra-
tion banking) memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut:
1. memperbaiki pengendalian terhadap aliran kas masuk dan keluar.
2. mengurangi saldo kas menganggur yang terdapat di berbagai lokasi lock box.
3. memungkinkan investasi yang lebih menarik dari penggunaan kelebihan saldo kas.

Proses konsentrasi kas tersebut tergantung pada ketepatan tranfer dana antarbank.
Terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk perpindahan dana antarbank, yaitu:
1. Depository transfer check (DTC) adalah pemindahan dana melalui suatu depository
check tercetak yang dibuat oleh sebuah bank lokal dan terutang kepada satu rekening
perusahaan di bank konsentrasi. Akan tetapi, dana tidak tersedia dengan segera pada
penerimaan DTC karena cek masih harus dikumpulkan melalui saluran biasa.
2. Automated clearing house (ACH) merupakan transfer elektronik yang pada dasamya
adalah DTC yang menggunakan elektronik, yang dapat digunakan di antara bank-bank
yang menjadi anggota dari automated clearing house system.
3. Wire transfer adalah tranfer dana secara elektronik melalui komunikasi lewat kawat,
yang memindahkan dana dari rekening bank pembayar ke rekening bank penerima.

148
Transfer dana secara elektronik menggunakan komunikasi dua jalur seperti Federal
Reserve Wire System (Fedwire system). Wire system ini memakan biaya yang mahal.
Cara-Cara Memperlambat Pengeluaran Kas
Setelah mengetahui bagaimana cara mempercepat pengumpulan kas, sekarang kita akan
membahas bagaimana cara untuk memperlambat pengeluaran kas. Terdapat sejumlah cara
untuk memperlambat pengeluaran kas dalam usaha meningkatkan jumlah kas yang tersedia,
sebagai berikut:
1. Pengendalian pengeluaran kas dapat dilakukan dengan mudah dan tepat waktu jika
dilakukan sentralisasi utang dalam satu atau beberapa rekening.
2. Prosedur operasi pembayaran kas harus dibentuk. Jika perusahaan memutuskan
memanfatkan potongan tunai dari utang dagang, perusahaan seharusnya mengirim
pembayaran pacta akhir periode potongan. Akan tetapi, apabila potongan tunai tidak
dimanfaatkan, perusahaan seharusnya baru melakukan pembayaran pada saat utang
jatuh tempo, agar perusahaan dapat memanfaatkan kas secara maksimal.
3. Payable Through Draft (PTD) adalah suatu alat yang digunakan untuk memperlambat
pembayaran. PTD merupakan suatu instrumen seperti cek yang digunakan oleh
pembayar (buka oleh bank) yang berfungsi sebagai cek. PTD tidak dapat digunakan
lang sung untuk clearing apabila tidakmemdapat persetujuan oleh pembayarnya. Sete!ah
PTD dikirimkan kepada sebuah bank oleh calon penerima, bank akan meminta persetujuan
pembayar. Jika disetujui oleh pembayar, dana baru dipindahkan ke penerima. Dengan
demikian PTD berfungsi untuk memperlambat pengeluaran kas, akan tetapi PTD tidak
disukai oleh penerima dan memerlukan biaya tambahan, karena bank akan mengenakan
biaya lebih tinggi untuk pemrosesan draft.
4. Penyelenggaraan suatu rekening pembayaran kas yang terpisah untuk pembayaran gaji
dan dividen kas. Dalam pengambilan gaji oleh karyawan, biasanya tidak semua
karyawan mengambil gaji pacta hari yang sama. sehingga dapat ditaksir suatu distribusi
pengambilan gaji selama beberapa hari. Dengan penyelenggaraan rekening tertentu
untuk pembayaran gaji atau dividen, sal do rekening ini diusahakan sama dengan taksiran
pengambilan gaji atau dividen pada hari yang bersangkutan, dan tidak perlu bersaldo
sebesar seluruh gaji atau seluruh dividen kas. Ide ini meminimumkan saldo rekening kas
untuk pembayaran gaji dan dividen kas, atau menghilangkan kas menganggur dalam
rekening tersebut.
5. Penyelenggaraan rekening bersaldo nol (zero balance account) adalah penggunaan
suatu rekening kas konsentrasi (sebagai rekening master) bersama-sama dengan berbagai
rekening pembayaran kas yang bersaldo nol dengan tujuan meniadakan saldo kas
menganggur dalam rekening pembayaran. Karakteristik penyelenggaraan zero balance
account adalah:
a. Semuarekening pembayaran kas dibiarkan bersaldo nol. Ketika terjadi clearing cek
yang dikeluarkan terhadap rekening pembayaran yang bersangkutan, transfer dana
baru dilakukan dari rekening konsentrasi ke rekening pembayaran untuk membayar
cek tersebut.

149
b. Caraini disebutzero balance account karena transfer kerekening pembayaran dilakukan
hanya sebesar jumlah yang dibutuhkan untuk clearing cek, sehingga saldo rekening
pembayaran selalu nol pada akhir setiap hari.
c. Penggunaan zero balance account meminimisasi saldo rekening-rekening pembayaran.

INVESTASI PADA SEKURITAS


Pada umumnya perusahaan akan memelihara jumlah kas tertentu untuk memenuhi kebutuhan
transaksi dan saldo minimum di bank. Kelebihan kas di atas jumlah yang diinginkan
diinvestasikan dalam sekuritas yang segera dapat dijual untuk mendapatkan pendapatan
bunga, dividen atau kenaikan harga sekuritas.
Dalam portofolio investasi jangka pendek, sekuritas yang dapat dijual terdapat tiga
segmen yaitu:
1. Segmen kas tunai (ready cash segment), adalah bagian sekuritas yang dapat dijual
dengan cepat menjadi kas apabila dalam operasi sehari-hari perusahaan menemukan
bahwa saldo kas di bawah yang diinginkan.
2. Segmen kas terkendali (controllable cash segment), adalah bagian sekuritas yang dapat
dijual untuk memenuhi pengeluaran kas yang dapat diketahui atau dikendalikan,
misalnya pengeluaran kas untuk membayar pajak dan dividen kas.
3. Segmen kas bebas (free cash segment), adalah bagian sekuritas yang dapat dijual yang
disisihkan semata-mata memang untuk tujuan investasi dalam sekuritas yang dapat
dijual yang berasal dari kas menganggur atau tidak segera dibutuhkan.

Dalam pemilihan sekuritas yang dapat segera dijual, perusahaan seharusnya


mempertimbangkan sejumlah variabel kunci, yaitu:
1. Keamanan, yaitu kemungkinan dapat diterima kembalinya jumlah mula-mula yang
ditanamkan dalam sekuritas.
2. Marketabilitas, yaitu kemampuan untukmenjual sekuritas dalamjumlah tertentu dalam
periode waktu pendek ke pasar sekunder tanpa dengan penurunan harga yang berarti.
3. Pendapatan, yaitu kemampuan sekuritas tersebut untuk menghasilkan bunga, dividen
dan atau kenaikkan harga.
4. Waktu jatuh tempo, yaitu periode waktu dari perolehan sekuritas oleh perusahaan
sampai dengan saatjatuh tempo sekuritas. Biasanya, semakin lama waktujatuh tempo
berarti semakin tinggi pendapat yang akan diperoleh, tetapi semakin tinggi pula
risikonya.

MODEL SALDO KAS


ialah satu yang menjadi perhatian dalam manajemen kas adalah penentuan saldo kas. Saldo
kas harus direncanakan dengan baik agar fungsi manajemen kas bekerja dengan baik. Dalam
manajemen keuangan terdapat beberapa model yang dapat digunakan manajemen untuk
menentukan target saldo kasnya. Terdapat tiga model yang cukup populer adalah: 1) model
Baumol, 2) model Miller-Orr, dan 3) model Stone.

150
1. Model Baumol
Model Baumol menggunakan konsep-konsep yang mendasari model Economic Order
Quantity (EOQ). Perusahaan diasumsikan menerima aliran kas masuk bersih secara periodik
dan mengeluarkan kas pada jumlah yang tetap. Dalam metode Baumol, total biaya
memegang kas adalah sebesar biaya kesempatan (opportunity cost) karena memegang kas
ditambah dengan biaya transaksi untuk menjual sekuritas atau untuk mengadakan peminjaman
baru agar mendapatkan kas (Rao, 1995).
Misalnya, pada awal minggu pertama, perusahaan mempunyai saldo kas Rp4.000.000
dan kelebihan pengeluaran kas di atas penerimaan kas sebesar Rp2.000.000 per minggu,
maka saldo kas akan turon menjadi nol pada akhir minggu kedua. Dengan demikian pada
akhir minggu kedua, perusahaan perlu mengisi kembali kas dengan cara melakukan
peminjaman atau menjual sekuritas yang dapat segera dijual.
Apabila saldo kas mula-mula sebesar Rp6.000.000, maka terdapat waktu tiga minggu
sebelum perusahaan kekurangan kas. Biaya transaksi timbul setiap perusahaan mengisi
kembali kas karenakekurangan kas, misalnya biaya brokerpada penjualan sekuritas yang dapat
segera dijual. Karena biaya transaksi terjadi ketika pengisian kas kembali, maka semakin besar
saldo kas berarti semakin sedikit frekuensi terjadinya kekurangan kas dan semakin sedikit pula
biaya transaksi yang timbul. Akan tetapi, semakin besar saldo kas mengakibatkan semakin
tinggi biaya kesempatan, karena dengan memegang kas kehilangan kesempatan mendapatkan
pendapatan dari penanaman kas dalam investasi lain (lihat Gambar 8-1).

Gambar 8-1 Model Sediaan Diterapkan terhadap Manajemen Kas

Kas

c
I I
I I

C/2
__ , __ _ --,---
I
I
I
I
I 1
I I
I I
I I

Waktu

151
Variabel-variabel yang digunakan dalam model Baumol adalah:
D = Total jumlah tambahan kas yang diperlukan setiap peri ode perencanaan,
biasanya per tahun.
C = Jumlah yang yang diperoleh dari penjualan sekurita~ atau peminjaman.
Dengan kata lain, saldo kas.
C/2 = Saldo kas rata-rata.
F = Biaya tetap dari penjualan sekuritas atau peminjaman.
k = Tingkat pendapatan bung a yang hilang (biayakesempatan) karena memegang
kas).

Total biaya memegang suatu saldo kas tertentu adalah sebesar biaya kesempatan ditambah
biaya transaksi.

Total biaya = biaya kesempatan + biaya transaksi


= k(C/2) + F(D/C)

Total biaya minimum diperoleh ketika besarnya C optimal pada saat biaya kesempatan sama
dengan biaya transaksi (lihat tabel ). C optimal dapat di peroleh dengan rum us sebagai berikut:

C= (2FD/k) 112

Cara mendapatkan rumus tersebut seperti halnya cara mencari jumlah pembelian
ekonomis pada model manajemen sediaan pada Bab IX. Sebagai contoh, jika diasumsikan
kebutuhan kas seminggu sebesar Rp200.000 maka kebutuhan kas setahun (D) adalah
Rp200.000 x 52 minggu= Rp10.400.000; F= Rp400; k= 10% .

.. I 2 X 400 X 10.400.00
C= \J = Rp 288.444,-
0,1

Dengan demikian, perusahaan sebaiknyamenjual sekuritas atau mengadakan peminjaman


sebesar Rp288.444 ketika saldo kas sebesar nol, sehingga saldo kas naik kembali menjadi
Rp288.444.
C sebesar Rp288.444 adalah optimal karena mempunyai total biaya yang minimal yaitu
sebesar Rp28.840, ketika biaya kesempatan sama dengan biaya transaksi sebesar Rp14.420,
dengan perhitungan sebagai berikut:
C= Rp288.444

Biaya kesempatan= k(C/2)


Biaya kesempatan= 0,10 (Rp288.444/2)= Rp14.420

152
Tabel 8-1 Perhitungan Biaya Kesempatan, Biaya Transaksi,
dan Biaya Memegang Kas Total

Saldo Kas Saldo Kas Biaya Jumlab Biaya Total Biaya


c Rata-rata Kesempatan Frekuensi Transaksi K (C/2)
C/2 K (C/2) Penambahan F(D/C) +
Kas F(D/C)
D/C
Rp 200.000 Rp 100.000 Rp 10.000 52,00 Rp 20.800 Rp 30.800
250.000 125.000 12.500 41,60 16,640 29,140
288.444 144.222 14,420 36,05 14,420 28,840
300.000 150.000 15.000 34,67 13.868 28.868
350.000 175.000 17.500 29,71 11,884 29,384
400.000 200.000 20.000 26,00 10.400 30.400

Biaya transaksi= F(D/C)


Biaya transaksi= Rp400 (Rp10.400.000/Rp288.444)= Rp14.420

Total biaya= biaya kesempatan + biaya transaksi


Total biaya= k(C/2) + F(D/C)
Total biaya= Rp14.420 + Rp14.420=: Rp28.840

Apabila tanpa sediaan minimal kas, saldo kas akan mencapai saldo nol dalam beberapa
waktu tertentu secara berkala dan kemudian diisi kembali. Persediaan pengaman (safety
stock) kas penting untuk betjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Penambahan
kas dilakukan ketika saldo kas mencapai sediaan minimal. Sediaan minimal kas biasanya
paling tidak sebesar saldo minimum yang harus ada di bank sesuai dengan aturan bank yang
bersangkutan.
Dalam penentuan saldo kas, model Baumol menggunakan asumsi-asumsi. Apabila
asumsi tersebut tidak dapat dipenuhi, maka model Baoumol tidak dapat dipergunakan
menentukan saldo kas optimum. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Semua aliran kas· adalah pasti.
2. Aliran pengeluaran kas terjadi dalam jumlah yang tetap.
3. Transfer kas dari penjualan sekuritas, atau peminjaman, tetjadi secara periodik dan
secara cepat, sehingga tidak memerlukan waktu tunggu.
4. Trend musiman dan siklikal tidak dipertimbangkan.
5. Biaya penjualan sekuritas atau peminjaman adalah tetap, tidak dipengaruhi oleh ukuran
transaksi.
6. Struktur termin tingkat bunga adalah flat dan tingkat bunga tidak berubah.

153
2. Model Miller-Orr
Berbeda dengan model Baumol, model Miller-Orr mengasumsikan aliran kas keluar dan
aliran kas masuk tidak pasti dan berfluktuasi secara random dari hari ke hari. Distribusi aliran
kas harian digambarkan sebagai suatu distribusi normal (Brigham and Gapenski, 1993;
Brealey, Myers, and Marcus, 1995).
Model Miller-Orr menentukan batas pengendalian atas, batas pengendalian bawah, dan
saldo kas yang ditargetkan (lihat Gambar 8-2). Dalam Gambar 8-2, di titik A menunjukkan
saldo kas perusahaan sampai pada batas pengendalian atas (H). Ketika di titik A perusahaan
membeli sejumlah sekuritas yang dapat segera dijual untuk mengurangi saldo kas sehingga
kembali pada saldo kas yang ditargetkan (Z). Sebaliknya, apabila saldo kas turun sampai
pada batas pengendalian bawah (L), yaitu di titik B, perusahaan menjual sejumlah sekuritas
untuk mengembalikan saldo kas mencapai saldo kas yang ditargetkan. Seberaparendah saldo
kas yang ditentukan manajemen tergantung pada seberapajauh risiko terjadinya penurunan
kas yang dapat diterima oleh manajemen.

Gambar 8-2 Konsep Model Miller-Orr


Saldo Kas (Rp)

A
Upper
Limit

Target

Lower
B Limit

0 Hari

Variabel-variabel yang digunakan dalam model Miller-Orr adalah:


Z = Target saldo kas
H = Batas pengendalian atas
L = Batas pengendalian bawah
F = Biaya tetap dari membeli atau menjual sekuritas
k = Biaya kesempatan karena memegang kas dengan dasar harian
s2 = varian aliran kas bersih harian
3FfY
Target saldo kas =z = [- -P +L13

4k

154
Batas pengendalian atas = H = 3Z - 2L
Saldo kas harian rata-rata berbeda dengan target saldo kas.
Saldo kas rata-rata= (4Z- L)/3

Sebagai contoh, apabila man~emen menetapkan batas pengendalian bawah adalah nol,
F= Rp300, tingkat bunga tahunan adalah 10% dan deviasi standar (cr) aliran kas harian
sebesar Rp4.000. Biaya kesempatan berupa tingkat pendapatan bunga berbunga harian
dihitung dengan rumus sebagai berikut (1 tahun 365 hari):

[1 + k)m- 1= i

[1 + k)m- 1= 0,10
[1 + k) 365 - 1= 0,10
[1 + k)]3 65 = 1,10

1 + k= (1,10)1/365
1 + k= 1.000261

k=0,000261

Varians dari aliran kas bersih harian= (Rp4.000}2= Rp16.000.000, maka:


3(Rp 300) (Rp 16.000.000)
Z=[ ] 113
= 0 = Rp 23.982 + 0 = Rp 23.982
4(0,00261)
Batas pengendalian atas adalah:
H= 3 (Rp23.982)- 2(0)= Rp71.946

Saldo rata-rata kas adalah:


[4(Rp23,982)- 0]13= Rp31.976

Apabila manajemen menetapkan saldo kas minimum sebesar Rp20.000, maka:

Target saldo kas= Rp23.982 + Rp20.000= Rp43.982

Batas pengendalian atas adalah:


H= 3 (Rp43.982) - 2(Rp20.000)= Rp91.946

Saldo rata-rata kas adalah:


[4(Rp43.982)- Rp20.000]/3= Rp51.976

Perubahan batas pengendalian bawah akan mengubah target saldo kas, saldo kas rata-rata,
dan batas pengendalian atas.

155
Perlu diperhatikan dalam model Miller-Orr, target saldo kas tidak berada di tengah
antara batas pengendalian bawah dan atas. Saldo kas rata-rata akan lebih sering berada di
sekitar batas pengendalian bawah daripada batas pengendalian atas untuk tujuan mengurangi
biaya kesempatan yang timbul karena memegang kas terlalu tinggi.
Model Miller-Orr menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Aliran kas harlan bersifat random dan sulit diramalkan.
2. Transfer dari dan ke sekuritas yang dapat segera dijual mampu dilakukan dengan cepat.
3. Trend musiman dan siklis tidak dipertimbangkan.
4. Biaya pembelian dan penjualan sekuritas adalah tetap, tidak dipengamhi oleh ukuran
transaksi.
5. Struktur termin tingkat bunga adalahflat dan tingkat bunga tidak berubah.

Model Miller-Orr lebih layak digunakan apabila distribusi aliran kas bersih harlan
mendekati nom1al, aliran kas bersifat random dari hari kehari, dan hanya satu sumber
investasi yang tersedia. Dalam praktik, Model Miller-Orr lebih baik digunakan untuk
manajemen saldo kas perusahaan darlpada model Baumol.

3. Model Stone
Model Stone mirip dengan model Miller-Orr, akan tetapi lebih memberikan perhatian pada
manajemen saldo kas daripada penentuan ukuran transaksi kas yang optimal. Ketika saldo
kas sampai pada batas pengendalian atas atau bawah, tidak secara otomatis merupakan tanda
bahwa perusahaan hams segera melakukan keputusan investasi atau disinvestasi sekuritas
yang dapat segera dijual. Namun, tindakan yang akan dilakukan tergantung pada aliran kas
yang diharapkan akan teijadi pada beberapa harl yang akan datang.
Model Stone menggunakan batas pengendalian saldo kas yaitu batas pengendalian luar
dan batas pengendalian dalam (lihat Gambar 8-3). Batas pengendalian luar yang terdiri dari
batas pengendalian atas luar (outer upper control limit)- H dan batas pengendalian bawah
luar (outer lower control limit)- L. Batas pengendalian dalam terdiri darl batas pengendalian
atas dalam (inner upper control limit), dan batas pengendalian bawah dalam (inner lower
control limit). Dalam Gambar 8-3, H- x menunjukkan batas pengendalian atas dalam dan
L + x menunjukkan batas pengendalian bawah dalam (Brigham and Gapenski, 1993).
Fungsi batas pengendalian luar (outer control limit) berfungsi seperti batas pengendalian
atas dan bawah dalam model Miller-Orr. Akan tetapi dalam model Stone, ketika perusahaan
sampai pengendalian luar atau melewati batas pengendalian luar, perusahaan hams melihat
aliran kas beberapa hari yang akan datang untuk memperkirakan apakah saldo kas akan
kembali bergerak ke dalam batas pengendalian dalam. Apabila sal do kas bergerak kembali
ke dalam batas pengendalian dalam, tidak perlu dilakukan tindakan pembelian atau penjualan
sekuritas. Sebaliknya, apabila saldo kas diperkirakan tidak bergerakke arah batas pengendalian
dalam, maka perusahaan perlu segeramelakukan tindakan penjualan atau pembelian sekuritas.
Gam bar 8-3 menunjukkan konsep model Stone. Ketika saldo kas sampai di titik A (bat as
pengendalian atas luar), perusahaan harus melihat aliran kas pada beberapa hari yang akan

156
datang untuk memperkirakan apakah saldo kas akan kernbali bergerak ke dalam batas
pengendalian atas dalam. Apabila saldo kas bergerak kembali ke dalam batas pengendalian
atas dalam, misalnya di titik C, perusahaan tidak perlu melakukan tindakan pembelian
sekuritas. Apabila saldo kas diperkirakan menuju titik B, yaitu tidak bergerak ke arah batas
pengendalian atas dalam, maka perusahaan perlu segera melakukan tindakan pembelian
sekuritas.

Gambar 8-3 Konsep Model Stone

Saldo Kas (Rp)

L~------------------~-----r-----------

t +5 Hari

Contoh:
Diasumsikan perusahaan mempunyai aliran kas bersih seperti yang terlihat pada Tabel
8-2 (diasumsikan aliran kas sesungguhnya sama dengan yang diharapkan):

Tabel 8-2 Aliran Kas Bersih

Hari Aliran Kas Hari Aliran Kas


Bersih Bersih

1 Rp 30.000 6 Rp 25.000
2 -25.000 7 -100.000
3 -50.000 8 -20.000
4 15.000 9 -10.000
5 10.000 10 25.000

Saldo kas mula-mula Rp80.000, saldo kas ditargetkan Rp80.000, batas pengendalian bawah
luar adalah Rp40.000 dan batas pengendalian bawah dalam adalah Rp50.000.

157
Tabel 8-3 Hubungan antara Aliran Kas Bersih dan Saldo Kas

Hari Aliran Saldo Kas Saldo Kas Keterangan


Kas Diharapkan yangTelah
Bersih Sebelum Dikelola Dikelola
0 Rp 80.000 Rp 80.000
I Rp 30.000 110.000 110.000
2 -25.000 85.000 85.000
3 -50.000 35.000 35.000 Melewati batas pengedalian luar
4 15.000 50.000 50.000 Terjadi Kenaikan Kembali
5 10.000 60.000 60.000
6 25.000 85.000 85.000
7 -100.000 -15.000 80.000 Penjualan sekuritas Rp 95.000
8 -20.000 -35.000 60.000
9 -10.000 -45.000 50.000
10 25.000 -20.000 75.000

Pada Tabel 8-3 di atas, kita mengetahui bahwa pada hari ketiga saldo kas sebesar
Rp35.000 (Rp80.000 + Rp30.000- Rp50.000- Rp25 .000) telah melewati batas pengendalian
bawah luar, kemudian perusahaan melihat beberapahari yang akan datang untuk mengatisipasi
aliran kas yang akan terjadi. Pada hari keempat, kelima, dan keenam, saldo kas perusahaan
menaik kembali ke arab batas pengendalian bawah dalam, dan paling tidak di atas batas
pengendalian bawah dalam, sehingga tidak perlu dilakukan transaksi penjualan sekuritas
untuk mendapatkan tambahan kas. Apabila kenaikan kembali saldo kas pada hari berikutnya
tidak mencapai batas pengendalian dalam, kita perlu mempertimbangkan untuk menjual
sekuritas agar mendapatkan tambahan kas secukupnya.
Pada hari ketujuh secara drastis saldo kas menurun menjadi minus Rpl5.000 berada
di bawah batas pengendalian bawah (Rp40.000), kemudian perusahan melihat aliran kas
pada beberapa hari yang akan datang. Perusahaan memperkirakan terjadi lagi penurunan
saldo kas pada hari ke delapan menjadi minus Rp35.000), dan hari kesembilan menjadi
minus Rp45.000, sehingga pada hari ke tujuh perusahaan perlu melakukan transaksi
penjualan sekuritas sebesar Rp95.000, agar saldo kas naik kembali mencapai saldo kas
yang ditargetkan.
Apabila Model Stone dibandingkan dengan metode Miller-Orr, Model Stone tidak
memberikan petunjuk bagaimana penentuan batas pengendalian bawah luar dan atas luar.
Akan tetapi, Model Miller-Orr dapat digunakan dalam Model Stone untuk menentukan batas
pengendalian dan target saldo kas, sedangkan peramalan aliran kas dapat didasarkan pada
anggaran yang dibuat, pengalaman dan intuisi manajemen. Model Stone mempunyai
kelebihan dibandingkan model Baumol dan model Miller-Orr karena tidak memerlukan

158
asumsi-asumsi kecuali asumsi bahwa transfer dari dan ke investasi sekuritas yang dapat
segera dijual dapat dilakukan secara cepat. N amun, karena tidak ada asumsi-asumsi yang lain
mengakibatkan model Stone merupakan model yang mempertimbangkan penilaian manajemen
semata dan pengalaman masa lalu perusahaan. Model Stone mudah untuk melakukan
penyesuaian terhadap trend musiman dan siklikal, namun model ini tidak mengarahkan pada
pengambilan keputusan yang optimal. Akan tetapi, penggunaan model Stone yang disertai
dengan pengalaman masa lalu dan analisis sensitivitas dapat menjadi suatu alat yang fleksibel
bagi perusahaan untuk pengendalian saldo kas.

RINGKASAN
John Maynard Keynes menyatakan terdapat tigamotif seseorang memegang kas. Motif-motif
tersebut adalah: 1) transaksi, 2) jaga-jaga, dan 3) spekulasi. Ketiga motif tersebut
dipertimbangkan dalam manajemen kas.
Manajemen kas meliputi pengumpulan dan pengeluaran kas secara efisien dan investasi
kas dalam sekuritas jangka pendek. Fungsi manajemen kas adalah melakukan pengaturan kas
melalui proses perencanaan dan penganggaran kas. Gagasan umum dalam pengelolaan kas
adalah perusahaan akan mendapatkan manfaat dengan mempercepat pengumpulan kas dan
dengan memperlambat pengeluaran kas.
Pada umumnya, perusahaan akan memelihara jumlah kas tertentu untuk memenuhi
kebutuhan transaksi dan saldo minimum di bank. Kelebihan kas di atas jumlah yang
diinginkan diinvestasikan dalam sekuritas yang segera dapat dijual untuk mendapatkan
pendapatan bunga, dividen atau kenaikan harga sekuritas.
Model Baumol menggunakan konsep-konsep yang mendasari model Economic Order
Quantity (EOQ). Dalam metode Baumol, total biaya memegang kas adalah sebesar biaya
kesempatan karenamemegang kas, ditambah dengan biaya transaksi untuk menjual sekuritas
atau untuk mngadakan peminjaman barn agar mendapatkan kas.
Model Miller-Orr menentukan batas pengendalian atas, batas pengendalian bawah, dan
saldo kas yang ditargetkan. Model Stone rnirip dengan model Miller-Orr, akan tetapi lebih
memberikan perhatian pada manajemen saldo kas daripada penentuan ukuran transaksi kas
yang optimal. Ketika saldo kas sampai pada batas pengendalian atas atau bawah, tidak secara
otomatis merupakan tanda bahwa perusahaan harus segera melakukan keputusan investasi
atau disinvestasi sekuritas yang dapat segera dijual.

SOAL LATIHAN

Tes Koreksi Betul-Salah


B S 1. Suatu perusahaan seharusnya memegang saldo kas sama dengan kebutuhan
uang tunai pada masa yang datang.
B S 2. Salah satu tujuan dari manajemen kas adalah untuk memperoleh pendapatan
tingkat bunga pada dana yang menganggur.

159
B s 3. Lock box adalah sebuah kotak pos yang diselenggarkan oleh sebuah bank
perusahaan, yang digunakan sebagai pos penerimaan pengiriman cek dari para
pelanggan.
B s 4. Depository transfer check (DTC) adalah pemindahan dana melalui suatu
depository check tercetak yang dibuat oleh sebuah bank lokal dan terutang
kepada satu rekening perusahaan di bank konsentrasi.
B s 5. Payable Through Draft (PTD) adalah suatu alat yang digunakan untuk
mempercepat pembayaran.
B s 6. Gagasan umum dalam pengelolaan kas adalah perusahaan akan mendapatkan
manfaat dengan mempercepat pengumpulan kas dan dengan memperlambat
pengeluaran kas.
B s 7. Waktu pengumpulan (collection float) merupakan total waktu di antara
pengiriman cek oleh pelanggan dan tersedianya kas dari pelanggan yang dapat
diterima oleh perusahaan.
B s 8. Dalamkonsep saldo kas menurut model Miller-Orr, ketika saldo kas perusahaan
sampai pada batas pengendalian atas, perus:lhaan membeli surat berharga yang
segera dijual untuk mengurangi saldo kas, sehingga kembali pada saldo kas
yang ditargetkan.
B s 9. DalamModel Stone,jika saldo kas bergerakkembali ke dalam batas pengendalian
dalam, perlu dilakukan tindakan pembelian atau penjualan surat berharga.
B s 10. Biaya kesempatan tahunan adalah digunakan dalam rumus saldo kas menurut
Model Baumol.

Soal Pilihan Berganda


1. Marketable securities adalah:
a. instrumen utang jangka pendek
b. instrumen utang jangka panjang
c. sekuritas modal jangka pendek
d. sekuritas modal jangka panjang
2. Manajemen kas yang efisien mempunyai tujuan:
a. menjaga saldo kas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan finansial perusahaan
baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.
b. membayar utang dagang secepat mungkin untuk tidak merusak hubungan baik
dengan supplier.
c. menghapus saldo kas melalui saldo kas nol (zero-balance account).
d. menyediakan rasa aman, kas mudah tersedia, dan untuk alasan memperoleh return
investasi temporer pada kas menganggur.
3. Berikut ini adalah asumsi dari berlakunya saldo Model Baumol, kecuali:
a. memuat aliran kas adalah tidak pasti.
b. aliran pengeluaran kas terjadi dalam jumlah tetap.

160
- - - - - - - - -

c. mentransfer .kas dari penjualan sekuritas, atau peminjaman, terjadi secara periodik
dan secara cepat, sehingga tidak memerlukan waktu tunggu.
d. trend musiman dan siklikal tidak dipertimbangkan.
4. Berikut ini merupakan keuntungan bank konsentrasi
a. biayanya lebih murah dari pada pendekatan manajemen kas yang lain
b. risikonya lebih rendah dari pada pendekatan manajemen kas yang lain
c. memberikan perlindungan untuk menghadapi kondisi yang tidak diharapkan.
d. mengendalikan aliran kas masuk dan keluar perusahaan.
5. Yang mana investasi yang temporer yang tepat pada kas perusahaan yang menganggur
yang dapat digunakan untuk membayar dividen tiga bulan lagi dari saat sekarang?
a. treasury bond 30 tahun dengan basil tahunan sekarang 8,7%
b. obligasi perusahaanjangka panjang dengan basil tahunan sekarang 9,4%
c. commercial paper 90 hari dengan basil tahunan sekarang 6,2%. -
d. saham biasa yang harganya naik 8% setiap tahun, dan membayar dividen triwulanan
yang besarnya sama dengan 5% basil tahunan.
6. Yang mana dari marketable securities berikut ini merupakan kewajiban dari bank
komersial?
a. commercial paper
b. negotionable certificates of deposit
c. persetujuan pembelian kembali
d. t-bill.
7. Diketahui: biaya tetap untuk menjual atau membeli surat berharga sebesar Rp150,-,
kebutuhan kas per tahun untuk melakukan transaksi sebesar Rp5,2 juta, opportunity cost
untuk memegang kas sebesar 15% per tahun. Dengan menggunakan model Baumol,
berapa saldo kas optimum?
a. Rp100.000,-
b. Rp101.980,-
c. Rp205.500,-
d. Rp150.000,-
8. Sesuai dengan soal nomor 7, berapajumlah saldo kas rata-rata?
a. Rp50.000,-
b. Rp50.990,-
c. Rp75.000,-
d. Rp65.000,-
9. Biaya transaksi tetap sebesar Rp 150,-. Opportunity cost memegang kas per tahun 15%.
Deviasi standar aliran kas neto harlan adalah Rpl.OOO,- Dengan menggunakan model
Miller-Orr, di bawah ini adalah target saldo kas yang mendekati benar?
a. Rp6.607,-

161
b. Rp7 .607 ,-
c. Rp8.706,-
d. Rp8.706,-
10. Sesuai dengan soal nomor 9, di bawah ini menunjukkan batas atas saldo kas yang
mendekati benar.
a. Rp17.821,-
b. Rp18.845,-
c. Rp19.821,-
d. Rp20.845,-

Soal Uraian
1. Diketahui: biaya tetap untuk menjual atau membeli surat berharga sebesar Rpl.OOO,-,
kebutuhan kas per tahun untuk melakukan transaksi sebesar Rp 10 juta, opportunity cost
untuk memegang kas sebesar 18% per tahun. Dengan menggunakan model Baumol,
berapa saldo kas dan saldo kas rata-rata yang optimum?
2. Perusahaan katering makanan mempunyai daftar gaji mingguan sebesar Rp200 juta
yang dibayarkan pada hari Jumat. Rata-rata para karyawannya menguangkan cek
mereka dengan cara berikut:

Cek harian yang dilunasi Persentase dari cek - cek yang


atas perkiraan perusahaan diuangkan

Jumat 25
Senen 40
Selasa 20
Rabu 10
Kamis 5

Sebagai bendaharawan perusahaan, bagaimana Saudara akan mengatur perkiraan daftar


gaji? Adakah suatu masalah di dalamnya?
3. Perusahaan "Jaya" telah cukup mempunyai pengalaman mengenai permintaan terhadap
produknya yang berubah-ubah dari waktu ke waktu sehingga mengakibatkan adanya
fluktuasi saldo kas secara random( tanpa pola tertentu ). Deviasi standar dari arus kas neto
harian adalah Rp 2.500. Perusahaan menginginkan uiltuk melakukan transfer dana dari
kas ke surat berharga atau sebaliknya seotomatis mungkin. Pimpinan perusahaan pemah
mendengar bahwahal itu dapat dilakukan dengan menggunakan "upper-and lower-bound
control limits." Tingkat bunga surat berharga pada waktu ini adalah 0,025% per hari.
Biaya tetap untuk setiap transaksi adalah Rp 20, dan transfer dilakukan seketika itu juga.

162
---------------- ----- - -

Dari data di atas Saudara diminta untuk:


a. Menentukan besarnyajumlah kas optimal (target point atau Z);
b Menentukan batas-atas (upper-limit) dan batas-bawah (lower-limit) kalau perusah~
menetapkanjumlah kas minimal (safety cash balance) sebesar Rp 10.000,-
c. Menentukan saldo kas rata-rata (average cash balance);
d. Menggambarkan grafik dari arus kas neto dengan pengendalian melalui batas-atas
dan batas-bawah tersebut.
e. Apabila mencapai batas-atas, berapa nilai surat berharga yang harus dibeli ?
f. Kalau mencapai batas-bawah, berapa nilai surat berharga yang harus dijual'?

''
4. Perusahaan ABC mengalami permintaan terhadap produknya yang berfluktuasi sehingga
saldo kasnyajuga berfluktuasi secara random. standard deviasi dari arus kas neto harian
sebesar Rp. 1.000,- Perusahaan ingin mentransfer dana dari kas ke sekuritas atau
sebaliknya seotomatis mungkin. Pimpinan perusahaan mengetahui bahwa hal tersebut
akan dapat dilakukan dengan cara pengendalian batas-atas dan batas-bawah (model
Miller & Orr). Tingkat bunga sekuritas pada waktu itu adalah 6 persen per tahun. Biaya
tetap untuk setiap transaksi Rp. 100,- dan transfer dilakukan seketika itu juga.
a. Tentukan batas-atas dan batas-bawah yang optimal (1 th=360 hari)
b. Jelaskan apa yang akan terjadi pada kedua batas pengendalian tersebut.

163
Bab 9 Manajemen Piutang Dagang Dan Sediaan

Setelah membaca bab IX, Saudara diharapkan dapat:


1. Memahami faktor-faktor kunci yang dapat dibedakan dalam kebijakan kredit perusahaan
dan memahami trade-off antara profitabilitas dan biaya yang terkait.
2. Memahami bagaimana tingkatan investasi piutang dagang yang dipengaruhi oleh
kebijakan kredit perusahaan.
3: Menjabarkan sumber-sumber informasi yang dapat digunakan untuk menganalsis
peminta kredit.
4. Memahami pentingnya pengelolaan investasi sediaan perusahaan.
5. Menjabarkan dan menggunakan berbagai macam alat pengendalian sediaan.
6. Menjabarkan pengendalian sediaan dengan Just-in- Time (JIT).
7. Menjabarkan hubungan an tara TQM dan manajemen sediaan.

Penjualan suatu produk atau jasa dapat dilakukan secara tunai atau kredit. Penjualan tunai
mengakibatkan adanya penerimaan kas perusahaan dan penjualan kredit menimbulkan
piutang pada pelanggan (customer). Piutang dagang adalah kredit yang diberikan perusahaan
kepada para pelanggannya, yang biasanya didasarkan atas kepercayaan dan tidakmenggunakan
perjanjian formal.
Selain piutang, bentuk lain yang juga digunakan untuk memberikan layanan kepada
customer adalah penyediaan produk. Seandainya sewaktu-waktu customer membutuhkan,
perusahaan tinggal mengirim produk tersebut kepada customer yang membutuhkan. Melalui
bab ini, kita akan memperoleh gambaran mengenai kebijakan perusahaan dalam pengumpulan
piutang, kebijakan kredit, dan pengendalian sediaan (inventory).

KEB/JAKAN PENGUMPULAN PIUTANG DAN KEBIJAKAN KREDIT


Dalam pengadaan piutang, perusahaan harus menyediakan dana yang diinvestasikan pada
piutang tersebut. Tingkat investasi dalam piutang dagang dipengaruhi oleh keadaan
perekonomian, penentuan harga jual dan kualitas produk, dan kebijakan kredit. Kebijakan
kredit adalah merupakan faktor yang dapat dipengaruhi oleh manajer keuangan. Hal-hal yang
akan diuraikan untuk menjabarkan kebijakan pengumpulan piutang dan kebijakan k.redit
adalah 1) standar kredit, 2) termin kredit, 3) potongan tunai, dan 4) default risk (Horne and
Wachowicz, 1995).

164
,----------- ---

Standar Kredit
Standar kredit diperlukan dalam penentuan persetujuan pemberian kredit. Standar kredit
adalah kualitas minimum penilaian kredit dari peminta kredit yang dapat diterima oleh
perusahaan. Variabel-variabel yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kredit adalah:
a. kualitas piutang dagang yang dapat diterima.
b. jangka waktu periode kredit.
c. potongan tunai untuk pembayaran lebih awal.
d. program pengumpulan piutang oleh perusahaan.

Keempat elemen di atas menentukan periode pengumpulan rata-rata dan proporsi


penjualan kredit yang menghasilkan piutang tidak tertagih. ·.
Dalam penentuan kebijakan kredit, perusahaan harus memperhatikan adanya suatu
trade-off antara risiko dan profitabilitas. Pelonggaran standar kredit akan meningkatkan
penjualan dan laba, yaitu dengan cara:
a. penerimaan piutang yang berisiko tinggi.
b. memperpanjang jangka waktu peri ode kredit.

Pelonggaran standar kredit merilang' akan meningkatkan penjualan, akan tetapi


menimbulkan peningkatan risiko, karena:
a. penerimaan piutang yang berisiko tinggi dapat meningkatkan risiko piutang tidak
- \
tertagih.
b. perpanjangan jangka waktu periode kredit dapat meningkatkan saldo piutang dan
mengurangi perputaran piutang, yang menimbulkan biaya kesempatan.

Keputusan yang diambil dalam rencana pelonggaran standar kredit tergantung pada
profitabilitas dari tambahan penjualan yang diharapkan dan biaya kesempatan yang timbul
dari tambahan investasi dalam piutang dagang sebagai risiko. Apabila profitabilitas dari
tambahan penjualan yang diharapkan lebih tinggi daripada biaya kesempatan yang timbul
dari tambahan investasi dalam piutang dagang, perusahaan dapat memutuskan untuk
melakukan pelonggaran standar kredit, dan sebaliknya. Keputusan yang optimal adalah
pelonggaran standar kredit dapat diteruskan sampai dengan profitabilitas dari tambahan
penjualan yang diharapkan minimal sam a dengan biaya kesempatan (opportunity cost) yang
timbul dari tambahan investasi piutang dagang yang diperlukan untuk menghasilkan tambahan
penjualan.
Sebagai contoh, perusahaan menjual produknya dengan harga jual Rp 1.000 per unit.
Biaya variabel per unit sebesar Rp600 (termasuk biaya departemen kredit) sehingga
rasio biaya variabel sebesar 60%. Laba kontribusi per unit adalah Rp400 (Rpl.OOO-
Rp600) sehingga rasio laba kontribusi sebesar 40%. Perusahaan saat ini berproduksi
jauh di bawah kapasitas normal, sehingga kenaikkan penjualan diasumsikan tidak akan
menambah total biaya tetap. Volume penjualan saat ini adalah Rp30.000.000.000 atau
30.000.000 unit per tahun.

165
Apabila perusahaan melakukan pelonggaran kredit, yang akan menghasilkan periode
pengumpulan rata-rata 2 bulan untuk pelanggan baru. Pelanggan yang sudah ada diharapkan
tidak mengubahkebiasaannyamembayar dalam periode waktu rara-rata 1 bulan. Kelonggaran
standar kredit diharapkan meningkatkan volume penjualan 30%, yaitu menjadi
Rp39.000.000.000pertahun(naikRp9.000.000.000atau9.000.000unit). Biayakesempatan
karena peningkatanjumlah piutang dagang adalah 10%.

Analisis:
Perputaran piutang dagang dari pelanggan baru=
1 tahun I periode pengumpulan piutang dagang peJanggan baru=
12 bulan 12 bulan= 6 kali

Tambahan piutang dagang dari pelanggan baru=


Tambahan penjualan I perputaran piutang pelanggan baru=
Rp9.000.000.000 16 kali= Rp1.500.000.000

Tambahan investasi dari tambahan piutang dagang=


Rasio biaya variabel x Tambahan piutang dagang=
60% X Rp1.500.000.000= Rp900.000.000

Return sebelum pajak yang diminta dari tambahan investasi dalam piutang dagang=
Persentase biaya kesempatan x Tambahan investasi dalam piutang dagang=
10% X Rp900.000.000= Rp90.000.000

Profitabilitas tambahan penjualan=


Rasio laba kontribusi x Tambahan penjualan=
40% X Rp9.000.000.000= Rp3.600.000.000

Keputusan yang diambil adalah perusahaan akan melakukan pelonggaran kredit karena
profitabilitas tambahan penjualan (Rp3.600.000.000) lebih tinggi daripada return yang
dimintadari tambahan piutang dagang (Rp90.000.000). Analisis ini belummempertimbangkan
kemungkinan timbulnya piutang tidak tertagih karena persetujuan terhadap kredit yang
berisiko tinggi.

Termin Kredit
Termin kredit menunjukkanjangka waktu periode kredit dan potongan tunai yang diberikan
apabila dilakukan pembayaran lebih awal oleh pelanggan (Marsh, 1995). Periode kredit
adalah total jangka waktu kredit bagi pelanggan untuk membayar utangnya. Misalnya, suatu
perusahaan memberikan termin kredit 2/10, n/30. Termin 2110 berarti potongan tunai sebesar
2% dari jumlah piutang bruto, yang akan diberikan apabila pelanggan membayar tagihan
dalam waktu 10 hari sejak tanggal faktur. Termin n/30 berarti apabila potongan tunai tidak
dimanfaatkan, pelanggan membayar penuh paling lambat pada waktu jatuh tempo yaitu 30
hari sejak tanggal faktur.

166
-------- --- --~

Perusahaan dapat melakukan pelonggaran kredit dengan memperpanjang periode kredit


dengan harapan dapat menaikkan volume penjualan. Dalam hal ini, tetjadi trade-off antara
profitabilitas dari tambahan penjualan dengan return yang diminta dari tambahan investasi
dalam piutang dagang.
Sebagai contoh, perusahaan menjual produknya dengan harga jual Rpl.OOO per unit.
Biaya variabel per unit sebesar Rp700 (termasuk biaya departemen kredit) sehingga rasio
biaya variabel sebesar 70%. Laba kontribusi per unit adalah Rp300 (Rpl.OOO- Rp700)
sehingga rasio laba kontribusi sebesar 30%. Perusahaan saat ini berproduksijauh di bawah
kapasitas normal, sehingga kenaikkan penjualan diasumsikan tidak akan menambah total
biaya tetap. Volume penjualan saat ini adalah Rp30.000.000.000 atau 30.000.000 unit per
tahun.
Apabila perusahaan melakukan pelonggaran periode kredit dari termin 2110, n/30
menjadi termin 2110, n/60 mengakibatkan periode pengumpulan piutang dagang rata-rata
dari pelanggan yang sudah ada berubah dari 1 bulan menjadi 2 bulan. Pelonggaran periode
kredit menaikkan volume penjualan sebesar Rp4.200.000.000 dan pelanggan barn ini
membayar rata-rata dalam waktu 2 bulan.

Analisis:
Total tambahan investasi dalam piutang dagang terdiri dari 2 bagian yaitu tambahan investasi
dalam piutang dagang yang berasal dari pelanggan lama dan dari pelanggan barn.
Bagian I, tambahan investasi dalam piutang dagang karena semakin lambatnya (n/30 menjadi
n/60) pengumpulan piutang dagang dari pelanggan lama:

Penjualan mula-mula Rp30.000.000.000


Perputaran piutang dari pelanggan lama sebelum tetjadi pelonggaran periode kredit=
1 tahun I periode pengumpulan piutang dagang pelanggan lama=
12 bulan I 1 bulan= 12 kali

Tingkat piutang dagang dari pelanggan lama sebelum tetjadi pelonggaran periode
kredit=
Penjualan kredit tahunan I perputaran piutang pelanggan lama=
Rp30.000.000.000 I 12 kali= Rp2.500.000.000

Perputaran piutang dari pelanggan lama setelah terjadi pelonggaran periode kredit=
1 tahun I periode pengumpulan piutang dagang pelanggan lama=
12 bulan I 2 bulan= 6 kali

Tingkat piutang dagang dari penjualan mula-mula setelah tetjadi pelonggaran periode
kredit=
Penjualan kredit tahunan I perputaran piutang pelanggan lama=
Rp30.000.000.000 I 6 kali= Rp5.000.000.000

167
Tambahan piutang dagang dari penjualan mula-mula setelah terjadi pelonggaran periode
kredit=
Rp5.000.000.000 - Rp2.500.000.000= Rp2.500.000.000

Tambahan investasi dari tambahan piutang dagang berasal dari penjualan mula-mula
setelah terjadi pelonggaran periode kredit=
Rasio biaya variabel x Tambahan piutang dagang dari penjualan mula-mula setelah
terjadi pelonggaran periode kredit=
70% X Rp2.500.000.000= Rp1.750.000.000

Bagian II, tambahan investasi dalam piutang dagang dari pelanggan baru:
Perputaran piutang dari pelanggan baru=
1 tahun I periode pengumpulan piutang dagang pelanggan baru=
12 bulan I 2 bulan= 6 kali

Tambahan piutang dagang dari pelanggan baru=


Tambahan penjualan I perputaran piutang pelanggan baru=
Rp4.200.000.000 I 6 kali= Rp700.000.000

Tambahan investasi dari tambahan piutang dagang dari tambahan penjualan=


Rasio biaya variabel x Tambahan piutang dagang dari tambahan penjualan=
70% X Rp700.000.000= Rp490.000.000

Gabungan: bagian I dan II


Total tambahan investasi piutang dagang=
Rp1.750.000.000 + Rp490.000.000= Rp2.240.000.000

Return yang diminta dari tambahan investasi dalam piutang dagang=


Persentase biaya kesempatan x Tambahan investasi dalam piutang dagang=
10% X Rp2.240.000.000= Rp240.000.000

Profitabilitas tambahan penjualan=


Rasio laba kontribusi x Tambahan penjualan=
30% X Rp4.200.000.000= Rp1.260.000.000

Keputusan yang diambil adalah perusahaan akan melakukan pelonggaran periode


kredit, karena profitabilitas tambahan penjualan (Rp1.260.000.000) lebih tinggi daripada
return yang diminta dari tambahan piutang dagang (Rp240.000.000). Analisis ini belum
mempertimbangkan kemungkinan timbulnya piutang tidak tertagih, karena persetujuan
terhadap kredit yang berisiko tinggi.

168
Potongan Tunai
Potongan tunai adalah persentase pengurangan pembayaran dari jumlah bruto penjualan,
karena pembayaran dilakukan dalam periode pemberian potongan tunai. Potongan tunai
diberikan sebagai insentif bagi pelanggan karena melakukan pembayaran lebih awal dalam
periode pemberian potongan tunai. Periode pemberian potongan tunai adalah periode waktu
pembayaran oleh pelanggan, yang mendapat potongan tunai karena pembayaran lebih awal.
Keuntungan pemberian potongan tunai adalah mempercepat pengumpulan piutang
dagang sehingga mempercepat perputaran piutang, yang mengakibatkan investasi yang
dibutuhan dalam piutang menjadi lebih kecil. Dana dari berkurangnya saldo piutang dagang,
karena pengumpulan yang lebih cepat dapat diinvestasikan dengan menghasilkan return
tertentu, yang disebut opportunity savings. Namun, pemberian potongan mengakibatkan
berkurangnya jumlah pembayaran yang diterima dari pelanggan, yang merupakan oppotunity
costs. Dengan demikian keputusan mengenai termin potongan tunai tergantung pada
perbandingan antara opportunity savings dengan opportunity costs. Apabila perubahan
termin kredit mengakibatkan opportunity savings lebih besar daripada opportunity costs,
maka perubahan termin kredit dapat diterima, dan sebaliknya.
Sebagai contoh, penjualan kredit tahunan perusahaan adalah Rp42.000.000 dengan
termin kredit n/45, tanpa potongan tunai dan periode pengumpulan piutang dagang rata-rata
adalah 2 bulan. Apabila perusahaan mengubah termin kredit dari n/45 menjadi 2110, n/30
akan mengurangi periode pengumpulan rata-rata menjadi 1 bulan, 80% pelanggan akan
memanfaatkan potongan tunai 2%. Tingkat return yang dapat diperoleh dari investasi dana
dari pengumpulan piutang yang lebih cepat adalah 25%.

Perputaran piutang dagang sebelum perubahan termin kredit==


1 tahun I periode pengumpu1an rata-rata sebelum perubahan termin kredit==
12 bulan I 2 bulan= 6 kali

Saldo piutang dagang rata-rata=


Penjualan kredit I perputaran piutang dagang sebelum perubahan termin kredit==
Rp42.000.000 I 6 == Rp7 .000.000

Perputaran piutang dagang setelah perubahan termin kredit =


1 tahun I periode pengumpulan rata-rata setelah perubahan termin kredit =
12 bulan I 1 bulan = 12 kali

Saldo piutang dagang rata-rata =


Penjualan kredit I perputaran piutang dagang sebelum perubahan termin kredit=
Rp42.000.000 112 = Rp3.500.000

Jumlah piutang dagang yang dapat dipercepat pengumpulannya=


Rp7.000.000- Rp3.500.000= Rp3.500.000

169
Return dari investasi dana karena pengumpu1an yang lebih cepat (opportunity savings)=
25% x Rp3.500.000 = Rp875.000

Biaya kesempatan (opportunity costs) karena pemberian potongan tunai=


2% X 80% X Rp42.000.000 = Rp672.000

Keputusan yang diambil adalah melakukan perubahan termin kredit dari n/45 menjadi 2/10,
n/30 karena menghasilkan opportunity savings (Rp875.000) yang 1ebih besar daripada
opportunity costnya (Rp672.000).

Default Risk
Default risk meliputi kerugian dari piutang dagang tidak tertagih yang mungkin terjadi,
karena pelonggaran standar kredit dan pelambatan waktu pengumpulan. Dengan demikian,
biaya yang timbul dari pelonggaran standar kredit tidak hanya dari biaya kesempatan karena
bertambahnya investasi dalam piutang dagang, tetapi juga dari piutang tidak tertagih yang
mungkin terjadi. Standar kredit yang optimum bukanlah standar kredit yang mampu
meminimisasi kerugian piutang tidak tertagih, tetapi harus memperhatikan semua biaya yang
mungkin timbul dari pelonggaran standar kredit yang diberikan.
Sebagai contoh, berikut ini adalah informasi mengenai keadaan standar kredit dengan
dua rangkaian alternatif perubahan kebijakan kredit dengan melakukan pelonggaran standar
kredit:

Tabel 9-1 Contoh Kebijakan Pelonggaran Standar Kredit

Keterangan Kebijakan saat ini Kebijakan I Kebijakan II

Jumlah penjualan kredit Rp 2.400.000 Rp 3.000.000 Rp 3.300.000


Tambahan penjualan Rp 600.000 Rp 900.000
Kerugian piutang tidak tertagih 2% 10% 18%
Periode pengumpulan piutang
dagang rata-rata 1 bulan 2 bulan 3 bulan

Piutang yang tidak tertagih pada: kebijakan saat ini sebesar 2% dari penjualan kredit
Rp2.400.000, kebijakan I sebesar 10% dari tambahan penjualankredit yang sebesar Rp600.000,
dan kebijakan II sebesar 18% dari tambahan penjualan kredit yang sebesar Rp900.000.
Kontribusi marjin sebesar 20%. Return sebelum pajak yang diharapkan pada tambahan
investasi sebesar 20%.
Perhitungan tambahan profitabilitas yang dikaitkan dengan dua kebijakan standar kredit
ditunjukkan pada Tabel9-2. Kita akan memilih kebijakan I, karena kebijakan I memberikan
manfaat marjinal positif, sedangkan kebijakan II memberikan manfaat marjinal negatif.

170
Tabel 9-2 Profitabilitas versus Return yang Diharapkan
dalam Pengevaluasian Perubahan Kebijakan Kredit

Kebijakan I Kebijakan II

I. Tambahan penjualan Rp 600.000 Rp 900.000


2. Profitabilitas dari tamb penjualan
(20% kontr marjin X tamb
penjualan) 120.000 180.000
3. Kerugian piutang tidak tertagih
(tamb penj x% bad- debt) 60.000 162.000
4. Tambahan piutang
(tamb penj :_perputaran piutqng
baru) 100.000 225.000
5. Investasi pada piutang tambahan
(0,8 x piutang tambahan) 80.000 180.000
6. Return sebelum pajak yang diharapkan
pada tambahan investasi (20%0 16.000 36.000
7. Tambahan kerugian piutang tidak
tertagih + tamb return yang
diharapkan (baris 3 + 6) 76.000 198.000
8. Profitabilitas tambahan neto :
(baris 2 - baris 7) 44.000 (18.000)

MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN SEDIAAN

Pengertian Sediaan
Berbagai perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur akan
mengadakan sediaan (inventory). Sediaan sangat penting artinya bagi setiap perusahaan
untuk kelancaran usahanya. Sediaan adalah sebagai salah satu kekayaan yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual atau sediaan barang-barang
yang masih dalam pengerjaan/proses produksi atau operasi, ataupun sediaan bahan baku ·
yang menunggu untuk digunakan dalam suatu proses produksi atau operasi.
Sediaan merupakan salah satu unsur aktiva lancar, dalam operasi perusahaan yang
secara terns menerus diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Sediaan berfungsi
menghubungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan

171
menyampaikan kepada konsumen. Adanya sediaan memungkinkan dapat terlaksananya
operasi produksi dan pelayanan kepada konsurnen atau pelanggan yang lebih baik.

Jenis Sediaan
Istilah sediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau
sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan
permintaan. Menurut jenisnya, sediaan dapat dibedakan atas:
1. Sediaan bahan mentah (raw materials), yaitu sediaan barang-barang berujud seperti
besi, kayu, semen, dan komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam proses
produksi.
2. Sediaan komponen-komponen rakitan (purchased part/components), yaitu sediaan
barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan
lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Sediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu sediaan barang-barang yang
diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang
jadi.
4. Sediaan barang dalam proses (work in process), yaitu sediaan barang-barang yang
merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang diolah
menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Sediaan barang jadi (finished good), yaitu sediaan barang-barang yang telah selesai
diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada langganan.
6. Sediaan barang dagangan, yaitu sediaan barang pada perusahaan perdagangan yang
diperoleh dari membeli kemudian dijual kembali ke konsumen.

Pengldasifikasian untuk Pengendalian


Kita telah mengetahui jenis sediaan berbeda-beda, yaitu sediaan bahan baku, barang dalam
proses, sediaan barangjadi, dan sediaan barang dagangan. Caralain untukmengklasifikasikan
sediaan adalah dengan nilai rupiah investasinya perusahaan. Jika perusahaan mengurutkan
sediaan barang dengan nilai menurun per barang, kita akan mendapatkan distribusi kumulatif,
seperti terlihat pada Gambar 9-1. Dalam gambar menguraikan bahwa sediaan dikelompokkan
dalam tiga grup. Grup A adalah barang-barang yang sekiranya sebanyak 15% dari jumlah
barang kumulatif dengan nilai kira-kira 70% dari nilai kumulatif sediaan. Grup B adalah
barang yang kira-kira sebanyak 30% dari jurnlah barang kurnulatif dengan nilai 20% dari nilai
kumulatif sediaan. Kemudian grup C adalah barang-barang yang kira-kira sebanyak 55%
dari jurnlah barang kumulatif dengan nilai 10% dari nilai kumulatif sediaan.
Berdasarkan pengklasifikasian tersebut, barang-barang yang proporsinya relatif kecil
adalah sediaan yang paling bemilai, dan sangat beralasan perusahaan untuk lebih mencurahkan
perhatian dan penjagaan dalam pengendalian pada barang yang lebih bemilai. Barang-barang
dalam grup A adalah paling bemilai, maka paling sering diperhatikan dan dijaga. Kemudian
disusul memperhatikan dan menjaga barang-barang dalam grup B yang bemilai sedang, dan
yang terakhir adalah barang-barang dalam grup C yang bemilai paling rendah. Sistem

172
---------------------- ---

pengendalian sediaan dengan pengklasifikasian seperti ini, disebut pengendalian sediaan


metodeABC.

Gambar 9-1 .Klasifikasi Sediaan degan Nilai Sediaan

c
"'"'
,
'6 70
r.n
3
z
~
"3
s:I
,
~

"'
E
,
r:
Q)
ll..

15 45 100
Persentase Kumulatif Item-Item Dalam Sediaan

Pentingnya Sediaan Bahan Bagi Perusahaan


Proses produksi atau operasi yang diinginkan manajemen dapat beljalan lancar. Untuk
menunjang kelancaran proses produksi atau operasi, maka bahan baku, dan barang dalam
proses harus selalu tersedia pada setiap saat. Jika saat dibutuhkan, bahan baku dan barang
dalam proses tidak tersedia, berakibat proses produksi atau operasi tidak dapat dilaksanakan.
Kepada konsumen atau pelanggan manajemen menginginkan dapat memberikan pelayanan
sebaik-baiknya, salah satunya melalui sediaan barangjadi (pada perusahaan pengolahan) dan
sediaan barang dagangan (pada perusahaan perdagangan). Jika adakonsumen atau pelanggan
membutuhkan atau berkeinginan membeli barang dan barangnya tidak tersedia, maka
konsumen atau pelanggan tersebut akan kecewa dan kemungkinan akan membeli barang
kepada perusahaan lain.
Setiap perusahaan perlu mengadakan sediaan untuk menjamin kelangsungan hidup
usahanya. Untuk mengadakan sediaan dibutuhkan dana yang diinvestasikan dalam sediaan.
Sediaan yang terlalu banyak akan merugikan perusahaan karena banyak dana yang terserap
dalam perusahaan. Sedangkan sediaan yang terlalu kecil akan menyebabkan terganggunya
kelancaran proses produksi. Oleh karenaitu, perusahaan memerlukan suatu sistem pengendalian
yang dapat mengatur tersedianya suatu tingkat sediaan yang optimal yang dapat memenuhi
kebutuhan dalam jumlah, kualitas, waktu yang tepat serta biaya yang minimal.

173
Kegiatan pengendalian sediaan tidak terbatas pada perencanaan tingkat dan susunan
sediaan, tetapi juga pada pengaturan dan pengendalian atas pelaksanaan pengadaan
bahan-bahan skeduling (penjadualan) untuk pemesanan, pengaturan penyimpanan dan
lain-lain. Sangatlah penting bagi setiap perusahaan untuk mengadakan pengendalian
sediaan, karena kegiatan ini dapat membantu tercapainya tingkat efisiensi penggunaan dana
dalam sediaan. Tetapi, hal ini bukan berarti dapat menghapus sama sekali risiko yang timbul
akibat adanya sediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, melainkan pengendalian sediaan
dapat membantu mengurangi teijadinyarisiko seminimal mungkin. Adapun kegiatan-kegiatan
pengendalian sediaan yang efektif adalah:
1. memperoleh bahan-bahan, yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu supply
yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kuantitas maupun kualitas.
2. menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam sediaan, yaitu mengadakan suatu
sistem penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang telah
dimasukkan ke dalam sediaan.
3. pengeluaran bahan-bahan, yaitu menetapkan suatu pengaturan atas pengeluaran dan
penyampaian bahan-bahan yang tepat pada saat, serta tempat dimana dibutuhkan.
4. meminimalisasi investasi dalam bentuk bahan atau barang (mempertahankan sediaan
dalamjumlah yang optimum setiap waktu).
Tujuan Manajemen dalam Pengendalian Sediaan
Tujuan pengendalian sediaan dapat dinyatakan sebagai usaha untuk:
1. menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan sediaan sehingga dapat mengakibatkan
terhentinya kegiatan produksi,
2. menjaga agar supaya pembentukan sediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau
berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari sediaan tidak terlalu besar, dan
3. menjaga agarpembelian secara "kecil-kecilan" dapat dihindari karena ini akan berakibat
biaya pemesanan menjadi besar.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, dalam pengendalian sediaan, manajemen perlu
mengadakan perencanaan bahan-bahan apa yang dibutuhkan dalam kuantitas maupun
kualitas sesuai dengan kebutuhan produksi serta kapan pesanan dilakukan.

Biaya-Biaya yang Timbul Akibat Ada Sediaan


Unsur-unsur biaya yang terdapat dalam sediaan dapat digolongkan menjadi empat golongan:
1. Biaya pemesanan (ordering costs). Biaya pemesanan adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan berhubungan dengan pemesanan baranglbahan dari penjual, sejak dari
pesanan dibuat dan dikirim ke penjual, sampai baranglbahan tersebut dikirimkan dan
diserahkan serta diinspeksi di gudang atau daerah pengolahan. Biaya-biaya pemesanan
antara lain adalah:
biaya administrasi pembelian dan penempatan order.
biaya pengangkutan dan bongkar muat.
biaya penerimaan dan biaya pemeriksaan.

174
biaya pengepakan dan penimbangan.
biaya telephone.
2. Biaya penyimpanan (carrying costs atau holding costs). Biaya penyimpanan adalah
biaya-biaya yang diperlukan berhubungan dengan diadakannya sediaan. Biaya
penyimpanan berhubungan dengan tingkat rata-rata sediaan yang selalu terdapat di
gudang, sehingga besarnya biaya bervariasi tergantung pada besar kecilnya rata-rata
sediaan. Biaya-biaya penyimpanan antara lain adalah:
biaya sewa gedung.
biaya peralatan material handling di gudang.
biaya administrasi gudang.
upah dan gaji tenaga pengawas dan pelaksa pergudangan.
biaya asuransi sediaan.
biaya pajak.
biaya modal.
3. Biaya kekurangan sediaan (out of stock costs). Biaya kerkurangan sediaan adalah
biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya jumlah sediaan lebih kecil daripada jumlah
yang diperlukan, seperti kerugian atau biaya tambahan yang diperlukan karena langganan
memesan suatu barang/bahan sedangkan barang/bahan yang dibutuhkan tidak tersedia.

Kuantitas Pembelian Ekonomis (Economic Order Quantity)


Sehubungan dalam pengadaan sediaan bahan dan barangjadi, pembelian harus dikelola dan
dikendalikan dengan baik agar biaya-biaya yang terjadi dapat diminimalkan. Ada sebuah
teori sediaan yang bisa digunakan untuk mengelola dan mengendalikan sediaan dengan baik,
yaitu jumlah pembelian ekonomis (economic order quantity-- EOQ).
Jumlah pembelian ekonomis adalah pembelian bahan atau barang untuk sediaan yang
menyebabkan biaya sediaannya pada periode yang direncanakan dapat diminimalkan.
Berikut ini asumsi-asumsi yang harus dipenuhi di dalam menggunakan konsep jumlah
pembelian ekonomis (Marsh, 1995).
1. Jumlah penggunaan bahan atau barang (S) dapat diperkirakan secara pasti pacta periode
waktu direncanakan. Periode waktu dapat dalam satu bulan, satu semester, dan satu
tahun, dan sebagainya.
2. Diketahui biaya sediaan (T). Secara sederhana biaya sediaan terdiri dari biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan.
3. Biaya pemesanan bahan atau barang sekali pesan (0) diasumsikan konstan, tidak
dipengaruhi oleh banyak sedikitnya barang yang dipesan/dibeli.
4. Biaya penyimpanan per unit per periode (C) diasumsikan konstan atau berupa persentase
tertentu dari harga bahan atau barang.

Untuk menggunakan konsep ini, sediaan rata-rata (dalam unit) dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Sediaan rata-rata= Q/2

175
Q menunjukkan jumlah yang dipesan/dibeli dan diasumsikan konstan dalam periode yang
direncanakan. Sediaan rata-rata diilustrasikan dalam Gambar 9-2. Pada pemesanan/pembelian
sejumlah Q, jika Q habis karena digunakan atau dijual, pesanan berikut sudah datang
kembali.

Gambar 9-2 Contoh Kuantitas Pemesanan yang Pasti,


Permintaan Tetap, dan Tidak Ada Safety Stock
Sediaan (Unit)

Q I
L-
1

I
I I
- - - - - I _ _ _ _ _ J ___ _
______ J.I ___ _
I

Waktu

Biaya penyimpanan sediaan adalah jumlah sediaan rata-rata (dalam unit) kali biaya
simpan per unit per periode atau C (Q/2). Jumlah pemesanan dalam satu periode adalah
jumlah penggunaan bahan atau barang dalam satu periode dibagi dengan jumlah pemesanan,
atau S/Q. Kemudian biaya pemesanan dalam satu periode ditunjukkan oleh biaya pemesanan
sekali pesan kali jumlah pemesanan, atau O(S/Q). Dalam konsep yang sederhana, jumlah
biaya sediaan merupakan jumlah dari biaya penyimpanan dan biaya pemesanan, atau

Biaya Sediaan (T) =C(Q/2) + O(S/Q)


Dari persamaan rumus itu, jumlah pembelian lebih besar, biaya penyimpanan akan lebih
besar, tetapi biaya pemesanan akan lebih rendah. Sebaliknya jumlah pembelian lebih rendah,
biaya penyimpanan akan lebih rendah, tetapi biaya pemesanan akan lebih tinggi.
Jumlah kuantitas pembelian atau pemesanan ekonomis adalah kuantitas Q* yang biaya
sediaannya minimal pada periode waktu direncanakan. Kita dapat menghitung untuk
mendapatkan titik terendah dari kurva biaya sediaan. Rum us biaya sediaan tersebut di atas
di-derivative-kan. Hasil derivarive dinyatakan sama dengan 0.

176
---------

Kemudian dari persamaan tersebut dapat didapatkan Q pembelian ekonomi (EOQ):

O(S/Q2) = C/2

-v
Q= 2(0)(S)
(C)
=Q*
Untuk memberikan gambaran bagaimana menghitung jumlah pembelian ekonomis
dengan rumus tersebut di atas, berikut ini diberikan contoh kasus dan cara perhitungannya.
PT."Surya Kencana" membutuhkan bahan baku sebanyak 2.000 kg per tahun. Biaya
penyimpanan per kg per tahun sebesar RplO.OOO,-. Biaya pesan setiap kali mengadakan
pemesanan sebesar RplOO.OOO,-.
Dari contoh tersebut dapat diidentiftkasi:
Kebutuhan bahan baku satu tahun (S) =2.000 kg
Biaya penyimpanan per unit per tahun (C)= RplO.OOO,-.
Biaya pesan setiap kali pemesanan (0) = RplOO.OOO,-.
Dengan adanya identifikasi tersebut, kita dapat dengan mudah menghitung jumlah
pembelian ekonomi (EOQ) = Q*

Q* =\) 2(100.000)(2.000) =200 k


10.000 g

Kuantitas pemesanan (pembelian) optimal dapat ditunjukkan pada Gambar 9-3. Dalam
gambar tersebut, apabila kita menggambarkan biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan
biaya sediaan pada beberapajumlah pembelian, maka akan ditemukan besarnyamasing-masing
biaya. Q* adalah titik terendah dari kurva biaya sediaan dan terletak pada saat biaya
penyimpanan sama dengan biaya pemesanan. Titik Q* menunjukkan kuantitas pemesanan
ekonomis.

Gambar 9-3 Economic Order Quantity

Biaya Sediaan Total

'
'''
''
~
~ '
...
------
I
i:i:i '

I -
I
--- ---
Biaya Pemesanan Total
--- ---
Q*
Jurnlah Pesanan (Q)

177
,
Titik Pemesanan: Kapan memesan?
Kuantitas pembelian ekonomis, adalah penentuan yang berkaitan dengan berapa banyak
barang yang dipesan. Sebagai akibat bahan atau barang yang telah dibeli akan habis
digunakan, maka berikutnya perlu ditentukan kapan harus mengadakan pemesanan lagi
(reorder point) agar biaya sediaan tetap dapat minimal. Untuk menentukan kapan memesan
harus mempertimbangkan lead time. Lead time merupakan tenggang waktu yang diperlukan
antara saat pemesanan bahan atau barang sampai dengan datangnya bahan baku yang dipesan
(siap untuk dipakai) (Hampton, 1995). Apabila perusahaan dalam pelaksanaan pemesanan
tidak memperhitungkan lead time, maka risiko kehabisan bahan baku dikarenakan bahan atau
barang yang dipesan datang/sampai terlambat. Disamping itu, ada risiko sediaan terlampau
besar dikarenakan barang yang dipesan datang atau sampai lebih cepat.
Dari contoh di atas, jika diketahui lead time dalam pemesanan bahan selama 5 hari, maka
dan kebutuhan bahan per hari sebanyak 20 kg, dapat dicari titik pemesanan kembali (reorder
point). Reorder point ditentukan dengan memperhitungkan dua varia bel, yaitu lead time (L)
dan tingkat kebutuhan per hari/minggu (U) (Home and Wachowicz, 1995). Reorder point
menunjukkan sebesar 100 kg. Pada saat sediaan sebesar 100 kg, maka perusahaan harus
melakukan pemesanan kembali (lihat Gambar 9-4).

Reorder point= ( U x L) =5 x 20 = 100 kg


Gambar 9-4 Rorder Point
Kg

200

Economic
order quantity
Q*

0 5 10 15 20 25
I Lead time I Hari

Safety Stock (Sediaan Pengaman)


Dengan diketahui EOQ, sebenamya masih ada kemungkinan adanya out ofstock (kekurangan
sediaan) dalam proses produksi. Kemungkinan out of stock akan timbul apabila:
1. bahan baku yang digunakan dalam proses produksi Iebih besar daripada yang
direncanakan. Ini akan mengakibatkan sediaan habis diproduksi sebelum pesanan
datang atau terjadi ketidakpastian dalam pemakaian bahan. Dari keadaan terse but maka

178
perusahaan perlu rnenetapkan adanya safety stock untuk rnenjarnin kelancaran proses
produksi.
2. pesanan/pernbelian bahan baku datangnya tidak tepat pada waktunya.

Jika ada sediaan pengarnan, kekurangan sediaan dapat dihindari. Sediaan pengarnan
adalah sediaan yang dijaga untuk rnenghindari ketidakpastian penggunaan (permintaan) dan
lead time barang yang dipesan.
Kernbali ke contoh kasus di atas diketahui telah ditentukan safety stock ditentukan sarna
dengan kebutuhan bahan selarna 5 hari, rnaka reorder point sarna dengan jurnlah dari lead
time (L) dan tingkat kebutuhan per hari/rninggu (U) dan besarnya safety stock. Reorder point
sebesar 200 kg dapat dilihat dalarn Garnbar 9-5. Jika sediaan rnencapai 200 kg, perusahaan
rnelakukan pernesanan kernbali.

Reorder point= (L xU)+ safety stock= 5 x 20 + 100 = 200 kg

Gambar 9-5 Reorder Point dengan Safety Stock

Kg

Safety stock

0 5 10 15 20 25 30 35 40
Hari

PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN JUST-IN-TIME


Just in time (JIT) rnerupakan teknik yang didapatkan dari Jepang yang rnerupakan konsep
radikal dalarn produksi berdasar atas perrnintaan sesungguhnya dan penerirnaan material
tepat waktu dalarn manufacturing atau perakitan yang rnerninirnurnkan sediaan atau
pernborosan. JIT adalah suatu filosofi operasi berdasarkan continuous improvement dan
penghapusan pernborosan-pernborosan di sernua bidang dalarn perusahaan. Filosofi operasi
JIT tergantung pada seberapa baik pelaksanaan TQM pada manufacturing dan pernasok.
Tujuan JIT adalah untuk rnenghasilkan produk yang benar, pada kuantitas yang benar,
pada ternpat yang benar, dan pada waktu yang tepat untukrnencapai tujuan operasi yang telah
direncanakan. Pencapaian tujuan JIT dapatrnenaikkan secararadikal daya tanggap perusahaan

179
terhadap permintaan customer dan memperbaiki kemampuan perusahaan untuk bersaing
melalui dimensi: biaya, kualitas, dependability, fleksibilitas, dan waktu. Tujuan JIT dapat
dicapai dengan berfokus ke enam elemen kunci yang saling berkaitan: penghapusan
pemborosan, respek terhadap orang, continuous improvement, berfokus ke customer, hubungan
kemitraan dengan pemasok, dan implementasi JIT (Miswanto, 1996).
Penghapusan Peroborosan
Pemborosan (waste) dapat didefinisikan sebagai sesuatu aktivitas yang tidak bernilai tambah
(non-value-added activity). Satu alasan mengapa perusahaan mempunyai kesulitan
menciptakan uang adalah karena gagal mengenali pemborosan dalam lingkungan kerja dan
gagal mengenali peluang-peluang untuk melakukan improvement. Agar dapat menghapus
pemborosan, suatu perusahaan seharusnya menetapkan apakah sesuatu aktivitas menambah
(atau tidak) nilai dari sudut pandang customer. JIT semestinya menghapus aktivitas yang
menambah biaya tetapi tidak menambah nilai produk, dan semestinya JIT berfokus pada
aktivitas yang langsung berkaitan dengan sesuatu yang diperhatikan dan dipertahankan oleh
customer. Toyota mengidentifikasi tujuh jenis pemborosan: pemborosan akibat produksi
berlebihan, pemborosan karena menunggu, pemborosan dalam transportasi, pemborosan
dalam pemprosesan, pemborosan dalam sediaan, pemborosan dalam gerakan, dan pemborosan
dalam komponen-komponen yang rusak.

Respek terhadap Orang


JIT didasarkan atas respek terhadap orang. Improvement produktivitas tidak dapat dicapai
tanpa dukungan semua orang. Pada dasarnya, orang adalah: yang membuat sesuatu terjadi,
yang bertanggung jawab untuk keberhasilan organisasi, untuk quality improvement, dan
untuk penghapusan pemborosan. Bagaimana manajemen mendapatkan orang yang secara
penuh mengerahkan potensi? Suatu elemen yang paling penting adalah good people manage-
ment, yang dimulai dengan respek terhadap orang sebagai individu. Respek terhadap
individu ditunjukkan dengan melakukan usaha: penghapusan operasi-operasi yang
memboroskan, penciptaan lingkungan kerja yang aman dan layak, dan dorongan terhadap
orang untuk roau menunjukkan dan mengembangkan bakat dengan memberikan mereka
tanggung jawab dan wewenang.

Continuous Iroproveroent
Untuk menggerakkan atau menjalankan continuous improvement, manajemen seharusnya
berusaha tanpa kenallelah. JIT bukan suatu proyek yang memiliki akhir, melainkan sesuatu
proses yang berjalan terus, seperti perjalanan hidup yang panjang. Orang Jepang sangat
percaya bahwa sesuatu yang kecil akan menambah sesuatu yang besar. Continuous
improvement membuat perubahan bertahap, yang dalam jangka pendek tidak akan tampak
jelas. Dalamjangka panjang, kontribusi continuous improvement akan sangat jelas kelihatan.
Salah satu cara untuk melakukan continuous improvement adalah dengan menggunakan
statistical process control.

180
Berfokus ke Customer
JIT tidak berfokus pada volume penjualan a tau biaya, melainkan berfokus ke customeruntuk:
penggerakkan kualitas, improvementproduktivitas, dan keberhasilan organisasi. Pemenuhan
kebutuhan customer berarti penyerahan produk berkualitas tinggi dengan pengorbanan
minimum dari customer.

Kemitraan dengan Pemasok


Kemitraan JIT adalah suatu keterkaitan penting dalam rantai nilai (value chain) antara
manufacturer dan pemasok yang mendukung manajemen yang lebih baikdalammenghadapi
risiko dan mengurangi permintaan somber daya organisasi melalui pemotongan
aktivitas-aktivitas yang tidak bemilai tambah. Dalam persaingan tradisional, orientasi
pembelian bahan ke pemasok dikondisikan dengan kriteria menawar harga paling rendah.
Hubungan kemitraan JIT adalah dengan saling menjalin kerja sama, yang salah satu
tujuannya untuk menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan (win-win relation-
ship). Jalinan hubungan yang saling menguntungkan tersebut, memberikan dasar bagi
pemasok dalam mengirim bahan-bahan dengan kualitas, jumlah, jenis, dan waktu yang tepat
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh JIT manufacturer. Realisasi manfaat kemitraan
dengan pemasok tergantung atas pola kemitraan antara manufacturer dan pemasok. Pola
kemitraan baru antara manufacturer dan pemasok meliputi: 1) mengadakan pertukaran
informasi biaya, skedul, dan kontrol kualitas, 2) mengadakan penghapusan pemesanan atau
pembelian produk untuk disimpan, 3) melibatkan pemasok dalam pengembangan spesiflkasi
desain, 4) membentuk kerja sama untuk memecahkan masalah, 5) mengadakan kunjungan
antara pemasok dan manufacturer, dan 6) menggunakan electronic data interchange.

lmplementasi JIT
Filosofl produksi JIT tidak dapat dilaksanakan dalam satu malam. Toyota mengembangkan
sistem JIT lebih dari 20 tahun. Banyak perusahaan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk
mewujudkan continuous improvement di berbagai bidang, sebelum mereka dapat
melaksanakan dengan baik sistem JIT yang sesuai dengan aktivitas operasi yang dimiliki.
Beberapa perubahan atau penyesuaian yangharus dilakukan oleh perusahaan untukmelakukan
aktivitas operasi, secara garis besar adalah: 1) manajemen harus melaksanakan secara penuh
fllosofl JIT, 2) semangat kerja sama atau kooperasi antara manajemen dan para karyawan
harus dicapai dan dipertahankan, 3) layout fasilitas pabrik harus menunjang pelaksanaan
sistem JIT, 4) waktu yang diperlukan untuk mengubah dari satu pekerjaan ke pekerjaan
berikutnya dikurangi secara drastis agar jumlah bahan atau alat-alat yang dibutuhkan menjadi
berkurang, 5) ketepatan mesin harus cukup tinggi, 6) pengubahan desain produk untuk
meningkatkan penggunaan komponen-komponen baku, dan 7) pemasok yang sesuai harus
didapatkan dan hubungan kemitraan yang erat terns dikembangkan.

181
TQM DAN MANAJEMEN PEMBELIAN-SEDIAAN: BENTUK HUBUNGAN BARU
DENGAN PEMASOK
Konsep total quality management (TQM) adalah sistem pendekatan manajemen bam,
mempunyai filosofi bam dalam manajemen sediaan, yaitu menjalin hubungan sating
menguntungkan dengan pemasok. Saat ini, ada hubungan tradisionat yang antagonistik
antara pemasok dan customer. Pemasok yang dapat menjual barang dengan harga yang lebih
murah, diganti dengan hubungan bam antara pemasok dan customer. Hubungan tersebut
dapat memangkas biaya, sehingga produksi dapat meningkatkan kuatitas produk yang lebih
tinggi. Hubungan erat dengan pemasok menciptakan filosofi TQM untuk mendobrak
batas-batas perusahaan pada pemasok, memungkinkan perusahaan menarik atau membuka
jatan agar keahlian yang dimiliki pemasok termanfaatkan dalam pendesainan produk
berkuatitas yang lebih tinggi. Interdependence antara pemasok dan customertelah diciptakan
untuk pengembangan dan pengenalan produk bam yang lebih cepat (Keown, et. al., 1996).
Filosofi pembelian tradisional adatah untuk membeli komponen atau bahan dari berbagai
macam pemasok yang dapat membuat perusahaan kesulitan untuk mendapatkan komponen
atau bahan yang mempunyai kualitas baik. Pemasok tidak memuilgkinkan memenuhi
kebutuhan perusahaan yang berkaitan dengan bahan atau komponen yang berkualitas dan
tepat dalam pengirimannya. Hubungan erat antara pemasok dan customer yang disyaratkan
TQM adalah hubungan saling menguntungkan antara pemasok dan customer, yang mengarah
pada pendekatan bam hubungan pemasok-customer yang disebut single-sourcing. Oleh
karena itu, perusahaan akan dengan mudah mendapatkan bahan atau komponen yang
berkuatitas dan tepat dalam pengiriman.
Pada single-sourcing, perusahaan menggunakan sangat sedikit pemasok. Dalam cara
ini, perusahaan mudah untuk mempengamhi dan mengontrol kualitas bahan atau komponen
dari pemasok. Perusahaan dan pemasok dapat menjalin hubungan kemitraan yang sating
menyetujui untuk memenuhi standar kualitas bahanlkomponen, layanan, dan pengiriman ke
customer. Perusahaan melakukan persetujuan pembelian jangka panjang dengan pemasok
yang meliputi datam pemesanan yang stabil dan skedul pengiriman. Single-sourcing jelas
menciptakan lingkungan kooperasi antara customer dan pemasok yang keduanya ambil
bagian dalam tujuan umum kuatitas.
Jika basil hubungan kemitraan menghasilkan bahanlkomponen yang berkualitas lebih
tinggi, hubungan tersebut dapat juga memperbaiki (improve) kualitas proses desain dengan
membiarkan pemasok terlibat dalam desain produksi. Sebagai contoh, pemasok dapat diberi
tanggungjawab oleh perusahaan dalam pendesainan bahanlkomponen bam untuk memenuhi
standar kuatitas tertentu.
Konsep kemitraan telah berubah secara radikal dalam cara mengadakan sediaan.
Semula hubungan antara pemasok dan customer sering tidak sating menguntungkan. Dengan
menggunakan TQM, hubungan keduanya menjadi sating kerja sama yang menguntungkan.
Manfaat dari kerja sama tersebut yang semakin meningkat secara dramatis dapatmeningkatkan
kualitas produk, sehingga perusahaan lebih mampu memenuhi kebutuhan customer tidah
hanya untukjangka pendek, melainkan untukjangka panjang tidak mengenal akhir.

182
Konsekuensi Keuangan dari Pandangan Tradisional Tentang Kualitas
Pandangan tradisional, biaya kualitas terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, dan
biaya kegagalan. Biaya-biaya tersebut teijadi dalam pelaksanaan program manajemen
kualitas yang terdiri biaya pencegahan dan biaya penilaian. Biaya pencegahan terdiri dari
usaha-usaha mendesain dan memproduksi untuk mengurangi atau menghapus produk rusak.
Biaya pencegahan berkaitan dengan mencegah lebih awal untuk menghindari produk yang
rusak dan biaya penilaian berkaitan dengan penditeksian produk yang rusak. Biaya penilaian
terdiri dari biaya pengetesan, analisis bahan-bahan, komponen, dan produk, termasuk biaya
operasi untuk mencaga sebaik mungkin sediaan agar tidak rusak. Biaya pencegahan dan
penilaian menentukan program TQM yang dilakukan.
Jika biaya pencegahan dan penilaian dikaitkan dengan pencapaian kualitas yang baik,
biaya kegagalan menunjukkan biaya yang dihasilkan dari memproduksi produk berkualitas
jelek. Biaya kegagalan yang teijadi di dalam perusahaan disebut biaya kegagalan internal
dan biaya kegagalan yang teijadi di luar perusahaan disebut biaya kegagalan ekstemal
(Keown, et. al., 1996). Biaya kegagalan internal adalah biaya-biaya berkaitan dengan
penemuan produk berkualitas jelek sebelum dikirim ke customer akhir. Biaya kegagalan
internal mencakup biaya memperbaiki produk, biaya ketidaktepatan waktu, biaya diskon
produk berkualitas jelak, dan biaya untuk menseleksi produk. Biaya kegagalan eksternal
terjadi adalah biaya yang teijadi berkaitan dengan pengiriman ke customer, yang meliputi
biaya pengembalian produk, biaya pertanggungjawaban produk, customer complaint cost,
dan biaya kehilangan penjualan.

Gambar 9-6 Trade-OffTradisional Antara Kualitas dan Biaya


Biaya total
Biaya

Biaya pencegahan dan perulaian

Biaya kegagalan

Persentase optimal produk berkualltas baik

0% Persentase produk yang berkuahtas baik 100%

183
Ahli ekonomi menguji pandangan tradisional ini bahwa ada trade-offantara kualitas dan
biaya yang minimal. Dalam grafik dapat dilihat bahwa biaya pencegahan dan penilaian
meningkat, maka persentase produk yang berkualitas baik meningkat, dan sebaliknya. Di sisi
lain, biayakualitas jelak-biaya kegagalan- menurun, maka persentase produk berkualitas
baik meningkat. Kurva biaya total didapatkan dengan mengkombinasikan dua kurva, kurva
biaya pencegahan dan penilaian serta biaya pencegahan. Dari kurva total biaya didapatkan
biaya kualitas yang minimal. Titik terendah dari kurva biaya total adalah biaya minimal.
Secara tradisional, ahli ekonomi merekomendasikan bahwa perusahaan berusaha untuk
mempunyai produk rusak pada tingkat tertentu. Dalam Gambar 9-6, titik terendah kurva
biaya total membiarkan untuk produkrusak direncanakan. Pandangan tradisional menunjukkan
bahwa produk berkualitas baik 100% adalah tujuan tidak tepat untuk perusahaan, yang
dibenarkan adalah merencanakan produk rusak dalam jumlah tertentu.

Konsekuensi Keuangan dari Pandangan TQM Tentang Kualitas


Pandangan tradisional yang me11erima jumlah tertentu produk rusak untuk menghasilkan
biaya total biaya minimal ditentang oleh pandangan TQM. TQM mengargumentasikan
bahwa analisis tradisional adalah cacat. Pandangan tradisional mengabaikan kenyataan
bahwa penjualan dan pangsa pasar meningkat adalah diperoleh dari produk berkualitas lebih
baik, dan kenaikan penjualan akan lebih besar daripada kenaikan biaya yang terjadi karena
kualitas bertambah. Oleh sebab itu, TQM berpandangan bahwa kehilangan penjualan
disebabkan karena reput~i kualitas yang tidak baik dan kenaikan penjualan dihasilkan dari
reputasi kualitas yang sulit untuk diistimasi. Reputasi kualitas diabaikan oleh pandangan
tradisional (Keown, et. al., 1996). TQM berpandangan bahwa biaya pencapaian kualitas
yang lebih tinggi bagaimanapun tetap lebih rendah daripada biaya yang diistimasi oleh ahli
ekonomi dalam pandangan tradisional. Dalam kenyataan yang terjadi, manfaat dari program
improvement kualitas rupanya mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk menghasilkan
motivasi pekerja yang lebih tinggi, produktivitas yang lebih baik, dan hubungan karyawan
dapat diperbaiki. Kenaikan kualitas pada biaya yang sangat rendah dicapai jika perusahaan
menfokuskan latihan dan pengembangan profesional kepada semua manajer dan karyawan,
dalam kaitan ini terutama pada para pekerja di bagian produksi (Miswanto, 1997). Pandangan
TQM menyimpulkan bahwa analisis tradisional underestimates terhadap biaya untuk
menghasilkan produk berkualitas jelek. Pandangan TQM terhadap tradeoff antara
kualitas-biaya, yang merupakan pandangan baru, titik terendah kurva biaya total begerak ke
kanan (lihat.Gambar 9-6) danjumlah tingkat kualitas produk yang optimal (titik terendah dari
kurva biaya total) adalah kualitas baik 100% (Keown, et. al., 1996)

RINGKASAN
Selain piutang, bentuk lain yang juga digunakan untuk memberikan layanan kepada customer
adalah penyediaan produk. Agar perusahaan dapat memberikan layanan kepada customer
dengan baik, maka perusahan barns mengatur kebijakan kredit dan pengendalian sediaan.
Hal-hal yang akan harus yang menjadi determinan kebijakan pengumpulan piutang dan
kebijakan kredit adalah: 1) standar kredit, 2) termin kredit, 3) potongan tunai, dan 4) default risk.

184
------------ --

Berbagai perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur akan


mengadakan sediaan (inventory). Sediaan sangat penting artinya bagi setiap perusahaan
untuk kelancaran usahanya. Ada sebuah teori sediaan yang bisa digunakan untuk mengelola
dan mengendalikan sediaan dengan baik, yaitu jumlah pembelian ekonomis (economic order
quantity-- EOQ).
Sekarang ini dikenal, ada pendekatan baru dalam manajemen sediaan, yaitu dengan
pendekatan: l)just in time dan 2) total quality management. Just in time (JIT) merupakan
teknik yang didapatkan dari Jepang yang merupakan konsep radikal dalam produksi berdasar
atas permintaan sesungguhnya dan penerimaan material tepat waktu dalam manufacturing
atau perakitan yang meminimumkan sediaan atau pemborosan. JIT adalah suatu filosofi
operasi berdasarkan continuous improvement dan penghapusan pemborosan-pemborosan di
semua bidang dalam perusahaan.
Konsep total quality management (TQM) adalah sistem pendekatan manajemen baru,
mempunyai filosofi baru dalam manajemen sediaan, yaitu menjalin hubungan saling
menguntungkan dengan pemasok. Saat ini, hubungan tradisional menunjukkan antagonistik
antara pemasok dan customer. Pemasok yang semula bertujuan dapat menjual barang dengan
harga yang lebih murah, diganti dengan hubungan baru antara pemasok dan customer.
Hubungan tersebut dapat memangkas biaya, sehingga produksi dapat meningkatkan kualitas
produk yang lebih tinggi.

SOAL LA TIHAN

Tes Koreksi Betui-Salah


B S 1. Kebijakan kredit standar yang paling baik adalah kebijakan standar yang
meminimumkan kerugian-kerugian piutang.
B S 2. Untuk mempercepat perputaran piutang, perusahaan dapat memperpendek
periode diskon dan menaikkan diskon yang ditawarkan.
B S 3. Trade-off antara risiko - return dalam kebijakan melonggarkan kredit akan
menaikkan penjualan, tetapi menghasilkan kecenderungan pelanggan lebih
memperlambat pembayaran.
B S 4. Ungkapan "3110, net 45" dapat diartikan bahwa para pelangan menerima
diskon 10 persen jika mereka membayar dalam tenggang waktu 3 hari; jika
tidak, mereka harus membayar dalam waktu 45 hari dengan tidak mendapat
discount.
B S 5. Langkah pertama dalam penagihan piutang agar dapat diterima dengan cepat
adalah dengan menggunakan jasa agen penagihan (debt collector).
B S 6. Biaya simpan sediaan adalah kombinasi dari biaya storing, handling, dan
asuransi, tidak termasuk opportunity cost offunds.
B S 7. Lead time merupakan tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan
bahan atau barang sampai dengan datangnya bahan baku yang dipesan (siap
untuk dipakai).

185
B S 8. Sediaan optimum adalah sediaan yang berjumlah banyak.
B S 9. Ketidakpastian permintaan sediaan dan lead time menjadikan perusahaan
untuk mengadakan safety stock.
B S 10. EOQ melibatkan trade-off antara pembelian yang semakin rendah biaya
pemesanannya akan mengakibatkan biaya simpannya semakin besar.
Soal Pilihan Berganda
1. Perputaran sediaan perusahaan 5 kali dan harga pokok penjulan Rp800.000. Jika
perputaran sediaan diperbaiki menjadi 8 kali dengan asumsi banyaknya sediaan tidak
berubah, berapa jumlah tambahan yang diinvestasikan dalam sediaan.
a. Rp160.000
b. Rp100.000
c. Rp60.000
d. Rpl.280.000
2. 90%daripenjualanRp600.000adalahpenjualankredit. Jikapadaakhirtahunperputaran
piutang sebesar 5 kali, berapa rata-rata periode pengumpulan dan piutang pada akhir
tahun?
a. 365 hari dan Rp108.000
b. 81 hari dan Rp108.000
c. 73 hari dan Rp 108.000
d. 73 hari dan Rpl20.000
3. Jika EOQ =36 unit, biaya pesan Rp5 per sekali pesan, dan biaya simpan RplO% dari
harga pembelian bahan Rp200 per unit, berapajumlah unit yang digunakan?
a. 1.296 unit.
b. 2.592 unit.
c. 18.720 unit.
d. 25.920 unit.
4. Seperti pada soal nom or 3, jika harga pembelian bahan berubah menjadi Rp 100, jumlah
unit yang digunakan dalam satu tahun sebesar:
a. 1.296 unit.
b. 2.592 unit.
c. 18.720 unit.
d. 25.920 unit.
5. Berikut ini adalah pernyataan yang berkaitan dengan sediaan pengaman (safety stock),
kecuali:
a. lebih besar risiko kehabisan sediaan, maka diperlukan semakin besar sediaan
pengaman.
b. lebih besar opportunity cost dari dana yang diinvestasikan pada sediaan, maka
diperlukan sediaan pengaman semakin kecil.

186
------------- - - -

c. lebih besar ketidakpastian pada permintaan, diperlukan sediaan pengaman semakin


besar.
d. lebih besar profit margin per unit, sediaan pengaman yang diperlukan semakin
kecil.
6. Rasio berikut ini yang paling cocok untuk menganalisis posisi kredit perusahaan adalah:
a. perputaran sediaan.
b. debt-to-equity ratio.
c. debt-to- total assets ratio.
d. acid-test ratio.
7. Kebijakan kredit dari suatu produk yang dihasilkan perusahaan adalah 1,5/10, net 35.
Pelanggan yang mengambil diskon 30%, membayarpada periode terakhir62%, membayar
pada hari ke 45 sebanyak 7%, dan sisanya tidak pernah membayar. Berapa besarnya
piutang jika semua pelanggan mengambil diskon?
a. lebih rendah dari saat sekarang.
b. tidak berubah dari saat sekarang.
c. lebih besar dari saat sekarang.
d. tidak dapat untuk menentukan tanpa adanya informasi tambahan.
8. Kenaikan perputaran piutang menunjukkan:
a. pengumpulan penjualan kredit lebih lambat dari sebelumnya.
b. pengumpulan penjualan kredit lebih cepat dari sebelumnya.
c. jumlah penjualan telah turun.
d. jumlah sediaan telah naik.
9. Berikut ini bukan merupakan elemen untuk mencapai tujuanjust-in-time (JIT):
a. penghapusan pemborosan
b. respek terhadap orang
c. improvement yang mengenallelah dan mempunyai akhir
d. berfokus ke customer
10. Jika diketahui ada safety stock, mencari reorder point adalah:
a. (lead time dalam hari x kebutuhan bahan per hari) + safety stock
b. lead time dalam hari x kebutuhan bahan per hari
c. safety stock
d. lead time dalam hari x kebutuhan bahan per hari x safety stock
Soal Uraian
1. Untuk meningkatkan penjualan dari Rp50 juta yang sekarang, PT ASIA mungkin harus
memberikan standar kredit yang lebih lunak. Saat ini, jangka waktu rata-rata penagihan
tiga puluh hari. Dengan standar kredit yang lebih lunak itu perusahaan yakin akan
menghasilkan hal-hal berikut:

187
Kebijakan kredit A B c D

Pertambahan penjualan di atas tingkat


penjualan sekarang (dalam jutaan) Rp 6,0 Rp 3,0 Rp 2,5 Rp 1,2
Jangka waktu rata-rata penagihan
untuk pertambahan penjualan (hari) 45 45 90 114

Harga jual rata-rata produk Rp20 per unit, dan biaya variabel rata-rata Rp 18 per unit.
Diharapkan biaya piutang tidak tertagih tidak ada. Misalkan, opportunity cost dari dana
perusahaan sebelum pajak adalah 30%, kebijakan manakah harus diambil? (Asumsi:
setahun = 360 hari).
2. PT Asia telah membuat istimasi tentang biaya piutang tidak tertagih yang akan terjadi
bila kebijakan kredit yang lebih lunak dijalankan, sebagai berikut:

Kebijakan kredit A B c D

Biaya piutang tidak tertagih oleh


4% 8% 10% 15%
pertambahan penjualan

Dengan menggunakan asumsi pada soal no. 1, kebijakan kredit manakah yang harus
diambil?
3. Jika biaya piutang tidak tertagih seperti di bawah ini, hitunglah kembali soal no. 2, di
atas:

Kebijakan kredit A B c D

Biaya piutang tidak tertagih sehubungan


dengan pertambahan penjualan 2,0% 4,0% 5,0% 7,5%

Kebijakan manakah yang terbaik?

4. Opportunity cost dari dana suatu perusahaan adalah 11% dan sekarang menjual dengan
syarat pembayaran n/1 0, EOM. (Artinya, barang-barang yang dikirimkan sebelum akhir
bulan harus dilunasi dalam jangka waktu 10 hari setelah akhir bulan). Penjualan
perusahaan sebesar Rp 10 juta setahun, 80 persen penjualan dengan kredit dan penjualan
kredit ini terjadi secara merata sepanjang tahun. Jangka waktu rata-rata penagihan
sekarang 60 hari. Bila perusahaan memberikan syarat pembayaran 2/10, net 30, maka
60% nasabahnya akan memanfaatkan potongan tunai, dan jangka waktu rata-rata

188
---------------------- --

penagihan akan menjadi 40 hari. Haruskah perusahaan mengubah syarat pembayaran


dari net/10, EOM menjadi 2/10, net 30?
5. Perusahaan Manufacturing ABG sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang
kredit dagang kepada Perusahaann GBA. Penelitian terhadap pembukuan Perusahaan
GBA menghasilkan laporan keuangan berikut ini:

Neraca, Perusahaan GBA (dalamjutaan)

19X3 19X4 19X5


Aktiva:
Aktiva lancar:
Kas Rp 1,5 Rp 1,6 Rp 1,6
Piutang dagang 1,3 1,8 2,8
Sediaan barang (biaya perolehan
atau nilai pasar, mana yang
paling rendah) 1,3 2,6 4,0
Lain lain 0,4 0,5 0,4
Total aktiva lancar
Rp 4,5 Rp 6,5 Rp 8,5
Aktiva tetap:
Bangunan (netto) 2,0 1,9 1,8
Me sin dan peralatan (netto) 7,0 6,5 6,0

Total aktiva tetap Rp 9.0 Rp 8,4 Rp 7,8


Aktiva lain - lain 1,0 0,8 0,6

Total aktiva Rp 14,5 Rp 15,7 Rp 16,9

189
-------

Neraca, Perusahaan GBA (dalam jutaan)

19X3 19X4 19XS

Utang (Passiva):
Passiva lancar:
Wesel bayar (8112% Rp 2,1 Rp 3,1 Rp 3,8
Utang dagang 0,2 0,4 0,9
Utang lain 0,2 0,2 0,2

Total Rp 2,5 Rp 3,7 Rp 4,9


Pinjaman berjangka (8112%) 0,4 3,0 2,0

Total Rp 6,5 Rp 6,7 Rp 6,9


Kekayaan bersih
Saham biasa Rp 5,0 Rp 5,0 Rp 5,0
Saham Preferen (6I/2%) I,O 1,0 1,0
Laba tertahan 2,0 3,0 4,0

Utang dan modal pemilik total Rp 14,5 Rp 15,7 Rp 16,9

Lampiran Laporan Rugi Laba, Perusahaan GBA (dalamjutaan)

19X3 19X4 19XS

Penjualan bersih kredit Rp I5,0 Rp 51,8 Rp I6,2


Harga pokok penjualan 1I ,3 I2,1 13,0
Laba kotor Rp 3,7 3,7 3,2
Biaya operasi 1,1 _!d._ ___uL_
Laba bersih sebelum pajak Rp 2,6 2,5 2,2
Pajak 1,3 I ,2 ___!d_
Laba setelah pajak 1,3
--1,3 1,0
Dividen 0,3 0,3 010
Laba ditahan 10 1,0 I0

Perusahaan konsultan telah memberikan penilaian baik kepada Perusahaan GBA.


Informasi dari bank menunjukkan bahwa saldonya sekitar sejuta. Informasi dari lima
supplier menyatakan Perusahaan GBA berhasil memanfaatkan potongan tunai dari tiga

190
kreditor dengan syarat pembayaran 2/10, net 30, tetapi rata-rata 15 hari terlambat kepada
dua kreditor lainnya yang syarat pembayarannya adalah net 30.
Saudara diminta menganalisis terhadap permohonan kredit Perusahaan GBA.
6. Toko buku sebuah sekolah tinggi hendak menentukan kuantitas pesanan yang optimal
untuk sebuah buku ilmu psikologi tertentu. Buku tersebut te.tjual 10.000 buah setahun
dengan harga eceran Rp12.500 dan harga pokok 20% di bawah harga retail, yaitu
potongan harga yang diberikan oleh percetakan. Biaya penyimpanan sediaan adalah
Rp1 per buku setahun dan biaya pemesanan per pesanan buku baru Rp200.000.
a) Hitunglah total biaya untuk memesan jika 1, 2, 5, 10, dan 20 kali pemesanan setahun.
b) Tentukanlah kuantitas pesanan ekonomis.
7. Sebuah perusahaan yang menjual 10.000 unit produk per bulan hendak menentukan
berapa unit produk harusnya disimpan di dalam sediaan. Manajer keuangan telah
menetapkan biaya pemesanan Rp400 per order. Biaya penyimpanan Rp0,04 per bulan
per unit sediaan. Lead time yang dibutuhkan dalam penyediaan barang diketahui secara
pasti, yaitu 5 hari.
a) Tuliskan dalam bentuk aljabar rumus total biaya penyimpanan dan pemesanan
sediaan.
b) Adakan plot dalam grafik total biaya penyimpanan dan pemesanan di mana garis
horisontal adalah kuantitas per order dan garis vertikal adalah biaya.
c) Tentukanlah EOQ (kuantitas pesanan ekonomis) berdasarkan grafik.
8. Perusahaan mengeluarkan uang Rp220.000 per tahun pada collection departement yang
dimiliki. Perusahaan mempunyai penjualan kredit Rp 12 juta, dengan rata-rata periode
pengumpulan 2,5 bulan dan persentase kerugian bad-debt 4%. Perusahaan yakin bahwa
jika jumlah orangnya berlipat dua, maka rata-rata periode pengumpulan 2 bulan dan
prosentasi kerugian bad-debt 3%. Tambahan biaya Rpl80.000, dan total biaya
pengumpulan Rp400.000 per tahun. Apakah bertambahnya usaha tersebut layak jika
opportunity cost sebelum pajak sebesar 20% dan jika 10%?

191
Bab10 Pembelanjaan Jangka Pendek

Setelah mempelajari Bab X, Saudara diharapkan dapat:


1. Memahami sumber-sumber dan tipe-tipe pembelanjaan spontan.
2. Menghitung biaya kredit dagang jika kredit dagang tidak dimanfaatkan.
3. Menjelaskan pengaruh penundaan kredit.
4. Menjabarkan berbagai bentuk pembelanjaan eksternal jangka pendek.

Setelah perusahaan menyusun perencanaan pembelanjaan jangka panjang langkah berikutnya


yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan rencana pembelanjaan jangka pendek.
Pembelanjaan jangka panjang adalah pembelanjaan yang menggunakan sumber pembelanjaan
jangka panjang. Artinya, perusahaan dalam mengembalikan dana dari sumber dana tersebut
adalah relatif lama (lebih dari satu tahun). Pembelanjaan jangka pendek adalah pembelanjaan
yang menggunakan ·sumber dana jangka pendek. Artinya, perusahaan dalam mengembalikan
dana dari sumber tersebut adalah relatif cepat (kurang dari satu tahun) (Rao, 1995).
Sumber pembelanjaan jangka pendek dapat klasifikasikan apakah merupakan
pembelanjaan spontan atau tidak. Utang dagang dan accrued expenses (utang akrual)
diklasifikasikan pembelanjaan spontan sebab timbul dengan sendirinya dari transaksi sehari
hari (Brigham and Gapenski, 1995). Utangjangka pendek yang diperoleh dari pasar uang
diklasifikasikan sebagai pembelanjaan yang tidak spontan sebab timbul tidak dengan
sendirinya, melainkan harus diatur secara formal. Utang jangka pendek yang tidak spontan
diperoleh dari luar perusahaan dan dilakukan dengan cara negosiasi. Oleh karena itu,
pembelanjaan tersebutdisebut pembelanjaan eksternal (negosiasi). Berikut ini akan diuraikan
bagaimana cara pemenuhan dana melalui pembelanjaan spontan dan pembelanjaan eksternal.

PEMBELANJAAN SPONTAN

Utang Dagang
Utang dagang adalah bentuk pembelanjaan jangka pendek yang urn urn pada semua bisnis.
Utang dagang yang dimaksud di sini adalah pembelian secara kredit dari pemasok. Utang
dagang merupakan sumber dana paling besar untuk perusahaan bisnis. Dalam kegiatan
perekonomian sekarang, ban yak pembeli tidak disyaratkan membayar segera setelah barang
yang dibeli telah diterima, tetapi diperbolehkan menunda pembayarannya kepada pemasok.

192
Hal itu menunjukkan adanya pemberian kredit, yang disebut kredit dagang.
Ada tiga tipe kredit dagang: open account, notes payable, dan trade acceptance. Dari ketiga
tipe ini, open account adalah yang paling sering dilakukan dalam perusahaan. Penjual
mengirim barang untuk pembeli dan mengirim faktur pengiriman barang, jumlah yang hams
dibayar, dan syarat-syarat penjualan. Dinamakan open account karena pembeli tidak
membubuhkan tanda tangan formal yang menunjukkan pembeli berutang kepada penjual.
Kredit open account terlihat di neraca pembeli sebagai utang dagang.
Dalam suatu situasi tertentu surat kesanggupan dibuat untuk menggantikan kredit open
account. Pembeli menandatangani surat sebagai bukti utang kepada penjual. Surat itu
menunjukkan kewajiban membayar pada suatu waktu tertentu. Surat ini dibuat saat penjual
menginginkan pembeli mengakui utangnya secara formal. Tipe kredit dagang ini dinamakan
notes payable (utang wesel).
rade acceptance adalah bentuk utang kredit lain yang diakui pembeli secara formal. Penjual
membuat draft kepada pembeli, yang berisi pesan pembeli membayar draft pada suatu waktu
tertentu. Penjual tidak akan melepaskan barang tersebut sampai pembeli bersedia menerima
time draft tersebut. Jika pembeli menerima draft ini, pembeli menunjukkan suatu bank yang
akan membayar draft tersebut jika sudah sampai pada waktu yang telah ditentukan. Pada saat
itu, draft tersebut menjadi trade acceptance. Karena sesuatu hal, misalnya penjual butuh
dana, trade acceptance dapat dijual ke pasar uang dengan harga disk on. Apabila kredibilitas
pembeli tersebut tinggi, trade acceptance mudah diperjualbelikan.
Syarat-syarat Penjualan. Faktur kredit dagang open account sering dilampiri syarat-syarat
penjualan untuk dikirim kepada pembeli. Berikut ini adalah macam-macam syarat penjualan
yang umum dijumpai (Brealey, Myers, and Marcus, 1995):
1. COD dan CBD. COD (cash on delivery) barang merupakan pembayaran terhadap
barang setelah barang yang dibeli telah diterima. Risiko terjadi pada penjual, seandainya
pembeli menolak barang yang telah dikirim, maka penjual yang menanggung biaya
pengiriman. Kadang-kadang penjualan meminta CBD (cash before delivery), maksudnya
adalah membayar dengan kas sebelum barang yang dibeli diterima. Hal ini dilakukan
untuk menghindari risiko. COD dan CBD adalah syarat penjualan tidak ada diskon.
2. Net Period Tanpa Diskon. Dalam penjualan kredit, penjual memberikan kelonggaran
waktu pembayaran. Misalnya, syarat penjualan menyebutkan "net 30" menunjukkan
bahwa faktur hams dibayar dalam 30 hari dengan jumlah penuh.
3. Net Period dengan Diskon. Dalam penjualan kredit penjual menawarkan periode
pembayaran dengan diskon, dengan harapan kredit cepat terkumpul. Misalnya syarat
penjualan menyebutkan 2110, net 30, menunjukkan bahwa penjual menawarkan diskon
2% jika pembeli membayar paling lambat hari ke 10 dari terjadinya transaksi. Pembeli
harus membayar penuh jika membayar dalam batas waktu 30 hari.
4. Seasonal Dating. Dalam bisnis musiman, penjual sering menggunakan dating untuk
meningkatkan penjualan bukan pada musim atau periode penjualan tinggi. Untuk
contoh, pembeli (pedagang) payung pada musim kemarau lebih banyak diberi fasilitas
kredit daripada pembeli pada musim hujan.

193
Arti Penting Kredit Dagang. Kita mengetahui bahwa kredit dagang adalah sumber dana
untuk pembeli sebab pembeli tidak perlu membayar segera setelah barangnya diterima oleh
pembeli. Jika perusahaan membayar tagihan pada saat jatuh tempo kredit, kredit dagang ini
menjadi sumber pembelanjaan spontan. Agar suatu perusahaan dapat memperoleh kredit
dagang dalam jumlah besar, perusahaan perlu menjalin dan membina hubungan kemitraan
yang baik dengan pemasok (supplier).

Pembayaran pada Akhir Periode Kredit. Jika pembeli mengambil diskon kas, tidak ada
biayamenggunakan kredit dagang selama periode diskon. Jika potongan tunai yang ditawarkan
tidak diambil, pasti ada opportunity cost (Horne and Wachowicz, 1995). Jika syarat penjulan
adalah "3110, net 30." Periode tidak ada diskon selama 20 hari. Sebagai contoh, apabila
perusahaan tidak mengambil potongan tunai tetapi membayar pada hari terakhir periode
kredit. Untuk faktur RplOO.OOO,- Uang yang digunakan sebenarnya sebesar Rp97.000
selama 20 hari (peri ode tidak ada diskon) dan hak untuk mendapat diskon sebesar Rp3.000.
Situasi di atas sama dengan pinjam Rp97.000 untuk 20 hari dengan biaya bunga 3%. Oleh
karena itu, kita dapat menghitung biaya kerugian sebagai berikut:

(3.000/97.000) X (365/20) =56,4%


Jika periode tidak ada diskon diperlonggar yang semula net 30 menjadi net 60, maka akan
berakibat menurunkan persentase biaya kerugian karena tidak memanfaatkan potongan
tunai.

(3.000/97 .000) X (365/50) =22,6%


Penundaan Utang Dagang. Sebelumnya diasumsikan bahwa pembayaran dilakukan pada
akhir peri ode kredit, tetapi perusahaan dapat menunda pembayaran melebihi batas periode.
Kita namakan penundaan (stretching) utang dagang. Stretching utang dagang umumnya
menambah pembelanjaan jangka pendek perusahaan dengan cara menambah utang.
Biaya-biaya dari stretching utang dagang sebagai berikut:
1. Biaya karena tidak memanfaatkan diskon.
2. Pinalti atau bunga keterlambatan pembayaran.
3. Kemungkinan merusak penilaian kredit (credit rating).

Keuntungan Kredit Dagang. Utang dagang dari banyak perusahaan menunjukk:an continu-
ous form of credit. Pada open account, tidak ada kebutuhan untuk mengatur pembelanjaan
secara formal. Tagihan lama dibayar dan pembelian kredit baru dibuat, utang dagang baru
menggantikan yang lama. Pada kondisi tertentu, perusahaan melakukan negosiasi terlebih
dahulu dengan penjual (yang biasanya pemasok), misalnya membayar utang dapat ditunda,
diperlonggar setelah periode kredit.

194
Accrued Expenses
Accrued expenses merupakan sumber pembelanjaan spontan. Accrued expenses adalah
berupa biaya yang belum dibayar, umumnya biaya untuk upah dan pajak. Biasanya pada
tanggal tertentu uccrued expenses harus dibayar. Accrued expenses hampir dapat dikatakan
sumber pembelanjaan yang tidak ada biayanya (Hampton, 1995).

PEMBELANJAAN EXTERNAL (NEGOSIASI)


Pembelanjaan jangka pendek yang tidak spontan dapat dilakukan melalui negosiasi atau
dengan pembelanjaan dari luar perusahaan, yaitu dari pasaruang. Oleh karena itu, pembelanjaan
tersebut disebut pembelanjaan eksternal (negosiasi). Berikut ini akan diuraikan bagimana
cara pemenuhan dana melalui pembelanjaan eksternal (nego~iasi).

Kredit dari Pasar Uang


Commercial paper. Commercial papermerupakan suratpernyataan utang yang menyebutkan
beberapa jumlah yang akan dibayar pada suatu saat tertentu, kurang dari satu tahun.
Commercial paper adalah utang tidak ada jaminan, ber~ifat utang jangka pendek, dan
dilakukan dengan membuat surat kesanggupan menjual pada pasar uang. Pasar commercial
paper terdiri dua bagian, pasar dealer dan pasar penempatan langsung. Jika menjual
commercial paper melalui dealer, maka harus memberikan komisi kepada dealer. Pasar
;Jenempatan langsung terdiri dari perusahaan-perusahaan keuangan.
Perusahaan industri biasanya menjual melalui dealer, dan kemudian dealer biasanya
menjual commercial paper langsung kepada perusahaan keuangan dan kemudian perusahaan
keuangan menjual kt~pada investor. Keuntungan commercial paper sebagai sumber
pembelanjaan jangka pendek adalah biayanya lebih murah daripada pinjaman jangka pendek
dari bank komersial.
Ada commercial paper yang dikeluarkan oleh beberapa perusahaan dilengkapi dengan
letter of credit yang digunakan untuk menjamin pembayaran utang pada waktu yang telah
ditentukan. Letter of credit merupakan janji dari pihak ketiga (biasanya bank) untuk
membayar pada kondisi yang pasti dipenuhi.

Bankers' acceptance. Bankers' acceptance dapat digunakan sebagai sumber pembelanjaan


jangka pendek untuk perusahaan yang bergerak di perdagangan internasional. Untuk contoh,
perusahaan Indonesia mengimpor komponen elektronika senilai Rp500 juta dari perusahaan
Jepang. Dua perusahaan setuju bahwa waktu draft 90 hari yang digunakan untuk
menyelesaiakan perdagangan. Perusahaan Indonesia mengatur letter of credit dengan
banknya. Bank tersebut setuju untuk menerima draft melalui bank Jepang (bank dari
perusahaan Jepang). Perusahaan Jepang mengirim barang dan pada saat yang sama memesan
perusahaan Indonesia membayar dalam waktu 90 hari. Kemudian, perusahaan Jepang
mengambil draft untuk bank Jepang. Dengan diatur sebelumnya, draft dikirim ke bank
Indonesia untuk mendapat "accepted" oleh bank itu. Bank yang "accepted" bertanggung
jawab untuk membayar.

195
Jika banknya besar dan dikenal, banks accepting draft akan mudah diperjual belikan di
pasar uang. Perusahaan Jepang tidak harus menunggu memegang draft sampai dengan hari
jatuh tempo. Perusahaan J epang dapat menjual draft pada pasar uang dengan harga yang lebih
rendah dari nilai nominal.

Kredit Bank Tanpa Jaminan


Untuk maksud tertentu. pinjaman dapat dipisahkan dalam dua katergori, yaitu pinjaman
dengan jaminan dan tanpa jaminan. Yang akan diuraikan di sini adalah kredit bank tanpa
jaminan yang jangka waktunya kurang dari satu tahun. Bank komersial dapat menawarkan
pinjaman tanpa jaminan, yang dikaitkan dengan self-liquidation, artinya, aktiva yang dibeli
dapat menghasilkan kas yang cukup untuk membayar utang yang dipinjam.

Line ofcredit. Line ofcreditmerupakan suatu persetujuan an tara sebuah bank dan nasabahnya,
yang menetapkanjumlah maksimum utang kredit tidak berjaminan yang diberikan oleh bank
kepada perusahaan. Jangka waktu kredit biasanya 1 tahun dan dapat diperbarui lagi. Line of
credit tidak mengikat bank untuk memperpanjang atau memperbanyak kredit.

Persetujuan revolving credit. Persetujuan revolving credit adalah komitmen yang legal dan
formal dengan peminjam untuk memperpanjang dan memperbanyak kredit agar jumlahnya
maksimum. Jika komitmen sudah disepakati, bankharus menyediakankredit sewaktu-waktu
kepada peminjam. Total dana yang disediakan tidak lebih dari jumlah maksimum yang telah
ditentukan. Jika revolving credit sebesar RplOO juta dan yang segera mau dipinjam sebesar
Rp70 juta, peminjam sewaktu-waktu dapat menambah pinjaman lagi sebesar Rp30 juta.
U ntuk dana yang belum digunakan pada revoling creditdibebani biaya komitmen. Misalnya,
biaya komitmen sebesar 0,5%. Dari contoh di atas, dana yang belum digunakan adalah Rp30
juta, maka biaya komitmen sebesar 0,5% x Rp30 juta =Rp150.000.
Jika perusahaan membutuhkan dana jangka pendek hanya untuk satu maksud tertentu tidak
tepat menggunakan line ofcredit dan revolving credit. Perusahaan menggunakan transaction
loan lebih tepat.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Biaya Pinjaman


Perhatian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pinjamanjangka pendek adalah
penting dan perlu. Hasil dari mengetahui biaya peminjaman dana dapat digunakan untuk
mengambil keputusan sebaiknya mengambil pinjaman atau tidak. Faktor-faktor yang
mempengaruhi biaya pinjaman adalah 1) tingkat bunga, 2) saldo kompensasi, dan 3) biaya
kompensasi (Horne and Wachowicz, 1995). Ketiga faktortersebut akan diuraikan berikut ini.

Tingkat Bunga. Tingkat bunga pada pinjaman usaha biasanya ditentukan melalui negosiasi.
Hasil penilaian kelayakan kredit terhadap peminjam mempengaruhi tingkat bunga. Tingkat
bunga lebih rendah jika peminjam dinilai baik, dan tingkat bunganya lebih tinggi jika
peminjam dinilai kurang baik. Besarnya kecilnya tingkat bunga juga tergantung pada kondisi
pasar uang. Tingkat bunga yang dibebankan oleh bank kepada nasabah yang umum diberi

196
kredit, disebut prime rate. Prime rate antarbank kadang-kadang ada perbedaan. Perbedaan
prime rate tergantung pada kondisi persaingan dan bargaining power dari peminjam,
misalnya seberapa jauh peminjam menjalin hubungan dengan bank.
Ada dua cara umum untuk menghitung tingkat bunga pinjaman jangka pendek. Pertama,
collect base, digunakan jika bunga dibayarkan pada akhir jatuh tempo pinjaman. Kedua,
discount base, digunakan jika bunga mengurangi besarnya pinjaman. Untuk contoh, pinjaman
selama satu tahun sebesar Rp10 juta dengan tingkat bunga 11%. Tingkat bunga efektif
dengan menggunakan collect base sebesar:
1,1 Juta = 11 %
10 Juta
Dengan menggunakan dasar discount tingkat bunga efektif lebih besar dari 11%, yaitu
sebesar:
1,1 juta
.
10 JUta- 1,1 juta
= 12,36%
Saldo Kompensasi. Bank ban yak yang meminta peminjam menjaga saldo kompensasi, yaitu
berupa saldo minimum berupa deposito di bank. Besarnya saldo kompensasi bervariasi
tergantung pada kondisi persaingan daa negosiasi antara bank dan peminjam. Saldo
kompensasi akan menaikkan tingkat bunga efektif. Sebagai contoh, sebuah perusahaan
pinjam uang ke bank sebesar Rp100 juta dengan tingkat bunga 11%. Bank meminta saldo
kompensasi kepada perusahaan peminjam terse but sebesar Rp 10 juta. Dengan demikian,
perusahaan peminjam akan hanya menggunakan 90 juta. Biaya bunga tahunan yang efektif
adalah:
11 juta
= 12,22%
90 juta
Biaya Komitmen. Biaya komitmen (comittment fee) sering diberlakukan pada revolv-
ing credit agreement. Biaya komitmen akan menaikkan tingkat bunga efektif pinjaman.
Persentase tingkat bunga efektif per tahun sebesar:
Beban per tahun + biaya komitmen
jumlah dana yang digunakan

Sebagai contoh, sebuah perusahaan meminjam uang ke bank dengan revolving credit, yaitu
dengan persetujuan pinjaman maksimum sebesar Rp100 juta dengan bunga 11%, Sesuai
dengan persetujuan yang telah disepakati, perusahaan disyaratkan untuk menjaga saldo
kompensasi 10% dan biaya komitmen sebesar 0,5% terhadap dana yang belum digunakan
untuk dipinjam. Apabila perusahaan mengambil pinjaman revolving credit tersebut sebesar
Rp40 juta, persentase tingkat bunga efektif tahunan sebesar:

4,4 juta =0,3 juta


------=13,1%
36juta

197
Pinjaman Berjaminan
Jenis peminjaman yang diuraikan di atas adalah peminjaman yang tidak menggunakan
jaminan, tetapi bank dalam meminjamkan dana ada yang membutuhkan keamanan atau
jaminan (collateral) terhadap dana yang dipinjamkan untuk mengurangi risiko kerugian.
Berkenaan dengan pinjaman berjaminan, kita perlu mengetahui nilai jaminan dan apa saja
yang dapat dijaminkan.

Jaminan (Collateral). Yang digunakan untuk menjamin pinjaman adalah aktiva dari
peminjam. Nilai jaminan (collateral value) menunjukkan nilai jaminan yang digunakan.
Collateral value aktiva tergantung pada kemudahan aktiva tersebut dijual dan faktor-faktor
lain yang menyangkut risiko dan umur ekonomis dari aktiva tersebut. Aktiva yang sering
digunakan untuk menjamin pembelanjaan jangka pendek adalah piutang dan sediaan.

Jaminan dengan Piutang. Piutang merupakan salah satu aktiva yang liquid. dapat digunakan
untuk menjamin pinjaman utangjangka pendek. Pinjaman yang dijamin atau dibayar dengan
piutang dapat berdasarkan pada pemberitahuan atau tidak ada pemberitahuan. Pemberitahuan
yang dimaksud adalah pelanggan perusahaan diberi tahu bahwa piutangnya dijaminkan dan
pembayarannya dialamatkan ke peminjam. Tidak ada pemberitahuan artinya pelanggan
perusahaan tidak diberi tahu bahwa piutangnya dijaminkan. Kualitas piutang mempengaruhi
jumlah pinjaman yang akan diperoleh. Bank memberikan pinjaman berdasarkan persentase
tertentu dari nilai piutang

Jaminan dengan Sediaan. Sumber jaminan yang lain adalah sediaan. Bank memberikan
pinjaman berdasarkan persentase tertentu dari nilai sediaan. Besarnya persentase tersebut
tergantung pada kemudahan dijual, taham lama, kestabilan harga, dan biaya penjualan dari
sediaan.

PENJUALAN PIUTANG
Dari uraian sebelumnya, piutang dagang dapat dijaminkan pada bank untuk mendapat
pinjaman. Selain dengan cara itu, perusahaan dapat menggunakanfactoring piutang untuk
memenuhi (memperoleh) kas. Facto ring adalah menjual piutang kepada lembaga keuangan.
Pada piutang untuk menjamin kredit, perusahaan masih tetap menguasai hak atas piutang.
Saat perusahaan menfactorkan piutangnya, hak atas piutang berpindah ke lembaga keuangan
yang membeli piutang. Beban.factor berupa upah yang didasarkan pada nilai dari piutang.
Sebuah contoh factoring adalah pengaturan kartu kredit bank, piutang dibuat melalui
pembelian dengan menggunakan kartu kredit, yang kemudian dijual ke bank. Biaya total
factoring meliputi upah factoring dan ditambah biaya bunga jika perusahaan mengambil
pinjaman kas (Horne and Wachowicz, 1995).

RINGKASAN
Sumber pembelanjaan jangka pendek dapat klasifikasikan apakah merupakan pembelanjaan
spontan atau tidak. Utang dagang dan accrued expenses (utang akrual) diklasifikasikan

198
pembelanjaan spontan sebab timbul dengan sendirinya dari transaksi sehari hari. Utang
dagang terjadi dari pembelian secara kredit dari pemasok. Kredit yang diberi oleh pemasok
disebut kredit dagang. Ada tiga tipe kredit dagang: open account, notes payable, dan trade
acceptance.
Utang jangka pendek yang diperoleh dari pasar uang diklasifikasikan sebagai
pembelanjaan yang tidak spontan sebab timbul tidak dengan sendirinya, melainkan hams
diatur secara formal. Perhatian terhadap faktor-faktor yang mempengamhi biaya pinjaman
jangka pendek adalah penting dan perlu. Hasil dari mengetahui biaya peminjaman dana dapat
digunakan untuk mengambil keputusan sebaiknya mengambil pinjaman atau tidak.
Faktor-faktor yang mempengamhi biaya pinjaman adalah 1) tingkat bunga, 2) saldo
kompensasi, dan 3) biaya kompensasi. Di samping itu, utang yang timbul dari pembelanjaan
ekstemal tersebut sering kali berupa pinjaman berjaminan. Piutang dan sediaan sering
digunakan untuk menjamin pembelanjaan jangka pendek.
Selain dengan cara memberikan jaminan terhadap utang jangka pendek, perusahaan
dapat menggunakanfiu:toring piutang untuk memperoleh kas. Kas yang diperoleh tersebut
dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban yang segera harus dipenuhi.

SOAL LATIHAN

Tes Koreksi Betul-Salah


B s 1. Kredit perdagangan merupakan suatu sistem barter atau pertukaran kredit
sebagai pengganti kas.
B s ')
Suatu pemsahaan yang menginginkan kredit dagang harus dengan jaminan
perj anj ian.
B s 3. Tipe yang paling urn urn dari pembelanjaan spontan adalah pinjaman dari bank
komersial.
B s 4. T~dak selalu. biaya efektif pinjaman jangka pendek berjaminan lebih besar
daripada pinjaman jangka pendek tidak berjaminan.
B s 5. Pada saat penjualan meningkat, biaya tenaga kerja serta upah yang hams
diterima meningkat hampir proporsional.
B s 6. Penundaan atau pelonggaran perlunasan utang dagang merupakan metode
pendanaan suatu bisnis yang bebas biaya.
B s 7. Kredit pasar uang dan pinjaman jangka pendek mempakan bentuk-bentuk
pendanaan jangka pendek dari yang disepakati (atau dari eksternal).
B s 8. Ketentuan pelunasan adalah merupakan komitmen kebijakan untuk perlindungan
atau pengaman yang seringkali dilampirkan pada bank line of credit.
B s 9. Utang dagang dan sediaan mempakan kekayaan penting yang dipergunakan
untuk menjamin pinjaman bisnis jangka pendek.
B s 10. Pinjaman berjaminan memberikan sipemberi pinjaman dua sumber pelunasan,
yakni kemampuan aliran kas perusahaan dan nilai jaminan keamanan.

199
Soal Pilihan Berganda
1. Pada model COD, penjual:
a. memperbesar kredit kepada pembeli pada open account.
b. memperbesar kredit kepada pembeli pada notes payable account.
c. meminta pembeli membuat kemajuan pembayaran.
d. menanggung risiko dari penolakan barang yang dikirim kepada pembeli.
2. Tipe bisnis yang paling banyak disukai untuk menggunakan trust receipt loan adalah:
a. grain elevator.
b. lumber yard.
c. appliance dealership.
d. oil refinery.
3. Termin kredit 5/15, net 30 menunjukkan bahwa:
a. diskon 5% diberikan jika pembayaran dilaksanakan dalam 15 hari.
b. diskon 15% diberikanjika pembayaran dilaksanakan dalam 30 hari.
c. diskon 5% diberikanjika pembayaran dilaksanakan dalam 30 hari.
d. diskon 30% diberikanjika pembayatan dilaksanakan dalam 15 hari.
4. Jika sebuah perusahaan menerima faktur pembelian tanggal 21 Oktober 19x4 dengan
termin kredit 5/10, net 30. Terakhir hari apa pembayaran dilakukan (1) jika diskon
diambil dan (2) jika diskon tidak diambil.
a. masing-masing Nopember tanggai 10 dan 20.
b. masing-masing Nopember tanggail dan 20.
c. masing-masing Nopember tanggal 10 dan 30.
d. masing-masing Desember tanggal10 dan 30.
5. Jika termin kredit yang ditawarkan 2/10, net 30. berapa biaya dari tidak mengambil
diskon pada akhir periode kredit:
a. 12%
b. 24%
c. 36%
d. 48%
6. Saat perusahaan membutuhkan dana jangka pendek untuk maksud tertentu, pinjaman
bank yang sebaik diambil adalah:
a. compensating balance arrangement.
b. revolving credit agrement.
c. line of credit.
d. transaction loan.

200
7. Jika tanggal diskon tidak diambil karena suatu sebab, kapan sebaiknya secara rasional
manajer membayar tagihan?
a. segera membayar setelah tanggal diskon, supaya tidak mengganggu pemasok.
b. setelah mendapat teguran dari pemasok
c. setelah mendapat teguran terakhir dari pemasok.
d. pada akhir tanggal yang seharusnya membayar.
8. Tentukan berapa biaya bunga tahunan pada termin kredit 2/10, net 30, dengan asumsi
perusahaan tidak mengambil diskon kas tetapi membayar pada hari terakhir periode
kredit (1 tahun = 360 hari).
a. 18,2%
b. 36,7%
c. 55,7%
d. 13,9%
9. Tentukan berapa biaya bunga tahunan pada termin kredit 3/10, net 90, dengan asumsi
perusahaan tidak mengambil diskon kas tetapi membayar pada hari terakhir periode
kredit (I tahun = 360 hari).
a. 18,2%
b. 36,7%
c. 55,7%
d. 13,9%
10. Pinjaman selama satu tahun sebesar Rp10 juta dengan tingkat bunga 12%. Tingkat
bunga efektif dengan menggunakan collect base adalah sebesar:
a. 12%
b. 12,36%
c. 13,63%
d. 14%

Soal Uraian
1. Tentukan biaya bunga tahunan pada setiap termin kredit berikut ini, dengan asumsi
perusahaan tidak mengambil diskon kas tetapi membayar pada hari terakhir periode
kredit (1 tahun = 365 hari).
a. 2/10, net 30 (faktur Rp700.000).
b. 2/30, net 60 (faktur Rpl.500.000).
c. 3/5, net 10 (faktur Rp200.000).
d. 3/20, net 30 (faktur Rp350.000).
2. Jika termin kredit pada soal nomor 1, waktu pemberian potongan tunai diperlonggar 10
hari, coba hi tung kernbali biaya bunga tahunan dan jelaskan untung rugi memperlonggar
waktu pemberian potongan tunai.

201
3. Apakah banyaknya rupiah dalam faktur mempengaruhi persentase biaya bunga jika
potongan tunai pada termin kredit tidak diambil?
4. Sebuah perusahaan mempunyai persetujuan kredit berputar (revolving credit) sebesar
Rp600 juta dengan sebuah bank. Tingkat bunga yang disetujui adalah 1,5 % di atas
tingkat bunga bank pada umumnya. Ada tambahan biaya berupa biaya komitmen
sebesar 0,5% pada dana revolving credit yang bel urn digunakan. Jika tingkat bunga bank
pada umumnya sebesar 10% dan perusahaan menggunakan dana pinjaman tersebut
hanya 60% dari total yang disetujui. Hitunglah: (a) biaya kredit tahunan, (b) persentase
biaya kredit, (c) apa yang tetjadi jika perusahaan hanya menggunakan 30% dari total
yang disetujui.
5. Sebuah perusahaan mengharapkan pinjaman Rp200 juta untuk 1 tahun. Berikut ini
alternatif-alternatif yang tersedia.
a. Bunga pinjaman 8% berdasar discount base dan dengan 15% saldo kompensasi.
b. Bunga pinjaman 10% berdasar discount base dan dengan 10% saldo kompensasi.
c. Bunga pinjaman 10% berdasar collect base dan tanpa saldo kompensasi.

202
Bab 11 Metode Penilaian Penganggaran Modal

Setelah membaca Bab XI, Saudara seharusnya dapat:


1. Memahami arti pentingnya penganggaran modal.
2. Memahami tahap-tahap dalam membuat penganggaran modal.
3. Menjabarkan enam altematif metode untuk mengevaluasi investasi modal, yaitu: 1)
payback periode dan discounted payback period, 2) average rate ofreturn, 3) net present
value. 4) internal rate of return, 5) modified rate of return, dan 6) profitability index.
4. Memahami kriteria penerimaan untuk metode-metode yang berbeda.
5. Menjelaskan beberapa kesulitan potensial dari beberapa metode.
6. Berargumentasi tentang keunggulan metode net present value, sebagai metode yang
lebih baik dari yang lain.

Modal (capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi, sedangkan
anggaran (budget) adalah sebuah rene ana rinci yang memproyeksikan aliran kas masuk dan
kas keluar selama beberapa periode pacta saat yang akan datang. Kemudian, anggaran modal
(capital budget) adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap, dan penganggaran
modal (capital budgeting) proses yang menyeluruh dari analisis proyek dan keputusan yang
berkaitan dengan anggaran modal. Penganggaran modal juga dapat diartikan sebagai proses
pengindentifikasian, penganalisisan, dan penseleksian proyek investasi yang mempunyai
aliran kas diharapkan lebih dari satu tahun. Dalam bab ini akan diuraikan tentang: 1)
pentingnya penganggaran modal, 2) tahap-tahap penganggaran modal, 3) metode-metode
penilaian, dan 4) pembandingan antara metode yang satu dengan yang lain.

PENTINGNYA PENGANGGARAN MODAL


Ada beberapa faktor yang membuat keputusan penganggaran modal sangat penting, yaitu
(Keown, et. al., 1996):
1. Keputusan penganggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama,
sehingga pembuat keputusan kehilangan fleksibilitas. Seandainya salah dalam membuat
peramalan kebutuhan bisa mengakibatkan konsekuensi yang serius. Jika perusahaan
melakukan investasi terlalu banyak, akan terjadi biaya tinggi yang tidak perlu. Jika
investasinya tidak memadai akan menimbulkan dua masalah. Pertama, peralatan yang
dimiliki tidak memungkinan untuk menghasilkan hasil yang sempuma. Kedua, kapasitas

203
produksi yang tidak memadai, menyebabkan perusahaan akan kehilangan pangsa pasar
(market share) dan kehilangan customer (pelanggan). Untuk mencari dan memperbaiki
hubungan dengan customer membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
2. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan kualitas dan waktu pada
penambahan aktiva. Penambahan aktiva berkaitan dengan adanya proyeksi penambahan
penjualan. Jika kualitas dan waktu penambahan aktiva dilaksanakan dengan tepat,
perusahaan dapat mengantisipasi kekurangan produk dan kerugian yang dapat
mengakibatkan pelayanan kepada pelanggan tidak memuaskan.
3. Pengeluaran modal sangatlah substansial. Sebelum perusahaan mengeluarkanjumlah
uang yang besar, perusahaan harus merencanakan mencari dana, karena dana yang
berjumlah besar tidak secara otomatis tersedia.
Setelah mengetahui pentingnya penganggaran modal, kita akan langsung membicarakan
bagaimana tahap-tahap dalam penganggaran modal.

TAHAP-TAHAP PENGANGGARAN MODAL


Secara konsepsual tahap-tahap dalam membuat penganggaran modal adalah sebagai berikut:
l. Biaya proyek harus ditentukan. Hal ini untuk menentukan harga yang harus dibayar.
2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek, termasuk
nilai akhir aktiva.
3. Risiko dari aliran kas proyek harus diistimasi. Untuk melakukannya, manajemen
membutuhkan informasi tentang distribusi probabilitas aliran kas.
4. Dengan diketahui risiko dari aliran kas proyek, manajemen menentukan biaya modal
yang tepat untuk mendiskonto aliran kas proyek.
5. Dengan menggunakan dasar nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva pada perusahaan.
6. Terakhir, nilai sekarang (present value) aliran kas masuk yang diharapkan dibandingkan
dengan present value pengeluaran yang diperlukan. Jika nilai aktiva lebih besar dari
biayanya, proyek sebaiknya diterima. Sebaliknya, jika nilai aktiva lebih kecil dari
biayanya, sebaiknya proyek ditolak.

Dengan memperhatikan pada tahap-tahap melakukan penganggaran modal, usaha


memperkirakan aliran kas merupakan langkah yang paling penting sekaligus paling rumit.
Oleh karena itu, masalah ini akan dibicarakan dalam bab tersendiri. Bab XII membicarakan
mengenai analisis aliran kas proyek dan Bab XIII mengenai analisis risiko dalam penganggaran
modal.

METODE-METODE KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL


Metode-metode keputusan penganggaran modal digunakan untuk mengevaluasi atau untuk
digunakan dalam memutuskan suatu us ulan proyek investasi diterima atau ditolak. Ada enam
metode yang akan dibicarakan, meliputi (Brigham and Gapenski, 1993):

204
----------------~ -

1. Payback period dan discounted payback period


2. Average rate of return
3. Net present value
4. Internal rate of return
5. Modified rate of return
6. Profitability index.

Berikut ini akan diuraikan keenam metode penilaian terse but, agar kitadapat memperoleh
gambaran yang lebih jelas bagaimana cara menggunakan keenam metode tersebut untuk
menilai suatu usulan investasi dan bagaimanakeunggulan dan kelemahan padamasing-masing
metode tersebut.

Payback Period (Periode Pengembalian)


Payback period dari proyek investasi menunjukkan jumlah periade yang Jiperlukan untuk
menutup kembali kas yang digunakan untuk investasi. Kata lain. pa_....-back period ada1ah
periode waktu yang menunjukkan berapa lama dana yang diinvesta'>ikan akan bisa kembali
(Hampton, 1995).
Berikutini contoh yang akan digunakan untuk menjelaskan metode payback period. Ada
tiga proyek N, 0 dan P. Nilai investasi dari ketiga proyek sama besar, yaitu Rp2 juta. Aliran
kas yang akan terjadi pada ketiga proyek tersebut berbeda-beda. Aliran kas proyek N, dari
akhir tahun pertama s<:mpai dengan tahun ketiga, masing-masing Rp 1juta, Rp 1juta dan Rp 10
juta. Aliran kas proyek 0 yang terjadi dua kali, akhir tahun pertama dan kedua dan besarnya
sama, yaitu Rp 1 juta. Aliran kas proyek P terjadi hanya sekali pada akhir tahun kedua sebesar
Rp2 juta. Untuk lebih mudah memahami masalah ini, lihat Tabel 11-1.
Pada ketiga proyek tersebut kemudian dapat ditentukan kapan investasi dapat kembali dari
kas masuk yang dihasilkan. Jika aliran kas masuk setiap tahunnya sama, payback period
dihitung dengan kas keluar untuk investasi dibagi dengan ali ran kas masuk per tahun. Payback
period proyek N sebesar Rp2 juta dibagi dengan Rp I juta, hasilnya sam a dengan 2 tahun. Begitu
juga untuk proyek P dan 0 payback period yang dihasilkan sama dengan proyek N.

Kriteria penerimaan. Jika payback period suatu investasi kurang dari payback maksimum
disyaratkan maka usulan investasi layak diterima. Jikapaybackperiod disyaratkan adalah 3
tahun, maka ketiga proyek N, 0 dan P diterima semua.

Masalah. Sebetulnya secara mudah dapat dilihat bahwa proyek N lebih baik dari yang lain
dan proyek 0 lebih baikdari P. Masalah yang timbul di sini, dengan metode ini ketiga proyek
dinilai sama baiknya karena payback yang dihasilkan sama pula. Penilaian yang keliru ini
dikarenakan metode payback period mempunyai beberapa kelemaham-kelemahan (Brealey,
Myers. and Marcus, 1995).

205
- -----

Tabelll-1 Aliran Kas Proyek N, 0, dan P

Aliran kas (dalam ribuan rupiah) Tahun


Proyek peri ode
Co cl cz c3 Pengembalian

N -2.000 +1.000 +1.000 +10.000 2


0 -2,000 +1.000 +1.000 0 2
p -2.000 0 +2.000 0 2

Untuk menghitung payback period pada proyek yang-menghasilkan aliran kas masuk
yang setiap tahunnya tidak sama tidak dapat dicari secara langsung dengan cara membagi
aliran kas keluar (investasi) dengan aliran kas masuk tahunan. Adapun caranya adalah aliran
kas investasi dikurangi dengan aliran kas tahun pertama. Jika masih ada saldo dikurangi lagi
dengan aliran kas tahun kedua. Begitu seterusnya. Untuk memudahkan Saudara dalam
memahami masalahini, lihatcontoh berikutini. Sebuah perusahaan "Nemira" akan melakukan
investasi pada akhir tahun ke-0 dengan nilai Rp 100 juta, aliran kas dari akhir tahun pertama
sampai dengan akhir tahun ke empat berturut-turut sebesar Rp35 juta, Rp40 juta, Rp40 juta,
dan Rp32 juta. Dengan melihat tabel11-2, kita dapat mengikuti bagaimana cara menghitung
payback periodnya.

Tabelll-2 Cara Menghitung Payback Period

Tahun Aliran kas Kumulatif kas masuk


(jutaan rupiah) (jutaan rupiah)

0 100 (-b)
1 35 35
2 (a) 40 75 (c)
3 40(d) 115
4 32 147

Payback period= a+ (b- c)/d =2 tahun + (100- 75)/40 =2,625 tahun.

Keuntungan dan Kelemahan. Metode payback period lebih banyak kelemahan dari pada
keuntungan. Keuntungan metode ini hanya berupa mudah dalam perhitungan dan mudah
dimengerti. Sedangkan kelemahannya metode ini adalah tidak memperhatikan nilai waktu
uang dan tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah diperoleh payback period.
Upaya untuk mengurangi salah satu kelemahan metode payback, dapat digunakan metode
discounted payback period. Metode ini adalah modiflkasi dari metode payback period. Pada

206
metode ini mempertimbangkan nilai waktu uang (Brigham and Gapenski, 1993). Misalkan
discount rate yang digunakan 10%. Dengan menggunakan contoh usulan investasi pada
perusahaan "Nemira", cara perhitungan metode ini dapat dilihat pada Tabel 11-3.
Payback period= a+ (b- c)/d = 3 tahun + (100- 94,928)/21,856 = 3,232 tahun.

Tabelll-3 Cara Menghitung Discounted Payback Period


(Aliran Kas Dalam Jutaan Rupiah)

Nilai sekarang Aliran kas masuk


Tahun Aliran kas
(DR=lO%) Kumulatif

0 100 100 (-b)


1 35 31,818 31,818
2 40 33,058 64,876
3(a) 40 30,052 94,928(c)
4 32 21,856(d) 116,784

Metode Accounting Rate of Return (ARR)


Metode accounting rate of return (ARR) adalah metode penilaian proyek investasi yang
menfokuskan pada kontribusi suatu proyek pada pendapatan setelah pajak (net income)
perusahaan, dan tidak memperhatikan aliran kas proyek. Metode ini adalah metode lama kedua
setelahmetode paybackperiod. Metode ini masih banyak yang mempergunakan. ARRdihitung
dengan membagi pendapatan setelah pajak rata-rata dengan investasi rata-rata. Pendapatan
setelah pajak diperoleh dari aliran kas dikurangi dengan depresiasi. Investasi rata-rata diperoleh
dari jumlah investasi mula-mula dan nilai sisa, kemudian dibagi dengan dua.
Untuk lebihjelasnya, kita akan menggunakan contoh pada usulan proyek investasi pada
perusahaan "Nemira" yang digunakan untuk menjelaskan metode payback period. Nilai sisa
pada proyek ini tidak ada. Proyek pada perusahaan "Nemira" didepresiasi dengan metode
garis lurus. Depresiasi per tahun sama dengan RplOO juta dibagi 4, hasilnya sama dengan
Rp25 juta. Jumlah aliran kas selama 4 tahun adalah Rp35 juta + Rp40 juta + Rp40 juta + Rp32
juta, sama dengan Rp 142 juta. Pendapatan setelah pajak proyek pada perusahaan "Nemira"
sebesar Rp11,75 juta, investasi rata-rata Rp50 juta, dan ARR sebesar 33,5%
Pendapatan setelah pajak rata-rata = aliran kas rata-rata - depresiasi rata-rata per tahun
= (147juta/4)- (25 juta) = Rp11,75 juta

Investasi rata-rata = (investasi mula-mula+ Nilai sisa)/2


= (100 juta + 0)/2 = Rp50 juta

207
ARR = Pendapatan setelah pajak rata-rata
Investasi rata-rata

11,75juta
ARR = = 23,5%
50juta

Jika perusahaan menetapkan ARR yang dapat minimum diterima sebesar 15%, maka
proyek investasi tersebut dapat diterima. Jika ada beberapa proyek bersifat mutually
exclusive (pilih salah satu), yang dipilih ada1ah proyek yang memiliki ARR paling tinggi.

Keuntungan dan Kelemahan. Metode ARR 1ebih banyak ke1emahan dari padakeuntungan.
Keuntungan metode ini hanya berupa mudah dalam perhitungan dan mudah dimengerti.
Sedangkan kelemahannya metode ini adalah tidak memperhatikan nilai waktu uang dan tidak
memperhatikan aliran kas masuk, yang diperhatikan hanya pendapatan sete1ah pajak. Jika
metode ARR digunakan, akan memberikan informasi yang tidak memadai mengenai
kontribusi proyek pada nilai perusahaan. Sarna halnya dengan metode payback period,
metode ARR tidak baik untuk digunakan sebagai dasar atau informasi untuk pengambilan
keputusan dalam penganggaran modal.

Metode Net Present Value(NPV)


Metode net present value (nilai sekarang neto) adalah metode penilaian investasi yang
menggunakan discounted cash flow, atau metode yang mempertimbangkan nilai waktu uang
pada aliran kas yang terjadi. Pengertian dari nilai sekarang neto (disingkat NPV) adalah
selisih neto antara nilai sekarang aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Rumusan NPV dapat
ditulis secara matematis (Marsh, 1995):
n CF
NPV= ~ I

£.J (1 = k)'
t=O
CF = aliran kas (cash .flow), t = periode, dank= discount rate.
Jika kita gunakan contoh usulan investasi pada perusahaan "Nemira" dengan discount rate
= 10%, NPV yang dihasilkan sebesar Rp16,751 juta.

NPV = _100 ·u a+ 35 juta + 40 juta + 4~ juta + 32 juta


J g (1,1) I (1,1) 3 (1,1)3 (1,1)4

NPV = -100 juta +(0,909)x35 juta + (0,826)x40 juta


+ (0,751)x40 juta + (0,683)x32 juta
NPV = -100 juta + 116,751 juta = Rp16,751 juta

208
------------------------- -

Discount rate mempengaruhi besarnya NPV, tetapi besifat terbalik. Jika discount rate
semakin besar, menyebabkan NPV semakin kecil. Sebaliknya, jika discount rate semakin
kecil, menyebabkan NPV semakin besar (asumsi: faktor-faktor lain tidak berubah). Pada
gambar grafik 11-1 menunjukkan grafik NPV pada proyek di perusahaan "Nemira" pada
berbagai kemungkinan discount rate.

Gambar 11-1 NPV pada Berbagai Kemungkinan Discount Rate


(Dalam Jutaan Rupiah)

Net Present Value (Rp)

Rp47

Rp 16,751

0 0 5 5 10 10 15 15 20 20

Discount Rate

Kriteria penerimaan. Jika nilai NPV sebesar 0 atau lebih maka us ulan proyek tersebut
diterima. Dasar pemikiran metode NPV menerima NPV sebesar nol ada1ah bahwa aliran kas
yang dihasilkan proyek nyatanya cukup untuk: I) membayar kembali investasi modal dan 2)
memberikan rate of return yang disyaratkan pada modal. Jika sebuah proyek mempunyai
NPV positif (lebih besar dari nol) aliran kas proyek menghasilkan return yang lebih. Oleh
karena itu, jika perusahaan menerima proyek dengan NPV nol, posisi pemegang saham tepat
tidak berubah, seandainya perusahaan menjadi besar, harga saham tetap tidak berubah.
Tetapi, jika perusahaan menerima proyek dengan NPV positif, posisi pemegang saham
meningkat. Jika sebuah proyek NPV -nya negatif maka us ulan proyek tersebut tidak diterima,

209
karena menunjukkan bahwa suatu proyek akan mendatangkan kerugian. Pada perusahaan
"Nemira" ~engan NPV sebesar Rp16,751 dan discount rate 10%, usu1an investasi tersebut
diterima. Jika ada beberapa us ulan investasi yang bersifat mutually exclusive (harus memilih
salah satu), yang dipilih adalah usulan investasi yang menghasilkan NPV positif terbesar.

Metode Internal Rate of Return


Metode internal rate of return (IRR) sering disebut juga discounted cash flow (DCF) rate of
return. IRR adalah tingkat diskon (discount rate) yang menyamakan nilai sekarang (present
value) dari aliran kas yang akan terjadi dengan aliran kas keluar mula-mula (initial
investment) pada suatu usulan proyek investasL Jika pengeluaran kas mula-mula (investasi)
terjadi pada waktu ke-0, persamaaan dengan discount rate-nya IRR sebagai berikut (Rao,
1995):

ICO = CF + CF2 + ·········· + CF


(1 = IRR)l (1 + IRR) 2 (1 + IRR?

ICO adalah pengeluaran kas mula-mula (initial cash outflow), CF 1 adalah kas masuk tahun
pertama, dan CF" adalah kas masuk tahun ke-n. IRR adalah tingkat bunga yang digunakan
untuk discount. Persamaan itu dapat diubah menjadi:

CF 1 CF2 CFn
NPV = - ICO + + + ............ + --="=-
(1 + IRR) 1 (1 + IRR) 2 (1 + IRR)"

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa IRR adalah discount rate yang menghasilkan NPV ·
sama dengan 0. Sebagai contoh, usulan investasi pada perusahaan "Nemira" akan digunakan
untuk memudahkan dalam menjelaskan metode IRR.

Tabelll-4 Aliran Kas Perusahaan.Nemira

AkhirTahun 0 1 2 3 4
Aliran Kas -Rp 100 +35 +40 +40 +32

. 35 juta 40 juta 40 juta 32 juta


NPV=-100Juta+ + + + =0
· (1 + IRR)l (1 + IRR)2 (1 + IRR)3 (1 + IRRt

Sebetulnya sudah ada paket program komputer yang dapat langsung menentukan IRR,
tetapi di sini akan dijelaskan bagaimana menentukan IRR dengan prosedur coba-coba (trial
and error). Langkah yang akan dilakukan di sini, terlebih dulu menentukan dua macam
discount rate, misalnya 10% dan 20%. Kemudian PV kas masuk dan NPV pada masing-masing
discount rate dapat dihitung.

210
----------

Apabila discount rate= 10%

. 35 juta 40 juta 40 juta 40 juta


NPV =-100 JUta + + + + ---=~
(1,1)1 (1,1)2 (1,1)3 (1,1)4

NPV =-100 juta +(0,909)x35 juta + (0,826)x40 juta + (0,7 51 )x40 juta + (0,683)x32 juta

NPV = -100 juta + 116,751 juta = Rpl6,751 juta

Apabila discount rate =20%

. 35 juta 40 juta 40 juta 40 juta


NPV = - 100 JUta + + 2 + + ....:....::....=
(1,20) 1 (1,20) (1,20)3 (1,20)4

NPV = -100 juta + (0,833)x35 juta + (0,694) 40 juta


+ (0,579)x40 juta + (0,482)x32 juta

NPV =-100 juta + 95,499 juta =-4,501 juta

Setelah selesai dari perhitungan di atas, langkah berikutnya, kita melakukan interpolasi
antara 10% dan 20%. Hasil perhitungan di bawah ini menunjukkan bahwa internal rate of
return usulan investasi pada perusahaan "Nemira" sebesar 17,88% (jika dibulatkan = 18%).

X [ 10% 116,751] 16,751 ]


0,1 IRR 100 21,252
[
20% 95,499

X/0,1 = 16,751/21,252

0 1 16 751
X= ' x ' = 0,0788 = 7,88%
21,252

IRR = 10% + 7,88% = 17,88%

Kriteria penerimaan. Kriteria penerimaan dengan metode IRR adalah membandingkan


IRR dengan minimum rate of return yang disyaratkan, yang dikenal cutoff, atau hurdle rate.

211
- ---------

Jika IRR lebih besar dari rate of return disyaratkan maka usulan investasi layak diterima,
karena menunjukkan bahwa suatu proyek akan mendatangkan keuntungan. Sebaliknya jika
IRR lebih kecil dari rate of return yang disyaratkan maka usulan investasi ditolak, karena
menunjukkan bahwa suatu proyek akan mendatangkan kerugian. Jika ditentukan hurdle rate
pada usulan investasi ini sebesar 15%, maka usulan investasi pada perusahaan "Nemira"
dapat diterima.
Jika ada beberapa usulan investasi yang bersifat mutually exclusive, usulan investasi
yang diterima adalah, investasi yang menghasilkan IRR lebih tinggi. Silahkan lihat Tabel
11-5 yang menunjukkan contoh masalah mutually exclusive (harus memilih).

Tabelll-5 Contoh untuk Masalah Mutually Exclusive Projects.

Aliran Kas (ribuan rupiah)


Proyek IRR,%
co cl
E -10.000 +13.000 +30

F -20.000 +25.000 +25

Pada contoh tersebut diantara dua proyek E dan F, yang dipilih adalah proyek E, karena IRR
proyek E lebih besar dari proyek F.
Keuntungan dan Kelemahan. Keuntungan atau kelebihan metode ini adalah
mempertimbangkan nilai waktu uang. Kelemahan metode adalah terletak pada aturan .atau
kaidah IRR yang menyatakan bahwa apabila ada dua proyek yang mutually exclusive, maka
proyek yang dipilih yang memiliki IRR lebih besar. Kaidah tersebut memberikan sinyal atau
isyarat yang salah (Brealey, Myers, and Marcus, 1995). Agar ada gambaran kesalahan pada
kaidah tersebut lihat Gambar 11-2. Gambar tersebut menunjukkan apabila opportunity cost
ofcapital adalah lebih rendah dari 20%, proyek F lebih baik karena menghasilkan NPV lebih
besar. IRR yang lebih tinggi, yaitu pada proyek E, tidak mempunyai keterkaitan untuk
penentuan proyek yang mana yang relatif lebih pantas untuk dipilih.
Di samping itu, ada kelemahan lain dari metode ini. Apabila suatu proyekmemiliki aliran
kas yang tidak normal, ada kemungkinan metode IRR tidak dapat digunakan. Aliran kas yang
tidak normal, artinya ada aliran kas keluar muncul selama proyek investasi telah beroperasi.
Pada aliran kas yang tidak normal bisa mengakibatkan masalah IRR ganda (multiple IRR).
Berikut ini akan diberikan contoh untuk membuktikan kelemahan metode IRR, yang bisa
menimbulkan IRR ganda (Brealey, Myers, and Marcus, 1995).Pada Gambar 11-3, kita dapat
melihat dengan jelas bahwa proyek C yang dicontohkan diperoleh IRR ganda.

212
Gambar 11-2 Proyek E Memiliki IRR Lebih Tinggi,
Tetapi pada Discount Rate kurang dari 20% Memiliki NPV Lebih Rendah

5000

4000 Project E
ProjectF
3000

2000

1000

0~~--+-~--~--~~--~~

-1000

-2000

-3000

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Discount rate.

Tabelll-6 Multiple IRR

Aliran Kas (ribuan rupiah)


Proyek IRR,% NPVpada
co cl c; 10%

c -4.000 +25.000 -25.000 25 dan 400 -1.934

25.000 25.000
NPV = - 4.000 + + =0
(1,25) 1 (1,25) 2
25.000 25.000
NPV = - 4.000 + + =0
(1 + 4) 1 (1 + 4)2

213
Pada Gambar 11-3, kita dapat melihat dengan jelas bahwa proyek C yang dicontohkan
diperoleh IRR ganda.

Gambar 11-3 IRR Ganda pada Proyek C

+4000

+2000

IRR=400%
0~~---+--~~~/--+---+

-2000

-4000
100 200 300 400 500 600
Discount rate. percent

Profitability Index (Benefit-Cost Ratio)


Profitability index (PI) adalah metode penilaian us ulan investasi yang rumusnya adalah nilai
sekarang (present value) dari aliran kas yang akan terjadi dari suatu usulan investasi dibagi
pengeluaran kas investasi mula-mula (initial cash outflow- ICO) (Keown, et. al., 1996).
Contoh usulan investasi pada perusahaan "Nemira" apabila dengan discount rate 10%, PI
yang dihasilkan adalah sebesar 1, 17. Lihat perhitungan berikut ini.

PV dari aliran kas yang akan terjadi


PI=-----------------------
Aliran kas keluar mula-mula

PV dari aliran kas yang akan terjadi

35 juta 40 juta 40 juta 32 juta


= 1
+ 2
+ 3
+--=---4
(1 ,1 0) (1' 10) (1 ,10) (1 ,10)

= (0,909)x35 juta + (0,826)x40 juta + (0,751)x40 juta + (0,683)x32 juta


= 166,751 juta

PI = 116,751 juta: 100 juta = 1,17

214
Kriteria penerimaan. Jika PI sebesar 1 atau lebih usulan proyek investasi diterima
karena menunjukkan bahwa proyek tersebut akan menguntungkan. Sebaliknya, jika PI
kurang dari 1 usulan investasi ditolak, karena menunjukkan bahwa proyek tersebut akan
merugikan.

Perbandingan antara Metode NPV dan IRR


Pada sebuah usulan proyek investasi, metode NPV dan IRR akan selalu memberikan
rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak usulan proyek investasi tersebut.
Terhadap usulan investasi pada perusahaan "Nemira" yang digunakan sebagai contoh, kedua
motode memberikan rekomendasi yang sama, yaitu menerima usulan proyek.
Jika ada beberapa usulan investasi bersifat mutually exclusive, kadangkala menjumpai
adanya rekomendasi yang tidak sama antara metode NPV dan IRR. Lihat Tabel 11-7 yang
rnenunjukkan contoh untuk masalah proyek mutually exclusive.

Tabelll-7 Contoh untuk Masalah Proyek Mutually Exclusive

Aliran Kas (ribuan rupiah)


NPVpada
Proyek IRR,%
co c1 DRlO%

E -10.000 +13.000 +30 +1.818

F -20.000 +25.000 +25 +2.727

Pacta proyek E, dihasilkan IRR 30% dan NPV Rp 1.818.000 dan proyek F dihasi1kan IRR
25% dan NPV Rp2.727.000. Jika berdasarkan metode IRR maka yang sebaiknya dipilih
adalah proyek E, karena IRR proyek E lebih besar dari proyek F. Jika berdasarkan metode
NPV dengan discount rate 10%, maka yang sebaiknya dipilih adalah proyek F, karena proyek
F menghasilkan NPV positif lebih besar dari proyek E.
Berdasarkan metode NPV tidak selamanya proyek F lebih baik dari E, melainkan
tergantung pacta discount rate yang digunakan. Lihat Gambar Grafik 11-2. Gambar grafik
terse but menunjukkan grafik NPV proyek E dan F pacta berbagai kemungkinan discount rate
(biaya modal). Dengan menggunakan gambar grafik tersebut menunjukkan bahwa metode IRR
memberikan rekomendasi yang keliru. Jika biaya modallebih besar dari 20%, proyek E Iebih
baik dari proyek F. Jika biaya modal kurang dari 20%, proyek F lebih baik dari proyek E.
Ada dua kondisi dasar yang dapat menyebabkan konflik antara metode NPV dan IRR,
yaitu: (1) jika ada skala atau ukuran proyek berbeda, artinya investasi proyek yang satu Iebih
besar dari proyek yang lain, atau 2) jika ada perbedaan waktu, artinya waktu dari aliran kas
dari dua proyek berbeda, misalnya, pacta proyek yang satu banyak aliran kas terjadi pacta
tahun-tahun yang lebih awal, sedangkan pacta proyek lain, banyak aliran kas yang terjadi pacta
tahun-tahun akhir.

215
Skala Proyek. Proyek-proyek mutually exclusive sering dalam skala atau ukuran yang
berbeda. Berikut ini ada dua proyek: L danS, mempunyai aliran kas (dalamjutaan rupiah
)sebagai berikut.

Tabelll-8 Aliran Kas Pada Proyek dengan Skala dan Ukuran Berbeda

Akhirtahun 0 1 2 3 4 5

Proyek L -20 6 6 6 6 6
Proyek S -6 2 2 2 2 2
Proyek A -14 4 4 4 4 4

Dengan asumsi biaya modallO%, dapat didapatkan NPV dan IRR proyek:
NPVL = Rp2,74 IRRL = 15,2%
NPVS = Rp1,58 IRRS = 19,9%
NPV~= Rp1,16 IRM= 13,2%

Oleh karena itu ada konflik: NPVL > NPV 8 , tetapi IRR8 > IRRL

Dengan konflik tersebut, proyek yang mana yang sebaiknya diterima? Kita asumsikan
bahwa biaya modal adalah konstan, dan di sini perusahaan bertujuan untuk lebih dapat
menaikkan nilai modal dengan biaya modal1 0%. Untuk itu yang sebaiknya diterima adalah
proyek investasi L, karena proyek L memiliki NPV lebih tinggi. Untuk membuktikan
mengapa lebih memilih proyek L, kita perlu mencari perbedaan investasi kedua proyek yang
dapat dilihat pada selisih pengeluaran investasi kedua proyek terse but, yaitu proyek ~- Untuk
itu, proyek L dapat dipecah menjadi dua komponen, komponen pertama sama dengan proyek
S, dan yang lain sebesar proyek ~ (selisih proyek L danS). Proyek ~ memiliki aliran kas
investasi Rp14 juta, aliran kas masuk per tahun sebesar Rp4 juta, dan NPV yang dihasilkan
sebesar Rp 1, 16 juta (sebesar selisih NPV proyek L danS). Karen a proyek ~ mempunyai NPV
positif, maka yang sebaiknya diterima adalah usulan proyek investasi L.
Waktu Aliran Kas. Konflik antara NPV dan IRR dapat juga timbul karena perbedaan
dalam waktu aliran kas. Misalnya, ada dua proyek L danS, bersifat mutually exclusive. Kedua
proyek terse but nilai investasinya sama, sebesar Rp 10 juta. Proyek S padajangka waktu yang
relatif singkat sudah dapat menghasilkan kas masuk, sedangkan proyek L tidak segera dapat
menghasilkan kas masuk, melainkan pada jangka waktu yang relatif lama. Serangkaian kas
masuk yang dihasilkan proyek L dan S seperti berikut ini.

216
----------- -

Tabelll-9 Kas Masuk Proyek L danS

Akhirtahun 0 1 2 3 4 5

ProyekL -10 0 2 3 5 9
Proyek S -10 4 4 3 3 2
Proyek A 0 -4 2 0 2 7

Dengan asumsi biaya modal 10%, NPV dan IRR proyek dapat dihitung dan hasilnya
sebagai berikut:
NPVL = Rp2,91 IRRL = 17,3%
NPVs = Rp2,49 IRRS = 20.5%
NPVD = Rp0,42 IRRD= 12,5%

Oleh karena itu, ada konflik: NPV L> NPV s• tetapi IRR8 > IRRL
Kita akan memulai menganalisis proyek A yang mempunyai NPV positif untuk
menunjukkan mengapa proyek dengan NPV yang lebih besar yang sebaiknya diterima. Jika
kita menerima proyek S, kita akan menolak proyek ~ dengan memiliki NPV positif Rp 0,42
juta. Nilai sebesar Rp0,42 juta akan dapat menaikkan nilai perusahaan. Jika kita menolak
proyek A akan kehilangan kesempatan menaikkan nilai perusahaan dari proyek A. Oleh
karena itu, sebaiknya proyek S ditolak, dan proyek L yang sebaiknya diterima.
Penyebab Konflik. Pada kedua contoh mengenai perbedaan skala dan waktu
menunjukkan bahwa ada perbedaan aliran kas. Persoalan utama untuk memecahkan ulang
konflik pada proyek mutually exclusive berkaitan dengan nilai aliran kas. Nilai aliran kas
tergantung pada opportunity rate pada penginvestasian kembali (reinvestment) ke proyek
lain. Metode NPV secara implisit mengasumsikan bahwa opportunity rate dari aliran kas
seandainya diinvestasikan kembali adalah sebesar biaya modal (cost of capital), sedangkan
jika menggunakan metode IRR menerapkan bahwa perusahaan mempunyai opportunity
untuk penginvestasian kembali sebesar IRR. Metode NPV mendiskon aliran kas dengan
biaya modal, dan metode IRR dengan aliran kas didiskon dengan IRR proyek. IRR proyek
yang satu dengan yang lain sering berbeda-beda.
Seandainya seseorang menanamkan dana pada suatu proyek, maka orang tersebut akan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari proyek lain. Oleh karena itu,
aliran kas masuk dari suatu proyek harus discount rate-nya sebesar opportunity cost (biaya
kesempatan). Opportunity cost dari aliran kas suatu proyek adalah biaya modal proyek
tersebut. Opportunity cost menunjukkan keuntungan yang dikorbankan karena memutuskan
mernilih suatu investasi proyek, yaitu berupa rate of return yang disyaratkan pada suatu
proyek atau berupa biaya modal proyek. Selain alasan tersebut, kelemahan-kelemahan
metode IRR yang telah disebutkan sebelumnya mendukung juga untuk mengatakan bahwa
metode NPV temyata lebih baik dari metode IRR.

217
Perbandingan Metode NPV dan PI
Metode PI adalah sama dengan PV aliran kas masuk dibagi dengan PV aliran kas keluar. PI
mengukur present value dari manfaat per rupiah investasi. Keduametode dapat menimbulkan
konflik jika digunakan untuk mengevaluasi proyek mutually exclusive. Untuk ilustrasi,
perusahaan mengusulkan membandingkan proyek A (lebih besar) dengan proyek B (lebih
kecil). Investasi proyek A sebesar Rp6 juta dan memberikan kas masuk pada akhir tahun
pertama Rp5 juta. Investasi proyek B sebesar Rp 100.000 dan menghasilkan aliran kas masuk
pada akhir tahun pertama Rp 130.000. Kedua proyek memiliki risiko rata-rata dan dievaluasi
dengan biaya modal perusahaan 10%.

6
NPA = -5 JUTA + juta = Rp 454.545,-
(1, 1)1

NPVB = -100.00 + 130·000


1
=Rp 18.182,-
(1, 1)

6juta
1
PIA= (1, 10) = 1,09
Rp 5 juta

Rp 130.000
PIB = (1, 10)l = 1.18
Rp 100.000

Jika menggunakan metode NPV, kita sebaiknya menerima proyek A, karena NPV A>
NPV Btetapijika menggunakan metode PI, yang sebaiknya diterima adalah proyek B, karena
PIB >PIA
Dengan adanya konflik pada kedua metode tersebut sebaiknya proyek mana yang
diterima? Ingat bahwa meningkatkan kesejahteraan dapat melalui NPV suatu proyek. Jadi
jelas proyek A lebih besar dalam memberikan kontribusi mensejahterakan pemegang
saham. Oleh karena itu, proyek A yang diterima atau dipi1ih. Bagi perusahaan yang ingin
mensejahterakan pemegang saham, makametode NPV lebih baikdari metode PI. Seandainya
kedua proyek bersifat tidak tergantung (independent), makakedua proyek tersebut diterima
karena mempunyai NPV positif dan PI lebih besar dari 0 (nol).

Metode Modified Internal Rate of Return


Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya bahwa metode IRR memiliki beberapa kelemahan.
Metode modified internal rate ofreturn, disingkat MIRR, adalah metode yang memodifikasi
metode IRR. MIRR adalah discount rate yang menyebabkan present value pengeluaran kas
sama dengan nilai akhir kas yang akan terjadi (terminal value) yang dihasilkan oleh suatu
proyek investasi. Nilai akhir yang akan terjadi dihitung dengan cara mencari nilai mendatang

218
(future value) aliran kas masuk di akhir umur ekonomis suatu proyek dengan menggunakan
biaya modal sebagai faktor pengali atau pengganda (Brigham and Gapenski, 1993).
Untuk menjelaskan metode MIRR ini, kita gunakan contoh perusahaan "Nemira."
Dengan menggunakan biaya modal sebesar 10% pada perhitungan berikut ini diperoleh
MIRR sebesar 14,34%
n
L (CIF) (1 + k) n-t
PV biaya = t=l (1 : MTRR)"

. 35 juta (1,10) 3 + 40 juta (1,10) 2 + 40 juta (1,10) 1 + 32 juta


100 JUta = (1 + MIRR)"

. (46,585 + 48,4 + 44 + 32 juta


10 Juta = - - - - - - -4 - - -
(1 + MIRR)

100 ·uta= 170,985 juta4


J (1 + MIRR)

(1 + MIRR)4 = 1,70985
4log (1 + MIRR) =log 1,70985

log (1 + MIRR) = 0,0582395


(1 + MIRR) = antilog 0,0582395
(1 + MIRR) = 1,1435088
MIRR = 0,1435 = 14,35%

Keuntungan dan Kelemaban. MIRR mempunyai kelebihan dibandingkan dengan IRR


karena MIRR mengasumsikan bahwa aliran kas proyek diinvestasikan kembali (reinvest-
ment) dengan menggunakan biaya modal. Di samping itu, MIRR dapat juga menghindari IRR
ganda (multiple) yang terjadi padametode IRR. Pada proyek yang bersifat mutually exclusive
metode NPV dan MIRR akan memberikan rekomendasi yang sama. Seandainya dua proyek
yang skalanya jauh berbeda, bisa mengakibatkan adanya konflik antara metode NPV dan
MIRR. Jika terjadi demikian, metode yang dipilih adalah metode NPV.

KETERBATASAN DANA
Jumlah dana yang disediakan untuk investasi biasanya sudah dituangkan dalam bentuk
anggaran. Jumlah dana untuk investasi sudah dibatasi dalam anggaran. Adanya keterbatasan
dana (capital rationing) pada investasi modal, perusahaan harus berusaha menjadikan
anggaran modal yang optimal (Brealey, Myers, and Marcus, 1995).
Jika proyek-proyek bersifat mutually exclusive, untuk membuat anggaran modal yang
optimal, perusahaan harus memiliki proyek-proyek yang memiliki NPV positif, atau IRR

219
lebih besar dari biaya modal. Pada kondisi dana yang terbatas, tujuan perusahaan berkaitan
dengan masalah ini adalah memilih proyek-proyek yang menguntungkan dengan
menyesuaikan keterbatasan dana yang tersedia atau memaksimumkan nilai dengan kendala
biaya. Manajemen memilih sejumlah proyek yang menghasilkan total NPV terbesar.
Supaya lebih jelas dalam membicarakan keterbatasan dana, lihat Tabel 11-10 yang
menunjukkan contoh proyek-proyek yang akan dianalisis apakah nantinya diterima atau
tidak. Dana yang disediakan oleh perusahaan untuk investasi adalah sebesar Rp20 juta.

Tabelll-10 Proyek-Proyek dalam Keterbatasan Dana


Aliran kas dim jutaan rupiah PV pada NPV
DR
Proyek co cl cz 10%

I -3 + 2,2 +2,42 4 1
J -5 + 2,2 +4,84 6 1
K -7 + 6,6 +4,84 10 3
L -6 +3.3 + 6,05 8 2
M -4 + 1,1 +4,84 5 1

Dari tabel bisa diamati bahwa semua proyek mempunyai NPV positif. Oleh karena itu,
jika tidak ada keterbatasan dana, perusahaan akan menerima semua kelima usulan proyek.
Tetapi seandainya dana yang tersedia hanya Rp20 juta, perusahaan mencari kombinasi
proyek-proyek yang yang memberikan NPV yang setinggi mungkin.
Pemecahan yang dapat dilakukan untuk mengambil proyek-proyek mana yang akan
diambil adalah dengan cara menentukan present value per rupiah dari investasi. Rasio dari
present value pada investasi mula-mula yang dikenal sebagai profitability index (PI). PI
dicari dengan membagipresent value aliran kas yang akan terjadi dengan kas untuk investasi
mula-mula. Profitability index pada kelima proyek seperti berikut ini.

Tabelll-11 Present Value dan PI pada Lima Proyek

Proyek PV INVESTASI PI

I 4 3 4/3 == I ,33
J 6 5 6/5 == 1,20
K 10 7 1017 = 1,43
L 8 6 8/6 = 1,33
M 5 4 5/4 = 1,25

220
--------------- - - -

Proyek K menawarkan PI yang paling tinggi, oleh karena itu, proyek K yang pertama
diambil. Berikutnya I dan L yang memberikan PI sebesar I ,33 dan setelah itu, disusul
mengambil proyek M. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi pad proyek K, I, L dan
M sebesar Rp7 juta + Rp3 juta + Rp6 juta+ Rp4 juta = Rp20 juta, sesuai dengan dana yang
tersedia.

RINGKASAN
Penganggaran modal penting bagi perusahaan. Tahap-tahap penganggaran modal adalah I)
menentukan biaya proyek, 2) memperkirakan alirankas, 3) mengistimasi risiko, 4) menentukan
tingkat biaya modal untuk, 5) menentukan nilai sekarang aliran kas masuk dan kas keluar, dan
6) menilai layak tidaknya suatu usulan proyek.
Dalam melakukan penilaian suatu usulan proyek dikenal ada metode-metode penilaian
investasi, yaitu 1) discounted payback period, 2) average rate of return, 3) net present value,
4) internal rate of return, 5) modified rate of return, dan 6) profitability index.
Pada sebuah usulan proyek investasi, metode NPV dan IRR akan selalu memberikan
rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak us ulan proyek investasi tersebut. Jika
ada beberapa usulan investasi bersifat mutually exclusive, kadangkala menjumpai adanya
rekomendasi yang tidak sama antara metode NPV dan IRR.
Metode modified internal rate of return, disingkat MIRR, adalah metode yang
memodifikasi metode IRR. MIRR adalah discount rate yang menyebabkan present value
pengeluaran kas sama dengan nilai akhir kas yang akan terjadi (terminal value) yang
dihasilkan oleh suatu proyek investasi.
Jumlah dana yang disediakan untuk investasi biasanya sudah dituangkan dalam bentuk
anggaran. Jumlah dana untuk investasi sudah dibatasi dalam anggaran. Adanya keterbatasan
dana (capital rationing) pada investasi modal, perusahaan harus berusaha menjadikan
anggaran modal yang optimal.

SOAL LATIHAN

Tes Koreksi Betul-Salah


B S 1. Untuk dua proyek proposal konvensional yang a! iran kas kumulatifnya identik,
semakin tinggi tingkat diskonnya, semakin bemilai pula proposal dengan aliran
kas lebih cepat diterima.
B S 2. Metode payback period di dalam perhitungannya tidak memperhatikan nilai
waktu uang.
B S 3. Suatu investasi dengan periode pengembalian berjangka pendek hampir pasti
memiliki nilai neto sekarang yang positif.
B S 4. Nilai sekarang neto (NPV) dari suatu proyek biasanya turun bilamana tingkat
pengembalian yang dikehendaki (required rate of return) naik.
B S 5. Proyek yang mutually excluve adalah merupakan penerimaan proyek yang
tidak memperhatikan proyek lain diterima atau tidak.

221
B S 6. Kelemahan metode adalah terletak pada aturan atau kaidah IRR yang menyatakan
bahwa apabila ada dua proyek yang mutually exclusive, maka proyek yang
dipilih yang memiliki IRR lebih besar.
B S 7. Jika suatu aliran kas proyek didiskon dengan IRR, NPV menjadi nol.
B S 8. Metode NPV sama baiknya dengan metode MIRR.
B S 9. Capital rationing terjadi hila mana dana tidak terbatas.
B S 10 MIRR adalah discount rate yang menyebabkan present value pengeluaran kas
sama dengan nilai akhir kas yang akan terjadi (terminal value) yang dihasilkan
oleh suatu proyek investasi.
Soal Pilihan Berganda
1. Profitabilitas indeks sebesar 1,2 dari suatu proyek, maksudnya adalah:
a. nilai sekarang dari penerimaan kas lebih kecil dari besarnya biaya proyek.
b. nilai sekarang neto proyek lebih besar dari nol
c. tingkat pengembalian proyek sebesar 120%
d. a dan c.
2. PT TRK sedang mempertimbangkan sebuah investasi senilai Rp18.000.000,- yang
mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Selama 3 tahun pertama tambahan neto aliran kas
setelah pajak sebesar Rp5 juta per tahun dan untuk dua tahun terakhir sebesar Rp6 juta
per tahun. Besarnya payback period pada investasi ini adalah:
a. 3 tahun
b. 3,6 tahun
c. 3,5 tahun
d. tidak dapat ditentukan dari informasi yang telah tersedia.
3. Sebuah perusahaan telah memperkirakan bahwa sebuah usulan investasi dapat
menghasilkan aliran kas selama 10 tahun, yaitu sebesar Rp2.500.000 per tahun. Pada
akhir tahun kesepuluhjuga diperoleh aliran kas sebesar Rp5 juta. Dengan rate of return
disyaratkan sebesar 8%, besarnya investasi tersebut adalah:
a. Rp30 juta
b. Rp19 juta
c. Rp16,775 juta
d. Rp19,091 juta.
4. Berikut ini adalah penyataan yang benar
a. jika IRR lebih besar dari discount rate, k, besarnya PI kuran_g dari satu dan besarnya
NPV akan lebih besar dari nol.
b. Jika PI kurang dari satu, maka NPV akan kuran dari nol.
c. Jika IRR sebesar 0%, dengan discount rate, k. besarnya NPV leih besar dari nol.
d. Jika NPV lebih besar dari nol, maka PI akan sebesar nol.

222
5. Asumsi bahwa perusahaan telah menghitung secara tepat aliran kas neto berkaitan
dengan usulan investasi. Jika NPV dari prorposal ini adalah lebih besar dari nol dan
perusahaan tidak ada kendala capital rational, kemudian perusahaan harus:
a. Menghitung IRR investasi ini untuk memastikan bahwa IRR lebih besar dari biaya
modal.
b. Membandingkan PI dari investasi ini dengan kemungkinan investasi yang lain.
c. Menghitung.periode pengembalian untuk memastikan bahwa kas keluar mula-mula
dapat ditutup dengan periode waktu yang tepat.
d. Menerima proposal, sejak penerimaan pembentukan nilai investasi harus menaikkan
kesejahteraan pemegang saham.
6. Tahap yang paling penting dalam membuat penganggaran modal adalah:
a. Memilih metode keputusan
b. Menghitung present value dari aliran kas
c. Membandingkan present value dari aliran kas masuk dengan aliran kas keluar.
d. Menganalisis aliran kas proyek.
7. Jika perusahaan menginginkan untuk memaksimumkan nilai perusahaan, metode
keputusan yang terbaik dalam penganggaran modal adalah:
a. Net present value
b. Modified internal rate of return
c. Profitability index
d. Discounted payback period.
8. Metode keputusan penganggaran modal yang tidak mendasarkan pada ali ran kas adalah:
a. Net present value
b. Modified internal rate of return
c. Average rate of return
d. Discounted payback period.
9. Dalam metode NPV, jika discount rate menurun, akan mengakibatkan:
a. Aliran kas keluar bertambah
b. Aliran kas keluar berkurang
c. NPV bertambah
d. NPV berkurang.
10. Ada dua proyek mutually exclusive yaitu A dan B. Kedua proyek tersebut memiliki NPV
positif dan PI lebih besar dari satu. Jika dibandingkan, NPV A> NPV 8 , tetapi PIA< PI8 •
Proyek yang sebaiknya diterima adalah:
a. Semua proyek harus diterima.
b. Proyek A.
c. Proyek B.
d. Tidak ada proyek yang diterima.

223
Soal Uraian
1. Pada PT Jaya Wijaya, mempunyai dua usulan investasi dengan informasi sebagai
berikut:

ProyekA (dim ribuan Rp) Proyek B (dalam ribuan Rp)


Harga EAT AJ.kas Harga EAT Al.kas
beli beli

0 18.000 - - 25.000 - -
1 2.000 9.000 2.000 10.000
2 2.000 8.000 2.000 10.000
3 2.000 6.000 9.000 16.000

Hitunglah periode pengembalian (payback period), modified payback period, net


present value, dan profitability index dengan menggunakan discount rate sebesar 15%,
untuk masing-masing proyek.
2. Dalam soal nomor I di atas, kritik apa yang dapat diberikan terhadap penggunaan metode
payback period sebagai metode capital budgeting?

3. Berikut ini adalah soal-soal yang menyangkut tingkat return internal (internal rate of
return= IRR):
a) Investasi sebesar Rp1.200.000 sekarang akan menghasilkan return sebesar
Rp2.000.000 pada akhir 10 tahun. Berapakah IRR?
b) Investasi sebesar Rp 1.200.000 akan menghasilkan return sebesar Rp600.000 tiap
akhir tahun selama 3 tahun. Berapakah IRR?
c) Investasi sebesar Rpl.200.000 sekarang akan menghasilkan return sebesar
Rp900.000 pada akhir tahun pertama, Rp600.000 pada akhir tahun kedua, dan
Rp200.000 pada akhir tahun ketiga. Berapakah IRR?
d) Investasi sebesar Rp1.200.000 menghasilkan return sebesar Rp160.000 setahun
untuk selama-lamanya. Berapakah IRR?
4. Aliran kas yang diproyeksikan akan dihasilkan dari dua buah proyek yang bersifat
mutually exclusive, adalah sebagai berikut:

Tahun 0 1 2 3 4

A -RP2.000 RP 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 RP 1.000


B -2.000 0 0 0 6.000

224
-------------------------------- -- -

a) Hitunglah tingkat return internal (!RR) untuk masing-masing proyek.


b) Hitunglah nilai bersih sekarang (NPV) untuk masing-masing proyek berdasarkan
tingkat diskonto sebesar 0%, 5%, 10%, 20%, 30%, dan 35%.
c) Buatlah grafik untuk nilai bersih sekarang (NPV) masing-masing proyek untuk
pelbagai tingkat diskonto tersebut.
d) Proyek yang mana yang anda pilih?
5. Sebuah perusahaan dapat memilih satu dari dua mac am us ulan investasi pada awal tahun
ke-0. Misalkan rate of return disyaratkan adalah 14%, hitunglah untuk masing-masing
proyek: (a) payback period: (b) NPV; (c) indeks profitabilitas; dan (d) IRR. Misalkan
metode depresiasi yang digunakan adalah garis lurus dengan dan pajak perusahaan
adalah 30%.

Proyek Inv~ 1 2 3 4 5 6 7

A 30.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000


B 21.000 5.000 5.000 6.000 6.000 7.000 7.000 7.000

Catatan: bilangan dalam jutaan rupiah

6. Sebuah perusahaan sedang membandingkan enam buah proyek perbaikan terhadap


aktiva tetapnya (capital improvement proyek). Perusahaan ini telah mengalokasikan
Rp 1 milyar untuk anggaran modal (capital budgeting). U sulan-usulan investasi itu dan
indeks profitabilitasnyamasing-masing telah ditetapkan sebagai berikut: (masing-masing
proyek ini bersifat berdiri sendiri (independent) antara satu dengan yang lain.

Proyek Harga Indeks


(ribuan) Protitabilitas

A Rp 525.000 1,30
B 150.000 0,95
c 350.000 1,20
D 425.000 1,15
E 200.000 1,20
F 400.000 1,05

a) Jika pembatasan anggaran (capital rationing) dipatuhi secara ketat, yang manakah
dari usulan-usulan di atas harus diterima?
b) Apakah hal itu merupakan strategi yang optimal?

225
----------

7. Sebuah perusahaan akan mengganti mobil truk lama dengan mobil truk baru. Perusahaan
menerima dua penawaran mobil truk, mobil truk A dan mobil truk B. Mobil truk A
harganya Rp80 juta, umur ekonomis 8 tahun, biaya pemeliharaan Rp2 juta pada 4 tahun
pertama dan biaya memperbaiki keseluruhan pada tahun kelima sebesar Rp13 juta.
Biaya pemeliharaan sebesar Rp4 juta pada tiga tahun terakhir dan pada akhir tahun
ekonomis diperkirakan ada nilai sisa sebesar Rp9 juta. Mobil B harganya Rp65 juta.
Biaya pemeliharaan pada tahun pertama sebesar Rp3 juta, biaya pemeliharaan setiap
tahun naik sampai dengan akhir tahun ke delapan sebesar Rp 1,5 juta. Pada tahun ke
empat mobil diperbaiki keseluruhan dengan biaya Rpl5 juta. Pada akhir tahun ke
delapan diperkirakan ada nilai sisa sebesar Rp5 juta.
a) Jika opportunity cost dari dana yang akan digunakan sebesar 8% dan pajak
diabaikan, mobil truk yang mana yang sebaiknya dipilih?
b) Jika opportunity cost sebesar 15%, apakahjawaban anda berubah?

8. Sebuah proyek dengan aliran kas sebagai berikut:

Akhir tahun 0 1 2 3 4

Aliran kas -Rpl.OOO +500 +400 + 300 + 100

Dengan biaya modal sebesar 10%, hitunglah modified rate of return.

226
Bab 12 Ana/isis A/iran Kas Proyek

Setelah mempelajari Bab XII, Saudara seharusnya dapat:


1. Memahami aliran kas relevan dari suatu proyek.
2. Menentukan jenis-jenis aliran kas inkremental suatu proyek.
3. Mengklasifikasikan aliran kas berdasarkan waktu.
4. Memahami analisis pembelian aktiva baru dan penggantian aktiva tetap.
5. Memahami pemasalahan cash flow estimation bias.
6. Memahami pemasalahan managerial option.
7. Memahami pemasalahan pengevaluasian proyek-proyek dengan usia yang berbeda,
8. Memahami pemasalahan dan penyesuaian karena inflasi.

Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab XI bahwa penganggaran modal adalah proses
pengindentifikasian, penganalisisan, dan penseleksian proyek investasi yang mempunyai
aliran kas diharapkan lebih dari satu tahun. Dari proses penganggaran modal tersebut, proses
paling penting adalah menganalisis aliran kas yang terdiri dari investasi pengeluaran yang
dibutuhkan dan aliran kas neto tahunan setelah proyek beroperasi. Banyak variabel yang
terlibat dalam peramalan aliran kas dan banyak partisipasi individual dan departemen dalam
proses analisis tersebut.
Dalam melakukan analisis sering menghadapi kesulitan untuk meramal secara tepat
aliran kas yang akan terjadi dari suatu proyek. Oleh karena itu, kita harus hati-hati dan cermat,
sehingga kesalahan fatal dalam meramal dapat dihindarkan. Peran staf keuangan sangat
menentukan dalam meramal aliran kas. Dalam pelaksanaannya, kita harus melakukan kerja
tim yang bersifat cross fungtional team. Koordinasi kerja tim akan sangat baik dengan
melibatkan orang-orang dari fungsi atau departemen yang berbeda dan terkait, misalnya
departemen operasi/produksi, dan departemen pemasaran.

IDENTIFIKASI ALJRAN KAS REVELAN


Aliran kas proyek dapat didefinisikan sebagai selisih atau perbedaan antara aliran kas untuk
setiap periode pada perusahaan dengan ada proyek dan dengan tidak ada proyek (Brigham
and Gapenski, 1993).

Aliran kas proyek = aliran kas dengan proyek - aliran kas tanpa proyek.

227
Berikut ini contoh aliran kas dengan proyek dan tanpa proyek. Nilai investasi proyek
baru Rp I juta dengan umur ekonomis I 0 tahun. Data pacta Tabel 12- I adalah berkaitan
dengan aliran kas dengan proyek, aliran kas tanpa proyek, dan perbedaan aliran kas.

Tabel12-1 Aliran Kas dengan atau tanpa Proyek

Istimasi Dengan proyek Tanpa proyek Selisih

Penjualan 1.600.000 1.000.000 600.000


Biaya kas operasi 600.000 400.000 200.000
Depresiasi 200.000 100.000 100.000
Laba sebelum pajak 800.000 500.000 300.000
Pajak (30%) 240.000 150.000 90.000
Laba setelah pajak 560.000 350.000 210.000
Aliran kas 760.000 450.000 310.000

Aliran kas proyek = Rp760.000 - 450.000 =Rp31 0.000

Aliran kas tahunan selama proyek bcropera~i sama dengan keuntungan setelah pajak +
biaya deprcsiasi. Biaya depresiasi dimasukkan sebagai sumber kas masuk, karena sifat dari
biaya depresiasi, sebagai biaya yang tidak mengeluarkan kas, tetapi dalam Japoran keuangan
biaya depresiasi bersama Jengan braya yang lain digunakan untuk mengurangi penjualan,
yang pacta akhirnya pada laporan keuangan dk'apatkan keuntungan sctelah pajak. Oleh
karena itu, ali ran kas proyek dapat dihitung dengan menjumlah keuntungan sctelah pajak dan
biaya depresiasi.

Aliran kas = Keuntungan setelah pajak + Biaya depre~-.iasi.

Waktu Aliran Kas. Dalam analisis aliran ka-;. kita harus hati-hati di dalam melihat
waktu aliran kas. Dalam laporan keuangan periodenya bisa berupa: bu!anan, semesteran, atau
tahunan. Dalam menilai aliran kas hams rnempergunakan teori nilai waktu uang (time l'(l[ue
of money) untuk menghitung aliran kas yang riil.

ALIRAN KAS INKREMENTAL


Rumus aliran kas proyek yang telah dituliskan di atas. di&ebut juga ali ran kas inkremental
proyek. Berikut ini ada beberapajeni<; biaya (kos) yang dapat diperhatikan apakah termasuk
atau tidak ke dalam aliran kas inkremental (Brigham and GapenskL 1993).
I. Sunk cost, bukan biaya/kos inkremental. sehingga tidak dirnasukkan ke dalam analisis
capital budgeting. Sunk costrnenunjukkan pengeluaran yangtelah terjadi, dan pengeluaran

228
----------------- -

tersebut tidak dipengaruhi oleh diterima atau tidak keputusan untuk investasi pada
proyek.
2. Opportunity cost (biaya kesempatan ), termasuk biaya!kos inkremental, sehingga
dimasukkan dalamanalisis capital budgeting. Opportunity cost adalah berupakeuntungan
yang harus dikorbankan karena perusahaan memutuskan untuk memilih altematif.
3. Efek pada proyek lain. Proyek baru yang diusulkan dapat mempengaruhi baik maupun
tidak baik pada proyek-proyek yang lain. Pengaruh-pengaruh tersebut dipcrhitungkan
dalam kos inkremental, sehingga dimasukkan dalam analisis capital budgeting.
4. Efek pajak dan metode depresiasi. Pajak mempengaruhi aliran kas operasi melalui
mengurangi laba bersih, dan melalui biaya depresiasi. Biaya depresiasi adalah biaya
yang tidak mengeluarkan kas. Dalam akuntansi karena digunakan untuk mengurangi
aliran kas masuk, biaya depresiasi berpengaruh pada penghematan pajak. Dalam
penghitungan biaya depresiasi. kita harus mengenal metode-metode depresiasi. Berikut
ini beberapa metode depresiasi yang perlu kita ketahui:
a. Metode garis lurus (straight line method)
Biaya depresiasi per tahun = jumlah investasi dibagi dengan usia umur ekonomis
proyek.
b. Metode double declining balance
Biaya depresiasi per tahun = 2/n x nilai buku proyek.
c. Modified accelerated cost recovery system (MACSR). Metode depresiasi ini
berlaku di Ametika dan tidak berlaku di Indonesia.

Agar ada gambaran yang lebih jelas tentang metode-metode tersebut, silahkan baca
kembali Bab I. Dalam bab terse but sudah dijelaskan macam-macam metode depresiasi yang
disertai bagaimana cara menghitungnya.
Seorang manajer keuangan harus mengetahui metode yang mana yang sebaiknyadigunakan
untuk kepentingan tertentu. Metode depresiasi yang sebaiknya diambil adalah metode yang
memberikan biaya depresiasi yang besar pada awal-awal periode. Hal ini dikarenakan dapat
mendatangkan penghematan pembayaran pajak yang besar pada awal-awal periode.

KLAS/FIKAS/ ALIRAN KAS


Proyek dapat klasifikasikan untuk: 1) produk baru atau perluasan produk yang ada; 2)
penggantian peralatan atau bangunan; 3) riset dan pengembangan; 4; eksplorasi. Dari
keempat jenis proyek tersebut, kita dapat menentukan atau merencanakan aliran kas yang
akan terjadi.
Berdasarkan waktu, aliran kas dari berbagai macam proyek seperti tersebut di atas, dapat
diklasifikasikan dalam tiga macam aliran kas, yaitu (Home and Wachowicz, 1995):
1. Aliran kas keluar mula-mula {initial net cash investment)
2. Tambahan aliran kas neto setelah aliran kas keluar dan sebelum aliran kas periode
terakhir (interim incremental net cash flow)
3. Tambahan aliran kas neto periode terakhir (terminal year incremental net cash flow).

229
- - ~- - ------------

Berikut ini akan diuraikan elemen-elemen yang diperhitungkan dalam menentukan


bentuk dasar dari ketiga macam aliran kas tersebut.

Bentuk dasar untuk menentukan aliran kas keluar mula-mula:


a. Harga perolehan aktiva
b. + Biaya modal
c. + (-) Bertambah (berkurang)-nya modal kerja neto
d. - Aliran kas neto dari penjualan aktiva lama
e. + (-) Pajak (tabungan pajak) dari penjualan aktiva lama

f. = Aliran kas keluar mula-mula (initial cash outflow)

Bentuk dasar tambaban aliran kas neto interim (interim incremental net cash flow)
a. Bertambah (berkurang)-nya penerimaan/penghasilan operasi dikurangi (ditambah)
bertambah (berkurang)-nya biaya operasi (tidak termasuk biaya depresiasi)
b. - (+) Bertambah (berkurang)-nya biaya depresiasi

c. = Laba/pendapatan sebelum pajak


d. - (+) Bertambah (berkurang)-nya pajak

e. = Laba/pendapatan setelah pajak


f. + (-) Bertambah (berkurang)-nya biaya depresiasi

g. = Tambahan aliran kas neto per peri ode

Bentuk dasar untuk menentukan aliran kas neto periode terakbir


a. Bertambah (berkurang)-nya penerimaan/penghasilan operasi dikurangi (ditambah)
bertambah (berkurang)-nya biaya operasi (tidak termasuk biaya depresiasi)
b. - (+) Bertambah (berkurang)-nya biaya ?epresiasi

c. = Laba/pendapatan sebelum pajak


d. - (+) Bertambah (berkurang)-nya pajak

e. =Laba/pendapatan setelah pajak


f. + (-) Bertambah (berkurang)-nya biaya depresiasi

g. =Tambahan aliran kas neto per periode


h. + Nilai sisa aktiva barn
1. - (+)Pajak (subsidi) untuk menjual aktiva barn pada saat umur ekonomisnya habis

230
---------------- - -

J. + (-) Berkurang (bertambah)-nya tingkat modal kerja neto

k. =Tambahan aliran kas neto periode terakhir


CONTOH PEMBELIAN AKTIVA BARU
Untuk mengilustrasikan informasi yang dibutuhkan pada keputusan penganggaran modal,
kita akan menguji situasi berikut ini. Perusahaan "Nemira" akan membeli mesin baru yang
digunakan untuk memperluas usaha. Investasi yang dibutuhkan untuk membeli mesin
sebesar Rp90 juta dengan mempunyai usia ekonomis 4 tahun. Biaya pemasangan mesin
sampai siap untuk dioperasikan sebesar Rp 10 juta. Pada akhir umur ekonomis, mesin terse but
diperkirakan masih dapat dijual dengan harga Rp5 juta. Pengoperasian mesin baru tidak
mengeluarkan modal kerja. Dari hasil kerja tim, penggunaan mesin baru akan menghasilkan
tambahan penghasilan aliran kas operasi neto, sebelum mempertimbangkan depresiasi dan
pajak sebagai berikut:
Tabe112-2 Aliran Kas Setelah Mesin Baru
(Dalam Ribuan Rupiah)

Akhir tahun 1 2 3 4

Aliran kas neto 41.667 50.000 50.000 31.667

Asumsi yang digunakan bahwa tingkat pajak40% dan metode depresiasi yang digunakan
adalah metode depresiasi garis lurus. Dengan informasi yang ada, kita dapat mengistimasi
aliran kas inkremental relevan pada proyek terse but dan hasil istimasinya dapat dilihat pada
Tabel12-3.

Tabel12-3 Istimasi Aliran Kas Inkremental


(Dalam Ribuan Rupiah)

Akhirtahun
Aliran kas
0 1 2 3 4

A Mengistimasi aliran kas


keluar mula - mula
Harga beli mesin baru 90.000
+ Biaya pemasangan 10.000
= Aliran kas keluar mula-mula 100.000

231
-- -- -- -- --------------------

Menghitung aliran kas neto


B
inkremental (tahun 1 s/d 3)

Aliran kas operasi 41.667 50.000 50.000 31.667


- Depresiasi 23.750 23.750 23.750 23.750
= Laba sebelum pajak 17.917 26.250 26.250 7.917
- Pajak (40%) 7.167 10.500 10.500 3.167
= Laba setelah pajak 10.750 15.750 15.750 4.750
+ Depresiasi 23.750 23.750 23.750 23.750
= Aliran kas inkremental
Tahun I s.d. 3 34.500 39.500 39.500

Menghitung aliran kas neto


c inkremental tahun terakhir

= Aliran kas inkremental 28.500


sebelum dijual
+ Nilai sisa 5.000
- Pajak dari nilai sis a (40%) 2.000
= Alioran kas inkremental
pada tahun terakhir 31.500

D Aliran kas inkremental neto


yang diharapkan dari
proyek tersebut
Aliran kas neto (100.000) 34..500 39.500 39.500 31.500

Metode-metode penilaian yang telah dibahas pada Bab XI dapat digunakan untuk
menilai layak tidak usulan invetasi baru ini. Usulan investasi proyek pacta perusahaan
"Nemira" dengan discount rate 10% diperoleh hasil penilaian sebagai berikut:
Payback period= 2,66 tahun
Discounted paback period= 3,28 tahun
Average rate of return= 24,74%
Internal rate ofreturn = 17%
Modified internal rate of return = 13,96%
Net present value= Rpl5.20 juta
Profitability index= I. 15.

232
-------------- - -

Dengan informasi basil penilaian tersebut. keputusan yang akan diambil terserah
manajemen akan menggunakan metode yang mana untuk menentukan layak tidaknya us ulan
investasi. Apabila kita pergunakan metode NPV, usulan tersebut Iayak diterima, karena
proyek tersebut memiliki NPV sebesar Rp16,751 juta.

ANAL/SIS PENGGANTIAN
Permasalahan yang timbul berkaitan dengan aliran kas proyek penggantian adalah lebih
kompleks dibanding dengan aliran kas pada proyek baru. Konsep yang dipakai untuk
menghitung aliran kas penggantian adalah aliran kas inkremental.
Untuk memudahkan dalam memahami permasalahan ini, berikut contoh kasus dengan
data sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
1. Sebuah perusahaan telah melakukan investasi pacta 10 tahun yang lalu dengan nilai
Rp7.500 dan diharapkan mempunyai mempunyai usia ekonomis 15 tahun. Mesin
tersebut didepresiasi dengan metode garis lurus.
2. Mesin baru yang untuk menggantikan mesin lama dibeli dengau harga Rp 12.000 (sudah
terpasang). Umur ekonomis 5 tahun.
3. Dengan menggunakan mesin baru, dapat mengurangi biaya operasi yang semula
Rp8.000 per tahun menjadi Rp5.000 per tahun. Jadi ada penghematan biaya per tahlin
sebesar Rp3.000.
4. Untuk mengoperasikan mesin baru dibutuhkan modal kerja sebesar Rp 1.000 dan setelah
tahun terkhir dari usia ekonomis, modal kerja tersebut dapat diperoleh kembali.
5. Pada akhir umur ekonomis mesin baru dapat dijual senilai Rp2.000.
6. Mesin lama yang nilai bukunya sebesar Rp2.500 hanya laku dijual Rp 1.000.
7. Metode depresiasi mesin baru adalah garis lurus.
8. Biaya modal (cost of capital) sebesar 8% dan pajak 40%.

Dengan data yang ada tersebut, kita dapat menilai layak tidaknya penggantian aktiva.
Untuk memudahkan dalam melakukan penilaian, kita hams memperhatikan tahap-tahap
penganalisisan penggantian mesin atau aktiva. Analisis penggantian mesin ada empat tahap: 1)
menghitung aliran kas mula-mula; 2) aliran kas masuk operasi selama umur ekonomi; 3)
menghitung aliran kas pada tahun terakhir; dan 4) menyimpulkan aliran kas neto total proyek.
Penghitungan aliran kas mula-mula dapat dilihat pada Tabe112-4. Penghitungan aliran kas
operasi, aliran kas tahun terakhir, dan aliran kas neto total proyek dapat dilihat pada Tabell2-5.
Tabel12-4 Aliran Kas Mula-Mula pada Penggantian Mesin (Dalam Ribuan Rp)
Penghitungan aliran kas untuk
A investasi penggantian Tahun =0
- Biaya pembelian mesin baru 12.000)
+ Nilai jual mesin lama 1.000
+ Taxe saving pada kerugian mesin lama *) 600
- Pertambahan modal keria _(1.000)
Aliran kas untuk investasi (11.400)

*) = (2.500 - 1.000) X 0,4 = Rp600 233


Tabel12-5 Aliran Kas Operasi. Tahun Terakhir, dan Neto Total
pada Penggantian Mesin (Dalam Ribuan Rp)

Keterangan Akhirtahun

0 1 2 3 4 5
B Aliran kas operasi selama
usia proyek
I Penghematan biaya setelah
dikurangi pajak (3.000x0,6) 1.800 1.800 1.800 1.800
2 Depresiasi mesin baru 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400
3 Depresiasi mesin lama 500 500 500 500 500
4 Perubahan depre~iasi 1.900 1.900 1.900 1.900 1.900
5 Taxe saving dari depresiasi 760 760 760 760 760
6 Al.kas operasi neto ( 1+5/ 2.560 2.560 2.560 2.560 2.560

c Aliran kas terakhir


7 Ni1ai sisa mesin baru 2.000
8 Pajak pada nilai sisa (800)
9 Pengembalian modal kerja 1.000
]() Aliran kas tahun terakhir 2.200

D Aliran kas neto


At. kas neto total ')
(baris 6 + I 0) (11.400) 2.560 2.560 2.560 2.560 4.760

., Berasal dari Tabel12·4 bans terakh1r.

Jika kita analisis lebih Ianjut dengan menggunakan metode-metode penilaian yang telah
dibahas pada Bab XI dengan btaya modal 8%, penggantian mesin baru tersebut di atas
diperoleh ha-.il penilaian sebagai berikut:
1. Payback period= 4,45 tahun
2. Internal rate of return= 9,09%
3. Modified rate of return = 8,59%%
4. Net present value= Rp318,6 ribu.
5. Profitability index= 1,0279

Apabila kita gunakan metode NPV, us ulan proyek penggantian adalah Iayak diterima.
karena NPV yang dihasilkan positif, yaitu sebesar Rp318,6 ribu.

234
--------------- --

ISTIMASI ALIRAN KAS YANG BIAS (CASH FLOW ESTIMATION BIAS)


Sebagai catatan pada awal bab, istimasi aliran kas sang at penting dan merupakan bagian yan
sangat sulit dari proses capital budgeting. Aliran kas harus diramalkan setiap tahun, tetapi
kesalahan istimasi sering terjadi. Beberapa proyek mempunyai istimasi NPV tinggi dan
beberapa yang lain mempunyai istimasi rendah. Manajer cenderung terlalu optimis dalam
mengadakan peramalan dan hasilnya pendapatan ditekankan terlalu tinggi sedangkan
biaya-biaya ditekankan terlalu rendah. Hasil akhir dari pengembalian laba operasi yang
mengarah pada aliran kas yang bias. Hal ini akan menyebabkan hasil istimasi NPV -nya bias.
Sehingga apabila NPV diistimasikan sama dengan 0 mungkin hasilnya akan rugi, yang
berarti menurunkan kesejahteraan pemegang saham.
Manajer puncak pada beberapa perusahaan sekarang ini mengembangkan data untuk
diberikan kepada manajer divisi agar dalam peramalan dapat dilaksanakan secara akurat dan
kemudian mempertimbangkan informasi tersebut dalam proses keputusan penganggaran
modal. Langkah pertama untuk mengantisipasi adanya aliran kas bias, khususnya untuk
proyek-proyek yang istimasi keuntungannya tinggi adalah menjawab pertanyaan: apa alasan
yang mendasari penyebab profitabilitas proyek? Jika perusahaan mempunyai keunggulan,
seperti: patent protection, unique manufacturing atau marketing expertise atau brand name
mantap, kemudian bagaimana proyek dapat menggunakan keunggulan secara benar untuk
memperoleh keuntungan yang besar. Bagaimanapun, dalamjangka panjang, keuntungan di
atas normal, kemungkinan mengalami kemorosotan dalam persaingan. Jika terdapat alasan
yang dapat dipercaya bahwa persaingan mungkin meningkat dan manajer divisi tidak
mengidentifikasi beberapa faktor unik (unique) yang mendukung kelangsungan profitabilitas
yang tinggi bagi perusahaan, makamanajerpuncakharus memperhatikan adanyakemungkinan
terjadi istimasi yang bias (Brigham and Gapenski, 1993).

MANAGERIAL OPTION
Masalah lain yang dapat timbul pada analisis aliran kas adalah pemahaman profitabilitas
yang benar dari suatu proyek (project true profitability) yang belum mengenali nilai yang
berasal dari managerial option (Home and Wachowicz, 1995). Untuk mengilustrasikan,
banyak investasi secara potensial memiliki sejumlah peluang yang bemilai (disebut option),
yang mempunyai ruang lingkup terkait dengan usulan investasi mula-mula (awal).
Option-option tersebut meliputi:
1. Kesempatan untuk mengembangkan kelanjutan produk.
2. Kesempatan untuk mengembangkan (ekspansi) pasar produk.
3. Kesempatan untuk mengembangkan atau melengkapi kembali pabrik perusahaan.
4. Kesempatan untuk menghentikan proyek, dan sebagainya.

Sebagai catatan bahwa beberapa managerial option merupakan strategi perusahaan


termasuk produk baru atau pasar, dan nilai option itu sendiri yang sering disebut nilai stratejik
(strategic value).

235
Secara konsepsual NPV yang benm ttrue NPV) dati suatu proyek merupakan penjumlahan
dari tradisional discounted cu.sh flow (DCF) NPV dan nilai yang melekat pada managerial
option.

NPV yang benm = NPV tradisional + nialai managerial option

Sebagai contoh, NPV yang konvensional dari suatu proyek adalah sebesar Rpl5 juta.
Dengan adanya proyek tersebut dapat meningkatkan efisiensi peggunaan peralatan sebesar
Rp5 juta dan menciptakan peluang untuk memudahkan ekspansi pabrik. Dengan adanya
proyek tersebut. perusahaan kemungkinan rlapat meningkatkan efisien~:.i dan menciptakan
peluang masing-masing sebesar 0,8 dan 0,2. Oleh karena itu, nilai managerial option adalah
sebesar Rp 7 juta yang berasal dmi: (0,8xRp5 juta) + (0.2xRp15 juta). Kecmdian, kita dr.pat
menentukan nilai NPV yag benu.r dai·i proyek tersebut:

NPV yang bemu· = Rp 15 juta + Rp7 juta = Rp22 juta.

Pada beberapu. <:itua~i memungkinkan untuk mengkuantitatifkan nilai dari manageriai


option. Dalam suatu situa~,i tertentu managerial option menambah NPV menjadi besar
(positiD, sedangkan dalam situasi yang lain managerial option mengurangi NPV menjadi
negatif. Sehingga adakalanya kasus tertentu secara tradisional ditolak terpak&aharus diterima,
atau sebaliknya. Nantinya, kita berharap semakin banyak perusahaan berusaha
mengkuantitatifkan nilai yang meleka: pada nwnageriol option. Sekarang bagaimanapun
juga, manajer harm, mengakui beberapa proyek mempunyai NPV yang benar, yang melebihi
DCFNPV-nya.Managerial option dan nilainyaharus menjadi pertimbanganketikamembuat
keputusan capital budgetmg.

PENGEVALUASIAN PROYEK-PROYEK YANG USIANYA TIDAK SAMA


Untuk pemilihan proyek dengan usia yang berbed2., perlu dilakukan penyesuaian agar
perbandingan atas proyek-proeyek dapat dilakukan. Ada dua prosedur penyesuaian yang
dapat dilakukan yaitu: 1). replaccmo;t chain (common life) approach dan 2) equivalent
annual annuizv approach (Brigham and Gapenski, 1993 ). Penyesuaian-penyesuaian terse but
hanya diperlukan untuk proyek mutually exclusi1·e (memilih salah satu). Pada uraian berikut
ini, kita dapat melihat berbedaan atara pendekatan repiacemet chain dan equivalent annual
annuizv.

1. Pendekatan Raplacement Chain


Dengan pendekatan ini, umur dari proyek yang dibandingkan dibuat sebanding dan setelah
iw baru dihitung NPV -nya. Misalnya, dua proyek memiliki perbedaan umur yaitu an tara 6
tahun dan 3 tahun. Proyek yang berumur 3 tahun dibuat menjadi 6 tahun dengan cara: setelah
akhir tahun ketiga, perusahaan melakukan penginvestasian kembali pada proyek tersebut,
sehingga total umurya menjadi 6 tahun. Lihat Tabel 12-6, ada dua proyek A dan B dengan
umur dan pola aliran yang berbeda.

236
Tabel12-6 Aliran Kas yang Diharapkan Proyek A dan B
(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun ProyekA Proyek B

0 ( Rp 40.000) ( Rp 20.000)
I 8.000 7.000
2 14.000 13.000
3 13.000 12.000
4 12.000 -
5 11.000 -
6 10.000 -
NPV pada 11,5% Rp 7.165 Rp 5.391
IRR 17.5% 25.2%

Berdasarkan data tersebut di atas, NPV proyek A lebih besar daripada NPV proyek B.
Kita tidak dapat langsung menilai proyek A yang sebaiknya dipilih, karena hasilnya akan
menyesatkan. Jalan keluarnya apabila menggunakan pendekatan ini, kedua proyek dibuat
umurnya sama. Dalam contoh tersebut, umur proyek B dibuat menjadi enam tahun, dengan
cara, perusahaan melakukan investasi proyek B lagi pada akhir tahu ketiga. Dengan
demikian, pada proyek B mempunyai aliran kas seperti telihat pada Tabel12-7.

Tabel 12-7 Aliran Kas pada Dua Kali lnvestasi pada Proyek B
(Dalam Ribuan Rp)

Tahun Aliran kas

0 ( Rp 20.000)
1 7.000
2 13.000
3 12.000- 20.000 = ( 8.000)
4 7.000
5 13.000
6 12.000
NPVpada
11,5% Rp 9.281
IRR 25.2%

237
Setelah perusahaan melakukan dua kali investasi pada proyek B seperti terlihat pada
Tabel12-7. Temyata dua kali investasi pada proyek B yang sebaikya dipilih, karena NPV
proyek tersebut yang sebesar Rp9.281 adalah lebih besar daripada proyek A.
Dalam penggunaan pendekatan ini, ada masalah yang tirnbul dalam praktek, yaitu
terletak pada kompleknya perhitungan aritrnatik, rnisalnya satu proyek berurnur 6 tahun dan
yang lainnya 10 tahun, maka rnemerlukan analisis replacement chain selama 60 tahun.

z. Pendekatan Equivalent Annual Annuity


Dengan metode ini, masalah yang timbul pada pendekatan replacemet chain dapat teratasi.
Langkah-langkah pada pendekatan ini adalah:
1. Mendapatkan NPV proyek pada usia mula-mula dari proyek yang akan dianalisis.
Apabila kita gunakan proyek A dan B seperti pada Tabel 12-6, dengan discount rate
11,5%, NPV proyek A dan B masing-masing sebesar Rp7.165 dan Rp5.391.
2. Mendapatkan aliran kas tahunan yang konstan (annuitas tahunan yang sama) yang
mempunyai nilai sekarang yang sama dengan NPV setiap proyek yang akan dinilai.
Berikut ini contoh, cara mencari annuitas tahunan (R) yang sama pada proyek B, dengan
umur 3 tahun.

Rp5.391 = R + _R_ + R
(1,115) 1 (1,115)2 (1,115) 3

Rp 5.39f= R (PVIFA 1 ~. 5 -.,)

PVIFAII.5%:3 = 2,4229

R = 5.39112,429 = Rp2.225
Jadi aliran kas tahunan yang konstan pada proyek B = Rp2.225.
Dengan menggunakan cara yag sama, aliran kas tahunan yang konstan pada proyek A
= Rpl.718.

3. Diasumsikan bahwa penggantian dapat berlangsung terus dan dibuat setiap umur proyek
tidak berakhir. Dengan asumsi tersebut kita dapat mencari NPV dari nilai-nilai aliran kas
proyek yang umumya tidak terbatas (perpetuity), yaitu dengan cara aliran kas tahunan
yang konstan dibagi dengan discount rate.

NPV proyek A dengan umur tidak terbatas = 1.718/0,115 = Rpl4.939


NPV proyek B dengan umur tidak terbatas = 2.225/0,115 = Rpl9.348

Dengan melihat basil perhitungan NPV proyek A dan proyek B dengan umur tidak
terbatas, maka proyek yang dipilih adalah proyek B, karena NPV proyek B lebih besar dari
proyek A.
Metode equivalent annual annuity lebih mudah diterapkan daripada metode replacemet
chain. Walaupun begitu, metode replacement chain Iebih mudah untuk dijelaskan kepada

238
----------------- -

pengambil keputusan, dan tidak memerlukan asumsi horison waktu yang tidak terbatas.
Kedua metode tersebut selalu memberikan keputusan yang sama apabila asumsi-asumsi
konsisten digunakan.

NILAI PEMBATALAN (ABANDONMENT VALUE)


Biasanya suatu proyek dianalisis dengan anggapan bahwa perusahaan akan mengoperasikan
proyek tersebut sampai habis seluruh usia fisiknya. Keadaan ini belum tentu merupakan
tindakan yang paling baik, karena ada kemungkinan ada nilai pembatalan, yaitu lebih
menguntungkan meninggalkan proyek tersebut sebelum habis usia fisiknya. Analisis
penghentian sangat diperlukan untuk menentukan umur ekonomis suatu proyek. Umur
ekonomis proyek menyatakan umur proyek yang memaksimumkan NPV proyek, berarti juga
memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Ada dua tipe penghentian yang berbeda, yaitu
(Brigham and Gapenski, 1993):
1. Segera menjual barang-barang berhargakepada kelompok lain yang dapat menghasilkan
aliran kas terbesar dari aktiva tersebut.
2. Penghentian dari aktiva karena proyek kehabisan uang atau dana.

PENYESUAIAN KARENA INFLASI (ADJUSTING FOR INFLATION)


Inflasi terjadi disetiap negara, termasuk di Indonesia dan menuntut beberapa penyesuaian
dalam analisis capital budegting, sehingga formulasi NPV juga perlu disesuaikan. Ada dua
cara untuk menyesuaikan:
1. Seluruh aliran kas proyek dapat dinyatakan sesuai dengan aliran yang belum disesuaikan
tanpa mempertimbangkan inflasi, dan biaya modal dapat disesuaikan pada real rate
dengan menempatkan premium inflasi dari komponen-komponen biaya. Pendekatan ini
relatif simpel, tetapi untuk menghasilkan NPV yang tidak bias, membutuhkan:
a. Seluruh aliran kas proyek termasuk depresiasi yang identik dipengaruhi oleh inflasi.
b. Tingkatkenaikan ini sama dengan tingkat inflasi yang ditambahkan ke dalam return
yang disyaratkan investor.
Asumsi-asumsi ini secara umum tidak dapat diterapkan dalam praktek, maka metode ini
jarang digunakan.
2. Memasukkan biaya modal dalam bentuk nominal ditinggalkan dan kemudian dilakukan
penyesuaian aliran kas individual untuk merefleksikan pengaruh inflasi.
Berkaitan dengan uraian di atas, berikut ini, kita dapat menyimpulkan kaitannya dengan
ada inflasi:
1. Pemahaman terhadap inflasi sangat penting, karena inflasi dapat dan mempunyai
pengaruh utama terhadap bisnis dalam perusahaan. Oleh karena itu, inflasi kita harus
mengenali dan memperhatikan inflasi.
2. Cara paling efektifyang berkaitan dengan inflasi dalam analisis capital budgeting adalah
mengistimasi inflasi dalam setiap elemen aliran kas dengan menggunakan informasi
terbaik yang tersedia mengenai bagaimana elemen-elemen tersebut akan dipengaruhi
oleh inflasi.

239
- -------

3. Apabila kita tidak dapat mengistimasi tingkat inflasi yang akan datang secara tepat,
maka kesalahan selalu terjadi.
Oleh karena itu. inflasi akan menambah ketidakpasti an atau risiko danjugamenyebabkan
capital budgeting semakin kompleks. Untungnya, saat ini komputertersedia untukmembantu
mengadakan analisis ini, tetapi perhatian terhadap inflasi itu sendiri perlu dan terus dilakukan
dalam analisis capital budgeting yang baik.

R/NGKASAN
Dalam melakukan analisis sering menghadapi kesulitan untuk meramal secara tepat aliran
kas yang akan terjadi dari suatu proyek. Oleh karena itu, kita harus hati-hati dar. cermat.
sehingga kesalahan fatal dalam meramal dapat dihindarkan. Aliran kas proyek dapat
didefinisikan sebagai selisih atau perbedaan antara alirar.. kas untuk setiap periode pacta
perusahaan dengan ada proyek dan dengan tidak ada proyek. Berdasarkan waktu, ali ran kas
dari berbagai macam proyek seperti tersebut di atas, dapat dikl~sifik<lsikan dalam tiga
rr1acam aliran kas, yaitu: 1) alirau kas keluar mul~-mula, 2) tambahan allrar.le:ls neto setelah
aliran kas keluar dan sebelum aliran kas reriode terakhir, dan 3) tambahan aliran kas neto
periode terakhir
Beberapa proyek mempunyai istimasi NPV tinggi dan beberapa yang lain mempunyai
istimasi rendah, yang disebabkan karena bias dalam mengistimasi aliran kas. Oleh karena
itu, manajer harus memperhatikan kebiasan dalam mengistimasi sehingga dapat mengantisipasi
adanya kebiasan tersebut.
Dalam penganahsisan aliran kas proyek menjumpai adanya perailihan proyek dengan
usia yang berbeda, manajer perlu melakukan penyesuaian agar perbandingan atas
proyek-proyek dapat dilakukan. Ada dua prosedur penyesuaian yang dapat dilakukan yaitu:
1) replacement chain (common life) approach dan 2) equivalent m;nucil annuity approach.
Masalah yang lain timbul dalam anal isis ali ran kat: proyek adalah adac.yr. manage rial optim;
dan inflasi.

SOAL LATIHAN

Tes Koreksi Betui-Salah


B S 1. Capital budgeting merupakan proses identifikasi, pengana!isisan dan pemilihan
proyek-proyek im·estasi yang aliran kao;nya akan diterima keseluruhan dalam
satu tahun.
B S 2. Investasi modal melibatkan pembuatan pengeluaran kas dengan pengharapan
keuntungan diwaktu mendatang.
B S 3. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan masa datang perusahaan tergantung pada
investasi modalnya.
B S 4. Untuk mengukur seberapa besar kontribusi proyek investasi pada perusahaan
adalah laba bersih sete!ah pajak yang dihasilkannya.

240
B s 5. Metode depresiasi garis lurus adalah metode penghitungan biaya depresiasi
yang dibebankan kepada aktivanya, yang semakin menurun dari tahun ke tahun
selama umur ekonomis.
B s 6. Depresiasi merupakan alokasi biaya dari aktiva tetap karena dari waktu-ke
waktu aktiva tersebut digunakan sehingga dianggap rusak atau menurun
nilainya.
B s 7. Depresiasi meningkatkan pajak pendapatan.
B s 8. Nilai aktiva tetap selama umur ekonomisnya tergantung pada arus aliran kas
yang dihasilkan oleh aktiva tersebut.
B s 9. Umumnya, perusahaan menyukai metode depresiasi garis lurus daripada
metode depresiasi yang dipercepat, misalnya metode double declining bal-
a nee.
B s 10. Satu langkah dalam penghitungan aliran kas masuk sering menggunakan biaya
depresiasi ditambah laba setelah pajak.

Soal Pilihan Berganda


1. Berikut ini mempengaruhi aliran kas penganggaran modal, kecuali:
a. Nilai sisa.
b. Depresiasi dipercepat.
c. perubahan tingkat pajak.
d. Metode dari pembelanjaan proyek yang digunakan.
2. Manfaat sebuah proyek dinyatakan dalam aliran kas bukan dalam aliran pendapatan
karena:
a. Disyaratkan oleh pemerintah
b. Lebih sederhana menghitung aliran kas daripada aliran pendapatan.
c. Dibutuhkan oleh komisi sekuritas
d. Kas sebagai pusat untuk keputusan penganggaran modal perusahaan.
3. Maksud analisis penganggaran modal, kita mengevaluasi inkremental
a. Catatan pendapatan
b. Laba setelah pajak
c. Aliran kas
d. Laba operasi.
4. Istimasi "aliran kas operasi inkremental setalah pajak" untuk proyek, Saudara harus
membertimbangkan berikut ini, kecuali:
a. Opportunity cost
b. Sunk cost
c. Mengubah hasil modal kerja dari proyek, perubahan spontan hutang lancar.
d. Pengaruh inflasi.

241
5. Investasi modal adalah sesuatu yang
a. Mempunyai prospek manfaat jangka panjang.
b. Mempunyai prospek manfaat jangka pendek.
c. Hanya dijalankan oleh korporasi besar.
d. Menerapkan hanya pacta investasi aktiva tetap.
6. Berikut ini adalah jenis-jenis biaya yang dapat dimasukkan ke dalam aiiran kas
inkremental, kecuali:
a. Sun cost.
b. Opportunity cost.
c. Efek terhadap proyek lain.
d. Efek pajak dan metode depresiasi.
7. Dari pihak manajemen, lebih menghendaki metode menggunakan depresiasi yang
memberikan:
a. Biaya depresiasi yang besar menjelang akhir periode umur ekonomi.
b. Biaya depresiasi yang bes<:r pacta awal-z.wal periode.
c. Biaya depresiasi yang sama pacta setiap periode.
d. Biaya depresiasi yang berfluktuasi selama peri ode umur ekonomis.
8. Dengan NPV tradiswnal) ang niiair,y~ negatif. terkadang usular. suatu proyek investasi
diterima, karena:
a. NPV negatif terkadang menguntungkan.
b. Walaupun NPV negatif, kadang-kadang bisa menjadi NPV positif.
c. Jika terjadi kerugiar:. bisa ditutup dari keuntungan proyek yang lain.
d. Ada value of managerial option yang menjadikan true NPV positif.
9. Ada dua proyek investasi A dan B. Umur ekonomis proyek A=:., tahun, dan prc-yek B
= 5 tahun. Karena umur ei~onomi'> tidak sama, dilakukan penyesuaian umur agar kedua
proyek bi~a diperbadingkan, dengan c2rr. umur ekonomis kedua proyek disamakan
menjadi 15 tahun. Pendekatan penyesuaian tersebut adalah:
a. Replacement chain.
b. Equivalent annual annuity.
c. Abandonment miue.
d. Managerial optwn.
10. Aliran yang terjadi ~aat suatu aktiv:::. yang sudah habi~ umur ekonomisnya, tetapi jika
dijual dapat diperolet ka~ masuk, Jisebut jenis:
a. Aliran kas keluar mula-mula (initial nu cash investment)
b. Tambahan aliran kas neto setelah aliran kas keluar dan sebelum aliran kas peri ode
terakhir (interim incremental net cash flow)
c. Tambahan aliran kas neto periode terakhir (terminal year incremental net cash
flow).
d. Jawaban a, b, dan c benar.

242
-----------------~-------~--- ---

Soal Uraian
1. Perusal1azm farm.:si sed~lJg mengete~ mesin baru yang akan diiJeli, yang harga
perolehannya Rp75.000.000. M~sin baru ter~ebu~ di:1ar~pkan dapat menghemat biaya
pertahun sebesar Rp20.000.000, mempunyai umurekonomis 5 tahun. Metode depresiasi
yang digunakan adala.l-J pris ]urus. Pada akhir umur ekonomis tidak ada nilai sisa.
Tingkat pajak perusahaan sebesar 20% dan rate of return yang disyaratkan 15%.
B(;rdasarkan infommsi tersebut. buatlah aliran kas relevan.
2. Dalam soal L ada dugaan inflasi 6% yang diharapkan ada penghematan biaya tenaga
ketja selama 4 tahun terakhir. sehingga penghematan pada tahun pertama Rp20.000.000,
tahun ked;_ta Rp21.200.000, dan seterusnya.
a. Denpn dasar informasi ini, buatlah aliran kas reievan.
b. Jika untuk mengoperasikan mesin baru dibutuhkan modal kerja sebesar Rp 10.000.000
dan pad a akhirumur ekonnomis modal ketj a tersebut akan dikembalikan. Bagaimana
pengaruh dari penggunaan modal kerja tersebut pada aliran kas relevan?
3. Sebuah perusahaan akan mengganti mobil truk lama dengan mobil truk baru. Perusahaan
menerima dua penawaran mobil truk. mobil truk A dan mobil truk B. Mobil truk A
harganya Rp65 juta, umur ckonomis 8 tahun, biaya pemeliharaan Rp2 juta pada 4 tahun
pertama dan biaya memperbaiki keseluruhan pada tahun ke1ima sebesar Rp13 juta.
Biaya pemeliharaan sebesar Rp4 juta pada tiga tahun terakhir dan pada akhir tahun
ekonomis diperkirakan ada nilai sisa sebesar Rp9 juta. Mobil B harganya Rp50 juta.
Biaya pemeliharaan pada tahun pertama sebesar Rp3 juta, biaya pemeliharaan setiap
tahun naik sampai dengan akhir tahun ke delapan sebesar Rp l .5 juta. Pada tahun ke
empat mobil diperbaiki keseluruhan dengan biaya Rp15 juta. Pada akhir tahun ke
delapan diperkirakan ada nilai sisa sebesar Rp5 juta.
a) Buatlah aliran kas relevan berhubungan dengan dua macam truk, dengan asumsi
tidak membayar pajak.
b) Dengan menggunakan jawaban pada pertanyaan a), hitunglah penghematan dari
tahun ke tahun jika pengeluaran Truk B diperbandingkan dengan pengeluaran pada
Truk A.
4. NPV yang konvensional dari suatu proyek adalah sebesar Rp25 juta. Dengan adanya
proyek tersebut dapat meningkatkan efisiensi peggunaan peralatan sebesar RplO juta
dan menciptakan peluang untuk memudahkan ekspansi pabrik. Adanya kemungkinan
dapat meningkatkan efisiensi sebesar 0,7 dan menciptakan peluang sebesar 0,3.
Pertanyaan:
a) Berapa nilai managerial option?
b) Berapa nilai NPV yang benar dari proyek tersebut.

5. Ada dua proyek: A dan B dengan umur dan po1a aliran yang berbeda. Aliran kas yang
diharapkan Proyek A dan B adalah sebagai berikut:

243
- - ------

Dengan menggunakan discount rate 12% dan dengan menggunakan pendekatan re-
placement chain, hitunglah:
a) NPV proyek A dan proyek B.
b) Asumsi kedua proyek tersebut adalah mutually exclusive, proyek yang mana yang
sebaiknya dipilih.

Tahun ProyekA Proyek B

0 (Rp 30.000) (Rp 60.000)


1 12.000 10.000
2 16.000 12.000
3 20.000 14.000
4 - 21.000
5 - 20.000
I 6 - 15.000

·6: · Seperti pada soa15, dengan menggunakan pendekatan equivalent annuity, hitunglah:
a) NPV proyek A dan proyek B.
b) Asumsi kedua proyek tersebut adalah mutually exclusive, proyek yang mana yang
sebaiknya dipilih.

244
Bab 13 Risiko Dalam Penganggaran Modal

Setelah mempelajari Bab XIII, Saudara seharusnya dapat:


1. Mendefinisikan risiko proyek investasi modal.
2. Mengetahui macam-macam risiko proyek.
3. Memahami hubungan antara risiko yang satu dengan yang lain.
4. Mengukur risiko stand-alone dengan berbagai macam metode yang ada.
5. Mengukur risiko korporasi.
6. Mengukur risiko pasar suatu proyek.
7. Memahami mengenai penggabungan risiko dan struktur modal ke dalam keputusan
penganggaran modal.

Analisis risiko adalah penting untuk dilakukan dalam suatu pengambilan keputusan investasi,
khususnya yang berkaitan dengan penganggaran perusahaan. Seperti yang kita lihat pacta Bab
IV Risiko dan Return, risiko yang lebih besar sangat mempertimbangkan masalah keamanan,
yaitu dengan membutuhkan return yang lebih besar untuk mengkompensasi risiko tersebut
Situasi yang terjadi pacta proyek investasi sama halnya apa yang terjadi pacta surat berharga.
Proyek investasi dalam perusahaan mempunyai berbagai macam risiko, dan esensinya bahwa
keputusan penganggaran modal melibatkan analisis risiko. Dalam bab ini, kita akan
membicarakan prosedur untuk penilaian risiko dalam konteks anggaran modal dan
mengkaitkan risiko dalam keputusan-keputusan penganggaran modal.

MACAM-MACAM RISIKO PROYEK


Ada tiga macarn risiko yang berkaitan dengan proyek, pertama risiko berdiri sendiri
(stand-alone risk). Risiko ini diukur dengan deviasi standar. Tingkat risiko ini sama dengan
tingkat variabilitas proyek. Kedua, risiko dalam perusahaan atau risiko korporasi (within firm
atau corporate risk), yaitu risiko suatu proyek yang dilihat dari sudut pandang perusahaan
secara keseluruhan (korporasi). Risiko ini diukur dengan beta dalarn perusahaan (withinfirni
beta). Ketiga, risiko pasar (beta risk), yaitu risiko suatu proyek dilihat dari sudut pandang
seorang investor yang mempunyai portofolio saharn, atau dari sudut pandang kontribusi
proyek terhadap risiko suatu portofolio. Risiko ini dapat diukur dengan beta pasar proyek
(project market beta).

245
Hubungan antara Ketiga Macam Risiko
Risiko berdiri sendiri mempengaruhi risiko perusahaan dan risiko pasar. Lebihjelasnya lihat
Gambar 13- l.

Gambar 13-1 Hubungan antara Ketiga Macam Risiko

(Stand Alone Risk)

bpF= ( crp/crpfPF bPF = (crF/ cr F).fpF


( Corporate Risk ) ( Corporate Risk )

Risiko berdiri sendiri diukur d<.~ri deviasi standar keuntungau proyek yang diukur, atau
deviasi standardari ink mal mrl' rJ(retum proyek yang diukur. Risiko perusahaan diukurdari
deviasi standar return proyek. yang diukur kcmudian dihagi Jengan deviasi standar rate of
return aktiva-aktiva perusahaan -..ehc l um m~nf!.amhil pn)yck yang diuk.ur. kemudian dikalikau
dengan koefisien korelasi antara r,/l(' of return prn)ck yang diukur dan rate of return
aktiva-aktiva lain pada perusahaan.
Risiko pasar diukur dari deviasi -;tan dar keuntungan proyck yang diukur dibagi dt•ngan
deviasi standar return pasar, tcrus kemudian hasilnya dikalikan dcngan koefisien beta dalam
perusahaan yang didapatkan dengan regresi return pwyek dengan return pada perul'>ahaan.
Lebih jelasnya perhatikan rumus-rumus yang digunakan berkaitan dengan kctiga macam
risiko sebagai bcrikut (Brigham and Gapen-;ki, 1993 ):

cr p = deviasi standar keuntungan proyek yang diukur, atau deviasi standar dari
internal rate of return proyek yang diukur, yang menunjukkan risiko berdiri
sendiri.
= koefisien korelasi antara rate of return proyek yang diukur dan rate of return
aktiva-aktiva lain pada perusahaan.
crF = deviasi standar rate of return aktiva-aktiva perusahaan sebelum mengambil
proyek yang diukur.
= beta dalam perusahaan (risiko dalam perusahaan).

246
rP.M = koefisien beta dalam perusahaan yang didapatkan dengan regresi return proyek
dengan return pada perusahaan.
aM = deviasi standar return pasar.
bP.M = beta pasar dari proyek (risiko pasar).

RJSIKO BERDIRI SENDIRI tsTAND-ALONE RISK)


Risiko berdiri sendiri menunjukkan variabilitas aliran kas pada proyek. Mengukur risiko ini
berarti mengukur variabilitas atau ketidakpastian aliran kas proyek. Metode yang akan
digunakan dalam mengukur risiko ada empat: 1) analisis sensitivitas, 2) analisis skenario, 3)
simulasi Monte-Carlo, dan 4) analisis pohon keputusan (Brigham and Gapenski, 1993).
Berikut ini akan diuraikan keempat metode pengukuran risiko berdiri sendiri tersebut.

1. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu teknik yang menunjukkan perubahan pada NPV jika tetjadi
perubahan pada satu variabel input yang mempengaruhi NPV, sedangkan variabel yang lain
diasumsikan tetap. Untuk memulai penganalisisan, terlebih dahulu kita memperkirakan
nilai-nilai variabel input: unit penjualan, harga jual, biaya variabel, dan biaya modal.
Berikutnya, kita membuat beberapa kemungkinan perubahan pada variabel input, dan
bagaimana dampaknya pada NPV. Analisis sensitivitas ini berguna untuk mengetahui
variabel-variabel yang berpengaruh besar terhadap NPV. Lihat contoh berikut ini, ada tiga
variabel input yang mempengaruhi NPV: unit yang dijual, biaya variabel per unit, dan biaya
modal. Apabila unit yang dijual berubah 10% dari kondisi semula (dasar), NPV menjadi
Rp16.207 ribu (kondisi yang lain tetap). Apabila biaya variabel per unit berubah 10% dari
kondisi semula, NPV menjadi Rp3.864 ribu (kondisi lain tetap). Dari perubahan-perubahan
tersebut dapat dapat dianalisis sensitivitas variabellfaktor input terhadap NPV suatu proyek
(lihat Gambar 13-2). Besarnya NPV karena perubahan-perubahan faktor input dari kondisi
semula (dasar) dapat dilihat pada Tabel13-1.

Gambar Graf"Ik 13-2 Analisis Sensitivitas (Ribuan Rupiah)

a. Penjualan b.Biaya Variabel c. Biaya Modal

12,075 12,075 12,075

-10% +10% -10% +10% -10% +10%


DasarPenj. Dasar B.Variabel Dasar Biaya Modal

247
Tabell3-1 Perubahan NPV karena Ada Perubahan pada Variabel Input

I: Perubahan Net Present Value (dim ribuan RP)


dari tingkat
dasar (%) Unitdijual Biaya Biayamoda
Variabel/unit

-10 Rp 7.944 Rp 20.287 Rp 13.722


-5 10.010 16.181 12.905
0 12.075 12.075 12.075
+5 14.141 7.970 11.281
+10 16.207 3.864 10.521

Dari contoh di atas menunjukkan bahwa variabel penjualan berdampak besar terhadap
NPV proyek. Jika penjualan meleset dari yang diperkirakan, NPV turun cukup drastis.
Pengaruh biaya variabel per unit atau biaya modal terhadap NPV tidak sebesar pengaruh
variabel penjualan.

2. Analisis Skenario
Analisis risiko lebih sempurna dibanding dengan analisis sensitivitas. Dalam analisis ini
kemungkinan-kemungkinan (skenario) disederhanakan menjadi hanya ada tiga kondisi
kemungkinan nilai-nilai input: 1) kondisi yang paling disukai, 2) kondisi yang terbaik, dan
3) kondisi yang terjelek. Dengan adanya perubahan kondisi pada variabel kunci dapat
dihitung sensitivitas net present value (NPV) terhadap perubahan pada variabel kunci
tersebut. Setelah diketahui probabilitas dan NPV pada masing-masing kondisi, berikutnya,
kitadapat menghitung NPV yang diharapkan. Untukmenghitung risiko, kitaharus menghitung
deviasi standar NPV dan atau koefisien variasi NPV. Semakin besar deviasi standar
menunjukkan risikonya semakin besar. Koefisien variasi digunakan untuk mengukur risiko
relatif. Misalnya, ada dua proyek: A dan B. Apabila koefisien variasi A 1ebih besar dari B,
maka risiko proyek A relatif lebih besar dari proyek B.
Untuk contoh, sebuah perusahaan akan mengevaluasi suatu proyek. Manajemen
mengistimasi penjualan pada kondisi tidak baik 5.000 unit, kondisi paling disukai 15.000
unit, dan kondisi paling baik 25.000 unit. Istimasi harga penjualan pada kondisi tidak baik
Rp2.700.000, kondisi paling disukai Rp3.200.000, dan kondisi paling baik Rp3.700.000.
Dengan menggunakan analisis yang cermat, perubahan-perubahan NPV diistimasikan:
kondisi tidak baik (Rp 10.079 .000); kondisi paling disukai Rp 12.075 .000; dan kondisi paling
baik Rp41.752.000. Manajemen menduga bahwa kemungkinan terjadi kondisi tidak baik
25%, kondisi paling disukai 50%, dan kondisi paling baik 25%. Dari data tersebut,
perusahaan sudah dapat menganalisis NPV yang diharapkan, deviasi standar NPV, dan
koefisien korelasi NPV. Hasil perhitungan di bawah ini menunjukkan bahwa NPV diharapkan

248
sebesar Rp13.956.000, deviasi standar NPV sebesar Rp18.421.000, dan koefisien korelasi
sebesar 1,3.

Tabel13-2 Analisis Skenario (Ribuan Rupiah)

Sekenario Volume Barga NPV (ribuan)


Penjualan Penjualan dikalikan Probabilitas = Basil

Tidak: baik 5.000 2.700 ( 10.079)x0,25 (2,520)


Paling disukai 15.000 3.200 12.075 X 0,50 6.038
Paling baik 25.000 3.700 41.752 X 0,25 10.438

NPV diharapkan 13.956


(J" NPV 18.421

NPV diharapkan = 0,25(-10.079.000) + 0,5(12.075.000)


+ 0,25(41.752.000)
= 13.956.000

S NPV = (0,25(-10.079.000-13.956.000} 2
+ 0,5(12.075.000-13.956 ..()()())2
+ 0,25(41.752.000-13.956.000)2] 0·5
= 18.421.000
CVNPV = + 0,5(12.075.000-13.956.000}2
+ 0,25(41.752.000-13.956.000)2] 05
= 18.421.000~(NPV) = 18.421.000/13.956.000 = 1,3

3. Simulasi Monte Carlo.


Analisis simulasi Monte Carlo adalah analisis risiko yang menggunak:an program software
komputer. Pada komputer PC, lotus 123 atau Excel dapat digunak:an untuk membuat simuJasi
semua kemungkinan kejadian yang ak:an datang dan juga untuk mengistimasikan distribusi
keuntungan dan risiko proyek. Hasil yang diperoleh dari analisis ini misalnya berupa NPV
rata-rata, NPV maksimum, NPV minimum, range NPV, probailitas NPV > 0, probabilitas
NPV < 0, dan deviasi standar dari suatu proyek.

4. Analisis Pobon Keputusan


Pohon keputusan (decision tree), disebutjuga pohon probabilitas, adalah sebuah graftk atau
tabel yang mengorganisasikan kemungkinan-kemungkinan urut-urutan aliran kas yang
terjadi dari -suatu proyek investasi. Pohon keputusan menghasilkan cabang-cabang, dan

249.·
setiap cabang menunjukkan satu kemungkinan rangkaian aliran kas. Aliran kas periode
berikutnya berkaitan dengan aliran kas periode sebelumnya. Di sini, kita dapat menganalisis
hubungan antara aliran kas pada periode berikutnya dengan aliran kas periode sebelumnya.
Aliran kas bisa terjadi dalam apa saja, misalnya, kondisi baik atau kondisi tidak baik. Jika
sebuah proyek mempunyai aliran kas yang tinggi (baik) pada periode pertama, akan baik pula
rangkaian aliran kas berikutnya. Jika aliran kas bersifat tidak tergantung (independent),
dengan mudah kita langsung dapat mencari probabilitas aliran kas setiap tahun. Tetapi jika
aliran kas tergantung (dependent) kita harus memperhitungkan tingkat ketergantungannya
(Marsh, 1995).
Pada Tabel13-3 menunjuk:kan analisis pohon keputusan untuk sebuah proyek investasi
pada akhir tahun ke-0 sebesar Rp3.000.000 dengan dua periode aliran kas masuk. Ada enam
cabang, dan setiap cabang merupakan satu kemungkinan rangkaian aliran kas. Pada periode
pertama, kemungkinan (probabilitas) 40% menghasikan aliran kas Rp1.500.000, dan
kemungkinan 60% menghasilkan aliran kas masuk Rp2.500.000. Jika pada tahun pertama
aliran kas sebesar Rp 1.500.000, pada tahun kedua akan dihasilkan aliran kas Rp 1.000.000,
Rp1.500.000, dan Rp2.000.000, berturut-turut probabilits masing-masing 30%, 40%, dan
30%. Jika pada tahun pertama dihasilkan aliran kas Rp2.500.000, pada tahun kedua
dihasilkan aliran kas Rp2.000, Rp2.500.000, dan Rp3.000.000. berturut-turut probabilitas
masing-masing 40%,40%, dan 20%.
Pada periode pertama, aliran kas yang teijadi tidak tergantung pada periode sebelumnya.
Untuk itu, probabilitas periode pertama yang memulai adanya cabang-cabang dari rangkaian
aliran kas, disebut probabilitas mula-mula. Pada periode kedua, probabailitas aliran kas yang
teijadi tergantung pada aliran kas periode sebelum,nya, disebut probabilitas kondisional.
Akhimya, probabilitas gabungan adalah probabilitas rangkaian aliran kas yang mungkin
teijadi.

Tabel13-3 Ilustrasi Pohon Keputusan (dalam ribuan rupiah)

Tahun 1 Tahun2 Prob


Prob. mula-mula Al.Kas masuk neto Prob. kondisional Al.kas masuk neto gabungan
P(1) P(2) p (1,2)

0.30 ----------- Rp 1.000 0.12


0.40 ---------- Rp 1.500 0.40 ----------- 1.500 0.16
0.30 ----------- 2.000 0.12

------ 0.40 ----------- 2.000 0.24


0.60 ---------- Rp 2.500 ------ 0.40 ----------- 2.500 0.24
f 0.20 ----------- 3.000 0.12

250
Dalam contoh di sini, metode penilaian (keputusan) yang digunakan untuk memutuskan
menerima atau menolak usulan proyekinvestasi ini adalah metode NPV dengan memperhatikan
ketidakpastian aliran kas. Setelah dihitung probabilitas gabungan, langkah berikutnya
menghitung net present value (NPV) pada masing-masing cabang. Discount rate yang
digunakan di sini adalah tingkat bunga bebas risiko, misalnya sebesar 10%. Untuk NPV
cabang 1:

. 1,5 juta 1,5 juta


NPVI = 3 ]Uta+ (1, ) 1 + ( , )2
1 11
= Rp 810.000,-

Hasil perhitungan NPV cabang 1 sampai dengan cabang 6 dapat dilihat pada Tabel 13-4.

Tabel13-4 PV pada Keenam Cabang (Aliran Kas Dalam Ribuan Rupiah)

TahunO Tahun 1 Tahun2 Cabang NPV

Rp 826 1 - Rp 810
1.364 1.240 2 - 396
1,653 3 17
- Rp 3.000
1.653 4 926
2.273 2.066 5 1.339
2.479 6 1.752

-· Dengan menggunakan probabilitas gabungan dan NPV pada masing-masing cabang,


kita dapat mencari NPV yang diharapkan dari proyek ini dengan menggunakan rumus:

NPV = L (NPVi) (Pi)


i=l

NPV, adalah NPV pada cabang i dan Pi adalah probabilitas terjadinya aliran kas cabang i.

Aliran kas masuk yang terjadi pada proyek ini bersifat tidak pasti, yang berarti proyek
tersebut mempunyai risiko. Untuk mengukur besarnyarisiko proyek ini, kitadapatmenghitung
deviasi standar NPV dan koefisien variasi NPV.
Jika deviasi standar NPV suatu proyek semakin besar menunjukkan risiko proyek
investasi tersebut semakin besar. Koefisien variasi NPV suatu proyek semakin besar
menunjukkan risiko relatif proyek tersebut semakin besar juga.

251
NPV = 0,12(-810.000) + 0,16(-396.000) + 0,12(17.000)
+ 0,24(926.000) + 0,24(1.339.000) + 0,12(1.752.000)
= Rp595.000
Dari basil perhitungan tersebut NPV yang diharapkan sebesar Rp595.000.

SNPV = {0,12(-810.000-595.000)2 + 0,16(-396.000-595.000)2


+ 0,12(17.000-595.000)2 + 0,24(926.000-595.000)2
+ 0,24(1.339.000-595.000)2 + 0,12(1.752.000-595.000)2 } 0 •5
= Rp868.000
Koefisien variasi NPV =aNPjNPV =868.000/595.000 =0,97
Jadi, deviasi standar dan koefisien variasi dari proyek tersebut masing-masing sebesar
Rp868.000 dan 0,97.

Penggunaan Informasi Distribusi Probabilitas.


Jika distribusi probabilitas NPV bersifat normal, dengan menggunakan informasi distribusi
probabilitas, kita dapat menghitung pada NPV tertentu berapa probabilitasnya. Penggunaaan
informasi distribusi probabilitas sudah dijelaskan pada Bab IV Risiko dan Return. Oleh
karena itu, di sini tidak akan dijelaskan lagi teorinya, melainkan langsung pada penerapan.
Berikut ini, kita akan menduga atau menghitung probabilitas jika NPV sebesar 0 atau
kurang. Rumusnya adalah (Home and Wachowicz, 1995):

Z= NPV*-NPV
a NPV
Z (nilai Z) menunjukkan berapa banyak deviasi standar NPV*, NPV adalah NPV yang
diharapkan dan aNPv adalah deviasi standar dari kasus ini.

z = (0-595)/868 = -0,685
Dengan menggunakan tabel distribusi normal (lihat Tabel V di lampiran buku ini), Z sebesar
-0,685 menunjukkan probabilitas mendekati 0,25. Hasil perhitungan ini menunjukkan
bahwa probabilitas NPV proyek a 0 adalah sebesar 25% dan probabilitas NPV proyek > 0
adalah sebesar 75%.

RISIKO KORPORASI
Risiko korporasi dikenal sebagai risiko yang paling relevan untuk manajer, karyawan,
kreditor, dan pemasok, sedangkan jenis risiko pasar dikenal sebagai risiko yang paling
relevan untuk pemegang saham. Risiko korporasi dari suatu proyek adalah kontribusi proyek

252
pada risiko keseluruhan perusahaan. atau dengan kata lain menunjukkan dampak dari proyek
pada variabilitas konsolidasi aliran kas perusahaan. Risiko korporasi adalah sebuah fungsi
dari deviasi standar return proyek, deviasi standar return perusahaan, dan korelasi antarkedua
return tersebut. Suatu proyek dengan deviasi standar return tinggi dan jika return proyek
tidak ada korelasi atau berkorelasi negatif dengan aktiva-aktiva lain pacta perusahaan, maka
proyek tersebut akan mempunyai risiko korporasi yang relatif rendah (Brigham and
Gapenski, 1993).
Dalam Gambar 13-1 dapat dilihat bahwa beta risiko korporasi (bP.F) sama dengan (CJ/
crF)rP.F" Di mana crP adalah deviasi standar return proyek, crF adalah deviasi standar return
korporasi, dan rP.F adalah koefisien korelasi antara kedua return tersebut. Sehingga dapat
dikatakan bahwarisiko korporasi adalah tergantung pada deviasi standar return suatu proyek,
deviasi standar return korporasi, dan koefisien korelasi antarkedua return tersebut. Sebuah
proyek dengan deviasi standar yang relatif rendah dan korelasi tinggi akan mempunyai risiko
korporasi Iebih tinggi daripada sebuah proyek dengan deviasi standar rendah dan korelasi
rendah, atau negatif. Namun demikian, jika korelasi negatif, proyek yang mempunyai stand
alone risk tinggi justru disukai karena semakin besar risiko tersebut, membuat risiko
korporasi semakin rendah.
Selain dengan cara tersebut di atas, risiko korporasi dapat dicari dengan menggunakan
kerangka garis karakteristik yang telah dijelaskan pada pembicaraan pasar saham. Sekarang
jika kita mempertimbangkan suatu portofolio dari aktiva-aktiva individual, maka kita dapat
mengetahui garis karakteristik risiko korporasi proyek, yaitu plot dari return proyek yang
dikaitkan (dipertentangkan) dengan return pada korporasi. Return korpr:>rasi merupakan
return-return aktiva individual pada perusahaan, kecuali proyek yang sedang dievaluasi.
Slop dari garis karakteristik menunjukkan beta risiko korporasi proyek.
Jika beta risiko korporasi =1,0 maka risikonya sama dengan aktiva rata-rata perusahaan.
Jika beta risikonya Iebih besar dari 1,0 maka proyek tersebut lebih berisiko dibanding aktiva
rata-rata perusahaan, sedangkan jika beta risikonya lebih kecil dari 1,0, maka dikatakan
memiliki risiko korporasi yang rendah.
Dalam praktek, sangat sulit untuk memperkirakan distribusi return dari suatu proyek,
sehingga sulit untuk mengkuantitatifkan risiko dalam perusahaan (within-firm risk). Oleh
karena ito, penilaian secara subyektif terpaksa dilakukan.

RISIKO PASAR (MARKET RISK)


Total risiko portofolio terdiri dari dua komponen, yaitu: risiko sistematis (systematic risk atau
market risk atau nondivesifiable risk) dan risiko tidak sitematis (unsystemtic risk atau
company-specific risk atau diversifiable risk). Risiko pasar (systematic risk) adalah risiko
yang terjadi karena pengaruh pasar secara keseiuruhan, misalnya: perubahan keadaan
perekonomian secara umum, pengaruh kebijakan fiskal dan moneter, inflasi, dan perubahan
situasi pasar minyak. Risiko pasar adalah bagian dari total risiko sekuritas-sekuritas yang
tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi portofolio. Dengan telah dilakukan diversiflkasi
portofolio secara optimal maka risiko hanya diukur dengan beta (j3). Beta adalah menunjukkan

253
risiko pasar (sistimatis). Beta ~uatu saham sebag:::.i risiko sistimatis mempengaruhi required
rate of return saham tersebut. Dalam pengukuran beta dikenal ada tiga model, yaitu: l)
market model, 2) capital asset pricing modei \ CAPM ). dan 3) arbitrage pricing model (APT)
(Hampton. 1995).
Dalam uraian berikut ini. kita akan menggilnd.;:ar, bagaimana capital asseis pricing
model (CAPM) dapat digunakan untuk memb<1ntt: d&lam memberikan pandangan dalam
menganali:-i:-. rLiko n>vd..li. Stpert ) J.ng telah kitJ. pelajari pada Bab IV bahwa security
market line mengunglG<piGm hubungm: nsiko dJ.i1 return pada pemilikan modal sebagai
berikut :Rao. 1995):

k, adalah rate vj reiun: yang disyaratkan saharr:. k"" adalah tingkat bunga bebas risiko. kl\1
adalah tingkat return portofolio pasar, d::m r,. ad:.:;~:h bet:.'t sahai<-;. perusahaan.
cntuk contoh, jika beta perusahaan X=- 1,8, k.zr == sc;(-., dan k, 1 = 139L kemudian biaya
modal ~aham peru-.;ahaan itu adalah 17sf:

k' == 8CJ'C + (13",(


.
- S':c l 1.8
= 17.0~+

Jika biaya pcrusah<:;:;: X addah 10%, pajak penghasilan 40%. dan target struktur modal
untuk 50% utang dan 50~( modal saham, kemudian biaya modal rata-rata tertimbang
(Weighted A.rer.:t~'c Co:,." o{ Capital-- W :-\CC) adaluh 11.5%:

WACC = ~\.kct( 1- Tl + w,k,


= 0.5< lOo/c )(0.6) + 0,5( 17%)
= l 1.5%
Dalam masalah ini. saran yang dap:!t dibc:-ikan kepada investor sebaiknya mau
memberikan uang (dana) ke perusahaan X untuk diinvestasikan ke dalam proyek berbiko
rata-rata. yang ak.an dib~hmja; tcrsebut. arabila perusahaan dapat return (keuntungan)
11.. ~[ atau lebih.
Seperti yang L!t<: Let:llli!i t:d1\', a pew..;ahaan ad.1l<lh sebuah port0folio aktiva-aktJva yang
sebagai mana ditetapkan dalam pasa:· adalah rat~1-rata dari bfta aktiva-aktiva perusahaan.
Untuk itu.jika akan mengambd ~.ebuah proyek ahn menyebabkan koefisien beta perusahaan
X berubah. kemudian dengan mengambil proyek akan menyebabkan perubahan pada biaya
modal perusahaan. U ntuk contoh pada perusahaan X, ada sebuah proyek pembelian mesin
baru jika dibelanjai pada target struktur modal yang mempunyai beta 2,5, sehingga akan
menyebabkan beta !ke~eluruhan) perusahaan naik. Bet<~ bam perusahaan akan tergantung:
pada ukuran relatif dari proyek investa-;i mesin baru yang dipertentangkan dengan investasi
perusahaan pada aktiva-aktiva lain. Jika 80C:f total dana perusahaan X pada aktiva-aktiv~:lain

254
dengan beta rata-rata 1,8 dan 20% dalam proyek baru dengan beta 2,5, maka akan dihasilkan
beta perusahaan yang baru, yaitu naik 1,94 dari 1,8.

Beta baru =0,8(1,8) + 0,2(2,5) =1,94.


Dengan naiknya risiko pasar perusahaan X akan menyebabkan rate of return yang
disyaratkan pada modal (equity) naik dari 17,0% menjadi 17,7%

ks = 8% + (13%-8%)1,94 = 17,7%

Berikutnya biaya modal korporasi keseluruhan naik dari 11.5% menjadi 11,85%.

W ACC =0,5%(10% )(0,6) + 0,5(17 ,7%) = 11,85%

Untuk menjaga proyek baru dari penurunan nilai perusahaan, maka rate of return yang
disyaratkan perusahaan X sebaiknya dinaikkan dari 11,5% menjadi 11,85%.
Jika aktiva-aktiva mula-mula pada perusahaan X harus mendapatkan 11 ,5%, kemudian
kita bertanya "harus mendapat rate of return seberapa banyak pada proyek baru agar supaya
rate of return keseluruhan yang baru sama dengan 11,85%?" Kita mengetahui bahwajika
dilengkapai dengan proyek baru, perusahaan X akan mempunyai 80% berupa investasi pada
aktiva-aktiva lain yang memiliki keuntungan 11,5%, dan 20% berupa aktiva pada proyek
baru yang akan mendapat sebesar X%, dan kemudian rate ofreturn rata-rata yang disyaratkan
sebesar 11,85%. Penghitungan mencari rate of return proyek investasi mesin baru sebagai
berikut:

0,8(11,5%) + 0,2 X = 11,85%


0,2 X = 11,85-9,2%
maka, X = 2,65%/0,2 = 13,25%
Jadi, proyek investasi mesin baru harus mempunyai rate of return yang diharapkan
keseluruhan sebesar 13,25% jika perusahaan mendapat biaya modal proyek baru, yaitu
sebesar 11,85%.
Dari serangkaian uraian di atas, kita dapat meringkas sebagai berikut: jika perusahaan
X mengambil proyek baru, beta korporasi naik dari 1,8 menjadi 1,94; biaya modal ekuitas
akan naik dari 17,0% menjadi 17,7%; biaya modal rata-rata tertimbang naik dari 11,5%
menjadi 11 ,85%; dan proyek baru akan memperoleh rate ofreturn sebesar 13,25% agar biaya
modal keseluruhan perusahaan X sebesar 11,85%.
Risiko pasar yang diukur dengan beta perusahaan diperhatikan oleh seorang investor,
sedangkan risiko unik (risiko tidak sistenmatis) tidak diperhatikan oleh investor. Yang
menyebabkan investor hanya memperhatikan risiko pasar adalah bahwa semua investor
bersifat rasional yang selalu berusaha melakukan diversifikasi secara sempurna. Jika

255
kenyataan yang te:Ijadi dilapangan ada investor yang tidak bersifat rasionaL maka penentuan
return saham yang disyaratkan tidak cukup hanya memperhatikan beta saham perusahaan,
melainkan juga memperhatikan risiko unik dari suatu saham perusahaan.

PENGGABUNGAN RIS/KO DAN STRUKTUR MODAL KE DALAM KEPUTUSAN


PENGANGGARAN MODAL.
Ada dua metode penggabungan risiko proyek ke dalam proses keputusan penganggaran
modal, yaitu metode certainty equivalent dan metode risk-adjusted discount rate (Bigham
and Gapenski, 1993). Berikut ini, kita akan mengetahui lebih jelas bagaimana cara penghitungan
kedua metode tersebut.

1. Metode Certainty Equivalent


Pada metode ini aliran kas yang diharapkan setiap tahun disesuaikan supaya mencerminkan
risiko proyek. Aliran kas yang berisiko nilainya menjadi turun, dan semakin berisiko aliran
kas semakin rendah nilai kepastiannya. Lihat Gambar 13-3.

Gambar 13-3 Konsep Certainty Equivalent

3.000 Indifference
Curve

2.000

1.000

0~----------------------------~--------~-------------
Risk. b

Kurva menunjukkan serangkaian kombinasi risiko/ return yang masing-masing indiferen.


Konsep certainty equivalent dapat diaplikasikan pada keputusan penganggaran modal
dengan cara:
1. Mengestimasikan aliran kas certainty equivalent (CE) setiap tahun t, berdasarkan aliran
kas yang diharapkan pada tahun tersebut dan risiko yang diperkirakan.
2. Setelah mengetahui setiap aliran kas yang pasti (certainty equivalent), kemudian
didiskontokan dengan tingkat bunga bebas risiko untuk mengetahui NPV proyek.

256
Rumus untuk mencari NPV proyek adalah sebagai berikut:

" CE
NPV = ~ (1 +~)'

NPV =nilai sekarang neto, CE =aliran kas pasti (certainty equivalent),~= tingkat
bunga bebas risiko, dan t = periode tetjadi aliran kas sampai dengan ke-n.
Misalnya proyek A mempunyai aliran kas neto yang diharapkan seperti yang ditunjukkan
pada tabel13-5.

Tabell3-5 Analisis Aliran Kas Pasti (Certainty Equivalent) Proyek A

Tahun Al.kas neto yang Tingkat risiko Certainty equivalent


diharapkan

0 (Rp 2,2 juta) Nol (Rp 2,2 juta)


1 1 juta Rata-rata 700.000
2 1 juta Rata-rata 700.000
3 1 juta Rata-rata 700.000
4 ljuta Rata-rata 700.000

Diasumsikan bahwa biaya neto awal sebesar Rp2,2 juta. Diasumsikan bahwa aliran kas
dari tahun pertama sampai dengan tahun keempat yang sebesar Rp 1 juta per tahun semua
mempunyai risiko rata-rata, dan certainty equivalent sebesar Rp700.000 per tahun. Dengan
menggunakan tingkat bunga bebas risiko untuk discount rate 5%. NPV proyek dapat
diperoleh sebesar Rp282, 17.

NPV A =-2, 2 juta + 700.000 + 700.000 + 700.000 +700.000


(1,05) 1 (1,05) 2 (1,05) 3 (1,05) 4
NPV A =Rp282.170

NPV proyek A dengan risiko yang telah disesuaikan hasilnya positif, maka sebaiknya proyek
tersebut diterima.

2. Metode Risk-Adjusted Discount Rate


Dalam metode ini, kita menggunakan nilai aliran kas yang diharapkan dan penyesuaianrisiko
dilakukan padadenominator (penyebut) dari persamaan NPV, yaitu pada tingkat diskontonya.
Sebagai contoh, proyek A (lihat kembali tabel 13-4) telah diketahui aliran kas neto yang
diharapkan. Diketahui, perusahaan mempunyai W ACC = 15%. Diasumsikan bahwa analisis

257
- ---~-----

risiko proyek A menunjukkan bahwa proyek mempunyai risiko di atas rata-rata, misalnya
risk-adjusted discount rate (tigkat diskon yang sudah disesuaikan dengan risiko) diperkirakan
sebesar 22% (k). Berdasakan metode risk-adjusted discount rate, kita dapat menghasilkan
NPV proyek A sebesar Rp293.640.
n

NPV=L CF
t=O (l=k)l

NPV =nilai sekarang neto, CF = aliran kas, k = tingkat diskon yang sudah disesuaikan
terhadap risiko, dan t = periode terjadi aliran kas.

. 1 juta 1 juta 1 juta 1 juta


NPVA =-,
2 2 JUta+--+--+--+--
(1,22)1 (1,22)2 (1,22) 3 (1,22) 4

NPV proyek A dengan discount rate (tingkat diskonto) yang telah disesuaikan hasilnya
positif, maka sebaiknya proyek tersebut diterima.
Pada metode ini. perbedaan risiko proyek berkaitan dengan perubahan discount rate.
Proyek yang berisiko menengah (average risk) didiskontokan pada W ACC perusahaan.
Proyek yang memiliki risiko di atas risiko menengah didiskonto pada biaya modal yang lebih
tinggi. Kemudian, proyek yang memiliki risiko di bawah risiko rata-rata didiskontokan pada
tingkat yang lebih rendah dari WACC.

Kombinasi Certainty Eqivalent (CE) dan Readjusted Discounted Rate (RADR). Jika
digunakan metode certainty equivalent, risiko investasi dapat dihitung dengan melakukan
penyesuaian pada pembilang dari persamaan present value dan jika digunakan metode
risk-adjustment, melakukan penyesuaian pada penyebut dari persamaan present value.
Kedua metode tersebut adalah saling melengkapi. Untuk menghitung aliran kas yang pasti
(certainty equivalent) dari suatu proyek yang berisiko, hasilnya akan lebih baik jika
mengkombinasikan metode CE dan RADR (Brigham and Gapenski, 1993).

Berikut ini langkah-langkah untuk menghitung aliran kas yang pasti:


1. Menghitung present value aliran kas pada tahun t menggunakan pendekatan CE:

PVt= CEt
(1 + KRFY
2. Menghitung present value aliran kas pada tahun t menggunakan pendekatan RADR:
3. Untuk menghasilkan NPV yang sama, juga menjadi ekuivalent, maka PV hams sama,
maka:

PVt = _C_F_,___
(1 + k)l

258
CF, CF,
PV,= (1 + ~)' = (1 + k)'

4. Membuat ratio certainty equivalent terhadap aliran kas diharapkan:

CE, =(1 +~) 1

CF1 (1k)1

Misalnya sekarang kita akan menghitung CEufCF 10, rasio untuk aliran kas yang
diharapkan setelah 10 tahun, jika tingkat bunga bebas risiko 5% dan tingkat bunga berisiko
10%, maka nilai rasio diperoleh sebagi berikut:

CEIO =(1 + ~)10 = (1,05)10


CF10 (1 + k) 10 (1,10) 10

= 1,6289/2,5937 = 0,6280

Jika aliran kas yang diharapkan pada tahun kesepuluh sebesar Rp1 juta, nilai aliran kas
yang pasti adalah 0,6280(Rp1 juta) = Rp628.000. Persamaan di atas mempunyai implikasi
yang dapat dilihat pada Gambar 13-4 dan Tabel13-6. Dengan krf' RP, (risk premium) dank
yang semua nilainya konstan, maka risiko dari tahun ke tahun meningkat terns (dicerminkan
dengan menurunnya certainty equivalent dari aliran kas Rpl juta). Risk premium= k- krf'

Gambar 13-4 Perubahan Risiko yang Terjadi Sepanjang Waktu


(Aliran Kas Dalam Ribuan Rupiah)

5 lO 15 20 25 30
Hari

259
Tabel13-6 Ilustrasi Perhitungan Nilai Aliran Kas yang Pasti

Tahun ( l+~F)' = (l+k )t = CEJCF1 = Al.kas CFf/ CF1


1 1
(1,05j (1,10) (1,05) (1,10) t
/ (EF1 ) xRp 1juta

0 1,0000 1,0000 1,0000 Rp 1 juta Rp 1.000.000


1 1,0500 1,1000 0.9545 1 juta 954.500
10 1,6289 2,5937 0,6280 1 juta 628.000
20 2,6533 6,7275 0,3944 1 juta 394.400
30 4,3219 17,4494 0,2477 1 juta 247.700

RINGKASAN
Risiko adalah analisis penting dalam semua keputusan pembelanjaan, khususnya yang
berkaitan dengan penganggaran perusahaan. Proyek investasi dalam perusahaan mempunyai
berbagai macam risiko, dan esensinya bahwa keputusan penganggaran modal melibatkan
analisis risiko. Bab ini membicarakan prosedur untuk penilaian risiko dalam konteks
anggaran modal dan mengkaitkan risiko dalam keputusan-keputusan penganggaran modal.
Ada tiga macam risiko yang berkaitan dengan proyek, yaitu: 1) risiko berdiri sendiri
(stand-alone risk), 2) risiko dalam perusahaan atau risiko korporasi (within firm atau
corporate risk), dan 3) risiko pasar (beta risk). Risiko berdiri sendiri menunjukkan
variabilitas aliran kas pada proyek. Metode yang digunakan dalam mengukur risiko ada
empat: 1) analisis sensitivitas, 2) analisis skenario, 3) simulasi Monte-Carlo, dan 4) analisis
pohon keputusan. Risiko risiko korporasi dikenal sebagai risiko yang paling relevan untuk
manajer, karyawan, kreditor, dan supplier, sedangkanjenis risiko pasardikenal sebagai risiko
yang paling relevan untuk pemegang saham. Risiko pasar (systematic risk) adalah risiko yang
tetjadi karena pengaruh pasar secara keseluruhan rnisalnya, perubahan keadaan perekonornian
secara umum, pengaruh kebijakan fiskal dan moneter, inflasi, dan perubahan situasi pasar
rninyak. Kemudian, akhir bab ini menguraikan tentang penggabungan risiko proyek ke
dalam proses keputusan penganggaran modal, yaitu metode certainty equivalent dan metode
risk-adjusted discount rate.

SOAL LA TIHAN

Tes Koreksi Betul-Salah


B S 1. Menggunakan pohon probabilitas adalah salah satu cara untuk menjumlah
risiko dari usulan investasi.
B S 2. Proyek investasi yang memiliki deviasi standar dari return diharapkan sebesar
nol dikategorikan mempunyai risiko tinggi.

260
B s 3. Penyebaran atau penyimpangan aliran kas proyek yang semakin besar
menunjukkan risiko proyek semakin besar pula.
B s 4. Aliran kas independen menunjukkan basil dari periode waktu tidak tergantung
pada basil dari periode t-1
B s 5. Koefisien variasi adalah digunakan untuk mengukur risiko relatif.
B s 6. Saat deversifikasi sekuritas dan mengurangi risiko, ini tidak menunjukkan
suatu portofolio proyek.
B s 7. Variance dari distribusi probabilitas net present value yang dimungkinkan dari
portofolio adalah banyajumlah variance-variance proyek individual.
B s 8. Risiko proyek investasi kadang-kadang menunjukkan deviasi aliran kas yang
terjadi dari aliran kas diharapkan.
B s 9. Dengan menerima proyek-proyek yang mempunyai derajat korelasi positif,
menunjukkan perusahaan mempunyai risiko yang rendah.
B s 10. Risiko perusahaan adalah fisiko proyek yang dilibat dari sudut pandang
seorang investor yang memiliki portofolio saham.
Soal Pilihan Berganda
1. Kebanyakan investor adalah:
a. Tidak menyukai risiko
b. Mencari risiko
c. Mengurangi risiko
d. Indifferent ke arab risiko
2. Usulan yang mempunyai risiko relatif paling tinggi akan mempunyai:
a. Deviasi standar NPV yang paling tinggi
b. Koefisien variasi NPV yang paling tinggi
c. Nilai dibarapkan NPV yang paling tinggi
d. Sangat sedikit peluang yang bilang.
3. Analisis pobon probabilitas paling baik digunakan untuk aliran kas yang dibarapkan:
a. Selalu independen
b. Bebas risiko
c. Aliran-aliran kasnya berkaitan dengan periode-periode sebelumnya
d. Diketahui dengan pasti.
4. Saudara mempertimbangkan dua usulan investasi, proyek A dan proyek B. Net present
value yang dibarapkan proyek B sebesar Rp5.000.000 lebih kecil dari proyek A dan
proyek A memiliki dispersi aliran kas lebib rendah dibandingkan dengan proyek B.
Berdasarkan pada return dan risiko pada kedua proyek, apa yang akan Saudara katakan.
a. Proyek A lebib baik dari proyek B
b. Proyek B lebib baik dari proyek A
c. Proyek A risikonya lebib besar dan akan memberikan nilai diharapkan lebib besar.
d. Kedua proyek mempunyai risiko sama besar.

261
5. Dalam mengevaluasi usulan investasi, adalah penting untuk mempertimbangkan risiko
investasi sebab:
a. Keberhasilan perusahaan tidak ditentukan oleh risiko proyek
b. Perusahaan yang berhasil menyukai proyek yang berisiko sebab return potensial
sangat besar
c. Risiko mempunyai pengaruh pada tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan
d. Berguna agar bagian keuangan mempunyai kesibukan.
6. Jika dua proyek adalah independen (atau tidak saling berkaitan), besarnya korelasi
antara kedua proyek tersebut adalah:
a. 0
b. 0,5
c. -0,5
d. 1
7. Dalam menganalisis risiko proyek berdiri sendiri, mempertimbangkan tigakemungkinan
keadaan, yaitu kemungkinan paling disukai, kemungkinan paling baik, dankemungkinan
paling buruk. Analisis ini adalah:
a. Sensitivitas
b. Skenario
c. Simulasi Monte Carlo
d. Pohon keputusan.
8. Risiko suatu proyek yang dilihat dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, di
sebut:
a. Risiko berdiri sendiri.
b. Risiko dalam perusahaan.
c. Risiko pasar.
d. Tidak ada yang benar.
9. Penggabungan risiko proyek ke dalam proses keputusan penganggaran modal, yang
mana aliran kas yang diharapkan setiap tahun disesuaikan supaya mencerminkan risiko
proyek, adalah:
a. Metode certainty equivalent.
b. Metode risk-adjusted discount rate.
c. Metode net present value.
d. Metode modified internal rate of return.
10. Penggabungan risiko proyek ke dalam proses keputusan penganggaran modal yang
berkaitan dengan perubahan discount rate, adalah:
a. Metode certainty equivalent.
b. Metode risk-adjusted discount rate.
c. Metode net present value.
d. Metode modified internal rate of return.

262
~~::.========~

Soal Uraian
1. Perusahaan Nemira dapat menginvestasi pada salah satu dari dua proyek yang saling
eksklusif (mutually exclusive). Kedua us ulan investasi ini mempunyai distribusi probabilita
yang diskrit (discrete) dari aliran kas bersih (neto) untuk 1 tahun sebagai berikut:

lnvestasiA lnvestasi B
Probabilitas Aliran kas Probabilitas Aliran kas

0,20 Rp 3,000 0,10 Rp 3,000


0,30 5,000 0,40 5.000
0,30 7,000 0,40 7,000
0,20 9,000 0,10 9,000

Dengan menghitung rata-rata hitung (mean), deviasi standar, dan atau koefisien variasi,
usulan investasi manakah yang lebih baik, dengan asumsi bahwa manajemen mengelak
risiko (risk averse)
2. Perusahaan NHS menghadapi beberapa proyek investasi yang memungkinkan. Untuk
masing-masing, total aliran kas ke luar yang dibutuhkan akan terjadi pada periode awal.
Aliran kas ke luar, nilai bersih sekarang yang diharapkan (expected net present value),
dan deviasi standar dapat dilihat pada tabel berikut ini. Semua proyek telah didiskonto
(discounted) menggunakan tingkat-bebas-risiko, dan diasumsikan bahwa distribusi
NPV adalah mendekati normal.

Standar
Proyek Cost NPV Deviasi

A Rp 90.000 Rp 10.000 Rp 20.000


B 40.000 10.000 30.000
c 190.000 25.000 10.000
D 9.000 5.000 10.000
E 400.000 75.000 75.000

a) Jika perbedaan besamya proyek dapat diabaikan, adakah di antara proyek-proyekl


ini yang jelas didorninasi oleh proyek yang lain bilamana diperbandingkaq
berdasarkan koefisien variasi?
b) Bolehkah kita mengabaikan perbedaan besamya proyek?

263
3. Distribusi probabilitas dari net present value yang mungkin untuk proyekX mempunyai
nilai yang diharapkan (expected value) sebesar Rp30 juta dan deviasi standar sebesar
Rp12 juta. Jika distribusinya adalah normal, hitunglah probabilitas net present values
akan menjadi: 1) sama dengan atau lebih kecil daripada 0, 2) lebih besar daripada Rp 10
juta, dan 3) menjadi kurang daripada Rp5 juta.

4. Perusahaan Ponika, sedang mengevaluasi suatu teknologi barn untuk alat reproduksinya.
Teknologi itu akan berusia 3 tahun; biayanya Rp1.000.000, dan pengarnhnya terhadap
aliran kas mengandung risiko. Manajemen memperkirakan bahwa ada kesempatan
50-50 sehingga teknologi itu akan menghemat Rpl.OOO.OOO untuk perusahaan pada
tahun pertama atau tidak menghasilkan penghematan sama sekali kepada perusahaan.
Jika tidak ada penghematan sama sekali, maka penghematan dalam dua tahun terakhir
akan menjadi noljuga. Padahal di sini ada pula kemungkinan bahwa pada tahun kedua
terjadi tambahan pembiayaan sebesar Rp300.000 yang akan diperlukan untuk
mengembalikannya kepada proses yang semula, karena teknologi barn itu dapat
mengurangi efisiensi. Manajemen mencanturnkan 40 persenkemungkinan (probabilitas)
padakejadian inijika teknologi yang barn itu "gaga!" pada tahun pertama. Jika teknologi
itu sendiri berhasil, maka diharapkan bahwa aliran kas tahun kedua akan menjadi
Rp 1.800.000, Rp 1.400.000 atau Rp 1.000.000, dengan probabilita 0,20, 0,60, dan 0,20,
masing-masing. Pada tahun ketiga, aliran kas diharapkan akan menjadi Rp200.000 lebih
besar atau Rp200.000 lebih kecil daripada aliran kas pada periode 2, dengan kemungkinan
kejadian yang sama. (Sekali lagi, aliran kas ini bergantung atas aliran kas pada periode
1 yaitu, Rpl.OOO.OOO).
a) Buatlah pohon probabilitas (probability tree) untuk melukiskan ke-
mungkinan-kemungkinan aliran kas di atas.
b) Hitunglah nilai bersih sekarang tertimbang (weighted net present value) untuk
masing-masing kemungkinan tiga-tahun, dengan menggunakan tingkat-bebas-risiko
sebesar 5 persen.

5. Sebuah perusahaan akan menanam modal pada dua dari tiga usulan investasi yang
kemungkinan aliran kasnya berdistribusi normal. Nilai bersih yang diharapkan (didiskonto
dengan tingkat-bebas-risiko) dan deviasi standar untuk setiap usul investasi diketahui
sebagai berikut:

NPV yang diharapkan 25.000 20.000 15.000


Deviasi standar 10.000 7.000 8.000

264
Jika diketahui koefisien korelasi berikut ini untuk setiap kombinasi yang mungkin,
kombinasi manakah yang mengungguli yang lain?

Usulan investasi Koef"lsien korelasi

I I,OO
2 I,OO
3 I,OO
I dan 2 0,60
1 dan 3 0,40
2dan 3 0,50

6. Sebuah perusahaan akan membeli mesin baru pada akhir tahun ke nol. Biaya yang
dikeluarkan sampai dengan me sin siap dioperasikan sebesar Rp40 juta. Rangkaian aliran
kas yang akan dihasilkan sebagai berikut:

Akhir tahun ke 0 1 2 3
Aliran kas neto (Rp) (40 Juta) 20 juta 20 juta 20 juta

Biaya modal mesin baru ini 20%, tingkat bunga bebas risiko 10%
a. Apakah sebaiknya usulan pembelian mesin baru diterima?
b. Dengan menggunakan konsep certainty equivalent (CE), apakah proyek pembelian
mesin baru diterima, jika diketahui nilai CE per tahun sebesar 75%.

265
--
'

DAFTAR PUSTAKA

Archer, Stephen H., G. Mare Chaote, and George Racette (1983), Financial Management,
Second Edition, New York: John Wiley & Sons.
Brealey, Richard A and Stewart C. Myers (1991), Principles of Corporate Finance, Fourth
Edition, New York: McGraw-Hill, Inc.
Brealey, Richard A., Stewart C. Myers, and Alan J. Marcus (1995), Fundamentals of
Corporate Finance, International Edition, New York: McGraw-Hill, Inc.
Brigham, Eugene F. and Louis C. Gapenski (1993), Intermediate Financial Management,
Fourth Edition, New York: The Dryden Press.
Elton, Edwin J. and Martin J. Gruber (1995), Modem Portfolio Theory and Investment
Analysis, Fifth Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc.
Foster, George (1986), Financial Statement Analysis, Second Edition, New Jersey:
Prentice-Hall International, Inc.
Francis, Jack Clark (1986), Investment: Analysis and Managament, Fourth Edition, New
York: McGraw-Hill, Inc.
Hampton, John J. (1995), Financial Decision Making: Concept, Problem, and Cases, 3th
Reston, Virginia: Reston Publishing Company, Inc.
Home, James C and John M. Wachowicz, JR. (1995), Fundamental of Financial Manage-
ment, Ninth Edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny ( 1994), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
Husnan, Suad (1994), Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Ana/isis Sekuritas, Edisi Kedua,
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Keown, Arthur J ., et. al. ( 1996), Basic Financial Management, Seventh Edition, Singapore:
Prentice Hall International, Inc.
Levy, Haim and Marshall (1986), Capital Investment and Financial Decisions, Fourth
Edition, New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.
Mardiasmo (1997), Perpajakan, Edisi Keempat, Yogyakarta: Andi Offset.
Marsh, Willian H. ( 1995), Basic Financial Management, Cincinnanti, Ohio: South-Western
Colege.
Miswanto ( 1996), "Pembangunan Manajemen Operasi Berlandaskan: TQM, JIT, dan
TQM,"

266
=====================---·-==============
Jurnal Akuntansi & Manajemen STIE YKPN, Edisi Juli.
_ _ _ _ (1997), "Pelatihan. dan Pengembangan Profesional Menuju Kinerja Kelas
Dunia,"
Jurnal Akuntansi & Manajemen STIE YKPN, Edisi April.
Rao, Ramesh KS ( 1995), Financial Management: Concept and Application, 3th, Cincinanti,
Ohio: South-Western College Publishing.

267
268
LAMP/RAN-LAMP/RAN

I. Tabel I FVIF dari Rpl,- pada periode n


II. Tabel II PVIF dari Rpl,- pada periode n
III Tabel III FVIFA dari Rpl,- pada periode n
IV Tabel IV PVIFA dari Rpl,- pada periode n
V Tabel V Distribusi Normal Z
VI Jawaban Soal Pilihan Berganda

269
~ Tabell
Nilai Mendatang (Future Value) Interest Factor Rp 1,- Pada 1% dan Akhir Periode n
(FVIFIn) =(I + i)n

INTERST RATE (i) PERIOD


PERIOD
(n) 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 11% 12% (n)

1 1.010 1.020 1.030 1.040 1.050 1.060 1.070 1.080 1.090 1.100 1.110 1.120
2 1.020 1.040 1.061 1.082 1.102 1.102 1.124 1.145 1.166 1.188 1.232 1.254 2
3 1.030 1.061 1093 1.125 1.158 1.191 1.225 1.260 1.295 1331 1.368 1.405 3
4 1.041 1.082 1.126 1.170 1.216 1.262 1.311 1.360 1.412 1.464 1.518 1.574 4
5 1.051 1.104 1.159 1.217 1.276 1.338 1.403 1.469 1.539 1.611 1.685 1.762 5
6 1.062 1.126 1.194 1.265 1.340 1.419 1.501 1.587 1.677 1.772 1.870 1.974 6
7 1.072 1.149 1.230 1.316 1.407 1.504 1.606 1.714 1.828 1.949 2.076 2.211 7
8 1.083 1.172 1.267 1.369 1.477 1.594 1.718 1.851 1.993 2.144 2.305 2.476 8
9 1.094 1.195 1.305 1.423 1.551 1.689 1.838 1.999 2.172 2.358 2.558 2.773 9
10 1.105 1.219 1.344 1.480 1.629 1.791 1.967 2.159 2.367 2.594 2.839 3.106 10
11 1.116 1.243 1.384 1.539 1.710 1.898 2.105 2.332 2.580 2.853 3.152 3.47!T 11
12 1.127 1.268 1.426 1.601 1.796 2.012 2.252 2.518 2.813 3.138 3.498 3.896 12
13 1.138 1.294 1.469 1.665 1.886 2.133 2.410 2.720 3.066 3.452 3.883 4.363 13
14 1.149 1.319 1.513 1.732 1.980 2.261 2.579 2.937 3.342 3.797 4.310 4.887 14
15 1.161 1.346 1.558 1.801 2.079 2.397 2.759 3.172 3.642 4.177 4.785 5.474 15
16 1.173 1.373 1.605 1.873 2.183 2.540 2.952 3.426 3.970 4.595 5.311 6.130 16
17 1.184 1.400 1.653 1.948 2.292 2.693 3.159 3.700 4.328 5.054 5.895 6.866 17
18 1.196 1.428 1.702 2.026 2.407 2.854 3.380 3.996 4.717 5.560 6.544 7.690 18
19 1.208 1.457 1.754 2.107 2.527 3.026 3.617 4.316 5.142 6.116 7.263 8.613 19
20 1.220 1.486 1.806 2.191 2.653 3.207 3.870 4.661 5.604 6.727 8.062 9.646 20
25 1.282 1.641 2.094 2.666 3.386 4.292 5.427 6.848 8.623 10.835 13.585 17.000 25
30 1.348 1.811 2.427 3.243 4.322 5.743 7.612 10.063 13.268 17.449 22.892 29.960 30
35 1.417 2.000 2.814 3.946 5.516 7.686 10.677 14.785 20.414 28.102 38.575 52.800 35
40 1.489 2.208 3.262 4.801 7.040 10.286 14.974 21.725 31.409 45.259 65.001 93.051 40
50 1.645 2.692 4.384 7.107 11.467 18.420 29.457 46.902 74.358 117.391 184.565 289.002 50
Tabel I (lanjutan)
Nilai Mendatang (Future Value) Interest Factor Rp 1,- Pada 1% dan Akhir Periode n (FVIF 1)
(FVIF1) =(I + i)n
INTERST RATE (i)
PERIOD ----------------------------------~~~------~------------------------~----~==-·PERIOD
(n) 13% 14% 15% 16% 17% 18% 19% 20% 25% 30% 40% 50% (n)

1 1.130 1.140 1.150 1.160 1.170 l.180 1.190 1.200 1.250 1.300 1.400 1.500 1
2 1.277 1.300 1.322 1.346 1.369 1.392 1.416 1.440 1.563 1.690 1.960 2.250 2
3 1.443 1.482 1.521 1.561 1.602 1.643 1.685 1.728 1.953 2.197 2.744 3.375 3
4 1.630 1.689 1.749 1.811 1.874 1.939 2.005 2.074 2.441 2.856 3.842 5.063 4
5 1.842 1.925 2.011 2.100 2.192 2.288 2.386 2.488 3.052 3.713 5.378 7.594 4
6 2.082 2.195 2.313 2.436 2.565 2.700 2.840 2.986 3.815 4.827 7.530 11.391 6
7 2.353 2.502 2.660 2.826 3.001 3.185 3.379 3.583 4.768 6.275 10.541 17.086 7
8 2.658 2.853 3.059 3.278 3.511 3.759 4.021 4.300 5.960 8.157 14.758 25.629 8
9 3.004 3.252 3.518 3.803 4.108 4.435 4.785 5.160 7.451 10.604 20.661 38.443 9
10 3.395 3.707 4.046 4.411 4.807 5.234 5.696 6.192 9.313 13.786 28.925 57.665 10
11 3.836 4.226 4.652 5.117 5.624 6.176 6.777 7.430 11.642 17.922 40.496 86.498 11
12 4.335 4.818 5.350 5.936 6.580 7.288 8.064 8.916 14.552 23.298 56.694 129.746 12
13 4.898 5.492 6.153 6.886 7.699 8.599 9.596 10.699 18.190 30.288 79.372 194.620 13
14 5.535 6.261 7.076 7.988 9.007 10.147 11.420 12.839 22.737 39.374 111.120 291.929 14
15 6.254 7.138 8.137 9.266 10.539 11.974 13.590 15.407 28.422 51.186 155.568 437.894 15
16 7.067 8.137 9.358 10.748 12.330 14.129 16.172 18.488 35.527 66.542 217.795 656.841 16
17 7.986 9.276 10.761 12.468 14.426 16.672 19.244 22.186 44.409 86.504 304.914 985.261 17
18 9.024 10.575 12.375 14.463 16.879 19.673 22.901 26.623 55.511 112.455 426.879 1477.892 18
19 10.197 12.056 14.232 16.777 19.748 23.214 27.252 31.948 69.389 146.192 597.630 2216.838 19
20 11.523 13.743 16.367 19.461 23.106 27.393 32.429 38.338 86.736 190.050 836.683 3325.257 20
25 21.231 26.462 32.919 40.874 50.658 62.669 77.388 95.396 264.698 705.641 4499.880 25251.168 25
30 39.116 50.950 66.212 85.850 111.065 143.371 184.675 237.376 807.794 2620.000 24201.432 191751 30
35 72.069 98.100 133.176 180.314 243.503 327.997 440.701 590.668 2465.190 9727.860 130161 1456110 35
40 139.782 188.884 267.864 378.721 533.869 750.378 1051.668 1469.772 7523.164 36118.865 700038 11057332 40
~
.... 50 450.736 700.233 1083.657 1670.704 2566.215 3927.357 5988.914 9100.438 70064.923 497929.223 20248916 637621500 50 II
--- ---------------------------------------------------------

1\)

~ Tabel II
Nilai Mendatang (Future Value) Interest Factor Rp 1,- Pada 1% dan Akhir Periode n (FVIFi,n)
(FVIF1) = (I + i)n

PERIOD INTERST RATE (i) PERIOD


(n) 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 11% 12% (n)

1 0.990 0.980 0.971 0.962 0.952 0.943 0.935 0.926 0.917 0.909 0.901 0.893
2 0.980 0.961 0.943 0.925 0.907 0.890 0.873 0.857 0.842 0.826 0.812 0.797 2
3 0.971 0.942 0.915 0.889 0.864 0.840 0.816 0.794 0.772 0.751 0.731 0.712 3
4 0.961 0.924 0.888 0.855 0.823 0.792 0.763 0.735 0.708 0.683 0.659 0.636 4
5 0.951 0.906 0.863 0.822 0.784 0.747 0.713 0.681 0.650 0.621 0.593 0.567 5
6 0.942 0.888 0.837 0.790 0.746 0.705 0.666 0.630 0.596 0.564 0.535 0.507 6
7 0.933 0.871 0.813 0.760 0.711 0.665 0.623 0.583 0.547 0.513 0.482 0.452 7
8 0.923 0.853 0.789 0.731 0.677 0.627 0.582 0.540 0.502 0.467 0.434 0.404 8
9 0.914 0.837 0.766 0.703 0.645 0.592 0.544 0.500 0.460 0.424 0.391 0.361 9
10 0.905 0.820 0.744 0.676 0.614 0.558 0.508 0.463 0.422 0.386 0.352 0.322 10
11 0.896 0.804 0.722 0.650 0.585 0.527 0.475 0.429 0.388 0.350 0.317 0.287 11
12 0.887 0.789 0.701 0.625 0.557 0.497 0.444 0.397 0.356 0.319 0.286 0.257 12
13 0.879 0.773 0.681 0.601 0.530 0.469 0.415 0.368 0.326 0.290 0.258 0.229 13
14 0.870 0.758 0.661 0.577 0.505 0.442 0.388 0.340 0.299 0.263 0.232 0.205 14
15 0.861 0.743 0.642 0.555 0.481 0.417 0.362 0.315 0.275 0.239 0.209 0.183 15
16 0.853 0.728 0.623 0.534 0.458 0.394 0.339 0.292 0.252 0.218 0.188 0.163 16
17 0.853 0.728 0.623 0.534 0.458 0.394 0.339 0.292 0.252 0.218 0.188 0.146 17
18 0.836 0.700 0.587 0.494 0.416 0.350 0.296 0.250 0.212 0.180 0.153 0.130 18
19 0.828 0.686 0.570 0.475 0.396 0.331 0.277 0.232 0.194 0.164 0.138 0.116 9
20 0.820 0.673 0.554 0.456 0.377 0.312 0.258 0.215 0.178 0.149 0.124 0.104 20
25 0.780 0.610 0.478 0.375 0.295 0.233 0.184 0.146 0.116 0.092 0.074 0.059 25
30 0.742 0.552 0.412 0.308 0.231 0.174 0.131 0.099 O.Q75 0.057 0.044 0.033 30
35 0.706 0.500 0.355 0.253 0.181 0.130 0.094 0.068 0.049 0.036 0.026 0.019 35
40 0.672 0.453 0.307 0.208 0.142 0.097 0.067 0.046 0.032 0.022 O.Q15 0.011 40
50 0.608 0.372 0.228 0.141 0.087 0.054 0.034 0.021 0.013 0.009 0.005 0.003 50
Tabel II (lanjutan)
Nilai Sekarang (Future Value) Interest Factor Rp 1,- untuk Periode n (FVIFi,n)
(FVIF1) =(I+ i)n

INTERST RATE (i)


PERIOD ------------------------------------------~--------------------------------PERIOD
(n) 13% 14% 15% 16% 17% 18% 19% 20% 25% 30% 40% 50% w
1 0.885 0.877 0.870 0.862 0.855 0.847 0.840 0.833 0.800 0.769 0.714 0.667 1
2 0.783 0.769 0.756 0.743 0.731 0.718 0.706 0.694 0.640 0.592 0.510 0.444 2
3 0.693 0. 675 0.658 0.641 0.624 0.609 0.593 0.579 0.512 0.455 0.364 0.296 3
4 0.613 0.592 0.572 0.552 0.534 0.516 0.499 0.482 0.410 0.350 0.260 0.198 4
5 0.543 0.519 0.497 0.476 0.456 0.437 0.419 0.402 0.328 0.269 0.186 0.132 5
6 0.480 0.456 0.432 0.410 0.390 0.370 0.352 0.335 0.262 0.207 0.133 0.088 6
7 0.425 0.400 0.376 0.354 0.333 0.314 0.296 0.279 0.210 0.159 0.095 0.059 7
8 0.376 0.351 0.327 0.305 0.285 0.266 0.249 0.233 0.168 0.123 0.068 0.039 8
9 0.333 0.308 0.284 0.263 0.243 0.225 0.209 0.194 0.134 0.094 0.048 0.026 9
10 0.295 0.270 0.247 0.227 0.208 0.191 0.176 0.162 0.107 0.073 0.035 0.017 10
11 0.261 0.237 0.215 0.195 0.178 0.162 0.148 0.135 0.086 0.056 0.025 0.012 11
12 0.231 0.208 0.187 0.168 0.152 0.137 0.124 0.112 0.069 0.043 O.Q18 0.008 12
13 0.204 0.182 0.163 0.145 0.130 0.116 0.104 0.093 0.055 0.033 0.013 0.005 13
14 0.181 0.160 0.141 0.125 0.111 0.099 0.088 O.Q78 0.044 0.025 0.009 0.003 14
15 0.160 0.140 0.123 0.108 0.095 0.084 0.074 0.065 0.035 0.020 0.006 0.002 15
16 0.141 0.123 0.107 0.093 0.081 0.071 0.062 0.054 0.028 O.Q15 0.005 0.002 16
17 0.125 0.108 0.093 0.080 0.069 0.060 0.052 0.045 0.023 0.012 0.003 0.001 17
18 0.111 0.095 0.081 0.069 0.059 0.051 0.044 0.038 0.018 0.009 0.002 0.001 18
19 0.098 0.083 0.070 0.060 0.051 0.043 0.037 0.031 0.014 0.007 0.002 0.000 19
20 0.087 0.073 0.061 0.051 0.043 0.037 0.031 0.026 0.012 0.005 0.001 0.000 20
25 0.047 0.038 0.030 0.024 0.020 0.016 0.013 0.010 0.004 0.001 0.000 0.000 25
30 0.026 p.o2o 0.015 0.012 0.009 0.007 0.005 0.004 0.001 0.000 0.000 0.000 30
35 0.014 0.010 0.008 0.006 0.004 0.003 0.002 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 35
1\) 40 0.008 0.005 0.004 0.003 0.002 0.001 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 40
(j 50 0.002 0.001 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 50
1\)
Tabel lll !I
~
Nilai Sekarang (Future Value) Interest Factor dari Ordinary Annuity Rp1,- per Periode
pada i% unt~ Periode n (FVIF A1)

t,n
L
(FVIFA. ) = (1 + i)n-t = (I+ i)" • 1
t=1
INTERST RATE (i)
PEmon------------------------------~~~----~--------------------------~ PEmOD
w 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 11% 12% (n)

1.000 1000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1
2 2.010 2.020 2.030 2.040 2.050 2.060 2.070 2.080 2.090 2.100 2.110 2.120 2
3 3.030 3.060 3.091 3.122 3.153 3.184 3.215 3.246 3.278 3.310 3.342 3.374 3
4 4.060 4.122 4.184 4.246 4.310 4.375 4.440 4.506 4.573 4.641 4.710 4.779 4
5 5.101 5.204 5.309 5.416 5.526 5.637 5.751 5.867 5.985 6.105 6.228 6.353 5
6 6.152 6.308 6.468 6.633 6.802 6.975 7.153 7.336 7.535 7.716 7.913 8.115 6
7 7.214 7.434 7.663 7.898 8.142 8.394 8.654 8.923 9.200 9.487 9.783 10.089 7
8 8.286 8.583 8.892 9.214 9.549 9.897 10.260 10.637 11.028 11.436 11.859 12.300 8
9 9.369 9.755 10.159 10.583 11.027 11.491 11.978 12.488 13.021 13.579 14.164 14.776 9
10 10.462 10.950 11.464 12.006 12.578 13.181 13.816 14.487 15.193 15.937 16.722 17.549 10
11 11.567 12.169 12.808 13.486 14.207 14.972 15.784 16.645 17.560 18.531 19.561 20.655 11
12 12.683 13.412 14.192 15.026 15.917 16.870 17.888 18.977 20.141 21.384 22.713 24.133 12
13 14.947 15.974 17.086 18.292 19.599 21.015 22.550 24.215 26.019 27.975 30.095 32.393 14
15 16.097 17.293 18.599 20.024 21.579 23.276 25.129 27.152 29.361 31.772 34.405 37.280 15
16 17.258 18.639 20.157 21.825 23.657 25.673 27.888 30.324 33.003 35.950 39.190 42.753 16
17 18.430 20.012 21.762 23.698 25.840 28.213 30.840 33.750 36.974 40.545 44.501 48.884 17
18 19.615 21.412 23.414 25.645 28.132 30.906 33.999 37.450 41.301 45.599 50.396 55.750 18
19 20.811 22.841 25.117 27.671 30.539 33.760 37.379 41.446 46.018 51.159 56.939 63.440 19
20 22.019 24.297 26.870 29.778 33.066 36.786 40.995 45.762 51.160 57.275 64.203 72.052 20
25 28.243 32.030 36.459 41.646 47.727 54.865 63.249 73.106 84.701 98.347 !14.413 133.334 25
35 41.660 49.994 60.462 73.652 90.320 111.435 138.237 172.317 215711 271.024 341.590 431.663 35
40 48.886 60.402 75.401 95.026 120.800 154.762 199.635 259.057 337.882 442.593 581.826 767.091 40
50 64.463 84.579 112.797 152.667 209.348 290.336 406.529 573.770 815.084 1163.909 1668.771 2400.Gl8 50
Tabel III (lanjutan)
Nilai Sekarang (Future Value) Interest Factor dari Ordinary Annuity Rpl,- per Periode
pada i% untuk n
Periode n (FVIF A.1,0)
(FVJFA. )
~n
=L
t=1
(1 + i)n-t = (I+ i)n- l

INTERST RATE (i)


PEmOD----------------------------------~~~~~----------------------------- PEmoo
00 13% 14% 15% 16% 17% 18% 19% 20% 25% 30% 40% 50% (n)

1 1000 1000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 I
2 2.130 2.140 2.150 2.160 2.170 2.180 2.190 2.200 2.250 2.300 2.400 2.500 2
3 3.407 3.440 3.473 3.506 3.539 3.572 3.606 3.640 3.813 3.990 4.360 4.750 3
4 4.850 4.921 4.993 5.066 5.141 5.215 5.291 5.368 5.766 6.187 7.104 8.125 4
5 6.480 6.610 6742 6.877 7.014 7.154 7.297 7.442 8.207 9.043 10.946 13.188 5
6 8.323 8.536 8.754 8.977 9.207 9.442 9.683 9.930 11.259 12.756 16.324 20.781 6
7 10.405 10.730 11.067 11.414 11.772 12.142 12.523 12.916 15.073 17.583 23.853 32.172 7
8 12.757 13.233 13.727 14.240 14.773 15.327 15.902 16.499 19.842 23.858 34.395 49.258 8
9 15.416 16.085 16.786 17.519 18.285 19.086 19.923 20.799 25.802 32.015 49.153 74.887 9
10 18.420 19.337 20.304 21.321 22.393 23.521 24.709 25.959 33.253 42.619 69.814 113.330 10
11 21.814 23.045 24.349 25.733 27.200 28.755 30.404 32.150 42.566 56.405 98.739 170.995 II
12 25.650 27.271 29.002 30.850 32.824 34.931 37.180 39.581 54.208 74.327 139.235 257.493 12
13 29.985 32.089 34.352 36.786 39.404 42.219 45.244 48.497 68.760 97.625 195.929 387.239 13
14 34.883 37.581 40.505 43.672 47.103 50.818 54.841 59.196 86.949 127.913 275.300 581.859 14
15 40.417 43.842 47.580 51.660 56.110 60.965 66.261 72.035 109.687 167.286 386.420 873.788 15
16 46.672 50.980 55.717 60.925 66.649 72.939 79.850 87.442 138.109 218.472 541.988 1311.682 16
17 53.739 59.118 65.075 71.673 78.979 87.068 96.022 105.931 173.636 285.014 759.784 1968.523 17
18 61.725 68.394 75.836 84.141 93.406 103.740 115.266 128.117 218.045 371.518 1064.697 2953.784 18
19 70.749 78.969 88.212 98.603 110.285 123.414 138.166 154.740 273.556 483.973 1491.576 4431.676 19
20 80.947 91.025 102.444 115.380 130.033 146.63[; 165.418 186.688 342.945 630.165 2089.206 6648.513 20
25 155.620 181.871 212.793 249.214 292.105 342.603 402.042 471 981 1054.791 2348.803 11247.199 505000 25
30 293.199 356.787 212.793 249.214 292."105 342.603 402.042 471.981 1054.791 2348.802 60501 383500 30
35 546.681 693.573 881.170 1120.713 1426.491 1120.713 2314.214 2948.341 9856.761 32423 325400 2912217 35
40 1013.704 1342.025 1779.090 2360.757 3134522 416321 5529.829 7343.858 30089 120393 1750092 22114663 40
50 3459.507 4994.521 7217.716 10435.649 15089.502 21813.1 31515 45497 280256 1659761 50622288 1275242998 50
~
(11
~ TabeiiV
Nilai Sekarang (Future Value) Interest Factor dari Ordinary Annuity Rp1,- per Periode
pada i% untuk Periode n (FVIF A 1)
(FVIFA )
l,o
r
=
11(1 + i)o·t
t=1
=
1 • [1/(l + i)n ]
i
INTERST RATE (i)
PERIOD PERIOD
(n) 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 11% 12% (n)

1 0.990 0.980 0.971 0.962 0.952 0.943 0.935 0.926 0.917 0.09 0.901 0.893 I
2 1.970 1.942 1.913 1.886 1.859 1.833 1.808 1.783 1.759 1.736 1.713 1.690 2
3 2.941 2.884 2.829 2.775 2.723 2.673 2.624 2.577 2.531 2.487 2.444 2.402 3
4 3.902 3.808 3.717 3.630 3.546 3.465 3.387 3.312 3.240 3.170 3.102 3.037 4
5 4.853 4.713 4.580 4.452 4.329 4.212 4.100 3.993 3.890 3.791 3.696 3.605 5
6 5.795 5.601 5.417 5.242 5.076 4.917 4.767 4.623 4.486 4.355 4.231 4.111 6
7 6.728 6.472 6.230 6.002 5.786 5.582 5.389 5.206 5.033 4.868 4.712 4.564 7
8 7.652 7.326 7.020 6.733 6.463 6.210 5.971 5.747 5.535 5.335 5.146 4.968 8
9 8.566 8.162 7.786 7.435 7.108 6.802 6.515 6.247 5.995 5.759 5.537 5.328 9
10 9.471 8.983 8.530 8.lll 7.722 7.360 7.024 6.710 6.418 6.145 5.889 5.650 10
ll 10.368 9.787 9.253 8.760 8.306 7.887 7.499 7.139 6.805 6.495 6.207 5.938 11
12 11.255 10.575 9.954 9.385 8.863 8.384 7.943 7.536 7.161 6.814 6.492 6.194 12
13 12.134 11.348 10.635 9.986 9.394 8.853 8.358 7.904 7.487 7.103 6.750 6.424 13
14 13.004 12.106 11.296 10.563 9.899 9.295 8.745 8.244 7.786 7.367 6.982 6.628 14
15 13.865 12.849 11.938 1l.l18 10.380 9.712 9.108 8.560 8.061 7.606 7.191 6.811 15
16 14.718 13.578 12.561 11.652 10.838 10.106 9.447 8.851 8.313 7.824 7.379 6.974 16
17 15.563 14.292 13.166 12.166 11.274 10.477 9.763 9.122 8.544 8.022 7.549 7.120 17
18 16.398 14.992 13.754 12.659 11.690 10.828 10.59 9.372 8.756 8.201 7.702 7.250 18
19 17.226 15.679 14.324 13.134 12.085 1l.l58 10.336 9.604 8.950 8.365 7.839 7.366 19
20 18.046 16.352 14.877 13.590 12.462 11.470 10.594 9.818 9.129 8.514 7.963 7.469 20
25 22.023 19.524 17.413 15.622 14.094 12.784 11.654 10.675 9.823 9.077 8.422 7.843 25
30 25.808 22.396 19.601 17.292 15.373 13.765 12.409 11.258 10.274 9.427 8.694 8.055 30
35 29.409 24.999 21.487 18.665 16374 14.498 12.948 11.655 10.567 9.644 8.855 8.176 35
40 32.835 27.356 23.ll5 19.793 17.159 15.046 13.332 11.925 10.757 9.779 8.951 8.224 40
50 39.196 31.424 25.730 21.482 18.256 15.762 13.801 12.233 10.962 9.915 9.042 8.304 50
Tabel IV (lanjutan)
Nilai Sekarang (Future Value) Interest Factor dari Ordinary Annuity Rp1,- per Periode
pada i% unntuk Periode n (FVIF A1, )

~n
L
(FVIFA ) = 1/(1 + i)n-t = 1 • [1/(l + i)n ]
1 •
~ I
INTERST RATE (i)
PEWOD--------------------------------~~~~~----------------------------- PERIOD
W 13% 14% 15% 16% 17% 18% 19% 20% 25% 30% 40% 50% (n)

0.885 0.877 0.870 0.862 0.855 0.847 0.840 0.833 0.800 0.769 0.714 0.667
2 1.668 1.647 1.626 1.605 1.585 1.566 1.547 1.528 1.440 1.361 1.224 1.111 2
3 2.361 2.322 2.283 2.246 2.210 2.174 2.140 2.106 1.952 1.816 1.589 1.407 3
4 2.974 2.914 2.855 2.798 2.743 2.690 2.639 2.589 2.362 2.166 1.849 1.605 4
5 3.517 3.433 3.352 3.274 3.199 3.127 3.058 2.991 2.689 2.436 2.035 1.737 5
6 3.998 3.889 3.784 3.685 3.589 3.498 3.410 3.326 2.951 2.643 2.168 1.824 6
7 4.423 4.288 4.160 4.039 3.922 3.812 3.706 3.605 3.161 2.802 2.263 1.883 7
8 4.799 4.288 4.487 4.344 4.207 4.078 3.954 3.837 3.329 2.925 2.331 1.922 8
9 5.132 4.946 4.772 4.607 4.451 4.303 4.163 4.031 3.463 3.019 2.379 1.948 9
10 5.426 5.216 5.019 4.833 4.659 4.494 4.339 4.192 3.571 3.092 2.414 1.965 10
11 5.687 5.453 5.234 5.029 4.836 4.656 4.486 4.327 3.656 3.147 2.438 1.977 II
12 5.918 5.660 5.421 5.197 4.988 4.793 4.611 4.439 3.725 3.190 2.456 1.985 12
13 6.122 5.842 5.583 5.342 5.118 4.910 4.715 4.533 3.780 3.223 2.469 1.990 13
14 6.302 6.002 5.724 5.468 5.229 5.008 4.802 4.611 3.824 3.249 2.478 1.993 14
15 6.462 6.142 5.847 5.575 5.324 5.092 4.876 4.675 3.859 3.268 2.484 1.995 15
16 6.604 6.265 5.954 5.668 5.405 5.162 4.938 4.730 3.887 3.283 2.489 1.997 16
17 6.729 6.373 6.047 5.749 5.475 5.222 4.990 4.775 3.910 3.295 2.492 1.998 17
18 6.840 6.467 6.128 5.818 5.534 5.273 5.033 4.812 3.928 3.304 2.494 1.999 18
19 6.938 6.550 6.198 5.877 5.584 5.316 5.070 4.843 3.942 3.311 2.496 1.999 19
20 7.025 6.623 6.259 5.929 5.628 5.353 5.101 4.870 3.954 3.316 2.497 1.999 20
25 7.330 6.873 6.464 6.097 5.766 5.467 5.195 4.948 3.985 3.329 2.499 2.000 25
30 7.496 7.003 6.566 6.177 5.829 5.517 5.235 4.979 3.995 3.332 2.500 2.000 30
35 7.586 7.070 6.617 6.215 5.858 5.539 5.251 4.992 3.998 3.333 2.500 2.000 35
40 7.634 7.105 6.642 6.233 5.871 5.548 5.258 4.997 3.999 3.333 2.5000 2.000 40
50 7.675 7.133 6.661 6.246 5.880 5.554 5.262 4.999 4.000 3.333 2.500 2.000
~
50
TABELV
Bidang Distribusi Normal untuk menunjukkan Deviasi Standar Z Di Kanan atau
Kiri Dari Rata-Rata

Jumlah Deviasi Bidang Di Kanan Jumlah Deviasi Standar Bidang Di Kanan atau
Standar Dari Rata-Rata (Z) atau Kiri (Satu Sisi) Kiri (Satu Sisi)
Dari Rata-Rata (Z)

0,00 0,5000 1,55 0,0606


0,05 0,4801 1,60 0,0548
0,10 0,4602 1,65 0,0495
0,15 0,4404 1,70 0,0446
0,20 0,4207 1,75 0,0401
0,25 0,4013 1,80 0,0359
0,30 0,3821 1,85 0,0322
0,35 0,3632 1,90 0,0287
0,40 0,3446 1,95 0,0256
0,45 0,3264 2,00 0,0228
0,50 0,3085 2,05 0,0202
0,55 0,2912 2,10 0,0179
0,60 0,2743 2,15 0,0158
0,65 0,2578 2,20 0,0139
0,70 0,2420 2,25 0,0122
0,75 0,2264 2,30 0,0107
0,80 0,2119 2,35 0,0094
0,85 0,1977 2,40 0,0082
0,90 0,1841 2,45 0,0071
0,95 0,1711 2,50 0,0062
1,00 0,1577 2,55 0,0054
1,05 0,1469 2,60 0,0047
1,10 0,1357 2,65 0,0040
1,15 0,1251 2,70 0,0035
1,20 0,1151 2,75 0,0030
1,25 0,1056 2,80 0,0026
1,30 0,0968 2,85 0,0022
1,35 0,0885 2,90 0,0019
1,40 0,0808 2,95 0,0016
1,45 0,0735 3,00 0,0013
1,50 0,0668

278
JAWABAN SOAL PILIHAN BERGANDA

BAB I
1. d 6. b 11. c 16. a
2. b 7. a 12. b 17. c
3. d 8. d 13. b 18. c
4. d 9. b 14. d 19. d
5. c 10. b 15. d 20. d

BAB II
1. c 6. b
2. a 7. a
3. b 8. d
4. b 9. a
5. a 10. d

BABm
1. b 6. a
2. a 7. b
3. b 8. d
4. a 9. b
5. c 10. c

BABIV
l.b 6. a
2.c 7. a
3.d 8. c
4.d 9. b
5. b 10. c

279
BABV
1. a 6. d
2. b 7. b
3. a 8. a
4. c 9. c
5. b 10. c

BAB VI
l.b 6. c
2. a 7. d
3. d 8. c
4. c 9. d
5. b 10. d

BAB VII
l.a 6. a
2.d 7. b
3.c 8. c
4.d 9. d
5.b 10. a

BABVID
1. a 4. d 7. b 10. c.
2. d 5. c 8. b
3. a 6. b 9. a

BAB IX
1. d 5. d 9. c
2. c 6. c 10. a
3. b 7. a
4. a 8. b

280
BABX
1. d 6. c
2. c 7. d
3. a 8. b
4. c 9. d
5. b 10. c

BAB XI
1. b 6. d
2. c 7. a
3. d 8. c
4. b 9. c
5. d 10. b

BAB XII
1. d 6. a
2. d 7. b
3. c 8. d
4. b 9. a
5. a 10. c

BAB XIII
1. a 6. a
2. b 7. b
3. c 8. b
4. a 9. a
5. c 10. b

2R1
r---------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai