Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Asma Fix
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Asma Fix
Keperawatan Keluarga
Oleh Kelompok IV :
1. Eva Aprilia
2. Mentari Y.P
3. Muhamad Agung G
4. Nia Kaniasih
5. Shinta Oktaviani
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima,
serta petunjuk‐Nya yang telah memberikan kemampuan dan kemudahan bagi
kami dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga, dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapatkan
dorongan dan motivasi dari pihak-pihak yang terkait baik dalam bentuk moril
maupun materil.
Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya
untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang Keperawatan
Keluarga.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................3
B. Tujuan Penulisan............................................................................6
C. Manfaat Penulisan..........................................................................6
A. Konsep Asma.................................................................................7
B. Konsep Keluarga..........................................................................10
C. Konsep Asuhan Keperawatan......................................................13
BAB IV PENUTUP................................................................................39
A. Kesimpulan .................................................................................39
B. Saran ............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................40
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
bengkak (Pratyahara, 2011). Adanya mukus atau sputum maka akan
menimbulkan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif.
Asma merupakan salah satu penyakit kronis (jangka panjang) yang
paling umum dan menyerang antara 100-150 juta orang di seluruh dunia,
lebih dari 5,2 juta orang Inggris menderita asma (Bull, 2017). Sekitar 5 %
orang dewasa 8% orang anak-anak di Amerika Serikat menderita asma,
dan diperkirakan bahwa 15 juta penduduk Amerika Serikat menderita
asma (Brasher, 2008). Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), jumlah penderita asma didunia pada tahun 2007 mencapai 300
juta orang. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 400 juta
orang pada tahun 2025. Penyakit asma termasuk lima besar penyebab
kematian di dunia dan diperkirakan 250.000 orang mengalami kematian
setiap tanhunnya dikarenakan asma. Sedangkan di Indonesia, diperkirakan
sekitar 10% penduduk menderita asma. Menurut Pratyahara (2011),
penyakit asma di Indonesia masuk dalam sepuluh besar penyebab
kesakitan dan kematian.
Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat prefentif
dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit dan
keluarga juga melakukan praktek asuhan keperawatan untuk mencegah
terjadinya gangguan, sehingga peran keluarga sangat penting dalam
merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga merupakan bagian dari
manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Menurut
Friedman dalam Suprapto (2004), mendefinisikan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan atau emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga. Pakar konseling dari Yogyakarta, Sayekti
dalam Suprapto (2004), menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan atas
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan
tinggal dalam sebuah rumah tangga.
4
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
akan mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat
pengetahuan keluarga terkait konsep sehat sakit akan mempengaruhi
perilaku keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Keluarga juga harus mampu melakukan tugas kesehatan keluarga.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut pertama
mengenal masalah kesehatan keluarga yaitu mengetahui sejauh mana
keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan, meliputi kurang
pengetahuan atau ketidaktahuan fakta (pengertian), rasa takut akibat
masalah yang diketahui. Kedua membuat keputusan tindakan kesehatan
yang tepat yaitu upaya uatama keluarga untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
anggota keluarga yang mempunyai kemapmuan memutuskan sebuah
tindakan. Ketiga memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
yaitu sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya dan
mengetahui tentang sifat dan perkembangan keperawatan yang
dibutuhkan, serta bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit, sehingga
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh
tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi.
Tugas kesehatan keluarga keempat memepertahankan suasana
rumah yang sehat yaitu mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat. Oleh karena itu, kondisi rumah
haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan, dan dapat
menunjang derajat kesehatan bagi anggota. Kelima menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat, apabikla mengalami gangguan atau
masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga
harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya,
keluarganya dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga
keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota
5
keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit
(Harmoko, 2012).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui asuhan
keperawatan keluaraga dengan asma.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep asma
b. Untuk mengetahui contoh kasus dan asuhan keperawatan
keluarga dengan asma.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi pendidikan
Sebagai masukan untuk memperluas penegtahuan atau wawasan
mahasiswa dan menambah sumber referensi di perpustakaan dan
memberikan konstribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik
keperawatan dan pemecahan masalah dalam bidang atau profesi
keperawatan.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Asma.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penulisan semoga dapat bermanfaat bagi profesi keperawatan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personal dalam
melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asma.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Asma
1. Pengertian Asma
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial yang
mempunyai ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran
napas) terutama pada percabangan trakeobronkhial yang dapat di
akibatkan oleh berbagai stimulus seperti oleh faktor biokemikal, endokrin,
infeksi, otonomik, dan psikologi (Somantri, 2009). Dan menurut Davey
(2008), asma merupakan keadaan inflamasi kronis yang menyebabkan
obstruksi saluran pernapasan reversible dan gejala berupa batuk, mengi
atau wheezing, dada terasa terikat dan sesak napas.
2. Etiologi
Menurut Muttaqin (2008) dan Widjaya (2010) faktor-faktor yang
dapat menimbulkan serangan asma meliputi : Genetik, alergennfeksi
saluran pernapasan, tekanan Jiwa, olahraga atau kegiatan berlebih, obat-
obatan, iritan, lingkungan kerja
3. Manifestasi Klinis
Menurut Plottel (2012) Ringel (2012) dan Saputra (2010)
manifestasi klinis Asma Bronkhial yaitu : Batuk, bising mengi (wheezing),
napas pendek, dada terasa terikat atau sesak napas (dipsneu), pernapasan
yang tidak nyaman, peningkatan produksi mucus
4. Patofisiologi
Menurut Firshein (2006), ketika proses bernapas mengalami
gangguan selama asma seringkali diawali dengan faktor pemicu, seperti
allergen, ketika hal tersebut terjadi maka tubuh akan merespon dengan
suatu reaksi sel peradangan yang kuat untuk melawan. Sel-sel tersebut
7
seperti eosinofil, sel mast, getah bening, basofil, neutrofil, dan makrofag,
sel-sel ini memberikan respon dengan mengeluarkan sejumlah zat kimia
seperti protein-protein dan peroksida beracun yang dimaksudkan
meyerang faktor pemicu, namun juga merusak beberapa jaringan yang
melapisi paru. Lama kelamaan serangan asma seringan sekalipun terbukti
mampu menjadipenyebab atau menjadi rentan terhadap rangsangan.
Sebagai respon kejadian tersebut, jaringan yang melapisi jalan pernapasan
menjadi bengkak dan udara tidak dapat lagi bergerak cepat, produksi
mukus meningkat untuk melindungi jaringan yang rusak, akan tetapi akan
menutupu jalan napas, dan mengurangi kemampuan paru meyerap
oksigen. Saraf simpatis yang terdapat di bronkus, ketika terganggu atau
terangsang maka terjadi bronkokontriksi yang menyebabkan sulit
bernapas, hasilnya adalah gejala khas dari asma, yaitu mengi, napas yang
pendek, batuk, berdahak, dan dada terasa sesak.
8
Otot Bantu Biasanya Biasanya ya Ya Gerakan
pernapasan tidak paradoks
Retraksi Dangkal, Sedang, + Dalam, + napas Dangkal/hilan
ret.interkos ret.suprasternal cuping hidung g
tal
Laju napas Takhipnea Takhipnea Takhipnea Turun
Laju nadi Normal Takhikardi Takhikardi Bradikhardi
Pulsus Tidak ada Ada ( 10 – 20 Ada (< 20 Tidak ada (otot
paradoksus (< mmhg ) mmhg) lelah)
10mmhg )
6. Klasifikasi Asma
Menurut GINA ( Global Inisiatif for Asma ) dan Heru Sundaru,
2000 adalah:
1. Asma Intermitten
Gejala klinis: kambuhan < 1- 2x seminggu, gejala asma
pada malam hari < 2x sebulan, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur
2. Asma Persisten Ringan
Gejala Klinis: kambuhan 1 – 2x seminggu tetapi < 1x /hari,
gejala asma malam hari > 2x sebulan, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur.
3. Asma Persisten Ringan
Gejala klinis: setiap hari sesak napas atau kambuh, gejala
asma malam hari > 1x seminggu, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur.
4. Asma Persisten Berat
Gejala klinis: kambuhan sering, gejala sesak terus –
menerus atau continue, gejala sesak malam hari sering,
aktifitas fisik terbatas karena asma.
7. Potensial Komplikasi
9
1. Edema pulmoner
2. Gagal pernapasan
3. Status asmatikus
4. Pneumonia
8. Penatalaksanaa medis (NANDA, 2012-2014, Angela, 2011)
a. Non farmakologik : penyuluhan, menghindari faktor pencetus,
ajarkan teknik untuk perawatan dan penggunaan alat misalkan
dengan menggunakan inhaler, nebulizer, inhalasi sederhana.
b. Farmakologi : obat-obatan anti asma (golongan simpatomimetik,
santin, atropine, kortikosteroid.
B. Konsep Keluarga
1. Definisi
Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang dihubungkan karena hubungan darah, hubungab perkawinan,
hubungan adopsi dan tinggal bersama untuk menciptakan budaya tertentu
(Kemenkes RI, 2010).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum : meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit
terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati
posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko.2012).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko
2012).
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
(Helvie, dalam Harmoko 2012).
10
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi
dan tinggal dalam satu rumah.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :
a. Strukturkomunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan
pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima
umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan
umpan balik, danvalid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila
tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal,
dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga
bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,
judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan
gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi
miskomunikasi, dan kurang atau tidak valid.
11
sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal. Posisi/status adalah posisi individu
dalam masyarakat misal status sebagai istri/suami.
iii. Strukturkekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain.
Hak (legimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper
power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan
efektif power.
iv. Struktur nilai dannorma
1. Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang
mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu.
Sedangkan norma adalah pola perilaku yang
diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.
2. Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara
sadar atau tidak dapat mempersatukan
anggotakeluarga.
3. Norma, pola perilaku yang baik
menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalamkeluarga.
4. Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah. (Friedman, dalam
Harmoko hal 19;2012)
3. FungsiKeluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5
yaitu:
a. FungsiAfektif
12
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. FungsiSosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status
pada anggota keluarga.
c. FungsiReproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidupmasyarakat,.
d. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan,pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86;2010).
13
Keadaan status ekonomi yang rendah dapat menjadi stressor
bagi keluarga dan menjadi faktor pemicu timbulnya asma
4) Pendidikan
Kurangnya pengetahuan tentang masalah asma membuat
keluarga tidak mampu merawat penderita asma dengan baik.
5) Aktivitas rekreasi keluarga
Aktivitas yang dilakukan bersama-sama dengan keluarga,
frekuensi aktivitas anggota keluarga, dan penggunaan waktu
senggang secara bersama-sama
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan
Tahap perkembangannya adalah tahap perkembangan kleuarga
dengan usia anak dewasa. Adapun tugas perkembangan keluarga
dengan usia anak dewasa (Duval,1997 dalam Friedman,1998):
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, melanjutkan dan
menyesuaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orangtua
suami/ istri yang sedang sakit dan memeasuki masa tua, membantu
anak untuk mandiri di masyarakat.
c. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Kondisi rumah yang berdebu dapat menjadi faktor pemicu
terjadinya asma
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Keluarga yang hidup di lingkungan pabrik yang banyak
mengeluarkan asap limbah hasil produksi dapat memicu
terjadinya asma
3. Mobilitas geografis keluarga
Status rumah yang di huni oleh keluarga apakah rumah sendiri
atau menyewa, sudah berapa lama tinggal di daerah tersebut
dan pindah dari daerah mana.
4. Sistem pendukung keluarga
14
Dalam keberhasilan penanganan asma di suatu keluarga
diperlukan dukungan dari istri dan anggota keluarga yang
lain.
5. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga,
bahasa yang digunakan dan efektif tidaknya (keberhasilan)
komunikasi dalam keluarga.
b. Struktur peran
Apakah anggota keluarga sudah menjalankan perannya dalam
keluarga dengan baik sesuai dengan fungsinya. Seorang
penderita asma akan mengalami penurunan aktivitas fisik
dalam melaksanakan peran.
c. Struktur kekuatan keluarga
Sejauhmana keluarga mampu mengambil keputusan dengan
tepat dalam mengatasi masalah asma yang ada di keluarga.
d. Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan mengenai norma dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Komunikasi yang tidak efektif di dalam keluarga dapat
mempengaruhi ketidakharmonisan/kehangatan di dalam suatu
keluarga. Sikap saling menghargai dan saling pengertian
antar anggota keluarga diperlukan di dalam anggota keluarga
yang mengalami asma.
b. Fungsi sosial
Keluarga dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.
15
c. Fungsi ekonomi
Pendapatan keluarga yang rendah dapat menjadi stressor bagi
keluarga dan menjadi faktor pemicu asma
7. Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ≥ 6 bulan
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
3. Strategi koping yang digunakan
4. Strategi adaptasi disfungsional bila menghadapi
permasalahan
16
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
Tujuan: keluarga mengenal masalah yang di alami anggota
keluarganya
Rencana tindakan :
1. Beri informasi mengenai penyakit yang diderita anggota
keluarganya Identifikasi kebutuhan da harapan tentang
kesehatan
2. Dorong sikap emosi yang sehat dalam menghapi masalah
kurang pengetahuan tentang penyakitnya.
17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DATA UMUM
a. Identitas Kepala Keluarga
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. M
2. Umur : 48 tahun
3. Alamat dan No. Telp : Bandung
4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Supir
5. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
b. Komposisi Keluarga
Tn. M Ny.Y
48 th 46 th
Ket:
: meninggal: serumah
: perempuan: garis keturunan 18
: Laki-laki: menikah
: Klien
c. Tipe Keluarga..
d. Suku Bangsa.
e. Agama.
Tn. M adalah Kepala keluarga dan seorang supir dan Ny. Y adalah seorang
ibu rumah tangga. Tn. M kepala keluarga dengan penghasilan ± Rp
2.500.000,-/bulan, penghasilan berfokus pada pembiayaan kebutuhan
sehari-hari,TnM juga menyisihkan sebagian dari pendapatannya perhari
yang bisa digunakan untuk kebutuhan mendadak dan untuk pengobatan
anggota keluarga yang sakit.
19
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA.
Imunisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No. Nama Umur BB yang telah
Kesehatan Kesehatan
dilakukan
20
Keluarga Tn. M bila ada anggota keluarganya yang sakit berobat
ke puskesmas. Namun bila Tn. M sedang sakit tidak langsung
berobat ke puskesmas karena Tn. M harus bekerja dan hanya
mengkonsumsi obat warung saja. Bila tidak kunjung sembuh baru
berobat ke puskesmas.
a.Karakteristik rumah
- Luas rumah : 42 m2
- Tipe rumah : permanen
- Kepemilikan : milik pribadi Tn. M
- Jumlah dan ratio kamar : 3 kamar tidur, ruang tamu dan
dapur
- Ventilasi jendela : cukup dengan terdapatnya ventilasi
- Pemanfaatan ruangan : baik dengan penerangan yang
cukup
- Septi tank : ada
- Sumber air : PDAM
- Kamar mandi/ WC : terdapat 1 kamar mandi menyatu
dengan WC
- Sampah : terdapat tempat sampah sementara
dan diangkut oleh petugas sampah satu minggu sekali
Denah rumah :
Ruang
KamarAna Makan
Kamar Ruang
Utama Tamu
c. Mobilitas Geografis
Keluarga Tn.M tinggal di daerah ini sudah 10 tahun, sebelumnya Tn M
tinggal di Bekasi. kemudian Tn M pindah ke Bandung karena pekerjaan
sekarang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
22
Tn.M mempunyai istri yang menyayanginya dan tiga orang anak,
walaupun hanya tinggal berempat tapi Tn. M selau berusaha menjaga
keharmonisan dalam keluarganya.
c. Struktur Peran
- Peran formal : Tn M sebagai kepala keluarga berusaha untuk
selalu memenuhi kebutuhan keluarganya baik secara biologis
maupun psikologis serta memenuhi kebutuhan komunikasi
dan rekreasi anggota keluarga,. Ny Y berperan sebagai ibu
rumah tangga yang bertanggungjawab untuk mengurus rumah
dan anggota keluarga.
- Peran informal : Tn M sebagai pencari nafkah, motivator bagi
isterinya. Sedangkan peran informal Ny Y menjadi
penghubung dalam menjalin komunikasi dengan keluarga, dan
merawat anggota keluarga yang sakit.
23
Keluarga Tn.M menganggap nilai dan norma sesuai dengan yang ada
di masyarakat seperti jam tamu sampai jam 21.00 WIB dan
menerapkan untuk selalu cuci tangan sebelum makan.
V. Fungsi Keluarga
a.Fungsi Efektif
b. Fungsi Sosialisasi
24
- Merawat anggota keluarga yang sakit
Tn M mengatakan dadanya sesak, susah untuk bernafas, terutama
bila Tn M kelelahan. Tn M mengatakan sering batuk apabila asmanya
kambuh terutama di malam hari. Ny Y mengatakan jika serangan sesak
datang hanya minum obat asma yang dibeli di warung. Keluarga Tn M
mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya. Ny Y mengatakan
hanya mengetahui sedikit tentang perawatan penyakitnya ini seperti
jangan terlalu lelah.
d. Fungsi Reproduksi
Tn.Mmempunyai istri Ny. Y dan 3 orang anak. Ny.Y memakai
alat kontrasepsi suntik sampai saat ini. Siklus haid Ny.Y kurang teratur
pada tiap bulannya dan belum memasuki masa menopause.Ny.Y pernah
konsultasi ke bidan di puskesmas , hal itu karena pengaruh suntik yang
menggunakan hormon disarankan menggunakan spiral tapi merasa takut.
e. Fungsi Ekonomi
Tn.M dan Ny.Y dapat mengatur keuangan dengan baik, keluarga
mampu memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan jasa kebutuhan
lainnya seperti peralatan rumah tangga yang lengkap serta transportasi.
25
VI. Stres dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek
26
VIII. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
No. Tn.M Ny.Y An.D An.B An.R
Fisik
1. Keadaan Umum TB : 166 cm TB : 151 cm TB : 165 cm TB : 165 cm TB : 170cm
BB : 62 kg BB : 50 kg BB : 58 kg BB : 58 kg BB : 56 kg
- Kepala Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-)
- Rambut Ikal, rontok sedikit Lurus, rontok sedikit Lurus, rontok sedikit Lurus, tidak rontok Ikal, tidak rontok
Konjunctiva tidak anemis Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak anemis Konjunctiva tidak anemis
- Mata sklera tidak ikterik, anemis sklera tidak anemis sklera tidak sklera tidak ikterik, sklera tidak ikterik,
penglihatan baik. ikterik, penglihatan baik. ikterik, penglihatan baik. penglihatan baik. penglihatan baik.
- Telinga Cerumen (-), pendengaran Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-),
baik. pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik.
- Hidung Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-),
27
lendir (-), penciuman baik lendir (-), penciuman lendir (-), penciuman lendir (-), penciuman lendir (-), penciuman
baik baik baik baik
Lidah bersih, nafas tidak Lidah bersih, nafas tidak Lidah bersih, nafas tidak Lidah bersih, nafas tidak
Lidah bersih, nafas tidak
berbau, jumlah gigi berbau, jumlah gigi berbau, jumlah gigi berbau, dan geraham
berbau, jumlah gigi
- Mulut lengkap tidak ada
lengkap tidak ada lengkap tidak ada lengkap tidak ada belakang bagian atas dan
sariawan. sariawan. sariawan. bawah gigi belum
sariawan.
lengkap, tidak ada
sariawan.
Kuku bersih pendek dan Kuku bersih pendek dan Kuku bersih pendek dan
Kuku bersih pendek dan Kuku bersih dan terawat
terawat dengan baik terawat dengan baik terawat dengan baik
terawat dengan baik dengan baik
- Kuku
Bersih, turgor baik kulit Bersih, turgor baik kulit Bersih, turgor baik kulit
teraba hangat dan suhu teraba hangat dan suhu teraba hangat dan suhu
Bersih, turgor baik kulit 36oC 36,4oC 36,7oC Bersih, turgor baik kulit
teraba hangat dan suhu teraba hangat dan suhu
36,5oC 36oC
- Kulit
2 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
28
3 Payudara/ Thorax Tidak ada benjolan Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada teraba
berbentuk simetris tidak benjolan, bentuk simetris benjolan, bentuk simetris benjolan, bentuk simetris benjolan, bentuk simetris
ada lesi dan lecet. tidak ada lesi dan lecet. tidak ada lesi dan lecet. tidak ada lesi dan lecet. tidak ada lesi dan lecet
4 Sistem Bunyi nafas mengi, sesak Bunyi nafas vesikuler Bunyi nafas vesikuler Bunyi nafas vesikuler Bunyi nafas vesikuler,
pernafasan nafas, rasa dada tertekan, frekuensi 20x/mnt tidak frekuensi 20x/mnt tidak frekuensi 20x/mnt tidak frekuensi 18 x/mnt, tidak
frekuensi nafas ada wheezing dan ronchi ada wheezing dan ronchi ada wheezing dan ronchi ada wheezing dan ronchi
30kl/i,takipneau
5 Sistem TD: 130/80 mmHg, nadi: TD: 120/80 mmHg, nadi: TD: 120/80 mmHg, nadi: TD: 110/80 mmHg, nadi: TD: 110/70 mmHg, atus
kardiovaskular 90 x/mnt, atus cordis tidak 80 x/mnt, atus cordis 80 x/mnt, atus cordis 80 x/mnt, atus cordis cordis tidak terlihat,
terlihat irama jantung tidak terlihat, irama tidak terlihat, irama tidak terlihat, irama irama jantung teratur
teratur. jantung teratur. jantung teratur. jantung teratur.
6 Sistem Bising usus normal, BAB Bising usus normal, Bising usus normal, Bising usus normal, BAB Bising usus normal, BAB
gastrointestinal 1 x sehari BAB 1 x sehari BAB 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari
7 Sistem Tidak ada keluhan BAK, Tidak ada keluhan BAK, Tidak ada keluhan BAK, Tidak ada keluhan BAK, Tidak ada keluhan BAK,
genitounaria frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/hari
8 Sistem Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan
muskuloskeletal ekstremitasbaik,refleks ekstremitas baik, refleks ekstremitas baik, refleks ekstremitas baik, refleks ekstremitas baik, refleks
patella (+), edema (-), patella (+), edema (-), patella (+), edema (-), patella (+), edema (-), patella (+), edema
varises (-) varises (-) varises (-) varises (-) (-),varises (-)
29
ANALISA DATA
No Data Penunjang Problem Etiologi
1 Ds:
Do:
- Takipneau
- Pernafasan : 30 x/menit
- TD Tn.M: 120/80 mmHg.
- Nadi: 90 x/menit
- Mengi (+)
2 DS :
30
pencegahan dan perawatannya. bronchial.
- Ny Y mengatakan selalu bertanya Ketidakmampuan
pada petugas puskesmas mengambil
mengenai penyakit Tn M keputusan
dan merasa khawatir dengan mengenai
keadaan suaminya. tindakan
- Keluarga, khususnya Tn M belum kesehatan yang
sepenuhnya paham tentang tepat.
penyakitnya itu.
DO :
31
SCORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nila
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
i
1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = Masalah ini aktual dan jika
1 tidak ditangani akan
Skala: tidak/
mengganggu kesehatan dan
kurang sehat
aktivitas klien jadi diperlukan
tindakan segera.
2. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = Informasi tentang asma kurang
masalah dapat 1 banyak, masalah tidak dapat di
diubah atasi dengan tuntas karena
proses menua yang memang
Skala: sebagian
tidak dapat diubah.
3. Potensial 2 1 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dan
masalah untuk 2/3 klien serta keluarga berperan
dicegah. aktif untuk mencegah
terjadinya masalah tapi asma
Skala: cukup
bisa sewaktu-waktu kambuh.
TOTAL
3 2/3
32
Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga.
33
34
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. Kriteria
Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Dx
1. Setelah Setelah diberikan penyuluhan Verbal Asma Bronkhial adalah suatu penyakit a. Beri penkes tentang
dilakukan kesehatan selama 3o menit pernafasan yang disebabkan faktor alergi asma bronchiale
kunjungan diharapkan keluarga mampu : dan menyebabkan penyempitan saluran b. Dorong keluarga
rumah selama 1.Mengenal masalah asma pernafasan dan penyakit asma ini bukan untuk menjelaskan
3 minggu bronkhial dengan kriteria : penyakit infeksi. pengertian, tanda &
gejala, serta
manajemen a. Menyebutkan pengertian penyebab asma
kesehatan asma bronkhial bronchial
keluarga Faktor pencetus dari penyakit asma
c. Beri reinforcement
efektif bronkhial :
positif atas jawaban
b. Menyebutkan 3 dari 7
1. zat-zat alergen. keluarga.
penyebab asma
2. iritan. d. Diskusikan dengan
bronkhial.
3. perubahan cuaca yang ekstrim keluarga tentang
4. kegiatan yang berlebihan. tanda dan gejala
c. Menyebutkan 3 dari 6 5. lingkungna kerja asma bronchial yang
tanda dan gejala asma 6. obat-obatan dialami anggota
7. stress emosional. keluarga.
e. Jelaskan tindakan
d. Menyebutkan tindakan
pencegahan penyakit
pencegahan penyakit Tanda dan gejala asma bronkhial pada asma
asma bronchial waktu serangan: f. Beri kesempatan
1. mengi berulang keluarga untuk
bertanya.
35
No. Kriteria
Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Dx
2. sesak nafas g. Jawab pertanyaan
3. rasa dada tertekan keluarga.
4. gelisah
5. batuk khususnya pada malam hari
6. nafas cepat dan dangkal
7. nafas cuping hidung
8. usaha nafas meningkat.
36
No. Kriteria
Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Dx
puskesmas 3.dapat melakukan konsultasi ke puskesmas
b.Mengetahui kerugian 4.mendapatkan pengobatan dengan jenis
meminum obat yang dibeli dari obat dan dosis yang sesuai b. Jelaskan kerugian
warung meminum obat yang dibeli
5.mendapatkan rujukan untuk ke fasilitas dari warung.
c.Mengetahui dampak bila pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
penyakit asma bronchiale tidak
diobati c. Jelaskan dampak bila
Kerugian meminum obat yang dibeli di penyakit asma tidak
warung : diobati.
37
No. Kriteria
Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Dx
kunjungan diharapkan keluarga mampu diganjal 2-3 bantal atau posisi duduk kepada Tn M posisi yang
rumah selama merawat anggota keluarga yang membungkuk dengan memeluk bantal nyaman untuk nya saat sesak.
1 minggu pola sakit dengan kriteria : Faktor pencetus terjadinya asma :
nafas klien 1.Mengetahui posisi yang
efektif. 1.zat-zat alergen. b.Peragakan oleh keluarga
nyaman saat sesak 2.iritan. posisi yang nyaman saat sesak
2.Mampu membantu posisi yang 3.perubahan cuaca yang ekstrim pada Tn M
nyaman saat sesak pada anggota 4.kegiatan yang berlebihan.
keluarga 5.lingkungna kerja
6.obat-obatan c.Diskusikan dengan keluarga
2.Mampu mengidentifikasi
7.stress emosional. faktor pencetus terjadinya
faktor pencetus terjadinya asma asma pada Tn M
pada Tn M
Tanda & gejala asma :
3.Mampu mengidentifikasi
1.mengi berulang d.Diskusikan dengan keluarga
tanda & gejala asma pada Tn M
2.sesak nafas tanda & gejala asma pada Tn
4.Mengetahui apa itu inhalasi 3.rasa dada tertekan M
sederhana dan tujuannya 4.gelisah
5.Mampu mempraktekan 5.batuk khususnya pada malam hari
inhalasi sederhana pada 6.nafas cepat dan dangkal nafas e.Jelaskan teknik inhalasi
keluarga cuping hidung usaha nafas sederhana dan tujuan
meningkat.
Inhalasi adalah teknik pemberian
terapi yang menghasilkan uap. f.Minta keluarga untuk
38
No. Kriteria
Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Dx
Inhalasi sederhana yaitu suatu teknik mempraktekan pemberian
pemberian terapi uap yang dapat inhalasi sederhana pada
dilakukan di rumah dan tanpa keluarga.
menggunakan obat-obatan.
Tujuan inhalasi yaitu untuk membuka
jalan nafas.
Alat yang dibutuhkan :
1.Siapkan gelas kaca/ botol
2.Air panas
3.Corong bisa dibuat dari kertas yang
dibentuk seperti bungkus kacang
4.Minyak kayu putih
Caranya :
-masukan air panas pada gelas/botol
-teteskan minyak kayu pada air
tersebut +/- 3-5 tetes
-tutup gelas/botol dengan corong dan
dekatkan ke hidung dan dihisap +/-
15-20 menit
39
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma bronkiale adalah penyakit saluran napas dengan karakteristik
berupa peningkatan reaktifitas ( hiperaktivitas ) trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi berupa penyempitan
saluran napas lah yang menyeluruh. Faktor pencetusnya yaitu pada reaksi
alergi terhadap debu, asap, produk pembersih, bau, udara dingin, ispa, dan
stress. Dan faktor Keturunan yaitu Infeksi bakteri atau virus pada saluran
pernapasan. Kondisi yang memperburuk keadaan klinis pada penderita
yang lama adalah: Penghentian pemakaian obat – obatan bronkodilator
secara mendadak, Pemakaian bronkodilator yang tidak benar, Pemakaian
sedative yang berlebihan.
Jadi salah satu masalah kesehatan dalam Asma Bronkiale yaitu
inflamasi di saluran napas ini dapat menyebabkan timbulnya episode
mengi berulang, sesak napas, rasa dada tertekan dan batuk, khususnya
pada malam hari atau pada dini hari. Disini kita mendapatkan diagnose
yang muncul sebagai berikut yaitu : Manajemen regimen terapeutik tidak
efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan, Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat penyakit asma bronchiale.
B. Saran
Untuk kelompok kita ini menambah wawasan dan penerapan ilmu
pengetahuan yang telah didapat selama perkuliahan khususnya tentang
keperawatan keluarga pada Asma Bronkiale. Dan bagi setiap pembaca
makalah ini semoga bermanfaat dan juga dapat menambah wawasan
pembaca. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Jika ada kesalahan tutur dan
bahasa dari penulis mohon dimaafkan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Bull, Eleanor. 2007. Simple Guides Asma. Penerjemah Elizabeth Yasmine.
Jakarta: Erlangga.
Brasher, Valentina. 2008. Aplikasi Kliis Patofisiologi. Jakarta:EGC
Davey, Patrick. 2008. At a Glance MEDICINE. Alihbahasa Annisa Rahmalia dan
Novianty R. Jakarta: Gramedia.
Diyanto, Yahyo. 2007. Analisis Faktor-Faktor Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang.http/www.google.com
Firshein, Richard N. 2006. Memulihkan Asma: Cara Menghentikan Gangguan
Asma Secara Menyeluruh. Alihbahasakan Ali Akbar. Yogyakarta:
Indeks.
Friedman, M. (2010). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek.
Jakarta:EGC
Harmoko, 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:EGC
Hidayat, Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Jeremy, Ward, dkk. 2008. At a Glance Sistem Respirasi. Edisi Kedua. Penerjemah
Huriawati Hartanto. Jakarta: Erlangga
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gagguan
Sistem pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Nanda. 2012. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan NANDA Nort American
Nursing Diagnosis Association NIC-NOC. Yogyakarta : Media Hardy
Pratyahara, Dayu. 2011. Asma Pada Balita. Jakarta : PT.Buku Kita
Plottel, Claudia S. 2010. 100 Tanya Jawab Mengenai Asma. Edisi ke-2.
Alihbahasa Rizqi Akbar. Jakarta: Indeks.
Ringgel, Edward. 2012. Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. Jakarta: Indeks.
Saputra, Lyndon. 2010. Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Tanggerang: Bina Aksara
Publisher.
Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem pernapasan. Edisi ke-2. Jakarta: Salemba Medika.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta: EGC.
Widjaya, Indriani. 2010. Asma. Yogayakarta: Pinang merah
41