Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ASMA

Ditunjukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Keperawatan Keluarga

Oleh Kelompok IV :

1. Eva Aprilia
2. Mentari Y.P
3. Muhamad Agung G
4. Nia Kaniasih
5. Shinta Oktaviani

PRODI S1 KEPERAWATAN EKSTENSI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima,
serta petunjuk‐Nya yang telah memberikan kemampuan dan kemudahan bagi
kami dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga, dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapatkan
dorongan dan motivasi dari pihak-pihak yang terkait baik dalam bentuk moril
maupun materil.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami


tentang Keperawatan Keluarga, menjadikan keterbatasan kami pula untuk
memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya
untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang Keperawatan
Keluarga.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Bandung, Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................3

A. Latar Belakang...............................................................................3
B. Tujuan Penulisan............................................................................6
C. Manfaat Penulisan..........................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................7

A. Konsep Asma.................................................................................7
B. Konsep Keluarga..........................................................................10
C. Konsep Asuhan Keperawatan......................................................13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................18

BAB IV PENUTUP................................................................................39

A. Kesimpulan .................................................................................39
B. Saran ............................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................40

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, kesehatan
yang baika atau kesejahteraan adalah kondisi dimana tidak hanya bebas
dari penyakit. Sehat merupakan keadaan dan proses dalam upaya
menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan baik fisik, mental, dan
sosial. Sakit adalah merupakan kondisi ketidakmampuan individu untuk
beradaptasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu
(Diyanto, 2007). Penyakit adalah gangguan dalam fungsi tubuh yang
mengakibatkan berkurangnya kapasitas tubuh sehingga responnya dapat
berupa sakit (Hidayat, 2008).
Asma adalah peningkatan responsipitas bronkus terhadap berbagai
stimulus, bermanisfestasi sebagai penyempitan jalan nafas yang
meluasyang keparahannya berubah secara spontan maupun sebagai akibat
pengobatan (Jeremy, 2008). Asma adalah penyakit kronis (jangka
panjang), suatu kondisi ketika saluran udara tersumbat atau menyempit.
Gejala asma dipicu oleh benda-benda yang ada disekitar, gejala ini
bervariasi pada masing-masing individu, tetapi penyebab umumnya adalah
udara dingin, kegiatan fisik berlebihan, alergen (hal-hal yang
menyebabkan alergi) seperti debu, tungau, jamur, serbuk sari, bulu
binatang, atau debu kecoa, dan beberapa jenis infeksi virus. Apabila salah
satu penyebab asma terhirup bersama udara, jaringan didalam bronkhiolus
meradang (mengalami inflamasi), pada saat yang sama, otot-otot dibagian
luar saluran pernafasan mengetat sehingga saluran pernafasan menyempit
(bronkokonstriksi).sementara itu, lendir pekat (mukus atau sputum)
berproduksi secara berlebihan dan memenuhi bronkhiolusyang menjadi

3
bengkak (Pratyahara, 2011). Adanya mukus atau sputum maka akan
menimbulkan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif.
Asma merupakan salah satu penyakit kronis (jangka panjang) yang
paling umum dan menyerang antara 100-150 juta orang di seluruh dunia,
lebih dari 5,2 juta orang Inggris menderita asma (Bull, 2017). Sekitar 5 %
orang dewasa 8% orang anak-anak di Amerika Serikat menderita asma,
dan diperkirakan bahwa 15 juta penduduk Amerika Serikat menderita
asma (Brasher, 2008). Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), jumlah penderita asma didunia pada tahun 2007 mencapai 300
juta orang. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 400 juta
orang pada tahun 2025. Penyakit asma termasuk lima besar penyebab
kematian di dunia dan diperkirakan 250.000 orang mengalami kematian
setiap tanhunnya dikarenakan asma. Sedangkan di Indonesia, diperkirakan
sekitar 10% penduduk menderita asma. Menurut Pratyahara (2011),
penyakit asma di Indonesia masuk dalam sepuluh besar penyebab
kesakitan dan kematian.
Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat prefentif
dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit dan
keluarga juga melakukan praktek asuhan keperawatan untuk mencegah
terjadinya gangguan, sehingga peran keluarga sangat penting dalam
merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga merupakan bagian dari
manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Menurut
Friedman dalam Suprapto (2004), mendefinisikan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan atau emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga. Pakar konseling dari Yogyakarta, Sayekti
dalam Suprapto (2004), menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan atas
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan
tinggal dalam sebuah rumah tangga.

4
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
akan mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat
pengetahuan keluarga terkait konsep sehat sakit akan mempengaruhi
perilaku keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Keluarga juga harus mampu melakukan tugas kesehatan keluarga.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut pertama
mengenal masalah kesehatan keluarga yaitu mengetahui sejauh mana
keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan, meliputi kurang
pengetahuan atau ketidaktahuan fakta (pengertian), rasa takut akibat
masalah yang diketahui. Kedua membuat keputusan tindakan kesehatan
yang tepat yaitu upaya uatama keluarga untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
anggota keluarga yang mempunyai kemapmuan memutuskan sebuah
tindakan. Ketiga memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
yaitu sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya dan
mengetahui tentang sifat dan perkembangan keperawatan yang
dibutuhkan, serta bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit, sehingga
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh
tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi.
Tugas kesehatan keluarga keempat memepertahankan suasana
rumah yang sehat yaitu mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat. Oleh karena itu, kondisi rumah
haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan, dan dapat
menunjang derajat kesehatan bagi anggota. Kelima menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat, apabikla mengalami gangguan atau
masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga
harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya,
keluarganya dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga
keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota

5
keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit
(Harmoko, 2012).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui asuhan
keperawatan keluaraga dengan asma.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep asma
b. Untuk mengetahui contoh kasus dan asuhan keperawatan
keluarga dengan asma.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi pendidikan
Sebagai masukan untuk memperluas penegtahuan atau wawasan
mahasiswa dan menambah sumber referensi di perpustakaan dan
memberikan konstribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik
keperawatan dan pemecahan masalah dalam bidang atau profesi
keperawatan.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Asma.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penulisan semoga dapat bermanfaat bagi profesi keperawatan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personal dalam
melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asma.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Asma
1. Pengertian Asma
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial yang
mempunyai ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran
napas) terutama pada percabangan trakeobronkhial yang dapat di
akibatkan oleh berbagai stimulus seperti oleh faktor biokemikal, endokrin,
infeksi, otonomik, dan psikologi (Somantri, 2009). Dan menurut Davey
(2008), asma merupakan keadaan inflamasi kronis yang menyebabkan
obstruksi saluran pernapasan reversible dan gejala berupa batuk, mengi
atau wheezing, dada terasa terikat dan sesak napas.

2. Etiologi
Menurut Muttaqin (2008) dan Widjaya (2010) faktor-faktor yang
dapat menimbulkan serangan asma meliputi : Genetik, alergennfeksi
saluran pernapasan, tekanan Jiwa, olahraga atau kegiatan berlebih, obat-
obatan, iritan, lingkungan kerja

3. Manifestasi Klinis
Menurut Plottel (2012) Ringel (2012) dan Saputra (2010)
manifestasi klinis Asma Bronkhial yaitu : Batuk, bising mengi (wheezing),
napas pendek, dada terasa terikat atau sesak napas (dipsneu), pernapasan
yang tidak nyaman, peningkatan produksi mucus

4. Patofisiologi
Menurut Firshein (2006), ketika proses bernapas mengalami
gangguan selama asma seringkali diawali dengan faktor pemicu, seperti
allergen, ketika hal tersebut terjadi maka tubuh akan merespon dengan
suatu reaksi sel peradangan yang kuat untuk melawan. Sel-sel tersebut

7
seperti eosinofil, sel mast, getah bening, basofil, neutrofil, dan makrofag,
sel-sel ini memberikan respon dengan mengeluarkan sejumlah zat kimia
seperti protein-protein dan peroksida beracun yang dimaksudkan
meyerang faktor pemicu, namun juga merusak beberapa jaringan yang
melapisi paru. Lama kelamaan serangan asma seringan sekalipun terbukti
mampu menjadipenyebab atau menjadi rentan terhadap rangsangan.
Sebagai respon kejadian tersebut, jaringan yang melapisi jalan pernapasan
menjadi bengkak dan udara tidak dapat lagi bergerak cepat, produksi
mukus meningkat untuk melindungi jaringan yang rusak, akan tetapi akan
menutupu jalan napas, dan mengurangi kemampuan paru meyerap
oksigen. Saraf simpatis yang terdapat di bronkus, ketika terganggu atau
terangsang maka terjadi bronkokontriksi yang menyebabkan sulit
bernapas, hasilnya adalah gejala khas dari asma, yaitu mengi, napas yang
pendek, batuk, berdahak, dan dada terasa sesak.

5. Derajat Serangan Asma


Parameter Ringan Sedang Berat Ancanman gagal
nafas
Aktifitas Berjalan Berbicara Istirahat
(bayi) (menangis (menangis (berhenti
keras) lemah) makan)
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata - kata
Posisi Bisa baring Lebih suka Duduk
duduk bertopang
tangan
kesadaran Mungkin Biasanya Biasanya Bingung
teragitasi teragitasi teragitasi
Sianosis (-) (-) (+)
Mengi Sedang, Nyaring, Terdengar tanpa Sulit/tidak
akhir ekspirasi ± stetoskop terdengar
respirasi inspirasi
Sesak Minimal Sedang berat
napas

8
Otot Bantu Biasanya Biasanya ya Ya Gerakan
pernapasan tidak paradoks
Retraksi Dangkal, Sedang, + Dalam, + napas Dangkal/hilan
ret.interkos ret.suprasternal cuping hidung g
tal
Laju napas Takhipnea Takhipnea Takhipnea Turun
Laju nadi Normal Takhikardi Takhikardi Bradikhardi
Pulsus Tidak ada Ada ( 10 – 20 Ada (< 20 Tidak ada (otot
paradoksus (< mmhg ) mmhg) lelah)
10mmhg )

6. Klasifikasi Asma
Menurut GINA ( Global Inisiatif for Asma ) dan Heru Sundaru,
2000 adalah:
1. Asma Intermitten
Gejala klinis: kambuhan < 1- 2x seminggu, gejala asma
pada malam hari < 2x sebulan, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur
2. Asma Persisten Ringan
Gejala Klinis: kambuhan 1 – 2x seminggu tetapi < 1x /hari,
gejala asma malam hari > 2x sebulan, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur.
3. Asma Persisten Ringan
Gejala klinis: setiap hari sesak napas atau kambuh, gejala
asma malam hari > 1x seminggu, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur.
4. Asma Persisten Berat
Gejala klinis: kambuhan sering, gejala sesak terus –
menerus atau continue, gejala sesak malam hari sering,
aktifitas fisik terbatas karena asma.
7. Potensial Komplikasi

9
1. Edema pulmoner
2. Gagal pernapasan
3. Status asmatikus
4. Pneumonia
8. Penatalaksanaa medis (NANDA, 2012-2014, Angela, 2011)
a. Non farmakologik : penyuluhan, menghindari faktor pencetus,
ajarkan teknik untuk perawatan dan penggunaan alat misalkan
dengan menggunakan inhaler, nebulizer, inhalasi sederhana.
b. Farmakologi : obat-obatan anti asma (golongan simpatomimetik,
santin, atropine, kortikosteroid.

B. Konsep Keluarga
1. Definisi
Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang dihubungkan karena hubungan darah, hubungab perkawinan,
hubungan adopsi dan tinggal bersama untuk menciptakan budaya tertentu
(Kemenkes RI, 2010).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum : meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit
terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati
posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko.2012).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko
2012).
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
(Helvie, dalam Harmoko 2012).

10
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi
dan tinggal dalam satu rumah.

2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :
a. Strukturkomunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan
pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima
umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan
umpan balik, danvalid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila
tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal,
dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga
bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,
judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan
gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi
miskomunikasi, dan kurang atau tidak valid.

1. Karakteristik pemberi pesan :


 Yakin dalam mengemukakan suatupendapat.
 Apa yang disampaikan jelas danberkualitas.
 Selalu menerima dan meminta timbalbalik.
2. Karakteristikpendengar
 Siapmendengarkan
 Memberikan umpanbalik
 Melakukanvalidasi
ii. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan

11
sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal. Posisi/status adalah posisi individu
dalam masyarakat misal status sebagai istri/suami.
iii. Strukturkekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain.
Hak (legimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper
power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan
efektif power.
iv. Struktur nilai dannorma
1. Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang
mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu.
Sedangkan norma adalah pola perilaku yang
diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.
2. Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara
sadar atau tidak dapat mempersatukan
anggotakeluarga.
3. Norma, pola perilaku yang baik
menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalamkeluarga.
4. Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah. (Friedman, dalam
Harmoko hal 19;2012)

3. FungsiKeluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5
yaitu:
a. FungsiAfektif

12
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. FungsiSosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status
pada anggota keluarga.
c. FungsiReproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidupmasyarakat,.
d. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan,pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86;2010).

C. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Menurut Friedman (2010) membagi proses keperawatan keluarga ke
dalam tahap-tahap meliputi identifikasi data, tahap dan riwayat
perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga
dan koping keluarga.
a. Identifikasi data
1) Data Kepala Keluarga
Data kepala keluarga yang meliputi nama kepala keluarga,
pekerjaan, pendidikan kepala keluarga dan alamat tinggal
keluarga.
2) Komposisi Keluarga
Meliputi daftar anggota keluarga, termasuk : nama, umur,
pendidikan, dan status imunisasi anggota keluarga
3) Status Sosial Ekonomi

13
Keadaan status ekonomi yang rendah dapat menjadi stressor
bagi keluarga dan menjadi faktor pemicu timbulnya asma
4) Pendidikan
Kurangnya pengetahuan tentang masalah asma membuat
keluarga tidak mampu merawat penderita asma dengan baik.
5) Aktivitas rekreasi keluarga
Aktivitas yang dilakukan bersama-sama dengan keluarga,
frekuensi aktivitas anggota keluarga, dan penggunaan waktu
senggang secara bersama-sama
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan
Tahap perkembangannya adalah tahap perkembangan kleuarga
dengan usia anak dewasa. Adapun tugas perkembangan keluarga
dengan usia anak dewasa (Duval,1997 dalam Friedman,1998):
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, melanjutkan dan
menyesuaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orangtua
suami/ istri yang sedang sakit dan memeasuki masa tua, membantu
anak untuk mandiri di masyarakat.
c. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Kondisi rumah yang berdebu dapat menjadi faktor pemicu
terjadinya asma
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Keluarga yang hidup di lingkungan pabrik yang banyak
mengeluarkan asap limbah hasil produksi dapat memicu
terjadinya asma
3. Mobilitas geografis keluarga
Status rumah yang di huni oleh keluarga apakah rumah sendiri
atau menyewa, sudah berapa lama tinggal di daerah tersebut
dan pindah dari daerah mana.
4. Sistem pendukung keluarga

14
Dalam keberhasilan penanganan asma di suatu keluarga
diperlukan dukungan dari istri dan anggota keluarga yang
lain.
5. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga,
bahasa yang digunakan dan efektif tidaknya (keberhasilan)
komunikasi dalam keluarga.
b. Struktur peran
Apakah anggota keluarga sudah menjalankan perannya dalam
keluarga dengan baik sesuai dengan fungsinya. Seorang
penderita asma akan mengalami penurunan aktivitas fisik
dalam melaksanakan peran.
c. Struktur kekuatan keluarga
Sejauhmana keluarga mampu mengambil keputusan dengan
tepat dalam mengatasi masalah asma yang ada di keluarga.
d. Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan mengenai norma dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Komunikasi yang tidak efektif di dalam keluarga dapat
mempengaruhi ketidakharmonisan/kehangatan di dalam suatu
keluarga. Sikap saling menghargai dan saling pengertian
antar anggota keluarga diperlukan di dalam anggota keluarga
yang mengalami asma.
b. Fungsi sosial
Keluarga dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.

15
c. Fungsi ekonomi
Pendapatan keluarga yang rendah dapat menjadi stressor bagi
keluarga dan menjadi faktor pemicu asma
7. Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ≥ 6 bulan
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
3. Strategi koping yang digunakan
4. Strategi adaptasi disfungsional bila menghadapi
permasalahan

2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


Dibawah ini diagnosa keperawatan keluarga pada penyakit
Asma sebagai berikut :
a) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan:
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
Tujuan: Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Rencana tindakan:
1. Ajarkan pada keluarga cara perawatan untuk mencegah
terjadinya bersihan jalan nafas yang tidak efektif.
2. Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah untuk
mencegah terjadinya jalan nafas yang tidak efektif.
3. Pantau keluarga dalam melakukan perawatan untuk
mencegah terjadinya bersihan jalan nafas yang tidak efektif.
b) Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan :

16
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
Tujuan: keluarga mengenal masalah yang di alami anggota
keluarganya
Rencana tindakan :
1. Beri informasi mengenai penyakit yang diderita anggota
keluarganya Identifikasi kebutuhan da harapan tentang
kesehatan
2. Dorong sikap emosi yang sehat dalam menghapi masalah
kurang pengetahuan tentang penyakitnya.

17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DATA UMUM
a. Identitas Kepala Keluarga
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. M
2. Umur : 48 tahun
3. Alamat dan No. Telp : Bandung
4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Supir
5. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
b. Komposisi Keluarga

Nama Jk Hubungan dengan KK Umur Pendidikan Pekerjaan

Ny. Y Pr Istri 46 th SMP Ibu R/T

An.D Lk Anak 25 th SMU Buruh


An.B Lk Anak 23 th SMU -
An.R Lk Anak 17 th SMU Pelajar
Genogram

Tn. M Ny.Y
48 th 46 th

An.D, An. B An.R


25 th 23 th 17 th

Ket:

: meninggal: serumah
: perempuan: garis keturunan 18
: Laki-laki: menikah
: Klien

c. Tipe Keluarga..

Jenis type keluarga : nuclear family

d. Suku Bangsa.

Keluarga Tn. M adalah dari suku minang. Pada keluarga Tn M terdapat


kebiasan makan yang pedas dan bersantan.

e. Agama.

Keluarga Tn. M semua beragama islam

f. Status Sosial Ekonomi.

Tn. M adalah Kepala keluarga dan seorang supir dan Ny. Y adalah seorang
ibu rumah tangga. Tn. M kepala keluarga dengan penghasilan ± Rp
2.500.000,-/bulan, penghasilan berfokus pada pembiayaan kebutuhan
sehari-hari,TnM juga menyisihkan sebagian dari pendapatannya perhari
yang bisa digunakan untuk kebutuhan mendadak dan untuk pengobatan
anggota keluarga yang sakit.

g. Aktivitas rekreasi kelurga.

Keluarga Tn.M tidak mempunyai aktivitas rekreasi yang terjadwal,karena


Tn.M bekerja setiap hari, adapun aktivitas rekreasi keluarga Tn. M berupa
berkumpul dengan anggota keluarga lain, setiap waktu senggang Tn M
duduk-duduk di ruang tamu sambil bercerita ringan dan menonton TV.

19
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA.

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini.


Keluarga Tn. M memiliki 3 orang anak dan anak paling besar
berusia 25 tahun. Keluarga Tn M berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak dewasa.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.


Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
menyiapkan anggota keluarga untuk membentuk keluarga baru. Kendala
dalam pemenuhan tahap keluarga ini yaitu masalah ekonomi. An. D
bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya.

c. Riwayat keluarga inti


1. Riwayat keluarga saat ini
Ny. Y mengatakan belakangan ini penyakit asma Tn.M sering
kumat, Ny. Y mengatakan jika serangan sesak datang hanya minum obat
asma yang di beli di warung , apabila obat warung tidak bisa mengurangi
serangan asma baru Tn.M memeriksakan dirinya ke puskesmas.
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Imunisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No. Nama Umur BB yang telah
Kesehatan Kesehatan
dilakukan

1. Tn. M 48thn 62kg Tidak sehat Lupa Sesak nafas, Meminum


batuk terutama obat asma
saat malam dari warung
2. Ny. Y 46 thn 50kg Sehat Lupa Tidak ada Tidak ada
3. An. D 25 thn 58kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
4. An. B 23 thn 58kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
5. An. R 17 thn 56kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada

3. Sumber Pelayanan yang dimanfaatkan

20
Keluarga Tn. M bila ada anggota keluarganya yang sakit berobat
ke puskesmas. Namun bila Tn. M sedang sakit tidak langsung
berobat ke puskesmas karena Tn. M harus bekerja dan hanya
mengkonsumsi obat warung saja. Bila tidak kunjung sembuh baru
berobat ke puskesmas.

4. Riwayat keluarga sebelumnya.


- Riwayat kesehatan dari pihak Tn. M : Ibu Tn. M sudah meninggal
beberapa tahun lalu karena penyakit asma dan lanjut usia, sedangkan
dari kakek nenek tidak diketahui karena sudah meninggal.
- Riwayat kesehatan dari pihak Ny. N : kedua orangtua Ny. Y tidak
memiliki penyakit keturunan, sedangkan dari kakek nenek tidak
diketahui karena sudah meninggal.
III. Riwayat Kesehatan Lingkungan

a.Karakteristik rumah

- Luas rumah : 42 m2
- Tipe rumah : permanen
- Kepemilikan : milik pribadi Tn. M
- Jumlah dan ratio kamar : 3 kamar tidur, ruang tamu dan
dapur
- Ventilasi jendela : cukup dengan terdapatnya ventilasi
- Pemanfaatan ruangan : baik dengan penerangan yang
cukup
- Septi tank : ada
- Sumber air : PDAM
- Kamar mandi/ WC : terdapat 1 kamar mandi menyatu
dengan WC
- Sampah : terdapat tempat sampah sementara
dan diangkut oleh petugas sampah satu minggu sekali
Denah rumah :

Kamar Dapur Kamar


Anak Mandi
21

Ruang
KamarAna Makan
Kamar Ruang
Utama Tamu

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Hubungan keluarga Tn.M dengan tetangga berjalan baik tipe komunitas
sifatnya heterogen namun dominan bersuku sunda. Sebagian besar
komunitas RW adalah penduduk asli berprofesi sebagai wiraswasta akan
tetapi Tn.M adalah sopir

c. Mobilitas Geografis
Keluarga Tn.M tinggal di daerah ini sudah 10 tahun, sebelumnya Tn M
tinggal di Bekasi. kemudian Tn M pindah ke Bandung karena pekerjaan
sekarang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Keluarga Tn.M berinteraksi yang lebih sering pada sore dan pagi hari
dimana anggota keluarga dapat berkumpul secara utuh setelah kesibukan
mereka pada siang hari, Aktivitas yang dilakukan biasanya menonton TV.
Hubungan keluarga Tn.M dengan keluarga besar dari pihak Tn.M sendiri
ataupun pihak istri berjalan baik dan saling mengunjungi sedangkan
dengan masyarakat di lingkungan rumahnya, Ny. Y cukup aktif dalam
kegiatan pengajian bulan dan sering berinteraksi dengan tetangga
dekatnya

e. Sistem Pendukung Keluarga.

22
Tn.M mempunyai istri yang menyayanginya dan tiga orang anak,
walaupun hanya tinggal berempat tapi Tn. M selau berusaha menjaga
keharmonisan dalam keluarganya.

IV. Struktur Keluarga


a. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn M mempunyai pola komunikasi yang baik, terbuka dan
dua arah dengan menggunakan bahasa Minang Anggota keluarga
mengutarakan keinginan dan perasaannya dengan mendiskusikan dan
memberikan umpan balik yang tepat tidak ada pola komunikasi
disfungsional yang ditemukan dalam keluarga Tn M

b. Struktur Kekuatan Keluarga


Tn M sebagai kepala keluarga adalah pengambil keputusan, namun
bila ada masalah tetap dimusyawarahkan dengan anggota keluarga.

c. Struktur Peran
- Peran formal : Tn M sebagai kepala keluarga berusaha untuk
selalu memenuhi kebutuhan keluarganya baik secara biologis
maupun psikologis serta memenuhi kebutuhan komunikasi
dan rekreasi anggota keluarga,. Ny Y berperan sebagai ibu
rumah tangga yang bertanggungjawab untuk mengurus rumah
dan anggota keluarga.
- Peran informal : Tn M sebagai pencari nafkah, motivator bagi
isterinya. Sedangkan peran informal Ny Y menjadi
penghubung dalam menjalin komunikasi dengan keluarga, dan
merawat anggota keluarga yang sakit.

d. Nilai dan Norma Keluarga

23
Keluarga Tn.M menganggap nilai dan norma sesuai dengan yang ada
di masyarakat seperti jam tamu sampai jam 21.00 WIB dan
menerapkan untuk selalu cuci tangan sebelum makan.

V. Fungsi Keluarga
a.Fungsi Efektif

Tn.M dan Ny. Y mengatakan sangat bahagia dengan perkawinan mereka,


jarang sekali ada pertengkaran dan apabila ada kesalah pahaman langsung
dibicarakan/ dimusyawarahkan bersama.Tn.M dan Ny. Y mencurahkan
perhatian dan kasih sayang kepada anak – anak, Tn.M sangat menyayangi
istri dan anaknya.

b. Fungsi Sosialisasi

Ketika dirumah keluarga Tn M memanfaatkan waktu untuk saling


berinteraksi antar anggota keluarga serta selalu berusaha untuk disiplin
dalam menjalankan peraturan yang dibuat dirumah.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan


- Mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn M mengatakan tidak tahu/ tidak mengerti terlalu rinci
dengan penyakit pada Tn M, baik itu mengenai pengertian, tanda &
gejala, penyebab maupun pencegahan dan perawatannya. Ny Y
mengatakan selalu bertanya pada petugas puskesmas mengenai penyakit
Tn M dan merasa khawatir dengan keadaan suaminya.

- Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat


Keluarga, khususnya Tn M belum sepenuhnya paham tentang
penyakitnya itu. Tn M mengatakan baru pergi ke puskesmas apabila
keadaan kesehatannya tidak membaik setelah meminum obat yang dibeli
dari warung.

24
- Merawat anggota keluarga yang sakit
Tn M mengatakan dadanya sesak, susah untuk bernafas, terutama
bila Tn M kelelahan. Tn M mengatakan sering batuk apabila asmanya
kambuh terutama di malam hari. Ny Y mengatakan jika serangan sesak
datang hanya minum obat asma yang dibeli di warung. Keluarga Tn M
mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya. Ny Y mengatakan
hanya mengetahui sedikit tentang perawatan penyakitnya ini seperti
jangan terlalu lelah.

- Memelihara lingkungan rumah yang sehat


Keluarga Tn M mengetahui pentingnya pemeliharaan sanitasi
lingkungan dan selalu berusaha menjaga kebersihan lingkungan
rumahnya.

- Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat


Keluarga Tn M mengetahui fasilitas kesehatan terdekat yaitu
puskesmas. Dan dapat memanfaatkan puskesmas sebagai tempat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan keluarganya.

d. Fungsi Reproduksi
Tn.Mmempunyai istri Ny. Y dan 3 orang anak. Ny.Y memakai
alat kontrasepsi suntik sampai saat ini. Siklus haid Ny.Y kurang teratur
pada tiap bulannya dan belum memasuki masa menopause.Ny.Y pernah
konsultasi ke bidan di puskesmas , hal itu karena pengaruh suntik yang
menggunakan hormon disarankan menggunakan spiral tapi merasa takut.

e. Fungsi Ekonomi
Tn.M dan Ny.Y dapat mengatur keuangan dengan baik, keluarga
mampu memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan jasa kebutuhan
lainnya seperti peralatan rumah tangga yang lengkap serta transportasi.

25
VI. Stres dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek

Perubahan dalam kesehatan seperti Tn.M sering merasakan sesak pada


dadanya, susah untuk beristirahat dan untuk tidur di malam .

b. Stressor jangka panjang

Tn.M bingung bila asmanya kambuh danmengganggu pekerjaan untuk


membiayai kelurga

c. Kemampuan Keluarga Berespons terhadap stressor


Terhadap stressor jangka pendek keluarga membawa Tn.M ke
Puskesmas apabila obat yang di beli diwarung tidak dapat mengatasi
serangan asma. Biasanya keluarga mendiskusikan masalah yang
dihadapi anggota keluarga lain.

d. Strategi Koping yang Digunakan.


Strategi koping yang dilakukan keluarga Tn M dengan banyak berdoa
dan berkumpul dengan keluarga

e. Strategi Adaptasi Disfungsional


Keluarga menyelesaikan masalahnya dengan baik dan mengatasinya
agar tidak menjadi berlanjut, keluarga selalu terbuka satu sama lain.

VII. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan yang Ada.


Harapan keluarga terhadap kunjungan perawat keluarga adalah
membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan yang terjadi dan dapat
memberikan solusi yang tepat terhadap masalah kesehatan, dan dapat
menambah pengetahuan mereka tentang kesehatan.

26
VIII. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan
No. Tn.M Ny.Y An.D An.B An.R
Fisik
1. Keadaan Umum TB : 166 cm TB : 151 cm TB : 165 cm TB : 165 cm TB : 170cm
BB : 62 kg BB : 50 kg BB : 58 kg BB : 58 kg BB : 56 kg

- Kepala Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-)

- Rambut Ikal, rontok sedikit Lurus, rontok sedikit Lurus, rontok sedikit Lurus, tidak rontok Ikal, tidak rontok

Konjunctiva tidak anemis Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak anemis Konjunctiva tidak anemis
- Mata sklera tidak ikterik, anemis sklera tidak anemis sklera tidak sklera tidak ikterik, sklera tidak ikterik,
penglihatan baik. ikterik, penglihatan baik. ikterik, penglihatan baik. penglihatan baik. penglihatan baik.

- Telinga Cerumen (-), pendengaran Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-),
baik. pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik.

- Hidung Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-),

27
lendir (-), penciuman baik lendir (-), penciuman lendir (-), penciuman lendir (-), penciuman lendir (-), penciuman
baik baik baik baik

Lidah bersih, nafas tidak Lidah bersih, nafas tidak Lidah bersih, nafas tidak Lidah bersih, nafas tidak
Lidah bersih, nafas tidak
berbau, jumlah gigi berbau, jumlah gigi berbau, jumlah gigi berbau, dan geraham
berbau, jumlah gigi
- Mulut lengkap tidak ada
lengkap tidak ada lengkap tidak ada lengkap tidak ada belakang bagian atas dan
sariawan. sariawan. sariawan. bawah gigi belum
sariawan.
lengkap, tidak ada
sariawan.

Kuku bersih pendek dan Kuku bersih pendek dan Kuku bersih pendek dan
Kuku bersih pendek dan Kuku bersih dan terawat
terawat dengan baik terawat dengan baik terawat dengan baik
terawat dengan baik dengan baik

- Kuku

Bersih, turgor baik kulit Bersih, turgor baik kulit Bersih, turgor baik kulit
teraba hangat dan suhu teraba hangat dan suhu teraba hangat dan suhu
Bersih, turgor baik kulit 36oC 36,4oC 36,7oC Bersih, turgor baik kulit
teraba hangat dan suhu teraba hangat dan suhu
36,5oC 36oC
- Kulit

2 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid

28
3 Payudara/ Thorax Tidak ada benjolan Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada teraba
berbentuk simetris tidak benjolan, bentuk simetris benjolan, bentuk simetris benjolan, bentuk simetris benjolan, bentuk simetris
ada lesi dan lecet. tidak ada lesi dan lecet. tidak ada lesi dan lecet. tidak ada lesi dan lecet. tidak ada lesi dan lecet

4 Sistem Bunyi nafas mengi, sesak Bunyi nafas vesikuler Bunyi nafas vesikuler Bunyi nafas vesikuler Bunyi nafas vesikuler,
pernafasan nafas, rasa dada tertekan, frekuensi 20x/mnt tidak frekuensi 20x/mnt tidak frekuensi 20x/mnt tidak frekuensi 18 x/mnt, tidak
frekuensi nafas ada wheezing dan ronchi ada wheezing dan ronchi ada wheezing dan ronchi ada wheezing dan ronchi
30kl/i,takipneau

5 Sistem TD: 130/80 mmHg, nadi: TD: 120/80 mmHg, nadi: TD: 120/80 mmHg, nadi: TD: 110/80 mmHg, nadi: TD: 110/70 mmHg, atus
kardiovaskular 90 x/mnt, atus cordis tidak 80 x/mnt, atus cordis 80 x/mnt, atus cordis 80 x/mnt, atus cordis cordis tidak terlihat,
terlihat irama jantung tidak terlihat, irama tidak terlihat, irama tidak terlihat, irama irama jantung teratur
teratur. jantung teratur. jantung teratur. jantung teratur.

6 Sistem Bising usus normal, BAB Bising usus normal, Bising usus normal, Bising usus normal, BAB Bising usus normal, BAB
gastrointestinal 1 x sehari BAB 1 x sehari BAB 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari

7 Sistem Tidak ada keluhan BAK, Tidak ada keluhan BAK, Tidak ada keluhan BAK, Tidak ada keluhan BAK, Tidak ada keluhan BAK,
genitounaria frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/hari

8 Sistem Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan
muskuloskeletal ekstremitasbaik,refleks ekstremitas baik, refleks ekstremitas baik, refleks ekstremitas baik, refleks ekstremitas baik, refleks
patella (+), edema (-), patella (+), edema (-), patella (+), edema (-), patella (+), edema (-), patella (+), edema
varises (-) varises (-) varises (-) varises (-) (-),varises (-)

29
ANALISA DATA
No Data Penunjang Problem Etiologi
1 Ds:

- Tn M mengatakan dadanya sesak, Ketidakefektifan Ketidakmampuan


susah untuk bernafas, terutama pola nafas keluarga dalam
bila Tn M kelelahan. merawat anggota
- Ny Y mengatakan jika serangan keluarga yang
sesak datang hanya minum obat sakit
asma yang dibeli di warung.
- Tn.M mengatakan sering batuk
apabila asma kambuh khususnya
pada malam hari.
- Ny Y mengatakan hanya
mengetahui sedikit tentang
perawatan penyakit asma, seperti
jangan terlalu lelah.

Do:

- Takipneau
- Pernafasan : 30 x/menit
- TD Tn.M: 120/80 mmHg.
- Nadi: 90 x/menit
- Mengi (+)

2 DS :

- Keluarga mengatakan tidak Ketidakefektifan Ketidakmampuan


tahu/ tidak mengerti terlalu rinci manajemen keluarga dalam
dengan penyakit pada Tn.M Baik kesehatan mengenal
itu mengenai pengertian, tanda keluarga masalah
gejala, etiologi maupun kesehatan/ asma

30
pencegahan dan perawatannya. bronchial.
- Ny Y mengatakan selalu bertanya Ketidakmampuan
pada petugas puskesmas mengambil
mengenai penyakit Tn M keputusan
dan merasa khawatir dengan mengenai
keadaan suaminya. tindakan
- Keluarga, khususnya Tn M belum kesehatan yang
sepenuhnya paham tentang tepat.
penyakitnya itu.

- Tn M mengatakan baru pergi ke


puskesmas apabila keadaan
kesehatannya tidak membaik setelah
meminum obat yang dibeli dari
warung.

DO :

- Keluarga tidak mampu


menjelaskan tentang penyakit
asma bronchial yang diderita
Tn.M
- Tn.M dan Ny.Y banyak bertanya
kepada perawat mengenai
penyakit asma.

31
SCORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan pola nafas

Nila
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
i
1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = Masalah ini aktual dan jika
1 tidak ditangani akan
Skala: tidak/
mengganggu kesehatan dan
kurang sehat
aktivitas klien jadi diperlukan
tindakan segera.
2. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = Informasi tentang asma kurang
masalah dapat 1 banyak, masalah tidak dapat di
diubah atasi dengan tuntas karena
proses menua yang memang
Skala: sebagian
tidak dapat diubah.
3. Potensial 2 1 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dan
masalah untuk 2/3 klien serta keluarga berperan
dicegah. aktif untuk mencegah
terjadinya masalah tapi asma
Skala: cukup
bisa sewaktu-waktu kambuh.

4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = Keluarga melihat bahwa


masalah. 1 permasalahan Tn.M harus
diatasi karena bisa
Skala: masalah
mempengaruhi aktivitas Tn.M
berat harus
sehari-hari.
segera
ditangani

TOTAL
3 2/3

32
Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga.

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : 3 1 3/3 x 1 = 1 Tn.M mengalami kekambuhan
tidak/kurang sehat penyakit asma dan keluarga
kurang paham tentang penyakit
asma bronchial.
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberikan pendidikan
masalah dapat kesehatan, kesadaran keluarga
dirubah : mudah. untuk mencegah kekambuhan,
kemauan Tn.M untuk menjaga
pola istirahat dan menghindari
pencetus terjadinya asma
bronchial.
3 Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Tn.Mmau hidup sehat dengan
dapat dicegah : menjaga pola istirahat dan bisa
cukup. menghindari pencetus
kambuhnya asma bronchial.
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Keluarga tahu bahwa penyakit
masalah : berat, asma bronchial yang dialami
harus segera di Tn.M bisa menimbulkan
tangani. komplikasi dan mengganggu
pekerjaan bila tidak ditangani
segera.
TOTAL 42/3

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga


2. Ketidakefektifan pola nafas

33
34
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Kriteria
Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Dx
1. Setelah Setelah diberikan penyuluhan Verbal Asma Bronkhial adalah suatu penyakit a. Beri penkes tentang
dilakukan kesehatan selama 3o menit pernafasan yang disebabkan faktor alergi asma bronchiale
kunjungan diharapkan keluarga mampu : dan menyebabkan penyempitan saluran b. Dorong keluarga
rumah selama 1.Mengenal masalah asma pernafasan dan penyakit asma ini bukan untuk menjelaskan
3 minggu bronkhial dengan kriteria : penyakit infeksi. pengertian, tanda &
gejala, serta
manajemen a. Menyebutkan pengertian penyebab asma
kesehatan asma bronkhial bronchial
keluarga Faktor pencetus dari penyakit asma
c. Beri reinforcement
efektif bronkhial :
positif atas jawaban
b. Menyebutkan 3 dari 7
1. zat-zat alergen. keluarga.
penyebab asma
2. iritan. d. Diskusikan dengan
bronkhial.
3. perubahan cuaca yang ekstrim keluarga tentang
4. kegiatan yang berlebihan. tanda dan gejala
c. Menyebutkan 3 dari 6 5. lingkungna kerja asma bronchial yang
tanda dan gejala asma 6. obat-obatan dialami anggota
7. stress emosional. keluarga.
e. Jelaskan tindakan
d. Menyebutkan tindakan
pencegahan penyakit
pencegahan penyakit Tanda dan gejala asma bronkhial pada asma
asma bronchial waktu serangan: f. Beri kesempatan
1. mengi berulang keluarga untuk
bertanya.

35
No. Kriteria
Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Dx
2. sesak nafas g. Jawab pertanyaan
3. rasa dada tertekan keluarga.
4. gelisah
5. batuk khususnya pada malam hari
6. nafas cepat dan dangkal
7. nafas cuping hidung
8. usaha nafas meningkat.

Tindakan pencegahan penyakit asma


bronchiale :
1.menghindari faktor pencetus asma
2.rajin memeriksakan diri ke puskesmas/
rs
3.meminum obat yang diberikan oleh
dokter sesuai aturan

Manfaat berobat/memeriksakan diri ke


puskesmas :
2.Mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan 1.mengetahui keadaan kesehatan kita dari
yang tepat dengan kriteria : pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan
fisik.
a.Mengetahui manfaat dan
pentingnya berobat/ 2.mendapatkan edukasi tentang
a. Diskusikan dengan
memeriksakan diri ke pencegahan penyakit. keluarga manfaat berobat

36
No. Kriteria
Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Dx
puskesmas 3.dapat melakukan konsultasi ke puskesmas
b.Mengetahui kerugian 4.mendapatkan pengobatan dengan jenis
meminum obat yang dibeli dari obat dan dosis yang sesuai b. Jelaskan kerugian
warung meminum obat yang dibeli
5.mendapatkan rujukan untuk ke fasilitas dari warung.
c.Mengetahui dampak bila pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
penyakit asma bronchiale tidak
diobati c. Jelaskan dampak bila
Kerugian meminum obat yang dibeli di penyakit asma tidak
warung : diobati.

1.dosis mungkin tidak sesuai dengan


d. Motivasi keluarga untuk
kebutuhan bisa lebih ataupun bisa kurang
mengulang kembali.
2.jenis obat belum mencukupi yang
dibutuhkan
e. Beri reinforcement positif
Dampak bila penyakit asma bronchial atas jawaban keluarga
tidak diobati :
1.peningkatan derajat asma/ memperberat
penyakit asma yang diderita
2.penurunan fungsi paru
2. Setelah Setelah diberikan penyuluhan Verbal dan Posisi yang nyaman saat sesak yaitu a.Ajarkan posisi yang nyaman
dilakukan kesehatan selama 3o menit sikap posisi setengah duduk dengan kepala saat sesak dan tanyakan

37
No. Kriteria
Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Dx
kunjungan diharapkan keluarga mampu diganjal 2-3 bantal atau posisi duduk kepada Tn M posisi yang
rumah selama merawat anggota keluarga yang membungkuk dengan memeluk bantal nyaman untuk nya saat sesak.
1 minggu pola sakit dengan kriteria : Faktor pencetus terjadinya asma :
nafas klien 1.Mengetahui posisi yang
efektif. 1.zat-zat alergen. b.Peragakan oleh keluarga
nyaman saat sesak 2.iritan. posisi yang nyaman saat sesak
2.Mampu membantu posisi yang 3.perubahan cuaca yang ekstrim pada Tn M
nyaman saat sesak pada anggota 4.kegiatan yang berlebihan.
keluarga 5.lingkungna kerja
6.obat-obatan c.Diskusikan dengan keluarga
2.Mampu mengidentifikasi
7.stress emosional. faktor pencetus terjadinya
faktor pencetus terjadinya asma asma pada Tn M
pada Tn M
Tanda & gejala asma :
3.Mampu mengidentifikasi
1.mengi berulang d.Diskusikan dengan keluarga
tanda & gejala asma pada Tn M
2.sesak nafas tanda & gejala asma pada Tn
4.Mengetahui apa itu inhalasi 3.rasa dada tertekan M
sederhana dan tujuannya 4.gelisah
5.Mampu mempraktekan 5.batuk khususnya pada malam hari
inhalasi sederhana pada 6.nafas cepat dan dangkal nafas e.Jelaskan teknik inhalasi
keluarga cuping hidung usaha nafas sederhana dan tujuan
meningkat.
Inhalasi adalah teknik pemberian
terapi yang menghasilkan uap. f.Minta keluarga untuk

38
No. Kriteria
Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Dx
Inhalasi sederhana yaitu suatu teknik mempraktekan pemberian
pemberian terapi uap yang dapat inhalasi sederhana pada
dilakukan di rumah dan tanpa keluarga.
menggunakan obat-obatan.
Tujuan inhalasi yaitu untuk membuka
jalan nafas.
Alat yang dibutuhkan :
1.Siapkan gelas kaca/ botol
2.Air panas
3.Corong bisa dibuat dari kertas yang
dibentuk seperti bungkus kacang
4.Minyak kayu putih
Caranya :
-masukan air panas pada gelas/botol
-teteskan minyak kayu pada air
tersebut +/- 3-5 tetes
-tutup gelas/botol dengan corong dan
dekatkan ke hidung dan dihisap +/-
15-20 menit

39
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asma bronkiale adalah penyakit saluran napas dengan karakteristik
berupa peningkatan reaktifitas ( hiperaktivitas ) trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi berupa penyempitan
saluran napas lah yang menyeluruh. Faktor pencetusnya yaitu pada reaksi
alergi terhadap debu, asap, produk pembersih, bau, udara dingin, ispa, dan
stress. Dan faktor Keturunan yaitu Infeksi bakteri atau virus pada saluran
pernapasan. Kondisi yang memperburuk keadaan klinis pada penderita
yang lama adalah: Penghentian pemakaian obat – obatan bronkodilator
secara mendadak, Pemakaian bronkodilator yang tidak benar, Pemakaian
sedative yang berlebihan.
Jadi salah satu masalah kesehatan dalam Asma Bronkiale yaitu
inflamasi di saluran napas ini dapat menyebabkan timbulnya episode
mengi berulang, sesak napas, rasa dada tertekan dan batuk, khususnya
pada malam hari atau pada dini hari. Disini kita mendapatkan diagnose
yang muncul sebagai berikut yaitu : Manajemen regimen terapeutik tidak
efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan, Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat penyakit asma bronchiale.
B. Saran
Untuk kelompok kita ini menambah wawasan dan penerapan ilmu
pengetahuan yang telah didapat selama perkuliahan khususnya tentang
keperawatan keluarga pada Asma Bronkiale. Dan bagi setiap pembaca
makalah ini semoga bermanfaat dan juga dapat menambah wawasan
pembaca. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Jika ada kesalahan tutur dan
bahasa dari penulis mohon dimaafkan.

40
DAFTAR PUSTAKA
Bull, Eleanor. 2007. Simple Guides Asma. Penerjemah Elizabeth Yasmine.
Jakarta: Erlangga.
Brasher, Valentina. 2008. Aplikasi Kliis Patofisiologi. Jakarta:EGC
Davey, Patrick. 2008. At a Glance MEDICINE. Alihbahasa Annisa Rahmalia dan
Novianty R. Jakarta: Gramedia.
Diyanto, Yahyo. 2007. Analisis Faktor-Faktor Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang.http/www.google.com
Firshein, Richard N. 2006. Memulihkan Asma: Cara Menghentikan Gangguan
Asma Secara Menyeluruh. Alihbahasakan Ali Akbar. Yogyakarta:
Indeks.
Friedman, M. (2010). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek.
Jakarta:EGC
Harmoko, 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:EGC
Hidayat, Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Jeremy, Ward, dkk. 2008. At a Glance Sistem Respirasi. Edisi Kedua. Penerjemah
Huriawati Hartanto. Jakarta: Erlangga
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gagguan
Sistem pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Nanda. 2012. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan NANDA Nort American
Nursing Diagnosis Association NIC-NOC. Yogyakarta : Media Hardy
Pratyahara, Dayu. 2011. Asma Pada Balita. Jakarta : PT.Buku Kita
Plottel, Claudia S. 2010. 100 Tanya Jawab Mengenai Asma. Edisi ke-2.
Alihbahasa Rizqi Akbar. Jakarta: Indeks.
Ringgel, Edward. 2012. Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. Jakarta: Indeks.
Saputra, Lyndon. 2010. Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Tanggerang: Bina Aksara
Publisher.
Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem pernapasan. Edisi ke-2. Jakarta: Salemba Medika.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta: EGC.
Widjaya, Indriani. 2010. Asma. Yogayakarta: Pinang merah

41

Anda mungkin juga menyukai