Anda di halaman 1dari 10

Margaretta: EKSTRAKSI SENYAWA PHENOLIC PANDANUS AMARYLLIFOLIUS ROXB. SEBAGAI….

21

EKSTRAKSI SENYAWA PHENOLIC PANDANUS AMARYLLIFOLIUS


ROXB. SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI

Sheila Margaretta1), Swita Dewi Handayani1), Nani Indraswati2), Herman Hindarso2)


E-mail: naniindraswati@gmail.com

ABSTRAK

Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak tumbuh di Asia
Tenggara, salah satunya di Indonesia. Pandan wangi adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae
yang memiliki aroma wangi yang khas dan mempunyai kandungan kimia alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
serta polifenol yang berfungsi sebagai zat antioksidan. Zat antioksidan dalam pandan ini yang akan diambil
menggunakan metode ekstraksi pelarut dengan pelarut etanol 96%.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh suhu dan waktu ekstraksi senyawa
phenolic dari daun pandan terhadap yield ekstrak dan kadar senyawa phenolic (Total Phenolic Content: TPC),
menentukan suhu dan waktu ekstraksi yang menghasilkan yield senyawa phenolic terbesar, menentukan aktivitas
antioksidan dari ekstrak daun pandan yang diperoleh pada kondisi yield phenolic terbesar. Mula-mula daun
pandan dikecilkan ukurannya menjadi sekitar 0,5 x 0,5 cm, ditimbang sebanyak 10 gram, kemudian diekstrak
dengan 100 mL etanol 96% dengan suhu dan waktu ekstraksi yang divariasi. Setelah itu hasil ekstrak yang
didapat dipisahkan menggunakan oven vakum. Ekstrak pandan yang telah dipisahkan dari pelarutnya diuji
kadar senyawa phenolic dengan metode Folin-Ciocalteu, dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH.

Kata kunci: pandan wangi, antioksidan alami, ekstraksi, etanol, senyawa phenolic

PENDAHULUAN kandungan kimia alkaloid, flavonoid, saponin,


Pada minyak atau makanan yang tanin, polifenol yang berfungsi sebagai zat
berlemak perlu ditambahkan antioksidan untuk antioksidan[10-11].Zat antioksidan di dalam
menghambat oksidasi asam lemak tidak jenuh pandan dapat diambil dengan metode ekstraksi
yang dapat menyebabkan bau tengik[1-2]. Bau pelarut dengan pelarut etanol. Digunalan etanol
tengik ini disebabkan karena terbentuk senyawa sebagai pelarut karena harganya tergolong
aldehida dan keton[3]. Antioksidan adalah murah, mudah didapat, dan relatif lebih aman
senyawa yang dapat menghambat atau penggunaannya untuk bahan pangan
mencegah proses oksidasi lipid[4-5]. Pada dibandingkan dengan pelarut organik lainnya.
umumnya di industri, digunakan antioksidan Ekstrak daun pandan yang diperoleh dapat
sintetik karena relatif murah dan cukup efektif dimanfaatkan sebagai antioksidan alami.
dalam mencegah oksidasi pada makanan. Akan Sehingga penggunaan antioksidan sintetik dapat
tetapi pada kenyataannya, antioksidan sintetik dikurangi atau bahkan dihilangkan dan diganti
bersifat karsinogenik, atau dapat menyebabkan dengan antioksidan alami. Dengan
kanker[6-7]. Di beberapa negara, penggunaan memanfaatkan daun pandan sebagai antioksidan
antioksidan sintetik mulai dilarang karena alami, kekayaan alam di Indonesia khususnya
dampak negatif tersebut. Penggunaan pandan, dapat dikembangkan semaksimal
antioksidan alami dipercaya lebih aman mungkin untuk kesejahteraan masyarakat.
dibandingkan antioksidan sintetik karena
diperoleh dari ekstrak tanaman[8]. Antioksidan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
alami yang berasal dari tumbuhan, seperti berikut:
senyawa phenolic, memiliki gugus hidroksil 1. mempelajari pengaruh suhu dan waktu
pada struktur molekulnya. Senyawa phenolic ekstraksi senyawa phenolic dari daun
dengan gugus hidroksil mempunyai aktivitas pandan
penangkap radikal bebas, dan apabila gugus terhadap yield ekstrak dan kadar senyawa
hidroksil lebih daripada satu, maka aktivitas phenolic (Total Phenolic Content : TPC);
antioksidannya akan meningkat. Komponen 2. menentukan suhu dan waktu ekstraksi yang
bioaktif tersebut dapat diperoleh dari bagian menghasilkan yield senyawa phenolic
tumbuhan dengan proses ekstraksi[9]. terbesar;
Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) 3. menentukan aktivitas antioksidan dari
merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki ekstrak daun pandan yang diperoleh pada
kondisi yield phenolic terbesar.

1)
Mahasiswa di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2)
Staf Pengajar di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (21-30)

TINJAUAN PUSTAKA pada makanan, kosmetik, farmasi, dan plastik.


Pandan wangi Antioksidan polifenol juga dapat mengurangi
Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius resiko penyakit jantung dan kanker[14].
Roxb.) atau biasa disebut pandan saja adalah Kandungan senyawa polifenol ini dapat diambil
jenis tumbuhan monokotil dari famili dari daun pandan menggunakan proses
Pandanaceae. Di Indonesia, kebanyakan daun ekstraksi pelarut dengan pelarut etanol 96%[14].
pandan digunakan sebagai pewarna makanan, Antioksidan yang dihasilkan dapat dijadikan
penyegar ruangan, pewangi makanan, obat- alternatif pengganti antioksidan sintetik dalam
obatan dan juga sebagai bahan baku kerajinan industri makanan[15].
tangan[12]. Tumbuhan ini mudah dijumpai di
pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan Ekstraksi Solid-Liquid
yang teduh[13]. Di bawah ini adalah sistematika Leaching atau ekstraksi solid-likuid
taksonomi daun pandan yang disajikan pada adalah proses perpindahan solute oleh
Tabel 1 dan daun pandan disajikan pada pelarut[16]. yang diinginkan dapat dipisahkan
Gambar 1. dari senyawa lain yang terkandung di dalam
padatan dengan mengontakkan suatu zat pelarut
(likuid) dengan padatan tersebut. Pada saat
Tabel 1. Sistematika taksonomi daun pandan wangi kedua fase berkontak, berdifusi dari padatan ke
Kingdom Plantae fase likuid yang menyebabkan pemisahan suatu
Divisi Magnoliophyta komponen dari fase solid. Proses ini disebut
Kelas Liliopsida
Ordo Pandanales
leaching[17]. Umumnya mekanisme proses
Famili Pandanaceae leaching dibagi menjadi 5 tahap[18]:
Genus Pandanus 1. Zat pelarut berkontak dengan padatan;
Spesies Pandanus amaryllifolius Roxb. 2. Zat pelarut berdifusi ke dalam padatan;
3. Perubahan fase untuk larut ke dalam
pelarut, misalnya dari bentuk padat menjadi
likuid;
4. Difusi melalui pelarut di dalam pori-pori
untuk selanjutnya keluar dari partikel;
5. Perpindahan ini dari sekitar partikel ke
dalam larutan keseluruhannya (likuid).

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses


leaching[18]:
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel yang lebih kecil akan
memperbesar luas permukaan kontak antara
partikel dengan likuid, sehingga laju
perpindahan masa juga akan semakin besar
dan jarak difusi akan semakin kecil. Akan
tetapi apabila ukuran partikel dibuat terlalu
kecil atau sangat halus juga kurang efektif
karena akan mempersulit pemisahan ampas
Gambar 1. Daun Pandan Wangi padat.
2. Pelarut
Pandan wangi mempunyai kandungan Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
kimia alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, sebaiknya memliki sifat-sifat sebagai
polifenol yang berfungsi sebagai zat berikut[25]:
antioksidan alami. Polifenol merupakan  Mampu memberikan kemurnian
senyawa turunan fenol yang mempunyai yang tinggi (selektivitas tinggi);
aktivitas sebagai antioksidan. Aktivitas  Stabil tetapi inert;
antioksidan dari senyawa phenolic berperan  Mempunyai viskositas, tekanan uap, dan
penting dalam penyerapan dan penetralkan titik beku yang rendah untuk
radikal bebas atau menguraikan peroksida. memudahkan operasi dan keamanan
Antioksidan phenolic biasanya digunakan untuk penyimpanan;
mencegah kerusakan akibat reaksi oksidasi  Tidak beracun dan tidak mudah terbakar;

22
Margaretta: EKSTRAKSI SENYAWA PHENOLIC PANDANUS AMARYLLIFOLIUS ROXB. SEBAGAI ...

 Tidak merugikan dari segi ekonomis dan seluruh dunia, yaitu butylated
tetap memberikan hasil yang baik. hydroxyanisole (BHA), butylated
3. Suhu operasi hydroxytoluene (BHT), tert-butyl
Pada umumnya kelarutan solute yang hydroquinone (TBHQ), propyl gallate, dan
diekstrak akan bertambah besar dengan tokoferol. Antioksidan tersebut merupakan
bertambah tingginya suhu. Dengan antioksidan alami yang telah diproduksi
meningkatkan suhu, difusi yang terjadi juga secara sintetis untuk tujuan komersial[20].
semakin besar, sehingga proses ekstraksi TBHQ dikenal sebagai antioksidan paling
juga akan berjalan lebih cepat. Akan tetapi efektif untuk lemak dan minyak, khususnya
dalam meningkatkan suhu operasi juga perlu minyak nabati karena memiliki kemampuan
diperhatikan, karena suhu yang terlalu tinggi antioksidan yang baik pada penggorengan.
dapat menyebabkan kerusakan pada bahan TBHQ berbentuk bubuk putih sampai
yang sedang diproses. coklat terang, mempunyai kelarutan cukup
4. Pengadukan pada lemak dan minyak, tidak membentuk
Pengadukan berperan untuk mempercepat kompleks warna dengan besi (Fe) dan
perpindahan massa dari permukaan partikel tembaga (Cu), tetapi dapat berubah pink
ke dalam larutan dan mencegah terjadinya dengan adanya basa[21]. Sebagai diphenolic
pengendapan. antioxidant, TBHQ lebih efektif dalam
5. Waktu minyak nabati dibandingkan BHT dan BHA.
Waktu juga mempengaruhi proses Sebagai antioksidan primer, TBHQ
ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi, mendonorkan atom hidrogen pada radikal
maka semakin banyak pula ekstrak yang bebas selama autooksidasi[30].
akan didapat. Namun jumlah ekstrak akan Struktur kimia TBHQ dapat dilihat pada
menjadi konstan ketika tercapai kondisi Gambar 3, sedangkan data properti serta
ekuilibrium atau ketika semua ekstrak aplikasi TBHQ dapat dilihat pada Tabel 2.
pandan telah terekstrak.
6. Kadar Air dan Kadar Abu
Kadar air dan kadar abu dapat
menghambat selama proses ekstraksi. Air
yang terkandung pada bahan sebenarnya
tidak diharapkan karena dapat menurunkan
kualitas. Abu merupakan zat-zat anorganik
yang berupa logam ataupun mineral-mineral
yang terikut masuk ke dalam bahan yang
sebenarnya tidak diharapkan. Zat-zat
anorganik dan mineral-mineral tersebut
dianggap sebagai kotoran yang masuk saat Gambar 3. Struktur Kimia tert-butyl
hydroquinon (TBHQ)[22]
proses ekstraksi. Semakin kecil kadar air dan
kadar abu yang diperoleh pada hasil analisis
akan meningkatkan mutu dari hasil ekstrak.
Tabel 2. Properti dan Aplikasi TBHQ[22]
Tert-Butil Hidoksi
Antioksidan Nama
Quinon (TBHQ)
Antioksidan adalah substansi yang dapat Kategori Antioksidan
menghambat atau mencegah proses oksidasi Penggunaan Dry cereals, edible fats,
pada oxidizable substrate jika ditambahkan dalam margarin, pizza, keripik
pada konsentrasi rendah. Oxidizable substrate makanan kentang, minyak nabati
dapat berupa bahan makanan yang mengandung Rumus
(CH3)3CC6H3(OH)2
karbohidrat, protein, dan lemak[19]. Berdasarkan molekul
sumbernya antioksidan dibagi dalam dua Berat
295 g/g mol
kelompok, yaitu antioksidan sintetis molekul
(antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis Titik leleh 126,5-128,5oC
reaksi kimia) dan antioksidan alami Air (pada 20oC) <1%
(antioksidan hasil ekstraksi bahan alami). Air (pada 100oC) 5%
Kelarutan
Minyak nabati (pada
a. Antioksidan Sintetis
20oC) 10%
Ada lima antioksidan sintetis yang
penggunaannya meluas dan menyebar di

23
WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (21-30)

cara, yaitu disosiasi hidroperoksida karena


Tabel 2. Properti dan Aplikasi TBHQ[22] pemanasan, dekomposisi hidroperoksida karena
(lanjutan) katalis logam, dan photosensitization. Radikal
Mencegah rancidity bebas dapat pula terbentuk dari proses
Fungsi
pada makanan fotooksidasi. Antioksidan ditambahkan pada
dalam
dengan cara memutus margarin untuk menghambat laju oksidasi.
makanan
rantai radikal bebas Besarnya konsentrasi antioksidan yang
Terbukti ditambahkan berpengaruh pada laju oksidasi.
Food safety
menyebabkan Pengaruh jumlah konsentrasi pada laju oksidasi
issues
mutagenicity in vivo tergantung pada struktur antioksidan, kondisi,
dan sampel yang akan diuji. Pada konsentrasi
tinggi, aktivitas antioksidan senyawa phenolic
sering lenyap bahkan antioksidan tersebut
b. Antioksidan alami menjadi prooksidan, sebagaimana disajikan
Kebanyakan senyawa antioksidan yang pada Gambar 5[20].
diisolasi dari sumber alami berasal dari
tumbuhan. Senyawa antioksidan alami
tumbuhan umumnya adalah senyawa AH + O2 ----------------------- A• + HOO•
phenolic atau polifenol yang dapat berupa AH + ROOH --------------RO• + H2O + A•
golongan flavonoid, turunan asam sinamat,
kumarin, tokoferol, dan asam-asam organik Gambar 5. Antioksidan Bertindak Sebagai
polifungsional. Senyawa antioksidan alami Prooksidan Pada Konsentrasi Tinggi[20]
poli phenolic ini adalah multifungsional dan
dapat beraksi sebagai pereduksi, penangkap
radikal bebas, pengkelat logam, dan
peredam terbentuknya singlet oksigen
(1O2)[20]. Antioksidan alami lebih unggul Antioksidan sebaiknya ditambahkan ke
daripada antioksidan sintetis karena lipid seawal mungkin untuk menghasilkan efek
antioksidan alami aman untuk dikonsumsi maksimum. Antioksidan hanya akan benar-
dan tidak hanya menstabilkan minyak, benar efektif bila ditambahkan seawal mungkin
namun juga menambahkan kandungan
selama periode induksi. Periode induksi adalah
nutrisi pada minyak.
periode awal oksidasi di mana oksidasi lipid
masih berjalan secara lambat mencapai tahap
Mekanisme Kerja Antioksidan Dalam oksidasi yang lebih cepat (rapid accelerated of
Minyak Dan Lemak oxidation)[20].
Antioksidan yang ditambahkan pada
bahan makanan dapat mencegah proses
autooksidasi minyak. Mekanisme autooksidasi
pada minyak atau lemak adalah sebagaimana Hasil Penelitian Terdahulu
disajikan pada Gambar 4 berikut: Beberapa penelitian terdahulu yang
mempelajari tentang ekstraksi senyawa
phenolic ditunjukkan pada Tabel 3 dan
Inisiasi digunakan sebagai bahan pembanding serta
acuan dalam penelitian yang dilakukan.
Propagasi Berdasarkan penelitian terdahulu telah
dilakukan penelitian terhadap kandungan
Terminasi antioksidan alami pada beberapa bahan baku
Produk non radikal seperti: Tumeric Leaf, Pandan Leaf, Roots of
yang lebih stabil P.cuspidatum, dan lain-lain. Dari hasil
penelitian terdahulu pelarut yang banyak
Gambar 4. Mekanisme Autooksidasi Minyak[28] digunakan adalah metanol dan etanol.

Inisiator pada tahap inisiasi berupa


radikal bebas yang terbentuk melalui berbagai

24
Margaretta: EKSTRAKSI SENYAWA PHENOLIC PANDANUS AMARYLLIFOLIUS ROXB. SEBAGAI ...

Tabel 3 Beberapa hasil penelitian tentang ekstraksi antioksidan alami


TPC Aktivitas
Waktu & Metode
Jenis (mg GAE / antioksidan
Bahan Baku suhu pemisahan Pustaka
Pelarut 100 gr metode DPPH
ekstraksi solven
ekstrak) (mg/mL)
120 menit
Tumeric Leaf Metanol - 2013.09 0.51±0.02 [23]
T = 50 oC
120 menit
Pandan Leaf Metanol - 1784.25 0.44±0.01 [23]
T = 50 oC
Evaporasi,
Roots of 2 jam
Etanol menggunakan 104.83 - [23]
P.cuspidatum T = 60 oC
rotavapour
Evaporasi,
Rind of 24 jam
Air menggunakan - 19.4±0.3 [25]
rambutan T = 40 oC
rotavapour
Pink 20 menit
grapefruits Metanol (1050 - 2335 633±20 [26]
peel rpm)
10 menit
Kiwifruit peel Metanol (2000 - 820 919±31 [26]
rpm)
Evaporasi,
Etanol 48 jam menggunakan
Guava Leaf 4.91 - [27]
95% T= 30oC rotavapour
(T=45oC)
Keterangan:
TPC = Total Phenolic Content
DPPH = 2, 2-diphenyl-1-picrylhydrazyl
aktivitas antioksidan dengan menggunakan
METODE PENELITIAN metode DPPH.
Pada tahap pertama yang merupakan
Bahan dan Alat tahap persiapan bahan baku, daun pandan segar
Jenis pandan yang digunakan adalah dipotong kecil-kecil dengan ukuran 0,5 x 0,5
Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), cm. Digunakan daun pandan segar bertujuan
sedangkan zat pelarut yang digunakan adalah didapatkan kadar senyawa phenolic yang lebih
etanol 96%. Alat-alat yang digunakan dalam besar.
penelitian ini adalah rangkaian alat ekstraksi, Tahap kedua adalah proses ekstraksi daun
oven vakum (Vaccum lab-line, USA) dan pandan menggunakan pelarut etanol 96%
Spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10 UV- dengan variasi suhu dan waktu ekstraksi.
series, Japan). Tujuan dari variasi suhu dan waktu ekstraksi ini
agar dapat diketahui berapa waktu dan suhu
Prosedur Penelitian yang menghasilkan yield senyawa phenolic
Pada penelitian ini dilakukan proses terbesar dari daun pandan. Rasio daun pandan
ekstraksi daun pandan dengan pelarut etanol berbanding pelarut adalah 1:10. Setelah proses
96% teknis, sehingga diperoleh ekstrak yang ekstraksi, dilakukan pemisahan padatan dan
mengandung senyawa phenolic sebagai cairan dengan menggunakan oven vakum pada
antioksidan alami. Prosedur penelitian di bagi suhu 50ºC.
menjadi tiga tahapan, yaitu: 1.) Persiapan bahan Pada tahap ketiga, setelah pelarut
baku daun pandan, 2.). Proses ekstraksi daun diuapkan didapatkan ekstrak daun pandan yang
pandan, 3.) Penentuan yield ekstrak dan uji kemudian ditentukan yield ekstrak serta diuji
Total Phenolic Content (TPC) dengan Total Phenolic Content (TPC). Hasil ekstrak
menggunakan metode Folin-Ciocalteau serta daun pandan yang menghasilkan yield senyawa

25
WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (21-30)

phenolic terbesar dianalisis aktivitas melalui perhitungan persentase inhibisi serapan


antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH dengan menggunakan persamaan:
DPPH.

Prosedur Analisis Total Phenolic Content abs.kontrol  abs.sampel


(TPC)[29-31] adalah sebagai berikut: %Scavenging.activity  100%
abs.kontrol
1. Sampel ekstrak pandan ditimbang sebanyak (2)
2 mg dan dilarutkan ke dalam 1 mL
metanol;
2. Larutan dicampur dengan 5 mL reagen HASIL PENELITIAN DAN
Folin-Ciocalteau 1:10 (w/v) dengan pelarut PEMBAHASAN
akuades;
3. Ditambahkan 4 mL larutan natrium karbonat Ekstraksi Daun Pandan
7,5% (w/v) dengan pelarut akuades; Daun pandan memiliki senyawa phenolic
4. Dibiarkan selama 30 menit pada suhu ruang; yang bermanfaat sebagai antioksidan alami.
5. Diukur serapan pada panjang gelombang Sebelum dilakukan ekstraksi, bahan baku
maksimal yaitu 765 nm dengan pandan yang digunakan dianalisis terlebih
menggunakan spektrofotometer; dahulu kadar air dan kadar abunya. Dari hasil
6. Sebagai blanko dilakukan langkah no.1-5 analisis didapatkan kadar air dari daun pandan
dengan menggunakan metanol. sekitar 82,10%, dan kadar abunya sebesar
Jumlah senyawa phenolic diukur 2,05%.
berdasarkan kurva baku Gallic acid dan Ekstraksi senyawa phenolic dari daun
dinyatakan sebagai mg Gallic Acid Equivalent pandan dilakukan dengan metode ekstraksi
(GAE)/g ekstrak. pelarut menggunakan pelarut etanol 96%.
Kadar senyawa phenolic dalam ekstrak dihitung Antioksidan alami atau senyawa phenolic
dengan persamaan berikut[65]: umumnya bersifat polar sehingga lebih mudah
larut dalam pelarut polar. Metanol dan etanol
cV
C merupakan pelarut yang paling umum
m (1) digunakan untuk mengekstrak komponen
dengan: antioksidan karena polaritasnya dan
C = konsentrasi total phenolic, mg GAE/g kemampuannya melarutkan komponen
ekstrak antioksidan.
c = konsentrasi gallic acid, mg GAE/mL Proses ekstraksi berlangsung pada suhu
V = volume larutan ekstrak pandan dalam 30, 50, dan 70oC dengan variasi waktu 2; 3; 3,5;
metanol 10 mL 4; 4,5; 5 dan 5,5 jam sampai diperoleh yield
m = massa ekstrak pandan, g ekstrak daun pandan yang konstan. Variasi suhu
dan waktu ekstraksi ini dimaksudkan untuk
mencari kondisi ekstraksi yang menghasilkan
Prosedur Analisis Total Antioxidant Capacity yield ekstrak terbesar, Total Phenolic Content
(TAC)[32] (TPC) ekstrak terbesar, dan yield senyawa
1. Ditimbang ekstrak daun pandan sebanyak 10 phenolic terbesar.
mg dan dilarutkan dalam 10 mL metanol; Hasil penelitian yield dan TPC ekstrak
2. Kemudian dipipet sebanyak 0,2 mL larutan daun pandan serta yield senyawa phenolic pada
sampel dengan pipet mikro, dimasukkan ke berbagai variasi waktu dan suhu ekstraksi
dalam labu takar; ditunjukkan pada Gambar 6, Gambar 7 dan
3. Ditambahkan 3,8 mL larutan DPPH 50 μM; Gambar 8.
4. Campuran dihomogenkan dan dibiarkan
selama 30 menit di tempat gelap;
5. Serapan diukur pada panjang gelombang
524 nm dengan spektrofotometer.

Perhitungan Persentase Inhibisi Serapan


DPPH[32]:
Aktivitas antioksidan sampel ditentukan
oleh besarnya hambatan serapan radikal DPPH

26
Margaretta: EKSTRAKSI SENYAWA PHENOLIC PANDANUS AMARYLLIFOLIUS ROXB. SEBAGAI ...

Gambar 8. Hubungan Antara Waktu Terhadap


Gambar 6. Hubungan Antara Waktu Terhadap Yield Phenolic Pada Berbagai Suhu Ekstraksi
Yield Ekstrak Daun Pandan Yang Diperoleh Pada
Berbagai Suhu Ekstraksi
saat pertama kali daun pandan berkontak
dengan pelarut etanol, bagian daun pandan yang
terekstrak adalah bagian permukaan luarnya.
Untuk selang waktu berikutnya yaitu 4 jam
sampai 5 jam, kenaikan jumlah yield phenolic
yang terekstrak melambat karena pelarut harus
berdifusi dalam partikel solid untuk
mengekstrak dari bagian dalam solid. Pada
waktu ekstraksi 5 jam sampai 5,5 jam, terlihat
yield ekstrak, TPC dan yield senyawa phenolic
menjadi konstan, hal ini terjadi karena sudah
mencapai keadaan ekuilibrium, sehingga
senyawa phenolic yang terdapat dalam
permukaan dan bagian dalam solid sudah tidak
dapat terekstrak lagi[28].

Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Yield


Ekstrak, TPC dan Yield Phenolic
Suhu ekstraksi sangat berpengaruh
Gambar 7. Hubungan Antara Waktu Terhadap
TPC Ekstrak Daun Pandan Yang Diperoleh Pada terhadap yield ekstrak, TPC, dan yield senyawa
Berbagai Suhu Ekstraksi phenolic yang didapat. Dari Gambar 6, Gambar
7 dan Gambar 8, terlihat bahwa untuk waktu
Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap Yield ekstraksi yang sama, semakin tinggi suhu, maka
Ekstrak, TPC dan Yield Phenolic yield ekstrak, TPC, dan yield senyawa phenolic
Pada Gambar 6, Gambar 7 dan Gambar 8, yang didapat juga semakin banyak. Hal ini
dapat dilihat bahwa yield ekstraksi, TPC, dan disebabkan karena suhu yang tinggi akan
menyebabkan kelarutan senyawa phenolic
yield senyawa phenolic meningkat dengan cepat dalam pelarut etanol semakin besar. Pada suhu
pada awal proses ekstraksi, yaitu pada waktu yang semakin tinggi, viskositas larutan turun.
ekstraksi 2 jam sampai 4 jam, dan kemudian Semakin rendah viskositasnya, maka tahanan
melambat di selang waktu berikutnya. Hal ini perpindahan massa akan semakin kecil,
disebabkan karena pada awal ekstraksi, yaitu sehingga lebih mudah terekstrak. Selain itu
dengan meningkatnya suhu ekstraksi, jaringan
dinding sel partikel solid semakin lunak

27
WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (21-30)

sehingga akan mempermudah perpindahan


solute ke pelarut.
98
Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat 96,6
bahwa yield ekstrak, yield phenolic dan kadar
96
senyawa phenolic terbesar yaitu pada suhu 70ºC
dan waktu ekstraksi 5,5 jam. Di mana kadar

DPPH scavenging
senyawa phenolic adalah 26,2 g GAE/100 g 94 93,21

activity (%)
ekstrak. Hasil analisis senyawa phenolic pada
bahan baku daun pandan sebesar 28,74 g GAE/ 92
90,74
100 g ekstrak. Hal ini menunjukkan bahwa 89,91
ekstraksi pada suhu dan waktu ekstraksi yang 90
menghasilkan yield senyawa phenolic terbesar
sudah mampu mengekstrak senyawa phenolic 88
sebesar 91,16%.
86
ekstrak pandan ekstrak pandan ekstrak pandan TBHQ
Aktivitas Antioksidan 30C; 5.5 jam 50C; 5.5 jam 70C; 5.5 ja m
Salah satu pengujian aktivitas antioksidan
dapat dilakukan dengan menggunakan metode
DPPH. Metode ini umumnya digunakan dalam
penentuan Total Antoxidant Capacity (TAC). Gambar 9. Aktivitas Antioksidan TBHQ Dan
Aktivitas antioksidan dinyatakan dalam Ekstrak Pandan Dinyatakan Dalam Scavenging
persentase scavenging activity, yaitu Activity
kemampuan antioksidan untuk menghambat
aktifitas radikal bebas. Persentase scavenging
activity ini didapatkan dari perbedaan serapan suhu yang tinggi, sehingga % scavenging
antara absorban DPPH dengan absorban sampel activity yang didapatkan tidak terlalu tinggi.
yang diukur dengan spektrofotometer UV-VIS Dalam penelitian ini aktivitas antioksidan
pada panjang gelombang 515 nm. dari TBHQ memiliki % scavenging
Hasil penelitian perbandingan aktivitas activitysebesar 96,60%, sedangkan %
antioksidan antara antioksidan sintetis (TBHQ) scavenging activity yang didapatkan dari suhu
dan antioksidan alami (ekstrak daun pandan) ekstraksi 50ºC yaitu 93,21%. Scavenging
yang ditunjukkan pada Gambar 9. activity ekstrak pandan pada suhu 50ºC yaitu
Ekstrak daun pandan yang diuji sebesar 93,21% mendekati scavenging activity
aktivitas antioksidannya adalah ekstrak dengan dari TBHQ yaitu 96,60% itu berarti kemampuan
yield senyawa phenolic terbesar yang diperoleh ekstrak pandan yang berperan sebagai
pada waktu 5,5 jam untuk masing-masing suhu antioksidan sudah cukup baik, meskipun %
ekstraksi (30, 50, dan 70ºC). scavenging activity masih sedikit berada di
Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa bawah TBHQ.
ekstrak pandan pada suhu 50ºC memiliki %
scavenging activity yang lebih tinggi
daripada ekstrak pandan pada suhu 30 dan KESIMPULAN
Dari penelitian ekstraksi senyawa
70ºC dengan waktu ekstraksi 5,5 jam. Hal phenolic dari daun pandan dengan pelarut
ini disebabkan karena kandungan senyawa etanol 96% yang sudah dilakukan didapatkan
phenolic (TPC) ekstrak pandan pada suhu beberapa kesimpulan sebagai berikut:
30ºC lebih rendah daripada suhu 50 dan 1. Semakin lama waktu ekstraksi dalam kisaran
70ºC, sehingga aktivitas antioksidan yang sampai dengan 5,5 jam dalam kisaran 30-
dihasilkan juga rendah. Pada suhu 70ºC, 70ºC dan semakin tinggi suhu ekstraksi,
aktivitas antioksidan juga lebih rendah maka harga yield ekstrak, kadar senyawa
daripada ekstrak pandan pada suhu 50ºC. phenolic, dan yield phenolic akan semakin
Hal ini disebabkan karena pada suhu tinggi juga. Namun, yield phenolic akan
50ºC. Hal ini disebabkan karena pada suhu konstan setelah waktu 5,5 jam;
2. Suhu ekstraksi 70ºC dan waktu ekstraksi 5,5
70ºC sebagian antioksidan dalam ekstrak
jam menghasilkan yield senyawa phenolic
pandan mulai mengalami kerusakan akibat terbesar;

28
Margaretta: EKSTRAKSI SENYAWA PHENOLIC PANDANUS AMARYLLIFOLIUS ROXB. SEBAGAI ...

3. Aktivitas antioksidan yang paling baik [12] Cheeptham, N., dan Towers, G. H. N. ,
didapatkan dari ekstrak pandan pada suhu Light-mediated Activities Of Some Thai
ekstrak 50ºC dengan waktu ekstraksi 5,5 Medicinal Plant Teas, Fototerapia, Vol.
jam, yaitu scavenging activity sebesar 73, Hlm. 651-662, 2002
93,21%. Pada saat suhu ekstrak 70°C, % [13] Weni, E., Pengaruh Ekstrak Pandan
scavenging activity yang didapat hanya Wangi Pandanus Amaryllifolius Roxb.
sebesar 90,74%. Terhadap Waktu Induksi Tidur Dan Lama
Waktu Tidur Mencit, 2009
DAFTAR PUSTAKA [14] Osawa, T., Novel Natural Antioxidants
[1] Jashwir, I. D. D. K., Man, Y. B. C., dan For Utilization In Food And Biological
Hassan, T. H., Physicochemical stability of System. In Postharvest Biochemistry Of
flaxseed oil with Natural Antioxidant Plant Food-materials In The Tropics,
Mixtures during Heating, Journal of Oleo Edisi Kesatu, Hlm. 241-251, Uritani,
Science, Vol. 54, 2005 Garcia, 1994
[2] Irwangi Jashwir, I. Y. B. C. M., Kitts, D., [15] Nor, F. M. S. M., Idris, N. A., dan Ismail,
Use of Natural Antioxidants in Refined R., Antioxidative Properties Of Pandanus
Palm Oein during Repeated Deep-Fat Amaryllifolius Leaf Extracts In
Frying, Food Research International, 2000 Accelerated Oxidation And Deep Frying
[3] Hart, H. L. E. C., dan Hart, D. J., Kimia Studies, 2008.
Organik. 11 ed, ed. e.S.T.A.S. Suatu Kuliah [16] Perry, R.H. dan Green, D., Perry’s
Singkat, Houghton Mifflin Company, 2003 Chemical Engineer’s Handbook, Edisi
[4] Ramarathnam, N. T. O., Ochi, H., Ketujuh, McGraw-Hill Book. Co., New
Kawakishi, S., The Contribution Of Plant York, 1999
Antioxidants To Human Health, Trends [17] Geankoplis, C.J., Transport Processes
Food Sci Technol., Vol. 6, Hlm. 75-82, And Separation Unit Operations.
1995 Includes Unit Operations, Edisi Keempat,
[5] Riemersma, R.A., Analysis And Possible Prentice Hall Profesional Technical
Significance Of Oxidised Lipids In Food, Reference, New Jersey, 2003
Eur J Lipid Sci Technol., Vol. 104, Hlm. [18] Budhikarjono, Alat Industri Kimia,
419-420, 2002 Jurusan Teknik Kimia, Universitas
[6] Sultana, B. F. A., dan Przybylski, R., Katolik Widya Mandala, Surabaya, 1996
Antioxidant Potential Of Corncob Extracts [19] Wiley, J., Bailey’s Industrial Oil And Fat
For Stabilization Of Corn Oil Subjected To Products, Edisi Keenam, John Melwy
Microwave Heating, Food Chemistry, 2007 and Sons Inc., New York, 2005
[7] Iqbal, S. M. I. B., dan Anwar, F., [20] Trilaksani, W., Antioksidan: Jenis,
Antioxidant Properties And Components Of Sumber, Mekanisme Kerja Dan Peran
Some Comercially Available Varieties Of Terhadap Kesehatan, 2003
Rice Bran In Pakistan, Hlm,. 265-272, [21] Mccall, M.R.F., Can Antioxidant
2005 Vitamins Materially Reduce Oxidative
[8] Yanishlleva, N. V. E. M. M., Stabilization Damage Is Humans?, Free radical
of Edible Oils with Natural Antioxidants, Biology and Medicine, Vol. 26, Hlm.
Eur. J. Lipid Sci. Technol, 2001 1034-1053, 1999
[9] Sunarni, T., Flavonoid Antioksidan [22] Wiley, J., dan F.Shahidi, Bailey’s
Penangkap Radikal Dari Daun Kepel Industrial Oil And Fat Products, Edisi
(Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook f. & Keenam, John Melwy and Sons Inc., New
Th.), 2007 York, 2005
[10] Buttery, R.G., Ling, L. C., dan Mon, T. [23] Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA,
R, Quantitative Analysis Of 2-Acetyl-1- W., Eur. J. Lipid Sci. Technol, Vol. 108,
Pyrroline In Rice, Journal Of Hlm. 951-959, 2006
Agricultural And Food Chemistry, Vol. [24] Yang, M. H. H. J. L., dan Choong, Y. M.,
36, Hlm. 112-114, 1986 A Rapid Gas Chromatographic Method
[11] Teng, L.C., Shen, T. C., dan Goh, S. H, For Direct Determination Of BHA, BHT
The flavouring Compound Of The Leaves And TBHQ In Edible Oils And Fats,
Of Pandanus Amaryllifolius, Economic Food Res Int., Vol. 35, Hlm. 627-633,
Botany, Vol. 33, Hlm. 72-74, 1979 2002
[25] Frank D. Gunstone, F. D. B. G. H., Lipid
Glossary, 2000

29
WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (21-30)

[26] Choe, E. D. B. M., Comprehensive Medical Plants Used in Primary Health


Reviews in Food Science and Care, Journal of Pharm. Sci., Vol. 9, No.
Technology, Vol. 5, 2006 1, Hlm. 32-35, 2004
[27] Wiley-Vch Verlag, G., & CO. KGAA, [31] Pourmorad F., H.S.J.a.S.N., Antoxidant
W., Bailey’s Industrial Oil And Fat Activity, Phenol And Flavonoid Contents
Products, Edisi Keenam, John Wiley & Of Some Selected Iranian Medicinal
Sons, Inc., New York, 2005 Plants, African Journal of Biotechnology,
[28] Gunstone, F. D., The Chemistry of Oils Vol. 5, No. 11, Hlm. 1142-1145, 2006
And Fats: Sources, Composition, [32] Okawa, M., Kinjo, J., Nohara, T., dan
Properties and Uses, Blackwell Ono, M., Modification Method DPPH
Publishing Ltd., 2004 (2,2-Diphenil-1-Pikrilhidrazil) Radical
[29] Waterhouse, Folin-Ciocalteau Micro Scavenging Activity of Flavonoids
Method For Total Phenol In Wine, 1999 Obtained From Some Medicinal Plants,
[30] Savitree, M. I. P., Nittaya, S. L. dan Biol. Pharm. Bull., Vol. 24, No. 10, Hlm.
Worapan, S., Radical Scavenging 1202-1205
Activity and Total Phenolic Content of

30

Anda mungkin juga menyukai