Anda di halaman 1dari 2

Nama : Intan Renita

NIM : 18311502

REFLEKSI TERHADAP SURAT AL-FURQAN

Surat Al-Furqan ( ‫ ) الفرقان‬merupakan surat ke 25 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari
77 ayat yang seluruhnya diturunkan di kota Makkah. Dengan demikian, Surah Al-
Furqan tergolong Surat Makkiyah.
Nama Al-Furqan, yang dengan nama inilah surah ini selalu dikenal, secara ringkas dan
padat membatasi tema utama surah ini, yaitu: pernyataan bahwa tujuan hakiki setiap wahyu Ilahi
adalah untuk memberikan kepada manusia suatu standar baku tentang kebenaran dan kebatilan
atau mana yang betul dan mana yang salah, dan dengan demikian, memberikan standar tentang
penilaian moral yang mengikat individu dan masyarakat. Sejalan dengan proposisi ini adalah
penekanan bahwa setiap rasul yang diutus Allah kepada manusia adalah manusia biasa (ayat 20),
dalam rangka membantah argumen batil yang menyatakan bahwa Al-Qur’an bukanlah wahyu
Allah karena Nabi Muhammad Saw hanyalah seorang manusia biasa yang juga memiliki
kebutuhan-kebutuhan fisik yang sama dengan manusia atau makhluk lainnya dan juga
melakukan seluruh aktivitas manusia normal (ayat 7-8).
Secara tersirat, diperlihatkan bahwa baik pewahyuan kitab Ilahi maupun semua fenomena
alam yang dapat dilihat, keduanya sama-sama merupakan bagian dari tatanan agung aktivitas
penciptaan yang dilakukan oleh Allah (lihat misalnya ayat 2, 45-54, 61-62, dan lain-lain).
Namun, manusia tidak mudah untuk menerima petunjuk Ilahi ini, karenanya, pada Hari
Pengadilan, Rasul sendiri akan menunjukkan bahwa banyak dari pengikut-pengikutnya telah
“memandang Al-Qur’an ini sebagai sesuatu [yang seharusnya] dicampakkan!” (ayat 30): sebuah
pernyataan yang memiliki signifikansi khusus pada masa kita.

Dalam surat ini Menceritakan bagaimana orang-orang kafir menyekutukan Allah


Subhaanahu wa Ta'aala dan menyembah selain-Nya, bantahan terhadap pendustaan mereka
kepada Al Qur’an serta tuduhan dusta mereka bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam yang mengada-adanya. Disini dikatakan bahwa pendustaan orang-orang kafir kepada hari
Kiamat, dan bahwa neraka sedang menanti mereka serta berbagai azab yang ada di dalam neraka.
Selain itu pada surat ini digambarkan tanya-jawab antara Allah dengan sembahan-sembahan
orang-orang kafir di hari kiamat, gambaran orang-orang kafir yang satu sama lain saling
mendustakan, pembinasaan Allah kepada mereka, dan penjelasan bahwa para rasul adalah
manusia.

Pada ayat Ayat 21-29 menceritakan kesombongan kaum musyrik sehingga tidak beriman
kepada Allah, permintaan mereka agar diturunkan malaikat, batalnya amal mereka, penyesalan
mereka karena tidak mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan pentingnya memilih
teman yang baik. Selanjutnya Pengaduan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada
Tuhannya karena kaumnya tidak peduli terhadap Al Qur’an, bantahan terhadap syubhat orang-
orang yang mengingkari turunnya Al Qur’an dan hikmah diturunkan Al Qur’an secara
berangsur-angsur.

Dapat diambil kesimpulan bahwa pada surat ini manusia diperintahkan untuk percaya
kepada ALLAH SWT dan mempercayai bahwa benar jikalau Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam merupakan utusannya. Kita tidak boleh menyembah selain ALLAH SWT dan tidak boleh
untuk mendustakan hari kiamat, kita harus percaya bahwa setelah kehidupan yang sebentar dan
fana ini terdapat hari akhir dimana pada saat itu merupakan hari penentuan apakah kita akan
masuk surga atau neraka. Disini juga kita diperintahkan untuk tidak mengingkari turunnya Al
Qur’an dan hikmah diturunkan Al Qur’an, kita harus senantiasa beriman dan berserah diri
kepada Allah SWT dan menjalani hidup dengan Al Qur’an sebagai panduan dan tuntunan hidup
kita, kita juga senantiasa diperintahkan untuk memilih teman yang baik yang akan mendekatkan
kita pada kebaikan dan semakin meningkatkan iman dan untuk tidak berteman dengan orang-
orang sesat dan kafir

Surat dan ayat terakhir dari tadarus ;


Yusuf ayat 52

Anda mungkin juga menyukai