Disusun oleh :
SULISTIAN NURFADILLAH
(1701148)
Sumber air tanah yang banyak dimanfaatkan masyarakat adalah air sumur
gali. Air sumur gali bila kondisinya tercemar oleh limbah domestik maupun limbah
industri menyebabkan dampak terh adap kesehatan manusia. Potensi air tanah
bervariasi antara tempat yang satu dengan tempat yang lain, dengan demikian pula
permasalahan yang timbul juga tidak sama, namun secara umum dapat dikatakan
bahwa pada setiap daerah telah terjadi penurunan cadangan air tanah serta penurunan
kualitas air tanah (Sudarmadji, 2006).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, permasalahan
yang dapat diidentifikasi yaitu mengenai polusi air tanah, laju pertumbuhan, limbah
pabrik dan limbah rumah tangga.
1.5 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Polusi air tanah.
2. Untuk mengetahui bagaimana Kepadatan penduduk di perkotaan.
3. Untuk mengetahui dampak dari adanya limbah industri dan limbah rumah
tangga.
1.6 Sistematika
Untuk mempermudah dalam pembahasaan dan uraian yang lebih baik laporan
peneltian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI
BAB IV HASIL DAN BAHASAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB II
KAJIAN TEORI
Kuantitas atau jumlah penduduk dapat sebagai potensi maupun menjadi beban
bagi suatu negara, akan menjadi potensi apabila jumlah penduduk seimbang
dengan sumber daya yang lain serta mempunyai kualitas hidup yang baik.
Sebaliknya, menjadi beban apabila jumlah penduduk melampaui kapasitas
wilayah Negara tersebut. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan
ledakan penduduk, hal ini sangat mempengaruhi kualitas hidup dan tingkat
kesejahteraan penduduk dalam suatu wilayah tertentu.
Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan
luas wilayah yang dihuni ( Ida Bagoes Mantra, 2007). Ukuran yang biasa
digunakan adalah jumlah penduduk setiap satu Km2 atau setiap 1 mil2 .
Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebaran yang tidak merata.
Kepadatan Penduduk dipengaruhi oleh pesatnya urbanisani. Urbanisasi
merupakan suatu fenomena yang diakibatkan oleh terkonsentrasinya penduduk
beserta aktivitasnya pada suatu wilayah/kawasan tertentu sehingga kepadatan
kawasan tersebut lebih tinggi daripada kawasan-kawasan lain di sekitarnya (Sato
& Yamamoto, 2005). Merlin & Choay (2005) juga menjelaskan bahwa
terminologi urbanisasi memiliki dua makna yang berbeda. Pada makna yang
pertama, yang paling sering digunakan, urbanisasi didefinisikan sebagai tindakan
menciptakan kota yang sering diikuti dengan proses perluasan ruang kota,
sedangkan pada makna yang kedua urbanisasi didefinisikan sebagai proses
peningkatan konsentrasi penduduk di kota-kota atau daerah perkotaan (Merlin &
Choay, 2005).
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduknya. Pada
daerah dengan kepadatan yang tinggi yakni di perkotaan, usaha peningkatan
kualitas penduduk akan lebih sulit dilakukan. Hal ini menimbulkan permasalahan
sosial ekonomi, kesejahteraan, Keamanan, ketersediaan lahan, air bersih dan
kebutuhan pangan. Dampak yang paling besar adalah kerusakan lingkungan.
Semua kebutuhan manusia dipenuhi dari lingkungan, karena lingkungan
merupakan sumber alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan pangan, papan, air bersih, udara
bersih dan kebutuhan lainnya.
Indonesia telah mengalami peningkatan penduduk perkotaan lebih dari dua
kali lipat, dari 55,4 juta jiwa dengan proporsi hanya sekitar 30,9% dari seluruh
penduduk Indonesia di tahun 1990 menjadi 118,3 juta jiwa dengan proporsi
sekitar 49,8% di tahun 2010 (Mardiansjah, 2013). Di masa mendatang, jumlah
penduduk perkotaan akan terus meningkat, dan mencapai lebih dari 200 juta jiwa
dengan proporsi hampir 70% dari seluruh penduduk Indonesia di tahun 2035
(BPS, 2015). Dari hampir 63 juta penduduk perkotaan baru antara tahun 1990
hingga 2010 tersebut, lebih dari 40 juta di antaranya merupakan penduduk
perkotaan baru yang terdapat di Pulau Jawa. Penduduk perkotaan di Pulau Jawa
sekitar 38,3 juta jiwa di tahun 1990 menjadi 79,9 juta jiwa di tahun 2010. Angka-
angka ini tidak saja memperlihatkan bahwa Pulau Jawa merupakan tempat
terkonsentrasinya penduduk perkotaan Indonesia, tetapi juga mengindikasikan
bahwa Pulau Jawa juga merupakan tempat terkonsentrasinya pertambahan
penduduk perkotaan.
Secara spasial, pertumbuhan penduduk perkotaan tersebut tidak terkonsentrasi di
suatu tempat tertentu, tetapi tersebar pada berbagai tempat terutama pada
kawasankawasan perkotaan yang telah tumbuh dan berkembang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 5-6 bulan, dimulai sejak awal bulan Februari.
3.3 Metode Penelitian