Anda di halaman 1dari 21

Proposal

Analisis Kebutuhan Air bersih Kecamatan Hiri

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya alam (SDA) adalah semua benda yang berasal dari alam atau semua kekayaan bumi baik
yang bersifat biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia baik
langsung maupun tidak langsung. Sumber daya alam (SDA) yang terdapat di bumi ini sangat banyak dan
beragam. Penggolongan SDA pada umummnya didasarkan pada terbentuknya yang dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam (SDA) yang
tidak dapat diperbaharui.

Sumber daya alam yang dapat diperbaharui, adalah sumber daya alam yang apabila sudah digunakan
dapat diusahakan kembali seperti semula, baik proses alamiah maupun oleh usaha manusia. Misalnya ,
flora, fauna, air, dan tanah. (Ratna R. Melati, 2012)

Air adalah zat atau material atau unsur penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai
saat ini dibumi, tetapi tidak di planet lain dalam sistem tata surya dan menutupi hampir 71% permukaan
bumi (http://id.wikipedia.org/wiki/Air, 2009; Matthews, 2005). Wujudnya bisa berupa cairan, es (padat)
dan uap/gas. Dengan kata lain karena adanya air, maka bumi merupakan satu-satunya planet dalam tata
surya yang memiliki kehidupan (Parker, 2007).

Manusia dan semua mahkluk hidup lainnya membutuhkan air. Air merupakan material yang membuat
kehidupan terjadi di bumi. Menurut dokter dan ahli kesehatan, manusia wajib minum air putih minimal
2 liter (atau 8 gelas) per hari dan maksimum 7% kali berat badan. Tumbuhan (flora) dan binatang (fauna)
juga mutlak membutuhkan air. Tanpa air keduanya akan mati, sehingga dapat dikatakan air merupakan
salah satu sumber kehidupan. Dengan kata lain air merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan oleh
makhluk hidup.

Kurang lebih 67% atau dua pertiga dari berat tubuh manusia adalaah air. Dua pertiga (2/3) dari air ini
terdapat dalam sel-sel tubuh dan sepertiga (1/3) terdapat dalam rongga-rongga yang memisahkan sel-
sel tersebut. Oleh karena itu, seluruh kegiatan sel seyogyanya dalam lingkungan yang cair. Secara
implisit dapat di katakan bahwa manusia adalah air yang hidup (Hutapea, 2005). Juga dapat dikatakan
bahwa air adalah Karunia TuhanYang Maha Esa (Kodoatie dan Sjarief, 2010).
Semua organisme yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air sedikitnya 60% dan aktivitas
metaboliknya mengambil tempat di larutan air (Enger dan Smith, 2000). Dapat disimpulkan bahwa untuk
kepentingan manusia dan kepentingan komersial lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun
kuantitas mutlak diperlukan.

Untuk tanaman, kebutuhan air juga mutlak. Pada kondisi tidak ada air terutama pada musim kemarau
tanaman akan segera mati. Sehingga dalam pertanian disebutkan bahwa kekeringan merupakan
bencana terparah dibandingkan bencana lainnya. Bila kebanjiran, tanaman masih bisa hidup,
kekurangan pupuk masih bisa diupayakan namun tanaman akan mati saat tak ada air pada bencana
kekeringan. Contoh kasusnya di kecamatan Pulau hiri Kelurahan Faudu terletak di sebelah timur Pulau
ternate Propinsi Maluku Utara,

Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung di kepulauan hiri, penelitian menunjukan bahwa
penduduk pulau hiri pada saat musim hujan penduduk menggunakan air sumur dan air hujan untuk
dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada saat musim kemarau penduduk kekurangan
air bersih untuk di konsumsi, sebab sebagian besar air sumur penduduk setempat hampir mengering
dan berubah warna dari air yang awalnya tidak berwarna, sekarang warnanya berubah menjadi agak
kecoklatan. Untuk mendapatkan air bersih dan di konsumsi dalam kehidupan sehari-hari, penduduk
pulau maitara mengambil air bersih di hiri tepatnya di sekitar di desa faudu

Dengan latar belakang yang telah dideskripsikan, maka masalah yang menjadi peninjau peneliti dalam
penelitian ini adalah: “Analisis Kebutuhan air bersih di Kecamatan Pulau Hiri Kelurahan Faudu”.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Kesulitan para penduduk mengkonsumsi air bersih di pulau Hiri,

2. Saat terjadi musim hujan di Pulau hiri, penduduk menggunakan air hujan dan air sumur untuk
dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari,

3. Saat musim kemarau masyarakat kekurangan air bersih untuk di konsumsi.

I.3 Batasan Masalah

Dari beberapa masalah di atas maka masalah dalam penilitian ini, dibatasi pada analisis kebutuhan air
bersih di Kecamatan Pulau Hiri Kelurahan faudu

I.4 Rumusan Maslah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana
Analisis kebutuhan air bersih di Kecamatan pulau Hiri Kelurahan Faudu.

I.5. Tujun Penelitian


Tujuan utama penilitian ini adalah, untuk mengetahui analisis kebutuhan air bersih di Kecamatan Pulau
Hiri Kelurahan faudu.

I.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penilitian ini adalah:

1. Manfaat Praktis

Bagi pengambil kebijakan terutama pemerintah daerah setempat, penelitian ini diharapkan mampu
memberikan informasi yang berguna di dalam pengambilan kebijakan agar lebih memperhatikan
masalah air bersih yang ada di Pulau hiri.

2. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini diharapakan agar mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi pendidikan
geografi agar dapat menimbah ilmu pengetahuan dan kedepannya bisa mengabdi kepada masyaraka.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

II.1 Keilmuan Geografi

Pengertian Geografi, menurut Seminar Lokakarya (Semlok) di IKIP Semarang pada tahun 1988. Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena Geosfer dengan sudut pandang
kelingkungan, kewilayahan, dan dalam konteks keruangan. Pengertian ini lebih memperjelas kedudukan
geografi, dimana objek dari geografi adalah fenomena geosfer yang dipandang dari sudut pandang
kelingkungan, kewilayahan, dan dalam konteks keruangan merupakan fokus kajian utama dalam
mempelajari geografi.

Berdasarkan batasan-batasan tersebut di atas, kita dapat mengetahui apa yang dikerjakan para geograf,
yaitu meneliti, menganalisis, menjelaskan, serta melukiskan tentang berbagai pola relasi antara manusia
dengan lingkungannya, baik karena perbedaan maupun karena keragamannya. Secara ringkas, uraian
pengertian geografi diatas walau tampak berbeda namun memperlihatkan satu kesamaan dalam
memandang geografi, yaitu ilmu ini mendeskripsikan lingkungan tempat hidup manusia dan relasi timbal
balik antara manusia dengan lingkungannya atau berkenaan dengan ruang dan hubungan antar ruang.

Sesuai dengan judul penelitian yang diteliti mengenai Analisis kebutuhan air bersih di Pulau Maitara.
Dalam penelitian ini yang di kaji adalah Air, mengenai air berkaitan dengan, objek studi geografi yang
terbagi atas objek material dan objek formal. Objek material geografi merupakan sasaran atau yang
dikaji dalam studi geografi, yaitu lapisan-lapisan bumi atau lebih tepatnya fenomena geosfer. Cakupan
geosfer meliputi atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. Sedangkan objek formal geografi
merupakan metode pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah, yaitu dilakukan dengan
konteks keruangan. Adapun metode atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa aspek,
yakni aspek keruangan (spatial) kelingkungan (ekologi), kewilayahan (regional) serta aspek waktu
(temporal). (Dr. Iwan Hermawan, M.Pd 2009).

Air dalam hal penelitian ini yang di kaji adalah fenomena geosfer yang cakupannya adalah hidrologi.
Hidrologi adalah ilmu yang memepelajari tentang terjadinya, pergerakan air dan distribusi di bumi, baik
diatas maupun dibawah permukaan bumi, tentang sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap
lingkungan dan hubungannya dengan kehidupan. (Joyke Marta ddan Wanny Adidarma 1978).

Penelitian ini lebih menakankan pada geografi fisik yaitu mengenai air, berbicara mengenai air tidak
terlepas dari objek studi geografi yaitu objek material yang mencakup fenomena geofer yaitu hidrosfer
(Lapisan Air).

II.2 Definisi Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan

menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah
persyaratan dari segikualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga
apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes
No.416/Menkes/PER/IX/1990.

1. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih

Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat utama. Persyarakat tersebut
meliputi persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas.

a. Persyaratan Kualitatif.

Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih. Persyaratan ini meliputi
persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan biologis dan persyaratan radiologis. Syarat-syarat
tersebut berdasarkan Permenkes

10 No.416/Menkes/PER/IX/1990dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai


berikut:

1. Syarat-syarat fisik.
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air bersih
sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25oC, dan apabila terjadi perbedaan maka batas
yang diperbolehkan adalah 25oC ± 3oC.

2. Syarat-syaratKimia.

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa
persyaratan kimia antara lain adalah : pH, total solid, zat organik, CO2agresif, kesadahan, kalsium (Ca),
besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat.

3. Syarat-syaratbakteriologis danmikrobiologis.

Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang mengganggu kesehatan.
Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E. coli atau Fecal coli dalam air.

4. Syarat-syarat Radiologis.

Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan
bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

b. Persyaratan Kuantitatif (Debit).

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang
tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan
kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau
dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih.

c. Persyaratan Kontinuitas.

Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap,
baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih
harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi
ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk
menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara

pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air.Prioritas pemakaian air yaitu minimal
selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00 WIB.

Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek.Pertama adalah kebutuhan konsumen.
Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan

dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada waktu yang tidak
ditentukan.Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat. Sistem
jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran tertentu. Kecepatan dalam pipa
tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt. Ukuran pipa harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga
tekanan dalam sistem harus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan
dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar
kuantitas aliran terpenuhi.

2. Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih

a. Sistem Distribusi Air Bersih

Menurut Damanhuri, E., (1989) sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan
konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh
daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran,
tekanan tersedia, sistem pemompaan, dan reservoir distribusi. Sistem distribusi air minum terdiri atas
perpipaan, katup-katup, dan pompa yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan
menuju pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini

adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoirdistribusi), yang digunakan saat kebutuhan air
lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran
kebakaran.

Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang
cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang
berasal dari instalasi pengolahan. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air
bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas,
kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para
pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam
sistem menurut Kamala, K. R., (1999), adalah sebagai berikut:

a. Continuous system.

Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus selama 24
jam.Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat memperoleh air bersih dari jaringan pipa
distribusi di posisi pipa manapun. Sedang kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan lebih boros
dan bila terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya.

b. Intermitten system.

Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari. Kerugiannya
adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat
penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit
didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya
disuplai dalam beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan
juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.

b. Sistem Pengaliran Air Bersih


Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang cukup
memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan peralatan yang lain. Metode dari
pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada.
Menurut Howard, S.P.et.al (1985) sistem pengaliran yang dipakai adalah sebagai berikut:

a. Cara Gravitasi.

Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup besar
dengan elevasi daerah pelayanan,

sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena
hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.

b. Cara Pemompaan.

Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk mendistribusikan
air dari reservoir distribusi kekonsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau
instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.

c. Cara Gabungan.

Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama
periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat,misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya
energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi.
Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau
pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.

c. Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih.

Martin,D., (2004) mengkategorikan kegiatan perencanaan untuk sistem distribusi air bersih/minum pada
dua kategori yaitu:

1. Perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi perpipaan sama sekali atau biasa disebut
sebagai Green Area.

2. Perencanaan pada daerah yang sudah ada sistem distribusi sebelumnya dan sifat perencanaan adalah
mengembangkan sistem yang sudah ada. Secara umum perbedaan langkah-langkah dalam perencanaan
dari keduakategori tersebut adalah pada perencanaannya, dimana sistem sudah ada perencana harus
mengevaluasi sistem yang sudah ada terutama dari kapasitas,kemudian beranjak dari kapasitas yang ada
direncanakan pengembangannya. Ada dua hal penting yang harus dikaji dalam merancang sistem air
bersihyaitu:
1. Kajian dari sisi kebutuhan air.

2. Kajian dari sisi pasokan air.

Dengan mengkaji kedua hal ini dengan baik maka dapatlah dirancang sistemdistribusi yang optimal.

d. Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Bersih di Green Area.

Pada kondisi ini pelayanan air minum dengan perpipaan diasumsikan belum ada sehingga perencana
mempunyai keleluasaan untuk membentuk jaringan pipa sesuai dengan kebutuhan air dilapangan.

1. Kajian dari Sisi Kebutuhan Air.

Tahapan mengkaji kebutuhan air meliputi:

a. Kajian terhadap peta.

b. Pembuatan zone pelayanan.

c. Perhitungan kebutuhan air zone pelayanan tersebut.

2. Kajian Terhadap Peta.

Kajian terhadap topografi lokasi perencanaan, kajian ini dilakukandengan menggunakan peta kurang
lebih 1:10.000 sampai 1:25.000.Sumber peta dapat diperoleh di Bakosurtanal sementara sampai
tahun2004 baru sebagian dari Indonesia yang sudah dipetakan dengan skala1:25.000.

Adapun yang harus diamati pada peta ini adalah:

1. Lokasi pemukiman dan daerah,

2. Jalur jalan,

3. Elevasi tanah.

II.3 Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk yang dibagi dalam
dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non domestik. Dalam
melayani jumlah cakupan pelayanan penduduk akan air bersih sesuai target, maka direncanakan
kapasitas sistem penyediaan air bersih yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk
keperluan domestik (rumah tangga) dan non domestik.

1. Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik (Rumah Tangga).

Menurut Anonimus, (1990) menyatakan bahwa kebutuhan domestik dimaksudkan adalah untuk
memenuhi kebutuhan air bersih bagi keperluan rumah tangga yang dilakukan melalui Sambungan
Rumah (SR) dan kebutuhan umum yang disediakan melalui fasilitas Hidran Umum (HU). Pada Tabel 2.1
dibawah ini menunjukkan besar debit domestik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan domestik
diperhitungkan terhadap beberapa faktor:

a. Jumlah penduduk yang akan dilayani menurut target tahapan perencanaan sesuai dengan rencana
cakupan pelayanan.

b. Tingkat pemakaian air bersih diasumsikan tergantung pada kategori daerah dan jumlah penduduknya.

Tabel 1.1 Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah Penduduk.

No

Kategori

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Pemakaian Air

(ltr/hari/jiwa)

Metropolitan

>1.000.000

150

Kota Besar

500.000-1.000.000

120

Kota Sedang
100.000-500.000

100

Kota Kecil

25.000-100.000

90

Ibukota Kecamatan

10.000-25.000

60

Pedesaan

<10.000

50

Sumber: Anonimus, 1990.

2. Kebutuhan Air Bersih Untuk Non Domestik.

Menurut Anonimus, (1990), kebutuhan air bersih non domestik dialokasikan pada pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan air bersih berbagai fasilitas sosial dan

komersial yaitu fasilitas pendidikan, peribadatan, pusat pelayanan kesehatan, instansi pemerintahan
dan perniagaan. Besarnya pemakaian air untuk kebutuhan non domestik diperhitungkan 20% dari
kebutuhan domestik.

a. Kebutuhan Air Rata-Rata

Menurut Anonimus, (1990), dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan. Air Bersih menyatakan
bahwa kebutuhan rata-rata distribusi air bersih perharinya adalah jumlah kebutuhan air untuk
keperluan domestik (rumah tangga) ditambahkan dengan kebutuhan air untuk keperluan non domestik.
Qr = Qd + Qnd ............................................................. (2.2)

Keterangan:

Qr = Kebutuhan air rata-rata (ltr/dtk).

Qd = Kebutuhan air untuk keperluan domestik (ltr/dtk).

Qnd = Kebutuhan air untuk keperluan non domestik (ltr/dtk).

Berdasarkan Anonimus, (1990) dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih, kebutuhan
air pada hari maksimum (Qm) adalah pemakaian air harian rata-rata tertinggi dalam satu tahun yang
diasumsikan sebesar 110% dari kebutuhan rata-rata.

b. Kebutuhan Sistem dan Kapasitas Desain

Menurut Anonimus, (1990) dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih, kapasitas desain
adalah kapasitas produksi yang dibutuhkan oleh sistem penyediaan air yang direncanakan terhadap
kebutuhan air di daerah perencanaan. Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih,
memberikan rumusan untuk menghitung kapasitas produksi yaitu:

Qprod = Qm + Qh ........................................................ (2.3)

Keterangan:

Qprod = Kapasitas produksi (ltr/dt).

Qm = Kapasitas air hari maksimum (ltr/dt).

Qh = Kehilangan air (ltr/dt).

c. Definisi Kehilangan Air

Menurut Anonimus, (1990) dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih, kehilangan air
adalah tidak sampainya air yang diproduksi kepada pelanggan atau konsumen. Standar Kriteria Desain
Sistem Penyediaan Air Bersih

memberikan batasan faktor kehilangan air yang diperbolehkan tidak melebihi angka toleransi sebesar
20% dari kapasitas debit produksi.

Kehilangan air merupakan faktor yang dapat menyebabkan kerugian pada suatu sistem
penyediaan air, baik terhadap PDAM maupun terhadap konsumen.dengan adanya kehilangan maka
PDAM akan menderita kerugian secara ekonomisdan finansial, sedangkan kerugian yang diderita pihak
konsumen adalah terganggu kapasitas dan kontinuitas pelayanan.

Menurut Djamal, Z., dkk (2009)kehilangan air bersih perpipaan atau air PAM sering disebut
sebagaiNon-Revenue-Water (NRW), atau ada juga yang menggunakan istilahUnacounted For Water
(UFW) terutama jika komponen air yang sah dipakaiatau digunakan oleh pemakai tetapi tidak tertagih
(unbilled authorized consumption) dapat diabaikan karena tidak terlalu signifikan
besarnya.Sederhananya adalah air bersih hasil olahan yang tidak menjadipendapatan (revenue)
pengelola karena kesalahan pengelolaan dansebab-sebab lain disebut secara umum sebagai
“kebocoran”.

Selanjutnya Djamal, Z., dkk (2009)kehilangan Air (Water Losses) adalah selisih antara jumlah air
yang dipasok kedalam jaringan perpipaan air dan jumlah air yang dikonsumsi.

Kehilangan Air = Jumlah Air yang dipasok - Jumlah Air yang dikonsumsi .... (2.4)

Sedangkan Tingkat Kehilangan Air adalah persentase perbandingan antara kehilangan air dan
jumlah air yang dipasok ke dalam jaringanperpipaan air.

Tingkat Kehilangan Air x 100%..................... (2.5)

Menurut Richard G., et al (2000) Secara umum, air yang tidak terhitungUnaccounted-For Water (UFW)
adalah perbedaan antara air yang dipasok ke sistem distribusi danairyang meninggalkan sistem melalui
penggunaand imaksud.

Selanjutnya MWAC, (1999) UFW dapat didefinisikan sebagai persentase air yang dihasilkan dari sumber
air baku yang tidak diperhitungkan. Sedangkan Yepes, (1995) UFW didefinisikan perbedaan antara air
yang diantar kesistem distribusi dan air yang dijual.

Battermann, A., (2001) Unaccounted-For Water didefinisikan sebagai

hilangnya air dihitung sebagai perbedaan antara kuantitas air diumpankan kedalam sistem distribusi
(produksi air minum) dan kuantitas air dimanfaatkan dengan sah, yang telah dimeterkan atau dapat
diperkirakan. Kuantitas air dimasukkan yang sah belum termasuk pemakaian masyarakat yang tidak
dimeterkan.

Menurut Djamal, Z., dkk (2009)kehilangan air atau NRW berbeda dengan Kebocoran Air (Water
Leakage). Pengertian kebocoran air dapat dikatakan lebih sempit darikehilangan air.Water leakage, yang
diartikan kebocoran air dan biasanyaistilah water leakage sering diilustrasikan dengan gambar
“pipabocor”.Oleh sebab itu water leakage atau kebocoran air lebih tepatdigunakan untuk kehilangan air
secara fisik/teknis saja.

Berdasarkan hasil seminar Perpamsi 2005 menyatakan bahwa Air yang Tak Bisa Direkeningkan (ATBD)
adalah input sistem dikurangi konsumsi rekening sehingga dapat ditulis persamaan sebagai berikut:

ATBD = Input Sistem – Konsumsi Berekening ............................. (2.6)

Sehingga kehilangan air dapat didefinisikan sebagai selisihantara volume yang masuk ke dalam sistem
dan konsumsi resmi denganvolume air yang ditagihkan kepada pelanggan. Kehilangan air harusbenar-
benar dipertimbangkan sebagai bagian dari volume total untuksemua sistem, atau untuk sebagian
sistem seperti pipa induk air baku,transmisi dan distribusi.
d. Fluktuasi Kebutuhan Air

Jumlah pemakaian air oleh masyarakat untuk setiap waktu tidak berada dalam nilai yang sama. Aktivitas
manusia yang berubah-ubah untuk setiap waktu

menyebabkan pemakaian air selama satu hari mengalami perubahan naik dan turun atau dapat disebut
berfluktuasi. Fluktuasi Pemakaian air terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Faktor hari maksimum.

Pemakaian hari maksimum merupakan jumlah pemakaian air terbanyak dalam satu hari selama satu
tahun. Debit pemakaian hari maksimum digunakan sebagai acuan dalam membuat sistem transmisi air
bahan baku air minum. Perbandingan antara debit pemakaian hari maksimum dengan debit rata-rata
akan menghasilkan faktor maksimum, fm.

2. Pemakaian jam puncak.

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbesar dalam 24 jam. Faktor jam puncak (fp)
mempunyai nilai yang berbalik dengan jumlah penduduk. Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena dengan bertambahnya jumlah
penduduk maka aktivitas penduduk tersebut juga akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian
akan semakin kecil.

Nilai faktor hari maksimum dan faktor jam puncak telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Cipta Karya. Nilai-nilai tersebut seperti

terdapat pada Tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2Nilai Faktor Hari Maksimum dan Faktor Jam Puncak.

No

Kategori

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Faktor Hari

Maksimum

Faktor Jam
Puncak

Metropolitan

>1.000.000

<10.000

1,1

1,5

Kota Besar

500.000-1.000.000

1,1

1,5

Kota Sedang

100.000-500.000

1,1
1,5

Kota Kecil

25.000-100.000

1,1

1,5

Ibukota Kecamatan

10.000-25.000

1,1

1,5

Pedesaan

<10.000

1,1
1,5

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya, 1998.

II.4 Penduduk

Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang
berlaku dan salingberinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalamsosiologi, penduduk
adalah kumpulan manusia yang menempatiwilayah geografi dan ruang tertentu.

Penduduk suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:

1. Orang yang tinggal di daerah tersebut

2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.

Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal didaerah lain. Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi
jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Pertambahan Penduduk di Indonesia
Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar,dimana di antara jumlah tersebut, 80 persen
tinggal di negara-negara berkembang. Sementara itu, United Nations (2001) memproyeksikan bahwa
penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4
persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk total negara-negara
berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara
maju juga meningkat denganangka pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan
penduduk totalnya, dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besar dari pada negara-negara
berkembang, pertumbuhan perkotaan dinegara-negara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan
meningkatnya penduduk perkotaan secara absolut.

Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia telah mencapai
lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju kenaikan sebesar 4,40 persen per tahun selama kurun 1990-2000.
Jumlah itu kira-kira hampir 42 persen dari total jumlah penduduk. Mengikuti kecenderungan tersebut,
dewasa ini (2005) diperkirakan bahwa jumlah penduduk perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan
kini hampir setengah jumlah penduduk Indonesia tinggaldi wilayah perkotaan. Hal ini tentu saja
berdampak sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah perkotaan.
Meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa penduduk
berbondong-bondong pindah dari pedesaan ke perkotaan, atau dengan kata lain penduduk melakukan
urbanisasi. Secara demografis sumber pertumbuhan penduduk perkotaan.

Pertambahan penduduk alamiah, yaitu jumlah orang yang lahir dikurangi jumlah yang meninggal;
migrasi penduduk khususnya dari wilayah perdesaan (rural) ke wilayah perkotaan (urban);
sertareklasifikasi, yaitu perubahan status suatu desa (lokalitas), dari lokalitasrural menjadi lokalitas
urban, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Sensus oleh Badan Pusat Statistik. Pertambahan
penduduk alamiah berkontribusi sekitar sepertiga bagian sedangkan migrasi dan reklasifikasi
memberikan andil dua pertiga kepada kenaikan jumlah penduduk perkotaan di Indonesia, dalamkurun
1990-1995. Dengan kata lain migrasi sesungguhnya masih merupakan faktor utama dalam penduduk
perkotaan di Indonesia. Kegiatan industri dan jasa di kota-kota tersebut yang semakin berorientasi pada
perekonomian global, telah mendorong perkembangan fisik dan sosial ekonomi kota, namun semakin
memperlemah keterkaitannya dengan ekonomi lokal, khususnya ekonomi perdesaan karena upah di
pedasaan lebih kecil dari upah di perkotaan. Dampak yang paling nyata hanyalah meningkatnya
permintaan tenaga kerja, yang pada gilirannya sangat memacu laju pergerakan penduduk dari desa ke
kota dan makin mempersulit lowongan pekerjaan karena banyak persaingan orang yang dari desa ke ke
kota untuk mencari kerja. (http://adiatmojo1.blogspot.com/2012/10/pengertian-pendudu.html)

II.5 Kerangka Berpikir

Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Menurut dokter dan ahli kesehatan,
manusia wajib minum air putih minimal 2 liter (atau 8 gelas) per hari dan maksimum 7% kali berat
badan. Tumbuhan (flora) dan binatang (fauna) juga mutlak membutuhkan air. Tanpa air keduanya akan
mati, sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu sumber kehidupan. Dengan kata lain air
merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Air bersih yang di konsumsi oleh penduduk pulai maitara adalah air hujan dan air sumur, penduduk
pulau maitara pada saat musim hujan penduduk menggunakan air hujan dan air sumur untuk
dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari, dan pada saat musim kemarau penduduk kekurangan air
bersih untuk di konsumsi, sebab sebagian besar air sumur penduduk setempat hampir mengering dan
berubah warna dari air yang jernih berubah menjadi agak kecoklatan. Untuk mendapatkan air bersih dan
di konsumsi dalam kehidupan sehari-hari, penduduk pulau maitara mengambil air di Pulau Tidore
tepatnya di sekitar Kelurahan Rum Kota Tidore Kepulauan, air yang di ambil adalah air sumur. Dengan
demikian maka kerangka berpikir dapat digunakan adalah sebagai berikut :

Bagan Kerangka Berpikir

Analisis Kebutuhan Air Bersih

Musim Hujan

Musim Kemarau

Kepulauan Hiri kecamatan faudu

Air Sumur
Mengkonsumsi Air Sumur yang diambil di kecamatan faudu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian secara kualitatif deskriptif, yang bertujuan
mengungkap atau mendeskripsikan gejala yang telah ada dan atau sedang berlangsung.
III.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Pulau Hiri kecamatan faudu, pada bulan oktober sampai dengan bulan
november 2014.

III.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah penduduk pulau faudu, dengan jumlah responden 20 orang yang
terdiri dari 10 laki-laki dan 10 perempuan.

III.4 Variabel Penelitian

Variable penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu peneliti
(Arikunto, 2006).

Variabel dalam penelitian ini meliputi Analisis Kebutuhan Air Bersih di Pulau Hiri kecamatan faudu.

Tabel 1.3 Variabel dan indikator penelitian

No

Variabel

Indikator penelitian

Sumber data

1.

Analisis kebutuhan air bersih

1.Air Hujan

2.Air Sumur

Data primer
III.5 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Guna memperoleh data yang lengkap untuk mendukung penelitian ini, tehnik pengumpulan data
di lakukan dengan cara observasi dan kuisioner. Observasi di lakukan di pulau hiri dengan wawancara
beberapa tokoh masyarakat, dan kepala kelurahan setempat. Kuisioner di lakukan dengan tanya jawab.

b. Wawancara

Wawancara adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari sumbernya

c. Dokumentasi

Dokumentasi penelitian menggunakan data dokumentasi berupa gambar, atau foto-foto pada lokasi
penelitin pada saat meneliti pengumpulan data terkait dengan pengetahuan masyarakat tentang analisis
kebutuhan air bersih.

III.6 Analisis Data

Setelah dikumpulkan selanjutnya data tersebut akan diolah dan dianalisa dengan rumus:

P = 100 %

Keterangan :

P Subjek

F Frekuensi

N Jumlah responden

III.7 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini dimaksud untuk memberikan batasa-batasan dari istilah yang
ada dalam judul proposal penelitian. Hal ini bertujuan untuk menghindari keslahpahaman penafsiran,
dari beberapa istilah yang digunakan dalam judul penenlitian ini adalah sebagai berikut:
a. Air adalah zat atau material atau unsur penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini dibumi, tetapi tidak di planet lain dalam sistem tata surya dan menutupi hampir 71%
permukaan bumi

b. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum
setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan
bagi sistem penyediaan air minum.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu. 2002. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Jurnal : Rizki Aji Hertanty, kebijakan-sosial-dalam-menanggulangi-masalah-kemiskinan.selasa 29


Desember 2009.

Soerjani. Moh, Rofiq Ahmad, Munir Rezy. 1987. Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan
Dalam Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia

Prasetya, Tri Joko. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai