“ SIMULASI COVID-19”
DisusunOleh :
Dewi Puspita Anggraeni
25000118120004
Arzana Farida
25000118120019
Salsabila Indira Saraswati
25000118120023
Cindy Aprilina A P 25000118120041
Ngaina Khansa Nabilah 25000118120052
Kelas A 2018
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
SEMARANG
TAHUN 2020
1. Dari kedua gambardiatas menunjukkan jumlah kejadian kasus konfirmasi COVID-
19, kasus sembuh, dan meninggal dari COVID-19 di Indonesia.
Sejak kasus pertama dan kedua positif virus Corona di Indonesia diumumkan
pada tanggal2 Maret 2020,angka kasus positif Corona di negara ini terus mengalami
kenaikan yang signifikan.Garis warna oranye menandakan kasus terkonfirmasi positif
COVID-19 secara nasional. Garis warna hijau menunjukkan total pasien yang sembuh
dari COVID-19.Garis warna hitam menunjukkan jumlah total pasien positif COVID-
19 yang meninggal.Garis positif COVID-19 warna oranye terlihat menanjak jauh
lebih tinggi ketimbang garis jumlah pasien sembuh warna hijau dan garis jumlah
pasien meninggal dunia warna hitam dan dapat digunakan sebagai dasar analisis dari
situasi serta tingkat keberhasilan upaya penanganan wabah COVID-19 di Indonesia.
Diantaranya adalah :
a. Kemampuan skrining di Indonesia masiih kurang efektif
b.Belum terlaksananya upaya pencegahan yang baik oleh masyarakat
Indonesia (kesadaran masyarakat).
Pembeda Kesimpulan
Kasus Dalam hal ini dengan selang 8 jam terjadi perubahan
Konfirmasi konfirmasi yang awalnya 790 menjadi 686. Sekitar 104
orang dinyatakan tidak menderita COVID-19.
Kasus Selang 8 jam, terjadi penurunan kasus meninggal. Hal ini
meninggal tenaga medis yang menjadi garda terdepan melakukan
tugasnya dengan sebaik mungkin untuk menekan kasus
meninggal.
Kasus Mulai dari hari ke-11 sudah mulai terdapat kasus yang
sembuh sembuh dari COVID-19 tersebut. Meskipun mengalami
kenaikan sembuh yang tidak signifikan, hal tersebut sudah
baik. Artinya kasus yang sembuh dengan kasus meninggal
tidak terlalu jauh.
Selang waktu 8 jam terjadi penurunan kasus sembuh
sebanyak 1 kasus.
Penularan virus corona Covid-19 dapat terjadi dari satu orang ke orang lainnya yang
berkontak dalam jarak dekat melalui percikan atau tetesan air (droplet) yang keluar
dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi saat bersin, batuk, atau mengeluarkan
napas. Saat penderita bersin atau batuk tanpa menutup mulutnya, maka tetesan kecil
air liur yang keluar bisa saja mendarat di tangan atau permukaan pakaian orang lain.
Lalu, saat orang tersebut makan tanpa cuci tangan atau mengusap hidung, virus pun
bisa masuk ke dalam tubuh.
Batuk kering
Demam
Merasa lemas
Sesak napas
Ada pula gejala virus corona lainnya, tetapi dialami oleh beberapa orang seperti:
Hidung berair
Sakit tenggorokan
Badan terasa pegal-pegal
Diare
Kaitan riwayat alamiah dengan data yang ditampilkan adalah setiap hari data
menunjukkan adanya peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi, dikarenakan riwayat
alamiah atau masa inkubasi covid-19 yaitu selang 1-14 hari. Oleh karena itu jika
seseorang dinyatakan terkonfirmasi positif, dan selama 14 hari masa inkubasi tersebut
sempat melakukan kontak langsung secara tidak disengaja maupun sadar dengan
orang lain dan terjadi penularan virus, maka orang lain tersebut menjadi PDP (Pasien
Dalam Pengawasan) dan bila dalam masa inkubasinya tenryata dinyatakan positif
inilah yang menjadi penyebab meningkatnya kasus terkonfirmasi pada data tersebut.
Selain itu piningkatan kasus terknofirmasi positif Covid-19 juga dapat disebabkan
oleh orang yang berasal dari wilayah pandemik atau KLB Covid-19 dan datang ke
wilayah yang tidak berzona merah maka orang tersebut pun menjadi status ODP
(Orang Dalam Pengawasan) yang jika akhirnya terkonfirmasi positif atau tidak pun
hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan kasus
terkonfirmasi Covid-19. Dikarenakan orang yang tidak positif Covod-19 namun
membawa virus atau karier dapat menularkan virus ini kepada orang yang lebih rentan
dan risiko tinggi terkena virus ini.
Oleh karena itu dalam hitungan jam saja virus ini dapat menularkan pada siapa saja
dan dimana saja secara cepat kepada orang-orang baru yang bertemu dan berkontak
langsung dengan orang yang berstatus ODP, PDP, Postif maupun Karier (pembawa).
6. Gambarkan riwayat alamiah Covid-19 dan buatkan skema transmisi yang mungkin
terjadi di masyarakat.
Di awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu
coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019
(COVID-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok yang
ditemukan pada akhir Desember tahun 2019.
Riwayat Alamiah Covid-19
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Struktur
coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan
virus. Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.
Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan kemampuannya
menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam.
Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke
manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor
untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan
host yang biasa ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan
sumber utama untuk kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle East
respiratory syndrome (MERS) (PDPI, 2020).
Gambar 1. Struktur Corona Virus
Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus tidak bisa
hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah menemukan sel host sesuai
tropismenya.
1. Penempelan dan masuk virus covid-19 ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada
dipermukaan virus. Protein S penentu utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta
penentu tropisnya. Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel
host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2). ACE-2 dapat ditemukan
pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit,
timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit
usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos.
2. Setelah berhasil masuk, selanjutnya translasi (proses penerjemahan kode dari mRNA
oleh tRNA ke dalam urutan asam amino) replikasi gen dari RNA genom virus.
Kemudiam, tahap replikasi (proses penggandaan DNA) dan transkripsi (proses
penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA menjadi molekul RNA),
dimana terjadi sintesis virus RNA melalui translasi.
3. Tahap selanjutnya adalah tahap perakitan dari kompleks replikasi virus dan akhirnya
rilis virus.
4. Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di
sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya).
5. Setelah itu, menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan
virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel
gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus covid-19 yaitu 14 hari
hingga muncul penyakit.
Gambar 2. Ilustrasi Transmisi Virus Covid-19
2. Perilaku
- Tidak memakai masker saat sakit terutama batuk dan flu
- Gaya hidup tidak sehat dan kurangnya penerapan PHBS, contoh : makan tidak bergizi
seimbang, tidak berjemur untuk meningkatkan imunitas.
3. Yankes
- Kurangnya alat kesehatan, APD, dan SDM (tenaga medis), berdampak pada rendahnya
kemampuan diagnosis dini covid-19
- Kurangnya edukasi dari pemerintah / dinkes tentang physical distancing, lockdown,
atau pencegahan covid-19 lainnya di semua daerah di Indoneisa
4. Lingkungan
- Kurang edukasi tentang kesehatan dari orang sekitar, sehingga menganggap remeh
covid-19
- Kegiatan sosial budaya yang menurut mereka lebih penting
- Kurangnya kerjasama antar sektor pemerintah seperti transportasi contohnya : bandara
masih buka, sehingga orang asing dari zona merah bisa masuk.
(Mengira DBD
atau influenza
biasa
menularkan
Orang lain kontak dgn kepada tenaga
ORANG SEHAT
HEWAN orang Cina melalui droplet, medis tanpa
MANUSIA
jabat tangan, batuk dan (masih dalam APD.)
- Kelelawar Transmisi bersin faseinkubasi
- Sapi Melalui tanpa gejala) (Dilakukan Tes
- Kuda konsumsi (terjadi Swab. Baru
Orang yg dari Zona Merah penularan di
- Kucing (Dimakan) diketahui
(mudik atau habis tempat2 umum
- Ayam berkunjung dari zona positif
ke banyak
merah). Menjadi Carier. orang tanpa sehingga pd
disadari. masa inkubasi
terjadi
peningkatan yg
signifikan.
7. Informasi tambahan apa saja yang perlu disediakan agar diperoleh informasi yang relatif
mendekati kondisi nyata di masyarakat?
- Informasi terkini berapa banyak kasus positif, negatif, kematian, dan kesembuhan
pasien Covid-19
- Memberikan edukasi tentang bagaimana penyebaran covid-19
- Memberikan edikasi tentang seperti apa karakteristik covid-19
- Memberikan edukasi terkait bagaimana orang bisa tertular dan penyembuhannya
- Memberikan edikasi kepada masyarakat agar selalu menjaga imun, kesehatan
dimanapun berada
- Menghimbau agar masyarakat menaati peraturan untuk melakuka sosial distancing
dan physical distancing
8. Ceritakan secara kronologis, kejadian Covid-19 di masyarakat dengan
mengkompilasi berbagai informasi yang disediakan, seperti pada pertanyaan nomor
7?
Pandemi Covid-19 sejak kasus pertama diumumkan, lonjakan pasien positif
terus terjadi dan semakin meningkat. Pada tanggal 25 Maret 2020, jumlah kasus positif
Covid-19 mencapai 790. Diikuti dengan pasien sembuh sebanyak 31 dan 58 pasien
lainnya meninggal. Di Indonesia banyak faktor yang mempengaruhi penyebaran Covid-
19. Masa inkubasi yang bisa dibilang cukup lama dan asimtomatis membuat keberadaan
Covid 19 sulit untuk dideteksi. Infeksi virus corona atau Covid-19 adalah suatu jenis
penyakit yang menyerang sistem pernapasan. Tak heran bila gejala coronavirus terbilang
mirip dengan flu biasa. Sama seperti masa inkubasi virus, gejala virus corona sebenarnya
dapat bervariasi pada setiap individu. Secara umum, gejala coronavirus dapat muncul 4-
10 hari setelah terpapar dari orang yang terinfeksi. Gejala coronavirus yang muncul
biasanya bersifat ringan dan akan berkembang secara bertahap.
Penyebaran Covid-19 ini termasuk cepat terutama di provinsi dengan mobilitas
yang tinggi. 2 provinsi dengan peningkatan kasus terkonformasi Covid-19 yang cukup
cepat dan tinggi adalah Pulau Jawa yang melonjak lebih dari 2 kali lipat. Mobilitas dan
kepadatan penduduk yang tinggi di Pulau Jawa khususnya DKI Jakarta dan Jawa Tengah
menjadi salah satu faktor utama penyebab peningkatan kasus. Walaupun masyarakat tahu
bahwa Covid-19 mudah menular namun tidak menghentikan mereka melakukan
perpindahan tempat terutama saat ini banyak masyarakat dari red zone mudik ke
kampung halamannya tanpa tahu pasti apakah mereka membawa virus Covid-19 atau
tidak.
PHBS yang buruk dari masyarakat pun menambah buruk penyebaran Covid-19.
Beberapa masyarakat masih menganggap bahwa Covid-19 ini merupakan penyakit biasa
yang mudah disembuhkan. Kebiasaan tidak mencuci tangan menggunakan sabun
sebelum dan sesudah beraktivitas dan tidak menggunakan masker walaupun sadar
bahwa dirinya sedang dalam kondisi yang tidak sehat merupakan faktor utama.
Kebiasaan masyarakat yang senang untuk berkumpul menjadi pemicu penyebaran
Covid-19. Percikan kecil air yang berasal dari saluran pernapasan penderita Covid-19
akan mudah mengenai orang lain yang berada di dekatnya. Jika percikan menganai orang
dalam kondisi rentan terutama lansia dan orang yang sudah memiliki riwayat penyakit
bawaan sebelumnya yang jelas tidak memiliki imun tubuh yang kuat, maka orang-orang
tersebut akan mudah tertular dan berpotensi mengalami gejala yang lebih berat.
Kebiasaan meludah sembarangan juga masih dilakukan oleh sebagian masyarakat.
Wilayah Indonesia yang luas dan belum semua daerah dengan mudah terjangkau
oleh informasi membuat edukasi dari pemerintah kepada masyarakat belum terlaksana
secara maksimal.Kurangnya kerjasama antar sektor pemerintah seperti transportasi
contohnya : bandara masih buka, sehingga orang asingdari zona merahbisamasuk. Selain
itu ada juga beberapa masalah seperti tidak adanya satu komando. Bebepada pemerintah
daerah membuat kebijakan yang sekiranya dibutuhkan oleh masyarakatnya namun
kebijakan tersebut belum disetujui oleh pemerintah pusat.