Diskusi Dokter
Pemeriksaan Fisik Dada
- Pendahuluan
- Indikasi
- Kontraindikasi
- Teknik
- Komplikasi
- Edukasi
Pasien
- Pedoman Klinis
Teknik Pemeriksaan Fisik Dada
Oleh :
Teknik pemeriksaan fisik dada terbagi menjadi empat, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan ini sederhana dan cukup
mudah dilakukan tanpa menimbulkan komplikasi. Pemeriksaan fisik dada penting dilakukan untuk penegakan diagnosis berbagai penyakit
yang menyebabkan gangguan sistem kardiorespirasi seperti gagal jantung, pneumonia, trauma dada, dan penyakit jantung bawaan. [1-3]
Persiapan Pasien
Sebelum dilakukan pemeriksaan fisik dada, sediakan tempat yang privat bagi pasien, dengan penerangan yang baik, tenang, dan nyaman.
Penjelasan dan persetujuan mengenai teknik pemeriksaan fisik dada harus diberikan kepada pasien.
Pada pasien wanita, klinisi laki-laki dapat didampingi oleh tenaga medis perempuan sebagai saksi pemeriksaan klinis. Setelah pasien
mengerti dan menyetujui prosedur pemeriksaan fisik, maka pasien diminta untuk melepas pakaian bagian atas. Klinisi kemudian dapat
Peralatan
Pemeriksaan fisik dada umumnya hanya membutuhkan peralatan tambahan stetoskop. Selain itu, sediakan tempat tidur medis dan tirai untuk
Posisi Pasien
Pasien diposisikan pada posisi Fowler, yaitu tempat tidur dinaikan sekitar 45 derajat. Pada pemeriksaan dada posterior, pasien dapat
Prosedural
Pemeriksaan fisik dada terdiri atas empat proses, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Inspeksi
Inspeksi dada dilakukan untuk menilai pola pernapasan, bentuk dada, dan kelainan lainnya.
Pola Pernapasan :
Pola pernapasan yang dinilai mencakup kecepatan, ritme, dan volume pernapasan. Pola pernapasan normal (eupnea) adalah kecepatan 10-14
napas per menit dengan perbandingan inspeksi dan ekspirasi yaitu satu banding tiga.
Kecepatan napas di bawah normal disebut bradypnea. Beberapa keadaan, seperti penggunaan sedatif, narkotik, atau alkohol, dan kelainan
neurologis atau metabolik, dapat menyebabkan bradypnea. Sebaliknya, keadaan seperti peningkatan aktivitas fisik, infeksi, dan gagal
jantung kongestif. dapat menyebabkan peningkatan kecepatan respirasi, yang disebut sebagai hiperpnea.
Pernapasan menggunakan otot tambahan, seperti otot sternokleidomastoideus, interkostal, scalene, menunjukkan bahwa terdapat usaha nafas
Terdapat tiga khas pola pernapasan abnormal yang harus diperhatikan pada pasien, yaitu pernapasan Cheyne-Stokes, Biot, dan Kussmaul.
Pernapasan Cheyne-Stokes merupakan pola pernapasan cepat dengan sifat kresendo-dekresendo yang diikuti periode apnea. Pola
pernapasan Cheyne-Stokes dapat ditemukan pada pasien gagal jantung, peningkatan tekanan intrakranial, dan overdosis narkotik
Pola pernapasan Biot merupakaan peningkatan kecepatan dan kedalaman pernapasan konstan yang diikuti periode apnea dengan
durasi yang berbeda-beda. Beberapa kondisi, seperti peningkatan tekanan intrakranial dan meningitis, telah dihubungkan dengan pola
pernapasan Biot
Pernapasan Kussmaul memiliki ciri khas peningkatan volume tidal dengan atau tanpa peningkatan kecepatan pernapasan. Pola
Bentuk Dada :
Bentuk dada abnormal dapat ditentukan melalui inspeksi struktur tulang iga dan tulang belakang. Pectus excavatum memiliki karakteristik
depresi sternum, yang umunya terjadi pada sternum bagian setengah bawah. Sebaliknya, kelainan dinding dada dengan karakteristik protursi
Selain itu, gambaran peningkatan diameter anteroposterior, yang disebut sebagai barrel chest, merupakan gambaran normal pada anak.
Namun, pada dewasa gambaran ini menunjukkan hiperinflasi dada akibat penyakit paru obstruktif kronik.
Kelainan tulang belakang segmen thorasik, seperti kifosis dan skoliosis, juga dapat ditentukan berdasarkan bentuk dada. [1,2,5]
Kelainan Lainnya :
Beberapa kelainan juga dapat terlihat melalui inspeksi dada, seperti lesi jinak maupun ganas. Lesi lainnya, seperti luka parut akibat trauma
atau bekas operasi dan ginekomastia juga dapat ditemukan pada inspeksi dada.
Lesi spider naevi, yang ditandai adanya gambaran kumpulan pembuluh darah yang menyerupai sarang laba-laba, dapat ditemukan pada
dada. Hal ini umumnya menunjukkan adanya perubahan hormon estrogen atau penyakit hati seperti sirosis atau gagal hati. [1,2]
Palpasi
Pada palpasi pemeriksaan fisik dada dilakukan pemeriksaan taktil fremitus dan ekspansi dada. Selain itu, deteksi abnormalitas, seperti massa
atau krepitus tulang juga dapat dilakukan dalam pemeriksaan palpasi dada.
Taktil Fremitus :
Taktil fremitus dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi perubahan intensitas vibrasi yang diciptakan saat pasien berbicara yang
mengindikasikan adanya proses patologis pada paru. Berikut ini merupakan prosedur pemeriksaan taktil fremitus :
Peningkatan taktil fremitus mengindikasikan adanya jaringan paru yang lebih padat, seperti konsolidasi akibat pneumonia. Sedangkan
penurunan taktil fremitus mengindikasikan adanya udara atau cairan pada ruang pleura atau penurunan densitas jaringan paru, seperti
Ekspansi Dada :
Pemeriksaan ekspansi dada dilakukan untuk menilai kedalaman dan kualitas pergerakan dari setiap sisi dada. Berikut ini prosedur ekspansi
dada :
Pada pasien normal akan ditemukan dada bergerak secara simetris. Apabila terdapat penurunan ekspansi dada unilateral, maka kemungkinan
terdapat patologi pada daerah dada tersebut, seperti pneumothorax, efusi pleura, atau pneumonia. Penurunan ekspansi dada secara bilateral
dapat menunjukkan kemungkinan terdapat asthma atau penyakit paru obstruktif kronik.
Denyut apeks jantung umumnya dapat ditemukan pada intercostals space 5 pada garis midklavikula. Tidak ditemukannya denyut apeks
jantung dapat disebabkan oleh keadaan fisiologis seperti apeks jantung yang terletak pada belakang tulang rusuk, ataupun kondisi patologis
pada pembesaran ventrikel kanan jantung. Apabila amplitudo denyut apeks jantung terasa sangat kencang dan memanjang, maka hal
tersebut disebut sebagai heaving apex yang dapat disebabkan oleh hipertrofi ventrikel. [3,7]
Perkusi
Perkusi dilakukan untuk mengetahui area di bawah lokasi yang diperkusi berisi jaringan paru dengan suara sonor, berisi cairan dengan suara
redup, berisi padat atau darah dengan suara pekak, atau berisi udara dengan suara hipersonor. Berikut ini merupakan teknik perkusi :
1. Tekan phalanx distal jari tengah secara pelan pada area yang ingin diperkusi dan angkat jari lainnya dari permukaan dada untuk
mencegah penurunan suara perkusi
2. Ketuk ujung jari yang bersentuhan dengan dinding dada dengan ujung jari tengah dari tangan lainnya dengan pergerakan
pergelangan secara cepat dan tajam
3. Lakukan perkusi secara berulang apabila suara perkusi kurang terdengar
4. Perkusi dinding dada anterior, posterior, dan lateral secara sistematis dan bandingkan masing-masing sisi.
5. Perkusi dilakukan secara superior menuju inferior untuk mengetahui posisi diafragma saat bernapas. Apabila sudah terdapat
perubahan suara perkusi, maka pasien diminta untuk inspirasi dan menahan nafas. Kemudian klinisi melanjutkan perkusi secara
inferior untuk mengetahui level diafragma saat inspirasi maksimal paksa. Umumnya, perbedaan level inspirasi dan ekspirasi
diafragma adalah sebesar 2-3 cm [1,3]
Batas Jantung :
Selain itu, perkusi dada juga dapat dilakukan untuk menentukan batas-batas jantung. Batas jantung kiri umumnya terdapat pada intercostal
space (ICS) 4-6 linea midklavikularis kiri dan batas kanan jantung pada linea parasternalis kanan. Batas atas jantung umumnya terdapat
pada ICS 2 kanan linea parasternalis kanan. Berikut ini merupakan prosedur perkusi dalam menentukan batas jantung kiri dan kanan pasien :
1. Perkusi dilakukan dari dinding dada midklavikula sebelah kanan secara superior menuju inferior sampai terdapat perubahan dari
sonor menjadi pekak, yang menunjukkan batas paru hati
2. Naikkan 2 jari dari batas paru hati dan perkusi dari lateral ke medial
3. Tentukan batas kanan jantung melalui perubahan suara perkusi dari sonor menjadi pekak
4. Batas jantung kiri ditentukan melalui letak iktus kordis [3]
Auskultasi
Auskultasi dada dilakukan dengan stetoskop dan dilakukan pada saat inspirasi dan ekspirasi paksa. Secara umum, bagian stetoskop yang
digunakan untuk auskultasi adalah diafragma karena bagian diafragma lebih baik dalam menangkap suara nada tinggi Pemeriksaan
auskultasi dada dapat digunakan untuk mendengar suara paru maupun suara jantung. Auskultasi dada lebih baik dilakukan pada suasana
sunyi.
Auskultasi Paru :
Auskultasi paru dilakukan pada seluruh lapang paru, baik secara anterior maupun posterior. Berikut ini merupakan prosedur auskultasi
paru :
Suara napas normal adalah suara vesikular. Suara wheezing umumnya menunjukkan terdapat penyempitan saluran napas distal dan dapat
menjadi tanda dari penyakit asthma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau obstruksi saluran napas. Suara ronki menandakan
terdapatnya sekresi pada saluran napas besar dan menandakan beberapa penyakit seperti bronkitis, pneumonia, edema paru, atau
emfisema. Pleural rub merupakan suara akibat inflamasi permukaan pleura yang bergesekan saat bernapas. Suara stridor adalah suara yang
besar dan kasar saat inspirasi akibat obstruksi saluran napas proksimal. [2,4,8]
Auskultasi Jantung :
Auskultasi jantung membutuhkan pendengaran yang baik dan kemampuan dalam membedakan kelainan suara yang tipis. Suara jantung
terbagi menjadi dua suara berdasarkan tutup-bukanya katup jantung, yaitu sistolik dan diastolik. Auskultasi jantung dilakukan pada empat
Kelainan pada auskultasi jantung ditandai dengan penemuan suara jantung tambahan seperti gallop dan murmur.
Gallop : merupakan penambahan suara jantung yang umumnya diakibatkan pengisian ventrikel dengan volume banyak dan
cepat. Kondisi ini dapat ditemukan pada gagal jantung kiri, jantung hipertensif, atau pada keadaan fisiologis jantung atlet dan ibu hamil
Murmur : merupakan suara tambahan akibat turbulensi aliran darah yang dapat terjadi saat sistolik, diastolik, atau kontinu.
Murmur sistolik dapat ditemukan pada beberapa keadaan, seperti defek septum ventrikel, regurgitasi mitral, dan regurgitasi trikuspid.
Murmur diastolik dapat ditemukan pada stenosis mitral dan stenosis trikuspid. Murmur kontinu dapat ditemukan pada kelainan kongenital,
Rubs : pericardial friction rub terjadi akibat gesekan antara lapisan visceral dan parietal perikardial. Suara ini umumnya dapat
Follow Up
Kelainan pada penemuan pemeriksaan fisik dada dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan radiologis,
Komplikasi Peme...
DISKUSI TERBARU
Info Webinar - Imunisasi dan Aspek Kesehatan Anak di masa Pandemi Covid-19
2 Balasan
Lihat Detail
Pemberian surat keterangan kesehatan untuk penderita hipertensi apakah tergantung dengan terkontrolnya tekanan darah
Oleh: Anonymous
7 j
Selamat Pagi, T.S.Sebagai dokter umum, seringkali kita diminta untuk menerbitkan surat keterangan kesehatan untuk perihal perpanjangan sim, mendaftar
kerja...
5 Balasan
Lihat Detail
Alo dokter, ijin konsul. Sy ada pasien usia 60 thn perempuan. Mengeluh nyeri kepala kanan disertai mata kanan sulit trbuka dn bengkak. Wajah sblh kanan...
2 Balasan
Lihat Detail
Lebih Lanjut
Tentang Kami
Advertise with us
Privasi
Kontak Kami