Dosen Pembimbing:
Dr. Ing. Suherman, ST. MT.
Oleh :
i
PROPOSAL PENELITIAN
Dosen Pembimbing:
Dr. Ing. Suherman, ST. MT.
Oleh :
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
Semarang, 2020
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
1
RINGKASAN
Jahe atau Zingiber offcinale Rosc. Berasal dari Asia Tropi, yang tersebar dari
India sampai Cina. Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: jahe gajah,jahe merah, jahe emprit. Jahe memiliki
kandungan oleoserin yang mengandung gingerol memiliki daya antioksidan melebihi
tokoferol dan jahe memiliki daya antioksidan yang sama dengan vitmin C. Dalam
bidang obat-obatan, jahe berkhasiat untuk mengobati berbagai berbagai macam
penyakit seperti urus-urus, masuk angin, cacingan, mengobati encok, mengobati luka,
anemia, bronchitis, asma, penyakit jantung, memperbaiki pencernaan, dan
perangsangan syahwat (Tropical Plant Curriculum Project Team,2012). Rosella
(Hibiscus sadbariffa L.) merupakan anggota family Malvaceae. Rosella dapat tumbuh
baik di daerah beriklim tropis dan subtropics. Tanaman ini mempunyai habitat asli di
daerah yang terbentang dari India hinga Malaysia. Rosella merupakan tumbuhan
perdu atau semak yang merupakan tanaman musiman. Tanaman rosella memiliki
banyak manfaat mulai dari batang yang dapat dijadikan karung goni, daunnya dapat
dijadikan kosmetik dan bungannya yang memiliki beragam khasiat. Kelopak bunga
rosella dikatakan banyak mengandung vitamin C dalam kadar tinggi yang berfungsi
untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia. Tiap 100 gram kelopak rosella kering
mengandung 260-280 mg vitamin C.
Penelitian ini memiliki 3 tujuan, yang pertama adalah Membuat produk
effervescent dari ekstrak jahe (Zingiber offcinale rose) dan rosella (Hibiscus
sadbariffa L.). Tujuan yang kedua adalah Menganalisis pengaruh lama maserasi pada
ekstraksi jahe (Zingiber offcinale Rosc) dan rosella (Hibiscus sadbariffa L.) metode
maserasi terhadap yield ekstrak jahe dan serai dapur. Tujuan yang ketiga yaitu
Menganalisis pengaruh konsentrasi pelarut etanol pada ekstraksi jahe (Zingiber
offcinale Rosc) dan rosella (Hibiscus sadbariffa L.) metode maserasi terhadap yield
ekstrak jahe dan rosella
Preparasi jahe dan rosella diawali dengan memotong kecil jahe dan kelopak
bunga rosella yang telah dibersihkan. Jahe dan Rosella yang telah di preparasi
kemudian maserasi sampel jahe dan bunga rosella dengan variabel kosentrasi pelarut
etanol 70% ; 80% ; 90% dengan perbandingan 1:5 dengan variabel waktu selama 24
jam, 48 jam, 72 jam lalu memisahkan hasil ekstrasi metode maserasi dengan pelarut
ethanol menggunakan rotary vacuum kemudian menghitung yield. Kemudia tahap
proses pembentukan produk. Pembuatan granul menggunakan tiga tahap yaitu : tahap
pembuatan granul asam dan basa, penambahan lubrikan, dan pencetakan tablet.
Tahap analisa yang pertama Menghitung Yield Minyak Jahe kemudian Penentuan
kadar besi ekstrak jahe dan rosella dan uji waktu larut
iii
SUMMARY
Ginger or Zingiber offcinale Rosc. Originating from the Asian Trophy, which
spread from India to China. Based on the size and color of the rhizome, ginger can be
divided into 3 types: ginger elephant, red ginger, ginger emprit. Ginger contains
oleoserin which contains gingerol has higher antioxidant power than tocopherol and
ginger has the same antioxidant power as vitmin C. treat wounds, anemia, bronchitis,
asthma, heart disease, improve digestion, and orgasm stimulation (Tropical Plants
Curriculum Project Team, 2012). Rosella (Hibiscus sadbariffa L.) is a member of the
Malvaceae family. Rosella can grow well in tropical and subtropical climates. This
plant has native habitat in an area that extends from India and Malaysia. Rosella is a
shrub or bush that is a meeting plant. Rosella plants have many benefits ranging from
stems that can be made jute sacks, leaves can be made cosmetics and flowers that have
a variety of properties. Roselle flower petals are given a lot of vitamin C in high levels
that are needed to increase human endurance. Every 100 grams of rosella petals
contain 260-280 mg of vitamin C.
This research has 3 objectives, the first is making effervescent products from
extracts of ginger (Zingiber offcinale rose) and rosella (Hibiscus sadbariffa L.). The
second objective is to analyze the effect of maceration duration on the extraction of
ginger (Zingiber offcinale Rosc) and rosella (Hibiscus sadbariffa L.) maceration
method on the results of ginger extract and lemongrass. The purpose is a variation of
the ethanol solvent in the extraction of ginger (Zingiber offcinale Rosc) and rosella
(Hibiscus sadbariffa L.) maceration method on the results of extracts of ginger and
roselle
The preparation of ginger and rosella begins with small cuts of ginger and
roselle petals that have been completed. Ginger and Rosella which have been prepared
and then maceration of ginger and rosella flowers with variable ethanol 70% solvent
concentration; 80%; 90% by turning 1: 5 with a variable time of 24 hours, 48 hours,
72 hours ago was the result of extraction of the maceration method with ethanol
solvent using a rotary vacuum and then calculating the results. Then do the product
formation process. Making granules using three glasses, namely: making granules of
acid and base granules, added lubricants, and installation tablets. The first stage of
the analysis is to calculate the yield of Ginger Oil and then to determine the iron
content of ginger and roselle extract and to test the dissolution time
iv
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya maka
proposal penelitian dengan judul “Pembuatan Effervescent dari Ekstrak Jahe dan
Bunga Rosella untuk Meningkatkan Imun Tubuh dari Covid-19” ini dapat
diselesaikan.
Dalam penulisan proposal penelitian ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan resmi ini,
khususnya kepada:
1. Dr. Ing. Suherman, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak membantu dan membimbing dalam penulisan proposal ini
2. Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan dan menjadi
penyemangat kami
3. Teman-teman Teknik Kimia yang dapat bekerjasama dengan baik
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Dalam penulisan proposal penelitian ini penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan proposal penelitian ini. Akhir kata penulis
berharap semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dengan
menambah ilmu pengetahuan yang baru bagi pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Jahe atau Zingiber officinale Rosc. Berasal dari Asia Tropi, yag tersebar dari
India sampai Cina. Tanaman jahe hidup merumpun, beranak pinak menghasilkan
rimpang dan berbunga. Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: jahe besar (jahe gajah) yang ditandai dengan
ukuran rimpang yang besar, berwarna muda atau kuning, berserat halus, dan sedikit
bearoma maupun berasa kurang tajam, jahe putih kecil (jahe emprit) yang ditandai
dengan ukuran rimpang yang termasuk kategori sedang, dengan bentuk agak pipih,
berwarna putih, berserat lembut dan beraroma serta berasa tajam, jahe merah yang
ditandai dengan ukuran rimpang yang kecil,berwarna merah jingga, berserat kasar,
beraroma serta berasa sangat tajam (Rukmana,2000). Manfaat lain dari jahe sesuai
phasil penelitian Kikuzaki dan Nakatani (1993) menyatakan bahwa oleoresin jahae
yang mengandung gingerol memiliki daya antioksidan meleibihi
tokoferol,sedangkan hasil penelitian Ahmed et al., (2000) menyatakan bahwa jahe
memiliki daya antioksidan yang sama dengan vitamin C. Dalam bidang obat-
obatan, jahe berkhasiat untuk mengobati berbagai berbagai macam penyakit seperti
urus-urus, masuk angin, cacingan, mengobati encok, mengobati luka, anemia,
bronchitis, asma, penyakit jantung, memperbaiki pencernaan, dan perangsangan
syahwat (Tropical Plant Curriculum Project Team, 2012).
1
Tanaman ini mempunyai habibat asli di daerah yang terbentang dari India hingga
Malaysia. Rosella merupakan tmbuhan perdu atau semak yang merupakan tanaman
musiman. Tanaman risella memiliki banyak manfaat mulai dari batang yang dapat
dijadikan karung goni, daunnya dapat dijadikan kosmetik dan bunganya yang
memiliki beragam khasiat. Rosella merupakan tanaman yang memiliki kelopak
bunga yang berwarna mera, ungu, dan hijau dapat digunakan sebagai bahan
pewarna alami pada produk pangan. Kelopak bunga rosella dikatakan banyak
mengandung vitamin C dalam kadar tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan
daya tahan tubuh manusia terhadap serangan penyakit. Kandungan vitamin C
rosella lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk dan mangga. Tiap 100 gram kelopak
rosella kering mengandung 260-280 mg vitamin C, mengandung vitamin D dan B2.
Selain itu rosella kering mengandung kalsium tinggi (486mg/100g), magnesium
serta omega-3, vitamin A, iron, potassium, 𝛽-karoten dan asam lemak esensial.
2
hasil olahan tanaman obat tradisional tidak selalu identic dengan rasa pahit, bau dan
tidak praktis. Akan tetap dapat dibuat sediaan yang praktis dalam bentuk tablet yang
dapat langsung larut dalam air yaitu table effervescent. . Effervescent didefinisikan
sebagai timbulnya gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang
dihasilkan saat pelarutan effervescent adalah karbon dioksida sehingga dapat
memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda). Tablet effervescent merupakan
salah satu bentuk sediaan tablet dengan cara pengempaan bahan-bahan aktif
campuran asam-asam organik, seperti asam sitrat atau asam tartrat dan natrium
bikarbonat. Pada penelitian ini akan dibuat tablet effervescent dengan kombinasi
ekstrak jahe dan rosella dengan metode ekstrasi secara maserasi yang dapat
mensintesis vitamin C pada tubuh untuk mencegah penurunan daya tahan tubuh
yang dapat memacu terkenanya virus corona tersebut.
3
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dibahas dalam
inovasi produk ini adalah sebagai berikut :
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jahe
a) Jahe Emprit
Jahe emprit mempunyai rimpang relatif kecil,bentuknya agak pipih,
berwarna putih sampai kuning, seratnya agak kasar, aromanya agak tajam,
rasanya pedas, panjang akar 20,55-21,10 cm, diameter akar 4,78-5,90 mm,
panjang rimpang 16,13-31,70 cm, tinggi rimpang 7,86-11,10 cm, dan berat
rimpang 1,11-1,58 kg. Jahe emprit mempunyai batang agak keras dan
berbentuk bulat, berwarna hijau muda, diselubungi oleh pelepah daun, dan
tinggi tanaman 49,16 ± 7,29 cm. Jahe emprit mempunyai daun berselang
seling teratur, warna permukaan daun atas hijau muda jika dibanding
dengan bagian bawah. Luas daun 14,36-20,50 mm, panjang daun 17,45-
19,79 cm, lebar daun 2,24-3,26 cm, jumlah daun 24,70 ± 4,33 dan lebar
tajuk 39,90 ± 4,97 cm. Di samping perbedaan ketiga klon jahe tersebut
secara deskriptif, sebenarnya masih terdapat perbedaan lainnya terutama
kandungan dan sifat kimianya, dan perbedaan tersebut akan memberikan
fungsi penggunaan jahe yang berbeda pula. Misalnya, jahe emprit dan jahe
merah masing-masing mempunyai kandungan minyak atsiri sekitar 1,5%-
3,5% dan 2,58%-3,90%. Jahe ini banyak digunakan sebagai rempah-
rempah, penyedap makanan, minuman dan bahan baku obat-obatan,
sedangkan jahe gajah yang mempunyai kandungan minyak atsiri sekitar
0,82%-1,66% itu, banyak digunakan untuk masakan, minuman, permen
dan asinan jahe (Fakhrudin M. I., 2008)
Jahe emprit merupakan rimpang jahe yang putih kecil, lebih besar
daripada jahe merah, akan tetapi lebih kecil daripada jahe gajah.
Bentuknya agak pipih, berwarna putih, seratnya lembut dan aromanya
tidak tajam. Jahe ini mengandung minyak atsiri 1,5-3,3% dari berat
5
keringnya. Jahe emprit digunakan sebagai bahan baku minuman, rempah-
rempah dan penyedap makanan (Fakhrudin M. I., 2008).
c) Jahe merah
Jahe merah (Zingiber officinale varietas rubrum),dikenal dengan
nama lain di daerah, seperti halia udang di Aceh, dan jahe sunti di Jawa.
Jahe merah rimpangnya berukuran lebih kecil dari jahe emprit, bagian
luar merah, bagian dalam jingga muda hingga merah. Jahe merah
memiliki tingkat kepedasan tertinggi daripada jahe lainnya. Sehingga
6
paling banyak digunakan untuk pengobatan (Tropical Plant Curriculum
Project Team, 2012).
7
Berat per 0.18-2.08 0.10-1.58 0.20-1.40
rimpang
(kg)
Diameter 8.47-8.50 3.27-4.05 4.20-4.26
rimpang
(cm)
Kadar pati 55.10 54.70 44.99
(%)
Kadar 6.89 6.59 -
serat (%)
Kadar abu 6.60- 7.39- 7.46
(%) 7.57 8.90
Sumber: Dimodifikasi dari Rostiana dkk. (1991); Sri Yuliani dan Risfaheri
(1990) diacu dalam Bermawie, dkk (1997)
Gingerenon
Volatil (-)-zingiberene, (+)-ar-
curucumene, (-)-β-
sequiphelandrene, β -bisabolene,
α-pinene, bornyl acetate, borneol,
8
Lemak 1 10
Hidrat Arang 10.1 101
Kalsium 0.021 0.21
Fosfor 0.039 0.39
Besi 0.004 0.035
Air 87.3324 873.324
Vitamin B1 0.0000002 0.0002
Vitamin C 0.004 0.04
Sumber : (Fakhrudin M. I., 2008)
Menurut Fakhrudin (2008) dalam jahe terdapat dua macam minyak
yaitu minyak atsiri dan oleoresin. Jahe kering mengandung minyak atsiri
sebanyak 1-3 persen. Komponen utamanya adalah zingiberene dan
zingiberol, senyawa ini yang menyebabkan jahe berbau harum, sifatnya
mudah menguap dan didapatkan dari cara destilasi. Selain itu, jahe juga
mengandung oleoresin sebanyak 3-4 persen. Komponen penyusunnya
adalah gingerol, shogaol, dan resin. Senyawa-senyawa tersebut yang
menyebabkan rasa pedas pada jahe. Sifatnya tidak mudah menguap, cara
memperolehnya dengan proses ekstraksi. Adanya minyak atsiri dan
oleoresin pada jahe inilah yang menyebabkan sifat khas jahe. Aroma jahe
disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresin menyebabkan rasa
pedas. Komposisi kimiawi rimpang jahe menentukan tinggi rendahnya
nilai aroma dan pedasnya rimpang jahe. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi komposisi kimiawi rimpang jahe ialah jenisnya, keadaan
tanah pada waktu jahe ditanam, cara budidaya, umur rimpang jahe pada
saat dipanen, serta perlakuan terhadap hasil rimpang pasca panen.
9
memiliki potensi untuk dikembangkan karena menyerupai sifat asli khas jahe
dan memiliki sifat fungsional sebagai antioksidan adalah oleoresin.
10
logam tereduksi, dan bekerja sebagai kofaktor untuk hidroksilasi prolin dan lisin
dalam biosintesa kolagen. Zat ini berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan.
Stabil pada keadaan kering. Dalam bentuk larutan di wadah terbuka zat ini cepat
rusak. (Rosmiati,1995)
2.2 Rosella
Rosella atau biasa disebut dengan (hibiscus sabdariffa L.) memiliki lebih dari
300 spesies yang tersebar pada daerah tropis dan non tropis. Rosella banyak
digunakan sebagai tanaman hias dan beberapa diantaranya dipercaya memiliki
kasiat medis, salah satu diantaranya adala rosela merah. Dapat hidup di daerah
yang memiliki iklim lembab dan hangat pada daerah tropis dan sub tropis. Rosella
memeliki kelebihan dibandingkan dengan tanaan tropis dan subtropic lainnya
yaitu dapat bertahan dalam cuaca yang sangat dingin serta dapat hidup dalam
ruangan yang memiliki sedikit pencahayaan akan tetapi pertumbuhan terbaik
diperoleh pada ruang terbuka dengan cahaya matahari.
Tumbuhan semak memiliki umur satu tahun, tinggi tumbuhan mencapai 2,4 m.
Batang berwarna merah, berbuntak bulat dan berbulu; daun berseling 3-5
berwarna hijau hingga merah. Buah rosella berbentuk kapsul kadang bulat telur,
berwarna coklat kemerahan. Bentuk biji menyerupai ginjal dan berbulu. Saat
masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu
(Maryani dan Kristiana, 2005).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
11
Kelas : Mangnoliopsida
Bangsa : Malvales
Suku. : Malvaceae
Marga : Hibiscus
Beberapa bagian rosella termasuk biji, daun, buah dan akar dapat digunakan
dalam berbagai makanan. Diantaranya, kelopak bunga seger yang berwarna merah
yang paling popular. Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan wine, jus,
selai, jelly, sirup, gelatin, puddng kue, es krim, dan zat perasa. Kelopak bunganya
mempunyai pektin yang membuat jelly menjadi kokoh. Kelopak bunga rosella
juga dapat dikeringkan dan disedu menjadi teh. Daunnya yang maish uda dan
batangnya yang lunak dapat dimakan mentah sebagai salad atau dimasak sendiri
sebagai sayur atau dicampur dengan sayuran yang lain atau dengan daging (Qi et
al.,2005). Sementara itu, bijinya dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kopi. Cara
pembuatan kopi dari biji rosella adalah menyangrai bijinya, kemudian dibuat
tepung. Kopi biji rosella ini sudah lama terkenal di Afrika (Maryani dan Kristina
,2005).
12
Berikut adalah kandungan gizi dalam 100 g kelopak rosella segar dapat dilihat
dalam table berikut:
1. Kalori 44 kal
2. Air 86,2%
3. Protein 1,6 g
4. Lemak 0,1 g
5. Karbohidrat 11,1 g
6. Serat 2,5 g
7. Abu 1g
8. Kalsium 160 mg
9. Fosfor 60 mg
12. Vitamin C 14 mg
16. Sulfida -
17. Nitrogen -
13
Anthocyanin yaitu gossipetin (hydroxyflavone) dan hibiscin 2%
Vitamin C 0.004-0,005%
Protein (Berat Segar) 6.7 %
Protein (Berat Kering) 7,9 %
Sumber : Maryani dan Kristiana, 2005
Rosella juga mengandung vitamin B1, B2, niasin dan vitamin D. Tubuh
manusia membutuhkan 22 asam amino. Dari 22 ini, 18 diantaranya terpenuhi dari
bunga rosella. Bunga rosella banyak digunakan untuk mengurangi nafsu makan,
gangguan pernafasan, dan rasa tidak enak di perut. Rosella digunakan untuk mengatasi
bisul dan radang pada kulit, luka bakar, sariawan, dan infeksi herpes zoster.
14
untuk mencegah terjadinya reaksi reaktif radikal bebas tersebut (Titta et al.,2013).
Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menetralkan dan meredam radikal bebas
dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel (Hernani, 2005).Sehingga mengurangi
terjadinya kerusakan sel.
15
2.3 COVID-19
COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom
pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus
2atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar Coronavirus yang
dapat menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS
(Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome). COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang
ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et
al., 2020). Karena itu, Coronavirus jenis baru ini diberi nama
Coronavirus disease-2019 yang disingkat menjadi COVID-19. COVID-19 sejak
ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global yang
berlangsung sampai saat ini. Gejala COVID-19 umumnya berupa demam 38°C,
batuk kering, dan sesak nafas serta dampak paling buruk untuk manusia ialah
kematian. Sampai 3 Juni 2020 dilaporkan terdapat 6.469.594 kasus
terkonfirmasi dari 185 negara yang 383.253 orang diantaranya meninggal dunia
serta 2.980.435 orang bisa disembuhkan (Johns Hopkins CSSE, 2020).
World Health Organization memberi nama virus baru tersebut Severe acute
respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya
sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19) (WHO,2020). Pada mulanya
transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara manusia-
manusia.Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu.Selain itu,terdapat
kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh salah satu pasien.Akhirnya dikonfrimasi
bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke
manusia(Relman,2020).Sampai saat ini virus ini dengan cepat menyebar masih
misterius dan penelitian masih terus berlanjut
16
(Wang,2020).Coronavirus ini bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif
dapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin,pelarut lipid dengan suhu
56oC selama 30 menit,eter,alkohol,asam perioksiasetat,detergen non-
ionik,formalin,oxidizing agent dan kloroform.Klorheksidim tidak efektif dalam
menonaktifkan virus (Wang,2020;Korsman,2012).
2.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia jaringan
tumbuhan ataupun hewan denga menggunakan penyari tertentu. Proses ekstraksi
bertujuan untu mendapat bagian-bagian tertentu dari baha yang mengandung
komponen-komponen aktif. Teknik ekstraksi yang tepat pastinya berbeda untuk
masing-masing bahan. Hal ini dipengaruhi oleh tekstut kandungan bahan dan jenis
senyawa yang didapat. Ada beberapa metode ekstraksi yang dapat dilakukan,
pertama dengan menggunakan cara dingin yang terdiri dari maserasi dan
perkolasi. Cara kedua dengan cara panas yang terdiri dari refluks, digesti, infusa,
dekok,dan sokletasi (Munir,2012).
Cara ekstraksi yang dilakukan tergantung dari sifat zat aktif yang terkanding
dalam simplisia tersebut (Departemen Kesehatan RI,1995).
1. Cara dingin
a. Maserasi
Maserasi merupakan suatu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada suhu kamar. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara
10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan
dalam bejana, dituangkan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan
dibiarksn selama 5 hari terhindar dari cahaya sambal berulan-ulang
diaduk,lalu dipekatkan dengan penguapan dan tekanan pada suhu
rendah 500Chingga konsentrasi yang dikehendaki. Cara ekstraksi ini
17
sederhana dan mudah dilakukan, tetapi membutuhkan waktu yang
lama.
b. Perkolasi
Perkolasi adalah suatu proses ekstraksi dengan menggunakan
pelarut yang selalu baru hingga ekstraksi sempurna, umumnya
dilakukan pada suhu kamar. Pelarut yang digunakan dalam jumlah
banyak dan memerlukan waktu yang lama, dimana bahan yang sudah
halus,diekstraksi dengan pelarut yang cocok dengan cara dilewatkan
perlahanpada suatu kolom. Bahan dimampatkan dalam alat ekstraksi
khusus yang disebut dengan perkoloator. Ekstraksi sebaiknya
dilakukan dengan kombinasi metode maserasi dan perkolasi dengna
cara direndam terlebih dahulu selama 24 jam.
2. Cara Panas
a. Refluks
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperature
titik didihnya, selama waktu tertentu dengan jumlah pelarut terbatas
yang relative konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya
dilakukan pengulangan proses pada residu pertama hingga 3-5 kali
seingga termasuk ekstraksi yang sempurna.
b. Sokhlet
Merupukan salah satu metode ektraksi yang digunakan untuk
menarik senyawa organic dari jaringan tanaman kering (kayu, biji, akar
dan daun). Sokhletasi merupakan ekstraksi cara panas dengan
menggunakan pelarut yang selalu baru mulai dari pelarut non polar (etil
asetat, alcohol). Ekstrasi ini umumnya dilakukan dengan alat khusus
sehingga ekstraksi berjalan secara kontinyu dengan jumla pelarut
relative konstan dengan adanya pendingin balik.
c. Digesti
Digesti merupakan maserasi kinetik (dengan pengadukan
kontinyu) pada temperatur yang lebih tinggi dari suhu kamar,
dilakukan pada suhu 40 oC -50 oC.
18
d. Infus
Infus merupakan ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur
penangas air (bejana infus tercelup dengan penangas air mendidih,
temperatur berkisar antara 96 oC -98 oC) selama waktu tertentu (15-20
menit).
e. Dekok
Dekok merupakan infus pada waktu yang lebih lama (>30
menit) dengan temperatur sampai titik didih air.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
20
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Tahap Persiapan
a. Preparasi sampel
Mulai
Selesai
b. Ekstraksi
Mulai
21
Menghitung yield
Selesai
a. Granul asam
Mulai
Selesai
22
b. Granula Basa
Mulai
Selesai
c. Pencetakan Tablet
Mulai
Selesai
23
2. Penentuan kadar besi ekstrak jahe dan rosella
Kandungan zat besi dalam ekstrak diukur dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis.
a. Tahap Kalibrasi Alat Spektrofotometri
Mulai
Selesai
Mulai
24
Mengencerkan larutan 1000 ppm untuk
memperoleh larutan dengan konsentrasi
100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm,
500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, 800 ppm
dan 900 ppm
Selesai
Mulai
Menambahkan 70 ml CH3COOH
Selesai
25
d. Membuat Reagen Phenantrolin
Mulai
Selesai
e. Analisis Larutan
Mulai
Menambahkan 10 ml buffer
ammonium asetat
Menambahkan 2 ml Phenantrolin
26
Memasukkan larutan ke dalam
kuvet, kemudian masukan dalam
alat spektrofotometer dengan
panjang gelombang 510 nm
Selesai
27
BAB IV
JADWAL PELAKSANAAN
28
DAFTAR PUSTAKA
Adib Rifqi S (2020). ‘Lembar Kegiatan Literasi Saintifik Untuk Pembelajaran Jarak
Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19)’. Jurnal Edukatif.
Universitas Pahlawan
Chew Y. L., E. W. L.Chan,P. L.Tan,Y.Y. Lim, J. Stanslas dan J.K. Goh. (2011).
‘Assessment Of Phytochemical Content, Polyphenolic Composition,
Antioxidant And Antibacterial Activities Of Leguminosae Medicinal Plants
In Peninsular’ Malaysia. BMC Complementary and Alternative
Medicine.11:1.
Danilrza Nanda R and Olga Lieke P (2015). ‘Analisis Kandungan Vitamin C, Mutu
Organoleptik, Mutu Fisik Dan Marmalade Bunga Rosella Merah (Hibiscus
Sabdariffa,Linn) Pada Kosentrasi Gula Bervariasi’. Jurnal Gizi Poltekkes
Kemenkes Manado
Fakhrudin MI. (2008). Kajian Karakteristik Oleoresin Jahe Berdasarkan Ukuran dan
Lama Perendeman Serbuk Jahe dalam Etanol. Skripsi. Universitas Negeri
Sebelas Maret Solo.
Hernani. & Winarti, C. (2011). Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatanya
dalam Bidang Kesehatan. Status Teknologi Hasil Penelitian Jahe, 126-142.
Inge Hilma N and Patihul Husni (2018). ‘Potensi Antioksidan Dalam Kelopak Bunga
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Sebagai Anti-Aging’. Fakultas Farmasi
Universitas Padjajaran
Qi, Y., Chin, K.L., Malekian, F., Berhane, M. and Gagger, J. (2005). Biological
Charachteristics, Nutritional and Medicinal Value of Reselle, Hibiscus
Sabdariffa.
29
http://www.suagcenter.com/documents/Extension%20Circular%20-
%20hibiscus.pdf. (26 Mei 2020).
Ramadhan, E., Ahmad dan A. Phaza.( 2010). ‘Pengaruh Konsentrasi Etanol, Suhu Dan
Jumlah Stage Pada Ekstraksi Oleoeresin Jahe (Zingiber officinale Rosc) yang
dilakukan secara Batch’. Skripsi. Semarang:Teknik Kimia, Undip.
30