Anda di halaman 1dari 98

GEMBALA HERMAS

KITAB PERTAMA — PENGLIHATAN

PENGLIHATAN PERTAMA
I
Dia yang telah membesarkanku, menjualku kepada Rhodes di Rome. Bertahun-
tahun kemudian aku mengenalinya, dan mulai mengasihinya sebagai seorang saudari.
Beberapa waktu kemudian, aku melihatnya mandi di sungai Tiber; dan kuulurkan
tanganku kepadanya, dan menariknya keluar dari sungai. Pemandangan keelokannya
membuatku berpikir, “Tentunya aku berbahagia jika bisa kudapatkan istri yang seelok
dan sebaiknya.” Hanya ini saja pikiran yang berlalu dalam diriku: ini saja dan tidak
lebih. Tidak lama kemudian, sedang aku berjalan dalam perjalananku menuju
kampung, dan memuji-muji ciptaan Allah, dan berpikir betapa megah, dan indah, dan
kuatnya mereka, aku jatuh tertidur. Dan Roh mengangkatku pergi, dan membawaku
melalui tempat yang tidak ada jalannya, yang tidak dapat dilalui siapapun, karena
terletak di tengah batu-batuan; tempat itu keras dan tidak dapat dilalui karena
sungainya. Setelah melalui sungai ini, aku sampai kepada lembah. Aku berlutut, dan
mulai berdoa kepada Tuhan dan mengakui dosa-dosaku. Sedang aku berdoa, langit
terbuka, dan kulihat perempuan yang kuingini itu menyalamiku dari langit, dan
berkata, “Salam, Hermas!” Dan menengadah kepadanya, aku berkata, "Ibu, apa yang
kaulakukan disini?" Dan ia menjawabku, "Aku telah dibawa kesini untuk menuduhmu
akan dosa-dosamu dihadapan Tuhan." "Ibu," kataku, "engkaukah yang menjadi bahan
tuduhanku?" "Tidak," katanya; "tetapi dengarkanlah perkataan yang akan kukatakan
kepadamu. Allah, Yang berdiam di Sorga, dan yang telah menjadikan dari ketiadaan
segala sesuatu yang ada, dan yang melipat-gandakan dan menumbuhkan semuanya
itu demi Gereja KudusNya, murka terhadapmu karena telah berdosa terhadapku." Aku
menjawabnya, "Ibu, telahkah aku berdosa terhadapmu? Bukankah selalu kuanggap
engkau sebagai ibu? Bukankah selalu kuhormati engkau sebagai saudari? Mengapa
engkau secara palsu menuduhku akan kefasikan dan kecemaran ini?" Sambil
tersenyum ia menjawabku, “Hasrat kefasikan muncul dalam hatimu. Bukankah
kauketahui bahwa seorang benar berbuat dosa ketika hasrat jahat timbul dalam
hatinya? Ada dosa dalam hal tersebut, dan besarlah dosa itu," katanya; "sebab pikiran
seorang benar hendaklah benar. Dengan berpikir benar namanya diteguhkan di Sorga,
dan Tuhan berbelas-kasih atasya dalam segala perkaranya. Namun yang menyimpan
pikiran jahat dalam akal mereka membawa maut dan penawanan atas diri mereka;
terutama bagi mereka yang menaruh cinta mereka bagi dunia ini, dan kemuliaan
dalam kekayaan mereka, dan yang tidak mengharapkan Berkat Hidup Akan Datang.
Besarlah penyesalan mereka nantinya; karena mereka tidak berpengharapan,
melainkan telah berputus-asa akan diri mereka sendiri dan hidup mereka. Namun
berdoalah engkau kepada Allah, dan Dia akan menyembuhkan dosa-dosamu, dan
dosa-dosa seisi rumahmu, dan segenap Orang-Orang Kudus."

II
Setelah diucapkannya perkataan ini, langit menjadi gelap. Aku dilanda oleh
duka dan takut, dan berkata, "Jika dosa ini ditujukan kepadaku, bagaimana aku bisa
diselamatkan, atau bagaimana aku bisa menentramkan Allah mengenai dosaku, yang
bersifat sangat jahat? Dengan perkataan apakah akan kumohon Tuhan agar
mengasihaniku? Sedang kupikirkan semuanya ini, dan merenungkannya dalam
pikiranku, aku melihat di seberangku ada kursi, berwarna putih, yang terbuat dari
lenan putih, yang besar. Datanglah kepadaku seorang perempuan berusia lanjut,
berpakaian jubah yang megah, dan membawa kitab di tangannya; dan ia duduk
sendirian, dan menyalamiku, "Salam, Hermas!” Dan dalam kesedihan dan airmata aku
berkata kepadanya, "Ibu, salam!" Dan ia berkata kepadaku, "Mengapa engkau
murung, Hermas? Engkau biasanya sabar dan tentram, dan selalu tersenyum.
Mengapa engkau begitu muram, dan tidak ceria?" Aku menjawabnya dan berkata, "Ya
ibu, aku telah ditegur oleh seorang perempuan yang sangat baik, yang berkata bahwa
aku telah berdosa terhadapnya." Dan ia berkata, "Jauhlah kiranya perbuatan seperti
itu dari seorang Hamba Allah. Namun barangkali hasrat terhadapnya telah timbul
dalam hatimu. Hasrat itu, bagi Hamba-Hamba Allah, menghasilkan dosa. Karena
merupakan hasrat yang fasik dan mengerikan dalam seorang roh yang amat-suci dan
sudah dicoba baik untuk menginginkan perbuatan jahat; dan khususnya bagi Hermas
untuk berbuat demikian, yang menjaga dirinya dari segala hasrat yang fasik, dan yang
penuh dengan segala kesederhanaan, dan kepolosan yang besar."

III
“Namun Allah bukan murka terhadapmu karena hal ini, namun agar engkau bisa
mempertobatkan seisi rumahmu, yang telah berbuat kefasikan terhadap Tuhan, dan
terhadap kalian, yaitu orangtua mereka. Dan sekalipun engkau mengasihi anak-anak
lelakimu, namun tidak kauperingatkan seisi rumahnya, melainkan membiarkan
mereka menjadi rusak secara dahsyat. Karena inilah Tuhan murka terhadapmu,
namun Dia akan menyembuhkan segala kejahatan yang telah dilakukan dalam
rumahmu. Karena dosa dan kefasikan merekalah engkau telah dihancurkan oleh
urusan-urusan dunia ini. Namun sekarang Rahmat Tuhan telah berbelas-kasih atasmu
dan seisi rumahmu, dan akan menguatkanmu dan mendirikanmu dalam
KemuliaanNya. Hanya janganlah engkau menjadi lalai, namun kuatkanlah hatimu dan
hiburkanlah rumahmu. Seperti seorang tukang besi yang menempa karyanya, dan
mencapai apapun yang diinginkannya, begitulah ucapan sehari-hari yang benar
mengatasi segala kefasikan. Jadi janganlah berhenti menasehati anak-anak lelakimu;
karena aku tahu bahwa, jika mereka bertobat dengan segenap hati, maka mereka akan
dituliskan dalam Kitab Kehidupan bersama Orang-Orang Kudus." Setelah mengakhiri
perkataannya, ia berkata kepadaku, "Maukah engkau mendengarku membaca?" Aku
berkata kepadanya, "Ibu, aku mau." "Dengarlah dan berilah telinga kepada Kemuliaan
Allah." Dan kudengar darinya, dengan megah dan terpuji, hal-hal yang tak dapat
diingat oleh ingatanku. Karena semua perkataannya dahsyat, yang tidak sanggup
ditanggung manusia. Namun perkataan terakhirnya kuingat; karena berguna bagi kita,
dan lemah-lembut. "Lihatlah, Allah Segala Kuasa, Yang oleh Kuat-Kuasa Hebat Tak-
Tampak dan Hikmat Agung telah menciptakan dunia, dan oleh Pengetahuan MuliaNya
telah menyelimuti ciptaanNya dengan Keindahan, dan oleh Firman Kuat-KuasaNya
telah menetapkan langit dan meletakkan dasar bumi diatas air, dan oleh Hikmat dan
PenyediaanNya Sendiri telah menciptakan Gereja KudusNya yang telah diberkatinya,
lihatlah! Dia memindahkan langit dan pegunungan, perbukitan dan samudera, dan
segala sesuatu menjadi terbuka bagi Orang-Orang PilihanNya, agar Dia boleh
mengaruniakan atas mereka Berkat yang telah dijanjikanNya bagi mereka, dengan
Kemuliaan dan Sukacita besar, jika saja mereka menaati Perintah-Perintah Allah yang
telah mereka terima dalam iman yang besar."

IV
Ketika ia telah menyelesaikan bacaannya, ia berdiri dari kursi, dan empat orang
pemuda datang mengangkat kursi itu dan pergi ke Timur. Ia memanggilku kepadanya
dan menyentuh dadaku, dan berkata kepadaku, "Senangkah engkau dengan
bacaanku?" Dan aku berkata kepadanya, "Ibu, perkataan terakhir menyenangkanku,
namun yang pertama itu kejam dan keras." Lalu ia berkata kepadaku, "Yang terakhir
adalah bagi orang benar; yang pertama adalah bagi orang kafir dan murtad." Dan
sedang ia berbicara kepadaku, dua orang datang dan mengangkatnya di bahu mereka,
dan mereka pergi ke tempat kursi itu berada di Timur. Dengan wajah penuh-kesukaan
ia pergi; dan sambil ia pergi, ia berkata kepadaku, "Bersikaplah sebagai seorang lelaki,
Hermas."

PENGLIHATAN KEDUA
I
Sedang aku akan pergi ke kampung di sekitar waktu yang sama seperti tahun
sebelumnya, dalam perjalananku kuingat Penglihatan tahun itu. Dan lagi Roh
mengangkatku, dan membawaku ke tempat yang sama dimana aku berada pada
tahun sebelumnya. Sesampainya di tempat itu, aku berlutut dan mulai berdoa kepada
Tuhan, dan memuliakan NamaNya, karena Dia telah menganggapku layak, dan telah
mengungkapkan kepadaku dosa-dosaku yang lampau. Setelah bangkit dari doa, aku
melihat di hadapanku perempuan berusia lanjut itu, yang telah kulihat pada tahun
sebelumnya, sedang berjalan dan membaca kitab. Dan ia berkata kepadaku, "Bisakah
kaulaporkan hal-hal ini kepada Orang-Orang Pilihan Allah?" Aku berkata kepadanya,
"Ibu, begitu banyaknya tidak sanggup kuingat dalam ingatanku, tetapi berikanlah kitab
itu kepadaku dan akan kucatat." "Ambillah," katanya, "dan kembalikanlah kepadaku."
Jadi kuambil, dan pergi ke bagian tertentu kampung itu, aku mencatat seluruhnya
huruf demi huruf; namun kata-katanya tidak dapat kumengerti. Tetapi begitu selesai
kutulis kitab itu, tiba-tiba kitab itu direnggut dari tanganku; tetapi siapa orang yang
telah merenggutnya, tidak kulihat.

II
Lima-belas hari kemudian, setelah aku berpuasa dan berdoa kepada Tuhan,
pengetahuan akan tulisan itu diungkapkan kepadaku. Demikianlah tulisan itu:
"Keturunanmu, ya Hermas, telah berdosa terhadap Allah, dan telah menghujat Tuhan,
dan dalam kefasikan hebat mereka telah mengkhianati orangtua mereka. Mereka
telah menjadi pengkhianat terhadap orangtua, dan secara khianat menuai
keuntungan. Hingga saat ini mereka menumpuk-numpuk nafsu dan kecemaran fasik
atas dosa, dan kefasikan mereka telah genap. Tetapi beritahukanlah segala perkataan
ini kepada anak-anakmu, dan kepada istrimu, yang haruslah menjadi seperti
saudarimu. Karena ia tidak menguasai lidahnya, yang dengannya dilakukannya
kefasikan; namun, setelah mendengar perkataan ini, ia akan menguasai diri, dan
mendapatkan Rahmat. Setelah kauberitahukan kepada mereka perkataan ini yang
telah diperintahkan Tuhan bagiku untuk mengungkapkannya kepadamu, segala dosa
yang telah mereka lakukan di masa lampau akan diampuni, dan pengampunan akan
dikaruniakan bagi semua Orang-Orang Kudus yang telah berdosa bahkan hingga saat
ini, jika mereka bertobat dengan segenap hati, dan menghalau segala keraguan dari
pikiran mereka. Karena Tuhan telah bersumpah demi KemuliaanNya, mengenai
Orang-Orang PilihanNya, bahwa jika ada diantara mereka yang berdosa setelah batas
waktu tertentu, ia tidak akan diselamatkan. Sebab pertobatan orang benar itu ada
batasnya. Telah digenapi hari-hari pertobatan bagi segenap orang-orang Kudus;
namun bagi orang kafir, pertobatan itu mungkin bahkan hingga hari terakhir. Jadi
beritahukanlah kepada mereka yang mengepalai Gereja, agar mengarahkan jalan-
jalan mereka dalam kebenaran, agar mereka boleh menerima sepenuhnya Janji-Janji
dengan Kemuliaan yang besar. Jadi berdirilah teguh, kalian yang mengerjakan
kebenaran, dan janganlah menjadi ragu, bahwa jalanmu akan bersama Malaikat-
Malaikat Kudus. Berbahagialah kalian yang menanggung aniaya besar yang akan
datang, dan berbahagialah mereka yang tidak akan membuang hidup mereka sendiri.
Sebab Tuhan telah bersumpah demi AnakNya, bahwa mereka yang menyangkal Tuhan
mereka telah mencampakkan hidup mereka dalam keputusasaan, karena bahkan
sekarang mereka ini akan menyangkalNya pada hari-hari yang akan datang itu. Bagi
mereka yang telah menyangkal pada waktu sebelumnya, Allah menjadi Berbelas-
Kasih, karena Kasih-SetiaNya yang Berlimpah.

III
“Tetapi engkau, Hermas, janganlah mengingat segala kesalahan yang telah
dilakukan terhadapmu oleh anak-anakmu, dan jangan juga kauabaikan saudarimu,
agar mereka boleh ditahirkan dari dosa-dosa mereka yang sebelumnya. Sebab mereka
akan diajar dengan pengajaran yang benar, jika tidak kauingat-ingat segala kesalahan
yang telah mereka lakukan terhadapmu. Karena ingatan akan dosa mengerjakan maut.
Dan engkau, Henna, telah menanggung aniaya hebat karena pelanggaran seisi
rumahmu, karena engkau tidak memperhatikan mereka, namun telah menjadi lalai
dan hidup dalam perbuatan-perbuatan jahat. Namun engkau diselamatkan, karena
engkau tidak meninggalkan Allah Hidup, dan karena kesederhanaan dan penguasaan-
dirimu yang besar. Hal-hal ini telah menyelamatkanmu, jika engkau tetap teguh. Dan
hal-hal ini akan menyelamatkan semua orang yang berbuat secara serupa, dan yang
berjalan dalam kepolosan dan kesederhanaan. Mereka yang memiliki kebajikan ini
akan bertambah kuat terhadap segala bentuk kejahatan, dan akan tinggal kepada
Hidup Kekal. Terberkatilah semua orang yang mengerjakan kebenaran, karena mereka
tidak akan pernah dibinasakan. Jadi beritahulah Maximus: Lihatlah! Aniaya segera
datang. Jika tampaknya baik di matamu, berbaliklah. Tuhan dekat kepada mereka yang
berpaling kepadaNya, sebagaimana ada tertulis dalam kitab Eldad dan Modat, yang
bernubuat kepada rakyat di padang gurun."

IV
Wahyu diberikan kepadaku, saudara-saudaraku, ketika aku tertidur, oleh
seorang pemuda yang berperawakan elok, yang berkata kepadaku, "Pikirmu siapakah
perempuan berusia lanjut itu yang darinya engkau menerima kitab?" Dan kujawab,
"Sibyl." "Engkau keliru," dikatakannya; "bukan Sibyl." "Jadi siapakah?" tanyaku. Dan ia
berkata, "Gereja." Dan kukatakan kepadanya, "Mengapa ia seorang perempuan
berusia lanjut?" "Karena," katanya, "ia yang diciptakan pertama dari segala sesuatu.
Karena inilah ia berusia lanjut. Deminyalah dunia itu dijadikan." Sesudah itu aku
melihat Penglihatan di rumahku, dan perempuan berusia lanjut itu datang dan
menanyaiku, apakah telah kuberikan kitab itu kepada para Penatua. Dan aku berkata
bahwa belum kulakukan. Ia lalu berkata, "Engkau telah berlaku dengan baik karena
masih ada perkataan yang harus kutambahkan. Namun ketika telah kuselesaikan
segala perkataan itu, semua Orang-Orang Pilihan akan mengenalnya melaluimu. Jadi
tuliskanlah dua kitab, dan berikanlah yang satunya kepada Clemens dan yang lainnya
kepada Grapte. Clemens akan mengirim kitab miliknya kepada negeri-negeri asing,
karena izin telah diberikan baginya untuk berbuat demikian. Grapte akan menasehati
janda-janda dan anak-anak yatim-piatu. Tetapi bacakanlah perkataan itu di kota ini,
bersama para Penatua yang mengepalai Gereja.
PENGLIHATAN KETIGA
I
Demikianlah, saudara-saudaraku, sifatnya Penglihatan yang kulihat itu. Setelah
sering berpuasa, dan berdoa kepada Tuhan agar Dia menunjukkan bagiku Wahyu yang
telah dijanjikanNya akan ditunjukkan kepadaku melalui perempuan berusia lanjut itu,
pada malam yang sama perempuan berusia lanjut itu tampak kepadaku, dan berkata
kepadaku, "Karena engkau mengkhawatirkan dan ingin mengetahui segala
sesuatunya, pergilah ke bagian kampung dimana engkau berdiam; dan pada sekitar
jam kelima aku akan tampak kepadamu, dan menunjukkanmu segala sesuatu yang
seharusnya kaulihat." Aku menanyainya, kataku, "Ibu, ke bagian kampung manakah
hendaknya aku pergi?" Dan ia berkata, "Ke bagian manapun yang kauinginkan." Lalu
kupilih tempat yang sesuai, dan beristirahat. Namun sebelum aku mulai berbicara dan
menyebutkan tempat itu, ia berkata kepadaku, "Aku akan datang kemanapun yang
kauinginkan." Jadi aku pergi ke kampung, dan menghitung waktu, dan mencapai
tempat dimana aku telah berjanji menemuinya. Dan aku melihat tahta gading yang
telah dipersiapkan, dan diatasnya ada bantal lenan, dan diatas bantal lenan itu
dihamparkan alas lenan halus. Melihat semuanya ini dipersiapkan, tetapi tidak ada
orang di tempat itu, aku mulai merasa takjub, dan gentar menyergapku, dan bulu
kudukku berdiri, dan kengerian melandaku ketika aku melihat bahwa aku sendirian.
Namun setelah tersadar dan mengingat Kemuliaan Allah, aku menguatkan hatiku,
berlutut, dan sekali lagi mengakui dosa-dosaku kepada Allah seperti yang telah
kulakukan sebelumnya. Sehingga perempuan berusia lanjut itu mendekatiku, disertai
oleh enam orang pemuda yang telah kulihat sebelumnya; dan ia berdiri di belakangku,
dan mendengarkanku, saat aku berdoa dan mengakui dosa-dosaku kepada Tuhan.
Dengan menyentuhku ia berkata, "Hermas, berhentilah terus berdoa bagi dosa-
dosamu; berdoalah bagi kebenaran, agar segera boleh kaumiliki bagiannya di
rumahmu." Setelah ini, ia memegang tanganku, dan membawaku ke tahta itu, dan
berkata kepada pemuda-pemuda itu, "Pergilah dan bangunlah." Ketika pemuda-
pemuda itu telah pergi dan kami sendirian, ia berkata kepadaku, "Duduklah disini."
Aku berkata kepadanya, "Ibu, izinkanlah penatua-penatuaku untuk duduk terlebih
dahulu." "Lakukanlah yang kusuruh kepadamu," katanya; "duduklah." Ketika aku akan
duduk di sisi kanannya, ia tidak mengizinkanku, namun dengan tangannya
memanggilku agar duduk di sisi kirinya. Sedang kupikirkan hal ini, dan merasa susah
hati karena ia tidak membiarkanku duduk di sisi kanan, ia berkata, "Apakah engkau
menjadi susah hati, Hermas? Tempat di sisi kanan adalah bagi orang-orang lain yang
telah menyenangkan Allah, dan telah menanggung derita demi NamaNya; dan masih
banyak yang harus kaulakukan sebelum engkau bisa duduk bersama mereka. Namun
tetaplah engkau dalam kesederhanaanmu, dan engkau akan duduk bersama mereka,
dan bersama semua orang yang melakukan perbuatan mereka dan menanggung hal
yang telah mereka tanggung.”

II
"Apakah yang telah mereka tanggung?" kataku. "Dengarlah," katanya: "sesah,
penjara, aniaya hebat, Salib, binatang-binatang liar, demi Nama Allah. Karena inilah
diberikan bagi mereka bagian Pengudusan di sisi kanan, dan bagi setiap orang yang
menanggung derita demi Nama Allah: bagi semua orang lainnya adalah bagian di sisi
kiri. Namun bagi mereka yang duduk di sisi kanan, dan mereka yang duduk di sisi kiri,
terdapat Karunia-Karunia dan Janji-Janji yang sama; hanya saja mereka duduk di sisi
kanan, dan memiliki Kemuliaan yang lebih besar. Engkau ingin duduk di sisi kanan
bersama mereka, namun kekuranganmu banyak. Namun engkau akan ditahirkan dari
kekuranganmu; dan semua orang yang tidak menyerahkan diri kepada keraguan akan
ditahirkan dari segala kefasikan mereka hingga hari ini." Setelah berkata demikian, ia
ingin pergi. Namun aku bersujud di kakinya, dan memohonkannya demi Tuhan agar
menunjukkanku Penglihatan yang telah dijanjikannya untuk ditunjukkan kepadaku.
Dan lagi dipegangnya tanganku, dan membangkitkanku, dan membuatku duduk di
tahta di sisi kiri; dan mengangkat tongkat yang indah, ia berkata kepadaku, "Lihatkah
kau sesuatu yang hebat?" Dan aku berkata, "Ibu, aku tidak melihat apapun." Ia berkata
kepadaku, "Lihatlah! Tidakkah kaulihat di hadapanmu menara yang besar, yang
dibangun diatas air, yang terbuat dari batu-batu persegi yang indah?" Karena menara
itu dibangun berbentuk persegi oleh keenam orang pemuda yang telah datang
bersamanya. Namun berlaksa-laksa orang-orang yang membawa batu-batu
kepadanya, beberapa diantara mereka menghela batu-batu dari dasar sungai, yang
lainnya mengambilnya dari tanah, dan mereka menyerahkan batu-batu kepada
keenam orang pemuda itu. Mereka mengambil batu-batuan dan membangun; dan
batu-batu yang dihela dari dasar sungai ditempatkan di bangunan itu sebagaimana
adanya: karena batu-batu itu telah dipoles dan dipasang sesuai dengan batu-batu lain,
dan menjadi begitu menyatu satu sama lain sehingga garis sambungannya tidak dapat
dilihat. Dan dengan demikian bangunan menara itu tampaknya seperti terbuat dari
satu batu. Namun batu-batu yang diambil dari bumi berbeda nasibnya; karena
pemuda-pemuda itu menolak beberapa darinya, beberapa dipasang ke bangunan itu,
dan beberapa dipotong, dan dicampakkan jauh dari menara itu. Tetapi ada banyak
batu-batu yang berserakan di sekitar menara itu, dan pemuda-pemuda itu tidak
memakainya untuk membangun; karena beberapa darinya kasar, yang lainnya ada
retakannya, yang lainnya dibuat terlalu pendek, dan yang lainnya berwarna putih dan
berbentuk bulat, namun tidak cocok kedalam bangunan menara itu. Lagi kulihat batu-
batu lain yang dicampakkan jauh dari menara itu, dan yang jatuh ke jalan raya; namun
mereka tidak tetap di jalan itu, tetapi digulingkan ke suatu tempat yang tidak dilalui.
Dan aku melihat yang lainnya jatuh ke dalam api dan terbakar, yang lainnya jatuh
dekat ke sungai, namun tidak sanggup digulingkan ke dalam air, sekalipun batu-batu
itu ingin digulingkan memasuki air itu.

III
Setelah menunjukkan Penglihatan-Penglihatan ini kepadaku, ia ingin
beristirahat. Aku berkata kepadanya, "Apa gunanya kulihat semua ini, sedang tidak
kuketahui artinya?" Ia berkata kepadaku, "Engkau seorang yang cerdik, yang ingin
mengetahui segala sesuatu mengenai menara itu." "Memang, ya Ibu," kataku, "agar
boleh kukatakan kepada saudara-saudaraku, agar setelah mendengar hal ini, mereka
boleh mengenal Tuhan dalam segala Kemuliaan." Dan ia berkata, "Banyak orang yang
akan mendengar, dan mendengarnya, beberapa orang akan disukakan, dan beberapa
orang akan meratap. Namun bahkan mereka ini, jika mereka mendengar dan bertobat,
juga akan bersukacita. Jadi dengarlah perumpamaan menara itu; karena akan
kuungkapkan semuanya kepadamu, dan janganlah engkau menyusahkanku lagi
mengenai Wahyu: sebab Wahyu ini akan berakhir, karena telah digenapi. Namun
engkau tidak akan berhenti berdoa memohon Wahyu, karena engkau tidak tahu malu.
Menara yang kaulihat dibangun itu adalah diriku sendiri, Gereja, yang telah tampak
kepadamu sekarang dan mengungkapkannya kepadamu, agar engkau boleh
bersukacita bersama Orang-Orang Kudus." Aku berkata kepadanya, "Ibu, karena telah
kaujamin akan mengungkapkan semuanya ini kepadaku sekaligus, ungkapkanlah." Ia
berkata kepadaku, "Apapun yang pantas diungkapkan, akan diungkapkan; hanya
biarlah hatimu bersama Allah, dan janganlah meragukan apapun yang kaulihat." Aku
menanyainya, "Mengapa menara itu dibangun diatas air, ya Ibu?" Ia menjawab, "Telah
kuberitahukan padamu sebelumnya, dan masih engkau menanyai dengan teliti:
karena engkau bertanya maka akan kaudapati kebenaran. Dengarlah mengapa
menara itu dibangun diatas air. Karena hidupmu telah, dan akan diselamatkan melalui
air. Karena menara itu didirikan diatas Firman Sang Mahakuasa dan Nama Mulia dan
dipelihara oleh Kuasa Tak-Tampak dari Tuhan."

IV
Kujawab kepadanya, "Hal ini hebat dan ajaib. Tetapi siapakah keenam orang
pemuda yang melakukan pekerjaan membangun itu?" Dan katanya, "Mereka ini
adalah Malaikat-Malaikat Kudus Allah, yang diciptakan pertama kali, dan yang kepada
mereka Tuhan telah menyerahkan segenap ciptaanNya, agar mereka boleh
mengembangkan dan membangun dan memerintah atas segala ciptaan. Oleh
merekalah bangunan menara itu akan diselesaikan." "Tapi siapakah orang-orang lain
yang bekerja membawa batu-batu itu?" "Mereka ini juga adalah Malaikat-Malaikat
Kudus Allah, tetapi keenam orang sebelumnya itu lebih unggul dari mereka ini.
Bangunan menara itu akan diselesaikan, dan semua orang akan bersukacita bersama-
sama di sekeliling menara itu, dan mereka akan memuliakan Allah, karena menara itu
diselesaikan." Aku menanyainya, kataku, "Ibu, aku ingin mengetahui apa jadinya batu-
batu itu, dan apa artinya berbagai jenis batu-batu itu?" Ia menjawabku, "Bukan karena
engkau lebih layak dari semua orang lainnya sehingga Wahyu ini diberikan kepadamu
- karena ada orang-orang lain sebelummu, dan yang lebih baik darimu, yang kepada
mereka Penglihatan-Penglihatan ini telah diungkapkan - namun agar Nama Allah boleh
dimuliakan, jika Wahyu ini diberikan kepadamu, dan hal ini dilakukan demi orang-
orang yang ragu yang merenungkan dalam hati apakah hal-hal ini akan digenapi atau
tidak. Beritahulah mereka bahwa segala sesuatunya ini benar, dan bahwa tidak
satupun dari semuanya ini yang berada diluar kebenaran. Segala perkataan ini adalah
teguh dan pasti, dan telah didirikan atas dasar yang kuat."

V
"Jadi dengarlah mengenai batu-batu yang ada di bangunan itu. Batu-batu berwarna
putih berbentuk persegi yang dipasang tepat terhadap satu sama lain, adalah para
Rasul, para Uskup, para Pengajar, dan para Diakon, yang telah hidup dalam kesucian
Ilahi, dan yang telah berlaku sebagai Uskup dan Pengajar dan Diakon secara suci dan
terhormat terhadap Orang-Orang Pilihan Allah. Beberapa dari antara mereka telah
jatuh tertidur, dan beberapa masih hidup. Dan mereka selalu setuju satu dengan yang
lainnya, dan berada dalam damai diantara satu sama lain, dan mendengarkan satu
sama lain. Karena inilah, mereka bergabung dengan tepat ke dalam bangunan menara
itu." "Tetapi siapakah batu-batu yang dihela dari dasar sungai, dan yang ditempatkan
ke dalam bangunan dan dipasang bersama batu-batu lain yang sebelumnya ditaruh di
menara itu?" "Mereka ini adalah orang-orang yang menanggung derita demi Tuhan."
"Tapi aku ingin mengetahui, ya Ibu, siapa batu-batu lain yang dibawa dari bumi."
"Mereka," katanya, "yang ditaruh ke dalam bangunan itu tanpa dipoles, adalah
mereka yang telah diakui oleh Allah, sebab mereka berjalan dalam Jalan Lurus Tuhan
dan melakukan Perintah-PerintahNya." "Tetapi siapakah mereka yang sedang dibawa
dan ditempatkan ke dalam bangunan itu?" "Mereka adalah orang-orang yang berusia
muda dalam iman dan setia. Namun mereka dinasehati oleh Malaikat-Malaikat agar
berbuat baik, karena tiada kefasikan yang didapati dalam diri mereka." "Dan siapakah
mereka yang ditolak oleh Malaikat-Malaikat itu dan dicampakkan?" "Mereka ini
adalah orang-orang yang telah berdosa, dan ingin bertobat Karena ini mereka belum
dicampakkan jauh dari menara itu, sebab mereka masih akan berguna dalam
bangunan itu, sekiranya mereka bertobat. Jadi mereka yang ingin bertobat, jika
mereka bertobat, akan menjadi kuat dalam iman, jika mereka sekarang bertobat
ketika menara itu sedang dibangun. Sebab jika bangunan itu telah diselesaikan, tidak
akan ada lagi ruang bagi satu orangpun, namun ia akan ditolak. Namun hak ini hanya
miliknya yang telah ditempatkan dekat menara itu."

VI
"Sedangkan mereka yang diputuskan dan dicampakkan jauh dari menara,
maukah engkau mengetahui siapa mereka ini? Mereka adalah anak-anak kefasikan,
dan mereka meyakini kemunafikan, dan kefasikan tidak pergi dari mereka. Karena
alasan inilah mereka tidak diselamatkan, karena mereka tidak bisa dipakai dalam
bangunan itu sebab kefasikan mereka. Karenanya mereka telah diputuskan dan
dicampakkan jauh sebab Murka Tuhan, karena mereka telah membangkitkan
MurkaNya. Namun akan kujelaskan kepadamu batu-batu lain yang kaulihat tergeletak
dalam jumlah besar, dan yang tidak ditambahkan ke bangunan itu. Batu-batu yang
kasar itu adalah mereka yang telah mengetahui kebenaran dan tidak tinggal di
dalamnya, dan mereka juga tidak bergabung dengan Orang-Orang Kudus. Karena
alasan inilah mereka tidak sesuai untuk dipakai." "Siapakah batu-batu yang retak itu?"
"Batu-batu ini adalah orang-orang yang yang berselisih dalam hatinya terhadap satu
sama lain, dan tidak berdamai diantara satu sama lain: mereka memang menjaga
damai dihadapan satu sama lain, namun ketika mereka berpisah satu dari yang
lainnya, pikiran jahat mereka tetap tinggal dalam hati mereka. Jadi inilah retakan yang
ada di batu-batu itu. Namun batu-batu yang dipendekkan itu adalah orang-orang yang
memang telah percaya, dan mempunyai bagian yang lebih besar dalam kebenaran;
namun mereka juga mempunyai bagian kefasikan yang besar, dan karenanya mereka
dipendekkan dan tidak utuh." "Tetapi siapakah batu-batu ini, Ibu, yang berwarna putih
dan berbentuk bulat, dan yang tidak sesuai di bangunan menara itu?" Ia menjawab
dan berkata, "Berapa lama lagi engkau tetap bodoh, dan terus menanyakan berbagai
pertanyaan tanpa mengerti apapun? Batu-batu ini adlaah orang-orang yang memang
mempunyai iman, namun mereka juga memiliki kekayaan dunia ini. Jadi ketika aniaya
itu datang, karena kekayaan dan urusan mereka menyangkal Tuhan." Aku menjawab
dan berkata kepadanya, "Jadi akankah mereka menjadi berguna untuk bangunan itu,
Ibu?" "Ketika kekayaan yang sekarang menggoda mereka telah dibatasi, maka mereka
akan menjadi berguna bagi Tuhan. Seperti batu bulat tidak bisa menjadi persegi
kecuali bagian-bagiannya dipotong dan dibuang, demikian juga mereka yang kaya di
dunia ini tidak bisa berguna bagi Tuhan kecuali kekayaan mereka dipotong. Ketahuilah
ini dari hidupmu sendiri. Ketika engkau masih kaya, engkau tidak berguna; tetapi
sekarang engkau berguna dan sesuai bagi hidup. Jadilah berguna bagi Allah; agar
engkau juga akan digunakan seperti salah satu dari batu-batu ini."

VII
“Batu-batu lain yang kaulihat dicampakkan jauh dari menara, dan yang jatuh di
jalan raya dan berguling darinya ke tempat yang tidak dilalui orang, adalah yang
memang percaya, namun melalui keraguan mereka telah meninggalkan jalan yang
benar. Karena berpikir bahwa mereka bisa mendapati jalan yang lebih baik, mereka
mengembara dan menjadi celaka, dan memasuki tempat-tempat yang tidak dilalui
orang. Tetapi batu-batu yang jatuh ke dalam api dan terbakar adalah orang-orang yang
telah pergi selama-lamanya dari Allah Hidup; dan pikiran pertobatan tidak pernah lagi
memasuki hati mereka, karena kecintaan mereka kepada hawa nafsu dan kejahatan
yang mereka lakukan. Inginkah kauketahui siapa batu-batu lain yang jatuh dekat
sungai, namun yang tidak bisa digulingkan ke dalam sungai? Batu-batu ini adalah
mereka yang telah mendengar Firman, dan ingin dibaptis dalam Nama Tuhan; namun
ketika kesucian yang dituntut oleh Kebenaran teringat dalam pikiran mereka, mereka
mundur, dan sekali lagi berjalan mengikuti hasrat jahat mereka." Demikian
diselesaikannya penjelasannya mengenai menara itu. Namun aku, yang tetap tanpa
menjadi malu, bertanya kepadanya, "Apakah pertobatan mungkin bagi batu-batu yang
telah dicampakkan dan tidak sesuai bagi bangunan menara, dan akankah mereka
mendapatkan tempat di menara itu?" "Pertobatan," katanya, "masih mungkin, namun
dalam menara ini mereka tidak bisa mendapati tempat yang sesuai. Namun di tempat
lain yang lebih rendah mereka akan ditempatkan, dan itu juga hanya setelah mereka
disiksa dan menggenapi hari-hari bagi penghukuman dosa mereka. Dan karena inilah
mereka akan dipindahkan, karena mereka telah berbagian dalam Firman Benar. Dan
hanya setelah itu mereka akan dipindahkan dari penghukuman bagi mereka ketika
pikiran pertobatan akan perbuatan-perbuatan jahat yang telah mereka lakukan telah
datang dalam hati mereka. Namun jika pikiran pertobatan itu tidak datang ke dalam
hati mereka, mereka tidak akan diselamatkan, karena ketegaran tengkuk hati
mereka."

VIII
Setelah aku selesai bertanya mengenai segala perkara ini, ia berkata kepadaku,
"Maukah engkau melihat sesuatu yang lain?" Dan karena aku sangat ingin melihat
sesuatu lagi, wajahku bersinar bersukacita. Ia memandangku dengan senyum, dan
berkata, "Lihatkah engkau tujuh orang perempuan di sekeliling menara itu?" "Ya, Ibu,"
kataku. "Menara ini," katanya, "ditopang oleh mereka menurut Ajaran Tuhan.
Dengarkanlah tugas-tugas mereka. Yang pertama diantara mereka, yang
menggenggam tangannya, disebut Iman. Melaluinya Orang-Orang Pilihan Allah
diselamatkan. Yang lain, yang pakaiannya disingsingkan dan yang berlaku dengan
kekuatan, disebut Penguasaan-Diri. Ialah putri Iman. Siapapun yang mengikutinya
akan berbahagia dalam hidupnya, karena ia akan menguasai dirinya dari segala
pekerjaan jahat, karena yakin bahwa, jika ia menahan dirinya dari segala hasrat jahat,
ia akan mewarisi Hidup Kekal. "Tetapi mereka yang lainnya," kataku, "Ya Ibu, siapakah
mereka?" Dan ia berkata kepadaku, "Mereka adalah putri-putri satu sama lain. Yang
seorang disebut Kesederhanaan, yang lain Kepolosan, yang lain Kesucian, yang lain
Akal, yang lain Kasih. Jadi jika kaulakukan segala pekerjaan ibu mereka, engkau akan
hidup." "Aku ingin tahu," kataku, "Ya Ibu, kuasa apa yang dimiliki masing-masing dari
mereka." "Dengarkanlah," katanya, "kuasa yang mereka miliki, Kuasa mereka diatur
oleh satu sama lain, dan mengikuti satu sama lain sesuai urutan kelahiran mereka.
Sebab dari Iman muncul Penguasaan-Diri; dari Penguasaan-Diri, Kesederhanaan; dari
Kesederhanaan, Kepolosan; dari Kepolosan, Kesucian; dari Kesucian, Akal; dan dari
Akal, Kasih. Perbuatan-perbuatan mereka adalah suci, dan tanpa-cela, dan Ilahi.
Siapapun yang mengkhususkan dirinya bagi mereka ini, dan sanggup berpegang teguh
pada pekerjaan-pekerjaan mereka, akan memiliki tempat-tinggalnya di menara
bersama Orang-Orang Kudus Allah." Lalu aku bertanya kepadanya mengenai zaman,
jika sekarang akan tiba akhir kesudahannya. Ia berseru dengan suara nyaring, "Hai
orang bodoh! Tidakkah kaulihat menara itu sedang dibangun? Setelah menara itu
diselesaikan dan dibangun, maka akan datang kesudahannya; kukatakan padamu
bahwa pastilah menara itu akan segera diselesaikan. Jangan lagi bertanya kepadaku.
Biarlah engkau dan segenap Orang-Orang Kudus berpuas dengan hal yang telah
kuingatkan bagimu, dan dengan pembaharuan rohmu dariku. Namun perhatikanlah
bahwa bukan hanya demimu saja maka Wahyu ini telah disampaikan kepadamu,
namun Wahyu ini telah diberikan kepadamu agar engkau boleh menunjukkannya
kepada semua orang. Setelah tiga hari - ingatlah baik-baik - aku memerintahkanmu
untuk mengatakan segala perkataan yang akan kukatakan kepadamu bagi telinga
Orang-Orang Kudus, agar dengan mendengarkannya dan melakukannya, mereka
boleh ditahirkan dari kefasikan, dan engkau juga bersama mereka."

IX
"Berilah telinga kepadaku, ya Anak-Anakku: Aku telah membesarkanmu dalam
kesederhanaan, dan kepolosan, dan kesucian, karena Rahmat Tuhan, Yang telah
menurunkan KebenaranNya atas kamu, agar kamu boleh dijadikan Benar dan Kudus
dari segala kefasikan dan keseronganmu; namun engkau tidak ingin berhenti dari
kefasikan. Jadi dengarkanlah aku, dan berdamailah dengan satu sama lain, dan
lawatlah satu sama lain, dan tanggunglah beban satu sama lain, dan janganlah
menikmati ciptaan Allah bagi dirimu sendiri saja, tetapi berilah secara berlimpah
kepada mereka yang membutuhkan. Karena ada orang yang melalui kelimpahan
makanan mengakibatkan kelemahan daging, dan dengan demikian mencemari tubuh
mereka; sedangkan tubuh orang lain yang tidak mempunyai makanan menjadi rusak,
karena mereka tidak mendapat makanan yang cukup. Dan karena inilah tubuh mereka
merana. Tiadanya penguasaan-diri dalam makan merusak dirimu yang mempunyai
kelimpahan dan yang tidak membagi-bagikannya kepada mereka yang membutuhkan.
Perhatikanlah Penghakiman yang akan datang. Jadi kalian, yang berkedudukan tinggi,
carilah orang-orang yang lapar selama menara itu belum diselesaikan; karena setelah
menara itu diselesaikan, kamu akan ingin berbuat baik, namun tidak akan mendapati
kesempatan untuk berbuat baik. Jadi perhatikanlah, kalian yang bermegah dalam
kekayaan, agar jangan mereka yang membutuhkan mengerang, dan erangan mereka
naik kepada Tuhan, dan kalian akan tertutup di luar dengan semua hartamu diluar
gerbang menara itu. Karenanya kukatakan kepada kalain yang mengepalai Gereja dan
yang mencintai tempat-tempat duduk terutama, "Janganlah kalian menjadi seperti
mereka yang meramu obat. Karena mereka yang meramu obat membawa obat-
obatan dalam kotak, namun kalian membawa obat dan racun dalam hatimu. Kalian
bertegar-tengkuk, dan tidak ingin mentahirkan hatimu, dan menambahkan kesatuan
tujuan kepada kesucian hati, agar kalian boleh mendapatkan Rahmat dari Raja Agung.
Jadi perhatikanlah, ya anak-anak, agar jangan perlawananmu meniadakanmu akan
hidupmu. Bagaimanakah akan kauajari Orang-Orang Pilihan Tuhan, sedangkan kalian
sendiri tidak memiliki pengajaran? Jadi ajarlah satu sama lain, dan berdamailah antara
satu sama lain, agar aku juga, yang berdiri penuh sukacita di hadapan Bapamu, boleh
memberi pertanggungjawaban akan kalian semua kepada Tuhanmu.”

X
Setelah ia selesai berbicara kepadaku, keenam orang pemuda yang sedang
membangun itu datang dan membawanya ke menara itu, dan empat orang pemuda
lainnya mengangkat tahta itu dan membawanya juga ke menara itu. Wajah-wajah
mereka yang kemudian itu tidak kulihat, akrena mereka berpaling dariku. Sedang ia
pergi, aku memintanya untuk mengungkapkan kepadaku arti ketiga wujud yang
dalamnya ia tampak kepadaku. Jawabnya kepadaku: "Mengenai ketiga wujud itu,
haruslah kautanyakan kepada orang lain untuk mengungkapkan artinya kepadamu."
Sebab ia telah tampak kepadaku, saudara-saudara, dalam Penglihatan pertama pada
tahun sebelumnya dalam wujud seorang perempuan yang sangat lanjut usianya, yang
duduk di kursi. Dalam Penglihatan kedua wajahnya muda, namun kulit dan rambutnya
menunjukkan usia, dan ia berdiri ketika berbicara kepadaku. Ia juga lebih bersukacita
dibanding dalam Penglihatan pertama. Namun dalam Penglihatan ketiga ia sangat
muda dan elok rupawan, hanya saja ia mempunyai rambut seorang perempuan yang
lanjut usianya; namun wajahnya berbinar dengan sukacita, dan ia duduk di tahta. Aku
sangat sedih mengenai penampakan-penampakan ini, karena aku sangat ingin
mengetahui arti dari Penglihatan-Penglihatan ini. Lalu kulihat perempuan yang berusia
lanjut dalam Penglihatan malam hari berkata kepadaku: "Setiap doa seharusnya
disertai dengan kerendahan-hati: jadi berpuasalah, dan engkau akan mendapatkan
apa yang kaumohonkan dari Tuhan." Jadi aku berpuasa selama satu hari. Malam itu
juga tampak kepadaku seorang pemuda, yang berkata, "Mengapa engkau seringkali
meminta Wahyu dalam doa? Berjaga-jagalah agar jangan karena meminta banyak hal
engkau melukai tubuhmu: berpuaslah dengan Wahyu ini. Bisakah engkau melihat
Wahyu yang lebih besar daripada yang telah kaulihat?" Aku menjawab dan berkata
kepadanya, "Tuan, hanya satu hal yang kuminta, agar mengenai ketiga wujud itu
Wahyu itu boleh menjadi sempurna." Ia menjawabku, "Berapa lama lagi kalian tidak
akan mengerti? Keraguanmu telah membuatmu tidak mengerti, karena engkau tidak
memalingkan hatimu kepada Tuhan." Namun aku menjawab dan berkata kepadanya,
"Darimu, tuan, akan kami ketahui hal-hal ini dengan lebih tepat."

XI
“Maka dengarlah," katanya, "mengenai ketiga wujud yang engkau tanyakan.
Mengapa dalam Penglihatan pertama ia tampak padamu sebagai seorang perempuan
berusia lanjut yang duduk di kursi? Karena rohmu telah menjadi tua dan kering, dan
telah kehilangan kekuatannya karena kelemahan dan keraguanmu. Namun, bagaikan
orang-orang berusia lanjut yang tidak berpengharapan memulihkan kekuatan, dan
tidak menantikan apapun selain tidur terakhir, begitu juga engkau, yang dilemahkan
oleh urusan duniawi, telah menyerahkan dirimu kepada kemalasan, dan tidak
menyerahkan segala kekhawatiranmu kepada Tuhan. Jadi rohmu telah patah, dan
engkau telah menjadi tua dalam dukacitamu." "Aku ingin tahu, tuan, mengapa ia
duduk di kursi?" Jawabnya, "Karena setiap orang yang lemah duduk di kursi karena
kelemahan mereka, agar kelemahannya boleh ditopang. Lihatlah! Telah kauketahui
mengenai wujud Penglihatan yang pertama."

XII
“Dalam Penglihatan kedua engkau melihatnya berdiri dengan paras yang muda,
dan lebih bersukacita daripada sebelumnya; namun ia tetap mempunyai kulit dan
rambut seorang perempuan berusia lanjut. Dengarlah," katanya, "mengenai
perumpamaan ini. Ketika orang semakin tua, ia berputusasa akan dirinya karena
kelemahan dan kemiskinannya, dan tidak menantikan apapun selain hari terakhir
hidupnya. Tiba-tiba ada warisan yang ditinggalkan untuknya: dan mendengar hal ini,
ia bangkit, dan menjadi sangat bersukacita, ia mengenakan kekuatan. Sekarang ia
tidak lagi berbaring, namun berdiri; dan rohnya, yang telah dipatahkan oleh
perbuatannya yang lampau, diperbaharui, dan ia tidak lagi duduk, melainkan berlaku
dengan semangat. Demikian jugalah yang terjadi denganmu setelah mendengar
Wahyu yang dikaruniakan Allah bagimu. Sebab Tuhan berbelas-kasih atasmu, dan
memperbaharui rohmu, sehingga kausingkirkan kelemahanmu. Semangat bangkit
dalam dirimu, dan engkau menjadi kuat dalam iman; dan Tuhan, melihat kekuatanmu,
bersukacita. Karena inilah Dia menunjukkanmu bangunan menara itu; dan akan
ditunjukkanNya hal-hal lain kepadamu, jika engkau tetap berada dalam damai
terhadap satu sama lain dengan segenap hatimu."

XIII
Dalam Penglihatan ketiga, engkau melihatnya bahkan lebih muda, ia mulia dan
penuh-kesukaan, dan sosoknya elok. Sama seperti ketika ada kabar baik yang datang
secara tiba-tiba kepada seseorang yang bersedih, segera dilupakannya dukanya yang
sebelumnya, dan tidak menantikan apapun selain kabar baik yang telah didengarnya,
dan karena masa depan telah diteguhkan bagi kebaikan, dan rohnya diperbaharui
karena sukacita yang telah diteirmanya; demikian jugalah engkau telah menerima
pembaharuan rohmu melalui penglihatan berkat-berkat ini. Sedangkan perihal engkau
melihatnya duduk di tahta, ini berarti bahwa keadaannya penuh dengan kekuatan,
sebagaimana tahta itu mempunyai empat kaki dan berdiri kokoh. Sama seperti dunia
juga dikokohkan oleh empat unsur. Jadi mereka yang bertobat sepenuhnya dan
dengan segenap hati, akan menjadi muda dan ditetapkan dengan kokoh. Telah
kaumiliki Wahyu yang sepenuhnya diberikan kepadamu. Jangan lagi meminta Wahyu.
Jika ada lagi yang perlu diungkapkan, maka akan diungkapkan kepadamu.”
PENGLIHATAN KEEMPAT
I
Dua-puluh hari setelah Penglihatan yang sebelumnya aku melihat Penglihatan
lain, saudara-saudara - suatu gambaran aniaya yang akan datang. Aku sedang pergi ke
rumah kampung di sepanjang jalan Campania. Rumah itu terletak sekitar sepuluh
furlong jaraknya dari jalan raya. Wilayah itu jarang dilalui orang. Sedang aku berjalan
sendirian, aku berdoa kepada Tuhan agar melengkapi Wahyu yang telah
dikaruniakanNya kepadaku melalui Gereja KudusNya, agar Dia boleh menguatkanku,
dan memberikan pertobatan kepada semua Hamba-HambaNya yang tersesat, agar
NamaNya yang Agung dan Mulia boleh dimuliakan karena telah dijaminkanNya untuk
menunjukkan Keajaiban-KeajaibanNya kepadaku. Sedang aku memuliakanNya dan
mengucap syukur kepadaNya, ada Suara yang menjawabku, "Janganlah ragu,
Hermas," dan aku mulai berpikir, dan berkata, "Untuk apa aku ragu - aku yang telah
ditetapkan oleh Tuhan, dan yang telah melihat pemandangan-pemandangan yang
sangat mulia? Aku maju sedikit, saudara-saudara, dan lihatlah! Kulihat debu naik
sampai ke langit. Aku mulai berkata, "Adakah ternak yang datang dan menaikkan debu
ini?" Jaraknya sekitar satu furlong dariku. Dan, lihatlah! Aku melihat debu itu semakin
naik dan naik, sehingga kubayangkan hal ini berasal dari Allah. Namun matahari telah
bersinar sedikit, dan, lihatlah! Aku melihat binatang yang hebat bagaikan ikan paus,
dan dari mulutnya keluar belalang-belalang berapi-api. Ukuran binatang itu sekitar
seratus kaki, dan kepalanya bagaikan kendi. Aku mulai meratap, dan memanggil Tuhan
agar melepaskanku darinya. Lalu kuingat perkataan yang telah kudengar, "Janganlah
ragu, ya Hermas." Dengan berpakaian, saudara-saudaraku, iman dalam Tuhan dan
mengingat perkara-perkara dahsyat yang telah diajarkanNya kepadaku, aku dengan
berani menghadapi binatang itu. Binatang itu datang dengan suara dan kekuatan
hebat, sehingga sanggup menghancurkan satu kota. Aku mendekatinya, dan binatang
mengerikan itu berbaring di tanah, dan tidak menunjukkan apapun selain lidahnya,
dan tidak bergerak sama sekali hingga aku telah melaluinya. Binatang itu mempunyai
empat warna di kepalanya - warna hitam, lalu warna api dan darah, lalu warna emas,
dan yang terakhir warna putih."
II
Setelah kulalui binatang liar itu, dan telah maju sekitar tiga-puluh kaki, lihatlah!
Ada seorang dara yang menemuiku, yang berhiaskan seolah-olah keluar dari kamar
mempelai, ia berpakaian putih seluruhnya, dan dengan kasut putih, dan berkerudung
sampai ke dahinya, dan kepalanya ditutupi dengan penutup kepala. Dan rambutnya
berwarna putih. Aku mengetahui dari Penglihatan-Penglihatan yang sebelumnya
bahwa inilah Gereja, dan aku menjadi bersukacita. Ia menyalamiku, dan berkata,
"Salam, ya manusia!" Dan kubalas salamnya, dan berkata, "Ibu, salam!" Dan ia
menjawab dan berkata kepadaku, "Tidak adakah yang telah kaulewati?" Aku berkata,
"Aku bertemu seekor binatang yang begitu besar sehingga sanggup membinasakan
bangsa-bangsa, namun melalui Kuasa Tuan dan RahmatNya yang Besar aku telah
terlepas darinya." "Baiklah engkau terlepas darinya," katanya, "karena engkau telah
menyerahkan kekhawatiranmu kepada Allah, dan membuka hatimu kepada Tuhan,
dan meyakini bahwa engkau tidak dapat diselamatkan oleh apapun selain oleh
NamaNya yang Dahsyat dan Mulia. Karena inilah Tuhan telah mengutus MalaikatNya,
yang berkuasa atas binatang-binatang, dan yang namanya adalah Thegri, dan telah
mengatupkan rahangnya, agar binatang itu tidak bisa mengoyakmu. Engkau telah
lepas dari aniaya hebat karena imanmu, dan karena engkau tidak menjadi ragu di
hadapan binatang itu. Jadi pergilah, dan beritahulah kepada Orang-Orang Pilihan
Tuhan akan Perbuatan-PerbuatanNya yang Kuat-Kuasa, dan katakanlah kepada
mereka bahwa binatang ini adalah gambaran aniaya hebat yang akan datang. Jika
engkau mempersiapkan diri, dan bertobat dengan segenap hatimu, dan berpaling
kepada Tuhan, akan mungkin bagimu untuk dilepaskan darinya, jika hatimu suci dan
tanpa-cela, dan kalian menjalani sisa hidupmu dalam melayani Tuhan dengan tanpa-
cela. Jadi serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada Tuhan, dan Dia akan
mengarahkan perkara-perkaramu. Percayalah kepada Tuhan, kalian yang ragu, karena
Dia Mahakuasa, dan sanggup memalingkan MurkaNya darimu, dan mengutus hajaran-
hajaran terhadap mereka yang ragu. Celakalah mereka yang mendengarkan perkataan
ini, dan meragukannya: adalah lebih baik sekiranya mereka tidak pernah dilahirkan.”
III
Aku menanyainya mengenai keempat warna yang dipunyai binatang itu di
kepalanya. Dan ia menjawab, dan berkata kepadaku, "Engkau masih bertanya-tanya
mengenai perkara-perkara ini." "Ya, Ibu," kataku, "beritahulah kepadaku apa artinya."
"Dengarlah," katanya: "warna hitam adalah dunia dimana kita tinggal: namun warna
api dan darah menunjukkan bahwa dunia harus binasa oleh darah dan api: namun
warna emas adalah kalian yang telah luput dari dunia ini. Sebagaimana emas diuji oleh
api, dan menjadi berguna, begitu juga kalian diuji yang berdiam di dalamnya. Jadi
mereka yang tetap teguh, dan melalui api, akan disucikan oleh api. Sama seperti emas
menyingkirkan kotorannya, begitu juga kalian akan menyingkirkan segala kesedihan
dan kesusahan, dan akan disucikan agar sesuai bagi bangunan menara itu. Namun
warna putih adalah Zaman Akan Datang, dimana Orang-Orang Pilihan Allah akan
tinggal, sebab mereka yang dipilih oleh Allah bagi Hidup Kekal akan menjadi tanpa-
cela dan suci. Karenanya janganlah berhenti membicarakan perkara-perkara ini di
telinga Orang-Orang Kudus. Inilah gambaran aniaya hebat yang akan datang. Jika
kaukehendaki, ini bukan apa-apa. Ingatlah hal-hal yang telah dituliskan sebelumnya."
Dan setelah mengatakan hal ini, ia pergi. Namun aku tidak melihat tempat dimana ia
beristirahat. Tetapi ada suara, sehingga aku berpaling ketakutan, karena berpikir
bahwa binatang itu sedang datang.

PENGLIHATAN KELIMA
Setelah aku berdoa di rumah, dan telah duduk di ranjangku, masuklah
seseorang dengan Paras Mulia, berpakaian bagaikan seorang gembala, dengan kulit
kambing putih, kantong di bahunya, dan tongkat di tangannya, dan menyalamiku.
Kubalas salamnya. Dan segera ia duduk di sampingku, dan berkata kepadaku, "Aku
telah diutus oleh seorang Malaikat Amat-Terhormat untuk tinggal bersamamu
sepanjang sisa hari-hari hidupmu." Dan aku berpikir bahwa ia telah datang untuk
mencobaiku, jadi kukatakan kepadanya, "Siapa engkau? Aku mengenalnya yang
kepadanya aku telah dipercayakan." Ia berkata kepadaku, "Tidakkah engkau
mengenaliku?" "Tidak," kataku, "Aku," katanya, "adalah gembala yang kepadanya
engkau telah dipercayakan." Sedang ia berbicara, sosoknya diubahkan; lalu kuketahui
ialah orang yang kepadanya aku telah dipercayakan. Segera aku menjadi bingung, dan
ketakutan menyergapku, dan aku dilanda dengan dukacita dalam bahwa aku telah
menjawabnya dengan begitu jahat dan bodoh. Namun ia menjawab, dan berkata
kepadaku, "Janganlah engkau menjadi kacau, namun terimalah kekuatan dari
Perintah-Perintah yang akan kuberikan kepadamu. Sebab aku telah diutus," katanya,
"untuk menunjukkan sekali lagi kepadamu segala hal yang telah kaulihat sebelumnya,
khususnya perkara-perkara yang bermanfaat bagimu. Pertama-tama, tuliskanlah
perintah-perintah dan perumpamaan-perumpamaan dariku, agar engkau boleh
membacanya dengan mudah, dan boleh menaatinya." Jadi aku menuliskan segala
perintah dan perumpamaan, sesuai dengan yang diperintahkannya kepadaku. Jika
engkau mendengar hal-hal ini, menaatinya dan berjalan didalamnya, dan
melakukannya dengan akal yang suci, engkau akan menerima dari Tuhan akan segala
sesuatu yang telah dijanjikanNya bagimu. Namun, jika setelah engkau mendengarnya,
engkau tidak bertobat, namun terus menumpuk dosa-dosamu, maka engkau akan
menerima ganjaran-ganjaran sebaliknya dari Tuhan. Segala perkataan ini telah
diperintahkan oleh gembala itu, yaitu Malaikat Pertobatan, bagiku untuk kutuliskan.
KITAB KEDUA — PERINTAH-PERINTAH

PERINTAH PERTAMA
YANG TERUTAMA, yakinlah bahwa ada Satu Allah Yang telah menciptakan dan
melengkapi segala sesuatu, dan telah menjadikan segala sesuatu dari ketiadaan. Dia
saja Yang sanggup mencakup segalanya, namun Dia sendiri tidak bisa dicakup.
Karenanya berimanlah kepadaNya, dan takutlah akan dia; dan oleh takut akan Dia,
jalankanlah penguasaan-diri. Jagalah perintah-perintah ini, dan akan kaucampakkan
jauh darimu segala kejahatan, dan mengenakan kekuatan kebenaran, dan hidup
kepada Allah, jika engkau memelihara perintah ini.

PERINTAH KEDUA
Ia berkata kepadaku, "Jadilah sederhana dan polos, dan engkau akan menjadi
seperti anak-anak yang tidak mengenal kejahatan yang merusak hidup manusia. Jadi
yang terutama adalah, janganlah berbicara yang jahat mengenai siapapun, jangan juga
dengan senang mendengar siapapun yang berbicara jahat mengenai orang lain.
Namun jika engkau mendengarnya, engkau akan berbagian dalam dosanya yang
berbicara jahat, jika engkau meyakini fitnah yang kaudengar; karena dengan
meyakininya, engkau juga akan berbicara jahat terhadap saudaramu. Maka engkau
akan menjadi bersalah akan dosa orang yang memfitnah. Karena fitnah itu jahat dan
bagaikan roh jahat yang tidak teguh. Fitnah tidak pernah berdiam dalam damai,
namun selalu tetap dalam perselisihan. Jagalah dirimu daripadanya, dan engkau akan
selalu berdamai dengan semua orang. Kenakanlah kekudusan yang didalamnya tiada
sebab pelanggaran yang jahat, namun segala perbuatan yang adil dan menyukakan.
Lakukanlah kebaikan; dan dari upah pekerjaanmu, yang diberikan Allah kepadamu,
berilah kepada semua orang yang membutuhkan dalam kesederhanaan, tanpa ragu
mengenai kepada siapa engkau akan memberi atau tidak memberi. Berilah kepada
semua orang, karena Allah menghendaki agar Karunia-KaruniaNya dibagi-bagikan
kepada semua orang. Mereka yang menerima, akan memberikan pertanggung-
jawaban kepada Allah mengenai alasan dan tujuan bagi hal yang telah mereka terima.
Karena orang yang bersusah yang menerima tidak akan dikecam, melainkan mereka
yang menerima dengan alasan bohong yang akan menanggung hukuman. Jadi orang
yang memberi itu tidak akan bersalah. Karena sama seperti telah diterimanya dari
Tuhan, demikian juga telah dipenuhinya pelayanannya dalam kesederhanaan, tanpa
ragu mengenai kepada siapa akan diberinya dan kepada siapa tidak akan diberinya.
Jadi pelayanan ini, jika dilakukan dalam kesederhanaan, adalah mulia dihadapan Allah.
Jadi orang yang melayani dalam kesederhanaan akan hidup kepada Allah. Maka
peliharalah perintah-perintah ini, sebagaimana telah kuberikan kepadamu, agar
pertobatanmu dan pertobatan seisi rumahmu boleh didapati dalam kesederhanaan,
dan hatimu boleh menjadi suci dan tanpa-cela."

PERINTAH KETIGA
Lagi ia berkata kepadaku, "Kasihilah kebenaran, dan janganlah membiarkan
apapun selain kebenaran keluar dari mulutmu, agar roh yang telah ditaruh Allah dalam
dagingmu boleh didapati benar dihadapan semua orang; dan Tuhan, Yang berdiam di
dalammu, boleh dimuliakan, karena Tuhan itu Benar dalam segala perkataan, dan
dalamNya tiada kepalsuan. Jadi mereka yang berbohong telah menyangkal Tuhan, dan
merampokNya, tanpa mengembalikan kepadaNya harta yang telah mereka terima.
Karena mereka menerima dariNya roh yang bebas dari kepalsuan. Jika mereka
memberiNya kembali roh ini secara tidak benar, mereka mencemari Perintah Tuhan,
dan menjadi perampok." Mendengar perkataan ini, aku meratap sejadi-jadinya. Ketika
dilihatnya aku meratap, ia berkata kepadaku, "Mengapa engkau meratap?" Dan aku
berkata, "Karena, tuan, aku tidak tahu apakah aku bisa diselamatkan." "Mengapa?"
Katanya. Dan aku berkata, "Karena, tuan, aku tidak pernah berbicara benar sepanjang
hidupku, namun selalu berbicara dengan cerdik kepada semua orang, dan telah
menegaskan kebohongan sebagai kebenaran kepada semua orang; dan tidak pernah
ada orang yang menentangku, namun perkataanku dipercayai. Bagaimanakah aku
akan hidup, karena aku telah berbuat demikian?" Dan ia berkata kepadaku,
"Perasaanmu memang benar dan baik, sebab seharusnyalah sebagai seorang Hamba
Allah engkau berjalan dalam kebenaran, dan tidak menggabungkan hati yang jahat
dengan roh kebenaran, dan tidak menyebabkan kesedihan bagi Roh Kudus dan
Benar." Dan aku berkata kepadanya, "Tidak pernah, tuan, kudengarkan perkataan ini
dengan perhatian." Dan ia berkata kepadaku, "Sekarang telah kaudengar perkataan
ini, dan memeliharanya, sehingga bahkan kepalsuan yang telah sebelumnya kau
katakan dalam tindak-tandukmu bisa dipercayai karena kebenaran pernyataanmu
sekarang ini. Karena dengan demikian kepalsuan bisa menjadi dipercayai. Jika engkau
memelihara perintah-perintah ini, dan sejak saat ini dan seterusnya engkau hanya
mengatakan kebenaran, mungkin bagimu untuk mendapatkan hidup. Dan
barangsiapa yang mendengar perintah ini, dan yang meninggalkan kejahatan besar
yaitu kepalsuan, akan hidup kepada Allah."

PERINTAH KEEMPAT
I
"Kuperintahkan kepadamu," katanya, "agar menjaga kesucianmu, dan jangan
membiarkan pikiran memasuki hatimu mengenai istri orang lain, atau percabulan,
atau kefasikan yang serupa; sebab dengan melakukan hal ini engkau melakukan dosa
yang besar. Namun jika selalu kauingat istrimu, engkau tidak akan pernah berdosa.
Sebab jika pikiran ini memasuki hatimu, maka engkau akan berdosa; dan jika, demikian
juga, engkau memikirkan pikiran jahat lainnya, engkau berbuat dosa. Karena pikiran
ini adalah suatu dosa besar dalam seorang Hamba Allah. Namun jika ada orang yang
melakukan perbuatan jahat ini, ia mengerjakan maut bagi dirinya. Karenanya
perhatikanlah dan tahanlah dirimu dari pikiran ini; sebab dimana kesucian berdiam,
disana kefasikan tidak sepatutnya memasuki hati orang benar." Dan aku berkata
kepadanya, "Tuan, izinkanlah aku menanyaimu beberapa pertanyaan." "Katakanlah,"
katanya. Dan kukatakan kepadanya, "Tuan, jika seseorang mempunyai seorang istri
yang percaya dalam Tuhan, dan jika didapatinya dalamnya perzinahan, apakah orang
ini berdosa jika ia tetap hidup bersamanya?" Dan ia berkata kepadaku, "Selama ia tidak
mengetahui dosanya, suaminya itu tidak melakukan pelanggaran dalam hidup
bersamanya. Namun jika diketahui suami itu bahwa istrinya telah tersesat, dan jika
perempuan itu tidak bertobat, namun bersikeras dalam perzinahannya, dan suami itu
tetap hidup bersamanya, ia juga bersalah akan kejahatannya, dan menjadi turut
berbagian dalam perzinahannya." Dan kukatakan kepadanya, "Jadi bagaimanakah,
tuan, yang harus dilakukan suami itu, jika istrinya berlanjut dalam perbuatan yang keji
itu?" Dan ia berkata, "Suaminya haruslah menceraikannya, dan tetap sendirian.
Namun jika ia menceraikan istrinya dan menikahi seorang yang lain, ia juga melakukan
perzinahan." Dan aku berkata kepadanya, "Bagaimana jika perempuan yang telah
diceraikan itu bertobat, dan ingin kembali kepada suaminya: tidakkah ia seharusnya
diterima kembali oleh suaminya?" Dan dikatakannya kepadaku, "Tentu. Jika suami itu
tidak menerimanya kembali, ia berdosa, dan membawa dosa besar atas dirinya; sebab
seharusnya ia menerima kembali orang berdosa yang telah bertobat. Tetapi tidak
berkali-kali. Karena hanya ada satu kali pertobatan bagi Hamba-Hamba Allah. Jadi
apabila istri yang diceraikan itu bertobat, suami seharusnya tidak menikahi seorang
istri lain, setelah menceraikan istrinya. Dalam perkara ini lelaki dan perempuan
haruslah diperlakukan secara sama. Terlebih lagi, perzinahan bukan hanya dilakukan
oleh mereka yang mencemari daging mereka, namun oleh mereka yang meniru orang-
orang kafir dalam perbuatan mereka. Jadi jika ada orang yang bersikeras dalam
perbuatan-perbuatan itu, dan tidak bertobat, menjauhlah daripadanya, dan
berhentilah hidup bersamanya, agar jangan engkau menjadi turut berbagian dalam
dosanya. Karenanya perintah ini telah diberikan bagimu, agar engkau tetap bersama,
baik lelaki maupun perempuan, karena pertobatan boleh terjadi dalam orang-orang
seperti itu. Tetapi aku tidak," katanya, "memberi kesempatan untuk melakukan
perbuatan-perbuatan ini, melainkan agar orang yang telah berdosa itu jangan berdosa
lagi. Tetapi mengenai pelanggarannya yang lampau, ada Dia Yang sanggup
memberikan Kesembuhan; karena adalah Dia, sungguh, Yang berkuasa atas segala
sesuatu."

II
Aku menanyainya lagi, dan berkata, "Karena Tuhan telah menjamin untuk selalu
berdiam bersamaku, bersabarlah terhadapku sedang kuucapkan beberapa perkataan;
sebab aku tidak berpengertian, dan hatiku telah dikeraskan oleh cara hidupku yang
lampau. Berilah pengertian bagiku, sebab aku sangat bodoh, dan sama sekali tidak
berpengertian." Dan dijawabnya dan dikatakannya kepadaku, "Aku ditempatkan atas
pertobatan, dan aku memberi pengertian bagi semua orang yang bertobat. Tidakkah
kaupikir," katanya, "bahwa merupakan hikmat yang besar untuk bertobat? Sebab
pertobatan adalah hikmat yang besar. Karena ia yang telah berdosa menjadi mengerti
bahwa ia telah berbuat jahat di hadapan Tuhan, dan mengingat perbuatan yang telah
dilakukannya, dan ia bertobat, dan tidak lagi berlaku jahat, namun berbuat baik
dengan kemurahan, dan merendahkan dan menyiksa jiwanya karena ia telah bertobat.
Jadi kaulihat bahwa pertobatan adalah hikmat yang besar." Dan aku berkata
kepadanya, "Karena inilah, tuan, maka aku bertanya dengan teliti mengenai segala
sesuatu, terutama karena aku seorang berdosa; agar boleh kuketahui pekerjaan yang
harus kulakukan, agar aku boleh hidup: karena dosaku itu banyak dan bermacam-
macam." Dan dikatakannya kepadaku, "Engkau akan hidup jika engkau memelihara
perintah-perintaku, dan berjalan didalamnya; dan barangsiapa yang mendengar dan
memelihara perintah-perintah ini, akan hidup kepada Allah."

III
Dan kukatakan kepadanya, "Aku ingin melanjutkan pertanyaanku."
"Berbicaralah," katanya. Dan aku berkata, "Kudengar, tuan, beberapa orang pengajar
mengatakan bahwa tidak ada lagi pertobatan selain yang terjadi, ketika kita turun ke
dalam air dan menerima penghapusan dosa-dosa kami yang lampau." Ia berkata
kepadaku, "Pengajaran ini benar yang telah kaudengar; karena memang demikian
adanya. Sebab ia yang telah menerima penghapusan dosa-dosanya tidak seharusnya
berdosa lagi, namun hendaknya hidup dalam kesucian. Namun, karena engkau
menyelidiki segala sesuatu dengan teliti, akan kukatakan juga kepadamu, bukan
sebagai alasan untuk berbuat dosa bagi mereka yang hendak percaya, ataupun yang
baru saja percaya, dalam Tuhan. Sebab mereka yang telah percaya, dan mereka yang
akan percaya, tidak memiliki pertobatan bagi dosa-dosa mereka; namun mereka
mempunyai penghapusan dosa-dosa mereka yang sebelumnya. Sebab bagi mereka
yang telah dipanggil sebelum hari-hari ini, Tuhan telah menetapkan pertobatan.
Karena Tuhan, Yang mengetahui segala hati, dan mengetahui segala sesuatu sebelum
terjadi, mengetahui kelemahan manusia dan tipudaya Iblis yang berlipat-ganda,
bahwa akan dilakukannya kejahatan terhadap Hamba-Hamba Allah, dan berlaku
secara jahat terhadap mereka. Karenanya, Tuhan Yang Berbelas-Kasih, telah berbelas-
kasih atas pekerjaan TanganNya, dan telah menetapkan pertobatan bagi mereka; dan
telah dipercayakanNya kepadaku kuasa atas pertobatan ini. Dan karenanya kukatakan
kepadamu, bahwa jika ada orang yang dicobai oleh Iblis, dan berdosa setelah
Panggilan Besar dan Kudus yang di dalamnya Tuhan telah memanggil UmatNya bagi
Hidup Kekal, ia hanya mempunyai kesempatan bertobat satu kali saja. Namun jika ia
berulang-kali berdosa setelah ini, dan lalu bertobat, bagi orang ini pertobatan tidak
akan berguna; sebab dengan sulit ia akan hidup." Dan aku berkata, "Tuan, aku merasa
bahwa hidupku telah bangkit kembali setelah teliti mendengarkan perintah-perintah
inil sebab aku tahu bahwa aku akan diselamatkan, jika di hari depan aku tidak berdosa
lagi." Dan ia berkata, "Engkau akan diselamatkan, engkau dan semua orang yang
memelihara perintah-perintah ini."
IV
Dan lagi aku menanyainya, kataku, "Tuan, sebab engkau telah bersabar
mendengarku, maukah engkau menjawabku lagi?" "Berbicaralah," katanya. Dan aku
berkata, "Jika seorang istri atau suami meninggal, dan duda atau janda itu menikah,
apakah ia berbuat dosa." "Tidak ada dosa jika mereka menikah lagi," katanya, "namun
jika mereka tetap tidak menikah, mereka mendapatkan kehormatan dan kemuliaan
yang lebih besar di hadapan Tuhan; namun jika mereka menikah, mereka tidak
berbuat dosa. Jadi jagalah kesucian dan kemurnianmu, dan engkau akan hidup kepada
Allah. Perintah-perintah yang sekarang kuberikan bagimu, dan yang akan kuberikan,
peliharan sejak ini, ya, dari hari ketika engkau dipercayakan kepadaku, dan aku akan
berdiam dalam rumahmu. Dan dosa-dosamu yang lampau akan diampuni, jika engkau
memelihara perintah-perintahku. Dan semua orang yang memelihara perintah-
perintahku ini akan diampuni, dan yang berjalan dalam kesucian ini."

PERINTAH KELIMA
I
“Bersabarlah," katanya, "dan milikilah pengertian, dan engkau akan berkuasa
terhadap segala pekerjaan-pekerjaan jahat, dan engkau akan mengerjakan segala
kebenaran. Sebab jika engkau bersabar, Roh Kudus Yang tinggal di dalammu akan
tetap suci. Dia tidak akan digelapkan oleh roh jahat apapun, namun, berdiam dalam
tempat yang luas, Dia akan bersukacita dan menjadi senang; dan bersama bejana yang
didalamya Dia berdiam akan melayani Allah dalam kesukaan, sebab mempunyai
Damai yang besar dalamNya. Namun jika terjadi luapan amarah, segera Roh Kudus,
Yang Lemah-Lembut, didesak, tidak mendapatkan tempat yang suci, dan Dia akan
pergi. Sebab Dia didesak oleh roh-roh najis, dan tidak bisa menyertai Tuhan seperti
yang dikehendakiNya, sebab amarah adalah kecemaran bagiNya. Sebab Tuhan
berdiam dalam panjang-sabar, namun Iblis daam amarah. Jadi kedua roh, ketika
berdiam dalam tempat kediaman yang sama, berperang terhadap satu sama lain, dan
menyusahkan orang yang didalamnya keduanya itu berdiam. Jika sepotong kecil
apsintus diambil dan ditaruh ke dalam kendi berisi madu, bukankah madu itu menjadi
rusak sepenuhnya, dan bukankah sepotong kecil apsintus sepenuhnya menyingkirkan
kemanisan madu, sehingga tidak bisa lagi memberi kesukaan bagi pemiliknya, namun
telah menjadi pahit, dan kehilangan kegunaannya? Namun jika apsintus tidak ditaruh
ke dalam madu, maka madu itu tetap manis, dan berguna bagi pemiliknya. Jadi lihatlah
bahwa kesabaran itu lebih manis dari madu, dan berguna bagi Allah, dan Tuhan
berdiam dalamnya. Namun amarah itu pahit dan tidak berguna. Jadi jika amarah
bercampur dengan kesabaran, kesabaran menjadi tercemar, dan doanya tidak lagi
berguna bagi Allah. "Aku ingin, tuan," kataku, "mengetahui kuasa amarah, agar aku
boleh menjaga diriku terhadapnya." Dan katanya, "Jika engkau tidak menjaga dirimu
terhadapnya, engkau dan seisi rumahmu akan kehilangan segala harapan
keselamatan. Jadi jagalah dirimu terhadapnya. Karena aku besertamu, dan semua
orang yang bertobat dengan sepenuh hati akan pergi darinya. Sebab aku akan
menyertai mereka, dan aku akan menyelamatkan mereka semua. Sebab semua orang
dibenarkan oleh Malaikat Amat-Kudus."

II
“Jadi dengarlah," katanya, "betapa jahatnya perbuatan amarah, dan bagaimana
amarah menjatuhkan Hamba-Hamba Allah melalui perbuatannya, dan membalikkan
mereka dari kebenaran. Namun amarah tidak akan membalikkan mereka yang
dipenuhi iman, dan tidak akan berkuasa atas mereka, sebab Kuasa Tuhan menyertai
mereka. Hanya orang-orang yang tidak berakal dan yang ragu yang dibalikkannya.
Sebab begitu dilihatnya orang itu berdiri teguh, amarah memasuki hati mereka, dan
tanpa alasan lelaki atau perempuan itu menjadi pahit karena kejadian-kejadian dalam
hidup mereka sehari-hari, misalnya karena makanan mereka, atau perkataan
berlebihan yang telah diucapkan, atau karena seorang teman, atau karena pemberian
atau hutang, atau urusan lain yang tidak berguna. Sebab segala perkara ini adalah
bodoh dan hampa dan tidak menguntungkan bagi Hamba-Hamba Allah. Namun
kesabaran itu besar, dan kuat-kuasa, dan kuat, dan tentram di tengah-tengah
kemegahan hebat, penuh-kesukaan, bersukacita, bebas dari kekhawatiran, selalu
memuliakan Allah di segala waktu, tanpa kepahitan di dalamnya, dan tetap berdiam
dalam kelemah-lembutan dan kesenyapan. Kesabaran berdiam bersama mereka yang
memiliki iman sempurna. Namun amarah itu bodoh, dan berubah-ubah, dan tidak
berakal. Dari kebodohan diperanakkan kepahitan, dan dari kepahitan amarah, dan
dari amarah kegilaan. Kegilaan ini, yang merupakan hasil dari berbagai kejahatan,
berakhir dalam dosa hebat dan tak-tersembuhkan. Sebab ketika semua roh-roh ini
berdiam di dalam satu bejana dimana Roh Kudus juga berdiam, bejana itu tidak bisa
memuatnya, namun meluap. Roh Lemah-Lembut, yang tidak rela berdiam bersama
roh jahat, dan tidak juga dengan kekerasan-hati, menarik diri dari orang itu, dan pergi
untuk berdiam dengan orang-orang yang lemah-lembut dan damai. Maka, ketika Dia
menarik diri dari orang yang didalamnya Dia telah berdiam, orang itu dikosongkan
akan Roh Benar; dan sejak itu dipenuhi berbagai roh jahat, ia berada dalam keadaan
kekacauan dalam segala perbuatan, sebab diseret kesana-kemari oleh roh-roh jahat,
dan terdapat kegelapan kelam dalam pikirannya mengenai hal-hal yang baik. Inilah
yang terjadi kepada semua orang yang menjadi marah. Karenanya pergilah dari roh
yang sangat jahat itu yaitu amarah, dan kenakanlah kesabaran, dan lawanlah amarah
dan kepahitan, dan engkau akan didapati dalam kawanan kesucian yang dikasihi oleh
Tuan. Jadi berhati-hatilah agar jangan kauabaikan sedikitpun perintah ini; sebab jika
kaupatuhi perintah ini, engkau juga akan mampu memelihara perintah-perintah
lainnya yang akan kuberikan kepadamu. Kuatkanlah dirimu dalam perintah-perintah
ini, dan kenakanlah kekuatan, dan biarlah semua orang mengenakan kekuatan, bagi
setiap orang yang ingin berjalan di dalamnya."

PERINTAH KEENAM
I
“Aku memberimu," katanya, "petunjuk dalam perintah pertama agar
memperhatikan iman, dan takut akan Allah, dan penguasaan-diri." "Sungguh, tuan,"
kataku. Dan ia berkata, "Sekarang aku hendak menunjukkanmu kuasa semuanya ini,
agar engkau boleh mengetahui kuasa yang dipunyai setiap darinya. Sebab kuasa
mereka bersifat ganda, dan sama berhubungan dengan orang-orang benar dan orang-
orang fasik. Maka yakinlah kepada orang-orang benar, namun janganlah menaruh
keyakinanmu kepada orang-orang fasik. Sebab jalan kebenaran itu lurus, namun jalan
kefasikan adalah serong. Berjalanlah dalam jalan yang lurus dan rata, dan janganlah
memperhatikan jalan yang serong. Sebab jalan yang serong tidak mempunyai jalur,
namun mempunyai banyak tempat yang tidak berjalur dan batu-batu sandungan, dan
kasar dan berduri. Jalan ini melukai mereka yang berjalan di dalamnya. Namun mereka
yang berjalan dalam jalan yang lurus berjalan rata tanpa tersandung, sebab jalan ini
tidak kasar atau berduri. Jadi kaulihat, bahwa lebih baik berjalan dalam jalan ini." "Aku
ingin berjalan di jalan ini," kataku. "Engkau akan berjalan di jalan ini," katanya; "dan
siapapun yang berpaling kepada Tuhan dengan segenap hatinya akan berjalan di
dalamnya."
II
“Dengarlah," katanya, "mengenai iman. Ada dua malaikat bersama manusia -
Malaikat Kebenaran, dan malaikat kefasikan." Dan aku berkata kepadanya,
"Bagaimana, tuan, bisa kuketahui kuasa keduanya ini; karena kedua malaikat ini
berdiam bersamaku?" "Dengarlah," katanya, "dan ketahuilah. Malaikat Kebenaran itu
lemah-lembut dan rendah-hati, lembut dan damai. Ketika ia menaiki hatimu, ia
berbicara kepadamu mengenai kebenaran, kemurnian, kesucian, kecukupan, dan
segala perbuatan benar dan kebajikan mulia. Ketika semua hal-hal ini menaiki hatimu,
ketahuilah bahwa Malaikat Kebenaran ada bersamamu. Inilah pekerjaan-pekerjaan
Malaikat Kebenaran. Jadi percayailah ia dan pekerjaan-pekerjaannyanya. Sekarang
lihatlah pekerjaan-pekerjaan malaikat kefasikan. Yang terutama, ia penuh amarah,
dan pahit, dan bodoh, dan segala pekerjaannya adalah jahat, dan ingin merusak
Hamba-Hamba Allah. Jadi ketika ia menaiki hatimu, kenalilah ia melalui pekerjaan-
pekerjaannya." Dan aku berkata kepadanya, "Bagaimana, tuan, akan kukenali ia, aku
tidak tahu caranya." "Dengarlah dan ketahuilah." katanya. "Ketika amarah datang
atasmu, atau kekerasan, ketahuilah bahwa ia ada di dalammu; dan akan kauketahui
juga, ketika engkau diserang oleh damba setelah berbagai urusan, dan makanan-
makanan yang kaya, dan pesta-pora kemabukan, dan berbagai kemewahan, dan hal-
hal yang tidak pantas, dan menginginkan perempuan, dan menjadi sombong, dan
keangkuhan, dan membual, dan apapun yang seperti semua ini. Ketika hal-hal ini
menaiki hatimu, ketahuilah bahwa malaikat kefasikan ada di dalammu. Jadi telah
kauketahui pekerjaan-pekerjaannya, jauhilah ia, dan janganlah sama sekali
mempercayainya, karena perbuatan-perbuatannya adalah jahat, dan tidak
menguntungkan bagi Hamba-Hamba Allah. Inilah perbuatan-perbuatan kedua
malaikat. Ketahuilah ini, dan percayalah kepada Malaikat Kebenaran; namun pergilah
dari malaikat kefasikan, sebab petunjuknya adalah jahat dalam segala sesuatu. Sebab
sekalipun seseorang itu sangat beriman, dan pikiran malaikat ini menaiki hatinya,
lelaki atau permpuan ini pastilah berdosa. Namun, sekalipun seorang lelaki atau
perempuan itu sangat jahat, namun jika pekerjaan-pekerjaan Malaikat Kebenaran
menaiki hatinya, maka pastilah ia melakukan hal yang baik. Jadi kaulihat, adalah baik
mengikuti Malaikat Kebenaran, namun berpisahlah dari malaikat kefasikan.
"Perintah ini menunjukkan perbuatan-perbuatan iman, agar engkau boleh
mempercayai pekerjaan-pekerjaan Malaikat Kebenaran, dan agar dengan
melakukannya engkau boleh hidup kepada Allah. Namun percayalah bahwa
pekerjaan-pekerjaan malaikat kefasikan adalah sulit. Jika engkau menolak melakukan
pekerjaan-pekerjaannya, engkau akan hidup kepada Allah."

PERINTAH KETUJUH
“Takutlah," katanya, "akan Tuhan, dan peliharalah Perintah-PerintahNya. Sebab
jika kaupelihara Perintah-Perintah Allah, engkau akan berkuasa dalam segala
perbuatan, dan setiap perbuatanmu akan tak-terbandingkan. Sebab, dengan takut
akan Tuhan, engkau akan melakukan segala sesuatu dengan baik. Inilah takut yang
seharusnya kaumiliki, agar engkau boleh diselamatkan. Namun janganlah takut akan
Iblis; sebab, dengan takut akan Tuhan, engkau akan memiliki kuasa atas Iblis, karena
tidak ada kuasa di dalamnya. Namun ia yang tidak berkuasa seharusnya sama sekali
tidak boleh ditakuti; namun Dia Yang memiliki Kuasa Mulia sungguh harus ditakuti.
Sebab setiap orang yang berkuasa hendaknya ditakuti; namun ia yang tidak berkuasa
dihinakan oleh semua orang. Jadi takutlah akan perbuatan-perbuatan Iblis, karena
perbuatan-perbuatan itu jahat. Namun, dengan takut akan Tuhan, engkau tidak akan
melakukan perbuatan-perbuatan ini, namun akan menahan diri darinya. Sebab ada
dua jenis takut: jika engkau tidak ingin melakukan yang jahat, takutlah akan Tuhan,
dan engkau tidak akan melakukannya; namun lagi, jika engkau ingin melakukan yang
baik, takutlah akan Tuhan, dan engkau akan melakukannya. Jadi takut akan Tuhan itu
kuat, dan hebat, dan mulia. Takutlah akan Tuhan, dan engkau akan hidup kepadaNya,
dan semua orang yang takut akanNya dan memelihara Perintah-PerintahNya akan
hidup kepada Allah." "Mengapa," kataku, "tuan, kaukatakan mengenai orang-orang
yang memelihara Perintah-PerintahNya, bahwa mereka akan hidup kepada Allah?"
"Karena," katanya, "segala ciptaan takut akan Tuhan, namun tidak semua ciptaan
memelihara Perintah-PerintahNya. Hanya mereka yang takut akan Tuhan dan
memelihara Perintah-PerintahNya yang memiiki Hidup bersama Allah; namun mereka
yang tidak memelihara Perintah-PerintahNya, tidak memiliki hidup dalam diri
mereka."
PERINTAH KEDELAPAN
“Aku memberitahumu," katanya, "bahwa mahluk-mahluk Allah adalah bersifat
ganda, karena penguasaan-diri juga bersifat ganda; sebab dalam beberapa hal
haruslah penguasaan-diri dilakukan, sedangkan dalam hal-hal lain tidak diperlukan
penguasaan-diri." "Beritahulah kepadaku, tuan," kataku, "dalam hal apakah
penguasaan-diri harus dilakukan, dan dalam hal apakah tidak harus dilakukan."
"Kuasailah dirimu terhadap kejahatan, dan janganlah melakukannya; namun
janganlah menahan dirimu terhadap kebaikan, namun lakukanlah. Sebab jika engkau
menahan diri dari berbuat baik, engkau akan melakukan dosa yang besar; namun jika
engkau menguasai diri, agar tidak melakukan yang jahat, engkau melakukan
kebenaran yang besar. Jadi kuasailah dirimu dari segala kefasikan, dan lakukanlah yang
baik." "Apakah, tuan," kataku, "perbuatan-perbuatan jahat yang darinya kita harus
menguasai diri?" "Dengarlah," katanya: "dari perzinahan dan percabulan, dari pesta-
pora jahat, dari kemewahan fasik, dari memuaskan diri dalam segala makanan dan
kelebihan kekayaan, dan dari membual, dan keangkuhan, dan kekurangajaran, dan
kebohongan, dan menyerang orang lain, dan kemunafikan, dari ingatatan akan
kesalahan, dan dari segala fitnah. Inilah perbuatan-perbuatan yang paling jahat dalam
hidup manusia. Jadi dari segala perbuatan-perbuatan ini seorang Hamba Allah harus
menahan dirinya. Sebab ia yang tidak menahan dirinya dari semuanya ini tidak bisa
hidup kepada Allah. Dengarlah perbuatan-perbuatan yang menyertai semuanya ini."
"Adakah, tuan," kataku, "perbuatan-perbuatan jahat lainnya?" "Ada," katanya; "dan
banyak adanya, yang darinya Hamba Allah haruslah menahan dirinya - pencurian,
kebohongan, perampokan, sumpah palsu, kesombongan, nafsu jahat, tipudaya,
keangkuhan, bualan, dan segala kejahatan-kejahatan seperti ini." "Tidakkah engkau
berpikir bahwa semuanya ini sungguh adalah jahat?" "Sungguhlah jahat dalam
Hamba-Hamba Allah. Dari semuanya ini Hamba Allah harus menahan dirinya. Jadi
kuasailah dirimu dari semuanya ini, agar engkau boleh hidup kepada Allah, dan engkau
akan diperhitungkan diantara mereka yang menahan diri mengenai perkara-perkara
ini. Inilah hal-hal yang darinya harus kaukuasai dirimu."

"Namun dengarlah," katanya, "hal-hal yang mengenainya janganlah engkau


menahan diri, namun yang seharusnya engkau lakukan. Janganlah menahan dirimu
mengenai hal yang baik, namun lakukanlah." "Dan beritahulah kepadaku, tuan,"
kataku, "sifat perbuatan-perbuatan baik ini, agar aku boleh berjalan di dalamnya dan
setia kepadanya, agar dengan melakukannya aku boleh diselamatkan." "Dengarlah,"
katanya, "perbuatan-perbuatan baik yang seharusnya kaulakukan, dan mengenainya
janganlah ada menahan diri. Yang terutama adalah iman, lalu takut akn Tuhan, kasih,
damai, perkataan kebenaran, kebenaran, kesabaran. Tidak ada yang lebih baik
daripada hal-hal ini dalam hidup manusia. Jika seseorang menuruti hal-hal ini, dan
tidak menahan dirinya dari semuanya ini, terberkatilah ia dalam hidupnya. Inilah
perbuatan-perbuatan yang menyertai semuanya ini: menolong janda-janda,
memelihara anak-anak yatim-piatu dan mereka yang membutuhkan, menolong
Hamba-Hamba Allah dari kesulitan, keramah-tamahan - sebab dalam keramah-
tamahan perbuatan baik menemukan ladang pekerjaannya - tidak pernah melawan
siapapun, senyap, tidak menginginkan banyak hal dibanding semua orang,
menghormati mereka yang lanjut-usianya, melakukan kebenaran, menjaga
persaudaraan, sabar terhadap kekurangajaran, panjang-sabar, mendorong mereka
yang sakit dalam jiwa, tidak membuang mereka yang telah jatuh kedalam dosa dari
iman, namun membalikkan mereka dan memulihkan damai pikiran kepada mereka,
menegur orang-orang berdosa, tidak menindas orang yang berhutang dan dan yang
membutuhkan, dan jika ada perbuatan lain seperti ini. Tampaknya baikkah bagimu?"
katanya. "Apa lagi, tuan," kataku, "yang lebih baik dari hal-hal ini?" "Maka berjalanlah
di dalamnya," katanya, "dan janganlah menahan dirimu darinya, dan engkau akan
hidup kepada Allah. Jadi peliharalah perintah ini. Jika engkau berbuat baik, dan tidak
menahan diri darinya, engkau akan hidup kepada Allah. Semua orang yang berbuat
demikian akan hidup kepada Allah. Dan lagi, jika engkau menolak berbuat jahat, dan
menguasai dirimu darinya, engkau akan hidup kepada Allah. Dan semua orang akan
hidup kepada Allah yang memelihara perintah-perintah ini, dan yang berjalan di
dalamnya."
PERINTAH KESEMBILAN
Ia berkata kepadaku, "Jauhkanlah segala keraguan dari dirimu dan janganlah
ragu meminta dari Tuhan, dengan berkata kepada dirimu sendiri, 'Bagaimana aku bisa
meminta dari Tuhan dan menerima dariNya, karena aku telah sangat berdosa
terhadapNya?' Janganlah beralasan demikian dengan dirimu sendiri, namun dengan
segenap hatimu berpalinglah kepada Tuhan dan mintalah dariNya tanpa meragukan,
dan akan kauketahui berlimpahnya Belas-Kasih RahmatNya; sebab tidak akan pernah
ditinggalkanNya engkau, namun akan memuaskan hasrat jiwamu. Sebab Dia tidak
seperti manusia, yang mengingat kejahatan yang dilakukan terhadap mereka; namun
Dia tidak mengingat kejahatan, dan hanya mempunyai Belas-Kasih atas mahluk
ciptaanNya. Jadi tahirkanlah hatimu dari segala kesia-siaan dunia ini, dan dari segala
perkataan yang telah disebutkan, dan mintalah dari Tuhan dan engkau akan menerima
segala sesuatu, dan tidak satupun dari permintaanmu akan ditolak yang kauminta
kepada Tuhan tanpa meragukan. Namun jika engkau ragu dalam hatimu, engkau tidak
akan menerima permohonanmu. Sebab mereka yang ragu mengenai Allah berhati-
ganda, dan tidak mendapatkan apapun yang mereka minta. Namun mereka yang
sempurna dalam iman meminta segala sesuatu, dengan percaya kepada Tuhan; dan
mereka mendapatkannya, karena mereka tidak meminta apapun dengan keraguan,
dan tidak berhati-ganda. Sebab setiap orang yang berhati-ganda, sekalipun ia
bertobat; akan sulit diselamatkan. Jadi tahirkanlah hatimu dari segala keraguan, dan
kenakanlah iman, karena iman itu kuat, dan percayalah kepada Allah bahwa akan
kaudapatkan dariNya segala sesuatu yang kauminta. Dan jika pada waktu apapun,
setelah engkau meminta dari Tuhan, engkau lamban menerima permohonanmu [dari
yang kauharapkan], janganlah ragu karena engkau belum segera mendapatkan
permohonan jiwamu; sebab seringkali karena suatu pencobaan atau dosa yang tidak
engkau ketahui maka engkau lamban menerima permohonanmu. Jadi janganlah
berhenti memohon dari jiwamu, dan engkau akan mendapatkannya. Namun jika
engkau menjadi capai dan goyah dalam permohonanmu, salahkanlah dirimu sendiri,
dan bukan Dia Yang tidak memberi kepadamu. Perhatikanlah keadaan pikiran yang
ragu ini, karena ia jahat dan tidak berakal, dan memalingkan banyak orang seluruhnya
dari iman, sekalipun mereka sangat kuat. Sebab keraguan ini adalah putri Iblis, dan
berlaku sangat jahat terhadap Hamba-Hamba Allah. Jadi hinakanlah keraguan, dan
capailah kekuasaan atasnya dalam segala sesuatu; dengan mengenakan iman pada
dirimu, yang kuat dan berkuasa. Sebab iman menjanjikan segala sesuatu,
menyempurnakan segala sesuatu; namun keraguan yang tidak beriman dalamnya,
gagal dalam segala pekerjaan yang hendak dikerjakannya. Jadi kaulihat," katanya,
"bahwa, iman berasal dari atas – dari Tuhan - dan memiliki kuasa yang hebat; namun
keraguan adalah roh duniawi, yang datang dari Iblis, dan tidak berkuasa. Jadi layanilah
yang berkuasa, yaitu iman, dan jauhilah keraguan, yang tidak berkuasa, dan engkau
akan hidup kepada Allah. Dan semua orang akan hidup kepada Allah yang pikirannya
telah ditetapkan terhadap hal-hal ini."

PERINTAH KESEPULUH
I
"Jauhkanlah darimu," katanya, "dukacita; sebab ia adalah saudari keraguan dan
kemarahan." "Bagaimana, tuan," kataku, "ia adalah saudari mereka ini? Sebab
kemarahan, keraguan, dan dukacita tampaknya berbeda satu dari yang lainnya."
"Engkau tidak berakal, ya manusia. Tidakkah kaulihat bahwa dukacita lebih jahat dari
semua roh lain, dan sangat mengerikan bagi Hamba-Hamba Allah, dan melebihi segala
roh lainnya yang menghancurkan manusia dan menyingkirkan Roh Kudus, dan namun,
sebaliknya, ia menyelamatkannya?" "Aku tidak berakal, tuan," kataku, "dan tidak
mengerti perumpamaan ini. Sebab bagaimanakah ia bisa menyingkirkan, dan
sebaliknya menyelamatkan, tidak kumengerti." "Dengarlah," katanya. "Mereka yang
belum pernah mencari kebenaran, maupun menyelidiki Kodrat KeIlahian, namun
hanya sekedar percaya, ketika mereka menyibukkan diri dan menjadi terlibat dengan
urusan duniawi, dan harta-benda, dan persahabatan dengan orang-orang kafir, dan
berbagai perbuatan dunia ini, tidak mengerti perumpamaan KeIlahian; sebab pikiran
mereka menjadi gelap oleh perbuatan-perbuatan ini, dan mereka menjadi binasa dan
kering seluruhnya. Seperti pokok anggur yang indah, ketika diabaikan, menjadi kering
oleh semak-belukar dan berbagai tanaman, demikian juga mereka yang telah percaya,
dan kemudian jatuh kedalam berbagai perbuatan yang telah disebutkan, menjadi
tersesat dalam pikiran mereka, dan kehilangan segala pengertian mengenai
kebenaran; sebab jika mereka mendengar kebenaran, pikiran mereka disibukkan
dengan urusan duniawi, dan mereka sama sekali tidak memperhatikan. Sebaliknya,
mereka yang memiliki takut akan Allah, dan yang menyelidiki KeAllahan dan
kebenaran, dan yang hatinya berpaling kepada Tuhan, dengan cepat melihat dan
mengerti hal yang dikatakan kepada mereka, karena mereka memiliki takut akan
Tuhan dalam diri mereka. Sebab dimana Tuhan berdiam, ada pengertian yang besar.
Jadi melekatlah kepada Tuhan, dan engkau akan mengerti dan melihat segala sesuatu.

II
"Dengarlah," katanya, "orang bodoh, betapa dukacita menyingkirkan Roh
Kudus, dan sebaliknya menyelamatkan. Ketika orang yang ragu berupaya melakukan
apapun, dan gagal karena keraguannya, dukacita ini memasuki orang itu, dan
mendukakan Roh Kudus, dan menyingkirkanNya. Jadi, sebaliknya, ketika amarah
melekat pada seseorang mengenai perkara apapun, dan ia menjadi pahit, dan dukacita
memasuki hat orang yang jengkel, dan ia didukakan oleh perbuatan yang telah
dilakukannya, dan bertobat sebab ia telah melakukan perbuatan jahat. Dukacita ini
tampaknya disertai oleh keselamatan, karena orang itu, setelah melakukan perbuatan
jahat, menjadi bertobat. Kedua perbuatan ini mendukakan Roh: keraguan, karena
tidak mencapai tujuannya; dan amarah mendukakan Roh, karena melakukan yang
jahat. Keduanya mendukakan Roh Kudus - keraguan dan amarah. Jadi singkirkanlah
dukacita dari padamu, dan janganlah menyingkirkan Roh Kudus Yang berdiam di
dalammu, agar jangan Dia memohon Allah terhadapmu, dan Dia undur dari padamu.
Sebab Roh Allah yang telah dikaruniakan kepada kita untuk berdiam dalam tubuh ini
tidak membiarkan dukacita maupun kesusahan. Jadi kenakanlah kegembiraan, yang
selalu disenangi dan diperkenan Allah, dan bersukacitalah di dalamnya. Sebab setiap
orang yang gembira melakukan apa yang baik, dan memperhatikan apa yang baik, dan
menghinakan dukacita; namun orang yang berduka selalu berlaku jahat. Pertama, ia
berbuat jahat karena ia mendukakan Roh Kudus, yang telah dikaruniakan kepada
manusia sebagai Roh Kebahagiaan. Kedua, karena mendukakan Roh Kudus, ia
mengerjakan kefasikan, sebab ia tidak memohon kepada Tuhan dan tidak mengaku
kepadaNya. Sebab permohonan orang yang berdukacita tidak berkuasa untuk naik
kepada Mezbah Allah." "Mengapakah," kataku, "permohonan orang yang berdukacita
tidak naik kepada Mezbah?" "Karena," katanya, "duka berdiam dalam hatinya. Jadi
duka yang dicampurkan dengan permohonan, tidak membiarkan permohonan itu
untuk untuk naik dengan suci kepada Mezbah Allah. Seperti cuka dan anggur, ketika
dicampur dalam bejana yang sama, tidak memberi kesukaan [seperti yang diberikan
anggur saja], demikian dukacita yang bercampur dengan Roh Kudus tidak
menghasilkan permohonan yang sama [sebagaimana yang dihasilkan Roh Kudus saja].
Tahirkanlah dirimu dari dukacita yang jahat ini, dan engkau akan hidup kepada Allah;
dan semua orang akan hidup kepada Allah yang menghalau dukacita dari diri mereka,
dan mengenakan segala kegembiraan."

PERINTAH KESEBELAS
Ditunjukkannya kepadaku beberapa orang yang duduk di tahta, dan satu orang
yang duduk di kursi. Dan katanya kepadaku, "Lihatkah kau orang-orang yang duduk di
tahta?" "Kulihat, tuan," kataku. "Mereka ini," katanya, "adalah orang-orang beriman,
dan ia yang duduk di kursi adalah nabi palsu, yang merusak pikiran Hamba-Hamba
Allah. Orang-orang yang ragu, bukan orang-orang beriman, yang dirusaknya. Orang-
orang yang ragu ini pergi kepadanya seperti kepada seorang penenung, dan
menanyakan apa yang akan terjadi pada mereka; dan ia, nabi palsu itu, yang tidak
berkuasa Roh Ilahi dalam dirinya, menjawab mereka sesuai pertanyaan mereka, dan
sesuai hasrat jahat mereka, dan memenuhi jiwa mereka dengan berbagai keinginan,
sesuai dengan harapan mereka. Sebab ia sendiri hampa, ia memberi jawaban hampa
kepada pertanyaan hampa; sebab setiap jawaban diberikan bagi kehampaan manusia.
Terkadang ada perkataan benar yang diucapkannya; sebab Iblis memenuhinya dengan
rohnya sendiri, supaya ia boleh mengalahkan orang-orang benar. Jadi sebanyak yang
kuat dalam iman kepada Tuhan, dan yang mengenakan kebenaran, tidak berhubungan
dengan roh-roh itu; namun menjauhi mereka; sebanyak yang berpikiran ragu dan
berulang-kali menyesal, mencari ramalan, sama seperti orang-orang kafir, dan
membawa dosa yang lebih besar atas diri mereka melalui penyembahan-berhala.
Sebab orang yang menanyai nabi palsu mengenai perbuatan apapun adalah seorang
penyembah-berhala, dan tidak memiliki kebenaran, dan bodoh. Sebab tidak ada roh
yang diberikan oleh Allah yang harus ditanyai; namun roh yang memiliki Kuasa
KeIlahian menyatakan segala sesuatu dari dirinya sendiri, sebab roh itu keluar dari atas
dari Kuasa Roh Ilahi. Namun roh yang ditanyai dan berbicara mengenai hasrat manusia
adalah berasal dari dunia, hampa, dan tidak berkuasa, dan sepenuhnya diam jika tidak
ditanyai. "Bagaimanakah, tuan," kataku, "orang bisa mengetahui siapa dari mereka
yang adalah Nabi, dan yang adalah nabi palsu?" "Akan kukatakan kepadamu," katanya,
"mengenai kedua jenis nabi, dan engkau bisa menguji Nabi yang benar dan nabi palsu
menurut petunjukku. Ujilah orang yang memiliki Roh Ilahi melalui hidupnya. Yang
terutama, orang yang memiliki Roh Ilahi yang berasal dari atas adalah lembut, dan
suka berdamai, dan rendah-hati, dan menguasai diri dari segala kefasikan dan hasrat
sia-sia dunia ini, dan memuaskan diri dengan keinginan yang lebih sedikit daripada
orang-orang lain, dan ketika ditanyai ia tidak menjawab; dan ia juga tidak berbicara
secara pribadi, dan tidak juga ketika orang ingin agar roh berbicara maka Roh Kudus
berbicara, namun hanya berbicara ketika Allah menghendakinya berbicara. Jadi ketika
orang yang memiliki Roh Ilahi datang ke perkumpulan orang-orang benar yang
memiliki iman dalam Roh Ilahi, dan perkumpulan ini menaikkan doa kepada Allah,
maka Malaikat Roh Nubuat, yang ditujukan baginya, memenuhi orang itu; dan orang
yang dipenuhi oleh Roh Kudus, berbicara kepada orang banyak sebagaimana
dikehendaki Tuhan. Demikianlah Roh KeIlahian akan dinyatakan. Kuasa apapun yang
datang dari Roh KeIlahian berasal dari Tuhan. Dengarlah," katanya, "mengenai roh
yang berasal dari dunia, dan hampa, dan tidak berkuasa, dan bodoh. Yang terutama,
orang yang tampaknya memiliki Roh meninggikan dirinya sendiri, dan ingin
menduduki tempat utama, dan lancang, dan kurang-ajar, dan suka mengoceh, dan
hidup dalam kemewahan dan berbagai tipudaya, dan mengambil upah bagi
nubuatnya; dan jika ia tidak menerima upah, ia tidak bernubuat. Bisakah Roh Ilahi
mengambil upah dan bernubuat? Tidaklah mungkin bahwa Nabi Allah melakukan hal
ini, namun nabi-nabi yang bersifat seperti ini dirasuki oleh roh yang berasal dari dunia.
Maka roh itu tidak pernah mendekati perkumpulan orang-orang benar, namun
menjauhi mereka. Dan roh ini berhubungan dengan orang-orang yang ragu dan sia-
sia, dan bernubuat kepada mereka di tempat tersembunyi, dan memperdayai mereka,
dan berbicara kepada mereka sesuai dengan hasrat mereka dengan perkataan kosong;
sebab mereka yang memberi jawaban itu juga kosong. Bejana kosong, ketika
ditempatkan di antara yang kosong, tidak menjadi remuk, sebab sesuai dengan satu
sama lain. Jadi ketika roh ini datang kepada perkumpulan orang-orang benar yang
memiliki Roh KeIlahian, dan ketika mereka menaikkan doa, orang itu menjadi
dinyatakan kosong, dan roh duniawi itu melarikan diri darinya karena ketakutan, dan
orang itu menjadi bisu, dan diremukkan seluruhnya, karena tidak sanggup berbicara.
Sebab jika engkau memadati tempat penyimpanan dengan anggur atau minyak, dan
menaruh kendi kosong di tengah-tengah bejana-bejana berisi anggur dan minyak,
akan kaudapati kendi itu sama kosongnya seperti ketika kautaruh, ketika engkau ingin
mengosongkan tempat penyimpanan itu. Demikian jugalah nabi-nabi yang kosong,
ketika mereka datang kepada roh-roh orang-orang benar, didapati [ketika mereka
pergi] adalah sama seperti ketika mereka datang. Inilah cara hidup kedua jenis nabi.
Ujilah melalui perbuatan dan melalui hidup orang yang berkata bahwa ia diilhami.
Tetapi engkau, percayalah kepada Roh Yang berasal dari Allah, dan Yang berkuasa;
namun roh yang berasal dari dunia dan kosong itu janganlah kaupercayai sama sekali,
sebab tidak ada kuasa di dalamnya; roh itu berasal dari Iblis. Jadi dengarlah
perumpamaan yang akan kukatakan kepadamu. Ambillah batu, dan lemparkanlah ke
langit, dan lihatlah jika engkau sanggup menyentuhnya. Atau, ambillah semburan air
dan semburkanlah ke langit, dan lihatlah jika engkau sanggup menembus langit."
"Bagaimana, tuan," kataku, "hal-hal ini bisa terjadi? Sebab keduanya itu adalah tidak
mungkin." "Sama seperti hal-hal ini," katanya, "adalah tidak mungkin, demikian juga
roh-roh duniawi itu tidak berkuasa dan tidak berisi. Namun sebaliknya lihatlah kepada
Kuasa yang datang dari atas. Hujan es itu kecil seperti biji yang sangat kecil, namun
ketika jatuh di kepala orang betapa sangat menyakitinya! Atau lagi, ambillah tetesan
yang jatuh dari kendi ke tanah, namun yang sanggup melobangi batu. Jadi kaulihat
bahwa hal-hal terkecil yang datang dari atas itu mempunyai kuasa yang hebat ketika
jatuh keatas bumi. Demikian jugalah Roh Ilahi, Yang datang dari atas dan berkuasa.
Jadi percayalah kepada Roh itu, namun janganlah engkau berurusan dengan roh yang
lainnya itu."

PERINTAH KEDUABELAS
I
Ia berkata kepadaku, "Jauhkanlah dari dirimu segala hasrat jahat, dan
kenakanlah hasrat yang baik dan suci; sebab dengan mengenakan hasrat ini engkau
akan membenci hasrat jahat, dan akan menguasai dirimu sesuai kehendakmu. Sebab
hasrat jahat itu liar, dan sulit dijinakkan. Hasrat itu mengerikan, dan menelan orang
dnegan hebat oleh keliarannya. Khususnya Hamba Allah sangat ditelan olehnya, jika
jatuh ke dalamnya dan tidak memiliki pengertian. Dan lagi, hasrat ini menelan semua
orang yang tidak mengenakan pakaian hasrat baik, namun mereka menjadi terlibat
dan tercampur dengan dunia ini. Mereka ini diserahkannya kepada maut." "Apakah,
tuan," kataku, "yang merupakan perbuatan-perbuatan hasrat jahat yang
menyerahkan kami kepada maut? Beritahukanlah kepadaku, agar aku boleh
menguasai diri darinya." "Dengarlah, mengenai perbuatan-perbuatan yang di
dalamnya hasrat jahat membunuh Hamba-Hamba Allah."
II
“Yang terutama dari semuanya adalah hasrat terhadap istri atau suami orang
lain, dan terhadap foya-foya, dan makanan dan minuman lezat yang tidak bermanfaat,
dan berbagai kemewahan yang bodoh; sebab segala kemewahan adalah bodoh dan
hampa dalam Hamba-Hamba Allah. Inilah hasrat-hasrat jahat yang membunuh
Hamba-Hamba Allah. Sebab hasrat jahat ini adalah putri Iblis. Haruslah kaukuasai
dirimu dari hasrat jahat, agar dengan menguasai dirimu engkau boleh hidup kepada
Allah. Namun setiap orang yang dikuasai olehnya, dan yang tidak melawannya, akan
binasa pada akhirnya, sebab hasrat-hasrat ini adalah mematikan. Jadi kenakanlah
hasrat kebenaran; dan persenjatailah dirimu dengan takut akan Allah, dan lawanlah
mereka. Sebab takut akan Allah berdiam dalam hasrat baik. Namun jika hasrat jahat
itu melihatmu dipersenjatai dengan takut akan Allah, dan melawannya, maka ia akan
lari daripadamu, dan tidak akan lagi tampak kepadamu, sebab takut terhadap baju
zirahmu. Jadi pergilah dengan bermahkotakan mahkota yang telah kaudapatkan bagi
kemenangan atasnya, bagi hasrat kebenaran, dan menyerahkan hadiah yang telah
kauterima, akan melayaninya sesuai kehendaknya. Jika engkau melayani hasrat baik,
dan tunduk kepadanya, engkau akan berkuasa atas hasrat jahat, dan membuatnya
tunduk kepadamu sekehendakmu.”

III
“Aku ingin tahu," kataku, "bagaimana aku seharusnya melayani hasrat baik."
"Dengarlah," katanya: "Engkau akan melakukan kebenaran dan kebajikan, kebenaran
dan takut akan Tuhan, iman dan kelembutan, dan keunggulan apapun yang seperti ini.
Dengan melakukan hal-hal ini, engkau akan menjadi seorang Hamba Allah yang
berkenan, dan engkau akan hidup kepadaNya; dan setiap orang yang melayani hasrat
baik, akan hidup kepada Allah." Diselesaikannya keduabelas perintah-perintah ini, dan
berkata kepadaku, "Telah kaumiliki perintah-perintah ini. Berjalanlah di dalamnya, dan
nasehatilah mereka yang mendengarmu agar pertobatan mereka boleh suci sepanjang
sisa hidup mereka. Penuhilah dengan berhati-hati pelayanan yang kupercayakan
kepadamu, dan engkau akan berhasil. Sebab engkau akan mendapatkan perkenan
diantara mereka yang bertobat, dan mereka akan memperhatikan perkataanmu;
sebab aku akan menyertaimu, dan akan membuat mereka mematuhimu." Aku berkata
kepadanya, "Tuan, perintah-perintah ini besar, dan baik, dan mulia, dan sesuai untuk
menyukakan hati orang yang sanggup melakukannya. Namun aku tidak tahu apakah
perintah-perintah ini bisa dilakukan oleh manusia, karena sangat sulit." Jawabnya dan
katanya kepadaku, "Jiak engkau menganggapnya pasti dapat dipenuhi, maka dengan
mudah akan kaupenuhi, dan perintah-perintah ini tidak akan sulit. Namun jika
kaubayangkan perintah-perintah ini tidak bisa dipenuhi oleh manusia, maka engkau
tidak akan memenuhinya. Kukatakan kepadamu, Jika engkau tidak memenuhinya,
namun melalaikannya, engkau tidak akan diselamatkan, tidak juga anak-anakmu, tidak
juga seisi rumahmu, karena telah kautetapkan bagi dirimu bahwa perintah-perintah
ini tidak bisa dipenuhi oleh manusia."

IV
Hal-hal ini dikatakannya kepadaku dalam nada amarah mendalam, sehingga
aku menjadi bingung dan sangat takut kepadanya, sebab parasnya berubah sehingga
manusia tidak sanggup menahan amarahnya. Namun melihatku tergoncang dan
menjadi bingung, ia mulai berbicara kepadaku dalam nada yang lebih lembut; dan
katanya, "Ya perasaan yang tidak berakal dan meragukan, tidakkah kaulihat betapa
hebatnya Kemuliaan Allah, dan betapa kuat-kuasa dan ajaib, bahwa telah
diciptakannya dunia ini demi manusia, dan menundukkan segala ciptaan kepadanya,
dan mengaruniakannya kuasa untuk memerintah atas segala sesuatu dibawah langit?
Jadi jika manusia adalah Tuan atas mahluk-mahluk ciptaan Allah, dan berkuasa atas
segalanya, bukankah ia juga sanggup menjadi Tuan atas perintah-perintah ini? Sebab"
katanya, "orang yang memiliki Tuhan dalam hatinya juga bisa menjadi Tuan atas segala
seuatu, dan setiap dari perintah-perintah ini. Namun bagi mereka yang hanya memiliki
Allah di bibir mereka, namun yang hatinya dikeraskan, dan yang jauh dari Tuhan,
perintah-perintah ini keras dan sulit. Jadi kenakanlah, hai kalian yang hampa dan
berubah-ubah imannya, Tuhan dalam hatimu, dan akan kauketahui bahwa tidak ada
yang lebih mudah maupun manis, yang lebih sanggup dilakukan, daripada perintah-
perintah ini. Kembalilah, kalian yang berjalan dalam perintah-perintah Iblis, dalam
keliaran yang keras, pahit, dan liar, dan yang tidak takut kepada Iblis; sebab tidak ada
kuasa di dalamnya terhadapmu, sebab aku akan menyertaimu, Malaikat Pertobatan,
yang menjadi Tuan atasnya. Iblis hanya memiliki ketakutan, namun ketakutannya tidak
berkuasa. Jadi janganlah takut kepadanya, maka ia akan melarikan diri daripadamu."
V
Aku berkata kepadanya, "Tuan, dengarkanlah aku sebentar." "Katakanlah
apapun yang kaukehendaki," katanya. "Manusia, tuan," kataku, "ingin memelihara
Perintah-Perintah Allah, dan tidak seorangpun yang tidak meminta dari Tuhan agar
kekuatan diberikan baginya untuk perintah-perintah ini, agar ia boleh tunduk
kepadanya; namun Iblis itu keras, dan berkuasa atas mereka." "Ia tidak bisa," katanya,
"berkuasa atas Hamba-Hamba Allah, yang dengan segenap hatinya menaruh harapan
mereka dalamNya Iblis bisa bergulat melawan mereka, namun tidak sanggup
menjathkan mereka. Jadi jika engkau melawannya, ia akan ditaklukkan, dan melarikan
diri dalam aib daripadamu. Semua orang," katanya, "yang hampa, takut kepada Iblis,
seolah-olah memiliki kekuatan. Ketika orang telah memenuhi kendi yang baik dengan
anggur yang baik, dan beberapa diantara kendi-kendi ini tetap kosong, maka
didatanginya kendi-kendi itu, dan tidak melihat kepada kendi-kendi yang penuh, sebab
diketahuinya kendi-kendi itu sudah penuh; namun ia melihat yang kosong, sebab takut
agar jangan kendi-kendi itu menjadi rusak. Sebab kendi-kendi kosong segera menjadi
rusak, dan kebaikan anggur itu menjadi hilang. Demikian juga Iblis pergi kepada semua
Hamba-Hamba Allah untuk mencobai mereka. Setiap orang yang dipenuhi iman,
melawannya dengan kuat, dan ia melarikan diri dari mereka, karena tidak mendapat
jalan untuk memasuki mereka. Ia lalu pergi kepada mereka yang kosong, dan
mendapati jalan masuk kedalam mereka, ia menghasilkan apapun yang diinginkannya
dalam diri mereka, dan mereak menjadi hamba-hambanya.

VI
“Namun aku, Malaikat Pertobatan, berkata kepadamu, Janganlah takut kepada
Iblis; sebab aku telah diutus," katanya, "untuk meyertaimu yang bertobat dengan
segenap hatimu, dan membuatmu kuat dalam iman. Percayalah kepada Allah, kalian
yang karena dosa-dosamu telah berputus-asa akan hidup, dan yang menambah
dosamu dan memberatkan hidupmu; sebab jika kalian kembali kepada Tuhan dengan
segenap hatimu, dan melakukan kebenaran sepanjang sisa hari-harimu, dan
melayaniNya sesuai KehendakNya, Dia akan menyembuhkan dosa-dosamu yang
lampau, dan engkau akan berkuasa atas pekerjaan-pekerjaan Iblis. Namun mengenai
ancaman-ancaman Iblis, janganlah engkau takut sama sekali terhadapnya, sebab ia
tidak berkuasa seperti sendi-sendi orang mati. Berilah telinga kepadaku dan takutlah
akan Dia Yang mempunyai segala Kuasa, baik untuk menyelamatkan dan
membinasakan, dan peliharalah Perintah-PerintahNya, dan kalian akan hidup kepada
Allah." Aku berkata kepadanya, "Tuan, aku telah dikuatkan dalam segala Ketetapan-
Ketetapan Allah, karena engkau menyertaiku; dan aku tahu bahwa engkau akan
meremukkan segala kuasa Iblis, dan kita akan berkuasa atasnya, dan akan menang
terhadap segala pekerjaannya. Dan aku berharap, tuan, agar mampu memelihara
segala perintah-perintah ini yang telah kauperintahkan bagiku, dengan Tuhan Yang
menguatkanku." "Engkau akan memeliharanya," katanya, "jika hatimu suci terhadap
Tuhan; dan semua orang akan memeliharanya yang mentahirkan hatinya dari hasrat-
hasrat sia-sia dunia ini, dan mereka akan hidup kepada Allah."
KITAB KEDUA — PERUMPAMAAN

PERUMPAMAAN PERTAMA
Katanya kepadaku, "Engkau tahu bahwa Hamba-Hamba Allah berdiam di negeri
asing; sebab Kotamu jauh dari kota ini. Jadi jika," katanya, "kauketahui Kotamu dimana
engkau akan berdiam, mengapa kalian mempersiapkan tanah disini, dan membuat
persiapan yang mahal, dan mengumpulkan tempat-tinggal dan bangunan yang tidak
berguna? Orang yang membuat persiapan bagi kota ini tidak bisa lagi kembali ke
Kotanya sendiri. Hai orang bodoh, dan tidak tetap, dan celaka! Tidakkah kaumengerti
bahwa semua hal-hal ini berasal dari kota yang lain, dan berada dibawah kuasa kota
yang lain? Sebab Tuhan Kota ini akan berkata, 'Aku tidak menghendakimu berdiam di
KotaKu; tetapi enyahlah dari Kota ini, karena engkau tidak mematuhi HukumKu.' Jadi
engkau, sekalipun memiliki ladang dan rumah, dan banyak harta benda, ketika diusir
olehNya, apakah yang akan kaulakukan dengan tanahmu, dan rumahmu, dan harta-
milik lain yang telah kaukumpulkan bagi dirimu? Sebab Tuhan Negeri ini akan berkata
dengan adil kepadamu, 'Patuhilah HukumKu atau pergilah dari KerajaanKu.' Jadi
apakah yang akan kaulakukan, sedangkan engkau mempunyai Hukum di Kotamu,
mengenai tanahmu, dan segala harta-milikmu? Engkau akan menyangkal Hukum
bagimu, dan berjalan menurut hukum kota ini. Berjaga-jagalah agar jangan engkau
dirugikan karena menyangkal Hukummu; sebab jika engkau ingin kembali ke Kotamu,
engkau tidak akan diterima, karena engkau telah menyangkal Hukum kotamu, namun
akan dikeluarkan darinya. Jadi berhati-hatilah: seperti orang yang tinggal di negeri
asing, janganlah membuat persiapan selain yang mencukupi saja; dan bersiaplah,
ketika tuan kota ini menghalaumu keluar karena tidak mematuhi hukumnya, untuk
meninggalkan kotanya, dan pergi ke Kotamu sendiri, dan mematuhi Hukummu tanpa
menjadi terkena kesulian, namun sebaliknya dalam sukacita besar. Jadi berhati-
hatilah, kalian yang melayani Tuhan, dan milikilah Dia dalam hatimu, agar kalian
mengerjakan Pekerjaan-Pekerjaan Allah, dengan mengingat Perintah-Perintah dan
Janji-JanjiNya yang dijanjikanNya, dan yakinlah bahwa Janji-JanjiNya akan digenapiNya
jika Perintah-PerintahNya ditaati. Bukannya tanah, belilah jiwa-jiwa yang kesusahan,
menurut kemampuan masing-masing, dan lawatlah janda-janda dan anak-anak yatim-
piatu, dan janganlah mengabaikan mereka; dan belanjakanlah kekayaan dan segala
persiapanmu, yang telah engkau terima dari Tuhan, untuk tanah dan rumah seperti
itu. Untuk inilah Sang Tuan telah membuatmu menjadi kaya, agar kalian boleh
melakukan pelayanan ini bagiNya; dan jauh lebih baik bagimu membeli tanah, dan
harta-milik, dan rumah seperti itu, seperti yang akan kaudapati di Kotamu sendiri,
ketika engkau datang untuk berdiam di dalamnya. Inilah pembelanjaan yang mulia dan
suci, yang tidak disertai oleh dukacita maupun ketakutan, melainkan dengan sukacita.
Janganlah melakukan pembelanjaan orang-orang kafir, karena hal tersebut
merugikanmu yang adalah Hamba-Hamba Allah; namun lakukanlah pembelanjaanmu
sendiri, yang didalamnya engkau boleh bersukacita; dan janganlah merusak maupun
menyentuh milik orang lain maupun mengingininya, sebab adalah hal jahat bagimu
mengingini harta-benda orang lain; namun kerjakanlah pekerjaanmu sendiri, dan
engkau akan diselamatkan."

PERUMPAMAAN KEDUA
SEDANG aku berjalan di ladang, dan mengamati pohon elm dan pokok anggur,
dan merenungkan dalam pikiranku mengenainya dan buah-buahnya, Gembala tampak
kepadaku, dan berkata, "Apa yang sedang kaupikirkan mengenai pohon elm dan pokok
anggur?" "Sedang kupikirkan," jawabku, "bahwa keduanya sangat sesuai bagi satu
sama lain." "Kedua pohon ini," lanjutnya, "dimaksudkan sebagai contoh bagi Hamba-
Hamba Allah." "Aku ingin mengetahui," kataku, "contoh yang dimaksudkan untuk
diajarkan oleh kedua pohon ini, sebagaimana kaukatakan" "Lihatkah kau," katanya,
"pohon elm dan pokok anggur?" "Aku melihatnya, tuan," jawabku, "Pokok anggur ini,"
lanjutnya, "menghasilkan buah, dan pohon elm itu tidak berbuah; namun kecuali
pokok anggur dililitkan di pohon elm, ia tidak bisa berbuah banyak ketika
dibentangkan memanjang di atas tanah; dan buah yang dihasilkannya menjadi busuk,
karena tanaman itu tidak tergantung di pohon elm. Ketika pokok anggur itu ditaruh di
pohon elm, ia berbubah darinya sendiri dan dari pohon elm. Jadi kaulihat bahwa
pohon elm juga menghasilkan banyak buah, tidak kurangnya dari pokok anggur,
namun bahkan lebih lagi; karena," lanjutnya, "pokok anggur, ketika digantung di
pohon elm, berbuah banyak, dan baik; namun ketika ditaruh diatas tanah, yang
dihasilkan hanya sedikit dan menjadi busuk. Demikianlah Perumpamaan ini untuk
Hamba-Hamba Allah - untuk orang miskin dan untuk orang kaya." "Bagaimanakah
demikian, tuan?" kataku; "Jelaskanlah perkara ini kepadaku." "Dengarlah," katanya:
"Orang kaya memiliki kekayaan besar, namun miskin dalam perkara-perkara yang
berkaitan dengan Tuhan; sebab ia terganggu oleh kekayaannya; dan hanya sedikit
pengakuan dan syafaat yang dipersembahkannya kepada Tuhan; sedangkan yang
dipersembahkannya itu kecil dan lemah, dan tidak berkuasa diatas. Namun orang kaya
menyegarkan orang miskin, dan membantunya dalam kebutuhannya, dan percaya
bahwa hal yang dilakukannya bagi orang miskin itu akan mendapatkan upahnya
dengan Allah - karena orang miskin itu kaya dalam syafaat dan pengakuan, dan
syafaatnya berkuasa dengan Allah - maka orang kaya itu membantu orang miskin
dalam segala sesuatu tanpa keraguan; dan orang miskin, yang dibantu oleh orang
kaya, bersyafaat baginya, dan mengucap syukur kepada Allah baginya yang
memberikan pemberian-pemberian kepadanya. Dan ia terus memperhatikan orang
miskin itu dengan bersemangat, agar kebutuhannya boleh selalu dipenuhi. Sebab
diketahuinya bahwa syafaat orang miskin itu diterima dan berpengaruh dengan Allah.
Jadi keduanya melakukan pekerjaan mereka. Orang miskin itu bersyafaat; dalam karya
inilah ia kaya, yang diterimanya dari Tuhan, dan yang dengannya ia membalas tuan
yang membantunya. Dan orang kaya, demikian juga, tanpa ragu memberikan kepada
orang miskin itu kekayaan yang telah diterimanya dari Tuhan. Dan ini merupakan
pekerjaan yang besar, dan diterima dihadapan Allah, karena ia mengerti tujuan
kekayaannya, dan telah memberi kepada orang miskin dari pemberian-pemberian
Tuhan, dan dengan benar menjalankan pelayanannya kepadaNya. Namun diantara
manusia, pohon elm tampaknya tidak menghasilkan buah, dan mereka tidak
mengetahui dan tidak mengerti bahwa jika kemarau datang, pohon elm, yang
mengandung air, merawat pokok anggur itu; dan pokok anggur, yang mendapatkan
persediaan air yang tidak habis, menghasilkan buah dua kali lipat baginya sendiri dan
bagi pohon elm itu. Demikianlah juga orang miskin bersyafaat dengan Tuhan demi
orang kaya, dan menambah-nambahkan kekayaan mereka; dan orang kaya,
sebaliknya, membantu orang miskin dalam kebutuhan mereka, memuaskan jiwa
mereka. Jadi keduanya adalah rekan dalam pekerjaan yang benar. Ia yang melakukan
hal-hal ini tidak akan ditinggalkan oleh Allah, namun akan dituliskan dalam Kitab
Kehidupan. Terberkatilah mereka yang memiliki kekayaan, dan yang mengerti bahwa
kekayaan itu datang dari Tuhan [Sebab mereka yang berpikir demikian akan sanggup
untuk berbuat baik."
PERUMPAMAAN KETIGA
Ditunjukkannya kepadaku banyak pohon yang tidak mempunyai daun, namun
yang kering, tampaknya padaku; sebab semuanya itu sama. Dan katanya kepadaku,
"Lihatkah kau pohon-pohon ini?" "Kulihat, tuan," kataku, "bahwa semuanya itu sama,
dan kering." Ia menjawabku, dan berkata, "Pohon-pohon yang kaulihat ini adalah
mereka yang berdiam dalam dunia ini." "Mengapa, tuan," kataku, "mereka kering
seperti ini, dan sama?" "Karena," katanya, "orang-orang benar tidak nyata dalam
hidup ini, dan tidak juga orang-orang berdosa, namun semuanya sama; karena hidup
ini adalah musim dingin bagi orang benar, dan mereka tidak menyatakan diri, karena
mereka berdiam bersama orang-orang berdosa: seperti pada musim dingin pohon-
pohon yang telah menggugurkan dedaunannya adalah sama, dan tidak dapat dilihat
yang mati dan yang hidup, demikian juga dalam dunia ini orang-orang benar tidak
menunjukkan diri, tidak juga orang-orang berdosa, namun semuanya adalah sama
satu dengan yang lainnya."

PERUMPAMAAN KEEMPAT
Ditunjukkannya lagi kepadaku banyak pohon, beberapa bertunas, dan yang
lainnya kering. Dan ia berkata kepadaku, "Lihatkah kau pohon-pohon ini?" "Kulihat,
tuan," jawabku, "beberapa yang menghasilkan tunas, dan yang lainnya kering."
"Mereka," katanya, "yang bertunas adalah orang-orang benar yang hidup di Dunia
Akan Datang; sebab Dunia Akan Datang adalah musim panas bagi orang-orang benar,
namun merupakan musim dingin bagi orang-orang berdosa. Jadi ketika Rahmat Tuhan
bersinar, mereka akan dinyatakan yang adalah Hamba-Hamba Allah, dan semua orang
akan dinyatakan. Seperti pada musim panas buah-buah setiap pohon muncul, dan
dipastikan jenisnya, demikian juga buah-buah orang-orang benar akan dinyatakan,
dan semua orang yang telah berbuah di dunia itu akan dinyatakan. Namun orang-
orang kafir dan berdosa, bagaikan pohon-pohon kering yang kaulihat, akan didapati
sebagai mereka yang telah kering dan tidak berbuah di dunia itu, dan akan dibakar
sebagai kayu bakar, dan akan dinyatakan, karena perbuatan-perbuatan mereka adalah
jahat semasa hidup mereka. Orang-orang berdosa akan dihanguskan karena mereka
berdosa dan tidak bertobat, dan orang-orang kafir akan dihanguskan karena mereka
tidak mengenalNya Yang telah menciptakan mereka. Jadi hendaklah engkau berbuah,
agar pada musim panas buah-buahmu boleh diketahui. Dan kuasailah dirimu dari
berbagai kesibukan, dan engkau tidak akan pernah berdosa: sebab mereka yang
menyibukkan diri dengan berbagai urusan juga berbuat banyak dosa, karena
terganggu oleh urusan mereka, dan sama sekali tidak melayani Tuhan mereka. Jadi
bagaimanakah," dilanjutkannya, "bisa orang seperti itu meminta dan mendapatkan
apapun dari Tuhan, jika ia tidak melayaniNya? Mereka yang melayaniNya akan
mendapatkan permintaan mereka, namun mereka yang tidak melayaniNya tidak akan
menerima apapun. Dan dalam melakukan bahkan satu perbuatan saja seseorang
dapat melayani Tuhan; sebab akalnya tidak akan diserongkan dari Tuhan, namun ia
akan melayaniNya, karena mempunyai akal yang suci. Jadi jika engkau melakukan hal-
hal ini, engkau akan mampu berbuah bagi Hidup Akan Datang. Dan setiap orang yang
melakukan hal-hal ini akan berbuah."

PERUMPAMAAN KELIMA
I
Sedang aku berpuasa dan duduk di gunung, dan mengucap syukur kepada
Tuhan bagi segala KemurahanNya atasku, aku melihat Gembala duduk di sisiku, dan
berkata, "Mengapa engkau datang kesini pagi-pagi?" "Karena, tuan," jawabku, "aku
mempunyai tugas." "Apa itu tugas?" tanyanya, "Aku berpuasa, tuan," jawabku. "Puasa
apa ini," lanjutnya, "yang sedang kaulakukan?" "Seperti biasanya bagiku, tuan,"
jawabku, "demikianlah aku berpuasa." "Engkau tidak tahu," katanya, "bagaimana
caranya berpuasa kepada Tuhan: puasa tidak berguna yang kaulakukan ini bagiNya
tidak mempunyai nilai." "Mengapa, tuan," jawabku, "kaukatakan ini?" "Kukatakan
kepadamu," lanjutnya, "bahwa puasa yang engkau kira sedang kaulakukan ini
bukanlah puasa. Namun akan kuajarkan kepadamu puasa yang sempurna dan
diperkenan bagi Tuhan. Dengarlah," lanjutnya: "Allah tidak menghendaki puasa yang
kosong. Sebab dengan berpuasa bagi Allah secara ini engkau tidak akan mendapati
manfaat apapun bagi hidup benar; namun persembahkanlah kepada Allah puasa
seperti ini: Janganlah berbuat jahat dalam hidupmu, dan layanilah Tuhan dengan hati
yang suci: peliharalah Perintah-PerintahNya, berjalanlah dalam Ajaran-AjaranNya, dan
janganlah ada hasrat jahat yang timbul dalam hatimu; dan percayalah kepada Allah.
Jika kaulakukan semuanya ini, dan takut akanNya, serta menguasai diri dari segala
kejahatan, engkau akan hidup kepada Allah: dan jika kaulakukan semuanya ini, engkau
akan menjalankan puasa yang agung, dan yang berkenan dihadapan Allah."

II
“Dengarlah Perumpamaan yang akan kuceritakan padamu mengenai puasa.
Ada seorang yang memiliki ladang dan banyak hamba, dan ia menanam sebagian
ladang itu dengan ladang anggur, dan memilih seorang hamba yang setia dan
dikasihinya dan sangat dihargainya, ia memanggilnya kepadanya, dan berkata,
'Terimalah ladang anggur yang telah kutanam ini, dan pancanglah hingga aku kembali,
dan jangan kaulakukan apapun lagi terhadap ladang anggur ini; dan perhatikanlah
perintahku ini, dan engkau akan menerima kebebasanmu dariku.' Tuan hamba itu
pergi ke negeri asing. Dan ketika ia telah pergi, hamba itu mengerjakan dan
memancang ladang anggur itu; dan ketika telah diselesaikannya memancang pokok-
pokok anggur, ia melihat ladang anggur itu dipenuhi lalang. Lalu direnungkannya,
katanya, 'Telah kulakukan perintah tuanku: sekarang aku akan menggali sisa dari
ladang anggur ini, agar boleh menjadi lebih indah ketika telah digali; dan setelah
dibersihkan dari lalang, ladang ini akan menghasilkan lebih banyak buah, karena tidak
dicekik oleh lalang.' Jadi dikerjakannya dan digalinya ladang anggur itu, dan dicabutnya
semua lalang yang ada di ladang itu. Dan ladang anggur itu menjadi sangat indah dan
berbuah-banyak, karena tidak ada lalang yang mencekiknya. Dan setelah suatu waktu
tuan hamba itu dan ladang itu kembali, dan memasuki ladang anggur. Ketika dilihatnya
bahwa pokok-pokok anggur itu digantungkan dengan baik pada pancang-pancang, dan
lagi tanah itu digali, dan semua lalang dicabut, dan pokok-pokok anggur itu berbuah-
banyak, ia sangat senang oleh pekerjaan hambanya. Dipanggilnya anak kekasihnya
yaitu ahli-warisnya, dan sahabat-sahabatnya yang menjadi penasehat-penasehatnya,
dan diberitahukannya kepada mereka mengenai perintah yang telah diberikannya
kepada hambanya, dan apa yang telah didapatinya selesai dikerjakan. Dan merkea
bersukacita bersama hamba itu karena kesaksian yang diberikan tuannya baginya. Dan
katanya kepada mereka, 'Telah kujanjikan kebebasan bagi hamba ini jika dilakukannya
perintah yang telah kuberikan kepadanya; dan ia telah melakukan perintahku, dan
selain itu juga telah mengerjakan pekerjaan yang baik bagi ladang anggur itu, dan telah
sangat menyenangkanku. Maka sebagai gantinya, bagi pekerjaan yang telah
dikerjakannya ini, aku hendak menjadikannya ahli-waris-bersama anaknya, karena,
ketika muncul pikiran baiknya, ia tidak melalaikannya, namun melaksanakannya.'
Keputusan tuan ini sangat menyenangkan anaknya dan sahabat-sahabtnya, bahwa
hamba itu akan menjadi ahli-waris- bersama dengan anak itu. Setelah beberapa hari
tuan itu mengadakan perjamuan, dan mengirim makanan-makanan dari mejanya bagi
hambanya. Dan hamba yang menerima makanan-makanan yang dikirim baginya dari
tuannya, mengambil secukupnya bagi dirinya sendiri, dan membagi-bagikan sisanya
diantara rekan-rekan hambanya. Dan rekan-rekan hambanya bersukacita menerima
makanan-makanan itu, dan mulai berdoa baginya, agar ia boleh mendapatkan
perkenan yang bahkan lebih besar dengan tuannya karena telah memperlakukan
mereka seperti itu. Tuannya mendengar bagaimana semuanya ini dilakukan, dan lagi
sangat senang dengan perbuatannya. Dan tuan itu lagi memanggil sahabat-
sahabatnya dan anaknya, serta memberitahu mereka akan perbuatan hamba itu
mengenai makanan-makanan yang telah dikirimnya kepadanya. Dan bahkan lebih
memuaskan bagi mereka bahwa hamba itu menjadi ahli-waris-bersama dengan
anaknya."

III
Kataku kepadanya, "Tuan, tidak kumengerti arti Perumpamaan-Perumpamaan
ini, dan tidak sanggup kupahami, kecuali engkau menjelaskannya bagiku." "Akan
kujelaskan semuanya bagimu," katanya, "dan apapun yang akan kusebutkan dalam
pembicaraan kita akan kutunjukkan kepadamu. [Peliharalah Perintah-Perintah Allah
dan engkau akan diakui, dan dituliskan namamu dalam bilangan orang-orang yang
melakukan Perintah-PerintahNya.] Dan jika kaulakukan perbuatan baik lainnya
melebihi yang diperintahkan oleh Allah, akan kaudapatkan bagi dirimu sendiri
kemuliaan yang berlimpah, dan akan lebih dihormati oleh Allah daripada sebaliknya.
Jadi, jika dengan memelihara Perintah-Perintah Allah, juga kaulakukan pelayanan-
pelayanan ini, maka engkau akan bersukacita jika kaulakukan semuanya itu sesuai
dengan perintahku." Kataku kepadanya, "Tuan, apapun yang kauperintahkan bagiku,
akan kulakukan, sebab kuketahui bahwa engkau menyertaiku." "Aku akan selalu
menyertaimu," jawabnya, "karena engkau berhasrat demikian untuk berbuat baik;
dan aku akan menyertai semua orang," katanya lagi, "yang berhasrat demikian. Puasa
ini," lanjutnya, "sangat baik adanya, sekiranya Perintah-Perintah Tuhan dilakukan. Jadi
demikianlah harus kaulakukan segala puasa yang hendak kaulakukan. Yang terutama,
berjaga-jagalah terhadap segala perkataan jahat, dan setiap hasrat jahat, dan
sucikanlah hatimu dari segala kesia-siaan dunia ini. Jika engkau berjaga-jaga terhadap
hal-hal ini, puasamu akan menjadi sempurna. Dan haruslah kaulakukan seperti ini.
Setelah menggenapi apa yang tertulis, pada hari dimana engkau berpuasa janganlah
kaukecap apapun selain roti dan air; dan setelah menghitung harga makanan pada hari
itu yang seharusnya kaumakan, berikanlah uang itu kepada janda, atau anak yatim-
piatu, atau orang yang membutuhkan, dan dengan demikian akan kautunjukkan
kerendahan-hati akal, agar ia yang telah menerima manfaat dari kerendahan-hatimu
boleh memuaskan jiwanya, dan berdoa bagimu kepada Tuhan. Jika kaulakukan puasa,
sebagaimana telah kuperintahkan kepadamu, persembahan korbanmu akan berkenan
kepada Tuhan, dan puasa ini akan dituliskan; dan pelayanan yang telah dilakukan itu
adalah mulia, dan suci, dan berkenan kepada Tuhan. Jadi haruslah kaulakukan hal-hal
ini bersama anak-anakmu, dan seisi rumahmu, dan engkau akan diberkati dalam
melakukannya; dan semua orang yang mendengarkan perkataan ini dan
melakukannya akan diberkati; dan mereka akan menerima segala sesuatu yang
mereka minta dari Tuhan.”

IV
Aku sangat memohonnya agar ia bersedia menjelaskan bagiku Perumpamaan
ladang itu, dan mengenai tuan ladang anggur itu, dan hamba yang memancang lading
anggur itu, dan pancang-pancang, dan lalang yang dicabut dari ladang anggur, dan
anak itu, dan sahabat-sahabat yang bersama-sama menasehati tuan itu, sebab
kuketahui bahwa semuanya ini adalah perumpamaan. Dan ia menjawabku, dan
berkata, "Engkau sangat gigih dengan pertanyaanmu. Seharusnya janganlah engkau,"
dilanjutkannya, "bertanya sama sekali; sebab sekiranya perlu untuk menjelaskan
sesuatu, maka hal tersebut akan diungkapkan bagimu." Kataku kepadanya, "Tuan,
apapun yang telah kautunjukkan kepadaku, dan tidak kaujelaskan, telah kulihat tanpa
ada gunanya, karena tidak kumengerti artinya. Demikian juga, jika engkau berbicara
dalam perumpamaan kepadaku, dan tidak mengungkapkan artinya, maka
perkataanmu sia-sia kudengar." Dan dijawabnya lagi kepadaku, katanya, "Setiap orang
yang adalah Hamba Allah, dan memiliki Tuhan dalam hatinya, meminta pengertian
dariNya, dan menerimanya, dan terbukalah setiap perumpamaan itu; dan Perkataan
Tuhan menjadi diketahuinya yang telah diucapkan dalam Perumpamaan. Namun
mereka yang lemah dan malas berdoa, ragu untuk meminta apapun dari Tuhan; tetapi
Tuhan itu penuh Belas-Kasih, dan tidak lalai memberi kepada semua orang yang
meminta dariNya. Namun engkau, yang telah dikuatkan oleh Malaikat Kudus, dan
telah mendapatkan syafaat dariNya, dan yang tidak malas, mengapa tidak kauminta
pengertian dari Tuhan, agar boleh kauterima dariNya?" Aku berkata kepadanya,
"Tuan, karena engkau ada bersamaku, perlu bagiku bertanya kepadamu, karena
engkau menunjukkan segala sesuatu kepadaku, dan berbicara denganku; namun jika
kulihat atau kudengar hal-hal ini tanpamu, akan kuminta agar Tuhan menjelaskannya."

V
“Baru saja kukatakan kepadamu," jawabnya, "bahwa engkau cerdik dan gigih
meminta penjelasan perumpamaan; karena engkau sangat gigih, akan kuungkapkan
kepadamu arti Perumpamaan ladang, dan semua hal-hal lain yang berasal darinya,
agar semuanya ini boleh kauberitahukan kepada setiap orang. Jadi degarlah," katanya,
"dan mengertilah. Ladang itu adalah dunia ini; dan Tuan atas ladang itu adalah Dia
Yang telah menciptakan, dan menyelesaikan, dan menguatkan segala sesuatu; [dan
anak itu adalah Roh Kudus;] dan hamba itu adalah Anak Allah; dan ladang anggur itu
adalah UmatNya, Yang telah ditanamNya; dan pancang-pancang itu adalah Malaikat-
Malaikat Kudus Tuhan, yang bersama-sama menjaga UmatNya; dan lalang yang
dicabut dari ladang anggur adalah kefasikan Hamba-Hamba Allah; dan makanan-
makanan yang telah dikirimNya bagiNya dari MezbahNya adalah Perintah-Perintah
yang telah diberikannya kepada UmatNya melalui AnakNya; dan sahabat-sahabat dan
penasehat-penasehat itu adalah Malaikat-Malaikat Kudus yang terutama diciptakan;
dan kepergian Tuan itu dari rumah adalah waktu yang tersisa hingga
PenampakanNya." Kataku kepadanya, "Tuan, semuanya ini adalah perkara-perkara
yang agung, dan ajaib, dan mulia. Jadi bisakah aku," lanjutku, "memahaminya? Tidak,
tidak seorangpun, sekalipun sangat berhikmat. Dan lagi, "kataku lagi, "jelaskanlah juga
kepadaku apa yang akan kutanyakan kepadamu." "Ucapkanlah keinginanmu,"
jawabnya. "Mengapa, tuan," tanyaku, "Anak Allah dalam perumpamaan itu ada dalam
wujud seorang hamba?"

VI
“Dengarlah," jawabnya: "Anak Allah tidak ada dalam wujud seorang hamba,
namun dalam Kuasa dan Kuat-Kuasa Dahsyat." "Bagaimanakah, tuan?" kataku; "Aku
tidak mengerti." "Karena," jawabnya, "Allah telah menanam ladang anggur, yaitu,
telah diciptakanNya UmatNya, dan telah memberikannya kepada AnakNya; dan Anak
menunjuk Malaikat-MalaikatNya atas mereka untuk menjaga mereka; dan Dia telah
menghapus dosa-dosa mereka, setelah menanggung berbagai ujian dan kesusahan,
sebab tidak ada yang sanggup menggali tanpa kerja-keras. Dia Yang telah
menghapuskan dosa-dosa UmatNya, menunjukkan Jalan Kehidupan bagi mereka
dengan memberi Hukum yang telah diterimaNya dari BapaNya. "Engkau melihat,"
katanya, "bahwa Dialah Tuan atas Umat, Yang telah menerima segala Kuasa dari
BapaNya." Dan mengapa Tuhan mengambil AnakNya sebagai Penasehat, dan
Malaikat-Malaikat Mulia, mengenai Warisan bagi Hamba itu, dengarlah. Roh Kudus
Pra-Ada Yang telah menciptakan segala mahluk, telah diutus Allah untuk berdiam
dalam Daging, yang telah dipilihNya. Daging ini, yang di dalamnya Roh Kudus berdiam,
tunduk dalam kemuliaan kepada Roh itu, dan berjalan dengan saleh dan suci, tanpa
sedikitpun mencemari Roh; dan karena itu, setelah hidup secara unggul dan suci, dan
setelah bekerja-keras dan bekerjasama dengan Roh, dan setelah dalam segala sesuatu
bertindak dengan dahsyat dan berani bersama Roh Kudus, Dia telah mengambilnya
sebagai RekanNya bersamaNya. Karena perbuatan Daging ini menyenangkanNya,
sebab tidak tercemar di bumi ketika memiliki Roh Kudus. Jadi diambilnya sebagai
Penasehat-Penasehat yaitu AnakNya dan Malaikat-Malaikat Mulia, agar Daging ini,
yang telah tunduk kepada TubuhNya tanpa-cela, boleh mempunyai tempat Kemah,
dan agar jangan tampaknya bahwa Upah perhambaannya telah lenyap, karena daging
yang telah didapati tanpa-cela atau kecemaran, dimana Roh Kudus berdiam, akan
menerima Upah. Telah kaudapatkan juga penjelasan perumpamaan ini."

VII
“Aku bersukacita, tuan," kataku, "mendengar penjelasan ini." "Dengarlah,"
jawabnya lagi: "Jagalah dagingmu tetap suci dan tanpa-noda, agar Roh Yang
mendiaminya boleh memberi kesaksian baginya, dan dagingmu boleh dibenarkan.
Berjaga-jagalah agar jangan timbul pikiranmu bahwa dagingmu ini binasa, dan engkau
menyalahgunakannya dalam perbuatan kecemaran. Jika kaucemari dagingmu, engkau
juga akan mencemari Roh Kudus; dan jika kaucemari dagingmu [dan rohmu], engkau
tidak akan hidup." "Dan jika ada orang, tuan," kataku, "yang sebelumnya tidak tahu,
sebelum didengarnya perkataan ini, bagaimanakah orang itu bisa diselamatkan karena
ia telah mencemari dagingnya?" "Mengenai dosa-dosa sebelumnya yang dilakukan
dalam kebodohan," katanya, "Allah Yang sanggup menyembuhkannya, sebab
padaNya ada segala Kuasa. Namun berjaga-jagalah, dan Allah Mahakuasa dan
Berbelas-Kasih akan menyembuhkan pelanggaran-pelanggaranmu sebelumnya, jika
selama waktu yang akan datang engkau tidak mencemari tubuhmu dan rohmu; sebab
keduanya ada secara bersama, dan tidak bisa dicemari satu tanpa yang lainnya: Jadi
jagalah agar keduanya tetap suci, dan engkau akan hidup kepada Allah."

PERUMPAMAAN KEENAM
I
Aku duduk di rumahku, dan memuliakan Tuhan bagi segala sesuatu yang telah
kulihat, dan merenungkan perintah-perintah, yang adalah unggul, dan berkuasa, dan
mulia, dan sanggup menyelamatkan jiwa manusia, aku berkata dalam hatiku,
"Terberkatilah aku sekiranya berjalan di dalam perintah-perintah ini, terberkatilah
setiap orang yang berjalan di dalamnya." Sedang aku mengatakan perkataan ini dalam
hatiku, tiba-tiba kulihatnya duduk di sisiku, dan mendengarnya berkata: "Mengapa
engkau meragukan perintah-perintah yang telah kuberikan padamu? Perintah-
perintah ini unggul: janganlah meragukannya sama sekali, namun berimanlah dalam
Tuhan, maka engkau akan berjalan di dalamnya, sebab aku akan menguatkanmu di
dalamnya. Perintah-perintah ini bermanfaat bagi mereka yang ingin bertobat: sebab
jika mereka tidak berjalan di dalamnya, sia-sialah pertobatan mereka. Namun engkau,
yang telah membuang kefasikan dunia yang melelahkanmu ini; dan dengan
mengenakan segala kebajikan suatu hidup yang kudus, engkau akan mampu
memelihara perintah-perintah ini, dan tidak akan lagi menumpuk-numpuk dosamu.
Jadi berjalanlah dalam perintah-perintahku ini, maka engkau akan hidup kepada Allah.
Semuanya ini telah kukatakan kepadamu." Dan setelah diucapkannya perkataan ini, ia
berkata kepadaku, "Marilah kita pergi ke padang, dan akan kutunjukkan kepadamu
gembala-gembala kawanan-kawanan domba." "Marilah kita pergi, tuan," jawabku.
Dan kami sampai di suatu padang, dan ditunjukkannya kepadaku seorang pemuda,
yaitu seorang gembala, yang berpakaian baju berwarna kuning: yang sedang
menggembalakan sangat banyak domba-dombanya, dan domba-domba ini makan,
seolah-olah dalam kemewahan, dan dengan riuh, dan berloncat dengan riang kesana
dan kesini. Gembala itu sendiri riang, karena kawanan gembalaannya; dan
penampakan gembala itu adalah bersuka, dan ia berlari-lari diantara kawanan
gembalaannya. Dan domba-domba lain juga kulihat beriuh dan bersenang-senang di
satu tempat, tetapi tidak berloncatan.
II
Dikatakannya kepadaku, "Lihatkah kau gembala ini?" "Aku melihatnya, tuan,"
kataku. "Ini," jawabnya, "adalah malaikat kemewahan dan tipudaya: ia melelahkan
jiwa Hamba-Hamba Allah, dan menyerongkan mereka dari kebenaran, dan
memperdaya mereka dengan hasrat jahat, yang melaluinya mereka akan menjadi
binasa; sebab mereka melupakan Perintah-Perintah Allah Hidup, dan berjalan dalam
tipudaya dan kemewahan hampa; dan mereka dirusak oleh malaikat ini, beberapa
orang dari mereka dibawa kepada maut, dan yang lainnya kepada kerusakan." Aku
berkata kepadanya, "Tuan, tidak kuketahui arti perkataan ini, "kepada maut, dan
kepada kerusakan." "Dengarlah," katanya, "Domba-domba yang kaulihat yang riang-
gembira dan berloncatan, adalah mereka yang telah memisahkan diri dari Allah untuk
selama-lamanya, dan telah menyerahkan diri mereka kepada kemewahan dan
tipudaya dunia ini. Diantara mereka tiada jalan pulang kepada hidup melalui
pertobatan, sebab mereka telah menumpuk-numpuk dosa-dosa lain, dan menghujat
Nama Tuhan. Orang-orang ini telah ditunjuk bagi maut. Dan domba-domba yang
kaulihat tidak berloncatan, namun yang makan di satu tempat, adalah mereka yang
telah menyerahkan diri kepada kemewahan dan tipudaya, namun yang tidak
melakukan hujat terhadap Tuhan. Mereka telah diserongkan dari kebenaran: diantara
mereka masih ada harapan pertobatan, yang olehnya mereka boleh hidup. Dalam
kerusakan masih ada harapan pertobatan, namun maut membawa kebinasaan abadi."
Lagi aku berjalan sedikit, dan ditunjukkannya kepada seorang gembala yang tinggi,
yang tampaknya buas, berpakaian kulit kambing putih, dan mempunyai pundi-pundi
di bahunya, dan tongkat yang sangat keras dengan carang-carang, dan cambuk yang
besar. Parasnya sangat masam, sehingga aku takut terhadapnya, karena begitu
menakutkannya wajahnya. Gembala ini menerima domba-domba dari gembala muda
itu, yaitu domba-domba yang beriuh dan bermewah, namun yang tidak berloncat; dan
dicampakknya mereka kedalam jurang yang dipenuhi semak belukar dan onak duri;
sehingga tidaklah mungkin mengeluarkan domba-domba itu dari semak belukar dan
onak duri itu; namun mereka menjadi sepenuhnya terjerat di dalamnya. Sehingga
domba-domba yang terjerat ini digembalakan diantara semak belukar dan onak
berduri, dan sangat sengsara, karena dipukuli olehnya; dan dihalaunya domba-domba
itu kesana dan kesini, dan tidak diberinya mereka beristirahat; sehingga domba-
domba itu sangat malang keadaannya
III
Karena melihat mereka dipukuli dan diperlakukan dengan buruk, aku meratapi
mereka, karena mereka begitu tersiksa dan tidak mendapatkan peristirahatan. Dan
aku berkata kepada Gembala yang berbicara denganku, "Tuan, siapakah gembala ini,
yang begitu tidak mengenal ampun dan keras, dan yang tidak mengenal ampun bagi
domba-domba ini? "Inilah," jawabnya, "Malaikat Penghukuman; dan ia berasal dari
Malaikat-Malaikat Benar, dan ditunjuk untuk menghukum. Karena itu diambilnya
mereka yang tersesat dari Allah, dan yang berjalan dalam hasrat dan tipudaya dunia
ini, dan menghajar mereka sesuai dengan yang pantas bagi mereka dengan berbagai
hukuman mengerikan." "Aku ingin tahu, tuan," kataku, "seperti apa berbagai siksaan
dan hukuman ini?" "Dengarlah," katanya, "berbagai siksaan dan hukuman itu. Siksaan
itu adalah hal-hal yang terjadi dalam hidup. Ada beberapa orang yang disiksa oleh
kerugian, yang lainnya oleh kekurangan, yang lainnya oleh berbagai sakit-penyakit,
dan yang lainnya dengan berbagai kekacauan dan kebingunganl yang lainnya dihina
oleh orang-orang yang tidak layak, dan terkena derita dalam berbagai cara lainnya:
karena banyak diantara mereka, yang menjadi berhati dua dalam rencana-rencana
mereka, mencoba berbagai hal, dan tidak satupun dari mereka yang berhasil, dan
mereka mengatakan bahwa mereka tidak berhasil dalam usaha-usahanya; namun
tidak terpikir oleh mereka bahwa mereka telah melakukan perbuatan-perbuatan
jahat, dan sebaliknya mereka menyalahkan Tuhan. Jadi setelah mereka dihajar dengan
berbagai hajaran, mereka diserahkan kepadaku bagi pelajaran yang baik, dan mereka
dijadikan kuat dalam iman Tuhan; dan sepanjang sisa hidup mereka tunduk kepada
Tuhan dengan hati yang suci, dan berhasil dalam segala usaha mereka, dan
mendapatkan dari Tuhan segala sesuatu yang mereka minta; maka lalu mereka
memuliakan Tuhan, bahwa mereka telah diserahkan kepadaku, dan tidak lagi
menderita kemalangan apapun."

IV
Kataku kepadanya, "Tuan, jelaskanlah juga hal ini bagiku." "Apakah
pertanyaanmu?" katanya. "Apakah, tuan," lanjutku, "mereka yang memuaskan diri
dalam kemewahan, dan mereka yang diperdayai, disiksa untuk waktu yang sama
seperti mereka telah memuaskan diri dalam kemewahan dan tipudaya?" Katanya
kepadaku, "Mereka disiksa dengan cara yang sama." "Dengan demikian mereka disiksa
lebih ringan, tuan," jawabku; "sebab mereka yang begitu bermewah dan yang
melupakan Allah seharusnya disiksa tujuh kali lipat." Katanya kepadaku: "Engkau
bodoh, dan tidak mengerti kuasa siksaan." "Memang, tuan," kataku, "jika kumengerti,
tidak akan kuminta engkau menjelaskannya padaku." "Dengarlah," katanya,
"mengenai kuasa kedua hal itu. Waktu kemewahan dan tipudaya adalah satu jam;
namun waktu siksaan adalah sama dengan tiga-puluh hari. Jadi jika seseorang
memuaskan diri dalam kemewahan selama satu hari, dan diperdayai dan disiksa
karena satu hari itu, maka hari siksaannya adalah sama seperti satu tahun. Sebab bagi
hari-hari kemewahan itu ada tahun-tahun siksaan yang harus dilalui. Jadi lihatlah,"
lanjutnya, "bahwa waktu kemewahan dan tipudaya itu sangat pendek, namun waktu
penghukuman dan siksaan itu panjang."

V
"Namun," kataku, "aku masih belum mengerti mengenai waktu tipudaya, dan
kemewahan, dan siksaan; jelaskanlah lebih jelas lagi bagiku." Ia menjawab, dan
berkata kepadaku, "Kebodohanmu bebal; dan engkau tidak ingin menyucikan hatimu
dan melayani Allah. Berjaga-jagalah," lanjutnya, "agar jangan waktunya digenapi, dan
engkau didapati bodoh. Dengarlah," lanjutnya, "mengenai hal yang kauingini, agar
engkau boleh mengerti mengenai perkara-perkara ini. Orang yang memuaskan diri
dalam kemewahan, dan yang diperdayai selama waktu satu hari, dan yang berbuat
sesuka hatinya, mengenakan kebodohan, dan tidak mengerti perbuatan yang
dilakukannya sampai keesokan harinya; sebab telah dilupakannya apa yang telah
diperbuatnya kemarin. Karena kemewahan dan tipudaya itu tidak mempunyai
ingatan, sebab kebodohan yang dikenakannya; namun ketika penghukuman dan
siksaan melekat pada manusia selama satu hari, ia dihukum dan disiksa selama satu
tahun; sebab penghukuman dan siksaan mempunyai ingatan yang kuat. Jadi ketika
disiksa dan dihukum selama satu tahun, akhirnya diingatnya kemewahan dan
tipudayanya, dan mengerti bahwa karena itulah ia menderita kemalangan. Jadi setiap
orang yang bermewah dan terperdaya akan tersiksa secara demikian karena,
sekalipun memiliki hidup, mereka telah menyerahkan diri kepada maut." Kemewahan
seperti apakah, tuan," tanyaku, "yang merugikan?" "Setiap perbuatan manusia yang
dilakukannya bagi kesenangan," jawabnya, "adalah perbuatan kemewahan; bagi
orang yang lekas-marah, ketika memuaskan sifatnya, telah memuaskan diri dalam
kemewahan; dan penzinah, dan pemabuk, dan penggunjing, dan pembohong, dan
orang yang tamak, dan pencuri, dan orang yang melakukan perbuatan-perbuatan ini,
memuaskan sifatnya sendiri, dan dengan demikian memuaskan diri dalam
kemewahan. Segala perbuatan-perbuatan kemewahan ini merugikan Hamba-Hamba
Allah. Karena berbagai tipudaya ini maka mereka menderita, yang berada dalam
penghukuman dan siksaan. Dan ada juga perbuatan-perbuatan kemewahan yang
menyelamatkan manusia; karena banyak orang yang berbuat baik memuaskan diri
dalam kemewahan, dan terhanyut oleh kesenangan mereka; namun kemewahan ini
bermanfaat bagi Hamba-Hamba Allah, dan memberikan kehidupan bagi orang itu;
namun perbuatan-perbuatan kemewahan yang merugikan yang telah disebutkan
membawa siksaan dan penghukuman atas mereka; dan jika mereka berlanjut di
dalamnya dan tidak bertobat, maka mereka akan membawa maut atas diri mereka
sendiri."

PERUMPAMAAN KETUJUH
Setelah beberapa hari aku melihatnya di padang yang sama dimana telah
kulihat gembala-gembala itu; dan katanya kepadaku, "Apa maumu denganku?" Kataku
kepadanya, "Tuan, agar kauberitahu gembala yang menghukum itu untuk pergi dari
rumahku, karena ia sangat menyusahkanku." "Perlulah," jawabnya, "agar engkau
dihajar; sebab demikianlah," lanjutnya, "diperintahkan oleh Malaikat Mulia
mengenaimu, sebab ia menghendakimu agar diuji." "Perbuatan apa yang telah
kulakukan yang begitu jahat, tuan," jawabku, "sehingga aku diserahkan kepada
Malaikat ini?" "Dengarlah," katanya, "Dosa-dosamu banyak, namun tidak begitu jahat
sehingga kau harus diserahkan kepada Malaikat ini; namun seisi rumahmu telah
melakukan kefasikan dan dosa besar, dan Malaikat Mulia telah menjadi marah
terhadap mereka karena perbuatan-perbuatan mereka; dan karena ini
diperintahkannya agar engkau dihajar untuk beberapa waktu, agar mereka juga boleh
bertobat, dan menyucikan diri dari segala hasrat dunia ini. Jadi ketika mereka telah
bertobat dan disucikan, Malaikat Penghukuman akan pergi." Aku berkata kepadanya,
"Tuan, jika mereka telah melakukan perbuatan-perbuatan yang memancing amarah
Malaikat Mulia terhadap mereka, tetapi apakah yang telah kulakukan?" Jawabnya,
"Mereka tidak bisa dihajar sama sekali, kecuali engkau, kepala keluarga, dihajar: sebab
ketika engkau dihajar, mereka juga akan menderita hajaran; namun ketika engkau ada
dalam kesenangan, mereka tidak bisa merasakan hajaran." "Tuan," kataku, "mereka
telah bertobat dengan segenap hati mereka." "Kuketahui juga," jawabnya, "bahwa
mereka telah bertobat dengan segenap hatinya: tetapi pikirmu dosa-dosa mereka
yang telah bertobat itu telah dihapuskan? Tidak seluruhnya, namun orang yang
bertobat itu harus menyiksa jiwanya, dan menjadi sangat rendah-hati dalam segala
sikapnya, dan dihajar dengan banyak hajaran; dan jika ditanggungnya hajaran-hajaran
yang menimpanya, Dia Yang menjadikan segala sesuatu dan Yang memberi kuasa
kepada mereka, pastilah akan berbelas-kasih, dan akan menyembuhkannya; dan ini
akan dilakukanNya ketika dilihatNya hati orang bertobat yang disucikan dari segala
kejahatan: jadi adalah bermanfaat bagimu dan bagi seisi rumahmu untuk menderita
hajaran pada saat ini. Tetapi mengapa aku berkata banyak kepadamu? Engkau
haruslah dihajar, seperti yang diperintahkan oleh Malaikat Tuhan yang telah
menyerahkanmu kepadaku. Dan bersyukurlah kepada Tuhan bagi hal ini, karena
dianggapNya engkau layak untuk menunjukkan kepadamu mengenai hajaran ini
sebelumnya, agar, dengan mengetahuinya sebelum hajaran itu datang, engkau boleh
menanggungnya dengan keberanian." Kataku kepadanya, "Tuan, sertailah aku, dan
aku akan sanggup menanggung segala hajaran." "Aku akan menyertaimu," katanya,
"dan akan kuminta Malaikat Penghukuman agar menghajarmu dengan lebih ringan,
namun engkau akan dihajar selama waktu yang singkat, dan engkau akan diteguhkan
kembali dalam rumahmu. Hanya tetaplah dalam kerendahan-hati, dan layanilah Tuhan
dalam segala kesucian hati, engkau dan semua anak-anakmu, dan seisi rumahmu, dan
berjalanlah dalam perintah-perintahku yang telah kuperintahkan bagimu, maka
pertobatanmu akan menjadi dalam dan suci; dan jika kautaati semuanya ini bersama
seisi rumahmu, maka segala hajaran akan pergi darimu. Dan hajaran,"
ditambahkannya, "akan pergi dari semua orang yang berjalan dalam perintah-
perintahku ini."

PERUMPAMAAN KEDELAPAN
I
Ia menunjukkanku pohon willow besar yang menaungi dataran dan
pegunungan, dan yang dibawah pohon willow ini telah berkumpul semua orang yang
telah dipanggil seturut Nama Tuhan. Seorang Malaikat Tuhan yang Mulia, yang sangat
tinggi, berdiri di sisi pohon willow, dengan membawa pisau-pangkas besar, dan ia
memangkas cabang-cabang kecil dari pohon willow dan membagi-bagikannya kepada
orang-orang yang dinaungi oleh pohon willow itu; dan cabang-cabang yang
diberikannya kepada mereka itu kecil, panjangnya kira-kira sehasta. Dan setelah
mereka semua telah menerima cabang-cabang, Malaikat itu meletakkan pisau-
pangkas, dan pohon itu menjadi sehat, seperti telah kulihat sejak awalnya. Dan aku
sangat heran dalam pikiranku, kataku, "Bagaimanakah pohon itu bisa menjadi sehat,
sedangkan begitu banyak cabang-cabangnya telah dipangkas?" Dan Gembala itu
berkata kepadaku, "Janganlah engkau heran apabila pohon itu tetap sehat setelah
begitu banyak cabang-cabangnya yang dipangkas, tetapi tunggu, dan ketika telah
kaulihat semuanya, maka akan dijelaskan kepadamu artinya." Malaikat yang telah
membagi-bagikan cabang-cabang diantara orang-orang memintanya kembali dari
mereka, dan mereka dipanggil menghadapnya sesuai dengan urutan mereka telah
menerima cabang-cabang itu, dan masing-masing mengembalikan cabangnya. Dan
Malaikat Tuhan mengambilnya dan melihatnya. Dari beberapa orang diterimanya
cabang-cabang kering dan dimakan ngengat; orang-orang yang mengembalikan
cabang itu seperti itu diperintahkan oleh Malaikat Tuhan agar berdiri terpisah. Orang-
orang lainnya mengembalikannya dalam keadaan kering, namun tidak dimakan
ngengat; dan mereka ini diperintahkannya agar berdiri terpisah. Orang orang lain
mengembalikannya setengah-kering, dan mereka berdiri terpisah; dan orang-orang
lain mengembalikan cabang-cabang mereka setengah-kering dan retak, dan mereka
berdiri terpisah. Dan orang-orang lain mengembalikan cabang-cabang mereka dalam
keadaan hidup dan retak; dan mereka berdiri terpisah. Dan orang-orang lain
mengembaoikan cabang-cabang mereka, setengahnya kering dan setengahnya hidup;
dan mereka berdiri terpisah. Dan orang-orang lain membawa cabang-cabang mereka
dua-pertiga hidup dan sepertiga sisanya kering; dan mereka berdiri terpisah. Dan
orang-orang lain mengembalikannya dua-pertiga kering dan sepertiga hidup; dan
mereka berdiri terpisah. Dan orang-orang lain mengembalikan cabang-cabang mereka
hampir hidup seluruhnya, hanya bagian kecil saja, di ujungnya, yang kering, namun
yang retak; dan mereka berdiri terpisah. Dan orang-orang lain membawa cabang-
cabang mereka hidup, seperti telah mereka terima dari Malaikat itu. Dan sebagian
besar kawanan besar itu mengembalikan cabang-cabang dalam keadaan tersebut, dan
Malaikat itu sangat senang dengan orang-orang ini; dan mereka berdiri terpisah. Dan
orang-orang lain mengembalikan cabang-cabang mereka hidup dan bertunas; dan
mereka berdiri terpisah, dan Malaikat itu sangat disukakan oleh mereka. Dan orang-
orang lain mengembalikan cabang-cabang mereka hidup dan bertunas, dan tunas-
tunasnya berbuah; dan orang-orang yang cabang-cabangnya didapati dalam keadaan
itu sangat bersukacita. Dan Malaikat itu dipenuhi sukacita karena mereka; dan
Gembala itu juga sangat bersukacita karena mereka.

II
Dan Malaikat Tuhan memerintahkan agar dibawa Mahkota-Mahkota; dan
dibawalah Mahkota-Mahkota yang terbuat dari daun palem; dan ia memahkotai
orang-orang yang telah mengembalikan cabang-cabang yang bertunas dan berbuah,
dan mengirim mereka pergi kedalam menara. Dan orang-orang lain juga dikirimnya
kedalam menara, yaitu mereka yang telah mengembalikan cabang-cabang yang hidup
dan bertunas namun tidak berbuah, dan diberinya mereka materai-materai. Dan
semua orang yang pergi ke dalam menara itu berpakaian sama - putih bagaikan salju.
Dan mereka yang mengembalikan cabang-cabang mereka dalam keadaan hidup, sama
seperti telah diterima oleh mereka, dilepaskannya, dan diberinya mereka pakaian dan
materai. Jadi setelah Malaikat itu telah menyelesaikan hal-hal ini, ia berkata kepada
Gembala, "Aku akan pergi, dan hendaklah engkau mengirim mereka pergi dalam batas
dinding-dinding, sebagaimana masing-masing dari mereka layak memiliki tempat
kediamannya. Dan periksalah cabang-cabang mereka dengan teliti, dan sesudah itu
lepaskanlah mereka; namun periksalah dengan berhati-hati. Janganlah ada yang lolos
darimu," ditambahkannya, "dan jika ada yang lolos darimu, aku akan menguji mereka
di Mezbah." Setelah mengatakan perkataan ini kepada Gembala, ia pergi. Dan setelah
Malaikat itu telah pergi, Gembala berkata kepadaku, "Marilah kita mengambil cabang-
cabang dari semua orang-orang ini dan menanamnya, dan melihat apakah ada yang
akan hidup." Kataku kepadanya, "Tuan, bagaimanakah cabang-cabang kering ini bisa
hidup?" Jawabnya, dan katanya, "Pohon ini adalah pohon willow, dari jenis yang
sangat tahan hidup. Jadi jika cabang-cabang itu telah ditanam, dan menerima sedikit
air, banyak darinya yang akan hidup. Sekarang marilah kita mencoba dan menyiram
air atasnya; dan jika ada yang hidup aku akan bersukacita karenanya, dan jika tidak
hidup setidaknya aku tidak akan didapati lalai." Dan Gembala menyuruhku memanggil
mereka masing-masing sesuai tempatnya. Dan mereka datang, tingkatan demi
tingkatan, dan memberikan cabang-cabang mereka kepada Gembala. Dan Gembala
menerima cabang-cabang itu dan menanamnya berbaris-baris; dan setelah
ditanamnya, ia menyiram air diatasnya, sehingga cabang-cabang itu tidak terlihat
karena air itu; dan setelah cabang-cabang itu telah menyerap air, katanya kepadaku,
"Marilah kita pergi, dan kembali setelah beberapa hari, dan memeriksa semua cabang-
cabang itu; sebab Dia Yang menciptakan pohon ini menghendaki agar semua orang
yang menerima cabang-cabangnya boleh hidup. Aku juga berharap agar sebagian
besar cabang-cabang yang menerima air dan menyerapnya akan hidup."

III
Kataku kepadanya, "Tuan, jelaskanlah artinya pohon itu kepadaku, sebab aku
bingung karenanya, karena setelah begitu banyak cabang-cabangnya yang dipangkas,
pohon itu tetap sehat, seolah-olah tidak ada yang telah dipangkas darinya. Karena hal
ini aku menjadi bingung." "Dengarlah," katanya: "Pohon besar yang menaungi
dataran, dan pegunungan, dan seluruh bumi, adalah Hukum Allah yang telah diberikan
kepada seluruh dunia; dan Hukum ini adalah Anak Allah, Yang dimaklumkan kepada
ujung-ujung bumi; dan orang-orang yang dinaunginya adalah mereka yang telah
mendengar Maklumat itu, dan telah percaya kepadaNya. Dan Malaikat Agung dan
Mulia Mikhael adalah ia yang berkuasa atas umat ini, dan memerintah mereka; karena
ialah yang memberikan Hukum ini ke dalam hati orang-orang percaya; jadi ia
mengawasi mereka yang kepadanya telah diberikannya Hukum itu, untuk melihat
apakah mereka memeliharanya. Dan engkau melihat cabang-cabang dari setiap orang,
sebab cabang-cabang itu adalah Hukum yang kaulihat itu, jadi cabang-cabang yang
menjadi tidak berguna itu, dan akan kauketahui semuanya itu - adalah mereka yang
tidak memelihara Hukum itu; dan akan kaulihat tempat kediaman mereka masing-
masing." Kataku kepadanya, "Tuan, mengapa beberapa orang dikirimnya ke dalam
menara, dan ditinggalkannya yang lainnya kepadamu?" "Semuanya," jawabnya, "yang
telah melanggar Hukum yang telah mereka terima darinya, ditinggalkannya dibawah
kuasaku bagi pertobatan; tetapi semua orang yang telah memenuhi Hukum itu, dan
memeliharanya, dijaganya dibawah kuasanya sendiri." "Jadi siapakah," lanjutku,
"mereka yang dimahkotai, dan yang pergi ke dalam menara itu?" "Mereka adalah
orang-orang yang telah menderita demi Hukum itu; namun orang-orang lain, dan
mereka yang mengembalikan cabang-cabangnya dalam keadaan hidup, dan yang
bertunas, namun tanpa berbuah, adalah mereka yang telah dihajar oleh kesusahan
demi Hukum itu, namun yang tidak menderita maupun menyangkal Hukum; dan
mereka yang mengembalikan cabang-cabang dalam keadaan hidup sama seperti saat
menerimanya, adalah orang-orang terhormat, benar, dan yang berjalan dengan
berhati-hati dalam hati yang suci, dan yang telah memelihara Perintah-Perintah
Tuhan. Dan yang lainnya akan kauketahui setelah aku memeriksa cabang-cabang yang
telah ditanam dan disiram."

IV
Dan setelah beberapa hari kami sampai ke tempat itu, dan Gembala duduk di
tempat Malaikat itu, dan aku berdiri di sisinya. Dan katanya kepadaku, "Ikatlah di
pinggangmu kain karung murni yang tidak diolah yang terbuat dari lenan;" dan
melihatku telah berikat-pinggang, dan siap untu melayaninya, "Panggillah," katanya,
"orang-orang yang memiliki cabang-cabang yang telah ditanam, sesuai dengan urutan
masing-masing diberikan kepadamu." Jadi aku pergi ke dataran, dan memanggil
mereka semua, dan mereka semua berdiri dalam tingkatan-tingkatannya. Katanya
kepada mereka, "Biarlah setiap orang mencabut cabangnya, dan membawanya
kepadaku." Orang-orang yang terlebih dulu menyerahkannya adalah yang memiliki
cabang-cabang kering dan retak; dan karena cabang-cabang itu didapati kering dan
retak, diperintahkannya mereka agar berdiri terpisah. Selanjutnya mereka
menyerahkan cabang-cabang kering, tetapi yang tidak retak. Dan beberapa orang
diantara mereka menyerahkan cabang-cabangnya hidup, dan beberapa yang cabang-
cabangnya kering dan seolah-olah dimakan ngengat. Mereka yang menyerahkannya
dalam keadaan hidup diperintahkannya agar berdiri terpisah; dan mereka yang
menyerahkannya dalam keadaan kering dan retak, diperintahkannya agar berdiri
bersama mereka yang terdahulu. Lalu mereka menyerahkan cabang-cabang yang
setengah kering dan retak; dan banyak diantara mereka yang menyerahkannya dalam
keadaan hidup dan tanpa retak; dan beberapa dalam keadaan hidup bertunas dan
berbuah di tunasnya, sama seperti mereka yang telah pergi, setelah dimahkotai, ke
dalam menara. Dan beberapa orang menyerahkannya dalam keadaan kering dan
dimakan, dan beberapa dalam keadaan kering dan tanpa dimakan; dan beberapa
dalam keadaan yang sama seperti sebelumnya, yaitu setengah-kering dan retak. Dan
diperintahkannya mereka agar berdiri masing-masing terpisah-pisah, beberapa orang
diantara mereka menghadap barisan-barisannya, dan beberapa orang yang
dipisahkan darinya.
V
Lalu mereka menyerahkan cabang-cabangnya yang hidup namun retak;
semuanya diserahkan dalam keadaan hidup, dan mereka berdiri di barisannya. Dan
Gembala senang dengan cabang-cabang ini karena semuanya telah berubah dan tidak
lagi retak. Juga diserahkan oleh mereka cabang-cabang yang setengah-hidup dan
setengah-kering; beberapa cabang-cabang itu didapati hidup seluruhnya; yang lainnya
setengah-kering; yang lainnya kering dan dimakan ngengat; yang lainnya hidup dan
bertunas. Mereka semua dikirim masing-masing ke barisannya sendiri. Selanjutnya
diserahkan oleh mereka yang memiliki cabang-cabang yang dua-pertiga bagiannya
hidup dan sepertiga bagiannya kering. Banyak diantara mereka yang menyerahkan
cabang-cabangnya setengah-kering; dan yang lainnya kering dan busuk; dan yang
lainnya setengah-kering dan retak, dan beberapa yang hidup. Semuanya ini berdiri di
barisannya masing-masing. Dan mereka menyerahkan cabang-cabang yang
dimilikinya hidup, tetapi yang sangat sedikit kering dan retak. Dari mereka ini,
beberapa orang menyerahkannya dalam keadaan hidup, dan yang lainnya dalam
keadaan kering dan bertunas. Dan mereka juga dikirim ke barisannya masing-masing.
Lalu mereka menyerahkan cabang-cabangnya yang dimilikinya dengan sangat sedikit
bagiannya yang hidup dan bagian lainnya yang kering. Darinya ini cabang-cabang yang
didapati sebagian besar berada dalam keadaan hidup dan bertunas, dan berbuah di
tunasnya, dan yang lainnya yang hidup seluruhnya. Gembala sangat bersuka karena
cabang-cabang ini, karena cabang-cabang itu didapati dalam keadaan itu. Dan mereka
dikirim pergi, masing-masing ke barisannya sendiri.

VI
Setelah Gembala memeriksa semua cabang-cabang itu, dikatakannya
kepadaku, "Telah kukatakan padamu bahwa pohon ini tahan hidup. Lihatlah,"
lanjutnya, "betapa banyak yang bertobat dan diselamatkan." "Kulihat, tuan," jawabku.
"Agar engkau boleh melihat," lanjutnya, "Belas-Kasih Agung Tuhan, yang adalah Agung
dan Mulia, dan bahwa telah dikaruniakanNya RohNya atas mereka yang layak akan
pertobatan." "Jadi mengapa, tuan," kataku, "tidak semuanya mereka bertobat?"
Jawabnya, "Bagi mereka yang hatinya telah diketahuiNya akan disucikan, dan yang
taat kepadaNya, Dia memberi Kuasa untuk bertobat dengan segenap hatinya. Namun
bagi mereka yang tipudaya dan kefasikannya dilihatNya, dan melihat bahwa mereka
hanya ingin bertobat secara munafik, tidak diberikanNya pertobatan, agar jangan lagi
mereka menajiskan NamaNya." Kataku kepadanya, "Tuan, tunjukkanlah kepadaku,
mengenai mereka yang menyerahkan cabang-cabangnya, apa jenisnya, dan dimana
tempat-tinggal mereka, agar mereka yang percaya, dan menerima Materai, dan
merusaknya, dan yang tidak memeliharanya seluruhnya, yang setelah mendengar
mengenainya boleh sampai kepada pengetahuan akan perbuatan-perbuatan mereka,
bertobat, dan menerima darimu suatu materai, dan boleh memuliakan Tuhan sebab
dimilikiNya Belas-Kasih atas mereka, dan Yang telah mengutusmu untuk
memperbaharui roh mereka." "Dengarlah," katanya: "mereka yang cabang-cabangnya
didapati kering dan dimakan-ngengat adalah para pemurtad dan pengkhianat
terhadap Gereja, yang telah menghujat Tuhan dalam dosa-dosa mereka, dan lagi yang
menjadi malu karena Nama Tuhan yang menurutnya mereka telah disebut. Jadi
mereka ini akhirnya terhilang dari Allah. Dan kaulihat bahwa tidak seorangpun dari
antara mereka yang bertobat, sekalipun telah mereka dengar perkataan yang
kukatakan kepada mereka, yang kuperintahkan kepadamu. Pergilah dari hidup yang
seperti itu. Dan mereka yang menyerahkan cabang-cabangnya dalam keadaan kering
dan tidak busuk, mereka ini juga dekat pada mereka; karena mereka adalah orang-
orang munafik, dan yang membawa ajaran-ajaran asing, dan yang menyesatkan
Hamba-Hamba Allah, khususnya mereka yang telah berdosa, dan tidak membiarkan
mereka bertobat melainkan menyesatkan mereka dengan ajaran-ajaran yang bodoh.
Ada harapan pertobatan bagi mereka. Dan telah kaulihat bahwa banyak diantara
mereka yang juga telah bertobat sejak aku berbicara dengan mereka, dan mereka
masih akan bertobat. Namun semua orang yang tidak ingin bertobat telah kehilangan
nyawa mereka; dan semua dari mereka yang bertobat telah menjadi baik, dan tempat
kediaman mereka telah ditetapkan dalam batasan dinding-dinding pertama; dan
bahkan ada beberapa orang dari antara mereka yang menaiki menara. Jadi kaulihat,"
katanya, "bahwa pertobatan membawa hidup bagi orang-orang berdosa, namun
tiadanya pertobatan membawa maut."

VII
“Dan semua orang yang menyerahkan cabang-cabangnya dalam keadaan
setengah-kering dan retak, dengarlah juga mengenai mereka. Mereka yang cabang-
cabangnya berada dalam keadaan setengah-kering adalah orang-orang yang goyah;
sebab mereka tidak hidup, dan mereka tidak juga mati. Dan mereka yang memiliki
cabang-cabangnya setengah-kering dan retak adalah orang-orang yang goyah dan
memfitnah, yang memaki mereka yang tidak hadir, dan yang tidak pernah berada
dalam damai dengan satu sama lain, melainkan selalu berselisih. Dan bahkan bagi
mereka juga," lanjutnya, "pertobatan masih terbuka. Lihatlah," katanya, "bahwa ada
beberapa orang diantara mereka yang telah bertobat, dan masih tetap ada dalam
mereka," lanjutnya, "suatu harapan bagi pertobatan. Dan semua dari antara mereka,"
lanjutnya, "yang telah bertobat, akan mempunyai tempat kediaman di menara. Dan
orang-orang diantara mereka yang lamban dalam pertobatan akan berdiam dalam
batasan dinding-dinding ini. Dan semua orang yang tidak bertobat sama sekali,
melainkan yang tetap dalam perbuatan-perbuatan mereka, akan binasa seluruhnya.
Dan mereka yang menyerahkan cabang-cabangnya dalam keadaan hidup dan retak
adalah orang-orang yang selalu setia dan baik, sekalipun yang berlomba-lomba satu
dengan yang lainnya untuk menempati tempat-tempat terutama, dan bagi
kemahsyuran: jadi mereka adalah bodoh yang memuaskan diri dalam pertandingan
seperti itu. Namun mereka juga, karena baik sifatnya, setelah mendengarkan perintah-
perintahku, mereka menyucikan diri dan segera bertobat. Jadi kediaman mereka
berada dalam menara itu. Namun jika ada diantara mereka yang jatuh kembali ke
dalam perselisihan, ia akan dicampakkan keluar dari menara itu, dan akan kehilangan
nyawanya. Hidup adalah milik semua orang yang memelihara Perintah-Perintah
Tuhan; namun dalam Perintah-Perintah tidak ada pertandingan mengenai tempat
terutama, atau kemuliaan apapun, melainkan mengenai kesabaran dan kerendahan-
hati diri. Jadi diantara orang-orang ini terdapat Hidup Tuhan, namun diantara orang-
orang yang bertengkar dan melanggar, terdapat maut."

VIII
“Dan mereka yang menyerahkan cabang-cabangnya setengah-hidup dan
setengah-kering, adalah orang-orang yang hanyut dalam kesibukan, dan yang tidak
melekat kepada Orang-Orang Kudus. Karena inilah, setengah dari mereka hidup, dan
setengah dari mereka mati. Jadi banyak diantara mereka yang mendengar perintah-
perintahku yang bertobat, dan mereka yang bertobat itu mendapatkan tempat
kediaman dalam menara itu. Tetapi sebagian orang dari mereka menjadi jatuh: dan
mereka ini tidak mempunyai pertobatan, yang karena kesibukan mereka menghujat
Tuhan dan menyangkalNya. Maka mereka kehilangan nyawa mereka melalui kefasikan
yang mereka lakukan. Dan banyak diantara mereka yang menjadi ragu. Kuasa untuk
bertobat masih ada bagi mereka; dan tempat kediaman mereka akan diberikan di
menara itu. Namun jika mereka lamban dalam pertobatan, maka mereka akan tinggal
dalam batasan dinding-dinding; dan jika mereka tidak bertobat, maka mereka telah
kehilangan nyawanya. Dan mereka yang menyerahkan cabang-cabangnya dalam
keadaan dua-pertiga bagiannya kering dan sepertiga bagiannya hidup, adalah orang-
orang yang telah menyangkal Tuhan dalam berbagai cara. Namun banyak orang
diantara mereka yang bertobat, tetapi beberapa orang diantara mereka yang ragu-
ragu dan berada dalam keraguan. Jadi terdapat pertobatan bagi mereka, jika mereka
segera bertobat, dan tidak tetap dalam berbagai kesenangan, namun jika mereka
tetap dalam perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka juga mengerjakan maut bagi
diri mereka."

IX
“Dan mereka yang mengembalikan cabang-cabangnya dalam keadaan
duapertiga bagiannya kering dan sepertiga bagiannya hidup, adalah orang-orang yang
memang beriman; namun yang setelah mendapatkan kekayaan, dan menjadi mulia
diantara orang-orang kafir, mereka mengenakan kesombongan besar, dan menjadi
berpikiran-tinggi, dan meninggalkan kebenaran, dan tidak melekat kepada orang-
orang benar, namun hidup bersama orang-orang kafir, dan jalan hidup ini menjadi
sesuai bagi mereka. Namun mereka tidak pergi dari Allah, namun tetap dalam iman,
sekalipun tidak mengerjakan pekerjaan-pekerjaan iman. Banyak dari mereka yang
bertobat, dan tempat kediaman mereka ada dalam menara itu. Dan yang lainnya tetap
hidup hingga akhirnya bersama orang-orang kafir, dan dirusak oleh kesia-siaan
keangkuhan, dan pergi dari Allah, karena melayani pekerjaan dan perbuatan orang-
orang kafir. Mereka ini diperhitungkan bersama orang-orang kafir. Namun yang
lainnya dari mereka menjadi ragu, sebab tidak berharap bisa diselamatkan karena
perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan; sedangkan yang lainnya berada
dalam keraguan, dan menimbulkan perpecahan diantara diri mereka sendiri. Jadi bagi
mereka yang berada dalam keraguan karena perbuatan-perbuatan mereka,
pertobatan masih terbuka; namun hendaknya pertobatan mereka itu segera
dilakukan, agar tempat kediaman mereka boleh berada dalam menara itu. Dan bagi
mereka yang tidak bertobat, namun yang tetap tinggal dalam kesenangan mereka,
maut telah mendekat."
X
“Dan mereka yang menyerahkan cabang-cabangnya dalam keadaan hidup,
namun yang ujung-ujungnya kering dan retak, adalah orang-orang yang selalu baik,
dan setia, dan dikenal dihadapan Allah; tetapi mereka berdosa sedikit karena
memuaskan hasrat yang kecil, dan mencari kesalahan kecil dengan satu sama lain.
Namun setelah mendengar perkataanku sebagian besar dari mereka segera bertobat,
dan tempat kediaman mereka ada di menara itu. Namun beberapa orang diantara
mereka berada dalam keraguan; dan diantara orang-orang yang berada dalam
keraguan ini ada beberapa orang yang membangkitkan perselisihan hebat. Jadi
diantara mereka terdapat harapan pertobatan, karena mereka selalu baik; dan sulitlah
bagi siapapun diantara mereka untuk menjadi binasa. Dan mereka yang menyerahkan
cabang-cabangnya dalam keadaan kering, namun yang sedikit bagiannya dalam
keadaan hidup, adalah orang-orang yang hanya percaya saja, namun terus
mengerjakan pekerjaan kefasikan. Namun mereka tidak pernah meninggalkan Allah
namun membawa NamaNya dengan gembira, dan yang dengan penuh kesukaan
menerima Hamba-HambaNya ke dalam rumah mereka. Setelah mendengar mengenai
pertobatan, mereka tanpa ragu bertobat dan melakukan segala kebajikan dan
kebenaran; dan beberapa dari mereka bahkan menderita, secara sukarela dibunuh
karena mengetahui perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan. Dari antara
mereka semuanya ini, tempat kediamannya berada di dalam menara itu."

XI
Dan setelah diselesaikannya penjelasan mengenai cabang-cabang itu, ia
berkata kepadaku, "Pergilah dan beritahukanlah mengenai semuanya ini kepada
setiap orang, agar mereka boleh bertobat, sehingga mereka akan hidup kepada Allah.
Karena Tuhan, yang memiliki Belas-Kasih atas semua manusia, telah mengutusku
untuk memberi pertobatan, sekalipun ada orang-orang yagn tidak layak akannya
karena perbuatan-perbuatan mereka; namun Tuhan, Yang Panjang-Sabar,
menghendaki agar mereka yang dipanggil oleh AnakNya boleh diselamatkan." Kataku
kepadanya, "Tuan, aku berharap agar semua orang yang mendengar mengenainya
akan bertobat; sebab aku yakin bahwa setiap orang, yang mengetahui perbuatan-
perbuatannya, dan yang takut akan Tuhan, akan bertobat." Jawabnya kepadaku, dan
katanya, "Semua orang yang dengan segenap hatinya menyucikan diri dari kefasikan
yang telah disebutkan, dan yang tidak lagi menumpuk-numpuk dosa-dosanya, akan
menerima Kesembuhan dari Tuhan bagi pelanggaran-pelanggaran mereka yang
sebelumnya, jika mereka tidak menjadi ragu terhadap perintah-perintah ini; dan
mereka akan hidup kepada Allah. Namun berjalanlah engkau dalam perintah-
perintaku, dan hiduplah." Setelah menunjukkan segala sesuatunya kepadaku, dan
mengatakan semua perkataan ini, ia berkata kepadaku, "Dan sisanya akan
kutunjukkan kepadamu setelah waktu beberapa hari.”

PERUMPAMAAN KESEMBILAN
I
Setelah kutuliskan perintah-perintah dan Perumpamaan-Perumpamaan dari
Gembala, yaitu Malaikat Pertobatan, ia datang kepadaku dan berkata, "Aku ingin
menjelaskan padamu mengenai hal yang ditunjukkan oleh Roh Kudus Yang telah
berbicara denganmu dalam wujud Gereja, sebab Roh itu adalah Anak Allah. Sebab,
karena engkau lemah dalam daging, hal itu tidak dijelaskan kepadamu oleh Malaikat.
Namun setelah engkau dikuatkan oleh Roh, dan kekuatanmu telah bertambah,
sehingga engkau juga sanggup melihat Malaikat juga, maka pembangunan menara itu
ditunjukkan kepadamu oleh Gereja. Segala sesuatunya telah kaulihat secara mulia dan
khusyuk seolah-olah telah ditunjukkan kepadamu oleh seorang anak dara; tetapi
sekarang engkau melihatnya melalui Roh itu seolah-olah ditunjukkan oleh seorang
Malaikat. Tetapi haruslah kaumengerti segala sesuatunya dariku dengan lebih tepat.
Sebab aku telah diutus bagi tujuan ini oleh Malaikat Mulia untuk berdiam di rumahmu,
agar engkau boleh melihat segala sesuatu dengan kuasa, tanpa merasa takut, yaitu
sama dengan sebelumnya." Dan dibawanya aku pergi ke Arkadia, ke bukit yang bulat;
dan ditaruhnya aku di puncak bukit, dan ditunjukkannya kepadaku dataran yang besar,
dan di sekeliling dataran itu adalah dua-belas gunung-gunung, yang semuanya
mempunyai wujud yang berbeda-beda. Yang pertama hitam bagaikan jelaga; dan yang
kedua tandus tanpa rumput; dan yang ketiga dipenuhi semak-belukar dan onak-duri;
dan yang keempat dengan rerumputan setengah-kering, yang ujung-ujung rumputnya
dalam keadaan hidup, sedangkan bagian akarnya kering; dan sebagian
rerumputannya, ketika disinari terik matahari, menjadi kering. Dan gunung yang
kelima mempunyai rerumputan hidup, dan berbatu-batu. Dan gunung keenam
dipenuhi jurang-jurang, yang kecil dan yang besar; dan jurang-jurangnya berumput,
namun tanamannya tidak kuat tetapi membusuk. Gunung ketujuh, lagi, mempunyai
padang rumput yan indah, dan seluruh gunung itu bermekaran, dan berbagai ternak
dan burung-burung makan di gunung itu; dan semakin banyak ternak dan burung-
burung yang makan, semakin rerumputan di gunung itu bertumbuh. Dan gunung
kedelapan dipenuhi mata air, dan berbagai mahluk ciptaan Tuhan minum dari mata
air gunung itu. Namun gunung kesembilan tidak mempunyai air sama sekali, dan
seluruhnya adalah gurun, dan di dalamnya ada ular-ular mematikan yang membunuh
manusia. Dan gunung kesepuluh mempunyai pepohonan yang sangat besar, dan
dinaungi seluruhnya, dan dibawah naungan pepohonan itu ada domba-domba yang
berbaring beristirahat dan memamah-biak. Dan gunung kesebelas sangat lebat
hutannya, dan pepohonannya berbuah, dan dihiasi dengan berbagai jenis buah-
buahan, sehingga siapapun yang melihatnya ingin memakan buah-buahnya. Gunung
keduabelas, lagi, berwarna putih seluruhnya, dan tampaknya riang-gembira, dan
gunung itu sangat indah.

II
Dan di tengah dataran itu ditunjukkannya kepadaku Batu Putih Besar yang telah
muncul dari dataran itu. Batu itu lebih besar dari gunung-gunung itu, bentuknya
persegi, dan sanggup mencakup seluruh dunia; dan Batu itu tua usianya, yang ada
padanya Gerbang yang diukir darinya; dan ukiran Gerbang itu tampaknya bagiku baru
saja diselesaikan. Dan Gerbang itu sangat berbinar terkena sinar matahari, sehingga
aku takjub akan kemegahan Gerbang itu; dan di sekeliling Gerbang itu adalah dua-
belas orang anak dara. Empat orang anak dara yang berdiri di penjuru-penjuru
tampaknya bagiku lebih mulia daripada yang lainnya - tetapi mereka semua adalah
mulia - dan mereka berdiri di keempat bagian Gerbang itu; dua orang anak dara di
antara masing-masing bagian. Dan mereka berpakaian baju kain lenan, dan berikat-
pinggang dengan anggun, dengan bahu kanan mereka yang terbuka, seolah-olah
untuk menanggung suatu beban. Demikianlah mereka berdiri siap; sebab mereka
sangat riang-gembira dan bersemangat. Setelah kulihat hal-hal ini, aku takjub dalam
diriku sendiri, sebab aku sedang memandang Pemandangan yang Agung dan Mulia.
Dan lagi aku bingung mengenai anak-anak dara itu, karena, sekalipun sangat lemah-
lembut, mereka berdiri dengan beraninya, seolah-olah hendak memanggul seluruh
langit. Dan Gembala berkata kepadaku, "Mengapa engkau beralasan dalam dirimu
sendiri, dan membingungkan akalmu, dan menyusahkan dirimu sendiri? Sebab
mengenai hal-hal yang tidak sanggup kaumengerti, janganlah mencoba untuk
memahaminya, seolah-olah engkau berhikmat; namun tanyalah kepada Tuhan, agar
engkau boleh menerima pengertian dan memahaminya. Engkau tidak bisa melihat apa
yang ada di belakangmu, namun engkau melihat apa yang ada di depanmu. Jadi
apapun yang tidak sanggup kaulihat, biarkanlah, dan janganlah menyiksa dirimu
karenanya: namun apa yang kaulihat, kuasailah pengetahuan akannya, dan janganlah
menyia-nyiakan kerja-kerasmu bagi hal-hal lain; dan akan kujelaskan kepadamu
mengenai segala sesuatu yang kutunjukkan kepadamu. Jadi pandanglah pada hal-hal
yang masih akan ditunjukkan kepadamu."

III
Aku melihat enam orang, yang tinggi dan mulia dan serupa tampaknya, dan
mereka memanggil sekawanan besar orang-orang. Dan orang-orang yang datang itu
juga tinggi, dan tampan, dan perkasa; dan keenam orang itu memerintahkan mereka
agar membangun menara diatas batu itu. Dan nyaringlah suara orang-orang yang
datang untuk membangun menara itu, saat mereka berlarian kesana dan kemari di
sekeliling Gerbang itu. Anak-anak dara itu telah mengulurkan tangan mereka, seolah-
olah hendak menerima sesuatu dari orang-orang itu. Dan keenam orang itu
memerintahkan agar batu-batu naik keluar dari suatu lobang, dan pergi kepada
pembangunan menara itu. Dan naiklah sepuluh batu persegi berkilauan, yang tidak
dipotong di tambang. Dan keenam orang itu memanggil anak-anak dara itu, dan
menyuruh mereka membawa semua batu-batu yang dimaksudkan bagi bangunan itu,
dan agar melalui Gerbang itu, dan memberikannya kepada orang-orang yang akan
membangun menara itu. Dan anak-anak dara itu saling menaruh pada satu sama lain
kesepuluh batu-batu pertama yang telah naik dari lobang, dan membawanya
bersama-sama, masing-masing satu batu.

IV
Sedang mereka berdiri bersama di sekeliling Gerbang, mereka yang tampaknya
kuat membawa batu-batu itu, dan mereka membungkuk dibawah sudut-sudut batu;
dan yang lainnya membungkuk dibawah sisi-sisi batu. Dan dengan demikian mereka
membawa semua batu-batu itu. Dan mereka membawanya melalui Gerbang seperti
yang telah diperintahkan kepada mereka, dan menyerahkannya kepada orang-orang
bagi menara itu; dan mereka mengambil batu-batu itu dan mulai membangun.
Menara itu dibangun diatas batu besar itu, dan diatas gerbang. Kesepuluh batu itu
dipersiapkan sebagai dasar pembangunan menara itu. Dan Batu Karang dan Gerbang
itu menjadi topangan bagi seluruh menara. Dan sesudah kesepuluh batu itu ada dua-
puluh lima batu lainnya yang keluar dari lobang, dan yang dipasang pada bangunan
menara, yang dibawa oleh anak-anak dara itu seperti sebelumnya. Dan sesudahnya
naik tiga-puluh lima batu. Dan batu-batu ini juga dipasang ke menara itu. Dan
sesudahnya empat-puluh batu lain naik; dan semuanya ini diserahkan kepada
bangunan menara itu, dan ada empat baris di dasar menara, dan tidak ada lagi batu
yang naik dari lobang. Dan orang-orang yang membangun itu juga berhenti sebentar.
Dan lagi keenam orang itu memerintahkan kawanan besar orang-orang itu untuk
membawa batu-batu dari pegunungan untuk membangun menara itu. Batu-batu itu
dibawa dari semua gunung-gunung yang berwarna-warni, dan yang dipotong oleh
orang-orang dan diserahkan kepada anak-anak dara itu; dan anak-anak dara itu
membawanya melalui Gerbang, dan menyerahkannya bagi bangunan menara itu. Dan
ketika batu-batu berwarna-warni itu ditaruh di bangunan itu, semuanya menjadi
berwarna putih, dan kehilangan warna-warninya. Dan ada beberapa batu yang
diserahkan oleh orang-orang itu bagi bangunan itu, dan batu-batu ini tidak menjadi
bersinar; namun sebagaimana batu-batu itu ditempatkan, demikian jugalah mereka
didapati adanya: sebab batu-batu itu tidak diberikan oleh anak-anak dara itu, dan tidak
dibawa melalui Gerbang. Jadi batu-batu ini tidak sama dengan batu-batu lain dalam
bangunan menara itu. Dan keenam orang, yang melihat batu-batu yang tidak sesuai
dalam bangunan itu, memerintahkan agar batu-batu itu disingkirkan, dan dibawa
turun ke tempat yang darinya batu-batu itu telah diambil; dan setelah disingkirkan
satu-persatu, batu-batu itu diletakkan; dan berkatalah mereka kepada orang-orang
yang membawa batu-batu itu, "Janganlah membawa batu apapun bagi bangunan itu,
tetapi taruhlah batu-batu itu di samping menara, agar anak-anak dara itu boleh
membawanya melalui Gerbang, dan boleh menyerahkan batu-batu itu bagi bangunan
itu. Sebab kecuali," dikatakan mereka, "batu-batu itu dibawa melalui Gerbang oleh
tangan anak-anak dara itu, batu-batu itu tidak bisa berubah warnanya: jadi janganlah
bekerja-keras," kata mereka, "tanpa ada tujuannya."

V
Pada hari itu selesailah bangunan itu, namun menara itu belum diselesaikan;
sebab ada lagi bangunan tambahan yang akan ditambahkan, dan pembangunan itu
terhenti. Dan keenam orang itu memerintahkan orang-orang yang membangun agar
semuanya mundur tidak jauh, dan beristirahat, dan menyuruh anak-anak dara itu agar
jangan mengundurkan diri dari menara itu; dan tampaknya bagiku bahwa anak-anak
dara itu telah ditinggalkan untuk menjaga menara itu. Jadi setelah semuanya telah
mengundurkan diri, dan sedang beristirahat, aku berkata kepada Gembala, "Sebab
apakah pembangunan menara itu tidak diselesaikan?" "Menara itu," jawabnya,
"belum bisa diselesaikan, hingga Tuhannya datang dan memeriksa bangunan itu, agar
jika ada batu-batu itu yang didapati rusak, ia boleh menukarnya: sebab menara itu
dibangun sesuai dengan KehendakNya." "Aku ingin mengetahui, tuan," kataku, "apa
artinya pembangunan menara ini, dan Batu Karang dan Gerbang itu, dan gunung-
gunung, dan anak-anak dara, dan batu-batu yang naik dari lobang, dan yang tidak
dipotong, namun yang naik sebagaimana adanya ke bangunan itu. Mengapa awalnya
ada sepuluh batu yang ditaruh di dasar, lalu ada dua-puluh lima, lalu tiga-puluh lima,
lalu empat-puluh? Dan aku juga ingin mengetahui mengenai batu-batu yang masuk ke
bangunan itu, dan yang dikeluarkan lagi dan dikembalikan ke tempat asalnya?
Tentramkanlah pikiranku mengenai hal-hal ini, tuan, dan jelaskanlah padaku."
"Sekiranya engkau tidak didapati ingin tahu mengenai hal-hal yang tidak penting,"
jawabnya, "akan kauketahui segala sesuatunya. Sebab setelah beberapa hari kita akan
datang kesini, dan akan kaulihat hal-hal lain yang terjadi kepada menara ini, dan akan
kauketahui dengan tepat segala Perumpamaan-Perumpamaan itu." Setelah beberapa
Hari kami sampai di tempat dimana kami telah duduk. Dan katanya kepadaku,
"Marilah kita pergi ke menara itu; sebab Tuan menara itu datang untuk
memeriksanya." Dan kami datang ke menara itu, dan tidak ada seorangpun di
dekatnya, kecuali anak-anak dara itu saja. Dan Gembala menanyai anak-anak dara itu
jika barangkali Tuan menara itu telah datang; dan mereka menjawab bahwa Dia akan
segera datang untuk memeriksa bangunan itu.

VI
Dan lihatlah, sebentar kemudian kulihat barisan banyak orang yang datang, dan
di tengah-tengahnya ada Seseorang yang begitu dahsyat tingginya sehingga
melampaui menara itu. Dan keenam orang yang mengerjakan bangunan itu ada
bersamaNya, dan banyak orang-orang terhormat lainnya di sekelilingNya. Dan anak-
anak dara yang menjaga menara itu berlari menyongsong dan menciumNya, dan mulai
berjalan di dekatNya mengelilingi menara itu. Dan Orang itu memeriksa bangunan itu
dengan berhati-hati, dan meraba setiap batu secara terpisah; dan dengan tongkat
yang ada di TanganNya, dipukulNya setiap batu di bangunan itu tiga kali. Dan ketika
Dia memukulnya, beberapa batu itu menjadi hitam bagai jelaga, dan beberapa
tampaknya seolah-olah ditutupi dengan borok, dan beberapa yang retak, dan
beberapa yang rusak, dan beberapa yang tidak berwarna putih maupun hitam, dan
beberapa yang kasar dan tidak sesuai dengan batu-batu lain, dan beberapa yang
mempunyai sangat banyak noda: demikianlah berbagai batu-batu rusak yang didapati
di bangunan itu. DiperintahkanNya agar semuanya itu dikeluarkan dari menara itu,
dan ditaruh di sampingnya, dan batu-batu lain dibawa dan ditaruh untuk
menggantikannya. Dan orang-orang yang membangun itu bertanya kepadaNya dari
gunung manakah dikehendakiNya agar dibawa batu-batu untuk ditaruh menggantikan
batu-batu itu. Dan tidak diperintahkanNya agar batu-batu itu dibawa dari gunung-
gunung, tetapi diperintahkanNya mereka agar membawa batu-batu dari suatu tempat
yang dekat. Dan dataran itu digali, dan batu-batu persegi bersinar didapati, dan
beberapa yang berbentuk bulat; dan semua batu-batu yang ada di dataran itu dibawa,
dan diangkat melalui gerbang oleh anak-anak dara itu. Dan batu-batu persegi itu
dipotong, dan ditaruh menggantikan batu-batu yang telah disingkirkan; namun batu-
batu bulat itu tidak ditaruh ke dalam bangunan itu, karena batu-batu itu sulit dipotong,
dan tampaknya lamban diukir oleh pahat; namun batu-batu itu ditaruh di samping
menara, seolah-olah hendak dipotong dan dipakai di bangunan itu, karena batu-batu
itu sangat cemerlang.

VII
Orang Mulia itu, yaitu Tuhan atas seluruh menara, setelah menyelesaikan
perbaikan-perbaikan ini, memanggil kepadaNya Gembala, dan menyerahkan
kepadanya semua batu-batu yang terletak di samping menara, yang telah ditolak dari
bangunan itu, dan berkata kepadanya, "Bersihkanlah batu-batu ini dengan teliti, dan
pisahkanlah bagi bangunan menara itu batu-batu yang sesuai dengan batu-batu
lainnya; dan batu-batu yang tidak sesuai, campakkanlah jauh-jauh dari menara itu."
Setelah memberi Perintah ini bagi Gembala, Dia pergi dari meanra itu, bersama semua
orang yang menyertaiNya ketika Dia datang. Anak-anak dara itu berdiri di sekeliling
menara itu, dan menjaganya. Aku berkata lagi kepada Gembala, "Bisakah batu-batu
ini kembali ke menara itu, setelah ditolak?" Ia menjawabku, dan berkata, "Lihatkah
kau batu-batu ini?" "Aku melihatnya, tuan," jawabku. "Sebagian besar batu-batu ini,"
katanya, "akan kupotong, dan kutaruh ke dalam bangunan, dan batu-batu itu akan
menjadi sesuai dengan batu-batu lainnya." "Bagaimana, tuan," kataku, "batu-batu itu,
setelah dipotong sekelilingnya, bisa memenuhi tempat yang sama?" Jawabnya, "Batu-
batu yang didapati kecil akan dilemparkan ke tengah bangunan, dan batu-batu yang
lebih besar akan ditempatkan di luar, dan batu-batu ini akan menahan batu-batu itu
bersama-sama." Setelah mengatakan perkataan ini, ia berkata kepadaku, "Marilah kita
pergi, dan setelah waktu dua hari marilah kita datang dan membersihkan batu-batu
ini, dan melemparkannya ke dalam bangunan; sebab segala sesuatu yang ada di
sekeliling menara ini haruslah dibersihkan, agar jangan Tuan tiba-tiba datang, dan
mendapati tempat di sekeliling menara ini kotor, dan menjadi marah, dan batu-batu
ini tidak dikembalikan bagi bangunan menara, dan aku juga akan tampaknya lalai
terhadap Tuan." Dan setelah dua hari kami datang ke menara itu, dan katanya
kepadaku, "Marilah kita memeriksa batu-batu itu, dan memastikan batu-batu yang
bisa dikembalikan ke bangunan." Kataku kepadanya, "Tuan, marilah kita memeriksa
batu-batu itu!"

VIII
Awalnya kami memeriksa batu-batu berwarna hitam: Dan sebagaimana batu-
batu itu telah disingkirkan keluar dari bangunan itu, demikianlah batu-batu itu
didapati adanya, dan Gembala memerintahkan agar batu-batu itu disingkirkan keluar
dari menara, dan ditaruh terpisah. Lalu diperiksanya batu-batu yang mempunyai
borok; dan diambilnya dan dipotongnya batu-batu ini, dan diperintahkannya anak-
anak dara itu agar membawanya dan melemparkannya ke dalam bangunan. Dan anak-
anak dara itu mengangkat batu-batu itu, dan menaruhnya di tengah bangunan
menara. Dan sisanya diperintahkannya agar ditaruh di samping batu-batu berwarna
hitam, sebab batu-batu ini juga didapati berwarna hitam. Lalu diperiksanya batu-batu
yang retak; dan dipotongnya batu-batu ini, dan diperintahkannya agar batu-batu ini
dibawa oleh anak-anak dara ke bangunan itu: dan batu-batu itu ditempatkan di luar,
karena didapati lebih baik dari batu-batu lainnya; namun sisanya, karena banyaknya
retakan, tidak bisa dipotong, dan karena inilah batu-batu ini ditolak dari bangunan
menara itu. Lalu diperiksanya batu-batu yang terkikis, dan banyak dari antara batu-
batu ini yang didapati berwarna hitam, dan beberapa darinya yang berjelaga hitam.
Dan diperintahkannya juga agar batu-batu ini ditaruh di samping batu-batu yang telah
ditolak. Namun sisanya, setelah dibersihkan dan dipotong, diperintahkannya agar
ditaruh di bangunan itu. Dan anak-anak dara itu mengambil batu-batu itu, dan
memasangnya ke tengah bangunan menara itu, karena batu-batu itu lemah. Lalu
diperiksanya batu-batu yang setengah berwarna putih dan setengah berwarna hitam,
dan banyak dari antaranya yang didapati berwarna hitam. Dan diperintahkannya juga
agar batu-batu ini disingkirkan bersama batu-batu yang telah ditolak. Dan sisanya
semuanya dibawa pergi oleh anak-anakd ara itu; sebab, karena berwarna putih, batu-
batu ini dipasang oleh anak-anak dara itu ke dalam bangunan. Dan batu-batu itu
ditempatkan di luar, karena batu-batu itu didapati bagus, sehingga mampu menopang
batu-batu yang ditaruh di tengah, sebab tidak ada bagiannya yang terkikis. Lalu
diperiksanya batu-batu yang kasar dan keras; dan beberapa diantaranya ditolak
karena tidak bisa dipotong, karena didapati sangat keras. Namun sisanya dipotong,
dan dibawa oleh anak-anak dara itu, dan dipasang ke tengah bangunan menara; sebab
batu-batu itu lemah. Lalu diperiksanya batu-batu yang bernoda; dan dari antara batu-
batu ini sangat sedikit yang berwarna hitam, dan dicampakkan terpisah bersama batu-
batu lainnya; namun sebagian besarnya didapati berkilau, dan batu-batu ini dipasang
oleh anak-anak dara itu kedalam bangunan, dan karena kekuatannya batu-batu ini
dipasang di bagian luar."

IX
Lalu diperiksanya batu-batu berwarna putih dan bulat, dan katanya kepadaku,
"Apakah yang sebaiknya kita lakukan dengan batu-batu ini?" "Bagaimana bisa
kuketahui, tuan?" jawabku. "Tidakkah engkau mempunyai niat mengenai batu-batu
ini?" "Tuan," jawabku, "aku tidak mengetahui keahlian ini, dan aku juga bukan seorang
pemotong-batu, jadi aku tidak tahu." "Tidakkah kaulihat," katanya, "bahwa batu-batu
ini sangat bulat? Dan jika aku hendak membuat batu-batu ini menjadi persegi,
sebagian besar darinya harus dipotong; sebab beberapa dari antara mereka haruslah
ditaruh ke dalam bangunan." "Jadi jika," kataku, "harus demikian, mengapa engkau
menyusahkan dirimu, dan tidak segera memilih bagi bangunan itu batu-batu yang
kausukai, dan memasangnya ke dalam bangunan itu?" Dipilihnya batu-batu yang lebih
besar diantaranya, dan batu-batu yang berkilau, dan memotong batu-batu itu; dan
anak-anak dara itu membawa dan memasang batu-batu itu ke bagian luar bangunan.
Dan sisanya yang tertinggal dibawa pergi, dan ditaruh di dataran yang darinya batu-
batu itu telah diambil. Namun batu-batu itu tidak ditolak, "karena," katanya, "masih
ada sedikit tambahan yang akan dibangun di menara itu. Dan Tuhan menara ini
menghendaki agar semua batu-batu boleh dipasang ke bangunan ini, karena batu-
batu ini sangat berkilau." Dan dua-belas orang perempuan dipanggil, yang sangat elok
sosoknya, berpakaian hitam, dan dengan rambut yang kusut-masai. Perempuan-
perempuan ini tampaknya ganas bagiku. Namun Gembala memerintahkan mereka
agar mengangkat batu-batu yang telah ditolak dari bangunan itu, dan membawanya
pergi ke gunung-gunung yang darinya batu-batu itu telah diambil. Dan perempuan-
perempuan ini riang-gembira, dan membawa pergi semua batu-batu itu, dan
menaruhnya di tempat yang darinya batu-batu itu telah diambil. Jadi setelah batu-
batu ini disingkirkan, dan tidak ada satupun lagi batu yang terletak di sekeliling
menara, ia berkata, "Marilah kita pergi mengelilingi menara dan melihat, jika ada cacat
padanya." Jadi aku pergi mengelilingi menara itu bersamanya. Dan Gembala, yang
melihat bahwa menara itu dibangun dengan indah, sangat bersukacita; sebab menara
itu dibangun sehingga, saat melihatnya, aku mengingini bangunan itu, karena menara
itu didirikan seolah-olah dibangun dari sepotong batu, tanpa ada sambungannya. Dan
batu itu tampaknya seperti dipotong dari batu karang; yang tampaknya bagiku
bagaikan sepotong batu tunggal.

X
Dan sedang aku berjalan bersamanya, aku dipenuhi sukacita, karena melihat
begitu banyak hal-hal yang dahsyat. Dan Gembala berkata kepadaku, "Pergilah dan
ambillah kapur bakar dan tanah liat yang dipanggang, agar boleh kupadatkan bentuk
batu-batu yang telah diambil dan dilemparkan ke dalam bangunan; sebab segala
sesuatu dari menara ini haruslah mulus." Dan kulakukan seperti yang
diperintahkannya kepadaku, dan membawanya kepadanya. "Bantulah aku," katanya,
"agar pekerjaan ini segera diselesaikan." Jadi dipadatkannya bentuk batu-batu yang
dikembalikan ke bangunan, dan memerinthakan agar tempat di sekeliling menara itu
disapu dan dibersihkan; dan anak-anak dara itu mengambil sapu dan menyapu tempat
itu, dan membawa semua kotoran keluar dari menara itu, dan mengambil air, dan
tanah di sekeliling menara itu menjadi riang dan sangat indah. Kata Gembala
kepadaku, "Semuanya telah dibersihkan; jika Tuan menara itu datang untuk
memeriksanya, maka Dia tidak akan mendapati kesalahan pada kita." Setelah
mengucapkan perkataan ini, ia ingin pergi, namun aku menggenggam dompetnya, dan
mulai memintanya demi Tuhan agar menjelaskan apa yang telah ditunjukkannya
kepadaku. Katanya kepadaku, "Aku harus beristirahat sedikit, lalu akan kujelaskan
segala sesuatunya kepadamu; tunggulah aku sampai aku kembali." Kataku kepadanya,
"Tuan, apa yang bisa kuperbuat sendiri disini?" "Engkau tidak sendiri," katanya, "sebab
anak-anak dara ini ada bersamamu." "Serahkanlah aku kepada mereka," jawabku.
Gembala memanggil mereka kepadanya, dan berkata kepada mereka, "Aku
mempercayakannya kepadamu sampai aku kembali," dan pergi. Dan aku sendirian
bersama anak-anak dara itu; dan mereka sangat riang, namun bersahabat terhadapku,
khususnya keempat anak dara yang lebih mulia diantara mereka.

XI
Anak-anak dara itu berkata kepadaku, "Gembala tidak datang kesini hari ini."
"Jadi," kataku, "apa yang harus kulakukan?" Mereka menjawab, "Tunggulah ia sampai
ia kembali, dan jika ia datang ia akan berbicara denganmu, dan jika ia tidak datang
engkau akan tetap disini bersama kami sampai ia datang." Aku berkata kepada
mereka, "Aku akan menantinya sampai malam; dan jika ia tidak datang, aku akan pergi
ke rumah, dan kembali pagi-pagi keesokannya." Dan mereka menjawab dan berkata
kepadaku, "Engkau telah dipercayakan kepada kami; engkau tidak boleh pergi dari
kami." "Jadi dimanakah," kataku, "aku tinggal?" "Engkau akan tidur bersama kami,"
jawab mereka, "sebagai seorang saudara, dan bukan sebagai seorang suami: sebab
engkau adalah saudara kami, dan kemudian kami hendak berdiam bersamamu, sebab
kami sangat mengasihimu!" Namun aku merasa malu untuk tinggal bersama mereka.
Dan ia yang tampaknya terutama diantara mereka mulai menciumku. Dan yang
lainnya melihatnya menciumku, juga mulai menciumku, dan membawaku mengelilingi
menara, dan bermain-main denganku. Dan aku juga menjadi seperti seorang pemuda,
dan mulai bermain bersama mereka: beberapa orang dari mereka membentuk
balakidungan, dan yang lainnya menari, dan yang lainnya menyanyi; dan aku, tetap
diam, berjalan bersama mereka mengelilingi menara, dan riang bersama mereka. Dan
ketika telah malam aku ingin pergi ke dalam rumah; dan mereka tidak membiarkanku
melainkan menahanku. Jadi aku tetap bersama mereka sepanjang malam, dan tidur di
samping menara. Anak-anak dara itu menyebarkan baju kain lenan mereka di tanah,
dan membuatku berbaring di tengah-tengah mereka; dan mereka tidak melakukan
apapun selain berdoa; dan aku juga tanpa-hentinya berdoa bersama mereka, tidak
kurangnya dibanding mereka. Dan anak-anak dara itu bersukacita karena aku berdoa
demikian. Dan aku tetap disana bersama anak-anak dara itu hingga keesokan harinya
pada jam kedua. Lalu Gembala kembali, dan berkata kepada anak-anak dara, "Apakah
kalian memperlakukannya dengan buruk?" "Tanyailah ia," kata mereka. Aku berkata
kepadanya, "Tuan, aku senang telah tinggal bersama mereka." "Apakah," tanyanya,
"yang engkau makan?" "Aku makan, tuan," jawabku, "Firman Tuhan sepanjang
malam." "Apakah mereka menerimamu dengan baik?" tanyanya. "Ya, tuan," jawabku.
"Jadi," katanya, "apa yang ingin kaudengar terlebih dahulu?" "Aku ingin mendengar
dalam urutan, "kataku, "yang telah kautunjukkan kepadaku dari awalnya. Aku mohon,
tuan, sebagaimana kuminta darimu, agar demikian kaujelaskan kepadaku." "Sesuai
keinginanmu," jawabnya, "demikian akan kujelaskan kepadamu, dan tidak akan
kusembunyikan apapun darimu."

XII
“Yang pertama, tuan," kataku, "jelaskanlah padaku: Apa artinya Batu Karang
dan Gerbang itu?" "Batu Karang ini," jawabnya, "dan Gerbang ini adalah Anak Allah."
"Bagaimanakah, tuan?" Kataku, "Batu Karang itu tua, dan Gerbang itu baru."
"Denagrlah," katanya, "dan mengertilah, hai orang bodoh. Anak Allah lebih lanjut
usiaNya dari segala ciptaanNya, karena Dialah Penasehat Bapa dalam Karya
Penciptaan: karena inilah Dia Lanjut-UsiaNya." "Dan mengapa Gerbang itu baru,
tuan?" kataku. "Karena," jawabnya, "Dia telah dinyatakan pada Hari-Hari Akhir
Rencana Allah: karena inilah Gerbang itu dibuat baru, agar mereka yang akan
diselamatkan olehNya boleh memasuki Kerajaan Allah. Kaulihat," katanya, "bahwa
batu-batu yang masuk melalui Gerbang itu dipakai untuk membangun menara, dan
bahwa batu-batu yang tidak melaluinya, dilemparkan kembali ke tempat asalnya?"
"Aku melihatnya, tuan," jawabku. "Demikianlah," lanjutnya, "tidak seorangpun yang
akan memasuki Kerajaan Allah kecuali ia menerima Nama KudusNya. Sebab jika
engkau ingin memasuki kota, dan kota itu dikelilingi dinding, dan hanya mempunyai
satu gerbang, bisakah kaumasuki kota itu kecuali melalui gerbangnya?"
"Bagaimanakah mungkin selain demikian, tuan?" kataku. "Jadi jika engkau tidak bisa
memasuki kota kecuali melalui gerbangnya, demikian juga seseorang tidak bisa
memasuki Kerajaan Allah kecuali oleh Nama Anak KekasihNya. Kaulihat," lanjutnya,
"kawanan besar orang-orang yang membangun menara itu?" "Kulihat, tuan," kataku.
"Mereka ini," katanya, "adalah segenap Malaikat-Malaikat Mulia, dan oleh mereka
Tuhan dikelilingi. Dan Gerbang itu adalah Anak Allah. Inilah Jalan Tunggal kepada
Tuhan. Tidak akan seorangpun masuk kepadaNya kecuali melalui AnakNya. Kaulihat,"
lanjutnya, "keenam orang, dan Orang Yang Tinggi dan Mulia di tengah-tengah mereka,
Yang berjalan mengelilingi menara, dan menolak batu-batu dari bangunan itu?"
"Kulihat, tuan," jawabku. "Orang Mulia itu," katanya, "adalah Anak Allah, dan keenam
Malaikat Mulia itu adalah Malaikat-Malaikat yang mendukungNya di Sisi Kanan dan
Sisi KiriNya. Tidak seorangpun dari Malaikat-Malaikat Mulia ini," lanjutnya, "yang akan
masuk kepada Allah kecuali olehNya. Barangsiapa yang tidak menerima NamaNya,
tidak akan masuk kedalam Kerajaan Allah."

XIII
“Dan menara itu," tanyaku, "apakah artinya?" "Menara ini," jawabnya, "adalah
Gereja." "Dan anak-anak dara itu, siapakah mereka?" "Mereka adalah Roh-Roh yang
Kudus, dan manusia tidak bisa didapati dalam Kerajaan Allah kecuali mereka ini telah
mengenakan pakaian mereka atasnya: sebab jika engkau hanya menerima Nama saja,
dan tidak menerima pakaian dari mereka, hal tersebut tidak bermanfaat bagimu.
Namun anak-anak dara ini adalah Kuasa-Kuasa Anak Allah. Jika engkau memiliki
NamaNya namun tidak memiliki KuasaNya, maka sia-sialah engkau membawa
NamaNya. Batu-batu ini," lanjutnya, "yang kaulihat telah ditolak membawa NamaNya,
namun tidak mengenakan pakaian anak-anak dara itu." "Apa sifatnya pakaian mereka,
tuan?" tanyaku. "Nama-nama mereka adalah pakaian mereka. Setiap orang yang
membawa Nama Anak Allah, seharusnya juga membawa nama-nama mereka; sebab
Anak Allah membawa nama-nama anak-anak dara ini. Semua batu-batu," lanjutnya,
"yang kaulihat telah masuk ke dalam bangunan menara melalui tangan anak-anak dara
ini, dan yang tetap tinggal, telah mengenakan kekuatan mereka. Karena inilah kaulihat
bahwa menara itu menjadi satu batu dengan Batu Karang itu. Demikian jugalah
mereka yang telah percaya kepada Tuhan melalui AnakNya, dan yang mengenakan
roh-roh ini, akan menjadi satu roh, satu tubuh, dan warna pakaian mereka menjadi
satu. Dan tempat kediaman orang-orang yang membawa nama-nama anak-anak dara
itu berada dalam menara itu." "Batu-batu itu, tuan, yang telah ditolak," tanyaku,
"karena apakah mereka telah ditolak? Sebab mereka telah melalui Gerbang itu, dan
ditaruh oleh tangan anak-anak dara dalam bangunan menara itu." "Karena engkau
ingin mengetahui segala sesuatu," jawabnya, "dan memeriksa dengan teliti, maka
dengarlah mengenai batu-batu yang telah ditolak. Mereka ini," katanya, "telah
menerima Nama Allah, dan juga telah menerima kuasa anak-anak dara itu. Sebab telah
menerima roh-roh ini, mereka dibuat menjadi kuat, dan ada bersama Hamba-Hamba
Allah; dan ada pada mereka satu roh, dan satu tubuh, dan satu pakaian. Sebab mereka
berada dalam satu akal, dan mengerjakan kebenaran. Namun setelah beberapa
waktu, mereka dibujuk oleh perempuan-perempuan yang telah kaulihat berpakaian
hitam, dan yang bahunya terbuka dan rambutnya kusut-masai, dan elok tampaknya.
Setelah melihat perempuan-perempuan ini, mereka berhasrat memilikinya, dan
mengenakan kuasa mereka, dan menanggalkan kuasa anak-anak dara itu. Jadi mereka
telah ditolak dari Bait Allah, dan diserahkan kepada perempuan-perempuan itu.
Namun orang-orang yang tidak diperdayai oleh keindahan perempuan-perempuan itu
tetap tinggal dalam Bait Allah. Telah kauterima," katanya, "penjelasan mengenai
orang-orang yang telah ditolak itu."

XIV
“Jadi bagaimanakah, tuan," kataku, "apabila orang-orang ini, yang demikian
adanya, bertobat dan menyingkirkan hasrat bagi perempuan-perempuan ini, dan
kembali lagi kepada anak-anak dara itu, dan berjalan dalam kekuatan dan pekerjaan
mereka, tidakkah mereka akan memasuki Bait Allah?" "Mereka akan masuk," katanya,
"apabila mereka menanggalkan pekerjaan perempuan-perempuan ini, dan sekali lagi
mengenakan kekuatan anak-anak dara itu, dan berjalan dalam pekerjaan-pekerjaan
mereka. Sebab karena inilah pembangunan itu dihentikan, agar, jika mereka bertobat,
mereka boleh pergi ke dalam bangunan menara. Namun jika mereka tidak bertobat,
orang-orang lain akan datang menempati tempat mereka, dan mereka ini pada
akhirnya akan dicampakkan. Bagi semuanya ini aku mengucap syukur kepada Tuhan,
karena Dia berbelas-kasih atas semua orang yang memanggil NamaNya; dan
mengutus Malaikat Pertobatan kepada kita yang telah berdosa terhadapNya, dan
memperbaharui roh kita; dan ketika kita telah binasa, dan tidak memiliki pengharapan
akan hidup, Dia memulihkan Hidup Baru kepada kita." "Jadi tuan," lanjutku,
"tunjukkanlah padaku mengapa menara itu tidak dibangun diatas tanah, melainkan
diatas Batu Karang dan diatas Gerbang." "Masihkah engkau," katanya, "tidak berakal
dan berpengertian?" "Haruslah aku, tuan," kataku, "menanyakan segala sesuatu
kepadamu, karena aku seluruhnya tidak sanggup mengertinya; sebab segala hal-hal
ini adalah Agung dan Mulia, dan sulit untuk dimengerti oleh manusia." "Dengarlah,"
katanya: "Nama Anak Allah itu Agung, dan tidak bisa dibatasi, dan menopang seluruh
dunia. Jadi jika seluruh ciptaan ditopang oleh Anak Allah, apa pikirmu mengenai
mereka yang dipanggil olehNya, dan yang membawa Nama Anak Allah, dan berjalan
dalam Perintah-PerintahNya? Lihatkah kau orang-orang seperti apa yang
ditopangnya? Mereka yang membawa NamaNya dengan segenap hati. Jadi Dia Yang
menjadi Dasar bagi mereka, dan menopang mereka dengan Sukacita, karena mereka
tidak malu membawa Namanya."

XV
“Jelaskanlah padaku, tuan," kataku, "nama-nama anak-anak dara ini, dan nama-
nama perempuan-perempuan yang berpakaian pakaian hitam." "Dengarlah," katanya,
"nama-nama anak-anak dara yang lebih kuat yang berdiri di penjuru-penjuru. Yang
pertama adalah Iman, yang kedua adalah Penguasaan-Diri, yang ketiga adalah Kuasa,
yang kedua adalah Kesabaran. Dan anak-anak dara lainnya yang berdiri di tengah-
tenga mereka mempunyai nama-nama ini: Kesederhanaan, Kepolosan, Kesucian,
Kegembiraan, Kebenaran, Pengertian, Kesatuan, Kasih. Ia yang membawa nama-nama
ini dan Nama Anak Allah akan sanggup untuk memasuki Kerajaan Allah. Dengarlah
juga," lanjutnya, "nama-nama perempuan-perempuan yang mengenakan pakaian
hitam; dan keempat perempuan ini lebih kuat dari yang lainnya. Yang pertama adalah
Ketidakpercayaan, yang kedua: Pemuasan-Diri, yang ketiga adalah Ketidaktaatan,
yang keempat adalah Tipudaya. Dan pengikut-pengikut mereka disebut Dukacita,
Kefasikan, Keliaran, Amarah, Kepalsuan, Kebodohan, Gunjingan, Kebencian. Hamba
Allah yang membawa nama-nama ini memang akan melihat Kerajaan Allah, namun
tidak akan memasukinya." "Dan batu-batau itu, tuan," kataku, "yang telah diambil dari
lobang dan dipasang ke dalam bangunan: siapakah mereka itu?" "Yang pertama,"
katanya, "yaitu yang kesepuluh, yang ditempatkan sebagai dasar, adalah angkatan
pertama, dan yang kedua-puluh lima adalah angkatan kedua, yaitu Orang-Orang
Benar, dan yang ketiga-puluh lima adalah Nabi-Nabi Allah dan Pelayan-PelayanNya;
dan yang keempat-puluh adalah para Rasul dan Pengajar Pewartaan Anak Allah." "Jadi
mengapa, tuan," tanyaku, "anak-anak dara itu membawa batu-batu ini melalui
Gerbang juga, dan menyerahkannya bagi bangunan menara itu?" "Karena," jawabnya,
"mereka ini adalah yang pertama membawa roh-roh ini, dan mereka tidak pernah
pergi dari satu sama lain, baik roh-roh itu dari orang-orang ini dan orang-orang ini dari
roh-roh itu, namun roh-roh itu tetap bersama mereka hingga jatuh tertidurnya
mereka. Dan kecuali mereka memiliki roh-roh ini bersama mereka, mereka tidak akan
berguna bagi bangunan menara itu."
XVI
“Jelaskanlah lebih jauh bagiku, tuan," kataku. "Apa yang kauingini?" tanyanya.
"Mengapa, tuan," kataku, "batu-batu ini keluar dari lobang, dan dipasang di bangunan
menara, setelah membawa roh-roh ini?" "Mereka harus," jawabnya, "naik melalui air
agar mereka boleh dijadikan hidup; sebab kecuali mereka menyingkirkan matinya
hidup mereka, mereka sama sekali tidak bisa memasuki Kerajaan Allah. Begitu juga,
mereka yang jatuh tertidur menerima Materai Anak Allah. Sebab," lanjutnya,
"sebelum seseorang membawa Nama Anak Allah ia adalah mati; namun ketika
diterimanya Materai maka ia menyingkirkan matinya, dan mendapatkan Hidup.
Materai itu adalah air: dengan mati mereka turun ke dalam air, dan mereka bangkit
dengan hidup. Demikian juga bagi mereka Materai ini diwartakan, dan digunakan oleh
mereka agar mereka boleh memasuki Kerajaan Allah." "Mengapa, tuan," tanyaku,
"keempat-puluh batu-batu itu juga naik bersama mereka keluar dari lobang itu,
setelah menerima Materai?" "Karena," katanya, "para Rasul dan Pengajar yang
mewartakan Nama Anak Allah, setelah jatuh tertidur dalam Kuasa dan Iman Anak
Allah, bukan hanya mewartakannya kepada mereka yang tertidur, namun mereka
sendiri juga memberi Materai Pewartaan kepada mereka. Jadi mereka turut turun ke
dalam air, dan naik lagi. Namun mereka ini turun dengan hidup dan bangkit lagi
dengan hidup; sedangkan mereka yang sebelumnya telah jatuh tertidur turun dengan
mati, namun bangkit lagi dengan hidup. Oleh inilah mereka dihidupkan dan dibuat
mengenal Nama Anak Allah. Karena inilah mereka turut naik, dan dipasang bersama
mereka ke dalam bangunan menara itu, dan tanpa tersentuh oleh pahat, dibangun ke
dalamnya bersama mereka. Sebab mereka tertidur dalam kebenaran dan dalam
kesucian besar, hanya saja mereka tidak memiliki Materai ini. Telah kaudapatkan juga
penjelasan akan hal-hal ini juga."

XVII
“Aku mengerti, tuan," jawabku. "Sekarang, tuan," lanjutku, "jelaskanlah
padaku, mengenai gunung-gunung itu, mengapa bentuk-bentuknya bermacam-
macam dan berbeda-beda." "Dengarlah," katanya: "gunung-gunung ini adalah kedua-
belas suku, yang mendiami seluruh dunia. Anak Allah telah diwartakan kepada mereka
oleh para Rasul." "Namun mengapa gunung-gunung itu bermacam-macam jenisnya,
ada yang berbentuk demikian, dan yang lainnya berbentuk lainnya? Jelaskanlah hal itu
padaku, tuan." "Dengarlah," jawabnya: "kedua-belas suku yang mendiami seluruh
dunia ini adalah dua-belas bangsa-bangsa. Dan mereka berbeda-beda dalam
kebijaksanaan dan pengertian. Sebagaimana jumlahnya jenis-jenis gunung-gunung
yang kaulihat, demikian juga berbedanya akal dan pengertian diantara bangsa-bangsa
ini. Dan akan kujelaskan padamu perbuatan-perbuatan dari setiap gunung itu."
"Sebelumnya, tuan," kataku, "jelaskanlah ini: mengapa, sedangkan gunung-gunung itu
begitu berbeda-beda, batu-batunya, ketika ditempatkan dalam bangunan, menjadi
satu warna, dan bersinar bagaikan batu-batu yang telah naik keluar dari lobang."
"Karena," katanya, "semua bangsa-bangsa yang berdiam dibawah kolong langit
dipanggil oleh pendengaran dan iman akan Nama Anak Allah. Jadi setelah menerima
Materai, mereka mempunyai satu pengertian dan satu akal; dan iman mereka menjadi
satu, dan kasih mereka satu, dan bersama nama itu juga mereka bawa roh-roh anak-
anak dara itu. Karena inilah bangunan menara itu menjadi satu warna, yang benderang
bagaikan matahari. Namun setelah batu-batu itu telah masuk ke dalam tempat yang
sama, dan menjadi satu tubuh, beberapa dari batu-batu ini mencemari diri, dan
dihalau dari bangsa benar, dan sekali lagi menjadi sama seperti sebelumnya, atau lebih
buruk lagi."

XVIII
“Bagaimanakah, tuan," kataku, "mereka menjadi lebih buruk, setelah mengenal
Allah?" "Orang yang tidak mengenal Allah," jawabnya, "dan melakukan kejahatan,
menerima hajaran bagi kefasikannya; tetapi orang yang telah mengenal Allah,
seharusnya tidak lagi melakukan kejahatan, namun melakukan kebaikan. Jadi jika
seharusnya orang itu berbuat baik, namun ia berbuat jahat, bukankah tampaknya
lebih besar kejahatan yang dilakukannya daripada orang yang tidak mengenal Allah?
Karena inilah, mereka yang tidak mengenal Allah dan melakukan kejahatan dihukum
bagi maut; namun mereka yang telah mengenal Allah, dan yang telah melihat
Pekerjaan-Pekerjaan Kuat-KuasaNya, dan yang masih berlanjut dalam kejahatan, akan
dihajar dengan hajaran dua kali lipat, dan akan mati selama-lamanya. Dengan
demikian Gereja Allah disucikan. Seperti telah kaulihaat batu-batu yang ditolak dari
menara, dan diserahkan kepada roh-roh jahat, dan dicampakkan darinya, demikian
juga mereka akan dicampakkan keluar, dan akan ada satu tubuh orang-orang yang
disucikan; sama seperti menara itu juga menjadi satu batu setelah penyuciannya.
Demikian jugalah adanya dengan Gereja Allah, setelah disucikan, dan telah menolak
orang-orang fasik, dan orang-orang munafik, dan orang-orang yang menghujat, dan
orang-orang yang goyah, dan orang-orang yang melakukan berbagai jenis kejahatan.
Setelah semuanya ini telah dicampakkan keluar, Gereja Allah akan menjadi satu tubuh,
satu akal, satu pengertian, satu iman, satu kasih. Dan Anak Allah akan sangat bersuka,
dan akan bersukacita atas mereka, karena Dia telah menerima UmatNya dalam
kesucian." "Segala hal ini, tuan," kataku, "adalah agung dan mulia." "Lagi tuan,"
kataku, "jelaskanlah padaku mengenai kuasa dan perbuatan dari setiap gunung-
gunung itu, agar setiap jiwa, yang percaya kepada Tuhan, dan yang mendengarnya,
boleh memuliakan NamaNya yang Agung, dan Ajaib, dan Mulia." "Dengarlah,"
katanya, "mengenai berbedanya gunung-gunung dan kedua-belas bangsa-bangsa itu."

XIX
“Dari gunung pertama, yang berwarna hitam, mereka yang percaya adalah
demikian: pemurtad dan penghujat terhadap Tuhan, dan pengkhianat Hamba-Hamba
Allah. Bagi mereka pertobatan tidak terbuka; namun maut menanti mereka, dan
karena inilah warna mereka adalah hitam, sebab bangsa ini tidak mempunyai hukum.
Dan dari gunung kedua, yang tandus, mereka yang percaya adalah demikian: orang-
orang munafik, dan pengajar kefasikan. Dan mereka ini juga sama seperti yang
sebelumnya, yang tidak mempunyai buah-buah kebenaran; sebab sebagaimana
gunung mereka tidak berbuah, demikian juga orang-orang ini memang mempunyai
nama, namun kosong imannya, dan tiada buah kebenaran dalam mereka. Memang
ada pertobatan bagi mereka, jika mereka segera bertobat, namun jika mereka lamban
dalam bertobat, mereka akan mati bersama dengan orang-orang yang sebelumnya.
"Mengapa, tuan," kataku, "mereka ini mendapat pertobatan, namun mereka yang
sebelumnya tidak? Sebab perbuatan mereka hampir sama." "Karena inilah," katanya,
"mereka mendapat pertobatan, karena mereka tidak menghujat Tuhan mereka, dan
tidak juga menjadi pengkhianat terhadap Hamba-Hamba Allah; namun karena hasrat
bagi harta-milik mereka telah menjadi munafik, dan setiap orang mengajar sesuai
hasrat orang-orang berdosa. Namun mereka akan menderita penghukuman; dan
pertobatan ada bagi mereka, karena mereka bukan penghujat maupun pengkhianat."
XX
“Dan dari gunung ketiga, yang mempunyai semak-belukar dan onak-berduri,
mereka yang percaya adalah demikian. Ada beberapa dari mereka yang kaya, dan yang
lainnya yang tenggelam dalam banyak kesibukan. Semak-berdurinya adalah orang-
orang kaya, dan onak-berduri adalah mereka yang tenggelam dalam banyak
kesibukan. Mereka yang terjerat dalam berbagai macam kesibukan tidak melekat
kepada Hamba-Hamba Allah, namun berkeliaran tersesat, karena tercekik oleh
urusan-urusan mereka; dan orang-orang kaya sulit melekat kepada Hamba-Hamba
Allah, karena takut Hamba-Hamba Allah ini akan meminta sesuatu dari mereka. Orang-
orang ini sulit untuk memasuki Kerajaan Allah. Sebagaimana tidaklah menyenangkan
berjalan di antara semak-berduri dengan kaki telanjang, demikian juga adalah sulit
bagi orang-orang ini untuk memasuki Kerajaan Allah. Namun bagi mereka semua ada
pertobatan, yang harus segera dilakukan, yang terbuka, agar perbuatan yang tidak
mereka lakukan pada waktu sebelumnya boleh mereka lengkapi pada hari-hari ini, dan
beberapa dari mereka berbuat baik, dan mereka akan hidup kepada Allah. Namun jika
mereka tetap dalam perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka akan diserahkan
kepada perempuan-perempuan itu, yang akan membunuh mereka."

XXI
“Dan dari gunung keempat, yang berumput banyak, yang bagian ujung-ujung
tanaman itu dalam keadaan hidup, dan bagian di sekitar akarnya adalah kering, dan
beberapa juga dibakar oleh terik matahari, mereka yang percaya adalah demikian:
orang-orang yang ragu, dan mereka yang hanya memiliki Tuhan di bibirnya, namun
yang tidak memilikiNya dalam hati mereka. Karena inilah dasar mereka kering, dan
tidak mempunyai kekuatan; dan perkataan mereka saja yang hidup, sedangkan
pekerjaan mereka adalah mati. Orang-orang seperti ini tidak hidup maupun mati.
Maka mereka menyerupai orang-orang yang goyah: sebab orang-orang yang goyah
tidak kering maupun hidup, tidak hidup maupun mati. Sama seperti dedaunannya,
yang terkena matahari, menjadi kering, demikian juga orang-orang yang goyah, ketika
mereka mendengar adanya kesusahan, karena ketakutan mereka, menyembah
berhala, dan menjadi malu akan Nama Tuhan mereka. Seperti mereka inilah, yang
tidak hidup maupun mati. Namun mereka ini juga boleh hidup, jika mereka segera
bertobat; dan jika mereka tidak bertobat, mereka telah diserahkan kepada
perempuan-perempuan ini, yang akan mencabut nyawa mereka."
XXII
“Dan dari gunung kelima, yang mempunyai rumput hidup, dan yang keras,
mereka yang percaya adalah demikian: memang orang-orang percaya, namun yang
lamban belajar, dan keras-kepala, dan yang mencari kesenangan bagi diri sendiri, yang
ingin mengetahui semuanya, dan tidak mengetahui apapun. Karena kekeras-kepalaan
mereka, pengertian telah pergi dari mereka, dan kebodohan tanpa-akal memasuki
mereka. Dan mereka memuji diri sendiri seolah-olah memiliki hikmat, dan ingin
menjadi pengajar, sekalipun tidak mengerti apapun. Jadi karena tinggi-pikiran ini,
banyak yang menjadi sia-sia dan meninggikan dirinya: sebab kehendak-diri dan
keyakinan-diri kosong adalah roh jahat yang hebat. Karena itulah banyak diantara
mereka yang ditolak, namun beberapa dari mereka bertobat dan percaya, dan
menundukkan diri kepada orang-orang yang berpengertian, karena telah memahami
kebodohan mereka sendiri. Dan bagi sisanya dari kelompok ini pertobatan itu terbuka;
sebab mereka tidak jahat, hanya bodoh, dan tanpa pengertian. Jadi jika mereka ini
bertobat, mereka akan hidup kepada Allah; namun jika mereka tidak bertobat, mereka
akan mendapat tempat kediamannya bersama perempuan-perempuan yang
mengerjakan kefasikan diantara mereka."

XXIII
“Dan dari mereka yang berasal dari gunung keenam, yang mempunyai jurang-
jurang besar dan kecil, dan rumput mebusuk dalam jurang-jurang itu, yang percaya,
adalah demikian: mereka yang menempati jurang-jurang kecil adalah orang-orang
yang membawa tuduhan terhadap satu sama lain, dan karena fitnah telah membusuk
dalam iman. Namun banyak dari mereka yang bertobat; dan sisanya juga akan
bertobat ketika mereka mendengar perintah-perintahku, sebab fitnah mereka adalah
kecil, dan mereka akan segera bertobat. Namun mereka yang menempati jurang-
jurang besar bersikeras dalam fitnah yang mereka ucapkan, dan mendendam dalam
amarah terhadap satu sama lain. Maka mereka ini dicampakkan dari menara, dan
ditolak dari mendapat bagian dalam bangunannya. Jadi orang-orang ini akan
mendapat kesulitan dalam hidupnya. Jika Allah dan Tuhan kita, Yang memerintah atas
segala sesuatu, dan berkuasa atas seluruh ciptaanNya, tidak mengingat kejahatan
terhadap mereka yang mengakui dosa-dosanya, namun berbelas-kasih, apakah
manusia, yang binasa dan dipenuhi dosa, mengingat kejahatan terhadap sesama
manusia, seolah-olah ia sanggup untuk menghancurkan atau menyelamatkannya?
Aku, Malaikat Pertobatan, berkata kepadamu, Semua kalian yang berpikir seperti ini,
singkirkanlah dan bertobatlah; dan Tuhan akan menyembuhkan dosa-dosamu yang
lampau, jika engkau menyucikan dirimu dari roh jahat ini; namun jika tidak, engkau
akan diserahkan kepadanya bagi maut."

XXIV
“Dan mereka yang percaya dari gunung ketujuh, yang padanya rerumputan itu
hidup dan berkembang, dan yang seluruh gunungnya adalah subur, dan setiap jenis
ternak dan burung-burung di udara makan di rerumputan gunung ini, dan rumput yang
mereka makan itu menjadi lebih berlimpah, adalah demikian: mereka selalu
sederhana, dan tidak merugikan orang, dan terberkati, yang tidak membawa tuduhan
terhadap satu sama lain, namun selalu bersukacita dengan besar karena Hamba-
Hamba Allah, dan yang mengenakan Roh Kudus anak-anak dara ini, dan selalu
mengasihani setiap orang, dan memberi bantuan dari pekerjaan mereka sendiri bagi
setiap orang, tanpa cela dan tanpa ragu. Maka Tuhan, melihat kesederhanaan dan
kelemah-lembutan mereka, melipatgandakan mereka di tengah kerja-keras tangan
mereka, dan memberi mereka Rahmat dalam segala sesuatu yang mereka perbuat.
Dan aku, Malaikat Pertobatan, berkata kepadamu yang demikian, Teruskanlah
menjadi seperti mereka ini, dan keturunanmu tidak akan pernah dihapuskan; sebab
Tuhan telah mengujimu, dan menuliskanmu dalam bilangan kami, dan seluruh
keturunanmu akan berdiam bersama Anak Allah; sebab kalian telah menerima dari
RohNya."

XXV
“Dan mereka yang percaya dari gunung kedelapan, dimana terdapat banyak
mata air, dan dimana semua mahluk-mahluk ciptaan Allah minum dari mata-mata air
itu, adalah demikian: para Rasul, dan Pengajar, yang mengajar kepada seluruh dunia,
dan yang mengajarkan Firman Tuhan dengan khusyuk dan suci, dan yang sama sekali
jatuh kedalam hasrat jahat, namun yang selalu berjalan dalam keadilan dan
kebenaran, sebagaimana mereka telah menerima Roh Kudus. Maka orang-orang ini
akan masuk bersama Malaikat-Malaikat."
XXVI
“Dan mereka yang percaya dari gunung kesembilan, yang ditinggalkan orang,
dan yang mempunyai hewan-hewan melata dan binatang-binatang buas yang
menghancurkan manusia, adalah demikian: mereka yang dicela sebagai hamba-
hamba, yang melakukan tugas mereka dengan buruk, dan yang menjarah janda-janda
dan anak-anak yatim-piatu akan penghidupan mereka, dan yang mendapat harta-milik
bagi diri sendiri dari pelayanan, yang telah mereka terima. Jika mereka tetap berada
dalam kuasa hasrat yang sama, mereka adalah mati, dan tiada harapan akan hidup
bagi mereka; namun jika mereka bertobat, dan menyelesaikan pelayanan mereka
secara kudus, mereka akan sanggup untuk hidup. Dan mereka yang ditutupi borok
adalah orang-orang yang telah menyangkal Tuhannya, dan belum kenbali kepadanya;
namun telah menjadi kering bagaikan gurun, dan tidak melekat kepada Hamba-Hamba
Allah, namun hidup dalam kesendirian dan membinasakan jiwanya sendiri. Sama
seperti pokok anggur, ketika dibiarkan dalam kebun, dan yang dilalaikan, menjadi
binasa, dan dirusak oleh lalang, dan akhirnya tumbuh liar, dan tidak lagi berguna bagi
tuannya, demikian juga orang-orang ini yang telah menyerahkan diri, dan menjadi
tidak berguna bagi Tuhan mereka, karena telah terjangkit kebiasaan biadab. Orang-
orang ini mempunyai pertobatan bagi mereka, kecuali mereka didapati telah
menyangkal dari dalam hati; namun jika ada diantara mereka yang didapati
menyangkal dari hatinya, aku tidak tahu apakah ia bisa hidup. Dan ini tidak kukatakan
bagi masa sekarang, agar barangsiapa yang telah menyangkal boleh mendapatkan
pertobatan, sebab adalah mustahil baginya untuk diselamatkan yang sekarang berniat
menyangkal Tuhannya; namun bagi mereka yang telah menyangkalnya dulu,
pertobatan tampaknya mungkin. Jika ada orang yang ingin bertobat, biarlah segera
dilakukannya, sebelum menara itu diselesaikan; sebab jika tidak, ia akan dibinasakan
seluruhnya oleh perempuan-perempuan itu. Dan batu-batu terkikis adalah orang-
orang yang dipenuhi tipudaya dan orang-orang yang memfitnah; dan binatang-
binatang buas, yang kaulihat di gunung kesembilan, adalah orang-orang yang sama.
Seperti binatang-binatang buas menghancurkan dan membunuh manusia oleh
racunnya, demikian juga perkataan orang-orang ini menghancurkan dan merusak
seseorang. Jadi mereka cacat dalam imannya, karena perbuatan-perbuatan yang telah
mereka lakukan dalam dirinya; namun ada orang yang bertobat dan diselamatkan.
Dan sisanya, yang bersifat demikian, bisa diselamatkan jika mereka bertobat; namun
jika mereka tidak bertobat, mereka akan binasa bersama perempuan-perempuan itu,
yang kekuatannya telah mereka kenakan."

XXVII
“Dan dari gunung kesepuluh, dimana terdapat pepohonan yang menaungi
domba-domba, mereka yang percaya adalah demikian: Uskup-Uskup yang memberi
tumpangan, yang selalu dengan senang menerima Hamba-Hamba Allah ke dalam
rumah mereka, tanpa berpura-pura. dan Uskup-Uskup ini tidak pernah gagal untuk
melindungi, melalui pekayanan mereka, janda-janda, dan mereka yang
membutuhkan, dan selalu mempertahankan cara hidup yang kudus. Semuanya ini
akan dilindungi oleh Tuhan untuk selama-lamanya. Mereka yang melakukan hal-hal ini
adalah terhormat di hadapan Allah, dan tempat mereka telah ada bersama Malaikat-
Malaikat, jika mereka tetap hingga kesudahannya dalam melayani Allah."

XXVIII
“Dan dari gunung kesebelas, dimana terdapat pepohonan yang dipenuhi buah,
yang dihiasi berbagai jenis buah, mereka yang percaya adalah demikian: orang-orang
yang menderita demi Nama Anak Allah, dan yang juga menderita dengan riang dengan
segenap hatinya, dan yang menyerahkan nyawanya. "Mengapa, tuan," kataku, "semua
pepohonan ini berbuah, dan beberapa darinya lebih indah dari yang lainnya?"
"Dengarlah," katanya, "semua orang yang pernah menderita bagi Nama Tuhan adalah
terhormat di hadapan Allah; dan bagi mereka semua ini dosa-dosanya dihapuskan,
karena mereka menderita demi Nama Anak Allah. Perihal ada berbagai jenis buah-
buahnya, dan beberapa darinya lebih unggul, dengarlah. Semuanya," lanjutnya, "yang
telah dibawa menghadap penguasa dan diperiksa, dan yang tidak menyangkal, namun
menderita dengan gembira - mereka ini lebih dihormati dengan Allah, dan buahnya
adalah unggul; namun semua orang yang penakut, dan berada dalam keraguan, dan
yang beralasan dalam hati mereka apakah menyangkal atau mengakui, namun tetap
menderita, buah yang dihasilkan oleh mereka adalah kurang, karena pikiran itu
memasuki hati mereka; sebab pikiran itu - bahwa seorang hamba bisa menyangkal
Tuhannya - adalah jahat. Jadi berhati-hatilah, kalian yang merencanakan hal demikian,
agar jangan pikiran itu tetap tinggal dalam hatimu, sehingga kalian menjadi binasa
kepada Allah. Dan kalian yang menderita demi NamaNya hendaklah memuliakan
Allah, karena telah dianggapNya kalian layak untuk membawa NamaNya, agar dosa-
dosamu boleh disembuhkan. Maka anggaplah diri kalian berbahagia, dan pikirkanlah
bahwa kalian telah melakukan hal yang besar, jika ada diantara kalian yang menderita
demi Allah. Tuhan mengaruniakan hidup bagimu, dan kalian tidak mengerti, sebab
dosa-dosamu adalah berat; namun jika kalian tidak menderita demi Nama Tuhan,
kalian akan mati terhadap Allah karena dosa-dosamu. Hal-hal ini kukatakakn kepada
kalian yang ragu mengenai menyangkal atau mengakui: akuilah bahwa kalian memiliki
Tuhan, agar jangan, dengan menyangkalnya, kalian diserahkan ke penjara. Jika orang-
orang kafir menghajar hamba-hambanya, ketika salah seorang dari mereka
menyangkal tuannya, apakah pikirmu yang akan dilakukan Tuhanmu, Yang berkuasa
atas semua manusia? Singkirkanlah pikiran-pikiran ini dari hatimu, agar kalian boleh
hidup untuk seterusnya kepada Allah."

XXIX
“Dan mereka yang percaya dari gunung kedua-belas, yang berwarna putih,
adalah demikian: mereka bagaikan anak-anak kecil, yang dalam hatinya tidak muncul
kejahatan; dan yang tidak mengenal kefasikan, namun tetap bagaikan anak-anak.
Mereka ini pastilah berdiam dalam Kerajaan Allah, karena mereka tidak mencemari
Perintah-Perintah Allah; namun mereka tetap bagaikan anak-anak sepanjang hari-hari
hidup mereka dalam pikiran yang sama. Semua orang dari kalian yang tetap teguh,
dan menjadi bagaikan anak-anak, tanpa berbuat jahat, akan lebih dihormati dari
semuanya yang telah disebutkan; sebab semua anak-anak itu terhormat di hadapan
Allah, dan adalah yang terutama ada bersamaNya. Maka terberkatilah kalian yang
menyingkirkan kefasikan dari dirimu, dan mengenakan kepolosan. Sebagai yang
terutama dari semuanya kalian akan hidup kepada Allah."

Setelah diselesaikannya Perumpamaan-Perumpamaan gunung-gunung itu, aku


berkata kepadanya, "Tuan, jelaskanlah padaku sekarang mengenai batu-batu yang
diambil dari dataran, dan yang ditaruh ke dalam bangunan untuk menggantikan batu-
batu yang telah dikeluarkan dari menara; dan mengenai batu-batu bulat yang ditaruh
ke dalam bangunan, dan batu-batu yang tetap bulat."

XXX
“Dengarlah," jawabnya, "mengenai batu-batu ini juga. Batu-batu yang diambil
dari dataran dan ditaruh ke dalam bangunan menara untuk menggantikan batu-batu
yang telah ditolak, adalah akar gunung berwarna putih ini. Jadi ketika mereka yang
percaya dari gunung berwarna putih itu semuanya didapati tanpa tipudaya, Tuhan
menara itu memerintahkan mereka yang berasal dari akar gunung ini agar
dilemparkan ke dalam bangunan menara; sebab diketahuiNya bahwa jika batu-batu
ini dimasukkan ke dalam bangunan menara, batu-batu itu akan tetap terang, dan tidak
satupun darinya yang akan menjadi hitam. Namun jika telah diputuskanNya mengenai
gunung-gunung lain, maka haruslah bagiNya untuk melawat menara itu lagi, dan
mentahirkannya. Semua orang yang percaya ini didapati berwarna putih, dan yang
akan percaya, sebab mereka berasal dari bangsa yang sama. Bangsa ini berbahagia,
karena polos akan dosa. Dengarlah, lagi, mengenai batu-batu bulat dan berkilau ini.
Semuanya ini juga berasal dari gunung berwarna putih. Dengarlah juga, mengapa
batu-batu ini didapati bulat; karena kekayaan mereka telah mengaburkan dan
menggelapkan mereka sedikit dari kebenaran, sekalipun mereka tidak pernah pergi
dari Allah; dan tidak ada juga perkataan jahat yang keluar dari mulut mereka,
melainkan segala keadilan, kebajikan, dan kebenaran. Jadi ketika Tuhan melihat akal
orang-orang ini, bahwa mereka lahir dalam keadaan baik, dan bisa menjadi baik,
diperintahkanNya agar kekayaannya dipotong, dan tidak sama sekali disingkirkan
selama-lamanya, agar mereka boleh berbuat kebaikan dengan harta yang tersisa bagi
mereka; dan mereka akan hidup kepada Allah, karena mereka adalah bangsa yang
baik. Karena itu mereka dipahat sedikit dengan pahat, dan ditaruh dalam bangunan
menara itu."

XXXI
“Namun batu-batu bulat lainnya, yang belum dicocokkan kepada bangunan
menara, dan yang belum menerima Materai, karena ini ditaruh kembali ke tempat
asalnya, karena batu-batu itu sangat bulat. Jadi hal-hal ini harus dipotong pada zaman
ini, dan dalam kesia-siaan kekayaan mereka, maka mereka akan bertemu dalam
Kerajaan Allah; sebab mereka haruslah memasuki Kerajaan Allah, karena Tuhan telah
memberkati bangsa yang polos akan dosa ini. Dari bangsa ini tidak akan ada yang
binasa; sebab sekalipun ada diantara mereka yang dicobai oleh Iblis yang sangat jahat,
dan berbuat dosa, ia segera kembali kepada Tuhannya. Aku menganggapmu
berbahagia, yang adalah Malaikat Pertobatan, siapapun diantaramu yang polos akan
dosa bagaikan anak-anak, karena bagianmu adalah baik, dan terhormat di hadapan
Allah. Lagi kukatakan kepadamu semua, yang telah menerima Materai Anak Allah,
kenakanlah kesederhanaan, dan janganlah mengingat pelanggaran, dan jangan tetap
dalam kefasikan. Singkirkanlah ingatan pelanggaran dan kepahitanmu, dan engkau
akan dibentuk dalam satu roh. Dan sembuhkanlah dan singkirkanlah dari antaramu
skisma yang jahat, agar ketika Tuhan kawanan gembalaan datang, Dia boleh
bersukacita mengenaimu. Dan Dia akan bersukacita, jika didapatiNya segala sesuatu
baik, dan tidak seorangpun darimu yang binasa. Namun jika didapatinya salah seorang
dari domba-domba ini yang tersesat, celakalah gembala-gembalanya! Dan jika
gembala-gembala itu sendiri yang tersesat, jawaban apakah yang akan mereka berikan
kepadaNya bagi kawanan gembalaannya? Akankah mereka katakan bahwa mereka
diganggu oleh kawanan gembalaannya? Mereka tidak akan dipercayai, sebab adalah
luarbiasa bahwa gembala bisa menderita karena kawanan gembalaannya; malah ia
akan dihukum karena dustanya. Dan aku sendiri adalah gembala, dan aku berada
dibawah keharusan yang sangat ketat untuk memberikan pertanggung-jawaban
bagimu."

XXXII
“Jadi sembuhkanlah dirimu sedang menara itu dibangun. Tuhan berdiam dalam
orang-orang yang mengasihi damai, karena Dia mengasihi Damai; namun dari orang-
orang yang bertengkar dan sangat jahat Dia sangat jauh. Pulihkanlah kepadaNya suatu
roh yang baik seperti yang telah kauterima. Sebab ketika engkau memberi pakaian
baru kepada seorang penatu, dan ingin menerimanya kembali secara utuh, jika penatu
itu mengembalikan pakaian yang robek kepadamu, akankah kauterima pakaian itu
darinya, dan tidak menjadi marah, dan memarahinya, dengan berkata, 'Aku
memberimu pakaian yang utuh: mengapa telah kausobek, dan membuatnya menjadi
tidak-berguna, sehingga pakaian itu tidak bsia lagi digunakan karena robekan yang
telah kaubuat padanya?' Bukankah akan kaukatakan semuanya ini kepada penatu itu
mengenai sobekan yang kautemukan pada pakaianmu? Jadi jika engkau berduka
karena pakaianmu, dan mengeluh karena tidak menerimanya secara utuh, pikirmu
apakah yang akan dilakukan Tuhan kepadamu, Yang telah mengaruniakanmu roh yang
baik, yang telah kaubuat menjadi tidak berguna lagi, sehingga tidak bisa lagi melayani
Pemiliknya? Sebab kegunaannya menjadi tidak bermanfaat, karena telah dirusak
olehmu. Bukankah Tuhan akan, karena perbuatanmu ini mengenai RohNya,
melakukan hal yang sama, dan menyerahkanmu kepada maut? Tentunya, kukatakan
kepadamu, akan dilakukanNya hal yang sama kepada semua orang yang akan
didapatinya mengingat ingatan pelanggaran. Janganlah menginjak-injak RahmatNya
dibawah kakimu, firmanNya, namun hormatilah Dia, sebab Dia sabar terhadap dosa-
dosamu, dan bukan seperti kalian. Bertobatlah, sebab ini bermanfaat bagimu."

XXXIII
“Segala sesuatu yang telah dituliskan ini, aku, Gembala, Malaikat Pertobatan,
telah menunjukkannya dan mengucapkannya kepada Hamba-Hamba Allah. Jika kalian
percaya, dan mendengarkan perkataanku, dan berjalan di dalamnya, dan
memperbaiki jalan-jalanmu, kalian akan berkuasa untuk hidup: namun jika kalian
tetap dalam kejahatan, dan dalam ingatan akan pelanggaran, tidak ada orang berdosa
seperti itu yang akan hidup kepada Allah. Segala perkataan yang harus kuucapkan
telah dikatakan kepadamu."

Gembala menanyaiku, "Sudahkah kautanyai segala sesuatu kepadaku?" Dan


kujawab, "Ya, tuan." "Mengapa engkau tidak menanyaiku mengenai bentuk batu-batu
yang ditaruh ke dalam bangunan, agar boleh kujelaskan kepadamu mengapa kami
memadatkan bentuknya?" Dan kataku, "Aku lupa, tuan." "Maka dengarlah," katanya,
"mengenai hal ini juga. Batu-batu ini adalah mereka yang telah mendengar perintah-
perintahku, dan bertobat dengan segenap hatinya. Dan ketika Tuhan melihat bahwa
pertobatan mereka adalah baik dan suci, dan bahwa mereka sanggup untuk tinggal
didalamnya, Dia memerintahkan agar dosa-dosa mereka yang lampau dihapuskan.
Sebab bentuk-bentuk ini adalah dosa-dosa mereka, dan mereka diratakan, agar dosa-
dosanya tidak lagi tampak."

PERUMPAMAAN KESEPULUH
I
Setelah aku telah sepenuhnya menuliskan kitab ini, Malaikat yang telah
menyerahkanku kepada Gembala datang ke dalam rumah dimana aku tinggal, dan
duduk di atas ranjang, dan Gembala berdiri di sisi kanannya. Ia lalu memanggilku, dan
berbicara demikian kepadaku: "Telah kuserahkan engkau dan seisi rumahmu kepada
Gembala, agar engkau boleh dilindungi olehnya." "Ya, tuan," kataku. "Jadi jika engkau
ingin dilindungi," katanya, "dari segala gangguan, dan dari segala kekerasan, dan
berhasil dalam segala pekerjaan dan perkataan baik, dan memiliki segala kebajikan
kebenaran, berjalanlah dalam perintah-perintah yang telah diberikannya kepadamu,
dan engkau akan sanggup untuk menundukkan segala kejahatan. Sebab jika engkau
memelihara perintah-perintah itu, setiap hasrat dan kesenangan dunia akan tunduk
kepadamu, dan keberhasilan akan menyertaimu dalam segala pekerjaan baik. Jadi
sertailah dirimu dengan pengalaman dan kesederhanaannya, dan katakanlah kepada
semua orang bahwa ia ada dalam Kehormatan dan Martabat yang Besar bersama
Allah, dan bahwa ia seorang Pemimpin yang memiliki Kuasa Besar, dan Kuat-Kuasa
dalam Jabatannya. Kepadanya sajalah di seluruh dunia kuasa pertobatan itu diberikan.
Tampaknyakah bagimu ia berkuasa? Namun engkau menghinakan pengalamannya,
dan kesederhanaan yang dijalankannya terhadapmu."

II
Aku berkata kepadanya, "Tanyalah kepadanya, tuan, apakah dari waktu sejak
ia memasuki rumahku pernah kulakukan sesuatu yang tidak pantas, atau pernah
menyinggungnya sama sekali." Jawabnya, "Aku tahu bahwa engkau tidak pernah
melakukannya dan juga tidak akan melakukan hal yang tidak pantas, dan karenanya
kuucapkan perkataan ini kepadamu, agar engkau boleh berteguh. Sebab ia memberi
laporan yang baik mengenaimu kepadaku, dan katakanlah perkataan ini kepada orang
lain, agar mereka juga yang telah bertobat atau masih akan bertobat boleh
memelihara perasaan yang sama sepertimu, dan ia boleh memberi laporan baik
mengenai mereka kepadaku, dan aku kepada Tuhan." Dan kataku, "Tuan, kuberitahu
kepada semua orang mengenai Pekerjaan-Pekerjaan Besar dari Allah: dan aku
berharap agar semua orang yang mengasihinya, ketika mendengar perkataan ini,
boleh bertobat, dan menerima hidup kembali. "Maka berlanjutlah dalam pelayanan
ini dan selesaikanlah. Dan semua orang yang mengikuti perintah-perintah ini akan
mendapatkan hidup, dan kehormatan besar bersama Tuhan. Namun mereka yang
tidak memelihara perintah-perintahnya, melarikan diri dari hidupnya, dan
menghinakannya. Namun ia mempunyai kehormatannya bersama Tuhan. Jadi semua
orang yang menghinakannya, dan tidak mengikuti perintah-perintahnya,
menyerahkan diri kepada maut, dan setiap orang dari mereka akan menjadi bersalah
akan darahnya sendiri. Namun kuperintahkan kepadamu, agar engkau mematuhi
perintah-perintahnya, dan akan kaudapatkan kesembuhan bagi dosa-dosamu yang
lampau."
III
“Lagi, aku mengutus anak-anak dara ini kepadamu, agar mereka boleh berdiam
bersamamu. Sebab kulihat bahwa mereka baik terhadapmu. Jadi akan kaupunyai
mereka sebagai penolong-penolongmu, agar engkau lebih sanggup untuk memelihara
perintah-perintahnya: sebab adalah mustahil bahwa perintah-perintah ini boleh
dilakukan tanpa anak-anak dara ini. Lagi kulihat bahwa mereka tinggal secara sukarela
bersamamu; namun akan kuperintahkan juga agar mereka jangan pergi dari
rumahmu: hanya jagalah rumahmu tetap suci, sebab mereka senang untuk tinggal di
tempat-tinggal yang suci. Sebab mereka itu murni, dan suci, dan senang bekerja, dan
memiliki kuasa dengan Tuhan. Jadi jika mereka dapati rumahmu itu suci, mereka akan
tinggal bersamamu; namun jika ada kecemaran, bahkan sedikit saja, yang
menimpanya, mereka akan segera undur dari rumahmu. Sebab anak-anak dara ini
sama sekali tidak menyukai kecemaran apapun." Kataku kepadanya, "Aku berharap,
tuan, agar aku boleh menyenangkan mereka, sehingga mereka boleh selalu bersedia
untuk mendiami rumahku. Dan karena ia yang kepadanya engkau mempercayakanku
tidak mengeluh terhadapku, demikian juga mereka tidak akan mengeluh." Katanya
kepada Gembala, "Aku melihat bahwa Hamba Allah ini hendak hidup, dan memelihara
perintah-perintah ini, dan akan menempatkan anak-anak dara ini dalam tempat-
tinggal yang suci." Setelah dikatakannya perkataan ini sekali lagi diserahkannya aku
kepada Gembala, dan memanggil anak-anak dara itu, dan berkata kepada mereka,
"Sebab kulihat kalian bersedia tinggal di rumahnya, aku mempercayakannya dan seisi
rumahnya kepada kalian, dan meminta agar kalian jangan undur darinya." Dan anak-
anak dara itu mendengarkan perkataan ini dengan senang.

IV
Lalu kata Malaikat itu kepadaku, "Berlakulah dengan jantan dalam pelayanan
ini, dan beritahukanlah kepada semua orang akan Perkara-Perkara Dahsyat dari Allah,
maka akan kaudapatkan perkenan dalam pelayanan ini. Jadi barangsiapa yang berjalan
dalam perintah-perintah ini akan mendapatkan hidup, dan akan berbahagia dalam
hidupnya; namun barangsiapa yang mengabaikannya tidak akan mempunyai hidup,
dan tidak akan berbahagia dalam hidup ini. Beritahukanlah kepada semua orang, yang
sanggup berbuat benar, agar jangan berhenti untuk berbuat baik; sebab melakukan
pekerjaan-pekerjaan baik itu bermanfaat bagi mereka. Dan kukatakan bahwa setiap
orang seharusnya berusaha untuk diselamatkan dari kesusahan. Sebab orang yang
berkekurangan, dan orang yang menderita kesusahan dalam kehidupannya sehari-
hari, berada dalam siksaan dan kebutuhan hebat. Jadi barangsiapa yang
menyelamatkan jiwa dari kebutuhan ini, akan mendapatkan sukacita besar bagi
dirinya. Sebab orang yang diganggu oleh kesusahan seperti ini, menderita siksaan yang
setara dengan orang yang berada dalam belenggu rantai. Dan juga banyak orang,
karena kemalangan ini, ketika mereka tidak sanggup menanggungnya, mempercepat
maut bagi diri mereka. Jadi barangsiapa yang mengetahui kemalangan ini yang
menyusahkan seseorang, dan tidak menyelamatkannya, ia melakukan dosa yang
besar, dan menjadi bersalah akan darahnya.

Jadi lakukanlah pekerjaan-pekerjaan baik, kalian yang telah menerima kebaikan


dari Tuhan; agar jangan ketika kalian berlamban melakukannya, bangunan menara itu
diselesaikan, dan kalian ditolak dari bangunan itu: tidak ada lagi menara lain yang
dibangun. Sebab demimulah pekerjaan pembangunan itu dihentikan. Jadi kecuali
kalian bergegas untuk berbuat benar, menara itu akan diselesaikan, dan kalian akan
dikeluarkan."

Setelah berbicara denganku ia bangkit dari ranjang, dan membawa serta


Gembala dan anak-anak dara, ia pergi. Namun ia berkata kepadaku bahwa ia akan
mengutus kembali Gembala dan anak-anak dara ke tempat-tinggalku. Amin.

Anda mungkin juga menyukai