Anda di halaman 1dari 64

UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN LAKTAT IBU DAN LAKTAT ARTERI UMBILIKALIS


DENGAN ASIDEMIA JANIN
SEBAGAI PREDIKTOR ASFIKSIA NEONATORUM

TESIS

dr. Trestyawaty
NPM 0706311371

Pembimbing
Dr.med.dr Damar Prasmusinto SpOG (K)

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia


Program Pendidikan Dokter Spesialis I
Departemen Obstetri dan Ginekologi
Jakarta
Desember 2013

i Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN LAKTAT IBU DAN LAKTAT ARTERI UMBILIKALIS


DENGAN ASIDEMIA JANIN
SEBAGAI PREDIKTOR ASFIKSIA NEONATORUM

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar spesialis Obstetri dan Ginekologi

dr. Trestyawaty
NPM 0706311371

Pembimbing
Dr.med.dr Damar Prasmusinto SpOG (K)

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia


Program Pendidikan Dokter Spesialis I
Departemen Obstetri dan Ginekologi
Jakarta
Desember 2013

ii Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama
NPM
Tanda Tangan 07?
Trestyawaty

Tanggal 12 Desember 2013

jii Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


HALAMANPENGESAHAN

Tesis ini diajukan oleh:


Nama dr. Trestyawaty
NPM 0706311371
Program Sludi Obstetri dan Ginekologi
Judul Tesis Hubungan Laktat Ibu dan Laktat Arteri Umbilikalis dengan Asidemia
Janin Sebagai Prediktor Asfiksia Neonatorum

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Spesialis pada Program Studi Obstetri
GinekoJogi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUn

Pembimbing Dr.med.dr. Damar Prasmusinto SpOG(K) (

Penguji Dr.dr.Eka Rusdianto Gunardi SpOG(K)

dr.Yudianto Budi Saroyo SpOG(K)

dr. Yuditiya Purwosunu SpOG(K)

Ditetapkan di Jakarta
Tanggal 20 Desember 2013

IV Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan petunjuk-Nya, saya dapat
menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Spesialis Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Adapun proses penyusunan tesis ini tidaklah mungkin dapat terselesaikan tanpa
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu ijinkan saya mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
(1) Dr.med.dr. Damar Prasmusinto SpOG(K) selaku pembimbing dan peneliti utama
tesis ini yang telah memberikan motivasi dan berdedikasi tinggi di dalam
pendidikan dan penelitian ini.
(2) dr. Sopiyudin M.Epid dan Gusni Rahma SKM atas masukan dan analisa statistik
dalam penelitian ini
(3) Suami, anak-anak, orang tua, dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan
dukungan material dan moral kepada saya selama ini
(4) Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan seluruhnya yang telah
banyak membantu dan menjadi bagian penting dalam penelitian ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tesis ini. Semoga kiranya tesis ini dapat membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan turut memperbaiki kesehatan ibu karena setiap
ibu akan menyusun wajah bangsanya dan itu menjadikan kita ikut bertanggung jawab atas
lahirnya khalifah-khalifah di bumi pertiwi ini dan menegakkan nama Indonesia di dunia,
Aamiin Ya Rabb al-‘alamiin.

Jakarta, 13 Desember 2013


Penulis

Trestyawaty

v Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi

Tugas Akhir Untuk kepentingan Akademis

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Trestyawaty
NPM :0706311371
Program Studi : Program Pendidikan Dokter Spesialis 1
Departemen : Obstetri dan Ginekologi
Fakultas : Kedokteran Indonesia
Jenis karya : tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas


Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Hubungan Laktat Ibu dan Laktat Arteri Umbilikalis dengan Asidemia Janin Sebagai
Prediktor Asfiksia Neonatorum

Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menylmpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat
dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Jakarta

Pada tanggal : 12 Desember 2013

VI Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


ABSTRAK

Nama : Trestyawaty
Program Studi : Obstetri dan Ginekologi
Judul : Hubungan laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis dengan asidemia janin
sebagai prediktor asfiksia neonatorum

Tujuan: Penelitian ini bertujuan menilai hubungan laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis
dengan asidemia janin

Metode: Penelitian desain uji diagnostik dengan 42 ibu hamil dengan janin tunggal hidup
usia gestasi ≥ 34minggu dengan FDJP < 5 atau kecurigaan asidemia janin di Rumah Sakit Dr.
Cipto Mangunkusumo pada bulan November 2012 hingga Februari 2013. Laktat ibu
dievaluasi segera saat ditegakkan diagnosis kecurigaan asidemia janin, analisa gas darah dan
laktat arteri umbilikalis diambil segera saat bayi lahir. Asidemia janin ditegakkan dengan pH
arteri umbilkalis < 7,2. Kadar laktat diukur dengan menggunakan Lactate Pro. Nilai
diagnostik laktat ibu dan laktat a.umbilikalis untuk memprediksi asidemia janin diuji dengan
metode Receiver Operating Character (ROC).

Hasil: Sebanyak 39 subyek penelitian yang diperoleh data laktat ibu & laktat arteri
umbilikalisnya dan 3 subyek penelitian yang diperoleh data laktat ibunya saja. Untuk
memprediksi asidemia janin laktat ibu mempunyai akurasi 88.9% (IK 95% 0,791-0,987).
Secara statistik terdapat asosiasi antara laktat ibu dengan asidemia janin (p<0,001). Bila kadar
laktat ibu ≥ 4,70 mmol/l akan dapat diprediksi akan terjadi asidemia janin sebesar 92%.
Sedangkan bila kadar laktat ibu < 4,7 mmol/l maka prediksi tidak akan terjadi asidemia janin
sebesar 58,8%. Untuk memprediksi asidemia janin laktat arteri umbilikalis mempunyai
akurasi 82,4% (IK 95% 0,660-0,988). Secara statistik terdapat asosiasi antara laktat arteri
umbilikalis dengan asidemia janin (p=0,035). Bila kadar laktat arteri umbilikalis ≥ 4,1mmol/l
maka akan diprediksi akan terjadi asidemia janin sebesar 88,89%. Sedangkan bila kadar
laktat arteri umbilikalis < 4,1mmol/l maka prediksi tidak akan terjadi asidemia janin sebesar
75%. Secara statistik terdapat hubungan antara laktat ibu dengan laktat arteri umbilikalis
(p=0,017). Semakin bertambah laktat ibu maka semakin besar laktat arteri umbilikalisnya
(r=0,238). Tidak ada hubungan secara statistik antara nilai Apgar dengan laktat ibu (AUC
60,6%), laktat arteri umbilikalis (AUC 65%) dan asidemia janin (AUC 65%). Tidak ada
perbedaan nilai AUC antara laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis dalam memprediksi
asidemia janin (p=0,515)

Kesimpulan: Laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis memenuhi standar uji diagnostik yang
baik untuk memprediksi kejadian asidemia janin. Laktat ibu dapat memprediksi asidemia
janin sebelum bayi lahir.

Kata kunci: asidemia janin, laktat ibu, laktat arteri umbilikalis, nilai Apgar, pH arteri
umbilikalis

vii Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


ABSTRACT

Name : Trestyawaty
Study Program : Obstetric and Gynecologic
Title : The association of maternal lactate and umbilical arterial lactate with fetal
acidemia as a predictor of neonatal asphyxia

Objectives: To asses the association among maternal lactate and umbilical arterial lactate
with fetal acidemia

Methods: This was a diagnostic test study, which was held on the 42 pregnant women with a
singleton live fetus, gestational age ≥ 34 weeks and modified biophysical profile < 5 or
suspected fetal acidemia at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from November 2012 until
February 2013. Maternal lactate was evaluated immediately at the time that the diagnosed of
suspected fetal acidemia was established. Blood gas analysis and umbilical arterial lactate
were taken immediately when the baby was born. Fetal acidemia is defined as umbilical
arterial pH <7.2. Lactate levels were measured using the Lactate Pro. Diagnostic value of
maternal lactate and umbilical arterial lactate to predict fetal acidemia was tested by the
method of Receiver Operating Character (ROC).

Results: Both maternal and umbilical arterial lactate were obtained from 39 subjects.
Maternal lactate only was obtained from 3 subjects. To predict a fetal acidemia, the maternal
lactate has an accuracy of 88,9% (CI 95% 0,791- 0,987). There was an association between
fetal acidemia and maternal lactate statistically ( p<0.001). If maternal lactate levels ≥ 4.70
mmol / l, it would be predicted that 92% fetal acidemia are occurred. Meanwhile, if maternal
lactate levels <4.7 mmol/l then there will be a prediction that 58.8% was no fetal acidemia.
To predict a fetal acidemia, the umbilical arterial lactate has an accuracy 82,4% (CI 95%
0,660-0,988). There was an association between fetal acidemia and umbilical arterial lactate
statistically (p=0,035). If umbilical arterial lactate levels ≥ 4,1 mmol/l, it would be predicted
88,89% fetal acidemia are occurred, meanwhile if umbilical arterial lactate levels < 4,1
mmol/l then there will be a prediction that 75% was no fetal acidemia. Statistically there was
an association between maternal lactate and umbilical arterial lactate (p=0,017). If maternal
lactate increased, the umbilical arterial lactate would be increased (r=0.238). Statistically
there was no association between Apgar score with maternal lactate (AUC 60.6%), umbilical
arterial lactate (AUC 65%) and fetal acidemia (AUC 65%). There is no difference in AUC
values between maternal lactate and umbilical arterial lactate in predicting fetal acidemia (p =
0.515)

Conclusion: Maternal lactate and umbilical arterial lactate meet a good standard diagnostic
test for predicting the incidence of fetal acidemia. Maternal lactate can predict fetal acidemia
before the baby is born.

Keywords: Apgar score, fetal acidemia, maternal lactate, umbilical arterial lactate, umbilical
arterial pH

viii Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Halaman Pernyataan Orisinalitas iii
Halaman Pengesahan iv
Kata Pengantar v
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi vi
Abstrak vii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Skema xii
Daftar Lampiran xiii
BAB I Pendahuluan 1
BAB II Tinjauan Pustaka 4
2.1 Asidemia Janin 4
2.1.1 Pemeriksaan Darah Janin 6
2.1.2 Darah Tali Pusat 7
2.2 Laktat 8
2.2.1 Metabolisme Laktat 8
2.2.2 Pengukuran Laktat 10
2.2.3 Hubungan Laktat dan pH 11
2.3 Tes Fungsi Dinamik Janin Plasenta 13
2.3.1 Non Stres Tes (NST) 14
2.3.2 Gerakan Nafas Janin 15
2.3.3 Indeks Cairan Amnion 15
2.3.4 Rasio Arus Doppler Sistolik Diastolik Arteri Umbilikalis 16
2.4 Hubungan FDJP dengan Laktat Janin 17
Kerangka Teori 19
Kerangka Konsep 20
Definisi Operasional 21
BAB III Metodologi 22
BAB IV Hasil 26
4.1.Hubungan Laktat Ibu dengan Asidemia Janin 27

ix Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


4.2 Hubungan Laktat A.Umbilikalis dengan Asidemia Janin 29
4.3 Hubungan Laktat Ibu dengan Laktat A.Umbilikalis 31
4.4 Perbandingan Laktat Ibu dan Laktat A. Umbilikalis dengan Asidemia Janin 31
4.5 Hubungan Laktat Ibu dengan Nilai Apgar 32
4.6 Hubungan Laktat A.Umbilkalis dengan Nilai Apgar 33
4.7 Hubungan Asidemia Janin dengan Nilai Apgar 34
BAB V Pembahasan 35
5.1 Hubungan Laktat Ibu dengan Asidemia Janin 36
5.2 Hubungan Laktat A.Umbilikalis dengan Asidemia Janin 38
5.3 Hubungan Laktat Ibu dengan Laktat A.Umbilikalis 39
5.4 Perbandingan Laktat Ibu dan Laktat Umbilikalis dengan Asidemia Janin 40
5.5 Hubungan Laktat Ibu dengan Nilai Apgar 40
5.6 Hubungan Laktat A.Umbilikalis dengan Nilai Apgar 41
5.7 Hubungan Asidemia Janin dengan Nilai Apgar 41
5.8 Pembuktian Hipotesis 42
BAB VI Simpulan dan Saran 44
Daftar Pustaka 46
Lampiran 49

x Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Petunjuk Klinis pH dan Laktat 12


Tabel 2 Nilai Potong pH dan Laktat Sebagai Prediksi Nilai Luaran Janin 13
Tabel 3 Skor Penilaian Fungsi Dinamik Janin Plasenta 14
Tabel 4 Karakteristik Subyek Penelitian 26
Tabel 5 Kadar Laktat Ibu dengan Asidemia Janin 28
Tabel 6 Kadar Laktat A.Umbilikalis dengan Asidemia Janin 30
Tabel 7 Analisa Korelasi dan Regresi Laktat Ibu dan Laktat A. Umbikalis 31
Tabel 8 Klasifikasi Tingkat Ketepatan Alat Berdasarkan Uji Diagnostik 35

xi Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


DAFTAR SKEMA

Gambar 1 Siklus Asam Sitrat 10


Gambar 2 Korelasi pH dan Laktat 12
Gambar 3 Skema Deselerasi Awal dan Deselerasi Lambat 15
Gambar 4 Indeks Gelombang Sistolik Diastolik Doppler 16
Gambar 5 Kurva ROC Hubungan Laktat Ibu dengan Asidemia Janin 27
Gambar 6 Grafik Titik Potong Kadar Laktat Ibu dengan Asidemia Janin 28
Gambar 7 Kurva ROC Hubungan Laktat A.Umbilikalis dengan Asidemia Janin 29
Gambar 8 Grafik Titik Potong Kadar Laktat A.Umbilikalis dengan Asidemia Janin 30
Gambar 9 Kurva ROC Perbandingan Laktat Ibu dan Laktat A.Umbilikalis 31
Gambar 10 Kurva ROC Hubungan Laktat Ibu dengan Nilai Apgar 32
Gambar 11 Kurva ROC Hubungan Laktat A.Umbilikalis dengan Nilai Apgar 33
Gambar 12 Kurva ROC Hubungan Asidemia Janin dengan Nilai Apgar 34

xii Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Informed Consent 49


Lampiran 1.2 Formulir Persetujuan Penelitian 50
Lampiran 1.3 Surat Keterangan Lolos Kaji Etik 51

xiii Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi ilmu kedokteran banyak berperan dalam penurunan mortalitas dan
morbiditas neonatal. Kejadian asfiksia pada neonatus dapat dideteksi dengan penilaian janin
antepartum nirinvasif yang dikembangkan oleh Wiknjosastro yang dinamakan tes Fungsi
Dinamik Janin Plasenta (FDJP). 1 FDJP dapat dilakukan di rumah sakit rujukan pada kasus yang
dicurigai mengalami hipoksia untuk menilai fungsi neurologik dan sirkulasi janin. Parameter
yang dinilai meliputi reaktivitas denyut jantung janin dengan pemeriksaan kardiotokografi, gerak
pernafasan janin dan volume cairan ketuban, serta penilaian rasio sistolik-diastolik arteri
umbilikalis (SDAU) dengan ultrasonografi. Penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP)
memberikan nilai prediksi yang baik dalam menentukan asidosis janin dengan sensitifitas 80%
dan spesifisitas 89% 1,2
Status asam basa intrapartum janin merupakan komponen penting untuk menentukan
hubungan antara kejadian intrapartum dan kondisi neonatus. Pengukuran gas darah aretri
umbilikalis dipercaya merupakan representasi terbaik dari status asam basa janin segera setelah
lahir.3 Gas darah dapat diukur secara obyektif dan secara akurat merepresentasikan kondisi janin
sebelum lahir, nilainya merupakan kriteria esensial untuk menentukan kejadian hipoksia janin
intrapartum akut.4,5 Kemungkinan hipoksia dapat dikonfirmasi dengan menemukan bukti
asidemia metabolik melalui pengukuran asam basa arteri umbilkalis saat lahir.6
Laktat merupakan salah satu substrat penting dalam metabolisme janin. Produksi laktat
janin sebagian besar berasal dari metabolisme glukosa uteroplasenta. Terdapat hubungan antara
perpindahan laktat antara ibu dan janin. Ibu mendapatkan 3% laktat dari plasenta. Pada
kehamilan normal, janin merupakan konsumen laktat. Laktat lebih merupakan bahan bakar bagi
janin, dimana metabolisme oksidatif laktat merepresentasikan 10-25% dari keseluruhan aktivitas
metabolisme. Perpindahan laktat melalui plasenta antara janin dan kompartemen ibu, muncul
dua arah. Produksi laktat janin endogen akan muncul sebagai respon terhadap hipoksia.7 Terdapat
suatu penelitian yang menyebutkan bahwa konsentrasi laktat ibu dan janin akan meningkat
signifikan saat persalinan kala 2, dan laktat ibu akan lebih cepat meningkat, dimana nampaknya
metabolisme anaerob janin merupakan sumber utama dari kenaikan laktat janin. 8
Saat ini belum ada alat uji diagnostik yang dapat merepresentasikan dengan tepat dan
cepat kondisi hipoksia janin intrapartum akut sehingga masih terdapat kasus-kasus asidemia janin
yang terlambat untuk dideteksi. Nilai pH dan laktat dikatakan merupakan parameter yang terbaik

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


2

untuk membedakan antara bayi baru lahir yang normal dan asfiksia.9 Terdapat korelasi yang jelas
antara asidemia laktat dan gawat janin, kuantifikasi laktat merupakan indikator yang berguna
dalam menentukan asfiksia neonatal.10 Nilai asam laktat yang tinggi disertai penurunan pH,
HCO3- dan Hb, berhubungan dengan asidemia pada bayi baru lahir, merupakan diagnosis
konfirmatif dibandingkan dengan kriteria subyektif untuk mendiagnosis asidemia.11 Sebagai
prediktor luaran neonatal, laktat dapat menggantikan pH pada pemeriksaan rutin arteri
7
umbilikalis saat persalinan. Pada penelitian ini, kami berharap mendapatkan data hubungan
laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis dengan asidemia janin sebagai salah satu faktor untuk
memprediksi asfiksia neonatorum.

1.2 Pertanyaan Penelitian


Dengan mempertimbangkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
timbul suatu pertanyaan akan menjadi dasar dilakukannya penelitian ini, yaitu:
1. Apakah laktat ibu & laktat a.umbilikalis dapat dipergunakan untuk memprediksi asidemia
janin?
2. Berapa kadar laktat ibu & kadar a.umbilikalis dalam memprediksi asidemia janin?
3. Berapa titik potong optimal dari kadar laktat ibu&kadar laktat a.umbilikalis untuk
memprediksi asidemia janin?
4. Berapa nilai sensitifitas dan spesifisitas, positive predictive value, negative predictive
value dari titik potong optimal ?

1.3 Hipotesis
1. Laktat ibu mempunyai nilai diagnostik yang baik untuk mendiagnosis asidemia janin
2. Laktat a. umbilikalis mempunyai nilai diagnostik yang baik untuk mendiagnosis asidemia janin

1.4 Tujuan penelitian


1.4.1 Tujuan umum

Menilai hubungan laktat ibu dan laktat a.umbilikalis dengan asidemia janin

1.4.2 Tujuan khusus

1.Mengetahui apakah laktat ibu dapat dipergunakan untuk memprediksi asidemia janin
2.Mengetahui apakah laktat a.umbilikalis dapat dipergunakan untuk memprediksi asidemia janin
3.Mengetahui berapa kadar laktat ibu untuk memprediksi asidemia janin

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


3

4. Mengetahui berapa kadar laktat a.umbilikalis untuk memprediksi asidemia janin


5.Mengetahui berapa titik potong optimal dari kadar laktat ibu untuk memprediksi asidemia
janin
6.Mengetahui berapa titik potong optimal dari kadar laktat a.umbilikalis untuk memprediksi
asidemia janin
7.Mengetahui berapa nilai sensitifitas dan spesifisitas, positive prediktive value, negative
prediktive value dari titik potong optimal

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat akademis

Dengan penelitian ini diharapkan agar peneliti dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan
yang dimiliki dan sebagai sarana untuk melatih cara berpikir dan membuat penelitian berdasarkan
metodologi penelitian yang baik dan benar.

1.5.2 Manfaat pelayanan

Kadar laktat dengan kombinasi keseluruhan gambaran klinik ibu, dapat menjadi
parameter dalam menegakkan diagnosis asidemia janin dan dapat mengidentifikasi ibu yang
membutuhkan intervensi dalam kehamilannya.

1.5.3 Manfaat penelitian


Penelitian diagnosis asidemia janin ini dapat dijadikan landasan untuk melakukan
penelitian lanjutan hubungan antara kadar laktat ibu dengan kadar laktat janin dalam kehamilan.

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asidemia Janin


Asidemia didefinisikan sebagai kondisi patologis yang ditandai dengan kenaikan
konsentrasi ion hidrogen dalam jaringan dan darah. Sekitar 20% dari bayi baru lahir mempunyai
tekanan arterial oksigen, tekanan parsial karbon dioksida dan nilai pH yang abnormal saat
kelahirannya. Namun sebagian besar dari bayi baru lahir dengan hipoksia dan asidemia ini sehat
dan tidak berkembang abnormal selama periode neonatal. Pengaruh dari asfiksia janin bervariasi
tergantung tingkat keparahan, durasi prosesnya, dan juga tergantung dari mekanismenya,
respiratorik atau metabolik.12 Asidemia respiratorik berhubungan kejadian intrapartum namun
tidak berhubungan dengan nilai luaran neonatus. Asidemia metabolik beresiko besar untuk terjadi
asfiksia neonatus, ensefalopati dan cerebral palsy.13
Asfiksia intrapartum, didefinisikan sebagai gangguan akut suplai oksigen, sering muncul
saat plasenta mengalami hipoperfusi. Janin secara normal mengeluarkan CO2 melalui sirkulasi
plasenta.3 Kemungkinan hipoksia pada neonatus dapat dikonfirmasi dengan menemukan bukti
asidemia metabolik melalui pengukuran asam basa arteri tali pusat pada saat lahir.
Asidemia respiratorik didefinisikan sebagai pH arteri tali pusat kurang dari 7,2, dengan
dua deviasi standar PCO2 diatas rata-rata (65 mmHG atau diatasnya) dan HCO3 arteri tali pusat
yang normal atau umumnya meningkat (33,3 mEq per L atau lebih tinggi). Asidemia metabolik
didefinisikan sebagai pH arteri kurang dari 7,2 dengan PCO2 normal atau rendah (49,2 mm atau
kurang) dan HCO3 di dalam dua standar deviasi dari nilai rata-rata (17,3 mEq atau lebih rendah).
Asidemia campuran didefinisikan sebagai nilai PCO2 dan HCO3 yang ada diantara nilai yang
didefinisikan untuk nilai respiratorik dan metabolik.6 Asidemia saat kelahiran yang
dideterminasikan oleh pengukuran kadar asam basa darah tali pusat berkaitan dengan nilai luaran
jangka pendek dan panjang baik pada bayi cukup bulan dan kurang bulan.14
Situasi asam basa pada bayi baru lahir dapat diketahui dengan gas darah vena dan arteri
umbilikalis saat persalinan, untuk menegakkan suatu prognosis dan terapi asidemia yang adekuat.
Pada beberapa tahun terakhir, evaluasi juga dilakukan pada semua janin normal karena
kekhawatiran perkembangan disfungsi neurologis pada masa depannya. Dengan keseimbangan
asam basa yang normal saat lahir, para ahli Obstetrik mempunyai bukti bahwa disfungsi
neurologis yang muncul bukan merupakan akibat dari hipoksia intrapartum. 12
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) tahun 2005, merumuskan
penggunaan istilah asfiksia neonatus saat persalinan tidak lagi dipergunakan dan merupakan

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


5

suatu diagnosis yang nonspesifik. Komite ACOG merumuskan istilah Kejadian Hipoksik
Intrapartum Akut sebagai pengganti istilah asfiksia neonatus, dengan kriteria sebagai berikut 15 :
- Kriteria esensial ( harus mencakup keempat komponen ) :
1. Hasil analisa gas darah arteri umbilikal menunjukkan adanya asidosis metabolik
( pH < 7 dan defisit basa 12 mmol/L )
2. Kejadian ensefalopati neonatus berat atau sedang pada bayi dengan usia gestasi >
34 minggu
3. Cerebral palsy tipe quadriplegik spastik atau diskinetik
4. Bukan penyebab lain, seperti trauma, gangguan koagulasi, infeksi dan kelainan
genetik
- Kriteria nonspesifik terhadap kejadian asfiksia
1. Suatu sinyal kejadian hipoksia sesaat sebelum dan selama persalinan
2. Bradikardia janin yang terjadi tiba-tiba, atau hilangnya variabilitas denyut jantung
janin, dan adanya deselerasi variabel menetap / deselerasi lambat
3. Nilai skor Apgar 5 menit 0-3
4. Kejadian kelainan multiorgan dalam 72 jam kelahiran
5. Adanya pencitraan yang menunjukkan abnormalitas serebral nonfokal

Pertukaran CO2 dan asidemia respiratorik 12


Keseimbangan asam basa janin tergantung dari sistem buffer bikarbonat. CO2 janin
dieliminasi dengan difusi melalui plasenta sebagai molekul CO2 dan dibuang melalui respirasi
maternal. Sebagian besar intervensi pertukaran gas janin mempengaruhi kemampuan untuk
mengeliminasi CO2, seperti kompresi tali pusat dan asma ibu yang berat. Kenaikan pCO2
menyebabkan kenaikan konsentrasi ion hidrogen janin dan penurunan pH. Kondisi ini yang
disebut asidemia respiratorik

Pertukaran O2 dan asidosis metabolik12


Penurunan transfer O2 ke janin merupakan penyebab penting asidemia. Janin normal
membutuhkan 5-10 ml O2/kg/min untuk mempertahankan pertumbuhan normal, perkembangan
dan pH normal. Penurunan suplai O2 ke janin dapat muncul secara tiba-tiba (misal pada kasus
solusio plasenta, sindrom spinal syok, persalinan hipertonus), namun dapat juga merupakan suatu
proses yang kronis. Pada janin hipoksia akut dan berat, tidak ada waktu untuk beradaptasi
adekuat dengan penurunan pO2 yang tiba-tiba, dimana tanda dan gejala langsung terlihat. Pada
janin hipoksia kronis, seperti hipertensi kronis ibu, janin secara bertahap beradaptasi terhadap

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


6

situasi. Namun, inefisiensi pembentukan adenosine triphosphate (ATP) yang disebabkan


deprivasi O2 kronis dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan kapasitas janin untuk
mentoleransi situasi stress dapat menyebabkan gawat janin
Asfiksia pada janin dapat diketahui dengan indikator biofisik yaitu monitor detak jantung
janin dan secara biokimia yaitu dengan gas darah kulit kepala janin dan gas darah arteri
umbikalis. Suatu penelitian menyebutkan monitoring denyut jantung janin elektronik lebih
superior dibandingkan auskultasi intermiten dalam mendeteksi asidemia janin saat kelahiran. 14
Walaupun nilai Apgar sering dihubungkan asidemia neonatal, asidemia arteri umbilikalis
hanya muncul pada 38% bayi dengan nilai Apgar <7 pada menit ke 5. Penemuan ini
menunjukkan pentingnya analisa gas arteri umbilikalis pada neonatus terdepresi, tidak hanya nilai
Apgar untuk menentukan asfiksia intrapartum. Faktor selain asidemia memegang peranan pada
sebagian besar neonatus dengan nilai Apgar rendah seperti sedasi ibu, infeksi, penyakit
kardiovaskuler atau neurologi.13

2.1.1 Pemeriksaan Darah Janin


Sampling darah kulit kepala janin dalam kala 1 persalinan diperkenalkan oleh Saling
tahun 1962 berdasarkan analisa pH. Secara empiris berdasar 80 kasus, didapatkan nilai pH
14
sebagai berikut: normal >7,25, preasidemia 7,20-7,25 dan asidemia <7,20. Saling
merekomendasikan untuk mengulang prosedur selama 20-30 menit jika didapatkan preasidemia
dan intervensi. Hal ini masih dikenal sebagai standar baku dalam mendiagnosis gawat janin
intrapartum, namun metode ini tidak menyenangkan untuk ibu dan invasif pada bayi. Metode ini
sudah lama tidak digunakan lagi selama bertahun-tahun di Amerika Serikat. 9
Pengukuran gas darah kulit kepala janin dalam persalinan untuk menganalisa pH sebagai
indikator hipoksia merupakan metode yang akurat untuk mengidentifikasi hipoksia janin
intrapartum.9 Namun tes ini tidaklah sempurna dan sering tidak mencerminkan kondisi janin
sebenarnya. Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya positif palsu dan negatif palsu dari
pengukuran kulit kepala janin:
‐ Ibu dalam posisi dorsal (pH rendah false)
‐ Alkalosis maternal (normal false atau kenaikan pH janin false)
‐ Rasio lambat dari mengkoleksi darah kulit kepala kedalam tabung koleksi (pH rendah
false)

Untuk mendapatkan darah kulit kepala janin, ibu ditempatkan dalam posisi knee-chest
lateral kiri dengan kaki kanan dinaikan dengan bantuan perawat. Amnioskop (metal/plastik)

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


7

dimasukkan ke dalam fornix posterior vagina dan batas anterior dibimbing dengan tangan klinisi
sampai ditempatkan dalam servik. Saat amnioskop kontak dengan kepala janin, sumber cahaya
didekatkan dengan instrument, dan kulit kepala janin dibersihkan dari cairan amnion dan darah
menggunakan kapas swab. Kemudian kulit kepala janin disemprotkan dengan ethyl chloride
untuk menyebabkan kondisi hiperemis. Insisi dilakukan 3-5mm pada kulit kepala menggunakan
pisau bedah khusus dengan panjang 2mm dan tidak mempenetrasi aponeurosis kulit kepala. Insisi
dilakukan di bagian atas area sirkumferential dari kulit kepala yang terlihat melalui amnioskop
untuk memfasilitasi koleksi darah pada tabung kapiler preheparinisisasi.12

2.1.2 Darah Tali Pusat


Pada hasil pengukuran yang didapat dari arteri tali tali pusat, asidemia ditetapkan dengan
pH < 7,10-7,00 dan asidemia metabolik didapatkan jika terdapat defisit basa >8mmol/L
(moderate) atau >12mmol/L(berat).15 Walaupun asidemia janin didefinisikan sebagai pH arteri
umbilikalis <7,2, asidemia janin patologis atau signifikan didefinisikan sebagai pH arteri
umbilikalis <7,00. Beberapa penulis juga mendefinisikan asidemia sebagai 2 SD dibawah mean
dari populasi, dimana dihasilkan kisaran nilai pH 7,10-7,18 17
Asidemia janin berdasarkan pengukuran pH arteri umbilikalis menunjukkan kerusakan
dari pertukaran gas melalui plasenta dan merupakan tanda potensial untuk mendeteksi asfiksia
17
intrauterin dan sequel neurodevelopmental. Low dkk berpendapat risiko morbiditas neonatal
berkaitan dengan defisit basa arteri umbilikalis. Asidemia arteri umbilikalis didapatkan pada 38%
bayi cukup bulan dengan nilai Apgar yang rendah dan secara dominan berhubungan dengan
penyakit vaskular antepartum yang kronis.13 Federasi Dunia dari kelompok Neurologi
mendefinisikan asfiksia janin sebagai kondisi dari perburukan pertukaran gas darah yang
kemudian menjadi hipoksemia progresif dan hiperkapnia dengan asidemia metabolik yang
signifikan. Hubungan antara komponen metabolik dari asidemia janin (defisit basa dan
bikarbonat) dan morbiditas neonatus dan kematian dapat membantu mengidentifikasi bayi baru
lahir yang beresiko tinggi yang berhubungan dengan asfiksia intra uterin. 17
Secara umum, sampling darah tali pusat digunakan untuk mengetahui status asam basa
pada saat kejadian intrapartum yang berhubungan dengan nilai luaran yang buruk. Konsensus
tahun 1999, menyatakan perlunya dilakukan analisa gas darah tali pusat pada kelahiran
perabdominam dan dengan instrument pada kasus yang dicurigai gawat janin. Indikasi ini dapat
diperluas untuk semua seksio sesaria non elektif. Argumen yang sama juga terhadap nilai Apgar
5 menit yang rendah, deteksi denyut jantung janin abnormal, pertumbuhan janin terhambat,
demam intrapartum dan kehamilan ganda. 19

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


8

2.2 Laktat
Konsentrasi laktat saat hipoksia merupakan pengukuran tidak langsung dari tingkat
hipoksia jaringan. 16
Sampling darah janin merupakan standar untuk menginvestigasi lebih lanjut dari
kardiotokografi non reassuring, namun merupakan prediktor yang lemah dari nilai luaran janin.
Laktat kulit kepala merupakan prediktor yang baik dari pH kulit kepala, dengan keuntungan lebih
20
mudah, murah, dan tingkat kegagalan teknis yang rendah. Terdapat perbedaan diantara pakar,
dimana Nordstrom dkk merekomendasikan konsentrasi laktat sebesar 4,8mmol/l sebagai nilai
potong untuk melakukan intervensi dan Allen dkk merekomendasikan nilai laktat kulit kepala
4,2mmol/L dengan kombinasi keseluruhan gambaran klinik pasien, merupakan alat yang berguna
dalam mengidentifikasi ibu yang membutuhkan intervensi.21
Kontributor utama pada kenaikan laktat janin pada persalinan adalah janin sendiri, secara
signifikan tidak dipengaruhi oleh ibu atau produksi laktat uteroplasenta. Oleh sebab itu,
konsentrasi laktat dalam darah tali pusat saat persalinan merupakan alat yang akurat untuk
menentukan asidemia metabolik janin saat persalinan.22
Penelitian Lestari 22 tahun 2008 menyebutkan seluruh luaran neonatus baik memiliki nilai
rata-rata konsentrasi asam laktat yang tidak lebih dari 4,9 mmol/l dan skor Apgar yang baik.
Pemeriksaan konsentrasi asam laktat pada tali pusat memiliki beberapa kegunaan, yaitu sebagai
alat diagnostik pada bayi baru lahir untuk kejadian hipoksia, prediksi komplikasi pada neonatal
dan luaran jangka panjang.

2.2.1 Metabolisme Laktat


Substrat utama untuk produksi energi janin adalah glukosa. Dalam kondisi aerob, glukosa
dipecah melalui jalur glikolisis, suatu proses yang melepaskan banyak energi, dalam bentuk
adenosine tri phosphate (ATP) untuk menjaga integritas seluler. Hasil akhir produk dari jalur
glikolisis adalah karbon dioksida dan air, metabolit yang mudah dieliminasi janin plasenta. Jika
terjadi kekurangan oksigen (kondisi anaerob), piruvat tidak dapat memasuki siklus asam sitrat
tapi termetabolisme menjadi laktat, dan ATP yang dihasilkan sedikit. Laktat terakumulasi di
janin dan berkembanglah laktasidemia. Seiring waktu, asidemia berkembang menjadi berat dan
mengganggu fungsi seluler, kemudian deplesi energi menghancurkan integritas seluler. Perbaikan
suplai oksigen disertai produksi asam amino yang berlebihan dan atau radikal bebas, dapat
melukai sel. Asidemia dapat menghancurkan jaringan janin dan jika organ vital seperti otak,
jantung, ginjal dan hati terlibat, janin akan mengalami kerusakan yang serius.16

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


9

Substrat utama janin dalam metabolisme oksidatif adalah glukosa, laktat dan asam amino,
dengan asam lemak bebas dapat melintasi plasenta dalam jumlah yang bervariasi. Laktat
merupakan salah satu substrat penting untuk metabolisme janin. Pada usia kehamilan akhir, hati
janin memungkinkan melakukan glukoneogenesis dari substrat seperti laktat dan alanin. Produksi
laktat endogen oleh janin tinggi walaupun janin tidak dalam kondisi stres, dan sebagian besar
berasal dari glukosa. Sebagian glukosa diambil oleh plasenta dan didaur ulang janin sebagai
laktat atau fruktosa, namun dengan peningkatan pengambilan glukosa plasenta dengan reduksi
aliran darah uterus, terdapat kehilangan glukosa dari janin ke plasenta. 24
Laktat merupakan bahan bakar penting untuk janin. Produksi laktat endogen oleh janin
tinggi bahkan untuk janin dalam kondisi baik, dan sebagian besar produksi ini berasal dari
glukosa, walaupun beberapa berasal dari sumber karbon yang lain. Plasenta juga merupakan
sumber mayor dari laktat janin. Penelitian pada domba, saat usia kehamilan akhir, laktat akan
dilepaskan ke dalam sirkulasi umbilical dan uterus. Sebagian besar laktat akan dioksidasikan
menjadi CO2 dan CO2 ini memberikan kontribusi besar terhadap produksi total CO2 janin.
Laktat juga tergabung ke dalam jaringan janin termasuk glikogen hepatik, asam amino esensial
dan lipid. Penggunaan laktat oleh janin akan meningkat signifikan dalam kondisi nutrisi kurang.
Konsentrasi laktat pada janin lebih tinggi dibanding pada ibu. Proton dependent dan
sodium independent lactate transporters di plasenta memungkinkan transportasi laktat reversibel,
memungkinkan transport laktat ke dua arah, sehingga laktat dapat digunakan janin sebagai bahan
bakar atau dibuang, karena akumulasi laktat di janin dapat menimbulkan resiko untuk janin. 24
Adaptasi janin terhadap pertumbuhan dan respon metabolik terhadap nutrisi atau
hipoksemia pada usia kehamilan akhir mungkin merupakan suatu perlindungan pada kehidupan
janin, sebagai contoh dengan mereduksi pertumbuhan memungkinkan mencukupi kebutuhan
janin akan suplai nutrisi atau dengan meregulasi produksi laktat atau melepaskannya sebagai
respon terhadap hipoksia. Apabila terjadi kompresi tali pusat pada janin domba, aliran darah
umbilikalis akan tereduksi sampai dengan 30% selama 3 hari kemudian gagal meningkatkan
ekstraksi glukosa dan oksigen dan akan meningkatkan laktat darah sebagai respon terhadap
kondisi hipoksemia akut. Adaptasi ini merupakan suatu mekanisme perlindungan terhadap
24
peningkatan derajat laktat saat terjadi stress hipoksia.
Laktat diproduksi saat suplai oksigen berkurang. Suatu kondisi yang menyebabkan
kenaikan konsentrasi gula darah yang menyebabkan kondisi glikolisis dan menyebabkan
kenaikan konsentrasi piruvat akan menyebabkan konsentrasi laktat juga meningkat. Sebagai
contoh yang dapat menyebabkan peningkatan laktat: infus glukosa konsentrasi tinggi,

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


10

penggunaan terbutalin atau salbutamol dan katekolamin. Namun, untuk mencapai produksi laktat
janin yang signifikan, dibutuhkan konsentrasi glukosa 8,3 mmol/L. 16

Glukosa

Glukosa 6 Phosphatase
2 ATP

Anaerob Piruvat Laktat

Aerob
Asetil-ko A

Siklus Asam Sitrat

CO 2
36 ATP

Gambar 1. Siklus Asam Sitrat

Laktat adalah metabolit dalam metabolisme anerob dan merefleksikan hipoksia jaringan.
Determinasi laktat di dalam darah dari kulit kepala janin saat persalinan telah dipelajari sejak
tahun 1970. Analisa laktat mempunyai merupakan alat prediksi yang lebih baik atau serupa
dengan analisis pH dalam identifikasi dari morbiditas neonatal jangka pendek. Dimana hal ini
merupakan suatu pilihan dalam praktek klinis sejak metode microvolume electrochemical
tersedia, dimana hanya membutuhkan 5μl darah. 9

2.2.2 Pengukuran Laktat


Laktat terdapat dalam konsentrasi yang berbeda-beda dalam kompartemen darah,
konsentrasi tertinggi dalam plasma, rendah pada darah terhemolisis dan terendah pada darah utuh
(dengan eritrosit intak). Analisa laktat pada sampel darah yang dikoleksi dalam gelas kapiler atau
tersimpan dalam tali pusat yang dijepit harus segera diperiksa dalam 10 menit karena konsentrasi
laktat akan meningkat secara linier. Akurasi dengan Lactate Pro telah diuji pada darah janin dan

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


11

mempunyai koefisien variasi <4%. Kesalahan dapat terjadi pada analisa yang terkontaminasi
dengan cairan amnion, yang memiliki konsentrasi laktat yang tinggi. Terdapat korelasi yang baik
antara laktat yang didapat pada FBS menjelang persalinan dan dari darah tali pusat segera setelah
kelahiran. (R=0,65) 16

2.2.3 Hubungan Laktat dan pH


Laktat dan nilai pH merupakan parameter yang terbaik untuk membedakan antara bayi
baru lahir normal dan asfiksia. Pengukuran laktat darah janin secara cepat merupakan kegunaan
yang potensial dalam mendiagnosa awal dari gawat janin.20 Kenaikan nilai laktat dijumpai pada
bayi dengan asfiksia. Terdapat korelasi yang jelas antara asidemia laktat dan gawat janin.
Kuantifikasi laktat merupakan indikator yang berguna pada asfiksia neonatus.10 Nilai laktat yang
tinggi disertai penurunan pH, HCO3- dan Hb, berhubungan dengan asidemia pada bayi baru lahir,
merupakan diagnosis konfirmatif dibandingkan dengan kriteria subyektif untuk mendiagnosis
asidemia.11 Namun penelitian Wiberg-Itzel menyebutkan tidak ada perbedaan dalam menilai
asidemia janin dengan analisa laktat atau analisa pH, bahkan penggantian pengukuran pH dengan
pengukuran laktat dapat menghasilkan kenaikan 1 dari 3 asidemia saat persalinan 9. Laktat yang
tinggi tanpa asidemia merupakan pertanda awal hipoksia, merupakan dasar bahwa laktat
merupakan indikator dibandingkan pH dalam prevensi kerusakan hipoksia janin. 16
Pengukuran pH dan laktat akan mengidentifikasi asidemia metabolik, namun asidemia
respiratorik yang diidentifikasi dengan pH, akan mendapatkan hasil yang normal. Kasus dengan
laktat tinggi namun tanpa asidemia tidak akan bisa ditentukan dengan pengukuran pH. Oleh
karena itu sebaiknya dilakukan intervensi jika didapatkan pada pengukuran nilai laktat yang
tinggi namun nilai pH normal.16
Mandang25 mengevaluasi konsentrasi asam laktat pada arteri tali pusat bayi baru lahir
sebagai pengganti pemeriksaan pH tali pusat. Pada penelitian tersebut didapatkan korelasi antara
pH darah arteri tali pusat dengan konsentrasi asam laktat, dimana konsentrasi asam laktat sebesar
4,9mmol/l sebanding dengan pH 7,2.23,25

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


12

Laktat

Asidemia metabolik Laktasemia

Asidemia respiratorik Normal

Gambar 2. Korelasi pH dan Laktat

Tabel 1. Petunjuk klinis pH FBS dan laktat (menggunakan Lactate Pro) 16


pH Laktat(mmol/l) dengan Lactate Pro
Normal >7,25 <4,2
Pre-asidemia/pre- 7,20-7,25 4,2-4,8
laktemia
Asidemia/laktemia <7,20 >4,8

Keunggulan laktat dibandingkan pH


 Laktat kulit kepala merupakan prediktor nilai luaran neonatal yang lebih baik dari pH
kulit kepala 20
 lebih cepat, mudah & murah 20
 tingkat kegagalan teknis yang rendah. 10,26
 hanya membutuhkan darah lebih sedikit dibandingkan pemeriksaan pH 9,27
 mampu membedakan asidemia respiratorik dan metabolik 27

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


13

Tabel 2. Nilai potong pH dan laktat FBS sebagai prediksi nilai luaran janin16

pH Laktat
Sensitivitas Spesifisitas Nilai Sensitivitas Spesifisitas Nilai
(%) (%) potong (%) (%) potong
(mmol/l) (mmol/l)
pH<7,00 70 59 7,26 58 60 5,1
dalam darah
arteri tali
pusat
AS <7 saat 57 71 7,22 66 69 4,3
5menit
AS<4 saat 46 76 7,23 50 90 6,0
5menit
HIE ringan 46 66 7,24 72 71 4,4
HIE 49 77 7,20 67 93 6,5
sedang/berat
HIE:hypoxic ischemic encephalopathy

2.3 Tes Fungsi Dinamik Janin Plasenta


Diperkenalkan pertama oleh Manning 28 pada tahun 1980. Profil biofisik janin secara luas
dipergunakan untuk mengevaluasi kesejahteraan janin antepartum. Profil biofisik janin mencakup
kondisi kesejahteraan janin akut (reaktivitas denyut jantung janin, nafas, gerak dan tonus) dan
kondisi kronis (volume cairan amnion). Pada tahun 1992, Wiknjosastro 1 mengembangkan suatu
tes antepartum nirinvasif yang dinamakan tes Fungsi Dinamik Janin Plasenta (FDJP), yang
dilakukan pada kasus yang dicurigai mengalami hipoksia, yang menilai profil fungsi neurologik
dan sirkulasi janin. Tes fungsi dinamik janin-plasenta yang nirinvasif, lebih baik dari
kardiotokografi dalam menentukan asidosis janin dan asfiksia. Janin dengan skor fungsi dinamik
janin-plasenta yang baik mempunyai struktur yang berbeda dan cadangan janin lebih baik yang
memungkinkan untuk hidup sekalipun lahir dengan pH rendah yang berlangsung sesaat. Fungsi
metabolisme dan kompleks neurohumoral yang baik akan mampu mempertahankan tekanan
darah, denyut jantung dan distribusi darah sehingga janin dapat memperoleh oksigen dan nutrisi
yang dibutuhkan disamping mengeluarkan sisa metabolisme.1,2
Penilaian fungsi dinamik janin plasenta meliputi reaktifitas denyut jantung janin, gerak
pernafasan setelah stimulasi suara, akselerasi denyut jantung setelah stimulasi suara, jumlah
cairan amnion, arus darah arteri umbilikalis, dan mempertimbangkan pula pertumbuhan janin
terhambat dan deselerasi sebagai faktor negatif, memberikan nilai prediksi yang lebih baik dalam
menentukan asidosis janin. Janin dengan skor kurang dari 5, besar kemungkinan untuk menderita

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


14

asidosis, sehingga dianjurkan untuk dilahirkan dengan seksio sesaria, sebaliknya yang dengan
skor ≥5 dapat lahir pervaginam.1
2
Dari penelitian Syafiudin mengenai hubungan tes FDJP dengan kejadian ensefalopati
hipoksik iskemik, dikatakan bahwa skor FDJP < 5 secara statistik berhubungan dengan kejadian
hipoksik iskemik ensefalopati (1,2-12,4, 95% CI) dengan prevalensi sebesar 40.9%.
Meningkatnya kejadian ensefalopati hipoksik iskemik pada kelompok skor FDJP <5 ini
kemungkinan karena janin telah mengalami hipoksia intrauterin, sehingga telah terjadi gangguan
suplai oksigen dan metabolisme abnormal yang pada akhirnya akan mempengaruhi pusat susunan
saraf pusat.

Tabel 3. Skor penilaian Fungsi Dinamik Janin Plasenta 1


Skor 2 0
Reaktifitas DJJ >= 2 <2
Akselerasi stimulasi >= 2 <2
Rasio SDAU <3 >=3
Gerak nafas stimulasi >= 2 episode < 2 episode
Indeks Cairan Amnion >= 10 cm < 10cm
Kurangi 2 nilai pada PJT dan deselerasi

2.3.1 Non Stress Test (NST)


Suatu NST dikatakan reaktif atau reassuring dengan adanya frekuensi dasar denyut
jantung bayi yang normal, yaitu 110-160 denyut per menit, dan memiliki minimal 2 akselerasi
denyut jantung janin dalam periode waktu 10 menit, dimana keduanya memiliki puncak
amplitudo > 15 denyut permenit di atas frekuensi dasar dan berlangsung minimal 15 detik dan
kurang dari 2 menit.
Deselerasi awal didefinisikan sebagai penurunan gradual denyut jantung janin dan
kembali ke frekuensi dasar sesuai dengan adanya kontraksi uterus. Deselerasi variabel
didefinisikan sebagai penurunan tiba-tiba denyut jantung janin dengan waktu onset deselerasi ke
titik nadir kurang dari 30 detik. Deselerasi tipe ini minimal 15 denyut per menit dibawah
frekuensi dasar, berlangsung minimal 15 detik dan kurang dari 2 menit. Deselerasi variabel biasa
timbul sebagai respon terhadap kompresi tali pusat dan merupakan tipe deselerasi yang paling
banyak terjadi dalam persalinan. Deselerasi variabel yang abnormal atau atipik bila terjadi sampai
dengan 70 denyut per menit selama lebih dari 60 detik, hilangnya variabilitas frekuensi dasar,
terjadi deselerasi bifasik, atau adanya takikardia janin. Deselerasi lambat didefinisikan sebagai

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


15

suatu penurunan gradual denyut jantung janin dan kembali ke frekuensi dasar dengan waktu onset
deselerasi sampai ke nadir lebih dari 30 detik. 28

Gambar 3. Skema Deselerasi awal dan Deselerasi lambat

Pemeriksaan NST oleh beberapa peneliti dikatakan dimulai pada kehamilan 28-34
minggu. Pemilihan usia kehamilan untuk dimulainya pemeriksaan NST dipengaruhi faktor-faktor
seperti siklus tidur janin dan maturasi sistem saraf pusat dan keseimbangan sistem simpatis dan
parasimpatis.1

2.3.2 Gerak Nafas Janin


Gerak nafas janin berperan dalam perkembangan otot-otot diafragma dan otot ekstra
diafragma, yang akan menjamin pernafasan berfungsi dengan baik pada saat bayi dilahirkan.
Tekanan negatif yang terjadi pada gerakan pernafasan janin dapat pula berpengaruh pada
produksi dan sekresi cairan paru selama kehidupan janin. Banyaknya gerakan pernafasan janin
rata-rata pada kehamilan 30-31 minggu adalah 58 + 4 pernafasan / menit, lebih tinggi
dibandingkan pada kehamilan 38-39 minggu (rata-rata 47 + 2 pernafasan / menit).
Gerakan pernafasan janin merupakan salah satu tanda kesejahteraan janin, dimana
menghilangnya gerakan pernafasan janin merupakan tanda hipoksemia, dan terdapatnya gerakan
megap pada janin merupakan suatu tanda bahaya yang berhubungan dengan asfiksia janin.

2.3.3 Indeks Cairan Amnion


Indeks cairan amnion merupakan metode untuk mendeterminasi ada tidaknya volume
cairan amnion normal.29 2 sumber utama dan 2 jalur utama dari aliran cairan amnion selama
kehamilan yaitu urin dan cairan paru janin, ditambah sekresi saluran oral nasal, sedangkan 2
jalur utama perpindahan cairan amnion adalah dengan cara janin minum dan absorpsi ke dalam
darah janin melalui perfusi permukaan plasenta. Jalur lain adalah jalur trans membran yaitu
jalur perpindahan antara cairan amnion dengan pembuluh darah ibu yang berada diantara

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


16

dinding uterus. Jalur terakhir yang lain disebut sebagai jalur intra membran yaitu seluruh
pertukaran pasif antara cairan amnion dengan darah janin yang terjadi melalui permukaan kulit
dan tali pusat, namun dua jalur tersebut tidak signifikan pada kehamilan trimester akhir.
Teknik penilaian volume cairan amnion melalui USG ada beberapa cara. Pada Tes
FDJP yang digunakan adalah tehnik Amniotic Fluid Index (AFI) atau Indeks Cairan Amnion
(ICA) yang dikenal dengan 4 kuadran yaitu penilaian indeks atau volume cairan amnion
dengan membagi uterus dalam 4 kuadran lalu menjumlahkan hasil maksimal dari masing-
masing bagian kantong amnion tersebut.
Diagnosis oligohidramnion dapat ditegakkan bila indeks cairan amnion (ICA) kurang dari
persentil 5 berdasarkan usia kehamilannya, dapat pula dikatakan oligohidramnion bila pada usia
kandungan 36-42 minggu didapatkan nilai ICA < 5 cm.

2.3.4 Rasio Arus Doppler Sistolik-Diastolik Arteri Umbilikalis


USG Doppler adalah suatu pemeriksaan non invasif yang bertujuan untuk melakukan
pengukuran velositas arus dari pembuluh darah. Velositas arus darah tergantung pada volume dan
kecepatan arus darah relatif terhadap diameter pembuluh darah. Pengukuran rerata tingkat
resistensi vaskular janin dengan pemeriksaan velositas arus Doppler merupakan sarana menilai
fisiologi dan patologi janin secara tidak langsung. 31
Velositas darah dihitung menurut rumus Doppler, yang berdasar pada frekuensi
gelombang suara yang dipancarkan, frekuensi gelombang yang dipantulkan dan sudut insonansi.
Arus darah meningkat secara progresif dari rerata 100ml/menit pada kehamilan 26-27 minggu
menjadi kira-kira 300ml/menit pada kehamilan 37-38 minggu. Selama kehamilan, arus darah
umbilikal per berat badan sekitar 110-115 ml/menit/kg berat badan.1

Gambar 4. Indeks Gelombang Sistolik-Diastolik Doppler 28

Nilai rasio SDAU lebih besar dari 3 dinilai sebagai abnormal pada kehamilan diatas 30
minggu dan berhubungan dengan kejadian pertumbuhan janin terhambat (PJT). Suatu arus absent
end diastolic pada arteri umbilikalis merupakan suatu tanda adanya hipoksia janin yang berat dan

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


17

secara patologi berhubungan dengan obliterasi dari pembuluh darah kapiler pada villi plasenta.
Suatu arus reversed end diastolic memiliki prognosis yang sangat buruk dan merupakan penanda
terjadinya ancaman kematian janin.
Janin dengan nilai rasio arteri umbilikalis yang tidak normal bermakna dengan terjadinya
keadaan patologi vaskular, memiliki risiko tinggi untuk kejadian lahir mati, prematuritas, dan
komplikasi pada janin termasuk perdarahan periventrikuler, sedangkan pada rasio arteri
umbilikalis normal memiliki risiko lebih rendah untuk terjadinya kejadian lahir mati, gawat janin
ataupun morbiditas pada periode neonatal.19

2.4 Hubungan FDJP dengan Laktat Janin


Kesejahteraan janin antepartum dapat dinilai dengan mengukur profil biofisik janin.
Terdapat hubungan antara profil biofisik janin dengan pH sebagai indikator asidemia, dimana
baik profil biofisik janin dan pH dapat sebagai indikator adekuat dari respon janin terkompensasi
menjadi janin hipoksemia. Pada skor biofisik profil 4/10, risiko asidemia metabolik secara
signifikan berkisar 10%. Pada skor biofisik profil 2/10, risiko asidemia meningkat 2 kali lipat
menjadi 20% dan pada skor 0/0 meningkat menjadi 100%. 30
Penilaian fungsi dinamik janin plasenta memberikan nilai prediksi yang lebih baik dalam
menentukan asidosis janin. Janin dengan skor kurang dari 5, besar kemungkinan untuk menderita
asidosis, sehingga dianjurkan untuk dilahirkan dengan seksio sesaria, sebaliknya yang dengan
skor ≥5 dapat lahir pervaginam.1
2
Dari penelitian Syafiudin tahun 1997 meningkatnya kejadian ensefalopati hipoksik
iskemik pada kelompok skor FDJP <5 ini kemungkinan karena janin telah mengalami hipoksia
intrauterin, sehingga telah terjadi gangguan suplai oksigen dan metabolisme abnormal yang pada
akhirnya akan mempengaruhi pusat susunan saraf pusat. Pada penelitian yang dilakukan oleh
31
Kruger , kenaikan level laktat berhubungan kenaikan resiko ensefalopati hipoksik iskemik,
dimana dari dasar area ROC (receiver operator curve), level laktat yang lebih dari 4,8 mmol/L
berhubungan dengan kenaikan resiko ensefalopati hipoksik iskemik sedang menjadi berat,
dibandingkan dengan pH kurang dari 7,21 (P<0,0001). Sensitivitasnya 100% dan spesifisitasnya
73% untuk level laktat kulit kepala dibandingkan dengan pH dengan nilai 50% dan 80%.
Konsentrasi asam laktat yang tinggi akan memberikan efek toksik pada jaringan, oleh
karena itu pengukuran konsentrasi asam laktat sangat penting untuk mengetahui atau mendeteksi
secara dini adanya kerusakan jaringan dalam hal ini dapat menilai kesejahteraan janin.21,33
Pada situasi dimana CTG janin intrapartum tidak reassuring, level laktat janin dapat
digunakan untuk menetukan kondisi janin. Beberapa pakar mengemukakan bahwa level laktat

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


18

dapat digunakan untuk membantu memanajemen intrapartum dalam memprediksi nilai luaran
neonatal. 26,27,32

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


19

KERANGKA TEORI

IBU PLASENTA JANIN

CO2

Glukosa
Laktat
Asam amino
Asam lemak Hipoksia
Laktat

,
Proton dependent,
Na+ independent lactate
transporter

- Substrat utama janin untuk metabolisme oksidatif adalah glukosa, laktat, asam amino dan asam lemak yang
dapat melalui plasenta dalam jumlah bervariasi.
- Microvillous membran dan membram basal dari plasenta akan mengekspresikan proton dependent&sodium
independent lactate transporters yang reversibel yang memungkinkan perpindahan laktat di kedua arah
(ibu&janin).
- Saat terjadi hipoksia janin, produksi laktat endogen janin akan meningkat sebagai respon terhadap
hipoksia

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


20

KERANGKA KONSEP

Infus Glukosa
konsentrasi tinggi
Terbutalin
Salbutamol
Katekolamin

Laktat Laktat Asidemia


Ibu plasenta Janin

Laktat
bayi

Legenda:

: VARIABEL YANG DITELITI

: VARIABEL PERANCU SAAT DESAIN

Variabel perancu saat desain dapat dikontrol dengan cara retriksi:


- Ibu yang diinfus dengan glukosa konsentrasi tinggi
- Penggunaan terbutalin, salbutamol, katekolamin

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


21

Definisi Operasional

1. Preeklampsia
Dalam penelitian ini preeklampsia berat adalah bila ditemukan tekanan diastolik ≥ 110, sistolik
≥ 160 mmHG dan proteinuria
2. Eklampsia
Preeklampsia dengan gejala neurologis
3. Asidemia
Kondisi patologis yang dikarakterisasi oleh kenaikan konsentrasi ion hidrogen dalam jaringan
dan darah dengan pH < 7,2 6,17
4. Tes Fungsi Dinamik
Upaya penilaian kesejahteran janin multifaktor meliputi reaksi akibat stimulasi suara meliputi :
Reaktifitas Denyut Jantung Janin, arus darah arteri umbilikalis, jumlah cairan amnion, gerak
nafas janin, akselerasi denyut jantung setelah stimulasi suara
5. Postterm
Usia gestasi >42minggu berdasarkan HTA
6. Pertumbuhan Janin Terhambat
Berat janin yang lebih rendah dari 2 SB dari nilai rata-rata kurva perkembangan janin di RSCM.
7. Asfiksia
Kegagalan menginisiasi dan mempertahankan pernafasan saat lahir

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


22

BAB III
METODOLOGI

3.1 Desain Penelitian


Rancangan penelitian ini uji diagnostik, bersifat studi potong lintang, observasional tanpa
intervensi

3.2 Waktu dan Tempat


Penelitian dilakukan di Jakarta di RSCM dan berlangsung pada bulan November 2012 –
Februari 2013

3.3 Populasi penelitian


Populasi target adalah populasi ibu hamil dengan kecurigaan bayi asidemia dengan FDJP < 5.
Populasi terjangkau adalah populasi ibu hamil dengan janin tunggal hidup dengan kecurigaan
bayi asidemia dengan FDJP <5 di RSCM pada bulan November 2012 – Februari 2013

3.4 Kriteria penerimaan dan penolakan


Kriteria penerimaan :
 Bersedia mengikuti penelitian
 Kehamilan tunggal
 Skor penilaian FDJP <5
 Usia gestasi diatas 34 minggu

Kriteria penolakan:
 Ibu dengan penyakit kronis: Diabetes Mellitus, Vitium Cordis, SLE, Anemia kronis
 Kematian janin
 Anomali kelainan kongenital mayor

3.5 Besar sampel


Untuk menentukan besarnya sampel, dengan melihat rumus besar sampel pada AUC
(area under curve)

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


23

Zα2 AUC (1-AUC)


N =
d2P

1,96 2 x0,8x0,2
N =
0,152x0,8

= 34 orang

Maka dengan menggunakan rumus besar sampel pada AUC, jumlah subyek yang akan diteliti
pada penelitian ini sebanyak 34 orang.

3.6 Cara Pengambilan Sampel


Untuk pengambilan sampel pada kasus dilakukan secara consecutive, tidak random,
karena tidak ada sampling frame. Setiap subyek yang memenuhi kriteria penerimaan akan
dimasukkan dalam penelitian. Bila terdapat keterbatasan dana, sumber daya maupun kemampuan
untuk mengerjakan sejumlah kasus tersebut dalam waktu yang telah ditetapkan, peneliti akan
menganalisa berapapun jumlah kasus yang diperoleh.

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


24

3.7 Alur Penelitian

Ibu hamil yang berobat di poliklinik Obstetri RSCM


Atau IGD RSCM

Memenuhi kriteria inklusi dan tidak


terdapat kriteria eksklusi

Telah dijelaskan mengenai tujuan


dan cara kerja penelitian serta
bersedia mengikuti penelitian

Subyek Penelitian

Menjelang persalinan darah ibu diambil

Nilai kadar laktat ibu Setelah persalinan


darah tali pusat diambil

Nilai kadar analisa gas darah


& kadar laktat arteri umbilikalis

3.8 Cara kerja


- Pengumpulan data dilakukan sejak subyek penelitian datang di poliklinik obstetri RSCM
atau IGD RSCM.
- Pasien akan diperiksa rutin oleh residen yang bertugas, pasien preeklampsia-eklampsia akan
ditangani menurut prosedur baku dari bagian Fetomatenal departemen Obstetri dan
Ginekologi.

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


25

- Pasien yang mendapat skor penilaian FDJP < 5 berdasarkan pemeriksaan USG dan CTG
atau dengan kecurigaan asidemia janin oleh konsulen Fetomaternal diobservasi
persalinannya.
- Persalinan dengan nilai FDJP < 5 atau dengan kecurigaan asidemia janin akan dilakukan
terminasi kehamilan.
- Pasien diambil darahnya untuk diperiksa kadar laktatnya menjelang persalinan dan
langsung diperiksakan dengan menggunakan Lactate Pro oleh peneliti dengan nilai
sensitivitas 80% dan spesifisitas 86% 34.
- Pengambilan darah tali pusat dengan dijepit dalam 2 tempat berjarak 10-15cm dari tempat
pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir dan belum menangis.
- Darah diambil 5 µL dari arteri umbilikalis, dan diperiksakan kadar laktat dan analisa gas
darah di laboratorium.

3.9 Analisis Data


Nilai diagnostik kadar laktat ibu untuk mendiagnosis asidemia janin diuji dengan metode
Receiver Operating Character (ROC). Dari ROC akan diperoleh nilai AUC (Area under
curve) dan berbagai alternatif titik potong. Titik potong kadar laktat ibu untuk mendiagnosis
asidemia janin akan dicari dengan membuat kurva sensitifitas dan spesifisitas. Titik potong
optimal adalah pada nilai dimana sensitivitas berpotongan dengan spesifisitas.

3.10 Masalah Etika


Penelitian ini sudah mendapat persetujuan dari komite etik FKUI dengan no
115/PT02.FK/ETIK/2011

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


26

BAB IV
HASIL

Empat puluh dua subyek dapat diperoleh dari bulan November 2012 sampai dengan
Februari 2013. Dari 42 subyek penelitian hanya 39 subyek yang dapat diperoleh kadar laktat ibu
dan janinnya. Sebanyak 3 subyek penelitian tidak diambil laktat darah arteri umbilikalisnya
akibat kesalahpahaman saat pengambilan sampel, dimana darah arteri umbilikalis sudah
diperiksakan analisa gas darahnya sebelum laktat darah arteri umbilikalis diperiksa.

Tabel 4. Karakteristik Subyek Penelitian


Variabel N %
Usia (tahun) 16-20 7 16,67
21-25 11 26,2
26-30 8 19,0
31-35 12 28,5
36-40 3 7,1
>40 1 2,3
Paritas 1-3 39 92,8
≥4 3 7,2
Usia Gestasi < 38 minggu 17 40,4
38-40 minggu 20 47,6
> 40 minggu 5 11,9
Nilai Apgar Menit-1 <7 13 30,9
≥7 29 69,04
Total 42 100

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


27

4.1. Hubungan Laktat Ibu dengan Asidemia Janin

Gambar 5. Kurva ROC Hubungan Laktat Ibu dengan Asidemia Janin


AUC = 0,889 (IK 95% 0,791-0,987); p <0,001

Kurva ROC ditunjukkan pada gambar 5 diatas menggambarkan sensitivitas dan


spesifisitas hubungan laktat ibu dengan kejadian asidemia janin, dimana diperoleh nilai AUC
sebesar 88,9% dengan nilai p<0,001 dengan taksiran rentang nilai pada populasi yang dihitung
dengan nilai yang diperoleh pada sampel penelitian sebesar 79,1% - 98,7%.

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


28

4,7

Gambar 6. Titik Potong Kadar Laktat Ibu dengan Asidemia Janin

Nilai titik potong kadar laktat ibu ditunjukkan pada gambar 6, dari data 42 subyek
penelitian yang diambil, didapatkan nilai titik potong sebesar 4,7mmol/l untuk memprediksi
kejadian asidemia janin.

Tabel 5 Kadar Laktat Ibu dengan Asidemia Janin

Kadar Laktat Asidemia Janin Total


Ibu + -
≥ 4,70 23 2 25
< 4,70 7 10 17
Total 30 12 42

Prevalensi : 0,714 (IK95% 0,55-0,83)


Sensitivitas : 0,766 (IK95% 0,57-0,89)
Spesifisitas : 0,833 (IK95% 0,50-0,97)
Nilai Duga Positif (NDP) : 0,92 (IK95% 0,72-0,98)
Nilai Duga Negatif (NDN) : 0,588 (IK95% 0,33-0,80)
Rasio Kemungkinan Positif (RKP) : 4,6 (IK95% 1,27-16,55)
Rasio Kemungkinan Negatif (RKN) : 0,28 (IK95% 0,14-0,55)

Pada tabel 5 didapatkan prevalensi atau prior probability kejadian asidemia janin pada
populasi penelitian yaitu sebesar 71,4% dari 42 kasus dengan nilai FDJP < 5 atau dengan
kecurigaan kejadian asidemia janin. Asidemia janin dalam penelitian ini kami dikategorikan

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


29

dengan nilai pH arteri umbikalis < 7,2. Pada penelitian ini didapatkan nilai sensitifitas dan
spesifisitas kadar laktat ibu dalam memprediksi asidemia janin sebesar 76,6% dan 83,3%, dengan
nilai duga positif 92%, nilai duga negatif sebesar 58,8%, rasio kemungkinan positif 4,6 dan rasio
kemungkinan negatif 0,28.

4.2 Hubungan Laktat Arteri Umbilikalis dengan Asidemia Janin

Gambar 7. Kurva ROC Hubungan Laktat A. Umbilikalis dengan Asidemia Janin


AUC 0,824 (IK 95% 0,660-0,988); p= 0,035

Kurva ROC yang menggambarkan sensitivitas dan spesifisitas hubungan laktat arteri
umbilikalis dengan asidemia janin pada gambar 7, didapatkan nilai AUC sebesar 82,4% dari 39
subyek penelitian dengan nilai p=0,035 dengan taksiran rentang nilai pada populasi yang
dihitung dengan nilai yang diperoleh pada sampel penelitian sebesar 56,9%-91,4%

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


30

4,1

Gambar 8. Titik potong kadar laktat arteri umbilikalis dengan asidemia janin

Gambar 8 menunjukkan dari 39 subyek penelitian yang diambil laktat darah arteri
umbilikalisnya, didapatkan titik potong kadar laktat 4,1mmol/l untuk memprediksi kejadian
asidemia janin.

Tabel 6. Kadar Laktat Arteri Umbilikalis dengan Asidemia Janin


Kadar Laktat Asidemia Janin Total
A.Umbilikalis + -
≥ 4,1 24 3 27
< 4,1 3 9 12
Total 27 12 39

Prevalensi : 69.23 % (IK 95% 52.43 % - 82.96 %)


Sensitivitas : 88.89 % (IK 95% 70.81 % - 97.52 %)
Spesifisitas : 75.00 % (IK 95% 42.84 % - 94.22 %)
Nilai Duga Positif (NDP) : 88.89 % (IK 95% 70.81 % - 97.52 %)
Nilai Duga Negatif (NDN) : 75.00 % (IK 95% 42.84 % - 94.22 %)
Rasio Kemungkinan Positif (RKP) : 3.56 (IK 95% 1.32 - 9.56)
Rasio Kemungkinan Negatif (RKN) : 0.15 (IK 95% 0.05 - 0.45)

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


31

Pada tabel 6 didapatkan prevalensi atau prior probability kejadian asidemia janin pada 39
sampel penelitian yaitu sebesar 69,23% dari 39 kasus dengan nilai FDJP < 5 atau dengan
kecurigaan kejadian asidemia janin. Asidemia janin dalam penelitian ini dikategorikan dengan
nilai pH arteri umbilikalis < 7,2. Pada penelitian ini didapatkan nilai sensitifitas dan spesifisitas
laktat arteri umbilkalis dalam memprediksi asidemia janin sebesar 88,89% dan 75% dengan nilai
duga positif 88,89% dan nilai duga negatif sebesar 75%, rasio kemungkinan positif 3,56 dan rasio
kemungkinan negatif sebesar 0,15.

4.3 Hubungan Laktat Ibu dengan Laktat Arteri Umbilikalis

Tabel 7. Analisa Korelasi dan Regresi Laktat Ibu dan Laktat A. Umbikalis
Variabel r p
Laktat Ibu 0,238 0,056 0,017

Berdasarkan analisa korelasi dan regresi laktat ibu dan laktat a.umbilikalis dengan
Spearman (tabel 7), didapatkan nilai r=0,238 dengan nilai koefisien dengan determinasi 0,056.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,017.

4.4 Perbandingan AUC Laktat Ibu dan Laktat A.Umbilikalis dengan Asidemia Janin

Gambar 9. Perbandingan AUC antara Laktat Ibu dengan Laktat A. Umbilikalis p=0,515

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


32

Perbandingan kurva nilai AUC laktat ibu dengan laktat arteri umbilikalis dalam
memprediksi kejadian asidemia janin (gambar 9) pada 39 subyek penelitian didapatkan nilai
p=0,515.

4.5 Hubungan Laktat Ibu dengan Nilai Apgar

Gambar 10. Kurva ROC Hubungan Laktat ibu dengan Nilai Apgar menit - 1
AUC 0,606 (IK95% 0,431-0,782) p=0,28

Pada penelitian ini didapatkan sebagian besar populasi penelitian memiliki nilai Apgar
menit – 5 ≥ 7, sehingga analisa data dilakukan dengan nilai Apgar menit-1 < 7. Kurva ROC
menggambarkan sensitivitas dan spesifisitas hubungan laktat ibu dengan nilai Apgar menit-1 < 7
(ditunjukkan oleh gambar 10) didapatkan nilai AUC sebesar 60,6% dengan nilai p=0,28 dan
taksiran rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang diperoleh pada sampel
penelitian sebesar 43,1% - 78,2%.

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


33

4.6 Hubungan Laktat Arteri Umbilkalis dengan Nilai Apgar

Gambar 11. Kurva ROC Hubungan Laktat A.Umbilikalis dengan Nilai Apgar menit - 1
AUC 0,599 (IK95% 0,376-0,821) p=0,330

Gambar 11 menunjukkan kurva ROC yang menggambarkan sensitivitas dan spesifisitas


hubungan laktat a.umbilikalis dengan nilai Apgar menit-1 < 7 didapatkan nilai AUC sebesar
59,9% dengan taksiran rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang diperoleh
pada sampel penelitian sebesar 37,6%-82,1% dengan nilai p=0,330

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


34

4.7 Hubungan Asidemia Janin dan Nilai Apgar

Gambar 12. Kurva ROC Hubungan Asidemia Janin dengan Nilai Apgar menit - 1
AUC 0,65 (IK 95% 0,483-0,829) p=0,078

Gambar 12 menunjukkan kurva ROC yang menggambarkan sensitivitas dan spesifisitas


hubungan asidemia janin dengan nilai Apgar menit-1 < 7 didapatkan nilai AUC sebesar 65%
dengan taksiran rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang diperoleh pada
sampel penelitian sebesar 48,3%-82,9% dengan nilai p=0,078.

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


35

BAB V
PEMBAHASAN

Populasi penelitian ini adalah 42 subyek dengan nilai FDJP < 5 atau dengan kecurigaan
asidemia janin. Sebanyak 39 subyek penelitian yang diambil kadar laktat darah ibu dan kadar
laktat darah arteri umbilikalisnya, sementara 3 orang subyek penelitian lainnya tidak diambil
kadar laktat darah arteri umbilikalisnya dikarenakan kesalahpahaman sehingga darah arteri
umbilikalis sudah diperiksakan untuk analisa gas darah sebelum diambil untuk diperiksakan
kadar laktatnya. Kadar laktat yang diambil diperiksa dengan menggunakan Lactate pro saat ibu
didiagnosis asidemia janin dan sesaat setelah bayi dilahirkan, sedangkan analisa gas darah
diperiksakan di laboratorium IGD RSCM
Tidak ada perbedaan waktu antara indeks tes atau pengambilan sampel laktat darah ibu
dan janin dengan pemeriksaan analisa gas darah janin sebagai acuan standar asidemia janin. Saat
diagnosis FDJP <5 atau kecurigaan asidemia janin ditegakkan, laktat darah ibu segera diambil
tepat sebelum dilakukan tindakan dan analisa gas darah arteri umbilikalis dan laktat darah arteri
umbilikalis diambil tepat saat bayi dilahirkan. Kadar laktat dapat diketahui dalam 15 detik
dengan menggunakan Lactate Pro. Pengambilan sampel darah dalam waktu pendek ini bertujuan
untuk menghindari bias, dimana analisa laktat pada sampel darah harus segera diperiksa dalam 10
menit karena konsentrasi laktat akan meningkat secara linier. 16
Tidak didapatkan adanya efek samping pada ibu dan bayinya saat pengambilan sampel
kadar laktat ataupun saat pengambilan analisa gas darah janin. Pengambilan sampel relatif tidak
invasif, karena hanya mengambil darah kapiler ibu dan darah tali pusat saat bayi dilahirkan
dimana proses ini bersifat sederhana.
Tingkat ketepatan alat yang diuji ditentukan oleh area di bawah kurva ROC. Klasifikasi
tingkat ketepatan alat berdasarkan uji diagnostik dapat dilihat pada tabel 7:

Klasifikasi Area Under Curve


Sangat bagus 0,91-1
Bagus 0,81-0,90
Sedang 0,71-0,80
Kurang 0,61-0,70
Gagal <0,60
Tabel 8. Klasifikasi Tingkat Ketepatan Alat Berdasarkan Uji Diagnostik 35

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


36

5.1 Hubungan Laktat Ibu dengan Asidemia Janin


Pada penelitian pada domba, saat usia kehamilan akhir, laktat akan dilepaskan dari
plasenta ke dalam sirkulasi umbilical dan uterus. Sebagian besar laktat akan dioksidasikan di
plasenta menjadi CO2 dan CO2 ini memberikan kontribusi besar terhadap produksi total CO2
janin. Penggunaan laktat oleh janin akan meningkat signifikan dalam kondisi nutrisi kurang,
karena laktat juga berfungsi sebagai bahan bakar untuk janin. Pada kondisi hipoksia, produksi
laktat endogen janin akan meningkat sebagai respon dari hipoksia. Konsentrasi laktat pada janin
lebih tinggi dibanding pada ibu. Proton dependent dan sodium independent lactate transporters
di plasenta memungkinkan transportasi laktat reversibel, memungkinkan perpindahan laktat ke
dua arah, sehingga laktat dapat digunakan janin sebagai bahan bakar atau dibuang, karena
akumulasi laktat di janin dapat menimbulkan risiko untuk janin. 24
Pada ibu hamil risiko tinggi terdapat korelasi signifikan antara nilai Apgar menit-1, nilai
Apgar menit -5 dan pH arteri umbilkalis, dimana kombinasi nilai Apgar dan penilaian pH arteri
umbilikalis pada ibu dengan risiko tinggi dapat mendeteksi kondisi bayi yang berada dalam
bahaya. 36
Pada penelitian ini sebanyak 42 orang ibu yang diteliti dengan janinnya dicurigai dalam
kondisi asidemia janin. Subyek-subyek penelitian ini ada yang dalam kondisi persalinan dan ada
yang tidak dalam kondisi persalinan. Pada penelitian laktat ibu saat proses persalinan oleh
Nordstrom8 dikatakan bahwa konsentrasi laktat ibu akan meningkat signifikan saat jam pertama
dari persalinan kala 2 dan konsentrasi laktat kulit kepala janin berkorelasi kuat dan positif dengan
lama ibu meneran.8 Pada penelitian ini, data kadar laktat yang didapatkan merupakan kadar laktat
endogen pada kasus yang dicurigai asidemia janin baik pada ibu yang dalam kondisi persalinan
maupun yang tidak.
Hubungan laktat ibu dengan kejadian asidemia janin ditunjukkan pada ROC gambar 5,
didapatkan nilai AUC sebesar 0,889 (IK 95% 0,791-0,987); p < 0,001. Hal ini berarti tingkat
ketepatan (akurasi) alat uji berupa laktat ibu sebesar 88,9% untuk mendiagnosis asidemia janin.
Nilai ini tergolong dalam kategori bagus dengan nilai p<0,001 menunjukkan bahwa data tersebut
secara statistik bermakna dengna taksiran rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai
38
yang diperoleh pada sampel penelitian yaitu sebesar 79,1%-98,7%. Penelitian Cahlil
menyebutkan 4 interpretasi monitoring jantung janin elektronik Eunice Kennedy Shriver NICHD
(National Institute of child health and human development) didapatkan data deselerasi lama
berulang AUC 81%, deselerasi variabel berulang AUC 79%, deselerasi lambat berulang AUC
78% dan 1 pengukuran non-NICHD didapatkan data area deselerasi total sebesar AUC 83%,
p=0,04 dalam memprediksi asidemia janin dengan pH a.umbilikalis ≤ 7,10.38 Pada kasus solusio

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


37

plasenta dengan menggunakan SAS (severe abruption score) didapatkan AUC sebesar 85,5%
untuk memprediksi asidemia janin dengan pH < 7.
Asidemia janin didefinisikan berbeda-beda pada beberapa literatur. Asidemia umumnya
didefinisikan sebagai pH arteri umbilikalis < 7,2. Asidemia janin patologis atau signifikan
didefinisikan sebagai pH arteri umbilikalis <7,00.15,17 Asidemia janin dalam penelitian ini
dikategorikan dengan nilai pH arteri umbikalis < 7,2, karena intervensi sebaiknya dilakukan
secepatnya tanpa menunggu menjadi asidemia janin yang patologis pada kasus-kasus dengan
kecurigaan asidemia janin. Penelitian Casey 42 menyebutkan bahwa bayi asidosis dengan pH 7,20
yang menetap 2 jam setelah persalinan memiliki luaran yang buruk dibandingkan dengan yang
42 43
asidosisnya teratasi. Penelitian Goldaber menyebutkan terdapat hubungan antara asidemia
dengan pH a.umbilkalis < 7,2 dengan kejadian neurologi yang tidak diharapkan. 43
Wiknjosastro1 menyebutkan penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP) memberikan
nilai prediksi yang baik dalam menentukan asidosis janin dengan sensitifitas 80% dan spesifisitas
89% pada 37 subyek penelitian. Pada skor biofisik profil 4/10, resiko asidemia metabolik secara
signifikan berkisar 10%. Pada skor biofisik profil 2/10, risiko asidemia meningkat 2 kali lipat
menjadi 20% dan pada skor 0/0 meningkat menjadi 100%.30 Penelitian Syafiudin 2
tahun 1997
menyebutkan terdapat peningkatan kejadian ensefalopati hipoksik iskemik pada kelompok skor
FDJP <5 yang kemungkinan karena janin telah mengalami hipoksia intrauterin, sehingga telah
terjadi gangguan suplai oksigen dan metabolisme abnormal yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pusat susunan saraf pusat.
Prevalensi atau prior probability kejadian asidemia janin di RSCM pada bulan
November 2012 – Februari 2013 kami dapatkan sebesar 71,4% (IK 95% 0,55-0,83) dari 42
sampel penelitian dengan nilai FDJP < 5 atau kecurigaan kasus asidemia janin seperti yang
ditunjukkan oleh tabel 5. Dengan grafik sensitivitas dan spesifisitas (gambar 6) didapatkan titik
potong kadar laktat ibu sebagai diagnosis asidemia janin, yaitu sebesar 4,7mmol/l. Kadar laktat
ibu memiliki nilai sensitivitas 76,6% dan spesifisitas 83,3% dalam memprediksi asidemia janin.
Dengan prevalensi atau prior probability sebesar 71,4%, apabila ada kasus dengan FDJP
< 5 atau dengan dugaan asidemia janin, bila kadar laktat ibu ≥ 4,7, maka 92% kemungkinan janin
mengalami asidemia. Sedangkan apabila kadar laktat ibu < 4,7 mmol/l, maka 58,8% diprediksi
tidak terjadi asidemia janin.
Rasio kemungkinan Positif (RKP) menunjukkan kemungkinan asidemia janin yang
didiagnosis asidemia janin dibandingkan kasus yang bukan asidemia janin yang didiagnosa
asidemia janin. Pada penelitian ini diperoleh RKP sebesar 4,6. Bila nilai rasio kemungkinan
positif lebih besar dari 1 berarti hasil uji diagnostik ini bersifat positif kuat. Pada penelitian ini

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


38

diperoleh Rasio Kemungkinan Negatif (RKN) yang menunjukkan kemungkinan asidemia janin
yang tidak didiagnosa asidemia janin dibandingkan kasus yang bukan asidemia janin yang tidak
didiagnosa asidemia janin sebesar 0,28
Kelebihan penelitian laktat ibu dibandingkan penelitian-penelitian lainnya dalam
memprediksi asidemia janin, lebih sederhana, lebih cepat dan memiliki sensitivitas dan
spesifisitas cukup baik.

5.2 Hubungan Laktat Arteri Umbilikalis dengan Asidemia Janin


Penelitian-penelitian observasional sebelumnya menunjukkan bahwa analisa laktat
mempunyai hasil yang serupa atau lebih baik dibandingkan analisa pH dalam mengidentifikasi
morbiditas neonatus jangka pendek.9
Pada penelitian uji kontrol teracak yang membandingkan analisa pH dan laktat darah
kulit kepala janin menunjukkan sampling yang menggunakan analisa laktat memiliki angka
kegagalan yang lebih rendah dan nilai luaran neonatus tidak memiliki perbedaan diantara
9
keduanya. Laktat a.umbilikalis yang tinggi merupakan prediktor signifikan pada bayi baru lahir
yang memerlukan NICU, dimana analisa ROC pada penelitian Khoshnow 40 menyebutkan laktat
dan pH memiliki ekivalen dalam hubungannya dengan luaran neonatal yang tidak diharapkan. 40
Pada penelitian ini didapatkan hubungan laktat arteri umbilikalis dengan kejadian
asidemia janin (ditunjukkan pada gambar 7) dengan nilai AUC 0,824. Hal ini menunjukkan
tingkat ketepatan (akurasi) kadar laktat umbilikalis untuk mendiagnosis asidemia janin yaitu
sebesar 82,4%, termasuk dalam kategori bagus, nilai p=0,035 menunjukkan data tersebut secara
statistik bermakna dengan rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang diperoleh
pada sampel penelitian sebesar 66,0% - 98,8%.
Prevalensi atau prior probability kejadian asidemia janin dari 39 sampel penelitian di
RSCM pada bulan November 2012 – Februari 2013 kami dapatkan sebesar 69,23% dengan nilai
FDJP < 5 atau kecurigaan kasus asidemia janin seperti yang ditunjukkan oleh tabel 6. Dengan
grafik sensitivitas dan spesifisitas (gambar 8) didapatkan titik potong kadar laktat arteri
20
umbilikalis sebagai diagnosis asidemia janin, yaitu sebesar 4,1mmol/l. Nordstrom
merekomendasikan konsentrasi laktat sebesar 4,8mmol/l sebagai nilai potong untuk dilakukan
intervensi, sedangkan Mandang 23,25 menyebutkan konsentrasi laktat 4,9mmol/l sebanding dengan
pH 7,2. Dengan prevalens atau prior probability sebesar 69,23%, bila ada kasus dengan FDJP<5
atau diduga asidemia janin, kadar laktat a.umbilikalis ≥4,1 mmol/l memprediksi 88,89% janin
yang mengalami asidemia. Bila kadar laktatnya <4,1 mmol/l maka 75% diprediksi janin tidak
mengalami asidemia.

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


39

Pada penelitian ini didapatkan kadar laktat arteri umbilikalis memiliki nilai sensitivitas
88,89% dan spesifisitas 75% dalam memprediksi asidemia janin. Pada penelitian lain disebutkan
kadar sensitivitas dan spesifisitas laktat a.umbilikalis yang berkorelasi dengan pH a.umbilikalis <
7 sebesar 58% dan 60% (ditunjukkan oleh tabel 1).16 Penelitian Khoshnow 40
menyebutkan pH
arteri umbilikalis dan laktat sama dalam memprediksi luaran neonatus yang tidak diharapkan
dengan AUC 0,76 dan titik potong 5,75mmol/l dengan nilai Apgar menit ke -5 atau neonatus
yang memerlukan NICU.40 Penelitian Biringer 41
menyebutkan korelasi terbaik antara parameter
asam basa janin dengan laktat a.umbilkalis didapatkan nilai AUC >0,9, p<0,0005 dalam
memprediksi hipoksia janin dengan pH < 7,15. 41

Rasio kemungkinan Positif (RKP) menunjukkan kemungkinan asidemia janin yang


didiagnosis asidemia janin dibandingkan kasus yang bukan asidemia janin yang didiagnosa
asidemia janin. Pada penelitian ini diperoleh RKP sebesar 3,56 menunjukkan hasil uji ini bersifat
positif kuat. Pada penelitian ini diperoleh Rasio Kemungkinan Negatif (RKN) sebesar 0,15
menunjukkan kemungkinan asidemia janin yang tidak didiagnosa asidemia janin dibandingkan
kasus yang bukan asidemia janin yang tidak didiagnosa asidemia janin sebesar 0,15.

5.3 Hubungan Laktat ibu dan Laktat Arteri Umbilikalis


Terdapat hubungan antara perpindahan laktat antara ibu dan janin. Ibu mendapatkan 3%
laktat dari plasenta. Pada kehamilan normal, janin merupakan konsumen laktat. Laktat lebih
merupakan bahan bakar bagi janin, dimana metabolisme oksidatif laktat merepresentasikan 10-
25% dari keseluruhan aktivitas metabolisme. Produksi laktat janin endogen akan muncul sebagai
respon terhadap hipoksia.7 Proton dependent dan sodium independent lactate transporters di
plasenta memungkinkan transportasi laktat reversibel, memungkinkan perpindahan laktat ke dua
arah, sehingga laktat dapat digunakan janin sebagai bahan bakar atau dibuang, karena akumulasi
24
laktat di janin dapat menimbulkan risiko untuk janin. Terdapat suatu penelitian yang
menyebutkan bahwa konsentrasi laktat ibu dan janin akan meningkat signifikan saat persalinan
kala 2, dan nampaknya metabolisme anaerob janin merupakan sumber utama dari kenaikan laktat
janin. 8
Pada penelitian ini, hubungan laktat ibu dengan laktat a.umbikalis menunjukkan
hubungan yang lemah dengan r=0,238 dan berpola positif artinya semakin bertambah laktat ibu
maka semakin besar laktat a. umbikalis. Didapatkan nilai koefisien (R2) dengan determinasi
0,056 yang berarti persamaan garis regresi yang diperoleh hanya dapat menerangkan 5,6%
variasi laktat ibu atau persamaan garis yang diperoleh tidak cukup untuk menjelaskan variabel

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


40

laktat ibu. Hasil uji statitik didapatkan terdapat hubungan yang signifikan antara laktat ibu
dengan laktat a.umbilikalis dengan nilai p=0,017.

5.4 Perbandingan AUC Laktat Ibu dan Laktat Arteri Umbilikalis dengan Asidemia Janin
Perbandingan akurasi laktat ibu dan laktat a.umbilikalis dalam memprediksi asidemia
janin ditunjukkan pada gambar 9. Laktat ibu memiliki akurasi sebesar 88,9% dalam memprediksi
asidemia janin (IK 95% 79,1%-98,7%); p < 0,001. Laktat arteri umbilikalis memiliki akurasi
sebesar 82,4% dalam memprediksi asidemia janin (IK 95% 66,0%-98,8%); p= 0,035. Nilai AUC
keduanya tergolong bagus dalam memprediksi asidemia janin.35 Nilai laktat ibu dan laktat
a.umbilikalis memiliki nilai p < 0,05, dimana berarti kedua nilai tersebut masing-masing
bermakna secara statistik terhadap memprediksi asidemia janin. Pada perbandingan kedua AUC,
didapatkan nilai p=0,515, dimana berdasarkan analisis ini, tidak ada perbedaan nilai AUC antara
laktat ibu dengan laktat umbilikalis dalam memprediksi kejadian asidemia janin.
Berdasarkan analisa data yang kami peroleh, baik laktat ibu dan laktat a.umbilikalis
merupakan alat uji yang baik untuk memprediksi asidemia janin, dimana nilai AUC keduanya
tergolong bagus. Namun kadar laktat ibu merupakan alat uji yang dapat memprediksi asidemia
janin pada fase yang lebih dini yaitu sebelum bayi lahir, sedangkan laktat arteri umbilikalis
diperoleh saat bayi lahir.

5.5 Hubungan Laktat Ibu dengan Nilai Apgar


Nilai Apgar sering digunakan untuk mendefinisikan asfiksia dan untuk memprediksi
luaran neurologi.37 Pada penelitian ini, sebagian besar subyek penelitian dengan nilai FDJP < 5
atau pada kecurigaan kasus asidemia janin memiliki nilai Apgar menit ke-5 ≥ 7. Hanya 1 orang
subyek penelitian (2,3%) yang memiliki nilai Apgar menit ke-5 < 7 yaitu ibu dengan diagnosis
preeklampsia berat dan edema paru. Penelitian Modarressnejad 44 menyebutkan nilai apgar menit
-1 kurang dari 7 merupakan faktor risiko tinggi untuk terjadinya asidemia dengan OR 222,8. 44
Perpindahan laktat melalui plasenta antara kompartemen maternal-fetal dapat muncul di
kedua arah. 8 Konsentrasi laktat saat hipoksia merupakan pengukuran tidak langsung dari tingkat
hipoksia jaringan.16 Pada ibu hamil yang memiliki risiko melahirkan bayi dengan asfiksia
terdapat korelasi signifikan antara nilai Apgar menit-1, nilai Apgar menit -5 dan pH arteri
umbilkalis, dimana kombinasi nilai Apgar dan penilaian pH arteri umbilikalis pada ibu dengan
risiko tinggi dapat mendeteksi kondisi bayi yang berada dalam bahaya. 36
Hubungan kadar laktat ibu dengan nilai Apgar menit-1 < 7 ditunjukkan dengan gambar 9,
dengan nilai AUC sebesar 60,6%, dimana nilai tergolong kurang dengan nilai p=0,28. Hasil

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


41

tersebut secara statistik tidak bermakna dengan rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan
nilai yang diperoleh pada sampel sebesar 43,1%-78,2%. Dengan demikian pada penelitian ini
kami mendapatkan bahwa kadar laktat ibu kurang dapat dijadikan acuan dalam hubungannya
dengan nilai Apgar menit-1. Pada penelitian Locatelli13 walaupun nilai Apgar sering
dihubungkan asidemia neonatal, asidemia arteri umbilikalis hanya muncul pada 38% bayi dengan
nilai Apgar <7 pada menit ke -5.13

5.6. Hubungan Laktat Arteri Umbilikalis dengan Nilai Apgar


Laktat dan nilai pH merupakan parameter terbaik untuk membedakan bayi lahir normal
dan asfiksia, dengan laktat lebih memiliki kekuatan diskriminatif. Pengukuran cepat laktat
45
a.umbilikalis memiliki potensial dalam mendiagnosis dini gawat janin intrapartum. Laktat
a.umbilikalis merupakan penanda yang terpercaya untuk memprediksi asfiksia janin intrapartum
lebih baik dibandingkan status asam basa umbilikalis pada bayi baru lahir dengan nilai Apgar
rendah.46 Bayi baru lahir dengan peningkatan laktat a.umbilikalis secara signifikan lebih
cenderung untuk memiliki nilai Apgar rendah.40
Analisa ROC pada penelitian ini, didapatkan nilai AUC sebesar 0,599 (IK95% 0,376-
0,821) p=0,330. Hal ini berarti tingkat ketepatan (akurasi) alat uji berupa laktat a.umbilikalis
sebesar 59,9% untuk memprediksi nilai Apgar menit-1 < 7. Nilai ini tergolong dalam kategori
gagal (tabel 7) dengan nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut secara statistik tidak
bermakna dengan taksiran rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang diperoleh
pada sampel penelitian yaitu sebesar 37,6%-82,1%.
Nilai Apgar menit 1 dikatakan tidak berhubungan dengan luaran masa depan bayi.
Analisa retrospektif menyimpulkan bahwa nilai apgar menit -5 merupakan prediktor valid dari
mortalitas neonatus, namun menggunakannya untuk memprediksi luaran jangka panjang tidaklah
tepat. Pada penelitian lain disebutkan bahwa nilai Apgar menit -5 rendah memiliki hubungan
dengan kematian atau cerebral palsy, dan hubungan ini meningkat jika nilai apgar menit -1 dan
menit 5 rendah. Nilai Apgar menit -1 dan menit -5 bukanlah penanda yang meyakinkan dari
kejadian hipoksia intrapartum akut. 47

5.7. Hubungan Asidemia Janin dengan Nilai Apgar


Laktat dan pH pada darah kulit kepala janin memiliki kekuatan yang serupa dalam
memprediksi nilai Apgar yang rendah saat persalinan dan kebutuhan akan perawatan intensif,
walaupun beberapa kasus dengan kardiotokografi abnormal memiliki nilai laktat yang meningkat

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


42

dibandingkan dengan pH yang rendah.7 Saat ini sampling pada kulit kepala janin sudah tidak
dilakukan lagi selama bertahun-tahun di Amerika Serikat 9
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wiberg-itzel didapatkan tidak ada perbedaan yang
signifikan pada asidemia, intervensi operatif, skor apgar yang rendah atau perawatan di unit
perawatan intensif.9 Walaupun asidosis dikatakan berhubungan dengan meningkatnya komplikasi
pada bayi dengan nilai Apgar menit -5 yang rendah, Socol menemukan tidak ada perbedaan
penilaian gas darah arteri umbilikalis antara bayi dengan cerebral palsy dan bayi dengan luaran
neurologi jangka panjang normal.38
Pada penelitian ini hubungan antara kejadian asidemia janin dan nilai Apgar menit-1 < 7
dianalisa, didapatkan nilai AUC 65% (IK 95% 0,483-0,829) p=0,078, dimana nilai termasuk
dalam kategori kurang.34 Nilai p < 0,5 menunjukkan bahwa data diatas secara statistik bermakna
dengan rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang diperoleh pada sampel
sebesar 48,3%-82,9%.
Walaupun nilai Apgar sering dihubungkan asidemia neonatal, asidemia arteri umbilikalis
hanya muncul pada 38% bayi dengan nilai Apgar <7 pada menit ke 5. Penemuan ini
menunjukkan pentingnya analisa gas arteri umbilikalis pada neonatus dengan kecurigaan
asidemia, tidak hanya nilai Apgar untuk menentukan asfiksia intrapartum. Faktor selain asidemia
memegang peranan pada sebagian besar neonatus dengan skor Apgar rendah seperti sedasi ibu,
infeksi, penyakit kardiovaskuler atau neurologi.13

5.8 Pembuktian Hipotesis


Hipotesis 1. : Kadar laktat ibu mempunyai nilai diagnostik yang baik untuk mendiagnosis dini
asidemia janin
Berdasarkan data dan analisa yang didapat pada penelitian ini, hipotesis pada penelitian ini dapat
dibuktikan. Kadar laktat ibu memiliki ketepatan (akurasi) alat uji sebesar 88,9% untuk
mendiagnosis asidemia janin dengan nilai p < 0,001 yang menunjukkan data tersebut bermakna
secara  statistik dengan taksiran rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang
diperoleh pada sampel penelitian yaitu sebesar 79,1%-98,7%.

Hipotesis 2: Kadar laktat arteri umbilikalis mempunyai nilai  nvasive c yang baik untuk
mendiagnosis asidemia janin
Berdasarkan data dan analisa yang didapat pada penelitian ini, hipotesis kedua dapat dibuktikan.
Kadar laktat memiliki ketepatan (akurasi) alat uji sebesar 82,5% untuk memprediksi asidemia
janin dengan nilai p= 0,035 yang menunjukkan data tersebut bermakna secara statistik dengan

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


43

taksiran rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang diperoleh pada sampel
penelitian yaitu sebesar 66,0% - 98,8%.

Laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis memenuhi standar uji diagnostik yang diharapkan
untuk memprediksi kejadian asidemia janin, lebih sederhana, lebih cepat (hanya dalam hitungan
detik) dibandingkan analisa gas darah. Laktat ibu dapat memprediksi asidemia janin pada fase
yang lebih dini yaitu sebelum bayi lahir.

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


44

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

1. Laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis dapat menjadi parameter dalam mendeteksi
asidemia janin.
2. Nilai diagnostik kadar laktat ibu dalam memprediksi asidemia janin yaitu 4,7mmol/l
dengan prevalensi 71,4%, sensitivitas 76,6% dan spesifisitas 83,3%.
3. Prevalensi atau prior probability laktat ibu sebesar 71,4%, sehingga pada kasus FDJP <5
atau pada keadaan yang menimbulkan kecurigaan terjadinya gawat janin, bila kadar laktat
ibu ≥ 4,70 mmol/l akan dapat diprediksi akan terjadi asidemia janin sebesar 92%.
Sedangkan bila kadar laktat Ibu < 4,7 mmol/l maka prediksi tidak akan terjadi asidemia
janin sebesar 58,8%.
4. Nilai diagnostik kadar laktat arteri umbilikalis dalam memprediksi asidemia janin yaitu
4,1mmol/l dengan prevalensi 69,23%, sensitivitas 88,89% dan spesifisitas 75%
5. Prevalensi atau prior probability laktat arteri umbilikalis sebesar 69,23% sehingga pada
kasus FDJP < 5 atau kecurigaan kasus asidemia janin bila didapatkan kadar laktat arteri
umbilikalis ≥ 4,1mmol/l maka akan diprediksi akan terjadi asidemia janin sebesar
88,89%. Sedangkan bila kadar laktat arteri umbilikalis < 4,1mmol/l maka prediksi tidak
akan terjadi asidemia janin sebesar 75%.
6. Laktat ibu & laktat arteri umbilikalis memenuhi kriteria uji diagnostik yang diharapkan
untuk memprediksi kejadian asidemia janin.
7. Terdapat hubungan linear antara laktat ibu dengan laktat arteri umbilikalis (r=0,238)
dengan persamaan garis regresi yang diperoleh hanya dapat menerangkan 5,6% variasi
laktat ibu dengan hasil uji statitik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara laktat
ibu dengan laktat arteri umbilikalis (p=0,017).
8. Tidak ada perbedaan nilai AUC antara laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis dalam
memprediksi kejadian asidemia janin.
9. Pemeriksaan laktat ibu lebih sederhana, lebih cepat (hanya dalam hitungan detik)
dibandingkan analisa gas darah, tidak invasif, dan dengan cara ini asidemia dapat
didiagnosis pada fase yang lebih dini yaitu sebelum bayi lahir.

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


45

10. Tidak ada hubungan antara nilai Apgar dengan laktat ibu (AUC 60,6%), laktat arteri
umbilikalis (AUC 65%) dan asidemia janin (AUC 65%).

6.2 Saran

Perlu diteliti apakah pemeriksaan laktat ibu bila digabungkan dengan komponen FDJP (Fungsi
Dinamik Janin Plasenta) dapat meningkatkan nilai prediktor asidemia janin.

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


46

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro G. Penilaian Fungsi Dinamik Janin Plasenta untuk Menentukan Asidosis Janin
pada Preeklamsia-Eklamsia [Disertasi]. Jakarta: Bagian Obstetri Ginekologi FKUI/RSCM;
1992.
2. Syafiudin NM. Hubungan Nilai Tes Fungsi Dinamik Janin Plasenta dengan Ensefalopati
Hipoksik Iskemik [Tesis]. Jakarta: Bagian Obstetri Ginekologi FKUI/RSCM; 1997.
3. Blikstein I, Greeen T., Umbilical Cord Blood Gases. Clin Perinatol 34 (2007) 451-459
4. MacLennnan A. A template for defining a causal relation between acute intrapartum events
and cerebral palsy:international consensus statement. Br Med J 1999;319:1054-9
5. Hankins GD, Speer M., Defining the pathogenesis and pathophisiology of neonatal
encephalopathy and cerebral palsy. Obstet Gynecol 2003:102:628-36
6. Cunningham FG, Leveno KJ, Gilstrap L, et al. Normal Labor and Delivery. Dalam :
William’s Obstetrics. 22 ed. New York: McGraw-Hill Co.Inc; 2005.
7. Nordstrom L. et al, Fetal Monitoring With Lactate, Baillieres Clin Obstet Gynaecol. 1996
Jun;10(2):225-42
8. Nordstrom L, et al, Fetal and Maternal Lactate Increase during Active Second Stage of
Labour, British Journal of Obstetrics and Gynecology 2001, vol 108, pp 263-268
9. E. Wiberg-Itzel et al, Determination of PH or Lactate in Fetal Scalp Blood In Management of
Intrapartum Fetal Distress; Randomized Controlled Trial. Br Med J 2008 June 7; 336
(7656):1284-1287
10. Hernandez-Ortega H et al, Lactic Acidosis in Recovered Asphyctic Newborn Infants. Bol
Med Hosp Infant Mex 1989 Oct; 46(10):649-53
11. Zareen N et al, Lactic acid and pH levels as the authentic and reliable diagnostic tools for the
assessment of the fetal academia. J Liaquat Uni Med Health Sci Dec 2007;6(3):116-9
12. Arias F. Practical Guide to High Risk Pregnancy and Delivery. 2nd ed. Missouri: Mosby-Year
Book Inc; 1993
13. Locatelli A et al, Factors associated with umbilical artery acidemia in term infants with low
Apgar scores at 5 min. Eur J Obstet Gynecol 139(2008) 146-150
14. Anonim. Inappropriate use of the terms fetal distress and birth asphyxia. ACOG Committee
Opinion No. 326. American College of Obstetricians and Gynecologists. Obstet Gynecol.
2005;106:1469-70.
15. Bax M, Nelson KB, Birth Asphyxia: a Statement. World Federation of Neurology Group.
Dev Med Child Neurol 1993: 35:1022-4

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


47

16. Nordstrom L.,Fetal scalp and cord blood lactate. Best Practice & Research Clinical Obstetric
and Gynaecology vol 18 no.3, pp.467-476, 2004
17. Andres RL, et al, Association Between Umbilical Blood Gas Parameters and Neonatal
Morbidity and Death in Neonates with Pathologic Fetal Acidemia. Am J Obstet Gynecol
1999; 181; 867-71
18. Low JA et al, Threshold of Metabolic Acidosis Associated with Newborn Complications. Am
J Obstet Gynecol 1997:177: 1391-4
19. Vintzileos AM, et al, Comparison of Intrapartum Electronic Fetal Heart Rate Monitoring
versus Intermittent Auscultation in Detecting Fetal Acidemia at Birth. Am J Obstet Gynecol
1995; 173: 1021-4
20. ACOG Committee on Obstetric Practice. ACOG Committee Opinion No.348, November
2006: Umbilical cord blood gas and acid base analysis. Obstet Gynecol 2006;108:1319-22
21. Allen RM et al, Determining the Fetal Scalp Lactate Level that Indicates the Need for
Intervention in Labour. Aust NZJ Obstet Gynaecol 2004 Dec;44(6):549-52
22. Gjerris AC et al, Umbilical cord blood lactate: A valuable tool in the assessment of fetal
metabolic acidosis. European Journal of Obstetric & Gynecology and Reproductive Biology
139 (2008) 16-20
23. Lestari S, Wiknjosastro G, Prasmusinto D, Prihartono J, Pengaruh pemberian preparat
sitrulin-malat terhadap konsentrasi asam laktat ibu bersalin. Maj Obstet Ginecol Indonesia
2008; 32 (4):185-91
24. Thureen P.J, Hay W.W., Fetal Nutrition in Nutrition and Metabolism, 2nd ed. Cambridge
University Press, New York, 2006;7
25. Mandang SV, Beaves MC, McMeeken LM. Assessment of Lactate as intrapartum measure of
fetal wellbeing. Maj Obstet Ginecol Indones 2005; 29 (1): 27-30
26. Westgren M et al, Lactate compared with pH analysis at fetal scalp blood sampling: a
prospective randomized study. Br.J Obstet Gynaecol 1998;105(1):29-33
27. Noren H.,et al, STAN in clinical practice-the outcome of 2 years of reguler use in the city of
Gothenburg. Am J Obstet Gynecol 2006;195(1) 7-15
28. Manning FA et al, Antepartum fetal evaluation: Development of a fetal biophysical profile.
Am J Obstet Gynecol 1980;136:787-95
29. Borruto F et al, Screening of Foetal Distress by Assesment of Umbilical Cord Lactate. Clin
Exp Obstet Gynecol 2006;33(4):219-22
30. Manning AF, Fetal biophysical profile: a critical appraisal. fetal & maternal medicine review
1997;9:103-123

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


48

31. Liston R, Crane J. Fetal Health Surveillance In Labour. SOGC Clinical Practice Guidelines. J
Obstet Gynaecol Can. 2002;24(3):250-62.
32. Kruger K et al, Predictive value of fetal scalp blood lactate concentration & pH as marker of
neurologic disability. Am J Obstet Gynecol 1999:181 (51) 1072-8
33. Cunningham FG, Leveno KJ, Gilstrap L, et al. The Newborn infant. Dalam:William’s
Obstetrics. Ed ke-22. New York: McGraw-Hill Co.Inc; 2005; 633-45
34. Ridenour RV et al, Comparison&validation of point of care lactate meters as a replacement
for fetal pH measurement. Clinical Biochemistry 41 (2008) 1461-1465
35. Worster A, Innes G, Abu-Laban RB. Diagnostic testing: an emergency medicine perspective.
Can J Emerg Med 2002; 4(5):32-5.
36. Kacho MA, et al, Correlation between Umbilical Cord pH and Apgar Score in High-Risk
Pregnancy, Iran J Pediatr Dec 2010; Vol 20 (No 4), Pp: 401-406
37. Cunningham FG, Leveno KJ, Gilstrap L, et al. Disease and Injuries of the Fetus and Newborn
Dalam:William’s Obstetrics. Ed ke-23. New York: McGraw-Hill Co.Inc; 2010; 614
38. Cahlil, AG, etal, Association and prediction of neonatal academia, Am J Obstet Gynecol 2012
Sep;207(3):206,e1-8. Doi:10.1016/j.ajog.2012.06.046
39. Matsuda Y, et al, Prediction of fetal academia in placental abruption, BMC Pregnancy and
childbirth 2013 13:156
40. Khoshnow Q et al, Cord blood lactate and pH values at term and perinatal Outcome:
Retrospective Cohort study. Webmed Ostetric and Gynaecology 2010;1(9):WMC00694
41. Biringer k, et al, Biochemical aspect of fetal hypoxia, ceska Gynekologie/Ceska lekarska
spolecnost J.Ev.purkyne 2011,76(4):285-291
42. Casey BM, et al, Outcomes among term infants when two hour postnatal pH is compared
with pH at delivery Am J Obstet Gynecol 2001;184:447-50
43. Goldaber K G, et al Pathologic fetal acidemia. Obstet Gynecol 1991. 781103–1107.1107.
44. Modarressnejad, V, Umbilical cord blood pH and risk factors for acidaemia in neonates, La
Revue de Santé de la Méditerranée orientale, Vol. 11, No 1/2, 2005
45. Borruto F, et al, Screening of foetal distress by assessment of umbilical cord lactate, Clin Exp
Obstet Gynecol. 2006;33(4):219-22.
46. Hamed HO, Intrapartum fetal asphyxia: study of umbilical cord blood lactate in relation to
fetal heart rate patterns Arch Gynecol Obstet. 2013 Jun;287(6):1067-73. doi: 10.1007/s00404-
012-2694-7. Epub 2012 Dec 29.
47. The American Academy OF Pediatrics, The Apgar Score, Pediatrics Vol. 117 No. 4 April 1,
2006 pp. 1444 -1447

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


49

Lampiran 1.1

Informed Consent

Hubungan Laktat Ibu&Laktat A.Umbilikalis Dengan


Asidemia Janin Sebagai Salah Satu
Prediktor Asfiksia Neonatorum

Yth Ibu,
Kami akan mengadakan penelitian tentang penyakit asidemia janin. Sebelumnya akan
dijelaskan sedikit tentang asidemia janin dan manfaat penelitian ini untuk ibu.
Asidemia didefinisikan sebagai kondisi kenaikan konsentrasi ion hidrogen dalam jaringan
dan darah. Asidemia merupakan resiko besar terjadinya sesak dan radang otak pada bayi baru
lahir. Asidemia saat kelahiran diukur dengan kadar asam basa darah tali pusat bayi baru lahir.
Bila kita mengetahui janin yang dikandung mengalami asidemia dengan mengukur kadar
laktat ibu, maka dengan demikian akan dilakukan tindakan lebih awal dalam menangani
persalinan ibu.
Bila ibu bersedia ikut, kami akan mengambil darah ibu untuk mengukur kadar laktat ibu,
kemudian pada saat kelahiran, kami akan mengambil darah dari tali pusat janin untuk mengukur
kadar laktatnya. Semua data dan hasil penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga
tidak memungkinkan orang lain menghubungkannya dengan ibu. Ibu bebas menolak ikut dalam
penelitian ini, dan bila memutuskan untuk ikut, ibu diminta untuk mengisi formulir persetujuan
penelitian dan menandatanganinya.
Pada saat pengambilan darah dapat timbul rasa nyeri yang akan hilang sendiri dalam
sekejab. Walau kemungkinan kecil, untuk menghindari terjadinya perdarahan setelah
pengambilan darah dilakukan penekanan pada tempat pengambilan darah setelah jarum
dilepaskan.
Jika ada pertanyaan atau masalah sehubungan dengan penelitian ini, ibu dapat
menghubungi saya, dr.Trestyawaty dengan nomor telepon 081318300100, Bagian Obstetri dan
Ginekologi FKUI/RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo, Jl.Salemba Raya 6, Jakarta 10430-
Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan ibu untuk ikut dalam penelitian ini.

Jakarta, November 2012

dr.Trestyawaty

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


50

Lampiran 1.2
Formulir Persetujuan Penelitian

Hubungan Laktat Ibu&Laktat A.Umbilikalis Dengan


Asidemia Janin Sebagai Salah Satu
Prediktor Asfiksia Neonatorum

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :
Umur :
Alamat:

Setelah mendapat penjelasan dan menyadari manfaat penelitian ini, menyatakan bersedia ikut
serta dalam penelitian dan bila diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut bersedia untuk
dihubungi.
Surat persetujuan ini saya tanda tangani dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan

Jakarta, 2012

Saksi Yang menyetujui

(..................................) (....................................)

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013


51

Lampiran 1.3

Universitas Indonesia

hubungan laktat...., Trestyawaty, FK UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai