File PDF
File PDF
TESIS
dr. Trestyawaty
NPM 0706311371
Pembimbing
Dr.med.dr Damar Prasmusinto SpOG (K)
i Universitas Indonesia
TESIS
dr. Trestyawaty
NPM 0706311371
Pembimbing
Dr.med.dr Damar Prasmusinto SpOG (K)
ii Universitas Indonesia
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama
NPM
Tanda Tangan 07?
Trestyawaty
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Spesialis pada Program Studi Obstetri
GinekoJogi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUn
Ditetapkan di Jakarta
Tanggal 20 Desember 2013
IV Universitas Indonesia
Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan petunjuk-Nya, saya dapat
menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Spesialis Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Adapun proses penyusunan tesis ini tidaklah mungkin dapat terselesaikan tanpa
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu ijinkan saya mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
(1) Dr.med.dr. Damar Prasmusinto SpOG(K) selaku pembimbing dan peneliti utama
tesis ini yang telah memberikan motivasi dan berdedikasi tinggi di dalam
pendidikan dan penelitian ini.
(2) dr. Sopiyudin M.Epid dan Gusni Rahma SKM atas masukan dan analisa statistik
dalam penelitian ini
(3) Suami, anak-anak, orang tua, dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan
dukungan material dan moral kepada saya selama ini
(4) Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan seluruhnya yang telah
banyak membantu dan menjadi bagian penting dalam penelitian ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tesis ini. Semoga kiranya tesis ini dapat membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan turut memperbaiki kesehatan ibu karena setiap
ibu akan menyusun wajah bangsanya dan itu menjadikan kita ikut bertanggung jawab atas
lahirnya khalifah-khalifah di bumi pertiwi ini dan menegakkan nama Indonesia di dunia,
Aamiin Ya Rabb al-‘alamiin.
Trestyawaty
v Universitas Indonesia
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Trestyawaty
NPM :0706311371
Program Studi : Program Pendidikan Dokter Spesialis 1
Departemen : Obstetri dan Ginekologi
Fakultas : Kedokteran Indonesia
Jenis karya : tesis
Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menylmpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat
dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di Jakarta
VI Universitas Indonesia
Nama : Trestyawaty
Program Studi : Obstetri dan Ginekologi
Judul : Hubungan laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis dengan asidemia janin
sebagai prediktor asfiksia neonatorum
Tujuan: Penelitian ini bertujuan menilai hubungan laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis
dengan asidemia janin
Metode: Penelitian desain uji diagnostik dengan 42 ibu hamil dengan janin tunggal hidup
usia gestasi ≥ 34minggu dengan FDJP < 5 atau kecurigaan asidemia janin di Rumah Sakit Dr.
Cipto Mangunkusumo pada bulan November 2012 hingga Februari 2013. Laktat ibu
dievaluasi segera saat ditegakkan diagnosis kecurigaan asidemia janin, analisa gas darah dan
laktat arteri umbilikalis diambil segera saat bayi lahir. Asidemia janin ditegakkan dengan pH
arteri umbilkalis < 7,2. Kadar laktat diukur dengan menggunakan Lactate Pro. Nilai
diagnostik laktat ibu dan laktat a.umbilikalis untuk memprediksi asidemia janin diuji dengan
metode Receiver Operating Character (ROC).
Hasil: Sebanyak 39 subyek penelitian yang diperoleh data laktat ibu & laktat arteri
umbilikalisnya dan 3 subyek penelitian yang diperoleh data laktat ibunya saja. Untuk
memprediksi asidemia janin laktat ibu mempunyai akurasi 88.9% (IK 95% 0,791-0,987).
Secara statistik terdapat asosiasi antara laktat ibu dengan asidemia janin (p<0,001). Bila kadar
laktat ibu ≥ 4,70 mmol/l akan dapat diprediksi akan terjadi asidemia janin sebesar 92%.
Sedangkan bila kadar laktat ibu < 4,7 mmol/l maka prediksi tidak akan terjadi asidemia janin
sebesar 58,8%. Untuk memprediksi asidemia janin laktat arteri umbilikalis mempunyai
akurasi 82,4% (IK 95% 0,660-0,988). Secara statistik terdapat asosiasi antara laktat arteri
umbilikalis dengan asidemia janin (p=0,035). Bila kadar laktat arteri umbilikalis ≥ 4,1mmol/l
maka akan diprediksi akan terjadi asidemia janin sebesar 88,89%. Sedangkan bila kadar
laktat arteri umbilikalis < 4,1mmol/l maka prediksi tidak akan terjadi asidemia janin sebesar
75%. Secara statistik terdapat hubungan antara laktat ibu dengan laktat arteri umbilikalis
(p=0,017). Semakin bertambah laktat ibu maka semakin besar laktat arteri umbilikalisnya
(r=0,238). Tidak ada hubungan secara statistik antara nilai Apgar dengan laktat ibu (AUC
60,6%), laktat arteri umbilikalis (AUC 65%) dan asidemia janin (AUC 65%). Tidak ada
perbedaan nilai AUC antara laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis dalam memprediksi
asidemia janin (p=0,515)
Kesimpulan: Laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis memenuhi standar uji diagnostik yang
baik untuk memprediksi kejadian asidemia janin. Laktat ibu dapat memprediksi asidemia
janin sebelum bayi lahir.
Kata kunci: asidemia janin, laktat ibu, laktat arteri umbilikalis, nilai Apgar, pH arteri
umbilikalis
Name : Trestyawaty
Study Program : Obstetric and Gynecologic
Title : The association of maternal lactate and umbilical arterial lactate with fetal
acidemia as a predictor of neonatal asphyxia
Objectives: To asses the association among maternal lactate and umbilical arterial lactate
with fetal acidemia
Methods: This was a diagnostic test study, which was held on the 42 pregnant women with a
singleton live fetus, gestational age ≥ 34 weeks and modified biophysical profile < 5 or
suspected fetal acidemia at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from November 2012 until
February 2013. Maternal lactate was evaluated immediately at the time that the diagnosed of
suspected fetal acidemia was established. Blood gas analysis and umbilical arterial lactate
were taken immediately when the baby was born. Fetal acidemia is defined as umbilical
arterial pH <7.2. Lactate levels were measured using the Lactate Pro. Diagnostic value of
maternal lactate and umbilical arterial lactate to predict fetal acidemia was tested by the
method of Receiver Operating Character (ROC).
Results: Both maternal and umbilical arterial lactate were obtained from 39 subjects.
Maternal lactate only was obtained from 3 subjects. To predict a fetal acidemia, the maternal
lactate has an accuracy of 88,9% (CI 95% 0,791- 0,987). There was an association between
fetal acidemia and maternal lactate statistically ( p<0.001). If maternal lactate levels ≥ 4.70
mmol / l, it would be predicted that 92% fetal acidemia are occurred. Meanwhile, if maternal
lactate levels <4.7 mmol/l then there will be a prediction that 58.8% was no fetal acidemia.
To predict a fetal acidemia, the umbilical arterial lactate has an accuracy 82,4% (CI 95%
0,660-0,988). There was an association between fetal acidemia and umbilical arterial lactate
statistically (p=0,035). If umbilical arterial lactate levels ≥ 4,1 mmol/l, it would be predicted
88,89% fetal acidemia are occurred, meanwhile if umbilical arterial lactate levels < 4,1
mmol/l then there will be a prediction that 75% was no fetal acidemia. Statistically there was
an association between maternal lactate and umbilical arterial lactate (p=0,017). If maternal
lactate increased, the umbilical arterial lactate would be increased (r=0.238). Statistically
there was no association between Apgar score with maternal lactate (AUC 60.6%), umbilical
arterial lactate (AUC 65%) and fetal acidemia (AUC 65%). There is no difference in AUC
values between maternal lactate and umbilical arterial lactate in predicting fetal acidemia (p =
0.515)
Conclusion: Maternal lactate and umbilical arterial lactate meet a good standard diagnostic
test for predicting the incidence of fetal acidemia. Maternal lactate can predict fetal acidemia
before the baby is born.
Keywords: Apgar score, fetal acidemia, maternal lactate, umbilical arterial lactate, umbilical
arterial pH
Halaman Judul i
Halaman Pernyataan Orisinalitas iii
Halaman Pengesahan iv
Kata Pengantar v
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi vi
Abstrak vii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Skema xii
Daftar Lampiran xiii
BAB I Pendahuluan 1
BAB II Tinjauan Pustaka 4
2.1 Asidemia Janin 4
2.1.1 Pemeriksaan Darah Janin 6
2.1.2 Darah Tali Pusat 7
2.2 Laktat 8
2.2.1 Metabolisme Laktat 8
2.2.2 Pengukuran Laktat 10
2.2.3 Hubungan Laktat dan pH 11
2.3 Tes Fungsi Dinamik Janin Plasenta 13
2.3.1 Non Stres Tes (NST) 14
2.3.2 Gerakan Nafas Janin 15
2.3.3 Indeks Cairan Amnion 15
2.3.4 Rasio Arus Doppler Sistolik Diastolik Arteri Umbilikalis 16
2.4 Hubungan FDJP dengan Laktat Janin 17
Kerangka Teori 19
Kerangka Konsep 20
Definisi Operasional 21
BAB III Metodologi 22
BAB IV Hasil 26
4.1.Hubungan Laktat Ibu dengan Asidemia Janin 27
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
untuk membedakan antara bayi baru lahir yang normal dan asfiksia.9 Terdapat korelasi yang jelas
antara asidemia laktat dan gawat janin, kuantifikasi laktat merupakan indikator yang berguna
dalam menentukan asfiksia neonatal.10 Nilai asam laktat yang tinggi disertai penurunan pH,
HCO3- dan Hb, berhubungan dengan asidemia pada bayi baru lahir, merupakan diagnosis
konfirmatif dibandingkan dengan kriteria subyektif untuk mendiagnosis asidemia.11 Sebagai
prediktor luaran neonatal, laktat dapat menggantikan pH pada pemeriksaan rutin arteri
7
umbilikalis saat persalinan. Pada penelitian ini, kami berharap mendapatkan data hubungan
laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis dengan asidemia janin sebagai salah satu faktor untuk
memprediksi asfiksia neonatorum.
1.3 Hipotesis
1. Laktat ibu mempunyai nilai diagnostik yang baik untuk mendiagnosis asidemia janin
2. Laktat a. umbilikalis mempunyai nilai diagnostik yang baik untuk mendiagnosis asidemia janin
Menilai hubungan laktat ibu dan laktat a.umbilikalis dengan asidemia janin
1.Mengetahui apakah laktat ibu dapat dipergunakan untuk memprediksi asidemia janin
2.Mengetahui apakah laktat a.umbilikalis dapat dipergunakan untuk memprediksi asidemia janin
3.Mengetahui berapa kadar laktat ibu untuk memprediksi asidemia janin
Universitas Indonesia
Dengan penelitian ini diharapkan agar peneliti dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan
yang dimiliki dan sebagai sarana untuk melatih cara berpikir dan membuat penelitian berdasarkan
metodologi penelitian yang baik dan benar.
Kadar laktat dengan kombinasi keseluruhan gambaran klinik ibu, dapat menjadi
parameter dalam menegakkan diagnosis asidemia janin dan dapat mengidentifikasi ibu yang
membutuhkan intervensi dalam kehamilannya.
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Indonesia
suatu diagnosis yang nonspesifik. Komite ACOG merumuskan istilah Kejadian Hipoksik
Intrapartum Akut sebagai pengganti istilah asfiksia neonatus, dengan kriteria sebagai berikut 15 :
- Kriteria esensial ( harus mencakup keempat komponen ) :
1. Hasil analisa gas darah arteri umbilikal menunjukkan adanya asidosis metabolik
( pH < 7 dan defisit basa 12 mmol/L )
2. Kejadian ensefalopati neonatus berat atau sedang pada bayi dengan usia gestasi >
34 minggu
3. Cerebral palsy tipe quadriplegik spastik atau diskinetik
4. Bukan penyebab lain, seperti trauma, gangguan koagulasi, infeksi dan kelainan
genetik
- Kriteria nonspesifik terhadap kejadian asfiksia
1. Suatu sinyal kejadian hipoksia sesaat sebelum dan selama persalinan
2. Bradikardia janin yang terjadi tiba-tiba, atau hilangnya variabilitas denyut jantung
janin, dan adanya deselerasi variabel menetap / deselerasi lambat
3. Nilai skor Apgar 5 menit 0-3
4. Kejadian kelainan multiorgan dalam 72 jam kelahiran
5. Adanya pencitraan yang menunjukkan abnormalitas serebral nonfokal
Universitas Indonesia
Untuk mendapatkan darah kulit kepala janin, ibu ditempatkan dalam posisi knee-chest
lateral kiri dengan kaki kanan dinaikan dengan bantuan perawat. Amnioskop (metal/plastik)
Universitas Indonesia
dimasukkan ke dalam fornix posterior vagina dan batas anterior dibimbing dengan tangan klinisi
sampai ditempatkan dalam servik. Saat amnioskop kontak dengan kepala janin, sumber cahaya
didekatkan dengan instrument, dan kulit kepala janin dibersihkan dari cairan amnion dan darah
menggunakan kapas swab. Kemudian kulit kepala janin disemprotkan dengan ethyl chloride
untuk menyebabkan kondisi hiperemis. Insisi dilakukan 3-5mm pada kulit kepala menggunakan
pisau bedah khusus dengan panjang 2mm dan tidak mempenetrasi aponeurosis kulit kepala. Insisi
dilakukan di bagian atas area sirkumferential dari kulit kepala yang terlihat melalui amnioskop
untuk memfasilitasi koleksi darah pada tabung kapiler preheparinisisasi.12
Universitas Indonesia
2.2 Laktat
Konsentrasi laktat saat hipoksia merupakan pengukuran tidak langsung dari tingkat
hipoksia jaringan. 16
Sampling darah janin merupakan standar untuk menginvestigasi lebih lanjut dari
kardiotokografi non reassuring, namun merupakan prediktor yang lemah dari nilai luaran janin.
Laktat kulit kepala merupakan prediktor yang baik dari pH kulit kepala, dengan keuntungan lebih
20
mudah, murah, dan tingkat kegagalan teknis yang rendah. Terdapat perbedaan diantara pakar,
dimana Nordstrom dkk merekomendasikan konsentrasi laktat sebesar 4,8mmol/l sebagai nilai
potong untuk melakukan intervensi dan Allen dkk merekomendasikan nilai laktat kulit kepala
4,2mmol/L dengan kombinasi keseluruhan gambaran klinik pasien, merupakan alat yang berguna
dalam mengidentifikasi ibu yang membutuhkan intervensi.21
Kontributor utama pada kenaikan laktat janin pada persalinan adalah janin sendiri, secara
signifikan tidak dipengaruhi oleh ibu atau produksi laktat uteroplasenta. Oleh sebab itu,
konsentrasi laktat dalam darah tali pusat saat persalinan merupakan alat yang akurat untuk
menentukan asidemia metabolik janin saat persalinan.22
Penelitian Lestari 22 tahun 2008 menyebutkan seluruh luaran neonatus baik memiliki nilai
rata-rata konsentrasi asam laktat yang tidak lebih dari 4,9 mmol/l dan skor Apgar yang baik.
Pemeriksaan konsentrasi asam laktat pada tali pusat memiliki beberapa kegunaan, yaitu sebagai
alat diagnostik pada bayi baru lahir untuk kejadian hipoksia, prediksi komplikasi pada neonatal
dan luaran jangka panjang.
Universitas Indonesia
Substrat utama janin dalam metabolisme oksidatif adalah glukosa, laktat dan asam amino,
dengan asam lemak bebas dapat melintasi plasenta dalam jumlah yang bervariasi. Laktat
merupakan salah satu substrat penting untuk metabolisme janin. Pada usia kehamilan akhir, hati
janin memungkinkan melakukan glukoneogenesis dari substrat seperti laktat dan alanin. Produksi
laktat endogen oleh janin tinggi walaupun janin tidak dalam kondisi stres, dan sebagian besar
berasal dari glukosa. Sebagian glukosa diambil oleh plasenta dan didaur ulang janin sebagai
laktat atau fruktosa, namun dengan peningkatan pengambilan glukosa plasenta dengan reduksi
aliran darah uterus, terdapat kehilangan glukosa dari janin ke plasenta. 24
Laktat merupakan bahan bakar penting untuk janin. Produksi laktat endogen oleh janin
tinggi bahkan untuk janin dalam kondisi baik, dan sebagian besar produksi ini berasal dari
glukosa, walaupun beberapa berasal dari sumber karbon yang lain. Plasenta juga merupakan
sumber mayor dari laktat janin. Penelitian pada domba, saat usia kehamilan akhir, laktat akan
dilepaskan ke dalam sirkulasi umbilical dan uterus. Sebagian besar laktat akan dioksidasikan
menjadi CO2 dan CO2 ini memberikan kontribusi besar terhadap produksi total CO2 janin.
Laktat juga tergabung ke dalam jaringan janin termasuk glikogen hepatik, asam amino esensial
dan lipid. Penggunaan laktat oleh janin akan meningkat signifikan dalam kondisi nutrisi kurang.
Konsentrasi laktat pada janin lebih tinggi dibanding pada ibu. Proton dependent dan
sodium independent lactate transporters di plasenta memungkinkan transportasi laktat reversibel,
memungkinkan transport laktat ke dua arah, sehingga laktat dapat digunakan janin sebagai bahan
bakar atau dibuang, karena akumulasi laktat di janin dapat menimbulkan resiko untuk janin. 24
Adaptasi janin terhadap pertumbuhan dan respon metabolik terhadap nutrisi atau
hipoksemia pada usia kehamilan akhir mungkin merupakan suatu perlindungan pada kehidupan
janin, sebagai contoh dengan mereduksi pertumbuhan memungkinkan mencukupi kebutuhan
janin akan suplai nutrisi atau dengan meregulasi produksi laktat atau melepaskannya sebagai
respon terhadap hipoksia. Apabila terjadi kompresi tali pusat pada janin domba, aliran darah
umbilikalis akan tereduksi sampai dengan 30% selama 3 hari kemudian gagal meningkatkan
ekstraksi glukosa dan oksigen dan akan meningkatkan laktat darah sebagai respon terhadap
kondisi hipoksemia akut. Adaptasi ini merupakan suatu mekanisme perlindungan terhadap
24
peningkatan derajat laktat saat terjadi stress hipoksia.
Laktat diproduksi saat suplai oksigen berkurang. Suatu kondisi yang menyebabkan
kenaikan konsentrasi gula darah yang menyebabkan kondisi glikolisis dan menyebabkan
kenaikan konsentrasi piruvat akan menyebabkan konsentrasi laktat juga meningkat. Sebagai
contoh yang dapat menyebabkan peningkatan laktat: infus glukosa konsentrasi tinggi,
Universitas Indonesia
penggunaan terbutalin atau salbutamol dan katekolamin. Namun, untuk mencapai produksi laktat
janin yang signifikan, dibutuhkan konsentrasi glukosa 8,3 mmol/L. 16
Glukosa
Glukosa 6 Phosphatase
2 ATP
Aerob
Asetil-ko A
CO 2
36 ATP
Laktat adalah metabolit dalam metabolisme anerob dan merefleksikan hipoksia jaringan.
Determinasi laktat di dalam darah dari kulit kepala janin saat persalinan telah dipelajari sejak
tahun 1970. Analisa laktat mempunyai merupakan alat prediksi yang lebih baik atau serupa
dengan analisis pH dalam identifikasi dari morbiditas neonatal jangka pendek. Dimana hal ini
merupakan suatu pilihan dalam praktek klinis sejak metode microvolume electrochemical
tersedia, dimana hanya membutuhkan 5μl darah. 9
Universitas Indonesia
mempunyai koefisien variasi <4%. Kesalahan dapat terjadi pada analisa yang terkontaminasi
dengan cairan amnion, yang memiliki konsentrasi laktat yang tinggi. Terdapat korelasi yang baik
antara laktat yang didapat pada FBS menjelang persalinan dan dari darah tali pusat segera setelah
kelahiran. (R=0,65) 16
Universitas Indonesia
Laktat
Universitas Indonesia
Tabel 2. Nilai potong pH dan laktat FBS sebagai prediksi nilai luaran janin16
pH Laktat
Sensitivitas Spesifisitas Nilai Sensitivitas Spesifisitas Nilai
(%) (%) potong (%) (%) potong
(mmol/l) (mmol/l)
pH<7,00 70 59 7,26 58 60 5,1
dalam darah
arteri tali
pusat
AS <7 saat 57 71 7,22 66 69 4,3
5menit
AS<4 saat 46 76 7,23 50 90 6,0
5menit
HIE ringan 46 66 7,24 72 71 4,4
HIE 49 77 7,20 67 93 6,5
sedang/berat
HIE:hypoxic ischemic encephalopathy
Universitas Indonesia
asidosis, sehingga dianjurkan untuk dilahirkan dengan seksio sesaria, sebaliknya yang dengan
skor ≥5 dapat lahir pervaginam.1
2
Dari penelitian Syafiudin mengenai hubungan tes FDJP dengan kejadian ensefalopati
hipoksik iskemik, dikatakan bahwa skor FDJP < 5 secara statistik berhubungan dengan kejadian
hipoksik iskemik ensefalopati (1,2-12,4, 95% CI) dengan prevalensi sebesar 40.9%.
Meningkatnya kejadian ensefalopati hipoksik iskemik pada kelompok skor FDJP <5 ini
kemungkinan karena janin telah mengalami hipoksia intrauterin, sehingga telah terjadi gangguan
suplai oksigen dan metabolisme abnormal yang pada akhirnya akan mempengaruhi pusat susunan
saraf pusat.
Universitas Indonesia
suatu penurunan gradual denyut jantung janin dan kembali ke frekuensi dasar dengan waktu onset
deselerasi sampai ke nadir lebih dari 30 detik. 28
Pemeriksaan NST oleh beberapa peneliti dikatakan dimulai pada kehamilan 28-34
minggu. Pemilihan usia kehamilan untuk dimulainya pemeriksaan NST dipengaruhi faktor-faktor
seperti siklus tidur janin dan maturasi sistem saraf pusat dan keseimbangan sistem simpatis dan
parasimpatis.1
Universitas Indonesia
dinding uterus. Jalur terakhir yang lain disebut sebagai jalur intra membran yaitu seluruh
pertukaran pasif antara cairan amnion dengan darah janin yang terjadi melalui permukaan kulit
dan tali pusat, namun dua jalur tersebut tidak signifikan pada kehamilan trimester akhir.
Teknik penilaian volume cairan amnion melalui USG ada beberapa cara. Pada Tes
FDJP yang digunakan adalah tehnik Amniotic Fluid Index (AFI) atau Indeks Cairan Amnion
(ICA) yang dikenal dengan 4 kuadran yaitu penilaian indeks atau volume cairan amnion
dengan membagi uterus dalam 4 kuadran lalu menjumlahkan hasil maksimal dari masing-
masing bagian kantong amnion tersebut.
Diagnosis oligohidramnion dapat ditegakkan bila indeks cairan amnion (ICA) kurang dari
persentil 5 berdasarkan usia kehamilannya, dapat pula dikatakan oligohidramnion bila pada usia
kandungan 36-42 minggu didapatkan nilai ICA < 5 cm.
Nilai rasio SDAU lebih besar dari 3 dinilai sebagai abnormal pada kehamilan diatas 30
minggu dan berhubungan dengan kejadian pertumbuhan janin terhambat (PJT). Suatu arus absent
end diastolic pada arteri umbilikalis merupakan suatu tanda adanya hipoksia janin yang berat dan
Universitas Indonesia
secara patologi berhubungan dengan obliterasi dari pembuluh darah kapiler pada villi plasenta.
Suatu arus reversed end diastolic memiliki prognosis yang sangat buruk dan merupakan penanda
terjadinya ancaman kematian janin.
Janin dengan nilai rasio arteri umbilikalis yang tidak normal bermakna dengan terjadinya
keadaan patologi vaskular, memiliki risiko tinggi untuk kejadian lahir mati, prematuritas, dan
komplikasi pada janin termasuk perdarahan periventrikuler, sedangkan pada rasio arteri
umbilikalis normal memiliki risiko lebih rendah untuk terjadinya kejadian lahir mati, gawat janin
ataupun morbiditas pada periode neonatal.19
Universitas Indonesia
dapat digunakan untuk membantu memanajemen intrapartum dalam memprediksi nilai luaran
neonatal. 26,27,32
Universitas Indonesia
KERANGKA TEORI
CO2
Glukosa
Laktat
Asam amino
Asam lemak Hipoksia
Laktat
,
Proton dependent,
Na+ independent lactate
transporter
- Substrat utama janin untuk metabolisme oksidatif adalah glukosa, laktat, asam amino dan asam lemak yang
dapat melalui plasenta dalam jumlah bervariasi.
- Microvillous membran dan membram basal dari plasenta akan mengekspresikan proton dependent&sodium
independent lactate transporters yang reversibel yang memungkinkan perpindahan laktat di kedua arah
(ibu&janin).
- Saat terjadi hipoksia janin, produksi laktat endogen janin akan meningkat sebagai respon terhadap
hipoksia
Universitas Indonesia
KERANGKA KONSEP
Infus Glukosa
konsentrasi tinggi
Terbutalin
Salbutamol
Katekolamin
Laktat
bayi
Legenda:
Universitas Indonesia
Definisi Operasional
1. Preeklampsia
Dalam penelitian ini preeklampsia berat adalah bila ditemukan tekanan diastolik ≥ 110, sistolik
≥ 160 mmHG dan proteinuria
2. Eklampsia
Preeklampsia dengan gejala neurologis
3. Asidemia
Kondisi patologis yang dikarakterisasi oleh kenaikan konsentrasi ion hidrogen dalam jaringan
dan darah dengan pH < 7,2 6,17
4. Tes Fungsi Dinamik
Upaya penilaian kesejahteran janin multifaktor meliputi reaksi akibat stimulasi suara meliputi :
Reaktifitas Denyut Jantung Janin, arus darah arteri umbilikalis, jumlah cairan amnion, gerak
nafas janin, akselerasi denyut jantung setelah stimulasi suara
5. Postterm
Usia gestasi >42minggu berdasarkan HTA
6. Pertumbuhan Janin Terhambat
Berat janin yang lebih rendah dari 2 SB dari nilai rata-rata kurva perkembangan janin di RSCM.
7. Asfiksia
Kegagalan menginisiasi dan mempertahankan pernafasan saat lahir
Universitas Indonesia
BAB III
METODOLOGI
Kriteria penolakan:
Ibu dengan penyakit kronis: Diabetes Mellitus, Vitium Cordis, SLE, Anemia kronis
Kematian janin
Anomali kelainan kongenital mayor
Universitas Indonesia
1,96 2 x0,8x0,2
N =
0,152x0,8
= 34 orang
Maka dengan menggunakan rumus besar sampel pada AUC, jumlah subyek yang akan diteliti
pada penelitian ini sebanyak 34 orang.
Universitas Indonesia
Subyek Penelitian
Universitas Indonesia
- Pasien yang mendapat skor penilaian FDJP < 5 berdasarkan pemeriksaan USG dan CTG
atau dengan kecurigaan asidemia janin oleh konsulen Fetomaternal diobservasi
persalinannya.
- Persalinan dengan nilai FDJP < 5 atau dengan kecurigaan asidemia janin akan dilakukan
terminasi kehamilan.
- Pasien diambil darahnya untuk diperiksa kadar laktatnya menjelang persalinan dan
langsung diperiksakan dengan menggunakan Lactate Pro oleh peneliti dengan nilai
sensitivitas 80% dan spesifisitas 86% 34.
- Pengambilan darah tali pusat dengan dijepit dalam 2 tempat berjarak 10-15cm dari tempat
pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir dan belum menangis.
- Darah diambil 5 µL dari arteri umbilikalis, dan diperiksakan kadar laktat dan analisa gas
darah di laboratorium.
Universitas Indonesia
BAB IV
HASIL
Empat puluh dua subyek dapat diperoleh dari bulan November 2012 sampai dengan
Februari 2013. Dari 42 subyek penelitian hanya 39 subyek yang dapat diperoleh kadar laktat ibu
dan janinnya. Sebanyak 3 subyek penelitian tidak diambil laktat darah arteri umbilikalisnya
akibat kesalahpahaman saat pengambilan sampel, dimana darah arteri umbilikalis sudah
diperiksakan analisa gas darahnya sebelum laktat darah arteri umbilikalis diperiksa.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4,7
Nilai titik potong kadar laktat ibu ditunjukkan pada gambar 6, dari data 42 subyek
penelitian yang diambil, didapatkan nilai titik potong sebesar 4,7mmol/l untuk memprediksi
kejadian asidemia janin.
Pada tabel 5 didapatkan prevalensi atau prior probability kejadian asidemia janin pada
populasi penelitian yaitu sebesar 71,4% dari 42 kasus dengan nilai FDJP < 5 atau dengan
kecurigaan kejadian asidemia janin. Asidemia janin dalam penelitian ini kami dikategorikan
Universitas Indonesia
dengan nilai pH arteri umbikalis < 7,2. Pada penelitian ini didapatkan nilai sensitifitas dan
spesifisitas kadar laktat ibu dalam memprediksi asidemia janin sebesar 76,6% dan 83,3%, dengan
nilai duga positif 92%, nilai duga negatif sebesar 58,8%, rasio kemungkinan positif 4,6 dan rasio
kemungkinan negatif 0,28.
Kurva ROC yang menggambarkan sensitivitas dan spesifisitas hubungan laktat arteri
umbilikalis dengan asidemia janin pada gambar 7, didapatkan nilai AUC sebesar 82,4% dari 39
subyek penelitian dengan nilai p=0,035 dengan taksiran rentang nilai pada populasi yang
dihitung dengan nilai yang diperoleh pada sampel penelitian sebesar 56,9%-91,4%
Universitas Indonesia
4,1
Gambar 8. Titik potong kadar laktat arteri umbilikalis dengan asidemia janin
Gambar 8 menunjukkan dari 39 subyek penelitian yang diambil laktat darah arteri
umbilikalisnya, didapatkan titik potong kadar laktat 4,1mmol/l untuk memprediksi kejadian
asidemia janin.
Universitas Indonesia
Pada tabel 6 didapatkan prevalensi atau prior probability kejadian asidemia janin pada 39
sampel penelitian yaitu sebesar 69,23% dari 39 kasus dengan nilai FDJP < 5 atau dengan
kecurigaan kejadian asidemia janin. Asidemia janin dalam penelitian ini dikategorikan dengan
nilai pH arteri umbilikalis < 7,2. Pada penelitian ini didapatkan nilai sensitifitas dan spesifisitas
laktat arteri umbilkalis dalam memprediksi asidemia janin sebesar 88,89% dan 75% dengan nilai
duga positif 88,89% dan nilai duga negatif sebesar 75%, rasio kemungkinan positif 3,56 dan rasio
kemungkinan negatif sebesar 0,15.
Tabel 7. Analisa Korelasi dan Regresi Laktat Ibu dan Laktat A. Umbikalis
Variabel r p
Laktat Ibu 0,238 0,056 0,017
Berdasarkan analisa korelasi dan regresi laktat ibu dan laktat a.umbilikalis dengan
Spearman (tabel 7), didapatkan nilai r=0,238 dengan nilai koefisien dengan determinasi 0,056.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,017.
4.4 Perbandingan AUC Laktat Ibu dan Laktat A.Umbilikalis dengan Asidemia Janin
Gambar 9. Perbandingan AUC antara Laktat Ibu dengan Laktat A. Umbilikalis p=0,515
Universitas Indonesia
Perbandingan kurva nilai AUC laktat ibu dengan laktat arteri umbilikalis dalam
memprediksi kejadian asidemia janin (gambar 9) pada 39 subyek penelitian didapatkan nilai
p=0,515.
Gambar 10. Kurva ROC Hubungan Laktat ibu dengan Nilai Apgar menit - 1
AUC 0,606 (IK95% 0,431-0,782) p=0,28
Pada penelitian ini didapatkan sebagian besar populasi penelitian memiliki nilai Apgar
menit – 5 ≥ 7, sehingga analisa data dilakukan dengan nilai Apgar menit-1 < 7. Kurva ROC
menggambarkan sensitivitas dan spesifisitas hubungan laktat ibu dengan nilai Apgar menit-1 < 7
(ditunjukkan oleh gambar 10) didapatkan nilai AUC sebesar 60,6% dengan nilai p=0,28 dan
taksiran rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang diperoleh pada sampel
penelitian sebesar 43,1% - 78,2%.
Universitas Indonesia
Gambar 11. Kurva ROC Hubungan Laktat A.Umbilikalis dengan Nilai Apgar menit - 1
AUC 0,599 (IK95% 0,376-0,821) p=0,330
Universitas Indonesia
Gambar 12. Kurva ROC Hubungan Asidemia Janin dengan Nilai Apgar menit - 1
AUC 0,65 (IK 95% 0,483-0,829) p=0,078
Universitas Indonesia
BAB V
PEMBAHASAN
Populasi penelitian ini adalah 42 subyek dengan nilai FDJP < 5 atau dengan kecurigaan
asidemia janin. Sebanyak 39 subyek penelitian yang diambil kadar laktat darah ibu dan kadar
laktat darah arteri umbilikalisnya, sementara 3 orang subyek penelitian lainnya tidak diambil
kadar laktat darah arteri umbilikalisnya dikarenakan kesalahpahaman sehingga darah arteri
umbilikalis sudah diperiksakan untuk analisa gas darah sebelum diambil untuk diperiksakan
kadar laktatnya. Kadar laktat yang diambil diperiksa dengan menggunakan Lactate pro saat ibu
didiagnosis asidemia janin dan sesaat setelah bayi dilahirkan, sedangkan analisa gas darah
diperiksakan di laboratorium IGD RSCM
Tidak ada perbedaan waktu antara indeks tes atau pengambilan sampel laktat darah ibu
dan janin dengan pemeriksaan analisa gas darah janin sebagai acuan standar asidemia janin. Saat
diagnosis FDJP <5 atau kecurigaan asidemia janin ditegakkan, laktat darah ibu segera diambil
tepat sebelum dilakukan tindakan dan analisa gas darah arteri umbilikalis dan laktat darah arteri
umbilikalis diambil tepat saat bayi dilahirkan. Kadar laktat dapat diketahui dalam 15 detik
dengan menggunakan Lactate Pro. Pengambilan sampel darah dalam waktu pendek ini bertujuan
untuk menghindari bias, dimana analisa laktat pada sampel darah harus segera diperiksa dalam 10
menit karena konsentrasi laktat akan meningkat secara linier. 16
Tidak didapatkan adanya efek samping pada ibu dan bayinya saat pengambilan sampel
kadar laktat ataupun saat pengambilan analisa gas darah janin. Pengambilan sampel relatif tidak
invasif, karena hanya mengambil darah kapiler ibu dan darah tali pusat saat bayi dilahirkan
dimana proses ini bersifat sederhana.
Tingkat ketepatan alat yang diuji ditentukan oleh area di bawah kurva ROC. Klasifikasi
tingkat ketepatan alat berdasarkan uji diagnostik dapat dilihat pada tabel 7:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
plasenta dengan menggunakan SAS (severe abruption score) didapatkan AUC sebesar 85,5%
untuk memprediksi asidemia janin dengan pH < 7.
Asidemia janin didefinisikan berbeda-beda pada beberapa literatur. Asidemia umumnya
didefinisikan sebagai pH arteri umbilikalis < 7,2. Asidemia janin patologis atau signifikan
didefinisikan sebagai pH arteri umbilikalis <7,00.15,17 Asidemia janin dalam penelitian ini
dikategorikan dengan nilai pH arteri umbikalis < 7,2, karena intervensi sebaiknya dilakukan
secepatnya tanpa menunggu menjadi asidemia janin yang patologis pada kasus-kasus dengan
kecurigaan asidemia janin. Penelitian Casey 42 menyebutkan bahwa bayi asidosis dengan pH 7,20
yang menetap 2 jam setelah persalinan memiliki luaran yang buruk dibandingkan dengan yang
42 43
asidosisnya teratasi. Penelitian Goldaber menyebutkan terdapat hubungan antara asidemia
dengan pH a.umbilkalis < 7,2 dengan kejadian neurologi yang tidak diharapkan. 43
Wiknjosastro1 menyebutkan penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP) memberikan
nilai prediksi yang baik dalam menentukan asidosis janin dengan sensitifitas 80% dan spesifisitas
89% pada 37 subyek penelitian. Pada skor biofisik profil 4/10, resiko asidemia metabolik secara
signifikan berkisar 10%. Pada skor biofisik profil 2/10, risiko asidemia meningkat 2 kali lipat
menjadi 20% dan pada skor 0/0 meningkat menjadi 100%.30 Penelitian Syafiudin 2
tahun 1997
menyebutkan terdapat peningkatan kejadian ensefalopati hipoksik iskemik pada kelompok skor
FDJP <5 yang kemungkinan karena janin telah mengalami hipoksia intrauterin, sehingga telah
terjadi gangguan suplai oksigen dan metabolisme abnormal yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pusat susunan saraf pusat.
Prevalensi atau prior probability kejadian asidemia janin di RSCM pada bulan
November 2012 – Februari 2013 kami dapatkan sebesar 71,4% (IK 95% 0,55-0,83) dari 42
sampel penelitian dengan nilai FDJP < 5 atau kecurigaan kasus asidemia janin seperti yang
ditunjukkan oleh tabel 5. Dengan grafik sensitivitas dan spesifisitas (gambar 6) didapatkan titik
potong kadar laktat ibu sebagai diagnosis asidemia janin, yaitu sebesar 4,7mmol/l. Kadar laktat
ibu memiliki nilai sensitivitas 76,6% dan spesifisitas 83,3% dalam memprediksi asidemia janin.
Dengan prevalensi atau prior probability sebesar 71,4%, apabila ada kasus dengan FDJP
< 5 atau dengan dugaan asidemia janin, bila kadar laktat ibu ≥ 4,7, maka 92% kemungkinan janin
mengalami asidemia. Sedangkan apabila kadar laktat ibu < 4,7 mmol/l, maka 58,8% diprediksi
tidak terjadi asidemia janin.
Rasio kemungkinan Positif (RKP) menunjukkan kemungkinan asidemia janin yang
didiagnosis asidemia janin dibandingkan kasus yang bukan asidemia janin yang didiagnosa
asidemia janin. Pada penelitian ini diperoleh RKP sebesar 4,6. Bila nilai rasio kemungkinan
positif lebih besar dari 1 berarti hasil uji diagnostik ini bersifat positif kuat. Pada penelitian ini
Universitas Indonesia
diperoleh Rasio Kemungkinan Negatif (RKN) yang menunjukkan kemungkinan asidemia janin
yang tidak didiagnosa asidemia janin dibandingkan kasus yang bukan asidemia janin yang tidak
didiagnosa asidemia janin sebesar 0,28
Kelebihan penelitian laktat ibu dibandingkan penelitian-penelitian lainnya dalam
memprediksi asidemia janin, lebih sederhana, lebih cepat dan memiliki sensitivitas dan
spesifisitas cukup baik.
Universitas Indonesia
Pada penelitian ini didapatkan kadar laktat arteri umbilikalis memiliki nilai sensitivitas
88,89% dan spesifisitas 75% dalam memprediksi asidemia janin. Pada penelitian lain disebutkan
kadar sensitivitas dan spesifisitas laktat a.umbilikalis yang berkorelasi dengan pH a.umbilikalis <
7 sebesar 58% dan 60% (ditunjukkan oleh tabel 1).16 Penelitian Khoshnow 40
menyebutkan pH
arteri umbilikalis dan laktat sama dalam memprediksi luaran neonatus yang tidak diharapkan
dengan AUC 0,76 dan titik potong 5,75mmol/l dengan nilai Apgar menit ke -5 atau neonatus
yang memerlukan NICU.40 Penelitian Biringer 41
menyebutkan korelasi terbaik antara parameter
asam basa janin dengan laktat a.umbilkalis didapatkan nilai AUC >0,9, p<0,0005 dalam
memprediksi hipoksia janin dengan pH < 7,15. 41
Universitas Indonesia
laktat ibu. Hasil uji statitik didapatkan terdapat hubungan yang signifikan antara laktat ibu
dengan laktat a.umbilikalis dengan nilai p=0,017.
5.4 Perbandingan AUC Laktat Ibu dan Laktat Arteri Umbilikalis dengan Asidemia Janin
Perbandingan akurasi laktat ibu dan laktat a.umbilikalis dalam memprediksi asidemia
janin ditunjukkan pada gambar 9. Laktat ibu memiliki akurasi sebesar 88,9% dalam memprediksi
asidemia janin (IK 95% 79,1%-98,7%); p < 0,001. Laktat arteri umbilikalis memiliki akurasi
sebesar 82,4% dalam memprediksi asidemia janin (IK 95% 66,0%-98,8%); p= 0,035. Nilai AUC
keduanya tergolong bagus dalam memprediksi asidemia janin.35 Nilai laktat ibu dan laktat
a.umbilikalis memiliki nilai p < 0,05, dimana berarti kedua nilai tersebut masing-masing
bermakna secara statistik terhadap memprediksi asidemia janin. Pada perbandingan kedua AUC,
didapatkan nilai p=0,515, dimana berdasarkan analisis ini, tidak ada perbedaan nilai AUC antara
laktat ibu dengan laktat umbilikalis dalam memprediksi kejadian asidemia janin.
Berdasarkan analisa data yang kami peroleh, baik laktat ibu dan laktat a.umbilikalis
merupakan alat uji yang baik untuk memprediksi asidemia janin, dimana nilai AUC keduanya
tergolong bagus. Namun kadar laktat ibu merupakan alat uji yang dapat memprediksi asidemia
janin pada fase yang lebih dini yaitu sebelum bayi lahir, sedangkan laktat arteri umbilikalis
diperoleh saat bayi lahir.
Universitas Indonesia
tersebut secara statistik tidak bermakna dengan rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan
nilai yang diperoleh pada sampel sebesar 43,1%-78,2%. Dengan demikian pada penelitian ini
kami mendapatkan bahwa kadar laktat ibu kurang dapat dijadikan acuan dalam hubungannya
dengan nilai Apgar menit-1. Pada penelitian Locatelli13 walaupun nilai Apgar sering
dihubungkan asidemia neonatal, asidemia arteri umbilikalis hanya muncul pada 38% bayi dengan
nilai Apgar <7 pada menit ke -5.13
Universitas Indonesia
dibandingkan dengan pH yang rendah.7 Saat ini sampling pada kulit kepala janin sudah tidak
dilakukan lagi selama bertahun-tahun di Amerika Serikat 9
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wiberg-itzel didapatkan tidak ada perbedaan yang
signifikan pada asidemia, intervensi operatif, skor apgar yang rendah atau perawatan di unit
perawatan intensif.9 Walaupun asidosis dikatakan berhubungan dengan meningkatnya komplikasi
pada bayi dengan nilai Apgar menit -5 yang rendah, Socol menemukan tidak ada perbedaan
penilaian gas darah arteri umbilikalis antara bayi dengan cerebral palsy dan bayi dengan luaran
neurologi jangka panjang normal.38
Pada penelitian ini hubungan antara kejadian asidemia janin dan nilai Apgar menit-1 < 7
dianalisa, didapatkan nilai AUC 65% (IK 95% 0,483-0,829) p=0,078, dimana nilai termasuk
dalam kategori kurang.34 Nilai p < 0,5 menunjukkan bahwa data diatas secara statistik bermakna
dengan rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang diperoleh pada sampel
sebesar 48,3%-82,9%.
Walaupun nilai Apgar sering dihubungkan asidemia neonatal, asidemia arteri umbilikalis
hanya muncul pada 38% bayi dengan nilai Apgar <7 pada menit ke 5. Penemuan ini
menunjukkan pentingnya analisa gas arteri umbilikalis pada neonatus dengan kecurigaan
asidemia, tidak hanya nilai Apgar untuk menentukan asfiksia intrapartum. Faktor selain asidemia
memegang peranan pada sebagian besar neonatus dengan skor Apgar rendah seperti sedasi ibu,
infeksi, penyakit kardiovaskuler atau neurologi.13
Hipotesis 2: Kadar laktat arteri umbilikalis mempunyai nilai nvasive c yang baik untuk
mendiagnosis asidemia janin
Berdasarkan data dan analisa yang didapat pada penelitian ini, hipotesis kedua dapat dibuktikan.
Kadar laktat memiliki ketepatan (akurasi) alat uji sebesar 82,5% untuk memprediksi asidemia
janin dengan nilai p= 0,035 yang menunjukkan data tersebut bermakna secara statistik dengan
Universitas Indonesia
taksiran rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan nilai yang diperoleh pada sampel
penelitian yaitu sebesar 66,0% - 98,8%.
Laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis memenuhi standar uji diagnostik yang diharapkan
untuk memprediksi kejadian asidemia janin, lebih sederhana, lebih cepat (hanya dalam hitungan
detik) dibandingkan analisa gas darah. Laktat ibu dapat memprediksi asidemia janin pada fase
yang lebih dini yaitu sebelum bayi lahir.
Universitas Indonesia
BAB VI
6.1 Simpulan
1. Laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis dapat menjadi parameter dalam mendeteksi
asidemia janin.
2. Nilai diagnostik kadar laktat ibu dalam memprediksi asidemia janin yaitu 4,7mmol/l
dengan prevalensi 71,4%, sensitivitas 76,6% dan spesifisitas 83,3%.
3. Prevalensi atau prior probability laktat ibu sebesar 71,4%, sehingga pada kasus FDJP <5
atau pada keadaan yang menimbulkan kecurigaan terjadinya gawat janin, bila kadar laktat
ibu ≥ 4,70 mmol/l akan dapat diprediksi akan terjadi asidemia janin sebesar 92%.
Sedangkan bila kadar laktat Ibu < 4,7 mmol/l maka prediksi tidak akan terjadi asidemia
janin sebesar 58,8%.
4. Nilai diagnostik kadar laktat arteri umbilikalis dalam memprediksi asidemia janin yaitu
4,1mmol/l dengan prevalensi 69,23%, sensitivitas 88,89% dan spesifisitas 75%
5. Prevalensi atau prior probability laktat arteri umbilikalis sebesar 69,23% sehingga pada
kasus FDJP < 5 atau kecurigaan kasus asidemia janin bila didapatkan kadar laktat arteri
umbilikalis ≥ 4,1mmol/l maka akan diprediksi akan terjadi asidemia janin sebesar
88,89%. Sedangkan bila kadar laktat arteri umbilikalis < 4,1mmol/l maka prediksi tidak
akan terjadi asidemia janin sebesar 75%.
6. Laktat ibu & laktat arteri umbilikalis memenuhi kriteria uji diagnostik yang diharapkan
untuk memprediksi kejadian asidemia janin.
7. Terdapat hubungan linear antara laktat ibu dengan laktat arteri umbilikalis (r=0,238)
dengan persamaan garis regresi yang diperoleh hanya dapat menerangkan 5,6% variasi
laktat ibu dengan hasil uji statitik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara laktat
ibu dengan laktat arteri umbilikalis (p=0,017).
8. Tidak ada perbedaan nilai AUC antara laktat ibu dan laktat arteri umbilikalis dalam
memprediksi kejadian asidemia janin.
9. Pemeriksaan laktat ibu lebih sederhana, lebih cepat (hanya dalam hitungan detik)
dibandingkan analisa gas darah, tidak invasif, dan dengan cara ini asidemia dapat
didiagnosis pada fase yang lebih dini yaitu sebelum bayi lahir.
Universitas Indonesia
10. Tidak ada hubungan antara nilai Apgar dengan laktat ibu (AUC 60,6%), laktat arteri
umbilikalis (AUC 65%) dan asidemia janin (AUC 65%).
6.2 Saran
Perlu diteliti apakah pemeriksaan laktat ibu bila digabungkan dengan komponen FDJP (Fungsi
Dinamik Janin Plasenta) dapat meningkatkan nilai prediktor asidemia janin.
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro G. Penilaian Fungsi Dinamik Janin Plasenta untuk Menentukan Asidosis Janin
pada Preeklamsia-Eklamsia [Disertasi]. Jakarta: Bagian Obstetri Ginekologi FKUI/RSCM;
1992.
2. Syafiudin NM. Hubungan Nilai Tes Fungsi Dinamik Janin Plasenta dengan Ensefalopati
Hipoksik Iskemik [Tesis]. Jakarta: Bagian Obstetri Ginekologi FKUI/RSCM; 1997.
3. Blikstein I, Greeen T., Umbilical Cord Blood Gases. Clin Perinatol 34 (2007) 451-459
4. MacLennnan A. A template for defining a causal relation between acute intrapartum events
and cerebral palsy:international consensus statement. Br Med J 1999;319:1054-9
5. Hankins GD, Speer M., Defining the pathogenesis and pathophisiology of neonatal
encephalopathy and cerebral palsy. Obstet Gynecol 2003:102:628-36
6. Cunningham FG, Leveno KJ, Gilstrap L, et al. Normal Labor and Delivery. Dalam :
William’s Obstetrics. 22 ed. New York: McGraw-Hill Co.Inc; 2005.
7. Nordstrom L. et al, Fetal Monitoring With Lactate, Baillieres Clin Obstet Gynaecol. 1996
Jun;10(2):225-42
8. Nordstrom L, et al, Fetal and Maternal Lactate Increase during Active Second Stage of
Labour, British Journal of Obstetrics and Gynecology 2001, vol 108, pp 263-268
9. E. Wiberg-Itzel et al, Determination of PH or Lactate in Fetal Scalp Blood In Management of
Intrapartum Fetal Distress; Randomized Controlled Trial. Br Med J 2008 June 7; 336
(7656):1284-1287
10. Hernandez-Ortega H et al, Lactic Acidosis in Recovered Asphyctic Newborn Infants. Bol
Med Hosp Infant Mex 1989 Oct; 46(10):649-53
11. Zareen N et al, Lactic acid and pH levels as the authentic and reliable diagnostic tools for the
assessment of the fetal academia. J Liaquat Uni Med Health Sci Dec 2007;6(3):116-9
12. Arias F. Practical Guide to High Risk Pregnancy and Delivery. 2nd ed. Missouri: Mosby-Year
Book Inc; 1993
13. Locatelli A et al, Factors associated with umbilical artery acidemia in term infants with low
Apgar scores at 5 min. Eur J Obstet Gynecol 139(2008) 146-150
14. Anonim. Inappropriate use of the terms fetal distress and birth asphyxia. ACOG Committee
Opinion No. 326. American College of Obstetricians and Gynecologists. Obstet Gynecol.
2005;106:1469-70.
15. Bax M, Nelson KB, Birth Asphyxia: a Statement. World Federation of Neurology Group.
Dev Med Child Neurol 1993: 35:1022-4
Universitas Indonesia
16. Nordstrom L.,Fetal scalp and cord blood lactate. Best Practice & Research Clinical Obstetric
and Gynaecology vol 18 no.3, pp.467-476, 2004
17. Andres RL, et al, Association Between Umbilical Blood Gas Parameters and Neonatal
Morbidity and Death in Neonates with Pathologic Fetal Acidemia. Am J Obstet Gynecol
1999; 181; 867-71
18. Low JA et al, Threshold of Metabolic Acidosis Associated with Newborn Complications. Am
J Obstet Gynecol 1997:177: 1391-4
19. Vintzileos AM, et al, Comparison of Intrapartum Electronic Fetal Heart Rate Monitoring
versus Intermittent Auscultation in Detecting Fetal Acidemia at Birth. Am J Obstet Gynecol
1995; 173: 1021-4
20. ACOG Committee on Obstetric Practice. ACOG Committee Opinion No.348, November
2006: Umbilical cord blood gas and acid base analysis. Obstet Gynecol 2006;108:1319-22
21. Allen RM et al, Determining the Fetal Scalp Lactate Level that Indicates the Need for
Intervention in Labour. Aust NZJ Obstet Gynaecol 2004 Dec;44(6):549-52
22. Gjerris AC et al, Umbilical cord blood lactate: A valuable tool in the assessment of fetal
metabolic acidosis. European Journal of Obstetric & Gynecology and Reproductive Biology
139 (2008) 16-20
23. Lestari S, Wiknjosastro G, Prasmusinto D, Prihartono J, Pengaruh pemberian preparat
sitrulin-malat terhadap konsentrasi asam laktat ibu bersalin. Maj Obstet Ginecol Indonesia
2008; 32 (4):185-91
24. Thureen P.J, Hay W.W., Fetal Nutrition in Nutrition and Metabolism, 2nd ed. Cambridge
University Press, New York, 2006;7
25. Mandang SV, Beaves MC, McMeeken LM. Assessment of Lactate as intrapartum measure of
fetal wellbeing. Maj Obstet Ginecol Indones 2005; 29 (1): 27-30
26. Westgren M et al, Lactate compared with pH analysis at fetal scalp blood sampling: a
prospective randomized study. Br.J Obstet Gynaecol 1998;105(1):29-33
27. Noren H.,et al, STAN in clinical practice-the outcome of 2 years of reguler use in the city of
Gothenburg. Am J Obstet Gynecol 2006;195(1) 7-15
28. Manning FA et al, Antepartum fetal evaluation: Development of a fetal biophysical profile.
Am J Obstet Gynecol 1980;136:787-95
29. Borruto F et al, Screening of Foetal Distress by Assesment of Umbilical Cord Lactate. Clin
Exp Obstet Gynecol 2006;33(4):219-22
30. Manning AF, Fetal biophysical profile: a critical appraisal. fetal & maternal medicine review
1997;9:103-123
Universitas Indonesia
31. Liston R, Crane J. Fetal Health Surveillance In Labour. SOGC Clinical Practice Guidelines. J
Obstet Gynaecol Can. 2002;24(3):250-62.
32. Kruger K et al, Predictive value of fetal scalp blood lactate concentration & pH as marker of
neurologic disability. Am J Obstet Gynecol 1999:181 (51) 1072-8
33. Cunningham FG, Leveno KJ, Gilstrap L, et al. The Newborn infant. Dalam:William’s
Obstetrics. Ed ke-22. New York: McGraw-Hill Co.Inc; 2005; 633-45
34. Ridenour RV et al, Comparison&validation of point of care lactate meters as a replacement
for fetal pH measurement. Clinical Biochemistry 41 (2008) 1461-1465
35. Worster A, Innes G, Abu-Laban RB. Diagnostic testing: an emergency medicine perspective.
Can J Emerg Med 2002; 4(5):32-5.
36. Kacho MA, et al, Correlation between Umbilical Cord pH and Apgar Score in High-Risk
Pregnancy, Iran J Pediatr Dec 2010; Vol 20 (No 4), Pp: 401-406
37. Cunningham FG, Leveno KJ, Gilstrap L, et al. Disease and Injuries of the Fetus and Newborn
Dalam:William’s Obstetrics. Ed ke-23. New York: McGraw-Hill Co.Inc; 2010; 614
38. Cahlil, AG, etal, Association and prediction of neonatal academia, Am J Obstet Gynecol 2012
Sep;207(3):206,e1-8. Doi:10.1016/j.ajog.2012.06.046
39. Matsuda Y, et al, Prediction of fetal academia in placental abruption, BMC Pregnancy and
childbirth 2013 13:156
40. Khoshnow Q et al, Cord blood lactate and pH values at term and perinatal Outcome:
Retrospective Cohort study. Webmed Ostetric and Gynaecology 2010;1(9):WMC00694
41. Biringer k, et al, Biochemical aspect of fetal hypoxia, ceska Gynekologie/Ceska lekarska
spolecnost J.Ev.purkyne 2011,76(4):285-291
42. Casey BM, et al, Outcomes among term infants when two hour postnatal pH is compared
with pH at delivery Am J Obstet Gynecol 2001;184:447-50
43. Goldaber K G, et al Pathologic fetal acidemia. Obstet Gynecol 1991. 781103–1107.1107.
44. Modarressnejad, V, Umbilical cord blood pH and risk factors for acidaemia in neonates, La
Revue de Santé de la Méditerranée orientale, Vol. 11, No 1/2, 2005
45. Borruto F, et al, Screening of foetal distress by assessment of umbilical cord lactate, Clin Exp
Obstet Gynecol. 2006;33(4):219-22.
46. Hamed HO, Intrapartum fetal asphyxia: study of umbilical cord blood lactate in relation to
fetal heart rate patterns Arch Gynecol Obstet. 2013 Jun;287(6):1067-73. doi: 10.1007/s00404-
012-2694-7. Epub 2012 Dec 29.
47. The American Academy OF Pediatrics, The Apgar Score, Pediatrics Vol. 117 No. 4 April 1,
2006 pp. 1444 -1447
Universitas Indonesia
Lampiran 1.1
Informed Consent
Yth Ibu,
Kami akan mengadakan penelitian tentang penyakit asidemia janin. Sebelumnya akan
dijelaskan sedikit tentang asidemia janin dan manfaat penelitian ini untuk ibu.
Asidemia didefinisikan sebagai kondisi kenaikan konsentrasi ion hidrogen dalam jaringan
dan darah. Asidemia merupakan resiko besar terjadinya sesak dan radang otak pada bayi baru
lahir. Asidemia saat kelahiran diukur dengan kadar asam basa darah tali pusat bayi baru lahir.
Bila kita mengetahui janin yang dikandung mengalami asidemia dengan mengukur kadar
laktat ibu, maka dengan demikian akan dilakukan tindakan lebih awal dalam menangani
persalinan ibu.
Bila ibu bersedia ikut, kami akan mengambil darah ibu untuk mengukur kadar laktat ibu,
kemudian pada saat kelahiran, kami akan mengambil darah dari tali pusat janin untuk mengukur
kadar laktatnya. Semua data dan hasil penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga
tidak memungkinkan orang lain menghubungkannya dengan ibu. Ibu bebas menolak ikut dalam
penelitian ini, dan bila memutuskan untuk ikut, ibu diminta untuk mengisi formulir persetujuan
penelitian dan menandatanganinya.
Pada saat pengambilan darah dapat timbul rasa nyeri yang akan hilang sendiri dalam
sekejab. Walau kemungkinan kecil, untuk menghindari terjadinya perdarahan setelah
pengambilan darah dilakukan penekanan pada tempat pengambilan darah setelah jarum
dilepaskan.
Jika ada pertanyaan atau masalah sehubungan dengan penelitian ini, ibu dapat
menghubungi saya, dr.Trestyawaty dengan nomor telepon 081318300100, Bagian Obstetri dan
Ginekologi FKUI/RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo, Jl.Salemba Raya 6, Jakarta 10430-
Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan ibu untuk ikut dalam penelitian ini.
dr.Trestyawaty
Universitas Indonesia
Lampiran 1.2
Formulir Persetujuan Penelitian
Nama :
Umur :
Alamat:
Setelah mendapat penjelasan dan menyadari manfaat penelitian ini, menyatakan bersedia ikut
serta dalam penelitian dan bila diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut bersedia untuk
dihubungi.
Surat persetujuan ini saya tanda tangani dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan
Jakarta, 2012
(..................................) (....................................)
Universitas Indonesia
Lampiran 1.3
Universitas Indonesia