Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

MANFAAT BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) SEBAGAI


ANTIHIPERTENSI

Disusun Oleh :
Rida Amalia
SF17099
VI / C

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2020
MANFAAT BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) SEBAGAI
ANTIHIPERTENSI

ABSTRAK

Ekstrak kering bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang digunakan sebagai
penanganan antihipertensi. Ekstrak kering bunga rosella pada penelitian sebelumnya
ditemukan adanya aktivitas antihipertensi yang sangat signifikan. Metode yang
dilakukan untuk menentukan aktivitas antihipertensi pada bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa L.) adalah menggunakan hewan uji tikus jantan. Konverensi pada dosis
sebelumnya 60 mg/kgBB sudah sebanding dengan dosis 250 mg/kgBB ekstrak kering
bunga rosella yang menghasilkan efek penurunan tekanan darah pada manusia.

Kata Kunci : Antihipertensi, Ekstrak Kering Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)
Skala Pilot.
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................

ABSTRAK ...............................................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I

A. Latar Belakang ....................................................................................................

B. Tujuan ..................................................................................................................

C. Rumusan Masalah ................................................................................................

D. Manfaat Penelitian................................................................................................

BAB II

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................

1. Aktivitas Ekstrak Kering Bunga Rosella Sebagai Antihipertensi .....................

2. Dosis Yang Digunakan Sebagai Antihipertensi ................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah secara


terus menerus sebesar ≥ 140/90 mmHg, suatu kriteria ini menunjukkan resiko
terhadap penyakit kardiovaskuler yang berhubungan dengan penyakit
hipertensi yang cukup tinggi sehingga perlu mendapat perhatian medis
(Bruneton, et al, 2010).

Hipertensi pada dasarnya penyakit kronis yang perlu diterapi secara


terus menerus dan ditangani dengan tepat. Kepatuhan penggunaan obat pada
pasien sangat menentukanan tingkat keberhasilan terapi obat. Berdasarkan
aktivitas farmakologi yang ditimbulkan diantaranya sebagai ACE inhibitor
(Balasuriya, 2011) yang disebabkan karena adanya senyawa delphinidin-3-0-
sambubipside dan cyanidin-3-osambubioside (Ojeda, 2010), dan diuretika
(Herrera-Arrelano et al, 2007), memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektif
(Husen, 2012).

B. Tujuan

Bertujuan untuk mengetahui manfaat serta aktivitas senyawa pada


kelopak bunga rosella dengan dosis yang digunakan untuk antihipertensi
dengan metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas antihipertensi.

C. Rumusan Masalah

a. Bagaimana aktivitas ekstrak kering bunga rosella sebagai antihipertensi ?

b. Berapa dosis yang digunakan untuk manusia yang berfungsi sebagai


antihipertensi pada bunga rosella ?

c. Metode apa yang digunakan untuk mentukan aktivitas antihipertensi


dalam bunga rosella ?
D. Manfaat Penelitian

Bermanfaat sebagai referensi ilmiah dalam menentukan dan


mengembangkan aktivitas antihipertensi yang terdapat dalam ekstrak kering
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.).
BAB II

A. Tinjauan Pustaka

Hipertensi adalah keadaan terjadinya penigkatan tekanan darah hingga


terus menerus yang merupakan salah satu penyakit kronis, sehingga pasien
hipertensi selama hidupnya membuthkan obat untuk mengendalikan tekanan
darah. Apabila tekanan darah tidak terkontrol maka akan berakibat terjadinya
komplikasi pada pembuluh darah, struke, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Terapi antihipertensi bertujuan untuk menurunkan risiko morbiditas


dan mortalitas kardiovaskuler dan ginjal. Target penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik adalah kurang dari 140/90 mmHg (pada pasien non
diabetes) yang dikaitkan dengan penurunan komplikasi kardiovaskuler.

Akibat hipertensi seseorang yang mengalami tekanan darah tinggi dan


tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka
hal ini dapat membawa penderita ke dalam kasus serius bahkan bisa
menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus
menyebabkan jantung seseorang bekerja keras, akhirnya kondisi ini berakibat
terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak, dan mata.

1. Aktivitas Ekstrak Kering Bunga Rosella Sebagai Antihipertensi

a. Aktivitas Penurunan Tekanan Sistol

Tekanan darah sistolik merupakan tekanan darah pada saat jantung


menguncup atau saat jantung kontaksi waktu memompa. Berdasarkan
penilitian yang dilakukkan dengan pemberian larutan uji yang dihasilkan oleh
larutan ekstrak kering kelopak bunga rosella pada dosis 250 mg/kgBB
(Susilawati, 2018). Pada dasarnya tekanan darah normal saat jantung
beristirahat adalah dalam kisaran sistolik 100-140 mmHg. Kontraksi jantung
digunakan untuk istilah pada kontraksi pada lobus ventricular kiri dari
jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut sistolik, tekanan sistol
merupakan angka pertama.

b. Aktivitas Penurunan Tekanan Diastol

Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah saat jantung istirahat.


Selain untuk diagnosis dan klasifikasi, tekanan darah diastolik memang lebih
penting dari pada sistolik. Ketika tekanan manset berkurang lebih jauh,
tekanan pada mana denyutan akhirnya berhenti adalah tekanan diastolik.
Maka pada aktivitas penurunan tekanan darah diastole dengan pemeberian
larutan uji ekstrak kering bunga rosella dengan pemberian dosis 250 mg/kgBB
(Susilawati, 2018). tekanan diastolik mewakili tekanan di dalam arteri-arteri
ketika jantung istirahat (relax) setelah kontraksi. Tekanan diastolik
mencerminkan tekanan paling rendah yang dihadapkan pada arteri-arteri.

Presentase yang didapat dibandingkan dengan dosis lain dan pada


presentase sistol, penurunan presentase lebih tinggi serta persen aktivitas
penurunan tekanan darah diastol yang diberikan dosis pada tikus yang hanya
diberi aquadest 2 mL/kgBB dihasilkan kontrol negative dengan presentase
penurunan yang paling rendah. Maka menunjukkan adanya aktivitas
antihipertensi pada dosis yang diberikan pada tikus.

2. Dosis Yang Digunakan Sebagai Antihipertensi

Hipertensi disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat mempengaruhi


satu sama lain. Kondisi masing-masing orang tidak sama sehingga faktor
penyebab tekanan darah tinggi pada setiap orang sangat berlainan. Faktor
yang tidak dapat diubah seperti faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan faktor
yang dapat diubah seperti faktor yang disebabkan stress, obesitas, asupan
makanan, merokok, mengonsumsi alkohol, dan kurang olahraga.

Ekstrak kering bunga rosella diketahui memiliki aktivitas


antihipertensi dalam hal ini hasil dapat memberikan aktivitas sebagai
antihipertensi secara oplimal. Metode yang digunakan untuk menentukan
aktivitas antihipertensi. Berdasarkan penelitian yang dilakukkan sebelumnya
pada dosis 60 mg/KgBB ekstrak etanol kelopak bunga rosella memiliki
aktivitas peneurunan tekanan darah pada tikus putih jantan dengan inhibisi
21,9% untuk tekanan darah sistol dan nilai ini mendekati presentase inhibasi
kelompok control positif yaitu kaptropil dengan dosis 4,5 mg/KgBB
(Ningrum et al, 2008).

Ekstrak kering bunga rosella didapatkan hasil aktivitas antihipertensi


dengan menggunakan metode produksi skala pilot dengan cara menetapkan
kadar air ekstrak kering bunga rosella yang diperoleh sebanyak 0,5% dari 100
kg simplisia ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 20%. Sehingga
kadar air ekstrak kering bunga rosella memenuhi syarat dengan standar
Farmakope Herbal Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Balasuriya, B. W. And Rupasingle, H. P. V. 2011. Plant Flavonoids as angiotensin


Converting Enzyme Inhibitors in Regulation of Hypertension. Functional
Foods in Health and Disease. 5:172-188

Bruneton, Laurence, Parker Keith, Blumenthal Donald., Lain Buxton. 2010.


Goodman & Gilman Manual Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.507

Herrera, A. A, Miranda, S. J., Avila, C. P., Harrera, A. S., Jimenez, F. J. et al., 2007.
Clinical Effects Produced by a Standardized Herbal Medicinal Product of
Hibiscus sabdariffa on Patient with Hypertension. A Randomized, Double-
blind, Lisinopril-Controlled Clinical Trial. Planta Med. 73: 6-12.

Husen, I. R., Sastramihardja, H. S. 2012. Efek Hepatoprotektif Rosella (Hibiscus


sabdariffa L.) pada Tikus Model Hepatitis Vol. 44 No. 2. Bandung:
Departemen Farmakologi.

Ningrum, L., Y., Y. Susilawati, dan S.A. Sumiwi. 2008. Aktivitas Antihipertensi
Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Pada Tikus
Putih Jantan. Skripsi. Jatinangor: Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.

Susilawati, Yasmiwar, Tira Soleha Rahmatullah, Ahmad Muhtadi. 2018. Aktivitas


Antihipertensi Ekstrak kering Terstandarisasi Kelopak Bunga Rosela
(Hibiscus sabdariffa L.) Hasil Produksi Skala Pilot. Jurnal Sains dan
Kesehatan, Vol 1. No 10.

Ojeda, D. Ferrer, E. J., Zamilpa, A. Arellano, A. H. Tortoriello, J. Alvarez, L. 2012.


Inhibition of Angiotension Convertion Enzyme (ACE) Activity by The
Anthocyanins Delphinidin-and Cyanidin-3-osambubiosides from Hibiscus
sabdariffa. J. Ethnopharmacol. 127: 7-10.

Anda mungkin juga menyukai