08.03
A. Pengertian
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan
ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket
sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi
dapat langsung digunakan , sedangkan yang lain berupa campuran padat
yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai
segera sebelum digunakan. Sediaan seperti ini disebut “ Untuk Suspensi
oral”
Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat
yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada
kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai “lotio” termasuk dalam
kategori ini.
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-
partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan telinga bagian luar.
Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung
partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian
pada mata. Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar
tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea. Suspensi obat mata
tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau
penggumpalan.
Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau
kedalam larutan spinal .
Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering
dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan
bahan pembawa yang sesuai.
d 2 ( - 0 ) g
V = -------------------------
Flokulasi :
<!--[if !supportLists]--> 1. <!--[endif]--> Partikel merupakan agregat yang bebas.
<!--[if !supportLists]--> 2. <!--[endif]--> Sedimentasi terjadi cepat.
<!--[if !supportLists]--> 3. <!--[endif]--> Sedimen terbentuk cepat.
<!--[if !supportLists]--> 4. <!--[endif]--> Sedimen tidak membentuk cake yang keras
dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula
<!--[if !supportLists]--> 5. <!--[endif]--> Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab
sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih
dan nyata.
<!--[if !supportLists]--> D. <!--[endif]--> Formulasi Suspensi
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :
Bahan Pengawet
Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah stabilitas suspensi,
antara lain penambahan bahan pengawet. Bahan ini sangat diperlukan terutama untuk
suspensi yang menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak
oleh bakteri.
Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil p. benzoat (1 : 1250), etil p. benzoat
(1 : 500 ), propil p. benzoat (1 : 4000), nipasol, nipagin ± 1 %
Disamping itu banyak pula digunakan garam komplek dari mercuri untuk
pengawet, karena memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik dan tidak
iritasi. Misalnya fenil mercuri nitrat, fenil mercuri chlorida, fenil mercuri
asetat.
1. Volume sedimentasi
2. Derajat flokulasi
Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (V u ) terhadap volume
sedimen akhir suspensi deflokulasi ( V oc )
<!--[if !supportLists]--> 3. <!--[endif]--> Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu
menentukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel
untuk tujuan perbandingan.
jika artikel SUSPENSI ini sangat bermanfaat, tetapi jangan lupa untuk mencantumkan link SUSPENSI sebagai
sumbernya.