Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN POLITIK PARTAI KOMUNIS INDONESIA (1948-1965)

Oleh:
Runalan Soedarmo 1
Ginanjar 2

ABSTRAK
Hasil penelitian ini membahas tentang gambaran umum pemberontakan PKI tahun 1948 pada
saat PKI di pimpin oleh Musso, membahas aksi penumpasan pemberontakan PKI 1948 oleh pemerintah,
selain itu juga membahas tentang usaha-usaha yang dilakukan PKI untuk menguatkan kembali PKI
yang melemah setelah terjadinya pemberontakan di Madiun dengan melakukan Konsolidasi Partai,
Kondisi setelah Konsolidasi Partai, dan menyusun program Partai Komunis. Selanjutnya membahas
mengenai eksistensi Partai Komunis pada tahun 1950-1965, dimna PKI mulai memperkuat basis
keanggotaan dengan mendekati kaum buruh dan mulai melaksanakan kerjasama dengan kaum non
Komunis, Usaha PKI ini membawa hasil yang sangat besar dibuktikan padasaat pemilihan umum 1955
PKI mendapat peringkat ke empat terbesar. Danjuga PKI setelah pemilihan umum 1955 mulai
mengembangkan kekuatannya dengan cara melakukan pengembangan ideologi Partai, meluaskan
pengaruh Partai, pengembangan anggota partai. Disamping itu juga PKI dibahas mengenai peranan
PKI dalam persiapan gerakan 30 September. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bangsa
Indonesia dan diharapkan bangsa Indonesia dapat bercermin dari kejadian masalalu dan dijadikan
suatu pembelajaran.

Kata Kunci: Partai Politik dan Komunis

ABSTRACT
Results of this study discusses general overview PKI rebellion in 1948 at the time of the PKI led
by Musso, discuss a crackdown on the PKI rebellion in 1948 by the government, but it also discusses
the efforts undertaken to reinforce PKI PKI weakened after the uprising in Madiun by doing
Consolidation Party, condition after the Consolidation of the Party, and preparing the program of the
Communist Party. Further discussing the existence of the Communist Party in 1950-1965, dimna PKI
began to strengthen the membership base by approaching the workers and began to implement the
cooperation with the non-Communist, Enterprise PKI brings tremendous results proved padasaat 1955
elections PKI was ranked fourth largest, Danjuga PKI after the 1955 general election began to develop
its power in a way to the development of the ideology of the Party, extend the influence of the Party, the
development of party members. Besides, it also discussed the role of PKI PKI in preparation of 30th
September movement. This research is expected to be useful for the people of Indonesia as the reflection
of events and learning problems.

Keywords: Political Party and the Communist

PENDAHULUAN penulis berminat untuk menelitinya. Alasan


secara lebih jauh adalah sebagai berikut.
Perkembangan Politik PKI (Partai Pertama, masalah itu memang sudah ada
Komunis Indonesia) tahun 1948-1965 yang meneliti, namun sejauh pengetahuan
merupakan salah satu permasalahan sejarah penulis masalah tersebut belum ada yang
bersekala Nasional yang cukup menarik dan meneliti secara khusus dalam segi politik.
penting untuk diteliti. Alasan mendasar masalah Kedua, penelitian masalah itu penting artinya
tersebut dipilih menjadi objek penelitian, karena untuk melengkapi hasil-hasil penelitian
terdahulu mengenai gerakan PKI, yang berarti

Jurnal Artefak Vol. 2 No. 1 – Maret 2014 [ISSN: 2355-5726]


Hlm: 129 - 138
1 Dosen Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis
2 Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Halaman | 129
menambah dokumentasi tertulis mengenai Tahap keempat, historiografi, yaitu merangkai
sejarah PKI. Ketiga, segi menarik lainnya adalah fakta yang diperoleh secara sistematis dan
untuk mengetahui upaya PKI sehingga menjadi kronologis, sehingga menghasilkan rekontruksi
partai keempat terbesar dalam pemilu 1955, peristiwa dengan uraian yang bersifat deskriptif-
padahal setelah melakukan pemberontakan di analisis.
Madiun 1948, partai itu menjadi sangat lemah.
Keempat, masalah tersebut memungkinkan PEMBAHASAN
untuk diteliti karena sumber-sumbernya tersedia
dan dapat diperoleh, walaupun hanya sebagian. Eksistensi PKI 1950-1965
Kelima, hasil penelitian masalah tersebut 1. Orientasi Partai
penting artinya untuk menambah dokumentasi Partai komunis indonesia dibawah
tertulis mengenai sejarah Partai Komunis pinpinan D.N Aidit mulai menentukan sikap
Indonesia sampai dengan tahun 1965. dimana PKI menempuh garis kanan
Tahun 1948 dijadikan titik tolak sebagaimana yang digariskan oleh Moskow,
penelitian, mengacu pada momentum yaitu jalan Legal parlementer dengan dilengkapi
Pemberontakan PKI di Madiun. Tahun 1965 taktik merangkul golongan-golongan non
menjadi batas akhir penelitian. Mmngacu pada Komunis. Berdasarkan Markisme-Leninisme
awal gejala-gejala PKI mempersipan diri untuk yang Konpensional. Menurut Aidit orientasi
kembali melkukan pemberontakan, yaitu politik lebih menjadi faktor penentu kelas sosial
Gerakan 30 September 1965. Berdasarkan hal dibandingkan dengan kelas sosial itu sendiri
tersebut, maka hasil penelitian ini dituangkan yang menentukan orientasi Partai Politik. Jadi,
dalam bentuk skripsi dengan judul dia menyatakan bahwa kaum Komunis dapat
Perkembangan Politik Partai Komunis Indonesia bekerjasama dengan kaum borjuasi kecil-kecilan
Tahun 1948-1965. dan kaum borjuasi nasional melawan kelas
borjuis komparador dan kelas feodal. (Ricklefs,
METODE PENELITIAN 2007: 362)
Berdasarkan orientasi tersebut PKI
Sesuai dengan masalah yang diteliti dan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap
dikaji yaitu peristiwa di masa lampau, maka kaum buruh dan tani D.N Aidit juga mulai
metode yang digunakan dalam penelitian ini melaksanakan kerjasama dengan golongan non
adalah metode sejarah. Metode sejarah adalah Komunis yang anti penjajahan. Akantetapi,
instrumen untuk merekonstruksi peristiwa partai politik utama yang didukung oleh kaum
sejarah (history as past actuality) menjadi borjuis pribumi adalah Masyumi yang para
sejarah sebagai kisah (history as written). pemimpinnya bersikap anti Komunis. Oleh
Metode sejarah mencakup empat tahap kegiatan. karena itu, maka Masyumi bersama-sama PSI
Pertama, heuristik yaitu kegiatan mencari dan dicap sebagai kaum borjuis Komparador. PNI
mengumpulkan sumber tertulis yang diperlukan, yang lebih besipat birokratis dan dapat
baik sumber primer maupun sumber sekunder. menerima PKI oleh karenanya PNI
Pencarian sumber dilakukan di beberapa diidentifikasikan oleh Aidit sebagai sebagai
perpustakaan, yaitu Perpustakaan dan Arsip Kaum borjuis nasional. (Ricklefs, 2007: 362).
Daerah Kabupaten Ciamis, Perpustakaan Disamping mendekati PNI, PKI juga mulai
Universitas Galuh, Perpustakaan Nasional dan mendekati Nahdatul Ulama.
Arsip Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Aidit yang menyadari akan maju
Tahap kedua, kritik sumber. Terhadap mundurnya partai dan maju mundurnya repolusi
sumber-sumber yang diperoleh terlebih dahulu tergantung pada hubungan partai dengan
dilakukan kritik dari segi internal dan eksternal borjuasi nasional. Oleh karena itu strategi Aidit
untuk mengetahui keabsahan sumber dan isinya. bersifat defensif, karena PKI secara luas tidak
Selanjutnya sumber-sumber diolah untuk dipercaya oleh banyak pihak dikalangan elit
mendapatkan data yang diperlukan. Data itu politik dan militer. Tujuan utamanya ialah
kemudian diklasifikasikan berdasarkan melindungi partai ini dari pihak-pihak yang
kerangka tulisan. mengharapkan kehancurannya.
Tahap ketiga, interpretasi, yaitu mengkaji Munculnya PKI dengan “wajah baru”
hubungkait antara satu data dengan data lain, yaitu Fron persatuan nasional merupakan
sehingga diperoleh fakta sejarah yang akurat dan program yang dibangun untuk menguatkan ciri
tentunya relevan dengan masalah yang dibahas. dan kedudukannya dalam membangun partai.

Halaman | 130
Perkembangan Politik Partai Komunis Indonesia (1948-1965)
Runalan Soedarmo & Ginanjar

Kerjasama dengan golongan non komunis 3. Pelaksanaan pemilihan Umum tahun 1955
semakin ditingkatkan. Ketika Kabinet Sukiman Pendaftaran pemilih dalam Pemilu 1955
jatuh pada tanggal 23 Februari 1952, CC PKI mulai dilaksanakan sejak bulan Mei 1954 dan
mengeluarkan pernyataan politik yang pada baru selesai pada November. Tercatat ada
hakikatnya menawarkan kepada PNI untuk 43.104.464 warga yang memenuhi syarat masuk
membangun Kabinet tanpa Masyumi, dibawah bilik suara. Dari jumlah itu, sebanyak 87,65%
pimpinan Mr. Willopo (PNI). Pernyataan atau 37.875.299 yang menggunakan hak
dukungan PKI itu berisi pemberitahuan kepada pilihnya pada saat itu. Pada Pemilu pertama
partai-partai pendukung kabinet bahwa PKI tahun 1955, Indonesia menggunakan sistem
bersedia mendukung mereka dengan satu proporsional yang tidak murni. Proposionalitas
imbalan yang ringan, yaitu agar partai-partai penduduk dengan kuota 1; 300.000. Tidak
politik mengahapuskan kecurigaan dan sikap kurang dari 80 partai politik, organisasi massa,
anti terhadap komunis. (Sekertariat Negara, dan puluhan perorangan ikut serta mencalonkan
1994: 26). diri dalam Pemilu yang pertama ini.
Keseluruhan peserta Pemilu pada saat itu
2. Keterlibatan PKI dalam Pemilihan Umum mencapai 172 tanda gambar. Pada Pemilu ini,
1955 anggota TNI-APRI, juga menggunakan hak
Menjelang pemilihan umum 1955 Partai pilihnya berdasarkan peraturan yang berlaku
Komunis Indonesia dan para Politisi partai- ketika itu. Pada pelaksanaan Pemilu pertama,
partai lain mengerahkan tenaga mereka terhadap Indonesia dibagi menjadi 16 daerah pemilihan
pemilihan umum yang akan datang. yang meliputi 208 daerah kabupaten, 2.139
Perkembangan PKI selama kabinet Ali, ketika kecamatan, dan 43.429 desa. Dengan
partai ini bebas dari penindasan, adalah sangat perbandingan setiap 300.000 penduduk diwakili
menakjubkan. Antara bulan Maret dan seorang wakil. Pemilu pertama ini diikuti oleh
November 1945 dinyatakan bahwa jumlah banyak partai politik karena pada saat itu NKRI
anggota partai ini meningkat tiga kali lipat menganut kabinet multi partai sehingga DPR
165.2006 menjadi 500.00, dan pada akhir tahun hasil Pemilu terbagi ke dalam beberapa fraksi.
1955 mencapai satu juta. PKI kini mulai Sesuai tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi
melakukan usaha yang serius untuk menerima menjadi dua tahap, yaitu:
para petani sebagai anggota. Barisan tani a. Tahap pertama adalah Pemilu untuk
Indonesia (BTI), suatu organisasi PKI, memilih anggota DPR. Tahap ini
menyatakan mempunyai 360.000 anggota pada diselenggarakan pada tanggal 29
bulan september 1935 tetapi jumlah tersebut September 1955, dan diikuti oleh 29 partai
mencapai lebih dari sembilan kali lipat (3,3 juta) politik dan individu.
pada akhir tahun 1955; hampir 90 persen b. Tahap kedua adalah Pemilu untuk
anggotanya berada di Jawa dengan demikian memilih anggota Konstituante.Tahap ini
Partai Komunis Indonesia sudah mempunyai diselenggarakan pada tanggal 15
basis masa yang besar. (Ricklefs, 2007: 374) Desember 1955.
(http://www.idsejarah.net/2014/11/pemili
han-umum-1955.html)

Pemilihan tahap pertama yaitu pemilihan anggota DPR


No Partai Jumlah Suara persentase Kursi
1 Partai Nasional Indonesia (PNI) 8.434.653 22,32 57
2 Masyumi 7.903.886 20,92 57
3 Nahdlatul Ulama (NU) 6.955.141 18,41 45
4 Partai Komunis Indonesia (PKI) 6.179.914 16,36 39
5 Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 1.091.160 2,89 8
6 Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 1.003.326 2,66 8
7 Partai Katolik 770.740 2,04 6
8 Partai Sosialis Indonesia (PSI) 753.191 1,99 5
9 Ikatan Pendukung kemerdekaan Indonesia 541.306 1,43 4
10 Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 483.014 1,28 4

Halaman | 131
11 Partai Rakyat Nasional (PRN) 242.125 0,64 2
12 Partai Buruh 224.167 0,59 2
13 Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS) 219.985 0,58 2
14 Partai Rakyat Indonesia (PRI) 206.161 0,55 2
15 Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI) 200.419 0,53 2
16 Murba 199.588 0,53 2
17 Baperki 178.887 0,47 1
18 Persatuan Indoenesia Raya (PIR) 178.481 0,47 1
Wongsonegoro
19 Grinda 154.792 0,41 1
20 Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai) 149.287 0,40 1
21 Persatuan Daya (PD) 146.054 0,39 1
22 PIR Hazairin 114.644 0,30 1
23 Partai Politik Tarikat Islam (PPTI) 85.131 0,22 1
24 AKUI 81.454 0,21 1
25 Persatuan Rakyat Desa (PRD) 77.919 0,21 1
26 Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM) 72.523 0,19 1
27 Angkatan Comunis Muda (Acoma) 64.514 0,17 1
28 R. Soedjono Prawirisoedarso 53.306 0,14 1
29 Lain-lain 1.022.433 2,71 -
Jumlah 37.785.299 100,00 257

Pemilihan tahap kedua yaitu pemilihan Konstituante


Jumlah
No Nama Partai Jumlah Suara Prosentase
Kursi
1. Partai Nasional Indonesia (PNI) 9.070.218 23,97 119
2. Masyumi 7.789.619 20,59 112
3. Nahdlatul Ulama (NU) 6.989.333 18,47 91
4. Partai Komunis Indonesia (PKI) 6.232.512 16,47 80
5. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 1.059.922 2,80 16
6. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 988.810 2,61 16
7. Partai Katolik 748.591 1,99 10
8. Partai Sosialis Indonesia (PSI) 695.932 1,84 10
9. Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
544.803 1,44 8
(IPKI)
10. Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 465.359 1,23 7
11. Partai Rakyat Nasional (PRN) 220.652 0,58 3
12. Partai Buruh 332.047 0,88 2
13. Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS) 152.892 040 2
14. Partai Rakyat Indonesia (PRI) 134.011 0,35 2
15. Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI) 179.346 0,47 3
16. Murba 248.633 0,66 4
17. Baperki 160.456 0,42 2
18. Persatuan Indonesia Raya (PIR)
162.420 0,43 2
Wongsonegoro
19. Grinda 157.976 0,42 2
20. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia Permai 164.386 0,43 2
21. Persatuan Daya (PD) 169.222 0,45 3
22. PIR Hazairin 101.509 0,27 2
23. Partai Politik Tarikat Islam (PPTI) 74.913 0,20 1
24. AKUI 84.862 0,22 1
25. Persatuan Rakyat Desa (PRD) 39.278 0,10 1
26. Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM) 143.907 0,38 2

Halaman | 132
Perkembangan Politik Partai Komunis Indonesia (1948-1965)
Runalan Soedarmo & Ginanjar

27. Angkatan Comunis Muda (Acoma) 55.844 0,15 1


28. R. Soedjono Prawirisoedarso 38.356 0,10 1
29. Gerakan Pilihan Sunda 35.035 0,09 1
30. Partai Tani Indonesia 30.060 0,08 1
31. Radja Keprabonan 33.660 0,09 1
32. Gerakan Banteng Republik Indonesis (GBRI) 39.874 0,11 1
33. PIR NTB 33.823 1,09 1
34. L. M. Idrus Effendi 31.988 0,08 1
35. Lain-lain 426.856 1,13 1
Jumlah 37.837.105 100,00 512

4. Upaya PKI Mengembangkan ideology Partai melalui perlindungan


Kekuatannya (1955-1965) Presdien Sukarno.
a. Pengembangan Ideologi Partai
Kemenangan yang dicapai PKI b. Meluaskan Pengaruh Partai
dalam pemilu 1955 sungguh merupakan Dalam rangka meluaskan
kemenangan yang luar biasa dengan pengaruhnya, PKI mempergiat lagi tuntun
kemenangan itu, PKI berusaha kembali yang telah dilakukan beberapa tahun
untuk mewujudkan tujuan politiknya yang sebelumnya, yaitu supaya bisa duduk
telah gagal mereka capai pada tahun 1948. dalam kabinet dan supaya orang-orang
Untuk mencapai tujuan tersebut, PKI nya bisa memegang jabatan-jabatan
melakukan langkahnya dengan cara kepala daerah. Tututan PKI ini kemudian
menanamkan pengaruhnya diberbagai di kabulkan oleh Presiden Sukarno
bidang berbangsa dan bernegara, baik di dengan memasukan Njoto, wakil ketua II
bidang ideologi, Politik dan Militer. CC-PKI, kedalam Kabinet Dwikora.
(Sucipto, 2013: 97-98) selain itu PKI juga menempatkan orang-
Dalam bidang ideologi PKI telah orangnya sebagai kepala daerah di
melancarkan upaya perubahan yang beberapa wilayah diantaranya: Bupati
mendasar terhadap Pancasila. PKI Cilacap, Bupati Boyolali, Bupati Karang
berusaha mengganti sila pertama dari anyar, Bupati terenggelek, Bupati banyu
Pancasila, yakni “Ketuhanan Yang Maha wangi, Bupati tapanuli (Soerojo, 1988:
Esa” dengan rumusan “kemerdekaan 181).
beragama”, seperti yang diungkapkan Selain berusaha secara legal dengan
oleh Njoto dalam sidang – siding memasukan program perjuangan kedalam
Konstituante padatahun 1958. Menurut kebijakan politik pemerintah, PKI juga
PKI tidak semua masyarakat Indonesia melakukan penyusupan kedalam struktur
beragama mono theis banyak diantaranya politik, seperti partai politik Abri, dan
yang beragama politheis, bahkanada yang Komunikasi Masa. Penyusupan ke dalam
tida beragama sama sekali. Jelaslah, partai Politik dilakukan ke dalam PNI
bahwa sejak semula PKI sudah berusaha (Partai Nasional Indonesia) dan Partrindo
untuk mengganti Pancasila denganpaham (Partai Indonesia). Keberhasilan PKI
lain (Sekretariat Negara, 1994: 28). menyusup ke dalam PNI antara lain
Adapun yang menjadi bahan dibuktikan dengan diubahnya pengertian
pertentangan antara Presiden dan Tentara Marhaenisme oleh PNI menjadi
adalah mengenai PKI. Ini disebabkan “Marxisme yang dicocokan dengan
perbedaan orientasi ideologis; keadaan Indonesia” (Bintang Timur, 6 Juli
mencerminkan kedudukan ideology 1964). Dengan begitu maka Marhaenisme
kelompok masing–masing yang berusaha parallel dengan dengan Komunisme.
memperoleh perwakilan politiknya Selain itu, Ir. Surachman berhasil menjadi
melalui Presiden (Kasenda, 2014: 113). sekertaris Jendral PNI. Keberhasilan PKI
Hal tersebut menunjukkan bahwa PKI menyusupi Partindo bisa dilihat dari
ingin mempertahankan Partai dan Dewan pimpinan pengurus pusat
Partrindo yang 75%-nya adalah orang-

Halaman | 133
orang Komunis berbaju Partrindo dan anggota dari kalangan militer, pada tahun-
sekertaris Jendralnya, Adi suarto, adalah tahun pertama Republik banyak pemuda
orang Komunis (Kopkamtib, 1978: 75). pejuang yang bersimpati pada gerakan kiri
Menurut Djamaluddin Tamim, salah diterima menjadi tentara reguler dari
seorang pimpinan Partai Murba dan juga karena hal inilah Aidit merasa perlu
salah seorang pendiri PARI (Partai Rakyat membentuk Departemen Organisasi PKI
Indonesia) yang merupakan cikal bakal sebagai badan khusus ini agar dapat terus
Partai Murba, menyatakan bahwa Partai menjaga jaringan partai di milter,
Murba pun sudah disusupi PKI, yaitu pemimpin Pertama dari badan khusus ini
dengan masuknya beberapa orang PKI adalah Karto alias Hadi Bengkring
seperti Wasidin Soewarto yang kemudian seorang senior dari PKI. Departemen
menjadi ketua umum partai Murba tahun Organisasi ini tidak begitu optimal karena
1964, dan Bambang Singgih yang diduga kuat kinerjanya mendapat kendala
kemudian menjadi sekertaris Jendral dari elit-elit politik PKI itu sendiri, Karena
Partai Murba tahun 1964 (Tamim, 1964: D.N. Aidit tidak merasa puas dengan
1-4). kinerja dari Departemen Organisasi maka
Sementara itu, PKI Aidit ingin mewujudkan tujuannya
menitikberatkan pengaruh tersebut di dengan kalangan Militer secara
bidang politik dan Militer. Namun dalam terselubung demi menghindari hambatan
hal ini PKI menuding sistem yang terjadi seperti yang dialami
pemerintahan RI sampai tahun 1954 Departemen Organisasi tersebut. hingga
merupakan pemerintahan anti Komunis. akhirnya D.N. Aidit membentuk Biro
Demokrasi yang berlaku di Indonesia Chusus (BC) dan menunjuk kader-kader
merupakan demokrasi Barat yang dikuasi PKI yang terpilih untuk melakukan
borjuasi nasional dan oleh karenanya pendekatan atau pembinaan kepada
harus diganti dengan sentralisme anggota ABRI yang berdasarkan
demokrasi (demokrasi memusat) ala pengamatannya dapat dibina untuk masuk
Komunis. PKI juga menganggap ABRI menjadi anggota PKI.
masih menjadi alat untuk “menindas
PKI”. Untuk mewujudkan sistem c. Pengembangan Anggota Partai
Komunis di Indonesia, PKI menetapkan Dalam pelaksanaan nya PKI
strategi politik. (Sutoyo,2009:29) dimana melakukan pengembangan anggota Partai
strategi politik itu PKI disesuaikan pada dibawah pimpinan D.N Aidit. Sejalan
kongres V yang diselenggarakan dalam dengan itu, untuk pelaksanaan
tahun 1954, setrategi polituk itu mereka pengembangan anggota Aidit
sebut dengan metode kombinasi tiga menjalankan setrategi ketiga dari MKTB
bentuk perjuangan (MKTBP). tersebut ia membentuk Biro khusus, Biro
(Sekertariat Negara, 1994: 29) Ketiga khusus merupakan alat ketua partai,
metode perjuangan itu adalah: dibentuk pada tingkat pusat dan daerah.
1) perjuangan gerilya di desa yang para Pada tingkat pusat diketuai oleh
pelakunya kaum buruh tani dan tani Kamaruzaman bin Ahmad Mubaidah alias
miskin, Sjam dan bertanggung jawab secara
2) perjuangan revolusioner oleh kaum langsung kepada Aidit. Dalam
buruh di kota-kota, terutama kaum menjalankan tugasnya, Sjam dibantu
buruh dibidang transportasi, Pono alias Supono Marsudidjojo sebagai
3) bekerja secara intensif di kalangan Wakil Kepala I dan Bono alias Walujo
musuh, terutama kalangan Angkatan alias Muljono sebagai Wakil Kepala II.
Bersenjata. Dalam perkembanganya Biro Khusus
Sesuai dengan konsep itu PKI Daerah dibentuk di Jakarta Raya (Endro
menitik beratkan untuk menanamkan Sulistyo), Jawa Barat (Harjana alias Lie
paham komunisme dalam Angkatan Tung Tjong), Jawa Timur (Rustomo), D.I
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Yogyakarta (Wirjomartono), Jawa
sebagai kekuatan sosial yang menentang Tengah (Salim alias Darmo alias Tikno),
PKI. Tugas dari Departemen Organisasi Sumatera Barat (Baharudin Hanafi/Rivai)
adalah menjalin atau “menggarap” dan Sumatera Utara (Muhammad Nazir

Halaman | 134
Perkembangan Politik Partai Komunis Indonesia (1948-1965)
Runalan Soedarmo & Ginanjar

alias Amir alias Nazir), Bali (Wihaji), 5. Peranan PKI Dalam Persiapan Gerakan
Nusa Tenggara Timur (TH. P Rissi) dan 30 September
Kalimantan selatan (Amir Hanafiah) Sementara itu, pada tahun 1965 usaha
(Kopkamtib, 1978: 54-57). PKI untuk menguasai pemerintah semakin
Dalam pembentukannya Biro husus ditingkatkan. PKI menuntut supaya dalam
mempunya tugas-tugas sebagai berikut: tubuh ABRI diadakan “Nasakomisasi”
1) Mengembangkan pengaruh dan dengan menempatkan komisaris-komisaris
idiologi PKI kedalam tubuh ABRI. politik didalam setiap angkatan unuk
2) Mendorong anggota ABRI yang membina idiologi, doktrin dan ajaran
sudah direkrut dapat melakukan perjuangan bagi setiap prajurit ABRI.
rekrutmen dan pembinaan terhadap Dalam upaya menguasai pemerintah
ABRI lainnya PKI mengusulkan dibentuknya Angkatan
3) Menyusun database anggota ABRI Kelima. Disamping Angkatan Darat,
yang sudah di bina untuk sewaktu- Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan
waktu dimanfaatkan untuk Angkatan Kepolisian. Angkatan Kelima
kepentingan PKI. adalah unsur pertahanan keamanan Republik
Sedangkan strategi yang digunakan Indonesia yang merupakan gagasan PKI.
adalah sistem sel, memperbanyak Angkatan Kelima ini diambil dari kalangan
simpatisan, mempertajam perbedaan buruh dan petani yang dipersenjatai dan
antara bawahan dan atasan, mendapat pelatihan Militer. (Sucipto Dwi,
memanfaatkan hasil-hasil untuk 2013: 109-110) namun usulan PKI untuk
kepentingan Partai (Sekretariat Negara, membentuk Angkatan Kelima, tidak disetujui
1994: 40-41) dan ditentang oleh pihak Angkatan Darat,
Dalam pelaksanaanya metode akan tetapi dalam kesempatan ini tampaknya
ketiga ini bersifat sangat rahasia sehingga Aidit mendapat persetujuan Sukarno secara
pelaksaannya hanya dilakukan oleh kader- diam-diam yang kemudian digunakan oleh
kader PKI yang terpilih dan dianggap PKI untuk mendapat keuntungan sebanyak-
mampu menjalankan tugasnya mengingat banyaknya.
tugas dari Biro husus ini adalah bekerja Usulan-usulan tentang pembentukan
secara intensif untuk mencari simpatisan Angkatan kelima tidak berhenti sampai
PKI dikalangan musuh terutama disituh saja. Pada tanggal 31 mei 1965
dikalangan Angkatan Bersenjata. Untuk sukarno membicarakan tentang tawaran Zhoe
keseluruhan dari Metode Revolusi ini untuk mempersenjatai rakyat dan
mencakup pertama, perjuangan gerilya di memerintahkan agar keempat angkatan
Desa yang mencakup kaum buruh tani dan bersenjata mengajukan rencana-rencana bagi
tani miskin. Kedua, perjuangan kaum pelaksanaannya. (Ricklefs, 2007: 424) Pada
buruh dikota terutama kaum buruh tanggal 1 Juni 1965 menekankan kepada para
angkutan, ketiga, bekerja secara intensif panglima territorial agar memberikan
dikalangan Angkatan bersenjata pertimbangan serius terhadap konsepsi
(sekretariat negara, 1994: 37), yang tersebut. Tentu saja hal ini menimbulkan
dianggap musuh paling berat. kegemparan luar biasa yang akhirnya
Dalam komunikasi masa, PKI memaksa panglima angkatan darat (Pangad)
berhasil menyusup dan kemudian berhasil Jendral Ahmad Yani menyatakan bahwa
menguasai LKBN Antar (Lembaga Presiden berhak mengambil keputusan
Kantor Berita Nasional Antara), sehingga semacam itu, sementara itu Panglima
pemberitaan-pemberitaan yang Angkatan Ddarat (Pangau) Marsekal Omar
dikeluarkan LKBN Antara sesuai dengan Dhani memberikan dukungan dan tanpa
garis politik PKI. Begitujuga dengan ragu-ragu terhadap usulan tersebut. Dan
organisasi profesi wartawan, PWI mengumumkan bahwa Marxisme akan
(Persatuan Wartawan Indonesia), berhasil diajarkan dalam sekolah staf dan komando
disusupi PKI. PKI kemudian berhasil Angakat Udara. Sedangkan Panglima
menmpatkan orangnya dalam Angkatan Laut (Pangal) Laksamana R. Eddy
kepengurusan PWI. Salah satunya adalah Martadinata juga mengumumkan
karim DP yang menjabat sebagai ketua. dukungannya terhadap usulan tersebut.

Halaman | 135
Konflik antara PKI dengan Angkatan no: 67786/65. Pada dasarnya, Duta Besar
Darat pun semakin meningkat dengan setuju dengan posisi kita, tetapi meminta
dilontarkannya usulan pembentukan waktu untuk menyelidiki aspek-aspek
Angkatan Kelima tersebut. Konflik tersebut tertentu dari masalah ini. Menjawab
juga semakin memburuk lagi dengan pertanyaan saya tentang kemungkinan
munculnya serangan-serangan terbuka pengaruh kunjungan Bunker kejakarta, Duta
terhadap elit Angkatan Darat yang berkaitan Besar tidak melihat alasan untuk mengubah
dengan gaya hidup mereka dengan kemewah- rencana bersama kita. Sebaliknya, kunjungan
mewahan maupun dengan sikap reaksioner utusan pribadi Presiden Amerika Serikat
yang mereka tampilkan. (Edman, 2015: 179- akan member kita lebih banyak waktu untuk
181) mempersiapkan oprasi yang sangat detail.
Sementara itu, ketegangan antara PKI Duta Besar merasa bahwa diperlukan
dengan TNI-AD semakin diperburuk dengan langkah-langkah lebih lanjut untuk
munculnya isu Dewan Jendral, isu ini tidak membawa usaha kita menjadi lebih selaras.
lain bertujuan untuk memperburuk citra TNI- Dalam hubungan ini, ia mengatakan bahwa
AD di depan pemerintah dan rakyat. Isu ini akan berguna (bagi kita) untuk
disebarluaskan melalui anggota-anggota PKI memberitahukan lagi kepada sahabat tentara
yang aktif di berbagai lingkungan. Dalam isu lokal kita bahwa disiplin dan kordinasi
ini disebutkan terdiri atas sejumlah Jendral tindakan sangat penting bagi keberhasilan
TNI-AD, antara lain Jendral TNI A.H rencana kita. Saya berjani untuk mengambil
Nasution, Letjen TNI A. Yani, Mayjend TNI semua langkah yang di perlukan. Saya akan
Soeprapto, Mayjend TNI S. Parman, melaporkan pandangan pribadi saya
Mayjend TNI Haryono, M.T, Brigjend TNI waktunya nanti. Gilchrist (Sucipto, 2013:
Sutoyo S, Brigjen TNI D,I Pandjaitan, dan 120-121)
Brigjen TNI Sukendro yang mempunyai Surat tersebut seolah-olah memuat
sikap anti pati terhadap PKI. laporan yang isinya mengenai koordinasi
Setelah isu Dewan Jendral tersebar Duta Besar Inggris dengan Duta Besar
luas, tersiar pula tentang adanya kabar Amerika Serikat di Jakarta dalam menangani
mengenai isu “Dokumen Gilchrist”. Gilchrist situasi di Indonesia. Karena adanya
adalah nama duta besar Inggris di Jakarta pernyataan Our local army friend rekan-
yang nama lengkapnya Sir Andrew Gilchrist rekan “tentara setempat”, yang menimbulkan
dan bertugas di Indonesia pada tahun 1963- logika seolah-olah ada ikut campur dan
1966 Masalah mengenai isu adanya dokumen kerjasama antara TNI-AD, Inggris dan
Gilchrist ini mencuat Pada tanggal 15 mei Amerika Serikat. (Sekretariat Negara RI,
1965 wakil perdana menteri Dr. Soebandrio 1994: 64).
dalam kedudukannya sebagai BPI menerima
surat anonim melalui kantor pos Jakarta isi PENUTUP
surat tersebut terdiri dari dua bagian.(Sucipto
Dwi, 2013:118) Pertama, isinya mengenai Simpulan
pengantar dari pengirim surat yang Pada akhir uraian ini penulis dapat
menyatakan adanya pengiriman sebuah mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut
dokumen yang berguna bagi revolusi. Bagian 1. Amir Saripudin sebagai salahsatu tokoh
kedua sebagai lampiran berupa surat yang Partai Komunis Indonesia setelah meletakan
diketik tanpa tanda tangan ataupu paraf dari jabatanya sebagai perdana Menteri
pembuatnya. Yang ada hanyalah ketikan merangkap Menteri Pertahanan ia menyusun
nama Gilchrist. Surat ini ditulis pada formulir konsep-knsepnya seperti membentuk tentara
urat yang biasa digunakan oleh kedutaan merah model Unisovyet. Namun setelah jatuh
Besar Inggirs di Jakarta dan seolah-olah nya Kabinet Amir Saripudin ia mulai
dibuat oleh kedutaan Inggris yang ditujukan melakukan gerakan-gerakan untuk melawan
kepada Sekjen kementrian Luar Negeri pemerintah sementara itu, Amir Sarifudin
Inggris. Adapun isi dari Dokumen Gilcchrist mulai melakukan penyusupan terhadap partai
sebagai berikut: Sosialis dan terjadi perpecahan di dalam
Isi dari Dokumen Gilchrist ialah: saya tubuh Partai Sosialis antara golongan kiri
mendiskusikan dengan Duta Besar Amerika yang di pimpin oleh Amir Syarifudin yang
Serikat tentang pertanyaan yang tertera pada semakin lama semakin menujukkan sikapnya

Halaman | 136
Perkembangan Politik Partai Komunis Indonesia (1948-1965)
Runalan Soedarmo & Ginanjar

yang Pro Komunis. Dan Partai Sosialis yang Perkembangan politik Partai Komunis
di pimpin oleh Sutan Syahrir. sementara itu Indonesia. Dafat ditarik sisi edukatif dimana
Amir Syaripudin juga membentuk suatu Partai Komunis Indonesia setelah melakukan
badan yang tergabung dari beberapa Partai pemberontakan mengakibatkan melemahnya
politik yang pro terhadap komunis badan ini PKI. Ini merupakan salah satu unsure dimana
disebut Front Demokrasi Rakyat dalam memperoleh kekuatan tida harus salalu
(FDR).Namun Fron Demokrasi Rakyat tidak dengan pemberontakan
berumur panjang setelah kedatangannya 2. Dalam segi kepemimpinan dan penguatan
Musso dari luar Negeri ia langsung basis keanggotan PKI sangat baik, terlihat
mengambil alih kepemimpinan PKI dan dari cara-cara ataou langkah yang di ambil
mulai melakukan perubahan-perubahan dengan melakukan penyusupan terhadap
dalam tubuh Partai Komunis karena selama masyarakat Partai-partai politik organisasi
ini PKI tidak Nampak secara legal di Masyarakat (Ormas)
permukaan namun Nampak secara legal.
Maka oleh karena itu Muso mencetuskan DAFTAR PUSTAKA
konsepsinya yang disebut Jalan Baru Untuk
Republik Indonesia. Edman, Peter. 2015
2. Parti Komunis Indonesia setelah terjadinya Komunisme ala Aidit, kisah partai
pemberontakan di Madiun tahun 1948. PKI komunis Indonesia dibawah
menjadi lemah disebabkan tokoh-tokoh PKI kepemimpinan D.N Aidit 1950-1965.
ada yang di tembak mati ketika Yogyakarta: PT. Buku Seru
pemberontakan sebagian masih dipenjara dan Dinas Sejarah Militer TNI AD. 1972
sebagian lagi masih bersembunyi. Namun Cuplikan sejarah perjuangan TNI-AD.
setelah keluarnya putusan KNIP yang Bandung : Dinas Sejarah Militer TNI-AD
menyatakan PKI tidak dilarang muncul (http://ferdian08.blogspot.com/2013/02/berkem
kembali di Indonesia. Kesempatan ini bangnya-PKI-di-Indonesia-tahun.html)
dimanpaatkan oleh para tokoh PKI yang (http://www.id-sejarah.net/2014/II/pemilihan-
masih bersembunyi. Disamping itu tokoh- umum-1955.html)
tokoh PKI mulai melakukan Konsolidasi- Kasenda, Peter. 2014
konsolidasi untuk memperkuat PKI yang Sukarno Marxisme dan Lenininisme.
telah melemah diakibatkan pemberontakan Depok : Komunitas Bambu
Madiun 1948. Konsolidasi ini dilakukan Marwati Djoened Posponegoro et.al 1993
terhadap anggota PKI setelah berhasil Sejarah Nasional Indonesia. Jilid VI.
melakukan Konsolidasi di dalam tubuh Partai Jakarta : Balai pustaka
PKI mulai mendekati beberapa organisasi- Mortimer, Rex 2008
organisasi masyarakat dalam rangka Indonesian Communism Under Sukarno.
menguatkan Partai Politiknya. Jakarta : Equinox publishing.
3. PKI yang sempat melemah di akibatkan Nasution, A.H 1979
pemberontakan Madiun 1948 kini muncul Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia.
kembali dengan basis keanggotaan yang Bandung : Angkasa Bandung
cukup besar. Usaha-usaha kader-kader PKI Pusat Sejarah dan Tradisi Abri 1991
untuk menguatkan PKI Nampak jelas setelah Bahaya laten Komunise di Indonesia,
diadakannya pemilihan umum 1955 dimana Perkembangan Gerakan dan penghianatan
PKI menempati peringkat ke empat setelah Komunisme di indonesia
PNI, Masjumi, dan NU. -------- 1994 Konsolidasi dan Infiltrasi PKI
1950-1959
Saran Ricklefs, M.C. 2007
Berkaitan dengan simpulan penelitian Sejarah Indonesia Moderen. Yogyakarta:
tersebut di atas, maka penulis memberikan Gadjah Mada University Press
sumbangan saran yang dapat dipakai sebagai Sejarah Militer Kodam Siliwangi 1994
bahan pemikiran dan pertimbangan terutama Siliwangi dari Masa ke Masa. Bandung:
kepala pihak-pihak yang terkait. Saran tersebut PT. Granesia Bandung
disampaikan sebagai berikut: Sekretariat Negara, 1994
1. Berdasarkan fungsinya, sejarah mengandung
segi edukatif. Dalam hal peristiwa

Halaman | 137
Gerakan 30 September Pemberontakan
Partai Komunis Indonesia. Jakarta: PT.
Rola Sinar Perkasa
Sucipto, Dwi, 2013
Kontroversi G 30 S. Jakarta Selatan:
Palapa
Soetanto, Himawan. 2006
Madiun dari Republik ke Republik.
Jakarta: Kata Hasta Pustaka
Tamim, Djamaludin. 1957
Sejarah Partai Komunis Indonesia.
Yoga, Sugama. 1983
Rangkaian Peristiwa Pemberontakan
Komunis di Indonesia. Jakarta: LSIK.

Halaman | 138

Anda mungkin juga menyukai