Laporan Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Keahlian Manajemen Agribisnis
ABSTRACT
Disetujui oleh
Ir Murdianto, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Tanggal lulus:
PRAKATA
DAFTAR ISI xv
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xvii
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 3
2 METODE KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS 3
2.1 Lokasi dan Waktu 3
2.2 Data, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 4
2.3 Metode Kajian 4
2.3.1 Analisis Matriks SWOT 5
2.3.2 Aspek Pasar dan Pemasaran 5
2.3.3 Aspek Produksi 8
2.3.4 Aspek Organisasi dan Manajemen 9
2.3.5 Aspek Sumber Daya Manusia 9
2.3.6 Aspek Finansial 9
2.3.7 Metode CPM 12
3 KERAGAAN PERUSAHAAN 13
3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 13
3.2 Aspek Organisasi dan Manajemen Perusahaan 13
3.3 Aspek Sumber Daya Perusahaan 17
3.3.1 Sumber Daya Fisik 17
3.3.2 Sumber Daya Manusia 19
3.3.3 Sumber Daya Keuangan 19
3.4 Unit Bisnis Sayuran 20
3.4.1 Pengadaan Input 20
3.4.2 Proses Produksi 21
3.4.3 Mekanisme Pemasaran 23
3.5 Unit Bisnis Tanaman Buah 24
3.5.1 Deskripsi Unit Bisnis 24
3.6 Unit Bisnis Jasa Instalasi Hidroponik dan Edukasi 25
3.6.1 Deskripsi Unit Bisnis 25
4 KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS 25
4.1 Rumusan Ide Pengembangan Bisnis 26
4.1.1 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan 26
4.1.2 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan 33
4.1.3 Penentuan Ide Pengembangan Bisnis 38
4.2 Rencana Pengembangan Bisnis 40
4.2.1 Perencanaan Produk 40
4.2.2 Perencanaan Pemasaran 41
4.2.3 Perencanaan Produksi 46
4.2.4 Perencanaan Organisasi dan Manajemen 54
4.2.5 Perencanaan Sumber Daya Manusia 56
4.2.6 Perencanaan Kolaborasi 56
4.2.7 Perencanaan Finansial 57
4.2.8 Analisis Resiko 62
4.3 Tahapan Pengembangan Bisnis 63
5 SIMPULAN DAN SARAN 66
5.1 Simpulan 66
5.2 Saran 67
DAFTAR PUSTAKA 67
LAMPIRAN 69
RIWAYAT HIDUP 87
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1PENDAHULUAN
memiliki pendidikan yang tinggi. Pemilihan kualitas pangan yang bersih, bebas
pestisida atau organik adalah acuan bagi kaum urban menerapkan Healthy
Lifestyle. Sayuran dengan kualitasnya dapat mendukung gaya kaum urban dapat
ditemukan dari petani organik maupun hidroponik (Fitroni 2018). Di Indonesia
salad sayur merupakan produk makanan sehat dan cepat saji yang trennya sedang
berkembang. Perkembangan produk ini dilihat dari produsen makanan cepat saji
yang menyajikan salad sayur dengan berbagai varian seperti Hoka-Hoka Bento,
Pizza Hut dan All fresh. Selain produsen yang terkenal tersebut, saat ini banyak
UMKM di perkotaan yang menawarkan salad sayur maupun salad buah. Varian
produk salad di Indonesia dapat dilihat gambarnya pada Lampiran 2.
Semarang adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah sekaligus kota
metropolitan terbesar di Indonesia, menurut data BPS setiap tahunnya penduduk
Kota Semarang dan sekitarnya meningkat. Tren gaya hidup sehat banyak
dilakukan oleh masyarakat kota besar pada umumnya. Guna memenuhi kebutuhan
masyarakat akan hidup sehat, produk salad salah satu makanan yang menunjang
gaya hidup sehat.
Tabel 2 Permintaan dan penawaran salad sayur PT HAB di Kota Semarang dan
sekitarnya per bulan tahun 2019
Tujuan pasar Permintaan Penawaran Selisih
per bulan(pcs) per bulan (pcs)* per bulan (pcs)
Kios Granari Fresh 430 430 0
Gelael Signature 460 460 0
HAB Resto 50 50 0
Transmart wilayah
Jateng 1820 0 1820
Total per bulan 2 790 940 1820
3
1.2 Tujuan
3. Distribusi (Place)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk dari
produsen sampai ke tangan konsumen pada waktu yang tepat. Kebijakan
penyaluran merupakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang
mencangkup penentuan saluran pemasaran dan distribusi fisik. Suatu
perusahaan dapat menentukan penyaluran produknya melalui berbagai lembaga
atau kelompok seperti ke pedagang menengah, pedagang besar, pengecer
maupun langsung kepada konsumen akhir (Assauri 2007).
4. Promosi (Promotion)
8
tidak over estimaste. Produksi dalam arti luas merupakan kegiatan yang
mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), yang tercakup di
dalamnya aktivitas menghasilkan barang maupun jasa serta aktifitas lainnya yang
mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan barang tersebut
(Nurmalina et al. 2017).
d. Pemilihan jenis teknologi dan peralatan
Patokan yang perlu digunakan dalam penentuan jenis teknologi dan
peralatan antara lain adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan,
manfaat ekonomi yang diharapkan, ketepatan teknologi dengan bahan mentah
yang digunakan. Keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut ditempat lain
yang memiliki ciri-ciri mendekat lokasi usaha, kemampuan pengetahuan
penduduk, dan kemungkinan pengembangannya serta pertimbangan kemungkinan
adanya teknologi lanjutan (Nurmalina et al. 2017).
e. Tata letak (Layout)
Tata letak merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan
fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian pengertian layout
mencakup layout site, layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik dan fasilitas-
fasilitasnya (Nurmalina et al. 2017).
a= R
C
R = Py.Y
C = FC + VC
Keterangan :
R : Penerimaan (revenue) (Rp)
C : Biaya (cost) (Rp)
Py : Harga output
Y : Output
FC : Biaya tetap (fixed cost)
VC : Biaya variabel (variable cost)
6. Anggaran parsial
Anggaran parsial sangat sederhana, mudah dimengerti, mudah
penyusunannya, biasa digunakan untuk melihat keuntungan dengan sedikit
perubahan yang dilakukan, serta tidak memerlukan informasi yang tidak
dipengaruhi oleh perubahan yang sedang diamati. Anggaran parsial digunakan
12
3 KERAGAAN PERUSAHAAN
Direktur Utama
Konsultan
Direktur Operasional
Manajer Operasional
2. Direktur operasional
Posisi ini dijabat oleh Petrus Adi Atmoko yang memiliki wewenang dan
tanggung jawab untuk memastikan ataupun mengawasi seluruh divisi dan
kegiatan operasional yang berlangsung di perusahaan baik internal maupun
eksternal. Wewenang dan kebijakan kegiatan operasional dikoordinasikan oleh
manajer operasional dan direktur utama, sehingga kinerja perusahaan berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
3. Konsultan
Konsultan adalah tenaga professional yang memberikan nasehat dalam hal
yang berkaitan dengan aspek teknis produksi dan berkoordinasi dengan petinggi
16
Posisi pemasaran diduduki oleh Andreas Budiyo yang memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk melakukan riset pasar agar produk berada di pasar yang
tepat. Selain itu, mengelola sistem PO (pre order), distribusi, anggaran pemasaran
serta bertanggung jawab atas pengembangan pemasaran dan produk yang
dipasarkan
12. Karyawan packing house
Bertanggung jawab untuk melakukan sortasi komoditas, pengemasan sesuai
standar operasional, memberi label informasi produk dan pencatatan hasil panen
dari kebun sehingga dapat menghasilkan tampilan produk yang bagus. Komoditas
yang telah dikemas di simpan ke dalam ruang pendingin serta menyiapkan
produk-produk yang akan dikirim.
13. Karyawan order
Tugas pokok bagian order yaitu menerima dan merekap pesanan
memberikan informasi ke kepala logistik. Selain itu, bagian order bertugas
membantu pengemasan produk.
14. Karyawan logistik
Tugas pokok bagian logistik yaitu menyiapkan dan memastikan
ketersediaan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan semua divisi. Bagian logistik
juga bertanggung jawab membantu divisi packing house apabila tugas pokok
sudah selesai
15. Admin kios
Bertanggung jawab atas kios meliputi pencatatan setiap pembelian,
melakukan penataan tampilan semua produk, melayani setiap konsumen yang
datang ke kios Granari Fresh kampung kali dengan baik dan memastikan
ketersediaan produk.
16. Supir
Bertanggung jawab melakukan pengiriman produk-produk yang dipesan dan
memastikan sampai tujuan dengan baik. Terdapat dua orang dalam divisi ini yaitu
Bapak Yuli yang berada di kebun Bandungan dan Bapak Adit yang berada di kios
Granari Fresh. Bagian pengiriman dari kebun Bandungan ke Granari Fresh dan
restoran oleh Bapak Yuli sedangkan bagian pengiriman dari Granari Fresh ke
konsumen akhir oleh Bapak Adit.
17. Tunas muda
Tunas muda adalah organisasi SMK Theresiana yang ikut serta dalam
kegiatan bisnis perusahaan dibawah divisi koordinator pemasaran. Tunas muda
bertugas untuk mempromosikan PT HAB dengan cara memberikan materi kepada
pengunjung kebun dan bertanggung jawab atas HAB Square dalam pengelolaan
resto.
kentang goreng dan minuman kopi, teh dan sebagainya. Sumber daya fisik yang
berada di resto berupa peralatan masak, meja, kursi, bar, alat peracik kopi dan
kulkas. Pada bangunan resto terdapat ruangan kantor untuk manajer operasional
dan manajer administrasi. Ruangan kantor seluas 3 x 5 m diisi dengan alat-alat
kantor, dua komputer, mesin printer, meja, kursi dan rak buku.
Pada unit bisnis sayuran terdapat dua sistem hidroponik yaitu nutrient film
technique (NFT) dan floating raft (FR). Kedua sistem tersebut diaplikasikan untuk
memproduksi sayuran selada dan sayuran oriental. Prinsip kerja sistem NFT
adalah metode budidaya tanaman yang akar tanaman tumbuh di dalam larutan
nutrisi sangat dangkal yang membentuk lapisan tipis nutrisi dan tersirkulasi.
Dengan demikian, tanaman dapat memperoleh unsur hara, air, dan oksigen yang
cukup. Sedangkan prinsip sistem FR adalah tanaman dibudidayakan dengan cara
menempatkan tanaman pada Styrofoam yang mengapung di atas permukaan
larutan nutrisi dalam suatu bak, sehingga akar-akar tanaman terendam dan dapat
menyerap nutrisi dan air (Suhardiyanto 2010). Kapasitas lubang tanam GH-01,
GH-02 dan GH-08 masing-masing 9 600, 7 000, 22 000 lubang tanam. Panen
sayur selada pada GH-01 dilakukan setiap hari dengan rata-rata panen 350 pcs,
sayur oriental pada GH-2 sebanyak 230-250 pcs dan sayur kangkung GH-08
sebanyak 10 kg. Budidaya sayur hidroponik lebih unggul dibandingkan dengan
budidaya sayur konvensional, keunggulan sayur hidroponik yaitu: Tanaman bebas
gulma, nutrisi yang diberikan menjadi efisien, pertumbuhan tanaman lebih
terkontrol, bekerja secara bersih dan sayuran dapat berproduksi dengan kuantitas
dan kualitas yang tinggi (Prihmantoro dan Indriani 2015).
3.4.1 Pengadaan Input
PT HAB mempersiapkan sarana produksi pertanian sebelum kegiatan
budidaya dimulai, adapun pengadaan input produksi sistem NFT dan FR relatif
sama. Kegiatan dalam pengadaan input yaitu bekerja sama dengan pemasok
seluruh komponen pendukung kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan
operasional perusahaan perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang baik
dan tepat waktu agar menghasilkan output yang berkualitas. Input yang diperlukan
seperti ketersediaan berbagai varietas benih selada, peralatan budidaya,
ketersediaan nutrisi dan obat-obatan serta alat penunjang budidaya. Pengadaan
input ini di manajemen oleh kepala logistik dan dibantu oleh bagian administrasi,
kepala logistik akan memberikan tugas kepada karyawan logistik atau supir untuk
membeli dan mendistribusikan input yang dibutuhkan.
PT HAB menggunakan benih selada import merek Rijk Zwan dan Know
You Seed yang diperoleh dari PT Crispy Farm Fertindo. Bahan baku pembuatan
nutrisi atau pupuk diperoleh dari PT Meroke Tetap Jaya Jakarta. Nutrisi yang
dibeli antara lain: nutrisi A dan B serta delapan item nutrisi murni sedangkan
media tanam rockwool didatangkan dari pemasok daerah Malang dan Yogyakarta,
input yang telah dibeli tersebut disimpan di dalam gudang penyimpanan. Peralatan
greenhouse diperoleh dari perusahaan Green Leaves Orchid. Kemasan mika salad
sayur Lettuce Mix Salad, kemasan plastik dan input untuk kebutuhan pasca panen
diperoleh dari pemasok sekitar Semarang.
22
Persiapan
peralatan Penyemaian Penanaman Pemeliharaan Pemanenan Pasca panen
tanam
Gambar 2 Alur produksi budidaya sayur selada
Jumlah panen selada per hari mencapai 320-360 pcs. Hasil panen tersebut
akan dijual dengan beberapa bentuk yaitu dalam satuan kg, kemasan per pcs dan
olahan mix salad. Tahapan proses budidaya selada sistem NFT sebagai berikut:
1. Persiapan peralatan tanam
Terdapat beberapa kegiatan sebelum dimulai kegiatan budidaya antara lain
sanitasi lingkungan dalam greenhouse, pencucian meja talang dan pencucian
tandon. Persiapan peralatan ini bertujuan untuk sterilisasi lingkungan serta
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.
2. Penyemaian
Sebelum benih disemai persiapkan alat seperti pinset, pisau, alat cetak
rockwool dan media tanam rockwool. Rockwool berukuran 100 x 15 x 7.5 cm
dipotong menjadi 10 bagian masing- masing berukuran 10 x 15 x 7.5 cm.
kemudian potongan tersebut dipotong kembali menggunakan cetakan berukuran 2
x 2 x 3.75 cm lalu diberi lubang tanam sebanyak 24. Setelah media tanam siap,
masukan benih ke dalam lubang tanam pada media tanam. Satu lubang tanam diisi
dengan satu benih selada. Benih yang telah ditanam diberi label identitas tanggal
semai dan jenis selada. Setelah itu, media tanam diletakkan pada meja talang
semai. Benih yang telah disemai diberikan air setiap pagi selama 6 hari. Usia 6
hari setelah semai benih selada diberikan nutrisi.
3. Penanaman
Benih yang telah berusia 12 hari setelah semai (HST) kemudian
dipindahkan ke meja talang remaja dengan cara memotong rockwool kotak-kotak
berukuran 2 x 2 x 3.75 cm menggunakan gergaji kecil. Penanam dilakukan
dengan memindahkan tanaman remaja usia 24 HST ke meja talang produksi.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memelihara dan
menjaga kualitas tanaman selada sampai umur panen. Kegiatan ini meliputi,
pemberian nutrisi, pengontrolan sirkulasi air dan pengendalian hama dan penyakit
23
a. Pemberian nutrisi
Jumlah larutan pekat nutrisi yang diberikan disesuaikan dengan volume
tandon dan nilai EC (electronic conductivity) serta tingkat keasaman (pH).
Pemberian nutrisi didasarkan pada kisaran EC dan pH yang telah ditetapkan.
Pada tanaman yang berada di meja semai, EC dijaga dalam kisaran nilai 1.4
µS. Sedangkan selada yang telah di meja remaja dan meja produksi hingga
panen, nilai EC dijaga 2.0-2.2 µS. Tiga kali sehari dilakukan pengecekan EC
dan pH.
b. Pengontrolan sirkulasi air
Pengontrolan sirkulasi dilakukan setiap hari dengan tujuan agar menjaga
sistem sirkulasi tetap berjalan. Sirkulasi air dijaga dalam debit kisaran 1-2 liter
per lajur talang per menit.
c. Pengendalian hama dan penyakit
Serangan hama dan penyakit dapat mengganggu kualitas dan kuantitas
produksi selada. PT HAB sudah meminimalisir serangan dengan cara
pengendalian mekanis dan biologi. Cara pengendalian tanaman yang terkena
gejala yaitu dipotong (trimming) daun dan penyemprotan pestisida sesuai
dosis aman yang telah ditetapkan.
5. Pemanenan
Proses pemanenan disesuaikan dengan umur panen pada jenis-jenis selada.
Rentan umur selada yang dipanen adalah 40-42 HST. Pemanenan dilakukan setiap
pagi pukul 07.30 – 08.30, jumlah selada yang dipanen setiap hari sebanyak 300 –
350 pcs. Panen dilakukan dengan cara mencabut seluruh tanaman beserta akarnya,
kemudian daun yang telah layu atau rusak dihilangkan.
6. Pasca panen
Tanaman selada yang telah dipanen kemudian dipindahkan ke ruang packing
(packing house). Penanganan pasca panen meliputi kegiatan sortasi, pencucian
dan pengemasan.
a. Sortasi dan pencucian
Kegiatan sortasi bertujuan untuk mendapatkan produk selada yang
berkualitas sehingga sesuai dengan keinginan konsumen. Proses sortasi antara
lain memilih sayur yang bagus, melakukan trimming pada daun yang layu
atau rusak. Setelah disortir, produk untuk pengolahan salad sayur (mixed
salad) dicuci dengan direndam dalam baskom berisi air yang mengalir lalu
dikeringkan menggunakan mesin spinner.
b. Pengemasan
Setelah selada disortir dan dicuci kemudian dilakukan pengemasan.
Penanganan pengemasan selada berbeda-beda karena adanya permintaan dan
kegunaan. Beberapa jenis pengemasan yang diterapkan perusahaan
diantaranya kantong kresek, plastik seal dan plastik mika. Pengemasan
menggunakan mika plastik ukuran 23 x 11 x 6 cm khusus untuk produk
mixed salad (lettuce mix salad).
c. Produksi salad sayur Lettuce Mix Salad
Salad sayur adalah jenis makanan yang terdiri atas campuran sayuran atau
buah yang disajikan dengan dressing sebagai penambah rasa. PT HAB
memproduksi Lettuce Mix Salad dengan bahan baku diantaranya selada lollo
rossa, romaine, kristine dan locarno serta tomat ceri. Salad sayur dikemas dalam
24
kemasan mika dengan isi 250 g per kemasan. Produksi salad sayur ini
membutuhkan masing-masing 50 pcs selada. Lama waktu yang dibutuhkan untuk
memproduksi 50 kemasan salad sayur dalam satu hari yaitu 5 sampai 6 jam. Alur
produksi Lettuce Mix Salad meliputi beberapa tahapan seperti pada Gambar
berikut:
Pengeringan
pick-up atau sepeda motor dan konsumen dapat membeli langsung di kebun milik
PT HAB.
Perusahaan melakukan promosi produk melalui media cetak seperti brosur
dan media sosial seperti Instagram serta WhatsApp. Selain melalui media sosial,
promosi juga dilakukan dengan cara mendatangi instansi pemerintahan terkait dan
mengikuti event yang diselenggarakan. Selain itu promosi dari mulut ke mulut ke
beberapa komunitas para pengurus PT HAB.
3.5
diberikan kepada produk pertanian yang memenuhi persyaratan dilihat dari aspek
keamanan pangan; sedangkan untuk prima 2 dilihat dari aspek keamanan dan
mutu pangan dan prima 1 dari aspek keamanan dan mutu pangan serta sosial dan
lingkungan (BKP 2019). Produk sayuran dan tomat ceri PT HAB telah
disertifikasi prima 3 (aman pestisida) oleh OKKPD Provinsi Jawa Tengah tahun
2018 dengan No. 33/22-3-71-002-10/2017 untuk sayur daun dan No 33/22-3-77-
0001-10/2017 untuk tomat ceri.
b. Faktor ekonomi
Aspek ekonomi memiliki pengaruh yang nyata terhadap keberlangsungan
suatu usaha, termasuk usaha hidroponik. Faktor-faktor ekonomi yang dapat
mempengaruhi suatu usaha diantaranya adalah tarif dasar listrik, laju pertumbuhan
penduduk dan inflasi. Hal yang perlu diperhatikan yaitu pengaruh tarif listrik
terhadap bisnis hidroponik, karena usaha hidroponik dengan sistem NFT
membutuhkan daya listrik secara terus menerus. Perusahaan menggunakan jasa
PLN dalam menjalankan bisnis. Namun, jika terjadi pemadaman listrik, mesin
genset dengan bahan bakar solar dapat digunakan untuk ketersediaan listrik
sementara waktu. Apabila tarif dasar listrik meningkat, maka akan membuat
beban biaya produksi makin tinggi. Selain itu, kenaikan tarif dasar listrik dapat
mengganggu cashflow perusahaan.
Pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Semarang dan sekitarnya
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut ditunjukkan pada Tabel 10
Pertumbuhan jumlah penduduk kota Semarang membuka peluang tersedianya
pasar potensial bagi PT HAB khususnya konsumen kelas atas. Adanya pasar
potensial dapat berakibat pada perluasan pangsa pasar.
Tabel 10 Laju pertumbuhan penduduk tahun 2015 – 2017 di Semarang dan
sekitarnya
Kabupaten/kota Laju pertumbuhan penduduk per-tahun (jiwa) Rata -rata Laju
pertumbuhan
2015 2016 2017
Penduduk (%)
Kota Semarang 1 595 187 1 602 717 1 610 605 0.72
Kabupaten 1 000 887 1 014 198 1 027 489 1.94
Semarang
DI Yogyakarta 3 679 176 3 720 912 3 762 167 1.65
Kota Salatiga 183 815 186 420 188 928 2.01
Kota Surakarta 512 226 514 171 516 102 0.58
Kabupaten 957 913 963 690 974 569 1.41
Boyolali
Sumber: Badan Pusat Statistik (2019)
Kota Semarang memiliki pertumbuhan kalangan menengah yang cukup
baik, taraf ekonomi masyarakatnya cenderung baik. Berdasarkan data BPS
ekonomi Semarang tumbuh, pertumbuhan didorong dari bisnis makan dan minum
sebesar 19,40 %. Adanya pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Semarang dan
sekitarnya menandakan bahwa akan terjadi peningkatan permintaan masyarakat
terhadap konsumsi bisnis kuliner yang dapat dijadikan peluang bagi perusahaan
dalam memasarkan produknya.
29
Inflasi adalah kenaikan dalam tingkat harga yang tidak bersifat kontinu atau
kenaikan dalam tingkat harga yang kontinu. Jika inflasi meningkat, maka harga
barang dan jasa di dalam negeri mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan
jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai mata uang. Dengan demikian, inflasi
dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai mata uang terhadap nilai barang dan
jasa secara umum. Tingkat inflasi di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir
dapat dilihat pada Tabel 11.
Granari Fresh dekat dengan konsumen dan mempunyai konsumen tetap yang
berada di Kota Semarang.
d. Faktor teknologi
Keberhasilan suatu usaha salah satunya dipengaruhi oleh aspek teknologi.
Aspek teknologi merupakan kondisi yang dapat memberikan berbagai cara atau
metode suatu perusahaan untuk meningkatkan atau menciptakan nilai bisnis.
Aspek teknologi digunakan dalam menunjang proses produksi agar lebih efisien
dan efektif. Aspek teknologi dapat menciptakan tren teknologi yang akan
berpengaruh terhadap produktivitas, kapabilitas, kapasitas dan informasi yang
dimiliki suatu perusahaan.
1. Teknologi produksi
Teknologi yang diterapkan oleh PT HAB ialah teknologi hidroponik di
dalam greenhouse. Greenhouse ini mampu mengendalikan kondisi lingkungan
yang dikehendaki dan kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki. Tujuan
teknologi hidroponik di dalam greenhouse agar buah-buahan dan sayuran bisa
berproduksi di setiap musim dan meningkatkan produktivitas serta kualitas hasil
panen. Komoditas yang sudah teruji dan berhasil dalam penerapan teknologi
budidaya di dalam greenhouse adalah berbagai selada, sawi, tomat ceri, tomat
beef dan melon. Sistem hidroponik memungkinkan aplikasi teknologi komputer
dan kontrol otomatik serta ilmu pengetahuan fisiologi tanaman untuk
menyediakan lingkungan yang lebih sesuai bagi pertumbuhan tanaman
(Suhardiyanto 2010). Dengan demikian PT HAB perlu memperhatikan
perkembangan teknologi hidroponik yang ada di Indonesia maupun di negara
maju lainnya. Perusahaan dapat mengimbangi kemajuan teknologi dengan cara
melakukan perbaikan secara terus menerus sehingga menemukan suatu inovasi
yang bisa mempermudah kegiatan budidaya.
2. Teknologi informasi
Saat ini Indonesia sedang dalam masa bersejarah, masa saat revolusi industri
keempat (industri 4.0) sedang dibicarakan, dipersiapkan, diperdebatkan, dan
dimulai. Hal ini akan mengakibatkan perubahan besar di dunia industri. Aktivitas
suatu perusahaan saat ini banyak didukung oleh perkembangan teknologi
informasi yang berguna untuk meningkatkan layanan bisnis seperti mempermudah
komunikasi antara pihak perusahaan dengan konsumen serta sumber pengetahuan
dan informasi bagi perusahaan. Perkembangan teknologi informasi memudahkan
PT HAB dalam memasarkan produknya seperti penggunaan website, aplikasi
WhatsApp, dan Instagram. Menurut data perusahaan teknologi Sirclo, platform e-
commerce berkontribusi hingga 20% terhadap total penjualan produk konsumsi
(fast moving consumer goods/FMCG 2018). Perkembangan industri akan menjadi
peluang bagi perusahaan apabila PT HAB terus belajar dan meningkatkan
keterampilan sumber daya manusia untuk memahami atau mengintegrasikan
kemampuan internet dengan lini produksi, selanjutnya perusahaan juga dapat
menggunakan inovasi teknologi melalui pengembangan platform e-commerce. PT
HAB telah menerapkan teknologi informasi yaitu jurnal online untuk pembukuan
transaksi jual beli dan mengelola keuangan. Jurnal online ini diaplikasikan oleh
bagian keuangan, bagian administrasi dan karyawan order, selain itu, jurnal
sebagai alat untuk informasi dan mengkoordinasikan dengan manajer operasional
dan koordinator pemasaran.
31
3. Teknologi transportasi
Teknologi transportasi merupakan teknologi yang berpengaruh terhadap
efisiensi biaya pada saat pendistribusian barang ataupun pembelian input usaha.
PT HAB menggunakan alat transportasi sebagai alat distribusi dengan mobil
pickup dan sepeda motor. Mobil pickup yang dimiliki perusahaan digunakan
dalam pendistribusian produk ke kios Granari Fresh, restoran, dan pesanan di luar
kota, mobil pick-up juga digunakan untuk keperluan logistik. Sementara sepeda
motor digunakan dalam mengirim produk di wilayah dalam Kota Semarang.
Namun, alat transportasi tersebut tidak dilengkapi oleh pendingin yang mampu
melindungi kualitas produk. Hal ini atasi perusahaan dengan cara mengatur jadwal
pengiriman di malam dan pagi hari.
e. Faktor ekologi
Aspek ekologi atau lingkungan merupakan aspek yang penting bagi
keberlangsungan suatu usaha terutama usaha di budidaya tanaman sayur selada.
Aspek lingkungan sekitar budidaya seperti cuaca, iklim, suhu, dan kelembapan
udara akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kualitas sayur yang
dibudidayakan. Faktor ekologi yang menjadi perhatian adalah cuaca. Menurut
pengakuan Pak Weni, apabila cuaca hujan pada saat siang hari dalam jangka
waktu berhari-hari akan mengakibatkan intensitas cahaya matahari berkurang
sehingga tanaman tidak berfotosintesis secara maksimal. Pengaruh iklim dan
cuaca yang tidak menentu dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yaitu kondisi
penghujan yang terjadi lebih lama.
PT HAB yang secara geografis di lereng Gunung Ungaran dengan ketinggian
±800 m dpl berdampak pada suhu udara di wilayah ini relatif sejuk dan beriklim
tropis. Faktor ekologi ini cukup mendukung budidaya tanaman sayur selada
maupun sayur oriental hidroponik pada PT HAB. Kecamatan Bandungan
merupakan daerah yang masih memiliki lahan yang luas. Penduduk Kecamatan
Bandungan yang kebanyakan berprofesi sebagai petani dan peternak
menyebabkan banyak lahan pertanian dan peternakan.
B. Lingkungan Industri
a. Pesaing
Pesaing merupakan organisasi atau perusahaan yang bergerak pada bidang
yang sama dalam memasarkan produk yang dihasilkan. PT HAB memiliki
beberapa pesaing produk sayuran di daerah Semarang, Salatiga, dan juga daerah
Yogyakarta. Tabel 13 yang menunjukan daftar pesaing produk sayuran di sekitar
Kota Semarang.
c. Pelanggan
Pelanggan adalah individu atau kelompok yang melakukan pembelian
terhadap suatu barang/jasa secara berulang pada jangka waktu tertentu. Pelanggan
sayuran dan buah dari PT HAB terdiri, retail supermarket, reseller yang tersebar
di beberapa wilayah seperti Kota Semarang, Yogyakarta, Salatiga, Bali dan lain-
lain. Perusahaan juga melayani pembelian di lokasi kebun Bandungan maupun
kios Granari Fresh milik perusahaan, pelanggannya yaitu konsumen langsung atau
pengunjung. Tabel 14 menunjukkan daftar pelanggan pada perusahaan tahun
2019.
d. Pendatang baru
Besarnya peluang dalam kegiatan budidaya sayur hidroponik menimbulkan
pendatang baru untuk memasuki usaha ini. Hai ini didukung oleh teknik budidaya
hidroponik yang merupakan salah satu pertanian modern dan perkembangan
informasi yang semakin mudah. Pendatang baru pada usaha sejenis berpotensi
menjadi ancaman bagi perusahaan, karena pendatang baru akan berusaha merebut
pangsa pasar yang sudah ada. Terdapat beberapa pendatang baru usaha hidroponik
di wilayah Semarang tetapi masih skala rumahan atau mikro dan juga terdapat
produsen pendatang yang menawarkan salad. Pendatang baru tersebut menjadi
price taker. Namun, hal ini pendatang baru tidak mengakibatkan PT HAB
khawatir dalam menjalankan usahanya, karena perusahaan terus menjaga kualitas
produk dan memberikan kepuasan kepada pelanggan.
e. Produk Substitusi
Produk substitusi dapat berasal dari produk sayuran hidroponik lainnya
maupun sayuran konvensional. Produk substitusi pada produk mixed salad adalah
fruit salad (salad buah), veggie salad (salad sayur) dengan varian sayur dan
dressing, dan produk kombinasi selada dengan buah. Beragam produk subtitusi
tersebut memiliki tingkat harga yang berbeda-beda dapat menjadi ancaman
34
Reseller
Restoran
Kebun Hidroponik
Kios Granari Fresh Retail Supermarket
Konsumen akhir
3. Price (Harga)
Penetapan harga pada PT HAB dilakukan dengan metode mark up (markup
pricing method). Penentuan persentase markup mempertimbangkan antara lain
daya beli konsumen, biaya operasional perusahaan serta harga yang ditetapkan
oleh pesaing. Kisaran harga sayuran selada hidroponik di kios Granari Fresh
maupun yang di kebun Bandungan Rp 5 000 per pcs. Sementara untuk olahan
buah seperti jus sayur dan mix salad, berkisar Rp 10 000 hingga Rp 18 000.
Namun ketika produk sudah masuk dalam supermarket, maka supermarket
memberikan margin sebesar 40% dari harga jual perusahaan. PT HAB
menentukan harga jual sayur selada hidroponik lebih mahal dibandingkan dengan
pesaingnya, harga sayuran hidroponik PT HAB lebih tinggi Rp 1 000 per pcs dari
pesaing.
4. Promotion (Promosi)
Promosi produk dilakukan melalui media sosial yaitu Instagram dan
WhatsApp. Promosi untuk membentuk citra produk di mata konsumen juga
dilakukan dengan cara mendatangi instansi pemerintahan terkait dan mengikuti
acara-acara yang diselenggarakan. Promosi dari mulut ke mulut ke beberapa
komunitas para pengurus PT HAB. Selain itu, promosi penjualan produk juga
dilakukan dengan cara memberikan diskon atau mendapatkan produk gratis
apabila kondisi persediaan produk-produk banyak atau untuk menghabiskan
produk sisa yang masih layak jual.
B. Aspek produksi
1. Lokasi bisnis
Variabel yang perlu diperhatikan untuk memilih lokasi bisnis dibedakan
dalam dua golongan besar, yakni variabel utama dan variabel bukan utama.
Variabel utama yaitu lokasi produksi PT HAB berdekatan dengan Pasar
Agribisnis Jetis, sehingga mudah mendapatkan bahan input produksi seperti obat-
obatan, pestisida dan fungisida. Selain itu, lokasi produksi dekat dengan sumber
air, ketersediaan tenaga kerja dan lokasi kios Granari Fresh untuk pasar yang
dituju berdekatan dengan konsumen kota Semarang. Sedangkan variabel bukan
utama adalah hukum yang berlaku, iklim maupun masyarakat Kabupaten
Semarang khususnya Kecamatan Bandungan mendukung rencana perusahaan.
2. Luas produksi
Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk
mencapai keuntungan yang optimal. Target produksi sayuran selada pada
greenhouse-01 (GH-01) PT HAB sebesar 10 000 pcs per bulan. Sedangkan
kapasitas (GH-01) adalah 9 600 titik tanam dan menghasilkan selada sebanyak 9
400 – 9 600 pcs/bulan. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengelola proses
budidaya sayuran hidroponik sebanyak 2 - 4 orang per hari sementara proses
pengemasan sayuran dibutuhkan 2 orang. Sedangkan greenhouse-2 (GH-02)
dengan komoditas sayur oriental pakcoy dan caisim memiliki kapasitas 7 000 titik
tanam.
3. Proses produksi
Proses produksi sayuran selada pada PT HAB adalah jenis proses produksi
kontinu. Kegiatan proses produksi dilakukan setiap hari mulai pukul 07.00 sampai
16.00 WIB. Kegiatan proses produksi meliputi persiapan peralatan tanam,
penyemaian, penanaman atau pindah tanam, pemeliharaan, pengendalian
37
5. Aspek kolaborasi - -
6. Aspek keuangan a. Memiliki modal dan
kondisi keuangan yang
39
baik.
Identifikasi permasalahan
Selera konsumen yang berubah dan permintaan yang belum terpenuhi.
Internal
Kekuatan (S):
Produksi sayuran kontinu setiap hari Eksternal
Produk bersertifikat prima 3 Peluang (O):
Memiliki ruang packing khusus dan dua Gaya hidup masyarakat yang menyukai
cold storage sayur dan buah.
Memiliki karyawan packing yang terampil Kesadaran konsumen akan hidup sehat.
Memiliki modal dan kondisi keuangan Varian produk salad berkembang
yang baik
Dilaksanakan Evaluasi
memiliki ruang packing khusus dan ruang pendingin untuk penyimpanan. Modal
yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk pengembangan usaha untuk
biaya operasional tanpa menggunakan modal pinjaman dari lembaga keuangan.
Keterampilan karyawan pengemasan yang cepat tanggap dan teliti dalam hal
mengemas produk dapat dimaksimalkan keterampilannya dengan mengolah
produk baru. Sementara selada hidroponik bersertifikat produk prima 3 yang
dihasilkan dan digunakan sebagai bahan baku akan menambah daya saing produk
salad di pasar Kota Semarang.
Pangsa pasar (market share) adalah persentase dari total penjualan suatu
perusahaan dengan total penjualan jasa atau produk dalam industri. Pangsa pasar
yang dianalisis adalah pangsa pasar salad sayur yang dapat diserap calon
pelanggan terhadap bermacam salad yang dijual untuk calon pelanggan. Jumlah
penjualan salad sayur (lettuce mix salad) sebelum pengembangan yaitu sebanyak
250 kemasan per minggu dan ditambah perencanaan pengembangan 300 kemasan
Bandungan Salad sehingga total penawaran kedua produk salad sayur dalam
seminggu yaitu 550 kemasan. Sementara jumlah salad yang dijual oleh pesaing
industri yakni beberapa penjual telah disebutkan pada Tabel 1 adalah sebanyak 2
840 kemasan setiap minggu. Market share yang akan diraih oleh perusahaan
setelah pengembangan bisnis adalah sebagai berikut:
2. Program pemasaran
Program pemasaran terbagi menjadi strategi pemasaran dan bauran
pemasaran. Program pemasaran harus dirancang dengan baik sebelum merancang
bauran pemasaran. Adapun rincian program pemasaran pengembangan produk
Bandungan salad adalah sebagai berikut.
A. Strategi pemasaran
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT HAB yaitu segmentation,
targeting, dan positioning. Setelah itu, maka disusunlah bauran pemasaran yang
terdiri atas 4P. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk penentuan konsumen
secara tepat.
1. Strategi STP
Strategi pemasaran terbagi menjadi strategi pemasaran dan bauran
pemasaran. Program pemasaran harus dirancang dengan baik sebelum merancang
bauran pemasaran. Adapun rincian program pemasaran pengembangan bisnis
adalah sebagai berikut.
a. Segmentasi pasar (segmentation)
Segmentasi pasar merupakan membagi pasar menjadi beberapa kelompok
pembeli yang berbeda. Segmentasi pasar perlu dilakukan mengingat di dalam
suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda keinginan dan kebutuhan.
Oleh karena setiap perbedaan memiliki potensi untuk menjadi pasar tersendiri.
Segmentasi yang akan diterapkan pada pengembangan bisnis sayur salad
adalah segmentasi geografis, psikografis, dan demografis. Segmentasi
geografis dari pengembangan bisnis ini adalah Kota Semarang, Kabupaten
Semarang, DI Yogyakarta. Segmentasi secara psikografis adalah masyarakat
yang menyukai sayur dan buah dan makanan sehat yang praktis. Sementara
segmentasi demografisnya adalah laki-laki dan perempuan umur 16 tahun
hingga 50 tahun.
b. Penetapan pasar (Targeting)
46
2. Bauran pemasaran 4P
Setelah menentukan strategi pemasaran untuk menentukan target konsumen,
maka ditentukan bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran terdiri
dari produk, harga, distribusi dan promosi.
a. Produk (product)
Produk yang akan ditawarkan kepada konsumen yaitu produk Lettuce Mix
Salad dan produk pengembangan Bandungan Salad. Kedua produk ini memiliki
komposisi sayuran yang berbeda, dressing yang berbeda dan bentuk kemasan
yang berbeda. Produk Lettuce Mix Salad terdiri atas sayuran selada hidroponik
yang diantaranya selada locarno, selada romaine, selada kristine, selada lollo
rossa dan tomat ceri. Sementara dressing yang digunakan adalah mayonnaise
sweet spicy. Produk ini dikemas di dalam kemasan mika berbentuk persegi
panjang dengan berat isi 250 g. Lettuce Mix Salad dapat dilihat pada Gambar 7.
Produk pengembangan yaitu Bandungan salad dan Lettuce Mix Salad yang
diproduksi PT HAB adalah salad sayur yang berbahan dasar sayuran selada
hidroponik yang memiliki karakter renyah, segar dan manis. Bandungan salad
memiliki berat 200 g per kemasan dengan isi selada romaine, selada junction,
selada locarno, tomat ceri, sayur kol dengan saus mayonnaise dan bahan
pelengkap daunt mint untuk menambah aroma. Produk pengembangan memiliki
komposisi 7 jenis sayur sedangkan produk sebelum memiliki 5 jenis sayur.
Kedua produk ini tidak menggunakan bahan pengawet, Bandungan Salad
dapat bertahan selama 4 hari jika kemasan tidak rusak dan disimpan dalam ruang
pendingin atau showcase. Manfaat produk (product benefit) Bandungan salad
adalah menjaga kesehatan tubuh manusia karena selada memiliki kandungan
vitamin A, C, K dan kalsium, wortel yang memiliki kandungan vitamin A dan
tomat ceri kaya dengan vitamin C. Dikemas menggunakan mika bening berbentuk
mangkuk berukuran diameter 9 cm (Gambar 8). Kemasan juga stiker yang
menunjukan logo produk, label halal, komposisi, berat bersih dan nomor sertifikat
prima 3 (Lampiran13).
47
Granari Fresh
(21%)
Galael Signature
PT HAB (21%)
Transmart wilayah
Jateng (49%)
diperoleh dari GH-01. Sayuran selada ini didapatkan dari produksi tanaman selada
di GH-01 milik PT HAB yang dibudidayakan menggunakan metode hidroponik
NFT. Tiga jenis selada yang digunakan adalah selada yang baru dipanen pada
hari H, daunnya tidak rusak dan tidak terkena hama. Selada ini masing-masing
dihargai Rp 25 000 per kilogram.
b. Kol merah
Kol merah digunakan sebagai bahan baku tambahan dalam pembuatan
Bandungan salad. Kol merah yang segar Kol merah diperoleh dari Pasar Sayur
Ngasem Bandungan. Satu kilogram kol merah dihargai Rp 15 000.
Wortel
Tomat ceri Mayonnaise Kol merah
Gambar 10 Bahan baku produk Bandungan Salad
c. Tomat ceri
Tomat ceri yang digunakan dalam pembuatan salad ini adalah tomat ceri
merah atau kuning berukuran 8 g per buah. Tomat ceri didapatkan dari produksi
tanaman tomat ceri greenhouse 3 dan greenhouse 4 milik perusahaan. Tomat ceri
ini dihargai Rp 42 000 per kilogram.
d. Wortel
Wortel yang digunakan dalam pembuatan salad ini adalah wortel berukuran
anjang 16 – 18 cm dengan diameter sekitar 3 cm, pemilihan ukuran ini agar wortel
mudah diiris. Wortel diperoleh dari pengepul wortel yang terletak di desa
Jimbaran. Wortel ini dihargai Rp 10 000 per kilogram.
e. Daun mint
Daun mint adalah salah satu tanaman herba yang banyak manfaat bagi
kesehatan tubuh manusia. Daun mint sebagai bahan tambahan yang digunakan
dalam pembuatan salad sayur didapatkan dari hasil budidaya tanaman mint
konvensional milik perusahaan. Penggunaan sebagai bahan Bandungan Salad
adalah untuk dimakan maupun memberikan aroma segar. Satu kilogram daun
mint seharga Rp50 000.
f. Saus mayonnaise (dressing)
50
a b c
Gambar 11 Alat prasarana pada untuk bisnis salad sayur (a) Mesin spinner (b)
Cup sealer* (c) Ruang penyimpanan
Sumber: * www.maksindo.com
b. Alat cup sealer
52
Pencucian
Tomat ceri
Pengeringan
Pengisian dressing
Pengemasan
b. Pencucian
c. Pengeringan
Sayur yang telah dicuci bersih selanjutnya akan dikeringkan
menggunakan mesin spinner, pengeringan dilakukan selama 3-4 menit.
Tujuan pengeringan sayur menggunakan mesin spinner yaitu untuk
mengurangi kadar air dalam sayuran, proses pengeringan lebih cepat dan juga
merata, sayuran yang dikeringkan di dalam mesin spinner diharapkan lebih
tahan lama dan tidak mudah busuk yang diakibatkan kadar air yang tinggi dan
juga kualitas produk terjaga dengan baik termasuk cita rasanya. Sedangkan
tomat ceri yang telah dicuci dikeringkan dengan meniriskan diatas meja lalu
dilap dengan kain bersih. Selanjutnya sayur dan tomat yang telah kering
masing-masing ditampung ke dalam baskom ukuran 41 x 32 x 13 cm.
d. Pengisian dressing
Pengisian dressing dilakukan dengan cara manual dengan memasukan
saus dressing ke dalam cup plastik berukuran 10 ml, kemudian cup yang
sudah terisi dengan saus dressing dilakukan pengepresan menggunakan cup
sealer agar saus dressing tidak mudah tumpah dan dapat tahan lama. Proses
pengisian dressing salad dapat dilihat pada Gambar 15.
e. Pengupasan dan pengirisan
Bahan baku utama berupa selada romaine, selada junction dan selada
locarno didapatkan dari hasil panen selada greenhouse-01 milik
perusahaan. Sementara bahan baku penunjang pembuatan Bandungan
salad seperti wortel didapatkan dari distributor wortel di Jl. Kalimosodo,
Kecamatan Jimbaran, Semarang dan kol merah didapat dari Pasar Sayur
Ngasem yang berjarak 1 km. Bahan baku kering seperti stiker produk
didapat dari perusahaan percetakan yang berlokasi di Kota Semarang.
b. Kedekatan dengan pasar
Pasar yang dituju dari pengembangan produk mix salad adalah kios
Granari Fresh, lingkungan perusahaan dan ritel di Kota Semarang. Kios
yang dimaksud adalah toko milik perusahaan yang menjual berbagai
macam jenis sayur maupun minuman. Pemilihan pasar di Kota Semarang
ini dikarenakan Semarang merupakan kota metropolitan yang memiliki
penduduk yang tinggi sehingga potensi pasar yang besar. Selain itu daerah
Kota Semarang dan Kecamatan Bandungan merupakan daerah yang
memiliki tempat wisata.
c. Ketersediaan tenaga kerja
Tenaga kerja yang tersedia dan dapat digunakan tenaganya adalah
tenaga kerja berpengalaman dan memiliki ketekunan. Kedekatan lokasi
bisnis dengan SMK Theresiana Bandungan dapat dimanfaatkan dengan
mempekerjakan tenaga kerja lulusan SMK di pengolahan salad sayur
Bandungan Salad. Tenaga kerja juga dapat direkrut dari lingkungan sekitar
lokasi bisnis.
Manajer Operasional
Karyawan:
Packing
supir
logistik
admin order
admin kios Keterangan:
= Bagian yang terkait dengan bisnis salad sayur
Tabel 23 Rincian tenaga kerja yang dibutuhkan pada bisnis salad sayur
Bagian Jenis Hari kerja per minggu Jumlah
Karyawan produksi Harian 5 1
Admin order Tetap 6 1
Pemasaran Tetap 6 1
Akuntan Tetap 6 1
Supir Tetap 5 2
Terdapat dua jenis tenaga kerja, yaitu tetap dan harian. Tenaga kerja tetap
merupakan pekerja yang memperoleh gaji bulanan dalam jumlah yang telah
ditentukan perusahaan. Sementara tenaga kerja harian mendapat upah sesuai
dengan jumlah hari kerja. Sistem pembagian tenaga kerja ini menyesuaikan
kebijakan perusahaan. Tenaga kerja seperti admin order dan supir yang sedang
kosong jam kerjanya atau telah selesai pekerjaannya dapat bekerja memproduksi
salad sayur juga pengemasan produk lainnya.
2. Commont Cost
Biaya bergabung (commont cost) adalah biaya-biaya untuk memproduksi
dua atau lebih produk yang terpisah (tidak diolah bersama) dengan fasilitas sama
pada saat yang bersamaan (Mulyadi 2005). Pada kegiatan bisnis salad sayur ini
terdapat biaya seperti alat produksi dan gaji tenaga kerja yang digunakan secara
gabungan dengan aktivitas bisnis lain diantaranya produksi tomat ceri, buah
melon, kangkung dan sayuran sawi. Agar biaya tersebut tidak dilimpahkan semua
pada operasional salad sayur maka digunakan perhitungan commont cost.
Asumsi untuk mengalokasikan persentase commont cost didapat dari
perbandingan antara jumlah penerimaan bisnis sayur selada di GH-01 dengan total
penerimaan GH perusahaan dalam 1 bulan. Sementara perhitungan commont cost
biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 24.
Commont cost untuk gaji supir, Wi-Fi, pajak kendaraan, perawatan mobil
dan motor dan pameran dihitung berdasarkan pemanfaatan sumber daya yang
digunakan secara gabungan oleh bisnis salad sayur dengan aktivitas bisnis tomat
ceri, melon, tomat beef dan sayuran sawi dengan perhitungan persentase commont
cost menggunakan rumus berikut ini:
commont cost pada biaya gaji, perawatan kendaraan dan pajak kendaraan
berdasarkan total penerimaan yang dirincikan pada Lampiran 8.
c. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi oleh jumlah produksi yang
dihasilkan, semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin tinggi biaya
variabel yang dikeluarkan. Biaya variabel yang dikeluarkan sebelum
pengembangan bisnis sebesar Rp 120 636 000, yang diperoleh dari jumlah
kebutuhan bahan baku Lettuce Mix Salad, biaya tersebut dirincikan pada
Lampiran 9. Sedangkan biaya variabel yang dikeluarkan sesudah pengembangan
bisnis yang diperoleh dari jumlah kebutuhan bahan baku Lettuce Mix Salad dan
ditambah biaya bahan baku Bandungan Salad menjadi Rp 246 060 000, yang
dirincikan pada Lampiran 10. Sehingga selisih dari biaya variabel sebelum dan
sesudah pengembangan bisnis sebesar Rp 125 424 000. Dalam hal ini, adanya
penambahan biaya variabel setelah pengembangan bisnis.
5. Analisis Laba Rugi
Analisis laba rugi dilakukan untuk mengetahui gambaran keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari empat jenis
kegiatan dalam satu bisnis yaitu penjualan produk, biaya variabel, biaya tetap
termasuk penyusutan serta pajak usaha. Nilai laba rugi didapat dari hasil nilai
penjualan terhadap biaya-biaya. Perhitungan perbandingan analisis laba rugi
sebelum dan sesudah pengembangan yang dapat dilihat pada Tabel 26. Proyeksi
laba rugi produk Lettuce Mix Salad memperoleh laba sebesar Rp 67 288 071
selama satu tahun. Keuntungan yang diperoleh setelah pengembangan bisnis
dengan adanya produk baru Bandungan Salad dalam satu tahun sebesar Rp 82 417
329 dan selisih keuntungan produk Lettuce Mix Salad dengan Bandungan sebesar
Rp 15 189 258. Rincian proyeksi laba rugi dari kegiatan penjualan produk, biaya
variabel, biaya tetap termasuk penyusutan dan pajak usaha dilampirkan pada
Lampiran 11.
Adapun perhitungan HPP pada produk salad sayur sebelum pengembangan dan
sesudah pengembangan pada Tabel 27. Perhitungan HPP yaitu total biaya tetap
ditambah biaya variabel dan dibagi dengan jumlah yang diproduksi. Sementara
penetapan harga jual salad sayur berdasarkan dengan penambahan mark up dari
harga pokok produksi.
Tabel 27 Harga pokok penjualan sebelum dan sesudah pengembangan
Jumlah (HPP Jumlah
Uraian Satuan sebelum (HPP setelah
pengembangan) pengembangan)
Lettuce mix Bandungan Lettuce mix
Salad Salad Salad
Biaya variabel Rp 120 636 000 130 464 000 120 636 000
Biaya tetap Rp 41 393 109 31 504 513 27 789 100
Biaya Operasional Rp 162 029 109 161 968 513 148 434 100
Mark up % 25 34 31
Jumlah produksi Pcs 12 000 14 400 12 000
HPP Rp 13 502 11 248 12 370
Margin Rp 4 498 5 752 5 630
Harga jual Rp 18 000 17 000 18 000
Harga produk Lettuce Mix Salad yaitu Rp 18 000 dengan nilai mark up 25%
sebelum pengembangan bisnis dan setelah pengembangan naik menjadi 31%.
Harga tersebut merupakan harga yang diberikan perusahaan kepada konsumen
akhir maupun supermarket.
7. Analisis anggaran parsial
Analisis anggaran dan keuntungan parsial mengkaji kerugian dan keuntungan
yang ditimbulkan dari perubahan kegiatan produksi. Perhitungan ini dilakukan
agar perusahaan dapat membandingkan antara aktivitas produksi saat ini dengan
hasil analisis rencana pengembangan bisnis. Rincian analisis parsial
pengembangan diversifikasi produk salad sayur dapat dilihat di Tabel 28.
D. Perencanaan kolaborasi
Tahapan perencanaan kolaborasi akan bernegosiasi atau menentukan kontrak
kerja kepada para calon konsumen, target kolaborasi ini kepada ritel. Selain itu
menentukan kontrak kerja kepada pemasok bahan baku. Tahapan ini
memerlukan waktu 10 hari.
E. Perizinan
Pengurusan perizinan dilakukan untuk menjadikan produk legal dan dapat
dipasarkan. Perizinan produk baru Bandungan salad meliputi izin halal yang
dikelola BPOM MUI. Perizinan ini memerlukan waktu 40 hari.
F. Pengadaan alat
Alat, mesin merupakan faktor produksi yang digunakan untuk
keberlangsungan aktivitas bisnis. Alat yang digunakan dalam menunjang
bisnis seperti cool box, alat pengiris sayur dan media promosi, pengadaan
peralatan ini diperkirakan dilakukan selama 7 hari dan dapat ditunda
pelaksanaannya selama 43 hari tanpa memperlambat waktu pengerjaan
proyek.
G. Produksi
Proses produksi Bandungan Salad dilakukan setelah tahapan-tahapan diatas
siap. Proses produksi meliputi sortasi dan pencucian sayur, pengeringan,
pengirisan wortel, pengisian mayonnaise, pengemasan, pemberian label dan
penyimpanan produk. Tahapan ini memerlukan waktu satu hari dan dilakukan
lima kali dalam seminggu
H. Promosi produk baru
Promosi produk baru ini menggunakan internet yang bertujuan untuk
mengenalkan produk pada konsumen di pasar baru melalui media sosial dan
website perusahaan. aktivitas ini membutuhkan waktu selama 10 hari.
I. Pemasaran pada pasar baru
Tahap pemasaran pada pasar baru dapat dimulai ketika kegiatan produksi
selesai dijalankan dan harus dijalankan 10 hari dan harus sesuai dengan jadwal
proyek agar waktu penyelesaian selama 99 hari tidak tertunda.
J. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai kegiatan pengembangan bisnis yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan sehingga apabila kegiatan dinilai
kurang sesuai dapat diperbaiki. Evaluasi dilakukan ketika seluruh tahapan
pengembangan bisnis dilakukan oleh perusahaan dan waktu yang diperlukan
untuk evaluasi selama 5 hari.
Waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan tahapan tersebut adalah 121 hari.
Proses penjadwalan kegiatan usaha atau project scheduling merupakan sebagai
suatu kegiatan yang saling berkaitan yang harus dilakukan dengan urutan tertentu
sebelum keseluruhan tugas dapat diselesaikan. Pengalokasian waktu untuk
tahapan pengembangan bisnis menggunakan metode critical path method (CPM)
yang berguna untuk melakukan analisis penjadwalan dan pengemasan suatu
kegiatan (Sitepu dan Sebayang, 2013). Jadwal kegiatan pada pengembangan
bisnis ini dapat dilihat pada Tabel 31.
pendahuluan (hari)
Identifikasi masalah A - 6
Perencanaan finansial B A 7
Observasi pasar C A 25
Perencanaan kolaborasi D B 10
Perizinan E B, C 40
Pengadaan alat dan bahan F D 5
Produksi G E, F 5
Promosi produk baru H G 8
Pemasaran pada pasar baru I H 10
Evaluasi J I 5
Keterangan:
Early Start: waktu tercepat memulai aktifitas
Early Finish: waktu tercepat menyelesaikan aktifitas
Late Start: waktu paling lambat memulai aktifitas
Late Finish: waktu paling lambat menyelesaikan aktifitas
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
72
73
71
74
Sumber :httpssayuransiapsaji.co.idproducts#image-4
Sumber: httpswww.amazingfarm.comproductfiesta-salad-asian-dressinglang=en
Sumber : httpswww.hokben.co.idmenudetailfurifuri-salad-hana-katsuobushi1
httpswww.instagram.compB0NzdzMhVo8
75
76
Sumber : httpswww.amazingfarm.comwp-contentuploads201507Waldorf-Salad-
Blue-Cheese-Dressing-Edit.png
Sumber : httpswww.instagram.compBzo6lo0HdfC
Sumber : httpswww.instagram.compBtXjjfmHd6S
77
74
Rak / etalase
dapur
Meja ATK dan Komputer Meja Produksi 2
5 meter
Ruang Penyimpanan sayur
Meja Produksi 1
Tempat
pencucian Tempat penyimpanan alat
12 meter
Keterangan: Barat
Ruang penyimpanan :2x3m
Meja produksi 1 :7x1m
Meja produksi 2 :4x1m Selatan Utara
Meja ATK :3x1m
Tempat pencucian :5x1m
Dapur :1x2m
: mesin spinner Timur
78
Keterangan :
: Tidak ada kegiatan
75
79
1 Mesin spinner 4500 000 1 unit 5 4 500 000 1 000 000 700 000
2 Keranjang box 100 000 4 unit 5 400 000 0 80 000
3 Mesin cup sealer 700 000 1 unit 5 700 000 0 140 000
4 Baskom persegi 35 000 3 unit 5 105 000 0 21 000
5 Sendok 12 000 1 lusin 5 12 000 0 2 400
6 Pisau 20 000 3 unit 5 60 000 0 12 000
7 Timbangan digital 35 000 2 unit 5 70 000 0 14 000
8 Nampan 15 000 2 unit 5 30 000 0 6 000
9 Pakaian produksi 100 000 2 unit 5 200 000 0 40 000
10 Price labeller joyko 80 000 1 unit 5 80 000 0 16 000
Commont Cost
11 Packing house 12% 120 000 000 60 m2 8 14 400 000 0 1800 000
12 sepeda motor vega 12% 8 000 000 1 unit 8 960 000 325 000 79 375
13 Mobil Grandmax 12% 90 000 000 1 unit 10 10 800 000 3 900 000 690 000
14 Laptop asus 12% 4 000 000 1 unit 5 480 000 156 000 64 800
15 Handphone 12% 1 500 000 1 unit 5 180 000 39 000 28 200
16 Printer dan tinta 12% 2 085 000 1 unit 5 250 200 0 50 040
17 Personal computer 12% 5 000 000 1 unit 5 600 000 260 000 68 000
18 AC 1/2 PK 12% 2 700 000 1 unit 5 324 000 65 000 51 800
Total biaya
investasi 34 151 200 3 863 615 76
No Komponen Commont Harga satuan Jumlah Umur ekonomis Total harga Nilai sisa Biaya penyusutan
80
Cost
(Rp) (Tahun) (Rp) (Rp) (Rp)
(%)
1 Mesin spinner 4 500 000 1 unit 5 4 500 000 1 000 000 700 000
2 Keranjang box 100 000 4 unit 5 400 000 0 80 000
3 Mesin cup sealer 700 000 1 unit 5 700 000 0 140 000
4 Baskom persegi 35 000 3 unit 5 105 000 0 21 000
5 Sendok 12 000 1 lusin 5 12 000 0 2 400
6 Pisau 20 000 3 unit 5 60 000 0 12 000
7 Timbangan digital 35 000 2 unit 5 70 000 0 14 000
8 Nampan 15 000 2 unit 5 30 000 0 6 000
9 Pakaian produksi 100 000 2 unit 5 200 000 0 40 000
10 Price labeller joyko 80 000 1 unit 5 80 000 0 16 000
11 35 000 1 unit 3 35 000 0 11 000
Alat pengiris sayur*
12 Cooler box 55 L* 670 000 2 unit 5 1 340 000 200 000 228 000
13 Pisau pengupas* 10 000 2unit 3 20 000 0 6 667
14 X-Banner* 80 000 10 unit 2 400 000 0 200 000
15 Sertifikat halal* 2 500 000 1 2 500 000
Commont Cost
16 Packing house 12% 120 000 000 60 m2 8 14 400 000 0 1 800 000
17 sepeda motor vega 12% 8 000 000 1 unit 8 960 000 325 000 79 375
18 Mobil Grandmax 12% 90 000 000 1 unit 10 10 800 000 3900 000 690 000
19 Laptop asus 12% 4 000 000 1 unit 5 480 000 156 000 64 800
20 Handphone 12% 1 500 000 1 unit 5 180 000 39 000 28 200
21 Printer dan tinta 12% 2 085 000 1 unit 5 250 200 0 50 040
22 Personal computer 12% 5 000 000 1 unit 5 600 000 260 000 68 000
23 AC 1/2 PK 12% 2 700 000 1 unit 5 324 000 65 000 51 800
Total 38 826 200 4 503 282
81
* Penambahanan investasi
77
82
80
81
86
83
88
84
Lanjutan Lampiran 11 Hasil survey perencanaan produk (lanjutan)
89
85
90
RIWAYAT HIDUP
Ardhi Anggara Wardhana dilahirkan di Kota Kediri Jawa
Timur pada tanggal 2 Februari 1998. Putra kedua dari tiga
bersaudara dari Bapak Setya Wardono dan Ibu Esti Wuri
Handayani. Penulis menyelesaikan pendidikan SD di SDN
Aren Jaya XVIII Bekasi pada tahun 2009, pendidikan SMP di
SMPN 11 Bekasi pada tahun 2013 dan pendidikan SMA
jurusan IPA di SMAS Thariq Bin Ziyad Bekasi pada tahun
2016. Penulis selanjutnya melanjutkan pendidikan di Sekolah
Vokasi IPB dengan menjadi mahasiswa Program Keahlian
Manajemen Agribisnis melalui program Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Penulis aktif diberbagai kegiatan pembinaan Pramuka, organisasi kerohanian
Islam sejak SMA dan menjadi koordinator media komunikasi di organisasi MAB
Care. Penulis pernah meraih prestasi non akademik juara 1 Musabaqoh Hifdzril
Quran (MHQ) yang diselenggarakan oleh DYMIC Diploma Youth Contest tahun
2016.