Anda di halaman 1dari 35

HIPOTIROID

drg. Dewi Puspitasari Msi


KELOMPOK 2

 Khanifatu Zahroh
 Wulandari
 M. Deni Rahman
 Norliyanti  Arifanni Setiawan

 Citra Aghnia Thamara  Dwiki Azhar

 Nora Fitri Haya


 Siti Farida Rizki A  Maulidya Hanifa
 Maulidah  Reysa Rosdayanti

 Sari Rahmita
 Eny Febriyanti
 Khairiah
 Sahdina Rismawati
 Bayu Yordha Senggara
Definisi Hormon Tiroid

 Hipotiroid merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu
tingkat dari aksis hypothalamus-hipofisis-tiroid “end organ”, dengan akibat terjadinya
defisiensi hormon tiroid ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.
(Faizi, Muhammad, Netty EP. 2012)
 Hipotiroid artinya kekurangan hormon tiroid, yaitu hormon yang dikeluarkan oleh
kelenjar tiroid atau kelenjar gondok. (Behrman, Richard E and Victor C. Vaughan.
2005)
Definisi Hipotiroid

 Hormon tiroid sangat penting untuk metabolisme energi, nutrisi, dan ion organik,
termogenesis serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan,
Pada periode kritis juga untuk perkembangan susunan syaraf pusat dan tulang.
Hormon ini mempengaruhi beberapa jaringan dan sel melalui berbagai pola aktivasi
genomik dan sintesis protein serta reseptor yang mempunyai arti penting untuk
berbagai aktivitas.
 Hashimoto's Thyroiditis
Penyebab yang paling umum dari hipotiroid di Amerika adalah suatu kondisi
yang diwariskan/diturunkan yang disebut Hashimoto’s thyroiditis. Kondisi ini
dinamakan menurut Dr. Hakaru Hashimoto yang pertama kali menjelaskannya
pada tahu 1912. Pada kondisi ini, kelenjar tiroid biasanya membesar (gondokan)
dan mempunyai suatu kemampuan yang berkurang untuk membuat hormon-
hormon tiroid. Hashimoto’s adalah suatu penyakit autoimun dimana sistem imun
tubuh secara tidak memadai menyerang jaringan tiroid. Hal ini menyebabkan
penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik
negatif yang minimal. Kondisi ini diperkirakan mempunyai suatu basis genetik.
 Lymphocytic thyroiditis mengikuti Hipertiroid
Thyroiditis merujuk pada peradangan kelenjar tiroid. Ketika peradangan
disebabkan oleh suatu tipe tertentu dari sel darah putih yang dikenal sebagai
suatu lymphocyte. Kondisi ini adalah terutama umum setelah kelahiran dan
sebenarnya dapat mempengaruhi sampai 8% dari wanita-wanita setelah
mereka melahirkan. Pada kasus-kasus ini, biasanya ada suatu fase hipertiroid
(dimana jumlah-jumlah hormon tiroid yang berlebihan bocor keluar dari
kelenjar yang meradang), yang diikuti oleh suatu fase hipotiroid yang dapat
berlangsung sampai enam bulan.
 Kerusakkan tiroid sebagai akibat dari yodium ber-radioaktif atau
operasi
Pasien-pasien yang telah dirawat untuk suatu kondisi hipertiroid (seperti
penyakit Graves) dan menerima yodium ber-radioaktif mungkin
ditinggalkan dengan sedikit atau tidak ada jaringan tiroid yang berfungsi
setelah perawatan. Kemungkinan dari ini tergantung pada sejumlah faktor-
faktor termasuk dosis yodium yang diberikan, bersama dengan ukuran dan
aktivitas dari kelenjar tiroid. Jika tidak ada aktivitas yang signifikan dari
kelenjar tiroid enam bulan setelah perawatan yodium ber-radioaktif,
biasanya diperkirakan bahwa tioroid tidak akan berfungsi lagi secara
memadai.
 Penyakit Pituitari atau Hipothalamus dan Tiroid
1. Malfungsi hipotalamus dan hipofisis anterior
Malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar TRH (Thyroid
Stimulating Hormone) dan TSH (Thyrotropin Releasing Hormone), yang
akan berdampak pada kadar HT (Hormon Tiroid) yang rendah.
2. Malfungsi kelenjar tiroid
Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang
rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak
adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus
 Luka Pituitari
Suatu luka pituitari mungkin berakibat setelah operasi otak atau ada suatu
penurunan penyediaan darah pada area itu. Hipotiroid diakibatkan karena
kelenjar tiroid tidak lagi distimulasikan oleh TSH pituitari. Bentuk dari
hipotiroid ini dapat, dibedakan dari hipotiroid yang disebabkan oleh
penyakit kelenjar tiroid, dimana tingkat TSH menjadi meningkat ketika
kelenjar pituitari mencoba untuk memajukan produksi hormon tiroid dengan
menstimulasi kelenjar tiroid dengan TSH yang lebih banyak. Biasanya,
hipotiroid dari luka kelenjar pituitari terjadi dalam hubungannya dengan
kekurangan-kekurangan hormon lain, karena pituitari mengatur proses-
proses lain seperti pertumbuhan, reproduksi, dan fungsi adrenal.
 Obat-Obatan
Obat-obatan yang digunakan untuk merawat suatu tiroid yang aktif
berlebihan (hipertiroid) sebenarnya mungkin menyebabkan hipotiroid. Obat-
obat ini termasuk methimazole (Tapazole) dan propylthiouracil (PTU). Obat
psikiatris, lithium (Eskalith, Lithobid) yang sering digunakan untuk terapi
gangguan mood adalah juga diketahui merubah fungsi tiroid dan
menyebabkan hipotiroid. Menariknya, obat-obat yang mengandung suatu
jumlah yang besar dari yodium seperti amiodarone (Cordarone), potassium
iodide (SSKI, Pima), dan Lugol’s solution dapat menyebabkan perubahan-
perubahan dalam fungsi tiroid, yang mungkin berakibat pada tingkat-tingkat
darah dari hormon tiroid yang rendah.
Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis
Gejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan jelas. Manifestasi
klinis yang ditimbulkan tidak spesifik. Gangguan itu dapat mirip gejala-
gejala dari banyak kondisi-kondisi dan seringkali dihubungkan dengan
proses penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin tidak
mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi
lebih nyata ketika kondisinya memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan
ini berhubungan dengan suatu perlambatan metabolisme tubuh.
Manifestasi Klinis
 Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung/lambat
 Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan
penurunan curah jantung
 Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
 Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu
makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
 Konstipasi
 Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
 Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
Lanjutan ...

1. Gangguan Muskuloskeletal
 Volume otot bertambah, glossomegali
 Kejang otot, kaku, paramitoni
 Artralgia dan efusi sinovial
 Osteoporosis
 Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda
 Kadar fosfatase alkali menurun
Lanjutan...

2. Gangguan Neurologik
 Letargi dan mental menjadi lambat
 Aliran darah otak menurun
 Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian kurang,
penurunan reflek tendon)
 Ataksia (serebelum terkena)
 Gangguan saraf ( carfal tunnel)
 Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu
3. Gangguan sistem endokrin
 Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa menstruasi yang
memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi
 Gangguan fertilitas
 Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap insulin akibat
hipoglikemi
 Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun
 Insufisiensi kelenjar adrenal autoimun
 Psikologis / emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku maniak
 Manifestasi klinis lain berupa : edema periorbita, wajah seperti bulan (moon face),
wajah kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas terhadap opioid,
saluaran urin menurun, lemah, ekspresi wajah kosong dan lemah.
Epidemiologi

 Studi epidemiologi hipotiroid di Amerika Utara, Eropa, Jepang, dan Australia,


menunjukkan bahwa hipotiroidisme kongenital mempengaruhi 1 dari 3.000 sampai
4.000 bayi yang baru lahir. Hipotiroidisme kongenital mempengaruhi lebih dari dua
kali lebih banyak perempuan daripada laki-laki.
 Angka kejadian hipotiroid kongenital bervariasi antar negara, dipengaruhi oleh faktor
etnis dan ras. Diseluruh dunia angka kejadian hipotiroid kongenital 1:3000 dengan
kejadian sangat tinggi didaerah kurang iodium 1:300-900. Prevalensi lebih tinggi pada
keturunan asia dan sangat jarang pada populasi kulit hitam (Kemenkes RI, 2014).
Kasus hipotiroid kongenital di jepang 1:7.600 / jumlah kelahiran. Di Singapura
1:3000-3500, sedangkan negara terdekat malaysia 1;3026 (Kemenkes RI,2015)4.
Mekanisme Kelenjar Tiroid

1. Kelenjar tiroid menghasilkan2. Hormone T3 sebagian besar berasal dari 3. Tiroksin ( T4 ) menunjukkan
hormone tiroid ( T4 dan T3 ) yang konversi T4 menjadi T3 yang berlangsung pengaturan timbal balik negatif
membantu mengatur temperature diluar kelenjar tiroid. Tirotropin Releasing dari sekresi TSH dengan
tubuh, metabolisme energi dan protein Factor ( TRF ) yang dihasilkan bekerja langsung pada
juga membantu pengaturan fungsi hypothalamus akan merangsang kelenjar tirotropin hipofisis
normal sistem kardiovascular dan hipofise mengeluarkan tirotropin (TSH).
sistem saraf pusat. Tirotropin juga akan merangsang
pertumbuhan kelenjar tiroid.
Patofisiologi Hipotiroid

Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada
respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat “thyrotropin releasing hormone (TRH)” yang merangsang
hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (thyroid stimulating hormone = TSH)
yang merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormone tiroid (triiodothyronin = T3 dan
tetraiodothyronin = T4 = thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang
meliputi : konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme
protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-
hormon lain
Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan T3 dan T4 serum


Jika kadar TSH meningkat, maka T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid.
. T3 serum(0,6 – 1,85 mg/dl)
. T4 serum (4,8 – 12,0 mg/dl)
. TSH (0,4 – 6,0 mg/dl)
2. Pemeriksaan TSH
Diproduksi kelenjar hipofise merangsang kelenjar tiroid untuk membuat dan mengeluarkan
hormon tiroid. Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan
TSH menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat
dicurigai penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara
pasien hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat
menyingkirkan penyakit tiroid primer. Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid.
3. Pemeriksaan USG dan scan tiroid
USG bermanfaat pada pemeriksaan tiroid untuk:
. Dapat menentukan jumlah nodul.
. Dapat membedakan antara lesi tiroid padat dan kistik.
. Dapat mengukur volume dari nodul tiroid.
. Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residif yang tidak menangkap iodium,
yang tidak terlihat dengan sidik tiroid.
. Pada kehamilan di mana pemeriksaan sidik tiroid tidak dapat dilakukan, pemeriksaan USG
sangat membantu mengetahui adanya pembesaran tiroid.
. Untuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan dilakukan biopsi terarah.
. ·Dapat dipakai sebagai pengamatan lanjut hasil pengobatan.
4. Pemeriksaan sidik tiroid.
Hasil pemeriksaan dengan radioisotope adalah teraan ukuran, bentuk lokasi,
dan yang utama ialah fungsi bagian-bagian tiroid. Pada pemeriksaan ini
pasien diberi Na peroral dan setelah 24 jam secara foto grafik ditentukan
konsentrasi yadium radioaktif yang ditangkap oleh tiroid.
Klasifikasi Hipotiroid

A. Hipotiroidisme Kongenital
1. Hipotiroid Kongenital menetap
2. Hipotiroid Kongenital transien
A. Hipotiroidisme Didapat (Acquired)
1. Hipotiroidisme Primer (kelainan pada kelenjar tiroid)
2. Hipotiroidisme Sekunder (kelainan pada hipofisis)
3. Hipotiroidisme tersier (kelainan hipotalamus)
4. Resistensi Perifer terhadap kerja hormone tiroid
A. Hipotiroidisme Kongenital

 Hipotirod kongenital merupakan penyebab retardasi mental yang tersering


dan dapat diobati.

 Hipotiroid kongenital adalah kurangnya produksi hormon tiroid pada bayi


baru lahir. Hal ini dapat terjadi karena kelainan anatomi kelenjar tiroid,
gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau kekurangan iodium.
Lanjutan ...

Bila seorang bayi dengan hipotiroid kongenital tidak diketahui dan tidak diobati sejak
dini, pertumbuhannya akan terhambat dan mengalami retardasi mental. Hipotiroid
kongenital dapat terjadi permanen seumur hidup atau hanya sementara (transien),
tetapi karena terjadi pada masa perkembangan pesat otak dapat berdampak besar pada
perkembangan anak (Kemenkes RI, 2015). Hipotiroid kongenital yang terjadi pada
bayi baru lahir dengan ibu bukan penderita kekurangan iodium, tidak menunjukkan
gejala yang khas karena bayi masih dilindungi hormon tiroid ibu melalui plasenta.
Pada bayi hipotirod kongenital dari ibu yang menderita kekurangan iodium gejalanya
lebih berat (Kemenkes RI,2015).
ETIOLOGI

Hipotiroid kongenital dapat disebabkan oleh:


1. Disgenesis Tiroid
2. Antibodi Penyekat-Reseptor Tirotropin (TRBAb)
3. Sintesis Tiroksin yang Kurang Sempurna
4. Radioyodium
5. Defisiensi Tirotropin
6. Ketidaktanggapan Hormon Tirotropin
7. Ketidaktanggapan Hormon Tiroid
8. Penyebab Lain Hipotiroid (Obat)
B. Hipotiroidisme didapat (Acquired)

 Primer Hypotiroidism
Penyebab paling sering (95% 0f pasien) adalah kelainan dari kelenjar tiroid. Ketika
penurunan fungsi tiroid terjadi dalam rahim, hasilnya adalah retardasi mental berat
atau kretinisme. Hypotirodism pada pasien dewasa dikaitkan dengan penurunan
dalam jaringan tiroid. Penurunan dalam jaringan tiroid biasanya karena penyakit
autoimun, yang mengarah ke rusaknya dari parenkim tiroid, tetapi juga dapat terjadi
akibat hasil operasi atau pengobatan yodium radioaktif. Tidak semua kasus
hypotiroidism berhubungan dengan penurunan ukuran kelenjar tiroid.
Hypotiroidism juga dapat dikaitkan dengan pembesaran tiroid, yang dihasilkan dari
infiltrasi limfositik seperti pada penyakit Hashinoto atau kekurangan yodium diet.
B. Hipotiroidisme didapat (Acquired)

 Sekunder Hypotiroidism
Hypotiridism sekunder ditandai dengan penurunan sekresi TSH dan kemudian
menurun pelepasan hormon tiroid. Ini adalah hasil dari 'gangguan hipofisis anterior
hipotalamus dan kadang-kadang dapat terjadi dalam hubungan dengan kelainan
lainnya hormon hipofisis anterior.
 Hipotiroid tersier
Disebabkan oleh defisiensi TRH dan juga karena Kelainan-kelainan yang merusak
hipotalamus atau aliran darah portal hipotalamo-hipofisis, keadaan yang merusak
hipotalamus antara lain ; tumor, trauma, terafi radiasi dan penyakt infiltratif.
Jenis Organ Keterangan
Hipotiroidisme kelenjar tiroid Paling sering terjadi. Meliputi penyakit Hashimoto tiroiditis
primer (sejenis penyakit autoimmune) dan terapi radioiodine(RAI)
untuk merawat penyakit hipertiroidisme.

Hipotiroidisme kelenjar Terjadi jika kelenjar hipofisis tidak menghasilkan cukup


sekunder/ sentral hipofisis(pituitari) hormon perangsang tiroid
(TSH) untuk merangsang kelenjar tiroid untuk
menghasilkan jumlah tiroksin yang cukup. Biasanya terjadi
apabila terdapat tumor di kelenjar hipofisis, radiasi atau
pembedahan yang menyebabkan kelenjar tiroid tidak lagi
dapat menghasilkan hormon yang cukup.

Hipotiroidisme hipotalamus Terjadi ketika hipotalamus gagal menghasilkan TRH yang


tersier cukup. Biasanya disebut juga disebut hypothalamic-
pituitary-axis hypothyroidism.

(Brunner &Suddarth.2001)
ETIOLOGI
Pemeriksaan Diagnostik

 Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur


jumlah TSH (Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis.
 Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon
tiroid yg adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin (fT3). Tetapi untuk
mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tersier tidak dapat dgn hanya mengukur
level TSH. Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan
hipotiroidisme masih disuspek), sbb:
1. free triiodothyronine (fT3)
2. free levothyroxine (fT4)
3. total T3
4. total T4
5. 24 hour urine free T3
TERAPI

 Levothyroxine (levothroid, levoxyl, Synthroid). Telah direkomendasikan aman, efektif, murah, mudah
dikelola, dan mudah dipantau. Dalam bentuk aktif, mempengaruhi pertumbuhan dan pematangan
jaringan. Terlibat dalam pertumbuhan normal, metabolisme, dan pengembangan.
 Sediaan hormon dalam bentuk pil dapat diberikan dengan tepat. Pil dapat hancur dalam sendok,
dilarutkan dengan sedikit ASI, air, atau cairan lainnya segera sebelum pemberian, dan diberikan kepada
anak dengan jarum suntik atau pipet. Pil tidak boleh dicampur dalam botol penuh susu formula. Balita
mudah mengunyah tablet tanpa masalah atau keluhan.
Daftar Pustaka

1. Faizi, Muhammad, Netty EP. 2012. Hipotiroid. Surabaya: Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, Surabaya.
2. Behrman, Richard E and Victor C. Vaughan. 2005. Hipotiroidisme Kongenital dan Didapat dalam Nelson Ilmu
Kesehatan Anak Edisi 12 bagian 3. USA: Medical College of Pennsylvania and Temple University School of Medicine
Attending Pediatricians, St. Christopher’s Hospital for Children, Philadelphia, Pennsylvania.
3. Parks JS, Lin M, Grosse SD, Hinton CF, Drummond-Borg M, Borgfeld L. The impact of transient hypothyroidism on
the increasing rate of congenital hypothyroidism in the United States. Pediatrics. May 2010;125 Suppl 2:S54-63.
4. Zakarija M, McKenzie JM, Eidson MS. Transient neonatal hypothyroidism: characterization of maternal antibodies to
the thyrotropin receptor. J Clin Endocrinol Metab. May 1990;70(5):1239-46.
5. Prasetyowati dan Ridwan. M. Hipotiroid Kongenital. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No 2. 2015
ISSN:19779-469X.
6. Corwin J. Elisabet. 2004. Patofisiologi untuk Perawat. EGC, Jakarta.
7. Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai