Oleh :
Silvani Marcelia
1102017124
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................... 3
ii
3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data............................................................... 14
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 14
3.5. Metode Analisis Data..................................................................................... 14
3.5.1 Uji Validitas ....................................................................................... 14
3.5.2 Uji Reabilitas ...................................................................................... 15
3.5.3 Uji Statistik Dekriptif ......................................................................... 15
3.5.4 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 15
3.5.5 Uji Normalitas .................................................................................... 15
3.5.6 Uji Hipotesis ...................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 17
LAMPIRAN.......................................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sulistiyani (2003:223) menyatakan bahwa “kinerja seseorang merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya”. Rivai (2008:309) menyatakan bahwa “kinerja merupakan suatu fungsi dari
motivasi dan kemampuan”. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang
sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kinerja
pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Penggunaan program audit, penganggaran waktu penyelesaian
tugas audit, dan pengawasan yang ketat dapat menyebabkan proses audit dirasa
sebagai lingkungan yang memiliki struktur yang tinggi. Hal ini menyebabkan tuntutan
atas kinerja pegawai menjadi tinggi pula. Oleh karena itu, auditor yang memiliki
persepsi yang rendah terhadap tingkat kinerja mereka dianggap akan memperlihatkan
penerimaan yang lebih tinggi terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Harini dkk (2010), Hidayat (2012), dan Setyaningrum
& Murtini (2014) membuktikan adanya pengaruh kinerja pegawai terhadap
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. (Pertiwi :2015:73)
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka judul yang diambil oleh penulis yaitu
“Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penyimpangan Perilaku
dalam Audit”
2
2. Untuk mengetahui karakteristik personal auditor berpengaruh signifikan negatif
terhadap penyimpangan perilaku audit.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.2 Auditor
Menurut SAS 1 (AU 110) dalam Arens et al.,(2008), auditor bertanggung
jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang
layak tentangapakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material,
apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan.
4
(4) kepercayaan, (5) standar-standar teknis, (6) kemampuan professional, dan (7)
perilaku etika.
5
menghasilkan kualitas audit yang tinggi, sehingga secara agregat kualitas audit internal
pemerintah juga tinggi pula. Kualitas audit sangat diperlukan mengingat fungsi auditor
pemerintah adalah sebagai penjamin apakah informasi yang disajikan oleh pemerintah
sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria (standar akuntansi bagi BUMN/BUMD,
standar akuntansi pemerintah, undang-undang, peraturan pemerintah dan standar-
standar lainnya yang relevan) yang telah ditentukan.
Sesuai dengan standar auditing (IAI, 2001) bahwa untuk menghasilkan laporan
audit yang berkualitas, maka auditor harus melaksanakan beberapa prosedur audit.
Prosedur audit merupakan langkah-langkah yang harys dijalankan auditor dalam
melaksanakan audit dan sangat diperlukan bagi auditor pelaksana (asisten) agar tidak
melakukan penyimpangandan dapat bekerja secara efisien dan efektif (Herningsih,
2001). Bekerja sesuai dengan rencana atau prosedur yang telah ditetapkan membuat
pekerjaan yang dilakukan terarah dan membuat penyelia dapat mengecek hasil
pekerjaan junior ataupun senior auditor lapangan. Bila terjadi suatu kesalahan yang
dilakukan auditor di lapangan, maka penyelia dapat mebgetahuinya, di mana salah
satunya dengan melakukan analytical review, dan bila auditor dilapangan menemukan
hal-hal material yang menyimpang (temuan) pada laporan keuangan klien, temuan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasil kerjanya dengan memberikan bukti yang
kuat bahwa ia telah melaksanakan keseluruhan prosedur yang telah ditetapkan
(Suryandari, 2007)
Permasalahan kemudian muncuk ketika auditor melakukan tindakan penghentian
prematur atas prosedur audit yang seharusnya dijalankan ketika melaksanakan
penugasan audit/ penghentian prematur atas prosedur audit adalah dihentikannya
langkah-langkah dalam audit program sehingga satu atau lebih dari prosedur audit
tidak terlengkapi (Raghunatan, 1991 dan ulum ,2005). Alasan auditor melakukan
penghentian atas prosedur audit karena terbatasnya jangka waktu pengauditan yang
ditetapkan, adanya anggapan prosedur audit yang kurang dimengerti, batas waktu
penyampaian laporan audit, serta adanya pengaruh kebosanan dari para auditor. Jika
praktik atau penyimpangan perilaku dalam audit ini dilakukan, sudah pasti akan
berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Sebab apabila salah satu langkah dalam
prosedur audit dihilangkan, maka kemungkinan auditor akan membuat judgement
yang salah akan semakin tinggi. Prosedur yang paling sering dihentikan adalah
6
mengurangi jumlah sampel yang telah direncanakan sedangkan yang paling jarang
ditinggalkan/dihentikan secara prematur adalah konfirmasi pihak ketiga.
Menurut Otley dan Pearce (1996) penyelesaian langkah-langkah audit yang
terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (premature sign-off of audit steps
without completion of the procedure) terjadi ketika auditor menghentikan langkah
audit, tidak digantikan oleh langkah audit lain dan tanpa menyelesaikan pekerjaan
secara aktual. Praktik ini terjadi ketika auditor mendokumentasikan prosedur audit
secara lengkap tanpa benar-benar melakukannya atau mengabaikan/tidak melakukan
beberapa prosedur audit yang disyaratkan, namun memberikan opini atas suatu laporan
keuangan (Suryandari, 2007).
Graham (2007) menyimpulkan bahwa kegagalan audit sering disebabkan karena
penghapusan prosedur audit yang penting dari prosedur audit tidak dilakukan secara
memadai untuk beberapa item. Penyimpangan perilaku seperti penyelesaian langkah-
langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (premature
sign-off of audit steps without completion of the procedure) dapat secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas audit. Replacing and altering original
audit procedures adalah mengubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan
audit di lapangan. Donnelly, Quirin, dan O’Bryan (2003) menyatakan bahwa
penyimpangan perilaku ini dapat mengubah rencana dan arah pekerjaan audit,
sehingga auditor tidak dapat menemukan hal-hal yang material yang telah diperkirakan
sebelumnya, sehingga pelaksanaan audit dapat lenih cepat selesai dari waktu yang
telah direncanakan.
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dapat menyebabkan
menurunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor dan akhirnya berdampak pada
rendahnya kepercayaan pemakai terhadap laporan audit yang dihasilkan oleh auditor.
Rendahnya kepercayaan pemakai laporan audit merupakan ancaman bagi profesi
auditor.
7
a. Melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu
yang sebenarnya (underreporting of audit time).Perilaku ini dapat menyebabkan
adanya gambaran yang salah mengenai kebutuhan waktu yang sebenarnya, sehingga
proses perencanaan untuk audit di masa yang akan dating menjadi terhambat dan tidak
akurat, dan juga berpengaruh terhadap pelaksanaan audit selanjutnya, yaitu berkaitan
dengan rencana penugasan personel yang kurang baik, menutupi kebutuhan revisi
anggaran, dan meghasilkan time pressureuntuk audit di masa yang akan datang (Smith,
1995; Kelley & Margheim, 1990 dalam Irawati dan Natalia, 2005).
1. Locus of control
Menurut Donnely et al. (2003) lokus kendali internal dan lokus kendali
eksternal dapat secara langsung berpengaruh terhadap situasi seseorang dan akan
memberikan akibat yang jauh berbeda pada kehidupan mereka. Spector (1982)
8
menambahkan bahwa lokus kendali berhubungan dengan motivasi, usaha, kinerja,
kepuasan, persepsi pekerjaan, kepatuhan terhadap otoritas, serta gaya kepemimpinan.
2. Turnover intention
propensity to leave atau juga yang disebut dengan turnover intention ditujukan
jika seseorang memiliki keinginan untuk meninggalkan organisasi tempat mereka
bekerja. Penelitian terdahulu mendukung penemuan bahwa propensity to leave
merupakan alat prediksi untuk actual turnover, lebih lanjut propensity to leave
berhubungan dengan behavioral act seperti meninggalkan organisasi (Fried et al,
2008). Hal tersebut didukung oleh Onyemah (2008) yang menyebutkan bahwa
kepuasan kerja, kinerja, serta keinginan untuk berhenti bekerja memiliki akibat
cyclical behavior (efek berputar).
9
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
NO Identitas Peneliti Variabel dan metode Hasil Penelitian
Penelitian
10
terhadap penerimaan
perilaku penyimpangan
dalam audit.
3 Istianah Nasution Variabel 1. Karakteristik personal
(2016) Independen : auditor berkaitan erat
“Pengaruh 1. Karateristik Personal dengan lokus kendali
Karateristik Personal Auditor eksternal, keinginan
Auditor, Etika Audit 2. Etika Audit untuk berhenti bekerja,
Dan Pengalaman 3. Pengalaman Auditor harga diri dalam
Auditor Terhadap kaitannya, dengan
Tingkat Variabel Dependen : ambisi, serta komitmen
Penyimpangan 1. Tingkat dengan organisasi.
Perilaku Dalam Penyimpangan Perilaku 2. Variabel etika audit
Audit” Dalam Audit berpengaruh positif
signifikan terhadap
Metode Penelitian : penyimpangan perilaku
Simple Random audit
Sampling 3. Variabel pengalaman
auditor tidak memiliki
pengaruh terhadap
penyimpangan perilaku
dalam audit.
2.4 Hipotesis
11
H1 : Karakteristik personal auditor berpengaruh positif terhadap penyimpangan
perilaku dalam audit
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
12
3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel dependen atau biasa disebut dengan variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini
sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian. Sedangkan
variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel terikat. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah
Pernyimpangan prilaku audit.Sedangkan yang menjadi variabel independennya adalah
karakteristik personal auditor.
13
mereduksi atau
menurunkan
kualitas audit
(Kelley dan
Margheim, 1990;
Otley dan Pierce,
1996 dalam
Aisyah et al.,
2014).
14
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
terkumpul. Menurut Sugiyono (2017:147) kegiatan ini meliputi pengelompokan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis.
15
Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan
atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.Pengujian ini juga
dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak
terdapat multikolonieritas, autokorelasi, dan heterokedastisitas. Pengujian asumsi
klasik dilakukan agar nilai parameter model penduga yang digunakan dinyatakan
valid.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Kantor Akuntan Publik Di Semarang), Skripsi, Semarang. Universitas Negeri
Semarang.
Harini, Dwi., Agus Wahyudin dan Indah Anisykurlillah. 2010. Analisis Penerimaan
Auditor Atas Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik
Personal Auditor. SNA XIII, Skripsi, Purwokerto, Universitas Negeri
Semarang.
Herningsih, S. 2001. Penghentian Prematur atas Prosedur Audit : Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik. Tesis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Hidayat, Widi. 2012. “ESQ dan Locus of Control Sebagai Anteseden Hubungan
Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit pada Badan
Pengawas Daerah (BAWASDA) Jawa Timur”,Jurnal Mitra Ekonomi dan
ManajemenBisnis, Vol.3, No. 1, 50-74 ISSN 2087-1090.
Hp, N., & Payamta. 2002. Sikap Akuntan Terhadap Advertensi Jasa Akuntan Publik.
Jurnal Akuntansi, 6(1), 43–61.
Irawati, Yuke dan Thio Anastasia, P. M. 2005. Hubungan karakteristik personal
auditor terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
Skripsi. Jakarta. Universitas Katolik Atma Jaya.
Maryani, T., & Unti Ludigdo. 2001. Survei Atas Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Sikap dan Perilaku Etis Akuntan. TEMA, 2(1), 49-62.
Nasution, Istianah. 2016. Pengaruh Karateristik Personal Auditor, Etika Audit Dan
Pengalaman Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku Dalam Audit,
Skripsi, Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Onyemah, V. 2008. Role Ambiguity, Role Conflict, and Performance: Empirical
Evidence of An Inverted-U Relationship. Journal of Personal Selling and
Sales Management. 28 (3): 299-313.
Pertiwi, D., Andreas & Nur Azlina. 2015. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor
Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit dan
Kualitas Hasil Audit. Jurnal Akuntansi. Vol. 4, No. 1
Rahmawati, N. K. 2014. “Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Pemerintah
Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit”. Jurnal
Informasi, Perpajakann, Akuntansi dan Keuangan Publik. Vol. 9 no. 1: 89-106.
Rivai. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Rajawali Pers,
Jakarta.
18
Sarinah, Mardalena. 2017. PengantarManajemen, CV. Budi Utama, Yogyakarta.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis ed. ke 1.
Salemba Empat, Jakarta
Setyaningrum., Fina dan Henny Murtini. 2014. “Determinan Perilaku Disfungsional
Audit”, Accounting Analysis Journal, Vol. 3 No.3.
Sososutikno, Christina. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan Perilaku
Disfungsional serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit. Simposium
Nasional Akuntansi 6: 1116-1128. Surabaya
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung.
Sukesi, Sri. 2015. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penerimaan
Perilaku Disfungsi Audit pada Unit Organisasi Tni Angkatan Laut. Media
Riset Akuntansi, Auditing & Informasi. Vol 5, No 2.
Suryandari, Erni. 2007. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor terhadap Tingkat
Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Jurnal Akuntansi dan
Investasi. Vol. 8 No. 2, hal: 147-166
Ulum, Akhmad s. 2005. Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Hubungan antara Tume
Pressure dengan Perilaku Premature Sign-Off Prosedur Audit. Jurnal Manajemen
Akuntansi dan Sistem Informasi, vol. 5 no. 2: 194-212
19
LAMPIRAN
Jurnal 1
1. Judul :“pengaruh karakteristik personal auditor terhadap tingkat penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit”
2. Penulis : ernisuryandari
3. Masalah : penelitian ini berusaha untuk menganalisis hubungan antara
karakteristik individu auditor dan penerimaan mereka terhadap perilaku audit
disfungsional.
4. Teori/konsep yang mendasari :
5. Metode :
a. Jenis penelitian : penelitian menggunakan metode survey
b. Populasi penelitian : subjek dalam penelitian ini adalah staf auditor
yang bekerja pada kantor akuntan publik (kap) di yogyakarta, surakarta
dan semarang.
c. Sampel penelitian :data dikumpulkan dari 108 auditor yang bekerja di
perusahaan audit yang berlokasi di yogyakarta, surakarta dan semarang.
d. Analisis data :data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer
6. Hasil/temuan penelitian : penelitian ini telah menemukan model struktural yang
dapat menjelaskan kausalitas penerimaan perilaku penyimpang andalam audit,
dalam model ini terungkap lokus kendali, tingkat kinerja pribadi auditor,
keinginan untuk berhenti kerja dan harga diri dalam kaitannya dengan ambisi
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
Dalam penelitian ini ditemukan juga tanggapan auditor terhadap penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit, lokus kendali, tingkat kinerja pribadi auditor,
keinginan untuk berhenti kerja, harga diri dalam kaitannya dengan ambisi dan
komitmen pada organisasi mayoritas berada pada tingkatan sedang.
20
7. Saran : berdasarkan adanya hirarki tersebut peneliti menyarankan dalam upaya
menekan penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit harus dimulai dari
harga diri dalam kaitannya dengan ambisi dan lokus kendali. Unsur-unsur yang
ada dalam kantor akuntan public harus menjaga agar keinginan maju pada auditor
(ambisi) ditempuh dengan cara yang baik atau legal, auditor juga harus
meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan diri terhadap peristiwa yang
menimpanya, terutama yang berkaitan dengan klien.
Jurnal 2
1. Judul : “Pengaruh locus of control, turnover intention, kinerja dan komitmen
organisasi terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit pada kantor
akuntan public berafiliasi di DKI jakarta”
2. Penulis : Meilinda Hariani, Ahmad Adri
3. Masalah : tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris variabel locus
of control, turnover intention, kinerja dan komitmen organisasi yang secara
langsung mempengaruhi penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit
4. Teori/konsep yang mendasari :
5. Metode :
a. Jenispenelitian : penelitian menggunakan metode survey
b. Populasi penelitian : dalam penelitian ini yang akan menjadi sampel penelitian ini
adalah auditor yang bekerja di KAP yang berafiliasi di jakarta.
c. Sampel penelitian : penentuan sampel dilakukan dengan convenience sampling.
Diperoleh sebanyak 72 responden yang dapat dijadikan sampel dari 8 kanto
rakuntan publik (KAP).
d. Analisis data : penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui
kuesioner yang disebarkan kepada auditor.
6. Hasil/temuan penelitian : hasilnya bahwa terdapat 8 KAP yang bersedia untuk
menjadi objek survey dalam penelitian ini. Banyak KAP yang menolak untuk
dijadikan objek penelitian dengan alasan auditor sedang sibuk dan jarang berada
ditempat. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kebeberapa KAP di
jakarta.
21
7. Saran : untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambahkan variabel-
variabel baru yang dapat digunakan untuk meneliti faktor-faktor lain yang menjadi
penyebab penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit serta bentuk-bentuk
penyimpangan perilaku dalam audit yang digunakan perlu ditambah sebanyak
mungkin sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik dan hasil yang
diperoleh lebih memadai. Diharapkan juga untuk memperbanyak lagi sampel-
sampel dalam penelitian dengan tujuan agar hasil yang diteliti dapat lebih
memadai
-
Jurnal 3
1. Judul : “pengaruh karakteristik personal auditor terhadap tingkat penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit dan kualitas hasil audit”
2. Penulis : dian pertiwi, andreas & nur azlina
3. Masalah : penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan karakteristik personal
dengan tangkat penerimaan perilaku menyimpang dan efeknya pada kualitas audit
yang dihasilkan. Teori/konsep yang mendasari :
4. Metode :
a. Jenis penelitian : penelitian menggunakan metode survey
b. Populasi penelitian : populasi dari penelitian ini adalah para auditor
yang bekerja pada bpkp perwakilan provinsi Riau di kota Pekanbaru
sejumlah 121 orang yang berdomisili di kota Pekanbaru.
c. Sampel penelitian : pemilihan 60 sampel diperoleh dengan rumus
slovin.
d. Analisis data : metode pertama yakni data primer, metode kedua adalah
menggunakan data sekunder
5. Hasil/temuan penelitian : berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka
dapat disimpulkan: 1. Locus of control berpengaruh terhadap tingkat penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit. 2. Emotional quotient berpengaruh terhadap
tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. 3. Kinerja auditor tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tangkat penerimaan penyimpangan
perilaku dalam audit. 4. Locus of control berpengaruh langsung terhadap kualitas
audit. 5. Emotional quotient berpengaruh langsung terhadap kualitas audit 6.
Kinerja auditor berpengaruh langsung terhadap kualitas audit 7. Locus of control
22
berpengaruh terhadap kualitas audit dengan dimediasi oleh penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit 8. Emotional quotient tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit dengan dimediasi oleh penerimaan penyimpangan perilaku
dalam audit 9. Kinerja auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dengan
dimediasi oleh penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit 10. Penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit berpengaruh terhadap kualitas audit saran :1.
Disarankan bagi para auditor agar selalu menjaga loc internal dan emotional
quotient mereka agar tidak melakukan penyimpangan perilaku dalam audit.
6. Penyimpangan perilaku dalam audit harus ditekan untuk dapat menghasilkan audit
yang berkualitas.
23