Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

TERHADAP PENYIMPANGAN PERILAKU


DALAM AUDIT

Oleh :
Silvani Marcelia
1102017124

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas YARSI
Tahun 2020

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................... 4


2.1. Tinjauan Pustaka............................................................................................ 4
2.1.1 Auditing ............................................................................................. 4
2.1.2 Auditor ............................................................................................... 4
2.1.3 Kode Etik/Etika Audit......................................................................... 4
2.1.4 Penyimpangan Perilaku Dalam Audit................................................. 8
2.1.5 Faktor Yang Dapat Menyebabkan Penyimpangan Perilaku Dalam
Audit...................................................................................................
...........................................................................................................7
2.1.6 Pengalaman Auditor............................................................................ 9
2.2. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 9
2.3. Kerangka Konsep .......................................................................................... 11
2.4 Hipotesis ......................................................................................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 12


3.1. Jenis Penelitian............................................................................................... 12
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 12
3.3. Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran......................... 12
3.4. Metode Pengumpulan Data............................................................................ 14

ii
3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data............................................................... 14
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 14
3.5. Metode Analisis Data..................................................................................... 14
3.5.1 Uji Validitas ....................................................................................... 14
3.5.2 Uji Reabilitas ...................................................................................... 15
3.5.3 Uji Statistik Dekriptif ......................................................................... 15
3.5.4 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 15
3.5.5 Uji Normalitas .................................................................................... 15
3.5.6 Uji Hipotesis ...................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 17
LAMPIRAN.......................................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran opini auditor eksternal sangat penting dalam memastikan produksi
laporan keuangan yang tepat. Namun, kasus perilaku audit disfungsional telah
mempengaruhi kredibilitas opini auditor eksternal. Di antara faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap perilaku audit disfungsional tersebut adalah karakteristik
pribadi auditor. Peneliti mengemukakan penyebab auditor melakukan penyimpangan
tersebut adalah karakteristik personal yang berupa lokus kendali eksternal (external
locus of control), keinginan untuk berhenti kerja (turnover intention) dan tingkat
kinerja pribadi karyawan (self rate employee performance) yang dimiliki oleh para
auditor. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara
lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja dengan tingkat
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit serta adanya hubungan negatif antara
tingkat kinerja pribadi karyawan dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku
dalam audit. (Suryandari, 2007:148)
Setelah kasus Enron, yang merupakan kegagalan KAP Arthur Andersen, dan
World.Com di Amerika Serikat pada 2001, serta kasus Kimia Farma, auditor dianggap
ikut andil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak
mengalami kerugian materi dalam jumlah besar. Para auditor dianggap sebagai salah
satu penyebab kegagalan recovery ekonomi global. Oleh karena itu, para praktisi dan
peneliti di bidang auditing di seluruh dunia berusaha meningkatkan kinerjanya untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor. Meskipun auditor
tidak bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan, tetapi
dalam melakukan audit, kelangsungan hidup perlu menjadi pertimbangan auditor
dalam memberikan pendapat atau opininya mengenai kewajaran laporan keuangan
klien karena hasil auditnya akan mempengaruhi keputusan para pengguna laporan
keuangan. Opini seorang auditor dapat menjadi salah akibat perilaku audit
disfungsional yang menyebabkan kurangnya bukti audit, prosedur audit yang tidak
lengkap, dan pelaksanaan proses audit yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan untuk perikatan. (Febrina 2012:2)

1
Sulistiyani (2003:223) menyatakan bahwa “kinerja seseorang merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya”. Rivai (2008:309) menyatakan bahwa “kinerja merupakan suatu fungsi dari
motivasi dan kemampuan”. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang
sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kinerja
pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Penggunaan program audit, penganggaran waktu penyelesaian
tugas audit, dan pengawasan yang ketat dapat menyebabkan proses audit dirasa
sebagai lingkungan yang memiliki struktur yang tinggi. Hal ini menyebabkan tuntutan
atas kinerja pegawai menjadi tinggi pula. Oleh karena itu, auditor yang memiliki
persepsi yang rendah terhadap tingkat kinerja mereka dianggap akan memperlihatkan
penerimaan yang lebih tinggi terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Harini dkk (2010), Hidayat (2012), dan Setyaningrum
& Murtini (2014) membuktikan adanya pengaruh kinerja pegawai terhadap
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. (Pertiwi :2015:73)
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka judul yang diambil oleh penulis yaitu
“Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penyimpangan Perilaku
dalam Audit”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, pokok permasalahan yang
dapat dirumuskan adalah:
1 Apakah karakteristik personal auditor berpengaruh signifikan positif terhadap
penyimpangan perilaku audit?
2 Apakah karakteristik personal auditor berpengaruh signifikan negatif terhadap
penyimpangan perilaku audit?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui karakteristik personal auditor berpengaruh signifikan positif
terhadap penyimpangan perilaku audit.

2
2. Untuk mengetahui karakteristik personal auditor berpengaruh signifikan negatif
terhadap penyimpangan perilaku audit.

1.4 Manfaat penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Perusahaan dan Kantor Akuntan Publik
Sebagai masukan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik personal auditor terhadap
penyimpangan perilaku audit khususnya bagi auditor di Kantor Akuntan Publik.
2. Para Akademisi
Sebagai pembuka wawasan akademisi sehingga mempersiapkan mahasiswanya
untuk dapat bekerja di Kantor Akuntan Publik yang memiliki karakteristik personal
auditor yang baik sehingga tidak melakukan penyimpangan perilaku audit
3. Kalangan Umum dan Mahasiswa
Sebagai bahan bacaan bagi masyarakat umum, khususnya mahasiswa sehingga
mengetahui hal-hal apa saja yang diperlukan sebagai seorang auditor, terutama
faktor karakteristik personal auditor yang berpengaruh terhadap penyimpangan
perilaku audit.
4. Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
sejenis.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Auditing
Pengertian auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut (Agoes sukrisno, 2012:4).

2.1.2 Auditor
Menurut SAS 1 (AU 110) dalam Arens et al.,(2008), auditor bertanggung
jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang
layak tentangapakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material,
apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan.

2.1.3 Kode Etik/ Etika Audit


Maryani dan Ludigdo (2001) mendifinisikan etika sebagai seperangkat aturan
atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan
maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan
manusia atau masyarakat atau profesi.
Payamta (2002) menyatakan bahwa berdasarkan “Pedoman Etika” IFAC, maka
syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip
dasar yang mengatur perilaku seorang Akuntan dalam melaksanakan tugas
profesionalnya. Prinsip tersebut adalah (1) integritas, (2) obyektifitas, (3) independen,

4
(4) kepercayaan, (5) standar-standar teknis, (6) kemampuan professional, dan (7)
perilaku etika.

2.1.4 Penyimpangan Perilaku Dalam Audit


Penyimpangan perilaku dalam audit merupakan perilaku menyimpang dari
auditor dalam melaksanakan audit, yang dapat secara langsung maupun tidak langsung
mengurangi kualitas audit. Perilaku yang secara langsung mengurangi kualitas audit
adalah melaporkan waktu audit dengan total waktu lebih pendek dari waktu yang
sebenarnya (underreportng of audit time) dan perilaku yang secara langsung
mengurangi kualitas audit antara lain : 1) penyelesaian langkah-langkah audit yang
terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur dan 2) mengubah prosedur yang
telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original
audit procedures).
Menurut Kelly dan Margheim (1987) underreporting of time yang terjadi ketika
menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan dan tidak membebankan pekerjaan itu
kepada klien yang bersangkutan. Biasanya perilaku ini dimotivasi oleh keinginan
untuk menghindari atau meminimumkan anggaran yang berlebihan (Sososutikno,
2003). Menurut Smith (1995) melaporkan waktu aduit dengan total waktu yang lebih
pendek dari sebenarnya dapat menyebabkan adanya gambaran yang salah mengenai
kebutuhan waktu yang sebenarnyak sehingga proses perencanaan untuk audit
mendatang akan terhambat dan tidak akurat dari segi perencanaan tenaga kerja dan
anggaran. Selain itu, akan ada tekanan bagi pekerjaan audit di masa yang akan datang
untuk diselesaikan dalam waktu yang relatif terlalu singkat (Anastasia, 2005).
Perilaku ini tidak mengancam secara langsung pada kualitas audit, namun
mengarah pada konsekuensi yang tidak diinginkan seperti evaluasi staf tidak akurat.
Kehilangan pendapatan bagi perusahaan, perilaku yang mengurangi kualitas audit di
masa depan, menyebabkan keputusan personal yang kurang baik, menutupi kebutuhan
revisi anggaran dan menghasilkan time pressure untuk di masa datang yang tidak
diketahui.
Salah satu komitmen organisasi lembaga audit pemerintah adalah melaukan
audit yang berkualitas. Hal ini secara implisit tersirat pada standar umum keempat
dalam Standar Audit Pemerintah mengenai pengendalian mutu yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas audit. Standar ini akan memandu para auditor pemerintah agar

5
menghasilkan kualitas audit yang tinggi, sehingga secara agregat kualitas audit internal
pemerintah juga tinggi pula. Kualitas audit sangat diperlukan mengingat fungsi auditor
pemerintah adalah sebagai penjamin apakah informasi yang disajikan oleh pemerintah
sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria (standar akuntansi bagi BUMN/BUMD,
standar akuntansi pemerintah, undang-undang, peraturan pemerintah dan standar-
standar lainnya yang relevan) yang telah ditentukan.
Sesuai dengan standar auditing (IAI, 2001) bahwa untuk menghasilkan laporan
audit yang berkualitas, maka auditor harus melaksanakan beberapa prosedur audit.
Prosedur audit merupakan langkah-langkah yang harys dijalankan auditor dalam
melaksanakan audit dan sangat diperlukan bagi auditor pelaksana (asisten) agar tidak
melakukan penyimpangandan dapat bekerja secara efisien dan efektif (Herningsih,
2001). Bekerja sesuai dengan rencana atau prosedur yang telah ditetapkan membuat
pekerjaan yang dilakukan terarah dan membuat penyelia dapat mengecek hasil
pekerjaan junior ataupun senior auditor lapangan. Bila terjadi suatu kesalahan yang
dilakukan auditor di lapangan, maka penyelia dapat mebgetahuinya, di mana salah
satunya dengan melakukan analytical review, dan bila auditor dilapangan menemukan
hal-hal material yang menyimpang (temuan) pada laporan keuangan klien, temuan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasil kerjanya dengan memberikan bukti yang
kuat bahwa ia telah melaksanakan keseluruhan prosedur yang telah ditetapkan
(Suryandari, 2007)
Permasalahan kemudian muncuk ketika auditor melakukan tindakan penghentian
prematur atas prosedur audit yang seharusnya dijalankan ketika melaksanakan
penugasan audit/ penghentian prematur atas prosedur audit adalah dihentikannya
langkah-langkah dalam audit program sehingga satu atau lebih dari prosedur audit
tidak terlengkapi (Raghunatan, 1991 dan ulum ,2005). Alasan auditor melakukan
penghentian atas prosedur audit karena terbatasnya jangka waktu pengauditan yang
ditetapkan, adanya anggapan prosedur audit yang kurang dimengerti, batas waktu
penyampaian laporan audit, serta adanya pengaruh kebosanan dari para auditor. Jika
praktik atau penyimpangan perilaku dalam audit ini dilakukan, sudah pasti akan
berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Sebab apabila salah satu langkah dalam
prosedur audit dihilangkan, maka kemungkinan auditor akan membuat judgement
yang salah akan semakin tinggi. Prosedur yang paling sering dihentikan adalah

6
mengurangi jumlah sampel yang telah direncanakan sedangkan yang paling jarang
ditinggalkan/dihentikan secara prematur adalah konfirmasi pihak ketiga.
Menurut Otley dan Pearce (1996) penyelesaian langkah-langkah audit yang
terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (premature sign-off of audit steps
without completion of the procedure) terjadi ketika auditor menghentikan langkah
audit, tidak digantikan oleh langkah audit lain dan tanpa menyelesaikan pekerjaan
secara aktual. Praktik ini terjadi ketika auditor mendokumentasikan prosedur audit
secara lengkap tanpa benar-benar melakukannya atau mengabaikan/tidak melakukan
beberapa prosedur audit yang disyaratkan, namun memberikan opini atas suatu laporan
keuangan (Suryandari, 2007).
Graham (2007) menyimpulkan bahwa kegagalan audit sering disebabkan karena
penghapusan prosedur audit yang penting dari prosedur audit tidak dilakukan secara
memadai untuk beberapa item. Penyimpangan perilaku seperti penyelesaian langkah-
langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (premature
sign-off of audit steps without completion of the procedure) dapat secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas audit. Replacing and altering original
audit procedures adalah mengubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan
audit di lapangan. Donnelly, Quirin, dan O’Bryan (2003) menyatakan bahwa
penyimpangan perilaku ini dapat mengubah rencana dan arah pekerjaan audit,
sehingga auditor tidak dapat menemukan hal-hal yang material yang telah diperkirakan
sebelumnya, sehingga pelaksanaan audit dapat lenih cepat selesai dari waktu yang
telah direncanakan.
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dapat menyebabkan
menurunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor dan akhirnya berdampak pada
rendahnya kepercayaan pemakai terhadap laporan audit yang dihasilkan oleh auditor.
Rendahnya kepercayaan pemakai laporan audit merupakan ancaman bagi profesi
auditor.

Dysfunctional audit behavior merupakan suatu bentuk reaksi terhadap


lingkungan atau semisal sistem pengendalian (Otley dan Pierce, 1995; Lightner et.
al.,983; Alderman dan Deitrick, 1982 dalam Donnely et. al.,2003). Beberapa
penyimpangan perilaku dalam audit yang membahayakan kualitas audit menurut
Donelly et. al., (2003):

7
a. Melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu
yang sebenarnya (underreporting of audit time).Perilaku ini dapat menyebabkan
adanya gambaran yang salah mengenai kebutuhan waktu yang sebenarnya, sehingga
proses perencanaan untuk audit di masa yang akan dating menjadi terhambat dan tidak
akurat, dan juga berpengaruh terhadap pelaksanaan audit selanjutnya, yaitu berkaitan
dengan rencana penugasan personel yang kurang baik, menutupi kebutuhan revisi
anggaran, dan meghasilkan time pressureuntuk audit di masa yang akan datang (Smith,
1995; Kelley & Margheim, 1990 dalam Irawati dan Natalia, 2005).

b. Merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan


(replacing and altering original audit procedures).Perilaku ini dapat merubah rencana
dan arah dari pekerjaan audit, sehingga auditor tidak dapat menemukan hal-hal yang
material sebelumnya telah diperkirakan.

c. Penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi


keseluruhan prosedur (premature sign-off of audit steps without completion of the
procedure).

2.1.5 Faktor Yang Dapat Menyebabkan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit


Faktor-faktor tersebut dapat menjadi dua, yaitu faktor eksternal danfaktor
internal. Faktor eksternal faktor-faktor yang berasal luar diri auditor yangdapat
mempengaruhi auditor, seperti lingkungan. Sedangkan faktor internaladalah faktor
yang berasal dalam diri auditor yangdapat mempengaruhi perilakuauditor, yaitu
karaktenistik personal yang dimiliki auditor. Karakteristik personaldapat
mempengaruhi baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap PPA.
Personal meliputi lokus kendali (locus of control), tingkat kinerja karyawan (self rate
employee performance), keinginan untuk berhenti bekerja (turn overintention).

1. Locus of control
Menurut Donnely et al. (2003) lokus kendali internal dan lokus kendali
eksternal dapat secara langsung berpengaruh terhadap situasi seseorang dan akan
memberikan akibat yang jauh berbeda pada kehidupan mereka. Spector (1982)

8
menambahkan bahwa lokus kendali berhubungan dengan motivasi, usaha, kinerja,
kepuasan, persepsi pekerjaan, kepatuhan terhadap otoritas, serta gaya kepemimpinan.

2. Turnover intention
propensity to leave atau juga yang disebut dengan turnover intention ditujukan
jika seseorang memiliki keinginan untuk meninggalkan organisasi tempat mereka
bekerja. Penelitian terdahulu mendukung penemuan bahwa propensity to leave
merupakan alat prediksi untuk actual turnover, lebih lanjut propensity to leave
berhubungan dengan behavioral act seperti meninggalkan organisasi (Fried et al,
2008). Hal tersebut didukung oleh Onyemah (2008) yang menyebutkan bahwa
kepuasan kerja, kinerja, serta keinginan untuk berhenti bekerja memiliki akibat
cyclical behavior (efek berputar).

3. self employee performance


Self employee performance sebagaimana yang dinyatakan oleh Robbins (1996)
bahwa kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan
motivasi. Hal tersebut ditegaskan oleh Donelly et al. (2003) bahwa individu yang
melakukan kinerja di bawah ekspektasi atasannya akan cenderung terlibat untuk
melakukan perilaku disfungsional karena menganggap bahwa mereka tidak dapat
mencapai tujuan yang diperlukan untuk bertahan dalam sebuah perusahaan melalui
usahanya sendiri sehingga penyimpangan perilaku dianggap perlu dalam situasi ini.

2.1.6 Pengalaman Auditor


Kusumawati (2008) menyatakan bahwa pengalaman adalah keseluruhan
pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam
perjalanan hidupnya. Pengalaman berdasarkan lama bekerja merupakan pengalaman
auditor yang dihitung berdasarkan suatu waktu/tahun. Sehingga auditor yang telah
lama bekerja sebagai auditor dapat dikatakan auditor berpengalaman. Karena semakin
lama bekerja menjadi auditor, maka akan dapat menambah dan memperluas
pengetahuan auditor dibidang akuntansi dan auditing.

2.2 Penelitian Terdahulu

9
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
NO Identitas Peneliti Variabel dan metode Hasil Penelitian
Penelitian

1 Deva Dian Laksmi Variabel 1. Locus of control


Grahita (2016) Independen : eksternal berpengaruh
1.Karakteristik positif dan signifikan
“Analisis Pengaruh Personal Auditor terhadap perilaku
Karakteristik disfungsional audit.
Personal Auditor Variabel Dependen : 2. Turnover
Terhadap Penerimaan 1.Penerimaan Perilaku intention berpengaruh
Perilaku Disfungsional Audit positif dan signifikan
Disfungsional Audit terhadap penerimaan
(Studi Empiris Pada Metode Penelitian : perilaku disfungsional
Kantor Akuntan Metode Kuantitatif audit.
Publik Di 3. Komitmen
Semarang)” organisasi berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap perilaku
disfungsional audit.
2 Erni Suryandari Variabel 1. Lokus kendali, tingkat
(2007) Independen : kinerja pribadi auditor,
“Pengaruh 1. Karakteristik keinginan untuk berhenti
Karakteristik Personal Auditor kerja dan harga diri
Personal Auditor dalam kaitannya dengan
terhadap Tingkat Variabel Dependen : ambisi berpengaruh
Penerimaan 1. Tingkat Penerimaan signifikan terhadap
Penyimpangan Penyimpangan penerimaan
Perilaku Dalam Perilaku Dalam Audit penyimpangan perilaku
Audit” dalam audit.
Metode Penelitian : 2. tingkat kinerja pribadi
Structural Equation auditor memberikan
Modeling pengaruh negatif

10
terhadap penerimaan
perilaku penyimpangan
dalam audit.
3 Istianah Nasution Variabel 1. Karakteristik personal
(2016) Independen : auditor berkaitan erat
“Pengaruh 1. Karateristik Personal dengan lokus kendali
Karateristik Personal Auditor eksternal, keinginan
Auditor, Etika Audit 2. Etika Audit untuk berhenti bekerja,
Dan Pengalaman 3. Pengalaman Auditor harga diri dalam
Auditor Terhadap kaitannya, dengan
Tingkat Variabel Dependen : ambisi, serta komitmen
Penyimpangan 1. Tingkat dengan organisasi.
Perilaku Dalam Penyimpangan Perilaku 2. Variabel etika audit
Audit” Dalam Audit berpengaruh positif
signifikan terhadap
Metode Penelitian : penyimpangan perilaku
Simple Random audit
Sampling 3. Variabel pengalaman
auditor tidak memiliki
pengaruh terhadap
penyimpangan perilaku
dalam audit.

2.3 Kerangka Konsep

Karakteristik Personal Penyimpangan Perilaku


Auditor Dalam Audit

2.4 Hipotesis

11
H1 : Karakteristik personal auditor berpengaruh positif terhadap penyimpangan
perilaku dalam audit

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sugiyono (2017:7)
mengungkapkan bahwa penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, dengan data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik. Jenis penelitian ini disebut sebagai metode discovery,
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi dapat didefinisi kan sebagai gabungan dari seluruh elemen yang
berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang
menjadi pusat perhatian seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semesta
penelitian (Ferdinand, 2014)
Menurut Sugiyono (2017:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada di populasi, maka peneliti dapat me
nggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini
adalah sebagian dari. auditor yang bekerja di Kantor akuntan public (KAP)

12
3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel dependen atau biasa disebut dengan variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini
sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian. Sedangkan
variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel terikat. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah
Pernyimpangan prilaku audit.Sedangkan yang menjadi variabel independennya adalah
karakteristik personal auditor.

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala


karakteristik Karakteristik 1. Locus of control
personal auditor personal auditor 2. Turnover
(X) merupakan intention
3. self employee
performance
Donelly et al.
(2003),

Pernyimpangan Perilaku 1.premature sign


prilaku audit disfungsional off
(Y) audit adalah 2.altering or
setiap tindakan replacing audit
yang dilakukan procedures
auditor dalam 3.underreporting
pelaksanaan of time.
program audit
yang dapat

13
mereduksi atau
menurunkan
kualitas audit
(Kelley dan
Margheim, 1990;
Otley dan Pierce,
1996 dalam
Aisyah et al.,
2014).

3.4. Metode Pengumpulan Data


3.4.1. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
adalah data yang diperoleh masih mentah, peneliti harus terlebih dahulu membuat
skala atau kuesioner yang nantinya akan diberikan kepada responden. Dan dari hasil
dari jawaban responden yang telah dilengkapi diolah untuk diperoleh hasil, apakah ada
pengaruh antara variabel dependen dan independen yang sedang diteliti. Kuesioner ini
berjenis structured questions dengan pertanyaan tertutup yang menghendaki
responden memilih jawaban yang sudah disediakan (Sekaran, 2010).
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sehingga kualitas
kuesioner, kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan faktor
situasional merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu
hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat pengukur variabel yangakan diteliti. Jika
alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data tidak andal atau tidak dapat
dipercaya, maka hasil penelitian yang diperoleh tidak akan mampu menggambarkan
keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diperlukan uji
reliabilitas dan uji validitas.

3.5. Metode Analisis Data

14
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
terkumpul. Menurut Sugiyono (2017:147) kegiatan ini meliputi pengelompokan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis.

3.5.1 Uji Validitas


Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52).

3.5.2 Uji Reliabilitas


Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:48). Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan coefficientcronbach alpha. Cronbach alpha merupakan teknik pengujian
konsistensi reliabilitas antar item yang paling populer dan merupakan indeks
konsistensi reliabilitas yang cukup sempurna. Semakin tinggi koefisien alpha, berarti
semakin baik pengukuran suatu instrumen. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliablejika memberikan nilai cronbach alpha> 0,70 (Ghozali, 2013).

3.5.3 Uji Statistik Deskriptif


Menurut Sugiyono (2017:147) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeksripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik ini dapat digunakan untuk
mendeskripsikan data sampel, dan tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk
populasi dimana sampel diambil.

3.5.4 Uji AsumsiKlasik

15
Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan
atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.Pengujian ini juga
dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak
terdapat multikolonieritas, autokorelasi, dan heterokedastisitas. Pengujian asumsi
klasik dilakukan agar nilai parameter model penduga yang digunakan dinyatakan
valid.

3.5.5 Uji Normalitas


Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak
(Ghozali, 2013:160). Model regresi yang baik adalah jika distribusi datanya normal
atau mendekati normal.

3.5.6 Uji Hipotesis


Uji hipotesis dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan analisis
linearberganda untuk mengukur kekuatan hubungan antara beberapa variabelbebas dan
untuk menunjukkanarah hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas

16
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2012. Bunga Rampai Auditing,SalembaEmpat, Jakarta.


Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan
Terintegrasi Jilid 1,Erlangga, Jakarta.
DeAngelo.C., Otley. D and Merchant. K. 1990. Journal of Accounting and Economics.
Vol. 3. pp. 183-99
Donelly, D. P., J. J Quirin., dan D. O’Bryan. 2003. Auditor Acceptance of
Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory Model Using Auditor’s
Personal Characteristic. Behavior Research in Accounting. Vol. 15. pp 87-110.
Donnelly, D. P., J. J. Quirin, and D. O'Bryan. 2003. Auditor Acceptance of
Dysfunctional Behavior: An Explanatory Model Using Auditor's Personal
Characteristics. Journal of Behavioral Research in Accounting, Vol.15: 87-
110.
Fatimah,Annisa. 2012. Karakteristik Personal Auditor Sebagai Anteseden Perilaku
Disfungsional Auditor Dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Hasil Audit.
Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Vol 1, No 1.
Febrina, H. Lina. 2012. Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap
Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior (Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan di Yogyakarta), Skripsi, Semarang.
Universitas Diponegoro.
Ferdinand, Agusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk
Penulisan Skripsi Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Edisi 5. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Fried, Y., S. Gilboa, A. Shirom, dan C.L. Cooper. 2008. The Mediating Effects of Job
Satisfaction and Propensity To Leave on Role Stress-Job Meta-Analysis and
Structural Equation Modeling. International Journal of Stress Management. 15
(4):305-328. Gable
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21.
Edisi7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Grahita, D. D. Laksmi.2016. Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor
Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Empiris Pada

17
Kantor Akuntan Publik Di Semarang), Skripsi, Semarang. Universitas Negeri
Semarang.
Harini, Dwi., Agus Wahyudin dan Indah Anisykurlillah. 2010. Analisis Penerimaan
Auditor Atas Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik
Personal Auditor. SNA XIII, Skripsi, Purwokerto, Universitas Negeri
Semarang.
Herningsih, S. 2001. Penghentian Prematur atas Prosedur Audit : Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik. Tesis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Hidayat, Widi. 2012. “ESQ dan Locus of Control Sebagai Anteseden Hubungan
Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit pada Badan
Pengawas Daerah (BAWASDA) Jawa Timur”,Jurnal Mitra Ekonomi dan
ManajemenBisnis, Vol.3, No. 1, 50-74 ISSN 2087-1090.
Hp, N., & Payamta. 2002. Sikap Akuntan Terhadap Advertensi Jasa Akuntan Publik.
Jurnal Akuntansi, 6(1), 43–61.
Irawati, Yuke dan Thio Anastasia, P. M. 2005. Hubungan karakteristik personal
auditor terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
Skripsi. Jakarta. Universitas Katolik Atma Jaya.
Maryani, T., & Unti Ludigdo. 2001. Survei Atas Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Sikap dan Perilaku Etis Akuntan. TEMA, 2(1), 49-62.
Nasution, Istianah. 2016. Pengaruh Karateristik Personal Auditor, Etika Audit Dan
Pengalaman Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku Dalam Audit,
Skripsi, Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Onyemah, V. 2008. Role Ambiguity, Role Conflict, and Performance: Empirical
Evidence of An Inverted-U Relationship. Journal of Personal Selling and
Sales Management. 28 (3): 299-313.
Pertiwi, D., Andreas & Nur Azlina. 2015. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor
Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit dan
Kualitas Hasil Audit. Jurnal Akuntansi. Vol. 4, No. 1
Rahmawati, N. K. 2014. “Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Pemerintah
Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit”. Jurnal
Informasi, Perpajakann, Akuntansi dan Keuangan Publik. Vol. 9 no. 1: 89-106.
Rivai. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Rajawali Pers,
Jakarta.

18
Sarinah, Mardalena. 2017. PengantarManajemen, CV. Budi Utama, Yogyakarta.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis ed. ke 1.
Salemba Empat, Jakarta
Setyaningrum., Fina dan Henny Murtini. 2014. “Determinan Perilaku Disfungsional
Audit”, Accounting Analysis Journal, Vol. 3 No.3.
Sososutikno, Christina. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan Perilaku
Disfungsional serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit. Simposium
Nasional Akuntansi 6: 1116-1128. Surabaya
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung.
Sukesi, Sri. 2015. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penerimaan
Perilaku Disfungsi Audit pada Unit Organisasi Tni Angkatan Laut. Media
Riset Akuntansi, Auditing & Informasi. Vol 5, No 2.
Suryandari, Erni. 2007. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor terhadap Tingkat
Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Jurnal Akuntansi dan
Investasi. Vol. 8 No. 2, hal: 147-166
Ulum, Akhmad s. 2005. Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Hubungan antara Tume
Pressure dengan Perilaku Premature Sign-Off Prosedur Audit. Jurnal Manajemen
Akuntansi dan Sistem Informasi, vol. 5 no. 2: 194-212

19
LAMPIRAN

Jurnal 1
1. Judul :“pengaruh karakteristik personal auditor terhadap tingkat penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit”
2. Penulis : ernisuryandari
3. Masalah : penelitian ini berusaha untuk menganalisis hubungan antara
karakteristik individu auditor dan penerimaan mereka terhadap perilaku audit
disfungsional.
4. Teori/konsep yang mendasari :
5. Metode :
a. Jenis penelitian : penelitian menggunakan metode survey
b. Populasi penelitian : subjek dalam penelitian ini adalah staf auditor
yang bekerja pada kantor akuntan publik (kap) di yogyakarta, surakarta
dan semarang.
c. Sampel penelitian :data dikumpulkan dari 108 auditor yang bekerja di
perusahaan audit yang berlokasi di yogyakarta, surakarta dan semarang.
d. Analisis data :data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer
6. Hasil/temuan penelitian : penelitian ini telah menemukan model struktural yang
dapat menjelaskan kausalitas penerimaan perilaku penyimpang andalam audit,
dalam model ini terungkap lokus kendali, tingkat kinerja pribadi auditor,
keinginan untuk berhenti kerja dan harga diri dalam kaitannya dengan ambisi
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
Dalam penelitian ini ditemukan juga tanggapan auditor terhadap penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit, lokus kendali, tingkat kinerja pribadi auditor,
keinginan untuk berhenti kerja, harga diri dalam kaitannya dengan ambisi dan
komitmen pada organisasi mayoritas berada pada tingkatan sedang.

20
7. Saran : berdasarkan adanya hirarki tersebut peneliti menyarankan dalam upaya
menekan penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit harus dimulai dari
harga diri dalam kaitannya dengan ambisi dan lokus kendali. Unsur-unsur yang
ada dalam kantor akuntan public harus menjaga agar keinginan maju pada auditor
(ambisi) ditempuh dengan cara yang baik atau legal, auditor juga harus
meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan diri terhadap peristiwa yang
menimpanya, terutama yang berkaitan dengan klien.

Jurnal 2
1. Judul : “Pengaruh locus of control, turnover intention, kinerja dan komitmen
organisasi terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit pada kantor
akuntan public berafiliasi di DKI jakarta”
2. Penulis : Meilinda Hariani, Ahmad Adri
3. Masalah : tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris variabel locus
of control, turnover intention, kinerja dan komitmen organisasi yang secara
langsung mempengaruhi penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit
4. Teori/konsep yang mendasari :
5. Metode :
a. Jenispenelitian : penelitian menggunakan metode survey
b. Populasi penelitian : dalam penelitian ini yang akan menjadi sampel penelitian ini
adalah auditor yang bekerja di KAP yang berafiliasi di jakarta.
c. Sampel penelitian : penentuan sampel dilakukan dengan convenience sampling.
Diperoleh sebanyak 72 responden yang dapat dijadikan sampel dari 8 kanto
rakuntan publik (KAP).
d. Analisis data : penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui
kuesioner yang disebarkan kepada auditor.
6. Hasil/temuan penelitian : hasilnya bahwa terdapat 8 KAP yang bersedia untuk
menjadi objek survey dalam penelitian ini. Banyak KAP yang menolak untuk
dijadikan objek penelitian dengan alasan auditor sedang sibuk dan jarang berada
ditempat. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kebeberapa KAP di
jakarta.

21
7. Saran : untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambahkan variabel-
variabel baru yang dapat digunakan untuk meneliti faktor-faktor lain yang menjadi
penyebab penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit serta bentuk-bentuk
penyimpangan perilaku dalam audit yang digunakan perlu ditambah sebanyak
mungkin sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik dan hasil yang
diperoleh lebih memadai. Diharapkan juga untuk memperbanyak lagi sampel-
sampel dalam penelitian dengan tujuan agar hasil yang diteliti dapat lebih
memadai
-

Jurnal 3
1. Judul : “pengaruh karakteristik personal auditor terhadap tingkat penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit dan kualitas hasil audit”
2. Penulis : dian pertiwi, andreas & nur azlina
3. Masalah : penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan karakteristik personal
dengan tangkat penerimaan perilaku menyimpang dan efeknya pada kualitas audit
yang dihasilkan. Teori/konsep yang mendasari :
4. Metode :
a. Jenis penelitian : penelitian menggunakan metode survey
b. Populasi penelitian : populasi dari penelitian ini adalah para auditor
yang bekerja pada bpkp perwakilan provinsi Riau di kota Pekanbaru
sejumlah 121 orang yang berdomisili di kota Pekanbaru.
c. Sampel penelitian : pemilihan 60 sampel diperoleh dengan rumus
slovin.
d. Analisis data : metode pertama yakni data primer, metode kedua adalah
menggunakan data sekunder
5. Hasil/temuan penelitian : berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka
dapat disimpulkan: 1. Locus of control berpengaruh terhadap tingkat penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit. 2. Emotional quotient berpengaruh terhadap
tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. 3. Kinerja auditor tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tangkat penerimaan penyimpangan
perilaku dalam audit. 4. Locus of control berpengaruh langsung terhadap kualitas
audit. 5. Emotional quotient berpengaruh langsung terhadap kualitas audit 6.
Kinerja auditor berpengaruh langsung terhadap kualitas audit 7. Locus of control

22
berpengaruh terhadap kualitas audit dengan dimediasi oleh penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit 8. Emotional quotient tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit dengan dimediasi oleh penerimaan penyimpangan perilaku
dalam audit 9. Kinerja auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dengan
dimediasi oleh penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit 10. Penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit berpengaruh terhadap kualitas audit saran :1.
Disarankan bagi para auditor agar selalu menjaga loc internal dan emotional
quotient mereka agar tidak melakukan penyimpangan perilaku dalam audit.
6. Penyimpangan perilaku dalam audit harus ditekan untuk dapat menghasilkan audit
yang berkualitas.

23

Anda mungkin juga menyukai