OLEH
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
DAFTAR TABEL.............................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................
1.5 Sistematika Penulisan........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
transparan. Hal ini tidak terpisahkan oleh adanya sistem pengendalian dan
pengawasan di setiap instansi pemerintah yang secara sistematis terdiri dari proses
Inspektorat memiliki posisi yang sangat strategis, sebagai kata lisator dan
pemerintahan. Berikut data kasus korupsi dan kerugian negara yang diolah
melalui data Indonesia Corruption Watch (ICW) dari tahun 2015 - 2019
Tabel 1.1
Berdasarkan grafik diatas, Selama empat tahun terakhir kerugian negara terus
melonjak hampir tiga kali lipat dari Rp3,1 triliun menjadi Rp8,4 triliun, selama
sebesar Rp39,2 triliun dari praktik korupsi sepanjang semester I tahun 2020.
redup akan kasus korupsi. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk
dibuktikan dengan hasil temuan audit LKPD Pemerintah Provinsi Riau dan 12
kerugian negara cukup tinggi dan terjadi kenaikan dari tahun 2018 sebesar Rp19,8
miliar, naik pada tahun 2019 mencapai Rp26,8 miliar. Adapun temuan yang
kekurangan volume pada pekerjaan fisik dan pengadaan barang jasa, perjalan
dari berita Goriau.com (2020) Opini tersebut bertolak belakang dengan hasil
yang merugikan Negara. Provinsi Riau menjadi salah satu wilayah dengan kasus
4
Provinsi Jawa Barat,Jawa Timur dan Sumatera Utara. Hal ini juga didukung
dengan kasus korupsi pada tahun 2020 yang dilakukan oleh Sekretaris Daerah
berkaitan dana anggaran rutin di kantor Bapeda Siak pada tahun 2014-2017 dan
Penelitian Beasley et al. (2001) yang didasari pada AAERs (Accounting and
Auditing Releases) yang telah dikutip oleh Noviyanti (2008) dan faradina (2016)
profesionalnya. Sikap kritis terhadap bukti audit serta mencari pembuktian atas
bukti tersebut harus dimiliki auditor agar kecurangan yang dilakukan dapat
terdeteksi. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartan dan Waluyo
kecurangan. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti dan Nia
audit (SPAP, 2001). Rahmawati dan Winarna (2012) dalam risetnya menemukan
fakta bahwa auditor, expectation gap terjadi karena kurangnya pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki hanya sebatas pada bangku kuliah saja. Pengalaman
audit ditunjukkan dengan jam terbang dalam melakukan prosedur audit terkait
pengalaman yang berbeda, akan berbeda pula dalam memandang dan menanggapi
pendapat. Menurut Libby dan Frederick (1990) pengalaman yang dimiliki auditor
Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hanjani
tersebut juga tidak didukung oleh penelitian Dewi dan Windhy(2019) bahwa
mendeteksi kecurangan.
menyatakan bahwa proses audit yang dilakukan ketika ada tekanan workload akan
menghasilkan kualitas audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak
ada tekanan workload yang akan semakin menganggu konsisten auditor dalam
kecurangan. Tetapi jika beban kerja auditor tersebut rendah, auditor akan
memiliki lebih banyak waktu untuk mengevaluasi bukti yang ditemukan, sehingga
kecurangan.
Lopez dan Peters (2011) menyatakan bahwa ketika berada pada busy
season yaitu pada periode kuartal pertama awal tahun, auditor diminta untuk
7
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anto,et al.(2020) bahwa
kecurangan. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ranu dan Merawati (2017) yang menyatakan beban kerja tidak berpengaruh
Sementara itu, dari segi karakteristik perilaku auditor (tipe kepribadian) Sikap
seorang individu, salah satunya dapat ditentukan melalui tipe kepribadian yang
menyatakan bahwa tipe kepribadian seseorang menjadi salah satu faktor yang
menentukan sikap yang dimiliki oleh individu tersebut, termasuk sikap skeptisme
yang terdapat pada diri individu tersebut. Dengan kata lain perbedaan karakteristik
menjadi dasar atau salah satu faktor yang menentukan sikap yang dimiliki oleh
individu tersebut, termasuk kemampuan yang terdapat pada diri individu tersebut.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Randua (2017) yang
Ranu dan Merawati (2017) yang menyatakan tipe kepribadian tidak berpengaruh
Faktor penting lainnya yang dapat menjadi salah satu pendorong kemampuan
Hal ini sejalan dengan penelitian Andyani, dkk (2014), Hartan, dkk (2016),
dan Putra (2017) yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif dan
pada penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2015) bahwa independesi tidak
Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan (Studi Empiris Pada Kap Di Kota Medan,
Selain itu perbedaan pada penelitian ini dengan sebelumnya ialah pada objek
inspektorat. Sehingga bisa mengetahui apa saja yang membuat audit internal
tinggi. Pada penelitian ini, mencoba menggunakan factor internal dan eksternal
ini.
pemerintahan wajib memiliki sikap independensi yang kuat agar audit internal
dapat bekerja dengan baik untuk pemerintahan. Sikap indepensi pada audit
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada di atas, peneliti tertarik
sebelumnya yang telah diteiliti oleh peneliti terdahulu dengan skripsi yang
dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan secara ringkas isi
BAB I : PENDAHULUAN
penulisan.
Pada bagian ini berisi Metode Penelitian yang terdiri dari lokasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
beberapa jasa untuk nama para pemegang saham. Dengan kata lain, manajemen
kepentingan pemegang saham, yaitu bertindak yang terbaik bagi para pemegang
masalah agensi sehingga dapat terjadi kecurangan laporan keuangan. Dalam suatu
yang dapat diandalkan kepada pemegang saham guna untuk mengurangi resiko
agensi, yaitu resiko dimana manajemen gagal dalam melaksanakan tugas yang
(internal forces) yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang,
faktor-faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau
tersebut.
pribadi seorang individu yang berasal dari dalam diri seperti ciri
usahanya.
menjadi salah satu factor yang berasal dari internal. Variabel tersebut
bekerja. Tidak hanya itu, untuk variabel pengalaman dan beban kerja
yang dihadapi instansi di pemerintah provinsi yang memilki ribuan pegawai serta
mengelola kegiatan yang bervariasi sesuai bidang yang ada. Sehingga, berbagai
daerah ataupun yang bersifat non keuangan merupakan potensial masalah nyata
yang harus dihadapi. Untuk mendeteksi dan mencegah berbagai masalah yang ada
audit internal yang sepenuhnya mengikuti definisi yang dikembangkan oleh The
Institute of Internal Auditors Inc. (IIA) yang dikutip oleh Tunggal (2012: 13)
Dalam bukunya yang berjudul pedoman pokok audit internal: Audit internal
adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang
organisasi.
yang ada. Tercapainya tujuan secara efektif dan efisien dalam organisasi yaitu
melalui perbaikan manajemen risiko terhadap integrity risk yang akan timbul
informasi keuangan dan operasi merupakan salah satu kriteria yang dimasukkan
dalam proses audit internal. Uraian di atas menunjukkan bahwa audit internal
Berikut definisi yang telah diperbarui yang dikeluarkan oleh IIA’S Board of
audit internal ditulis oleh Hartadi (2006) dalam bukunya Internal Auditing: Suatu
dari:
penyimpulan-penyimpulannya.
atau kecurangan.
19
bidang akuntansi.
organisasi.
Aktivitas audit internal menyangkut dua hal yaitu: financial audit atau
1. Perbedaan Misi
Auditor internal memiliki tanggung jawab utama yang tidak terbatas pada
penyajian posisi keuangan dan hasil operasi dalam suatu periode. Mereka juga
prinsip akuntansi yang diterima secara umum, diterapkan secara konsisten dari
periode ke periode, dan seterusnya. Opini ini akan digunakan para pengguna
laporan keuangan, baik di dalam organisasi terlebih di luar organisasi, antara lain
untuk melihat seberapa besar tingkat reliabilitas laporan keuangan yang disajikan
2. Perbedaan Organisasional
utama mereka adalah manajemen dan dewan direksi, serta dewan komisaris,
dimana auditor eksternal merupakan pihak ketiga alias bukan bagian dari
auditor eksternal.
Fungsi audit internal tidak wajib bagi organisasi. Namun demikian, untuk
kewajiban untuk dilakukan audit eksternal lebih luas dibandingkan audit internal.
yang diperkirakan akan terjadi, baik yang memiliki dampak positif (peluang),
5. Perbedaan Kualifikasi
Kualifikasi yang diperlukan untuk seorang auditor internal tidak harus seorang
akuntan, namun juga teknisi, personil marketing, insinyur produksi, serta personil
memahami dan menilai risiko terjadinya errors dan irregularities, mendesain audit
6. Perbedaan Timing
periodik/tahunan
23
adaupaya internal audit dalam suatu organisasi dikarenakan kecurangan itu sendri
telah membudaya serta sifat manusia yang terkadang mempunyai sifat serakah
yang akhirnya dapat memicu hal tersebut. Meski demikian, internal audit tetap
Mencakup ketiga hal di atas, maka pengendalian internal merupakan cara yang
lingkungan pengendalian yang efektif tidak luput dari adanya nilaiatau norma
yang dianut dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya nilai dan norma dapat
24
membantu menciptakan budaya jujur dan etika yang tinggi. Penciptaan budaya
jujur dan etika yang tinggi menurut Tunggal (2012:220) mencakup enam unsur :
Manajemen dan dewan direksi berada pada posisi atas. Dalam hal ini
menajemen dan dewan direksi selaku pemberi arahan terhadap karyawannya serta
tidak membiarkan karyawan yang tidak menanamkan kejujuran dan perilaku etis.
iamerasa lebih santai, namun tetap memiliki dedikasi yang tinggi. Dengan
sebagainya.
4. Pelatihan.
25
5. Konfirmasi.
mereka selama bekerja tanpa melaporkan suatu tindakan yang melanggar. Hal ini
dapat mengokohkan kebijakan kode perilaku dan juga membantu pegawai untuk
6. Disiplin.
melanggar nilai dan norma, sehingga pegawai akan merasa enggan untuk berbuat
atau menentukan suatu tindakan ilegal yang dapat mengakibatkan salah saji dalam
2019). Berikut adalah gambaran secara garis besar pendeteksian kecurangan oleh
hubungan antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau laporan arus kas
c. Analisis Rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item
banyak variasinya. Namun, pemahaman yang tepat atas pengendalian intern yang
masing jenis kecurangan dapat dideteksi melalui beberapa teknik yang berbeda.
a. Analytical review Suatu review atas berbagai akun yang mungkin menunjukkan
b. Statistical sampling Metode deteksi ini akan efektif jika ada kecurigaan
atau pihak lain merupakan alat deteksi yang baik yang dapat mengarahkan auditor
keluhan dari rekan kerja yang jujur, laporan dari rekan, atau pemasok yang tidak
tidak menganggap bahwa pihak yang bertanggungjawab adalah tidak jujur, tetapi
1) Questioning Mind
28
2) Suspension of Judgement
pengambilan keputusan
search for knowledge lebih dari rasa ingin tahu terhadap pengetahuan secara
4) Interpersonal Understanding
5) Autonomy
29
tertentu.
6) Self-Esteem
sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup.
bahwa persyaratan yang dituntut dari seorang auditor independen adalah orang
laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya penugasan
yang pernah dilakukan. Auditor yang mempunyai pengalaman yang berbeda, akan
laporan keuangan perusahaan akan semakin tepat. Selain itu, semakin tinggi
tingkat pengalaman seorang auditor, semakin baik pula pandangan dan tanggapan
tentang informasi yang terdapat dalam laporan keuangan, karena auditor telah
banyak melakukan tugasnya atau telah banyak memeriksa laporan keuangan dari
melakukan audit laporan keuangan dari segi lamanya waktu maupun banyaknya
Auditor yang mempunyai pengalaman yang berbeda, akan berbeda pula dalam
pemeriksaan dan juga dalam memberi kesimpulan audit terhadap obyek yang
pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal
diantaranya:
1. Mendeteksi kesalahan
31
yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam
formal dan pengalaman kerja dalam profesi akuntan merupakan dua hal
bidang audit bagi akuntan yang ingin memperoleh izin praktik dalam profesi
akuntan publik.”
audit, pengalaman audit yang dimiliki seorang auditor merupakan faktor yang
semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang baik dalam tugas-tugas yang
posisinya dia dalam keadaan baik dan saat dalam keadaan buruk sekalipun.
pengalaman dan membuatnya menjadi lebih cepat dan lebih baik dalam
pekerjaan yang sama, maka akan semakin terampil dan semakin cepat dalam
Penilaian yang baik adalah yang dilakukan secara obyektif oleh orang yang
ahli (kompeten) dan cermat (due care) dalam melaksanakan tugasnya. Untuk
33
maupun institusi harus independen terhadap pihak yang diaudit (auditi), dan untuk
perencanaan yang baik, pelaksanaan kegiatan sesuai standar dan kode etik,
produktivitas perusahaan dan kualitas jasa yang dihasilkan oleh karena itu beban
kerja harus sesuai dengan kapasitasnya dan diperhatikan oleh setiap perusahaan
agar kegiatan perusahaan berjalan efektif dan efisien serta jasa yang dihasilkan
berkualitas. Menurut Permendagri No.12 tahun 2008 Beban kerja adalah besaran
pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan
Liswan (2011:3) menyatakan bahwa proses audit yang dilakukan ketika ada
dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan workload. Dengan adanya beban
kerja yang dihadapi oleh karyawan, seorang karyawan tidak dapat melakukan
auditor dalam melakukan tugasnya tidak bisa menghasilkan kualitas audit yang
baik Pengertian beban kerja menurut L. Hardi Pranoto dan Retnowati (2015:2)
adalah: “Beban kerja adalah tindakan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah
kerja (workload), yaitu : “Beban kerja adalah suatu proses analisa terhadap waktu
tugas-tugas suatu pekerjaan (jabatan) atau kelompok jabatan (unit kerja) yang
merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban
beban kerja sebagai jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh sekelompok
atau seseorang dalam waktu tertentu. Berdasarkan definisi diatas dapat diartikan
bahwa beban kerja (workload) adalah keseluruhan waktu yang digunakan oleh
1. Tuntutan Fisik.
35
2. Tuntutan tugas
Kerja shif/kerja malam sering kali menyebabkan kelelahan bagi para pegawai
akibat dari beban kerja yang berlebihan. Beban kerja berlebihan dan beban kerja
terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Beban kerja dapat
tugas tugas yang terlalu banyak/sedikit diberikan kepada tenaga kerja untuk
tidak mampu untuk melaksanakan suatu tugas atau melaksanakan tugas tidak
menggunakan keterampilan dan atau potensi dari tenaga kerja Beban kerja terlalu
kesemangat dan motivasi yang rendah untuk kerja, karena pegawai akan merasa
bahwa dia tidak maju maju dan merasa tidak berdaya untuk memperlihatkan bakat
dan keterampilannya.
1. Beban waktu (Time Load) yang menunjukkan jumlah waktu yang tersedia
tergantung pada ketersediaan waktu senggang dan tumpang tindih yang terjadi di
antara tugas-tugas.
2. Beban usaha mental (Mental Effort ) yang berarti banyaknya usaha mental
indikator tentang jumlah perhatian atau tuntutan mental yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dengan beban usaha mental yang rendah maka
konsentrasi dan perhatian yang dibutuhkan untuk mengerjakan sebuah tugas akan
minimal jumlahnya dan oleh karena itu kinerja hampir menjadi sesuatu yang
otomatis.
Secara umum hal ini disebabkan oleh kompleksitas tugas dan jumlah
informasi yang harus diproses oleh seorang operator untuk melakukan tugas
tersebut dengan baik. Tuntutan yang tinggi oleh usaha mental membutuhkan
perhatian atau konsentrasi total yang disebabkan oleh adanya kompleksitas tugas
yang terkait dengan kinerja tugas, sehingga membuat penyelesaian tugas menjadi
lebih sulit untuk dilaksanakan. Pada tekanan dengan level rendah maka seseorang
akan merasa relatif rileks, begitu tekanan meningkat maka akan terjadi distraksi
dan aspek-aspek yang bersangkutan yang terkait dengan tugas yang disebabkan
1. Faktor eksternal: Beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti:
a. Tugas (Task). Meliputi tugas bersifat seperti, stasiun kerja, tata ruang
tempat kerja, kondisi ruang kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap kerja.
b. Organisasi kerja. Meliputi lamanya waktu kerja, waktu istirahat, shift kerja,
2. Faktor internal; adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari
faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi
garis besar ada tiga kategori pengukuran beban kerja. Tiga kategori tersebut yaitu:
dan peloporan oleh pekerja terhadap beban kerja yang dirasakannya dalam
Salah satu jenis dalam pengukuran kinerja adalah pengkuruan yang diukur
di dalam suasana kerja yang telah ditentukan serta dikerjakan dengan suatu
dilakukan biasanya pada refleks pupil, pergerakan mata, aktivitas otot dan
kerja organisasi.
kekurangan.
Tipe kepribadian yaitu, faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang/
bukan berbicara mengenai seseorang yang tampan, sikap yang positif dalam
Yang artinya "Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dalam individu dari
terhadap lingkungan atau singkatnya adalah pola sifat bawaan seseorang. Menurut
Carl G. Jung yang dikutip oleh Noviyanti (2008) seseorang dapat dibedakan tipe
oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers.
menyebutkan bahwa MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling
1. Ekstrovert vs Introvert (E vs I)
Dimensi EI melihat sumber energi seseorang berasal dari luar atau dalam
serta berfokus pada dunia luar. Sebaliknya, dimensi introvert menyukai dunia
tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang, mampu bekerja sendiri, penuh
2. Sensing vs Intuition (S vs N)
42
memproses data berdasar fakta yang konkrit, praktis, realistis dan melihat data
serta memilih cara-cara yang sudah terbukti. Tipe sensing berfokus pada masa
kini. Sementara tipe intuition memproses data dengan melihat pola dan
yang dapat terjadi. Mereka berpedoman imajinasi, memilih cara unik, dan
berfokus pada masa depan. Tipe intuition sangat inovatif, penuh inspirasi dan
ide unik.
3. Thinking vs Feeling (T vs F)
adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk
terkesan kaku dan keras kepala. Tipe thinking menerapkan prinsip dengan
berorientasi pada hubungan dan subjektif. Tipe feeling sering terkesan memihak,
4. Perceiving vs Judging (P vs J)
selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan
43
dan perencanaan step by step. Sementara tipe perceiving adalah mereka yang
bersikap fleksibel, spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat
Menurut Noviyanti (2008) yang menjadi inti dari tipe kepribadian dijelaskan
sebagai berikut:
lain
sejak lahir. Ukuran fisik, wajah yang menarik, jenis kelamin, temperamen,
komposisi dan refleksi otot, level energi dan ritme biologis adalah
45
2.1.8 Independensi
bertentangan atau pengaruh yang tidak layak. Auditor juga harus menghindari
46
situasi yang bisa menimbulkan kesan pada pihak ketiga, bahwa ada
a. Independence in fact
b. Independence in appearance
Haura fadina (2016) meneliti tentang pengaruh beban kerja, pengalaman audit
beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian. Variabel dependen dalam
47
variabel mediasi yaitu skeptisme professional. Objek penelitian ini di KAP Kota
Medan, Padang dan Pekanbaru. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
hanya variabel beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian berpengaruh
Yati (2017) meneliti tentang pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan
penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel beban kerja, pengalaman audit
mendeteksi kecurangan.
48
penelitian ini adalah beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian. Variabel
menunjukkan bahwa hanya variabel beban kerja, pengalaman audit dan tipe
Euis Sawitri (2018) meneliti tentang pengaruh beban kerja, pengalaman audit
Variabel independen dalam penelitian ini adalah beban kerja, pengalaman audit
dan tipe kepribadian Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan
auditor dalam mendeteksi kecuranga. Objek penelitian ini ialah KAP Kota
Bandung. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hanya beban kerja,
Variabel independen dalam penelitian ini adalah peran audit internal. Variabel
dependen dalam penelitian ini pencegahan kecurangan. Hasil dalam penelitian ini
49
penelitian ini adalah beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian Variabel
kecuranga. Objek penelitian ini ialah kantor inspektorat Yogyakarta. Hasil dalam
kecurangan.
KAP Wilayah Bali). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Skeptisme
Kecurangan dan Kekeliruan Laporan Keuangan. Objek penelitian ini ialah KAP
Kota Bali Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Skeptisme Profesional
Toufiq Agung Pratomo dan Sugito Putra (2017) meneliti tentang Pengaruh
Fraud dan skeptisme professional sebagai variabel mediasi. Objek penelitian ini
ialah Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau. Hasil dalam penelitian ini
fraud.
63
Meliantha Audit Dan Tipe Kepribadian Terhadap X2: Pengalaman Audit beban kerja, pengalaman audit, tipe
Fawdy Skeptisme Profesional Dan Kemampuan X3: Tipe Kepribadian kepribadian berpengaruh terhadap
(2017) Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan Z:Skeptisme Profesional memapuan auditor dalam mendeteksi
(Studi Kasus Pada Kantor Inspektorat Y : Kemampuan Auditor dalam kecurangan dengan dimediasi oleh
Kota Padang). Mendeteksi Kecurangan skeptisme profesional
5 Euis Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman X1: Beban Kerja Pada penelitian ini menyatakan bahwa
Sawitri Audit Dan Tipe Kepribadian Terhadap X2: Pengalaman Audit beban kerja, pengalaman dan tipe
(2018) Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi X3: Tipe Kepribadian kepribadian berpengaruh terhadap
Kecurangan (Studi Pada 9 Kap Di Kota Y : Kemampuan Auditor dalam memapuan auditor dalam mendeteksi
Bandung). Mendeteksi Kecurangan kecurangan.
6 T Festi Pengaruh Peran X1: Audit Internal Pengaruh peran audit
Theresa, Audit Internal Y : Pencegahan Kecurangan internal terhadap
(2014) Terhadap pencegahan kecurangan
Pencegahan diuji melalui uji t. dimana
Kecurangan diperoleh sebesar 6,695
(Studi Empiris lebih besar dari pada
Pada Perbankan tabel sebesar 2,010.
Di Pekanbaru) Maka dapat disimpulkan
bahwa Hal diterima yang
berarti terdapat pengaruh
yang signifikan dari
65
Agung dan Pengalaman Auditor Aparat X2: Pengalaman Auditor Pengalaman berpengaruh positif dan
Pratomo Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Y : Pendekteksian Fraud signifikan terhadap Skeptisme
Sugito Terhadap Pendeteksian Fraud dengan Z: Skeptisme Profesioanl Profesional. Independensi, Kompetensi,
Putra Skeptisisme Profesional Sebagai Pengalaman, dan Skeptisme Profesional
(2017) Variabel Intervening Pada Perwakilan berpengaruh positif dan signifikan
BPKP Provinsi Kepulauan Riau terhadap pendeteksian fraud.
67
yaitu Skeptisme Profesional (X1), Pengalaman Auditor (X2), Beban Kerja (X3),
tercermin dalam Pernyataan Standar Umum Audit, baik audit internal atau
eksternal di sektor swasta atau sektor publik yang mengatur kewajiban auditor
profesional adalah sikap yang harus dimiliki oleh auditor, baik auditor internal
Seorang auditor yang skeptis, tidak akan menerima begitu saja penjelasan
dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti
disebabkan oleh kekeliruan saja dan sulit untuk menemukan salah saji yang
oleh Adnyani (2014), Hartan dan Waluyo (2016), dan Putra (2017) yang
bahwa :
yang ditangani dan semakin banyak jenis kasus yang ditangani maka dapat
kekeliruan yang terjadi, apakah karena murni kesalahan baik manusia atau alat
2014:110).
yang relatif lebih baik. Oleh karena itu auditor yang lebih tinggi
bahwa :
Mendeteksi Kecurangan
Beban kerja (workload) adalah jumlah pekerjaan yang harus dilakukan oleh
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu (Irwandy, 2017). Beban kerja merupakan
banyaknya jumlah pekerjaan yang harus dilakukan oleh seseorang dalam kurun
waktu tertentu, dan berkaitan dengan Theory of Planned Behavior dimana beban
kerja akan mempengaruhi sikap dan kemampuan auditor untuk mendeteksi fraud,
ketika beban kerja auditor tinggi dan banyak tugas-tugas yang harus
terhadap pendeteksian auditor atas fraud, hal ini menunjukkan semakin besar
beban kerja seorang auditor, maka semakin rendah kemampuan auditor dalam
pendeteksian fraud.
produktivitas perusahaan dan kualitas jasa yang dihasilkan oleh karena itu beban
70
kerja harus sesuai dengan kapasitasnya dan diperhatikan oleh setiap sumber daya
manusianya agar kegiatan perusahaan berjalan efektif dan efisien serta jasa yang
dihasilkan berkualitas. Semakin besar kapasitas beban kerja yang dimiliki auditor
internal yang tidak sesuai kapasitas kerjanya maka semakin rendah kualitas audit
dan Fitriany (2011) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa tingginya beban
kerja auditor tersebut rendah, auditor akan memiliki lebih banyak waktu untuk
bahwa :
Mendeteksi Kecurangan
yang dimiliki seorang auditor, termasuk sikap skeptic yaitu sikap kritis dalam
menilai bukti yang ada. Semakin baik tipe kepribadian yang dimiliki auditor
Mendeteksi Kecurangan
Mendeteksi Kecurangan
Independensi adalah sikap tidak memihak atau sikap bebas dari pengaruh
independensi juga bisa disebut sebagai sikap netral. Tidak terpengaruh dari
72
pihak manapun. Sikap ini lah yang harus dimiliki oleh auditor dalam hal
bahwa sikap independensi diperlukan agar auditor bebas dari kepentingan dan
pada perusahaan yang di auditnya dengan tepat, dan juga setelah kecurangan
Adnyani (2014), Hartan dan Waluyo (2016), dan Putra (2017) juga
Mendeteksi Kecurangan
73
Gambar 2.1.
Model Penelitian
Skeptisme
Profesional
(X1)
Pengalaman
Auditor (X2)
Beban Kerja
Kemampuan
(X3)
Auditor
Mendeteksi
Kecurangan (Y)
Tipe
Kepribadian
(X4)
Independensi
(X5)
74
BAB III
METODE PENELITIAN
Cut Nyak Dien, Jadirejo, Kec. Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau, 28156. Penelitian
ini diarahkan pada inspektorat di Provinsi Riau pada tahun 2021, yang
dikalangan pemerintahan.
peristiwa, atau hal yang ingin peneliti investigasi. Sedangkan menurut Sugiyono
auditor internal pada inspektorat Provinsi Riau yang berjumlah 47 orang (sumber:
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kuantitatif yang
diangkakan (scoring). Jadi data tersebut dapat berupa angka atau skor dan
berupa rentang skor atau pertanyaan yang diberi bobot (Sugiyono, 2015:13).
Kemudian sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
primer. Pengertian data primer menurut Sugiyono (2015:403) adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dalam
penelitian ini berupa opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik dari inspektorat
Provinsi Riau. Sumber data dalam penelitian ini berupa kuisioner yang disebar
mengenai topik penelitian tertentu yang diberikan kepada responden, baik secara
sendiri dan diisi secara pribadi oleh responden. Kuesioner yang dibagikan
sudah disediakan dan responden hanya mengisi dengan cara memberi tanda
yang akan dijui oleh peneliti yang dapat membedakan atau membawa variasi pada
nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama,
atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.
suatu tindakan ilegal yang dapat mengakibatkan salah saji dalam pelaporan
keuangan yang dilakukan secara sengaja dapat diartikan sebagai keahlian auditor
dalam menemukan ada atau tidaknya suatu tindak kecurangan pada pelaporan
digunakan oleh Putra (2017). Variabel ini digali menggunakan pernyataan yang
dengan skala likert 1-5 yaitu STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), N
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah
variabel yang mengambil variabel terikat, entah secara positif maupun secara
negatif. Jika terdapat variabel bebas, variabel terikat pun akan hadir, dan dengan
setiap unit kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan
yang bertanggungjawab adalah tidak jujur, tetapi juga tidak menganggap bahwa
keputusan.
digunakan oleh Hurt, et. al (2010). Variabel ini digali menggunakan pernyataan
1-5 yaitu STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), N (netral), S (setuju), SS
(sangat setuju).
pendidikan formal maupun non formal. Pengalaman audit dapat diperoleh dari
digunakan oleh Aulia (2013). Variabel ini digali menggunakan pernyataan yang
dengan skala likert 1-5 yaitu STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), N
pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan
hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Beban kerja harus sesuai dengan
diukur dengan skala likert 1-5 yaitu STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), N
salah satu faktor yang menentukan sikap yang dimiliki oleh individu tersebut,
termasuk sikap skeptisme yang terdapat pada diri individu tersebut. Auditor
80
berdasarkan pada fakta yang ada. Sehingga auditor dengan tipe kepribadian ST
diukur dengan skala likert 1-5 yaitu STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), N
dalam tekanan pihak tertentu, netral, objektif, memiliki integritas, dan tidak dalam
independensi dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance).
digunakan oleh Hartan (2017). Variabel ini digali menggunakan pernyataan yang
dengan skala likert 1-5 yaitu STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), N
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Indikator Pengukuran
1 Y 1. Kecurangan Laporan Skala Likert
Kemampuan Auditor Internal Keuangan (Financial (1-5)
dalam mendeteksi kecurangan Statement Fraud)
2. Penyalahgunaan aset (Asset
Sumber : Widiyastuti dan Misappropriation)
Pamudji (2019) & Putra (2017) 3.Korupsi
2 X1 1. Questioning Mind Skala Likert
Skeptisme Profesional 2. Suspencion of Judgement (1-5)
3. Search for Knowledge
Sumber : SPKN (2017) dan 4. Interpersonal
Hurt, et. al (2010) Understanding
5. Autonomy
6. Self-Esteem
appearance
Sumber: Agoes dan Ardana,
(2017) & Hartan (2017)
data-data seperti mean, standar deviasi, maksimal, minimal, varian, modus dan
apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dengan metode ini dilakukan dengan
cara mengkorelasi skor jawaban yang diperoleh pada masing-masing item dengan
skor total dari keseluruhan item. Hasil korelasi tersebut harus signifikan
Setiap item dikatakan valid jika memiliki nilai korelasi lebih besar dari r tabel dan
untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang
konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama dengan
batasan nilai maksimum 0,6. Apabila koefisien Alpha yang dihasilkan lebih besar
dari 0,6 maka instrumen lebih reliabel untuk digunakan pada penelitian ini.
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi
yang dilakukan terbebas dari bias yang mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak
valid dan dapat dipergunakan untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji
pengujian hipotesis.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data yang normal atau
tidak. Cara pengujian normalitas ini dengan melakukan uji statistik kolmogorov-
smirnov. Data yang terdistribusi normal memiliki tingkat signifikan lebih dari
84
0,05, sedangkan sebaliknya data yang tidak terdistribusi normal memiliki tingkat
(Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi. Jika nilai toleransi lebih dari 0.10
atau 10% dan nilai VIP (Variance Inflation Factor) kurang dari 10, maka tidak
ada kolerasi antar variabel independen atau terbebas dari multikolinearitas antar
heteroskesdatisitas, maka signifikan lebih kecil dari 0,05. Sebaliknya jika model
regresi tidak terjadi heteroskesdatisitas, maka signifikan lebih besar dari 0,05.
85
determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
3.6.4.2 Uji T
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika > atau
nilai signifikan t < 0,05 maka keputusannya adalah menerima Hi dan menolak H0
pada α = 5%. Adapun langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pengujian ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependennya (Luh et al., 2014). Analisis ini dilakukan dengan
Keterangan:
α = Konstanta
X1 = Skeptisme profesional
X2 = Pengalaman auditor
X3 = Beban Kerja
X4 = Tipe Kepribadian
X5 = Independensi
e = Standar Eror
87
bawah 0,05 (p<0,05). Hipotesis ditolak jika hasil regresi menunjukkan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasley, Mark S, 2011. Auditing and
Assurance Service An Integrated Approach-An Indonesian Adaptation,
Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
Dewi, Rozmita dan Apandi, Nelly Nur, 2012. Gejala Fraud Dan Peran Auditor
Internal Dalam Pendeteksian Fraud Di Lingkungan Perguruan
Tinggi(Studi Kualitatif). Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Faradina, Haura. (2016). Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit Dan Tipe
Kepribadian Terhadap Skeptisme Profesional Dan Kemampuan Auditor
Dalam Mendeteksi Kecurangan. JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016
Hasni Yusrianti, 2015 Pengaruh Pengalaman Audit, Beban Kerja, Task Specific
Knowledge Terhadap Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan (Studi
Pada Kap Di Sumatera Bagian Selatan), Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya Vol.13 No.1 Maret 2015.
Ida, Suraida, 2015. “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko
Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian
Opini Akuntan Publik”. Sosiohumaniora, Vol. 7 No.3, 186-202.
89
Novita, Ulfa. 2014. Pengaruh Pengalaman, Beban Kerja dan Pelatihan terhadap
Skeptisme Profesional dan Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan. Skripsi Universitas Riau.
Nasution, Hafifah dan Fitriany. 2012. Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit
dan Tipe Kepribadian terhadap Skeptisme Profesional dan Kemampuan
Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal dan Prosiding
SimposiumNasional Akuntansi, Vol. 15.
Pranoto, L.Hardi, dan Retnowati, (2015), Analisis Beban Kerja, Jakarta: PPM
Manajemen,
Soleman, Aminah, 2011 Analisis Beban Kerja Ditinjau Dari Faktor Usia Dengan
Pendekatan Recommended Weiht Limit. Jurnal Arika, Vol.05 No.02.
Wardhini, Meta. 2010. Peranan Audit Internal dalam Pencegahan Fraud (Studi
Kasus PT. PLN Distribusi Jabar). Skripsi. Bandung. Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama.
Zamzami, Faiz, dkk. 2014. Audit Keuangan Sektor Publik Untuk Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/12/21132481/kpk-periksa-dua-
tersangka-kasus-proyek-jembatan-di-kampar
https://amanahnews.com/read/detail/65168/oknum-asn-kampar-ditahan-kpk
%C2%A0
https://www.antaranews.com/berita/1910576/sekdaprov-riau-diduga-korupsi-dan-
rugikan-negara-rp18-miliar
91
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/24/20174921/firli-beberkan-wilayah-
dengan-kasus-korupsi-terbanyak