Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis menyajikan berdasarkan proses keprawatan yang


terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari
tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas
rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder. Penulis melakukan
pengkajian pada keluarga Tn. R dengan menggunakan format pengkajian dan teknik
pengumpulan data dengan wawancara dengan klien maupun keluarga, observasi dan
pemeriksaan fisik. Setelah penulis melakukan pendekatan untuk menjalin hubungan saling
percaya keluarga Ny.H dapat menerima kedatangan penulis.

Pada kasus hipertensi pada Ny. H, penyakit hipertensi yang diderita Ny. H selama 22
tahun disebabkan oleh stress dan tidak menjaga pola makan. Pada saat pemeiksaan fisik
tekanan darah Ny. H adalah 170/100 mmHg, BB 70, TB 175 cm, Ny. H mengatakan masih
suka mengonsumsi makanan yang digoreng dan bersantan dan jarang berolahraga. Ny. H
mengatakan tidak memiliki keturunan hipertensi dari orangtuanya. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dijelaskan oleh Sutanto (2010) yang mengatakan bahwa faktor resiko
hipertensi diantaranya adalah stress, obesitas (kegemukan), kurang olahraga, dan
konsumsi garam berlebihan.

Saat dilakukan pengkajian Ny. H mengatakan sering merasa pusing, Ny. H mengatakan
timbulnya keluhan karena tekanan darahnya kembali naik, keluhan yang dirasakan oleh Ny.
H yaitu kepalanya terasa nyut-nyutan, nyeri terasa pada bagian tengkuk dan berat pada mata,
skala nyeri yang dirasakan 3 (Ringan), keluhan muncul saat kelelahan dan seringkali muncul
mendadak. Saat dilakukan pemeriksaan tekana darah didapatkan hasil tekanan darah yaitu
170/100 mmHg, Nadi 80 x/menit. Tanda dan gejala ini sesuai dengan tanda dan gejala
hipertesi menrut Ahmad (2011) dan Pudiastuti (2011), namun tidak semua gejala muncul
dalam kasus keluarga Tn. R. Berdasarkan teori Ahmad (2011), penderita darah tinggi
mungkin merasakan keluhan-keluhan berupa : kelelahan, bingung, perut mual, masalah
pengelihatan, keringat berlebihan, kulit pucat atau merah, mimisan, cemas atau gelisah,
detak jantung keras atau tidak beraturan (palpasi),suara berdenging di telinga, disfungsi
ereksi, sakit kepala, pusing. Sedangkan menurut Pudiastuti (2011) gejala klinis yang dialami
oleh para penderita hipertensi biasanya berupa: pengelihatan kabur karena kerusakan retina,
nyeri pada kepala, mual dan muntah akibatnya tekanan kranial, edema dependen dan adanya
pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler.

Komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus hipertensi secara teori yaitu kerusakan pada
organ-organ seperti jantung yang akan mengakibatkan penyakit jantung koroner, pada ginjal
akan mengakibatkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal terminal, pada otak akan
mengakibatkan stroke, dan pada mata akan mengakibatkan retinopati hipertensi dan dapat
menimbulkan kebutaan (Ahad,2011). Namun pada Ny. H belum ditemukan tanda-tanda
komplikasi hal ini disebabkan karena Ny. H mengkonsumsi obat hipertensi dan jus
mentimun. Untuk komplikasi yang lainnya seperti penyakit jantung koroner, penyakit ginjal
kronik dan gagal ginjal terminal, stroke, kebutaan tidak ditemukan pada Ny. H. Hal ini
disebabkan karena pada saat pengkajian tidak ditemukan data-data seperti gejala diatas.

Tipe keluarga Ny. H adalah Nuclear Family atau keluarga inti karena keluarga Ny. H terdiri
dari anak, dan kedua orang tuanya. Hal tersebut sesuai dengan sumber literature yang bahwa
keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak
yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya (Fatimah, 2010). Pola
komunikasi keluarga Ny. H terbina dengan baik, saling terbuka satu sama lain, pengambil
keputusan adalah Tn. R. Ny. H berfungsi sebagai ibu rumah tangga, ibu dari anak-anak,
pengasuh dan pendidik anak, serta pelindung. An. D dan An. R berfungsi sebagai anak dan
membantu orang tua mencari nafkah tambahan.

Secara teori yang dikaji dalam fungsi keluarga adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi,
fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga, tetapi pada pengkajian
yang dilakukan penulis hanya mengkaji fungsi afektif, fungsi sosialisasi, dan fungsi
perawatan keluarga. Dalam menjalankan fungsi afektif keluarga Ny.H selalu menghargai dan
menyayangi satu sama lain, apabila ada anggota keluarga yang kesulitan mereka akan saling
membantu antar anggota keluarga. Untuk fungsi sosialisasi keluarga Ny.H mematuhi aturan
yang ada di keluarga misalnya saling menghormati dan menghargai, Ny. H juga mengatakan
mengikuti norma yang ada di masyarakat sekitar sehingga dapat berhubungan baik dengan
para tetangga. Dalam menjalankan fungsi perawatan keluarga, tidak ada perilaku yang
menyimpang terkait dengan perilaku kesehatan. Ny. H selalu berdoa kepada Tuhan YME
agar diberikan kesehatan serta umur yang panjang,

Pada pengkajian fungsi perawatan keluarga didapatkan data keluarga tidak mengetahui
tentang pencegahan penyakit hipertensi, Ny. H engatakan masih sering mengonsumsi garam
yang berlebih dan masih sering mengonsumsi makan-makanan yang berminyak dan
bersantan, Ny. H juga mengatakan bahwa dirinya dan keluarga jarang sekali berolahraga.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Sutanto (2010) yang mengatakan
bahwa faktor resiko hipertensi diantaranya adalah stress, obesitas (kegemukan), kurang
olahraga, dan konsumsi garam berlebihan.

2. Diagnosa Keperawatan
Saat melakukan skoring dan penentuan prioritas masalah, penulis mendapatkan satu
prioritas masalah keperawatan keluarga yaitu Nyeri kronis pada keluarga Tn. R
khsususnya Ny. H dengan masalah Hipertensi. Penulis mengangkat diagnosa ini karena
pada data subjektif Ny. H mengatakan sering pusing, Ny. H mengatakan hal ini
dikarenakan tekanan darahnya tinggi, nyei terasa nyut-nyutan, nyeri terasa di bagian
tengkuk dan berat pada mata, skala nyeri 3 (Ringan), Ny. H mengatakan nyeri timbul
secara mendadak atau saat dirinya merasa kelelahan. Ny. H mengatakan sudah memiliki
sakit hipertensi sejak tahun 1998 sampai saat ini. Pada data objektif tekanan darah Ny. H
adalah 170/100 mmHg, dan Nadi 80 x/menit.
Nyeri Kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
hingga berat, terjadi konstanatau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung lebih dari 3 bulan (NANDA, 2015-2017)
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada tinjauan teoritis
yaitu diawali dengan menyusun urutan prioritas, menentukan tujuan, urutan prioritas,
menentukan tujuan, serta membuat rencana tindakan yang dilakukan pada diagnosa yang
muncul. Pada perencanaan untuk diagnosa prioritas masalah, yaitu Nyeri kronis pada
keluarga Tn. R khsususnya Ny. H dengan masalah Hipertensi. Penulis merencanakan
untuk mengadakan penyuluhan tentang masalah penyakit hipertensi untuk meningkatkan
kemampuan keluarga dalam mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat keluarga
yang dalam sakit, memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas kesehatan. Faktor
pendukung untuk melakukan penyuluhan yaitu keingintahuan keluarga untuk mengetahui
lebih jauh lagi tentang penyakit hipertensi dan ingin segera mengatasinya. Tidak ada
faktor penghambat karena keluarga sangat kooperaatif

4. Implementasi Keperawatan
Pada saat pelaksanaan, semua rencana tindakan dilakukan sesuai TUK. Tindakan yang
telah dilakukan penulis untuk TUK 1 adalah menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala dari hipertensi yang terjadi pada Ny. H. TUK 2 yang telah dijelaskan oleh penulis
antara lain menjelaskan akibat lanjut dari penyakit hipertensi bila tidak ditangani,
mendorong Ny. H dan keluarga untuk menyebutkan penanganan tindakan yang dapat
dilakukan oleh keluarga untuk mengatasai penyakit hipertensi. TUK 3 yang telah
dilakukan oleh penulis adalah menjelaskan cara pencegahan hipertensi kepada Ny. H dan
keluarga yaitu dengan melakukan terapi rendam kaki dengan air garam hangat, dan
mempraktekkannya secara bersama-sama. TUK 4 yang dapat dilakukan oleh penulis
adalah menganjurkan keluarga untuk dapa memodifikasi lingkungan tempat tinggal
sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi.
TUK 5 yang sudah penulis lakukan adalah menganjurkan keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat di lingkungan tempat tinggalnya agar penyakit
hipertensi dapat dikontrol.
Dalam melakukan tindakan keperawatan, penulis tidak menemukan perbedaan antara teori
dan kasus. Penulis menemukan sedikit hambatan dalam melakukan indakan keperawatan
karena tidak semua anggota keluarga Ny. H dapat hadir pada saat penyuluhan berlangsung
karena sebagian besar anggota keluarga Ny. H bekerja. Penulis telah mengatasi masalah
tersebut dengan menganjurkan Ny. H untuk menyampaikankembali materi pendidikan
kesehatan kepada anggota keluarga yang lainnya dan penulis juga memberikan leaflet
kepada keluarga agar dapat dibaca kembali oleh keluarga.

5. Evaluasi
Penulis menggunakan SOAP (subjektif, objektif, analisa, planning). Pada saat dilakukan
evaluasi keluarga dapat menyebutkan pengertian hipertensi, menyebutkan penyebab
hipertensi, serta tanda dan gejala hipertensi, yaitu : Keluarga Ny H mengatakan hipertensi
adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal,
penyebab dari hipertensi adalah suka makan asin, dan tanda dan gejala dari hipertensi adalah
keringat berlebih, kulit pucat atau merah, mimisan, cemas, sakit kepala dan pusing. Untuk
pencapaian TUK 1 penulis menyimpulkan TUK 1 tercapai. Untuk TUK 2 pada saat
dilakukan evaluasi Ny. H dapat menyebutkan akibat lanjut hipertensi apabila tidak ditangani,
yaitu : Ny. H mengatakan akibat lanjut hipertensi apabila tidak ditangani adalah stroke,
sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa TUK 2 tercapai. Untuk TUK 3 pada saat
dilakukan evaluasi keluarga dapat menyebutkan pencegahan hipertensi dan mempraktekan
cara terapi rendam kaki dengan air garam hangat, yaitu: Ny. H mengatakan pencegahan
hipertensi diantaranya adalah hindari makanan yang asin digantikan dengan sayuran, hindari
stress dan banyak olahraga, dan Ny. H tampak mempraktekkan cara terapi rendam kaki.
Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa TUK 3 tercapai. Untuk TUK 4 pada saat
dilakukan evaluasi keluarga Ny.H mengatakan sering membersihkan rumah sehingga rumah
keluarga Ny.H tampak bersih dan jendela dibuka, dari data tersebut maka penulis dapat
menyimpulkan TUK 4 tercapai. Sedangkan untuk TUK 5 keluarga dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan yaitu puskesmas Cibubur untuk berobat jika sakit. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa TUK 5 tercapai.

Anda mungkin juga menyukai