Anda di halaman 1dari 19

ANALISA JURNAL

Art Drawing Therapy Efektif Menurunkan Gejala Negatif Dan


Positif Pasien Skizofrenia
Di Wisma Sadewa RSJ Ghrasia

Dosen Pembimbing : Ns. Wahyu Rochdiat M, M.Kep., Sp.Kep.J

Di Susun Oleh :
Ni Putu Sari Paramita (19160006)
Aulia Santri (1916)
Aulia Santri (1916)
Yohana Damsiya Sega Sare (1916)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan analisis jurnal dengan judul “Art
Drawing Therapy Efektif Menurunkan Gejala Negatif Dan Positif Pasien
Skizofrenia” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi tugas pembelajaran Stase Jiwa Profesi Ners. Selain itu dapat memberikan
pembelajaran kepada mahasiswa dalam menganalisis jurnal terkait intervensi
keperawatan karena dalam ilmu pengetahuan selalu ada teori baru atau intervesi baru
dalam memberikan asuhan keperawatan saat ini yang lebih modern.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan maupun
bimbingan kepada:
1. Ns. Wahyu Rochdiat M, M.Kep., Sp.Kep.J selaku koordinator akademik stase
keperawatan jiwa dan selaku pembimbing akademik stase keperawatan jiwa.
2. Eti Daniavani, S.Kep., Ns selaku pembimbing klinik stase keperawatan jiwa
3. Seluruh teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah analisis jurnal ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa profesi ners serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca serta dapat diterapkan diruangan. Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, Desember 2019


Penulis
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan hal yang sangat penting bagi manusia sama halnya
seperti kesehatan fisik pada umumnya. Dengan sehatnya jiwa seseorang maka
aspek kehidupan yang lain dalam dirinya akan bekerja secara lebih maksimal.
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi dimana sehat secara emosional,
psikologis dan sosial yang terlihat melalui hubungan interpersonal yang
memuaskan perilaku dan koping individu efektif, konsep diri yang positif dan
kestabilan emosional (Johnsons 1997 dalam Videback, 2011).
Menurut WHO (2009), prevalensi masalah kesehatan jiwa mencapai 13% dari
penyakit secara keseluruhan dan kemungkinan akan berkembang menjadi 25%
pada tahun 2030. Prevalensi terjadinya gangguan jiwa berat seperti skizofrenia di
Indonesia berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (2013) mencapai 400.000
orang atau sebanyak 1,7 per 1000 penduduk. Skizofrenia adalah penyakit kronis
berupa gangguan mental yang serius yang ditandai dengan gangguan dalam proses
pemikiran yang mempengaruhi perilaku Penderita skizofrenia akan mengalami
gangguan dalam kognitif, emosional, persepsi serta gangguan dalam tingkah laku
(Kaplan & Sadock, 2007 dalam Maryatun, 2015).
Menurut World Federation of Mental Health (WFMH), (2014) skizofrenia
merupakan gangguan psikotik yang paling lazim terjadi dan memiliki prevalensi
global cukup tinggi, yaitu 0.7-1% dari total populasi seluruh dunia. Skizofrenia
didiagnosa antara usia remaja sampai usia 30 tahun. skizofrenia menjadi 1 dari 15
penyakit yang menyebabkan disabilitas diseluruh dunia dan meningkatkan risiko
kematian premature atau kematian pada usia muda dibandingkan usia pada
umumnya. Menurut data WHO tahun 2016 menunjukkan 21 juta jiwa mengalami
penyakit skizofrenia. Plevalensi skizofrenia tahun 2018 di Indonesia menunjukkan
angka 9% dari total penduduk (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Prevalensi gangguan jiwa berat atau yang dikenal dengan skizofrenia
terbanyak yaitu 2,7 per mil adalah DI Yogyakarta dan Aceh. Prevalensi gangguan
jiwa berat penduduk Indonesia adalah 1,7 per 1000 penduduk. Prevalensi psikosis
tertinggi di DI Yogyakarta dan Aceh masing – masing 2,7% sedangkan terendah di
Kalimantan Barat sebesar 0,7%.
Salah satu bentuk therapy yang dapat digunakan untuk menurunkan gelaja
positif dan negative pada pasien skizofrenia yaitu dengan diberikan art drawing
therapy, dimana dengan terapi tersebut pasien dapat menyalurkan pikirannya dan
perasaannya melalui kegiatan art drawing tersebut.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di wisma Sadewa RSJ
Grhasia pada tanggal 26 November 2019 rata-rata pasien mengalami skizofrenia.
Dari 16 pasien yang mengalami skizofrenia, pasien yang menunjukkan gejala
negatif yaitu ada 4 pasien (1 HDR dan 3 Isolasi Sosial), dan yang menunjukkan
gejala positif sebanyak 12 pasien (Waham 2, Halusinasi 5, RPK 5). Selama
diruangan tindakan yang sudah diberikan kepada pasien yaitu mendampingi pasien
senam pagi, pemberian strategi pelaksanaan keperawatan, pelaksanaan TAK setiap
pagi hari. Selama pemberian tindakan tersebut hanya beberapa pasien yang mau
semangat mengikuti kegiatan, setelah selesai diberikan kegiatan mereka kembali
ke tempat tidur masing-masing dan beberapa pasien masih kurang untuk
bersosialisasi dengan pasien lainnya yang ada diruangan dan sibuk dengan
duniannya sendiri. Pada saat praktikkan memberikan terapi tambahan art drawing
mereka dapat mengungkapkan perasaan mereka dengan pasien lainnya, dan pasien
mendapat kegiatan tambahan sampai waktu makan siang tiba. Berdasarkan hasil
wawancara dengan perawat wisma Sadewa, terapi menggambar di wisma tersebut
jarang dilakukan. Maka dari itu kelompok tertarik untuk menganalisa jurnal art
drawing therapy efektif menurunkan gejala negatif dan positif pasien skizofrenia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa dan menerapkan jurnal keperawatan jiwa
tentang “Art Drawing Therapy Efektif Menurunkan Gejala Negatif Dan Positif
Pasien Skizofrenia”
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu menganalisa judul dan nama peneliti
b) Mahasiswa mampu menganalisa tempat dan waktu penelitian
c) Mahasiswa mampu menganalisa tujuan penelitian
d) Mahasiswa mampu menganalisa metode penelitian (jenis penelitian,
variabel penelitian, populasi, sampel, teknik sampling, instrumen
penelitian dan analisa data)
e) Mahasiswa mampu menganalisa hasil penelitian
f) Mahasiswa mampu menganalisa korelasi antara isi jurnal dengan teori
g) Mahasiswa mampu menganalisa korelasi antara isi jurnal dengan realita
klinis
h) Mahasiswa mampu menganalisa kelebihan dan kekurangan jurnal dengan
analisa SWOT
i) Mahasiwa mampu mengetahui implikasi keperawatan
j) Mahasiwa mampu mengetahui manfaat jurnal
BAB II
JURNAL ASLI
TERLAMPIR
BAB III
PEMBAHASAN (ANALISIS)

A. Judul dan Nama Peneliti


Judul penelitian ini adalah “Art Drawing Therapy Efektif Menurunkan Gejala
Negatif Dan Positif Pasien Skizofrenia”. Nama peneliti dalam penelitian ini yaitu
Febriana Sartika Sari, Rizqy Luqmanul Hakim, Irna Kartina, Saelan, Aria
Nurahman Hendra Kusuma.
Analisa:
Pada jurnal tersebut nama peneliti tidak dituliskan menggunakan gelar dan jumlah
kata judul yaitu 11 kata. Hal tersebut sesuai dengan teori dimana jumlah kata tidak
lebih dari 20. Judul ditulis singkat, jelas dan tidak mencantumkan tempat
penelitian (Emzir, 2009). Menurut LIPI (2013) penulisan nama yang baik adalah
tanpa menuliskan gelar dan menuliskan nama lengkap. Pada jurnal penelitian ini
sudah sesuai dimana tidak mencantumkan gelar dan sudah menuliskan nama
lengkap.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di ruang Srikandi RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta
pada bulan Maret 2018.
Analisis :
Pada jurnal tersebut tempat dan waktu penelitian sudah sesuai karena sudah
mencatumkan tempat dan waktu penelitian dengan jelas sehingga pembaca akan
mudah melihat dan mengetahui jurnal ini up to date atau tidak. Hal ini sudah
sesuai dengan teori Dharma (2013) yang menyatakan bahwa tempat dan waktu
pelaksanaan penelitian merupakan bagian pengukuran atau pengambilan data.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas art drawing therapy
terhadap penurunan skor PANSS pasien skizofrenia di ruang Srikandi RSJD Dr.
Arif Zainudin Surakarta.
Analisa :
Tujuan penelitian sudah sesuai dengan judul yang dicantumkan pada jurnal dan
dapat diterapkan untuk mengerungi gejala negative dan positif pasien skizofrenia,
selain itu tujuan penelitian sudah sesuai dengan permasalahan yang dipaparkan
pada latar belakang. Menurut Dharma (2011) tujuan penelitian merupakan suatu
keinginan yang dicapai oleh suatu kegiatan penelitian yang dirumuskan dalam
bentuk pernyataan yang kongkrit, dapat diamati dan dapat diukur.

D. Metode Penelitian
1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis dan desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian quasi
experiment dengan rancangan pre test-post test with control group.
Analisa:
Pada jurnal tersebut jenis dan desain penelitian sudah sesuai dengan teori
Dharma (2013) bahwa salah satu jenis penelitian adalah quasi experimet dan
desain penelitian adalah pre test-post test non equivalent control group. Selain
itu, dengan menggunakan kelompok kontrol pada jurnal penelitian ini dapat
membandingkan lebih jelas pengaruh art drawing therapy terhadap penurunan
gejala positif dan negative karena terdapat perbandingan antara kelompok
kontrol yang hanya diberikan sp saja dengan kelompok intervensi yang
diberikan terapi tambahan yaitu art drawing therapy.
2. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah Art Drawing sebagai variabel independen
dan gejala negatif dan positif pasien skizofrenia sebagai variabel dependen.
Analisa:
Pada jurnal tersebut terdapat variabel yang diteliti. Hal ini sudah sesuai dengan
teori Dharma (2013) pada penelitian dasarnya adalah mengukur variabel pada
subjek menggunakan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Variabel
adalah karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi antara satu orang
dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian. Variabel independen
adalah variabel sebab yang dengan keberadaannya menyebabkan perubahan
pada variabel lainnya. Variabel dependen adalah variabel yang akan berubah
akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi pada variabel independen.

3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel, Instrumen Penelitian dan


Analisa Data
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien gangguan jiwa dengan
diagnosis medis skizofrenia di ruang Srikandi RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
Analisa :
Populasi pada jurnal tersebut sudah sesuai dengan teori, hanya saja belum
dicantumkannya berapa jumlah populasi yang ada pada ruangan tersebut
pada tahun 2018 saat dilakukannya penelitian. Populasi adalah keseluruhan
objek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi merupakan unit
dimana suatu hasil penelitian akan diterapkan, jadi populasi bukan hanya
sekedar jumlah yang ada pada wilayah tersebut, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek penelitian (Sugiono, 2016
dan Dharma, 2011)
b. Sampel
Besar sampel penelitian adalah 10 responden dengan pembagian
kelompok kontrol 5 responden dan kelompok intervensi 5 responden.
Analisa :
Sampel pada jurnal penelitian ini sudah sesuai dengan teori dimana menurut
Dharma, (2013) sampel penelitian sebagai unit yang lebih kecil lagi
merupakan sekelompok individu yang merupakan bagian dari populasi
terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau melakukan
pengukuran/pengamatan pada unit ini. Namun pada penelitian ini tidak
mencamtumkan kritera inklusi dan eksklusi bagi kelompok kontrol dan
kelompok intervensi, karena menurut Dharma (2013) pada penelitian
eksperimen yang membagi sampel menjadi kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol peneliti perlu membuat kriteria sampel penelitian. Kriteria
ini meliputi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

c. Teknik Sampling
Pada jurnal penelitian ini teknik pengambilan sampel yang diambil
menggunakan teknik purposive random sampling.
Analisa :
Dharma (2013) menjelaskan salah satu teknik sampling adalah Purposive
random sampling. Purposive random sampling adalah suatu metode
pemilihan sampel yang dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan tertentu
yang ditentukan oleh peneliti

d. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada jurnal penelitian ini adalah PANSS.
Analisa:
Instrumen yang digunakan pada penelitian sudah sesuai dengan masalah
atau fenomena yang akan diteliti yaitu ingin mengetahui penurunan gejala
positif dan negative pada pasien skizofrenia. Instrumen PANSS adalah salah
satu instrument yang penilaiannya berdasarkan pada gejala-gejala yang
timbul pada pasien skizofrenia, yang meliputi gejala postif, negative, dan
psikopatopalogi umum. PANSS dapat dibagi menjadi 5 komponen yaitu 1.
Komponen negative (penarikan emosional, penarikan sosial yang pasif /
tidak acuh, kurangnya spontanitas dan arus percakapan, afek tumpul, atensi
yang buruk, penghindaran sosial secara aktif), 2. Komponen positif (isi
pikiran yang tidak biasanya, waham, halusinasi), 3. Komponen gaduh
gelisah ( ketegangan, permusuhan), 4. Komponen depresi ( ansietas,
perasaan bersalah, depresi, kekhawatiran), 5. Komponen kognitif dan lain-
lain (disorientasi).

e. Analisa Data
Pada penelitian ini analisa yang digunakan adalah analisa data
univariat dan analisa data bivariat. Uji hipotesa yang digunakan yaitu uji t
tidak berpasangan dengan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro
wilk.
Analisa :
Analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesa seharus nya
menggunakan uji berpasangan karena pada penelitian tersebut hasil yang
dianalisa yaitu skor pre test dan skor post test pada kelompok intervensi
maupun kelompok kontrol. Selain itu pada jurnal ini juga tidak dicantumkan
uji apa yang digunakan untuk anlisa bivariat. Untuk uji normalitas sudah
sesuai dengan teori karena data yang berdistribusi normal dilakukan analisis
dengan menggunakan uji Shapiro wilk dan pada jurnal ini data berdistribusi
normal karena semua data mempunyai nilai signifikansi yaitu pvalue >0,05.
E. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a. Penurunan skor PANSS pada pasien skizofrenia pada kelompok kontrol.
Hasil uji menunjukan bahwa adanya penurunan skor PANSS yang
signifikan pada kelompok kontrol dengan nilai siginifikan 0.000 (< 0,05).
b. Penurunan skor PANSS pada pasien skizofrenia pada kelompok perlakuan.
Hasil uji menunjukkan bahwa adanya penurunan skor PANSS yang
signifikan pada kelompok perlakuan dengan nilai siginifi kan 0.000 (<
0,05).
c. Perbedaan Efektifitas penurunan skor PANSS pada kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata – rata post
test skor PANSS kelompok kontrol sebesar 74.60, sedangkan pada
kelompok perlakuan sebesar 56.20, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata
– rata skor PANSS pada kelompok kontrol lebih besar 18.40 dibandingkan
kelompok perlakuan. Nilai signifikan pada kelompok kontrol sebesar 0.015
(<0,05) sedangkan pada kelompok perlakuan sebesar 0.017 (<0,05). Hasil
uji tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlakuan yang diberikan art
drawing therapy lebih efektif dalam penurunan skor PANSS pada pasien
skizofrenia
Analisa
Hasil penelitian sudah sesuai dengan teori, dimana terapi art drawing
dapat menurunkan gejala positif dan negative pada pasien skizofrenia,
selain itu penulisan tabel pada hasil penelitian mudah dibaca dan mudah
dipahami.

F. Korelasi antara Isi Jurnal dengan Teori


Pada penelitian ini dijelaskan bahwa art drawing therapy efektif dalam
menurunkan gejala positif dan negative pasien skizofrenia. Skizofrenia memiliki
dua gejala utama yaitu gejala postif dan gejala negative. Gejala positif yaitu
halusinasi, waham, pikiran yang tidak terorganisir, dan perilaku aneh. Sedangkan
gejala negative dari skizofrenia yaitu menarik diri, tidak ada atau kehilangan
kehendak atau dorongan (Videbeck, 2008). Terapi menggambar adalah salah satu
cara bagi pasien gangguan jiwa atau skizofrenia untuk mengekspresikan pikiran
dan perasaannya dengan menggunakan komunikasi non verbal melalui media
gambar, dengan melakukan kegiatan menggambar tersebut dapat membuat pasien
menjadi lebih rileks, fokus dan ekspresif (Nuha, dan Rahayu, 2018). Menurut
American Art Therapy Association, terapi seni atau menggambar didasarkan pad
aide bahwa proses kreatif pembuatan sebuah seni adalah penyembuhan dan
peningkatan kehidupan dan merupakan bentuk dari komunikasi non verbal pikiran
dan perasaan. Sehingga melalui kegiatan menggambar seseorang dengan
gangguan jiwa dapat membangkitkan pikiran dan perasaannya dengan
komunikasi non verbal melalui media gambar.
Kegiatan menggambar juga dapat menstimulasi pasien untuk dapat
bercerita, mengeluarkan pikiran, perasaan dan emosi yang biasanya sulit untuk
diungkapkan, sehingga dengan adanya aktivitas menggambar dapat memberikan
motivasi, hiburan serta kegembiraan yang dapat menurunkan rasa cemas, marah
ataupun emosi pasien serta memperbaiki pikiran yang kacau serta dapat
meningkatkan aktivitas motorik. Pada pasien skizofrenia lukisan atau gambaran
yang dibuat bisa menjadi bentuk komunikasi dari alam bawah sadarnya. Kegiatan
menggambar membantu untuk mempersepsi lingkungannya, dan sepanjang proses
tersebut kemampuan untuk berkosentrasi dan menunjukkan atensi juga ikut
dilatih. perbaikan-perbaikan dalam aspek ruhaniah, fungsi kreatif, kognitif, dan
afektif dan psikomotorik juga diasah dalam terapi menggambar atau melukis.
Karena, berkesenian adalah suatu jalan agar koordinasi antara otak, hati, pikiran,
dan aktifitas fisik kembali berjalan dengan selaras dan bekerja bersamanaan
(Norsyehan , Lestari, Mulyani, 2015).
Pengalaman dalam menggambar, melukis ataupun aktivitas artistik lainnya
juga melibatkan proses di otak dan terlihat melalui reaksi tubuh. Proses
pembuatan gambar mengaktifkan visual cortex pada otak. Oleh karena itu tubuh
akan memberikan respon yang sama ketika menghadapi situasi yang nyata.
Sebagai salah satu contoh, pembuatan gambar dalam art therapy pada tema
tertentu yang berkaitan dengan peristiwa atau kondisi tertentu dapat
mempengaruhi emosi dan pikiran (Malchiodi, 2003 dalam Sarah dan Hasanat
2010). Dengan kegiatan menggambar tersebut pasien juga akan mempunyai
kegiatan tambahan, sehingga pasien tidak hanya terfokus pada dunianya sendiri
melainkan dapat menyalurkan dan mengungkapkan apa yang ada di dalam
pikirannya dan dapat saling bercerita dengan pasien lainnya. Hal ini dapat
didukung juga oleh penelitian lain yang serupa yaitu penelitian dari Uttley (2015)
yang menunjukkan adanya efek yang positif pada kelompok terapi seni
dibandingkan dengan kelompok kontrol pada pasien dengan gangguan jiwa, serta
penelitian yang dilakukan oleh Candra (2014) yang menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan pemberian terapi okupasi aktivitas menggambar
terhadap perubahan gejala halusinasi pada pasien skizofrenia.

G. Korelasi antara Isi Jurnal dengan Realita Klinik


Sebagian dari isi jurnal sudah sesuai dengan realita klinik, dimana dari
hasil pengamatan kelompok pada ruangan, rata-rata pasien pada ruangan
tersebut mengalami gangguan skizofrenia dengan masalah keperawatan yaitu
Resiko Perilaku Kekerasan (RPK) dan halusinasi. Pada ruangan tersebut
sebelumnya jarang dilakukan terapi menggambar bagi pasien skizofrenia.
Tetapi saat ini jurnal sudah diterapkan sebanyak 2 kali pada pasien dengan hasil
pasien mau menceritakan perasaannya melalui gambar yang dibuat dan pasien
sangat antusias untuk melakukan kegiatan menggambar tersebut.
H. Analisis SWOT Penerapan Jurnal di Klinik
1. Strengh (Kekuatan)
Wisma sadewa memiliki kekuatan untuk bisa menerapkan jurnal ini
karena rata-rata pasien di wisma Sadewa mengalami skizofrenia serta jumlah
sumber daya perawat untuk melaksanakan terapi ini juga memadai, dimana di
ruangan sadewa terdapat 11 perawat yang terbagi atas 3 shif, yaitu shif pagi 4
perawat, shif siang 2 perawat, dan shif malam 2 perawat dengan jumlah
pasien yaitu 16 pasien. Selain itu kualifikasi pendidikan perawat di ruangan
yaitu S1 dan D4 sehingga perawat di ruangan sangat memungkinkan untuk
bisa memberikan terapi ini kepada pasien.

2. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan wisma sadewa untuk menerapkan jurnal ini saat ini yaitu
dimana saat ini belum tersedianya peralatan yang digunakan untuk melakukan
art drawing theraphy bagi pasien karena terapi ini jarang dilakukan di wisma.

3. Opportunity (Peluang)
Peluang wisma sadewa untuk menerapkan jurnal ini tinggi
dikarenakan jadwal pasien sehari-hari tidak terlalu padat terutama jika pasien
tidak mengikuti rehabilitasi. Banyak pasien yang tidak memiliki kegiatan dan
hanya duduk diam atau tidur diruangan sehingga pasien mengeluhkan bosan,
dan juga jarang diterapkannya art therapy di wisma Sadewa.

4. Threat (Ancaman)
Melihat hasil penelitian ini yang efektif untuk menurunkan gejala
negatif dan positif bagi pasien skizofrenia, maka dapat menjadi ancaman
ketika jurnal ini tidak diterapkan, karena tidak menutup kemungkinan pasien
akan merasa bosan dan pasien akan kembali dan sibuk dengan dunianya
sendiri sehingga gejala positif dan negatif pada pasien skizofrenia muncul
lagi. Selain itu harus memperhatikan jadwal pasien, jangan sampai ketika
menerapkan terapi art drawing terlalu lama sehingga terlalu dekat dengan
jadwal makan siang pasien.

I. Implikasi keperawatan
Cara yang dapat dilakukan untuk menerapkan jurnal ini di ruangan
atau wisma sebaiknya dilakukan sebagai terapi aktivitas kelompok pada pagi
hari karena kegiatan pasien pada pagi hari tidak terlalu banyak.

J. Manfaat jurnal
a. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa jurnal ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam proses
pembelajaran dan pengetahuan dalam asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan jiwa. Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan art
drawing therapy terhadap pasien skizoprenia ditempat praktek.
b. Bagi Institusi (Rumah Sakit)
Jurnal ini dapat dijadikan bahan acuan kegiatan pada pasien khususnya
skizofrenia di RSJ Grhasia.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa jurnal
tersebut dapat menurunkan gejala positif dan negatif pasien skizofrenia,
karena dengan aktivitas menggambar pasien dapat menyalurkan perasaan,
pikiran yang sulit diungkapkan melalui verbal.

B. Saran
1. Bagi Institusi Kesehatan
Bagi institusi kesehatan yaitu rumah sakit agar dapat menerapkan jurnal
tersebut pada ruangan melihat jurnal tersebut efektif untuk menurunkan
gejala positif dan negatife pasien skizofrenia, selain itu dengan aktivitas
menggambar tersebut pasien memiliki kegiatan tambahan, dapat
menyalurkan perasaan dan pikiran yang tidak dapat diungkapkan melalui
verbal, serta dapat mempersingkat perawatan pasien jika kondisi pasien
cepat membaik.

2. Bagi Mahasiswa Keperawatan


Bagi mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa keperawatan yang
berada di lahan praktik rumah sakit jiwa dapat menerapkan penelitian ini
kepada pasien untuk agar gejala postif dan negatif pasien dapat menurun.
DAFTAR PUSTAKA

Candra, I Wayan, dkk. (2014). Terapi Okupasi Aktivitas Menggambar terhadap


Perubahan Halusinasi pada Pasien Skizofrenia. Jurnal Keperawatan Politeknik
Kesehatan Denpasar.

Dharma. (2013). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: CV Trans Media

Emzir. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:


Rajawali Pers.

LIPI. (2012). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfa Beta.

Maryatun, S. (2015). Peningkatan Kemandirian Perawatan Diri Pasien Skizofrenia


Melalui Rehabilitasi Terapi Gerak. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2.
No.2. Juli 2015. ISSN No. 2355 5459.

Riskesdas. (2013) Prevalensi gangguan jiwa berat DIY tertinggi di Indonesia. Jakarta:
Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Riskesdas. (2018). Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan RI. Diakses 1


Desember 2019.

Riyanto, A. (2017). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung :


Alfa Beta.

Videbeck. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

WHO. (2009). Prevalensi Gangguan Jiwa di Indonesia. Diakses 1 Desember 2019.

Uttley, Lesley et al. (2015). The Clinical and Cost Effectiveness of Groupart Therapy
for People With Non-Psychoticmental Health Disorder: a Sydtematicreview
and Cost-Effectiveness Analysis. BMC Psyhiatry. 15 : 151.
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui

Pakem, Desember 2019

Clinical Instruktur (CI) Praktikan


Ruang Sadewa

( ) ( )

Pembimbing Akademik

( )

Anda mungkin juga menyukai