Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

PNEUMONIA

Nama : Hesti Runaini

NPM : 1914901110084

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA
Pneumonia adalah proses infeksi Etiologi : Bakteri (Streptococcus
akut yang mengenai jaringan pneumonia, S.pyogenes, Staphylococcus 1. Ketidakefektifan bersihan
paru-paru atau alveoli (Hidayat, aureus, dan Haemophilus influenza), jalan napas
2006). jamur, benda-benda asing, bahan kimia NOC: Mengeluarkan sputum,
dan aspirasi. jalan napas tetap paten.
NIC: Batuk efekif, posisi semi
fowler, mobilisasi untuk
memfasilitasi ekspansi dada dan
ventilasi.
2. Pola nafas tidak efektif
NOC: Mempertahankan ventilasi
adekuat
NIC: posisi semi/fowler, pantau
TTV, terapi O2
3. Intoleransi aktivitas
NOC: Activity tolerance,
Fatigue level.
NIC: Terapi latihan fisik,
manajemen energi, manajemen
lingkungan, terapi aktivitas
4. Hipertermi
NOC: Termoregulasi dalam
batas normal (36,5-37o C)
NIC: Kompres hangat, regulasi
suhu tubuh,
dan kaji TTV.
5. Nyeri
NOC: Nyeri berkurang/teratasi.
NIC: Pemijatan, mengatur
posisi, dan teknik relaksasi.
6. Intoleransi aktivitas
NOC: mampu beraktivitas
tanpa bantuan
NIC:beri lingkungan tenang,
batasi pengunjung, bantu
aktvitas perawatan diri
7. Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan
NOC: Menunjukkan
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan peningkatan nafsu makan
Manifestasi klinis: Demam,
NIC: identifikasi penyebab
Lab, Bronkhoskopi, foto thoraks berkeringat dan menggigil, Batuk
pemeriksaan sputum, AGD, mual muntah, makan sedikit
berdahak tebal dan kental (lengket),
tapi sering, asupan nutrisi
Pemeriksaan Radiologi, pemeriksaan Nyeri dada saat bernapas dalam
fungsi paru adekuat
ketika batuk, Sesak napas, Mual
8. Gangguan pola tidur
muntah atau diare.
NOC: Pola tidur adekuat
NIC: beri lingkungan nyaman
Penatalaksanaan Komplikasi :Infeksi darah, dan posisi nyaman
 Posisikan klien dalam keadaan fowler 45 ° Abses paru atau lubang 9. Resiko infeksi
 Pemberian Oksigen yang adekuat bernanah dan Efusi pleura. NOC: Infeksi tidak terjadi
 Bronkodilator seperti Aminofilin NIC: ubah posisi seing, batasi
 Pemberian antibiotic pengunjung, kolaborasi
pemberian antimikrobial
Daftar Pustaka 10.Resiko tinggi kekurangan
volume cairan
Doenges, M.E. (1993). Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3.Jakarta: EGC. NOC: turgor baik, mukosa
lembab, TTV normal
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Keperawatan Medikal-bedah Brunner & NIC: Kaji TTV, turgor, pantau
Sudarth. Edisi 8. Vol 3. Jakarta: EGC. masukan dan keluaran cairan,
beri cairan sesuai indikasi
Suyono, Slamet. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI : Jakarta

2
Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan Laboratorium
No Jenis Nilai normal Manfaat
. Pemeriksaan
1 Hemoglobin 12 sampai 15 g/dl Mendiagnosa penyakit, untuk
mengetahui kadar Hb dalam tubuh

2 Leukosit 4000 - 10.000/mm3 Untuk mengetahui jumlah sel darah


putih dalam tubuh, peningkatan
menandakan adanya infeksi atau
radang dalam tubuh

3 Eritrosit 4.10 – 6.00 juta/ul dilakukan untuk mengetahui adanya


kelainan sel darah merah yang
berfungsi sebagai alat transport utama
yang membawa oksigen.

4 Hematocrit 40 - 48 % hematokrit menggambarkan


perbandingan persentase antara sel
darah merah, sel darah putih dan
trombosit terhadap volume seluruh
darah atau konsentrasi (%) eritrosit
dalam 100mL/dL keselurahan darah.

5 Trombosit 150.000 hingga Mengetahui kadar pembekuan darah


400.000
6 LED/ESR 0-10 mm/jam bertujuan untuk memantau
keberadaan radang atau infeksi di
dalam tubuh.

8 AGD  pH darah arteri: digunakan untuk mengukur pH dan


7,38-7,42. kadar oksigen dan karbondioksida pada
 Tingkat penyerapan darah dari arteri. Tes ini dapat melihat
oksigen (SaO2): 94- kemampuan paru-paru untuk mengirim
100%. oksigen ke dalam darah dan
 Tekanan parsial mengeluarkan karbondioksida dari
oksigen (PaO2): 75- darah.
100 mmHg.
 Tekanan
parsial karbon
dioksida (PaCO2):
38-42 mmHg.
 Bikarbonat (HCO3):
22-28 mEq/L.

9 CRP Kurang dari tes darah yang mengukur jumlah


1.0 miligram per protein (yang disebut protein C-reaktif)
desiliter (mg/dL) atau dalam darah. Protein C-reaktif
kurang dari mengukur keseluruhan kadar
10 miligrams per peradangan dalam tubuh.
liter (mg/L) Kadar CRP yang tinggi disebabkan
oleh infeksi dan berbagai penyakit
jangka panjang lain.

3
10 Limfosit 20-34% dari seluruh Mengetahui jumlah limfosit yang
leukosit. merupakan bagian dari system imun .
peningkatan dari limfosit menandakan
adanya infeksi dalam tubuh

11 Granulosit 1.3-8 x 10 g/L Mengetahui jumlah granulosit yang


merupakan bagian dari system imun .
peningkatan dari limfosit menandakan
adanya infeksi dalam tubuh

12 Bilirubin 0 - 0.3 mg/dL. Tes bilirubin mengukur


kadar bilirubin pada darah. Bilirubin,
pigmen berwarna jingga-kuning,
adalah produk sisa dari perombakan sel
darah merah.

Banjarmasin, Juli 2020

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik

( Mariani, Ns.,M.Kep) ( Feriansyah, S.Kep., Ns)

4
5

Anda mungkin juga menyukai