Review Jurnal pengaruh kemasan plastic terhadap mutu sosis ikan gulamah
Dalam jurnal tersebut menggunakan 2 percobaan kemasan plastic polietilen
dan wraping plastic Styrofoam, didapatkan hasilnya untuk uji kadar air, bahwa wraping plastic Styrofoam lebih baik dari kantong plastic polietilen, dikarenakan “Wrapping plastic” memiliki tingkat kerapatan lebih rendah (< 0.915 g/cm3) dari kantung polietilen ((0,915 – 0,939 g/cm3) sehingga pengontrolan keluar masuknya uap air lebih baik. Hal inilah yang menyebabkan perbedaaan nilai kadar air sosis ikan gulamah yang dikemas menggunakan kemasan tersebut. Selain itu menurut Winarno (1982), kadar air permukaan produk juga dipengaruhi oleh kelembaban relatif (RH) udara di sekelilingnya. Selanjutnya nilai kandungan TPC yang lebih rendah pada sosis yang dikemas dengan kombinasi “wrapping plastic” styrofoam disebabkan oleh kondisi ketersediaan air untuk tumbuh kembangnya mikroba yang lebih rendah dibandingkan dengan sosis ikan yang dikemas menggunakan kantung polietilen. pada uji organoleptic rupa didapatkan nilai penampakan sosis yang dikemas dengan polietilen lebih baik bila dibandingkan dengan kombinasi “wrapping plastic” Styrofoam. Kemudian pada uji tektur sosis ikan gumalah menyatakan bahwa menggunakan kemasan plastic polietilen pada hari ke 6 sudah terjadi perubahan nilai tekstur, sedangkan menggunakan “wrapping plastic” Styrofoam terjadinya perubahan pada bahan ketika umur 15 hari, dari situ dapat disimpulkan penggunaan “wrapping plastic” Styrofoam lebih baik. Karena plastic polietilen cenderung lebih lambat dalam mengontrol air. Selanjutnya uji bau (aroma) didapatkan bahwa perubahan nilai bau sosis ikan terjadi pada hari penyimpanan ke-12 pada perlakuan yang dikemas dengan polietilen sedangkan perlakuan kombinasi wrapping plastic styrofoam pada hari penyimpanan ke-9. Terlihat jelas bahwa kantung polietilen memberikan perlindungan yang lebih lama terhadap nilai bau sosis ikan gulamah bila dibandingkan dengan kombinasi “wrapping plastic” styrofoam. Dikarenakan densitas kantung plastic polietilen lebih tinggi. Dikatakan oleh Shahidi dan Botta, 1994 menyatakan bahwa Semakin tinggi densitas kemasan plastik, maka daya permeabilitas bau yang dihasilkan suatu produk untuk berinteraksi keluar semakin rendah. Dan yang terakhir uji rasa bahwa perubahan terjadi pada pentimpanan hari ke - 9 yang dikemas menggunakan plastic polietilen maupun kombinasi “wrapping plastic” Styrofoam. Dengan demikian keduannya dapat mempertahankan nilai rasa dalam jangka waktu yang sama. Review Jurnal pengaruh penggunaan kemasan terhadap mutu kukis sukun
Dalam jurnal ke 2 ini menggunakan 3 percobaan kemasan yaitudengan
menggunakan kertas lilin, PE, dan PP. Dari hasil uji pertama kadar air didapatkan yaitu Kadar air kukis sukun yang dikemas dengan kemasan kertas lilin lebih tinggi dibanding kukis sukun yang dikemas dengan kemasan plastik, hal ini disebabkan oleh karakteristik dari kemasan kertas yang memiliki ukuran pori-pori yang lebih besar dari kemasan plastik. Sehingga jumlah kadar air yang terdifusi ke dalam produk pangan lebih besar dibanding dengan kemasan plastic. Uji ke dua bilangan peroksida didapatkan rata-rata yang diperoleh bilangan peroksida semakin menurun dengan semakin baiknya kemampuan permeabilitas bahan kemasan. Dikarenakan kemasan plastik mampu menekan masuknya uap air dan oksigen ke dalam bahan pangan. Plastik PP lebih baik dalam menekan peningkatan bilangan peroksida dibandingkan dengan kemasan plastik PE, dan kertas lilin. Plastik PP memiliki permeabilitas terhadap O2 dan uap air lebih rendah dibandingkan plastic PE. Uji total bakteri didapatkan dari ke 3 kemasan plastic PP oaling rendah jumlah bakterinya, dikarenakan PP memiliki sifat yang tidak bereaksi dengan bahan, dapat mengurangi kontak antara bahan dan O2, tidak menimbulkan racun dan mampu melindungi bahan dari kontaminan (Pantastico, 1988 dalam Hartatik, 2007). Pengujian sensori didapatkan rasa pada hari ke-28 dan hari ke-42 pada kukis sukun yang dikemas dengan plastik PP dan PE berbeda tidak nyata, namun berbeda nyata dengan kukis sukun yang dikemas kertas lilin. Hasil penilaian keseluruhan kukis sukun menunjukkan bahwa perlakuan kukis sukun yang dikemas plastik PP dan plastik PE lebih disukai dibandingkan kukis sukun yang disimpan tanpa kemasan dan kertas lilin. Penentuan kemasan terbaik yang dihasilkan dari penilaian secara kimia dan sensori adalah kemasan plastik Polipropilen. Kemasan plastik Polipropilen mampu menekan peningkatan kadar air, bilangan peroksida, dan total bakteri.