SIRKULASI
KATUP PULMONALIS
ARTERI PULMONALIS
PARU – PARU
VENA PULMONALIS
ATRIUM KIRI
KATUP MITRAL
VENTRIKEL KIRI
KATUP AORTA
AORTA (SELURUH TUBUH)
Pembuluh darah Jantung dan
sadaapan EKG
SADAPAN EKG
Singkatan : S A L I L A P
S = Septal (v1,v2)
A = Anterior (v3,v4)
L = Lateral (v5,v6)
Do you know???
KLASIFIKASI:
a. Stable Angina
Khas:
Durasi : < 20 menit nyeri berkurang
Etiologi : Plak aterosklerosis (Jadi plak lepas dan menyumbat)
GK : Nyeri menghilang saat istirahat
P. Penunjang
EKG : Normal
Enzim jantung : Myoglobin (N), CKMB (N), Troponin
T/I (N)
Note:
Jika ditanya pemeriksaan anjuran awal yaitu Treadmill.
Jika ditanya pemeriksaan yg paling sensitif Troponin I
Spesifik waktu pemeriksaan enzim meningkat
Myoglobin => Muncul 1-4 jam post serangan
=> Bertahan < 24 jam
Penatalaksanaan:
NOTE : Jika ditanya obat terapi awal yaitu ISDN
Jika ditanya obat terapi yang paling tepat yaitu Aspilet
1. Oksigen Nasal Kanul 2-4 Liter
Fungsi : Untuk mencukupi suplay oksigen ke otak
2. Vasodilator
Fungsi : Untuk melebarkan pembuluh darah yang tersumbat
Obat :
- ISDN (5 mg, 3 kali pemberian, sublingual)
Kontra indikasi
pada:
- Hipotensi,
- Takiaritmia,
- Riw. Piagra
Obat :
- Bisoprolol 1x2.5 mg atau
Bisoprolol 1x5 mg
5. Anti Kolesterol
Fungsi :
- Menurunkan kadar koleterol dalam darah, dalam hal
ini yang merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
stable angina.
- Obat anti kolesterol yang biasa di gunakan yaitu
golongan statin (hal ini di karnakan karna terjadi
peningkatan kadar LDL dalam darah, sedangkan
kadar tigliserida rendah atau normal. Nanti akan
dibahas lebih lanjut dalam pembahasan penyakit
dislipidemia)
Obat :
- Statin
Simpastatin 20%,40% tergantung nilai LDL
(1x1)
Atrovostatin jika disertai hipertensi
(1x1)
b. Acute Coronary Syndrom (ACS)
Khas : Nyeri tidak hilang dengan istirahat
Jenis :
1. Unstable angina
Khas:
Durasi : > 20 menit nyeri berkurang
Etiologi : ½ Trombus
GK : Nyeri tidak menghilang saat istirahat
P. Penunjang
EKG : Normal, T-Inverted, ST-Depresi
Normal
T-Inverted
ST-Depresi
Note:
Jika ditanya pemeriksaan anjuran awal yaitu Treadmill.
Jika ditanya pemeriksaan yg paling sensitif Troponin I
Spesifik waktu pemeriksaan enzim meningkat
Myoglobin => Muncul 1-4 jam post serangan
=> Bertahan < 24 jam
Penatalaksanaan:
SINGKATAN : ONACOM
(Oksigen, Nitrat/ISND, Aspirin, Clopidogrel, Morfin)
NOTE : Jika ditanya obat terapi awal yaitu ISDN
Jika ditanya obat terapi yang paling tepat yaitu
Aspilet
6. Oksigen Nasal Kanul 2-4 Liter
Fungsi : Untuk mencukupi suplay oksigen ke otak
7. Vasodilator
Fungsi : Untuk melebarkan pembuluh darah yang tersumbat
Obat :
- ISDN (5 mg, 3 kali pemberian, sublingual)
Kontra indikasi
pada:
- Hipotensi,
- Takiaritmia,
- Riw. Piagra
8. Anti Platelet
Fungsi :
- Obat antiplatelet digunakan untuk mengobati penyakit
jantung. Obat ini adalah kelompok obat kuat yang
mencegah pembentukan gumpalan darah.
Obat :
- Clopidogrel (CPG) 1x75 mg di telan 4-8 tab
- Aspilet 1x80 mg di kunyah 2-4 tab
9. Morfin
Fungsi :
- Sebagai antinyeri dan penenang pengobatan terakhir
2. N-STEMI
Khas:
Durasi : > 20 menit nyeri berkurang
Etiologi : Trombus Total
GK : Nyeri tidak menghilang saat istirahat
P. Penunjang
EKG : T-Inverted, ST-Depresi
T-Inverted
ST-Depresi
Note:
Jika ditanya pemeriksaan anjuran awal yaitu Treadmill.
Jika ditanya pemeriksaan yg paling sensitif Troponin I
Spesifik waktu pemeriksaan enzim meningkat
Myoglobin => Muncul 1-4 jam post
serangan
=> Bertahan < 24 jam
11. Vasodilator
Fungsi : Untuk melebarkan pembuluh darah yang tersumbat
Obat :
- ISDN (5 mg, 3 kali pemberian, sublingual)
Kontra indikasi
pada:
- Hipotensi,
- Takiaritmia,
- Riw. Piagra
13. Morfin
Fungsi :
- Sebagai antinyeri dan penenang pengobatan terakhir
3. STEMI
Khas:
Durasi : > 20 menit nyeri berkurang
Etiologi : Trombus Total
GK : Nyeri tidak menghilang saat istirahat
P. Penunjang
EKG : ST-Elevasi
ST-Elevasi
Note:
Jika ditanya pemeriksaan anjuran awal yaitu Treadmill.
Jika ditanya pemeriksaan yg paling sensitif Troponin I
Spesifik waktu pemeriksaan enzim meningkat
Myoglobin => Muncul 1-4 jam post
serangan
=> Bertahan < 24 jam
Penatalaksanaan:
SINGKATAN : ONACOM
(Oksigen, Nitrat/ISND, Aspirin, Clopidogrel, Morfin)
NOTE : Jika ditanya obat terapi awal yaitu ISDN
Jika ditanya obat terapi yang paling tepat yaitu
Aspilet
14. Oksigen Nasal Kanul 2-4 Liter
Fungsi : Untuk mencukupi suplay oksigen ke otak
15. Vasodilator
Fungsi : Untuk melebarkan pembuluh darah yang tersumbat
Obat :
- ISDN (5 mg, 3 kali pemberian, sublingual)
Kontra indikasi
pada:
- Hipotensi,
- Takiaritmia,
- Riw. Piagra
17. Morfin
Fungsi :
- Sebagai antinyeri dan penenang pengobatan terakhir
Congestive Hearth Failure
(CHF)
DEFENISI
CHF adalah Kegagalan jantung kiri (Atrium dan Ventrikel kiri => gejala sesak)
dan jantung kanan (Atrium dan Ventrikel kanan => gejala oedem tungkai).
Hipertensi Hard Disease/ HHD dimana bila terdapat pembesaran jantung hanya
pada satu bagian jantung.
DIAGNOSIS
Diagnosis CHF di tegakan dengan menggunaan anemnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang.
Untuk mempermudah penegakan diagnosis kita dapat menggunakan Kriteria
Farmingham:
Syarat Dx:
- 1 Mayor + 2 Minor
- 2 Mayor
Mayor Minor
(Singkatan : HP JOKO S) (Singkatan : BU TEH S)
Note:
Hipertensi => Grade 1 (>140-159 / >90-99)
PND => Paroxysmal Nocturnal Dyspnea
“Paroxysmal” adalah episode gejala yang muncul
tiba-tiba dan dapat terjadi kembali. “Nocturnal”
adalah waktu malam hari, jadi PND adalah nafas
yang tiba-tiba pendek pada saat tidur.
JPV ↑ => Jugular venous pressure (JVP)
adalah tekanan sistem vena yang diamati secara
tidak langsung (indirek). Peningkatan JVP dapat
dilihat sebagai distensi vena jugularis,
yaitu JVP tampak hingga setinggi leher, jauh lebih
tinggi daripada normal (normal JPV is < 4 cm above
the sternal angle or < 9 cm above the right atrium)
Kardiomegali => Pembesaran jantung > 50% => ((a+b)/c)x100%
Orthopnea => adalah suatu gejala kesulitan bernapas yang terjadi
ketika seseorang berbaring telentang. Biasanya,
ketika berbaring Anda akan susah bernapas hingga
batuk dan suara mengi muncul
Pemeriksaan Penunjang:
Foto Thorax
- Kerdiomegali
o CTR > 50% => ((a+b)/c)x100%
- Efusi Pleura
o Sudut cosopernicus tumpul
o Cearly be line/Pleura line
o Garis ewis damasque
- Akut lung Oedem (Oedem Paru)
o Bat wing apparance
Ecokardografi
- Ejeksi Fraksi <50%
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Awal
Note : dilakukan saat hasil pemeriksaan foto thorax (+)
Singkatan : LMNOP
- L => Lasix
- M => Morfin 2-4 mg
- N => Nitrat/Nitrogliserin/Isosorbitdinitrat/ISDN 5 mg (max 3x)
- O => Oksigen MMB 15L/i
- P => Posisi semifolar
Penatalaksanaan Tepat
NYHA :
- NYHA 1=> Ciri: Tidak ada batasan dalam aktivitas
=> Th :
o Diuretik : Furosemide 1 x 1
Atau
o ACE : (Captopril 2-3 x 12,5 mg), atau
ARB : (Valsartan 1 x 80 mg)
KLASIFIKASI
AHA :
- AHA 1 => Gejala klinis (-), Kerusakan Struktur (-), Faktor Resiko (+)
- AHA 2 => Gejala klinis (-), Kerusakan Struktur (+), Faktor Resiko (+)
- AHA 3 => Gejala klinis (+), Kerusakan Struktur (+), Faktor Resiko (+)
=> Respon terapi baik
- AHA 4 => Gejala klinis (+), Kerusakan Struktur (+), Faktor Resiko (+)
=> Respon terapi kurang baik
Hipertensi
JENIS:
Primer
- Sinonim hipertensi primer adalah Hipetensi esensial
- Penyebab hipertensi primer yaitu idopatik/tidak jelas
Sekunder
- Penyebab hipertensi sekunder yaitu penyakit lain seperti gangguan ginjal.
KLASIFIKASI:
PENATALAKSANAAN:
Jenis Obat:
Jenis Obat Contoh Dosis
Thiazid HCL 1 x 12,5 mg
ACE Inhibitor Captopril 2-3 x 12,5 mg
ARB Valsartan 1 x 80 mg
Candesartan
CCB Dehidroperidin
- Berfungsi sebagai anti hipetensi
saja
- Jenis : Nefedipin 1 x 30 mg
Amlodipin 1 x 5 mg
Non-Dehidroperidin
- Berfungsi sebagai anti
hipertensi dan anti aritmia
- Jenis : Verampamil 1x1
Diltiazem 1x1
B-Blocker Selektif
- Mempengaruhi pembuluh darah
saja
- Jenis : Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Atenolol
Esmolol
Non-Selektif
- Mempengaruhi pembuluh darah
dan di saluran pernapasan.
- Jenis : Propanolol 1 x 40-160 mg
JENIS :
HT Emergency
- Khas : Mengenai organ target ( Singkatan : JOGAM) :
J => Jantung
O => Otak
G => Ginjal
A => Arteri
M => Mata
- Target Penurunan tekan darah: < 20-25 MAP dalam waktu hitungan menit
atau jam.
- Terapi :
CCB dehidroperidin ( Nicardipin IV 5 mg/jam)
HT Urgency
- Khas : Tidak mengenai organ target
- Target Penurunan tekan darah: < 20-25 MAP dalam waktu hitungan < 2
jam.
- Terapi :
CCB dehidroperidin ( Nicardipin 1x30 mg)
Penyakit Jantung Rematik
ETIOLOGI:
Streptococus Beta Hemoliticus Grup A
Streptococus Pyogens
FAKTOR RESIKO:
ISPA
KRITERIA JONES:
Mayor Minor
Singkatan : CAPOCES SINGKATAN : CAFEPAL
DIAGNOSIS:
1 Mayor + 2 Minor
2 Minor
DIAGNOSIS BANDING:
Carditis
- Khas :
Suara mur-mur di katup mitral
Demam
Endokarditis
- Khas :
Suara mur-mur
Demam
Echocardiogram tampak gangguan
Kultur darah (Hasil : Terdapat Vegetasi)
Jenis :
1. Etiologi: Streptaphilococus aureus
=> Faktor: Suntikan
=> Lokas: Katup Trikuspid
Singkatan (TAS)
Miokarditis
- Khas :
Suara mur-mur
Demam
Riwayat Tonsilitis Difteri
EKG : ST-Depresi disemua LEAD
Perikarditis
- Khas :
Suara mur-mur di katup mitral
EKG : ST-Elevasi di semua LEAD
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Swab Tenggorokan
ASTO
Biopsi (Ditemukan Ascop Body)
PENATALAKSANAAN:
Benzatin Penisilin 1,2 Juta (Single Dose)
Atau
Faktor Resiko :
- Diabetes Mielitus
- Dislipidemia
- Hipertensi
Gejala klinis :
- Nyeri
- Kebas
- Dingin
Khas :
- Claudio Intermiten (nyeri dipengaruh atau tidak oleh aktivitas gerakan)
Grade :
- Grade I : Asimtomatik
- Grade II A : Jarak > 200 meter
- Grade II B : Jarak < 200 meter
- Garde III : Saat istirahat
- Garde IV : Gangren
Penatalaksanaan
- Berhenti mengonsumsi tembakau, olahraga, dan diet yang sehat adalah
bentuk penanganan yang biasanya berhasil.
- Obat atau operasi dapat membantu jika perubahan ini tidak cukup.
- Your doctor may prescribe daily aspirin therapy or another medication, such
as clopidogrel (Plavix). Symptom-relief medications. The drug cilostazol
increases blood flow to the limbs both by keeping the blood thin and by
widening the blood vessels
Burger Disease
Definsi
- Penyumbatan pada pembuluh darah perifer.
- Thromboangiitis obliterans, also known as Buerger disease is a recurring
progressive inflammation and thrombosis (clotting) of small and medium
arteries and veins of the hands and feet.
Sinonim
- Tromboplebitis Obliterans
Gejala klinis :
- Nyeri
- Kebas
- Dingin
- Nekrosis
Faktor Resiko
- Merokok
Penatalaksanaan
- Menghentikan penggunaan tembakau
- Medications to dilate blood vessels, improve blood flow or dissolve blood
clots
- Intermittent compression of the arms and legs to increase blood flow to your
extremities
- Spinal cord stimulation
- Amputation, if infection or gangrene occurs
Reynaund Disease
Definsi
- Penyakit vaskuler yang di sebabkan oleh suasana dingin.
- Raynaud syndrome, also known as Raynaud's phenomenon, is a medical
condition in which spasm of arteries cause episodes of reduced blood flow.
Faktor Resiko
- Suhu yang terlalu rendah
Gejala Klinis
- Nyeri
- Kebas
- Perubahan warna menjadi Pucat
Penatalaksanaan
- Non-Farmakologi
Dressing for the cold in layers
and wearing gloves or heavy
socks usually are effective in
dealing with mild symptoms of
Raynaud's
- Farmakologi
Calcium channel blockers. These drugs relax and open small blood
vessels in your hands and feet, decreasing the frequency and severity of
attacks in most people with Raynaud's. These drugs can also help heal
skin ulcers on your fingers or toes. Examples include nifedipine
(Afeditab CR, Procardia, others), amlodipine (Norvasc), felodipine and
isradipine.
Vasodilators. These drugs, which relax blood vessels, include
nitroglycerin cream applied to the base of your fingers to help heal skin
ulcers. Other vasodilators include the high blood pressure drug losartan
(Cozaar), the erectile dysfunction medication sildenafil (Viagra,
Revatio), the antidepressant fluoxetine (Prozac, Sarafem, others) and a
class of medications called prostaglandins.
- Definitif
Nerve surgery. Sympathetic nerves in your hands and feet control the
opening and narrowing of blood vessels in your skin. Cutting these
nerves interrupts their exaggerated responses.
Through small incisions in the affected hands or feet, a doctor strips
these tiny nerves around the blood vessels. This surgery
(sympathectomy), if successful, might reduce the frequency and
duration of attacks.
Chemical injection. Doctors can inject chemicals such as local
anesthetics or onabotulinumtoxin type A (Botox) to block sympathetic
nerves in affected hands or feet. You might need to have the procedure
repeated if symptoms return or persist.
Takayasu Disease
Definsi
- Penyakit vaskuler yang terjadi karna peradangan yang bersifat kronis pada
pembuluh darah.
Sinonim
- Pulseless disease, occlusive thromboaortopathy, and Martorell syndrome
Gejala Klinis
- Perbedaan tekanan darah kaki atau tangan kiri dan kanan
- Terkadang di sertai peningkatan suhu tubuh
Penunjang
- Takayasu arteritis is ultimately diagnosed with an angiogram of the arteries
(arteriogram) whereby a contrast material is injected into the blood vessels
which makes them visible by X-ray.
Penatalaksanaan
- The treatment of Takayasu disease involves suppressing the inflammation
with cortisone medication (prednisone, prednisolone)
- Jika pasien resisten cortison dapat di gunakan (methotrexate (Rheumatrex,
Trexall), cyclosporine, cyclophosphamide (Cytoxan), and azathioprine
(Imuran))
- Vascular surgery procedures and/or angioplasty with stents can be required
to treat aneurysms and severe blood vessel narrowing.
Acute Limb Ischemic
Definsi
- Penyakit vaskuler yang terjadi penurunan perfusi arteri tungkai karena
adanya oklusi akibat emboli atau thrombus.
Penatalaksanaan
- Penyakit vaskuler yang terjadi penurunan perfusi arteri tungkai karena
adanya oklusi akibat emboli atau thrombus.
Penyakit Vaskuler
(Vena)
Khas Vena : Klinis utamanya adalah Bengkak
Gejala Klinis:
- Bengkak
- Merah
- Hangat
- Nyeri
Khas (Trias) :
- Statis (Bediri lama, Obesitas, berjalan jauh, ibu hamil)
- Hiperkoagubilitas (Efek dari kemoterapi)
- Disfungsi Endotel (Trauma)
Pemeriksaan Fisik :
- Hormon sign (Nyeri saat dorsofleksi)
Pemeriksaan Penunjang :
- USG Doppler
- Venografi
- D-dimer
Penatalaksanaan :
- Antikoagulan
Heparin
Warparin
Inversi Vena Kronis
Definisi:
- Suatu kondisi dimana terjadi gangguan aliran pada vena kaki yang dapat
menyebabkan gejala seperti venektasi (varises), Talengektasis, gangguan
katup vena superfisial.
Faktor Resiko:
- Berdiri Lama
Penatalaksanaan:
- Elevasi Tungkai
- Stocking
- Sklerotherapi
- Ligasi
Penyakit Jantung Kongenital
SIANOSIS (Terjadi Perubahan Warna Biru pada bagian tubuh)
Tetralogi Of Fallot
Definisi:
Tetralogy of Fallot. Tetralogy of Fallot atau TOF adalah gangguan pada bayi
yang disebabkan oleh kombinasi empat penyakit jantung bawaan saat lahir.
Khas :
PROV
P => Pulmonal Stenosis
R => Righ Ventrikel Hipertrofi (RVH)
O => Overaiding Aorta
V => Ventrikel Septal Defect (VSD)
Klinis :
- Pasien mengalami sianosis/biru saat nangis
- Keluhan berkurang saat pasien jongkok
Pemeriksaaan Penunjang
- Pulmonal Stenosis
Pada pemeriksaan suara katup pulmonal terdengar suara mur-mur sistolik.
- Right Ventrikel Hipertrofi (RVH)
- Overaiding Aorta
Penatalaksanaan :
- Surgery is the only effective treatment for tetralogy of Fallot. Surgical
options include intracardiac repair or a temporary procedure that uses a
shunt.
Esimenger Syndrome
Definisi:
- Kondisi kelainan jantung bawaan yang awalnya terjadi tidak mengalami
sianosis (Asioanotik) dan dengan kompensasi waktu yg lama kondisi
tersebut menjadi sianotik.
- Kondisi yang di sebabkan kompensasi VSD (Ventrikel Septal Defect)
dalam jangka waktu yang lama.
- Sindrom Eisenmenger atau Eisenmenger syndrome adalah kelainan bawaan
yang mengakibatkan bercampurnya darah bersih dengan darah kotor.
Kondisi ini menyebabkan anak mudah lelah dan membiru. ... Akibat kondisi
ini, tekanan di pembuluh darah paru-paru akan meningkat dan berisiko
menimbulkan gagal jantung
Klinis :
- Pasien mengalami sianosis
- Sebelumnya pasien tidak mengalami sianosis
- Eisenmenger syndrome signs and symptoms include:
Bluish or grayish skin color (cyanosis)
Large, rounded fingernails or toenails (clubbing)
Easily tiring and shortness of breath with activity
Shortness of breath while at rest
Chest pain or tightness
Skipped or racing heartbeats (palpitations)
Fainting (syncope)
Coughing up blood (hemoptysis)
Dizziness
Numbness or tingling in the fingers or toes
Headaches
Abdominal swelling
Penatalaksanaan :
- Medications
Medications are the primary treatment option for Eisenmenger syndrome.
You'll need to be monitored closely by a doctor when taking medications
for any changes in blood pressure, fluid volume or pulse rate.
Medications for Eisenmenger syndrome include:
Medications to control arrhythmias. If you have an arrhythmia, you
may receive medications to control your heart rhythms.
Iron supplements. Your doctor may prescribe iron supplements if he
or she finds your iron level is too low. Don't start taking iron
supplements without talking to your doctor first.
Aspirin or other blood-thinning medications. If you have had a
stroke, blood clot or certain types of irregular heart rhythms, your
doctor may recommend aspirin or other blood thinners such as warfarin
(Coumadin, Jantoven).
However, people who have Eisenmenger syndrome are also at
increased risk of bleeding when taking these medications, so don't take
any blood thinners unless your doctor tells you to do so.
Don't take over-the-counter pain medications, such as ibuprofen (Advil,
Motrin IB, others) or naproxen (Aleve, others), without talking to your
doctor first.
Medications to relax blood vessels (vasodilators). Drugs commonly
used to treat pulmonary hypertension can help open narrowed arteries
in the lungs and allow blood to flow through more easily.
o Antibiotics. Depending on your condition, you may need to take
antibiotics before having certain dental and medical procedures.
These procedures may allow bacteria to enter your bloodstream.
Antibiotics taken before these procedures can help destroy or
control the harmful bacteria that may lead to an infection of your
heart's tissues (endocarditis).
Antibiotics are recommended only before certain dental procedures
(those that cut your gum tissue or part of the teeth) and procedures
involving the respiratory tract, infected skin or tissue that connects
muscle to bone.
- Heart-lung transplantation
Some people who have Eisenmenger syndrome may eventually need a heart
and lung transplant or a lung transplant with repair of the hole in the heart if
no other treatments prove effective.
Birth control and pregnancy
If you have Eisenmenger syndrome, becoming pregnant poses serious
health risks — and can be fatal — for the mother and baby. It's critical that
women who have Eisenmenger syndrome avoid becoming pregnant.
Your doctor may recommend nonreversible birth control, such as tubal
ligation or Essure. Essure is a metal coil inserted through the vagina into the
fallopian tubes that causes scar tissue to develop. This blocks the fallopian
tubes.
Having your fallopian tubes tied (tubal ligation) is less often recommended
due to the risks of having even minor surgery.
Birth control pills containing estrogen aren't recommended for women who
have Eisenmenger syndrome. Estrogen increases your risk of developing
blood clots that could potentially block an artery to your heart, brain or
lungs. Using only barrier methods, such as condoms or diaphragms, isn't
recommended due to the risk of those methods failing.
Gejala Klinis :
- Blue color of the skin (cyanosis)
- Shortness of breath
- Lack of appetite
- Poor weight gain
Pemeriksaan Penunjang :
- Egg Shape
Penatalaksanaan :
All infants with transposition of the great arteries need surgery to correct the
defect.
Before surgery
- Your baby's doctor may recommend several options to help manage the
condition before corrective surgery. They include:
Medication. The medication prostaglandin E1 (alprostadil) helps keep
the connection between the aorta and pulmonary artery open (ductus
arteriosus), increasing blood flow and improving mixing of oxygen-
poor and oxygen-rich blood until surgery can be performed.
Atrial septostomy. This procedure — usually done using cardiac
catheterization rather than surgery — enlarges a natural connection
between the heart's upper chambers (atria). It allows for the oxygen-
rich and oxygen-poor blood to mix and results in improved oxygen
delivery to your baby's body.
Surgery
- Surgical options include:
Arterial switch operation. This is the most common surgery used to
correct transposition of the great arteries. Surgeons usually perform this
surgery within the first month of life.
During an arterial switch operation, the pulmonary artery and the aorta
are moved to their normal positions: The pulmonary artery is connected
to the right ventricle, and the aorta is connected to the left ventricle.
The coronary arteries also are reattached to the aorta.
If your baby has a ventricular septal defect or an atrial septal defect,
those holes usually are closed during surgery. In some cases, however,
the doctor may leave small ventricular septal defects to close on their
own.
Atrial switch operation. In this surgery, the surgeon makes a tunnel
(baffle) between the heart's two upper chambers (atria). This diverts the
oxygen-poor blood to the left ventricle and the pulmonary artery and
the oxygen-rich blood to the right ventricle and the aorta.
With this procedure, the right ventricle must pump blood to the body,
instead of just to the lungs as it would do in a normal heart. Possible
complications of the atrial switch operation include irregular heartbeats,
baffle obstructions or leaks, and heart failure due to long-term problems
with right ventricle function.
After surgery
- After corrective surgery, your baby will need lifelong follow-up care with a
heart doctor (cardiologist) who specializes in congenital heart disease to
monitor his or her heart health. The cardiologist may recommend that your
child avoid certain activities, such as weightlifting or competitive sports,
because they raise blood pressure and may stress the heart.
-
- Talk to your or your child's doctor about what type of
physical activities you or your child can do, and how
much and how often.
-
- Many people who undergo the arterial switch
operation don't need additional surgery. However,
some complications, such as arrhythmias, heart valve
leaks or problems with the heart's pumping, may
require additional treatment.
Penyakit Jantung Kongenital
ASIANOSIS (Tidak terjadi perubahan warna biru pada bagian tubuh)
Gejala Klinis:
- Shortness of breath, especially when exercising
- Fatigue
- Swelling of legs, feet or abdomen
- Heart palpitations or skipped beats
- Stroke
Pemeriksaan Penunjang:
- Heart murmur (mur-mur Ijeksi Sistolik, Mur-mur split pleating) , a
whooshing sound that can be heard through a stethoscope from RIC II/III
PS.
Gejala Klinis:
- Asianosis
- Mur-mur pansistolik di ICS III/IV linea parasternalis sinistra
Pemeriksaan Penunjang:
- Echocardiogram.
In this test, sound waves produce a video image of the heart.
Doctors may use this test to diagnose a ventricular septal defect and
determine its size, location and severity.
It may also be used to see if there are any other heart problems.
Echocardiography can be used on a fetus (fetal echocardiography).
- Electrocardiogram (ECG).
This test records the electrical activity of the heart through electrodes
attached to the skin and helps diagnose heart defects or rhythm
problems.
- Chest X-ray.
An X-ray image helps the doctor view the heart and lungs.
This can help doctors see if the heart is enlarged and if the lungs have
extra fluid.
- Cardiac catheterization.
In this test, a thin, flexible tube (catheter) is inserted into a blood vessel
at the groin or arm and guided through the blood vessels into the heart.
Through cardiac catheterization, doctors can diagnose congenital heart
defects and determine the function of the heart valves and chambers.
- Pulse oximetry.
A small clip on the fingertip measures the amount of oxygen in the
blood.
Paten Ductus Arteriosus (PDA)
Definisi:
Patent ductus arteriosus (PDA) adalah kelainan jantung bawaan yang biasanya
dialami oleh bayi dengan kelahiran prematur. Kondisi ini terjadi ketika ductus
arteriosus tetap terbuka setelah bayi lahir. Bila dibiarkan tidak tertangani, PDA
dapat memicu hipertensi pulmonal, aritmia, dan gagal jantung.
Gejala Klinis:
- Asioanosis
- Mur-mur continue di ICS II/III linea parasternalis sinistra
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan PDA meliputi
pemeriksaan elektrokardiografi, radiologi, dan ekhokardiografi.
- Pada penderita dengan PDA kecil EKG- nya masih dalam batas normal.
- Pada PDA yang cukup besar pada usia beberapa minggu kemudian akan
tampak gambaran hipertrofi ventrikel kiri dan dilatasi atrium kiri.
- Sedangkan pada PDA besar atau bila tahanan paru telah naik, gambaran
EKG-nya adalah deviasi sumbu ke kanan, hipertrofi ventrikel kanan
dan kadangkala ada hipertrofi atrium kanan.
Coartio Aorta
Definisi:
- Koartasio aorta adalah suatu penyakit jantung bawaan berupa penyempitan
pada arkus aorta distal atau pangkal aorta desendens torakalis, diatas duktus
arteriosus (pre-ductal), didepan duktus arteriosus (juxta ductal) atau
dibawah duktus arteriosus (post ductal). Pada neonatus sering disertai
hipoplasi segmen isthmus atau arkus aorta bagian distal, akibat aliran yang
kurang melalui arkus selama masa janin. Pada anak yang lebih besar
ditemukan kolateral antara aorta bagian proksimal koartasio aorta dengan
bagian distal koartasio aorta.1-3 Koartasio aorta dapat merupakan suatu
kelainan tunggal atau disertai abnormalitas kardiovaskular lainnya, seperti
bicuspid aortic valve (BAV), aneurisme intrakranial, hipoplasia arkus aorta,
defek septum ventrikel (DSV), duktus arteriosus persisten (DAP) dan
kelaianan katup jantung.
Gejala Klinis:
- Asioanosis
- Aliran darah atas dan bawah beda
Pemeriksaan Penunjang:
- Gambaran seperti sortgun
Kelainan Katup
Jenis Katup jantung (APTM => Aorta, Pulmonal, Trikuspid, Mitral)
DIASTOLIK
Mur-mur distolik pada bagian katup tertentu:
M S A I D atau T S P I D
Mitral
- Lokasi : RIC IV/V, Mid Clavicula Dextra
- Diagnosis : Mitral Stenosis
Aorta
- Lokasi : RIC II, Parastrenal Sinistra
- Diagnosis : Aorta Infusiensi/ Regurgitasi
Pulmonal
- Lokasi : RIC II, Parastrenal dextra
- Diagnosis : Pulomonal Infusiensi/ Regurgitasi
Trikusipid
- Lokasi : RIC IV/V, Parastrenal dextra
- Diagnosis : Aorta Stenosis
SISTOLIK
Mur-mur Sistolik pada bagian katup tertentu:
M I S A S atau T I S P S
Mitral
- Lokasi : RIC IV/V, Mid Clavicula Dextra
- Diagnosis : Mitral Infusiensi/ Regurgitasi
Aorta
- Lokasi : RIC II, Parastrenal Sinistra
- Diagnosis : Aorta Stenosis
Pulmonal
- Lokasi : RIC II, Parastrenal dextra
- Diagnosis : Pulmonal Stenosis
Trikusipid
- Lokasi : RIC IV/V, Parastrenal dextra
- Diagnosis : Trikuspid Infusiensi/ Regurgitasi
Aritmia
Aritmia adalah gangguan pada kondisi aliran darah yang ditandain dengan perubahan
heart rate baik cepat (Takidardi => HR > 100 kali/menit) atau lambat (Bradikardi =>
HR < 60 kali/menit)
2. HR Ireguler :
(Jumlah puncak gelombang R dalam 30 kotak sedang) x 10
5. Gelombang QRS :
QRS Sempit : < 3 kotak sedang
QRS Lebar : > 5 kotak sedang
QRS Reguler : Setiap gelombang dengan skilus yg sama
QRS Ireguler : Setiap gelombang dengan siklus berbeda
SHOCKABLE UNSHOCKABLE
TERAPI:
- DEFIBRILASI + RJP + IV LINE TERAPI:
- DEFIBRILASI + RJP + AMIODARON 300 mg - RJP + IV LINE + EPINEPRIN
- DEFIBRILASI + RJIP + EPINEFRIN 1 mg - RJP
TERAPI:
- ATROPIN 0,5 mg
TERAPI:
- DOPAMIN 2-20 mcg/KGBB
- PACEMAKER
- EPHINERIN 2-10 mcg/KGBB
HIPERTROPI JANTUNG
Hipertropi jantung adalah pembesaran bagian jantung baik jantung kiri ataupun kanan. Hal ini sering terjadi pada kasus seperti congestif heart
failure (CHF). Dalam hal ini hipertropi jantung kiri atau kanan dapat dilihat dengan menggunakan ciri ciri dari Foto rontgen dan
Elektrokardiografi.
PEMBESARAN
JANTUNG
ATRIUM VENTRIKEL
ATRIUM KANAN/ RCH/ ATRIUM KIRI/ LAH/ VENTRIKEL KANAN/ RVH/ VENTRIKEL KIRI/ LVH/
RIGHT ATRIUM HIPERTROPI LEFT ATRIUM HIPERTROPI RIGHT VENTRIKEL HIPERTROPII LEFT VENTRIKEL HIPERTOPI
B. Gejala Klinis
- Mata merah
- Visus menurun
- Ada sekret dipagi hari
C. Pemeriksaan fisik
- Injeksi konjungtiva
- Sekret positif
D. Klasifikasi
Infeksi
1. Konjungtivitis Bakteri
Khas:
- Sekret Kental
Pemeriksaan Penunjang:
- Shif to the left (PMN ↑)=>Basofil, Eosinofil, Neutrofil
Etiologi:
- Konjungtivitis Gonore
* Etiologi : Nissceria Gonore
* Khas : Pada Bayi, Ibu Hamil riw.Gonore
* Pemeriksaan Penunjang : Diplokokus Gram Negatif
Copy bean
* Terapi : IRIGASI KOLAM C
Awal : Irigasi NaCl 0,9%
Topikal : Kloramfenikol 0,5-1 %
Sistemik : Ceftriaxon 50 mg/ KgBB
- Konjungtivitis Trakoma
* Etiologi : Clamedia Trakomatis
* Khas : Folikel, Papil, Herbets pit
* Pemeriksaan Penunjang : Inklusi Body
* Terapi : TETEK AD
Topikal : Tetrasiklin 1%
Eritromisin 1%
Sistemik : Azitromisin 1 gr SD
Doksisiklin 2 x 100 mg
- Konjungtivitis Katarnal
* Etiologi : Streptococcus Pneumonia
* Khas : Daerah endemik penumonia
Sekret lengket
* Terapi : TETEK AD
Topikal : Kloramfenikol 0,5-1 %
Sistemik : Ceftriaxon 50 mg/ KgBB
2. Konjungtivitis Virus
Khas:
- Sekret Serous (Encer)
- Folikel (+)
Pemeriksaan Penunjang:
- Shif to the right (MN ↑)=>Monosit dan Limfosit meningkat
Etiologi:
- Herves Simplexs, Varicella Zoster
Terapi:
- Self limithing
- Artivisial tear
- Acilovir 3 x 500 mg
- Acilovir 5 x 800 mg
3. Konjungtivitis Jamur
Khas:
- Sekret tidak khas
- Riwayat imunocompromise
Pemeriksaan Penunjang:
- Miscrocopis=> sel satelit
Etiologi:
- Aspergillus
Terapi:
- Self limithing
- Artivisial tear
- Acilovir 3 x 500 mg
- Acilovir 5 x 800 mg
Alergi
Khas:
- Sekret Mukoid (Putih susu)
- Gatal
Pemeriksaan Penunjang:
- Eosinofilia
Etiologi:
- Konjungtivitis Vernal
* Etiologi : Reaksi Hipersensitivitas tipe 1
* Khas : Cobel stone, Trantas dots
* Terapi : Steroid topikal
: Cell mast stabilizer (sd.kromolid)
: Antihistamin
- Konjungtivitis Atopik
* Etiologi : Riwayat Atopi
: Reaksi Hipersensitivitas tipe 1
* Khas : Papil
* Terapi : Antihistamin
Pteregium
A. Definisi
Pterigium merupakan gangguan pada bagian luar mata yang disebabkan
gangguan jaringan fibrovaksuler yang tidak menempel pada bagian mata luar.
B. Khas
- Segitiga di limbus
C. Gejala Klinis
- Mata merah
- Mengganjal
- Berpasir
- Gangguan visus tergantung grade/stadium
D. Stadium/Grade
Klasifikasi stadium/grade baru:
1. Belum mencapai libus
2. Melewati limbus < 2 mm
3. Melewati limbus > 2 mm
4. Mencapai pupil
Klasifikasi stadium/grade lama:
1. Belum melewati libus
2. Melewati limbus , tapi belum mencapai pupil
3. Mencapai pupil
E. Pemeriksaan Penunjang
- Sonde test (- / negatif)
F. Penatalaksanaan
- Grade 1 atau 2 => observasi + artivisial tear
- Grade 3 atau 4 => Eksisi pterigium
Pseudo Pterigium
A. Definisi
Pseudo Pterigium merupakan gangguan pada bagian luar mata yang disebabkan
gangguan jaringan fibrovaksuler yang menepel pada bagian mata luar.
B. Khas
- Segitiga di limbus
C. Gejala Klinis
- Mata merah
- Mengganjal
- Berpasir
- Gangguan visus tergantung grade/stadium
D. Pemeriksaan Penunjang
- Sonde test (+ / Positif)
E. Penatalaksanaan
- Tindakan bedah
Pinguecula
A. Definisi
Pterigium merupakan gangguan pada bagian luar mata yang disebabkan
gangguan jaringan hialin.
B. Khas
- Jaringan hialin menjauhi limbus
C. Gejala Klinis
- Mata merah
- Mengganjal
- Berpasir
D. Penatalaksanaan
- Kortikosteroid Topika
Skleritis
A. Khas Diagnosis
BI SKE TIDAK TEGAS, TAS JINGGA BERAT
- Bilateral
- Injeksi Skelera
- Batas Tidak Tegas
- Tes Ephineprine (-)
- Jingga Kemerahan
- Nyeri Berat
B. Klasifikasi
ANTERIOR
- Nodusa
Ada Nodul (+)
- Difusa
Tidak khas
- Nekrotikan
Ada Jaringan nekrotik
POSTERIOR
- Visus Menurun
- Nyeri Hebat
C. Pemeriksaan
- Tes Ephineprine (-)
D. Penatalaksanaan
- Kortikosteroid Topikal
Episkleritis
A. Khas Diagnosis
UNI EPI TEGAS, TAS MERAH RINGAN
- Unilateral
- Injeksi Episkelera
- Batas Tegas
- Tes Ephineprine (+)
- Merah Kekuningan
- Nyeri Ringan
B. Pemeriksaan
- Tes Ephineprine (+)
C. Penatalaksanaan
- Phenileprin 2,5
Mata Merah Visus Turun
Keratitis
A. Definisi
Keratitis adalah kelainan pada kornea yang disebabkan oleh infeksi baik bakteri,
virus, jamur maupun amoeba.
B. Gejala Klinis
- Mata merah
- Injeksi Siliar
- Visus turun
- Blefarospasme
- Hiperlakrimasi
- lagoftalmus
C. Klasifikasi
Keratitis Bakteri
- Klasifikasi
Gram Positif (+)
Batas tegas, infeksi tidak meluas
Gram Negatif (-)
Batas tidak tegas, infekasi meluas
- Etiologi
Pneumococcus
Khas : Infiltras seperti alur/ superginosa
Pseudomonas
Khas : Eksudat berwarna kehijauan
Stafilococcus
Khas : Infiltras menyebar ke arah dalam dan samping
Ulkus Moren
Khas : Ulkus berada dipinggir/ marginal
- Pemeriksaan Penunjang
Tes Flourosence
Cara : Larutan Flourosence + NaCl 0,9% => ditempel selama 20 s
Hasil : (+) => Ulkus kornea
(-) => Keratitis bakteri
Tes Siedel
Cara : Tekan kornea
Hasil : Tidak ada ulkus lembah => Keratitis bakteri
- Penatalaksanaan
Etilogi + Sulfas Atropin 1% + Babat mata
Keratitis Virus
- Etiologi
Herpes Simplex
Herpes Zoster
- Khas
Lesi Dendritik / seperti akar
- Penatalaksanaan
Artivisial Tear
Acilovir 3%
Acilovir 5x800 mg
Keratitis Jamur
- Etiologi
Aspergilus
- Faktor Resiko
Riwayat Imunocompromise
- Khas
Lesi Satelit putih sampai kehijauan
- Penatalaksanaan
Natamisin
Ampoterisin
Nistatin
Keratitis Amoeba
- Etiologi
Acantamoba
- Faktor Resiko
Penggunaan kontak lensa
- Khas
Ring shape lesion
- Penatalaksanaan
Neomisin
Uveitis
A. Definisi
Uveitis adalah infeksi pada anatomi struktur mata bagian dalam yang mengenai
bagian anterior maupun posterior.
B. Klasifikasi
Uveitis Anterior
- Sinonim
Iritis, skilirits,iridoitis
- Khas Diagnosis (KESIH)
K = Kreasipitipitat
E = Efek Tindal
S = Sinikea
I = Iris Bombai
H = Hipopion
- Penatalaksanaan
Kortikosteroid Topikal
+
Sulfas Atropin 1%
+
Etiologi
+
Babat Mata
Uveitis Posterior
- Sinonim
Koroiditis
- Khas Diagnosis
Flooters
Sel Flare
- Penatalaksanaan
Koroidektomi
Glaukoma
A. Definisi
Glaukoma merupakan penumpukan cairan pada bagian bilik mata depan atau
belakang yang di sebabkan beberapa kondisi baik primer maupun sekunder.
B. Trias da Gejala
Kronik
- Peningkatan TIO
- Gangguan lapangan pandang
- Penekanan nervus opticus (Pandangan Kabur)
Akut
- Mata merah
- Nyeri kepala
- Nyeri mata
- Mual muntah
- Melihat seperti pelangi (Halo)
C. Klasifikasi
Primer
Khas : tidak ada penyakit yang mendasari
- Glaukoma sudut tertutup
Khas:
Gejala Glaukoma Akut
TIO > 30 mmHg
Sudut CoA dangkal
Pendorongan iris ke depan
Penatalaksanaan: (APIS)
Acetazolamid
Pilocarpin
Sulfas atropin
- Glaukoma sudut terbuka
Khas:
Gejala Glaukoma Kronik
TIO 20-30 mmHg
Sudut Coa dalam
Terjadi akibat sumbatan di anyaman
Pentalaksanaan:
Farmakologi:
B-Blocker (timolol maleat) => Menurunkan produksi
Prostaglandin (Latapros) => Melancarkan aliran
Defenitif:
Trabeculectomi
Sekunder
Khas : Ada penyakit yang mendasari
- Etiologi:
HIU MAKAN KATAK GALAU
Hifema
Terjadi karna adanya Akumulasi darah di CoA, baik karna trauma
langsung atau tidak langsung.
Uveitis
Dapat disebabkan oleh Sinikea posterior, keratik presepitat pada
kasus uveitis.
Katarak
Dapat disebebkan oleh katarak imatur maupun hipermatur, dimana
pada imatur terjadi glaukoma fakomorfik yang sifatnya menarik
ciran ke lensa sehingga lensa mengalami perubahan bentuk.
Sedangkan pada katarak hipermatur terjadi glaukoma fakolitik
dimana lensa pecah.
Glaukoma kongenital
Yaitu glaukoma yang terjadi secara bawaan yang bisa disebabkan
kelainan fungsi atau anatomi.
- Pemeriksaan Penunjang:
TIO FUN SUKA NGOPEK
Tonometri => Mengukur tekanan
Funduskopi => Memeriksa retina
Gameskopi => Melihat sudut CoA
Perimetri => Menilai lapang pandang
Mata Tenang Visus Turun
Kelainan Refraksi
A. Definisi
Kelainan refraksi adalah gangguan penglihatan yang bukan di sebabkan oleh
kelainan oraganik melainkan diakibatkan oleh gangguan fungsi. Hal ini dapat di
ketahui dengan menggunakan salah satu pemeriksaan sederhana yaitu dengan
penggunaan pin hole.
B. Klasifikasi
1. EMETROP
2. AMETROP
Miopia
- Etiologi:
Cahaya jatuh di depan retina
Lensa terlalu cembung
Sumbu axis terlalu panjang
Lensa lepas sebagian s/d seluruh bagian anterior
- Gejala klinis:
Rabun jauh
Sulit melihat yang jauh
memicingkaan/ merapatan palpebra saat melihat
- Klasifikasi:
Ringan < 3 dioptri
Sedang 3-6 dioptri
Berat >6 dioptri
- Penatalaksanaan
Lensa speris (S) negatif terkecil yang mencapai visus terbaik
Lensa cekung (Konvek)
Hipermetropia
- Etiologi:
Cahaya jatuh di belakang retina
Lensa terlalu cekung
Sumbu axis terlalu pendek
Lensa lepas sebagian s/d seluruh bagian posterior
- Gejala klinis:
Rabun dekat
Sulit melihat yang dekat
- Klasifikasi:
Tanpa siklopegik (Sulfas atropin)
Hipermetrop absolut => S(+) terkecil
Hipermetrop manifes => S(+) terbesar
Hipermetrop fakultatif => Ha - Hm
Dengan siklopegik (Sulfas atropin)
Hipermetrop total => S(+) terbesar
Hipermetrop laten => Ht - Hm
- Penatalaksanaan
Lensa speris (S) positif terbesar yang mencapai visus terbaik
Lensa cembung
Astigmatisma
- Etiologi:
Cahaya jatuh tidak pada satu titik
- Gejala klinis:
Melihat bayangan
- Pemeriksaan penunjang
Tes Plasido
- Penatalaksanaan:
Lensa silindris
- Klasifikasi berdasarkan penatalaksanaan
Simplex
Astigmatisma miopia simplex
- C- (Cilindris Negatif)
Compositus
Astigmatisma miopia compositus
- C- dan S- (Cilindris Negatif dan Sferis Negatif)
Mixtus
Astigmatisma miopia mixtus
Jika C>S (Dioptri Cilindris Besar dari Sferis)
Presbiopia
- Etiologi:
Usia tua
- Gejala klinis:
Sulit membaca
- Pemeriksaan penunjang:
Jeger Chat
- Penatalaksanaan:
Lensa adhisi (+) sesuai usia
40-45 => 1 D
46-50 => 1,5 D
51-55 => 2 D
56-60 => 2,5 D
>60 => 3 D
Anisometrop
- Khas:
Dioptri mata kiri dan kanan tidak sama
- Syarat:
Beda dioptrinya
Miop > 1 Dioptri / > 3 Dioptri
Hipermetrop > 1,25 Dioptri / > 2 Dioptri
Astigmatisma > 1,5 Diptri / > 1,5 Dioptri
Harus sama antara kiri dan kanan (sama-sama miop atau
hipermetrop)
Dikoreksi visus membaik
Antimetrop
- Khas:
Dioptri mata kiri dan kanan beda
- Syarat:
Beda/ jarak beda dioptri tidak ditentukan.
Astenopia
- Faktor resiko:
Sering berada didepan layar monitor komputer
- Khas:
Mata lelah yang sering terjadi pada usia dewasa
- Jenis:
Astenopia Refraktif
Dikoreksi membaik
Astenopia Muskularis
Dikoreksi tidak memmbaik
Ambliopia
- Khas:
Mata lelah pada anak (< 10 tahun)
Jarak dioptri > 3 Dioptri
Dikoreksi tidak membaik
- Jenis:
Astigmatisma strabismus
Riwayat strabismus
Astigmatisma Refrakif
Isometrop => Jarak dioptri dekat
Anisometrop => Jarak dioptri jauh
Astigmatisma Sensoris Devinitif
Katarak
A. Definisi
Katarak merupakan ganguan pada organik mata yaitu lensa ditandai dengan
Kekeruhan pada lensa
B. Gejala Klinis
- Mata tenang
- Melihat seperti asap
- Visus turun
C. Pemeriksaan Fisik
- Visus turun
D. Klasifikasi
Usia
- < 1 tahun => Katarak kongenital
- 1 tahun - 50 tahun => Katarak Juvenil
- > 50 tahun => Katarak Senilis
Katarak Traumatik
- Khas:
Lensa tampak seperti bintang
Katarak Diabetik
- Etiologi:
Akumulasi sorbitol dilensa
Katarak komplikata
Obat
- Etiologi:
Riwayat steroid
Katarak Subkapsular
E. Stadium
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Keruh Minimal Sebagian Seluruh Masif
Visus > 6/60 6/60 - 1/60 1/60 - ∞ 1/∞ - 0
Iris Normal Terdorong Normal Bergetar
Shadow Test - + - Pseudotest
Komplikasi - Glaukoma - Glaukoma
Fakomorfik Fakolitik
F. Penatalaksanaan
- ECCE (Ekstrak Capsular Catarak Ekstrasium)
Mekanisme:
o Lensa anterior diangkat
o Lensa posterior tinggal
Komplikasi:
o Katarak sekunder
- ICCE (Intra Capsular Catarak Ekstrasium)
Mekanisme:
o Semua diangkat
Retinopati
A. Khas
- Cotton Wood Spot
- Exsudate
- Mikro aneurisma
B. Klasifikasi
- Retinopati Diabetikum
Fase:
o Non-Proliferatif
Khas: Neurovaskularisasi (-)
o Pre-Proliferatif
Khas: Eksudat soft
Eksudat Hard
o Proliferatif
Khas: Dini (Neurovaskularisasi (+), perdarahan vitreus (-))
Lanjutan (Neurovaskularisasi (+), perdarahan vitreus (+))
Penatalaksanaan:
o OAD + Fotocoagulasi
- Retinopati Hipertensi
Khas:
o Av crossing fhenomena
o Cooper wire/ silver wire
Terjadi pengerasan/ sklerotik pada pembuluh darah => Silver
o Star shape/ star figure
Eksudat seperti bintang
Buta Mendadak
A. Klasifikasi
- Ablasio Retina
Khas:
o Seperti melihat tirai
Faktor Resiko:
o Miopia
o Trauma
o Degeneratif
o Funduskopi
Pemeriksaan Penunjang:
o Tobaco duct apperance
B. Khas
- Mata berair
- Mata merah
- Seperti ada yang mengganjal
C. Penatalaksanaan
- Epilasi/ dicabut
Trikiasis
A. Definisi
- Keadaan dimana bulu mata tidak tumbuh di tempat seharusnya.
B. Khas
- Mata berair
- Mata merah
- Seperti ada yang mengganjal
C. Penatalaksanaan
- Epilasi/ dicabut
Kelainan Kelopak Mata
Blefaritis
A. Definisi
- Radang pada kelopak mata baik anterior maupun posterior
B. Khas
- Tampak bengkak di sepanjang margo palpebra
- Mata nyeri
- Mata merah
- Terdapat krusta
C. Klasifikasi
- Blefaritis Anterior
Ciri: Bulu mata rontok
- Blefaritis Posterior
Ciri:Skuama berminyak
D. Penatalaksanaan
- Kompres hangat
- Antibiotik (Gentamicin salep mata)
- NSAID
Hordeolum
A. Definisi
- Kelainan pad kelenjar kelopak mata baik yang terletak anterior atau
posterior
B. Klasifikasi
- Hordeolum internum
Lokasi:
Benjolan didalam
Mekanisme:
Terjadi peradangan pada kelenjar meibom
Gejala klinis:
Nyeri, merah, terasa mengganjal
Penatalaksanaan:
Insisi Vertikel
- Hordeolum eksternum
Lokasi:
Benjolan diluar
Mekanisme:
Terjadi peradangan pada kelenjar zein and moll
Gejala klinis:
Nyeri, merah, ada benzolan diluar
Penatalaksanaan:
Insisi Horizontal
Kelazion
A. Definisi
- Kelainan pada kelenjar kelopak mata baik yang terjadi akibat peradangan
kronis kelenjar meibom atau hordeolum internum yang kronis
B. Khas
- Benjolan sewarna kulit
C. Penatalaksanaan
- Antibiotik
- Insisi Vertikal
Entropion
A. Khas
- Kelopak mata melipat kedalam
B. Jenis
- Involunsional
Usia tua
- Sikatrikal
Pemendekan otot
- Spastik
Spasme/ kelainan tonus otot
C. Penatalaksanaan
- Tarsoplasty
Ektropion
A. Khas
- Kelopak mata melipat keluar
B. Penatalaksanaan
- Tarsoplasty
Lagofthalmus
A. Khas
- Kelopak mata sulit menutup secara sempurna
B. Mekanisme
- Parase pada N.VII
- Paralisis M. oblicularis oculi
Ptosis
A. Khas
- Kelopak mata sulit membuka secara sempurna
B. Mekanisme
- Parase pada N.III
- Paralisis M. Levator Palpebra
Xanthelasma
A. Khas
- Benjolan berwarna kuning kelopak
B. Penatalaksanaa
- Ekstirpasi
Kelainan Aparatus
Lacrimalis
Dacriosistitis
A. Definisi
- Radang pada sacus lacrimalis
B. Khas
- Nyeri dan bengkak pada kelopak mata bagian nasal
- Keluar sekret mukopurulent lakrimal saat ditekan
C. Pemeriksaan Penunjang
- Anal Test (+)
D. Penatalaksanaan
- Kompres hangat
- Antibiotik (Gentamicin salep mata)
Dacrioadenitis
A. Definisi
- Radang pada kelenjar lacrimalis
B. Khas
- Nyeri dan bengkak pada kelopak mata bagian temporal
- Tampak seperti huruf S terbalik
C. Pemeriksaan Penunjang
- Anal Test (-)
D. Penatalaksanaan
- Kompres hangat
- Antibiotik (Gentamicin salep mata)
Dacristenosis
A. Definisi
- Penyumbatan pada ductus lacrimalis baik karna infeksi, kongenital maupun
tumor.
B. Khas
- Terjadi pada bayi prematur
- Epifora (Air mata keluar terus menerus) dan Setiap nangis mata bengkak
C. Pemeriksaan Penunjang
- Anal Test (+)
D. Penatalaksanaan
- Awal => Massase
- Defenitif => Probbling < 1 Tahun
=> Dacriostomi > 1 Tahun
A. Sinonim
- Keratokonjuntivitis Sika
B. Faktor Resiko
- Usia Tua
- Orang berada ditempat AC
C. Gejala Klinis
- Mata merah
- Mata terasa berpasir
D. Pemeriksaan Penunjang
- Schemer Test (Kertas lakmus)
Ringan = 9-14
Sedang = 4-8
Berat =<4
- Tear Break Test
Positif (+) jika < 10 “
E. Penatalaksanaan
- Artifisial Tear
Xerophtalmia
A. Sinonim
- Rabun Senja
B. Gejala Klinis
- Kesulitan melihat saat mulai sore
C. Pemeriksaan Fisik
- Bitot spot (+)
D. Stadium
o Xn = Nictamia (Normal, sudah mulai sulit melihat saat senja)
o X1a = Xerosis Konjungtiva (Mata Kering)
o X1b = Xerosis Konjungtiva (Bitot Spot)
o X2 = Xerosis kornea
o X3a = Ulkus Kornea < 1/3 bagian
o X3b = Ulkus Kornea > 1/3 bagian
o Xs = Skering => Kornea Hancur
E. Penatalaksanaan
- Stadium Xn s.d Stadium X3a
Jenis:
Vit A => 1 Kapsul biru (100.000 IU)
Vit A => 1 Kapsul Merah ( 200.000 IU)
Dosis:
< 6 Bulan => 50.000 (1/2 kapsul biru)
6 - 11 Bulan => 100.000 (1 Kapsul Biru)
> 12 Bulan => 200.000 (1 Kapsul Merah)
Diberikan pada hari 1, 2, 14 dan 15
A. Faktor Resiko
- Riwayat Trauma
- Hipertensi
- Riwayat Bersin
B. Gejala Klinis
- Mata merah
- Visus Normal
C. Penatalaksanaan
- Kompres
Kompres dingin => Bila < 1 jam
Kompres hangat => Bila > 1 jam
- Artivisial tear
Hifema
A. Etiologi
- Akumulasi darah dari CoA
B. Faktor Resiko
- Riwayat Trauma
C. Gejala Klinis
- Mata merah
- Visus tergantung grade
4/4 => Akumulasi 100% => Buta total /visus 0
3/4 => Akumulasi > 50% => Visus terganggu
2/4 => Akumulasi 33% - 50% => Visus terganggu
1/4 => Akumulasi < 33% => Visus normal
D. Penatalaksanaan
- Awal
Elevasi kepala 30O
Kompres dingin => Bila < 1 jam
Kompres hangat => Bila > 1 jam
- Artivisial tear
Obstetri
Ginekologi
Pediatric
Nefrologi
THT
Hepatologi
Reumatologi
Hematologi
Gastrologi
Dermatologi
Pulmonologi
Tropmed
Neurologi
Surgery
Endokrin