Anda di halaman 1dari 15

BAB I

KONSEP DASAR KEBIDANAN

Konsep-konsep dasar kebidanan menegaskan keunikan bidan dalam


meningkatkan kesehatan ibu dan keluarga pada usia subur yaitu bekerja sama
dengan perempuan dalam memelihara diri sendiri dan meningkatkan kesehatan
bagi diri dan keluarganya, menghargai martabat manusia dan memperlakukan
perempuan sebagai perempuan seutuhnya sesuai hak asasi, membela dan
memberdayakan kaum perempuan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
lebih baik, kepekaan terhadap budaya dan bekerja sama dengan perempuan dan
petugas kesehatan untuk mengatasi praktik-praktik budaya yang merugikan kaum
perempuan, memusatkan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
memandang kehamilan sebagai suatu peristiwa kehidupan yang normal.

A. PENGERTIAN BIDAN
Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi
tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan lahir sebagai
perempuan terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang
melahirkan. Profesi ini telah mendudukkan peran dan posisi seorang bidan
menjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya sangat mulia
dalam upaya memberikan semangat dan membesarkan hati ibu.
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Pengertian bidan dan
bidang praktiknya secara internasional telah diakui oleh International
Confederation of Midwives (ICM), International Federation of Cynaecologist
and abstetritian (FICO), dan World Health Organization (WHO), sedangkan
secara nasional telah diakui oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sebagai
organisasi profesi bidan di Indonesia.
Pada Tahun 1990 pada Pertemuan Dewan di Kobe, ICM
menyempurnakan definisi bidan yang kemudian disahkan oleh FIGO (1991),
dan WHO (1992). Definisi terakhir disusun melalui kongres ICM ke-27, pada
Juli 2005 di Brisbane Australia. Secara lengkap definisi bidan adalah:
A midwife is a person who, having been regularly admined to a
midwifery educational program fully recognized in the country in
which it is located, has successfully completed the prescribed course
of studies in midwifery and has acquired the requisie qualification to
be registered and or legally licensed to practice midwifery.
She must be able to give the necessary supervision, care and advice to
women during pregnancy, labor and postpartum, to conduct
deliveries on her own responsibility and to care for the newborn and
the infant. This care includes preventive measure, the detection of
abnormal condition in mother ang child. The procurement of medical
assitance, and the execution of emergency measures in the absence of
medical help.
She has an impoftant task in counselling and education, not only for
patient butalso within the family and community.
Their work should involve antenatal education and preparation for
parenthood and extends to ceftain areas of gynecology, family
planning and chil care. She may practice in hospital, clinical, health
units, domiciliary conditions ot any other service.
(Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan Program
Pendidikan Bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh
kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di
negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan
memberikan nasihat yang dibutuhkan kepada perempuan selama masa
hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum period),
memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan
pada bayi baru lahir dan anak Asuhan ini termasuk tindakan preventif,
pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan
bantuan medis sera melakukan tindakan pertolongan gawat darurat
pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas
penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk
perempuan tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya.
Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk
menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi,
keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktik di rumah
sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat
pelayanan lainnya).
Berdasarkan terminologinya, Mid=dengan, wife= a woman = seorang
perempuan. Midwife = with a woman = dengan seorang perempuan. Definisi
bidan menurut beberapa sumber, yaitu:
1. Definisi bidan menurut World Health Organization / WHO (1992),
Internasional Confideration of Midwives/ICM, dan International
Federation of Cynecologi and Obstetric/FIGO (1992), bidan adalah
seorang yang diakui secara regular dalam program pendidikan bidan,
diakui secara yuridis, ditempatkan dan mendapat kualifikasi serta
terdaftar di sektor dan memperoleh izin melaksanakan praktik kebidanan.
2. Kepres No. 23 tahun 1994 Pasal 1 butir 1 tentang pengangkatan bidan
sebagai pegawai tidak tetap berbunyi:
“Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti Program Pendidikan
Bidan dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.
3. Kepmenkes No. 822/Menkes/SK/IV/1993 pasal 1 butir 1 tentang
penyelenggaraan Program Pendidikan Bidan berbunyi :
“Bidan adalah seseorang yang telah mengikui dan lulus Program
Pendidikan Bidan sesuai dengan Persyaratan yang berlaku”.
4. Lampiran Kepmenkes No. 87l/Menkes/SK/VIII/1994 tentang petunjuk
teknis pelaksanaan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap, pada
pendahuluan butir c dan pengertian organisasi:
“Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan lulus Progam
Pendidikan Bidan dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku”.
5. Permenkes No. 572/Menkes/PER/VI/1996 pasal 1 ayat 1 tentang
registrasi dan praktik bidan yang berbunyi:
“Bidan adalah seseorang perempuan yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan telah
lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.
6. Definisi bidan menurut IBI (2003), bidan adalah seorang perempuan
yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah
diakui pemerintah dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku, dicatat (register), den diberi izin secara sah untuk menjalankan
praktik.
7. Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan, pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi:
“Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan
yang tetah teregistasi sesuai ketentuan peraturan Perundang-
undangan”.

Dari peryataan di atas dapat disimpulkan bahwa esensi dari definisi


bidan adalah:
1. Seorang perempuan
2. Mengikuti dan menyelesaikan pendidikan formal kebidanan
3. Mempunyai registrasi, lisensi, dan legislasi
4. Memiliki tugas, tanggung jawab, dan kewenangan sesuai Permenkes RI
No. 1464/Menkes/PERD/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
5. Mengupayakan bantuan medis dan melaksanakan tindakan pertolongan
kegawatdaruratan di mana tidak ada tenaga medis lainnya.
6. Memiliki ruang lingkup tempat bekerja meliputi rumah, masyarakat,
klinik (klinik umum dan klinik bersalin), rumah sakit dan pusat kesehatan
lainnya (ICM, 2002).

Demikian luas dan dalamnya profesi bidan maka dapat dikatakan


bahwa Bidan Indonesia adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara
Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk
diregister, sertifikasi, dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan
praktik kebidanan (IBI, 2003).

B. PENGERTIAN KEBIDANAN
Terkait dengan pengertian bidan diatas, ada beberapa istilah yang
perlu disampaikan pengertiannya agar terjadi persamaan persepsi:
l. Kebidanan (Midwifery)
Kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan
dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan
menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan
menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia
serta memberikan bantuan/ dukungan pada perempuan, keluarga, dan
komunitasnya.
2. Pelayanan Kebidanan (Midwifery Services)
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang
dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau rujukan.
Seluruh tugas menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan
dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan
kesehatan ibu dan anak.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan
masyarakat yang meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan
(preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif).
Layanan kebidanan yang diberikan oleh bidan dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi, dan rujukan, yaitu:
a. Layanan kebidanan primer (mandiri)
Yaitu layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan.
b. Layanan kebidanan kolaborasi
Yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang
kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu
urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
c. Layanan kebidanan rujukan
Yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke
sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Misalnya
pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan
dari dukun yang menolong persainan, juga pelayanan rujukan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain
secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya.
3. Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Ruang lingkup praktik kebidanan meliputi masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayi, dan keluarga berencana termasuk kesehatan
reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat.
Prinsip dalam asuhan kebidanan meliputi:
a. Memberikan keamanan pada klien (safety)
b. Memperhatikan kepuasan klien (satisfying)
c. Menghormati martabat manusia dan diri serdiri (self determination)
d. Mengormati perbedaan kultur dan etnik (respecting cultural and
etnic divercity)
e. Berpusat pada konteks keluarga
f. Berorientasi pada promosi keluaqa
4. Midwifery Care
Care mempunyai arti memelihara, mengawasi, memperhatikan
dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan kebidanan care disebut
sebagai “asuhan”.
Bidan dalam memegang Prinsip Midwifery Care yaitu:
a. Mengakui dan mendukung keterkaitan antan fisik, psikis dan
lingkungan kultur sosial.
b. Berasumsi bahwa mayoritas perempuan bersalinan ditolong tanpa
intervensi
c. Mendukung dan meningkatkan persalinan alami
d. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan
ilmu dan seni
e. Perempuan punya kekuasaan yaitu berdasarkan tanggungjawab
bersama untuk suatu pengambilan keputusan, tetapi perempuan
mempunyai kontrol atau keputusan tenkhir mengenai keadaan
dirinya dan bayinya
f. Dibatasi oleh hukum dan orang lingkup praktik
g. Berprinsip Women Centre Care
5. Women Centre Care
Women Centre Care adalah asuhan yang berorientasi pada
perempuan. Dalam hal ini, bidan difokuskan memberikan dukungan pada
perempuan dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat
untuk memilih dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh suatu badan
yaitu House of Commons Heafth Committee tahun 1992, disimpulkan
bahwa terdapat permintaan yang meluas pada kaum perempuan untuk
memiliki pilihan yang lebih besar dalam menentukan jenis asuhan
maternitas yang mereka dapatkan dan struktur pelayanan maternitas saat
ini membuat mereka frustasi bukan memfasilitasi mereka. Hasil
penelitian ini menunjukkan pentingnya asuhan yang berorientasi pada
perempuan di mana mereka punya peran dalam menentukan pilihan
sehingga terpenuhi kebutuhannya dan timbul kepuasan. Hal tersebut juga
menunjukkan bahwa asuhan yang berorientasi pada perempuan amat
penting untuk kemajuan praktik kebidanan.
Women Centre Care ini sangat sesuai dengan keinginan ICM
(International Confederation Of Midwifery), yang tertuang dalam
visinya, yaitu:
a. Bidan memberikan asuhan pada perempuan yang membutuhkan
asuhan kebidanan.
b. Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang
menghargai kerjasama team dalam memberikan asuhan untuk
seluruh kebutuhan perempuan dan keluarga.
c. Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan di masa
mendatang termasuk pelayanan kesehatan Utama pada komunitas
untuk seluruh perempuan dan keluarga.
d. Bidan bekerjasama dengan perempuan dalam memberikan asuhan
sesuai dengan harapan perempuan.
Untuk dapat memberikan Care atau Asuhan yang baik terhadap
perempuan, bidan harus menerapkan hal-hal berikut ini:
a. Lakukan intervensi minimal
b. Memberikan asuhan yang komprehensif
c. Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
d. Melakukan segala tindakan sesuai dengan standar, wewenang,
otonomi dan kompetensi
e. Memberikan Informed Consent
f. Memberikan asuhan yang aman, nyaman, logis dan berkualitas
g. Menerapkan Asuhan Sayang Ibu.
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang tidak menimbulkan
penderitaan bagi ibu, ibu mempunyai otonomi dalam setiap
pengambilan keputusan, asuhan berorientasi pada kebutuhan ibu,
serta memberdayakan ibu/perempuan dan keluarga.
6. Manajemen Asuhan Kebidanan (Midwifery Management)
Merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan yang logis
untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. (Varney,1997).
Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka
pikir yang digunakan oleh bidan dalam menetapkan metode pemecahan
masalah secara sisternatis mulai dari pengumpulan data, analisis data,
diagnosa kebidanan, perenctnaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
7. Praktik Kebidanan (Midwifery Practice)
Praktik kebidanan adalah penerapan/implementasi dari ilmu
kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom kepada perempuan, keluarga,
dan komunitasnya didasari etika dan kode etik bidan.
8. Tinjauan Keilmuan Kebidanan (Body of Midwifery Knowledge)
Salah satu ciri profesi mandiri adalah adanya sebuah pengetahuan
teoretis yang jelas. Kebidanan sebagai profesi memerlukan suatu
pengetahuan teoretis yang jelas, spesifik, dan memenuhi kankteristik
keilmuan.
Keberadaan disiplin keilmuan kebidanan sama seperti keilmuan
lainnya ditopang oleh berbagai disiplin keilmuan yang telah jauh
berkembang sehingga dalam perjalanannya mulai dipertanyakan identitas
dirinya sebagai suatu disiplin keilmuan yang mandiri. Yang sering
dipertanyakan pada pengetahuan kebidanan (Midwifery Knowledge),
terutama terfokus pada tubuh pengetahuan kebidanan (body of midwifery
knowledge) untuk bereksistensi sebagai suatu disiplin keilmuan yang
mandiri. Lebih lanjut, yang sering dipertanyakan adalah ciri-ciri atau
karakteristik yang membedakan pengetahuan kebidanan (midwifery
knowledge) dengan ilmu yang lain.
Dari segi keilmuan, tinjauan keilmuan kebidanan perlu
dirumuskan dengan berpedoman kepada filsafat ilmu sehingga dapat
memenuhi ciri atau karakteristik dan spesifikasi pengetahuan yang
berdimensi dan bensifat ilmiah. Dimensi kefilsafaan keilmuan secara
lebih rinci dapat dibagi menjadi 3 tingkatan karakteristik, yaitu:
a. Bersifat universal, artinya berlaku untuk seluruh disiplin yang
bersifat keilmuan.
b. Bersifat generic, artinya mencirikan segolongan tertentu dari
pengetahuan ilmiah, contoh: ilmu-ilmu sosial.
c. Bersifat spesific, artinya memiliki ciri-ciri yang khas dari sebuah
disiplin ilmu, yang membedakannya dari keilmuan lain.
Secara khusus, setiap disiplin keilmuan memiliki objek forma dan
materia mengenai wujud yang menjadi fokus penelaahannya. Objek
forma merupakan cara pandang terhadap sesuatu, sedangkan objek
materia merupakan substansi dari objek tertentu. Setiap disiplin keilmuan
yang mandiri mempunyai objek forma dan objek materia yang berbeda
dengan disiplin keilmuan yang lain. Oleh karena itu, objek forma dan
objek materia merupakan ciri yang spesifik dari suatu disiplin keilmuan.
Disiplin keilmuan kebidanan mempunyai karakteristik dan
spesifikasi baik objek forma dan objek materi ilmu kebidanan. Objek
forma ilmu kebidanan adalah cara pandang yang berfokus pada objek
penelaahan dalam batas atau ruang lingkup kebidanan yaitu keamanan,
keselamatan, dan kesehatan perempuan (ibu pra konsepsi, kehamilan,
melahirkan, nifas/menyusui, bayi baru lahir, dan masa interval) sehingga
tercapai kondisi yang sejahtera pada ibu dan anak, yang selanjutnya ibu
tersebut dapat memelihara dirinya, anak, dan keluarganya secara optimal.
Objek materia ilmu kebidanan adalah manusia (perempuan) dalam masa
reproduksi terutama pada masa pra konsepsi, kehamilan, melahirkan,
nifas, menyusui, bayi baru lahir, dan masa interval yang berfokus kepada
kesehatan reproduksi.
Batang tubuh keilmuan adalah ilmu terapan dan bersifat multi
disiplin. Secara umum ilmu kebidanan didukung oleh ilmu-ilmu alam,
sosial, dan humaniora. Dengan berkembangnya ilmu-ilmu secara dinamis
khususnya dalam kaitan dengan kegunaannya, ilmu kebidanan juga
menggunakan ilmu-ilmu lain yang mendukung. Tubuh pengetahuan
kebidanan terdiri atas 4 kelompok, yaitu:
1. Ilmu Dasar
- Anatomi
- Psikologi
- Mikrobiologi dan Parasitologi
- Patofisiologi
- Fisika
- Biokimia
2. Ilmu Sosial
- Pancasila dan Wawasan Nusantara
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris
- Sosiologi
- Antropologi
- Psikologi
- Administrasi dan Kepemimpinan
- Ilmu Komunikasi
- Humaniora
- Pendidikan (prinsip belajar dan mengajar)
3. Ilmu Terapan
- Kedokteran
- Paradigma Sehat
- Farmakologi
- Ilmu Gizi
- Epidemiologi
- Hukum Kesehatan
- Statistik
- Kesehatan Masyarakat
- Teknik Kesehatan Dasar
- Metode Riset
4. Ilmu Kebidanan
- Dasar-dasar kebidanan (perkembangan kebidanan, registrasi dan
organisasi, organisasi profesi dan peran serta fungsi bidan)
- Teori dan model konseptual kebidanan
- Siklus kehidupan perempuan
- Etika dan etika kebidanan
- Pengantar kebidanan profesional (konsep kebidanan, definisi,
lingkup kebidanan, dan manajemen kebidanan)
- Teknik dan prosedur kebidanan
- Asuhan kebidanan dalam kaitan kesehatan reproduksi
(berdasarkan siklus kehidupan manusia dan perempuan)
- Tingkat dan jenis pelayanan kebidanan
- Legislasi kebidanan
- Praktik klinik kebidanan
Body of Midwifery Knowledge
Tinjauan Keilmuan Kebidanan

Pengetahuan teoritis yg jelas Profesi Mandiri Kebidanan adalah profesi mandiri

Universal Cara pandang


Generik Karakteristik Kebidanan
Forma
Spesifik
Ciri yang spesifik Materia

Subtansi
Batang Tubuh Keilmuan

Multi Disiplin Keilmuan

Ilmu Dasar Ilmu Sosial Ilmu Terapan Ilmu Kebidanan

Gambar 1.1 Body of Midwefery Knowledge

9. Wewenang Bidan
Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu
Pelayanan kesehatan ibu diberikan pada masa pra hamil, kehamilan,
masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua
kehamilan yang meliputi:
1) Episiotomi
2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
5) Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
6) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu
ibu eksklusif
7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
8) Penyuluhan dan konseling
9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
10) Pemberian surat keterangan kematian; dan
11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
b. Pelayanan kesehatan anak
Pelayanan kesehatan anak diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak
balita, dan anak pra sekolah yang meliputi:
1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin
K-1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari),
dan perawatan tali Pusat.
2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahirdan segera merujuk
3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah]
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah
6) Pemberian konseling dan penyuluhan
7) Pemberian surat keterangan kelahiran, dan
8) Pemberian surat keterangan kematian.
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana berwenang untuk memberikan
penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana, dan memberikan alat kontrasepsi oral dan
kondom. Bidan yang menjalankan program Pemerintah berwenang
melakukan pelayanan kesehatan meliputi:
1) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam
rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit
kronis tertentu dilakukan di bawah supervisi dokter
3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang
ditetapkan
4) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan
penyehatan lingkungan
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra
sekolah dan anak sekolah
6) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
7) Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan
penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk
pemberian kondom, dan penyakit lainnya
8) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi, dan
9) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah.

Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal


terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan
deteki dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi
Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan
penyalahgunaan Nartotika, psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu.
Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter (kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh
kepala dinas kesehaan kabupaten/kota), dapat melakukan pelayanan
kesehaan di luar kewenangan. Dalam keadaan tidak terdapat dokter yang
berwenang pada wilayah tersebut, bidan dapat memberikan pelayanan
pengobaan pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai dengan
kemampuannya.
Dalam keadaan darurat yang diajukan untuk penyelamatan jiwa,
seorang bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan selain
kewenangannya.

C. FALSAFAH KEBIDANAN
Falsafah disebut juga filosofi atau filsafat. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia falsafah yaitu anggapan, pandangan hidup, sikap batin yang
paling umum yang dimiliki orang/masyarakat. Falsafah kebidanan = filosofi/
keyakinan/pandangan hidup/penuntun bagi seorang bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan.
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi
bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan (IBI, 2003).
Informasi lebih lanjut akan dibahas pada Bab III tentang filosofi
asuhan kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai