Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI BIDAN DAN FILOSOFI DALAM KEBIDANAN

A.    DEFINISI BIDAN
Bidan adalah sebutan bagi orang yang belajar di sekolah khusus untuk
menolong perempuan saatmelahirkan. Bidan dalam bahasa Inggris berasal dari kata MIDWIFE
yang artinya “Pendamping Wanita”, sedangkan dalam bahasa Sanksekerta “Wirdhan” yang
artinya “Wanita Bijaksana”. Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia.
1.      Menurut International Confederation of Midwives(ICM)
Pengertian bidan dan bidang praktikya secara internasional telah diakui oleh ICM tahun 1972
danFederation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO) tahun 1973, World Health
Organisation (WHO) dan badan lainnya. Pada pertemuan dewan di Kobe tahun 1980, ICM
menyempurnakan definisi tersebut yang telah di sahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992).
Secara lengkap pengertian bidan adalah sebagai berikut:
Kutipan teks asli
A midwife is a person who, having been regulary admitted to a diwifery educational program
fully regcognized in the country in which it is located, has successfully completed the prescribed
course of studies in midwifery and has acquired the requiste qualificatin to be registered and or
legally licensed to practise midwifery.
She must be able to give the necessary supervision, care and advice to women during pregnancy,
labor and postpartum, to conduct deliveries on her own responsibility and to care for the
newborn and the infant.this care includes preventive measures, the detection of abnormal
condition in mother and child. The procurement of medical assitance, and the execution of
emergency measure in the absense of medical help.
She has important task in counseling and education, nor onlu for patients, but also wihin the
family and community.
Their work should involve antenatal aducation and preparation for parenthood and extends to
certain areas of gynecology, family planning and child care. She may practise in hospital,
clinics, health units, domiciliary conditions or any other service.
Arti secara lengkap
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang diakui oleh
Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di
negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang
dibutuhkan kepada wanita selama mada hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post
partum periode), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi
baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal
pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan
gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting
dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga
termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk pendidikan antenatal, persiapan
untuk menjadi orang tua, dan meluar ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan
asuhan anak. Dia bisa berpraktik di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau
tempat-tempat pelayanan lainnya.
Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan internasional yaitu Kongres ICM.
Definisi terakhir disusun melalui kongres ICM ke 27 pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane
Australia ditetapkan sebagai berikut:
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di
negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar
(register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
Dari pernyataan di atas, esensi definisi bidan adalah:
a.       Pendidikan formal kebidanan = menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh
negara.
b.      Registrasi, lisensi dan legislasi = memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan
praktik kebidanan di negeri itu.
c.       Kemitraan = mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat
pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya.
d.      Lingkup asuhan = memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi
baru lahit serta anak. Asuhan ini termasuk tindakan pencegahan, deteksi kondisi abnormal ibu
dan anak, usaha mendapatkan bantuan medik dan melaksanakan tindakan kedaruratan di mana
tidak ada tenaga medis.
e.       Tugas penting
Ø  Pendidikan kesehatan dan konseling utnuk ibu (hamil, bersalin, nifas BBL), keluarga dan
masyarakat.
Ø  Pendidikan antenatal dan persiapan sebagai orang tua.
Ø  Memperluas arena dari kesehatan reproduksi perempuan, KB dan asuhan anak.
f.       Tempat bekerja: rumah, masyarakat, klinik umum/ bersalin, rumah sakit dan pusat kesehatan
lainnya (ICM 2002, Vienna).
2.      Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan
organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan
praktik kebidanan.
3.      Menurut Undang-undang
a.       KepPres No 23 tahun 1994 Pasal 1 butir 1 tentang pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak
tetap berbunyi: “Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti Program Pendidikan Bidan dan
telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.
b.      KepMenKes No 822/MenKes/SK/IX/1993 pasal 1 butir 1 tentang penyelenggaraan Program
Pendidikan Bidan berbunyi: “Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan lulus Program
Pendidikan Bidan sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.
c.       Lampiran KepMenKes No 871/MenKes/SK/VIII/1994 tentang petunjuk teknis pelaksanaan
pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap, pada pendahuluan butir c dan pengertian
organisasi: “Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan lulus Program Pendidikan Bidan
dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.
d.      PerMenKes No 572/MenKes/Per/VI/1996 pasal 1 ayat 1 tentang registrasi dan praktek bidan
yang berbunyi: “Bidan adalah seseorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan
yang berlaku”.
e.       KepMenKes RI No.900/MenKes/SK/2000 tentang registrasi dan praktek bidan, pada pasal 1
ayat 1 yang berbunyi: “Bidan adalah seseorang wanita yang telah mengikuti dan lulus program
pendidikan bidan dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh
negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi ijin untuk menjalankan praktek kebidanan di
negeri itu yang mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan
wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas
tanggng jawabnya sendiri serta pada asuhan pada bayi baru lahir dan anak.
Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa
hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau
bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya
kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup
pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan
perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik
diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit
kesehatan lainnya.
Kepanjangan BIDAN:                                                               
B  : Bakti
I    : Ibu
D  : Demi
A  : Anak
N  : Negara

B.     FALSAFAH ASUHAN KEBIDANAN


1.      Pengertian
Falsafah: filsafah, filosofi
Pengertian filosofi secara umum adalah ilmu yang mengkaji tentang akal budi mengenai hakikat yang
ada. Filosofi Kebidanan adalah keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka
pikir dalam memberikan asuhan kebidanan.
Falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Arab yaitu “falsafa” (timbangan) yang dapat diartikan
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan
hukumnya (Harun Nasution, 1979). Menurut bahasa Yunani “philosophy“ berasal dari dua kata
yaitu philos (cinta) atau philia(persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (hikmah, kebijkasanaan,
pengetahuan, pengalaman praktis, intelegensi). Filsafat secara keseluruhan dapat diartikan “cinta
kebijaksanaan atau kebenaran.”
Pendapat para ahli:
a.       Filosofi adalah disiplin ilmu yang difokuskan pada pancarian dasar-dasar dan penjelasan yang nyata
(Chinn & Krammer, 1991:17).
b.      Filosofi adalah pendekatan berpikir tentang kenyataan meliputi tradisi, agama, marxime, existentialisme
dan fenomena yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat (Person dan Vaughan, 1998).
c.       Filosofi adalah adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan meskipun pada waktu
yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang lebih sering disebut ideologi (Moya
Davis, 1993).
Jadi filosofi diartikan sebagai ilmu tentang sesuatu disekitar kita dan apa penyebabnya.
Anggapan tentang filosofi:
a.       Elit
Hanya untuk golongan tertentu, bukan untuk konsumsi umum.
b.      Sulit
Beberapa aspek dari filosofi sering dianggap sulit, kompleks dan berbelit-belit.
c.       Obscure
Dianggap sebagai hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan sehari-hari.
d.      Abstrak (tidak jelas)
Filosofi mencoba membangkitkan tingkat pengertian pada hal tertentu yang dapat dihindari.
Bagaimana fakta bahwa banyak filosofi adalah abstrak tetapi tidak berarti bahwa hal tersebut
tidk ada penerapan yang nyata.
2.      Falsafah Kebidanan
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan. Falsafah kebidanan tersebut adalah:
a.       Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah Indonesia
yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara internasional diakui oleh
ICM, FIGO dan WHO.
b.      Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan yang telah diatur dalam beberapa peraturan
maupun keputusan menteri kesehatan ditujukan dalam rangka membantu program pemerintah bidang
kesehatan khususnya ikut dalam rangka menurunkan AKI, AKP, KIA, Pelayanan ibu hamil, melahirkan,
nifas yang aman, pelayanan Keluarga Berencana (KB), pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan reproduksi lainnya.
c.       Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan
memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak untuk
menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek
pemeliharaan kesehatannya.
d.      Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan menopause adalah proses fisiologi dan
hanya sebagian kecil yang membutuhkan intervensi medic.
e.       Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat
dapat berubah menjadi abnormal.
f.       Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil,
melahirkan dan bayinya berhak mendapat pelayanan yang berkualitas.
g.      Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga yang membutuhkan persiapan
mulai anak menginjak masa remaja.
h.      Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan dan pelayanan kesehatan.
i.        Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
j.        Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan
cakupan pelayanan kebidanan yang professional dan interaksi social serta asas penelitian dan
pengembangan yang dapat melandasi manajemen secara terpadu.
k.      Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan kepribadian berlangsung sepanjang hidup
manusia perlu dikembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.
Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin)
yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu perilaku,
ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat memberikan pelayanan
kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir.
3.      Falsafah Asuhan Kebidanan
Falsafah asuhan kebidanan merupakan keyakinan/ pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai
kerangka berpikir dalam memberikan asuhan kepada klien.
a.       Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah dan bukan suatu penyakit, namun
tetap perlu diwaspadai karena kondisi yang semula normal dapat tiba – tiba menjadi tidak normal.
b.      Keyakinan tentang wanita
Bidan yakin bahwa perempuan meupakan pribadi yang unik, mempunyai hak mengkontrol dirinya
sendiri, memiliki kebutuhan, harapan dan keinginan yang patut dihormati.
c.       Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya
Fungsi utama asuhan kebidanan adalah memastikan kesejahteraan perempuan bersalin dan bayinya.
Bidan mempunyai kemampuan mempengaruhi klien dan keluarganya.

d.      Keyakinan tentang pemberdayaan dan pembuatan keputusan


Bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan kebidanan patut dihormati. Keputusan yang
dipilih merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga, dan pemberi keputusan.
e.       Keyakinan tentang asuhan
Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan yang
menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan objektif, konseling dan menfasilitasi klien
yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu, asuhan kebidanan harus aman, memuaskan,
menghormati dan mengoptimalkan wanita serta keluarganya.
f.       Keyakianan tentang kalaborasi
Bidan meyakini bahwa dalam memberikan asuhan harus tetap mempertahankan, mendukung dan
menghargai proses fisiologi. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan hanya bedasarkan
indikasi. Bidan adalah praktisi yang mandiri, yang bekerja sama mengembangkan kemitraan dengan
anggota tim kesehatan lainnya.
g.      Keyakinan tentang fungsi profesi dan manfaatnya
Bidan meyakini bahwa mengembangkan kemandirian profesi, kemitraan dan pemberdayaan wanita serta
tim kesehatan yang lainnya selama pemberian asuhan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

C.    PELAYANAN KEBIDANAN
Pelayanan kebidanan (midwifery services) adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung
jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan dan masyarakat. Pelayanan
kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan
kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai kewenangan yang diberikan
dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga yang
berkualiatas, bahagia dan sejahtera.
Klasifikasi pelayanan kebidanan:
1.      Layanan Kebidanan Primer
Merupakan layanan kebidanan yang diberikan kepada klien dan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab bidan diantaranya:
a.       Bidan berpegangan pada keyakinanan informasi klien untuk melindungi hak akan privasi dan
menggunakan keadilan dalam hal saling berbagi informasi.
b.      Bidan bertanggung jawab dalam keputusan dan tindakannya dan bertanggung jawab untuk hasil
yang berhubungan dengan asuhan yang diberikan pada wanita.
c.       Bidan dapat menolak ikut serta dalam kegiatan yang berlawanan dengan moral yang dipegang,
akan tetapi tekanan pada hati nurani individu seharusnya tidak menghilangkan pelayanan pada
wanita yang essensial.
d.      Bidan memahami konsekuensi yang merugikan dalam pelanggaran kode etik dan akan
bekerjasama untuk mengurangi pelanggaran.
e.       Bidan berperan serta dalam mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan dalam bidang
kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan semua wanita dan pasangan usia subur.
2.      Layanan Kebidanan Kolaborasi
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama
semua pemberi pelayanan yang terlibat (misal: bidan, dokter atau tenaga kesehatan yang
professional lainnya). Bidan merupakan anggota tim.
3.      Layanan Kebidanan Rujukan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung jawab kepada
dokter, ahli dan atau tenaga kesehatan professional lainnya untuk mengatasi masalah kesehatan
klien di luar kewenangan bidan dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya. Contoh:
pelayanan yang dilakukan bidan ketika menerima rujukan dari dukun, layanan rujukan bidan ke
tempat fasilitas pelayanan kesehatan secara horizontal atau vertikal atau ke profesi kesehatan
yang lain.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi
upaya-upaya sebagai berikut:
1.         Peningkatan (promotif): misalnya dapat dilakukan dengan adanya promosi kesehatan
(penyuluhan tentang imunisasi, himbauan kepada masyarakat utnuk pola hidup sehat).
2.         Pencegahan (preventif): dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil,
pemeriksaan Hb, imunisasi bayi, pelaksanaan senam hamil dan sebagainya.
3.         Penyembuhan (kuratif): dialkukan sebagai upaya pengobatan mosalnya pemberian transfusi
darah pada ibu dengan anemia berat karena perdarahan post partum.
4.         Pemulihan (rehabilitatif): misalnya pemulihan kondisi ibu post Sectio Caesaria (SC).
D.    PRAKTIK KEBIDANAN
Praktik kebidanan (midwifery practice) adalah penerapan ilmu kebidanan dalam
memberikan pelayanan/ asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen
kebidanan. Manajemen Kebidanan (midwifery management) adalah pendekatan yang digunakan
oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Lingkup
praktik kebidanan meliputi asuhan mandiri/ otonomi pada perempuan, remaja putri, dan wanita
dewasa sebelum, selama kehamilan dan sesudahnya. Praktik kebidanan dilakukan dalam sistem
pelayanaan kesehatan yang berorientasi pada masyarakat, dokter, perawat, dan dokter spesialis
dipusat-pusat rujukan.

E.     ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan ataupun masalah dalam
bidang kesehatan ibu masa hamil, persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta program keluarga
berencana. Tujuan asuhan kebidanan adalah menjamin kepuasan dan keselamatan ibu dan
bayinya sepanjang siklus reproduksi, mewujudkan keluarga bahagia dan berkualitas melalui
pemberdayaan perempuan dan keluarganya dengan menumbuhkan rasa percaya diri.

F.     TINJAUAN FILOSOFI DALAM ILMU KEBIDANAN


1.      Tinjauan Keilmuan
Setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyanggah tubuh
pengetahuan yang disusun. Komponen tersebut adalah ontologi, efistemologi dan
aksiologi. Ontologi merupakan azas dalam menetapkan ruang lingkup ujud yang menjadi objek
penelaahan (objek ontologi atau objek formal pengetahuan) dan penafsiran tentang hakekat
realitas (metafisika) dari objek ontologis atau objek formal tersebut. Epistemologimerupakan
azas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh
pengetahuan. Aksiologimerupakan azas dalam menggunakan pengetahuan yang diperoleh dan
disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut.
a.       Pendekatan ontologis
Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya berada pada daerah-
daerah dalam jangkauan pengalaman manusia. Objek penelaahan yang berada dalam batas pra
pengalaman (penciptaan manuasia) dan pasca pengalaman (surga dan neraka) diserahkan
ilmunya kepengetahuan lain. Ilmu hanya merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak
pengetahuan yang mencoba menelaah kehidupan dalam batas-batas ontologis tertentu yaitu
penemuan dan penyusunan pernyataan yang bersifat benar secara ilmiah.
Aspek kedua dari pendekatan ontologis adalah penafsiran hakekat realitas dari objek ontologis
pengetahuan. Penafsiran metafisik keilmuan harus didasarkan pada karakteristik objek ontologis
sebagaimana adanya dengan deduksi-deduksi yang dapat diverifikasi secara fisik yaitu suatu
pernyataan dapat diterima sebagai premis dalam argumentasi ilmiah setelah melalui pengkajian/
penelitian berdasarkan efistemologis keilmuan.
b.      Pendekatan efistemologis
Landasan efistemologis ilmu tercermin secara operasional dalam metode ilmiah. Pada dasarnya
metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya
berdasarkan:
1)      Kerangka pemikiran, yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat konsisten dengan
pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun.
2)      Menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut.
3)      Melakukan verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk menguji kebenaran pernyataan secara
faktual. Secara akronim metode ilmiah terkenal sebagai logica – hypotetico –
verifikatif atau deducto – hypotetic – verfikatif.
Kerangka pemikiran yang bersifat logis adalah argumentasi yang bersifat rasional dalam
mengembangkan penjelasan terhadap fenomena alam. Verfikasi secara empiris berarti evaluasi
secara objektif dari suatu pernyataan hipotesis terhadap kenyataan faktual. Verifikasi ini
menyatakan bahwa ilmu terbuka untuk kebenaran lain selain yang terkandung dalam hipotesis
(mungkin fakta menolak pernyataan hipotesis). Kebenaran ilmiah dengan keterbukaan terhadap
kebenaran baru mempunyai sifat pragmatis yang prosesnya secara berulang (siklus) berdasarkan
berfikir kritis.
Disamping sikap moral yang secara implisit terkait dengan proses logico-hypotetico-
verifikatif tersebut terdapat azas moral yang secara eksplisit merupakan yang bersifat seharusnya
dalam efistemologis keilmuan. Azas tersebut menyatakan bahwa dalam proses kegiatan
keilmuan, setiap upaya ilmiah harus ditujukan untuk menemukan kebenaran yang dilakukan
dengan penuh kejujuran, tanpa mempunyai kepentingan langsung tertentu dan hak hidup yang
berdasarkan argumentasi secara individual
c.       Pendekatan aksiologis
Aksiologis keilmuan menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan pengetahuan ilmiah baik
secara internal, eksternal maupun sosial. Nilai internal berkaitan dengan wujud dan kegiatan
ilmiah dalam memperoleh pengetahuan tanpa mengesampingkan fitrah manusia. Nilai eksternal
menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan ilmiah. Nilai sosial
menyangkut pandangan masyarakat yang menilai keberadaan suatu pengetahuan dan profesi
tertentu. Oleh karena itu, kode etik profesi merupakan suatu persyaratan mutlak bagi keberadaan
suatu profesi. Kode etik profesi ini pada hakekatnya bersumber dari nilai internal dan eksternal
dari suatu disiplin keilmuan. Bangsa indonesia berbahagia karena kebidanan sebagai suatu
profesi dibidang kesehatan telah memiliki kode etik yang mutlak diaplikasikan kedalam praktek
klinik kebidanan.
Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk keuntungan/berfaedah bagi
manusia. Dalam hal ini ilmu dapat dimanfaatkan sebagai saran atau alat dalam meningkatkan
taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia dan kelestarian/
keseimbangan alam. Untuk kepentiungan manusia tersebut maka pengetahuan ilmiah yang
diperoleh dan disusun merupakan milik bersama, dimana setiap orang berhak memanfaatkan
ilmu menurut kebutuhannya. Universal berarti ilmu tidak mempunyai konotasi parokial seperti
ras, ideologi atau agama
Tanggung jawab ilmuwan: profesional dan moral
Pendekatan ontologis, aksiologis dan efistemologis memberikan 18 azas moral yang terkait
dengan kegiatan keilmuan. Keseluruhan azas moral ini pada hakekatnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu kelompk asas moral yang membentuk tanggung jawab profesional dan
kelompok tanggung jawab sosial. Tanggung jawab profesional ditujukan kepada masyarakat
ilmuwan dalam mempertanggung jawabkan moral yang berkaitan dengan landasan
efistemologis. Sedangkan tanggung jawab sosial yakni pertanggung jawaban ilmuwan terhadap
masyarakat yang menyangkut azas moral mengenai pemilihan etis terhadap objek penelaahan
keilmuwan dan penggunaan pengetahuan ilmiah.
2.      Dimensi Kefilsafatan Ilmu Kebidanan
Keberadaan disiplin keilmuan kebidanan sama seperti keilmuan lainnya ditopang oleh
berbagai disiplin keilmuan yang telah jauh berkembang, sehingga dalam perjalanan mulai
dipertanyakan identitas dirinya sebagai satu disiplin keilmuan yang mandiri. Yang sering
dipertanyakan pada pengetahuan kebidanan (Midwifery Knowledge) terutama berfokus kepada
tubuh pengetahuan kebidanan untuk bereksistensi sebagai satu disiplin keilmuan yang mandiri.
Lebih lanjut sering dipertanyakan adalah ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan
pengetahuan kebidanan dengan ilmu yang lain.
Berdasarkan komponen hakekat ilmu, maka setiap cabang pengetahuan dibedakan dari
jenis pengetahuan lainnya berdasarkan apa yang diketahui (ontologi), bagaimana pengetahuan
tersebut diperoleh dan disusun (epistemologi) serta nilai mana yang terkait dengan pengetahuan
tersebut (aksiologi). Oleh karena serta itu pengetahuan ilmiah mempunyai landasan ontologi,
epistemologi dan aksiologi yang spesifik bersifat ilmiah. Artinya suatu pengetahuan secara
umum dikelompokkan sebagai pengetahuan ilmiah apabila dapat memenuhi persyaratan
ontologi, efistemologi dan aksiologi keilmuan.
Dimensi kefilsafatan keilmuan secara lebih rinci dapat dibagi menjadi tiga tingkatan
karakteristik, yaitu:
a.       Bersifat universal artinya berlaku untuk seluruh disiplin yang bersifat keilmuan.
b.      Bersifat generik artinya mencirikan segolongan tertentu dari pengetahuan ilmiah
c.       Bersifat spesifik artinya memiliki ciri-ciri yang khas dari sebuah disiplin ilmu yang
membedakannya dengan ilmu disiplin yang lain.
3.      Tubuh Pengetahuan Kebidanan
Disiplin keilmuan kebidanan mempunyai karakteristik dan spesifikasi baik objek forma
maupun objek materia. Objek forma disiplin keilmuwan kebidanan adalah cara pandang yang
berfokus pada ojek penelaahan dalam batas ruang lingkup tertentu. Objek forma dari disiplin
keilmuawan kebidanan adalah mempertahankan status kesehatan reproduksi termasuk
kesejahteraan wanita sejak lahir sampai masa tuanya (late menopause) termasuk berbagai
implikasi dalam siklus kehidupannya.
Objek materi disiplin keilmuwan kebidanan adalah substansi dari objek penelaahan dalam
lingkup tertentu. Objek materia dalam disiplin keilmuwan adalah janin, bayi baru lahir, bayi dan
anak bawah lima tahun (balita) dan wanita secara utuh/ holistik dalam siklus kehidupannya
(kanak-kanak, pra remaja, remaja, dewasa muda, dewasa, lansia dini dan lansia lanjut) yang
berfokus kepada kesehatan reproduksi.
Berdasarkan pikiran dasar, objek forma dan ojek materia, disusunlah tubuh pengetahuan
kebidanan (body of knowledge) yang dikelompokkan menjadi empat:
a.       Ilmu dasar
Anatomi, Psikologi, Mikrobiologi dan Parasitologi, Patofisiologi, Fisika, dan Biokimia.
b.      Ilmu-ilmu sosial
Pancasila dan Wawasan nusantara, Bahasa Inggris, Antopologi, Administrasi dan
Kepemimpinan, Pendidikan (prinsip belajar dan mengajar), Bahasa Indonesia, Sosiologi,
Psikologi, Ilmu Komunikasi, dan Humaniora.
c.       Ilmu terapan
Kedokteran, Farmakologi, Epidemiologi, Statistik, Teknik Kesehatan Dasar, Paradigma Sehat,
Ilmu Gizi, Hukum Kesehatan, Kesehatan Masyarakat, dan Metode Riset.
d.      Ilmu kebidanan
Ø  Dasar-dasar kebidanan (perkembangan kebidanan, registrasi dan organisasi, organisasi profesi dan
peran serta fungsi bidan)
Ø  Teori dan model konseptual kebidanan
Ø  Siklus kehidupan wanita
Ø  Etika kebidanan
Ø  Pengantar kebidanan profesionalisme (Konsep Kebidanan, Definisi dan Lingkup Kebidanan, dan
Manajemen Kebidanan)
Ø  Teknik dan prosedur kebidanan
Ø  Asuhan kebidanan dalam kaitan kesehatan reproduksi (berdasarkan siklus kehidupan manusia dan
wanita)
Ø  Tingkat dan jenis pelayanan kebidanan
Ø  Legislasi kebidanan
Ø  Praktik klinik kebidanan

Anda mungkin juga menyukai