Anda di halaman 1dari 4

Berguru Patrap

Pertanyaan:
----------------

Assalamu'alaikum wr. wb.

Yang terhormat, Bapak Abu Sangkan sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas ilmu
yang disampaikan tentang PATRAP. Saya senang mengikuti dan tertarik dan ingin untuk
mengamlkan PATRAP. Permasalahan yang saya hadapi adalah saya pernah mendapat
pemahaman dari Ulama bahwa suatu amalan itu harus ada gurunya dan ilmu itu harus
dii izazahkan. PATRAP yang diinternet itu kan belum ada suatu ijab antara Guru dengan
murid.

Pertanyaan saya bisakah saya mengamalkan PATRAP tersebut ?. Kalau bisa mohon
nasehatnya sehingga ilmu yang insyaallah akan mendapatkan berkahnya, amien.

Atas perkenannya dan nasehatnya saya ucapkan terima kasih

Wassalamu'alaikum,

Sabar Budi Raharjo

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Istilah 'guru' sebenarnya berasal dari pengajaran Yesus Kristus kepada muridnya yang
memanggil dirinya dengan sebutan guru dan pengikutnya disebut dengan murid.(lihat
kitab Barnabas). Juga dari ajaran Hindu tentang Bethara guru sebagai afathara, artinya
sebagai perantara manusia. Akan tetapi sejak Muhammad Saw. di utus sebagai Nabi,
istilah pengikut nabi itu berubah menjadi sahabat…. Begitu pula sampai kepada sahabat
, pada generasi selanjutnya di sebut tabiin (pengikut sahabat) dan pengikut tabiin
disebut tabit tabiin dan seterusnya …..akan tetapi setelah pergolakan politik islam yang
terjadi pada setelah wafatnya rasulullah …masing-masing pihak mengklaim yang paling
benar….bahkan hadist-hadist Rasulullah sudah mulai dipalsu karena kepentingan
kelompok untuk mematahkan kelompok yang satu dengan yang lain….sampailah
puncak kekacauan politik mengakibatkan hampir seluru ummat tidak memiliki pegangan
yang pasti dan benar..karena terlalu banyak hadist palsu…dan tidak banyak orang yang
faham mana yang palsu dan mana yang shahih, karena pergolakan itu berlangsung
seratus tahun lebih lamanya.

Pertentangan politik kekhilafahan yang timbul sejak akhir ke khilafahan Ustman dan
awal pemerintahan `Ali adalah merupakan sebab- sebab yang langsung munculnya
hadist-hadits maudhu'/ palsu. Diwaktu itu timbul partai syi'ah dan golongan Muawiyah.
Dan setelah selesai perang shiffin timbul pula golongan khawarij. Pada masa itulah
timbul kelompok-krlompok yang membenarkan golongannya, ... untuk mencari simpati
publik dan mengikutinya ….
Setelah sekian lama kekacauan dan kekacauan timbul, maka muncul masalah baru,
yaitu masalah ke absahan hadist yang mulai tidak jelas sanadnya akibat banyaknya
hadist palsu yang di keluarkan oleh masing- masing kelompok tersebut. Warisan sunnah
ini menjadi cacat, para ulama prihatin akan hal ini, sehingga inisiatif untuk
mengumpulkan hadist dan menyeleksi kembali kebenaran berita hadist/ riwayat hadist
segera dibentuk tim pencari fakta atas kebenaran hadits tersebut … perintis pertama
ilmu riwayah, ialah Muhammad bin Syihab Az Zuhri yang wafat pada tahun 124 Hijrah,
kemudian diikuti Bukahry, Muslim, An Nasai dll.

Dari peristiwa inilah yang menjadikan para ulama prihatin dan khawatir terhadap apa
saja yang di keluarkan atau difatwakan seseorang sebelum menyelidiki terlebih dahulu
kebenaran akan hadist atau berita tentang ketuhanan. Dari sekian masalah yang di
khawatirkan, muncul kehati-hatian ulama untuk menjaga ke otentikan naskah atau
ajaran yang datang dari setiap orang, sehingga setiap naskah di haruskan mempunyai
sandaran atau sanad (asal berita tersebut) sampai kepada Rasulullah sebagai sumber
berita dan kebenaran…

Hal inilah yang akhirnya muncul istilah ijazah, bai'at dan bergesernya istilah sahabat
atau pembawa berita menjadi guru atau maha guru dan murid ….

Padahal pada jaman Bukhari saja masih menggunakan istilah rawi pembawa berita /
periwayat sebuah berita hadist (ajaran rasulullah).

Mengapa islam begitu enggan menggunakan istilah yang berbeda dengan agama-
agama lain dalam hal ini, karena kata islam sendiri yang berarti tunduk tidak
menempatkan manusia sebagai sandaran kepercayaannya (kultus kesucian terhadap
manusia) yang banyak dianut agama lain. Kata tunduk disini men-generalisir semua
ummat tanpa pandang bulu …apakah itu Rasulullah, sahabat, manusia biasa, budak
belian, ... berkedudukan sama dihadapan Allah, ... yang akan membedakan adalah
taqwanya …

Dalam suatu risalah Understanding Islam, sebuah agama yang hakiki, agama yang
natural, dalam uraian pengertian islam secara makro kita baca sebagai berikut :

Setiap agama di dunia dinamakan atas nama pendirinya atas nama rakyat dimana
agama itu dilahirkan. Misalnya, Kristen dinamakan dengan demikian karena ia
mengambil namanya dari pendirinya Kristus, budhisme dari pendirinya Buddha,
zoroasterianisme dari pendirinya Zoroaster, Yudaisme agama orang Yahudi dari
pendirinya yang termasuk kaum Yuda dari negeri Yudea, dan lain sebagainya. Akan
tetapi Islam, bolehlah merupakan suatu distinksi yang unik yagn tidak memilki asosiasi
dengan orang ataupun rakyat tertentu. Kata Islam tidaklah menegaskan hubungan
apapun yang serupa itu, karena ia tidaklah dimiliki oleh sesuat rakyat, orang ataupun
negara tertentu. Tujuan dari agama ini adalah menciptakan dalam manusia suatu
kwalitas atau sikap dari pada ISLAM

Islam adalah sebuah kata bahasa Arab, dan menunjukkan akan berserah diri serta
ketaatan. Agama islam dinamakan demikian karena itu adalah berserah diri serta
ketakwaan kepada Allah semata.
Demikian pengertian yang saya tangkap mengenai guru, ... di dalam islam tidak
ditemukan guru dalam arti yang sebenarnya, ... yang ada adalah pembawa berita,
periwayat, dll. Hal ini menghindari keterikatan kultus yang banyak dibangun masa
setelah Rasulullah wafat, seperti yang saya sebutkan diatas karena pergolakan
politik, ... karena takut tidak memiliki pengikut, ... karena takut tidak dihormati dan tidak
mempunyai kedudukan dihadapan ummatnya. Padahal kalau kita fahami, arti islam
menunjukkan keuniversalan dan kebebasan yang tidak serta merta pembawa beritalah
yang paling baik dalam kedudukan beragama ….mungkin murid kita lebih baik
keimanannya ketika ditimpa musibah dari pada gurunya …

Hal ini menghindari arogansi kedudukan kyai ataupun guru yang seakan terbebas dari
kesalahan dan kehilafan yang sering muncul, sedangkan sang murid tidak berani
menegurnya karena takut kuwalat dsb…..

Saya tidak berani mengaku guru dalam hal ini, karena saya tidak berani menjamin
keimanan saya, ... saya tidak bisa menjamin hidayah untuk anda … mungkin yang saya
bisa adalah bersifat bersama, ... meneliti bersama … belajar bersama … mengkaji
bersama … dan menghadap bersama, … tidak ada kedudukan yang lebih atas dalam
hal ini…

Di setiap pertemuan, sering saya ungkapkan bahwa, mungkin rekan yang baru datang
mengikuti pengkajian di majelis ini, ... lebih baik dari pada saya saat ini … karena anda
tidak tahu, ternyata saya telah berbangga diri pada malam ini karena merasa di hormati
sebagai pembicara masalah hakikat !! Anda mungkin menganggap saya memiliki iman
yang luar biasa hari ini, ... padahal anda tidak tahu tadi pagi saya telah kecewa terhadap
Allah karena tidak mempunyai uang , tidak mensyukuri nikmat dll. Untuk itu anda datang
ke majlis ini, adalah mendengarkan berita dari kebenaran Alqur'an dan As sunnah dan
kita harus memasukinya bersama … bisa jadi anda lebih dahulu merasakan keimanan
itu ketimbang saya, … demikian pula rekan-rekan yang senior.

Didalam patrap tidak ada senioritas….karena dzikrullah itu mengajarkan bagaimana


bersandar kepada Allah, berserah kepada Allah ….dan masing-masing fihak
bertanggung jawab atas dirinya sendiri dihadapan Allah….sebagaimana ketika shalat
berjamaah.

Untuk memulainya yang harus anda perhatikan adalah dalil-dalil yang di jadikan hujjah.
Anda harus kritis terhadap apa yang saya sampaikan karena di takutkan saya khilaf
didalam berbicara atau menyampaikan masalah agama keluar dari nash yang shahih.
Untuk itu…tidak layak anda mendapatkan ijazah ilmu dari saya, ... karena saya dan
rekan- rekan jamaah dzikrullah berkedudukan sama di hadapan Allah…

Siapa yang mengajari rasa iman, … siapa yang memberikan rasa cinta, … rasa
bahagia..rasa taqwa ….?? Bukankah saya tidak bisa memberikan hal itu kepada
anda, .. termasuk masalah hidayah. Rasulullah pun tidak berhak memberikan hidayah
kepada orang yang sangat di cintainya. Nabi Nuh tidak mampu memberikan hidayah
kepada putranya, ... Nabi Luth tidak mampu memberikan hidayah kepada istrinya …
innaka la tahdi man ahbabta …sesungguhnya kalian tidak akan mampu memberikan
hidayah kepada orang yang kamu cintai sekalipun ...
Praktekkan patrap/ dzikrullah karena dasar diperintahkan oleh Allah, … bukan oleh Abu
Sangkan. Mungkin saya hanya memberikan berita kebolehan dan larangan untuk kita
lakukan, yang saya ambil dari Alqur'an dan As sunnah….

Dan saya ingin mendengarkan hasilnya bahwa anda nanti juga mengabarkan kebenaran
Alquran dan As Sunnah dari pengalaman anda memasuki rasa iman secara
transcendent .

Demikian mudah-mudahan anda merasakan seperti apa yang telah dirasakan oleh
saudara-saudara kita yang terdahulu, ... berupa getaran iman dan taqwa, serta
bimbingan menuju kehadirat Allah yang maha lembut …..

Salam
Abu Sangkan
-----------------

Anda mungkin juga menyukai