Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN ASWAJA AN-NAHDLIYAH

PENGERTIAN DAN SEJARAH ASWAJA AN-NAHDLIYAH

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Nama : 1.Amalia Pratidina (OR721084)
2.Antika Pramesti M.P (OR721083)
3.Akmal fauzan. Z(OR721019)
4.Cynhtia Anjeli (OR721028)
5.Didi Ardiansah (OR721031)
Kelas : Prodi olahraga Federal Purwonegoro

UNIVERSITAS MA`ARIF NAHDATUL ULAMA KEBUMEN


Jalan Kusuma No.07 Wonoyoso, Kec.Kebumen, Jawa Tengah 54316
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang mahaa kuasa atas segala rahmatNYA
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah yang berjudul “SEJARAH
ASWAJA AN-NAHDLIYAH”

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya
para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarnegara, 1 November 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
1.4 Definisi Aswaja :.......................................................................................................2
1.5 Sejarah Aswaja:........................................................................................................2
BAB III PENUTUP.................................................................................................5
1.6 Kesimpulan...............................................................................................................5
1.7 Daftar pustaka..........................................................................................................6

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ahlus Sunnah Waljamah (Aswaja) lahir mewarnai alur sejarah peradaban


dan pemikiran Islam yang tentunya tidak berangkat dari ruang kosong. Aswaja
merupakan istilah paska kenabian. Ia lahir paska era kenabian yang ditandai
dengan tercerai-berai komunitas Islam menjadi skisma aliran (scism) yang tidak
tungal. Masing-masing mengidentifikasikan diri sebagai pengikut Nabi yang
paling tepat dibandingkan dengan lainnya. Sungguhpun istilah ini lahir pasca era
kenabian, namun, istilah tersebut selalu saja dipautkan pada sebuah tradisi dalam
momen sejarah Islam paling awal yaitu generasi Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya yang terpercaya. Atas dasar inilah definisi Aswaja mengacu dan
diacukan pada “apa yang saya (Nabi) dan para sahabaku lakukan” (ma ana ‘alaihi
wa ashabi).Ini artinya Aswaja diukur dengan sejauh mana tradisi dan kebiasan
Nabi dan para sahabat terpercaya mewarisi dan mewarnai kerangka berfikir dan
bertindak sehingga

tindakan dan pemikiran itu ada pada jalur yang tepat. Ahlus Sunnah
Waljamah (Aswaja) lahir mewarnai alur sejarah peradaban dan pemikiran Islam
yang tentunya tidak berangkat dari ruang kosong. Aswaja adalah sebuah stereotipe
yang muncul dan sengaja dikembangkan oleh umat Islam untuk menjadi rujukan
personifikasi golongan yang akan mendapat

kemulyaan disisi Allah dengan segenap kepatuhan yang ditujukan pada


Rasulallah SAW. Lebih tepatnya Aswaja merupakan istilah paska kenabian. Ia
lahir paska era kenabian yang ditandai dengan tercerai-berai komunitas Islam
menjadi skisma aliran (scism) yang tidak tungal. Masing-masing
mengidentifikasikan diri sebagai pengikut Nabi yang paling tepat dibandingkan

1
dengan lainnya. Sungguhpun istilah ini lahir pasca era kenabian, namun, istilah
tersebut selalu saja dipautkan pada sebuah tradisi dalam momen sejarah Islam
paling awal yaitu generasi Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang
terpercaya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas penyajian makalah dirumuskan kedalama
beberapa topik pentimg yaitu ;

1. Pengertian Aswaja?

2. Bagaimana sejarah menculnya paham Aswaja?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Aswaja.

2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah munculnya paham Aswaja.

BAB II PEMBAHASAN

1.4 Definisi Aswaja :


• Secara Bahasa

Ahlussunnah wal jama`ah berasal dari kata Ahlun yang berarti keluarga ,
golongan , sunnah berarti segala yang bersumber dari Nabi SAW ( perkataan ,
perbuatan , kesepakatan ) , Al jama`ah ( kelompok , golongan ,mayoritas ).

• Secara Istilah

Ahlussunah wal jama`ah adalah golongan yang mengikuti sunnah Nabi


Muhammad SAW dan ijma / kesepakatan para sahabat , tabi`in dan para ulama

2
1.5 Sejarah Aswaja:

Secara substansi faham Ahlussunnah Wal jama`ah sebenarnya adalah rasa dari
islam itu sendiri sesuai Al-qur`an dan Hadits , jadi bukan sebuah organisasi.
Namun semenjak wafat Nabi Muhammad SAW sebagai konsekuensi
perkembangan zaman dan kondisi daerah yang berbeda dan tentunya

“ hilangnya “ Nabi selaku orang yang bisa menjawab semua persoalan terkait
hukum islam , dikalangan umat islam mulai muncul perbedaan-perbedaan terkait
bagaimana hukum islam dari persoalan persoalan yang pada masa Nabi belum
pernah ada/terjadi. Hal ini yang akhirnya banyak menimbulkan perbedaan ,
perdebatan , bahkan perpecahan dikalangan itu sendiri.

Dimulai semenjak masa Khalifah Utsman bin Affan ( tahun 25-35 H ) munculah
gerakan / faham Syiah , diprakarsai oleh Abdullah bin Saba` yang berlebihan
dalam memuja sahabat Ali Karramallahu Wajhah dan ahli bait , serta membenci
para khalifah – khalifah sebelum Ali KW. Kemudian pada masa Khalifah Ali
Karramallahu Wajhah ( 35-40 H ) , selain kaum Syiah , muncul juga paham
Khawarij yang dikomandani Abdullah bin Wahab Arrasyidi yang kecewa dengan
sahabat Ali KW karena menerima tahkim ( perjanjian ) Pada masa pemerintahan
muawwiyah karena dalam proses perundingan ( TAHKIM ) yang dilakukan tidak
berdasarkan Al- Quran dan mereka lebih memilih keluar dari kedua kubu tersebut.
Demi melegitimasi kemenangan dalam proses TAHKIM dan kepentingan politik
melanggengkan kekuasaan pemerintah muawwiyah dan para pendukungnya
membuat aliran jabariyah yang berkeyakinan bahwa semua yang terjadi di dunia
ini adalah kehendak Allah SWT adanya campur tangan manusia akibat dari paham
jabariyah inilah kondisi perekonomian umat islam yang dipimpin oleh pemerintah
muawwiyah mengalami kemunduran umat islam hanya melakukan ritual
pribadatan tetapi tidak berusaha karena berkeyakinan rezeki itu sudah diatur oleh
Allah SWT dan akan datang dengan sendirinya sebagai kritik atas ajaran jabariyah
muncul faham qodariyah yang diperoleh cucu Ali Bin Abi Thalib ( Muhammad
Bin Ali Bin Muhammad Bin Ali Bin Abi Thalib ). Yang mengajar manusia
berkuasa atas dirinya tanpa campur tangan dari Allah SWT pemerintahan Bani

3
Abassiyah berprinsip bahwa manusia tidak bisa mengandalkan takdir jika i ngin
maju makan harus berubah dari dirinya sendiri, pemerintahan Abassiyah
menggunakan paham qodariyah sebagai spirit pembangunan negara yang
kemudian turunnya adalah yang kita kenal sebagai paham Mu’tazilah ini awalnya
diterapkan guna memberikan kekuatan pada manusia,bahwa manusia mempunyai
kehendak dan segala sesuatu ( termasuk ajaran agama ) harus bisa diresionalkan
/alasan sampai suatu saat ulama Mu’tazilah yakni Abu Hasan Al- Ashari
menyatakan keluar dari faham tersebut dan tidak mengikuti kedua faham yang
ekstrim yakni jabariyah dan qodariyah tetapi pada perkembangannya faham
mu’tazilah ini digunakan sebagai faham resmi pemerintahan Abassiyah dan bagi
yang tidak mau mengikuti mendapatkan hukuman bahkan sampai di bunuh. Abu
Hasan Al- Asyari memproklamasikan kembali “ Maa anna alaihi wa ashabi” yang
kemudian disebut sebagai faham Ahlusunnah wal Jama’ah. Aktualisasi faham
ASWAJA. Aswaja meliputi pemahaman dalam tiga bidang utama yakni bidang
Akidah,fikih dan Tasawwuf ke tiga nya merupakan ajaran islam yang harus
bersumber dari Al-Qur’an maupun hadist dan kemudian menjadi satu kesatuan
konsep ajaran Aswaja,kaitannya dengan pengamalan 3 sandi utama ajaran islam
dalam kehidupan sehari hari Aswaja mengikuti rumusan yang telah di gariskan
oleh ulama salaf, dalam bidang akidah atau tauhid tercerminkan dalam rumusan
yang digagas oleh Imam Alsyari dan Iman Al Maturidi, dalam masalah amalaiyah
syariat ataupun fiqih terwujudkan dengan mengikuti 4 madzahb yakni madzahb
Al Hanafi,mdzahd Al Maliki,Madzahb Syafii,Madzahb Hambali. Bidang taswauh
mengikuti imam Junaid Al Bagdadi dan Imam Al Gozali. Mendasar pada prinsip
Aswaja sebagai Man hajul Fikr yakni Tawasud(Moderat),Tasamuh(Toleran) dan
Tawazzun(Seiman) maka :

Dalam konteks berfikir Aswaja mengajarkan bahwa ada keterkaitan antara wahyu
dan akal sehingga tidak terjebak pada SKRIPTUALISME (Sexual) dan
rasionalisme(akal). Dalam konteks sosial paham Aswaja mengajarkan untuk
mengedepankan toleransi dan menghargai sesama manunisa bahkan terkait
keyakinan yang di perbolehkan hanyalah menyampaikan dan mendiealektikan
selamjutkan tergantung pada hidayah Allah SWT. Di Indonesia prinsip-prinsip
kemasyarakatan Aswaja ini kemudian dieksplisitkan oleh NU dalam Muktamar

4
Kediri (1999). Dalam Muktamar itu secara eksplisit disebutkan bahwa manhaj
Aswaja itu adalah Tawasut,Tasamuf dan Tawazun. Hasil kepitusan itu diberi judul
“Deklarasi Aswaja dan Perkembangan Sosial budaya”. Sementara dalam setiap
Anggaran dasar NU selalu disebutkan mengikuti paham Aswaja.

Selain NU di Indonesia paham Aswaja juga dikembangkan oleh organisasi-


organisasi lain. Di wilayah Sumatra ada Perti yang pernah memiliki tokoh
bernama KH Siradjuddin Abbas. Kitab-kitab yang ditulisnya, diantara 40 Masalah
agama, I’tiqad Ahlusunah waljamaah, dan Tabaqod Syafi’iyah, banyak dijadikan
rujukan kaum Aswaja diseluruh Indomnesia.

Diwilayah Nusa Tenggara Barat Ada Nahdhatul Wathan (NW)yang di dirikan


oleh tuan guru Zaenudin Abdul Madjid. NW menjadi benteng kaum Aswaja di
Wilayah timur. Selain itu juga ada Al Jam’iyah Al Washliyah di Medan, Dll.
Meski secara organisasi Para penerus Aswaja di Indonesia mengakui sebagai
sama-sama Aswaja, Tetapi dalam perilaku politik masing-masing organuisasi ini
berbeda.

BAB III PENUTUP

1.6 Kesimpulan
1. Pengertian Aswaja Ahlu Sunnah Wal Jama‟ah Secara etimologi, Aswajaberasal
dari bahasa Arab ahl artinya keluarga.Al-sunnah, berarti jalan,tabiat dan perilaku
kehidupan. Sedangkan al-jama„ah berartisekumpulan.Secara istilah (terminologi)
yang dimaksud dengan Aswaja adalah kaumyang mengikuti amaliah Nabi
Muhammad saw dan para sahabatnya.

2.Pada hakikatnya, Ahlus sunnah wal Jama”ah adalah ajaran Islam yang murni
sebagaimana diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah saw. bersamapara
sahabatnya.Dinamika Aswaja, pada akhirnya karena lahirnya ulama bernama
AbuHasan al Asyari. Ia sebelumnya pengikut Mu'tazilah setelah itu keluar.
Iamemproklamirkan paham dimana rasulullah dan sahabat berada didalamnya,
dan menyebut paham dengan sebutan Ahlus sunnah wal Jama”ah.

5
1.7 Daftar pustaka
_Nurusalam (Sutradara). (2021). Sejarah singkat Aswaja [Gambar Hidup].

Kamiliun, R. (t.thn.). Buku saku IPNU. Semarang: ADI OFFSET Semarang.

Kotimah, I. (2016). Makalah Aswaja. Dipetik 2021, dari


Https://www.academi.edu/24914985/makalah ASWAJA AHLUS SUNNAH WAL
JAMAAH

BAB 1

Anda mungkin juga menyukai